首页 > 最新文献

GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian最新文献

英文 中文
Wajah Allah yang Tersembunyi Disingkapkan: Etika Eskatologis Matius 25:31-46 sebagai Locus Allah yang Tersembunyi dalam Menyatakan Diri-Nya 上帝隐藏的面容显露出来:马太福音》25:31-46 中的末世论伦理是隐藏的上帝显明自己的焦点
Pub Date : 2024-04-22 DOI: 10.21460/gema.2024.91.1097
Carel Hot Asi Siburian, A. P. Sitanggang
AbstractMatthew 25:31-46 is a text that uniquely illustrates Jesus’ concept of the end times. The text shows that faith is not the important dimension in the end times, but attitude and deeds. The cursed and the righteous also do not know that what they “have” done is also for Jesus. This passage is not only present in the tension between faith and unknowing but also as a transformative solution for the people amid the reality of life. Through a narrative approach to Matthew 25:31-46, a construction of thinking will be built that finding the “hidden face of Jesus” is a difficult thing to do (especially for those who are “foreign”) if people do not know that Jesus revealed Himself as the lowly. In practice, the dimension of tension between faith and ignorance is very large in the search for the hidden face of Jesus which makes eschatological ethics precisely present at this time. The result of this study is that the text of Matthew 25:31-46 cannot be read as a justification for the help given to others, without maintaining the tension between faith and unknowing.AbstrakMatius 25:31-46 merupakan teks yang menggambarkan dengan unik konsep Yesus tentang akhir zaman. Teks memperlihatkan bahwa iman bukanlah dimensi penting pada akhir zaman, melainkan sikap dan perbuatan. Orang-orang terkutuk dan benar juga tidak tahu bahwa apa yang “telah” mereka lakukan ternyata juga untuk Yesus. Perikop ini tidak sekadar hadir dalam ketegangan antara iman dan ketidaktahuan, tetapi juga sebagai solusi transformatif umat di tengah realitas kehidupan. Melalui pendekatan naratif terhadap Matius 25:31-46, akan dibangun konstruksi berpikir bahwa menemukan “wajah Yesus yang tersembunyi” merupakan hal yang sulit dilakukan (terlebih kepada mereka yang “asing”) apabila orang tidakmengetahui bahwa Yesus mengungkapkan diri-Nya sebagai yang hina. Dalam praksisnya, dimensi ketegangan antara iman dan ketidaktahuan sangat besar dalam pencarian wajah Yesus yang tersembunyi yang membuat etika eskatologis justru hadir di saat ini. Hasil penelitian ini melihat bahwa teks Matius 25:31-46 tidak dapat dibaca sebagai pembenaran akan bantuan yang diberikan kepada sesama, tanpa mempertahankan ketegangan antara iman dan ketidaktahuan tersebut. 
摘要《马太福音》25:31-46 是耶稣关于末世观念的独特阐释。这段经文表明,在末世中,信仰并不是重要的方面,重要的是态度和行为。被咒诅者和义人都不知道他们 "所作的 "也是为了耶稣。这段经文不仅存在于信与不知之间的张力中,也是人们在现实生活中的变革方案。通过对《马太福音》25:31-46 的叙事方法,我们将建立一种思维建构,即如果人们不知道耶稣是以卑微者的身份显现的,那么找到 "耶稣隐藏的面容 "是一件很难的事情(尤其是对于那些 "外来的 "人)。实际上,在寻找耶稣隐秘面容的过程中,信仰与无知之间的张力是非常大的,这使得末世论伦理恰恰在这个时候出现。本研究的结果是,《马太福音》25:31-46 的文本不能被解读为给予他人帮助的正当理由,而不保持信仰与无知之间的张力。这段经文表明,在末世,信仰并不是一个重要的维度,重要的是态度和行为。被诅咒的人和义人也不知道他们 "所作的 "也是为了耶稣。这段经文不仅存在于信仰与无知之间的紧张关系中,也是人们在现实生活中的变革方案。通过对《马太福音》25:31-46 的叙事方法,我们将建立一种思维建构,即如果人们不知道耶稣是以卑微者的身份显现的,那么找到 "耶稣隐秘的面容 "是一件很难的事情(尤其是对于那些 "外来的 "人)。实际上,在寻找耶稣隐秘面容的过程中,信仰与无知之间的张力是非常大的,这使得末世伦理在这一时刻恰恰存在。这项研究的结果是,如果不保持信仰与无知之间的张力,《马太福音》25:31-46 的文本就不能被解读为给予他人帮助的理由。
{"title":"Wajah Allah yang Tersembunyi Disingkapkan: Etika Eskatologis Matius 25:31-46 sebagai Locus Allah yang Tersembunyi dalam Menyatakan Diri-Nya","authors":"Carel Hot Asi Siburian, A. P. Sitanggang","doi":"10.21460/gema.2024.91.1097","DOIUrl":"https://doi.org/10.21460/gema.2024.91.1097","url":null,"abstract":"AbstractMatthew 25:31-46 is a text that uniquely illustrates Jesus’ concept of the end times. The text shows that faith is not the important dimension in the end times, but attitude and deeds. The cursed and the righteous also do not know that what they “have” done is also for Jesus. This passage is not only present in the tension between faith and unknowing but also as a transformative solution for the people amid the reality of life. Through a narrative approach to Matthew 25:31-46, a construction of thinking will be built that finding the “hidden face of Jesus” is a difficult thing to do (especially for those who are “foreign”) if people do not know that Jesus revealed Himself as the lowly. In practice, the dimension of tension between faith and ignorance is very large in the search for the hidden face of Jesus which makes eschatological ethics precisely present at this time. The result of this study is that the text of Matthew 25:31-46 cannot be read as a justification for the help given to others, without maintaining the tension between faith and unknowing.\u0000AbstrakMatius 25:31-46 merupakan teks yang menggambarkan dengan unik konsep Yesus tentang akhir zaman. Teks memperlihatkan bahwa iman bukanlah dimensi penting pada akhir zaman, melainkan sikap dan perbuatan. Orang-orang terkutuk dan benar juga tidak tahu bahwa apa yang “telah” mereka lakukan ternyata juga untuk Yesus. Perikop ini tidak sekadar hadir dalam ketegangan antara iman dan ketidaktahuan, tetapi juga sebagai solusi transformatif umat di tengah realitas kehidupan. Melalui pendekatan naratif terhadap Matius 25:31-46, akan dibangun konstruksi berpikir bahwa menemukan “wajah Yesus yang tersembunyi” merupakan hal yang sulit dilakukan (terlebih kepada mereka yang “asing”) apabila orang tidakmengetahui bahwa Yesus mengungkapkan diri-Nya sebagai yang hina. Dalam praksisnya, dimensi ketegangan antara iman dan ketidaktahuan sangat besar dalam pencarian wajah Yesus yang tersembunyi yang membuat etika eskatologis justru hadir di saat ini. Hasil penelitian ini melihat bahwa teks Matius 25:31-46 tidak dapat dibaca sebagai pembenaran akan bantuan yang diberikan kepada sesama, tanpa mempertahankan ketegangan antara iman dan ketidaktahuan tersebut. ","PeriodicalId":327010,"journal":{"name":"GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian","volume":"95 16","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140676636","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Si Vis Pacem, Para Bellum?: Perspektif Pacifisme Kristen Si Vis Pacem, Para Bellum?: Perspektif Pacifisme Kristen
Pub Date : 2024-04-22 DOI: 10.21460/gema.2024.91.1170
P. Widjaja
AbstractWar after war has been fought on earth for centuries, without a single one succeeding in bringing true peace. However, there are still many people and state leaders, including church leaders, who believe in the truth of the proposition “Si vis pacem, para bellum”. This article shows that the proposition is problematic since it originates from the national security paradigm. This article emphasizes the need to understand peace positively and actively, as a comprehensive idea related to relations and interconnectedness between humans and between humans and the non-human natural environment. In this light, Christian pacifismcalls for the church and Christians to abandon all forms of violence, including war, as they are not in accordance with Christian ethics. It seeks peace that is based on symbiocentric paradigm, which considersnot primarily the security of oneself and one’s group exclusively, but the sustainable well-being of all life. Christian Pacifism also calls on everyone to abandon the safety net of moral certainty, for Christian Pacifism is not primarily a technical or methodological issue related to war; about which methods can be more effective in resolving conflicts. Christian pacifism is a matter of faith and repentance. Equipped with this belief, churches and Christians can embody the Pancadharma of Peace which contains the Christian virtues of hope, vulnerability, humility, patience, and empathy.AbstrakPerang demi perang telah terjadi di bumi selama berabad-abad lamanya, tanpa satu pun berhasil membawa perdamaian sejati. Namun demikian, masih banyak orang dan pemimpin negara, termasuk pemimpin gereja, yang meyakini kebenaran dalil “Si vis pacem, para bellum”. Tulisan ini menunjukkan bahwa dalil tersebut bermasalah karena bersumber dari paradigma national security. Tulisan ini menekankan perlunya  memahami perdamaian secara positif dan aktif, sebagai sebuah gagasan komprehensif terkait relasi antarmanusia dan antara manusia dan alam lingkungan non-manusia. Dalam terang itu, pacifisme Kristen memanggil gereja dan orang-orang Kristen untuk meninggalkan segala macam bentuk kekerasan, termasuk perang, karena tidak sesuai dengan etika Kristen. Pacifisme Kristen mencari upaya perdamaian yang dilandaskan pada paradigma symbiocentric yang memperhitungkan bukan terutama keamanan diri sendiri dan kelompok sendiri secara eksklusif, tetapi kesejahteraan seluruh kehidupan yang berkelanjutan. Pacifisme Kristen juga mengajak semua orang meninggalkan jaring pengaman kepastian moral, karena pacifisme Kristen bukan terutama masalah teknis atau metodologis terkait perang; tentang metode mana yang lebih efektif dalam penyelesaian konflik. Pacifisme Kristen adalah persoalan iman dan pertobatan. Berbekal keyakinan inilah gereja dan orang-orang Kristen bisa menghidupi dan membudayakan Pancadharma Perdamaian yang berisi kebajikan-kebajikan Kristiani, yaitu: pengharapan, kerentanan, kerendahan-hati, kesabaran, dan empati. 
摘要 几个世纪以来,地球上发生了一场又一场战争,但没有一场战争能带来真正的和平。然而,仍有许多人和国家领导人,包括教会领袖,相信 "Si vis pacem, para bellum"(和平就是战争)命题的真实性。本文指出,这一命题是有问题的,因为它源于国家安全范式。本文强调有必要积极主动地理解和平,将其视为与人类之间以及人类与非人类自然环境之间的关系和相互联系相关的综合理念。有鉴于此,基督教和平主义呼吁教会和基督徒放弃一切形式的暴力,包括战争,因为它们不符合基督教伦理。它所寻求的和平建立在共生中心主义范式的基础上,这种范式主要考虑的不是自身和群体的安全,而是所有生命的可持续福祉。基督教和平主义还呼吁每个人放弃道德确定性的安全网,因为基督教和平主义主要不是一个与战争有关的技术或方法问题;也不是一个关于哪种方法能更有效地解决冲突的问题。基督教和平主义是一个信仰和悔改的问题。有了这一信念,教会和基督徒就能体现和平三原则,其中包含基督教的希望、脆弱、谦卑、忍耐和同情等美德。尽管如此,包括教会领袖在内的许多人和领导人仍然相信 "Si vis pacem, para bellum "这一命题的真实性。本文指出,这一命题是有问题的,因为它源于国家安全范式。本文强调有必要积极主动地理解和平,将其视为与人类之间以及人类与非人类自然环境之间的关系相关的综合理念。有鉴于此,基督教和平主义呼吁教会和基督徒摒弃包括战争在内的一切形式的暴力,因为这不符合基督教伦理。基督教和平主义寻求以共生为中心的范式为基础的和平努力,这种范式主要考虑的不是自己和自己群体的安全,而是所有生命的可持续福祉。基督教和平主义还请每个人放弃道德确定性的安全网,因为基督教和平主义主要不是一个关于战争的技术或方法问题,也不是关于哪种方法在解决冲突方面更有效的问题。基督教和平主义是一个信仰和悔改的问题。正是基于这种信念,教会和基督徒才能生活和培养和平潘达玛,其中包含基督教的美德,即希望、脆弱、谦逊、忍耐和同情。
{"title":"Si Vis Pacem, Para Bellum?: Perspektif Pacifisme Kristen","authors":"P. Widjaja","doi":"10.21460/gema.2024.91.1170","DOIUrl":"https://doi.org/10.21460/gema.2024.91.1170","url":null,"abstract":"AbstractWar after war has been fought on earth for centuries, without a single one succeeding in bringing true peace. However, there are still many people and state leaders, including church leaders, who believe in the truth of the proposition “Si vis pacem, para bellum”. This article shows that the proposition is problematic since it originates from the national security paradigm. This article emphasizes the need to understand peace positively and actively, as a comprehensive idea related to relations and interconnectedness between humans and between humans and the non-human natural environment. In this light, Christian pacifismcalls for the church and Christians to abandon all forms of violence, including war, as they are not in accordance with Christian ethics. It seeks peace that is based on symbiocentric paradigm, which considersnot primarily the security of oneself and one’s group exclusively, but the sustainable well-being of all life. Christian Pacifism also calls on everyone to abandon the safety net of moral certainty, for Christian Pacifism is not primarily a technical or methodological issue related to war; about which methods can be more effective in resolving conflicts. Christian pacifism is a matter of faith and repentance. Equipped with this belief, churches and Christians can embody the Pancadharma of Peace which contains the Christian virtues of hope, vulnerability, humility, patience, and empathy.\u0000AbstrakPerang demi perang telah terjadi di bumi selama berabad-abad lamanya, tanpa satu pun berhasil membawa perdamaian sejati. Namun demikian, masih banyak orang dan pemimpin negara, termasuk pemimpin gereja, yang meyakini kebenaran dalil “Si vis pacem, para bellum”. Tulisan ini menunjukkan bahwa dalil tersebut bermasalah karena bersumber dari paradigma national security. Tulisan ini menekankan perlunya  memahami perdamaian secara positif dan aktif, sebagai sebuah gagasan komprehensif terkait relasi antarmanusia dan antara manusia dan alam lingkungan non-manusia. Dalam terang itu, pacifisme Kristen memanggil gereja dan orang-orang Kristen untuk meninggalkan segala macam bentuk kekerasan, termasuk perang, karena tidak sesuai dengan etika Kristen. Pacifisme Kristen mencari upaya perdamaian yang dilandaskan pada paradigma symbiocentric yang memperhitungkan bukan terutama keamanan diri sendiri dan kelompok sendiri secara eksklusif, tetapi kesejahteraan seluruh kehidupan yang berkelanjutan. Pacifisme Kristen juga mengajak semua orang meninggalkan jaring pengaman kepastian moral, karena pacifisme Kristen bukan terutama masalah teknis atau metodologis terkait perang; tentang metode mana yang lebih efektif dalam penyelesaian konflik. Pacifisme Kristen adalah persoalan iman dan pertobatan. Berbekal keyakinan inilah gereja dan orang-orang Kristen bisa menghidupi dan membudayakan Pancadharma Perdamaian yang berisi kebajikan-kebajikan Kristiani, yaitu: pengharapan, kerentanan, kerendahan-hati, kesabaran, dan empati. ","PeriodicalId":327010,"journal":{"name":"GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian","volume":"124 13","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140677846","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Resensi Buku: Worship With Teenagers: Adolescent Spirituality and Congregational Practice Resensi Buku:与青少年一起崇拜:青少年灵修与会众实践
Pub Date : 2024-04-22 DOI: 10.21460/gema.2024.91.1090
Yohana Esti Tambunan
{"title":"Resensi Buku: Worship With Teenagers: Adolescent Spirituality and Congregational Practice","authors":"Yohana Esti Tambunan","doi":"10.21460/gema.2024.91.1090","DOIUrl":"https://doi.org/10.21460/gema.2024.91.1090","url":null,"abstract":"<jats:p />","PeriodicalId":327010,"journal":{"name":"GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian","volume":"2 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140675364","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
“Akulah, Ibu Sang Raja!”: Posttraumatic Growth Penyintas Berdaya "我是国王的母亲!":获得权力的幸存者的创伤后成长
Pub Date : 2024-04-22 DOI: 10.21460/gema.2024.91.1125
Andreas Hauw
AbstractThe argument of this paper is that Bathsheba, in the stories of 2 Samuel 11-12 and 1 Kings 1:1-2:25, when read in narrative criticism emerge as an empowered survivor of sexual violence. The prophet Nathan,who became Bathsheba’s confidant, contributed to Bathsheba regaining her honor that was lost due to David’s rape. From a trauma studies perspective, Bathsheba experienced posttraumatic growth (PTG), whichis the ability to overcome post-traumatic syndrome disorder (PTSD). This paper is useful in illustrating the narrative’s strategic tactics to get out of a helpless situation. The courageous attitude in expressing bitterexperiences, good relationships with the environment, appreciation of life, the opening of new opportunities, and connection with God are factors of Bathsheba’s PTG.AbstrakArgumentasi tulisan ini adalah Batsyeba dalam kisah 2 Samuel 11-12 dan 1 Raja-raja 1:1-2:25, yang dibaca dalam kritik narasi (narrative criticism), akan tampil sebagai penyintas kekerasan seksual yang berdaya. NabiNatan, yang menjadi lingkungan terdekat Batsyeba, berkontribusi bagi Batsyeba untuk mendapatkan kembali kehormatan yang pernah hilang darinya karena rudapaksa Daud. Dalam kacamata studi trauma, Batsyeba mengalami posttraumatic growth (PTG), yaitu kemampuan mengatasi posttraumatic syndrome disorder (PTSD). Tulisan ini bermanfaat dalam menggambarkan taktik strategis narasi untuk keluar dari situasi tak berdaya. Sikap berani dalam mengungkapkan pengalaman pahit, relasi baik dengan lingkungan, penghargaan terhadap hidup, terbukanya kesempatan baru dan hubungan dengan Allah menjadi faktor PTG Batsyeba.
摘要 本文的论点是,在《撒母耳记下》11-12 章和《列王记上》1:1-2:25 章的故事中,拔示巴作为性暴力的幸存者,在叙事批评的解读中崭露头角。先知拿单成为拔示巴的知己,为拔示巴重获因大卫强奸而失去的名誉做出了贡献。从创伤研究的角度来看,拔示巴经历了创伤后成长(PTG),即克服创伤后综合症(PTSD)的能力。本文有助于说明叙事中摆脱无助处境的战略战术。本文的论点是,在《撒母耳记下》11-12 章和《列王记上》1:1-2:25 章的故事中,从叙事批评的角度解读拔示巴,会发现她是一个有能力的性暴力幸存者。先知拿单成为拔示巴最亲密的知己,他为拔示巴重获因大卫强奸而失去的荣誉做出了贡献。从创伤研究的角度来看,拔示巴经历了创伤后成长(PTG),即克服创伤后综合症(PTSD)的能力。本文有助于说明叙事摆脱无助处境的战略战术。勇敢表达痛苦经历的态度、与环境的良好关系、对生命的珍惜、新机会的开启以及与上帝的关系都是拔示巴创伤后成长的因素。
{"title":"“Akulah, Ibu Sang Raja!”: Posttraumatic Growth Penyintas Berdaya","authors":"Andreas Hauw","doi":"10.21460/gema.2024.91.1125","DOIUrl":"https://doi.org/10.21460/gema.2024.91.1125","url":null,"abstract":"AbstractThe argument of this paper is that Bathsheba, in the stories of 2 Samuel 11-12 and 1 Kings 1:1-2:25, when read in narrative criticism emerge as an empowered survivor of sexual violence. The prophet Nathan,who became Bathsheba’s confidant, contributed to Bathsheba regaining her honor that was lost due to David’s rape. From a trauma studies perspective, Bathsheba experienced posttraumatic growth (PTG), whichis the ability to overcome post-traumatic syndrome disorder (PTSD). This paper is useful in illustrating the narrative’s strategic tactics to get out of a helpless situation. The courageous attitude in expressing bitterexperiences, good relationships with the environment, appreciation of life, the opening of new opportunities, and connection with God are factors of Bathsheba’s PTG.\u0000AbstrakArgumentasi tulisan ini adalah Batsyeba dalam kisah 2 Samuel 11-12 dan 1 Raja-raja 1:1-2:25, yang dibaca dalam kritik narasi (narrative criticism), akan tampil sebagai penyintas kekerasan seksual yang berdaya. NabiNatan, yang menjadi lingkungan terdekat Batsyeba, berkontribusi bagi Batsyeba untuk mendapatkan kembali kehormatan yang pernah hilang darinya karena rudapaksa Daud. Dalam kacamata studi trauma, Batsyeba mengalami posttraumatic growth (PTG), yaitu kemampuan mengatasi posttraumatic syndrome disorder (PTSD). Tulisan ini bermanfaat dalam menggambarkan taktik strategis narasi untuk keluar dari situasi tak berdaya. Sikap berani dalam mengungkapkan pengalaman pahit, relasi baik dengan lingkungan, penghargaan terhadap hidup, terbukanya kesempatan baru dan hubungan dengan Allah menjadi faktor PTG Batsyeba.","PeriodicalId":327010,"journal":{"name":"GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian","volume":"50 26","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140675641","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Resensi Buku: Incarnate Earth: Deep Incarnation and the Face of Christ Resensi Buku:道成肉身的地球道成肉身与基督的面容
Pub Date : 2024-04-22 DOI: 10.21460/gema.2024.91.1192
Hendri Mulyana Sendjaja
Conversations about Christ or Christology are increasingly alive with the times. Many Christian theologians rethink what kind of Christology and how it can relate to and be creative for the changing context of the times. One of them is Matthew Eaton, who, through his book Incarnate Earth: Deep Incarnation and the Face of Christ, promotes a new, non-anthropocentric model of Christology, which seeks to connect with the context of the lives of the inhabitants of the Earth in facing various challenges in environmental crises.
关于基督或基督论的讨论随着时代的发展而日益活跃。许多基督教神学家重新思考什么样的基督论,以及基督论如何与不断变化的时代背景相联系并具有创造性。马修-伊顿就是其中之一:他通过《道成肉身的地球:基督的深层成肉身与基督的面貌》一书,倡导一种新的、非人类中心主义的基督论模式,力求与地球居民在面对环境危机的各种挑战时的生活背景相联系。
{"title":"Resensi Buku: Incarnate Earth: Deep Incarnation and the Face of Christ","authors":"Hendri Mulyana Sendjaja","doi":"10.21460/gema.2024.91.1192","DOIUrl":"https://doi.org/10.21460/gema.2024.91.1192","url":null,"abstract":"Conversations about Christ or Christology are increasingly alive with the times. Many Christian theologians rethink what kind of Christology and how it can relate to and be creative for the changing context of the times. One of them is Matthew Eaton, who, through his book Incarnate Earth: Deep Incarnation and the Face of Christ, promotes a new, non-anthropocentric model of Christology, which seeks to connect with the context of the lives of the inhabitants of the Earth in facing various challenges in environmental crises.","PeriodicalId":327010,"journal":{"name":"GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian","volume":"60 19","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140675586","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Sebuah Tinjauan Pastoral-Psikologis terhadap Anak Perempuan Penenun Ulos di Kabupaten Tapanuli 塔帕努利地区乌洛斯纺织女工的牧灵心理回顾
Pub Date : 2024-04-22 DOI: 10.21460/gema.2024.91.1039
Lamria Sinaga
AbstractThis article presents the dilemma of girls working as ulos weavers in North Tapanuli Regency. By using cultural, socio-economic, and pastoral psychology analysis, it is found that: ulos weaving is a gender-basedwork because it is specifically done by women; parents let their children work as ulos weavers to meet the family’s needs; forms of conformity in adolescence in Batak society are influenced by patrilineal culture. Based on these findings, a theological-psychological pastoral approach is offered which aims to free children from injustice and violence by building democratic relational relations within the family. Family counseling with the family system theory method is considered useful in helping dysfunctional families as a background of children working as weavers. The method used in this article is a qualitative research method based on working methods of literature and verbatim research as field data collection tools.AbstrakArtikel ini menyajikan fenomena dilematik anak perempuan bertenun ulos di Kabupaten Tapanuli Utara. Dengan menggunakan analisis budaya, sosial ekonomi, dan pastoral psikologi ditemukan bahwa: bertenun ulos adalah pekerjaan berbasis gender karena khusus dilakukan oleh kaum perempuan; orang tua yang membiarkan anak bertenun untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga; bentuk konformitas pada usia remaja dalam masyarakat Batak dipengaruhi oleh budaya patrilineal. Berdasarkan temuan tersebut maka ditawarkan respons berbasis pastoral teologis-psikologis yang bertujuan membebaskan anak dari ketidakadilan dan kekerasan, yaitu dengan membangun hubungan relasional demokratis di dalam keluarga. Konseling keluarga dengan metode Teori Sistem Keluarga dianggap mampu untuk menolong keluarga yangdifungsional sebagai latar belakang anak bekerja bertenun. Metode yang digunakan pada artikel ini adalah metode penelitian kualitatif berdasarkan metode kerja studi pustaka dan verbatim sebagai alat pengumpul data lapangan.
摘要 本文介绍了在北塔帕努利地区从事乌洛斯纺织工作的女孩所面临的困境。通过对文化、社会经济和牧灵心理学的分析,研究发现:乌洛丝编织是一项基于性别的工作,因为这项工作专门由妇女来完成;父母让子女从事乌洛丝编织工作是为了满足家庭的需要;巴塔克社会中青春期的顺从形式受到父系文化的影响。基于这些发现,我们提出了一种神学-心理学牧灵方法,旨在通过在家庭中建立民主的关系,使儿童摆脱不公正和暴力。采用家庭系统理论方法进行的家庭咨询被认为有助于帮助以儿童从事纺织工作为背景的功能失调家庭。本文采用的方法是定性研究方法,以文献和逐字研究的工作方法为实地数据收集工具。该论文从社会经济学和牧灵心理学的角度,分析了 "溺爱 "对儿童的影响:在性别基础上的 "孩童"(bertenun ulos adalah pekerjaan)和 "父母"(khusus dilakukan oleh kaum perempuan);"孩童"(orang tua yang membiarkan anak bertenun untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga);峇峇土著居民的 "家庭"(bentuk konformitas pada usia remaja dalam masyarakat Batak dipengaruhi oleh budaya patrilineal)。在此基础上,牧灵神学和社会学将对牧灵和社会学进行回应,从而在社区中建立民主关系枢纽。以 "圭亚那系统理论 "为基础的圭亚那社区建设将有助于提高圭亚那社区的社会影响力,使其成为当地居民的一个重要组成部分。在这篇文章中使用的测量方法是社会经济测量方法,也是研究和逐字记录数据的测量方法。
{"title":"Sebuah Tinjauan Pastoral-Psikologis terhadap Anak Perempuan Penenun Ulos di Kabupaten Tapanuli","authors":"Lamria Sinaga","doi":"10.21460/gema.2024.91.1039","DOIUrl":"https://doi.org/10.21460/gema.2024.91.1039","url":null,"abstract":"AbstractThis article presents the dilemma of girls working as ulos weavers in North Tapanuli Regency. By using cultural, socio-economic, and pastoral psychology analysis, it is found that: ulos weaving is a gender-basedwork because it is specifically done by women; parents let their children work as ulos weavers to meet the family’s needs; forms of conformity in adolescence in Batak society are influenced by patrilineal culture. Based on these findings, a theological-psychological pastoral approach is offered which aims to free children from injustice and violence by building democratic relational relations within the family. Family counseling with the family system theory method is considered useful in helping dysfunctional families as a background of children working as weavers. The method used in this article is a qualitative research method based on working methods of literature and verbatim research as field data collection tools.\u0000AbstrakArtikel ini menyajikan fenomena dilematik anak perempuan bertenun ulos di Kabupaten Tapanuli Utara. Dengan menggunakan analisis budaya, sosial ekonomi, dan pastoral psikologi ditemukan bahwa: bertenun ulos adalah pekerjaan berbasis gender karena khusus dilakukan oleh kaum perempuan; orang tua yang membiarkan anak bertenun untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga; bentuk konformitas pada usia remaja dalam masyarakat Batak dipengaruhi oleh budaya patrilineal. Berdasarkan temuan tersebut maka ditawarkan respons berbasis pastoral teologis-psikologis yang bertujuan membebaskan anak dari ketidakadilan dan kekerasan, yaitu dengan membangun hubungan relasional demokratis di dalam keluarga. Konseling keluarga dengan metode Teori Sistem Keluarga dianggap mampu untuk menolong keluarga yangdifungsional sebagai latar belakang anak bekerja bertenun. Metode yang digunakan pada artikel ini adalah metode penelitian kualitatif berdasarkan metode kerja studi pustaka dan verbatim sebagai alat pengumpul data lapangan.","PeriodicalId":327010,"journal":{"name":"GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian","volume":"77 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140675184","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Christian Mindfulness: Sebuah Spiritualitas Holistik Keseharian dalam Tradisi Buddha dan Kristen 基督教的正念:佛教和基督教传统中的日常生活整体灵性
Pub Date : 2024-04-22 DOI: 10.21460/gema.2024.91.1112
Stefanus Christian Haryono
AbstractThis article discusses the encounter of mindfulness in the modern world which are rooted in the Buddhist tradition and the Christian tradition, which is known as contemplation. The encounter of two religious’ traditions, Buddhism and Christianity, forms the basis for exploring the spiritual formation of Christian mindfulness as a holistic spirituality of daily life. Christian mindfulness becomes an interdisciplinary spirituality in the modern world and interspirituality in a plural world.AbstrakArtikel ini mendiskusikan perjumpaan mindfulness di dunia modern yang berakar pada tradisi Buddha dan tradisi Kristen, yang dikenal dengan kontemplasi. Perjumpaan dua tradisi religius, tradisi Buddha dan tradisi Kristen menjadi dasar penggalian formasi spiritual Christian mindfulness sebagai sebuah spiritualitas holistik keseharian. Christian mindfulness menjadi spiritualitas interdisipliner di dunia modern dan interspiritualitas di dunia plural.
摘要 本文讨论了植根于佛教传统和基督教传统的正念在现代世界中的相遇,即所谓的沉思。佛教和基督教两大宗教传统的相遇,构成了探讨基督教正念作为日常生活整体灵性的灵性形成的基础。基督教正念成为现代世界中的跨学科灵性和多元世界中的跨灵性.AbstrakArtikel ini mendiskusikan perjumpaan mindfulness di dunia modern yang berakar pada tradisi Buddha and tradisi Kristen, yang dikenal dengan kontemplasi.对传统宗教、传统佛陀和传统克里斯汀的研究表明,基督教正念是一种精神形式,是一种整体的宗教精神。基督教正念既是现代社会的精神跨学科,也是多元社会的精神跨学科。
{"title":"Christian Mindfulness: Sebuah Spiritualitas Holistik Keseharian dalam Tradisi Buddha dan Kristen","authors":"Stefanus Christian Haryono","doi":"10.21460/gema.2024.91.1112","DOIUrl":"https://doi.org/10.21460/gema.2024.91.1112","url":null,"abstract":"AbstractThis article discusses the encounter of mindfulness in the modern world which are rooted in the Buddhist tradition and the Christian tradition, which is known as contemplation. The encounter of two religious’ traditions, Buddhism and Christianity, forms the basis for exploring the spiritual formation of Christian mindfulness as a holistic spirituality of daily life. Christian mindfulness becomes an interdisciplinary spirituality in the modern world and interspirituality in a plural world.\u0000AbstrakArtikel ini mendiskusikan perjumpaan mindfulness di dunia modern yang berakar pada tradisi Buddha dan tradisi Kristen, yang dikenal dengan kontemplasi. Perjumpaan dua tradisi religius, tradisi Buddha dan tradisi Kristen menjadi dasar penggalian formasi spiritual Christian mindfulness sebagai sebuah spiritualitas holistik keseharian. Christian mindfulness menjadi spiritualitas interdisipliner di dunia modern dan interspiritualitas di dunia plural.","PeriodicalId":327010,"journal":{"name":"GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian","volume":"22 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140674594","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Ruang Nir-Kata bagi Luka yang Terpendam: Suara Laki-Laki Penyintas Kekerasan Seksual sebagai Sumber Berteologi Trauma 埋藏伤口的无言空间:作为创伤神学之源的性暴力男性幸存者的声音
Pub Date : 2024-04-22 DOI: 10.21460/gema.2024.91.1128
Meilina Simon Sariri, Rahyuni Daud Pori, Kevin Daniel Simorangkir
AbstractThis paper offers a wordless space as a term for the wounded space for male survivors of sexual violence. Wordless space is offered as a perspective on trauma theology from the perspective of male survivors ofsexual violence. This perspective departs from the data on sexual violence against men, which is quite high but still lacks attention from various parties. The assumption that men are the perpetrators of sexual violence, social constructions of masculinity and certain theological thinking have resulted in male survivors of sexual violence suppressing the voice of their wounds and limiting the space for the voice of their wounds. The thoughts of Annie Rogers, Cathy Caruth, and Shelly Rambo, in relation to trauma, are used to look at the traumatic experiences of male survivors of sexual violence as well as the basis for wordless space as a perspective in trauma theology.AbstrakTulisan ini menawarkan ruang nir-kata sebagai sebutan bagi ruang luka bagi laki-laki penyintas kekerasan seksual. Ruang nir-kata ditawarkan sebagai perspektif berteologi trauma dari sudut pandang laki-laki penyintas kekerasan seksual. Perspektif ini berangkat dari data kekerasan seksual pada laki-laki berada pada angka yang cukup tinggi namun masih kurang mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Anggapan tentang laki-laki adalah pelaku kekerasan seksual, konstruksi sosial tentang maskulinitas, dan pemikiran teologi tertentu telah mengakibatkan laki-laki penyintas kekerasan seksual memendam suara luka merekadan membatasi ruang bagi suara luka tersebut. Pemikiran dari Annie Rogers, Cathy Caruth, dan Shelly Rambo, dalam kaitannya dengan trauma, dipakai untuk melihat pengalaman traumatis laki-laki penyintas kekerasan seksual sekaligus landasan bagi ruang nir-kata sebagai perspektif dalam berteologi trauma.
摘要 本文提出了无言空间,作为性暴力男性幸存者受伤空间的术语。无言空间是从性暴力男性幸存者的角度来看待创伤神学的。这一视角与针对男性的性暴力数据不同,男性遭受性暴力的比例相当高,但仍然缺乏各方的关注。男性是性暴力实施者的假设、男性的社会建构以及某些神学思想,导致男性性暴力幸存者压抑自己的创伤之声,限制了他们的创伤之声的表达空间。本文以安妮-罗杰斯、凯茜-卡鲁斯和雪莉-兰博有关创伤的思想为基础,探讨性暴力男性幸存者的创伤经历以及无言空间作为创伤神学视角的基础。本文从性暴力男性幸存者的角度出发,将无言空间作为创伤神学的一个视角。这一视角与针对男性的性暴力数据不同,男性遭受性暴力的比例相当高,但仍然缺乏各方的关注。男性是性暴力实施者的假设、男性的社会建构以及某些神学思想,导致性暴力男性幸存者压抑了自己的创伤之声,限制了自己创伤之声的表达空间。安妮-罗杰斯(Annie Rogers)、凯茜-卡鲁斯(Cathy Caruth)和雪莉-兰博(Shelly Rambo)有关创伤的思想被用来研究性暴力男性幸存者的创伤经历,以及作为创伤神学观点的无言空间的基础。
{"title":"Ruang Nir-Kata bagi Luka yang Terpendam: Suara Laki-Laki Penyintas Kekerasan Seksual sebagai Sumber Berteologi Trauma","authors":"Meilina Simon Sariri, Rahyuni Daud Pori, Kevin Daniel Simorangkir","doi":"10.21460/gema.2024.91.1128","DOIUrl":"https://doi.org/10.21460/gema.2024.91.1128","url":null,"abstract":"AbstractThis paper offers a wordless space as a term for the wounded space for male survivors of sexual violence. Wordless space is offered as a perspective on trauma theology from the perspective of male survivors ofsexual violence. This perspective departs from the data on sexual violence against men, which is quite high but still lacks attention from various parties. The assumption that men are the perpetrators of sexual violence, social constructions of masculinity and certain theological thinking have resulted in male survivors of sexual violence suppressing the voice of their wounds and limiting the space for the voice of their wounds. The thoughts of Annie Rogers, Cathy Caruth, and Shelly Rambo, in relation to trauma, are used to look at the traumatic experiences of male survivors of sexual violence as well as the basis for wordless space as a perspective in trauma theology.\u0000AbstrakTulisan ini menawarkan ruang nir-kata sebagai sebutan bagi ruang luka bagi laki-laki penyintas kekerasan seksual. Ruang nir-kata ditawarkan sebagai perspektif berteologi trauma dari sudut pandang laki-laki penyintas kekerasan seksual. Perspektif ini berangkat dari data kekerasan seksual pada laki-laki berada pada angka yang cukup tinggi namun masih kurang mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Anggapan tentang laki-laki adalah pelaku kekerasan seksual, konstruksi sosial tentang maskulinitas, dan pemikiran teologi tertentu telah mengakibatkan laki-laki penyintas kekerasan seksual memendam suara luka merekadan membatasi ruang bagi suara luka tersebut. Pemikiran dari Annie Rogers, Cathy Caruth, dan Shelly Rambo, dalam kaitannya dengan trauma, dipakai untuk melihat pengalaman traumatis laki-laki penyintas kekerasan seksual sekaligus landasan bagi ruang nir-kata sebagai perspektif dalam berteologi trauma.","PeriodicalId":327010,"journal":{"name":"GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian","volume":"125 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140677690","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Kasih Kristus dan Filantropi Kristen pada Kegiatan Sega Mubeng di Pastoran Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru Yogyakarta 日惹科塔巴鲁圣安东尼帕多瓦教堂教区的 Sega Mubeng 活动中的基督之爱和基督教慈善事业
Pub Date : 2024-04-22 DOI: 10.21460/gema.2024.91.1104
Zulfatur Rofi'ah, A. Rizal
AbstractThis descriptive qualitative research aimed to determine the activities of sega mubeng at the Saint Anthony of Padua Catholic Church Presbytery, Kotabaru, Yogyakarta, as a form of Christ’s love and Christian philanthropy. Accordingly, this research collected data through interviews, field observations, and documentation. This study concluded that the goodness taught to the love of Christ in the form of loving and caring for one another by distributing rice boxes was realized in sega mubeng. In addition, sega mubeng also stands as the practice of Christian philanthropy in the form of Charity, referring to unconditional love through welfare for the recipients of rice boxes.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan sega mubeng di Pastoran Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru Yogyakarta sebagai bentuk kasih Kristus dan filantropi Kristen. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasanya kebaikan-kebaikan yang diajarkan pada kasih Kristus berupa saling mengasihi dan menyayangi dengan cara membagikan nasi bungkus yang terealisasikan dalam kegiatan ini, terutama motif daripada perasaan para relawan ketika membagikan nasi bungkus kepada kelompok sasaran. Selain itu, kegiatan sega mubeng merupakan bentuk filantropi Kristen yang berupa charity yaitu cinta tak bersyarat dengan cara menyejahterakan kelompok sasaran dengan memberikan nasi bungkus kepada mereka.
摘要 本描述性定性研究旨在确定日惹科塔巴鲁圣安东尼帕多瓦天主教会长老会的 sega mubeng 活动,作为基督之爱和基督教慈善事业的一种形式。因此,本研究通过访谈、实地观察和文献收集数据。本研究得出的结论是,基督之爱的善意教导,即通过分发米盒相互关爱的形式,在 sega mubeng 中得以实现。此外,sega mubeng 还以慈善的形式代表了基督教慈善事业的实践,指的是通过为米盒接收者提供福利来实现无条件的爱。 摘 要 本研究旨在了解日惹科塔巴鲁圣安东尼帕多瓦教堂教区的 sega mubeng 活动,它是基督之爱和基督教慈善事业的一种形式。采用的研究方法是描述性定性研究。数据收集技术是通过访谈、实地观察和文献记录。研究结果表明,通过发放大米包装袋,以互爱和同情的形式实现了基督之爱中的善意教导,尤其是志愿者在向目标群体发放大米包装袋时的感受动机。此外,"sega mubeng "活动也是基督教慈善活动的一种形式,即通过向目标群体赠送大米来改善他们的福利,从而实现无条件的爱。
{"title":"Kasih Kristus dan Filantropi Kristen pada Kegiatan Sega Mubeng di Pastoran Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru Yogyakarta","authors":"Zulfatur Rofi'ah, A. Rizal","doi":"10.21460/gema.2024.91.1104","DOIUrl":"https://doi.org/10.21460/gema.2024.91.1104","url":null,"abstract":"AbstractThis descriptive qualitative research aimed to determine the activities of sega mubeng at the Saint Anthony of Padua Catholic Church Presbytery, Kotabaru, Yogyakarta, as a form of Christ’s love and Christian philanthropy. Accordingly, this research collected data through interviews, field observations, and documentation. This study concluded that the goodness taught to the love of Christ in the form of loving and caring for one another by distributing rice boxes was realized in sega mubeng. In addition, sega mubeng also stands as the practice of Christian philanthropy in the form of Charity, referring to unconditional love through welfare for the recipients of rice boxes.\u0000AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan sega mubeng di Pastoran Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru Yogyakarta sebagai bentuk kasih Kristus dan filantropi Kristen. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasanya kebaikan-kebaikan yang diajarkan pada kasih Kristus berupa saling mengasihi dan menyayangi dengan cara membagikan nasi bungkus yang terealisasikan dalam kegiatan ini, terutama motif daripada perasaan para relawan ketika membagikan nasi bungkus kepada kelompok sasaran. Selain itu, kegiatan sega mubeng merupakan bentuk filantropi Kristen yang berupa charity yaitu cinta tak bersyarat dengan cara menyejahterakan kelompok sasaran dengan memberikan nasi bungkus kepada mereka.","PeriodicalId":327010,"journal":{"name":"GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian","volume":"31 13","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140673311","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Heteroseksual sebagai Politik Identitas: Kajian Sosio-ideologi Larangan Homoseksual dalam Imamat 18:22 melalui Perspektif LGBT 身份政治异性恋:通过LGBT的角度对同性恋的社会意识形态研究
Pub Date : 2023-04-27 DOI: 10.21460/gema.2023.81.950
Albert Parsaoran Sihotang
AbstractThis article offers a different interpretation of Leviticus 18:22, which has traditionally been seen as a scripture that forbids homosexuality. The Bible outright condemns various sexual orientations such as homosexuality, bisexuality, and bestiality; as a result, the Old Testament portrays heterosexuality as the proper sexual identity. The general reading of texts frequently devolves into pros and contras but leaves little room for other aspects of the text that can allow for a more transformative interpretation. In fact, when texts and the reality of today’s plurality in sexual orientations collide, dominant and judgmental meanings often result. Due to this, socio-ideological studies reread Leviticus 18:22 from an LGBT viewpoint in order to shed light on the Priest’s Tradition’s ideological role in promoting heterosexuality as its identity politics. This analysis gives space to the sociopolitical situation that gives the book its shape, departing fromawareness and skepticism of the existence of other realities that are not described or even repressed in the text (behind the text). Hence, it is hoped that the text’s true meaning, one that liberates prejudice via conversation and creativity, might be recovered. AbstrakArtikel ini memberikan pembacaan alternatif terhadap teks Imamat 18:22 yang selama ini cenderung dipahami sebagai teks yang mengecam homoseksual. Teks secara eksplisit menolak beragam orientasi seksual seperti homoseksual, biseksual, bestialitas; dan dengan demikian menggambarkan heteroseksual sebagai identitas seksual yang benar dalam Perjanjian Lama. Pembacaan umum terhadap teks acap kali sekadar jatuh pada persoalan pro-kontra, namun tidak memberikan ruang terhadap dimensi lain dari teks yang mungkin memberikan pembacaan yang lebih transformatif. Sebab dalam faktanya, perjumpaan teks dengan realitas keberagaman orientasi seksual di masa kini cenderung memberikan makna yang menghegemoni dan menghakimi. Untuk itu, kajian sosio-ideologis berupaya menguak peran ideologis dari Tradisi Imam yang mempropagandakan heteroseksual sebagai politik identitasnya, serta membaca ulang teks Imamat 18:22 melalui perspektif LGBT. Berangkat dari kesadaran dan kecurigaan akan adanya realitas lain yang tidak digambarkan bahkan dibungkam dalam teks, kajian ini memberikan ruang terhadap situasi sosial-politik yang membentuk teks (di balik teks). Dengan demikian, diharapkan tercapai pemulihan makna dari teks yang membebaskan prasangka secara jujur, dialogis, dan kreatif.
摘要本文对传统上被视为禁止同性恋的经文《利未记》18:22进行了不同的解读。圣经直接谴责各种性取向,如同性恋、双性恋和兽交;因此,旧约将异性恋描述为正确的性别身份。对文本的一般阅读经常演变为赞成和反对,但几乎没有给文本的其他方面留下空间,这些方面可以允许更具变革性的解释。事实上,当文本和当今性取向多元化的现实发生冲突时,往往会产生支配性和评判性的含义。因此,社会意识形态研究从LGBT的角度重新阅读利未记18:22,以阐明祭司传统在促进异性恋作为其身份政治方面的意识形态作用。这种分析为赋予这本书形状的社会政治形势提供了空间,脱离了对其他现实存在的意识和怀疑,这些现实在文本中没有被描述,甚至在文本背后被压抑。因此,希望文本的真正含义,即通过对话和创造力解放偏见,可能会恢复。【摘要】阿蒂克尔尼成员是一种可替代的宗教,伊玛目18:22 yang selama ini cenderung dipahami sebagai teks yang mengecam同性恋。男同性恋、双性恋、兽性恋;丹登甘德米克,孟甘巴坎,异恋者,异恋者,异恋者。Pembacaan umum terhadap teks acap kali sekadar jatuh pada peralan亲kontra, namun tiak成员kan ruang terhadap维度lain dari teks yang mungkin成员kan Pembacaan yang lebih transformation。中国人民民主共和国,中国人民民主共和国,中国人民民主联盟,中国人民民主联盟成员,中国人民民主联盟成员。Untuk - itu,社会意识形态berupaya menguak peran意识形态dari Tradisi Imam yang mempropagandakan hetero异性恋sebagai political identitasnya, serta membaca ulang teks Imamat 18:22 melalui perspetif LGBT。Berangkat dari kesadaran dan kecurigaan akan adanya realitas lain yang tidak digambarkan bakan dibungkam dalam teks, kajian ini成员kan ruang terhadap sitasi社会政治yang membentuk teks (di balik teks)。邓坎德米基安,迪哈拉普坎tercapai pemulihan makna dari teks yang成员baskan prasangka secara jujur,对话,dan kreatif。
{"title":"Heteroseksual sebagai Politik Identitas: Kajian Sosio-ideologi Larangan Homoseksual dalam Imamat 18:22 melalui Perspektif LGBT","authors":"Albert Parsaoran Sihotang","doi":"10.21460/gema.2023.81.950","DOIUrl":"https://doi.org/10.21460/gema.2023.81.950","url":null,"abstract":"AbstractThis article offers a different interpretation of Leviticus 18:22, which has traditionally been seen as a scripture that forbids homosexuality. The Bible outright condemns various sexual orientations such as homosexuality, bisexuality, and bestiality; as a result, the Old Testament portrays heterosexuality as the proper sexual identity. The general reading of texts frequently devolves into pros and contras but leaves little room for other aspects of the text that can allow for a more transformative interpretation. In fact, when texts and the reality of today’s plurality in sexual orientations collide, dominant and judgmental meanings often result. Due to this, socio-ideological studies reread Leviticus 18:22 from an LGBT viewpoint in order to shed light on the Priest’s Tradition’s ideological role in promoting heterosexuality as its identity politics. This analysis gives space to the sociopolitical situation that gives the book its shape, departing fromawareness and skepticism of the existence of other realities that are not described or even repressed in the text (behind the text). Hence, it is hoped that the text’s true meaning, one that liberates prejudice via conversation and creativity, might be recovered. \u0000AbstrakArtikel ini memberikan pembacaan alternatif terhadap teks Imamat 18:22 yang selama ini cenderung dipahami sebagai teks yang mengecam homoseksual. Teks secara eksplisit menolak beragam orientasi seksual seperti homoseksual, biseksual, bestialitas; dan dengan demikian menggambarkan heteroseksual sebagai identitas seksual yang benar dalam Perjanjian Lama. Pembacaan umum terhadap teks acap kali sekadar jatuh pada persoalan pro-kontra, namun tidak memberikan ruang terhadap dimensi lain dari teks yang mungkin memberikan pembacaan yang lebih transformatif. Sebab dalam faktanya, perjumpaan teks dengan realitas keberagaman orientasi seksual di masa kini cenderung memberikan makna yang menghegemoni dan menghakimi. Untuk itu, kajian sosio-ideologis berupaya menguak peran ideologis dari Tradisi Imam yang mempropagandakan heteroseksual sebagai politik identitasnya, serta membaca ulang teks Imamat 18:22 melalui perspektif LGBT. Berangkat dari kesadaran dan kecurigaan akan adanya realitas lain yang tidak digambarkan bahkan dibungkam dalam teks, kajian ini memberikan ruang terhadap situasi sosial-politik yang membentuk teks (di balik teks). Dengan demikian, diharapkan tercapai pemulihan makna dari teks yang membebaskan prasangka secara jujur, dialogis, dan kreatif.","PeriodicalId":327010,"journal":{"name":"GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian","volume":"94 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116105871","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1