S. Suparni, Yeni Mahwati, S. Hartiningsih, Winara Gorta, Sarah Ayu Tereza, Natsya Putri Mardani, Novita Alfiani
Penyakit Tidak Menular (PTM) terutama penyakit jantung, kanker, penyakit pernapasan kronis dan diabetes adalah pembunuh terbesar didunia dengan 35 juta kematian setiap tahun dan merupakan penyebab dari sekitar 60% kematian global. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Prevalensi kanker berdasarkan diagnosis dokter naik dari 1,4 permil (2013) menjadi 1,8 pemil (2018), lebih tinggi pada perempuan (2,9 permil) dibandingkan pada laki-laki (0,7 permil) (Kemenkes RI, 2019b). Prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis dokter atau minum obat anti hipertensi pada penduduk umur ≥18 Tahun menurut Provinsi, Jawa Barat 9.67% dan 9.97% di atas angka nasional 8.36 % dan 8.84% (Kemenkes RI, 2019b). Berdasarkan hasil pendatan yang dilakukan pada kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, ditemukan permasalahan yaitu cukup tingginya angka kejadian hipertensi. Selain itu jumlah kader terlatih sebagai ujung tombak upaya skrining PTM masih sangat sedikit. Dosen dan mahasiswa Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat melaksanakan kegiatan berupa pelatihan kader PTM untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian PTM. Pelatihan dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Februari 2020. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan kader mengenai PTM mengalami peningkatan setelah dilakukan pelatihan.Nilai minimum pengetahuan sebelum pelatihan adalah 9 dan nilai maksimum adalah 15 dengan nilai rata-rata sebesar 12,08 dan standar deviasi 2,253. sedangkan nilai minimum pengetahuan setelah dilakukan pelatihan adalah Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,014 < 0,05. dengan demikian dapat disimpulkan adanya perbedaan bermakna rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah pelatihan. Kader PTM telah dapat melakukan pemeriksaan kesehatan terkait dengan upaya skrining PTM. Kader terlatih ini diharapkan menjadi penggerak posbindu yang belum berjalan secara optimal. Diharapkan seluruh stakeholder (pemerintah desa setempat, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dan STIKes Dharma Hsuada Bandung dapat terus memberikan dukungan kebijakan, sarana dan prasarana agar upaya pencegahan dan pengendalian PTM terus dapat dilakukan.
{"title":"SOSIALISASI TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) PADA PELATIHAN KADER PTM","authors":"S. Suparni, Yeni Mahwati, S. Hartiningsih, Winara Gorta, Sarah Ayu Tereza, Natsya Putri Mardani, Novita Alfiani","doi":"10.38037/am.v3i1.56","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/am.v3i1.56","url":null,"abstract":"Penyakit Tidak Menular (PTM) terutama penyakit jantung, kanker, penyakit pernapasan kronis dan diabetes adalah pembunuh terbesar didunia dengan 35 juta kematian setiap tahun dan merupakan penyebab dari sekitar 60% kematian global. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Prevalensi kanker berdasarkan diagnosis dokter naik dari 1,4 permil (2013) menjadi 1,8 pemil (2018), lebih tinggi pada perempuan (2,9 permil) dibandingkan pada laki-laki (0,7 permil) (Kemenkes RI, 2019b). \u0000Prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis dokter atau minum obat anti hipertensi pada penduduk umur ≥18 Tahun menurut Provinsi, Jawa Barat 9.67% dan 9.97% di atas angka nasional 8.36 % dan 8.84% (Kemenkes RI, 2019b). \u0000Berdasarkan hasil pendatan yang dilakukan pada kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, ditemukan permasalahan yaitu cukup tingginya angka kejadian hipertensi. Selain itu jumlah kader terlatih sebagai ujung tombak upaya skrining PTM masih sangat sedikit. Dosen dan mahasiswa Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat melaksanakan kegiatan berupa pelatihan kader PTM untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian PTM. Pelatihan dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Februari 2020. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan kader mengenai PTM mengalami peningkatan setelah dilakukan pelatihan.Nilai minimum pengetahuan sebelum pelatihan adalah 9 dan nilai maksimum adalah 15 dengan nilai rata-rata sebesar 12,08 dan standar deviasi 2,253. sedangkan nilai minimum pengetahuan setelah dilakukan pelatihan adalah Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,014 < 0,05. dengan demikian dapat disimpulkan adanya perbedaan bermakna rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah pelatihan. \u0000Kader PTM telah dapat melakukan pemeriksaan kesehatan terkait dengan upaya skrining PTM. Kader terlatih ini diharapkan menjadi penggerak posbindu yang belum berjalan secara optimal. Diharapkan seluruh stakeholder (pemerintah desa setempat, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dan STIKes Dharma Hsuada Bandung dapat terus memberikan dukungan kebijakan, sarana dan prasarana agar upaya pencegahan dan pengendalian PTM terus dapat dilakukan.","PeriodicalId":332191,"journal":{"name":"Jurnal Abdi Masada","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128661393","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam pemeriksaan mata terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan objektif, dan pemeriksaan subjektif. Pemeriksaan subjektif terbagi menjadi beberapa tahapan, salah satunya adalah pemeriksaan keseimbangan binokuler. Pemerisksaan ini untuk menyeimbangkan akomodasi kedua mata setelah dikoreksi secara monokuler. Ada beberapa macam metode dalam pemeriksaan keseimbangan binokuler, dua diantaranya adalah humphriss immediate contrast dan disosiasi prisma. Dan untuk mempersingkat waktu tanpa membuang tenaga, biaya tetapi tetap memiliki hasil yang tepat dan efisien. Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk skrining dan deteksi dini penglihatan kelainan refraksi. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Laboratorium STIKes Dharma Husada Bandung dengan sasaran peserta kegiatan yaitu pasien Praktik Klinik Prodi D3 Refraksi Optisi. Hasil pada pengabdian masyarakat ini didapatkan pasien dengan kondisi mata sehat (emmetropia atau normal) yaitu 7,14%, hipermetropia 14,29%, AHC 3,57%, AMS 3,57%, AMC 46,43%, AM 3,57%, dan Presbiopia 17,86%. Berdasarkan data hasil pemeriksaan kelainan refraksi tersebut, pasien disarankan menggunakan alat rehabilitasi penglihatan berupa kacamata, dan memeriksakan kesehatan matanya secara berkala 3 sampai 6 bulan sekali ke fasilitas pelayanan kesehatan.
{"title":"PEMERIKSAAN MATA MENGGUNAKAN METODE HUMPHRISS IMMEDIATE CONTRAST PADA PEMERIKSAAN KESEIMBANGAN BINOKULER DI LABORATORIUM STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG","authors":"Dwi Sekar Laras, M. Pamungkas","doi":"10.38037/am.v2i1.26","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/am.v2i1.26","url":null,"abstract":"Dalam pemeriksaan mata terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan objektif, dan pemeriksaan subjektif. Pemeriksaan subjektif terbagi menjadi beberapa tahapan, salah satunya adalah pemeriksaan keseimbangan binokuler. Pemerisksaan ini untuk menyeimbangkan akomodasi kedua mata setelah dikoreksi secara monokuler. Ada beberapa macam metode dalam pemeriksaan keseimbangan binokuler, dua diantaranya adalah humphriss immediate contrast dan disosiasi prisma. Dan untuk mempersingkat waktu tanpa membuang tenaga, biaya tetapi tetap memiliki hasil yang tepat dan efisien. Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk skrining dan deteksi dini penglihatan kelainan refraksi. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Laboratorium STIKes Dharma Husada Bandung dengan sasaran peserta kegiatan yaitu pasien Praktik Klinik Prodi D3 Refraksi Optisi. Hasil pada pengabdian masyarakat ini didapatkan pasien dengan kondisi mata sehat (emmetropia atau normal) yaitu 7,14%, hipermetropia 14,29%, AHC 3,57%, AMS 3,57%, AMC 46,43%, AM 3,57%, dan Presbiopia 17,86%. Berdasarkan data hasil pemeriksaan kelainan refraksi tersebut, pasien disarankan menggunakan alat rehabilitasi penglihatan berupa kacamata, dan memeriksakan kesehatan matanya secara berkala 3 sampai 6 bulan sekali ke fasilitas pelayanan kesehatan.","PeriodicalId":332191,"journal":{"name":"Jurnal Abdi Masada","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128132297","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penglihatan merupakan jalur informasi utama, oleh karena itu gangguan penglihatan pada anak menyebabkan terganggunya proses belajar dan aktivitas anak disekolah. Hal itu dapat menyebabkan menurunnya kemampuan anak untuk menyerap materi pembelajaran dan berkurangnya potensi untuk meningkatkan kecerdasan.Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk skrining dan deteksi dini penglihatan serta pendidikan kesehatan tentang menjaga kesehatan mata dengan baik dan benar. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Gg Anden RW 06, Babakan Sari, Kiaracondon, Kota Bandung dengan sasaran peserta kegiatan yaitu masyarakat sekitar tempat kegiatan. Hasil pada pengabdian masyarakat ini didapatkan sebanyak 30 orang pasien yang mempunyai kondisi mata sehat (emmetropia atau normal) yaitu 6,67%, miopia 13,34%, AHS 3,33%, AHC 3,33%, AMS 6,67%, AMC 23,33%, AM 3,33%, dan Presbiopia 40,00%. Berdasarkan data hasil pemeriksaan kelainan refraksi tersebut, pasien disarankan untuk menggunakan alat rehabilitasi penglihatan berupa kacamata dan memeriksakan matanya secara rutin ke fasilitas pelayanan kesehatan.
视觉是主要的信息渠道,因此儿童的视觉障碍干扰了他们的学校学习和活动。这可能会导致儿童吸收学习材料的能力下降,智力提高的潜力降低。这种公共服务的目的是进行视力检查和早期发现,以及保持眼睛健康的健康教育。在Gg Anden RW 06, Babakan Sari,万隆,目标活动参与者是活动地点附近的社区。结果是30名眼睛健康(emmetropia, miopia 13.34%, AHS 3,33%, AHC 3,33%, pr 6,67%, AMC 2333%, AM 3,33%,老年人4000%。根据诊断折射率异常的数据,患者被建议使用眼镜的视力康复设备,并定期向卫生保健机构进行视力检查。
{"title":"KEGIATAN SKRINING DAN DETEKSI DINI PENGLIHATAN SERTA EDUKASI PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KESEHATAN MATA DI RW 06 KELURAHAN BABAKAN SARI, KIARACONDONG","authors":"Gaos Sarifudin, Vefi Afifah Sidiq","doi":"10.38037/am.v2i1.29","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/am.v2i1.29","url":null,"abstract":"Penglihatan merupakan jalur informasi utama, oleh karena itu gangguan penglihatan pada anak menyebabkan terganggunya proses belajar dan aktivitas anak disekolah. Hal itu dapat menyebabkan menurunnya kemampuan anak untuk menyerap materi pembelajaran dan berkurangnya potensi untuk meningkatkan kecerdasan.Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk skrining dan deteksi dini penglihatan serta pendidikan kesehatan tentang menjaga kesehatan mata dengan baik dan benar. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Gg Anden RW 06, Babakan Sari, Kiaracondon, Kota Bandung dengan sasaran peserta kegiatan yaitu masyarakat sekitar tempat kegiatan. Hasil pada pengabdian masyarakat ini didapatkan sebanyak 30 orang pasien yang mempunyai kondisi mata sehat (emmetropia atau normal) yaitu 6,67%, miopia 13,34%, AHS 3,33%, AHC 3,33%, AMS 6,67%, AMC 23,33%, AM 3,33%, dan Presbiopia 40,00%. Berdasarkan data hasil pemeriksaan kelainan refraksi tersebut, pasien disarankan untuk menggunakan alat rehabilitasi penglihatan berupa kacamata dan memeriksakan matanya secara rutin ke fasilitas pelayanan kesehatan.","PeriodicalId":332191,"journal":{"name":"Jurnal Abdi Masada","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122719742","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lansia merupakan kelompok yang rentan mengalami masalah kesehatan sehingga perlu diperhatikan oleh keluarga maupun lingkungan sekitar. Salah satu upaya pemberdayaan masyarakat yaitu dengan adanya Sahabat Lansia. Sahabat lansia merupakan salah satu kelompok masyarakat yang peduli terhadap kesehatan lansia dan dapat berfungsi sebagai kader kesehatan lansia. Sebagai kader kesehatan, sahabat lansia perlu dibekali pemahaman terutama mengenai keselamatan lansia karena lansia di rumah perlu dipenuhi kebutuhan keselamatannya. Tujuan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pemahaman sahabat lansia mengenai keselamatan lansia di rumah. Pengabdian masyarakat dilakukan dengan tehnik edukasi terhadap sahabat lansia. Hasil edukasi diperloha bahwa sebagian besar Sahabat Lansia memiliki pengetahuan yang baik mengenai keselamatan lansia di rumah. Disarankan Sahabat Lansia dapat melakukan edukasi kepada keluarga lansia mengenai keselamatan lansia di rumah.
{"title":"PENINGKATAN PEMAHAMAN SAHABAT LANSIA KOTA BANDUNG MENGENAI KESELAMATAN LANSIA DI RUMAH","authors":"Asri Handayani Solihin","doi":"10.38037/am.v2i1.24","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/am.v2i1.24","url":null,"abstract":"Lansia merupakan kelompok yang rentan mengalami masalah kesehatan sehingga perlu diperhatikan oleh keluarga maupun lingkungan sekitar. Salah satu upaya pemberdayaan masyarakat yaitu dengan adanya Sahabat Lansia. Sahabat lansia merupakan salah satu kelompok masyarakat yang peduli terhadap kesehatan lansia dan dapat berfungsi sebagai kader kesehatan lansia. Sebagai kader kesehatan, sahabat lansia perlu dibekali pemahaman terutama mengenai keselamatan lansia karena lansia di rumah perlu dipenuhi kebutuhan keselamatannya. Tujuan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pemahaman sahabat lansia mengenai keselamatan lansia di rumah. Pengabdian masyarakat dilakukan dengan tehnik edukasi terhadap sahabat lansia. Hasil edukasi diperloha bahwa sebagian besar Sahabat Lansia memiliki pengetahuan yang baik mengenai keselamatan lansia di rumah. Disarankan Sahabat Lansia dapat melakukan edukasi kepada keluarga lansia mengenai keselamatan lansia di rumah.","PeriodicalId":332191,"journal":{"name":"Jurnal Abdi Masada","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123476620","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengetahuan tentang Bantuan Hidup Dasar ( BHD ) atau Basic Life Support (BLS) sangat penting bagi masyarakat awam dan sangat penting bagi calon tenaga medis ataupun tenaga medis yang sudah bekerja karena kejadian kegawat daruratan dapat di jumpai di mana saja dan kapan saja. Sehingga dapat menjadi bekal untuk menolong orang lain. Bantuan hidup dasar merupakan tindakan yang bertujuan untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi organ vital pada korban henti jantung dan henti nafas dengan memberikan kompresi dada atau resusitasi jantung paru dan pemberian nafas bantuan. Tujuan dari dilakukannya pengabdian masyarakat mengenai pengenalan BHD pada masyarakat awam ini untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bantuan hidup dasar, serta diharapkan masyarakat dapat memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan pada masyarakat sekitar. Metode penyuluhan dilakukan dengan ceramah, diskusi dan demonstrasi.
{"title":"PENGENALAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA MASYARAKAT AWAM","authors":"Nurlaecci Nurlaecci, Hasbi Shopiandy","doi":"10.38037/am.v2i1.32","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/am.v2i1.32","url":null,"abstract":"Pengetahuan tentang Bantuan Hidup Dasar ( BHD ) atau Basic Life Support (BLS) sangat penting bagi masyarakat awam dan sangat penting bagi calon tenaga medis ataupun tenaga medis yang sudah bekerja karena kejadian kegawat daruratan dapat di jumpai di mana saja dan kapan saja. Sehingga dapat menjadi bekal untuk menolong orang lain. Bantuan hidup dasar merupakan tindakan yang bertujuan untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi organ vital pada korban henti jantung dan henti nafas dengan memberikan kompresi dada atau resusitasi jantung paru dan pemberian nafas bantuan. Tujuan dari dilakukannya pengabdian masyarakat mengenai pengenalan BHD pada masyarakat awam ini untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bantuan hidup dasar, serta diharapkan masyarakat dapat memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan pada masyarakat sekitar. Metode penyuluhan dilakukan dengan ceramah, diskusi dan demonstrasi.","PeriodicalId":332191,"journal":{"name":"Jurnal Abdi Masada","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127250138","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salah satu dari indera tubuh manusia yang berfungsi untuk penglihatan adalah mata. Fungsinya bagi kehidupan manusia sangat penting, namun sering kali kurang terperhatikan, sehingga banyak gangguan penglihatan pada mata yang tidak diobati yang menyebabkan sampai kebutaan. Alat rehabilitasi penglihatan yang dapat digunakan yaitu kacamata atau lensa kontak. Dalam penggunaan lensa kontak perlu dilakukan pemeriksaan kuantitas dan kualitas airmata untuk mengetahui kadar airmata pasien. Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk skrining dan deteksi dini penglihatan serta pendidikan kesehatan tentang kuantitas dan kualitas airmata. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Laboratorium STIKes Dharma Husada Bandung dengan sasaran peserta kegiatan yaitu pasien praktik klinik. Hasil pada pengabdian masyarakat ini didapatkan sebanyak 25 orang pasien yang mempunyai kondisi mata sehat (emmetropia atau normal) yaitu 4,00%, miopia 4,00%, hipermetropia 4,00%, AMS 12,00%, AMC 52,00%, AM 8,00%, dan Presbiopia 16,00%. Berdasarkan data hasil pemeriksaan tersebut, pasien disarankan menjaga kesehatan matanya terutama untuk pengguna lensa kontak untuk tetap melakukan pemeriksaan mata sesuai yang dianjurkan praktisi untuk menghindari kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi.
人体的视觉功能之一是眼睛。它对人类生命的作用是至关重要的,但往往没有得到适当的注意,导致许多未经治疗的视力障碍导致失明。矫正视力的重要工具是眼镜或隐形眼镜。在使用隐形眼镜时,需要对眼泪的数量和质量进行检查,以了解病人的眼泪水平。这种公共服务的目的是检查和早期发现,以及关于眼泪的数量和质量的健康教育。这种对社区的奉献是在达玛·胡萨达万隆的STIKes实验室进行的,该实验室的目标是临床实践患者。结果是25名眼睛健康的患者(emmetropia, miopia 4.00%,双核增生4.00%,pr 12.00%, AMC 52,00%, AM 8.00%,和Presbiopia 16.00%。根据检查结果的数据,患者被建议保持眼睛健康,特别是对使用隐形眼镜的人进行适当的眼科检查,以避免可能的并发症。
{"title":"KUANTITAS DAN KUALITAS AIRMATA PADA PASIEN SERTA KEGIATAN SKRINING, DETEKSI DINI PENGLIHATAN DI LABORATORIUM STIKES DHARMA HUSADA","authors":"Nuraisah Nuraisah, Nurwidianto Nurwidianto","doi":"10.38037/am.v2i1.31","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/am.v2i1.31","url":null,"abstract":"Salah satu dari indera tubuh manusia yang berfungsi untuk penglihatan adalah mata. Fungsinya bagi kehidupan manusia sangat penting, namun sering kali kurang terperhatikan, sehingga banyak gangguan penglihatan pada mata yang tidak diobati yang menyebabkan sampai kebutaan. Alat rehabilitasi penglihatan yang dapat digunakan yaitu kacamata atau lensa kontak. Dalam penggunaan lensa kontak perlu dilakukan pemeriksaan kuantitas dan kualitas airmata untuk mengetahui kadar airmata pasien. Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk skrining dan deteksi dini penglihatan serta pendidikan kesehatan tentang kuantitas dan kualitas airmata. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Laboratorium STIKes Dharma Husada Bandung dengan sasaran peserta kegiatan yaitu pasien praktik klinik. Hasil pada pengabdian masyarakat ini didapatkan sebanyak 25 orang pasien yang mempunyai kondisi mata sehat (emmetropia atau normal) yaitu 4,00%, miopia 4,00%, hipermetropia 4,00%, AMS 12,00%, AMC 52,00%, AM 8,00%, dan Presbiopia 16,00%. Berdasarkan data hasil pemeriksaan tersebut, pasien disarankan menjaga kesehatan matanya terutama untuk pengguna lensa kontak untuk tetap melakukan pemeriksaan mata sesuai yang dianjurkan praktisi untuk menghindari kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi.","PeriodicalId":332191,"journal":{"name":"Jurnal Abdi Masada","volume":"264 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133679168","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bermain video game dapat memicu terjadinya penurunan tajam penglihatan pada anak-anak maupun orang dewasa baik secara langsung maupun tidak langsung yang menyebabkan aktivitas melihat dekat semakin meningkat. Durasi yang dianjurkan tidak melebihi 2 jam setiap harinya. Bila terlalu lama mata terpapar layar monitor akan menyebabkan kelainan refraksi. Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk skrining dan deteksi dini penglihatan serta pendidikan kesehatan tentang dampak durasi bermain game terhadap kesehatan mata. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Al Falah Dago Kota Bandung dengan sasaran peserta kegiatan yaitu siswa, pengurus, dan masyarakat yang berada dilingkungan Pondok Pesantren. Hasil pada pengabdian masyarakat ini didapatkan pasien dengan mata normal atau emetropia yaitu sebesar 3,70%, pasien dengan kelainan refraksi astigmatisme sebesar 70,37%, dan miopia 11,11%. Adapun pasien dengan kelainan presbiopia sebesar 14,82%. Berdasarkan data hasil pemeriksaan kelainan refraksi tersebut, pasien disarankan menjaga pola penggunaan dan durasi dalam bermain gadget bagi anak atau siswa dengan tujuan menjaga kesehatan mata terutama tajam penglihatan mata.
{"title":"DAMPAK DURASI BERMAIN GAME TERHADAP KESEHATAN MATA DAN SKRINING DETEKSI DINI PENGLIHATAN DI PESANTREN AL-FALAH DAGO","authors":"Arief Witjaksono, Irfan Abdussalam","doi":"10.38037/am.v2i1.28","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/am.v2i1.28","url":null,"abstract":"Bermain video game dapat memicu terjadinya penurunan tajam penglihatan pada anak-anak maupun orang dewasa baik secara langsung maupun tidak langsung yang menyebabkan aktivitas melihat dekat semakin meningkat. Durasi yang dianjurkan tidak melebihi 2 jam setiap harinya. Bila terlalu lama mata terpapar layar monitor akan menyebabkan kelainan refraksi. Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk skrining dan deteksi dini penglihatan serta pendidikan kesehatan tentang dampak durasi bermain game terhadap kesehatan mata. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Al Falah Dago Kota Bandung dengan sasaran peserta kegiatan yaitu siswa, pengurus, dan masyarakat yang berada dilingkungan Pondok Pesantren. Hasil pada pengabdian masyarakat ini didapatkan pasien dengan mata normal atau emetropia yaitu sebesar 3,70%, pasien dengan kelainan refraksi astigmatisme sebesar 70,37%, dan miopia 11,11%. Adapun pasien dengan kelainan presbiopia sebesar 14,82%. Berdasarkan data hasil pemeriksaan kelainan refraksi tersebut, pasien disarankan menjaga pola penggunaan dan durasi dalam bermain gadget bagi anak atau siswa dengan tujuan menjaga kesehatan mata terutama tajam penglihatan mata.","PeriodicalId":332191,"journal":{"name":"Jurnal Abdi Masada","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129396752","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tuti Surtimanah, Linda Marcella, Irfan Nafis Sjamsudin
Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian pada wanita. Pada tahun 2018, kasus kanker payudara di Indonesia sebanyak 58.256 dengan 22.692 kematian. Tingginya prevalensi kanker payudara memerlukan pencegahan dan deteksi dini. Kanker payudara pada usia muda memiliki ciri klinis dan biologis yang unik dengan biologi tumor payudara yang lebih agresif dan prognosis yang buruk. Remaja putri harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang kanker payudara. Pengabdian masyarakat bertujuan meningkatkan pengetahuan siswi tentang kanker payudara dan pemeriksaan payudara sendiri. Sampel 37 siswa perempuan. Intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan melalui media video yang berisi pesan-pesan tentang kanker payudara, factor risiko, cara pencegahan, dan pemeriksaan payudara sendiri (sadari). Video dikirimkan kepada siswi melalui WhatsApp dalam bentuk google form disertai pre dan pos-tes. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar siswi belum mengetahui secara pasti pengertian kanker payudara, faktor risikonya, dan faktor pencegahannya; hanya 10,8% pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebelumnya. Terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan siswa, namun video konseling yang dikirim melalui WhatsApp memiliki efektivitas rendah dalam mengubah pengetahuan siswa. Diperlukan penyuluhan lebih lanjut dengan memutar video berulang kali disertai tanya jawab dan praktik melakukan pemeriksaan payudara sendiri oleh petugas kesehatan atau guru atau konselor sebaya yang telah dilatih terlebih dahulu. Selain itu perlu ditinjau kembali rumusan pesan dalam video agar lebih cocok untuk siswa menengah atas.
{"title":"PENYULUHAN PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA MELALUI VIDEO","authors":"Tuti Surtimanah, Linda Marcella, Irfan Nafis Sjamsudin","doi":"10.38037/am.v2i1.33","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/am.v2i1.33","url":null,"abstract":"Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian pada wanita. Pada tahun 2018, kasus kanker payudara di Indonesia sebanyak 58.256 dengan 22.692 kematian. Tingginya prevalensi kanker payudara memerlukan pencegahan dan deteksi dini. Kanker payudara pada usia muda memiliki ciri klinis dan biologis yang unik dengan biologi tumor payudara yang lebih agresif dan prognosis yang buruk. Remaja putri harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang kanker payudara. Pengabdian masyarakat bertujuan meningkatkan pengetahuan siswi tentang kanker payudara dan pemeriksaan payudara sendiri. Sampel 37 siswa perempuan. Intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan melalui media video yang berisi pesan-pesan tentang kanker payudara, factor risiko, cara pencegahan, dan pemeriksaan payudara sendiri (sadari). Video dikirimkan kepada siswi melalui WhatsApp dalam bentuk google form disertai pre dan pos-tes. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar siswi belum mengetahui secara pasti pengertian kanker payudara, faktor risikonya, dan faktor pencegahannya; hanya 10,8% pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebelumnya. Terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan siswa, namun video konseling yang dikirim melalui WhatsApp memiliki efektivitas rendah dalam mengubah pengetahuan siswa. Diperlukan penyuluhan lebih lanjut dengan memutar video berulang kali disertai tanya jawab dan praktik melakukan pemeriksaan payudara sendiri oleh petugas kesehatan atau guru atau konselor sebaya yang telah dilatih terlebih dahulu. Selain itu perlu ditinjau kembali rumusan pesan dalam video agar lebih cocok untuk siswa menengah atas.","PeriodicalId":332191,"journal":{"name":"Jurnal Abdi Masada","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130834183","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penglihatan stereopsis atau penglihatan 3 Dimensi adalah kesanggupan melihat sebuah benda (objek) dengan kedua mata yang menghasilkan kesan penglihatan tunggal dengan kedalaman akibat perbedaan yang kecil pada proyeksi benda tersebut di retina. Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk pada retina. Miopia (rabun jauh) suatu kelainan refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di depan retina, dalam kondisi tidak berakomodasi. Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk skrining dan deteksi dini penglihatan serta pendidikan kesehatan tentang penglihatan stereopsis pada pasien miopia. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Laboratorium STIKes Dharma Husada Bandung dengan sasaran peserta kegiatan yaitu Pasien Praktik Klinik refraksi Optisi STIKes Dharma Husada Bandung. Hasil pada pengabdian masyarakat ini didapatkan pasien dengan kondisi mata miopia 3,33%, hipermetropia 3,33%, miopia astigmat 6,67%, AMS 3,33%, AMC 13,33%, dan Presbiopia astigmat 43,33%. Adapun pasien dengan kelainan presbiopia sebesar 26,68%. Berdasarkan data hasil pemeriksaan kelainan refraksi tersebut, pasien disarankan untuk menggunakan kacamata koreksi secara baik dan rutin untuk memberikan hasil penglihatan stereopsis yang baik.
{"title":"PENGLIHATAN STEREOPSIS PADA PASIEN MIOPIA DAN PEMERIKSAAN MATA DI LABORATORIUM STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG","authors":"Mayarani Mayarani, Gina Mardiatul Karimah","doi":"10.38037/am.v2i1.27","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/am.v2i1.27","url":null,"abstract":"Penglihatan stereopsis atau penglihatan 3 Dimensi adalah kesanggupan melihat sebuah benda (objek) dengan kedua mata yang menghasilkan kesan penglihatan tunggal dengan kedalaman akibat perbedaan yang kecil pada proyeksi benda tersebut di retina. Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk pada retina. Miopia (rabun jauh) suatu kelainan refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di depan retina, dalam kondisi tidak berakomodasi. Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk skrining dan deteksi dini penglihatan serta pendidikan kesehatan tentang penglihatan stereopsis pada pasien miopia. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Laboratorium STIKes Dharma Husada Bandung dengan sasaran peserta kegiatan yaitu Pasien Praktik Klinik refraksi Optisi STIKes Dharma Husada Bandung. Hasil pada pengabdian masyarakat ini didapatkan pasien dengan kondisi mata miopia 3,33%, hipermetropia 3,33%, miopia astigmat 6,67%, AMS 3,33%, AMC 13,33%, dan Presbiopia astigmat 43,33%. Adapun pasien dengan kelainan presbiopia sebesar 26,68%. Berdasarkan data hasil pemeriksaan kelainan refraksi tersebut, pasien disarankan untuk menggunakan kacamata koreksi secara baik dan rutin untuk memberikan hasil penglihatan stereopsis yang baik.","PeriodicalId":332191,"journal":{"name":"Jurnal Abdi Masada","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120992318","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hafsa Hafsa, Cici Sandika, Clara Yollanda, Dede Nurjamil
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedis. Hal ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas PPPK (petugas medic atau orang awam) yang pertama melihat korban. Tujuan PPPK adalah untuk menyelamatkan jiwa atau mencegah kematian, mencegah cacat yang lebih berat, mencegah infeksi, mempertahankan daya korban sampai datangnya pertolongan lebih lanjut dan mengurangi rasa sakit serta rasa takut. Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi kecelakaan yang menimpa seseorang atau sekelompok orang. Kecelakaan bisa terjadi dimana saja seperti di rumah, di jalan, di tempat kerja bahkan di sekolah. Umumnya kecelakaan terjadi secara tiba-tiba, tanpa diduga sebelumnya dan akibat yang ditimbulkan sangat bervariasi, bisa berupa cedera ringan, sedang, berat, bahkan sampai meninggal dunia. Berdasarkan jumlah korban, kecelakaan bisa terjadi dengan satu korban, banyak korban (musibah) atau sangat banyak korban (bencana). Maka diperlukan edukasi pertolongan pertama pada kecelakaan di sekolah
{"title":"EDUKASI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI SEKOLAH","authors":"Hafsa Hafsa, Cici Sandika, Clara Yollanda, Dede Nurjamil","doi":"10.38037/am.v2i1.30","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/am.v2i1.30","url":null,"abstract":"Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedis. Hal ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas PPPK (petugas medic atau orang awam) yang pertama melihat korban. Tujuan PPPK adalah untuk menyelamatkan jiwa atau mencegah kematian, mencegah cacat yang lebih berat, mencegah infeksi, mempertahankan daya korban sampai datangnya pertolongan lebih lanjut dan mengurangi rasa sakit serta rasa takut. Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi kecelakaan yang menimpa seseorang atau sekelompok orang. Kecelakaan bisa terjadi dimana saja seperti di rumah, di jalan, di tempat kerja bahkan di sekolah. Umumnya kecelakaan terjadi secara tiba-tiba, tanpa diduga sebelumnya dan akibat yang ditimbulkan sangat bervariasi, bisa berupa cedera ringan, sedang, berat, bahkan sampai meninggal dunia. Berdasarkan jumlah korban, kecelakaan bisa terjadi dengan satu korban, banyak korban (musibah) atau sangat banyak korban (bencana). Maka diperlukan edukasi pertolongan pertama pada kecelakaan di sekolah","PeriodicalId":332191,"journal":{"name":"Jurnal Abdi Masada","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116587609","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}