Minat merupakan kemauan pada diri seseorang yang dapat dibentuk oleh kesadaran diri sendiri dan dorongan dari luar. Dengan tumbuhnya minat maka seseorang akan melakukan sesuatu dengan senang hati tanpa adanya unsur paksaan. Pengadaan perpustakaan yang didukung dengan fasilitas perpustakaan yang memadahi dan penerapan pengelolaan perpustakaan yang baik maka menumbuhkan minat baca siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fasilitas perpustakaan terhadap minat baca siswa, untuk mengetahui pengaruh pengelolaan perpustakaan terhadap minat baca siswa, dan untuk mengetahui pengaruh fasilitas dan pengelolaan perpustakaan secara bersamaan terhadap minat baca siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Ex-post Facto. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan teknik sampling non probability sampling. Populasi pada penelitian adalah siswa di MTs salafiyah syafi’iyah sejumlah 738 siswa, mengambil sampel 116 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan koesioner, menggunakan instrumen penelitian berupa angket. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, dengan melewati uji validitas, reliabelitas, uji pra syarat dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh secara parsial fasilitas perpustakaan terhadap minat baca siswa ditunjukan dengan nilai t hitung 1,995 > t tabel 1,658 dengan nilai signifikansi 0.048 < 0.05. Terdapat pengaruh secara parsial pengelolaan perpustakaan terhadap minat baca siswa ditunjukan dengan nilai t hitung 2,724 > t tabel 1,658 dengan nilai signifikansi 0.007 < 0.05, dan terdapat pengaruh secara simultan fasilitas dan pengelolaan perpustakaan terhadap minat baca siswa ditunjukan dengan nilai t hitung 11,877 > t tabel 3,075 dengan nilai signifikan 0.000 < 0.05.
{"title":"Pengaruh Fasilitas Dan pengelolaan Perpustakaan Terhadap Minat Baca Siswa Di MTs Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng Jombang","authors":"Rahayu Pratiwi, Suwandi Suwandi","doi":"10.58258/jupe.v8i2.4962","DOIUrl":"https://doi.org/10.58258/jupe.v8i2.4962","url":null,"abstract":" Minat merupakan kemauan pada diri seseorang yang dapat dibentuk oleh kesadaran diri sendiri dan dorongan dari luar. Dengan tumbuhnya minat maka seseorang akan melakukan sesuatu dengan senang hati tanpa adanya unsur paksaan. Pengadaan perpustakaan yang didukung dengan fasilitas perpustakaan yang memadahi dan penerapan pengelolaan perpustakaan yang baik maka menumbuhkan minat baca siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fasilitas perpustakaan terhadap minat baca siswa, untuk mengetahui pengaruh pengelolaan perpustakaan terhadap minat baca siswa, dan untuk mengetahui pengaruh fasilitas dan pengelolaan perpustakaan secara bersamaan terhadap minat baca siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Ex-post Facto. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan menggunakan teknik sampling non probability sampling. Populasi pada penelitian adalah siswa di MTs salafiyah syafi’iyah sejumlah 738 siswa, mengambil sampel 116 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan koesioner, menggunakan instrumen penelitian berupa angket. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, dengan melewati uji validitas, reliabelitas, uji pra syarat dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh secara parsial fasilitas perpustakaan terhadap minat baca siswa ditunjukan dengan nilai t hitung 1,995 > t tabel 1,658 dengan nilai signifikansi 0.048 < 0.05. Terdapat pengaruh secara parsial pengelolaan perpustakaan terhadap minat baca siswa ditunjukan dengan nilai t hitung 2,724 > t tabel 1,658 dengan nilai signifikansi 0.007 < 0.05, dan terdapat pengaruh secara simultan fasilitas dan pengelolaan perpustakaan terhadap minat baca siswa ditunjukan dengan nilai t hitung 11,877 > t tabel 3,075 dengan nilai signifikan 0.000 < 0.05.","PeriodicalId":335381,"journal":{"name":"JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128921924","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak. Penelitian ini membahas terkait Implementasi Budaya Religius dalam Peningkatan Kedisiplinan Siswa di MA Perguruan Mu’allimat Cukir Jombang. Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk mengembangkan kemampuan pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan. Adanya budaya menjadi sarana pembentukan perilaku siswa yang sesuai dengan nilai yang diterapkan untuk melihat perkembangan siswa atau perilaku disiplin pada siswa. Maka dari itu, pada pembahasan ini peneliti akan membahas Implementasi Budaya Religius dalam Peningkatan Kedisiplinan Siswa di MA Perguruan Mu’allimat Cukir Jombang. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi budaya religius di MA Perguruan Mu’allimat Cukir Jombang, untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan siswa di MA Perguruan Mu’allimat Cukir Jombang, dan untuk mengetahui implementasi budaya religius dalam peningkatan kedisiplinan siswa di MA Perguruan Mu’allimat Cukir Jombang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui suatu hal secara mendalam. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan Implementasi budaya religius di MA Perguruan Mu’allimat sudah berjalan dan terlaksana dengan baik mulai dari kegiatan harian dan mingguan. Peningkatan kedisiplinan di MA Perguruan Mu’allimat melalui beberapa faktor, yaitu penerapan peraturan dan tata tertib di Madrasah, adanya budaya religius, dan kegiatan ekstrakulikuler. Dan dengan di Implementasikan Budaya Religius di MA Perguruan Mu’allimat Cukir Jombang selain mendekatkan diri kepada Allah juga menjadi faktor meningkatnya kedisiplinan siswi.
{"title":"Implementasi Budaya Religius Dalam Peningkatan Kedisiplinan Siswa DI MAPM Cukir Jombang","authors":"Laily Lutfiah, Asep Kurniawan","doi":"10.58258/jupe.v8i2.4963","DOIUrl":"https://doi.org/10.58258/jupe.v8i2.4963","url":null,"abstract":"Abstrak. Penelitian ini membahas terkait Implementasi Budaya Religius dalam Peningkatan Kedisiplinan Siswa di MA Perguruan Mu’allimat Cukir Jombang. Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk mengembangkan kemampuan pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan. Adanya budaya menjadi sarana pembentukan perilaku siswa yang sesuai dengan nilai yang diterapkan untuk melihat perkembangan siswa atau perilaku disiplin pada siswa. Maka dari itu, pada pembahasan ini peneliti akan membahas Implementasi Budaya Religius dalam Peningkatan Kedisiplinan Siswa di MA Perguruan Mu’allimat Cukir Jombang. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi budaya religius di MA Perguruan Mu’allimat Cukir Jombang, untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan siswa di MA Perguruan Mu’allimat Cukir Jombang, dan untuk mengetahui implementasi budaya religius dalam peningkatan kedisiplinan siswa di MA Perguruan Mu’allimat Cukir Jombang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui suatu hal secara mendalam. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan Implementasi budaya religius di MA Perguruan Mu’allimat sudah berjalan dan terlaksana dengan baik mulai dari kegiatan harian dan mingguan. Peningkatan kedisiplinan di MA Perguruan Mu’allimat melalui beberapa faktor, yaitu penerapan peraturan dan tata tertib di Madrasah, adanya budaya religius, dan kegiatan ekstrakulikuler. Dan dengan di Implementasikan Budaya Religius di MA Perguruan Mu’allimat Cukir Jombang selain mendekatkan diri kepada Allah juga menjadi faktor meningkatnya kedisiplinan siswi.","PeriodicalId":335381,"journal":{"name":"JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123316584","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This research aimed at finding out the measurement of the level of E2DC debater’s critical thinking skill in reading newspaper and the strategy that used. There were many important things as debaters that were: make argumentation well, practice critical thinking and good public speaking as native speaker. Not only that but also you will have confidently in the classroom when you presentation and felt easier than other students. In providing evidence the debater should have good background of knowledge because that was the way to increase debaters’ critical thinking. The members of this community were trained to becoming debaters and being able to make an argumentation well and have critical thinking skills with kind of issue. The researcher identified several problems in Debaters’ critical thinking skills. In other words, a debater must have critical skills to understand the main idea from the text and can make inference by their own words. Not only that but also, they must be able to make it different between the fact, opinion and non-fact. The result of observation section. First debater was Excellent as the OG (Opening Government), the second debater was Average as the OO (Opening opposition), the third debater was Good as the CG (Closing Government) and the last or the fourth debater was Below Average as the CO (Closing Opposition). From all the percentage shows that, the percentage of using Cognitive Domain in reading skills from the four debaters is higher than Incorporating Critical Thinking.
{"title":"Debaters’ Critical Thinking Skills In Reading Text","authors":"E. Firman","doi":"10.58258/jupe.v8i2.5275","DOIUrl":"https://doi.org/10.58258/jupe.v8i2.5275","url":null,"abstract":"This research aimed at finding out the measurement of the level of E2DC debater’s critical thinking skill in reading newspaper and the strategy that used. There were many important things as debaters that were: make argumentation well, practice critical thinking and good public speaking as native speaker. Not only that but also you will have confidently in the classroom when you presentation and felt easier than other students. In providing evidence the debater should have good background of knowledge because that was the way to increase debaters’ critical thinking. The members of this community were trained to becoming debaters and being able to make an argumentation well and have critical thinking skills with kind of issue. The researcher identified several problems in Debaters’ critical thinking skills. In other words, a debater must have critical skills to understand the main idea from the text and can make inference by their own words. Not only that but also, they must be able to make it different between the fact, opinion and non-fact. The result of observation section. First debater was Excellent as the OG (Opening Government), the second debater was Average as the OO (Opening opposition), the third debater was Good as the CG (Closing Government) and the last or the fourth debater was Below Average as the CO (Closing Opposition). From all the percentage shows that, the percentage of using Cognitive Domain in reading skills from the four debaters is higher than Incorporating Critical Thinking.","PeriodicalId":335381,"journal":{"name":"JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123804560","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masyarakat masih mempercayai mitos. Kepercayaan masyarakat terhadap mitos masih kental hingga saat ini. Mitos atau mite adalah sesuatu yang berasal dari masyarakat diturunkan mulut ke mulut, generasi ke generasi, dipercayai sebagai adat yang harus dihormati. Mitos berhubungan dengan sejarah, tata karma, dan sosial. Fenomena yang sering terjadi adalah mitos mengenai keabadian, ada yang mengatakan bahwa jika mengkonsumsi air tertentu di sebuah daerah yang dipercayai akan awet muda, sembuh dari penyakit, dan dilancarkan usahanya, biasanya hal ini disebut air sumber berkah. Mitos masih bersentuhan langsung dengan masyarakat meskipun peradaban sekarang sudah lebih maju. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanda-tanda mitos keabadian pada film 17 Selamanya karya Hanung Bramantyo menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Roland Barthes membagi teorinya menjadi tiga unsur yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Tanda-tanda yang akan dicari disajikan dalam bentuk foto adegan yang dilengkapi keterangan di bawahnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif deskriptif adalah pendekatan melalui proses mendeskripsikan kata, frasa, kalimat, fenomena alam, sejarah, sosial, dan mencari narasumber untuk mendapatkan data yang diinginkan. Penelitian ini juga menggunakan teknik pendekatan hermeneutik artinya teknik yang memiliki penafsiran lebih mendalam mengenai objek yang diteliti. Hasil penelitian ini adalah tanda-tanda mitos keabadian pada film 17 Selamanya karya Hanung Bramantyo yang dihubungkan dengan fenomena atau implikasi terhadap masyarakat di Indonesia
{"title":"Tanda Mitos Keabadian Pada Film 17 Selamanya Karya Hanung Bramantyo dan Implikasinya Pada Masyarakat","authors":"Lailatin Nisfiyah, Moh. Alfian Setya Nugraha","doi":"10.58258/jupe.v8i2.5245","DOIUrl":"https://doi.org/10.58258/jupe.v8i2.5245","url":null,"abstract":"Masyarakat masih mempercayai mitos. Kepercayaan masyarakat terhadap mitos masih kental hingga saat ini. Mitos atau mite adalah sesuatu yang berasal dari masyarakat diturunkan mulut ke mulut, generasi ke generasi, dipercayai sebagai adat yang harus dihormati. Mitos berhubungan dengan sejarah, tata karma, dan sosial. Fenomena yang sering terjadi adalah mitos mengenai keabadian, ada yang mengatakan bahwa jika mengkonsumsi air tertentu di sebuah daerah yang dipercayai akan awet muda, sembuh dari penyakit, dan dilancarkan usahanya, biasanya hal ini disebut air sumber berkah. Mitos masih bersentuhan langsung dengan masyarakat meskipun peradaban sekarang sudah lebih maju. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanda-tanda mitos keabadian pada film 17 Selamanya karya Hanung Bramantyo menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Roland Barthes membagi teorinya menjadi tiga unsur yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Tanda-tanda yang akan dicari disajikan dalam bentuk foto adegan yang dilengkapi keterangan di bawahnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif deskriptif adalah pendekatan melalui proses mendeskripsikan kata, frasa, kalimat, fenomena alam, sejarah, sosial, dan mencari narasumber untuk mendapatkan data yang diinginkan. Penelitian ini juga menggunakan teknik pendekatan hermeneutik artinya teknik yang memiliki penafsiran lebih mendalam mengenai objek yang diteliti. Hasil penelitian ini adalah tanda-tanda mitos keabadian pada film 17 Selamanya karya Hanung Bramantyo yang dihubungkan dengan fenomena atau implikasi terhadap masyarakat di Indonesia","PeriodicalId":335381,"journal":{"name":"JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130223819","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. Revolutions in science and technology, changes in society, understanding how children learn, advances in communication and information media and so on give their own meaning to educational activities. This challenge is one of the important foundations of a technological approach in the management of education and learning. The development of science and technology is increasingly encouraging renewal efforts in the utilization of technological results in the learning process. Teachers are required to be able to use the tools that can be provided by the school, and it is possible that these tools are in accordance with the developments and demands of the times. Utilization of learning media is also a must for every teacher so that it helps in clarifying learning material and arousing students' interest and motivation in learning. However, in reality there are still many teachers who have not been able to utilize learning media, teachers are also less innovative and creative in using learning media, meaning that teachers cannot work in using learning media.Keywords: Teacher Problems; Utilization of Learning Media Abstrak. Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya -upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh pihak sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Pemanfaatan media pembelajaran juga merupakan suatu keharusan bagi setiap guru sehingga membantu dalam memperjelas materi pembelajaran dan membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar. Namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum mampu untuk memanfaatkan media pembelajaran, guru juga kurang inovatif dan kreatif dalam pemanfaatan media pembelajaran artinya guru belum bisa bekerja dalam menggunakan media pembelajaran.Kata Kunci : Masalah Guru; Pemanfaatan Media Pembelajaran.
摘要科学技术的革命、社会的变化、对儿童学习方式的理解、通信和信息媒体的进步等等,都给教育活动赋予了自己的意义。这一挑战是管理教育和学习的技术方法的重要基础之一。科学和技术的发展日益鼓励在学习过程中利用技术成果方面作出新的努力。要求教师能够使用学校能够提供的工具,并且这些工具有可能符合时代的发展和要求。学习媒体的使用也是每个教师必须要做的,它有助于理清学习材料,激发学生的学习兴趣和动机。然而,现实中仍然有很多教师不会使用学习媒体,教师在使用学习媒体方面也缺乏创新性和创造性,这意味着教师在使用学习媒体方面无法工作。关键词:教师问题;学习媒体的利用革命将会发生,秘鲁将会发生,秘鲁将会发生,秘鲁将会发生,秘鲁将会发生,土耳其将会发生,土耳其将会发生,俄罗斯将会发生。我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologii semakin mendoong upaya -upaya penbaharan dalam pmanfaatan hasil-hasil technologii dalam proses belajar。我的老师,我的老师,我的老师,我的老师,我的老师,我的老师,我的老师,我的老师,我的老师。pmanfaatan media pembelajaran juga merupakan suatu keharusan bagi seap guru seinga membanbanto dalam memperjelas materi pembelajanan membangkitkan minat dan motivasi sisam belajan。Namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum mampu untuk memanfaatkan media pembelajaran, guru juga kurang创新,dan kreatif dalam pmanfaatan media pembelajaran artinya guru belumbisa bekerja dalam menggunakan media pembelajaran。Kata Kunci: Masalah Guru;Pemanfaatan Media Pembelajaran。
{"title":"Problematika Guru Dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran","authors":"Yennita Sihombing, Bongguk Haloho, Ulung Napitu","doi":"10.58258/jupe.v8i2.5597","DOIUrl":"https://doi.org/10.58258/jupe.v8i2.5597","url":null,"abstract":"Abstract. Revolutions in science and technology, changes in society, understanding how children learn, advances in communication and information media and so on give their own meaning to educational activities. This challenge is one of the important foundations of a technological approach in the management of education and learning. The development of science and technology is increasingly encouraging renewal efforts in the utilization of technological results in the learning process. Teachers are required to be able to use the tools that can be provided by the school, and it is possible that these tools are in accordance with the developments and demands of the times. Utilization of learning media is also a must for every teacher so that it helps in clarifying learning material and arousing students' interest and motivation in learning. However, in reality there are still many teachers who have not been able to utilize learning media, teachers are also less innovative and creative in using learning media, meaning that teachers cannot work in using learning media.Keywords: Teacher Problems; Utilization of Learning Media Abstrak. Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya -upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh pihak sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Pemanfaatan media pembelajaran juga merupakan suatu keharusan bagi setiap guru sehingga membantu dalam memperjelas materi pembelajaran dan membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajar. Namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum mampu untuk memanfaatkan media pembelajaran, guru juga kurang inovatif dan kreatif dalam pemanfaatan media pembelajaran artinya guru belum bisa bekerja dalam menggunakan media pembelajaran.Kata Kunci : Masalah Guru; Pemanfaatan Media Pembelajaran. ","PeriodicalId":335381,"journal":{"name":"JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala","volume":"132 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115461266","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pada penelitian mendeskripsikan Penggunaan Modul Teori Graph Berbasis Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Graph Dan Jenis-Jenis Graph. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menyebarkan angket Penggunaan Modul Teori Graph Berbasis Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Graph Dan Jenis-Jenis Graph pada mahasiswa kelas A semester VI Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP Mataram Tahun Akademik 2019/2020. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah hasil angket respon mahasiswa terhadap modul pembelajaran yang digunakan. Dari hasil seluruh angket yang diberikan oleh mahasiswa dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa dari penggunaan modul graph dan jenis-jenis graph berbasis problem based learning berada pada , artinya pendapat mahasiswa terhadap penggunaan modul teori graph berbasis problem based learning pada materi graph dan jenis-jenis graph berpendapat sangat positif.
{"title":"Penggunaan Modul Teori Graph Berbasis Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Graph Dan Jenis-Jenis Graph","authors":"Eliska Juliangkary, Pujilestari Pujilestari","doi":"10.58258/jupe.v7i4.4553","DOIUrl":"https://doi.org/10.58258/jupe.v7i4.4553","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pada penelitian mendeskripsikan Penggunaan Modul Teori Graph Berbasis Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Graph Dan Jenis-Jenis Graph. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menyebarkan angket Penggunaan Modul Teori Graph Berbasis Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Graph Dan Jenis-Jenis Graph pada mahasiswa kelas A semester VI Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP Mataram Tahun Akademik 2019/2020. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah hasil angket respon mahasiswa terhadap modul pembelajaran yang digunakan. Dari hasil seluruh angket yang diberikan oleh mahasiswa dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa dari penggunaan modul graph dan jenis-jenis graph berbasis problem based learning berada pada , artinya pendapat mahasiswa terhadap penggunaan modul teori graph berbasis problem based learning pada materi graph dan jenis-jenis graph berpendapat sangat positif.","PeriodicalId":335381,"journal":{"name":"JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129033617","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan mengembangkan model pembelajaran “Kartu Detektif’ yang berbasis pendidikan karakter pada pelajaran Fisika untuk siswa sekolah menengah atas. Model pembelajaran “Kartu Detektif” diadopsi dari Model pembelajaran ASSURE dan strategi pembelajaran Team Assisted Individualization yang terdiri dari : analisis karakter peserta didik, menetapkan tujuan pembelajaran, memilih metode pembelajaran, memilih teknologi yang sesuai, dan melibatkan peserta didik agar aktif dalam pembelajaran fisika. Jenis penelitian ini adalah Research and Development (R&D) model 4D. Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : (1) eksplorasi secara teoritis dan penyusunan draft perangkat model pembelajaran fisika (2) Uji empiris, yang terdiri dari validasi ahli, uji kepraktisan, dan angket respon siswa. Hasil validasi ahli diperoleh model pembelajaran fisika yang dikembangkan valid dengan persentase pencapaian 89,5 %. Materi pembelajaran meliputi bab dinamika gerak, sub bab hukum Newton tentang gerak. Uji kepraktisan terdiri dari aspek efektif, interaktif, efisien, dan kreatif. Hasil uji kepraktisan diperoleh model pembelajaran yang dikembangkan praktis dan dikategorikan sangat baik dengan rata-rata pencapaian 81.8 %.
{"title":"PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KARTU DETEKTIF BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS","authors":"Doni Setiawan, Hana Ardya Garini, Nina - Faoziyah","doi":"10.58258/jupe.v7i4.4172","DOIUrl":"https://doi.org/10.58258/jupe.v7i4.4172","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengembangkan model pembelajaran “Kartu Detektif’ yang berbasis pendidikan karakter pada pelajaran Fisika untuk siswa sekolah menengah atas. Model pembelajaran “Kartu Detektif” diadopsi dari Model pembelajaran ASSURE dan strategi pembelajaran Team Assisted Individualization yang terdiri dari : analisis karakter peserta didik, menetapkan tujuan pembelajaran, memilih metode pembelajaran, memilih teknologi yang sesuai, dan melibatkan peserta didik agar aktif dalam pembelajaran fisika. Jenis penelitian ini adalah Research and Development (R&D) model 4D. Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : (1) eksplorasi secara teoritis dan penyusunan draft perangkat model pembelajaran fisika (2) Uji empiris, yang terdiri dari validasi ahli, uji kepraktisan, dan angket respon siswa. Hasil validasi ahli diperoleh model pembelajaran fisika yang dikembangkan valid dengan persentase pencapaian 89,5 %. Materi pembelajaran meliputi bab dinamika gerak, sub bab hukum Newton tentang gerak. Uji kepraktisan terdiri dari aspek efektif, interaktif, efisien, dan kreatif. Hasil uji kepraktisan diperoleh model pembelajaran yang dikembangkan praktis dan dikategorikan sangat baik dengan rata-rata pencapaian 81.8 %.","PeriodicalId":335381,"journal":{"name":"JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129070316","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nurhayati Nurhayati, A. Amiruddin, Juanda Juanda, Elfira Elfira
Mengajarkan berhitung di TK perlu metode yang menarik, karena pada masa ini adalah masa bermain. Storytelling dapat menjadi metode yang cocok untuk mengajarkan berhitung pada anak TK, karena storytelling mengandung unsur bermain dan humor yang mendorong anak ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kondisi di lapangan masih banyak Pembina anak TK yang belum bisa menerapkan metode yang cocok untuk mengajarkan berhitung, sehingga kegiatan belajar berhitung menjadi membosankan dan beban bagi anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil penerapan metode storytelling menggunakan media hand puppet untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak TK. Melalui bercerita anak-anak usia muda menjadi lebih tertarik dan fokus memperhatikan/menyimak yang di ajarkan, karena cerita dapat mendorong anak-anak aktif tanpa merasa dipaksa untuk belajar. Metode storytelling menggunakan hand puppet membuat proses pembelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan bagi anak-anak, karena ceritera itu bersifat fleksibel dan mengandung unsur seni, humor, serta lebih cepat menjangkau aspek kognitif, afektif dan psikomotorik anak-anak. Penelitian ini rmenggunakan pendekatan kualitatif metode studi pustaka, yakni mengkaji referensi-referensi yang relevan dengan masalah yang di teliti. Pustaka tersebur dapat berupa buku pustaka dan jurnal hasil penelitian tentang penerapan storytelling menggunakan media hand puppet untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada anak taman TK. Hasil penelitian membuktikan bahwa metode storytelling menggunakan media hand puppet dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak TK usia 4-6 tahun, anak-anak senang mendengarkan cerita, anak-anak senang bercerita dengan boneka, bercerita menimbulkan suasana belajar menjadi menarik dan menyenangkan, serta mendorong anak-anak aktif dan kreatif dalam mengembangkan imajinasi, sehingga kegiatan belajar tidak menjadi beban bahkan anak-anak lebih senang dalam belajar berhitung.
{"title":"Penerapan Metode Storytelling Menggunakan Media Hand Puppet Untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Taman Kanak-Kanak","authors":"Nurhayati Nurhayati, A. Amiruddin, Juanda Juanda, Elfira Elfira","doi":"10.58258/jupe.v7i4.4618","DOIUrl":"https://doi.org/10.58258/jupe.v7i4.4618","url":null,"abstract":"Mengajarkan berhitung di TK perlu metode yang menarik, karena pada masa ini adalah masa bermain. Storytelling dapat menjadi metode yang cocok untuk mengajarkan berhitung pada anak TK, karena storytelling mengandung unsur bermain dan humor yang mendorong anak ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kondisi di lapangan masih banyak Pembina anak TK yang belum bisa menerapkan metode yang cocok untuk mengajarkan berhitung, sehingga kegiatan belajar berhitung menjadi membosankan dan beban bagi anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil penerapan metode storytelling menggunakan media hand puppet untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak TK. Melalui bercerita anak-anak usia muda menjadi lebih tertarik dan fokus memperhatikan/menyimak yang di ajarkan, karena cerita dapat mendorong anak-anak aktif tanpa merasa dipaksa untuk belajar. Metode storytelling menggunakan hand puppet membuat proses pembelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan bagi anak-anak, karena ceritera itu bersifat fleksibel dan mengandung unsur seni, humor, serta lebih cepat menjangkau aspek kognitif, afektif dan psikomotorik anak-anak. Penelitian ini rmenggunakan pendekatan kualitatif metode studi pustaka, yakni mengkaji referensi-referensi yang relevan dengan masalah yang di teliti. Pustaka tersebur dapat berupa buku pustaka dan jurnal hasil penelitian tentang penerapan storytelling menggunakan media hand puppet untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada anak taman TK. Hasil penelitian membuktikan bahwa metode storytelling menggunakan media hand puppet dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak TK usia 4-6 tahun, anak-anak senang mendengarkan cerita, anak-anak senang bercerita dengan boneka, bercerita menimbulkan suasana belajar menjadi menarik dan menyenangkan, serta mendorong anak-anak aktif dan kreatif dalam mengembangkan imajinasi, sehingga kegiatan belajar tidak menjadi beban bahkan anak-anak lebih senang dalam belajar berhitung.","PeriodicalId":335381,"journal":{"name":"JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114838951","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Studi ini dirancang untuk memperjelas peran filsafat pendidikan dalam dunia pendidikan dan hubungan antara filsafat dan inovasi dalam materi pembelajaran bahasa Indonesia . Filosofi pendidikan adalah salah satu yang melihat pendidikan sebagai proses memanusiakan siswa , memampukannya untuk mengembangkan dan mewujudkan semua potensi bawaan mereka . Keingintahuan adalah kualitas manusia, dari situlah sains berasal. Sains adalah usaha manusia yang unik yang bertujuan untuk memperjelas realitas, memungkinkan individu untuk terhubung dengan yang lain, memulai pembicaraan dengan menyatakan orang lain, serta menjunjung tinggi martabat manusia. Akibatnya, diperlukan inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan guru di kelas, baik dari segi strategi pengajaran maupun teknologi pendidikan.Pada saat ini, pembelajaran bahasa sangat dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kemampuan bahasa Anda melalui berbagai metode dan teknik yang inovatif . Masih tidak mungkin untuk mengaitkan sesuatu yang rasional , kognitif, atau emosional kepada siswa ketika mengajar bahasa Indonesia siswa.
{"title":"Penerapan Filsafat Pendidikan Dengan Inovasi Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia","authors":"Sri Mulyani Rusli, M. Zaim","doi":"10.58258/jupe.v7i4.4543","DOIUrl":"https://doi.org/10.58258/jupe.v7i4.4543","url":null,"abstract":"Studi ini dirancang untuk memperjelas peran filsafat pendidikan dalam dunia pendidikan dan hubungan antara filsafat dan inovasi dalam materi pembelajaran bahasa Indonesia . Filosofi pendidikan adalah salah satu yang melihat pendidikan sebagai proses memanusiakan siswa , memampukannya untuk mengembangkan dan mewujudkan semua potensi bawaan mereka . Keingintahuan adalah kualitas manusia, dari situlah sains berasal. Sains adalah usaha manusia yang unik yang bertujuan untuk memperjelas realitas, memungkinkan individu untuk terhubung dengan yang lain, memulai pembicaraan dengan menyatakan orang lain, serta menjunjung tinggi martabat manusia. Akibatnya, diperlukan inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan guru di kelas, baik dari segi strategi pengajaran maupun teknologi pendidikan.Pada saat ini, pembelajaran bahasa sangat dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kemampuan bahasa Anda melalui berbagai metode dan teknik yang inovatif . Masih tidak mungkin untuk mengaitkan sesuatu yang rasional , kognitif, atau emosional kepada siswa ketika mengajar bahasa Indonesia siswa.","PeriodicalId":335381,"journal":{"name":"JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122682670","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Strategi pembelajaran yang digunakan guru akidah akhlak dalam membina karakter dengan upaya-upaya dan pembinaan-pembinaan juga pembiasaan-pembiasaan. keteteladan bagi para siswa dengan menampilkan perilaku baik, tutur kata yang baik, berpakaian yang rapi, jujur, hormat serta tegas dalam segala hal. Guru akidah akhlak juga berperan aktif untuk mengajak siswa untuk kebaikan. Guru akidah akhlakjuga memberikan arahan, bimbingan serta nasehat pada siswa untuksenantiasa melakukan kebaikan dan berakhlak terpuji.Adapun metode yang digunakan guru akidah akhlak dalam membina karaktersiswa adalah metode contoh atau modeling, teladan, pemberian nasehat, pembiasaan, dan hukuman.
{"title":"Strategi Pembelajaran Guru Akidah Akhlak dalam Membina Karakter Siswa","authors":"Syarifudin Syarifudin, Muhamad Rozi Iskandar","doi":"10.58258/jupe.v7i4.4560","DOIUrl":"https://doi.org/10.58258/jupe.v7i4.4560","url":null,"abstract":"Strategi pembelajaran yang digunakan guru akidah akhlak dalam membina karakter dengan upaya-upaya dan pembinaan-pembinaan juga pembiasaan-pembiasaan. keteteladan bagi para siswa dengan menampilkan perilaku baik, tutur kata yang baik, berpakaian yang rapi, jujur, hormat serta tegas dalam segala hal. Guru akidah akhlak juga berperan aktif untuk mengajak siswa untuk kebaikan. Guru akidah akhlakjuga memberikan arahan, bimbingan serta nasehat pada siswa untuksenantiasa melakukan kebaikan dan berakhlak terpuji.Adapun metode yang digunakan guru akidah akhlak dalam membina karaktersiswa adalah metode contoh atau modeling, teladan, pemberian nasehat, pembiasaan, dan hukuman.","PeriodicalId":335381,"journal":{"name":"JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116272141","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}