Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.31289/diversita.v7i1.4228
Intan Rahmawati, Tia Subekti, Irza Khurun’in
Posyandu hadir sebagai Unit Kesehatan Berbasis Masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan oleh, untuk, dan bersama masyarakat. Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang aktif dalam melakukan inovasi pelayanan kesehatan masyarakat melalui Posyandu. Partisipasi masyarakat melalui Posyandu sebagai bentuk dari pembangunan kesehatan yang inklusif dengan melibatkan peran aktif masyarakat serta tidak meninggalkan nilai-nilai lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model partisipasi masyarakat pada pelayanan Posyandu di Posyandu Delima Kota Malang dan Posyandu Tanjung Kota Madiun. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatifdengan teknik purposive sampling, serta menggunakan interview mendalam, observasi, dan dokumentasi pada 2 informan. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan modifikasi metode Stevick-Colaizzi-Keen dari Moustakas untuk menemukan dinamika partisipasi. Hasil penelitian ini menunjukkanadanya keterlibatan proses mental individu dalam kelompok yang melibatkan proses tanggung jawab bersama untuk mencapai tujuan kelompok yang diharapkan. Proses mental ini dipengaruhi oleh lingkungan, budaya, pengalaman, dan karakteristik organisasi, sehingga dapat menumbuhkan dan mengembangkan partisipasi individu dalam berinovasi yang dilatar belakangi oleh motivasi, ide, dorongan, gagasan, tekanan, dan kebutuhan.
{"title":"Model Partisipasi Masyarakat dengan Perspektif Psikologi pada Pelayanan Posyandu di Kota Malang dan Kota Madiun","authors":"Intan Rahmawati, Tia Subekti, Irza Khurun’in","doi":"10.31289/diversita.v7i1.4228","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/diversita.v7i1.4228","url":null,"abstract":"Posyandu hadir sebagai Unit Kesehatan Berbasis Masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan oleh, untuk, dan bersama masyarakat. Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang aktif dalam melakukan inovasi pelayanan kesehatan masyarakat melalui Posyandu. Partisipasi masyarakat melalui Posyandu sebagai bentuk dari pembangunan kesehatan yang inklusif dengan melibatkan peran aktif masyarakat serta tidak meninggalkan nilai-nilai lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model partisipasi masyarakat pada pelayanan Posyandu di Posyandu Delima Kota Malang dan Posyandu Tanjung Kota Madiun. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatifdengan teknik purposive sampling, serta menggunakan interview mendalam, observasi, dan dokumentasi pada 2 informan. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan modifikasi metode Stevick-Colaizzi-Keen dari Moustakas untuk menemukan dinamika partisipasi. Hasil penelitian ini menunjukkanadanya keterlibatan proses mental individu dalam kelompok yang melibatkan proses tanggung jawab bersama untuk mencapai tujuan kelompok yang diharapkan. Proses mental ini dipengaruhi oleh lingkungan, budaya, pengalaman, dan karakteristik organisasi, sehingga dapat menumbuhkan dan mengembangkan partisipasi individu dalam berinovasi yang dilatar belakangi oleh motivasi, ide, dorongan, gagasan, tekanan, dan kebutuhan.","PeriodicalId":33983,"journal":{"name":"Jurnal Diversita","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44235178","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.31289/diversita.v7i1.4530
Yara Andita Anastasya, Nur Afni Safarina, Safuwan Safuwan
Masa pandemi COVID-19 memunculkan banyak tantangan, salah satunya dialami oleh ibu bekerja. Ibu bekerja mengalami tantangan dalam hal membagi waktu, antara pekerjaan kantor dan pekerjaan domestik, di mana kedua hal tersebut harus selesai dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan. Satu sisi, ibu harus mengecek serta standby melihat notifikasi dari handphone terkait pekerjaan kantor, sedangkan di saat bersamaan ibu juga harus mampu menyelesaikan pekerjaan domestik seperti mengurus keperluan rumah hingga mengasuh serta merawat anak. Tentunya hal ini akan mengerucut pada satu variabel psikologis yaitu pentingnya manajemen waktu bagi ibu bekerja sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan kantor dan pekerjaan domestik dengan maksimal serta tepat waktu. Indikator seseorang mampu memaksimalkan manajemen waktu ialah ketika mampu mengatur waktu serta memprioritaskan hal penting dan menjalankannya dengan baik sehingga tidak mengalami kendala atau hambatan. Hasil penelitian berdasar hasil uji korelasi Pearson Correlation memperlihatkan nilai signifikansi (sig.) 0.206 yaitu > 0,05 maka tidak terdapat hubungan signifikan antara manajemen waktu dengan kecenderungan FoMO selama pandemi COVID-19 pada ibu bekerja.
{"title":"Hubungan antara Manajemen Waktu dengan Kecenderungan FoMO selama Pandemi COVID-19 pada Ibu Bekerja","authors":"Yara Andita Anastasya, Nur Afni Safarina, Safuwan Safuwan","doi":"10.31289/diversita.v7i1.4530","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/diversita.v7i1.4530","url":null,"abstract":"Masa pandemi COVID-19 memunculkan banyak tantangan, salah satunya dialami oleh ibu bekerja. Ibu bekerja mengalami tantangan dalam hal membagi waktu, antara pekerjaan kantor dan pekerjaan domestik, di mana kedua hal tersebut harus selesai dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan. Satu sisi, ibu harus mengecek serta standby melihat notifikasi dari handphone terkait pekerjaan kantor, sedangkan di saat bersamaan ibu juga harus mampu menyelesaikan pekerjaan domestik seperti mengurus keperluan rumah hingga mengasuh serta merawat anak. Tentunya hal ini akan mengerucut pada satu variabel psikologis yaitu pentingnya manajemen waktu bagi ibu bekerja sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan kantor dan pekerjaan domestik dengan maksimal serta tepat waktu. Indikator seseorang mampu memaksimalkan manajemen waktu ialah ketika mampu mengatur waktu serta memprioritaskan hal penting dan menjalankannya dengan baik sehingga tidak mengalami kendala atau hambatan. Hasil penelitian berdasar hasil uji korelasi Pearson Correlation memperlihatkan nilai signifikansi (sig.) 0.206 yaitu > 0,05 maka tidak terdapat hubungan signifikan antara manajemen waktu dengan kecenderungan FoMO selama pandemi COVID-19 pada ibu bekerja.","PeriodicalId":33983,"journal":{"name":"Jurnal Diversita","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48133913","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.31289/DIVERSITA.V7I1.5140
H. Hasanuddin
Penelitian ini meneliti tentang dominansi dari masing-masing tipe kecerdasan majemukr dan gaya belajar, dan keterkaitan antara masing masing tipe yang ada di gaya berpikir dan gaya belajar dan kecenderungannya dalam bentuk kategori tinggi-rendah dan sedang. Penelitian ini memakai sebanyak 526 partisipan mahasiswa yang terdiri dari 246 laki-laki dan 278 perempuan. Penelitian ni menggunakan dua inventory kecerdasan majemuk dan gaya belajar masing masing dari Gardner dan Grasha. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis Uji kai kuadrat untuk melihat interaksi antara dimensi kecerdasan majemuk yang dominan dengan gaya belajar yang dominan. Masing masing dimensi yang sudah dikategrorisasikan dalam bentuk dominan dan tidak dominan kemudian dicari relasi antara masing masing dimensi kecerdasan majemuk dan gaya belajar. Hasil yang diperoleh ada dua tipe gaya belajar yang dominan yakni kolaboratif dan kompetitif, secara kategori, kolaboratif lebih besar dengan kategori tinggi dibanding dengan kompetitif. Untuk dimensi kecerdasan majemuk dari 9 tipe yang ada hanya 3 tipe yang tidak dominan yakni, kecerdasan ruang visual, gerak badani dan musikal, Untuk tipe kecerdasan majemuk dimensi spiritual yang memiliki kategori tinggi terbesar dan terkecil adalah naturalis. Hasil analisis dengan menggunakan kai kuadrat menunjukkankan semua dimensi kecerdasan majemuk dominan memiliki pengaruh terhadap dimensi dominan yang ada pada gaya belajar.
{"title":"Gambaran Dominasi Kecerdasan Jamak dan Pengaruhnya Terhadap Gaya Belajar Mahasiswa","authors":"H. Hasanuddin","doi":"10.31289/DIVERSITA.V7I1.5140","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/DIVERSITA.V7I1.5140","url":null,"abstract":"Penelitian ini meneliti tentang dominansi dari masing-masing tipe kecerdasan majemukr dan gaya belajar, dan keterkaitan antara masing masing tipe yang ada di gaya berpikir dan gaya belajar dan kecenderungannya dalam bentuk kategori tinggi-rendah dan sedang. Penelitian ini memakai sebanyak 526 partisipan mahasiswa yang terdiri dari 246 laki-laki dan 278 perempuan. Penelitian ni menggunakan dua inventory kecerdasan majemuk dan gaya belajar masing masing dari Gardner dan Grasha. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis Uji kai kuadrat untuk melihat interaksi antara dimensi kecerdasan majemuk yang dominan dengan gaya belajar yang dominan. Masing masing dimensi yang sudah dikategrorisasikan dalam bentuk dominan dan tidak dominan kemudian dicari relasi antara masing masing dimensi kecerdasan majemuk dan gaya belajar. Hasil yang diperoleh ada dua tipe gaya belajar yang dominan yakni kolaboratif dan kompetitif, secara kategori, kolaboratif lebih besar dengan kategori tinggi dibanding dengan kompetitif. Untuk dimensi kecerdasan majemuk dari 9 tipe yang ada hanya 3 tipe yang tidak dominan yakni, kecerdasan ruang visual, gerak badani dan musikal, Untuk tipe kecerdasan majemuk dimensi spiritual yang memiliki kategori tinggi terbesar dan terkecil adalah naturalis. Hasil analisis dengan menggunakan kai kuadrat menunjukkankan semua dimensi kecerdasan majemuk dominan memiliki pengaruh terhadap dimensi dominan yang ada pada gaya belajar. ","PeriodicalId":33983,"journal":{"name":"Jurnal Diversita","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47585205","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.31289/diversita.v7i1.4442
P. Azizah, Herlina Siwi Widiana, Siti Urbayatun
Depresi merupakan penyakit medis yang cukup serius dengan prevalensi dari berbagai umur. Depresi pada pasien diabetes terjadi karena peningkatan resiko mikrovaskular dan makrovaskular dengan presentasi 15% lebih besar daripada orang tanpa diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas kriteria alat asesmen depresi pada pasien diabetes melitus, baik tipe I maupun tipe II. Alat asesmen depresi yang diuji validitas kriterianya adalah Indonesian Depression Checklist (IDC) dengan kriteria standar Center of Epidemiologic Studies Depression Checklist (CES-D). Subjek penelitian adalah 36 pasien diabetes melitus yang mengisi alat asesmen secara online. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji korelasi product moment yang dilakukan untuk mengetahui korelasi antara skor hasil asesmen dengan IDC dan CES-D. Hasil analisis data menunjukkan ada korelasi positif yang sangat signifikan antara hasil skor IDC dan CES-D. Nilai korelasi tersebut menunjukkan bahwa IDC merupakan alat asesmen yang valid untuk mengukur tingkat depresi pada pasien diabetes melitus berdasar kriteria standar CES-D. Dengan demikian IDC dapat digunakan sebagai alat asesmen depresi pada penderita diabetes melitus.
{"title":"Validitas Kriteria Asesmen Depresi pada Pasien Diabetes Melitus","authors":"P. Azizah, Herlina Siwi Widiana, Siti Urbayatun","doi":"10.31289/diversita.v7i1.4442","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/diversita.v7i1.4442","url":null,"abstract":"Depresi merupakan penyakit medis yang cukup serius dengan prevalensi dari berbagai umur. Depresi pada pasien diabetes terjadi karena peningkatan resiko mikrovaskular dan makrovaskular dengan presentasi 15% lebih besar daripada orang tanpa diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas kriteria alat asesmen depresi pada pasien diabetes melitus, baik tipe I maupun tipe II. Alat asesmen depresi yang diuji validitas kriterianya adalah Indonesian Depression Checklist (IDC) dengan kriteria standar Center of Epidemiologic Studies Depression Checklist (CES-D). Subjek penelitian adalah 36 pasien diabetes melitus yang mengisi alat asesmen secara online. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji korelasi product moment yang dilakukan untuk mengetahui korelasi antara skor hasil asesmen dengan IDC dan CES-D. Hasil analisis data menunjukkan ada korelasi positif yang sangat signifikan antara hasil skor IDC dan CES-D. Nilai korelasi tersebut menunjukkan bahwa IDC merupakan alat asesmen yang valid untuk mengukur tingkat depresi pada pasien diabetes melitus berdasar kriteria standar CES-D. Dengan demikian IDC dapat digunakan sebagai alat asesmen depresi pada penderita diabetes melitus.","PeriodicalId":33983,"journal":{"name":"Jurnal Diversita","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48938283","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.31289/diversita.v7i1.4549
Muhamad Latifun Nadzif Nadzif, Ananta Yudiarso
Kinerja karyawan merupakan hasil dari pencapaian dan usahanya yang telah dilakukan oleh karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pada pekerjaannya. Berbagai macam penelitian tentang kinerja karyawan telah dilakukan dan salah satunya stres kerja memiliki keterkaitan pada tinggi dan rendahnya kinerja seorang karyawan. Pada penelitian studi meta-analisis ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara job stress dan employee performance. Penelitian ini peneliti melakukan reviu yang melibatkan 15 studi jurnal yang berkaitan dengan job stress dan employee performance pada 10 tahun terakhir dan dengan jumlah responden sebanyak 2638. Hasil dari penelitian studi meta analisis ini menunjukkan korelasi yang small effect size sebesar r =-0,11 (95% CI= -0,337. 0,13) confidence intervalnya akan ada dengan heterogeneity = 97.1% maka meta analisis ini menggunakan random effect size. Dari hasil tersebut mengindikasikan bahwa stres kerja kurang berkorelasi secara langsung dengan kinerja seorang karyawan karena memiliki small effect size. Hal ini mengisyaratkan ada variabel-variabel lain yang memiliki nilai korelasi yang lebih besar dari pada stres kerja.
{"title":"Studi Meta-Analisis: Hubungan antara Stres Kerja dan Kinerja Karyawan","authors":"Muhamad Latifun Nadzif Nadzif, Ananta Yudiarso","doi":"10.31289/diversita.v7i1.4549","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/diversita.v7i1.4549","url":null,"abstract":"Kinerja karyawan merupakan hasil dari pencapaian dan usahanya yang telah dilakukan oleh karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pada pekerjaannya. Berbagai macam penelitian tentang kinerja karyawan telah dilakukan dan salah satunya stres kerja memiliki keterkaitan pada tinggi dan rendahnya kinerja seorang karyawan. Pada penelitian studi meta-analisis ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara job stress dan employee performance. Penelitian ini peneliti melakukan reviu yang melibatkan 15 studi jurnal yang berkaitan dengan job stress dan employee performance pada 10 tahun terakhir dan dengan jumlah responden sebanyak 2638. Hasil dari penelitian studi meta analisis ini menunjukkan korelasi yang small effect size sebesar r =-0,11 (95% CI= -0,337. 0,13) confidence intervalnya akan ada dengan heterogeneity = 97.1% maka meta analisis ini menggunakan random effect size. Dari hasil tersebut mengindikasikan bahwa stres kerja kurang berkorelasi secara langsung dengan kinerja seorang karyawan karena memiliki small effect size. Hal ini mengisyaratkan ada variabel-variabel lain yang memiliki nilai korelasi yang lebih besar dari pada stres kerja.","PeriodicalId":33983,"journal":{"name":"Jurnal Diversita","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45110699","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-02DOI: 10.31289/diversita.v6i1.3708
Christopher Christopher, Sri Linda Barus, Rianda Elvinawanty
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Iklim Organisasi dengan Persepsi Kualitas Pelayanan. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Java Global Futures Medan sebanyak 92 orang yang menggunakan teknik sampling jenuh. Data diperoleh dari skala untuk mengukur iklim organisasi dan persepsi kualitas pelayanan. Perhitungan dilakukan dengan melalui uji prasyarat analisis (uji asumsi) yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan korelasi Product Moment (Pearson Correlation) dengan bantuan SPSS 17 for Windows. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi r = 0.604, dan nilai signifikansi p = 0.000 (p < 0.05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara iklim organisasi dengan persepsi kualitas pelayanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumbangan yang diberikan variabel iklim organisasi terhadap variabel persepsi kualitas pelayanan adalah sebesar 35,6 persen, selebihnya 64,4 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima.
本研究旨在探讨组织气候与服务质量感知之间的关系。本研究采用的研究对象是PT. Java Global Futures Medan的员工,共有92人使用饱和抽样技术。数据来自于衡量组织气候和服务质量的尺度。计算是通过包括正常测试和线性测试在内的分析先决条件(假设测试)进行的。使用的数据分析是在SPSS 17的Windows支持下使用Product Moment (piss Correlation)。数据分析结果显示,该组织的气候与服务质量感知之间存在积极的联系。这项研究的结果表明,本组织对感知服务质量变量的贡献为35.6%,其余64.4%受到未研究其他因素的影响。本研究得出的结论是,所提出的假设是可以接受的。
{"title":"Hubungan Antara Persepsi Kualitas Pelayanan dengan Iklim Organisasi pada Karyawan","authors":"Christopher Christopher, Sri Linda Barus, Rianda Elvinawanty","doi":"10.31289/diversita.v6i1.3708","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/diversita.v6i1.3708","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Iklim Organisasi dengan Persepsi Kualitas Pelayanan. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Java Global Futures Medan sebanyak 92 orang yang menggunakan teknik sampling jenuh. Data diperoleh dari skala untuk mengukur iklim organisasi dan persepsi kualitas pelayanan. Perhitungan dilakukan dengan melalui uji prasyarat analisis (uji asumsi) yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan korelasi Product Moment (Pearson Correlation) dengan bantuan SPSS 17 for Windows. Hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi r = 0.604, dan nilai signifikansi p = 0.000 (p < 0.05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara iklim organisasi dengan persepsi kualitas pelayanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumbangan yang diberikan variabel iklim organisasi terhadap variabel persepsi kualitas pelayanan adalah sebesar 35,6 persen, selebihnya 64,4 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima.","PeriodicalId":33983,"journal":{"name":"Jurnal Diversita","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42216027","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-02DOI: 10.31289/diversita.v6i1.3564
Safana Isnaeni Kamilia, Johan Satria Putra
Diskriminasi sering terjadi pada etnis minoritas di Indonesia, salah satunya etnis Tionghoa. Perlakuan ini dapat menyebabkan seseorang mengalami perceived discrimination, atau anggapan dan perasaan bahwa yang bersangkutan diperlakukan buruk dan tidak sama. Sejumlah penelitian terdahulu menunjukkan perceived discrimination dapat menurunkan kualitas hidup seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran perceived discrimination terhadap kualitas hidup pada etnis Tionghoa. Alat ukur yang digunakan adalah PEDQ dan WHOQOL_BREF. Partisipan penelitian berjumlah 109 etnis Tionghoa yang bertempat tinggal di Jabodetabek dengan rentang usia 20-65 tahun, yang diambil menggunakan teknik accidental sampling. Berdasarkan hasil uji regresi, penelitian ini menunjukkan bahwa perceived discrimination memiliki peran negatif terhadap kualitas hidup pada etnis Tionghoa. Sementara itu perceived discrimination memiliki peran terhadap setiap dimensi kualitas hidup masing-masing sebesar 6,2%, 3,8%, 3,8%, dan 4,3% terhadap kualitas hidup. Diperlukan adanya intervensi kepada etnis Tionghoa yang mengalami perceived discrimination agar dapat menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang dapat mengganggu kualitas hidup dengan cara terapi kognitif, dan juga kebijakan untuk mengurangi diskriminasi itu sendiri.
{"title":"Peran Perceived Discrimination Terhadap Kualitas Hidup Etnis Tionghoa di Jabodetabek","authors":"Safana Isnaeni Kamilia, Johan Satria Putra","doi":"10.31289/diversita.v6i1.3564","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/diversita.v6i1.3564","url":null,"abstract":"Diskriminasi sering terjadi pada etnis minoritas di Indonesia, salah satunya etnis Tionghoa. Perlakuan ini dapat menyebabkan seseorang mengalami perceived discrimination, atau anggapan dan perasaan bahwa yang bersangkutan diperlakukan buruk dan tidak sama. Sejumlah penelitian terdahulu menunjukkan perceived discrimination dapat menurunkan kualitas hidup seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran perceived discrimination terhadap kualitas hidup pada etnis Tionghoa. Alat ukur yang digunakan adalah PEDQ dan WHOQOL_BREF. Partisipan penelitian berjumlah 109 etnis Tionghoa yang bertempat tinggal di Jabodetabek dengan rentang usia 20-65 tahun, yang diambil menggunakan teknik accidental sampling. Berdasarkan hasil uji regresi, penelitian ini menunjukkan bahwa perceived discrimination memiliki peran negatif terhadap kualitas hidup pada etnis Tionghoa. Sementara itu perceived discrimination memiliki peran terhadap setiap dimensi kualitas hidup masing-masing sebesar 6,2%, 3,8%, 3,8%, dan 4,3% terhadap kualitas hidup. Diperlukan adanya intervensi kepada etnis Tionghoa yang mengalami perceived discrimination agar dapat menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang dapat mengganggu kualitas hidup dengan cara terapi kognitif, dan juga kebijakan untuk mengurangi diskriminasi itu sendiri.","PeriodicalId":33983,"journal":{"name":"Jurnal Diversita","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44064757","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-02DOI: 10.31289/diversita.v6i1.2894
Suryani Hardjo, S. Aisyah, Sri Mayasari
Psychological well being merupakan unsur penting yang perlu ditumbuhkan pada individu agar dapat menguatkan keterikatan secara penuh dalam menghadapi tanggung jawab dan mencapai potensinya. Konsep Psychological well being telah dimulai sejak tahun 2006 pada International School Psychology Association (ISPA), dengan membentuk kerangka konseptual untuk Mempromosikan Kesejahteraan Psikologis secara global dimulai dengan pertemuan psikolog sekolah/pendidikan pada 12 negara, salah satu program ini adalah memandang penting kesejahteraan psikologis anak/remaja untuk meningkatkan potensi yang dimiliki individu secara bervariasi dalam budaya dan bahasa pada pandangan dunia yang lebih luas. Ketercapaian Psychological well being ditandai dengan berfungsinya aspek-aspek psikologis positif dalam prosesnya mencapai aktualisasi diri. Psychological well being akan dicapai individu apabila dia mampu mencapai atau mewujudkan kebahagiaan disertai pemaknaan hidup. Makna dalam hidup mengacu pada gagasan bahwa individu itu sangat termotivasi untuk menemukan makna dalam hidup mereka, yaitu untuk dapat memahami sifat keberadaan pribadi mereka, dan pentingnya rasa/suasana dan terarah/penuh arti. Filsafat makna dalam hidup didasarkan pada asumsi bahwa hidup memiliki makna tanpa syarat yang tidak bisa lenyap dalam keadaan apa pun. Makna hidup memainkan peran utama dalam menjaga kesehatan mental yang positif dan pencapaian Psychological well being.
{"title":"Bagaimana Psychological well being Pada Remaja ? Sebuah Analisis Berkaitan Dengan Faktor Meaning In Life","authors":"Suryani Hardjo, S. Aisyah, Sri Mayasari","doi":"10.31289/diversita.v6i1.2894","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/diversita.v6i1.2894","url":null,"abstract":"Psychological well being merupakan unsur penting yang perlu ditumbuhkan pada individu agar dapat menguatkan keterikatan secara penuh dalam menghadapi tanggung jawab dan mencapai potensinya. Konsep Psychological well being telah dimulai sejak tahun 2006 pada International School Psychology Association (ISPA), dengan membentuk kerangka konseptual untuk Mempromosikan Kesejahteraan Psikologis secara global dimulai dengan pertemuan psikolog sekolah/pendidikan pada 12 negara, salah satu program ini adalah memandang penting kesejahteraan psikologis anak/remaja untuk meningkatkan potensi yang dimiliki individu secara bervariasi dalam budaya dan bahasa pada pandangan dunia yang lebih luas. Ketercapaian Psychological well being ditandai dengan berfungsinya aspek-aspek psikologis positif dalam prosesnya mencapai aktualisasi diri. Psychological well being akan dicapai individu apabila dia mampu mencapai atau mewujudkan kebahagiaan disertai pemaknaan hidup. Makna dalam hidup mengacu pada gagasan bahwa individu itu sangat termotivasi untuk menemukan makna dalam hidup mereka, yaitu untuk dapat memahami sifat keberadaan pribadi mereka, dan pentingnya rasa/suasana dan terarah/penuh arti. Filsafat makna dalam hidup didasarkan pada asumsi bahwa hidup memiliki makna tanpa syarat yang tidak bisa lenyap dalam keadaan apa pun. Makna hidup memainkan peran utama dalam menjaga kesehatan mental yang positif dan pencapaian Psychological well being.","PeriodicalId":33983,"journal":{"name":"Jurnal Diversita","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44031763","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-02DOI: 10.31289/diversita.v6i1.3234
Puji Gufron Rhodes, Alice Salendu
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa peran managerial openness sebagai mediator pada hubungan antara ethical organizational culture dan burnout pada karyawan di Organisasi XYZ sebagai salah satu institusi pemerintah Indonesia yang bergerak di bidang keuangan. Penelitian dilakukan pada 113 karyawan di Organisasi XYZ dengan menggunakan metode self-report survey. Penelitian dilakukan dengan melakukan proses adaptasi kepada 3 instrumen yang digunakan, yaitu: ethical organizational culture diukur dengan mengadaptasi skala CEVMS – Short Form (CEVMS-SF) milik DeBode dkk (2013), dengan jumlah 32 item dan memiliki nilai reliabilitas 0,89; burnout diukur dengan mengadaptasi 9 item Bergen inventory (BBI-9) dari Feldt dkk (2014), dengan nilai reliabilitas 0,91; dan managerial openness diukur dengan mengadaptasi skala dari Ashford dkk (1998), dengan jumlah 6 item dan reliabilitas 0,75. Pada penelitian ini didapatkan bahwa managerial openness berhasil memediasi secara parsial hubungan antara ethical organizational culture dengan burnout dengan nilai BootLLCI= 0,02 dan BootULCI= 0,12. Artinya, ethical organizational culture melalui managerial openness memiliki peran yang besar dalam menghambat pembentukan burnout pada karyawan di organisasi.
{"title":"Hubungan antara Ethical Organizational Culture dengan Burnout: Peran Mediasi Managerial openness","authors":"Puji Gufron Rhodes, Alice Salendu","doi":"10.31289/diversita.v6i1.3234","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/diversita.v6i1.3234","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa peran managerial openness sebagai mediator pada hubungan antara ethical organizational culture dan burnout pada karyawan di Organisasi XYZ sebagai salah satu institusi pemerintah Indonesia yang bergerak di bidang keuangan. Penelitian dilakukan pada 113 karyawan di Organisasi XYZ dengan menggunakan metode self-report survey. Penelitian dilakukan dengan melakukan proses adaptasi kepada 3 instrumen yang digunakan, yaitu: ethical organizational culture diukur dengan mengadaptasi skala CEVMS – Short Form (CEVMS-SF) milik DeBode dkk (2013), dengan jumlah 32 item dan memiliki nilai reliabilitas 0,89; burnout diukur dengan mengadaptasi 9 item Bergen inventory (BBI-9) dari Feldt dkk (2014), dengan nilai reliabilitas 0,91; dan managerial openness diukur dengan mengadaptasi skala dari Ashford dkk (1998), dengan jumlah 6 item dan reliabilitas 0,75. Pada penelitian ini didapatkan bahwa managerial openness berhasil memediasi secara parsial hubungan antara ethical organizational culture dengan burnout dengan nilai BootLLCI= 0,02 dan BootULCI= 0,12. Artinya, ethical organizational culture melalui managerial openness memiliki peran yang besar dalam menghambat pembentukan burnout pada karyawan di organisasi.","PeriodicalId":33983,"journal":{"name":"Jurnal Diversita","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45657814","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-02DOI: 10.31289/diversita.v6i1.3035
Eukaristianica Theofani
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang wanita dan akan terasa semakin berat ketika kehamilan tersebut tidak diinginkan. Hal ini dikarenakan kehamilan yang tidak diinginkan berhubungan dengan banyak konsekuensi negatif, seperti konsekuensi negatif terhadap kesehatan, sosial, dan ekonomi. Oleh karena itu, dibutuhkan usaha untuk bangkit dan menghadapi kesulitan atas kehamilan yang tidak diinginkan, serta harus mampu beradaptasi terhadap berbagai tuntutan kehidupan, yang disebut resiliensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan resiliensi pada wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif cross-sectional. Populasi adalah wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan yang berada di salah satu yayasan sosial di Surabaya. Sampel dalam penelitian ini adalah 6 orang. Penelitian ini menggunakan alat ukur CYRM-28 berdasarkan teori resiliensi Ungar (2011). Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa 50% wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan berada pada tingkat resiliensi menengah. Pada penelitian ini, diperoleh aspek resiliensi dari tingkat tertinggi ke tingkat terendah secara berurutan adalah relasi dengan care givers, individual, dan context / sense of belonging.
{"title":"Resiliensi pada Wanita yang Mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan","authors":"Eukaristianica Theofani","doi":"10.31289/diversita.v6i1.3035","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/diversita.v6i1.3035","url":null,"abstract":"Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang wanita dan akan terasa semakin berat ketika kehamilan tersebut tidak diinginkan. Hal ini dikarenakan kehamilan yang tidak diinginkan berhubungan dengan banyak konsekuensi negatif, seperti konsekuensi negatif terhadap kesehatan, sosial, dan ekonomi. Oleh karena itu, dibutuhkan usaha untuk bangkit dan menghadapi kesulitan atas kehamilan yang tidak diinginkan, serta harus mampu beradaptasi terhadap berbagai tuntutan kehidupan, yang disebut resiliensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan resiliensi pada wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif cross-sectional. Populasi adalah wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan yang berada di salah satu yayasan sosial di Surabaya. Sampel dalam penelitian ini adalah 6 orang. Penelitian ini menggunakan alat ukur CYRM-28 berdasarkan teori resiliensi Ungar (2011). Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa 50% wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan berada pada tingkat resiliensi menengah. Pada penelitian ini, diperoleh aspek resiliensi dari tingkat tertinggi ke tingkat terendah secara berurutan adalah relasi dengan care givers, individual, dan context / sense of belonging.","PeriodicalId":33983,"journal":{"name":"Jurnal Diversita","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47369756","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}