Abstract. Welfare and career certainty for honorary teachers in Indonesia is still unclear. However, they feel that their work gives them a positive meaning that keeps them in their profession as honorary teachers in the schools where they are teaching. The aim of this study is to determine the description and contribution of Spirit At Work (SAW) to organizational commitment of honorary teachers. This study is a contribution study with quantitative methods. Respondents in this study were all 40 honorary teachers of SMAS BPI 1 Bandung. The instrument used to measure SAW is the Spirit At Work Scale developed by Kinjerski and Skrypnek (2006), while Organizational Commitment Questionnaire developed by Allen & Meyer (1990) used to measure organizational commitment, both were adapted by researcher. This study used Structural Equation Modeling (SEM) to analyze the data. The results of this study indicate that 95% of honorary teachers at SMAS BPI 1 Bandung have high SAW with most of the honorary teachers have the high AC, CC, and NC as their organizational commitment profile as much as 75%. Then SAW has a positive and significant effect on AC (0.000<0.05) by 42.5%, CC (0.000<0.05) by 23.8%, and NC (0.000<0.05) by 22.1%. Abstrak. Kesejahteraan dan kepastian karier guru honorer di Indonesia masih tidak jelas. Namun demikian, mereka merasa bahwa pekerjaannya memberi mereka makna yang positif yang membuat mereka tetap menjalani profesi mereka sebagai guru honorer di sekolah tempat mereka mengajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan kontribusi antara Spirit At Work (SAW) terhadap komitmen organisasi pada guru honorer. Metode yang digunakan adalah studi kontribusi dengan metode kuantitatif. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh guru honorer SMAS BPI 1 Bandung sejumlah 40 orang. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel SAW adalah Spirit At Work Scale yang dikembangkan oleh Kinjerski dan Skrypnek (2006), sementara untuk mengukur variabel komitmen organisasi menggunakan Organizational Commitment Questionnaire yang dikembangkan oleh Allen & Meyer (1990) yang keduanya diadaptasi oleh peneliti. Analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 95% guru honorer SMAS BPI 1 Bandung memiliki SAW yang tinggi dengan profil komitmen organisasi yang paling banyak dimiliki adalah AC, CC, dan NC yang seluruhnya tinggi sebanyak 75%. Kemudian SAW berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap AC (0.000<0.05) sebesar 42.5%, CC (0.000<0.05) sebesar 23.8%, dan NC (0.000<0.05) sebesar 22.1%.
摘要印尼荣誉教师的福利和职业前景仍不明朗。然而,他们觉得他们的工作给了他们一个积极的意义,使他们在自己的职业作为荣誉教师在他们所任教的学校。本研究的目的是确定工作精神对荣誉教师组织承诺的描述及其贡献。本研究是定量方法的贡献性研究。本研究的调查对象为SMAS BPI 1万隆的40名荣誉教师。测量SAW的工具是Kinjerski and Skrypnek(2006)开发的工作精神量表(Spirit At Work Scale),而测量组织承诺的工具是Allen & Meyer(1990)开发的组织承诺问卷(Organizational Commitment Questionnaire)。本研究采用结构方程模型(SEM)对数据进行分析。本研究结果表明,95%的SMAS BPI 1万隆荣誉教师具有较高的SAW,大部分荣誉教师具有较高的AC、CC和NC,其组织承诺特征高达75%。SAW对AC(0.000<0.05)、CC(0.000<0.05)和NC(0.000<0.05)的正向显著影响分别为42.5%、23.8%和22.1%。Abstrak。Kesejahteraan dan kepastian karier guru荣誉di Indonesia masih tidak jelas。Namun demikian, mereka merasa bahwa pekerjaannya成员mereka makna yang正阳成员mereka tetap menjalani教授mereka sebagai大师荣誉di sekolah tempat mereka mengajar。Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan kontribusi antara精神在工作(SAW)是共产主义组织的荣誉。方法杨地古纳坎adalah研究的kontribusi登干方法的定量。Responden dalam penelitian ini adalah seluruh guru荣誉SMAS BPI 1万隆sejumlah 40 orang。Alat ukur yang digunakan untuk mengukur变量SAW adalah工作精神量表yang dikembangkan oleh Kinjerski dan Skrypnek (2006), sementara untuk mengukur变量komitmen Organizational Commitment Questionnaire yang dikembangkan oleh Allen & Meyer (1990) yang kedukanya diadaptasi oleh peneliti。结构方程建模(SEM)。Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 95%大师荣誉SMAS BPI 1万隆memoriliki SAW杨廷吉dengan概况komitmen组织杨廷吉dimiliki adalah AC, CC, dan NC yang seluruhnya tinggi sebanyak 75%Kemudian SAW berpengaruh secara阳性,显著高于AC (0.000<0.05) sebesar 42.5%, CC (0.000<0.05) sebesar 23.8%, NC (0.000<0.05) sebesar 22.1%。
{"title":"Studi Kontribusi Spirit At Work terhadap Komitmen Organisasi Guru Honorer X","authors":"Revia Eka Putri Mardianny, A. Mubarak","doi":"10.29313/jrp.v1i1.153","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrp.v1i1.153","url":null,"abstract":"Abstract. Welfare and career certainty for honorary teachers in Indonesia is still unclear. However, they feel that their work gives them a positive meaning that keeps them in their profession as honorary teachers in the schools where they are teaching. The aim of this study is to determine the description and contribution of Spirit At Work (SAW) to organizational commitment of honorary teachers. This study is a contribution study with quantitative methods. Respondents in this study were all 40 honorary teachers of SMAS BPI 1 Bandung. The instrument used to measure SAW is the Spirit At Work Scale developed by Kinjerski and Skrypnek (2006), while Organizational Commitment Questionnaire developed by Allen & Meyer (1990) used to measure organizational commitment, both were adapted by researcher. This study used Structural Equation Modeling (SEM) to analyze the data. The results of this study indicate that 95% of honorary teachers at SMAS BPI 1 Bandung have high SAW with most of the honorary teachers have the high AC, CC, and NC as their organizational commitment profile as much as 75%. Then SAW has a positive and significant effect on AC (0.000<0.05) by 42.5%, CC (0.000<0.05) by 23.8%, and NC (0.000<0.05) by 22.1%. \u0000Abstrak. Kesejahteraan dan kepastian karier guru honorer di Indonesia masih tidak jelas. Namun demikian, mereka merasa bahwa pekerjaannya memberi mereka makna yang positif yang membuat mereka tetap menjalani profesi mereka sebagai guru honorer di sekolah tempat mereka mengajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan kontribusi antara Spirit At Work (SAW) terhadap komitmen organisasi pada guru honorer. Metode yang digunakan adalah studi kontribusi dengan metode kuantitatif. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh guru honorer SMAS BPI 1 Bandung sejumlah 40 orang. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel SAW adalah Spirit At Work Scale yang dikembangkan oleh Kinjerski dan Skrypnek (2006), sementara untuk mengukur variabel komitmen organisasi menggunakan Organizational Commitment Questionnaire yang dikembangkan oleh Allen & Meyer (1990) yang keduanya diadaptasi oleh peneliti. Analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 95% guru honorer SMAS BPI 1 Bandung memiliki SAW yang tinggi dengan profil komitmen organisasi yang paling banyak dimiliki adalah AC, CC, dan NC yang seluruhnya tinggi sebanyak 75%. Kemudian SAW berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap AC (0.000<0.05) sebesar 42.5%, CC (0.000<0.05) sebesar 23.8%, dan NC (0.000<0.05) sebesar 22.1%.","PeriodicalId":340074,"journal":{"name":"Jurnal Riset Psikologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129539391","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Unique Nur Alifa Putri, Makmuroh Sri Rahayu, Andhita Nurul Khasanah
Abstract. Mindful parenting is a parenting skill that attentive and full of awareness, and accepting children without judgment. By implementing mindful parenting, parents will avoid abusive parenting and reduce parenting stress levels. This study aims to see the effect of mindful parenting on parenting stress. Teachers have a heavier burden because they have to take care of children and work with different systems during the pandemic. Having children in elementary school is also a challenge for mothers, where they need direction from parents and help in learning. This study uses the causality method and is a population study with a subject of 49 mothers who work as private elementary school teachers who have elementary school-aged children in the city of Bandung. Measurements were made using the Mindfulness in Parenting Questionnaire by McCaffrey (2015) and the Parental Stress Scale (PSS) by Berry & Jones (1995). The results showed that mindful parenting had an effect on parenting stress (r square = .152, p < .05). The effect is that when parents have high mindful parenting behavior, the stress of parenting is low. Abstrak. Mindful parenting merupakan keterampilan pengasuhan yang penuh perhatian dan kesadaran, serta menerima anak tanpa penilaian. Dengan menerapkan mindful parenting, orangtua terhindar dari melakukan pengasuhan yang kasar dan membuat tingkat stres pengasuhan orangtua berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh mindful parenting terhadap stres pengasuhan. Guru memiliki beban yang lebih berat karena mereka harus mengurus anak dan bekerja dengan sistem yang berbeda di masa pandemi. Memiliki anak yang berada di Sekolah Dasar pun menjadi tantangan tersendiri bagi ibu, di mana mereka membutuhkan Arahan dari orangtua dan pendampingan dalam belajar. Penelitian ini menggunakan metode kausalitas dan merupakan studi populasi dengan subjek berjumlah 49 ibu yang bekerja sebagai guru sekolah dasar swasta yang memiliki anak berusia sekolah dasar di Kota Bandung. Alat ukur yang digunakan yaitu Mindfulness in Parenting Questionnaire yang disusun oleh McCaffrey (2015) dan Parental Stress Scale (PSS) yang disusun oleh Berry & Jones (1995). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mindful parenting memberikan pengaruh terhadap stres pengasuhan (r square .152, p< .05). Pengaruhnya adalah ketika orangtua memiliki perilaku mindful parenting yang tinggi, maka stres pengasuhan ibu rendah.
摘要用心育儿是一种用心的、充满意识的、不加评判地接受孩子的育儿技巧。通过实施用心育儿,父母将避免虐待父母,减少育儿压力水平。本研究旨在观察用心育儿对育儿压力的影响。教师的负担更重,因为他们必须在大流行期间照顾儿童并与不同的系统一起工作。让孩子上小学对母亲来说也是一个挑战,她们需要父母的指导和学习上的帮助。本研究采用因果关系法,是一项人口研究,对象是万隆市49名有小学学龄儿童的私立小学教师母亲。采用McCaffrey(2015)的育儿正念问卷和Berry & Jones(1995)的父母压力量表(PSS)进行测量。结果显示,正念育儿对育儿压力有影响(r方= 0.152,p < 0.05)。结果是,当父母有高度专注的育儿行为时,育儿的压力就会降低。Abstrak。用心的养育孩子,用心的养育孩子,用心的养育孩子。邓加曼纳拉坎正念养育,猩猩的最后一件事,达密拉坎彭苏汉杨kasar丹的记忆,强调彭苏汉猩猩的berkurang。Penelitian ini bertujuan untuk melika表示,正念的养育方式可能会强调“正念”。杨大师memiliki beban lebih培拉特林嘉欣mereka harus mengurus赶出亚衲族丹bekerja dengan sistem杨berbeda di玛莎pandemi。我爱你,爱你,爱你,爱你,爱你,爱你,爱你,爱你,爱你,爱你。在这篇文章中,我用了一种新的方法来研究这个问题,我用了一种新的方法来研究这个问题,我用了一种新的方法。Alat ukur yang digunakan yaitu父母正念调查问卷yang disusun oleh McCaffrey(2015)和父母压力量表(PSS) yang disusun oleh Berry & Jones(1995)。Hasil penelitian menunjukkan bahwa正念育儿成员kan pengarhan和terhadap应力pengasuhan (r方0.152,p< 0.05)。彭加鲁尼亚adalah ketika orangtua memiliki peraku正念育儿杨廷吉,maka压力彭加鲁罕伊布伦达。
{"title":"Pengaruh Mindful Parenting terhadap Stres Pengasuhan pada Guru Wanita yang Memiliki Anak Sekolah Dasar","authors":"Unique Nur Alifa Putri, Makmuroh Sri Rahayu, Andhita Nurul Khasanah","doi":"10.29313/.V0I0.28495","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/.V0I0.28495","url":null,"abstract":"Abstract. Mindful parenting is a parenting skill that attentive and full of awareness, and accepting children without judgment. By implementing mindful parenting, parents will avoid abusive parenting and reduce parenting stress levels. This study aims to see the effect of mindful parenting on parenting stress. Teachers have a heavier burden because they have to take care of children and work with different systems during the pandemic. Having children in elementary school is also a challenge for mothers, where they need direction from parents and help in learning. This study uses the causality method and is a population study with a subject of 49 mothers who work as private elementary school teachers who have elementary school-aged children in the city of Bandung. Measurements were made using the Mindfulness in Parenting Questionnaire by McCaffrey (2015) and the Parental Stress Scale (PSS) by Berry & Jones (1995). The results showed that mindful parenting had an effect on parenting stress (r square = .152, p < .05). The effect is that when parents have high mindful parenting behavior, the stress of parenting is low. \u0000Abstrak. Mindful parenting merupakan keterampilan pengasuhan yang penuh perhatian dan kesadaran, serta menerima anak tanpa penilaian. Dengan menerapkan mindful parenting, orangtua terhindar dari melakukan pengasuhan yang kasar dan membuat tingkat stres pengasuhan orangtua berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh mindful parenting terhadap stres pengasuhan. Guru memiliki beban yang lebih berat karena mereka harus mengurus anak dan bekerja dengan sistem yang berbeda di masa pandemi. Memiliki anak yang berada di Sekolah Dasar pun menjadi tantangan tersendiri bagi ibu, di mana mereka membutuhkan Arahan dari orangtua dan pendampingan dalam belajar. Penelitian ini menggunakan metode kausalitas dan merupakan studi populasi dengan subjek berjumlah 49 ibu yang bekerja sebagai guru sekolah dasar swasta yang memiliki anak berusia sekolah dasar di Kota Bandung. Alat ukur yang digunakan yaitu Mindfulness in Parenting Questionnaire yang disusun oleh McCaffrey (2015) dan Parental Stress Scale (PSS) yang disusun oleh Berry & Jones (1995). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mindful parenting memberikan pengaruh terhadap stres pengasuhan (r square .152, p< .05). Pengaruhnya adalah ketika orangtua memiliki perilaku mindful parenting yang tinggi, maka stres pengasuhan ibu rendah.","PeriodicalId":340074,"journal":{"name":"Jurnal Riset Psikologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126142860","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. An increase in psychological distress is one of the side effects caused by physical distancing. Social support has the greatest influence on psychological distress. Perceived social support is a form of support that does not have to involve real support and is more subjective in nature, depending on how individuals perceive the support provided by others. A person's perception of the existence of support from social support sources is negatively related to psychological distress. This study aims to determine the effect of perceived social support from family, friends, and significant others on psychological distress in high school adolescents in West Java during the COVID-19 pandemic. This research uses causality method with quantitative approach. Measurements were made using measuring instruments that have been adapted to the Indonesian context, namely the Kessler Psychological Distress Scale (K10) and the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). The research sample was 680 high school teenagers in West Java who were selected through convenience sampling. The data analysis technique used linear regression test. The result of this study is that the family dimension significantly has the greatest influence (β=-.593; p<.05; R2=.126). Women had a significantly higher score than men on psychological distress (M=28.21; SD=7.937). Statistically, perceived social support had a significant effect on psychological distress (β=-.252; p<.05). The coefficient of determination for R2 is 7.5%. Abstrak. Peningkatan distres psikologis salah satu efek samping yang ditimbulkan akibat adanya physical distancing. Dukungan sosial memiliki pengaruh terbesar terhadap distres psikologis. Dukungan sosial yang dirasakan (perceived social support) merupakan bentuk dukungan yang tidak harus melibatkan adanya dukungan secara nyata dan lebih bersifat subjektif, tergantung bagaimana individu mempersepsikan dukungan yang diberikan oleh orang lain. Persepsi seseorang mengenai adanya dukungan dari sumber dukungan sosial berhubungan negatif dengan psychological distress. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived social support dari family, friends, dan significant other terhadap psychological distress pada remaja SMA di Jawa Barat pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode kausalitas dengan pendekatan kuantitatif. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang telah di adaptasi ke dalam konteks Indonesia, yaitu Kessler Psychological Distress Scale (K10) dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Sampel penelitian berjumlah 680 remaja SMA di Jawa Barat yang dipilih melalui convenience sampling. Teknik analisis data menggunakan uji regresi linear. Hasil penelitian ini adalah dimensi family secara signifikan memiliki pengaruh paling besar (β=-.593; p<.05; R2=.126). Perempuan memiliki skor yang secara signifikan lebih tinggi daripada laki-laki pada psychological distress (M=28.21; SD=7.937
摘要。心理困扰的增加是身体距离造成的副作用之一。社会支持对心理困扰的影响最大。感知社会支持是一种支持形式,它不一定涉及真正的支持,在本质上更主观,取决于个人如何感知他人提供的支持。一个人对社会支持来源存在的感知与心理困扰呈负相关。本研究旨在确定在COVID-19大流行期间,来自家庭、朋友和重要他人的感知社会支持对西爪哇高中青少年心理困扰的影响。本研究采用定量的因果关系方法。测量使用的测量工具已适应印尼的情况,即凯斯勒心理困扰量表(K10)和多维感知社会支持量表(MSPSS)。研究样本为西爪哇省680名高中生,采用方便抽样法。数据分析技术采用线性回归检验。本研究的结果是,家庭维度的影响显著最大(β=- 0.593;p < . 05;R2 = .126)。女性心理困扰得分显著高于男性(M=28.21;SD = 7.937)。统计上,感知到的社会支持对心理困扰有显著影响(β=- 0.252;p < . 05)。R2的决定系数为7.5%。Abstrak。Peningkatan苦恼心理学家salah satu efek samping yang ditimbulkan akibat adanya物理距离。Dukungan social memoriliki pengaruh terbesar terhadap苦恼心理学。Dukungan social yang dirasakan (perceived social support) merupakan bentuk Dukungan yang tidak harus melibatkan adanya Dukungan secara nyata dan lebih berhih berhih subject, tergantung bagaimana个体成员persepsikan Dukungan yang diberikan oleh oranglain。Persepsi seseorang mengenai adanya dukungan dari number dukungan social berhubungan负性心理困扰。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh感知到的社会支持,包括家庭、朋友,以及其他重要的心理困扰。Penelitian ini menggunakan方法,kausalitas dengan pendekatan定量。印度尼西亚,yitu Kessler心理困扰量表(K10)和感知社会支持多维度量表(MSPSS)。样品penelitian berjumlah 680 remaja SMA di java Barat yang dipilih melalui方便采样。Teknik分析数据蒙古纳坎uji回归线性。Hasil penelitian ini adalah维数家族secara significance . (β=-.593;p < . 05;R2 = .126)。Perempuan memiliki skor yang secara显著,lebih tingki daripada lki -laki pada心理困扰(M=28.21;SD = 7.937)。认知社会支持对心理困扰有显著影响(β=- 0.252;p < . 05)。Koefisien determinasi untuk R2 sebes7.5%。
{"title":"Pengaruh Perceived Social Support terhadap Psychological Distress pada Remaja SMA di Masa Pandemi COVID-19","authors":"P. Aliyah, Sulisworo Kusdiyati","doi":"10.29313/.V0I0.28409","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/.V0I0.28409","url":null,"abstract":"Abstract. An increase in psychological distress is one of the side effects caused by physical distancing. Social support has the greatest influence on psychological distress. Perceived social support is a form of support that does not have to involve real support and is more subjective in nature, depending on how individuals perceive the support provided by others. A person's perception of the existence of support from social support sources is negatively related to psychological distress. This study aims to determine the effect of perceived social support from family, friends, and significant others on psychological distress in high school adolescents in West Java during the COVID-19 pandemic. This research uses causality method with quantitative approach. Measurements were made using measuring instruments that have been adapted to the Indonesian context, namely the Kessler Psychological Distress Scale (K10) and the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). The research sample was 680 high school teenagers in West Java who were selected through convenience sampling. The data analysis technique used linear regression test. The result of this study is that the family dimension significantly has the greatest influence (β=-.593; p<.05; R2=.126). Women had a significantly higher score than men on psychological distress (M=28.21; SD=7.937). Statistically, perceived social support had a significant effect on psychological distress (β=-.252; p<.05). The coefficient of determination for R2 is 7.5%. \u0000Abstrak. Peningkatan distres psikologis salah satu efek samping yang ditimbulkan akibat adanya physical distancing. Dukungan sosial memiliki pengaruh terbesar terhadap distres psikologis. Dukungan sosial yang dirasakan (perceived social support) merupakan bentuk dukungan yang tidak harus melibatkan adanya dukungan secara nyata dan lebih bersifat subjektif, tergantung bagaimana individu mempersepsikan dukungan yang diberikan oleh orang lain. Persepsi seseorang mengenai adanya dukungan dari sumber dukungan sosial berhubungan negatif dengan psychological distress. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived social support dari family, friends, dan significant other terhadap psychological distress pada remaja SMA di Jawa Barat pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode kausalitas dengan pendekatan kuantitatif. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang telah di adaptasi ke dalam konteks Indonesia, yaitu Kessler Psychological Distress Scale (K10) dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Sampel penelitian berjumlah 680 remaja SMA di Jawa Barat yang dipilih melalui convenience sampling. Teknik analisis data menggunakan uji regresi linear. Hasil penelitian ini adalah dimensi family secara signifikan memiliki pengaruh paling besar (β=-.593; p<.05; R2=.126). Perempuan memiliki skor yang secara signifikan lebih tinggi daripada laki-laki pada psychological distress (M=28.21; SD=7.937","PeriodicalId":340074,"journal":{"name":"Jurnal Riset Psikologi","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124506593","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. Since the emergence of Covid-19 pandemic there has been an increase of time in using social media, one of which is the use of Instagram. Spending a lot of time using Instagram has a negative impact on college students' academic performance and mental health. College students in Bandung show a high tendency of addiction to social media, one of which is Instagram. Previous studies have shown that there is significant effect of perceived behavioral control on the intention of using social networking sites. To reduce the impact of Instagram addiction, this study aims to find out how much influence perceived behavioral control has on the intention to reduce Instagram usage time in addicted college students at the Bandung. Convenience sampling were conducted to reach 237 students who are addicted to Instagram at universities in Bandung. This study uses a quantitative approach with simple regression analysis. The measuring instrument used are Bergen Social Media Addiction Scale and the construction of perceived behavioral control and intention scales which compiled by researchers based on the concept from Ajzen and Francis. The results showed that perceived behavioral control had a significant effect on the intention to reduce Instagram usage time (Kd: 32.6%, Sig .000). Abstrak. Semenjak pandemi Covid-19 terjadi peningkatan penggunaan waktu dalam menggunakan media sosial, salah satunya penggunaan Instagram. Menghabiskan waktu yang banyak menggunakan Instagram ini berdampak buruk terhadap performa akademik dan kesehatan mental mahasiswa/i. Mahasiswa/i di Bandung menunjukkan kecenderungan tinggi adiksi media sosial, salah satu media sosial yaitu Instagram. Penelitian sebelumnya menunjukkan terdapat pengaruh perceived behavioral control terhadap intesi penggunaan social networking sites. Untuk mengurangi dampak perilaku adiksi Instagram, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perceived behavioral control terhadap intensi mengurangi waktu penggunaan Instagram pada mahasiswa adiksi di Perguruan Tinggi Bandung. Teknik convenience sampling digunakan untuk menjaring 237 mahasiswa yang adiksi Instagram di Perguruan Tinggi Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi sederhana. Alat ukur yang digunakan yaitu Bergen Social Media Addiction Scale dan konstruksi skala perceived behavioral control dan intensi yang disusun peneliti berdasarkan konsep dari Ajzen dan Francis. Hasil penelitian menunjukkan perceived behavioral control berpengaruh signifikan terhadap intensi mengurangi waktu penggunaan Instagram (Kd: 32,6%, Sig .000).
抽象的。自新冠肺炎大流行出现以来,人们使用社交媒体的时间有所增加,其中之一就是使用Instagram。花大量时间使用Instagram会对大学生的学习成绩和心理健康产生负面影响。万隆的大学生对社交媒体的依赖程度很高,其中之一就是Instagram。已有研究表明,感知行为控制对使用社交网站的意向有显著影响。为了减少Instagram成瘾的影响,本研究旨在了解感知行为控制对万隆成瘾大学生减少Instagram使用时间的意愿有多大的影响。对万隆大学237名沉迷于Instagram的学生进行了方便抽样。本研究采用简单回归分析的定量方法。使用的测量工具是Bergen Social Media Addiction Scale,以及研究者根据Ajzen和Francis的概念编制的perceived behavioral control和intention量表。结果显示,感知行为控制对减少Instagram使用时间的意向有显著影响(Kd: 32.6%, Sig .000)。Abstrak。Semenjak大流行Covid-19 terjadi peningkatan penggunaan waktu dalam menggunaan media social, salah satunya penggunaan Instagram。Menghabiskan waktu yang banyak menggunakan Instagram ini berdampak buruk terhadap performance akademik dan kesehatan mental mahasiswa/i。Mahasiswa/i di万隆menunjukkan kecenderungan tinggi adiksi media social, salah satu media social yyitu Instagram。Penelitian sebelumnya menunjukkan terdapat pengaru感知行为控制在社交网站上。Untuk mengurangi danpak peraku adiksi Instagram, maka penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh感知行为控制,hahadap intensi mengurangi waktu penggunaan Instagram pada mahasiswa adiksi di perguran Tinggi Bandung。Teknik方便采样digunakan untuk menjing 237 mahasiswa yang adiksi Instagram di Perguruan Tinggi万隆。分析与实证分析。Alat ukur yang digunakan yaitu Bergen社交媒体成瘾量表dan konstruksi skala感知行为控制与强度yang disusun peneliti berdasakan konsep dari Ajzen dan Francis。Hasil penelitian menunjukkan感知行为控制berpengaruh signikan terhadap intensi mengurangi waktu penggunaan Instagram (Kd: 32,6%, Sig .000)。
{"title":"Pengaruh Perceived Behavioral Control Terhadap Intensi Mengurangi Waktu Penggunaan Instagram pada Mahasiswa Adiksi","authors":"Nadia Safira, Fanni Putri Diantina","doi":"10.29313/.V0I0.28306","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/.V0I0.28306","url":null,"abstract":"Abstract. Since the emergence of Covid-19 pandemic there has been an increase of time in using social media, one of which is the use of Instagram. Spending a lot of time using Instagram has a negative impact on college students' academic performance and mental health. College students in Bandung show a high tendency of addiction to social media, one of which is Instagram. Previous studies have shown that there is significant effect of perceived behavioral control on the intention of using social networking sites. To reduce the impact of Instagram addiction, this study aims to find out how much influence perceived behavioral control has on the intention to reduce Instagram usage time in addicted college students at the Bandung. Convenience sampling were conducted to reach 237 students who are addicted to Instagram at universities in Bandung. This study uses a quantitative approach with simple regression analysis. The measuring instrument used are Bergen Social Media Addiction Scale and the construction of perceived behavioral control and intention scales which compiled by researchers based on the concept from Ajzen and Francis. The results showed that perceived behavioral control had a significant effect on the intention to reduce Instagram usage time (Kd: 32.6%, Sig .000). \u0000Abstrak. Semenjak pandemi Covid-19 terjadi peningkatan penggunaan waktu dalam menggunakan media sosial, salah satunya penggunaan Instagram. Menghabiskan waktu yang banyak menggunakan Instagram ini berdampak buruk terhadap performa akademik dan kesehatan mental mahasiswa/i. Mahasiswa/i di Bandung menunjukkan kecenderungan tinggi adiksi media sosial, salah satu media sosial yaitu Instagram. Penelitian sebelumnya menunjukkan terdapat pengaruh perceived behavioral control terhadap intesi penggunaan social networking sites. Untuk mengurangi dampak perilaku adiksi Instagram, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perceived behavioral control terhadap intensi mengurangi waktu penggunaan Instagram pada mahasiswa adiksi di Perguruan Tinggi Bandung. Teknik convenience sampling digunakan untuk menjaring 237 mahasiswa yang adiksi Instagram di Perguruan Tinggi Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi sederhana. Alat ukur yang digunakan yaitu Bergen Social Media Addiction Scale dan konstruksi skala perceived behavioral control dan intensi yang disusun peneliti berdasarkan konsep dari Ajzen dan Francis. Hasil penelitian menunjukkan perceived behavioral control berpengaruh signifikan terhadap intensi mengurangi waktu penggunaan Instagram (Kd: 32,6%, Sig .000).","PeriodicalId":340074,"journal":{"name":"Jurnal Riset Psikologi","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115043158","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. Roleplay is defined as an activity where someone parodies their idol. A roleplayer plays a character of his own. In this game everyone does not know the real identity of each, so someone must make their own character. In this community there are several players who use male sex characters even though in the real world he is a woman. Most of them are aged 18-24 years with jobs as students and private employees. Roleplayer in this study has been playing in this community for more than five years and the original self is very different from the virtual self. In these conditions, there is a mismatch of perceptions between Actual Self, Ideal Self, Ought Self and Virtual Self, this is referred to as Self Discrepancy (Higgins, 2000). This research uses descriptive analysis method to find out how Self Discrepancy in K-Pop Rollayer in the Entertiment Community 'x'. The measurement tool uses a questionnaire (SDQ) Self Discrepancies Quitionnaire on 28 roleplay players. The results showed that as many as 64.2% of subjects experienced high self discrepancy and 30% did not experience self discrepancy. Abstrak. Roleplay diartikan sebagai kegiatan dimana seseorang memparodikan idola mereka. Seorang roleplayer ada yang memainkan karakter buatannya sendiri. Dalam permainan tersebut setiap orang tidak mengetahui identitas asli masing-masing, sehingga seseorang harus membuat karakternya sendiri. Pada komunitas ini terdapat beberapa pemain yang menggunakan karakter berjenis kelamin laki-laki padahal di dunia nyata ia seorang perempuan. Kebanyakan dari mereka berusia 18-24 tahun dengan pekerjaan sebagai mahasiswa dan pegawai swasta. Roleplayer pada penelitian ini telah bermain di komunitas ini lebih dari lima tahun dan diri asli yang sangat berbeda dengan diri virtualnya. Dalam kondisi tersebut terjadi ketidakcocokan persepsi antara Actual Self, Ideal Self, Ought Self dan Virtual Self, hal ini disebut sebagai Self Discrepancy (Higgins, 2000). Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengetahui bagaimana Self Discrepancy pada Roleplayer K-Pop di komunitas Entertaiment ‘x’. Alat ukurnya menggunakan kuisioner (SDQ) Self Discrepancies Quitionnaire pada 28 pemain roleplay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 64.2% subjek mengalami self discrepancy tinggi dan 30% tidak mengalami self discrepancy.
摘要角色扮演被定义为一种模仿偶像的活动。角色扮演者扮演他自己的角色。在这个游戏中每个人都不知道每个人的真实身份,所以必须有人做出自己的角色。在这个社区中,有几个玩家使用男性角色,即使在现实世界中他是一个女人。他们大多年龄在18-24岁之间,从事学生和私人雇员的工作。本研究中的角色扮演者已经在这个社区中玩了五年多,真实的自我与虚拟的自我有很大的不同。在这种情况下,实际自我、理想自我、应该自我和虚拟自我之间的认知不匹配,这被称为自我差异(Higgins, 2000)。本研究采用描述性分析的方法,探讨韩国流行音乐艺人在娱乐社区“x”中的自我差异。测量工具使用问卷(SDQ)自我差异问卷对28名角色扮演玩家进行调查。结果显示,高达64.2%的被试存在高度自我差异,30%的被试没有自我差异。Abstrak。角色扮演diartikan sebagai kegiatan dimana seseorang memparpardikan idola mereka。Seorang角色扮演者ada yang memainkan karakter buatannya sendiri。Dalam保持着永久的和谐,但是设置了猩猩和猩猩的身份,它们被定义为“li - masing-masing”,“sehinga - seorang”,“karakternya sendiri”。篇komunitas ini terdapat beberapa pemain杨menggunakan karakter berjenis kelamin laki-laki padahal di杜尼娅nyata ia seorang perempuan。Kebanyakan dari mereka berusia 18-24 tahun dengan pekerjaan sebagai mahasiswa dan pegawai swasta。角色扮演游戏padpadpenelitian ini telah bermain di komunitas ini lebih dari lima tahun dan diri asli yang sangat berbeda dengan diri virtuyya。“现实自我”、“理想自我”、“应该自我”、“虚拟自我”、“自我差异”(希金斯,2000)。Penelitian ini mongunakan方法分析桌面文件,untuk mengetahui bagaimana自我差异模式角色扮演者K-Pop di komunitas entertainment ' x '。Alat ukurnya menggunakan kuisioner (SDQ)自我差异问卷第28页,主要角色扮演。Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 64.2%受试者自我差异tinggi dan 30%受试者自我差异。
{"title":"Self Discrepancy pada Roleplayer K-Pop pada Komunitas Entertaiment ‘X’ di Twitter","authors":"Yenisca Juniar, E. N. Nugrahawati","doi":"10.29313/jrp.v1i1.89","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/jrp.v1i1.89","url":null,"abstract":"Abstract. Roleplay is defined as an activity where someone parodies their idol. A roleplayer plays a character of his own. In this game everyone does not know the real identity of each, so someone must make their own character. In this community there are several players who use male sex characters even though in the real world he is a woman. Most of them are aged 18-24 years with jobs as students and private employees. Roleplayer in this study has been playing in this community for more than five years and the original self is very different from the virtual self. In these conditions, there is a mismatch of perceptions between Actual Self, Ideal Self, Ought Self and Virtual Self, this is referred to as Self Discrepancy (Higgins, 2000). This research uses descriptive analysis method to find out how Self Discrepancy in K-Pop Rollayer in the Entertiment Community 'x'. The measurement tool uses a questionnaire (SDQ) Self Discrepancies Quitionnaire on 28 roleplay players. The results showed that as many as 64.2% of subjects experienced high self discrepancy and 30% did not experience self discrepancy. \u0000Abstrak. Roleplay diartikan sebagai kegiatan dimana seseorang memparodikan idola mereka. Seorang roleplayer ada yang memainkan karakter buatannya sendiri. Dalam permainan tersebut setiap orang tidak mengetahui identitas asli masing-masing, sehingga seseorang harus membuat karakternya sendiri. Pada komunitas ini terdapat beberapa pemain yang menggunakan karakter berjenis kelamin laki-laki padahal di dunia nyata ia seorang perempuan. Kebanyakan dari mereka berusia 18-24 tahun dengan pekerjaan sebagai mahasiswa dan pegawai swasta. Roleplayer pada penelitian ini telah bermain di komunitas ini lebih dari lima tahun dan diri asli yang sangat berbeda dengan diri virtualnya. Dalam kondisi tersebut terjadi ketidakcocokan persepsi antara Actual Self, Ideal Self, Ought Self dan Virtual Self, hal ini disebut sebagai Self Discrepancy (Higgins, 2000). Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengetahui bagaimana Self Discrepancy pada Roleplayer K-Pop di komunitas Entertaiment ‘x’. Alat ukurnya menggunakan kuisioner (SDQ) Self Discrepancies Quitionnaire pada 28 pemain roleplay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 64.2% subjek mengalami self discrepancy tinggi dan 30% tidak mengalami self discrepancy.","PeriodicalId":340074,"journal":{"name":"Jurnal Riset Psikologi","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123091485","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. With the development of the internet that is increasingly fast and easy to access, a person or especially students, it is easier to see content that is inappropriate for viewing, such as adult advertisements, Western and local movie streaming sites that are not censored by related institutions, and also pornographic content on social media or on certain websites. On the other hand, at around the age of early adulthood or at the level of students, is the age of exploration of things that smelled of sex and consider it a matter of course, so that more and more pre-marital sexual behavior appears or pre-marital sex. There are differences in the results of research that researchers have explored, namely 6 studies that said that the two things had a relationship and 1 study said it had a weak relationship. After researchers interviewed 20 University X students, 14 of them had committed cybersex behavior with pre-marital sex. Because of differences in research and phenomena at the University X, researchers are interested in examining the relationship between cybersex behavior and pre-marital sex in University X students who are in Bandung. Respondents in this study were 122 students. The theory used in this study is the cybersex theory from Canners, Delmonico, and Griffin (2001) and the pre-marital sex theory from Duvall and Miller (2005). The correlation results show a correlation coefficient of 0.469 with a significance level of 0.000 which indicates that there is a close positive relationship between cybersex and pre-marital sex. Abstrak. Dengan berkembangnya internet yang semakin pesat dan mudah untuk di akses, seseorang atau khususnya mahasiswa, menjadi lebih mudah melihat konten yang kurang pantas untuk dilihat, seperti iklan-iklan dewasa, situs-situs streaming film Barat maupun lokal yang tidak disensor oleh lembaga terkait, dan juga konten pornografi di media sosial atau pada website tertentu. Di sisi lain, pada usia sekitar dewasa awal atau pada tingkatan mahasiswa, adalah usia eksplorasi pada hal-hal yang berbau seksual dan menganggap hal tersebut adalah hal yang biasa, sehingga semakin banyak muncul perilaku seksual pranikah atau pre-marital sex. Terdapat perbedaan hasl penelitian yang telah peneliti telusuri, yaitu 6 penelitian yang mengatakan bahwa kedua hal tersebut memiliki hubungan dan 1 penelitian mengatakan memiliki hubungan yang lemah. Setelah peneliti mewawancarai 20 orang mahasiswa Universitas X, 14 diantaranya pernah melakukan perilaku cybersex dengan pre-marital sex. Karena adanya perbedaan penelitian dan fenomena pada Universitas X tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara perilaku cybersex dengan pre-marital sex pada mahasiswa Universitas X yang berada di Kota Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah 122 orang mahasiswa. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori cybersex dari Canners, Delmonico, dan Griffin (2001) serta teori pre-marital sex dari Duvall dan Miller (2005). Hasil kor
摘要随着互联网的发展,越来越快,越来越容易访问,一个人,特别是学生,更容易看到不适合观看的内容,如成人广告,西方和本地的电影流媒体网站,没有经过相关机构的审查,也有色情内容在社交媒体或某些网站。另一方面,在成年早期或学生水平左右,是探索事物的年龄,闻到性并认为这是理所当然的,所以越来越多的婚前性行为出现或婚前性行为。研究人员探索的研究结果存在差异,即6项研究表明这两件事有关系,1项研究表明两者之间的关系很弱。研究人员采访了20名X大学的学生,其中14人有过婚前性行为。由于X大学的研究和现象存在差异,研究人员对万隆X大学学生的网络性行为和婚前性行为之间的关系很感兴趣。本研究的调查对象为122名学生。本研究使用的理论是Canners, Delmonico, and Griffin(2001)的网络性理论和Duvall and Miller(2005)的婚前性理论。相关系数为0.469,显著性水平为0.000,表明网络性行为与婚前性行为存在密切的正相关关系。Abstrak。Dengan berkembangnya互联网yang semakin pesat dan mudah untuk di akses, seseorang atau khususnya mahasiswa, menjadi lebih mudah melihat konten yang kurang pantas untuk dilihat, seperti iklan-iklan dewasa, situs-situs流媒体电影Barat maupun本地yang tidak disensor oleh lembaga terkait, dan juga konten色情媒体社交atau paada网站tertentu。Di sisi lain, padadusia sekitar dewasa awal atau padtingkatan mahasiswa, adalah usia eksplorasi padhal -hal yang berbau seksual dan menganggap hal tersebut adalah hal yang biasa, sehinga semakin banyak muncul peraku seksual pranikah atau婚前性行为。Terdapat perbedaan hasl penelitian yang telah peneliti telusuri, yitu 6 penelitian yang mengatakan bahwa kedua hal tersebut memoriliki hubungan dan 1 penelitian mengatakan memoriliki hubungan yang lemah。Setelah peneliti mewawancarai 20 orang mahasiswa Universitas X, 14 diantaranya pernah melakukan perakakan perakakan perakakan perakakan perakakan peraku网络性行为和婚前性行为。Karena adanya perbedaan penelitian dan现象pada Universitas X tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara perseaku网络性行为dengan婚前性行为pada mahasiswa Universitas X yang berada di Kota万隆。答:答:答:答:答:答:答:答:答:答。Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori cybersex dari Canners, Delmonico, dan Griffin (2001) serta Teori婚前性行为dari Duvall dan Miller(2005)。Hasil korelasi menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0.469 dengan tarf显著性(0.000)yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan阳性(阳性)antara网络性行为dengan婚前性行为。
{"title":"Hubungan Antara Perilaku Cybersex dengan Pre-Marital Sex pada Mahasiswa Universitas X di Kota Bandung","authors":"Sarah Fathia Puteri, Indri Utami Sumaryanti","doi":"10.29313/.V0I0.21621","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/.V0I0.21621","url":null,"abstract":"Abstract. With the development of the internet that is increasingly fast and easy to access, a person or especially students, it is easier to see content that is inappropriate for viewing, such as adult advertisements, Western and local movie streaming sites that are not censored by related institutions, and also pornographic content on social media or on certain websites. On the other hand, at around the age of early adulthood or at the level of students, is the age of exploration of things that smelled of sex and consider it a matter of course, so that more and more pre-marital sexual behavior appears or pre-marital sex. There are differences in the results of research that researchers have explored, namely 6 studies that said that the two things had a relationship and 1 study said it had a weak relationship. After researchers interviewed 20 University X students, 14 of them had committed cybersex behavior with pre-marital sex. Because of differences in research and phenomena at the University X, researchers are interested in examining the relationship between cybersex behavior and pre-marital sex in University X students who are in Bandung. Respondents in this study were 122 students. The theory used in this study is the cybersex theory from Canners, Delmonico, and Griffin (2001) and the pre-marital sex theory from Duvall and Miller (2005). The correlation results show a correlation coefficient of 0.469 with a significance level of 0.000 which indicates that there is a close positive relationship between cybersex and pre-marital sex. \u0000Abstrak. Dengan berkembangnya internet yang semakin pesat dan mudah untuk di akses, seseorang atau khususnya mahasiswa, menjadi lebih mudah melihat konten yang kurang pantas untuk dilihat, seperti iklan-iklan dewasa, situs-situs streaming film Barat maupun lokal yang tidak disensor oleh lembaga terkait, dan juga konten pornografi di media sosial atau pada website tertentu. Di sisi lain, pada usia sekitar dewasa awal atau pada tingkatan mahasiswa, adalah usia eksplorasi pada hal-hal yang berbau seksual dan menganggap hal tersebut adalah hal yang biasa, sehingga semakin banyak muncul perilaku seksual pranikah atau pre-marital sex. Terdapat perbedaan hasl penelitian yang telah peneliti telusuri, yaitu 6 penelitian yang mengatakan bahwa kedua hal tersebut memiliki hubungan dan 1 penelitian mengatakan memiliki hubungan yang lemah. Setelah peneliti mewawancarai 20 orang mahasiswa Universitas X, 14 diantaranya pernah melakukan perilaku cybersex dengan pre-marital sex. Karena adanya perbedaan penelitian dan fenomena pada Universitas X tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara perilaku cybersex dengan pre-marital sex pada mahasiswa Universitas X yang berada di Kota Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah 122 orang mahasiswa. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori cybersex dari Canners, Delmonico, dan Griffin (2001) serta teori pre-marital sex dari Duvall dan Miller (2005). Hasil kor","PeriodicalId":340074,"journal":{"name":"Jurnal Riset Psikologi","volume":"22 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124387410","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. One of the formal education is kindergarten. PG/TK X Bandung is one of the regular schools that has several students with Special Needs and toddler students. Teachers are faced with situations where students with special needs often experience tantrums and not taking part in class activities. The teacher should pay more attention to students who have special needs and students who are still toddlers. In addition to students with special needs and students who are toddlers, there are also regular students who often annoy their friends and not obey the rules that the teacher has given. Infrastructure facilities owned by schools are still very limited. Teachers get they salary below standard minimum regional. These conditions cause teachers to be able to face the adversities and obstacles that exist. This research is intended to get the description of Adversity Quotient. The measurement tool used is Stoltz’s Adversity Response Profile (ARP) (2000). The result is 60% of teachers having high Adversity Quotient, called by Climbers and 40% teachers having moderate Adversity Quotient, called by Campers. It means, teachers are able to face adversities and obstacles that exist in the teaching process at school. Abstrak. Salah satu jalur pendidikan formal yaitu Taman Kanak-Kanak. PG/TK X Bandung merupakan salah satu sekolah reguler yang memiliki beberapa siswa ABK dan memiliki siswa dengan usia batita (Bawah Tiga Tahun). Para guru dihadapkan pada situasi dimana siswa dengan kebutuhan khusus sering mengalami tantrum dan sulit mengikuti kegiatan kelas. Guru harus memberikan perhatian lebih pada siswanya yang memiliki kebutuhan khusus dan siswa yang masih batita. Selain siswa dengan kebutuhan khusus dan siswa yang berusia batita, terdapat juga siswa normal yang sering mengganggu temannya, dan tidak patuh pada aturan yang telah guru berikan. Fasilitas sarana prasarana yang dimiliki sekolah masih sangat terbata. Para guru mendapatkan upah yang masih di bawah UMR dan guru sering mendapatkan upahnya tidak sesuai dengan seharusnya. Kondisi tersebut menyebabkan guru harus mampu menghadapi kesulitan dan hambatan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai Adversity Quotient pada guru. Pengukuran pada penelitian ini menggunakan Adversity Response Profile (ARP) dari Paul G. Stoltz (2000). Hasil dari penelitian ini menunjukkan sebanyak 60% (6 guru) memiliki Adversity Quotient tinggi atau disebut dengan Climbers dan 40% (4 guru) memiliki Adversity Quotient sedang atau disebut dengan Campers. Artinya, guru mampu menghadapi kesulitan dan hambatan-hambatan yang ada dalam proses mengajar di sekolah.
摘要。正规教育之一是幼儿园。PG/TK X万隆是一所普通学校,有一些特殊需要的学生和幼儿学生。教师面临的情况是,有特殊需要的学生经常发脾气,不参加课堂活动。老师应该更多地关注那些有特殊需要的学生和还在蹒跚学步的学生。除了有特殊需要的学生和蹒跚学步的学生外,还有一些经常惹恼朋友、不遵守老师规定的普通学生。学校拥有的基础设施仍然非常有限。教师的工资低于地区最低标准。这些条件使教师能够面对存在的逆境和障碍。本研究旨在得到逆境商的描述。所使用的测量工具是Stoltz的逆境反应量表(ARP)(2000)。结果是60%的教师具有高逆境商(登山者)和40%的教师具有中等逆境商(露营者)。这意味着教师能够面对学校教学过程中存在的逆境和障碍。Abstrak。Salah satu jalur pendidikan formal yitu Taman Kanak-Kanak。PG/TK X万隆merupakan salah satu sekolah reguler yang memiliki beberapa siswa ABK dan memiliki siswa dengan usia batita (Bawah Tiga Tahun)。Para guru dihadapkan pada sitasi dimana siswa dengan kebutuhan khusus服务于mengalami tanum,但suit mengikuti kegiatan kelas。Guru harus成员,kan perhatih padaswanya yang memoriliki kebutuhan khusus dan siswa yang masih batita。Selain siswa dengan kebutuhan khusus dan siswa yang berusia batita, terdapat juga siswa normal yang sering mengganggu temannya, dan tidak patuh patada aturan yang telah guru berikan。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。主上师为主上师服务,主上师为主上师服务。Kondisi tersebut menyebabkan guru harus mampu menghadapi kesulitan dan hambatan yang ada。Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai逆境商学大师。企鹅的逆境反应特征(ARP) [j]。Hasil达里语penelitian ini menunjukkan sebanyak 60%(6大师)memiliki逆境商数丁宜受困atau disebut dengan登山者丹40%(4大师)memiliki逆境商数sedang atau disebut dengan露营者。Artinya,上师mampu menghadapi kesulitan dan hambatan-hambatan yang ada dalam教授mengajar di sekolah。
{"title":"Studi Deskriptif Adversity Quotient pada Guru PG/TK X Bandung","authors":"A. Azizah, T. Djamhoer","doi":"10.29313/.V0I0.7125","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/.V0I0.7125","url":null,"abstract":"Abstract. One of the formal education is kindergarten. PG/TK X Bandung is one of the regular schools that has several students with Special Needs and toddler students. Teachers are faced with situations where students with special needs often experience tantrums and not taking part in class activities. The teacher should pay more attention to students who have special needs and students who are still toddlers. In addition to students with special needs and students who are toddlers, there are also regular students who often annoy their friends and not obey the rules that the teacher has given. Infrastructure facilities owned by schools are still very limited. Teachers get they salary below standard minimum regional. These conditions cause teachers to be able to face the adversities and obstacles that exist. This research is intended to get the description of Adversity Quotient. The measurement tool used is Stoltz’s Adversity Response Profile (ARP) (2000). The result is 60% of teachers having high Adversity Quotient, called by Climbers and 40% teachers having moderate Adversity Quotient, called by Campers. It means, teachers are able to face adversities and obstacles that exist in the teaching process at school. \u0000Abstrak. Salah satu jalur pendidikan formal yaitu Taman Kanak-Kanak. PG/TK X Bandung merupakan salah satu sekolah reguler yang memiliki beberapa siswa ABK dan memiliki siswa dengan usia batita (Bawah Tiga Tahun). Para guru dihadapkan pada situasi dimana siswa dengan kebutuhan khusus sering mengalami tantrum dan sulit mengikuti kegiatan kelas. Guru harus memberikan perhatian lebih pada siswanya yang memiliki kebutuhan khusus dan siswa yang masih batita. Selain siswa dengan kebutuhan khusus dan siswa yang berusia batita, terdapat juga siswa normal yang sering mengganggu temannya, dan tidak patuh pada aturan yang telah guru berikan. Fasilitas sarana prasarana yang dimiliki sekolah masih sangat terbata. Para guru mendapatkan upah yang masih di bawah UMR dan guru sering mendapatkan upahnya tidak sesuai dengan seharusnya. Kondisi tersebut menyebabkan guru harus mampu menghadapi kesulitan dan hambatan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai Adversity Quotient pada guru. Pengukuran pada penelitian ini menggunakan Adversity Response Profile (ARP) dari Paul G. Stoltz (2000). Hasil dari penelitian ini menunjukkan sebanyak 60% (6 guru) memiliki Adversity Quotient tinggi atau disebut dengan Climbers dan 40% (4 guru) memiliki Adversity Quotient sedang atau disebut dengan Campers. Artinya, guru mampu menghadapi kesulitan dan hambatan-hambatan yang ada dalam proses mengajar di sekolah.","PeriodicalId":340074,"journal":{"name":"Jurnal Riset Psikologi","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133490490","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. Currently online games have become one of the branches of sports known as Esports. In the competition of Esports, DotA 2 became game the most profitablein terms of prizes. 2018 became the best year in DotA 2 Esports Indonesia, but the development of Esports Dota 2 in Indonesia has decreased in 2019. Despite having problems, the DotA 2 game is still popular in several internet cafes in the city of Bandung. According to Collins, Freeman, & Chamarro-Premuzic (2012) personality traits related to the behavior of playing online games. As the development of knowledge, personality traits can be measured through the concept of Big Five Personality Traits, according to Strus, Cieciuch, & Rowiński (2014) In big five personality traits there are 5 dimensions, namely Emotional Stability vs. Neurotism, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, and Openness / Intellect. In this study, the method used is descriptive with a purposive sampling technique of 34 Esports gamers in the city of Bandung. The purpose of this study was to determine the personality profile of Esports gamers in the city of Bandng. Researchers used the IPIP BFM-25 standard measuring instrument made by Akhtar & Azwar, (2018). The results of this study show the dimensions of Conscientiousness (82.4%), Agreeableness (88.2%), and Intellect (91.2%) became dominant in the score with a high category, and Emotional Stability (64.7%) become the dominant dimension in the low score category. Abstrak. Saat ini game online sudah menjadi salah satu cabang olahraga yang dikenal dengan Esports. Dalam kompetisi Esports, DotA 2 menjadi game yang paling profit dari segi hadiah. Tahun 2018 menjadi tahun terbaik di Esports DotA 2 Indonesia, namun perkembagan Esports Dota 2 di Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2019. Meskipun memiliki permasalahan namun game DotA 2 masih menjadi populer di beberapa warnet di kota Bandung. Menurut Collins, Freeman, & Chamarro-Premuzic (2012) personality traits terkait dengan perilaku bermain game online. Seiring perkembangan ilmunya, personality traits dapat diukur melalui konsep Big Five Personality Traits, menurut Strus, Cieciuch, & Rowiński (2014) Dalam big five personality traits terdapat 5 dimensi, yaitu Emotional Stability vs Neurotism, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, dan openness / Intellect. Dalam penelitian ini, metode yang dipakai adalah deskriptif dengan teknik sampling purposive terhadap 34 gamers Esports di kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui profil kepribadian gamers Esports di kota Bandng. Peneliti menggunakan alat ukur baku IPIP BFM-25 yang dibuat oleh Akhtar & Azwar, (2018). Hasil dari penelitian ini menunjukan dimensi Conscientiousness (82,4%), Agreeableness (88,2%), dan Intellect (91,2%) menjadi dominan pada skor dengan kategori tinggi, dan Emotional Stability (64,7%) menjadi dimensi yang dominan pada kategori skor rendah.
摘要。目前,网络游戏已经成为体育运动的一个分支,被称为电子竞技。在电子竞技比赛中,dota2成为了奖金最高的游戏。2018年成为DotA 2印尼电竞最好的一年,但2019年印尼电竞DotA 2的发展有所下降。尽管存在一些问题,dota2游戏仍然在万隆市的几家网吧里很受欢迎。根据Collins, Freeman, & Chamarro-Premuzic(2012)的研究,人格特质与玩网络游戏的行为有关。随着知识的发展,人格特征可以通过大五人格特征的概念来衡量,根据Strus, Cieciuch, Rowiński(2014)在大五人格特征中有五个维度,即情绪稳定性与神经质,外向性,宜人性,严谨性和开放性/智力。在本研究中,使用的方法是描述性的,采用有目的的抽样技术,在万隆市的34名电子竞技玩家。本研究的目的是确定万定市电子竞技玩家的个性特征。研究人员使用Akhtar & Azwar,(2018)制造的IPIP BFM-25标准测量仪。研究结果表明,尽责性(82.4%)、宜人性(88.2%)和智力(91.2%)维度在高类别得分中占主导地位,情绪稳定性(64.7%)维度在低类别得分中占主导地位。Abstrak。Saat ini游戏在线sudah menjadi salah satu cabang olahraga yang dikenal dengan电子竞技。Dalam kompetisi电子竞技,dota2门加迪游戏杨帕利达利赛吉哈迪亚。Tahun 2018 menjadi Tahun terbaik di Esports DotA 2 di Indonesia namun perkembagan Esports DotA 2 di Indonesia mengalami penurunan padtahun 2019Meskipun memiliki permasalahan namun游戏dota2 masih menjadi流行di beberapa warnet di kota万隆。Menurut Collins, Freeman, & Chamarro-Premuzic(2012)的研究表明,人格特质会影响在线游戏的发展。(2014) Dalam大五人格特征:情绪稳定性与神经质、外向性、宜人性、尽责性、开放性/智慧性之比较。Dalam penelitian ini, metoyang dipakai adalal.com的作者,dengan技术的抽样目的是对34名游戏玩家进行电子竞技。图juan dari penelitian ini untuk mengetahui简介pripridian玩家Esports di kota banding。中国科学院学报(自然科学版),2018。责任心(82.4%)、宜人性(88.2%)、智力(91.2%)、情绪稳定性(64.7%)、情绪稳定性(64.7%)。
{"title":"Profil Kepribadian Gamers Esports DotA 2 di Kota Bandung","authors":"Aryo Triutama, Milda Yanuvianti","doi":"10.29313/.V0I0.7123","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/.V0I0.7123","url":null,"abstract":"Abstract. Currently online games have become one of the branches of sports known as Esports. In the competition of Esports, DotA 2 became game the most profitablein terms of prizes. 2018 became the best year in DotA 2 Esports Indonesia, but the development of Esports Dota 2 in Indonesia has decreased in 2019. Despite having problems, the DotA 2 game is still popular in several internet cafes in the city of Bandung. According to Collins, Freeman, & Chamarro-Premuzic (2012) personality traits related to the behavior of playing online games. As the development of knowledge, personality traits can be measured through the concept of Big Five Personality Traits, according to Strus, Cieciuch, & Rowiński (2014) In big five personality traits there are 5 dimensions, namely Emotional Stability vs. Neurotism, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, and Openness / Intellect. In this study, the method used is descriptive with a purposive sampling technique of 34 Esports gamers in the city of Bandung. The purpose of this study was to determine the personality profile of Esports gamers in the city of Bandng. Researchers used the IPIP BFM-25 standard measuring instrument made by Akhtar & Azwar, (2018). The results of this study show the dimensions of Conscientiousness (82.4%), Agreeableness (88.2%), and Intellect (91.2%) became dominant in the score with a high category, and Emotional Stability (64.7%) become the dominant dimension in the low score category. \u0000Abstrak. Saat ini game online sudah menjadi salah satu cabang olahraga yang dikenal dengan Esports. Dalam kompetisi Esports, DotA 2 menjadi game yang paling profit dari segi hadiah. Tahun 2018 menjadi tahun terbaik di Esports DotA 2 Indonesia, namun perkembagan Esports Dota 2 di Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2019. Meskipun memiliki permasalahan namun game DotA 2 masih menjadi populer di beberapa warnet di kota Bandung. Menurut Collins, Freeman, & Chamarro-Premuzic (2012) personality traits terkait dengan perilaku bermain game online. Seiring perkembangan ilmunya, personality traits dapat diukur melalui konsep Big Five Personality Traits, menurut Strus, Cieciuch, & Rowiński (2014) Dalam big five personality traits terdapat 5 dimensi, yaitu Emotional Stability vs Neurotism, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, dan openness / Intellect. Dalam penelitian ini, metode yang dipakai adalah deskriptif dengan teknik sampling purposive terhadap 34 gamers Esports di kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui profil kepribadian gamers Esports di kota Bandng. Peneliti menggunakan alat ukur baku IPIP BFM-25 yang dibuat oleh Akhtar & Azwar, (2018). Hasil dari penelitian ini menunjukan dimensi Conscientiousness (82,4%), Agreeableness (88,2%), dan Intellect (91,2%) menjadi dominan pada skor dengan kategori tinggi, dan Emotional Stability (64,7%) menjadi dimensi yang dominan pada kategori skor rendah.","PeriodicalId":340074,"journal":{"name":"Jurnal Riset Psikologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122477193","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract. Seligman explain that happiness is a measurement towards ourselves and life, those are including a positive emotions like a convenience and an overflowing happiness, or the positive activity that doesn’t fulfill with any emotions such an absorption and involvement (Seligman, 2005). In this research, there are so many positive effects that the students felt as make the interact with people easly, as an educational media, entertainment, and to fill their free time. Instead of that, so negative efects does, such as forget about the time cause of they want to keep connected, they was envy with people’s life in social media, and they feel hard to build a relations in real life. The result are 95% students feel positive emotion, engagement 95%, relationships 100%, meaning 96,7%, accomplishment 95%, negative emotion 18,3%, and health 96,7%. It shown conclude of this research that almost all of the students or 177 subjects have high level of happiness. Keywords: Happiness, Social Media, Collage Students. Abstrak. Seligman menjelaskan kebahagiaan merupakan suatu hasil penilaian terhadap diri dan hidup, yang memuat emosi positif seperti kenyamanan dan kegembiraan yang meluap-luap, maupun aktivitas positif yang tidak memenuhi komponen emosi apapun seperti absorbsi dan keterlibatan (Seligman, 2005). Pada penelitian ini banyak hal yang dihayati oleh subjek, antara lain dampak positif seperti memudahkan interaksi dengan orang lain, sebagai media edukasi, hiburan, dan untuk mengisi waktu luang. Ada pula dampak negatif yang dirasakan ketika mengakses media sosial, seperti lupa waktu karena ingin terus terkoneksi, timbul rasa iri karena membandingkan hidup mereka dengan orang lain, serta bentuk pelarian karena sulitnya membangun relasi dan interaksi di dunia nyata. Hasilnya sebanyak 95% subjek merasakan positive emotion, engagement sebanyak 95%, relationships sebanyak 100%, meaning sebanyak 96,7%, accomplishment sebanyak 95%, negative emotion sebanyak 18,3%, serta health sebanyak 96,7%. Maka secara keseluruhan mahasiswa yang menjadi subjek memiliki tingkat happiness yang tinggi, yaitu sebanyak 177 orang atau 98,3%. Kata Kunci: Happiness, Media Sosial, Mahasiswa.
摘要塞利格曼解释说,幸福是对我们自己和生活的一种衡量,包括一种积极的情绪,比如方便和溢满的幸福,或者是一种不需要任何情绪的积极活动,比如吸收和参与(塞利格曼,2005)。在本研究中,学生们感受到了许多积极的影响,使他们更容易与人互动,作为一种教育媒体,娱乐,填补他们的空闲时间。相反,负面影响是这样的,比如他们忘记了时间,因为他们想要保持联系,他们在社交媒体上嫉妒别人的生活,他们觉得很难在现实生活中建立关系。结果是95%的学生感到积极情绪,95%的学生感到投入,100%的学生感到关系,意义96,7%,成就感95%,消极情绪18.3%,健康96,7%。研究结果表明,177名受试学生中几乎所有人都有较高的幸福感。关键词:幸福感,社交媒体,大学生Abstrak。Seligman menjelaskan kebahagiaan merupakan suatu hasil penilaian terhadap diri dan hidup, yang memufi positive seperti kenyamanan dan kegembiraan yang meluap-luap, maupun aktivitas positive yang tidak memuhi komponen emosi apapun seperti absorbsi dan keterlibatan (Seligman, 2005)。Pada penelitian ini banyak hal yang dihayati oleh subject, antara lain danpak阳性的perperti memudahkan interaksi dengan orang, sebagai media edukasi, hiburan, danuntuk mengisi waktu luang。Ada pula dampak阴性yang diasakan ketika mengakses media social, perperti lupa waktu karena ingingin terus terkoneksi, burbura waktu karena membandingingkan hidup mereka dengan oranglain, serta bentuk pelarian karena sulitnya membangunan relasi和interaksi di duunia nyata。Hasilnya sebanyak 95%主题merasakan积极情绪,engagement sebanyak 95%, relationship sebanyak 100%,意义sebanyak 96,7%,成就感sebanyak 95%,负面情绪sebanyak 18.3%,健康sebanyak 96,7%。Maka secara keseluruhan mahasiswa yang menjadi主题memoriliki tingkat happiness杨廷吉,yyitu sebanyak 177 orangatau 98,3%。Kata Kunci:幸福,媒体社交,Mahasiswa。
{"title":"Studi Deskriptif Mengenai Happiness pada Mahasiswa Pengguna Media Sosial di Kota Bandung","authors":"Dzar Nurul Halimah, Endah Nawangsih","doi":"10.29313/.V0I0.20852","DOIUrl":"https://doi.org/10.29313/.V0I0.20852","url":null,"abstract":"Abstract. Seligman explain that happiness is a measurement towards ourselves and life, those are including a positive emotions like a convenience and an overflowing happiness, or the positive activity that doesn’t fulfill with any emotions such an absorption and involvement (Seligman, 2005). In this research, there are so many positive effects that the students felt as make the interact with people easly, as an educational media, entertainment, and to fill their free time. Instead of that, so negative efects does, such as forget about the time cause of they want to keep connected, they was envy with people’s life in social media, and they feel hard to build a relations in real life. The result are 95% students feel positive emotion, engagement 95%, relationships 100%, meaning 96,7%, accomplishment 95%, negative emotion 18,3%, and health 96,7%. It shown conclude of this research that almost all of the students or 177 subjects have high level of happiness. \u0000Keywords: Happiness, Social Media, Collage Students. \u0000Abstrak. Seligman menjelaskan kebahagiaan merupakan suatu hasil penilaian terhadap diri dan hidup, yang memuat emosi positif seperti kenyamanan dan kegembiraan yang meluap-luap, maupun aktivitas positif yang tidak memenuhi komponen emosi apapun seperti absorbsi dan keterlibatan (Seligman, 2005). Pada penelitian ini banyak hal yang dihayati oleh subjek, antara lain dampak positif seperti memudahkan interaksi dengan orang lain, sebagai media edukasi, hiburan, dan untuk mengisi waktu luang. Ada pula dampak negatif yang dirasakan ketika mengakses media sosial, seperti lupa waktu karena ingin terus terkoneksi, timbul rasa iri karena membandingkan hidup mereka dengan orang lain, serta bentuk pelarian karena sulitnya membangun relasi dan interaksi di dunia nyata. Hasilnya sebanyak 95% subjek merasakan positive emotion, engagement sebanyak 95%, relationships sebanyak 100%, meaning sebanyak 96,7%, accomplishment sebanyak 95%, negative emotion sebanyak 18,3%, serta health sebanyak 96,7%. Maka secara keseluruhan mahasiswa yang menjadi subjek memiliki tingkat happiness yang tinggi, yaitu sebanyak 177 orang atau 98,3%. \u0000Kata Kunci: Happiness, Media Sosial, Mahasiswa.","PeriodicalId":340074,"journal":{"name":"Jurnal Riset Psikologi","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124492978","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}