Salah satu minuman yang dapat terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah es dawet. Es dawet dapat terkontaminasi batkeri patogen melalui air yang digunakan untuk meproses santan dan dari air yang digunakan untuk memuat es. Metode ALT merupakan metode kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba dalam suatu sampel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ALT dan Jenis bakteri yang ada pada es dawet di Jalan Urip Sumoharjo Kota Makassar. Jenis peneltian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan dari 12 sampel yang diperiksa, seluruh sampel memiliki nilai ALT yang melebihi batas maksimal yang ditetapkan oleh BPOM (1x10 koloni/gr), sedangkan jenis bakteri yang teridentifikasi adalah Chrysesobacterium gleum, Klebsiella pneumonia, Enterobacter asburiae dan Staphylococcus gallinarum. Es dawet di Jalan Urip Sumoharjo tidak layak dikonsumsi karena nilai ALT yang melebihi batas maksimal.
{"title":"Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan Identifikasi bakteri pada Es Dawet di Jalan urip Sumoharjo Kota Makassar","authors":"Awaluddin, Sulfiani, Ismathul Awaliyah","doi":"10.33387/kmj.v5i1.6185","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/kmj.v5i1.6185","url":null,"abstract":"Salah satu minuman yang dapat terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah es dawet. Es dawet dapat terkontaminasi batkeri patogen melalui air yang digunakan untuk meproses santan dan dari air yang digunakan untuk memuat es. Metode ALT merupakan metode kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba dalam suatu sampel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ALT dan Jenis bakteri yang ada pada es dawet di Jalan Urip Sumoharjo Kota Makassar. Jenis peneltian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan dari 12 sampel yang diperiksa, seluruh sampel memiliki nilai ALT yang melebihi batas maksimal yang ditetapkan oleh BPOM (1x10 koloni/gr), sedangkan jenis bakteri yang teridentifikasi adalah Chrysesobacterium gleum, Klebsiella pneumonia, Enterobacter asburiae dan Staphylococcus gallinarum. Es dawet di Jalan Urip Sumoharjo tidak layak dikonsumsi karena nilai ALT yang melebihi batas maksimal.","PeriodicalId":340130,"journal":{"name":"Kieraha Medical Journal","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128891268","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nindya Febrina Muhammad, Ferdian Hidayat, Fera The
Hemoroid merupakan pelebaran jaringan yang terdiri atas pleksus vena yang berada di dalam pleksus hemoroidalis. Hemoroid dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan yang diakibatkan dari kurangnya minum, diet rendah serat, mengedan yang terlalu lama, mengangkat beban berat, kehamilan dan obesitas. Pada tahun 2018-2020, untuk penderita yang berobat di rsud kota ternate memiliki cakupan yang cukup banyak yaitu sebanyak 61 pasien yang menderita hemoroid. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui karakteristik pasien hemoroid dengan dilakukannya Penelitian secara deskriptif observasional melalui pendekatan retrospektif yang dilakukan di rsud kota ternate. Hasil penelitian dari Distribusi pasien Hemoroid paling banyak didapatkan direntang usia 26-45 tahun (47,5%), dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak (57,5%), pekerja ringan (42,5%), jenis hemoroid interna grade iv (55%), keluhan utama yaitu rasa nyeri sebanyak (65%), serta dilakukan penatalaksanaan secara operatif (70%). Terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan derajat hemoroid. Namun, tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan derajat hemoroid.Â
{"title":"KARAKTERISTIK PASIEN HEMOROID DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE","authors":"Nindya Febrina Muhammad, Ferdian Hidayat, Fera The","doi":"10.33387/kmj.v5i1.5800","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/kmj.v5i1.5800","url":null,"abstract":"Hemoroid merupakan pelebaran jaringan yang terdiri atas pleksus vena yang berada di dalam pleksus hemoroidalis. Hemoroid dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan yang diakibatkan dari kurangnya minum, diet rendah serat, mengedan yang terlalu lama, mengangkat beban berat, kehamilan dan obesitas. Pada tahun 2018-2020, untuk penderita yang berobat di rsud kota ternate memiliki cakupan yang cukup banyak yaitu sebanyak 61 pasien yang menderita hemoroid. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui karakteristik pasien hemoroid dengan dilakukannya Penelitian secara deskriptif observasional melalui pendekatan retrospektif yang dilakukan di rsud kota ternate. Hasil penelitian dari Distribusi pasien Hemoroid paling banyak didapatkan direntang usia 26-45 tahun (47,5%), dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak (57,5%), pekerja ringan (42,5%), jenis hemoroid interna grade iv (55%), keluhan utama yaitu rasa nyeri sebanyak (65%), serta dilakukan penatalaksanaan secara operatif (70%). Terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan derajat hemoroid. Namun, tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan derajat hemoroid. ","PeriodicalId":340130,"journal":{"name":"Kieraha Medical Journal","volume":"149 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123389898","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Vitamin A merupakan mikronutrien yang larut dalam lemak. Cakupan pemberian vitamin A di Provinsi Maluku Utara khususnya pada puskesmas Kota di Kota Tenate masih 49% pada tahun 2020, hal ini masih di bawah target cakupan pemberian vitamin A yaitu 90%. Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi belum tercapainya suatu target karena kurangnya kesadaran masyarakat. Kesadaran akan pentingnya vitamin A bagi kesehatan mata terlihat dari pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang terkhusus pada ibu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu terhadap manfaat vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Ternate. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi atau balita di wilayah kerja Puskesmas Kota Ternate sebanyak 978 orang yang dipilih secara purposive sampling menjadi 284 orang. Dari hasil penelitian, lebih dari setengah (52,1%) sampel memiliki tingkat pengetahuan baik. Terdapat kecenderungan semakin tinggi pendidikan, usia dan jumlah anak ibu, maka akan semakin baik tingkat pengetahuan ibu. Terdapat pula kecenderungan ibu yang bekerja memiliki pengetahuan yang lebih baik. Sebagian besar ibu mendapatkan informasi tentang vitamin A dari teman maupun keluarga dan sebagian kecil ibu mendapatkan informasi tentang vitamin A melalui radio.
{"title":"GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP MANFAAT VITAMIN A DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA TERNATE","authors":"Nurul Amirah R","doi":"10.33387/kmj.v5i1.2863","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/kmj.v5i1.2863","url":null,"abstract":"Vitamin A merupakan mikronutrien yang larut dalam lemak. Cakupan pemberian vitamin A di Provinsi Maluku Utara khususnya pada puskesmas Kota di Kota Tenate masih 49% pada tahun 2020, hal ini masih di bawah target cakupan pemberian vitamin A yaitu 90%. Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi belum tercapainya suatu target karena kurangnya kesadaran masyarakat. Kesadaran akan pentingnya vitamin A bagi kesehatan mata terlihat dari pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang terkhusus pada ibu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu terhadap manfaat vitamin A di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Ternate. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi atau balita di wilayah kerja Puskesmas Kota Ternate sebanyak 978 orang yang dipilih secara purposive sampling menjadi 284 orang. Dari hasil penelitian, lebih dari setengah (52,1%) sampel memiliki tingkat pengetahuan baik. Terdapat kecenderungan semakin tinggi pendidikan, usia dan jumlah anak ibu, maka akan semakin baik tingkat pengetahuan ibu. Terdapat pula kecenderungan ibu yang bekerja memiliki pengetahuan yang lebih baik. Sebagian besar ibu mendapatkan informasi tentang vitamin A dari teman maupun keluarga dan sebagian kecil ibu mendapatkan informasi tentang vitamin A melalui radio.","PeriodicalId":340130,"journal":{"name":"Kieraha Medical Journal","volume":"189 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114854134","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Low back pain (LBP) merupakan kondisi muskuloskeletal yang ditimbulkan dari beberapa aktivitas tubuh yang kurang baik. Penatalaksanaan fisioterapi yang digunakan yaitu latihan abdominal muscle exercise pada kondisi low back pain. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh abdominal muscle exercise dalam menurunkan nyeri pada penderita non specific low back pain. Penelitian experimental pretest – post test design. Dengan populasi 28 orang yang memenuhi kriteria ekslusi dan inklusi menggunakan teknik purposive sampling yang dilaksanakan di praktek mandiri RMC physiotherapy Malang pada bulan Maret-Juni 2022. Penderita LBP diukur melalui visual analogue scale (VAS) sebelum dan sesudah treatment fisoterapi, yakni; pemberian gerakan abdominal muscle exercise drawin, draw-in (prone), halfplank, side-plank, obligue sit-up serta straight sit-up setiap 3 kali seminggu selama 1 bulan. Menggunakan uji hipotesis Wilcoxon dengan hasil nilai median VAS; (1) pre sebanyak 6,65 ; (2) post sebanyak 5,75; dan (3) nilai P sebanyak 0,00. Maka dapat disimpulkan pemberian abdominal muscle exercise efektif dalam menurunkan nyeri pada kasus low back pain
{"title":"ABDOMINAL MUSCLE EXERCISE MENGURANGI NYERI PADA KONDISI NON SPESIFIK LOW BACK PAIN","authors":"Achmad Fariz, Angri Pradita","doi":"10.33387/kmj.v5i1.6396","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/kmj.v5i1.6396","url":null,"abstract":"Low back pain (LBP) merupakan kondisi muskuloskeletal yang ditimbulkan dari beberapa aktivitas tubuh yang kurang baik. Penatalaksanaan fisioterapi yang digunakan yaitu latihan abdominal muscle exercise pada kondisi low back pain. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh abdominal muscle exercise dalam menurunkan nyeri pada penderita non specific low back pain. Penelitian experimental pretest – post test design. Dengan populasi 28 orang yang memenuhi kriteria ekslusi dan inklusi menggunakan teknik purposive sampling yang dilaksanakan di praktek mandiri RMC physiotherapy Malang pada bulan Maret-Juni 2022. Penderita LBP diukur melalui visual analogue scale (VAS) sebelum dan sesudah treatment fisoterapi, yakni; pemberian gerakan abdominal muscle exercise drawin, draw-in (prone), halfplank, side-plank, obligue sit-up serta straight sit-up setiap 3 kali seminggu selama 1 bulan. Menggunakan uji hipotesis Wilcoxon dengan hasil nilai median VAS; (1) pre sebanyak 6,65 ; (2) post sebanyak 5,75; dan (3) nilai P sebanyak 0,00. Maka dapat disimpulkan pemberian abdominal muscle exercise efektif dalam menurunkan nyeri pada kasus low back pain","PeriodicalId":340130,"journal":{"name":"Kieraha Medical Journal","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130905973","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian aksi merupakan penelitian intervensi yang didasarkan pada kondisi di lapangan yang spesifik dan berorientasi pada hasil. Intervensi yang dilakukan bergantung dari masalah riil yang ada di lapangan. Refleksi deskriptif ini bertujuan untuk membagikan pengalaman peneliti saat melakukan penelitian dengan pendekatan yang belum banyak digunakan secara luas di bidang kesehatan maupun bidang kriminologi ini. Pada kasus ini, peneliti melakukan penelitian aksi dengan menggunakan intervensi kesehatan dan kriminologis untuk mengontrol prevalensi skabies pada sebuah lembaga pemasyarakatan anak. Berbagai tantangan muncul sejak merancang penelitian, memersuasikan penelitian kepada pihak-pihak terkait hingga saat menyebarkan hasil penelitian. Dengan komitmennya untuk memberikan solusi yang segera dan kontekstual, penelitian aksi berpotensi untuk digunakan secara lebih luas di masa depan, baik pada bidang kesehatan maupun bidang kriminologi.
{"title":"PENELITIAN AKSI DENGAN INTERVENSI KESEHATAN DAN KRIMINOLOGI DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK: PENGALAMAN PENELITI","authors":"Kristian Wongso Giamto, M. Mustofa","doi":"10.33387/kmj.v5i1.6439","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/kmj.v5i1.6439","url":null,"abstract":"Penelitian aksi merupakan penelitian intervensi yang didasarkan pada kondisi di lapangan yang spesifik dan berorientasi pada hasil. Intervensi yang dilakukan bergantung dari masalah riil yang ada di lapangan. Refleksi deskriptif ini bertujuan untuk membagikan pengalaman peneliti saat melakukan penelitian dengan pendekatan yang belum banyak digunakan secara luas di bidang kesehatan maupun bidang kriminologi ini. Pada kasus ini, peneliti melakukan penelitian aksi dengan menggunakan intervensi kesehatan dan kriminologis untuk mengontrol prevalensi skabies pada sebuah lembaga pemasyarakatan anak. Berbagai tantangan muncul sejak merancang penelitian, memersuasikan penelitian kepada pihak-pihak terkait hingga saat menyebarkan hasil penelitian. Dengan komitmennya untuk memberikan solusi yang segera dan kontekstual, penelitian aksi berpotensi untuk digunakan secara lebih luas di masa depan, baik pada bidang kesehatan maupun bidang kriminologi.","PeriodicalId":340130,"journal":{"name":"Kieraha Medical Journal","volume":"96 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128364004","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit yang disebabkan secara umum oleh infeksi mikroorganisme yang dikenal sebagai sumber morbiditas dan mortalitas penyakit menular pada saluran pernapasan baik atas (ISPaA) maupun bawah (ISPbA). Terapi pada infeksi saluran napas pada umumnya adalah antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai aturan dapat meningkatkan risiko terjadinya resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien terdiagnosis ISPbA pada rumah sakit di Kota Ternate. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pengambilan data secara observasinal retrospektif. Sampel penelitian berjumlah 38 rekam medis pasien terdiagnosis ISPbA. Hasil penelitian menunjukkan penderita ISPbA lebih banyak diderita oleh laki-laki (57,9%) dengan kelompok umur 18-65 tahun (60,6%) dan diagnosis terbanyak adalah Pneumonia (73,7%). Penggunaan antibiotik terbanyak adalah antibiotik ceftriaxone (42,1%), diikuti antibiotik Levofloxacin dan kombinasi Cefotaxime-Gentamycin yang masing-masing (15,8%). Antibiotik yang paling sedikit digunakan adalah Azytromysin (1%). Dapat disimpulkan bahwa antibiotik yang paling banyak digunakan adalah ceftriaxone yang merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ke-3. Dari hasil ini terlihat bahwa ceftriaxone dapat menjadi pilihan terapi pada pasien terdiagnosis ISPbA.
{"title":"PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN BAWAH AKUT (ISPbA) PADA RUMAH SAKIT DI KOTA TERNATE","authors":"Wahyunita Do Toka","doi":"10.33387/kmj.v4i2.5555","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/kmj.v4i2.5555","url":null,"abstract":"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit yang disebabkan secara umum oleh infeksi mikroorganisme yang dikenal sebagai sumber morbiditas dan mortalitas penyakit menular pada saluran pernapasan baik atas (ISPaA) maupun bawah (ISPbA). Terapi pada infeksi saluran napas pada umumnya adalah antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai aturan dapat meningkatkan risiko terjadinya resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien terdiagnosis ISPbA pada rumah sakit di Kota Ternate. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pengambilan data secara observasinal retrospektif. Sampel penelitian berjumlah 38 rekam medis pasien terdiagnosis ISPbA. Hasil penelitian menunjukkan penderita ISPbA lebih banyak diderita oleh laki-laki (57,9%) dengan kelompok umur 18-65 tahun (60,6%) dan diagnosis terbanyak adalah Pneumonia (73,7%). Penggunaan antibiotik terbanyak adalah antibiotik ceftriaxone (42,1%), diikuti antibiotik Levofloxacin dan kombinasi Cefotaxime-Gentamycin yang masing-masing (15,8%). Antibiotik yang paling sedikit digunakan adalah Azytromysin (1%). Dapat disimpulkan bahwa antibiotik yang paling banyak digunakan adalah ceftriaxone yang merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ke-3. Dari hasil ini terlihat bahwa ceftriaxone dapat menjadi pilihan terapi pada pasien terdiagnosis ISPbA.","PeriodicalId":340130,"journal":{"name":"Kieraha Medical Journal","volume":"700 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128047367","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Provinsi Maluku Utara memiliki lautan luas yang diapit berbagai macam pulau dan merupakan provinsi yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah. Selain penghasil rempah Provinsi Maluku Utara terdapat berbagai jenis tumbuhan baik itu tumbuhan obat maupun tumbuhan beracun. Tumbuhan merupakan sumber daya hayati yang telah digunakan manusia sejak lama menandakan interaksi manusia dengan tumbuhan begitu penting terutama masyarakat pedalaman disebut sebagai Etnobotani. Tumbuhan racun mengandung senyawa kimia beracun yang mampu menghambat respon pada sistem biologis sehingga menyebabkan gangguan kesehatan. Identifikasi tumbuhan beracun diwilayah Provinsi Maluku Utara dilakukan pada tumbuh-tumbuhan beracun seperti Tumbuhan Brotowali, Buah Maja, Tagalolo, Bori, Bintaro, Talas, Akar Tuba, Balacai, Kecubung, serta Mojiu. Identifikasi jurnal ini dilakukan dengan cara observasi dan wawancara yang dilakukan dengan melihat pemanfaatan tumbuhan racun yang digunakan oleh masyarakat sekitar dan dilakukan perbandingan dengan literatur penelitian. Dari hasil identifikasi diperoleh data pemanfaatan tumbuhan racun yang telah diidentifikasi di Provinsi Maluku Utara yaitu sebagai bahan pembasmi hama pada tanaman, racun ikan dilaut, serta membuat efek memabukkan dan halusinasi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tumbuhan beracun merupakan tumbuhan dengan potensi yang sangat besar pemanfaatan dalam bidang pertanian sebagai pestisida nabati untuk mengatasi, mencegah dan membunuh hama.
{"title":"ETNOBOTANI TUMBUHAN BERACUN DAN PEMANFAATANNYA DI MALUKU UTARA, INDONESIA","authors":"Muhammad Zulfian A. Disi","doi":"10.33387/kmj.v4i2.5522","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/kmj.v4i2.5522","url":null,"abstract":"Provinsi Maluku Utara memiliki lautan luas yang diapit berbagai macam pulau dan merupakan provinsi yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah. Selain penghasil rempah Provinsi Maluku Utara terdapat berbagai jenis tumbuhan baik itu tumbuhan obat maupun tumbuhan beracun. Tumbuhan merupakan sumber daya hayati yang telah digunakan manusia sejak lama menandakan interaksi manusia dengan tumbuhan begitu penting terutama masyarakat pedalaman disebut sebagai Etnobotani. Tumbuhan racun mengandung senyawa kimia beracun yang mampu menghambat respon pada sistem biologis sehingga menyebabkan gangguan kesehatan. Identifikasi tumbuhan beracun diwilayah Provinsi Maluku Utara dilakukan pada tumbuh-tumbuhan beracun seperti Tumbuhan Brotowali, Buah Maja, Tagalolo, Bori, Bintaro, Talas, Akar Tuba, Balacai, Kecubung, serta Mojiu. Identifikasi jurnal ini dilakukan dengan cara observasi dan wawancara yang dilakukan dengan melihat pemanfaatan tumbuhan racun yang digunakan oleh masyarakat sekitar dan dilakukan perbandingan dengan literatur penelitian. Dari hasil identifikasi diperoleh data pemanfaatan tumbuhan racun yang telah diidentifikasi di Provinsi Maluku Utara yaitu sebagai bahan pembasmi hama pada tanaman, racun ikan dilaut, serta membuat efek memabukkan dan halusinasi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tumbuhan beracun merupakan tumbuhan dengan potensi yang sangat besar pemanfaatan dalam bidang pertanian sebagai pestisida nabati untuk mengatasi, mencegah dan membunuh hama.","PeriodicalId":340130,"journal":{"name":"Kieraha Medical Journal","volume":"104 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124675192","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kejang demam paling sering dijumpai pada anak. Sekitar 16 % penderita mengalami kejang demam berulang. Usia pertama kali kejang, jenis kelamin, suhu badan saat kejang, riwayat kejang demam dalam keluarga dan tipe kejang merupakan faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan kejang demam berulang. Belum terdapat penelitian terkait hal ini di Maluku Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko kejang demam berulang pada anak penderita kejang demam di Maluku Utara, Indonesia. Penelitian observasional retrospektif ini dilaksanakan pada penderita kejang demam berulang berusia <18 tahun yang dirawat di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate tahun 2019-2021. Data mengenai usia pertama kali kejang, jenis kelamin, suhu tubuh saat kejang, riwayat kejang demam pada keluarga dan tipe kejang demam diperoleh dari rekam medis dan dilakukan analisis univariat. Hasil dari 50 pasien, 44% berusia 6-12 bulan, 74% merupakan laki-laki, 62% memiliki suhu tubuh ≤38◦C saat masuk rumah sakit, 98% tidak diketahui memiliki riwayat kejang demam di keluarga, dan 72% termasuk kejang demam sederhana.
{"title":"Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rekurensi Kejang Demam Di Ruang Perawatan Anak RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Tahun 2019-2021","authors":"Heny Kurnia Sari, M. Hasan, Ismail Rahman","doi":"10.33387/kmj.v4i2.4376","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/kmj.v4i2.4376","url":null,"abstract":"Kejang demam paling sering dijumpai pada anak. Sekitar 16 % penderita mengalami kejang demam berulang. Usia pertama kali kejang, jenis kelamin, suhu badan saat kejang, riwayat kejang demam dalam keluarga dan tipe kejang merupakan faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan kejang demam berulang. Belum terdapat penelitian terkait hal ini di Maluku Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko kejang demam berulang pada anak penderita kejang demam di Maluku Utara, Indonesia. Penelitian observasional retrospektif ini dilaksanakan pada penderita kejang demam berulang berusia <18 tahun yang dirawat di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate tahun 2019-2021. Data mengenai usia pertama kali kejang, jenis kelamin, suhu tubuh saat kejang, riwayat kejang demam pada keluarga dan tipe kejang demam diperoleh dari rekam medis dan dilakukan analisis univariat. Hasil dari 50 pasien, 44% berusia 6-12 bulan, 74% merupakan laki-laki, 62% memiliki suhu tubuh ≤38◦C saat masuk rumah sakit, 98% tidak diketahui memiliki riwayat kejang demam di keluarga, dan 72% termasuk kejang demam sederhana.","PeriodicalId":340130,"journal":{"name":"Kieraha Medical Journal","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125040682","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung akibat suplai darah yang membawa oksigen ke otot jantung berkurang. PJK merupakan penyebab kematian tertinggi kedua dengan angka sebesar 12,9%. Banyak faktor risiko yang dapat memengaruhi PJK namun belum ada data khusus terkait karakteristik PJK di Maluku Utara. Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik penderita penyakit jantung koroner di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate Tahun 2018-2020. Metode: Penelitian deskriptif retrospektif dengan desain potong melintang ini dilakukan pada pasien PJK dengan teknik pengambilan total sampling dan menggunakan data rekam medik RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie. Hasil: Dari 115 kasus PJK, penyakit ini lebih sering terjadi pada spektrum klinis angina pektoris stabil (81,7%), kelompok umur 45-64 tahun (55,7%), jenis kelamin laki-laki (70,4%), perokok (63,5%), penderita hipertensi derajat I (22,6%), obesitas (37,4%), dislipidemia (60,0%), diabetes melitus (43,5%), komorbid PGK (8,7%), terapi medikamentosa (76,5%), dan komplikasi paling banyak adalah gagal jantung (54,8%). Kesimpulan: PJK paling banyak terjadi pada orang dengan spektrum klinis angina pektoris stabil, umur 45-64 tahun, jenis kelamin laki-laki, perokok, hipertensi, IMT diatas normal, dislipidemia, diabetes melitus, penyakit ginjal kronik, gagal jantung, dan terapi paling banyak digunakan adalah terapi medikamentosa.
{"title":"Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate","authors":"Nur Fajrurrachman Saleh","doi":"10.33387/kmj.v4i2.5345","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/kmj.v4i2.5345","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung akibat suplai darah yang membawa oksigen ke otot jantung berkurang. PJK merupakan penyebab kematian tertinggi kedua dengan angka sebesar 12,9%. Banyak faktor risiko yang dapat memengaruhi PJK namun belum ada data khusus terkait karakteristik PJK di Maluku Utara. Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik penderita penyakit jantung koroner di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate Tahun 2018-2020. Metode: Penelitian deskriptif retrospektif dengan desain potong melintang ini dilakukan pada pasien PJK dengan teknik pengambilan total sampling dan menggunakan data rekam medik RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie. Hasil: Dari 115 kasus PJK, penyakit ini lebih sering terjadi pada spektrum klinis angina pektoris stabil (81,7%), kelompok umur 45-64 tahun (55,7%), jenis kelamin laki-laki (70,4%), perokok (63,5%), penderita hipertensi derajat I (22,6%), obesitas (37,4%), dislipidemia (60,0%), diabetes melitus (43,5%), komorbid PGK (8,7%), terapi medikamentosa (76,5%), dan komplikasi paling banyak adalah gagal jantung (54,8%). Kesimpulan: PJK paling banyak terjadi pada orang dengan spektrum klinis angina pektoris stabil, umur 45-64 tahun, jenis kelamin laki-laki, perokok, hipertensi, IMT diatas normal, dislipidemia, diabetes melitus, penyakit ginjal kronik, gagal jantung, dan terapi paling banyak digunakan adalah terapi medikamentosa.","PeriodicalId":340130,"journal":{"name":"Kieraha Medical Journal","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121079814","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS RESISTAN OBAT DI RSUD Dr. H. CHASAN BOESOIRIE","authors":"Uways Al Qarni Bayan","doi":"10.33387/kmj.v4i2.4651","DOIUrl":"https://doi.org/10.33387/kmj.v4i2.4651","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":340130,"journal":{"name":"Kieraha Medical Journal","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121292995","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}