Pub Date : 2022-06-16DOI: 10.33660/jfrwhs.v6i2.188
Indra Pratama, Arif Pristianto, Dwi Rosella Komalasari
Latar Belakang: Kondisi pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan pada sistem pembelajaran di semua jenjang pendidikan, termasuk perguruan tinggi. Selama masa pandemi mahasiswa harus belajar di rumah secara online. Dalam masa ini banyak mahasiswa mengeluhkan adanya rasa tidak nyaman atau nyeri pada tubuh (system muskuloskeletal). Keluhan muskuloskeletal yang terjadi selama masa pembelajaran online antara lain pada leher, bahu, lengan, dan pinggang. Salah satu keluhan yang banyak dialami adalah Neck Arm Pain (NAP). Nyeri leher sering dirasakan pada mahasiswa karena studi menggunakan laptop pada durasi lama, posisi statis, dan postur membungkuk. Neck Arm Pain dapat menimbulkan gangguan pada aktivitas fungsional dan mempengaruhi sistem muskuloskeletal. Tujuan: Mengetahui faktor-faktor risiko yang menyebabkan NAP pada mahasiswa selama masa belajar di rumah di situasi pandemi COVID-19. Metode: Cross Sectional Study dengan jumlah sampel 30 responden. Pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive sampling. uji analisis dengan uji Regresi Linear Berganda. Hasil: Koefisien determinasi NAP 48.4% pada mahasiswa Fisioterapi yang belajar online di waktu pandemi COVID-19. Postur saat pembelajaran secara online sebagai faktor risiko utama yang mempengaruhi kejadian NAP pada mahasiswa selama masa belajar di rumah di situasi pandemi COVID-19 (OR= -2.441, p-value 0.007 dan 95% CI = lower -4.170, upper -0.713). Simpulan: Postur sebagai faktor kuat yang mengakibatkan kejadian Neck Arm Pain pada masa belajar online pada masa pandemi COVID-19.
{"title":"Faktor Risiko Neck Arm Pain pada Mahasiswa Selama Pembelajaran Online di Masa Pandemi COVID-19","authors":"Indra Pratama, Arif Pristianto, Dwi Rosella Komalasari","doi":"10.33660/jfrwhs.v6i2.188","DOIUrl":"https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v6i2.188","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kondisi pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan pada sistem pembelajaran di semua jenjang pendidikan, termasuk perguruan tinggi. Selama masa pandemi mahasiswa harus belajar di rumah secara online. Dalam masa ini banyak mahasiswa mengeluhkan adanya rasa tidak nyaman atau nyeri pada tubuh (system muskuloskeletal). Keluhan muskuloskeletal yang terjadi selama masa pembelajaran online antara lain pada leher, bahu, lengan, dan pinggang. Salah satu keluhan yang banyak dialami adalah Neck Arm Pain (NAP). Nyeri leher sering dirasakan pada mahasiswa karena studi menggunakan laptop pada durasi lama, posisi statis, dan postur membungkuk. Neck Arm Pain dapat menimbulkan gangguan pada aktivitas fungsional dan mempengaruhi sistem muskuloskeletal. Tujuan: Mengetahui faktor-faktor risiko yang menyebabkan NAP pada mahasiswa selama masa belajar di rumah di situasi pandemi COVID-19. Metode: Cross Sectional Study dengan jumlah sampel 30 responden. Pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive sampling. uji analisis dengan uji Regresi Linear Berganda. Hasil: Koefisien determinasi NAP 48.4% pada mahasiswa Fisioterapi yang belajar online di waktu pandemi COVID-19. Postur saat pembelajaran secara online sebagai faktor risiko utama yang mempengaruhi kejadian NAP pada mahasiswa selama masa belajar di rumah di situasi pandemi COVID-19 (OR= -2.441, p-value 0.007 dan 95% CI = lower -4.170, upper -0.713). Simpulan: Postur sebagai faktor kuat yang mengakibatkan kejadian Neck Arm Pain pada masa belajar online pada masa pandemi COVID-19.","PeriodicalId":34105,"journal":{"name":"Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48544274","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-30DOI: 10.33660/jfrwhs.v6i2.173
Miftahul Zannah, Mifthah Rezqiyah
As a soccer athlete, having good agility has several advantages, including being easy to perform difficult movements, not easily falling and causing injury. Agility can be improved with core stability exercises and zig zag runs. This experiment was indentified to find out the difference in the effect of core stability training with zig zag run on increasing agility in Southwest Aceh soccer players in 2021. Respondent of this experiment are 16 people (n=16) met the inclusion criteria with 8 people in the core stability group and 8 people in the zig zag run group. The research method used is a quasi-experimental approach with two groups of pre and post test designs. The data collected was first tested for normality with the Shapiro Wilk test (n=<50), the results obtained were 0.179 (preZigzag), 0.321 (preCoreStability) meaning the data was normally distributed (p>0.05). Then the homogeneity test was carried out with the Levene test, the value (sig) of 0.863 (p>0.05) means that there is a similarity of variance (homogeneous) between groups. Statistical analysis in both groups used Paired Sample t-test and obtained a sig value for the core Stability group of 0.000 and for the Zigzag Run group of 0.000, it can be concluded that there was a difference after being given treatment in each treatment group (p <0.05). Different test of the effect of post test core Stability and zigzag Run using the Independent Sample t-test and obtained a value (sig) of 0.015. So it can be concluded that there is a difference between the treatment of group I and group II (p<0.05). The conclusion is a difference in the effect of core stability and zigzag run training on increasing agility in soccer players.
{"title":"Perbandingan Pengaruh Latihan Core Stability Dengan Zig Zag Run Terhadap Agility Pada Pemain Sepak Bola Cabang Aceh Barat Daya","authors":"Miftahul Zannah, Mifthah Rezqiyah","doi":"10.33660/jfrwhs.v6i2.173","DOIUrl":"https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v6i2.173","url":null,"abstract":"As a soccer athlete, having good agility has several advantages, including being easy to perform difficult movements, not easily falling and causing injury. Agility can be improved with core stability exercises and zig zag runs. This experiment was indentified to find out the difference in the effect of core stability training with zig zag run on increasing agility in Southwest Aceh soccer players in 2021. Respondent of this experiment are 16 people (n=16) met the inclusion criteria with 8 people in the core stability group and 8 people in the zig zag run group. The research method used is a quasi-experimental approach with two groups of pre and post test designs. The data collected was first tested for normality with the Shapiro Wilk test (n=<50), the results obtained were 0.179 (preZigzag), 0.321 (preCoreStability) meaning the data was normally distributed (p>0.05). Then the homogeneity test was carried out with the Levene test, the value (sig) of 0.863 (p>0.05) means that there is a similarity of variance (homogeneous) between groups. Statistical analysis in both groups used Paired Sample t-test and obtained a sig value for the core Stability group of 0.000 and for the Zigzag Run group of 0.000, it can be concluded that there was a difference after being given treatment in each treatment group (p <0.05). Different test of the effect of post test core Stability and zigzag Run using the Independent Sample t-test and obtained a value (sig) of 0.015. So it can be concluded that there is a difference between the treatment of group I and group II (p<0.05). The conclusion is a difference in the effect of core stability and zigzag run training on increasing agility in soccer players.","PeriodicalId":34105,"journal":{"name":"Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41503205","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-26DOI: 10.33660/jfrwhs.v6i2.171
Restu Arya Pambudi, N. Kurniawati, Zahra Sativani
Pembangunan Kesehatan anak merupakan salah satu tujuan nasional, emosional, psikologi dan masalah belajar termasuk aspek penting dalam Kesehatan anak, masalah belajar dengan keterkaitan performa akademik menjadi perhatian penting karena memiliki implikasi di masa mendatang dalam kualitas hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran dampak pandemic COVID-19 yang berpengaruh pada fungsi kognitif pada siswa karena pembelajaran yang dilaksanakan secara jarak jauh. Dan gambaran fungsi kognitif pada siswa SD terkhususnya yang berada didaerah dengan tingkat sosial ekonomi rendah, penelitian ini dilaksanakan di SDN Kadubale II yang terletak di desa Kadubale Kecamatan Banjar Kabupaten Pandeglang. Metode penelitian adalah dengan metode deskriptif, dilaksanakan pada bulan September 2021 dengan melakukan pemeriksaan fungsi kognitif pada siswa SDN Kadubale II. Dari penelitian ini diperoleh 21 sampel yang terdiri dari 9 laki-laki dan 12 perempuan, berdasarkan usia terdapat 2 kategori yaitu 9 dan 10 tahun. Hasil pemeriksaan Digit Span Test ditemukan perbedaan yang signifikan terhadap hasil terendah dan hasil tertinggi pada percentile equivalent, sehingga disarankan adanya penyusunan yang mengedepankan fungsi kognitif seperti melakukan kegiatan diluar pembelajaran pokok seperti aktifitas fisik yang dapat menunjang peningkatan fungsi kognitif.
儿童健康发展是国家、情感、心理和学习目标之一,包括儿童健康的一个重要方面,学习问题与学习成绩成为一个重要关注点,因为它对未来的生活质量有影响。本研究的目的是了解新冠肺炎疫情对远程学习学生认知功能的影响。以及SD学生的认知功能形象,特别是那些社会经济水平较低的学生,本研究是在位于Kadubale Banjar Distribution Pandeglang村的SDN Kadubale-II进行的。该研究方法采用描述性方法,于2021年9月对Kadubale II SDN学生进行认知功能检查。从这项研究中,获得了21个样本,包括9名男性和12名女性,根据年龄的不同,分为2类,即9岁和10岁。数字跨度测试结果发现,在相同的百分位数上,最低和最高的结果之间存在显著差异,因此建议设计一种呈现认知功能的设计,例如在树学习之外进行活动,例如可以等待认知功能增强的身体活动。
{"title":"Gambaran Fungsi Kognitif pada Siswa Di SDN Kadubale II Desa Kadubale Kecamatan Banjar Kabupaten Pandeglang dalam Masa Pembelajaran Jarak Jauh","authors":"Restu Arya Pambudi, N. Kurniawati, Zahra Sativani","doi":"10.33660/jfrwhs.v6i2.171","DOIUrl":"https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v6i2.171","url":null,"abstract":"Pembangunan Kesehatan anak merupakan salah satu tujuan nasional, emosional, psikologi dan masalah belajar termasuk aspek penting dalam Kesehatan anak, masalah belajar dengan keterkaitan performa akademik menjadi perhatian penting karena memiliki implikasi di masa mendatang dalam kualitas hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran dampak pandemic COVID-19 yang berpengaruh pada fungsi kognitif pada siswa karena pembelajaran yang dilaksanakan secara jarak jauh. Dan gambaran fungsi kognitif pada siswa SD terkhususnya yang berada didaerah dengan tingkat sosial ekonomi rendah, penelitian ini dilaksanakan di SDN Kadubale II yang terletak di desa Kadubale Kecamatan Banjar Kabupaten Pandeglang. Metode penelitian adalah dengan metode deskriptif, dilaksanakan pada bulan September 2021 dengan melakukan pemeriksaan fungsi kognitif pada siswa SDN Kadubale II. Dari penelitian ini diperoleh 21 sampel yang terdiri dari 9 laki-laki dan 12 perempuan, berdasarkan usia terdapat 2 kategori yaitu 9 dan 10 tahun. Hasil pemeriksaan Digit Span Test ditemukan perbedaan yang signifikan terhadap hasil terendah dan hasil tertinggi pada percentile equivalent, sehingga disarankan adanya penyusunan yang mengedepankan fungsi kognitif seperti melakukan kegiatan diluar pembelajaran pokok seperti aktifitas fisik yang dapat menunjang peningkatan fungsi kognitif.","PeriodicalId":34105,"journal":{"name":"Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42741933","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-11DOI: 10.33660/jfrwhs.v6i2.168
Maya Triyanita, Ulfah Eka Wardani, Sudaryanto .
Latar Belakang: Nyeri low back pain non spesifik biasanya dirasakan sebagai rasa sakit, tegangan atau rasa kaku di bagian punggung. Nyeri ini dapat bertambah buruk dengan postur tubuh yang tidak sesuai pada saat duduk atau berdiri, cara menunduk yang salah, atau mengangkat barang yang terlalu berat. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian Mc Kenzie Exercise dan William Flexion Exercise terhadap penurunan nyeri pada penderita low back pain non spesifik. Metode: jenis penelitian ini adalah quasy eksperimen dengan desain pre test –post test two group design, dengan sampel adalah penderita low back pain non spesifik yang sesuai dengan kriteria inklusi. Jumlah sampel adalah 18 orang yang dibagi secara acak ke dalam 2 kelompok. Hasil: Berdasarkan Uji Paired T Sample menunjukkan bahwa Mc Kenzie Exercise menghasilkan penurunan nyeri yang signifikan dengan 3,711 ± 1,2067 cm dengan nilai p< 0,05, sedangkan William Flexion Exercise menghasilkan penurunan nyeri yang signifikan dengan 3,244 ± 1,0979 cm dengan nilai p< 0,05. Berdasarkan Uji Independent T Sample, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antar kelompok perlakuan dengan nilai p=0,403>0,05. Kesimpulan : Kesimpulan penelitian ini tidak memiliki perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan nyeri pada penderita low back pain non spesifik. Namun dari nilai ratarata, Mc Kenzie Exercise mempunyai pengaruh yang lebih besar.
{"title":"Beda Pengaruh Pemberian Mc Kenzie Exercise dengan William Flexion Exercise Terhadap Penurunan Nyeri pada Penderita Low Back Pain Non Spesifik di RSUD Salewangang Maros","authors":"Maya Triyanita, Ulfah Eka Wardani, Sudaryanto .","doi":"10.33660/jfrwhs.v6i2.168","DOIUrl":"https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v6i2.168","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Nyeri low back pain non spesifik biasanya dirasakan sebagai rasa sakit, tegangan atau rasa kaku di bagian punggung. Nyeri ini dapat bertambah buruk dengan postur tubuh yang tidak sesuai pada saat duduk atau berdiri, cara menunduk yang salah, atau mengangkat barang yang terlalu berat. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian Mc Kenzie Exercise dan William Flexion Exercise terhadap penurunan nyeri pada penderita low back pain non spesifik. Metode: jenis penelitian ini adalah quasy eksperimen dengan desain pre test –post test two group design, dengan sampel adalah penderita low back pain non spesifik yang sesuai dengan kriteria inklusi. Jumlah sampel adalah 18 orang yang dibagi secara acak ke dalam 2 kelompok. Hasil: Berdasarkan Uji Paired T Sample menunjukkan bahwa Mc Kenzie Exercise menghasilkan penurunan nyeri yang signifikan dengan 3,711 ± 1,2067 cm dengan nilai p< 0,05, sedangkan William Flexion Exercise menghasilkan penurunan nyeri yang signifikan dengan 3,244 ± 1,0979 cm dengan nilai p< 0,05. Berdasarkan Uji Independent T Sample, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antar kelompok perlakuan dengan nilai p=0,403>0,05. Kesimpulan : Kesimpulan penelitian ini tidak memiliki perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan nyeri pada penderita low back pain non spesifik. Namun dari nilai ratarata, Mc Kenzie Exercise mempunyai pengaruh yang lebih besar.","PeriodicalId":34105,"journal":{"name":"Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43887425","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-11DOI: 10.33660/jfrwhs.v6i2.172
Dzikra Nurseptiani, M. G. M. Setyawan, Naila Izzati
Lansia adalah sekelompok orang dengan usia diatas 60 tahun yang sedang mengalami suatu proses perubahan bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Fase lansia akan mengalami perubahan-perubahan anatomis khususnya pada sistem muskuloskeletal diantaranya nyeri yang sering timbul di daerah extremitas bawah yaitu pada otot gastrocnemius sehingga akan terjadi penurunan kekuatan otot. Nyeri pada muscle gastrocnemius dapat diukur menggunakan alat ukur nyeri Numering Rating Scale (NRS) dan untuk penurunan kekuatan otot yang terjadi akibat adanya nyeri pada gstrocnemius dapat diukur menggunakan Manual Muscle Testing (MMT). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat nyeri yang diakibatkan karena penurunan dari kekuatan otot gastrocnemius pada lansia pekerja di posyandu lansia Pekajangan Gang 16. Metode dalam penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan data primer yaitu usia, jenis kelamin dan pekerjaan dengan menggunakan kuisioner serta wawancara secara langsung kepada 20 narasumber. Selanjutnya melakukan pengukuran nyeri dan penurunan kekuatan otot gastrocnemius. Hasil yang didapat dari penelitian ini setelah melakukan wawancara, pembagian kuisioner dan pengukuran nyeri serta penurunan kekuatan otot terbukti bahwa pada umur diatas 65-69 tahun adalah yang paling banyak terjadi dengan jenis kelamin perempuan yang lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Selain itu, karakteristik pekerjaan sebagai buruh juga mempunyai risiko lebih tinggi terjadi nyeri dan penurunan kekuatan otot gastrocnemius karena masa kerja yang jauh lebih lama dibandingkan dengan pedagang. Untuk karakteristik nyeri sendiri rerata lansia mengalami penurunan kekuatan otot grade 2 dan nyeri yang dirasakan ada di skala 8. Simpulan dari penelitian ini bahwa lansia akan mengalami perubahan neuromuskular dan muskuloskeletal yang terjadi pada fase tersebut berupa menurunnya kekuatan otot yang dapat terjadi rasa nyeri pada muscle gastrocnemius.
{"title":"Gambaran Skala Nyeri Akibat Penurunan Kekuatan Otot Gastrocnemius pada Lansia Pekerja di Posyandu Lansia Pekajangan Gang 16","authors":"Dzikra Nurseptiani, M. G. M. Setyawan, Naila Izzati","doi":"10.33660/jfrwhs.v6i2.172","DOIUrl":"https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v6i2.172","url":null,"abstract":"Lansia adalah sekelompok orang dengan usia diatas 60 tahun yang sedang mengalami suatu proses perubahan bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Fase lansia akan mengalami perubahan-perubahan anatomis khususnya pada sistem muskuloskeletal diantaranya nyeri yang sering timbul di daerah extremitas bawah yaitu pada otot gastrocnemius sehingga akan terjadi penurunan kekuatan otot. Nyeri pada muscle gastrocnemius dapat diukur menggunakan alat ukur nyeri Numering Rating Scale (NRS) dan untuk penurunan kekuatan otot yang terjadi akibat adanya nyeri pada gstrocnemius dapat diukur menggunakan Manual Muscle Testing (MMT). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat nyeri yang diakibatkan karena penurunan dari kekuatan otot gastrocnemius pada lansia pekerja di posyandu lansia Pekajangan Gang 16. Metode dalam penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan data primer yaitu usia, jenis kelamin dan pekerjaan dengan menggunakan kuisioner serta wawancara secara langsung kepada 20 narasumber. Selanjutnya melakukan pengukuran nyeri dan penurunan kekuatan otot gastrocnemius. Hasil yang didapat dari penelitian ini setelah melakukan wawancara, pembagian kuisioner dan pengukuran nyeri serta penurunan kekuatan otot terbukti bahwa pada umur diatas 65-69 tahun adalah yang paling banyak terjadi dengan jenis kelamin perempuan yang lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Selain itu, karakteristik pekerjaan sebagai buruh juga mempunyai risiko lebih tinggi terjadi nyeri dan penurunan kekuatan otot gastrocnemius karena masa kerja yang jauh lebih lama dibandingkan dengan pedagang. Untuk karakteristik nyeri sendiri rerata lansia mengalami penurunan kekuatan otot grade 2 dan nyeri yang dirasakan ada di skala 8. Simpulan dari penelitian ini bahwa lansia akan mengalami perubahan neuromuskular dan muskuloskeletal yang terjadi pada fase tersebut berupa menurunnya kekuatan otot yang dapat terjadi rasa nyeri pada muscle gastrocnemius.","PeriodicalId":34105,"journal":{"name":"Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47417656","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Carpal Tunnel syndrome (CTS) merupakan syndrome penjepitan saraf dengan bentuk cedera tekanan berulang pada nervus medianus akibat dari aktivitas yang terus menerus dan penggunaan tangan yang secara intensif seperti menggenggam, memutar, atau menekuk. Aktivitas tersebut akan memperparah keadaan dan menimbulkan keluhan berupa nyeri dan kesemutan diantaranya jari-jari tangan I sampai setengah jari IV bagian telapak tangan, numbness, nyeri, dan kelemahan otot sehingga menyebabkan penurunan aktifitas kemampuan Fungsional Tangan. . Tujuan Penelitian ini untuk Mendeskripsikan Efektivitas intervensi Ultrasound (Us) Dan Stretching Exercise Untuk Meningkatkan kemampuan Fungsional Tangan Pada Pasien Carpal Tunnel Syndrome Di Rsud Mandau Duri. Metode penelitian ini adalah Eksperimental murni dengan randomized pre-test and post- test group design. Sampel penelitian pasien Poli Fisioterapi Rumah Sakit Mandau 13 pasien dalam I kelompok diberi ultrasound (Us) Dan Stretching Exercises sebanyak 6 kali selama 2 minggu. Dilakukan pemeriksaan spesifik fisioterapi dengan phalen’s test dan pengukuran dengan wrist-hand disability index (WHDI). Hasil uji menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas fungsional tangan dengan intervensi ultrasound (US) dan stretching exercise sebelum dan sesudah pada satu kelompok dengan uji normalitas dengan shapiro-wilk test dengan nilai sebelum P = 0,074 (P>0,05) dengan nilai rerata 44.62±10.50 dan nilai sesudah P = 0,015 (P>0,05) dengan rerata 17.69±7.25 maka nilai normalitas data berdistribusi normal jadi Uji hipotesis penelitian menggunakan uji t berpasangan (paired samples test) dengan hasil yang signifikan P = 0,000 (P<0,05) dengan nilai rerata 26.92±15.48. Kesimpulan hal tersebut bermakna sehingga dapat disimpulkan pemberian ultrasoud dan stretching exercises pada pergelangan tangan dapat meningkatkan kemampuan fungsional tangan pada pasien carpal tunnel syndrome di RSUD Mandau Duri.
{"title":"Efektivitas Intervensi Ultrasound (US) dan Stretching Exercise untuk Meningkatkan Kemampuan Fungsional Tangan pada Pasien Carpal Tunnel Syndrome di RSUD Mandau Duri","authors":"Siti Muawanah, Rani Yulianti, Ismaningsih Ismaningsih","doi":"10.33660/jfrwhs.v6i2.163","DOIUrl":"https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v6i2.163","url":null,"abstract":"Carpal Tunnel syndrome (CTS) merupakan syndrome penjepitan saraf dengan bentuk cedera tekanan berulang pada nervus medianus akibat dari aktivitas yang terus menerus dan penggunaan tangan yang secara intensif seperti menggenggam, memutar, atau menekuk. Aktivitas tersebut akan memperparah keadaan dan menimbulkan keluhan berupa nyeri dan kesemutan diantaranya jari-jari tangan I sampai setengah jari IV bagian telapak tangan, numbness, nyeri, dan kelemahan otot sehingga menyebabkan penurunan aktifitas kemampuan Fungsional Tangan. . Tujuan Penelitian ini untuk Mendeskripsikan Efektivitas intervensi Ultrasound (Us) Dan Stretching Exercise Untuk Meningkatkan kemampuan Fungsional Tangan Pada Pasien Carpal Tunnel Syndrome Di Rsud Mandau Duri. Metode penelitian ini adalah Eksperimental murni dengan randomized pre-test and post- test group design. Sampel penelitian pasien Poli Fisioterapi Rumah Sakit Mandau 13 pasien dalam I kelompok diberi ultrasound (Us) Dan Stretching Exercises sebanyak 6 kali selama 2 minggu. Dilakukan pemeriksaan spesifik fisioterapi dengan phalen’s test dan pengukuran dengan wrist-hand disability index (WHDI). Hasil uji menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas fungsional tangan dengan intervensi ultrasound (US) dan stretching exercise sebelum dan sesudah pada satu kelompok dengan uji normalitas dengan shapiro-wilk test dengan nilai sebelum P = 0,074 (P>0,05) dengan nilai rerata 44.62±10.50 dan nilai sesudah P = 0,015 (P>0,05) dengan rerata 17.69±7.25 maka nilai normalitas data berdistribusi normal jadi Uji hipotesis penelitian menggunakan uji t berpasangan (paired samples test) dengan hasil yang signifikan P = 0,000 (P<0,05) dengan nilai rerata 26.92±15.48. Kesimpulan hal tersebut bermakna sehingga dapat disimpulkan pemberian ultrasoud dan stretching exercises pada pergelangan tangan dapat meningkatkan kemampuan fungsional tangan pada pasien carpal tunnel syndrome di RSUD Mandau Duri.","PeriodicalId":34105,"journal":{"name":"Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49569941","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-28DOI: 10.33660/jfrwhs.v6i2.167
Fitriana Citra, Ade Irma Nahdliyyah
Varises tungkai bawah adalah kelainan pada vena akibat peningkatan tekanan vena yang dapat menyebabkan penonjolan kulit seluruh tungkai terutama tungkai bawah. Masalah pada varises tungkai bawah adalah nyeri, penurunan kekuatan otot dan penurunan aktivitas fungsional. Pemeriksaan fisioterapi meliputi pengkajian nyeri dengan Visual Analogue Scale (VAS), kekuatan otot dengan Manual Muscle Testing (MMT) dan kemampuan aktivitas fungsional dengan Foot and Ankle Disability Index (PADI). Dalam hal ini intervensi yang dipilih adalah Infra Red (IR) dan Terapi Latihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh manajemen fisioterapi terhadap Varises Vena Ekstremitas Bawah (VVTB) dengan modalitas Infra Red (IR) dan terapi latihan. Penelitian ini dilakukan di RSUD Bendan Kota Pekalongan dengan metode penelitian deskriptif analitik. Subyek penelitian ini adalah pasien dengan Varises tungkai bawah. Metode pengumpulan data penelitian menggunakan autoanamnesis dan pemeriksaan fisik. Hasil penelitian antara lain: (1) terjadi penurunan nyeri, (2) terjadi peningkatan kekuatan otot, dan (3) terjadi peningkatan kemampuan aktivtias fungsional. Kesimpulan dari penelitian ini adalah intervensi fisioterapi dengan modalitas Infra Red dan Terapi latihan dapat mengurangi masalah yang timbul pada pasien dengan kondisi VVTB.
{"title":"Study Kasus : Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Varises Vena Tungkai Bawah (VVTB)","authors":"Fitriana Citra, Ade Irma Nahdliyyah","doi":"10.33660/jfrwhs.v6i2.167","DOIUrl":"https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v6i2.167","url":null,"abstract":"Varises tungkai bawah adalah kelainan pada vena akibat peningkatan tekanan vena yang dapat menyebabkan penonjolan kulit seluruh tungkai terutama tungkai bawah. Masalah pada varises tungkai bawah adalah nyeri, penurunan kekuatan otot dan penurunan aktivitas fungsional. Pemeriksaan fisioterapi meliputi pengkajian nyeri dengan Visual Analogue Scale (VAS), kekuatan otot dengan Manual Muscle Testing (MMT) dan kemampuan aktivitas fungsional dengan Foot and Ankle Disability Index (PADI). Dalam hal ini intervensi yang dipilih adalah Infra Red (IR) dan Terapi Latihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh manajemen fisioterapi terhadap Varises Vena Ekstremitas Bawah (VVTB) dengan modalitas Infra Red (IR) dan terapi latihan. Penelitian ini dilakukan di RSUD Bendan Kota Pekalongan dengan metode penelitian deskriptif analitik. Subyek penelitian ini adalah pasien dengan Varises tungkai bawah. Metode pengumpulan data penelitian menggunakan autoanamnesis dan pemeriksaan fisik. Hasil penelitian antara lain: (1) terjadi penurunan nyeri, (2) terjadi peningkatan kekuatan otot, dan (3) terjadi peningkatan kemampuan aktivtias fungsional. Kesimpulan dari penelitian ini adalah intervensi fisioterapi dengan modalitas Infra Red dan Terapi latihan dapat mengurangi masalah yang timbul pada pasien dengan kondisi VVTB.","PeriodicalId":34105,"journal":{"name":"Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47820551","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Myofascial pain syndrome (MPS) adalah sindrom lokal yang ditandai dengan nyeri,ketegangan otot,sensitivitas berlebihan dan keterbatasan ROM karena trigger points.MPS merupakan penyebab kecacatan sistem muskuloskeletal seperti yang terjadi pada 37% pria dan 65% wanita pada usia 30-60 tahun.keluhan paling umum yaitu MPS.otot trapezius ditetapkan sebagai otot postural dan sangat rentan terhadap aktivitas yang berlebihan.rasa sakitnya bahkan dapat dirasakan selama istirahat dan diperburuk oleh aktivitas.hasil studi terbaru berhipotesis bahwa trapezitis merupakan patogenesis hasil dari overloading dan cidera jaringan otot,yang menyebabkan pemendekan serat otot lokal,hal ini mengakibatkan area jaringan lunak tertekan menerima lebih sedikit oksigen,glukosa,nutrisi,dan mengakumulasi produksi limbah metabolisme tingkat tinggi,yang selanjutnya hasil dari peristiwa ini akan mengakibatkan perubahan jaringan otot,nyeri,serta pengembangan terjadinya trigger point.Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas pemberian intervensi ultrasound,latihan dan contra rillex stretching sebagai pendekatan fisioterapi dalam manajemen penurunan nyeri pada kondisi myalgia trapezius. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi experiment dengan desain penelitian pre and post test without control group design. pada kelompok perlakuan ini menggunakan uji Normalitas berdasarkan uji shapiro wilk test pada semua variabel pre test dan post test. pada kelompok data didapatkan nilai rerata sebelum 56.66±5.875 dan nilai P=0.002 sedangkan nilai rerata sesudah 14.66±11.872 dan didapatkan nilai P= 0,009,maka P< 0,05 maka data disimpulkan berdistribusi tidak normal,sehingga pada kelompok perlakuan ini menggunakan uji wilcoxon. hasil perbedaan sebelum dan sesudah intervesi pada Kelompok perlakuan dengan nilai yang signifikan P = 0,001 (P<0.05) dengan nilai rerata 42.00±10.65.yang berarti intervensi perlakuan ultrasound dan contract relax stretching signifikan dalam meningkatkan aktivitas fungsional leher pada myofascial otot upper trapezius.
{"title":"Efektivitas Pemberian Intervensi ultrasound Dan Contract Relax Stretching Dalam Manajemen mengelola aktivitas fungsional leher karena Trigger Points pada Kondisi Myofascial Otot Upper Trapezius","authors":"Ismaningsih Ismaningsih, Siti Muawanah, Santi Fitria","doi":"10.33660/jfrwhs.v6i2.162","DOIUrl":"https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v6i2.162","url":null,"abstract":"Myofascial pain syndrome (MPS) adalah sindrom lokal yang ditandai dengan nyeri,ketegangan otot,sensitivitas berlebihan dan keterbatasan ROM karena trigger points.MPS merupakan penyebab kecacatan sistem muskuloskeletal seperti yang terjadi pada 37% pria dan 65% wanita pada usia 30-60 tahun.keluhan paling umum yaitu MPS.otot trapezius ditetapkan sebagai otot postural dan sangat rentan terhadap aktivitas yang berlebihan.rasa sakitnya bahkan dapat dirasakan selama istirahat dan diperburuk oleh aktivitas.hasil studi terbaru berhipotesis bahwa trapezitis merupakan patogenesis hasil dari overloading dan cidera jaringan otot,yang menyebabkan pemendekan serat otot lokal,hal ini mengakibatkan area jaringan lunak tertekan menerima lebih sedikit oksigen,glukosa,nutrisi,dan mengakumulasi produksi limbah metabolisme tingkat tinggi,yang selanjutnya hasil dari peristiwa ini akan mengakibatkan perubahan jaringan otot,nyeri,serta pengembangan terjadinya trigger point.Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas pemberian intervensi ultrasound,latihan dan contra rillex stretching sebagai pendekatan fisioterapi dalam manajemen penurunan nyeri pada kondisi myalgia trapezius. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi experiment dengan desain penelitian pre and post test without control group design. pada kelompok perlakuan ini menggunakan uji Normalitas berdasarkan uji shapiro wilk test pada semua variabel pre test dan post test. pada kelompok data didapatkan nilai rerata sebelum 56.66±5.875 dan nilai P=0.002 sedangkan nilai rerata sesudah 14.66±11.872 dan didapatkan nilai P= 0,009,maka P< 0,05 maka data disimpulkan berdistribusi tidak normal,sehingga pada kelompok perlakuan ini menggunakan uji wilcoxon. hasil perbedaan sebelum dan sesudah intervesi pada Kelompok perlakuan dengan nilai yang signifikan P = 0,001 (P<0.05) dengan nilai rerata 42.00±10.65.yang berarti intervensi perlakuan ultrasound dan contract relax stretching signifikan dalam meningkatkan aktivitas fungsional leher pada myofascial otot upper trapezius.","PeriodicalId":34105,"journal":{"name":"Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47955914","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-25DOI: 10.33660/jfrwhs.v6i2.166
M. G. M. Setyawan, Rifqi Sabita, M. W. Hidayat
Proses menua merupakan proses alamiyah yang seringkali ada pada makluk hidup, ditandai dengan perubahan – perubahan pada fisik ketika berumur 60-74 tahun, ditandai dengan penurunan sistem saraf, sistem otot, perubahan struktural pada tulang, ketidak stabilan hormon, perubahan postural, dan perubahan pola jalan sehingga mobilitas terganggu dan mempengaruhi aktifitas fungsional akibat dari hal tersebut angka kejadian osteoarthritis meningkat. Osteoarthritis merupakan penyakit degeratif yang merusak persendian, biasanya ditandai dengan perubahan aligmen sendi, pembengkakan, dan nyeri. Tujuan : penelitian ini untuk mengetahui angka kejadinya nyeri akibat OA pada Posyandu Lansia Pekajangan Pekalongan. Metode penelitian: penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Narasumber berjumlah 4. Data diperoleh melalui kuisioner dan wawancara serta mengaplikasikan ke aktifitas fungsional untuk mengetahui nyeri pada saat beraktifitas serta di analisis dengan SPSS. Simpulan: nyeri ketika beraktifitas dinamis mendapatkan nilai 7 yang artinya nyeri berat namun masi bisa terkontrol untuk nyeri ketika beraktifitas secara statis mendapatkan nilai 5 yang artinya ada nyeri.
{"title":"Gambaran nyeri Aktifitas Fungsional pada Osteoarthritis Grade 2 dextra di Posyandu Lansia Cempaka Pekalongan","authors":"M. G. M. Setyawan, Rifqi Sabita, M. W. Hidayat","doi":"10.33660/jfrwhs.v6i2.166","DOIUrl":"https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v6i2.166","url":null,"abstract":"Proses menua merupakan proses alamiyah yang seringkali ada pada makluk hidup, ditandai dengan perubahan – perubahan pada fisik ketika berumur 60-74 tahun, ditandai dengan penurunan sistem saraf, sistem otot, perubahan struktural pada tulang, ketidak stabilan hormon, perubahan postural, dan perubahan pola jalan sehingga mobilitas terganggu dan mempengaruhi aktifitas fungsional akibat dari hal tersebut angka kejadian osteoarthritis meningkat. Osteoarthritis merupakan penyakit degeratif yang merusak persendian, biasanya ditandai dengan perubahan aligmen sendi, pembengkakan, dan nyeri. Tujuan : penelitian ini untuk mengetahui angka kejadinya nyeri akibat OA pada Posyandu Lansia Pekajangan Pekalongan. Metode penelitian: penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Narasumber berjumlah 4. Data diperoleh melalui kuisioner dan wawancara serta mengaplikasikan ke aktifitas fungsional untuk mengetahui nyeri pada saat beraktifitas serta di analisis dengan SPSS. Simpulan: nyeri ketika beraktifitas dinamis mendapatkan nilai 7 yang artinya nyeri berat namun masi bisa terkontrol untuk nyeri ketika beraktifitas secara statis mendapatkan nilai 5 yang artinya ada nyeri.","PeriodicalId":34105,"journal":{"name":"Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41770298","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-03-25DOI: 10.33660/jfrwhs.v6i2.160
Andi Besse Ahsaniyah, Nahdiah Purnamasari, Nurhikmawaty Hasbiah, Nur Anugrawati Irwan
Latar Belakang : Osteoarthritis (OA ) adalah salah satu penyakit degenerative yang ditandai dengan hilangnya tulang rawan articular dan terjadi peradangan sinovial sehingga menyebabkan kekakuan sendi, nyeri dan hilangnya mobilitas. Tujuan : Untuk mengetahui efektifitas terapi dengan modalitas TENS dan latihan isometrik pada pasien knee osteoarthritsi. Hasil : Setelah dilakukan terapi sebanyak 5 kali didapatkan hasil pengurangan nyeri diam dari T0 -T5 : 0, nyeri tekan T0-T5 : 1, nyeri gerak T0-T5 : 5, MMT T0-T5 : 5, nilai LGS knee dextra aktif T0-T5 : S = 00 – 0 - 1250, knee dextra pasif T0-T5 S = 00 – 0 - 1300, knee sinistra aktif T0-T5 S = 00 – 0 - 1300, knee sinistra pasif T0-T5: S = 00 – 0 - 1300. Simpulan : Rehabilitasi dan latihan yang diberikan pada pasien knee osteoarthritis menggunakan modalitas TENS dan latihan isometric mendukung optimalisasi terkait kondisi fisik, pengurangan nyeri, peningkatan kekuatan otot dan aktifitas fungsional pasien.
{"title":"Efektivitas Stability Ball Exercise Dalam Menurunkan Intensitas Nyeri Pinggang Selama Kehamilan","authors":"Andi Besse Ahsaniyah, Nahdiah Purnamasari, Nurhikmawaty Hasbiah, Nur Anugrawati Irwan","doi":"10.33660/jfrwhs.v6i2.160","DOIUrl":"https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v6i2.160","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Osteoarthritis (OA ) adalah salah satu penyakit degenerative yang ditandai dengan hilangnya tulang rawan articular dan terjadi peradangan sinovial sehingga menyebabkan kekakuan sendi, nyeri dan hilangnya mobilitas. Tujuan : Untuk mengetahui efektifitas terapi dengan modalitas TENS dan latihan isometrik pada pasien knee osteoarthritsi. Hasil : Setelah dilakukan terapi sebanyak 5 kali didapatkan hasil pengurangan nyeri diam dari T0 -T5 : 0, nyeri tekan T0-T5 : 1, nyeri gerak T0-T5 : 5, MMT T0-T5 : 5, nilai LGS knee dextra aktif T0-T5 : S = 00 – 0 - 1250, knee dextra pasif T0-T5 S = 00 – 0 - 1300, knee sinistra aktif T0-T5 S = 00 – 0 - 1300, knee sinistra pasif T0-T5: S = 00 – 0 - 1300. Simpulan : Rehabilitasi dan latihan yang diberikan pada pasien knee osteoarthritis menggunakan modalitas TENS dan latihan isometric mendukung optimalisasi terkait kondisi fisik, pengurangan nyeri, peningkatan kekuatan otot dan aktifitas fungsional pasien.","PeriodicalId":34105,"journal":{"name":"Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49150373","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}