Pub Date : 2019-12-23DOI: 10.17509/jpki.v5i2.17741
I. Kurnia, Aat Sriati, Efri Widianti
ABSTRAK Caring merupakan inti dari nilai-nilai keperawatan. Caring bagi mahasiswa keperawatan merupakan hal yang penting untuk dipelajari dan dipraktikkan. Sejauh ini, penelitian tentang perkembangan kemampuan caring mahasiswa keperawatan masih kurang. Mahasiswa datang dari lingkungan keluarga, sosial, budaya, etnik dan latar belakang ekonomi yang berbeda. Sehingga perkembangan kemampuan caring mahasiswa perlu diperhatikan oleh institusi pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kemampuan caring mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. Penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan metode proportional stratified sampling. Total sampel terpilih sebanyak 240 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah Caring Ability Inventory dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian di dapatkan bahwa setengah dari mahasiswa memiliki kemampuan caring pada kategori rendah (50%), kurang dari setengah mahasiswa pada kategori sedang (42,5%) dan sebagian kecil mahasiswa pada kategori tinggi (7,5%). Dapat disimpulkan bahwa kemampuan caring mahasiswa sebagian besar adalah kategori rendah dan sedang. Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran perlu meningkatkan perhatian terhadap perkembangan kemampuan caring mahasiswa. ABSTRACTCaring is the core of nursing values. Caring for nursing students is an important element to learn and practice. There was limited research on the development of caring ability of nursing students. Students came from different familial, social, cultural, ethnic and economic backgrounds. The development of students caring ability needs to be considered by educational institutions. The aim of this research was to describe nursing students’ caring ability at Faculty of Nursing, Padjadjaran University. This quantitative descriptive study used proportional stratified sampling method. In total240 students were selected as samples. Data were collected using an Indonesia version of Caring Ability Inventory and analyzed using descriptive statistics. The results showed that half of the students had low caring ability (50%), less than half students were in moderate category (42.5%) and a small percentage of students were in high category (7.5%). In conclusion, nursing students caring ability mostly were in low and moderate category. Faculty of Nursing, Padjadjaran University needs to improve attention to the development of students’ caring ability.
{"title":"Student`s Caring Ability at Nursing Faculty of Padjadjaran University","authors":"I. Kurnia, Aat Sriati, Efri Widianti","doi":"10.17509/jpki.v5i2.17741","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/jpki.v5i2.17741","url":null,"abstract":" ABSTRAK Caring merupakan inti dari nilai-nilai keperawatan. Caring bagi mahasiswa keperawatan merupakan hal yang penting untuk dipelajari dan dipraktikkan. Sejauh ini, penelitian tentang perkembangan kemampuan caring mahasiswa keperawatan masih kurang. Mahasiswa datang dari lingkungan keluarga, sosial, budaya, etnik dan latar belakang ekonomi yang berbeda. Sehingga perkembangan kemampuan caring mahasiswa perlu diperhatikan oleh institusi pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kemampuan caring mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. Penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan metode proportional stratified sampling. Total sampel terpilih sebanyak 240 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah Caring Ability Inventory dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian di dapatkan bahwa setengah dari mahasiswa memiliki kemampuan caring pada kategori rendah (50%), kurang dari setengah mahasiswa pada kategori sedang (42,5%) dan sebagian kecil mahasiswa pada kategori tinggi (7,5%). Dapat disimpulkan bahwa kemampuan caring mahasiswa sebagian besar adalah kategori rendah dan sedang. Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran perlu meningkatkan perhatian terhadap perkembangan kemampuan caring mahasiswa. ABSTRACTCaring is the core of nursing values. Caring for nursing students is an important element to learn and practice. There was limited research on the development of caring ability of nursing students. Students came from different familial, social, cultural, ethnic and economic backgrounds. The development of students caring ability needs to be considered by educational institutions. The aim of this research was to describe nursing students’ caring ability at Faculty of Nursing, Padjadjaran University. This quantitative descriptive study used proportional stratified sampling method. In total240 students were selected as samples. Data were collected using an Indonesia version of Caring Ability Inventory and analyzed using descriptive statistics. The results showed that half of the students had low caring ability (50%), less than half students were in moderate category (42.5%) and a small percentage of students were in high category (7.5%). In conclusion, nursing students caring ability mostly were in low and moderate category. Faculty of Nursing, Padjadjaran University needs to improve attention to the development of students’ caring ability. ","PeriodicalId":34109,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43086775","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-23DOI: 10.17509/jpki.v5i2.16635
I. Ramadhanti, Nurtriana Hidayati, I. Rafiyah
Perubahan yang terjadi dalam masa transisi siswa SMA menjadi mahasiswa cenderung menjadi stressor bagi mahasiswa tahun pertama keperawatan. Stressor tersebut dapat berasal dari internal, keluarga, pendidikan, dan lingkungan sosial. Ketika menghadapi stressor, mahasiswa akan menggunakan strategi koping yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan stressor dan strategi koping pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan melibatkan 113 orang mahasiswa yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner stressor dan COPE Inventory yang dianalisis menggunakan analisis deskriptif (frekuensi dan persentase). Hasil penelitian menunjukkan bahwa stressor yang paling banyak dirasakan oleh mahasiswa tahun pertama Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran berasal dari pendidikan yaitu jadwal kuliah yang berubah-ubah/tidak tepat waktu yang dirasakan 111 (98,2%) mahasiswa. Sedangkan strategi koping yang cenderung digunakan yaitu emotion focused coping sebanyak 65 (57,5%) mahasiswa. Simpulan dari penelitian ini adalah hampir seluruh mahasiswa merasakan stressor yang berasal dari pendidikan yaitu jadwal kuliah yang berubah-ubah/tidak tepat waktu, dan sebagian besar mahasiswa cenderung menggunakan strategi koping emotion focused coping. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan ketika ada perubahan jadwal kuliah setiap koordinator mata kuliah mengkonfirmasi kepada mahasiswa beberapa hari sebelumnya, kemudian TPBK dan dosen wali diharapkan untuk selalu melakukan bimbingan pada mahasiswa secara aktif dan berkelanjutan. Kata Kunci : Mahasiswa Keperawatan, Strategi Koping, Stressor, Tahun Pertama
{"title":"Gambaran Stressor dan Strategi Koping pada Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran","authors":"I. Ramadhanti, Nurtriana Hidayati, I. Rafiyah","doi":"10.17509/jpki.v5i2.16635","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/jpki.v5i2.16635","url":null,"abstract":"Perubahan yang terjadi dalam masa transisi siswa SMA menjadi mahasiswa cenderung menjadi stressor bagi mahasiswa tahun pertama keperawatan. Stressor tersebut dapat berasal dari internal, keluarga, pendidikan, dan lingkungan sosial. Ketika menghadapi stressor, mahasiswa akan menggunakan strategi koping yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan stressor dan strategi koping pada mahasiswa tahun pertama Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan melibatkan 113 orang mahasiswa yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner stressor dan COPE Inventory yang dianalisis menggunakan analisis deskriptif (frekuensi dan persentase). Hasil penelitian menunjukkan bahwa stressor yang paling banyak dirasakan oleh mahasiswa tahun pertama Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran berasal dari pendidikan yaitu jadwal kuliah yang berubah-ubah/tidak tepat waktu yang dirasakan 111 (98,2%) mahasiswa. Sedangkan strategi koping yang cenderung digunakan yaitu emotion focused coping sebanyak 65 (57,5%) mahasiswa. Simpulan dari penelitian ini adalah hampir seluruh mahasiswa merasakan stressor yang berasal dari pendidikan yaitu jadwal kuliah yang berubah-ubah/tidak tepat waktu, dan sebagian besar mahasiswa cenderung menggunakan strategi koping emotion focused coping. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan ketika ada perubahan jadwal kuliah setiap koordinator mata kuliah mengkonfirmasi kepada mahasiswa beberapa hari sebelumnya, kemudian TPBK dan dosen wali diharapkan untuk selalu melakukan bimbingan pada mahasiswa secara aktif dan berkelanjutan. Kata Kunci : Mahasiswa Keperawatan, Strategi Koping, Stressor, Tahun Pertama","PeriodicalId":34109,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43242631","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKPenurunan kebugaran jasmani berkontribusi terhadap angka kesakitan dan kematian lansia. Kebugaran jasmani seseorang yang berusia > 60 tahun ditentukan oleh tingkat kebugaran jasmani melalui Senam jantung Sehat Seri-I, namun aktivitasnya memerlukan frekuensi yang tepat agar tidak menimbulkan cedera olahraga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis frekuensi Senam jantung Sehat Seri-I yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani pada lansia. Penelitian ini menggunakan metode pre-experimental dengan pendekatan pre-test dan post-test design yang mengikutsertakan 27 lansia sehat dan rutin melakukan senam Jantung Sehat Seri-I yang tinggal di Panti Whreda. Subjek penelitian terbagi menjadi 3 kelompok berdasarkan frekuensi aktifitas senam per minggu yaitu 3,4, dan 5 kali seminggu selama 6 minggu. Peningkatan kebugaran jasmani ditentukan melalui jarak tempuh yang dilalui lansia setelah tes jalan 6 menit (six minutes test) pada minggu ke-1 dan ke-6. Perbedaan rata-rata jarak tempuh setelah dilakukan senam secara statistik dianalis menggunakan uji-t berpasanan dengan p-value <0,05 dinyatakan sebagai signifikan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan kelompok lansia yang melakukan Senam Jantung Sehat Seri-I 3 kali seminggu memiliki rata-rata perbedaan jarak tempuh yang signifikan (mean difference = -106,0 ; p =0,009), sementara kelompok 4 dan 5 kali seminggu tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Penelitian ini memberikan bukti bahwa Senam Jantung Sehat Seri-I 3 kali seminggu meningkatkan kebugaran jasmani. Peneliti menyarankan kepada Kepala Panti untuk memprogramkan pelaksanaan Senam Jantung Sehat Seri-I frekuensi 3 kali seminggu kepada lansia sehat yang tinggal di panti. ABSTRACT Decreasing physical fitness contributes to the morbidity and mortality rates of the elderly. Physical fitness of a person aged> 60 years is determined by the level of physical fitness through a six minutes test.. Efforts to improve physical fitness levels are needed for sports, one of which is Senam Jantung Sehat Seri-I, which takes into account the frequency of exercise. The purpose of this study was to analyze the frequency of Senam Jantung Sehat Seri-I that can improve cardiorespiratory fitness in the elderly. This study used a pre-experimental method with a pre-test and post-test design approach that included 27 healthy elderly people and routinely carried out Senam Jantung Sehat Seri-I exercises at the Nursing Home. The research subjects were divided into 3 groups based on the frequency of gymnastics activity per week which was 3.4, and 5 times a week for 6 weeks. Improved physical fitness was determined through the distance traveled on the 6-minute test at weeks 1 and 6. The difference in statistically traveled distance was analyzed using Independent t-test with a p-value <0.05 expressed as significant. The elderly group who did Senam Jantung Sehat Seri-I 3 times a week had a significant mean difference (-106.0; p = 0.009), while groups 4 and 5
{"title":"Senam Jantung Sehat Seri-I 3 kali seminggu Meningkatkan Kebugaran Jasmani Lansia","authors":"Nita Fitria, Lynna Lydyana, Shelly Iskandar, Leonardo Lubis, Ambrosius Purba","doi":"10.17509/JPKI.V5I1.15741","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/JPKI.V5I1.15741","url":null,"abstract":"ABSTRAKPenurunan kebugaran jasmani berkontribusi terhadap angka kesakitan dan kematian lansia. Kebugaran jasmani seseorang yang berusia > 60 tahun ditentukan oleh tingkat kebugaran jasmani melalui Senam jantung Sehat Seri-I, namun aktivitasnya memerlukan frekuensi yang tepat agar tidak menimbulkan cedera olahraga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis frekuensi Senam jantung Sehat Seri-I yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani pada lansia. Penelitian ini menggunakan metode pre-experimental dengan pendekatan pre-test dan post-test design yang mengikutsertakan 27 lansia sehat dan rutin melakukan senam Jantung Sehat Seri-I yang tinggal di Panti Whreda. Subjek penelitian terbagi menjadi 3 kelompok berdasarkan frekuensi aktifitas senam per minggu yaitu 3,4, dan 5 kali seminggu selama 6 minggu. Peningkatan kebugaran jasmani ditentukan melalui jarak tempuh yang dilalui lansia setelah tes jalan 6 menit (six minutes test) pada minggu ke-1 dan ke-6. Perbedaan rata-rata jarak tempuh setelah dilakukan senam secara statistik dianalis menggunakan uji-t berpasanan dengan p-value <0,05 dinyatakan sebagai signifikan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan kelompok lansia yang melakukan Senam Jantung Sehat Seri-I 3 kali seminggu memiliki rata-rata perbedaan jarak tempuh yang signifikan (mean difference = -106,0 ; p =0,009), sementara kelompok 4 dan 5 kali seminggu tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Penelitian ini memberikan bukti bahwa Senam Jantung Sehat Seri-I 3 kali seminggu meningkatkan kebugaran jasmani. Peneliti menyarankan kepada Kepala Panti untuk memprogramkan pelaksanaan Senam Jantung Sehat Seri-I frekuensi 3 kali seminggu kepada lansia sehat yang tinggal di panti. ABSTRACT Decreasing physical fitness contributes to the morbidity and mortality rates of the elderly. Physical fitness of a person aged> 60 years is determined by the level of physical fitness through a six minutes test.. Efforts to improve physical fitness levels are needed for sports, one of which is Senam Jantung Sehat Seri-I, which takes into account the frequency of exercise. The purpose of this study was to analyze the frequency of Senam Jantung Sehat Seri-I that can improve cardiorespiratory fitness in the elderly. This study used a pre-experimental method with a pre-test and post-test design approach that included 27 healthy elderly people and routinely carried out Senam Jantung Sehat Seri-I exercises at the Nursing Home. The research subjects were divided into 3 groups based on the frequency of gymnastics activity per week which was 3.4, and 5 times a week for 6 weeks. Improved physical fitness was determined through the distance traveled on the 6-minute test at weeks 1 and 6. The difference in statistically traveled distance was analyzed using Independent t-test with a p-value <0.05 expressed as significant. The elderly group who did Senam Jantung Sehat Seri-I 3 times a week had a significant mean difference (-106.0; p = 0.009), while groups 4 and 5","PeriodicalId":34109,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48432577","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-26DOI: 10.17509/JPKI.V5I1.15722
Santa Theresia Handayani Sembiring, Elizabeth Ari Setyarini
ABSTRAKIndonesia adalah negara yang termasuk era penduduk berstruktur lansia karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun keatas sekitar 7,18%. Meningkatnya populasi lanjut usia ini menimbulkan berbagai perubahan yang berdampak pada masalah kesehatan, salah satunya adalah fungsi kognitif yaitu demensia. Penurunan fungsi kognitif ini menyebabkan lansia membutuhkan bantuan orang lain dalam aktivitasnya. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perawatan lansia demensia yang tinggal di rumah. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi hubungan kesiapan keluarga dengan kondisi demensia lansia di Posbindu. Penelitian dengan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dan total sampling yangdilaksanakan pada Bulan Mei - Juni 2017. Hasil uji Chi-Square diperoleh p-value = 0,896, hal ini berarti bahwa Ha ditolak sehingga tidak ada hubungan kesiapan keluarga dengan kondisi demensia lansia. Kesimpulan penelitian tidak ada hubungan kesiapan keluarga dengan kondisi demensia lansia di Posbindu RW 06 Cimareme. Rekomendasi penelitian adalah pentingnya kesiapan dan pendampingan keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan aman pada lansia dalam keluarga. ABSTRACT Indonesia is a country which includes an era of Aging Structured Populationbecause the population aged 60 years and above is around 7.18%. The increase in the elderly population raises various changes that have an impact on health problems, one of which is cognitive function namely dementia. This decline in cognitive function causes the elderly to need help from others in their activities. Families have a very important role in the care of elderly dementiawho live at home. The purpose of this study was to identify the relations between family readiness with dementia conditions of the elderly at Subdistrict Center Health Care. The research with quantitative method with cross sectional and total sampling design was carried out from May to June 2017. The Chi-Square test results obtained p-value = 0.896, this means that Ha was rejected so there was no the relations between the relations between family readiness with dementia conditions of the elderly. The conclusion of the study was that there was no the relations between the relations between family readiness with dementia conditions of elderly at Subdistrict Center Health Care. Research recommendations are the importance of family readiness and assistance in providing a sense of comfort and safety to the elderly in the family.
{"title":"Hubungan Kesiapan Keluarga Dengan Kondisi Demensia Lansia","authors":"Santa Theresia Handayani Sembiring, Elizabeth Ari Setyarini","doi":"10.17509/JPKI.V5I1.15722","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/JPKI.V5I1.15722","url":null,"abstract":"ABSTRAKIndonesia adalah negara yang termasuk era penduduk berstruktur lansia karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun keatas sekitar 7,18%. Meningkatnya populasi lanjut usia ini menimbulkan berbagai perubahan yang berdampak pada masalah kesehatan, salah satunya adalah fungsi kognitif yaitu demensia. Penurunan fungsi kognitif ini menyebabkan lansia membutuhkan bantuan orang lain dalam aktivitasnya. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perawatan lansia demensia yang tinggal di rumah. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi hubungan kesiapan keluarga dengan kondisi demensia lansia di Posbindu. Penelitian dengan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dan total sampling yangdilaksanakan pada Bulan Mei - Juni 2017. Hasil uji Chi-Square diperoleh p-value = 0,896, hal ini berarti bahwa Ha ditolak sehingga tidak ada hubungan kesiapan keluarga dengan kondisi demensia lansia. Kesimpulan penelitian tidak ada hubungan kesiapan keluarga dengan kondisi demensia lansia di Posbindu RW 06 Cimareme. Rekomendasi penelitian adalah pentingnya kesiapan dan pendampingan keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan aman pada lansia dalam keluarga. ABSTRACT Indonesia is a country which includes an era of Aging Structured Populationbecause the population aged 60 years and above is around 7.18%. The increase in the elderly population raises various changes that have an impact on health problems, one of which is cognitive function namely dementia. This decline in cognitive function causes the elderly to need help from others in their activities. Families have a very important role in the care of elderly dementiawho live at home. The purpose of this study was to identify the relations between family readiness with dementia conditions of the elderly at Subdistrict Center Health Care. The research with quantitative method with cross sectional and total sampling design was carried out from May to June 2017. The Chi-Square test results obtained p-value = 0.896, this means that Ha was rejected so there was no the relations between the relations between family readiness with dementia conditions of the elderly. The conclusion of the study was that there was no the relations between the relations between family readiness with dementia conditions of elderly at Subdistrict Center Health Care. Research recommendations are the importance of family readiness and assistance in providing a sense of comfort and safety to the elderly in the family. ","PeriodicalId":34109,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48287150","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-26DOI: 10.17509/JPKI.V5I1.11180
M. Rahmawati, Slamet Rohaedi, S. Sumartini
ABSTRAKRemaja adalah individu yang sedang dalam tahap perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masadewasa awal, merupakan masa yang mengalami banyak perubahan, baik secara anatomis, fisiologis, fungsi emosional dan intelektual serta hubungan di lingkungan sosial. Pernikahan dini diartikan pernikahan yang pasangan masih muda dan belum bisa memenuhi persyaratan yang telah ditentukan untuk melakukan pernikahan. Usia Remaja yang melakukan pernikahan dini beresiko tidak dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungan dan situasi barunya maka beresiko mengakibatkan timbulnya stres. Gejala stress dapat menjadi masalah kesehatan yang cukup serius yang dapat menyebabkan dampak secara psikologis, sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat stres dan indikator stress yang terjadi pada usia remaja yang melakukan pernikahan dini.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner DASS-21. Sampel yang diteliti adalah pasangan remaja telah menikah pada usia 16-20 tahun sebanyak 104 pasangan yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dan hasil penelitian dianalisa data dengan perhitungan distribusi frekuensi dan presentase (%). Hasil penelitian didapatkan bahwa setengah dari responden (46,1%) dikelompokan dalam keadaan stres normal, hampir setengahnya dari responden (29%) dikelompokan dalam keadaan stress ringan, sebagian kecil dari responden (15,3%) dikelompokan dalam keadaan stress sedang, sebagian kecil dari responden (8,6%) dikelompokan dalam keadaan stress berat, dan sebagian kecil dari responden (1%) dikelompokan dalam keadaan stress sangat berat. Simpulan penelitian ini bahwa secara psikologis, menikah pada usia dini merupakan suatu beban psikis. ABSTRACT Teenagers are individuals who are in the developmental transition from childhood to young adults. is a time of humans experience well on anatomic, physiologic, emotional changes, as well as their social and intellectual relationship. Early age marriage is defined as young couples who have not met the requirements needed to get married in marriage. Teenagers who commit early age marriage that could not adapt quite well with their new social environment may become stressful. Symptoms of stress can be quite serious health problems which can cause psychological, social and economic. This research has the aim to identity the stress level happens amongst teenagers who commit early age marriage.This research uses descriptive quantitative descriptive, which uses DASS-21 questionnaire as its instrument to obtain the data. The samples for the research are 104 teenagers couples aging from 16 to 20 whi have gotr married. That are obtained through purposive sampling and the result of research analyzed data with the calculasion of distribution frequency and percentage. The result of the research show that a half of the participants (46,1%) are categorized into normal stress, (29%) of the respondent
{"title":"Tingkat Stres Dan Indikator Stres Pada Remaja Yang Melakukan Pernikahan Dini","authors":"M. Rahmawati, Slamet Rohaedi, S. Sumartini","doi":"10.17509/JPKI.V5I1.11180","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/JPKI.V5I1.11180","url":null,"abstract":"ABSTRAKRemaja adalah individu yang sedang dalam tahap perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masadewasa awal, merupakan masa yang mengalami banyak perubahan, baik secara anatomis, fisiologis, fungsi emosional dan intelektual serta hubungan di lingkungan sosial. Pernikahan dini diartikan pernikahan yang pasangan masih muda dan belum bisa memenuhi persyaratan yang telah ditentukan untuk melakukan pernikahan. Usia Remaja yang melakukan pernikahan dini beresiko tidak dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungan dan situasi barunya maka beresiko mengakibatkan timbulnya stres. Gejala stress dapat menjadi masalah kesehatan yang cukup serius yang dapat menyebabkan dampak secara psikologis, sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat stres dan indikator stress yang terjadi pada usia remaja yang melakukan pernikahan dini.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner DASS-21. Sampel yang diteliti adalah pasangan remaja telah menikah pada usia 16-20 tahun sebanyak 104 pasangan yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dan hasil penelitian dianalisa data dengan perhitungan distribusi frekuensi dan presentase (%). Hasil penelitian didapatkan bahwa setengah dari responden (46,1%) dikelompokan dalam keadaan stres normal, hampir setengahnya dari responden (29%) dikelompokan dalam keadaan stress ringan, sebagian kecil dari responden (15,3%) dikelompokan dalam keadaan stress sedang, sebagian kecil dari responden (8,6%) dikelompokan dalam keadaan stress berat, dan sebagian kecil dari responden (1%) dikelompokan dalam keadaan stress sangat berat. Simpulan penelitian ini bahwa secara psikologis, menikah pada usia dini merupakan suatu beban psikis. ABSTRACT Teenagers are individuals who are in the developmental transition from childhood to young adults. is a time of humans experience well on anatomic, physiologic, emotional changes, as well as their social and intellectual relationship. Early age marriage is defined as young couples who have not met the requirements needed to get married in marriage. Teenagers who commit early age marriage that could not adapt quite well with their new social environment may become stressful. Symptoms of stress can be quite serious health problems which can cause psychological, social and economic. This research has the aim to identity the stress level happens amongst teenagers who commit early age marriage.This research uses descriptive quantitative descriptive, which uses DASS-21 questionnaire as its instrument to obtain the data. The samples for the research are 104 teenagers couples aging from 16 to 20 whi have gotr married. That are obtained through purposive sampling and the result of research analyzed data with the calculasion of distribution frequency and percentage. The result of the research show that a half of the participants (46,1%) are categorized into normal stress, (29%) of the respondent ","PeriodicalId":34109,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44177161","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-26DOI: 10.17509/JPKI.V5I1.16371
Rezky Mulyana, A. Y. Nursasi
ABSTRACTStigma in tuberculosis patients causes discrimination and social isolation that have an impact on efforts to manage tuberculosis treatment. The purpose of this review is to explore based community intervention strategies to reduce tuberculosis (TB) stigma. Method: The design applied systematic review. Data was retrieved from online database Wiley Online Library, Science Direct, PubMed, Research Gate, Springer Link, Scopus, Google Scholar, and national journal in the period of 2008-2018. The study selection was conducted in the search string by applying the keywords “TB” AND “Stigma”, “Reduce stigma”, “Intervention TB Stigma”, “tackling stigma TB”, “strategy for TB stigma”, exploration and selection of title, abstract were conducted inclusion criteria, and search the articles by screening reference lists in citations in the literature to be additional articles. Analysis result of study uses PRISMA flow diagram. Results: The intervention strategies to reduce TB stigma reviewed from articles and found 4 intervention strategies are: (1) Health education, such as knowledge shipping about TB and TB Campaigns, (2) Home Visit, (3) TB Patients support such as Community, family support, social support TB Club, and financial support, (4) Enhancing Qualities of health worker. Conclusions: The intervention strategies to reduce TB stigma are needed in reducing TB stigma. Low TB stigma has positive effect in controlling and eliminating TB. The most common intervention are TB patient support and health education.ABSTRAKStigma pada pasien tuberkulosis (TB) menyebabkan diskriminasi dan isolasi sosial yang berdampak pada upaya manajemen pengobatan TB. Tujuan dari literatur review ini untuk mengeksplorasi strategi intervensi di komunitas untuk mengurangi stigma tuberkulosis (TB). Desain menerapkan tinjauan sistematis. Data diambil dari database online Wiley Online Library, Science Direct, PubMed, Research Gate, Springer Link, Scopus, Google Cendekia, dan jurnal nasional pada periode 2008-2018. Pencarian artikel dalam sistematik review ini menerapkan kata kunci "Tuberkulosis" DAN "Stigma", "Mengurangi stigma", "Intervensi TB Stigma", "menangani stigma TB", "strategi untuk stigma TB". Eksplorasi dan pemilihan judul dan abstrak berdasarkan kriteria inklusi, dan mencari artikel dengan menyaring daftar referensi dalam kutipan dalam literatur untuk menjadi artikel tambahan. Hasil analisis penelitian menggunakan diagram alir PRISMA. Strategi intervensi untuk mengurangi stigma ditemukan empat strategi intervensi yaitu: (1) Pendidikan kesehatan, seperti meningkatkan pengetahuan tentang TB dan Kampanye TB, (2) Kunjungan Rumah, (3) Dukungan pasien TB seperti Komunitas, dukungan keluarga, dukungan sosial TB Club, dan dukungan keuangan, (4) Meningkatkan Kualitas pekerja kesehatan. Kesimpulan: Strategi intervensi untuk mengurangi stigma TB diperlukan dalam mengurangi stigma TB. Stigma TB yang rendah memiliki efek positif dalam mengendalikan dan eliminasi TB. Intervensi ya
{"title":"The Intervention Strategies To Reduce Tuberculosis Stigma Based On Community: A Systematic Review","authors":"Rezky Mulyana, A. Y. Nursasi","doi":"10.17509/JPKI.V5I1.16371","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/JPKI.V5I1.16371","url":null,"abstract":"ABSTRACTStigma in tuberculosis patients causes discrimination and social isolation that have an impact on efforts to manage tuberculosis treatment. The purpose of this review is to explore based community intervention strategies to reduce tuberculosis (TB) stigma. Method: The design applied systematic review. Data was retrieved from online database Wiley Online Library, Science Direct, PubMed, Research Gate, Springer Link, Scopus, Google Scholar, and national journal in the period of 2008-2018. The study selection was conducted in the search string by applying the keywords “TB” AND “Stigma”, “Reduce stigma”, “Intervention TB Stigma”, “tackling stigma TB”, “strategy for TB stigma”, exploration and selection of title, abstract were conducted inclusion criteria, and search the articles by screening reference lists in citations in the literature to be additional articles. Analysis result of study uses PRISMA flow diagram. Results: The intervention strategies to reduce TB stigma reviewed from articles and found 4 intervention strategies are: (1) Health education, such as knowledge shipping about TB and TB Campaigns, (2) Home Visit, (3) TB Patients support such as Community, family support, social support TB Club, and financial support, (4) Enhancing Qualities of health worker. Conclusions: The intervention strategies to reduce TB stigma are needed in reducing TB stigma. Low TB stigma has positive effect in controlling and eliminating TB. The most common intervention are TB patient support and health education.ABSTRAKStigma pada pasien tuberkulosis (TB) menyebabkan diskriminasi dan isolasi sosial yang berdampak pada upaya manajemen pengobatan TB. Tujuan dari literatur review ini untuk mengeksplorasi strategi intervensi di komunitas untuk mengurangi stigma tuberkulosis (TB). Desain menerapkan tinjauan sistematis. Data diambil dari database online Wiley Online Library, Science Direct, PubMed, Research Gate, Springer Link, Scopus, Google Cendekia, dan jurnal nasional pada periode 2008-2018. Pencarian artikel dalam sistematik review ini menerapkan kata kunci \"Tuberkulosis\" DAN \"Stigma\", \"Mengurangi stigma\", \"Intervensi TB Stigma\", \"menangani stigma TB\", \"strategi untuk stigma TB\". Eksplorasi dan pemilihan judul dan abstrak berdasarkan kriteria inklusi, dan mencari artikel dengan menyaring daftar referensi dalam kutipan dalam literatur untuk menjadi artikel tambahan. Hasil analisis penelitian menggunakan diagram alir PRISMA. Strategi intervensi untuk mengurangi stigma ditemukan empat strategi intervensi yaitu: (1) Pendidikan kesehatan, seperti meningkatkan pengetahuan tentang TB dan Kampanye TB, (2) Kunjungan Rumah, (3) Dukungan pasien TB seperti Komunitas, dukungan keluarga, dukungan sosial TB Club, dan dukungan keuangan, (4) Meningkatkan Kualitas pekerja kesehatan. Kesimpulan: Strategi intervensi untuk mengurangi stigma TB diperlukan dalam mengurangi stigma TB. Stigma TB yang rendah memiliki efek positif dalam mengendalikan dan eliminasi TB. Intervensi ya","PeriodicalId":34109,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49301147","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-26DOI: 10.17509/JPKI.V5I1.15160
Iwan Shalahuddin, Ahmad Yamin, Sandra Pebrianti
ABSTRAKMutu dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat harus menjadi suatu alat ukur, guna mendapatkan penilaian yang baik dan positif dari masyarakat, karena mutu dan kualitas pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh ada tidaknya kritikan dan keluhan dari pasien, lembaga sosial, swadaya masyarakat dan bahkan pemerintah sekalipun. dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari perilaku seorang profesi perawatan yang memberikan pelayanan langsung pada pasien/penderita yang sesuai dengan determinan Standar Operasional Prosedur (SOP). Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi determinan perilaku petugas dalam penanganan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Rancangan penelitian yang digunakan dengan metodologi analitik korelasi melalui survey analitik dengan design cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang bertugas di IGD sebanyak 26 orang (total populasi). Hasil penelitian ditemukan adanya hubungan antara determinan perilaki petugas keperawatan dalam penanganan pasien di IGD, dengan p-Value (0,014), variabel pelatihan Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat (PPGD) (0,004), variabel persepsi ketersediaan sarana (0,005), variabel persepsi jumlah pasien (0,005), variabel persepsi management (0,004) dan variabel persepsi kesejahteraan (0,005). Sedangkan variabel umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan responden tidak memiliki hubungan terhadap penanganan pasien di IGD ABSTRACTThe quality of health services provided to the community must be a measuring tool, in order to get a good and positive assessment from the community, because the quality of health services is influenced by the presence or absence of criticism and complaints from patients, social institutions, non-governmental organizations and even the government . in its implementation can not be separated from the behavior of a care profession that provides direct services to patients / sufferers in accordance with the determinants of the Standard Operating Procedure (SOP). The purpose of the study was to identify the determinants of the behavior of officers in handling patients in the Emergency Installation. The study design was used with correlation analytic methodology through analytic survey with cross sectional design. The population in this study were all nurses who served in the emergency room of RSU Dr..Slamet Garut as many as 26 people (total population). The results of the study found a relationship between the determinants of behavior of nursing staff in the handling of patients in the Emergency Installation, with p-Value (0.014), variable Emergency First Aid training (0.004), perception of availability of facilities (0.005), perception variable number of patients (0.005), perception management variable (0.004) and welfare perception variable (0.005). While the variables of age, sex and education level of respondents did not have a relationship to the handling of patients in the Emergency Installation.
{"title":"Determinan Perilaku Petugas Keperawatan Dalam Penanganan Pasien Di Instalasi Gawat Darurat","authors":"Iwan Shalahuddin, Ahmad Yamin, Sandra Pebrianti","doi":"10.17509/JPKI.V5I1.15160","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/JPKI.V5I1.15160","url":null,"abstract":"ABSTRAKMutu dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat harus menjadi suatu alat ukur, guna mendapatkan penilaian yang baik dan positif dari masyarakat, karena mutu dan kualitas pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh ada tidaknya kritikan dan keluhan dari pasien, lembaga sosial, swadaya masyarakat dan bahkan pemerintah sekalipun. dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari perilaku seorang profesi perawatan yang memberikan pelayanan langsung pada pasien/penderita yang sesuai dengan determinan Standar Operasional Prosedur (SOP). Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi determinan perilaku petugas dalam penanganan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Rancangan penelitian yang digunakan dengan metodologi analitik korelasi melalui survey analitik dengan design cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang bertugas di IGD sebanyak 26 orang (total populasi). Hasil penelitian ditemukan adanya hubungan antara determinan perilaki petugas keperawatan dalam penanganan pasien di IGD, dengan p-Value (0,014), variabel pelatihan Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat (PPGD) (0,004), variabel persepsi ketersediaan sarana (0,005), variabel persepsi jumlah pasien (0,005), variabel persepsi management (0,004) dan variabel persepsi kesejahteraan (0,005). Sedangkan variabel umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan responden tidak memiliki hubungan terhadap penanganan pasien di IGD ABSTRACTThe quality of health services provided to the community must be a measuring tool, in order to get a good and positive assessment from the community, because the quality of health services is influenced by the presence or absence of criticism and complaints from patients, social institutions, non-governmental organizations and even the government . in its implementation can not be separated from the behavior of a care profession that provides direct services to patients / sufferers in accordance with the determinants of the Standard Operating Procedure (SOP). The purpose of the study was to identify the determinants of the behavior of officers in handling patients in the Emergency Installation. The study design was used with correlation analytic methodology through analytic survey with cross sectional design. The population in this study were all nurses who served in the emergency room of RSU Dr..Slamet Garut as many as 26 people (total population). The results of the study found a relationship between the determinants of behavior of nursing staff in the handling of patients in the Emergency Installation, with p-Value (0.014), variable Emergency First Aid training (0.004), perception of availability of facilities (0.005), perception variable number of patients (0.005), perception management variable (0.004) and welfare perception variable (0.005). While the variables of age, sex and education level of respondents did not have a relationship to the handling of patients in the Emergency Installation. ","PeriodicalId":34109,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44281667","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-26DOI: 10.17509/JPKI.V5I1.15533
Rianti Kesumawati, Kusman Ibrahim, W. Witdiawati
ABSTRAK Literasi kesehatan merupakan kemampuan seseorang untuk mencari, memahami informasi kesehatan dalam menentukan keputusan bagi kesehatannya. Di Kabupaten Garut prevalensi kasus AIDS masih tinggi. Literasi kesehatan ini sangat penting untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA) karena sangat rentan terkena infeksi opportunistik apabila tidak dapat melakukan perawatan kesehatan, pencegahan penyakit dan promosi kesehatan, diharapkan ODHA dapat memenuhi kebutuhannya melalui informasi yang diperoleh guna meningkatkan derajat kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran literasi kesehatan orang dengan HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dan penarikan sampel menggunakan purposive sampling, sebanyak 60 responden. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner Health Literacy Study-Asia (HLS-Asia) diadaptasi dari Health Literacy Study-European (HLS-EU) yang dikembangkan oleh Kristine Sorensen terdiri dari 40 pertanyaan dan sudah diuji validitas dengan hasil alpha cronbach 0.982 untuk mengukur literasi kesehatan yang dilaksanakan pada bulan Juni 2018 di Poliklinik Dahlia TNI-AD Tk. IV Garut. Hasil penelitian Responden memiliki literasi rendah (56.7%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki literasi tinggi (43.3%). Keempat komponen literasi kesehatan yang rendah di Poliklinik Dahlia dikarenakan responden masih kesulitan dalam menilai informasi (63.3%) dan menerapkan informasi kesehatan (61.7%). Perlunya bagi petugas kesehatan memberikan informasi secara jelas, sederhana dan menyediakan sarana dan prasarana bagi ODHA untuk memenuhi kebutuhan perawatan kesehatannya.ABTRACTHealth literacy is an individual’s ability to find, understand and comprehend health information in determining decisions for their health. AIDS cases prevalence in Garut is still considered high. Health literacy is very important for those who live with HIV / AIDS (ODHA) because they are tend to be fragile toward opportunistic infections if they don’t get health treatment, disease prevention and health promotion. It is expected that ODHA can fulfill their needs by obtaining some health information in order to improve their health status. This study purpose is to find out the description of health literacy on people living with HIV / AIDS. This research used quantitative descriptive design and purposive sampling to take 60 respondents. The instrument used on this research are Health Literacy Study-Asia (HLS-Asia) questionnaire that is adapted from the Literacy Study-European (HLS-EU), wich developed by Kristine Sorensen. It consist of 40 questions and its validity has been tested with the results of alpha cronbach 0.982 to measure health literacy that conducted on June 2018 at the Dahlia Polyclinic of TNI-AD, Tk. IV Garut. Results this research Respondents who have lower literacy (56.7%) more than respondents who had high literacy (43.3%). The four components of low health literacy in Dahlia Polyclinic are the res
{"title":"Literasi Kesehatan Orang Dengan HIV/AIDS","authors":"Rianti Kesumawati, Kusman Ibrahim, W. Witdiawati","doi":"10.17509/JPKI.V5I1.15533","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/JPKI.V5I1.15533","url":null,"abstract":" ABSTRAK Literasi kesehatan merupakan kemampuan seseorang untuk mencari, memahami informasi kesehatan dalam menentukan keputusan bagi kesehatannya. Di Kabupaten Garut prevalensi kasus AIDS masih tinggi. Literasi kesehatan ini sangat penting untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA) karena sangat rentan terkena infeksi opportunistik apabila tidak dapat melakukan perawatan kesehatan, pencegahan penyakit dan promosi kesehatan, diharapkan ODHA dapat memenuhi kebutuhannya melalui informasi yang diperoleh guna meningkatkan derajat kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran literasi kesehatan orang dengan HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dan penarikan sampel menggunakan purposive sampling, sebanyak 60 responden. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner Health Literacy Study-Asia (HLS-Asia) diadaptasi dari Health Literacy Study-European (HLS-EU) yang dikembangkan oleh Kristine Sorensen terdiri dari 40 pertanyaan dan sudah diuji validitas dengan hasil alpha cronbach 0.982 untuk mengukur literasi kesehatan yang dilaksanakan pada bulan Juni 2018 di Poliklinik Dahlia TNI-AD Tk. IV Garut. Hasil penelitian Responden memiliki literasi rendah (56.7%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki literasi tinggi (43.3%). Keempat komponen literasi kesehatan yang rendah di Poliklinik Dahlia dikarenakan responden masih kesulitan dalam menilai informasi (63.3%) dan menerapkan informasi kesehatan (61.7%). Perlunya bagi petugas kesehatan memberikan informasi secara jelas, sederhana dan menyediakan sarana dan prasarana bagi ODHA untuk memenuhi kebutuhan perawatan kesehatannya.ABTRACTHealth literacy is an individual’s ability to find, understand and comprehend health information in determining decisions for their health. AIDS cases prevalence in Garut is still considered high. Health literacy is very important for those who live with HIV / AIDS (ODHA) because they are tend to be fragile toward opportunistic infections if they don’t get health treatment, disease prevention and health promotion. It is expected that ODHA can fulfill their needs by obtaining some health information in order to improve their health status. This study purpose is to find out the description of health literacy on people living with HIV / AIDS. This research used quantitative descriptive design and purposive sampling to take 60 respondents. The instrument used on this research are Health Literacy Study-Asia (HLS-Asia) questionnaire that is adapted from the Literacy Study-European (HLS-EU), wich developed by Kristine Sorensen. It consist of 40 questions and its validity has been tested with the results of alpha cronbach 0.982 to measure health literacy that conducted on June 2018 at the Dahlia Polyclinic of TNI-AD, Tk. IV Garut. Results this research Respondents who have lower literacy (56.7%) more than respondents who had high literacy (43.3%). The four components of low health literacy in Dahlia Polyclinic are the res","PeriodicalId":34109,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45291713","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-26DOI: 10.17509/JPKI.V5I1.15868
N. Huda, Erwin Erwin, E. Febriyanti
ABSTRACTThe use of Oral Chemotherapy is increasing nowadays. Family who directly involve in caring the patient should be aware of the side effect and how to handle this agent safely. Phenomenology approach of qualitative study was conducted to get illustration regarding family experience in managing care of patient receiving oral chemotherapy. Data was collected by semi structured interviewed. Study gathered from 10 participants who meet criteria. The current study showed that three temathic item related to how they manage care to their family’s member. Those are 1) Lack of knolwedge about oral chemotherapy, 2) Confusing in handling safe oral chemotherapy and 3) lack of ability in caring patients when side effect appeared and following adherence. These three things are considered lacked by the patients. Therefore, health care professional especially nurses are expected to give more education and attention about administering oral chemotherapy agents, safe handling, adherence and managing side effects both of in clinical and home setting. Multi-component interventions that include education, equipment, and technology can improve compliance with oral chemotherapy and will help families to secure and provide the appropriate affection to them.ABSTRAKPenggunaan kemoterapi oral semakin meningkat saat ini. Keluarga yang secara langsung terlibat dalam merawat pasien harus menyadari efek samping dan cara menangani terapi ini dengan aman. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengalaman keluarga dalam mengelola perawatan pasien yang menerima kemoterapi oral. Data dikumpulkan secara semi terstruktur melalui wawancara. Penelitian ini terdiri dari 10 partisipan keluarga yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga tema terkait bagaimana keluarga merawat pasien dengan oral chemotherapy di rumah. Ketiga tema tersebut adalah 1) kurangnya pengetahuan keluarga tentang oral kemoterapi, 2) kebingungan keluarga dalam penanganan keamanan oral chemotherapy dan 3) ketidakmampuan keluarga dalam menangani efek samping dan menjaga kepatuhan. Ketiga hal ini dianggap masih belum bisa dilakukan oleh keluarga dan membutuhkan bimbingan serta informasi dari petugas kesehatan. Oleh karena itu, petugas kesehatan professional terutama perawat diharapkan dapat memberikan edukasi dan perhatian yang lebih kepada keluarga tentang bagaimana pemberian kemoterapi oral yang baik, penanganan yang aman serta peningkatan kepatuhan dalam menjalani perawatan. Memberikan intervensi multikomponen yang mencakup pendidikan, peralatan pendukung, dan teknologi dipercayai dapat meningkatkan kemampuan dalam perawatan dan kepatuhan dalam menjalani kemoterapi oral, sehingga dapat membantu keluarga untuk memberikan rasa aman dan kasih sayang yang kepada pasien.
{"title":"Family’s experience in Caring of Cancer Patient undergoing Oral Chemotherapy : A Study Phenomenology","authors":"N. Huda, Erwin Erwin, E. Febriyanti","doi":"10.17509/JPKI.V5I1.15868","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/JPKI.V5I1.15868","url":null,"abstract":"ABSTRACTThe use of Oral Chemotherapy is increasing nowadays. Family who directly involve in caring the patient should be aware of the side effect and how to handle this agent safely. Phenomenology approach of qualitative study was conducted to get illustration regarding family experience in managing care of patient receiving oral chemotherapy. Data was collected by semi structured interviewed. Study gathered from 10 participants who meet criteria. The current study showed that three temathic item related to how they manage care to their family’s member. Those are 1) Lack of knolwedge about oral chemotherapy, 2) Confusing in handling safe oral chemotherapy and 3) lack of ability in caring patients when side effect appeared and following adherence. These three things are considered lacked by the patients. Therefore, health care professional especially nurses are expected to give more education and attention about administering oral chemotherapy agents, safe handling, adherence and managing side effects both of in clinical and home setting. Multi-component interventions that include education, equipment, and technology can improve compliance with oral chemotherapy and will help families to secure and provide the appropriate affection to them.ABSTRAKPenggunaan kemoterapi oral semakin meningkat saat ini. Keluarga yang secara langsung terlibat dalam merawat pasien harus menyadari efek samping dan cara menangani terapi ini dengan aman. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengalaman keluarga dalam mengelola perawatan pasien yang menerima kemoterapi oral. Data dikumpulkan secara semi terstruktur melalui wawancara. Penelitian ini terdiri dari 10 partisipan keluarga yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga tema terkait bagaimana keluarga merawat pasien dengan oral chemotherapy di rumah. Ketiga tema tersebut adalah 1) kurangnya pengetahuan keluarga tentang oral kemoterapi, 2) kebingungan keluarga dalam penanganan keamanan oral chemotherapy dan 3) ketidakmampuan keluarga dalam menangani efek samping dan menjaga kepatuhan. Ketiga hal ini dianggap masih belum bisa dilakukan oleh keluarga dan membutuhkan bimbingan serta informasi dari petugas kesehatan. Oleh karena itu, petugas kesehatan professional terutama perawat diharapkan dapat memberikan edukasi dan perhatian yang lebih kepada keluarga tentang bagaimana pemberian kemoterapi oral yang baik, penanganan yang aman serta peningkatan kepatuhan dalam menjalani perawatan. Memberikan intervensi multikomponen yang mencakup pendidikan, peralatan pendukung, dan teknologi dipercayai dapat meningkatkan kemampuan dalam perawatan dan kepatuhan dalam menjalani kemoterapi oral, sehingga dapat membantu keluarga untuk memberikan rasa aman dan kasih sayang yang kepada pasien.","PeriodicalId":34109,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41504512","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-26DOI: 10.17509/JPKI.V5I1.15128
Indah Permata Sari, S. Sundari
ABSTRAKPerkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat memberikan dampak positif dalam dunia pendidikan. Pendidikan keperawatan saat ini dituntut harus memiliki standar metode pembelajaran yang tepat supaya dapat diterima untuk peningkatan keterampilan klinis, pencapaian tujuan pembelajaran, merangsang minat belajar secara mandiri, dan membantu tenaga pengajar dalam mencapai efektifitas pembelajaran. Literature review ini bertujuan untuk melihat penerapan video pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan klinis mahasiswa dalam pendidikan keperawatan. Metode yang digunakan dengan menganalisis beberapa tulisan artikel full text berbahasa inggris dengan rentang 2008-2018. Database yang digunakan adalah PubMed, Google Scholar, dan ScienceDirect, dengan kata kunci “learning video in nursing”, “teaching and learning for nursing”, “clinical skills in nursing”, dan “nurse education”. Artikel diseleksi menggunakan systematic review dengan PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses) dan didapatkan sebanyak 25 artikel. Literature review menemukan 4 aspek penting penerapan video pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan klinis mahasiswa diantaranya (1) meningkatkan efektifitas pembelajaran; (2) lebih efisien dibandingkan metode konvensional; (3) pola penerapan video yang tepat dapat menigkatkan keterampilan klinis mahasiswa; dan (4) kualitas atau durasi video yang baik akan mempengaruhi pemahaman dan ketrampilan. Pembahasan literature review ini berkaitan dengan video pembelajaran lebih efektif dalam mempresentasikan materi ajar dan mentranformasi ilmu kepada mahasiswa. Selain itu, penerapan video pembelajaran juga berdampak positif dalam meningkatnya aktivitas dan motivasi belajar mahasiswa terutama dalam peningkatan keterampilan klinis dalam pendidikan keperawatan.ABSTRACTThe development of information technology and communication can give a positive effect on education word. The learning for nursing today is required must have the right standard of learning method so it can be received for improving the student's clinical skill, the achievement of learning goals, stimulating interest in learning by self effectivity. The literature review has a purpose to see the learning video application, can improve the student's clinical skill in teaching for nursing. The method is used by analyzing some articles full text in English by range 2008-2018. The database is used namely PubMed, Google Scholar and ScienceDirect. By keynote "learning video in nursing, teaching and learning too nursing, clinical skill of nursing and nurse education. The articles which found is selected by using systematic review with PRISMA (Preferred Reporting Item of Systematic Reviews and Meta-analyses) and has got 25 articles. Literature review which finds 4 important aspects in application learning video, can improve the student's clinical skill, among of them (1) improve the learning effectivity, (2) more efficiency compared with conventional
{"title":"Penerapan Video Pembelajaran dapat Meningkatkan Keterampilan Klinis dalam Pendidikan Keperawatan: A Literature Review","authors":"Indah Permata Sari, S. Sundari","doi":"10.17509/JPKI.V5I1.15128","DOIUrl":"https://doi.org/10.17509/JPKI.V5I1.15128","url":null,"abstract":"ABSTRAKPerkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat memberikan dampak positif dalam dunia pendidikan. Pendidikan keperawatan saat ini dituntut harus memiliki standar metode pembelajaran yang tepat supaya dapat diterima untuk peningkatan keterampilan klinis, pencapaian tujuan pembelajaran, merangsang minat belajar secara mandiri, dan membantu tenaga pengajar dalam mencapai efektifitas pembelajaran. Literature review ini bertujuan untuk melihat penerapan video pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan klinis mahasiswa dalam pendidikan keperawatan. Metode yang digunakan dengan menganalisis beberapa tulisan artikel full text berbahasa inggris dengan rentang 2008-2018. Database yang digunakan adalah PubMed, Google Scholar, dan ScienceDirect, dengan kata kunci “learning video in nursing”, “teaching and learning for nursing”, “clinical skills in nursing”, dan “nurse education”. Artikel diseleksi menggunakan systematic review dengan PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses) dan didapatkan sebanyak 25 artikel. Literature review menemukan 4 aspek penting penerapan video pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan klinis mahasiswa diantaranya (1) meningkatkan efektifitas pembelajaran; (2) lebih efisien dibandingkan metode konvensional; (3) pola penerapan video yang tepat dapat menigkatkan keterampilan klinis mahasiswa; dan (4) kualitas atau durasi video yang baik akan mempengaruhi pemahaman dan ketrampilan. Pembahasan literature review ini berkaitan dengan video pembelajaran lebih efektif dalam mempresentasikan materi ajar dan mentranformasi ilmu kepada mahasiswa. Selain itu, penerapan video pembelajaran juga berdampak positif dalam meningkatnya aktivitas dan motivasi belajar mahasiswa terutama dalam peningkatan keterampilan klinis dalam pendidikan keperawatan.ABSTRACTThe development of information technology and communication can give a positive effect on education word. The learning for nursing today is required must have the right standard of learning method so it can be received for improving the student's clinical skill, the achievement of learning goals, stimulating interest in learning by self effectivity. The literature review has a purpose to see the learning video application, can improve the student's clinical skill in teaching for nursing. The method is used by analyzing some articles full text in English by range 2008-2018. The database is used namely PubMed, Google Scholar and ScienceDirect. By keynote \"learning video in nursing, teaching and learning too nursing, clinical skill of nursing and nurse education. The articles which found is selected by using systematic review with PRISMA (Preferred Reporting Item of Systematic Reviews and Meta-analyses) and has got 25 articles. Literature review which finds 4 important aspects in application learning video, can improve the student's clinical skill, among of them (1) improve the learning effectivity, (2) more efficiency compared with conventional ","PeriodicalId":34109,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44108064","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}