Pub Date : 2018-12-24DOI: 10.31813/gramatika/6.2.2018.146.100--110
Buha Aritonang
Perilaku gramatikal bahasa yang beragam dan tipologi bahasa yang berbeda dari satu bahasa dengan bahasa lain menyebabkan pengertian dan penetapan tentang subjek memunculkan fenomena yang terus dapat diperdebatkan. Sehubungan dengan itu, subjek sebagai salah satu relasi gramatikal dalam bahasa masih memerlukan perhatian para linguis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan properti subjek bahasa Tetum dialek Foho di Desa Nanaet Dubessi, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Properti subjek bahasa itu dideskripsikan dengan pengetesan argumen yang ditengarai sebagai subjek. Metode penelitian menggunakan metode agih (metode distribusional). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Tetum dialek Foho memiliki properti subjek (1) muncul struktur kanonis pada posisi praverbal, (2) dapat disisipkan adverbia dan penegasi di antara subjek sebagai argumen praverbal dengan predikat, (3) dapat direlatifkan subjek (perelatifan subjek), (4) dapat disisipkan penjangka kambang di antara subjek dan predikat, (5) dapat direfleksifkan subjek (perefleksian), (6) dapat dinaikkan objek langsung dan objek tak langsung (argumen yang bukan subjek) menjadi subjek melalui mekanisme penaikan (raising), dan (7) dapat memfokuskan subjek dengan kehadiran pemarkah fokus ne ‘yang’.
{"title":"Properti Subjek Bahasa Tetum Dialek Foho di Desa Nanaet Dubessi, Kabupaten Belu, Provinsi NTT","authors":"Buha Aritonang","doi":"10.31813/gramatika/6.2.2018.146.100--110","DOIUrl":"https://doi.org/10.31813/gramatika/6.2.2018.146.100--110","url":null,"abstract":"Perilaku gramatikal bahasa yang beragam dan tipologi bahasa yang berbeda dari satu bahasa dengan bahasa lain menyebabkan pengertian dan penetapan tentang subjek memunculkan fenomena yang terus dapat diperdebatkan. Sehubungan dengan itu, subjek sebagai salah satu relasi gramatikal dalam bahasa masih memerlukan perhatian para linguis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan properti subjek bahasa Tetum dialek Foho di Desa Nanaet Dubessi, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Properti subjek bahasa itu dideskripsikan dengan pengetesan argumen yang ditengarai sebagai subjek. Metode penelitian menggunakan metode agih (metode distribusional). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Tetum dialek Foho memiliki properti subjek (1) muncul struktur kanonis pada posisi praverbal, (2) dapat disisipkan adverbia dan penegasi di antara subjek sebagai argumen praverbal dengan predikat, (3) dapat direlatifkan subjek (perelatifan subjek), (4) dapat disisipkan penjangka kambang di antara subjek dan predikat, (5) dapat direfleksifkan subjek (perefleksian), (6) dapat dinaikkan objek langsung dan objek tak langsung (argumen yang bukan subjek) menjadi subjek melalui mekanisme penaikan (raising), dan (7) dapat memfokuskan subjek dengan kehadiran pemarkah fokus ne ‘yang’.","PeriodicalId":344484,"journal":{"name":"Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128819561","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-24DOI: 10.31813/gramatika/6.2.2018.152.125--136
Feni M. Muksin
Secara umum penelitian ini difokuskan pada konflik politik dalam novel Hanum karya Mustofa W. Hasyim akibat praktik kuasa. Fokus penelitian ini dijabarkan menjadi tiga, yaitu (1) praktik kuasa pada sektor hukum, (2) praktik kuasa pada sektor ekonomi, dan (3) praktik kuasa pada sektor budaya. Tujuannya untuk mengungkapkan konflik politik akibat praktik kuasa dalam novel tersebut. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan analisis wacana kritis Norman Fairclough. Konflik politik pada novel Hanum muncul akibat adanya praktik kuasa pada sektor hukum, ekonomi, dan budaya. Praktik tersebut muncul sebagai nilai ekperiensial, relasional, dan ekpresif pada teks dan partisipan. Partisipan menunjukkan keyakinan, identitas sosial, dan hubungan sosial melalui penggunaan kalimat deklaratif dan interogatif serta penggunaan metafora.
总的来说,这项研究集中在Mustofa W. Hasyim的Hanum小说中关于权力实践的政治冲突。本研究的重点包括:(1)法律部门的权力实践,(2)经济部门的权力实践,(3)文化部门的权力实践。其目的是揭露小说中权力实践导致的政治冲突。这种研究是定性的,通过批判性分析诺曼·费尔克劳的批判性话语分析方法。哈努姆小说的政治冲突是由于法律、经济和文化的执业行为而产生的。这种做法是作为文本和参与者的折值、关系和折值产生的。参与者通过使用陈述性和疑问句以及隐喻性用法来表现信念、社会认同和社会关系。
{"title":"Konflik Politik pada Novel Hanum: Analisis Wacana Kritis","authors":"Feni M. Muksin","doi":"10.31813/gramatika/6.2.2018.152.125--136","DOIUrl":"https://doi.org/10.31813/gramatika/6.2.2018.152.125--136","url":null,"abstract":"Secara umum penelitian ini difokuskan pada konflik politik dalam novel Hanum karya Mustofa W. Hasyim akibat praktik kuasa. Fokus penelitian ini dijabarkan menjadi tiga, yaitu (1) praktik kuasa pada sektor hukum, (2) praktik kuasa pada sektor ekonomi, dan (3) praktik kuasa pada sektor budaya. Tujuannya untuk mengungkapkan konflik politik akibat praktik kuasa dalam novel tersebut. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan analisis wacana kritis Norman Fairclough. Konflik politik pada novel Hanum muncul akibat adanya praktik kuasa pada sektor hukum, ekonomi, dan budaya. Praktik tersebut muncul sebagai nilai ekperiensial, relasional, dan ekpresif pada teks dan partisipan. Partisipan menunjukkan keyakinan, identitas sosial, dan hubungan sosial melalui penggunaan kalimat deklaratif dan interogatif serta penggunaan metafora.","PeriodicalId":344484,"journal":{"name":"Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan","volume":"93 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114883254","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-24DOI: 10.31813/GRAMATIKA/6.2.2018.157.152--159
Nurhayati Fokaaya
Pola Afiksasi pada Prefiks Struktur Kosakata Bahasa Sula Dialek Fagud, meliputi prefiks ber- (ba-), me- (ba-), di- (bo-), ter- (dahi-), ke- (bo-), se- (ca-), dan per- (bau-). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pola Afiksasi pada Prefiks Struktur Kosakata Bahasa Sula Dialek Fagud. Sumber data penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer diperoleh langsung dari penutur atau informan, sedangkan data skunder diperoleh melalui referensi, seperti majalah, jurnala, dan buku bacaan kebahasaan yang berkaitan dengan tulisan ini. Hasil dari tulisan ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai refensi bagi peneliti kebahasaa, penulis, serta pemerhati bahasa.
{"title":"Pola Afiksasi pada Prefiks Struktur Kosakata Bahasa Sula Dialek Fagud","authors":"Nurhayati Fokaaya","doi":"10.31813/GRAMATIKA/6.2.2018.157.152--159","DOIUrl":"https://doi.org/10.31813/GRAMATIKA/6.2.2018.157.152--159","url":null,"abstract":"Pola Afiksasi pada Prefiks Struktur Kosakata Bahasa Sula Dialek Fagud, meliputi prefiks ber- (ba-), me- (ba-), di- (bo-), ter- (dahi-), ke- (bo-), se- (ca-), dan per- (bau-). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pola Afiksasi pada Prefiks Struktur Kosakata Bahasa Sula Dialek Fagud. Sumber data penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer diperoleh langsung dari penutur atau informan, sedangkan data skunder diperoleh melalui referensi, seperti majalah, jurnala, dan buku bacaan kebahasaan yang berkaitan dengan tulisan ini. Hasil dari tulisan ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai refensi bagi peneliti kebahasaa, penulis, serta pemerhati bahasa.","PeriodicalId":344484,"journal":{"name":"Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124453419","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-24DOI: 10.31813/gramatika/6.2.2018.141.88--99
Rissari Yayuk
Wacana iklan terdiri atas teks dan konteks. Teks dan konteks ini tergantung pada tujuan pembuatan iklan tersebut. Teks dan konteks ini akan menunjukkan jenis dan daya bahasa sebuah iklan. Masalah penelitian ini adalah, termasuk jenis wacana apa salah satu iklan Bentoel tahun 1970-an? Bagaimana daya bahasa salah satu iklan Bentoel tahun 1970-an? Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis wacana iklan dan daya bahasa iklan Bentoel tahun 1970-an. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data dari dalam tautan iklan-jadul.blogspot.co.id. pada hari Jumat, tanggal 9 Februari 2018, pukul 04.22. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah pustaka dan catat. Analisis data yang dilakukan adalah analisis isi dengan penyajian metode deskripsi. Dasar teori adalah kajian wacana pragmatik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis wacana salah satu iklan Bentoel tahun 1970-an ini termasuk persuasi. Selanjutnya daya bahasa terdiri atas aspek linguistik, pragmatik, dan nonlinguistik.
{"title":"Jenis dan Daya Bahasa Salah Satu Iklan Rokok Bentoel Tahun 1970-an: Analisis Wacana Pragmatik","authors":"Rissari Yayuk","doi":"10.31813/gramatika/6.2.2018.141.88--99","DOIUrl":"https://doi.org/10.31813/gramatika/6.2.2018.141.88--99","url":null,"abstract":"Wacana iklan terdiri atas teks dan konteks. Teks dan konteks ini tergantung pada tujuan pembuatan iklan tersebut. Teks dan konteks ini akan menunjukkan jenis dan daya bahasa sebuah iklan. Masalah penelitian ini adalah, termasuk jenis wacana apa salah satu iklan Bentoel tahun 1970-an? Bagaimana daya bahasa salah satu iklan Bentoel tahun 1970-an? Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis wacana iklan dan daya bahasa iklan Bentoel tahun 1970-an. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data dari dalam tautan iklan-jadul.blogspot.co.id. pada hari Jumat, tanggal 9 Februari 2018, pukul 04.22. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah pustaka dan catat. Analisis data yang dilakukan adalah analisis isi dengan penyajian metode deskripsi. Dasar teori adalah kajian wacana pragmatik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis wacana salah satu iklan Bentoel tahun 1970-an ini termasuk persuasi. Selanjutnya daya bahasa terdiri atas aspek linguistik, pragmatik, dan nonlinguistik.","PeriodicalId":344484,"journal":{"name":"Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133013529","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-24DOI: 10.31813/GRAMATIKA/6.2.2018.162.169--179
Ahmad Zamzuri
Masalah penelitian ini adalah kekuasaan dan subjek pada puisi karya Joko Pinurbo dalam antologi Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu, terbitan Grasindo, tahun 2017. Data penelitian ini, antara lain puisi berjudul “Kepada Mata”, “Kepada Hellen Keller”, “Dokter Mata”, dan “Kacamata”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi kekuasaan dan pemosisian subjek, serta alasan bahwa mata menjadi sumber pemosisian subjek melalui perspektif Foucault. Melalui pembacaan data, pemaknaan setiap kata, baris, dan bait, dan merelasikan dengan konsep Foucaludian, konsep diskursus mengenai mata akan dipahami. Selanjutnya, dari pemahaman diskursus mata, akan direlasikan dengan kekuasaan hingga terbentuknya pemosisian subjek. Hasil penelitian menunjukkan hadirnya subjek dalam wacana, yaitu saya, (Eng)Kau, (a)ku, tuan, dokter mata, (ka)mu, dan Ia. Keberadaan mata juga menghadirkan subjek yang tersubjeksi oleh wacana, yaitu saya sebagai pembaca wacana. Relasi mata dan subjek menandai hadirnya pengakuan terhadap yang transenden, atau yang agung yang diatribusi oleh subjek (Eng)kau, (ka)mu, dan Ia. Mata menghadirkan pengakuan atas diri subjek saya terhadap kekuatan subjek Ia sebagai sesuatu yang agung. Mata dapat memosisikan subjek karena mata menjadi bagian tubuh yang mampu mengamati dan menguasai subjek/objek sehingga mampu mengontrol segala yang dilihat.
{"title":"Kekuasaan Mata dan Pemosisian Subjek dalam Puisi Karya Joko Pinurbo","authors":"Ahmad Zamzuri","doi":"10.31813/GRAMATIKA/6.2.2018.162.169--179","DOIUrl":"https://doi.org/10.31813/GRAMATIKA/6.2.2018.162.169--179","url":null,"abstract":"Masalah penelitian ini adalah kekuasaan dan subjek pada puisi karya Joko Pinurbo dalam antologi Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu, terbitan Grasindo, tahun 2017. Data penelitian ini, antara lain puisi berjudul “Kepada Mata”, “Kepada Hellen Keller”, “Dokter Mata”, dan “Kacamata”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi kekuasaan dan pemosisian subjek, serta alasan bahwa mata menjadi sumber pemosisian subjek melalui perspektif Foucault. Melalui pembacaan data, pemaknaan setiap kata, baris, dan bait, dan merelasikan dengan konsep Foucaludian, konsep diskursus mengenai mata akan dipahami. Selanjutnya, dari pemahaman diskursus mata, akan direlasikan dengan kekuasaan hingga terbentuknya pemosisian subjek. Hasil penelitian menunjukkan hadirnya subjek dalam wacana, yaitu saya, (Eng)Kau, (a)ku, tuan, dokter mata, (ka)mu, dan Ia. Keberadaan mata juga menghadirkan subjek yang tersubjeksi oleh wacana, yaitu saya sebagai pembaca wacana. Relasi mata dan subjek menandai hadirnya pengakuan terhadap yang transenden, atau yang agung yang diatribusi oleh subjek (Eng)kau, (ka)mu, dan Ia. Mata menghadirkan pengakuan atas diri subjek saya terhadap kekuatan subjek Ia sebagai sesuatu yang agung. Mata dapat memosisikan subjek karena mata menjadi bagian tubuh yang mampu mengamati dan menguasai subjek/objek sehingga mampu mengontrol segala yang dilihat.","PeriodicalId":344484,"journal":{"name":"Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130883366","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-30DOI: 10.31813/GRAMATIKA/6.1.2018.137.70--78
A. Yulianto
Tujuan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk-bentuk gaya bahasa perumpamaan yang terdapat dalam novel Cinta di Dalam Gelas serta makna yang dikandungnya. Dengan demikian masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk-bentuk gaya bahasa perempumaan yang terdapat dalam novel Cinta di Dalam Gelas serta apa makna yang dikandungnya.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik catat, klasifikasi dan analisis.Selain itu, metode analisis konten juga digunakan untuk menelaah isi teks untuk mengetahui penggambaran pemakaian gaya bahasa perumpamaan dalam novel. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa gaya bahasa perumpamaan yang dipakai pengarang meliputi pemakaian kata seperti, bak, macam, dan ibarat.
{"title":"Gaya Bahasa Perumpamaan dalam Novel Cinta di dalam Gelas Karya Andrea Hirata","authors":"A. Yulianto","doi":"10.31813/GRAMATIKA/6.1.2018.137.70--78","DOIUrl":"https://doi.org/10.31813/GRAMATIKA/6.1.2018.137.70--78","url":null,"abstract":"Tujuan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk-bentuk gaya bahasa perumpamaan yang terdapat dalam novel Cinta di Dalam Gelas serta makna yang dikandungnya. Dengan demikian masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk-bentuk gaya bahasa perempumaan yang terdapat dalam novel Cinta di Dalam Gelas serta apa makna yang dikandungnya.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik catat, klasifikasi dan analisis.Selain itu, metode analisis konten juga digunakan untuk menelaah isi teks untuk mengetahui penggambaran pemakaian gaya bahasa perumpamaan dalam novel. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa gaya bahasa perumpamaan yang dipakai pengarang meliputi pemakaian kata seperti, bak, macam, dan ibarat.","PeriodicalId":344484,"journal":{"name":"Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114794373","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-30DOI: 10.31813/gramatika/6.1.2018.139.61--69
E. Wibowo
Penelitian terhadap novel Maafkan Aku, Kuala Mesuji ini bertujuan untuk mengungkap kritik sosial yang terkandung dalam novel Maafkan Aku, Kuala Mesuji karya Fajar melalui pendekatan sosiologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan teknis analisis isi yaitu mengungkap dan kemudian mendeskripsikan unsur ekstrinsiknya, apa dan bagaimana kritik sosial yang dikandung dalam novel tersebut. Fokus penelitian ini adalah kritik sosial yang terkandung dalam novel Maafkan Aku, Kuala Mesuji karya Fajar yang meliputi: pertama, kritik sosial terhadap kehidupan masyarakat Kuala Mesuji. Kedua, kritik sosial terhadap pendidikan yang ada di Kuala Mesuji. Tehnik analisis yang dilakukan peneliti yaitu membaca dan memahami isi novel, menganalisis kritik sosial, kemudian menginterpretasikan data sesuai dengan indikator fokus penelitian dan fakta (peristiwa) yang melatarbelakangi kritik sosial yang ditemukan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dalam novel Maafkan Aku, Kuala Mesuji karya Fajar, memang mengandung kritik sosial yang dimunculkan dari percakapan para tokoh dan juga melalui narasinya.
{"title":"Kritik Sosial dalam Novel Maafkan Aku, Kuala Mesuji Karya Fajar: Tinjauan Sosiologi Sastra","authors":"E. Wibowo","doi":"10.31813/gramatika/6.1.2018.139.61--69","DOIUrl":"https://doi.org/10.31813/gramatika/6.1.2018.139.61--69","url":null,"abstract":"Penelitian terhadap novel Maafkan Aku, Kuala Mesuji ini bertujuan untuk mengungkap kritik sosial yang terkandung dalam novel Maafkan Aku, Kuala Mesuji karya Fajar melalui pendekatan sosiologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan teknis analisis isi yaitu mengungkap dan kemudian mendeskripsikan unsur ekstrinsiknya, apa dan bagaimana kritik sosial yang dikandung dalam novel tersebut. Fokus penelitian ini adalah kritik sosial yang terkandung dalam novel Maafkan Aku, Kuala Mesuji karya Fajar yang meliputi: pertama, kritik sosial terhadap kehidupan masyarakat Kuala Mesuji. Kedua, kritik sosial terhadap pendidikan yang ada di Kuala Mesuji. Tehnik analisis yang dilakukan peneliti yaitu membaca dan memahami isi novel, menganalisis kritik sosial, kemudian menginterpretasikan data sesuai dengan indikator fokus penelitian dan fakta (peristiwa) yang melatarbelakangi kritik sosial yang ditemukan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dalam novel Maafkan Aku, Kuala Mesuji karya Fajar, memang mengandung kritik sosial yang dimunculkan dari percakapan para tokoh dan juga melalui narasinya.","PeriodicalId":344484,"journal":{"name":"Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan","volume":"52 11","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120920569","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-30DOI: 10.31813/GRAMATIKA/6.1.2018.131.9--20
Tita Nurajeng Miyasari
Studi ini menganalisis psikologi tokoh utama dalam cerita pendek Saga.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cerita pendek Saga, yang ditulis oleh Shantined. Penelitian ini menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kepribadian karakter utama dari aspek id, ego, dan superego. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa id dan ego merupakan peran paling aktif untuk memenuhi hasrat seksual karakter utama. Namun, superego belum bekerja sempurna untuk mengendalikan atau menghambat kerja id dan ego karakter utama. Tokoh utama dalam cerita pendek ini memiliki ketidakseimbangan psikologis karena perilaku dan keinginan homoseksualnya.
{"title":"Kepribadian Tokoh Utama dalam Cerpen Saga Karya Shantined dari Kumpulan Cerpen Un Soir Du Paris: Kajian Psikoanalisis","authors":"Tita Nurajeng Miyasari","doi":"10.31813/GRAMATIKA/6.1.2018.131.9--20","DOIUrl":"https://doi.org/10.31813/GRAMATIKA/6.1.2018.131.9--20","url":null,"abstract":"Studi ini menganalisis psikologi tokoh utama dalam cerita pendek Saga.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cerita pendek Saga, yang ditulis oleh Shantined. Penelitian ini menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kepribadian karakter utama dari aspek id, ego, dan superego. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa id dan ego merupakan peran paling aktif untuk memenuhi hasrat seksual karakter utama. Namun, superego belum bekerja sempurna untuk mengendalikan atau menghambat kerja id dan ego karakter utama. Tokoh utama dalam cerita pendek ini memiliki ketidakseimbangan psikologis karena perilaku dan keinginan homoseksualnya.","PeriodicalId":344484,"journal":{"name":"Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129711272","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-30DOI: 10.31813/gramatika/6.1.2018.133.36--48
Nanik Sumarsi
Penelitian ini bertujuan untuk membahas kekurangcermatan penulisan kalimat dalam penulisan karya ilmiah guru SLTA di Yogyakarta beserta pembenaran kesalahan kalimat yang terjadi dalam karya tulis ilmiah tersebut. Secara prinsip kajian ini didasarkan pada metode deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Langkah pertama dilakukan dengan cara membaca naskah KTIG dan mengumpulkan data kesalahan. Kemudian mengidentifikasi jenis kesalahan, seperti penumpukan gagasan, kerancuan kalimat, kemubaziran, redundansi, dan kalimat yang tidak logis. Setelah diidentifikasi, kemudian dijelaskan mengapa terjadi kesalahan. Pada bagian akhir kemudian diberi pembenarannya. Berdasarkan data yang dianalisis, kekurangcermatan penulisan kalimat dalam Karya Tulis Ilmiah Guru disebabkan oleh (1) adanya penumpukan gagasan, (2) kerancuan struktur dan gagasan, (3) ketiadaan induk kalimat, (4) kemubaziran, (5) redundansi, (6) kalimat yang tidak logis, (7) kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat (kalimat buntung), dan (8) ketidakefektifan karena aspek pragmatik
{"title":"Kekurangcermatan Penulisan Kalimat dalam Karya Tulis Ilmiah Guru di Yogyakarta","authors":"Nanik Sumarsi","doi":"10.31813/gramatika/6.1.2018.133.36--48","DOIUrl":"https://doi.org/10.31813/gramatika/6.1.2018.133.36--48","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk membahas kekurangcermatan penulisan kalimat dalam penulisan karya ilmiah guru SLTA di Yogyakarta beserta pembenaran kesalahan kalimat yang terjadi dalam karya tulis ilmiah tersebut. Secara prinsip kajian ini didasarkan pada metode deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Langkah pertama dilakukan dengan cara membaca naskah KTIG dan mengumpulkan data kesalahan. Kemudian mengidentifikasi jenis kesalahan, seperti penumpukan gagasan, kerancuan kalimat, kemubaziran, redundansi, dan kalimat yang tidak logis. Setelah diidentifikasi, kemudian dijelaskan mengapa terjadi kesalahan. Pada bagian akhir kemudian diberi pembenarannya. Berdasarkan data yang dianalisis, kekurangcermatan penulisan kalimat dalam Karya Tulis Ilmiah Guru disebabkan oleh (1) adanya penumpukan gagasan, (2) kerancuan struktur dan gagasan, (3) ketiadaan induk kalimat, (4) kemubaziran, (5) redundansi, (6) kalimat yang tidak logis, (7) kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat (kalimat buntung), dan (8) ketidakefektifan karena aspek pragmatik","PeriodicalId":344484,"journal":{"name":"Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125981459","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-06-30DOI: 10.31813/gramatika/6.1.2018.134.49--60
Masayu Gay
Tulisan ini merupakan hasil kajian konseptual para linguis yang disadur dari berbagai referensi dan dielaborasi. Kajian dibatasi pada struktural dan tidak sesudahnya, dan menggunakan kajian pustaka. Ulasan konsep pemikiran dilakukan secara deskriptif. Bermula dari Saussure, bahasa sebagai bentuk, meliputi tiga hal (1) bentuk-isi, yakni klasifikasi mengenai pikiran dan benda-benda/objek, (2) bentuk-ekpresi, yakni terkait pengelompokan yang bersifat abstrak atau bayangan bunyi-bunyi dan bentuk bahasa. (3) isi-ekpresi, merupakan pembentukan dari keduanya. Bentuk-isi pada dikotomi ini, baik pada tataran epistemologinya maupun aksiologinya. Hjemslev menggambarkan bentuk-isi sebagai faktor dari tanda yang umum untuk bahasa yang berbeda: bentuk-isi dilihat sebagai tipe 'makna' yang bisa dijadikan dasar untuk membandingkan tanda berbeda dalam bahasa yang berbeda. Bentuk-isi didefinisikan hanya kaitannya dengan fungsi tanda, seperti isi-ekspresi. Bentuk-isi adalah bentuk yang bersamaan dengan bentuk-ekspresi, dan merupakan unit yang berfungsi sebagai tanda dalam bahasa. Dari sudut pandang maksud, bentuk konten bersifat arbitrer. Hjemslev mengembangkan konsep hubungan tanda dan pananda. Bloomfield berangkat dari pandangan behaviorisme, sehingga ujaran manusia dapat dijelaskan dengan kondisi-kondisi eksternalnya dengan mechanism. Hakikat bahasa sebagai bentuk-ekpresi terlihat sangat radikal. Bloomfield membangun bahasa yang bersifat empirisme di atas substansi. Hakikat bahasa merupakan realitas struktur empiris sebagai sarana
{"title":"Esensi Bahasa dalam Kajian Struktural","authors":"Masayu Gay","doi":"10.31813/gramatika/6.1.2018.134.49--60","DOIUrl":"https://doi.org/10.31813/gramatika/6.1.2018.134.49--60","url":null,"abstract":"Tulisan ini merupakan hasil kajian konseptual para linguis yang disadur dari berbagai referensi dan dielaborasi. Kajian dibatasi pada struktural dan tidak sesudahnya, dan menggunakan kajian pustaka. Ulasan konsep pemikiran dilakukan secara deskriptif. Bermula dari Saussure, bahasa sebagai bentuk, meliputi tiga hal (1) bentuk-isi, yakni klasifikasi mengenai pikiran dan benda-benda/objek, (2) bentuk-ekpresi, yakni terkait pengelompokan yang bersifat abstrak atau bayangan bunyi-bunyi dan bentuk bahasa. (3) isi-ekpresi, merupakan pembentukan dari keduanya. Bentuk-isi pada dikotomi ini, baik pada tataran epistemologinya maupun aksiologinya. Hjemslev menggambarkan bentuk-isi sebagai faktor dari tanda yang umum untuk bahasa yang berbeda: bentuk-isi dilihat sebagai tipe 'makna' yang bisa dijadikan dasar untuk membandingkan tanda berbeda dalam bahasa yang berbeda. Bentuk-isi didefinisikan hanya kaitannya dengan fungsi tanda, seperti isi-ekspresi. Bentuk-isi adalah bentuk yang bersamaan dengan bentuk-ekspresi, dan merupakan unit yang berfungsi sebagai tanda dalam bahasa. Dari sudut pandang maksud, bentuk konten bersifat arbitrer. Hjemslev mengembangkan konsep hubungan tanda dan pananda. Bloomfield berangkat dari pandangan behaviorisme, sehingga ujaran manusia dapat dijelaskan dengan kondisi-kondisi eksternalnya dengan mechanism. Hakikat bahasa sebagai bentuk-ekpresi terlihat sangat radikal. Bloomfield membangun bahasa yang bersifat empirisme di atas substansi. Hakikat bahasa merupakan realitas struktur empiris sebagai sarana","PeriodicalId":344484,"journal":{"name":"Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133722784","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}