Pub Date : 2021-10-06DOI: 10.33474/j.sa.v4i1.10306
N. Aini, Ratna Djuniwati Lisminingsih, Saimul Laili
The fish processing industry is one of the important elements in improving the standard of living of the Indonesian people, but the industry also produces waste in the form of crude fish oil which is bad for the environment if it is not processed first before being discharged into the environment. Reducing the problem of fish processing industry waste requires processing fish oil into useful goods, for example reprocessing it into pure oil which is useful in non-food industries such as being used as a mixture of fish feed. The purification of crude fish oil is carried out in three stages, namely the degumming, neutralization, and bleaching stages using coconut shell activated charcoal adsorbent. The purpose of this study was to determine whether giving coconut shell activated charcoal with different weight has the potential in the bleaching process of crude fish oil from fish processing industrial waste. This research uses experimental methods. The bleaching stage used different weight of coconut shell activated charcoal, namely 0% (control), 2%, 4%, 6%, and 8%. The parameters measured were free fatty acid levels and clarity values. Free fatty acid content in all treatments <1% and in accordance with the Indonesian national standard (SNI). ANOVA test results on the mean free fatty acids showed no significant difference between treatments. Similarly, the ANOVA test on clarity values showed no significant difference. Provision of coconut shell activated charcoal has the potential as an adsorbent in the bleaching process of crude fish oil, fish processing industry waste.Keywords: Crude Fish Oil, Bleaching, Coconut Shell Activated Charcoal. ABSTRAKIndustri pengolahan ikan merupakan salah satu unsur penting dalam meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia, tetapi industri tersebut juga menghasilkan limbah berupa minyak ikan kasar yang berdampak buruk bagi lingkungan apabila tidak diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Mengurangi permasalahan limbah industri pengolahan ikan, membutuhkan pengolahan minyak ikan menjadi barang yang berguna misalnya mengolah kembali menjadi minyak murni yang berguna dalam indutri non pangan seperti digunakan sebagai bahan campuran pakan ikan. Pemurnian minyak ikan kasar ini dilakukan tiga tahapan yakni tahap degumming, netralisasi, dan bleaching menggunakan adsorben arang aktif batok kelapa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian arang aktif batok kelapa dengan berat berbeda berpotensi dalam proses pemutihan (Bleaching) minyak ikan kasar dari limbah industri pegolahan ikan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Tahapan bleaching menggunakan berat arang aktif batok kelapa yang berbeda yakni 0% (kontrol), 2%, 4%, 6%, dan 8%. Parameter yang diukur adalah kadar asam lemak bebas dan nilai kejernihan. Kadar asam lemak bebas pada semua perlakuan < 1% dan telah sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI). Hasil uji ANOVA terhadap rerata asam lemak bebas menunjukkan tidak ada
鱼类加工业是提高印度尼西亚人民生活水平的重要因素之一,但该工业也以粗鱼油的形式产生废物,如果在排放到环境中之前不进行加工,则对环境有害。减少鱼类加工业废物的问题需要将鱼油加工成有用的商品,例如将其再加工成纯油,这在非食品工业中是有用的,例如用作鱼饲料的混合物。采用椰壳活性炭吸附剂对粗鱼油进行脱胶、中和、漂白三个阶段的提纯。本研究的目的是确定给予不同重量的椰子壳活性炭在鱼加工工业废料中粗鱼油的漂白过程中是否有潜力。本研究采用实验方法。漂白阶段采用不同重量的椰壳活性炭,分别为0%(对照)、2%、4%、6%和8%。测定的参数是游离脂肪酸水平和清晰度值。各处理游离脂肪酸含量均<1%,符合印尼国家标准(SNI)。平均游离脂肪酸的方差分析结果显示,处理间无显著差异。同样,对清晰度值的方差分析也没有显着差异。提供的椰壳活性炭在粗鱼油、鱼类加工工业废料的漂白过程中具有作为吸附剂的潜力。关键词:粗鱼油,漂白,椰壳活性炭【摘要】印尼工业发展与发展,印尼工业发展与发展,印尼工业发展与发展,印尼工业发展与发展,印尼工业发展与发展,印尼工业发展与发展,印尼工业发展与发展,印尼工业发展,印尼工业发展,印尼工业发展,印尼工业发展,印尼工业发展,印尼工业发展,印尼工业发展,印尼工业发展,印尼工业发展,印尼工业发展,印尼工业发展。Mengurangi permasalahan limbah industri pengolahan鱼,membutuhkan pengolahan minyak鱼menjadi barang杨可设定misalnya mengolah kembali menjadi minyak murni杨可设定dalam indutri非婚礼seperti digunakan sebagai bahan campuran pakan鱼。Pemurnian minyak ikkan kasar ini dilakukan tiga tahapan yakni tahap脱胶,中和,丹漂白menggunakan吸附arang aktif batok kelapa。Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian arang aktif batok kelapa dengan berat berbeda berpotensi dalam prometihan(漂白)minyak kan kasar dari limbah工业pegolahan ikan。Penelitian ini mongunakan方法实验。塔哈班漂白孟古纳干,贝拉特,阿克提夫,巴托克,克拉帕杨,贝贝达,雅克尼0%(对照),2%,4%,6%,丹8%。参数yang diukur adalah kadar asam lemak bebas dan nilai kejernihan。Kadar asam lemak bebas padsemua perlakuan < 1%,但telah sesuai denan standard national Indonesia (SNI)。Hasil - uji方差分析(ANOVA)分析了中国大陆地区的气候变化趋势,并分析了中国大陆地区的气候变化趋势。Sama halnya dengan uji ANOVA terhadap nilai kejernihan menunjukkan tidak ada perbedaan yang significance。Pemberian arang aktif batok kelpa berpotensi sebagai吸附板工艺漂白minyak ikan kasar limba工业pengolahan ikan。Kata kunci: Minyak Ikan Kasar,漂白,Arang Aktif Batok Kelapa
{"title":"Arang Aktif Batok Kelapa (Cocos nucifera) sebagai Adsorben","authors":"N. Aini, Ratna Djuniwati Lisminingsih, Saimul Laili","doi":"10.33474/j.sa.v4i1.10306","DOIUrl":"https://doi.org/10.33474/j.sa.v4i1.10306","url":null,"abstract":"The fish processing industry is one of the important elements in improving the standard of living of the Indonesian people, but the industry also produces waste in the form of crude fish oil which is bad for the environment if it is not processed first before being discharged into the environment. Reducing the problem of fish processing industry waste requires processing fish oil into useful goods, for example reprocessing it into pure oil which is useful in non-food industries such as being used as a mixture of fish feed. The purification of crude fish oil is carried out in three stages, namely the degumming, neutralization, and bleaching stages using coconut shell activated charcoal adsorbent. The purpose of this study was to determine whether giving coconut shell activated charcoal with different weight has the potential in the bleaching process of crude fish oil from fish processing industrial waste. This research uses experimental methods. The bleaching stage used different weight of coconut shell activated charcoal, namely 0% (control), 2%, 4%, 6%, and 8%. The parameters measured were free fatty acid levels and clarity values. Free fatty acid content in all treatments <1% and in accordance with the Indonesian national standard (SNI). ANOVA test results on the mean free fatty acids showed no significant difference between treatments. Similarly, the ANOVA test on clarity values showed no significant difference. Provision of coconut shell activated charcoal has the potential as an adsorbent in the bleaching process of crude fish oil, fish processing industry waste.Keywords: Crude Fish Oil, Bleaching, Coconut Shell Activated Charcoal. ABSTRAKIndustri pengolahan ikan merupakan salah satu unsur penting dalam meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia, tetapi industri tersebut juga menghasilkan limbah berupa minyak ikan kasar yang berdampak buruk bagi lingkungan apabila tidak diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Mengurangi permasalahan limbah industri pengolahan ikan, membutuhkan pengolahan minyak ikan menjadi barang yang berguna misalnya mengolah kembali menjadi minyak murni yang berguna dalam indutri non pangan seperti digunakan sebagai bahan campuran pakan ikan. Pemurnian minyak ikan kasar ini dilakukan tiga tahapan yakni tahap degumming, netralisasi, dan bleaching menggunakan adsorben arang aktif batok kelapa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian arang aktif batok kelapa dengan berat berbeda berpotensi dalam proses pemutihan (Bleaching) minyak ikan kasar dari limbah industri pegolahan ikan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Tahapan bleaching menggunakan berat arang aktif batok kelapa yang berbeda yakni 0% (kontrol), 2%, 4%, 6%, dan 8%. Parameter yang diukur adalah kadar asam lemak bebas dan nilai kejernihan. Kadar asam lemak bebas pada semua perlakuan < 1% dan telah sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI). Hasil uji ANOVA terhadap rerata asam lemak bebas menunjukkan tidak ada","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115188337","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The agroforestry system is a solution offered so that the forest area does not decrease due to forest destruction and the environment is able to perform its function, namely as a carbon storage. This study was aimed to determine the potential for carbon stored in coffee stands and abiotic factors in coffee stands on agroforestry land. Samples by purposive sampling stand samples of Coffeaarabica, Coffea canephora, and Coffea liberica as many as 20 trees with a total sample of 60 stands. the abiotic factor was measured at three representative points. Data obtained in the form of dbh (±1,3 m), type of coffee, plant age, wood dencity, abiotic factor data, biomass, and carbon. Data analysis included tree biomass data with the allometric formula Ketterings dry weight = 0.11 ρ D2.62 (2001) and allometric formula Arifin dry weight = 0.281 D2.0635 (2001). Data analysis included carbon biomass = dry weight x 0.47. The results showed that the largest carbon storage was in Coffea liberica, then Coffea canephora and the smallest carbon storage was in Coffeaarabica. abotic factors in coffee agroforestry show soil moisture 18.3%, air humidity 60 - 75%, soil pH 7.3, soil temperature 21 ° C, air temperature 21 - 25 ° C, light intensity 877 lux, and altitude ranges from 906 - 934 m asl.Keywords: allometric, coffee, agroforestry, abiotic factors, carbonABSTRAKSistem agroforestri merupakan solusi yang ditawarkan agar luas hutan tidak semakin berkurang akibat kerusakan hutan dan lingkungan mampu melakukan fungsinya yakni sebagai penyimpan karbon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi karbon tersimpan pada tegakan kopi dan faktor abiotik pada tegakan kopi di lahan agroforestri. Pemilihan sampel tegakan kopi secara purposive sampling, tiap sampel tegakan Coffea arabica, Coffea canephora, dan Coffea liberica berjumlah 20 pohon dengan jumlah total sampel 60 tegakan. Faktor abiotik diukur pada tiga titik representatif. Data yang diperoleh berupa dbh (±1,3 m), spesies kopi, umur tanaman, berat jenis kayu,data faktor abiotik, biomassa, dan karbon. Analisis data perhitungan biomassa meliputi rumus allometrik Ketterings berat kering = 0,11 ρ D2,62 (2001) dan rumus allometrik Arifin berat kering = 0,281 D2,0635(2001). Analisis data biomassa karbon = berat kering x 0.47. Hasil penelitian menunjukkan simpanan karbon terbesar terdapat pada Coffea liberica, kemudian Coffea canephora dan simpanan karbon paling kecil pada Coffea arabica. faktor abotik di agroforestri kopi menunjukkan kelembaban tanah 18.3%, Kelembaban udara 60 - 75%, pH tanah 7,3, Suhu tanah 21°C, suhu udara 21 - 25°C, intensitas cahaya 877 lux dan ketinggian tempat berkisar 906 – 934 m dpl.Kata kunci: allometrik, kopi, agroforestry, faktor abiotic, karbon
农林复合系统提供了一种解决方案,使森林面积不会因森林破坏而减少,环境能够发挥其功能,即作为碳储存。本研究旨在确定农林业土地上咖啡林的碳储存潜力和咖啡林的非生物因子。样本通过有目的的采样,对阿拉比卡咖啡、canephora咖啡和liberica咖啡的林分样本多达20棵,总样本为60个林分。在三个代表性点测量非生物因子。数据以dbh(±1.3 m),咖啡类型,植物年龄,木材密度,非生物因子数据,生物量和碳的形式获得。数据分析采用异速生长公式Ketterings干重= 0.11 ρ D2.62(2001)和Arifin干重= 0.281 ρ D2.0635(2001)。数据分析包括碳生物量=干重x 0.47。结果表明,利比里亚咖啡的碳储量最大,canephora咖啡次之,阿拉比卡咖啡的碳储量最小。咖啡农林业土壤湿度18.3%,空气湿度60 ~ 75%,土壤pH值7.3,土壤温度21℃,空气温度21 ~ 25℃,光照强度877 lux,海拔906 ~ 934 m。关键词:异速生长,咖啡,农林业,非生物因子,碳文摘系统农林业merupakan solusi yang ditawarkan agar luas hutan tidak semakin berkurang akibat kerusakan hutan danlingkungan mampu melakukan真菌sinya yakni sebagai penyimpan碳Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui潜能,碳,碳,碳,碳,碳,碳,碳,碳,碳,碳,碳,碳,碳,碳,碳,碳,碳,碳。佩米里罕取样tegakan柯比斯卡拉有目的取样,蒂普取样tegakan阿拉比卡咖啡,卡尼乌拉咖啡,丹利伯利卡咖啡,共取样60 tegakan。因子为非生物因子,为生物因子,为生物因子。数据阳波分布为(±1.3 m),种数为kopi、umur tanaman、berat jenis kayu,数据因子为abbitik、biomassa、dancarbon。分析数据表明:大鼠异生瘤Ketterings berkering = 0,11 ρ D2,62(2001),异生瘤Arifin berkering = 0,281 ρ D2,0635(2001)。生物量碳= berat kering x 0.47。哈西尔penelitian menunjukkan simpanan karbon terbesar terdapat帕达咖啡豆,kemudian coffee canephora和simpanan karbon paling kecil帕达咖啡豆阿拉比卡。农林业生产因子kopi menunjukkan kelembaban tanah 18.3%, kelembaban udara 60 - 75%, pH tanah 7.3, Suhu tanah 21°C, Suhu udara 21 - 25°C,强度cahaya 877 lux, ketinggian温度berkisar 906 - 934 m dpl。异速生长、kopi、农林业、非生物因子、碳
{"title":"Estimasi Karbon pada Tegakan Kopi di Lahan Agroforestri Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang","authors":"Riyan Riyadlun Najih, L. Hakim, Hasan Zayadi","doi":"10.33474/J.SA.V3I2.8069","DOIUrl":"https://doi.org/10.33474/J.SA.V3I2.8069","url":null,"abstract":"The agroforestry system is a solution offered so that the forest area does not decrease due to forest destruction and the environment is able to perform its function, namely as a carbon storage. This study was aimed to determine the potential for carbon stored in coffee stands and abiotic factors in coffee stands on agroforestry land. Samples by purposive sampling stand samples of Coffeaarabica, Coffea canephora, and Coffea liberica as many as 20 trees with a total sample of 60 stands. the abiotic factor was measured at three representative points. Data obtained in the form of dbh (±1,3 m), type of coffee, plant age, wood dencity, abiotic factor data, biomass, and carbon. Data analysis included tree biomass data with the allometric formula Ketterings dry weight = 0.11 ρ D2.62 (2001) and allometric formula Arifin dry weight = 0.281 D2.0635 (2001). Data analysis included carbon biomass = dry weight x 0.47. The results showed that the largest carbon storage was in Coffea liberica, then Coffea canephora and the smallest carbon storage was in Coffeaarabica. abotic factors in coffee agroforestry show soil moisture 18.3%, air humidity 60 - 75%, soil pH 7.3, soil temperature 21 ° C, air temperature 21 - 25 ° C, light intensity 877 lux, and altitude ranges from 906 - 934 m asl.Keywords: allometric, coffee, agroforestry, abiotic factors, carbonABSTRAKSistem agroforestri merupakan solusi yang ditawarkan agar luas hutan tidak semakin berkurang akibat kerusakan hutan dan lingkungan mampu melakukan fungsinya yakni sebagai penyimpan karbon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi karbon tersimpan pada tegakan kopi dan faktor abiotik pada tegakan kopi di lahan agroforestri. Pemilihan sampel tegakan kopi secara purposive sampling, tiap sampel tegakan Coffea arabica, Coffea canephora, dan Coffea liberica berjumlah 20 pohon dengan jumlah total sampel 60 tegakan. Faktor abiotik diukur pada tiga titik representatif. Data yang diperoleh berupa dbh (±1,3 m), spesies kopi, umur tanaman, berat jenis kayu,data faktor abiotik, biomassa, dan karbon. Analisis data perhitungan biomassa meliputi rumus allometrik Ketterings berat kering = 0,11 ρ D2,62 (2001) dan rumus allometrik Arifin berat kering = 0,281 D2,0635(2001). Analisis data biomassa karbon = berat kering x 0.47. Hasil penelitian menunjukkan simpanan karbon terbesar terdapat pada Coffea liberica, kemudian Coffea canephora dan simpanan karbon paling kecil pada Coffea arabica. faktor abotik di agroforestri kopi menunjukkan kelembaban tanah 18.3%, Kelembaban udara 60 - 75%, pH tanah 7,3, Suhu tanah 21°C, suhu udara 21 - 25°C, intensitas cahaya 877 lux dan ketinggian tempat berkisar 906 – 934 m dpl.Kata kunci: allometrik, kopi, agroforestry, faktor abiotic, karbon","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131583175","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Edamame milk (Glycin max. L var. edamame) is one product with the advantages; easily produced and highly nutritious. This study aims was to determine the fat content of edamame milk prepared by edamame bean. The method used in this study is the experiment using a completely randomized design with 4 treatments and 5 replications. Fat analysis was done using the Gerber method. The fat levels of edamame milk at the first treatment, the average value of Edamame milk was 5.74% , the second 5.28%, the third 4.56% and the last treatment or the the fourth is fat at 2.0%. The results are compared with the other fat content of the other varieties, then it can be compared the fat content of Edamame varietes lower than the variants of Malika and Grobogan which are variants of Edamame fat content which is 5.74%, Malika fat content was 13.2%, and the Grobogan variance averaged 12.83%. The results of the analysis show that there are significant differences between treatments. For the average edamame fat content that is good is equal to 2.02% and the results close to the standard of soy milk that is equal to 2.0%.Keywords: fat content, edamame milk, Gerber method.ABSTRAKSusu edamame (Glycin max. L var. edamame) merupakan salah satu produk dengan kelebihan; mudah diproduksi dan bergizi tinggi. Penelitian ini bertujuan adalah menentukan kadar lemak susu edamame olahan biji Edamame. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Analisis lemak dilakukan menggunakan metode Gerber. Hasil penelitian kadar lemak susu edamame pada perlakuan pertama, nilai rata-rata ulangan lemak susu edamame yaitu sebesar 5,74%, kedua 5,28% ketiga 4,56% dan keempat 2,02% Jika hasilnya dibandingkan dengan kadar lemak varietes lainnya maka bisa di bandingkan kadar lemak varietes edamame lebih rendah dari varietes malika dan grobogan yang mana varietes edamame kadar lemaknya yaitu sebesar 5,74%. Malika kadar lemaknya sebesar 13,2%, dan varietes Grobogan rata-ratanya sebesar 12,83%. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan diantara perlakuan. Rata-rata kadar lemak edamame yang baik yaitu sebesar 2,02% dan hasilnya mendekati standar susu kedelai sebesar 2,0%Kata kunci: kadar lemak, susu edamame, metode Gerber.
毛豆奶(甘氨酸)毛豆(L var. edamame)是一种具有优势的产品;容易生产,营养丰富。以毛豆为原料制备毛豆乳,测定其脂肪含量。本研究采用完全随机试验设计,4个处理,5个重复。脂肪分析采用Gerber法。第一处理毛豆乳脂肪含量平均值为5.74%,第二处理为5.28%,第三处理为4.56%,最后处理和第四处理为2.0%。将结果与其他品种的其他脂肪含量进行比较,可以得出毛豆品种的脂肪含量低于马利卡和格罗博甘变体,其中毛豆脂肪含量为5.74%,马利卡脂肪含量为13.2%,格罗博甘方差平均为12.83%。分析结果表明,处理之间存在显著差异。毛豆的平均脂肪含量为2.02%,为良好,接近豆浆的标准为2.0%。关键词:脂肪含量,毛豆乳,Gerber法。【摘要】苏苏毛豆(甘氨酸);毛豆(变种毛豆);Mudah diproduksi Dan bergizi tinggi。Penelitian ini bertujuan adalah menentukan kadar lemak susu毛豆olahan biji毛豆。Metode yang digunakan dalam penelitian ini yitu, ek实验,dengan, ranancan, Acak, Lengkap, dengan, 4 perlakan, 5 kali ulangan。分析lemak dilakukan menggunakan方法Gerber。Hasil penelitian kadar lemak susu毛豆paka perlakuan pertama, nilai rata-rata ulangan lemak susu毛豆yitu sebesar 5,74%, kedua 5,28% ketiga 4,56% dan keempat 2, 2% Jika hasilnya dibandingkan dengan kadar lemak品种laainnya maka bisa dibandingkan kadar lemak品种毛豆lebih rendah dari品种malika dan grobogan yang mana品种毛豆kadar lemaknya yitu sebesar 5,74%。Malika kadar lemaknya sebesar 13.2%, dan品种Grobogan rata-ratanya sebesar 12.83%。Hasil分析menunjukkan bahwa terdapat perbedaan和yang signikan diantara perlakan。Rata-rata kadar lemak毛豆yang baik yitu sebesar, 2%丹hasilya mendekati标准susu kedelai sebesar, 2% kata kunci: kadar lemak, susu毛豆,mede Gerber。
{"title":"Analisis Lemak Susu Edamame dari Olahan Biji Edamame","authors":"Nufan Muwafiq Sukiran, H. Santoso, A. Syauqi","doi":"10.33474/J.SA.V2I1.3368","DOIUrl":"https://doi.org/10.33474/J.SA.V2I1.3368","url":null,"abstract":"Edamame milk (Glycin max. L var. edamame) is one product with the advantages; easily produced and highly nutritious. This study aims was to determine the fat content of edamame milk prepared by edamame bean. The method used in this study is the experiment using a completely randomized design with 4 treatments and 5 replications. Fat analysis was done using the Gerber method. The fat levels of edamame milk at the first treatment, the average value of Edamame milk was 5.74% , the second 5.28%, the third 4.56% and the last treatment or the the fourth is fat at 2.0%. The results are compared with the other fat content of the other varieties, then it can be compared the fat content of Edamame varietes lower than the variants of Malika and Grobogan which are variants of Edamame fat content which is 5.74%, Malika fat content was 13.2%, and the Grobogan variance averaged 12.83%. The results of the analysis show that there are significant differences between treatments. For the average edamame fat content that is good is equal to 2.02% and the results close to the standard of soy milk that is equal to 2.0%.Keywords: fat content, edamame milk, Gerber method.ABSTRAKSusu edamame (Glycin max. L var. edamame) merupakan salah satu produk dengan kelebihan; mudah diproduksi dan bergizi tinggi. Penelitian ini bertujuan adalah menentukan kadar lemak susu edamame olahan biji Edamame. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Analisis lemak dilakukan menggunakan metode Gerber. Hasil penelitian kadar lemak susu edamame pada perlakuan pertama, nilai rata-rata ulangan lemak susu edamame yaitu sebesar 5,74%, kedua 5,28% ketiga 4,56% dan keempat 2,02% Jika hasilnya dibandingkan dengan kadar lemak varietes lainnya maka bisa di bandingkan kadar lemak varietes edamame lebih rendah dari varietes malika dan grobogan yang mana varietes edamame kadar lemaknya yaitu sebesar 5,74%. Malika kadar lemaknya sebesar 13,2%, dan varietes Grobogan rata-ratanya sebesar 12,83%. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan diantara perlakuan. Rata-rata kadar lemak edamame yang baik yaitu sebesar 2,02% dan hasilnya mendekati standar susu kedelai sebesar 2,0%Kata kunci: kadar lemak, susu edamame, metode Gerber.","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"99 8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128012286","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tilapia (Oreochromis niloticus) is one of the freshwater fish that is widely cultivated and consumed by the community. Tilapia is abundant and it remains fresh than preserved using Picung seeds. The aim of the study was to analyze the protein content of tilapia that preserved without young picung seeds and fresh tilapia after being preserved with young Picung seeds. The method was carried out experimentally with 3 treatments of coated young Picung seed; (A) storage at16 oC without coated, (B) storage at 16 oC coated, and (C) storage of 26 oC temperature coated with 6 replications respectively. The average yield of storage for 40 hours of treatment; A is 16.011%, B=16.003% and C=13.256%. The results of analysis of protein content of tilapia preserved with young Picung seeds (Pangium edule Reinw) in 3 treatments did not different significantly. Protein content of tilapia (Oreochromis niloticus) preserved with young Picung seeds at the storage time of each treatment showed different results. The young Picung seeds used for preservation are a solution to inhibit decreasing protein levels in tilapia.Keywords: Tilapia, Picung seeds, proteinABSTRAKIkan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu ikan air tawar yang banyak dibudidayakan masyarakat dan di konsumsi masyarakat. Ikan nila melimpah dan agar tetap segar dilakukan pengawetan menggunakan biji picung. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa kadar protein ikan nila yang diawetkan tanpa biji picung muda dan kadar protein ikan nila segar setelah diawetkan dengan biji picung muda. Metode dilakukan secara eksperimental dengan 3 kali perlakuan lumuran biji picung muda (A) penyimpanan suhu 16oC tanpa lumuran, (B) penyimpanan pada suhu 16oC dengan lumuran, dan (C) penyimpanan suhu 26oC dengan lumuran diulang masing-masing 6 ulangan. Hasil rata-rata penyimpanan selama 40 jam perlakuan A 16,011%, perlakuan B 16,003% dan perlakuan C 13,256%. Hasil analisis kadar protein ikan nila yang diawetkan dengan biji picung muda (Pangium edule Reinw) pada 3 perlakuan tidak berbeda secara signifikan. Kadar protein ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diawetkan dengan biji picung muda pada lama waktu penyimpanan masing-masing perlakuan menunjukkan hasil berbeda. Biji picung muda yang digunakan untuk pengawetan menjadi solusi untuk menghambat penurunan kadar protein pada ikan nila.Kata kunci : ikan nila, biji picung, protein.
罗非鱼(Oreochromis niloticus)是一种被广泛养殖和消费的淡水鱼。罗非鱼储量丰富,比用Picung种子保存的罗非鱼更新鲜。本研究的目的是分析未加picung幼籽保存的罗非鱼和加picung幼籽保存后的新鲜罗非鱼的蛋白质含量。以三种处理的皮桐包衣种子为试验材料,对该方法进行了研究;(A) 16℃无包被保存,(B) 16℃包被保存,(C) 26℃包被保存6个重复。处理40小时贮藏的平均产量;A = 16.011%, B=16.003%, C=13.256%。3种不同处理的皮孔幼籽罗非鱼蛋白质含量分析结果无显著差异。不同处理对罗非鱼(Oreochromis niloticus)蛋白质含量的影响不同。用于保存的幼种Picung种子是一种抑制罗非鱼蛋白质水平下降的溶液。关键词:罗非鱼,Picung种子,蛋白质abstract: kankannila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu ikan air tawar yang banyak dibudidayakan masyarakat di konsumsi masyarakatIkan nila melimpah danagar tetap segar dilakukan pengawetan menggunakan biji picung。Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa kadar蛋白ikan nila yang diawekan tanpa biji picung muda dankadar蛋白ikan nila segar setelah diawekan dengan biji picung muda。(A) penyimpanan suhu 16oC, (B) penyimpanan pada suhu 16oC, dan (C) penyimpanan suhu 26oC, dengan lumuran diulang。Hasil rata-rata penyimpanan selama 40 jam perlakuan A 16,011%, perlakuan B 16,003%, perlakuan C 13,256%。卡达尔蛋白的分析与研究表明,卡达尔蛋白是一种具有重要意义的蛋白质。nilochromis (Oreochromis niloticus) Kadar蛋白,yang diawekan dengan biji picung muda pada lama waktu penyimpanan masmasing perlakuan menunjukkan hasil berbeda。Biji picung muda yang digunakan untuk pengawetan menjadi solusi untuk menghambat penurunan kadar protein padikan nila。Kata kunci: ikan nila, biji picung,蛋白质。
{"title":"Analisa Kadar Protein Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) yang Diawetkan Dengan Biji Picung Muda (Pangium edule Reinw)","authors":"Mei Ninda Ningrum, Hari Santoso, Ahmad Syauqi","doi":"10.33474/J.SA.V2I1.3372","DOIUrl":"https://doi.org/10.33474/J.SA.V2I1.3372","url":null,"abstract":"Tilapia (Oreochromis niloticus) is one of the freshwater fish that is widely cultivated and consumed by the community. Tilapia is abundant and it remains fresh than preserved using Picung seeds. The aim of the study was to analyze the protein content of tilapia that preserved without young picung seeds and fresh tilapia after being preserved with young Picung seeds. The method was carried out experimentally with 3 treatments of coated young Picung seed; (A) storage at16 oC without coated, (B) storage at 16 oC coated, and (C) storage of 26 oC temperature coated with 6 replications respectively. The average yield of storage for 40 hours of treatment; A is 16.011%, B=16.003% and C=13.256%. The results of analysis of protein content of tilapia preserved with young Picung seeds (Pangium edule Reinw) in 3 treatments did not different significantly. Protein content of tilapia (Oreochromis niloticus) preserved with young Picung seeds at the storage time of each treatment showed different results. The young Picung seeds used for preservation are a solution to inhibit decreasing protein levels in tilapia.Keywords: Tilapia, Picung seeds, proteinABSTRAKIkan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu ikan air tawar yang banyak dibudidayakan masyarakat dan di konsumsi masyarakat. Ikan nila melimpah dan agar tetap segar dilakukan pengawetan menggunakan biji picung. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa kadar protein ikan nila yang diawetkan tanpa biji picung muda dan kadar protein ikan nila segar setelah diawetkan dengan biji picung muda. Metode dilakukan secara eksperimental dengan 3 kali perlakuan lumuran biji picung muda (A) penyimpanan suhu 16oC tanpa lumuran, (B) penyimpanan pada suhu 16oC dengan lumuran, dan (C) penyimpanan suhu 26oC dengan lumuran diulang masing-masing 6 ulangan. Hasil rata-rata penyimpanan selama 40 jam perlakuan A 16,011%, perlakuan B 16,003% dan perlakuan C 13,256%. Hasil analisis kadar protein ikan nila yang diawetkan dengan biji picung muda (Pangium edule Reinw) pada 3 perlakuan tidak berbeda secara signifikan. Kadar protein ikan nila (Oreochromis niloticus) yang diawetkan dengan biji picung muda pada lama waktu penyimpanan masing-masing perlakuan menunjukkan hasil berbeda. Biji picung muda yang digunakan untuk pengawetan menjadi solusi untuk menghambat penurunan kadar protein pada ikan nila.Kata kunci : ikan nila, biji picung, protein. ","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132500598","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Neem has enormous potential in the medicinal treatment because in Neem it contains bioactives that are useful as drugs, including: Saponins, flavonoids, and tannins. The use of Neem plants can be maximally carried out through a bioprospective approach. This research was conducted in Bangsring Village, Wongsorejo District, Banyuwangi Regency in April-June. The study aims to determine the Neem bioprospection (Azadirachta indica) by the community as a medicinal plant. This study uses descriptive exploratory methods which include: literature studies, field observations, interviews using questionnaires, data analysis and observation documentation. Respondents taken were 100 respondents who were taken randomly. The results of this study show that the community's response to the Neem tree is quite high. The use of the Neem by the community as a medicinal plant, among others, is used as an appetite enhancer, medication for hives, and diabetes. The community manages Neem as a medicine by drinking stew from the leaves. The aspects of bioprospection observed in this study were: availability, use as a drug, conservation efforts, collaborative management as a drug, and its benefits as a medicinal plant for the community.Keywords:Bioprospection, Neem, Bangsring Village, Medicinal PlantABSTRAKMimba memiliki potensi sangat besar dibidang pengobatan karena di dalam Mimba mengandung bioaktif yang berguna sebagai obat antara lain: Saponin, flavonoid, dan tanin. Pemanfaatan tumbuhan Mimba dapat dilakukan secara maksimal dengan melalui pendekatan bioprospeksi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bangsring kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi pada bulan April-Juni. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bioprospeksi Mimba (Azadirachta indica) oleh masyarakat sebagai tumbuhan obat. Penelitian ini menggunakan metode deskripstif eksploratif yang meliputi : studi pustaka, pengamatan di lapangan, wawancara menggunakan kuesioner, analisis data dan dokumentasi pengamatan. Responden yang diambil adalah 100 responden yang diambil secara acak. Hasil penelitian ini menunjjukkan bahwa respon masyarakat terhadap tumbuhan Mimba cukup tinggi. Pemanfaatan Mimba oleh masyarakat sebagai tumbuhan obat antara lain digunakan sebagai penambah nafsu makan, obat gatal-gatal, dan kencing manis. Masyarakat mengelolah Mimba sebagai obat dengan meminum rebusan ari daunnya. Aspek bioprospeksi yang diamati dalam penelitian ini adalah: ketersedian, pemanfaatan sebagai obat, upaya konservasi, kerjasama pengelolaan sebagai obat, dan keuntungannya sebagai tumbuhan obat bagi masyarakat.Kata kunci: Bioprospeksi, Mimba, Desa Bangsring, Tumbuhan Obat
印度楝树在医学治疗方面具有巨大的潜力,因为印度楝树中含有可作为药物使用的生物活性物质,包括:皂苷、类黄酮和单宁。印度楝树的使用可以最大限度地通过生物前景的方法进行。本研究于4 - 6月在Banyuwangi县Wongsorejo区bangspring村进行。本研究旨在确定印楝(Azadirachta indica)作为药用植物的生物前景。本研究采用文献研究、实地观察、问卷访谈、数据分析和观察文献等描述性探索性研究方法。被调查者是随机抽取的100人。本研究结果表明,该社区对印楝树的反应相当高。印度楝树被社区用作药用植物,除其他外,还被用作食欲增进剂、荨麻疹和糖尿病的药物。当地居民把印楝树的叶子煮成汤喝,以此作为一种药物。本研究中观察到的生物前景包括:可得性、作为药物的使用、保护努力、作为药物的协同管理以及作为药用植物对社区的益处。【关键词】印度楝;邦泉村;药用植物;关键词:印度楝;pmanfaatan tumbuhan, Mimba, dapat, dilakukan, secara, maksimal, dengan, melalui, pendekatan, bioprospeks。Penelitian ini dilaksanakan di Desa bangspring kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi pada bulan四月至六月。印度印楝属植物(Azadirachta indica)。Penelitian ini menggunakan方法研究:研究pustaka, pengamatan di lapangan, wanancara menggunakan kuesonner,分析数据和文献资料(dankumentasi pengamatan)。答:答:100答:答:答:答:答:答:答:答。哈西尔·潘内利特尼·梅努·朱卡肯·巴瓦回应说:“我想我是在说我是在说我是在说我是在说我。”Pemanfaatan Mimba oleh masyarakat sebagai tumbuhan obat antara lain digunakan sebagai penambah nafsu makan, obat gatal-gatal, dan kencing manis。Masyarakat mengelolah Mimba sebagai obat dengan memuman rebusan ari daunnya。生物展望:ketersedian, pemanfaatan sebagai obat, upaya konservasi, kerjasama pengelolaan sebagai obat, dan keuntungannya sebagai tumbuhan obat bagi masyarakat。Kata kunci: Bioprospeksi, Mimba, Desa bangspring, Tumbuhan Obat
{"title":"Bioprospeksi Mimba (Azadirachta Indica Juss.) Sebagai Tumbuhan Obat Di Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi","authors":"Ahmad Baidarus, Ari Hayati, N. As","doi":"10.33474/J.SA.V2I1.3681","DOIUrl":"https://doi.org/10.33474/J.SA.V2I1.3681","url":null,"abstract":"Neem has enormous potential in the medicinal treatment because in Neem it contains bioactives that are useful as drugs, including: Saponins, flavonoids, and tannins. The use of Neem plants can be maximally carried out through a bioprospective approach. This research was conducted in Bangsring Village, Wongsorejo District, Banyuwangi Regency in April-June. The study aims to determine the Neem bioprospection (Azadirachta indica) by the community as a medicinal plant. This study uses descriptive exploratory methods which include: literature studies, field observations, interviews using questionnaires, data analysis and observation documentation. Respondents taken were 100 respondents who were taken randomly. The results of this study show that the community's response to the Neem tree is quite high. The use of the Neem by the community as a medicinal plant, among others, is used as an appetite enhancer, medication for hives, and diabetes. The community manages Neem as a medicine by drinking stew from the leaves. The aspects of bioprospection observed in this study were: availability, use as a drug, conservation efforts, collaborative management as a drug, and its benefits as a medicinal plant for the community.Keywords:Bioprospection, Neem, Bangsring Village, Medicinal PlantABSTRAKMimba memiliki potensi sangat besar dibidang pengobatan karena di dalam Mimba mengandung bioaktif yang berguna sebagai obat antara lain: Saponin, flavonoid, dan tanin. Pemanfaatan tumbuhan Mimba dapat dilakukan secara maksimal dengan melalui pendekatan bioprospeksi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bangsring kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi pada bulan April-Juni. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bioprospeksi Mimba (Azadirachta indica) oleh masyarakat sebagai tumbuhan obat. Penelitian ini menggunakan metode deskripstif eksploratif yang meliputi : studi pustaka, pengamatan di lapangan, wawancara menggunakan kuesioner, analisis data dan dokumentasi pengamatan. Responden yang diambil adalah 100 responden yang diambil secara acak. Hasil penelitian ini menunjjukkan bahwa respon masyarakat terhadap tumbuhan Mimba cukup tinggi. Pemanfaatan Mimba oleh masyarakat sebagai tumbuhan obat antara lain digunakan sebagai penambah nafsu makan, obat gatal-gatal, dan kencing manis. Masyarakat mengelolah Mimba sebagai obat dengan meminum rebusan ari daunnya. Aspek bioprospeksi yang diamati dalam penelitian ini adalah: ketersedian, pemanfaatan sebagai obat, upaya konservasi, kerjasama pengelolaan sebagai obat, dan keuntungannya sebagai tumbuhan obat bagi masyarakat.Kata kunci: Bioprospeksi, Mimba, Desa Bangsring, Tumbuhan Obat","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134622030","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Natural insecticides made from lemongrass plants and zodia which are environmentally friendly insecticides and contribute to mosquito mortality. The purpose of this study was to determine the effect of lemongrass insecticides (Cymbopogon nardus) and leaves of zodiac (Evodia suaveolens) on mosquito mortality (Aedes aegypti), and to determine the treatment of insecticides that were more effective against the mortality of mosquitoes. The research method used the experimental completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 5 replications, namely treatment 1 control; treatment of 2 insecticides zodia; treatment of 3 lemongrass insecticides; and treatment of 4 combination lemongrass insecticides and zodia. The results showed that the control treatment did not effect, whereas in the treatment of zodia insecticides, lemongrass and combinations there were influences, presumably this happened because of difference in the chemical compounds of the 2 plants against mosquitoes. The results showed that mosquito mortality was controlled by 0%; mosquito mortality with zodia insecticide of 28%; mosquito mortality with lemongrass insecticide of 16.4%; and mosquito mortality with combination lemongrass insecticides and zodiac of 43.2%. The results of the One Way ANOVA test showed that there were significant differences and tended to experience increased mosquito mortality after being treated. Insecticides that are more effective in causing mosquito mortality are combination insecticides of lemongrass and zodia leaves.Keywords: Vegetable Insecticides, Lemongrass Plants, Zodia Plants, Mosquitoes.ABSTRAKInsektisida alami yang terbuat dari tanaman serai dan zodia merupakan insektisida alami yang ramah lingkungan dan berperan terhadap mortalitas nyamuk. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh insektisida serai (Cymbopogon nardus) dan daun zodia (Evodia suaveolens) terhadap mortalitas nyamuk (Aedes aegypti) dan untuk mengetahui perlakuan insektisida yang lebih efektif terhadap mortalitas nyamuk (Aedes aegypti). Metode penelitian menggunkan eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan yaitu perlakuan 1 kontrol; perlakuan 2 insektisida zodia; perlakuan 3 insektisida serai; dan perlakuan 4 insektisida kombinasi serai dan zodia. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan kontrol tidak ada pengaruh terhadap mortalitas nyamuk, sedangkan pada perlakuan insektisida zodia, serai serta kombinasi terdapat pengaruh, diduga hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan kandungan senyawa kimia dari 2 tanaman tersebut terhadap nyamuk. Hasil penelitian menunjukkan mortalitas nyamuk perlakuan kontrol 0%; mortalitas nyamuk dengan insektisida zodia 28%; mortalitas nyamuk dengan insektisida serai 16,4%; dan mortalitas nyamuk dengan insektisida kombinasi serai dan zodia 43,2%. Hasil analisis uji One Way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dan cenderung mengalami peningkatan mortalitas nyamuk setelah diberi perlakuan. Insektisi
天然杀虫剂,由柠檬草和黄豆属植物制成,对环境无害,但会导致蚊子死亡。本研究旨在测定香茅杀虫剂(Cymbopogon nardus)和黄芪叶杀虫剂(Evodia suaveolens)对埃及伊蚊(Aedes aegypti)死亡率的影响,并确定对蚊子死亡率更有效的杀虫剂处理方法。研究方法采用试验完全随机设计(CRD), 4个处理,5个重复,即处理1个对照;2种杀虫剂的处理;3种柠檬草杀虫剂的处理;并对4种柠檬草杀虫剂与黄藤复合处理。结果表明,对照处理对蚊虫无明显影响,而黄花、香茅和组合处理对蚊虫有明显影响,这可能是由于两种植物对蚊虫的化学成分不同造成的。结果表明,蚊虫死亡率控制在0%;虫媒杀虫剂对蚊子的死亡率为28%;香茅杀虫剂对蚊虫的死亡率为16.4%;香茅与黄道带联合使用的蚊虫死亡率为43.2%。单因素方差分析(One - Way ANOVA)结果显示,处理后存在显著差异,且有增加蚊虫死亡率的趋势。对蚊子死亡率较有效的杀虫剂是柠檬草和黄藤叶的混合杀虫剂。关键词:蔬菜杀虫剂,柠檬草,佐迪亚,蚊子【摘要】【摘要】昆虫的生长发育与死亡有关,但昆虫的生长发育与死亡有关,但昆虫的生长发育与死亡有关。Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh insektisida serai (Cymbopogon nardus) dan daudzodia (Evodia suaveolens) terhadap mortalitas nyamuk(埃及伊蚊)dan untuk mengetahui perlakuan insektisida yang lebih efektif terhadap mortalitas nyamuk(埃及伊蚊)。方法:penelitian menggunkan;实验方法:ran干干;Acak冷卡(RAL);登干4号;Perlakuan 2 insektisida zodia;Perlakuan 3 insektisida系列;Dan perlakuan 4 insektisida kombinasi serai Dan zodia。Hasil penelitian menunjukkan perlakuan control tidak ada pengaruh terhadap mortalitas nyamuk, sedangkan pada perlakuan insektisida zodia, serai serta kombinasi terdapat pengaruh, diduga hal terjadi karena adanya perbedaan kandungan senyawa kimia dari 2 tanaman tersebut terhadap nyamuk。Hasil penelitian menunjukkan mortalitas nyamuk perlakuan控制0%;死亡率:28%;Mortalitas nyamuk dengan insektisida serai 16.4%;Dan mortalitas nyamuk dengan insektisida kombinasi serai Dan zodia 43,2%。采用单因素方差分析(One - Way ANOVA),分析了人口死亡率(namuk setelah diberi perkawa)的显著性。[中文]:Insektisida yang lebih efektif dalam mengakibatkan mortalitas pada nyamuk yitu Insektisida kombinasi serai dandandzodia。Kata kunci: Insektisida Nabati, Tanaman Serai, Tanaman Zodia, Nyamuk
{"title":"Uji Insektisida Serai (Cymbopogon nardus) dan Daun Zodia (Evodia Suaveolens) Terhadap Mortalitas Nyamuk (Aedes aegypti)","authors":"M. Mahmudi, H. Santoso, S. Laili","doi":"10.33474/J.SA.V2I1.3741","DOIUrl":"https://doi.org/10.33474/J.SA.V2I1.3741","url":null,"abstract":"Natural insecticides made from lemongrass plants and zodia which are environmentally friendly insecticides and contribute to mosquito mortality. The purpose of this study was to determine the effect of lemongrass insecticides (Cymbopogon nardus) and leaves of zodiac (Evodia suaveolens) on mosquito mortality (Aedes aegypti), and to determine the treatment of insecticides that were more effective against the mortality of mosquitoes. The research method used the experimental completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 5 replications, namely treatment 1 control; treatment of 2 insecticides zodia; treatment of 3 lemongrass insecticides; and treatment of 4 combination lemongrass insecticides and zodia. The results showed that the control treatment did not effect, whereas in the treatment of zodia insecticides, lemongrass and combinations there were influences, presumably this happened because of difference in the chemical compounds of the 2 plants against mosquitoes. The results showed that mosquito mortality was controlled by 0%; mosquito mortality with zodia insecticide of 28%; mosquito mortality with lemongrass insecticide of 16.4%; and mosquito mortality with combination lemongrass insecticides and zodiac of 43.2%. The results of the One Way ANOVA test showed that there were significant differences and tended to experience increased mosquito mortality after being treated. Insecticides that are more effective in causing mosquito mortality are combination insecticides of lemongrass and zodia leaves.Keywords: Vegetable Insecticides, Lemongrass Plants, Zodia Plants, Mosquitoes.ABSTRAKInsektisida alami yang terbuat dari tanaman serai dan zodia merupakan insektisida alami yang ramah lingkungan dan berperan terhadap mortalitas nyamuk. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh insektisida serai (Cymbopogon nardus) dan daun zodia (Evodia suaveolens) terhadap mortalitas nyamuk (Aedes aegypti) dan untuk mengetahui perlakuan insektisida yang lebih efektif terhadap mortalitas nyamuk (Aedes aegypti). Metode penelitian menggunkan eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan yaitu perlakuan 1 kontrol; perlakuan 2 insektisida zodia; perlakuan 3 insektisida serai; dan perlakuan 4 insektisida kombinasi serai dan zodia. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan kontrol tidak ada pengaruh terhadap mortalitas nyamuk, sedangkan pada perlakuan insektisida zodia, serai serta kombinasi terdapat pengaruh, diduga hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan kandungan senyawa kimia dari 2 tanaman tersebut terhadap nyamuk. Hasil penelitian menunjukkan mortalitas nyamuk perlakuan kontrol 0%; mortalitas nyamuk dengan insektisida zodia 28%; mortalitas nyamuk dengan insektisida serai 16,4%; dan mortalitas nyamuk dengan insektisida kombinasi serai dan zodia 43,2%. Hasil analisis uji One Way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dan cenderung mengalami peningkatan mortalitas nyamuk setelah diberi perlakuan. Insektisi","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124857759","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The most popular fish farmers in Indonesia are tilapia. A decreasing in physical quality of fish after approximately 2 hours of death. The fish can be guaranteed the quality of freshness with preservation. Some people still use preservation by cooling, drying, fumigating, salting and even the formalin substances. This research use natural preservation that use young seed of Picung (Pangium edule Reinw). The aim of research was to determine the effect of the covered pasta duration as a natural preservative against the ratio freshness of red tilapia (Oreochromis niloticus) meat in each treatment. This study used an experimental method consist four treatment; first, without covered pasta at 26 and 18 oC. The second, the 3 mm of covered pasta of fish at 26 and 18 oC. The assessment of physical appearance performed by organoleptic scoring of fresh fish and Friedman test. The results of this study indicate that red tilapia which is covered with 3mm thickness of Picung young seeds with a refrigerator temperature of 18˚C has score value of the average; eye 6.93, gills 7.68, smell 7.77 and texture 8.5 with at long time fresh of 168 hours.Keywords: organoleptic, covered pasta, long time fresh ABSTRAKBudidaya ikan di Indonesia paling banyak diminati adalah ikan nila. Ikan mengalami penurunan kualitas secara fisik setelah kurang lebih 2 jam setelah kematiannya. Ikan dapat terjamin kualitas kesegarannya usaha yang dilakukan adalah pengawetan. Beberapa masyarakat masih menggunakan pengawetan dengan metode pendinginan, pengeringan, pengasapan, penggaraman dan bahkan formalin. Penelitian ini menggunakan pengawetan secara alami, yaitu pemberian lumuran pasta biji picung mudah (Pangium edule Reinw). Tujuan dari dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama waktu pelumuran pasta sebagai pengawet alami terhadap rasio kesegaran daging ikan nila merah (Oreochromis niloticus) pada setiap perlakuan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, ada empat perlakuan pertama yaitu ikan nila merah tanpa diberi pelumuran pada suhu 26˚C dan 18˚C. Kedua ikan nila merah dilumuri biji picung halus setebal 3 mm pada suhu 26˚C dan 18˚C. Penilaian kenampakan secara fisik dilakukan dengan scoring organoleptik ikan segar dan uji Friedman. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ikan nila merah yang dilumuri oleh biji picung muda ketebalan 3mm dengan suhu pendingin 18˚C memiliki skor nilai rata-rata mata 6,93, insang 7,68, bau 7,77 dan tekstur 8,5 dengan lama waktu simpan selama 168 jam.Kata kunci: organoleptik, lumuran pasta, lama waktu segar
印度尼西亚最受欢迎的养鱼户是罗非鱼。鱼死后大约两小时,其身体质量下降。通过保鲜可以保证鱼的新鲜度。有些人仍然使用冷却、干燥、熏蒸、腌制甚至福尔马林物质来保存。本研究采用自然保存的方法,利用盘古(Pangium edule Reinw)幼籽。研究的目的是确定覆盖面食作为天然防腐剂的时间对不同处理下红罗非鱼肉新鲜度的影响。本研究采用四组处理的实验方法;首先,在26℃和18℃的温度下,不带盖的意大利面。第二种是3毫米厚的鱼面,温度分别为26和18摄氏度。采用鲜鱼感官评分法和Friedman试验对鱼体外观进行评价。结果表明,在18˚C的冰箱温度下,覆盖3mm厚的Picung幼籽的红罗非鱼得分值为平均值;眼6.93,鳃7.68,嗅觉7.77,质地8.5,长时间保鲜168小时。关键词:感官面食,有盖面食,长时间保鲜abstract: budidaya ikan di Indonesia, palyak, banyak, diminati, adalah ikan nila我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。我爱你,我爱你,我爱你,我爱你。这句话的意思是:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。”Penelitian ini menggunakan pengawetan secara alami, yitu pemberian lumuran pasta biji picung mudah (Pangium edule Reinw)。Tujuan dari dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama waktu pelumuran pasta sebagai pengawet alami terhadap rasio kesegaran daging ikan nila merah (Oreochromis niloticus) padtiap perlakuan。Penelitian ini menggunakan方法的实验研究表明,在26˚C和18˚C的条件下,perumuran perumakan perama yaititan在26˚C和18˚C之间存在差异。Kedua ikan nila merah dilumuri biji picung halus setebal 3 mm padsuhu 26˚C和18˚C。Penilaian kenampakan secara finisik dilakukan dengan得分器官像segar danuji Friedman。Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ikkan nila merah yang dilumuri oleh biji picung muda ketebalan 3mm dengan suhu pendingin 18˚C memiliki skor nilai rata-rata mata 6,93, insang 7,68, bau 7,77 dan tekstur 8,5 dengan lama waktu simpan selama 168 jam。Kata kunci:感官,lumuran面食,喇嘛waktu糖
{"title":"Pengaruh Biji Picung Muda (Pangium edule Reinw) sebagai Pengawet Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)","authors":"M. Mariyana, Hari Santoso, Hasan Zayadi","doi":"10.33474/J.SA.V2I1.3328","DOIUrl":"https://doi.org/10.33474/J.SA.V2I1.3328","url":null,"abstract":"The most popular fish farmers in Indonesia are tilapia. A decreasing in physical quality of fish after approximately 2 hours of death. The fish can be guaranteed the quality of freshness with preservation. Some people still use preservation by cooling, drying, fumigating, salting and even the formalin substances. This research use natural preservation that use young seed of Picung (Pangium edule Reinw). The aim of research was to determine the effect of the covered pasta duration as a natural preservative against the ratio freshness of red tilapia (Oreochromis niloticus) meat in each treatment. This study used an experimental method consist four treatment; first, without covered pasta at 26 and 18 oC. The second, the 3 mm of covered pasta of fish at 26 and 18 oC. The assessment of physical appearance performed by organoleptic scoring of fresh fish and Friedman test. The results of this study indicate that red tilapia which is covered with 3mm thickness of Picung young seeds with a refrigerator temperature of 18˚C has score value of the average; eye 6.93, gills 7.68, smell 7.77 and texture 8.5 with at long time fresh of 168 hours.Keywords: organoleptic, covered pasta, long time fresh ABSTRAKBudidaya ikan di Indonesia paling banyak diminati adalah ikan nila. Ikan mengalami penurunan kualitas secara fisik setelah kurang lebih 2 jam setelah kematiannya. Ikan dapat terjamin kualitas kesegarannya usaha yang dilakukan adalah pengawetan. Beberapa masyarakat masih menggunakan pengawetan dengan metode pendinginan, pengeringan, pengasapan, penggaraman dan bahkan formalin. Penelitian ini menggunakan pengawetan secara alami, yaitu pemberian lumuran pasta biji picung mudah (Pangium edule Reinw). Tujuan dari dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama waktu pelumuran pasta sebagai pengawet alami terhadap rasio kesegaran daging ikan nila merah (Oreochromis niloticus) pada setiap perlakuan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, ada empat perlakuan pertama yaitu ikan nila merah tanpa diberi pelumuran pada suhu 26˚C dan 18˚C. Kedua ikan nila merah dilumuri biji picung halus setebal 3 mm pada suhu 26˚C dan 18˚C. Penilaian kenampakan secara fisik dilakukan dengan scoring organoleptik ikan segar dan uji Friedman. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ikan nila merah yang dilumuri oleh biji picung muda ketebalan 3mm dengan suhu pendingin 18˚C memiliki skor nilai rata-rata mata 6,93, insang 7,68, bau 7,77 dan tekstur 8,5 dengan lama waktu simpan selama 168 jam.Kata kunci: organoleptik, lumuran pasta, lama waktu segar","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"178 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133580051","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Red tilapia fish are one of the types of fish in fresh water cultivation by having good enough prospects to be developed. In the effort of processing and preserving fish in order to improve the quality of power as well as durable a product of fisheries post-harvest done at various events. It is generally performed by the society amongst others with low temperature, high temperature, fermentation or formalin. This research aims to know the influence of leaf picung on temperature and long preservation against organ changes eyes, gills, the texture and the smell of red tilapia fish. In the method this research uses experimental on the 4 treatment and 5 of repetition by observing organ eyes, gills, texture and smell. Data analysis techniques using friedman test followed by multiple comparison test. Based on the results of the research, leaves stew picung effect on temperature and long preservation in reduction organoleptic red tilapia fish. Organoleptic reduction on red tilapia fish known from the is eyeballs are sunken with a cloudy cornea and his pupils are grayish, the gills are gray accompanied by clotted brown mucus, the texture is rather soft with a little less elastic, it smells very foul. Long preservation of the slowest on the red tilapia fish soaked with the decoction of leaves picung with temperatures of 18 oC goes up to 56 hours.Keywords: Red tilapia fish, Leaf picung, Preserving, OrganolepticABSTRAKIkan nila merah adalah salah satu dari jenis ikan pada budidaya air tawar dengan memiliki prospek yang cukup baik untuk dapat dikembangkan. Dalam usaha pengolahan dan pengawetan ikan guna meningkatkan kualitas serta daya awet suatu produk perikanan pada pasca panen dilakukan berbagai acara. Umumnya yang dilakukan oleh masyarakat antara lain dengan suhu rendah, suhu tinggi, fermentasi atau formalin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daun picung pada suhu dan lama pengawetan terhadap perubahan organ mata, insang, tekstur dan bau ikan nila merah. Metode pada penelitian ini menggunakan eksperimen pada 4 perlakuan dan 5 ulangan dengan mengamati organ mata, insang, tekstur dan bau. Teknik analisis data menggunakan uji friedman dilanjut dengan uji perbandingan ganda. Berdasarkan hasil penelitian rebusan daun picung berpengaruh terhadap suhu dan lama pengawetan pada penurunan mutu organoleptik ikan nila merah. Penurunan mutu organoleptik pada ikan nila merah dapat diketahui dari bola matanya cekung dengan kornea keruh dan pupilnya keabu-abuan, insangnya berwarna abu-abu disertai lendir coklat yang bergumpal, teksturnya agak lunak dengan sedikit kurang elastis, baunya sangat busuk. Lama pengawetan yang paling lambat pada ikan nila merah direndam dengan rebusan daun picung dengan suhu 18 oC bertahan hingga 56 jam. Kata kunci: Ikan nila merah, Daun picung, Pengawetan, Organoleptik
红罗非鱼是淡水养殖中具有较好开发前景的鱼类之一。在努力加工和保存鱼,以提高质量的力量和持久的产品,渔业收获后在各种活动中完成。它通常由社会和其他低温、高温、发酵或福尔马林进行。本研究旨在了解切叶对红罗非鱼的温度和长期保存对器官变化的影响,包括眼睛、鳃、质地和气味。本研究方法采用实验4处理法和实验5重复法,通过观察器官眼睛、鳃、质地和气味。数据分析技术采用弗里德曼检验和多重比较检验。在此基础上,研究了叶片炖煮对温度和长期保存的影响,降低了红罗非鱼的感官。红罗非鱼的感官减少,从它的眼球是凹陷的,浑浊的角膜和他的瞳孔是灰色的,鳃是灰色的,伴随着凝结的棕色粘液,质地相当软,弹性少一点,闻起来很难闻。长期保存最慢的红罗非鱼在18℃的温度下用叶煎液浸泡,最长可达56小时。关键词:红罗非鱼,叶片采摘,保存,有机感官abstract: kan nila merah adalah salah satu dari jenis ikan pada buddidaya air tawar dengan memoriliki prospek up baik untuk dapat dikembangkan我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。Umumnya yang dilakukan oleh masyarakat antara lain dengan suhu rendah, suhu tinggi,发酵atau formalin。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruu duung picung pada suhu danlama pengawetan terhadap perubahan organ mata, insang, tekstur danbau ikan nila merah。方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:方法:技术分析数据menggunakan uji friedman dilanjut dengan uji perbandingandanda。Berdasarkan hasil penpenelitian rebusan duang picung berpengaruh terhadap suhu dan lama pengawetan pada penurunan mutu organoleplike kan nila merah。penununan mutu organoleptik pada kan nila mera diketahui dari bola matanya ceung - dengan kornea keruh dan nya keabu-abuan, insangnya berwarna ababu - abertai lendir coklat yang bergumpal, tekununya agak lunak dengan sedikit kurang elastis, baunya sangat busuk。喇嘛彭加维坦,杨帕林,喇嘛彭加维丹,尼拉,尼拉,尼拉,迪伦丹,登甘,登甘,登甘,苏胡,18 oC,伯塔汉,兴加,56 jam。Kata kunci: Ikan nila merah, Daun picung, Pengawetan, Organoleptik
{"title":"Efek Daun Picung (Pangium edule Reinw) sebagai Pengawet Ikan Nila Merah (Oreochromis sp.)","authors":"Isma Fauzilah, Hari Santoso, Hasan Zayadi","doi":"10.33474/J.SA.V2I1.3326","DOIUrl":"https://doi.org/10.33474/J.SA.V2I1.3326","url":null,"abstract":"Red tilapia fish are one of the types of fish in fresh water cultivation by having good enough prospects to be developed. In the effort of processing and preserving fish in order to improve the quality of power as well as durable a product of fisheries post-harvest done at various events. It is generally performed by the society amongst others with low temperature, high temperature, fermentation or formalin. This research aims to know the influence of leaf picung on temperature and long preservation against organ changes eyes, gills, the texture and the smell of red tilapia fish. In the method this research uses experimental on the 4 treatment and 5 of repetition by observing organ eyes, gills, texture and smell. Data analysis techniques using friedman test followed by multiple comparison test. Based on the results of the research, leaves stew picung effect on temperature and long preservation in reduction organoleptic red tilapia fish. Organoleptic reduction on red tilapia fish known from the is eyeballs are sunken with a cloudy cornea and his pupils are grayish, the gills are gray accompanied by clotted brown mucus, the texture is rather soft with a little less elastic, it smells very foul. Long preservation of the slowest on the red tilapia fish soaked with the decoction of leaves picung with temperatures of 18 oC goes up to 56 hours.Keywords: Red tilapia fish, Leaf picung, Preserving, OrganolepticABSTRAKIkan nila merah adalah salah satu dari jenis ikan pada budidaya air tawar dengan memiliki prospek yang cukup baik untuk dapat dikembangkan. Dalam usaha pengolahan dan pengawetan ikan guna meningkatkan kualitas serta daya awet suatu produk perikanan pada pasca panen dilakukan berbagai acara. Umumnya yang dilakukan oleh masyarakat antara lain dengan suhu rendah, suhu tinggi, fermentasi atau formalin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daun picung pada suhu dan lama pengawetan terhadap perubahan organ mata, insang, tekstur dan bau ikan nila merah. Metode pada penelitian ini menggunakan eksperimen pada 4 perlakuan dan 5 ulangan dengan mengamati organ mata, insang, tekstur dan bau. Teknik analisis data menggunakan uji friedman dilanjut dengan uji perbandingan ganda. Berdasarkan hasil penelitian rebusan daun picung berpengaruh terhadap suhu dan lama pengawetan pada penurunan mutu organoleptik ikan nila merah. Penurunan mutu organoleptik pada ikan nila merah dapat diketahui dari bola matanya cekung dengan kornea keruh dan pupilnya keabu-abuan, insangnya berwarna abu-abu disertai lendir coklat yang bergumpal, teksturnya agak lunak dengan sedikit kurang elastis, baunya sangat busuk. Lama pengawetan yang paling lambat pada ikan nila merah direndam dengan rebusan daun picung dengan suhu 18 oC bertahan hingga 56 jam. Kata kunci: Ikan nila merah, Daun picung, Pengawetan, Organoleptik","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122239713","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tilapia (Oreochromis sp) is one group of fish that has high economic value. Tilapia contains protein that is easy to lysis, quickly undergoes a process of decay (perishable food). Alternatively the preventing process of preserving fish with natural ingredients is Picung leaves. The aim of study was to compare the levels of protein of fresh Tilapia before preserving with Tilapia preserved with Picung leaves (Pangium edule Rewins.) at concentrations of 5 %. This research method uses experiment with the purposive sampling with complete randomized analysis, using temperature and preservation factors with each treatment, namely 6 replications. Temperature factor that is using room temperature 28o C and temperature 18o C ( in refrigerator) and the preservation time factor is 0 hours, 12 hours, 24 hours, 36 hours, and 48 hours. Protein determination used spectrophotometric Kjedhal modification methods. The results of the average protein content of fresh Tilapia before being preserved are 19.93 %, the average protein of Tilapia is preserved at 28oC which is 13.59% and the average protein of Tilapia is preserved at 18oC which is 15.07%. The average protein of Tilapia was preserved for 12 hours, 24 hours, 36 hours and 48 hours, namely 13.22%, 13.88%, 12.78% and 11,83%. The research data was analysed by ANOVA test with result Fs Faktor A> F0.05 (1,50), meaning that there is a real effect caused by factor A (temperature factor). Fs Faktor B > F0.05 (4,50),meaning that there is real effect caused factor B (preservation time).Keywords: Tilapia, Protein, Picung Leaves and Natural PreservativeABSTRAKIkan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu kelompok ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Ikan Nila mengandung protein yang mudah lisis cepat mengalami proses pembusukan (perishable food). Alternatif mencegah proses tersebut dilakukan pengawetan ikan dengan bahan alami seperti daun picung. Tujuan penelitian yaitu membandingkan kadar protein ikan Nila segar sebelum diawetkan dan setelah diawetkan dengan daun picung (Pangium edule Rewins.) pada konsentrasi 5%. Metoda penelitian ini menggunakan percobaan dengan purposive sampling. Rancangan acak lengkap, mengunakan faktor suhu dan waktu pengawetan dengan masing-masing perlakuan yaitu 6 ulangan . Faktor suhu yaitu menggunakan suhu ruang 28o C dan suhu 18o C (dalam kulkas) dan faktor waktu pengawetan yaitu 0 jam, 12 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 jam. Penentuan protein mengunakan metode modifikasi kjedhal spektofotometri. Hasil rerata kadar protein ikan Nila segar sebelum diawetkan yaitu 19.93%, rerata ikan Nila yang diawetkan pada suhu 28o C yaitu 13.59 % dan rerata kadar protein ikan Nila yang diawetkan pada suhu 18o C yaitu 15.07%. Rerata protein ikan Nila yang diawetkan selama 12 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 berurutan yaitu 13.22%, 13.88%, 12.78% dan 11.83%. Data penelitian ini dianalisa dengan uji Anova dengan hasil Fs Faktor A > F0.05 (1,50), artinya terdapat efek yang nyata ditimbulkan oleh faktor A (fa
罗非鱼(Oreochromis sp)是一种具有很高经济价值的鱼类。罗非鱼含有容易分解的蛋白质,很快就会经历一个腐烂的过程(易腐烂的食物)。另外,用天然食材保存鱼的预防过程是Picung叶子。本研究的目的是比较保鲜前的新鲜罗非鱼与浓度为5%的Picung叶(Pangium edule Rewins.)保鲜罗非鱼的蛋白质水平。本研究方法采用目的取样实验,完全随机分析,每个处理采用温度和保存因素,即6个重复。温度因子为室温28℃和温度18℃(冰箱),保存时间因子为0小时、12小时、24小时、36小时、48小时。蛋白质测定采用分光光度法凯氏改性法。保鲜前罗非鱼平均蛋白质含量为19.93%,28℃保存时罗非鱼平均蛋白质含量为13.59%,18℃保存时罗非鱼平均蛋白质含量为15.07%。罗非鱼平均蛋白质保存时间分别为12小时、24小时、36小时和48小时,分别为13.22%、13.88%、12.78%和11.83%。对研究数据进行方差分析,结果f因子A> F0.05(1,50),说明A因子(温度因子)确实存在影响。f因子B > F0.05(4,50),说明因子B(保存时间)对其确有影响。关键词:罗非鱼,蛋白质,枇杷叶,天然防腐剂摘要:罗非鱼(Oreochromis niloticus) adalah salah satu kelompok ikkan yang mempunyai nilai经济,tinggiIkan Nila mengandung蛋白yang mudah lisis, mengalami加工pembusukan(易腐食品)。替代的menegah处理得很简单,但dilakukan pengawetan就像dengan bahan一样,是一种分离的东西。Tujuan penelitian yitu membandingkan kadar蛋白ikan Nila segar sebelum diawekan danseawekan dengan dauung (Pangium edule Rewins.) pada konsentrasi 5%。用目的取样法对蒙古纳坎的过氧化氢进行了分析。澜沧江,甘肃,甘肃,甘肃,甘肃,甘肃,甘肃,甘肃,甘肃,甘肃,甘肃。Faktor suhu yitu menggunakan suhu runang 28o C丹suhu 18o C (dalam kulkas)丹Faktor waktu pengawetan yitu 0酱,12酱,24酱,36酱丹48酱。五环蛋白修饰鹿蹄草特异性。Hasil rerata kadar蛋白ikan Nila segar sebelum diawekan yitu 19.93%, rerata kada yang diawekan padsuhu 28o C yitu 13.59%, rerata kada蛋白ikan Nila yang diawekan padsuhu 18o C yitu 15.07%。Rerata蛋白ikan Nila yang diawetkan selama 12果酱,24果酱,36果酱dan 48 berurutan yitu 13.22%, 13.88%, 12.78% dan 11.83%。数据进行了数值分析,方差分析结果表明,邓安的f因子A > F0.05(1,50),青蒿素与A因子(suhu因子)的相关性较好。Nilai f - f因子B > 0.05(4,50),人工智能与人工智能的相关性研究表明,该因子B(waktu pengawetan)具有良好的临床应用价值。Kata Kunci: Ikan Nila, Protein, Daun Picung, Pengawet Alami
{"title":"Efek Daun Picung (Pangium edule Rewind.) sebagai Pengawet Alami terhadap Kadar Protein Total Ikan Nila (Oreochromis sp) Segar","authors":"Ade Ratna Utami, Hari Santoso, Ahmad Syauqi","doi":"10.33474/J.SA.V2I1.3325","DOIUrl":"https://doi.org/10.33474/J.SA.V2I1.3325","url":null,"abstract":"Tilapia (Oreochromis sp) is one group of fish that has high economic value. Tilapia contains protein that is easy to lysis, quickly undergoes a process of decay (perishable food). Alternatively the preventing process of preserving fish with natural ingredients is Picung leaves. The aim of study was to compare the levels of protein of fresh Tilapia before preserving with Tilapia preserved with Picung leaves (Pangium edule Rewins.) at concentrations of 5 %. This research method uses experiment with the purposive sampling with complete randomized analysis, using temperature and preservation factors with each treatment, namely 6 replications. Temperature factor that is using room temperature 28o C and temperature 18o C ( in refrigerator) and the preservation time factor is 0 hours, 12 hours, 24 hours, 36 hours, and 48 hours. Protein determination used spectrophotometric Kjedhal modification methods. The results of the average protein content of fresh Tilapia before being preserved are 19.93 %, the average protein of Tilapia is preserved at 28oC which is 13.59% and the average protein of Tilapia is preserved at 18oC which is 15.07%. The average protein of Tilapia was preserved for 12 hours, 24 hours, 36 hours and 48 hours, namely 13.22%, 13.88%, 12.78% and 11,83%. The research data was analysed by ANOVA test with result Fs Faktor A> F0.05 (1,50), meaning that there is a real effect caused by factor A (temperature factor). Fs Faktor B > F0.05 (4,50),meaning that there is real effect caused factor B (preservation time).Keywords: Tilapia, Protein, Picung Leaves and Natural PreservativeABSTRAKIkan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu kelompok ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Ikan Nila mengandung protein yang mudah lisis cepat mengalami proses pembusukan (perishable food). Alternatif mencegah proses tersebut dilakukan pengawetan ikan dengan bahan alami seperti daun picung. Tujuan penelitian yaitu membandingkan kadar protein ikan Nila segar sebelum diawetkan dan setelah diawetkan dengan daun picung (Pangium edule Rewins.) pada konsentrasi 5%. Metoda penelitian ini menggunakan percobaan dengan purposive sampling. Rancangan acak lengkap, mengunakan faktor suhu dan waktu pengawetan dengan masing-masing perlakuan yaitu 6 ulangan . Faktor suhu yaitu menggunakan suhu ruang 28o C dan suhu 18o C (dalam kulkas) dan faktor waktu pengawetan yaitu 0 jam, 12 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 jam. Penentuan protein mengunakan metode modifikasi kjedhal spektofotometri. Hasil rerata kadar protein ikan Nila segar sebelum diawetkan yaitu 19.93%, rerata ikan Nila yang diawetkan pada suhu 28o C yaitu 13.59 % dan rerata kadar protein ikan Nila yang diawetkan pada suhu 18o C yaitu 15.07%. Rerata protein ikan Nila yang diawetkan selama 12 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 berurutan yaitu 13.22%, 13.88%, 12.78% dan 11.83%. Data penelitian ini dianalisa dengan uji Anova dengan hasil Fs Faktor A > F0.05 (1,50), artinya terdapat efek yang nyata ditimbulkan oleh faktor A (fa","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131519545","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Enau (sugar palm) trees are multi-use plants and almost all parts of the plant can be used for human needs. The nira of sugar palm (legen or saguer) can be processed into palm sugar. The purpose of this study was to measure rendemen nira and palm sugar from the results of tapping in the morning and evening. The research method uses survey by measuring the pH and volume of nira that obtained in the morning and evening and directly processing it into palm sugar. The results of the study showed the morning tapping, temperature = , the rendemen of palm sugar = 11.50% and the water content of palm sugar = 4.05%. In the evening tapping, temperature = , pH nira of palm sugar = 6,3, the rendemen of palm sugar = 11.48% and the water content of palm sugar = 3.57%. The results of the t-test pairs analysis were obtained P temperature = 0.041 ˃ 0.025, P pH nira of sugar palm = 0.134 ˃ 0.025, P brix nira of sugar palm = 0.557 ˃ 0.025, P rendemen of palm sugar = 0.975 ˃ 0.025 and P water content of palm sugar = 0.975 0.025. There were no significant difference from nira of palm sugar produced by tapping morning and evening. ABSTRAKPohon Enau (Aren) tanaman multi guna dan hampir semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia. Nira aren (legen atau saguer) dapat diolah menjadi gula semut. Tujuan penelitian ini untuk mengukur rendemen nira dan rendemen gula semut dari hasil penyadapan pagi dan sore hari. Metoda penelitian menggunakan survey dengan mengukur pH dan volume nira yang didapat pagi hari dan sore hari serta langsung mengolahnya menjadi gula semut. Hasil penelitian menunjukkan pada penyadapan pagi hari , , rendemen gula semut = 11,50 % dan kadar air gula semut = 4,05%. Pada penyadapan sore hari , , rendemen gula semut = 11,48 % dan kadar air gula semut = 3,57%. Hasil analisis uji t-Test Pairs diperoleh P suhu = 0,041 ˃ 0,025, P pH nira aren = 0,134 ˃ 0,025, P brix nira aren= 0,557 ˃ 0,025, P rendemen gula semut = 0,975 ˃ 0,025 dan P kadar air gula semut = 0,975 ˃ 0,025. Tidak ada perbedaan yang nyata dari nira aren hasil penyadapan pagi dan sore hari.Kata kunci: Rendemen, Nira, Aren, Gula semut
伊瑙(糖棕榈)树是多用途植物,植物的几乎所有部分都可以用于人类的需要。糖棕榈(legen或saguer)的尼拉可以加工成棕榈糖。本研究的目的是通过早晨和晚上叩击的结果来测量棕榈糖和棕榈糖。研究方法采用调查法,测定早晚得到的尼拉的pH值和体积,直接加工成棕榈糖。研究结果表明:清晨采采,温度=,棕榈糖提取率= 11.50%,棕榈糖含水量= 4.05%。晚采时,温度=,棕榈糖pH值= 6,3,棕榈糖出水率= 11.48%,棕榈糖含水量= 3.57%。t检验对分析的结果为:P温度= 0.041 0.025,P pH nira = 0.134 0.025, P糖度nira = 0.557 0.025, P呈现度= 0.975 0.025,P含水量= 0.975 0.025。早采和晚采的棕榈糖产量无显著差异。【摘要】pohon Enau (Aren) tanaman multi guna dan hampir semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk keperluan杂志。尼拉伦(传说中的阿塔乌·萨格尔)的父亲迪奥拉·门加迪·古拉·塞姆特。Tujuan penelitian ini untuk mengukur renmen nira danrenmen gula semut dari penyadapan pagi dansorhari。Metoda penelitian menggunakan调查登干menggukur pH dan volume nira yang didapat pagi hari dan sorsorhari serta langsung mengolahnya menjadi gula semut。Hasil penelitian menunjukkan pada penyadapan pagi hari, renmen gula semut = 11.50% dan kadar air gula semut = 4.05%。Pada penyadapan sore hari, rendemen gula semut = 11.48%, kadar air gula semut = 3.57%。Hasil分析采用t-检验对,P suhu = 0,041, P pH nira = 0,134, P brix nira = 0,557, P renmen gula semut = 0,975, P kadar air gula semut = 0,075, P kadar air gula semut = 0,025。我爱你,我爱你,我爱你,我爱你。Kata kunci: renmen, Nira, Aren, Gula semut
{"title":"Uji Rendemen Nira dan Gula Semut Aren (Arenga pinnata Merr.) Hasil Penyadapan Pagi dan Sore Hari dengan Instrumen Refraktometer","authors":"Inayatul Maghfirah, H. Santoso, A. Syauqi","doi":"10.33474/J.SA.V2I1.2959","DOIUrl":"https://doi.org/10.33474/J.SA.V2I1.2959","url":null,"abstract":"Enau (sugar palm) trees are multi-use plants and almost all parts of the plant can be used for human needs. The nira of sugar palm (legen or saguer) can be processed into palm sugar. The purpose of this study was to measure rendemen nira and palm sugar from the results of tapping in the morning and evening. The research method uses survey by measuring the pH and volume of nira that obtained in the morning and evening and directly processing it into palm sugar. The results of the study showed the morning tapping, temperature = , the rendemen of palm sugar = 11.50% and the water content of palm sugar = 4.05%. In the evening tapping, temperature = , pH nira of palm sugar = 6,3, the rendemen of palm sugar = 11.48% and the water content of palm sugar = 3.57%. The results of the t-test pairs analysis were obtained P temperature = 0.041 ˃ 0.025, P pH nira of sugar palm = 0.134 ˃ 0.025, P brix nira of sugar palm = 0.557 ˃ 0.025, P rendemen of palm sugar = 0.975 ˃ 0.025 and P water content of palm sugar = 0.975 0.025. There were no significant difference from nira of palm sugar produced by tapping morning and evening. ABSTRAKPohon Enau (Aren) tanaman multi guna dan hampir semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia. Nira aren (legen atau saguer) dapat diolah menjadi gula semut. Tujuan penelitian ini untuk mengukur rendemen nira dan rendemen gula semut dari hasil penyadapan pagi dan sore hari. Metoda penelitian menggunakan survey dengan mengukur pH dan volume nira yang didapat pagi hari dan sore hari serta langsung mengolahnya menjadi gula semut. Hasil penelitian menunjukkan pada penyadapan pagi hari , , rendemen gula semut = 11,50 % dan kadar air gula semut = 4,05%. Pada penyadapan sore hari , , rendemen gula semut = 11,48 % dan kadar air gula semut = 3,57%. Hasil analisis uji t-Test Pairs diperoleh P suhu = 0,041 ˃ 0,025, P pH nira aren = 0,134 ˃ 0,025, P brix nira aren= 0,557 ˃ 0,025, P rendemen gula semut = 0,975 ˃ 0,025 dan P kadar air gula semut = 0,975 ˃ 0,025. Tidak ada perbedaan yang nyata dari nira aren hasil penyadapan pagi dan sore hari.Kata kunci: Rendemen, Nira, Aren, Gula semut","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"208 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115972460","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}