The shallots production enhancements, an improvement in cultivation techniques and organic fertilizer is needed. Biogas liquid waste is one of the organic fertilizers that can be used in plants. The benefit of biogas liquid waste is that it can improve soil properties and produce agricultural products that are safe for health. The purpose of this study was to determine the effect of dose and time of bio-slurry fertilizer on the growth of red onion (Allium cepa L.). Research used a randomized block design consisting of two factors. The first factor is the time of fertilizer application which consists of four levels, namely: control, W1, W2 and W3. The second factor is the administration of bio-slurry fertilizer dose of 25 ml, 50 ml, 75 ml and 100 ml. The results showed that the application of bio-slurry fertilizer affected the growth of shallots. The treatment of D4W1 (fertilizer every week with a dose of 100 ml) showed the best results in each parameter, namely plant height, leaf number, leaf area, root length, wet weight and dry weightABSTRAKPeningkatan produksi bawang merah diperlukan adanya perbaikan teknik budidaya dan pemberian pupuk organik. Limbah cair biogas adalah salah satu pupuk organik yang dapat digunakan pada tanaman. Manfaat limbah cair biogas adalah dapat memperbaiki sifat-sifat tanah dan menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dosis dan waktu pemberian pupuk bio-slurry terhadap pertumbuhan bawang merah (Allium cepa L.) Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu waktu pemberian pupuk yang terdiri dari empat taraf yaitu: kontrol, W1, W2 dan W3. Faktor kedua adalah pemberian dosis pupuk bio-slurry yaitu 25 ml, 50ml, 75 ml dan 100 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk bio-slurry berpengaruh terhadap pertumbuhan bawang merah. Perlakuan D4W1 (pemberian pupuk setiap minggu dengan dosis 100 ml).menunjukkan hasil yang terbaik pada setiap parameter yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang akar, berat basah dan berat kering.Kata kunci: Pupuk Bio-Slurry, Bawang merah (Allium cepa L.), waktu pemberian pupuk
提高大葱产量、改进栽培技术和施用有机肥是大葱增产的关键。沼气废液是植物可利用的有机肥之一。沼气废液的好处是可以改善土壤性质,生产出对健康安全的农产品。本试验旨在研究生物浆肥用量和施用时间对红洋葱生长的影响。研究采用由两个因素组成的随机区组设计。第一个因素是施肥时间,包括4个水平,即:对照、W1、W2和W3。第二个影响因素是施用25 ml、50 ml、75 ml和100 ml的生物浆肥。结果表明,施用生物浆肥对青葱的生长有影响。D4W1(每周施肥100 ml)处理在株高、叶数、叶面积、根长、湿重和干重等指标上均表现出最佳效果。林巴空气沼气adalah salah satu pupuk organik yang dapat digunakan padtanaman。Manfaat limbah cair沼气adalah dapat成员perbaiki sitat -sifat tanah和menghasilkan产品pertanian yang aman bagi kesehatan。Tujuan dari penelitian ini yitu untuk menggetahui pengaruh dosis dan waktu pemberian pupuk生物浆terhadap pertumbuhan bawangmerah(葱属植物)Penelitian menggunakan ranchanan akak Kelompok yang terdii dari dua因子。因子:pertamama yitu waktu pemberian pupuk yang terdiri dari empat yitu: control, W1, W2和W3。Faktor kedua adalah pemberian dosis pupuk生物浆液yitu 25ml, 50ml, 75ml和100ml . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk生物浆液berpengaruh terhadap pertumbuhan baawang merah。Perlakuan D4W1(白羊子pupuk设置明谷灯胆剂量100 ml)。Menunjukkan hasil Yang terbaik pada设置参数yitinggi tanaman, jumlah dawn, luas dawn, panjang akar, berat basah Dan berat kering。Kata kunci: Pupuk生物浆,Bawang merah (Allium cepa L.), waktu pemberian Pupuk
{"title":"Pengaruh Pemberian Hasil Samping Pembuatan Biogas sebagai Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan Bawang Merah (Allium cepa L.)","authors":"Lailatul Mufairoh, Saimul Laili, Tintrim Rahayu","doi":"10.33474/J.SA.V1I1.1418","DOIUrl":"https://doi.org/10.33474/J.SA.V1I1.1418","url":null,"abstract":"The shallots production enhancements, an improvement in cultivation techniques and organic fertilizer is needed. Biogas liquid waste is one of the organic fertilizers that can be used in plants. The benefit of biogas liquid waste is that it can improve soil properties and produce agricultural products that are safe for health. The purpose of this study was to determine the effect of dose and time of bio-slurry fertilizer on the growth of red onion (Allium cepa L.). Research used a randomized block design consisting of two factors. The first factor is the time of fertilizer application which consists of four levels, namely: control, W1, W2 and W3. The second factor is the administration of bio-slurry fertilizer dose of 25 ml, 50 ml, 75 ml and 100 ml. The results showed that the application of bio-slurry fertilizer affected the growth of shallots. The treatment of D4W1 (fertilizer every week with a dose of 100 ml) showed the best results in each parameter, namely plant height, leaf number, leaf area, root length, wet weight and dry weightABSTRAKPeningkatan produksi bawang merah diperlukan adanya perbaikan teknik budidaya dan pemberian pupuk organik. Limbah cair biogas adalah salah satu pupuk organik yang dapat digunakan pada tanaman. Manfaat limbah cair biogas adalah dapat memperbaiki sifat-sifat tanah dan menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dosis dan waktu pemberian pupuk bio-slurry terhadap pertumbuhan bawang merah (Allium cepa L.) Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu waktu pemberian pupuk yang terdiri dari empat taraf yaitu: kontrol, W1, W2 dan W3. Faktor kedua adalah pemberian dosis pupuk bio-slurry yaitu 25 ml, 50ml, 75 ml dan 100 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk bio-slurry berpengaruh terhadap pertumbuhan bawang merah. Perlakuan D4W1 (pemberian pupuk setiap minggu dengan dosis 100 ml).menunjukkan hasil yang terbaik pada setiap parameter yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang akar, berat basah dan berat kering.Kata kunci: Pupuk Bio-Slurry, Bawang merah (Allium cepa L.), waktu pemberian pupuk","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121110718","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Chrysanthemum (Chrysanthemum sp.) is mainstay commodities in horticulture industry that have very bright market prospects. One aspect that needs to be done is to use good quality chrysanthemum seeds. The obstacle of seeds from cuttings propagation is thin roots. Efforts to increase root cuttings are by giving exogenous growth regulating substances to stimulate root formation in propagation shoot cuttings. The objective of this study was to find out the effect of onion skin (Allium cepa L.) on the formation of chrysanthemum (Chrysanthemum sp) cutting roots. The natural growth regulating agent used is red onion skin (Allium cepa L.). The method that used is experimental method with a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 6 treatments, 1 treatment as control and 5 treatments as a treatment that is given different concentration namely 60%, 70%, 80%, 90%, and 100% with 5 times retreatment. From the data that has been obtained from the experimental results, data analysis is done using analysis of variance (ANOVA) using Microsoft Excel. If the results show the value is significantly different then it will be followed by BNT 0.05 test. Parameters observed include percentage of growing cutting, root length, number of root and when buds appear. The result showed that onion skin significantly affects the roots formation of chrysanthemum cuttings. The optimal effect of onion skin was shown at 80% concentration on the number of roots and root length with an average number of roots 19 and 3,7 cm root length. ABSTRAKKrisan (Chrysanthemum sp.) merupakan komoditas andalan dalam industri hortikultura yang memiliki prospek pasar yang sangat cerah. Salah satu aspek yang perlu dilakukan yaitu menggunakan bibit tanaman krisan yang berkualitas baik. Kendala pada bibit hasil perbanyakan dengan stek adalah perakaran yang kurang lebat. Upaya meningkatkan perakaran bibit stek adalah dengan memberikan zat pengatur tumbuh secara eksogen untuk merangsang pertumbuhan akar dalam perbanyakan melalui stek pucuk. Zat Pengatur Tumbuh alami yang digunakan adalah kulit bawang merah (Allium cepa L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kulit bawang merah (Allium cepa L.) terhadap pembentukan akar stek pucuk tanaman krisan (Chrysanthemum sp). Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan, 1 perlakuan sebagai kontrol dan 5 perlakuan sebagai perlakuan yang diberi konsentrasi yang berbeda yaitu 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100% dengan 5 kali ulangan. Dari data yang telah diperoleh dari hasil eksperimen dilakukan analisis data menggunakan analisis varian (ANOVA) dengan menggunakan Microsoft Excel. Apabila hasil menunjukkan nilai berbeda nyata maka akan dilanjutkan dengan uji BNT 0.05. Parameter yang diamati meliputi persentase tumbuh stek, panjang akar, jumlah akar dan waktu muncul tunas. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pemberian kulit bawang merah berpengaruh nyata terhadap pert
菊花(Chrysanthemum sp.)是园艺业的支柱商品,市场前景十分广阔。需要做的一个方面是使用优质的菊花种子。根细是扦插繁殖的障碍。通过给予外源生长调节物质来刺激繁殖苗插条的根形成,可以增加插条的数量。本研究旨在探讨洋葱皮(Allium cepa L.)对菊花(chrysanthemum sp .)切根形成的影响。天然生长调节剂使用红洋葱皮(Allium cepa L.)。采用完全随机设计(CRD)的实验方法,6个处理,1个处理作为对照,5个处理作为不同浓度的处理,分别为60%、70%、80%、90%和100%,5次再处理。从实验结果中获得的数据中,使用Microsoft Excel进行方差分析(ANOVA)进行数据分析。如果结果显示值有显著差异,则进行BNT 0.05检验。观察到的参数包括生长切割的百分比、根长、根数和芽出现的时间。结果表明,洋葱皮对菊花扦插根的形成有显著影响。洋葱皮在80%浓度下对根数和根长影响最大,平均根数为19,根长为3.7 cm。摘要菊花属(merupakan komoditas)和菊花属(dalam industrial horticcultura yang memiliki prospek pasar yang sangat ceria)。萨拉赫萨图说杨perlu dilakukan yitu menggunakan bibit tanaman krisan yang berkualitas baik。Kendala pada bibit hasil perbanyakan dengan牛排adalah perakaran yang kurang lebat。马来亚人:马来亚人:马来亚人:马来亚人:马来亚人:马来亚人:马来亚人:马来亚人:马来亚人:马来亚人Zat Pengatur Tumbuh alami yang digunakan adalah kulit bawangmerah(葱属植物)。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kulit bawangmerah (Allium cepa L.) terhadap pembentukan akar stek pucuk tanaman krisan (Chrysanthemum sp .)。Metode yang digunakan adalah Metode实验dengan ranancan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakan, 1 perlakan sebagai对照,5 perlakan sebagai perlakan yang diberi konsentrasi yang berbeda yitu 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100% dengan 5 kali ulangan。Dari数据yang telah diperoleh Dari hasil eksperen dilakkan分析数据孟古纳坎方差分析(ANOVA)登安孟古纳坎microsoftexcel。Apabila hasil menunjukkan nilai berbeda nyata maka akan dilanjutkan dengan uji BNT 0.05。参数yang diamati meliputi代表了tumbuh steak, panjang akar, jumlah akar和waktu muncul tuna。达里哈西penelitian yang telah dilakukan bahwa pemberian kulit bawang merah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan akar牛排tanaman krisan。Pengaruh kulit bawang merah yang最优ditunjukkan pada konsentrasi 80% terhadap jumlah akar dan panjang akar dengan rata-rata jumlah akar 19 dan panjang akar 3,7 cm。Kata kunci: Kulit bawang merah, Zat pengatur tumbuh alami, Stek pucuk krisan。
{"title":"Pengaruh Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Sebagai Zpt Alami Terhadap Pembentukan Akar Stek Pucuk Tanaman Krisan (Chrysanthemum sp)","authors":"Ilnia Fadhil, T. Rahayu, A. Hayati","doi":"10.33474/J.SA.V1I1.1416","DOIUrl":"https://doi.org/10.33474/J.SA.V1I1.1416","url":null,"abstract":"Chrysanthemum (Chrysanthemum sp.) is mainstay commodities in horticulture industry that have very bright market prospects. One aspect that needs to be done is to use good quality chrysanthemum seeds. The obstacle of seeds from cuttings propagation is thin roots. Efforts to increase root cuttings are by giving exogenous growth regulating substances to stimulate root formation in propagation shoot cuttings. The objective of this study was to find out the effect of onion skin (Allium cepa L.) on the formation of chrysanthemum (Chrysanthemum sp) cutting roots. The natural growth regulating agent used is red onion skin (Allium cepa L.). The method that used is experimental method with a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 6 treatments, 1 treatment as control and 5 treatments as a treatment that is given different concentration namely 60%, 70%, 80%, 90%, and 100% with 5 times retreatment. From the data that has been obtained from the experimental results, data analysis is done using analysis of variance (ANOVA) using Microsoft Excel. If the results show the value is significantly different then it will be followed by BNT 0.05 test. Parameters observed include percentage of growing cutting, root length, number of root and when buds appear. The result showed that onion skin significantly affects the roots formation of chrysanthemum cuttings. The optimal effect of onion skin was shown at 80% concentration on the number of roots and root length with an average number of roots 19 and 3,7 cm root length. ABSTRAKKrisan (Chrysanthemum sp.) merupakan komoditas andalan dalam industri hortikultura yang memiliki prospek pasar yang sangat cerah. Salah satu aspek yang perlu dilakukan yaitu menggunakan bibit tanaman krisan yang berkualitas baik. Kendala pada bibit hasil perbanyakan dengan stek adalah perakaran yang kurang lebat. Upaya meningkatkan perakaran bibit stek adalah dengan memberikan zat pengatur tumbuh secara eksogen untuk merangsang pertumbuhan akar dalam perbanyakan melalui stek pucuk. Zat Pengatur Tumbuh alami yang digunakan adalah kulit bawang merah (Allium cepa L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kulit bawang merah (Allium cepa L.) terhadap pembentukan akar stek pucuk tanaman krisan (Chrysanthemum sp). Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan, 1 perlakuan sebagai kontrol dan 5 perlakuan sebagai perlakuan yang diberi konsentrasi yang berbeda yaitu 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100% dengan 5 kali ulangan. Dari data yang telah diperoleh dari hasil eksperimen dilakukan analisis data menggunakan analisis varian (ANOVA) dengan menggunakan Microsoft Excel. Apabila hasil menunjukkan nilai berbeda nyata maka akan dilanjutkan dengan uji BNT 0.05. Parameter yang diamati meliputi persentase tumbuh stek, panjang akar, jumlah akar dan waktu muncul tunas. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pemberian kulit bawang merah berpengaruh nyata terhadap pert","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"300 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124294664","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masker is a traditional material natural cosmetic such as fruit and herbs that are useful as smooth skin and beauty. Masker has the benefit of skin tightening and body odors. Therefore, this study aimed to determine the proportion of jicama starch and powdered leaves katuk the results of mask of the skin in women. The research method was used survey to the panelists and descriptive statistical methods. The independent variable in this study was the number of jicama starch and powdered leaves of katuk used by comparison 7.5 g: 7.5 g, 9 g: 6 g, and 12 g: 3 g. The dependent variable in this study was the result of masks that include color, texture, aroma, adhesiveness, and after the use of data analysis used is descriptive analysis using correlation and continued with the test sign test. The results of descriptive analysis and correlation are the best proportion of which 12 g jicama starch: 3 g of powdered katuk leaves. While the analysis results Sign Test for Two Sample Paired Data for 9 g jicama starch: 6 g of powdered katuk leaves show there is a change after application. Both, there are changes that occur in the skin after application.ABSTRAKLulur merupakan kosmetik tradisional berbahan dasar alami seperti buah-buhan dan rempah-rempah yang berguna sebagai kehalusan kulit dan kecantikan. Lulur memiliki manfaat mengencangkan kulit dan mengatasi bau badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi pati bengkuang dan bubuk daun katuk terhadap hasil jadi lulur kulit pada wanita. Metode penelitian yang di gunakan adalah survei pada panelis dengan desain statistik deskriptif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jumlah pati bengkuang dan bubuk daun katuk yang digunakan dengan perbandingan 7,5 g : 7,5 g, 9 g : 6 g, dan 12 g : 3 g. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil jadi masker yang meliputi warna, tekstur, aroma, daya lekat, dan setelah penggunaan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif menggunakan uji korelasi dan dilanjutkan dengan dengan uji sign test atau disebut uji tanda. Hasil analisis deskriptif dengan uji korelasi proporsi terbaik yaitu 12 g pati bengkuang : 3 g bubuk daun katuk. Sedangkan hasil analisa Sign Test For Two Sampel Paired Data untuk 9 g pati bengkuang : 6 g bubuk daun katuk menunjukkan terdapat perubahan setelah pemakaian. Keduanya terdapat perubahan yang terjadi pada kulit setelah pemakaian. Kata kunci: Lulur kulit, pati bengkuang, bubuk daun katuk.
面膜是一种传统材料的天然化妆品,如水果和草药,是有用的光滑皮肤和美容。面膜有紧致皮肤和体臭的好处。因此,本研究旨在确定豆薯淀粉和叶粉的比例对女性皮肤面膜效果的影响。研究方法采用问卷调查和描述性统计方法。本研究的自变量为豆薯淀粉和木图叶粉的用量,分别为7.5 g: 7.5 g, 9 g: 6 g, 12 g: 3 g。本研究的因变量是口罩的结果,包括颜色、质地、香气、黏附性,使用数据分析后采用的是描述性分析,采用相关性分析,继续采用检验符号检验。描述性分析和相关性分析结果表明,豆薯淀粉12 g:木图叶粉3 g为最佳配比。9 g豆薯淀粉和6 g牛蒡叶粉的两样本配对数据的分析结果表明,施用后有变化。两者都有,使用后皮肤会发生变化。[摘要]鲁鲁merupakan kosmetik传统的berbahan dasar alami seperti buah-buhan dan rempaah - rempaah yang berguna sebagai kehalusan kulit dan kecantikan。Lulur memoriliki manfaat mengencangkan kulit dan mengatasi bau badan。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui比例为pati bengkuang dan bububuk,当katuk terhadap hasil jadi lulu kulit pada wanita。方法penelitian yang digunakan adalah调查面板设计统计文件。变量bebas dalam penelitian ini adalah jumlah pati bengkuang dan bubuk daun katuk yang digunakan dengan perbandingan 7,5 g: 7,5 g, 9 g: 6 g, dan 12 g: 3 g。变量terikat dalam penelitian ini adalah hasil jadi masker yang meliputi warna, tekstur, aroma, daya lekat, dan setelah penggunaan分析数据yang digunakan adalah分析数据说明:menggunakan uji korelasi dan dilanjutkan dengan dengan uji sign test atau disebut uji tanda。Hasil分析描述:dengan uji korelasi比例为:terbaik yitu 12 g pati bengang: 3 g bubuk dauk。两样本配对数据的分析符号检验:6 g bubuk和6 g katuk menunjukkan terdapat perubahan setelah pemakaian。Keduanya terdapat perubahan yang terjadi pada kulit setelah pemakaian。Kata kunci: Lulur kulit, pati bengkuang, bubuk daun katuk。
{"title":"Analisa Organoleptik Proporsi Pati Bengkuang (Pachyrizuz erosus) Dan Bubuk Daun Katuk (Sauropus androgynus) Sebagai Lulur Kulit Pada Wanita","authors":"K. Wijaya, Hari Santoso, Ahmad Syauqi","doi":"10.33474/j.sa.v1i1.1386","DOIUrl":"https://doi.org/10.33474/j.sa.v1i1.1386","url":null,"abstract":"Masker is a traditional material natural cosmetic such as fruit and herbs that are useful as smooth skin and beauty. Masker has the benefit of skin tightening and body odors. Therefore, this study aimed to determine the proportion of jicama starch and powdered leaves katuk the results of mask of the skin in women. The research method was used survey to the panelists and descriptive statistical methods. The independent variable in this study was the number of jicama starch and powdered leaves of katuk used by comparison 7.5 g: 7.5 g, 9 g: 6 g, and 12 g: 3 g. The dependent variable in this study was the result of masks that include color, texture, aroma, adhesiveness, and after the use of data analysis used is descriptive analysis using correlation and continued with the test sign test. The results of descriptive analysis and correlation are the best proportion of which 12 g jicama starch: 3 g of powdered katuk leaves. While the analysis results Sign Test for Two Sample Paired Data for 9 g jicama starch: 6 g of powdered katuk leaves show there is a change after application. Both, there are changes that occur in the skin after application.ABSTRAKLulur merupakan kosmetik tradisional berbahan dasar alami seperti buah-buhan dan rempah-rempah yang berguna sebagai kehalusan kulit dan kecantikan. Lulur memiliki manfaat mengencangkan kulit dan mengatasi bau badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi pati bengkuang dan bubuk daun katuk terhadap hasil jadi lulur kulit pada wanita. Metode penelitian yang di gunakan adalah survei pada panelis dengan desain statistik deskriptif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jumlah pati bengkuang dan bubuk daun katuk yang digunakan dengan perbandingan 7,5 g : 7,5 g, 9 g : 6 g, dan 12 g : 3 g. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil jadi masker yang meliputi warna, tekstur, aroma, daya lekat, dan setelah penggunaan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif menggunakan uji korelasi dan dilanjutkan dengan dengan uji sign test atau disebut uji tanda. Hasil analisis deskriptif dengan uji korelasi proporsi terbaik yaitu 12 g pati bengkuang : 3 g bubuk daun katuk. Sedangkan hasil analisa Sign Test For Two Sampel Paired Data untuk 9 g pati bengkuang : 6 g bubuk daun katuk menunjukkan terdapat perubahan setelah pemakaian. Keduanya terdapat perubahan yang terjadi pada kulit setelah pemakaian. Kata kunci: Lulur kulit, pati bengkuang, bubuk daun katuk.","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122206927","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anguilla bicolor is the fish that have high level economic and that was export commodity. One of potential that have in protein content of albumin more high than another fish, this matter can be used as substitute alternative Human Serum Albumin (HSA) which market so expensive. The aim of this research is to know quality of Anguilla bicolor albumin, to compare between albumins of fresh Anguilla bicolor and have steamed. The used method this study is experiment with sampling purposive and technic Duplo test analysis. This research use four times test and each sample take two quotation top (around the head) and bottom (around tail). Process sterilization and deposition albumin doing in two sections the first, using NaOH 10% to promote pH to 11.5 and discharge pH use H2SO410 % to 5,5. For test albumin quantity itself use spectrophotometer with 420nm spectrum. Based on outcome research indicate quality of Anguilla bicolor albumin steamed more high than fresh Anguilla bicolor however difference obtained is not significant.ABTRAKIkan sidat (Anguilla bicolor) merupakan ikan yang memiliki potensi dalam bidang ekonomi yang tinggi dan merupakan komoditas ekspor yang menjanjikan. Salah satu potensi yang dimiliki adalah kandugan protein albumin ikan sidat yang tinggi jika dibandingkan dengan ikan lainnya, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti HSA (Human Serum Albumin) yang dipasaran harganya relatif mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar albumin ikan sidat, juga membandingkan antara albumin ikan sidat segar dan dikukus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen dengan purposive sampling serta teknik analisa uji rerata duplo. Penelitian ini menggunakan empat kali ulangan dan masing-masing sampel diambil dua cuplikan bagian atas (sekitar kepala) dan bagian bawah (sekitar ekor). Proses penyeterilan dan pegendapan albumin dilakukan dengan 2 tahap yakni menggunakan NaOH 10% untuk menaikkan pH hingga 11,5 dan penurunan pH menggunakan H2SO410 % hingga 5,5. Untuk uji kuantitas albumin sendiri menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 450 A. Berdasalkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar albumin ikan sidat yang dikukus lebih tinggi daripada ikan sidat yang segar namun perbedaan yang didapatkan tidak signifikan.Kata Kunci : Ikan Sidat (Anguilla bicolor), Albumin, Segar, Kukus
双色安圭拉是具有较高经济效益的鱼类,是我国的出口商品。其中一种潜在的白蛋白在蛋白质含量上比另一种鱼高,这种物质可以替代市面上昂贵的人血清白蛋白(HSA)。本研究的目的是了解双色安圭拉白蛋白的质量,并对新鲜和蒸熟安圭拉白蛋白进行比较。本研究采用的方法是抽样目的试验和技术杜普罗试验分析。本研究采用四次测试,每个样本取顶部(绕头部)和底部(绕尾部)两个报价。工艺灭菌和沉淀白蛋白分两段进行,第一段使用10%的NaOH将pH提升至11.5,排出pH使用410%的h2so5至5,5。检测白蛋白量本身使用420nm光谱分光光度计。结果表明,蒸制的双色安圭鱼白蛋白质量高于鲜制的双色安圭鱼,但差异不显著。安圭拉(安圭拉),安圭拉,安圭拉,安圭拉,安圭拉,安圭拉,安圭拉,安圭拉,安圭拉,安圭拉,安圭拉,安圭拉,安圭拉,安圭拉,安圭拉Salah satu potentisi yang dimiliki adalah kandugan蛋白白蛋白ikan sidat yang tinggi jika dibandingkan dengan ikan lainnya, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai替代HSA(人血清白蛋白)yang dipasaran harganya相对mahal。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar白蛋白ikan sidat, juga membandingkan antara白蛋白ikan sidat segar dan dikukus。方法杨地古那肯、大鼠、小鼠、小鼠、小鼠、小鼠、小鼠、小鼠、小鼠、小鼠、小鼠、小鼠等。Penelitian ini menggunakan empat kali ulangan dan masing-masing样品diambil dua cuplikan bagian atas (sekitar kepala) dan bagian bawah (sekitar ekor)。研究结果表明:pyeterterilan dan pegendapan白蛋白dilakukan dengan 2 tahap yakni menggunakan NaOH 10% untuk menaikkan pH值为11,5但penurunan pH值为410,10 % hingga 5,5。Untuk uji kuantitas白蛋白sendiri menggunakan光谱测定仪dengan panjang gelombang 450 A。Berdasalkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar albumin ikan sidat yang dikukus lebih tinggi daripada iat yang segar namun perbedaan yang didapatkan tidak signifikan。Kata Kunci: Ikan Sidat(安圭拉双色),白蛋白,Segar,库库斯
{"title":"Analisa Kadar Protein Albumin Ikan Sidat (Anguilla bicolor) Air Tawar Segar dan Dikukus di Maduran Lamomgan","authors":"Fafa Maulal Haq, Hari Santoso, Ahmad Syauqi","doi":"10.33474/J.SA.V1I1.1130","DOIUrl":"https://doi.org/10.33474/J.SA.V1I1.1130","url":null,"abstract":"Anguilla bicolor is the fish that have high level economic and that was export commodity. One of potential that have in protein content of albumin more high than another fish, this matter can be used as substitute alternative Human Serum Albumin (HSA) which market so expensive. The aim of this research is to know quality of Anguilla bicolor albumin, to compare between albumins of fresh Anguilla bicolor and have steamed. The used method this study is experiment with sampling purposive and technic Duplo test analysis. This research use four times test and each sample take two quotation top (around the head) and bottom (around tail). Process sterilization and deposition albumin doing in two sections the first, using NaOH 10% to promote pH to 11.5 and discharge pH use H2SO410 % to 5,5. For test albumin quantity itself use spectrophotometer with 420nm spectrum. Based on outcome research indicate quality of Anguilla bicolor albumin steamed more high than fresh Anguilla bicolor however difference obtained is not significant.ABTRAKIkan sidat (Anguilla bicolor) merupakan ikan yang memiliki potensi dalam bidang ekonomi yang tinggi dan merupakan komoditas ekspor yang menjanjikan. Salah satu potensi yang dimiliki adalah kandugan protein albumin ikan sidat yang tinggi jika dibandingkan dengan ikan lainnya, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti HSA (Human Serum Albumin) yang dipasaran harganya relatif mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar albumin ikan sidat, juga membandingkan antara albumin ikan sidat segar dan dikukus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen dengan purposive sampling serta teknik analisa uji rerata duplo. Penelitian ini menggunakan empat kali ulangan dan masing-masing sampel diambil dua cuplikan bagian atas (sekitar kepala) dan bagian bawah (sekitar ekor). Proses penyeterilan dan pegendapan albumin dilakukan dengan 2 tahap yakni menggunakan NaOH 10% untuk menaikkan pH hingga 11,5 dan penurunan pH menggunakan H2SO410 % hingga 5,5. Untuk uji kuantitas albumin sendiri menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 450 A. Berdasalkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar albumin ikan sidat yang dikukus lebih tinggi daripada ikan sidat yang segar namun perbedaan yang didapatkan tidak signifikan.Kata Kunci : Ikan Sidat (Anguilla bicolor), Albumin, Segar, Kukus","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"260 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132274333","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The rambutan rind and the papaya fruit waste can be hydrolyzed to produce glucose through fermentation process. The research has a purpose to find out the differences in the various comparisons of glucose that resulted by fermentation of rambutan rind and papaya fruit waste. This research uses experimental methods of Randomized Block Design with 5 kind of the treatment; the RP1, RP2, RP3, RP4, RP5 with 4 replications and that were 20 unit experiment. This research used a consortium of the fungus of Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp., and Candida sp. The addition of HCl 10 % until pH 5. Fermentation process for 4,671 day ( 112,104 hours ). The glucose levels by method sulphuric acid – phenol with UV- vis spectrophotometer technique. Analysed data with ANOVA α = 0.95% and test BNT. Comparison of raw materials fermentation the rind of rambutan and waste fruit of the papaya was RP5 treatment with glucose levels 2,533 %.ABSTRAKKulit buah rambutan dan limbah buah pepaya dapat dihidrolisis menjadi glukosa melalui proses fermentasi. Penelitian mempunyai tujuan untuk mengetahui perbedaan berbagai perbandingan glukosa hasil fermentasi kulit buah rambutan dan limbah buah pepaya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 macam perlakuan yaitu RP1, RP2, RP3, RP4, RP5 dengan 4 ulangan sehingga berjumlah 20 unit percobaan. Penelitian ini digunakan konsorsium jamur Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp, dan Candida sp. Dilakukan penambahan HCl 10% hingga pH 5. Serta proses fermentasi selama 4,671 hari (112,104 jam). Penentuan kadar glukosa menggunakan metode asam sulfat – fenol dengan teknik spektrofotometer UV – sinar tampak. Analisis data menggunakan ANOVA, α = 0,95% serta uji lanjutan dengan menggunakan uji BNT. Perbandingan kuantitas glukosa pada media fermentasi dari kulit buah rambutan dan limbah buah pepaya berbeda nyata kadar glukosa tertinggi didapatkan pada perlakuan RP5 (9 gram kulit buah rambutan : 3 gram limbah buah pepaya) dengan kadar glukosa 2,53 %.
红毛丹果皮和木瓜果渣可通过发酵水解生产葡萄糖。本研究的目的是找出红毛丹皮和木瓜果渣发酵产生的各种葡萄糖比较的差异。本研究采用随机区组设计的实验方法,共5种处理;对RP1、RP2、RP3、RP4、RP5进行4次重复,每组20个单元实验。本研究采用了一种由绿木霉、黑曲霉、汉森菌和念珠菌组成的真菌组合,加入10%的盐酸,直至pH值为5。发酵过程4,671天(112,104小时)。硫酸-苯酚紫外分光光度法测定葡萄糖水平。方差分析(ANOVA) α = 0.95%,检验BNT。以红毛丹果皮和木瓜废果为原料,经RP5处理,葡萄糖浓度为2533%,进行发酵比较。【摘要】红毛丹、林巴、芦笋、芦笋、芦笋、芦笋、芦笋、芦笋、芦笋、芦笋、芦笋、芦笋、芦笋、芦笋、芦笋、芦笋、芦笋、芦笋等。Penelitian mempunyai tujuan untuk mengetahui perbedaan berbagai perbandingan and glukosa hasil fermentasi kulit buah rambutan dan limbah buah pepaya。Penelitian ini menggunakan方法,实验dengan ranancan acak kelompok (RAK) dengan 5 macam perlakan yitu RP1, RP2, RP3, RP4, RP5 dengan 4 ulangan seingga berjumlah 20单元percobaan。Penelitian ini digunakan konsorsium jamur绿木霉,黑曲霉,Hansenula sp, dan Candida sp. Dilakukan penambahan HCl 10% hingga pH 5。Serta处理的发酵量为4,671 hari (112,104 jam)。Penentuan kadar glukosa menggunakan方法:磺胺-苯酚-登甘技术光谱测定仪-紫外分光光度计。分析数据为方差分析,α = 0.95%。Perbandingan kuantitas glukosa pada media fermentasi dari kulit buah rambutan dan limbah pepea berbeda nyata kadar glukan RP5(9克kulit buah rambutan: 3克limbah pepeya), dengan kadar glukosa 2,53%。
{"title":"Perbandingan Kuantitas Glukosa pada Media Fermentasi Kulit Buah Rambutan (Nephelium lappaceum L.) dan Limbah Buah Pepaya (Carica papaya L.)","authors":"R. Rachmawati, Ahmad Syauqi, Hari Santoso","doi":"10.33474/J.SA.V1I1.1377","DOIUrl":"https://doi.org/10.33474/J.SA.V1I1.1377","url":null,"abstract":"The rambutan rind and the papaya fruit waste can be hydrolyzed to produce glucose through fermentation process. The research has a purpose to find out the differences in the various comparisons of glucose that resulted by fermentation of rambutan rind and papaya fruit waste. This research uses experimental methods of Randomized Block Design with 5 kind of the treatment; the RP1, RP2, RP3, RP4, RP5 with 4 replications and that were 20 unit experiment. This research used a consortium of the fungus of Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp., and Candida sp. The addition of HCl 10 % until pH 5. Fermentation process for 4,671 day ( 112,104 hours ). The glucose levels by method sulphuric acid – phenol with UV- vis spectrophotometer technique. Analysed data with ANOVA α = 0.95% and test BNT. Comparison of raw materials fermentation the rind of rambutan and waste fruit of the papaya was RP5 treatment with glucose levels 2,533 %.ABSTRAKKulit buah rambutan dan limbah buah pepaya dapat dihidrolisis menjadi glukosa melalui proses fermentasi. Penelitian mempunyai tujuan untuk mengetahui perbedaan berbagai perbandingan glukosa hasil fermentasi kulit buah rambutan dan limbah buah pepaya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 macam perlakuan yaitu RP1, RP2, RP3, RP4, RP5 dengan 4 ulangan sehingga berjumlah 20 unit percobaan. Penelitian ini digunakan konsorsium jamur Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp, dan Candida sp. Dilakukan penambahan HCl 10% hingga pH 5. Serta proses fermentasi selama 4,671 hari (112,104 jam). Penentuan kadar glukosa menggunakan metode asam sulfat – fenol dengan teknik spektrofotometer UV – sinar tampak. Analisis data menggunakan ANOVA, α = 0,95% serta uji lanjutan dengan menggunakan uji BNT. Perbandingan kuantitas glukosa pada media fermentasi dari kulit buah rambutan dan limbah buah pepaya berbeda nyata kadar glukosa tertinggi didapatkan pada perlakuan RP5 (9 gram kulit buah rambutan : 3 gram limbah buah pepaya) dengan kadar glukosa 2,53 %.","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129541506","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The results of the introduction show that the water fruit chili, having the effect on mortalitas pest aphids green (Aphis gossypii) in concentration 10 %, while in water extract leaves mimba having the effect on mortalitas pest aphids in concentration 20 %. Has done research aimed at know the influence of concentration combination leaves mimba (Azadirachta indica) with fruit chili (Capsicum frutescens) of mortalitas aphids green (Aphis gossypii) in plants chili and to see how the concentration of a solution combination leaves mimba and waste fruit chili most effective against mortalitas aphids green (Aphis gossypii) in plants chili. This research uses experimental methods and design used is a random complete ( RAL ) but the concentration of a solution 0 %, 5 %, 10 %, 15 % and 20 %. Every treatment using 4 remedial. Every remedial there are 10 tail nymph aphids and sprayed by three times for 24 hours. The analysis of data using anova in monitoring also show that f count the concentration ( 61,07 ) were greater than f table ( 0,000 ). Of the result it can be said that mortalitas aphids after he received solution concentration combination leaves mimba and waste fruit chili markedly dissimilar between treatment. Test results BNT on 5 % (P ≤ 0,05) obtained concentration 15 % which are effective for control pests aphids green (Aphis gossypii) in plants chili . ABSTRAKHasil uji pendahuluan menunjukkan bahwa air buah cabai, memiliki pengaruh terhadap mortalitas hama kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada konsentrasi 10 %, Sedangkan pada air ekstrak daun mimba memiliki pengaruh terhadap mortalitas hama kutu daun pada konsentrasi 20 %. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kombinasi daun mimba (Azadirachta indica) dengan buah cabai rawit (Capsicum frutescens) terhadap mortalitas kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada tanaman cabai dan untuk mengetahui berapa konsentrasi larutan kombinasi daun mimba dan limbah buah cabai rawit yang paling efektif terhadap mortalitas kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada tanaman cabai. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dan rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi larutan 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Setiap perlakuan menggunakan 4 ulangan. Setiap ulangan terdapat 10 ekor nimfa kutu daun dan disemprot 3x selama 24 jam. Analisis data menggunakan ANOVA. Hasil yang didapat menunjukkan F hitung (61,07) lebih besar dari F tabel (0,000). Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa mortalitas kutu daun setelah diberi larutan konsentrasi kombinasi daun mimba dan limbah buah cabai rawit berbeda nyata antar perlakuan. Hasil uji BNT pada (P ≤ 0,05 ) didapatkan konsentrasi 15 % yang efektif untuk mengendalikan hama kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada tanaman cabai.
引种结果表明,水果红辣椒在浓度为10%时对螟蚜绿蚜(Aphis gossypii)有抑制作用,而水提叶蜜巴在浓度为20%时对螟蚜有抑制作用。本研究旨在了解叶米巴(Azadirachta indica)与果辣椒(Capsicum frutescens)的浓度组合对植物辣椒中死亡蚜虫绿(Aphis gossypii)的影响,并观察叶米巴与废果辣椒的浓度组合如何对植物辣椒中死亡蚜虫绿(Aphis gossypii)最有效。本研究采用实验方法,设计采用的是随机完全(RAL)但浓度为0%、5%、10%、15%和20%的溶液。每次治疗采用4次补救。每次治疗尾若虫10只,喷3次,持续24小时。利用方差分析监测数据也表明,f计数浓度(61,07)大于f表(0000)。综上所述,在不同浓度处理下,叶麻瓜与废果辣椒的处理效果差异显著。试验结果BNT对5% (P≤0.05)得到的浓度为15%,对辣椒植物中的害虫绿蚜(Aphis gossypii)有有效防治效果。摘要:hasil uji pendahuluan menunjukkan bahwa air buah cabai, memiliki pengaruh terhadap mortalitas hama kutu daun hijau (Aphis gossypii) paada konsentrasi 10%, Sedangkan paada air ekstrak dahn mimba memiliki pengaruh terhadap mortalitas hama kutu daun paada konsentrasi 20%。Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kombinasi daun mimba (Azadirachta indica) dengan buah cabai rawit(辣椒)dhadap mortalitas kutu daun hijau (Aphis gossypii) padhadap mortalitas kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada tanaman cabai (Aphis gossypii) pada tanaman cabai (Aphis gossypii) pada tanaman cabai。Penelitian ini menggunakan方法,实验丹然干干阳地古那干adalah然干干Acak冷干(RAL)登干perlakuan konsentrasi larutan 0%, 5%, 10%, 15%和20%。乌兰干4号。设置乌兰干terdapat 10 ekor nimfa kutu和disemat 3 selama 24 jam。分析数据为方差分析。Hasil yang didapat menunjukkan F hitung (61,07) lebih besar dari F tabel(10,000)。Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa mortalitas kutu daum setelah diberi laruti konsentrasi kombinasi daum danlimbah buah cabai rawit berbeda nyata antar perlakuan。Hasil uji BNT pada (P≤0.05)didapatkan konsentrasi 15% yang efektif untuk mengendalikan hama kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada tanaman cabai。
{"title":"Pengaruh Larutan Kombinasi Daun Mimba (Azadirachta indica) dengan Buah Cabai Rawit (Capsicum frutescens) terhadap Mortalitas Kutu Daun Hijau (Aphis gossypii) Secara In Vitro","authors":"Ahmad Rajab, Ari Hayati, Hasan Zayadi","doi":"10.33474/J.SA.V1I1.1390","DOIUrl":"https://doi.org/10.33474/J.SA.V1I1.1390","url":null,"abstract":"The results of the introduction show that the water fruit chili, having the effect on mortalitas pest aphids green (Aphis gossypii) in concentration 10 %, while in water extract leaves mimba having the effect on mortalitas pest aphids in concentration 20 %. Has done research aimed at know the influence of concentration combination leaves mimba (Azadirachta indica) with fruit chili (Capsicum frutescens) of mortalitas aphids green (Aphis gossypii) in plants chili and to see how the concentration of a solution combination leaves mimba and waste fruit chili most effective against mortalitas aphids green (Aphis gossypii) in plants chili. This research uses experimental methods and design used is a random complete ( RAL ) but the concentration of a solution 0 %, 5 %, 10 %, 15 % and 20 %. Every treatment using 4 remedial. Every remedial there are 10 tail nymph aphids and sprayed by three times for 24 hours. The analysis of data using anova in monitoring also show that f count the concentration ( 61,07 ) were greater than f table ( 0,000 ). Of the result it can be said that mortalitas aphids after he received solution concentration combination leaves mimba and waste fruit chili markedly dissimilar between treatment. Test results BNT on 5 % (P ≤ 0,05) obtained concentration 15 % which are effective for control pests aphids green (Aphis gossypii) in plants chili . ABSTRAKHasil uji pendahuluan menunjukkan bahwa air buah cabai, memiliki pengaruh terhadap mortalitas hama kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada konsentrasi 10 %, Sedangkan pada air ekstrak daun mimba memiliki pengaruh terhadap mortalitas hama kutu daun pada konsentrasi 20 %. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kombinasi daun mimba (Azadirachta indica) dengan buah cabai rawit (Capsicum frutescens) terhadap mortalitas kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada tanaman cabai dan untuk mengetahui berapa konsentrasi larutan kombinasi daun mimba dan limbah buah cabai rawit yang paling efektif terhadap mortalitas kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada tanaman cabai. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dan rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi larutan 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Setiap perlakuan menggunakan 4 ulangan. Setiap ulangan terdapat 10 ekor nimfa kutu daun dan disemprot 3x selama 24 jam. Analisis data menggunakan ANOVA. Hasil yang didapat menunjukkan F hitung (61,07) lebih besar dari F tabel (0,000). Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa mortalitas kutu daun setelah diberi larutan konsentrasi kombinasi daun mimba dan limbah buah cabai rawit berbeda nyata antar perlakuan. Hasil uji BNT pada (P ≤ 0,05 ) didapatkan konsentrasi 15 % yang efektif untuk mengendalikan hama kutu daun hijau (Aphis gossypii) pada tanaman cabai. ","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131950383","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}