Abstrak-Tujuan penelitian ini mendeskripsikan perbandingan struktur fungsional cerita rakyat Sumatera Barat berjudul Malin Kundang dan cerita rakyat Kalimantan Selatan berjudul Gunung Batu Bangkai. Cerita ini, sama-sama bertemakan anak durhaka. Jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode perbandingan. Data penelitian, yaitu kalimat berkaitan dengan struktur fungsional yang terdapat dalam kedua cerita rakyat tersebut. Sumber data penelitian ini, cerita rakyat dari Sumatera Barat berjudul Malin Kundang dan dari Kalimantan Selatan berjudul Gunung Batu Bangkai dalam bentuk tulisan. Kedua cerita rakyat ini, dianalisis menggunakan teori struktural fungsional Greimas. Hasil penelitian menunjukkan secara struktur fungsional, perbandingan kedua cerita rakyat dilihat dari situasi awal, transformasi, dan situasi akhir. Persamaan situasi awal kedua cerita rakyat tersebut, yaitu tokoh utama sama-sama berkeinginan merantau. Perbedaan dilihat dari jumlah tokoh dan bekal merantau yang diberikan. Persamaan transformasi kedua cerita rakyat tersebut, yaitu tokoh utama sama-sama berangkat merantau; hidup bahagia dan istri cantik; menjadi anak durhaka. Perbedaannya dilihat dari alat digunakan untuk merantau; peristiwa yang dialami diperjalanan; usaha yang dilakukan mencapai kesuksesan. Persamaan situasi akhir kedua cerita rakyat tersebut yaitu, sama-sama berubah menjadi batu. Perbedaannya, dilihat dari proses tokoh utama menjadi batu, bentuk, dan letak batunya. Jadi, dapat disimpulkan dilihat dari struktur fungsional kedua cerita rakyat tersebut memiliki persamaan dan perbedaan. Kata kunci: perbandingan, struktur fungsional, cerita rakyat
{"title":"PERBANDINGAN STRUKTUR FUNGSIONAL CERITA RAKYAT SUMATERA BARAT DAN KALIMANTAN SELATAN: LEGENDA ANAK DURHAKA","authors":"Kusmadi Sitohang Kusmadi Sitohang, Ninit Alfianika Ninit Alfianika","doi":"10.34012/bip.v3i2.1896","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/bip.v3i2.1896","url":null,"abstract":"Abstrak-Tujuan penelitian ini mendeskripsikan perbandingan struktur fungsional cerita rakyat Sumatera Barat berjudul Malin Kundang dan cerita rakyat Kalimantan Selatan berjudul Gunung Batu Bangkai. Cerita ini, sama-sama bertemakan anak durhaka. Jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode perbandingan. Data penelitian, yaitu kalimat berkaitan dengan struktur fungsional yang terdapat dalam kedua cerita rakyat tersebut. Sumber data penelitian ini, cerita rakyat dari Sumatera Barat berjudul Malin Kundang dan dari Kalimantan Selatan berjudul Gunung Batu Bangkai dalam bentuk tulisan. Kedua cerita rakyat ini, dianalisis menggunakan teori struktural fungsional Greimas. Hasil penelitian menunjukkan secara struktur fungsional, perbandingan kedua cerita rakyat dilihat dari situasi awal, transformasi, dan situasi akhir. Persamaan situasi awal kedua cerita rakyat tersebut, yaitu tokoh utama sama-sama berkeinginan merantau. Perbedaan dilihat dari jumlah tokoh dan bekal merantau yang diberikan. Persamaan transformasi kedua cerita rakyat tersebut, yaitu tokoh utama sama-sama berangkat merantau; hidup bahagia dan istri cantik; menjadi anak durhaka. Perbedaannya dilihat dari alat digunakan untuk merantau; peristiwa yang dialami diperjalanan; usaha yang dilakukan mencapai kesuksesan. Persamaan situasi akhir kedua cerita rakyat tersebut yaitu, sama-sama berubah menjadi batu. Perbedaannya, dilihat dari proses tokoh utama menjadi batu, bentuk, dan letak batunya. Jadi, dapat disimpulkan dilihat dari struktur fungsional kedua cerita rakyat tersebut memiliki persamaan dan perbedaan.\u0000Kata kunci: perbandingan, struktur fungsional, cerita rakyat","PeriodicalId":355747,"journal":{"name":"Jurnal Bahasa Indonesia Prima (BIP)","volume":"179 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128240478","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak-Fenomena TikTok ‘persalinan’ membuat ketakutan dan keraguan tersendiri bagi kaum perempuan. Hal ini dikarenakan viralnya konten TikTok yang berdurasi 15 detik mengenai pemeriksaan vagina saat persiapan persalinan yang dikecam sebagai pelecehan seksual. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tanda dan mengungkap makna dibalik tanda yang membentuk tudingan sebagai unsur pelecehan seksual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika tokoh Roland Barthes mengkaji tigapeta tanda, yakni: makna denotatif, makna konotatif, dan mitos. Hasil penelitian menunjukkan tanda denotatif berupa gerakan visual, verbal, dan audio sebagai petanda. Ekspresi-ekspresi yang ditimbulkan saat pemeriksaan vagina mengandung makna konotatif yang merepresentasikan aktivitas-aktivitas seks menggunakan jari tangan sehingga membentuk mitos yang berpotensi hilangnya rasa kepercayaan perempuan Indonesia untuk ke dokter obgyn lelaki dan kekhawatiran tindakan yang memalukan saat persalinan. Kata kunci : pelecehan seksual, tiktok persalinan, semiotika roland barthes, representasi seks
{"title":"PELECEHAN SEKSUAL DALAM TIKTOK ‘PERSALINAN’: ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES","authors":"Sisi Rosida, Eko Firman Susilo, M. H. F. Hsb","doi":"10.34012/bip.v3i2.1848","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/bip.v3i2.1848","url":null,"abstract":"Abstrak-Fenomena TikTok ‘persalinan’ membuat ketakutan dan keraguan tersendiri bagi kaum perempuan. Hal ini dikarenakan viralnya konten TikTok yang berdurasi 15 detik mengenai pemeriksaan vagina saat persiapan persalinan yang dikecam sebagai pelecehan seksual. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tanda dan mengungkap makna dibalik tanda yang membentuk tudingan sebagai unsur pelecehan seksual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika tokoh Roland Barthes mengkaji tigapeta tanda, yakni: makna denotatif, makna konotatif, dan mitos. Hasil penelitian menunjukkan tanda denotatif berupa gerakan visual, verbal, dan audio sebagai petanda. Ekspresi-ekspresi yang ditimbulkan saat pemeriksaan vagina mengandung makna konotatif yang merepresentasikan aktivitas-aktivitas seks menggunakan jari tangan sehingga membentuk mitos yang berpotensi hilangnya rasa kepercayaan perempuan Indonesia untuk ke dokter obgyn lelaki dan kekhawatiran tindakan yang memalukan saat persalinan.\u0000Kata kunci : pelecehan seksual, tiktok persalinan, semiotika roland barthes, representasi seks","PeriodicalId":355747,"journal":{"name":"Jurnal Bahasa Indonesia Prima (BIP)","volume":"109 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117217219","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak-Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemerolehan bahasa pada anak usia 33 bulan bernama Zahra Zaqiyatun Nufus. Penelitian dilakukan dengan perhitungan berdasarkan Mean Length Utterance (MLU).Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pemerolehan bahasa anak dari segi tuturan dan juga pengenalan anak terhadap jenis kata dan pola kalimat.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif berupa deskripsi tentang pemerolehan bahasa anak yang dihasilkan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan dokumentasi yang mana peneliti berinteraksi langsung dengan subjek penelitian setiap hari. Data dikumpulkan dengan dokumentasi menggunakan alat rekam dan alat catat. Teknik analisis data dilakukan dengan cara menghitung pemerolehan bahasa dari data yang telah ditranskrip berdasarkan Mean Length Utterance (MLU). Data yang didapat juga dideskripsikan mengenai pengenalan anak terhadap jenis kata dan pola kalimat. Hasil pemerolehan bahasa yang di dapat berdasarkan perhitungan Mean Length Utterance (MLU) anak yaitu 2,9 yang mana termasuk kategori normal. Anak juga telah mengenal jenis kata berupa nomina, verba, adjektiva, adverbia, dan numeralia.Untuk pola kalimat anak telah mampu menuturkan pola kalimat dasar seperti FN+FN, FN+FV, FN+FAdj, dan FN+Adv. Kata kunci: psikolinguistik, pemerolehan bahasa, mean length utterance (mlu), kata, kalimat
{"title":"PEMEROLEHAN BAHASA PADA ANAK USIA 33 BULAN BERDASARKAN MEAN LENGTH UTTERANCE (MLU)","authors":"I. ,","doi":"10.34012/bip.v3i2.1893","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/bip.v3i2.1893","url":null,"abstract":"Abstrak-Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemerolehan bahasa pada anak usia 33 bulan bernama Zahra Zaqiyatun Nufus. Penelitian dilakukan dengan perhitungan berdasarkan Mean Length Utterance (MLU).Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pemerolehan bahasa anak dari segi tuturan dan juga pengenalan anak terhadap jenis kata dan pola kalimat.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif berupa deskripsi tentang pemerolehan bahasa anak yang dihasilkan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan dokumentasi yang mana peneliti berinteraksi langsung dengan subjek penelitian setiap hari. Data dikumpulkan dengan dokumentasi menggunakan alat rekam dan alat catat. Teknik analisis data dilakukan dengan cara menghitung pemerolehan bahasa dari data yang telah ditranskrip berdasarkan Mean Length Utterance (MLU). Data yang didapat juga dideskripsikan mengenai pengenalan anak terhadap jenis kata dan pola kalimat. Hasil pemerolehan bahasa yang di dapat berdasarkan perhitungan Mean Length Utterance (MLU) anak yaitu 2,9 yang mana termasuk kategori normal. Anak juga telah mengenal jenis kata berupa nomina, verba, adjektiva, adverbia, dan numeralia.Untuk pola kalimat anak telah mampu menuturkan pola kalimat dasar seperti FN+FN, FN+FV, FN+FAdj, dan FN+Adv.\u0000Kata kunci: psikolinguistik, pemerolehan bahasa, mean length utterance (mlu), kata, kalimat","PeriodicalId":355747,"journal":{"name":"Jurnal Bahasa Indonesia Prima (BIP)","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125903930","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak-Penelitian kualitatif ini melatarbelakangi cara peserta didik dalam membentuk pemikiran tentang dunia melalui keterampilan membaca. Kurikulum di sekolah digolongkan menjadi empat, yakni keterampilan menyimak atau mendengar atau disebut listening skills, keterampilan berbicara yang disebut speaking skills, keterampilan membaca disebut reading skills, dan keterampilan menulis yang disebut dengan writing skills. Setiap keterampilan tersebut berkaitan satu dengan yang lainnya dikarenakan proses-proses berpikir peserta didik mendasari bahasa.Bahasa yang diucapkan oleh peserta didik mencerminkan isi pikirannya.Semakin terampil peserta didik dalam berbahasa maka semakin baik dan jelas jalan pikirannya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menulis teks puisi dan menulis teks eksposisi serta membaca buku fiksi atau buku non fiksi membuat peserta didik mengembangkan inovasi serta potensi yang dimilikinya. Kata kunci: bahasa, keterampilan membaca
{"title":"ANALISIS PSIKOLINGUISTIK PENDIDIKAN DALAM KESESUAIAN MATERI AJAR PRAKTIK MEMBACA SISWA SMP","authors":"Annisha Shobrina -","doi":"10.34012/bip.v3i2.1892","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/bip.v3i2.1892","url":null,"abstract":"Abstrak-Penelitian kualitatif ini melatarbelakangi cara peserta didik dalam membentuk pemikiran tentang dunia melalui keterampilan membaca. Kurikulum di sekolah digolongkan menjadi empat, yakni keterampilan menyimak atau mendengar atau disebut listening skills, keterampilan berbicara yang disebut speaking skills, keterampilan membaca disebut reading skills, dan keterampilan menulis yang disebut dengan writing skills. Setiap keterampilan tersebut berkaitan satu dengan yang lainnya dikarenakan proses-proses berpikir peserta didik mendasari bahasa.Bahasa yang diucapkan oleh peserta didik mencerminkan isi pikirannya.Semakin terampil peserta didik dalam berbahasa maka semakin baik dan jelas jalan pikirannya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menulis teks puisi dan menulis teks eksposisi serta membaca buku fiksi atau buku non fiksi membuat peserta didik mengembangkan inovasi serta potensi yang dimilikinya.\u0000Kata kunci: bahasa, keterampilan membaca","PeriodicalId":355747,"journal":{"name":"Jurnal Bahasa Indonesia Prima (BIP)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124337091","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak-Ditinjau dari perkembangan bahasa, bahasa tidak lepas dari perkembangan bahasa lainnya. Perkembangan bahasa pada anak mempunyai beberapa tahapan hingga anak mampu berbahasa dengan baik. Beberapa dari tahapan tersebut, yaitu (1) perkembangan prelinguistik, (2) perkembangan fonologis, (3) perkembangan semantik, (4) perkembangan gramatikal dan (5) perkembangan pragmatik. Penyebab adanya kesulitan dalam berkomunikasi disebut dengan gangguan berbahasa.Gangguan berbahasa dapat disebabkan oleh terjadinya pada anak yang berkebutuhan khusus cenderung mempunyai gangguan maupun hambatan dalam berbahasa. Ganguan ini terjadi bisa secara langsung maupun secara tidak langsung.Gangguan yang terjadi secara tidak langsung misalnya kerusakan pada organ wicara, dan gangguan yang terjadi secara tidak langsung misalnya keterbatasan kognitif sehingga anak kesulitan dalam memahami makna dari suatu kata. Kata kunci: gangguan berbahasa, berbicara, berpikir, dan gugup
{"title":"PENGARUH GANGGUAN BERBAHASA BERBICARA GAGAP DALAM KOMUNIKASI PADA WANITA USIA 16 TAHUN","authors":"Irma Khoirot Daulay, Epiana Banjarnahor, Thio Tarigan","doi":"10.34012/bip.v3i2.1923","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/bip.v3i2.1923","url":null,"abstract":"Abstrak-Ditinjau dari perkembangan bahasa, bahasa tidak lepas dari perkembangan bahasa lainnya. Perkembangan bahasa pada anak mempunyai beberapa tahapan hingga anak mampu berbahasa dengan baik. Beberapa dari tahapan tersebut, yaitu (1) perkembangan prelinguistik, (2) perkembangan fonologis, (3) perkembangan semantik, (4) perkembangan gramatikal dan (5) perkembangan pragmatik. Penyebab adanya kesulitan dalam berkomunikasi disebut dengan gangguan berbahasa.Gangguan berbahasa dapat disebabkan oleh terjadinya pada anak yang berkebutuhan khusus cenderung mempunyai gangguan maupun hambatan dalam berbahasa. Ganguan ini terjadi bisa secara langsung maupun secara tidak langsung.Gangguan yang terjadi secara tidak langsung misalnya kerusakan pada organ wicara, dan gangguan yang terjadi secara tidak langsung misalnya keterbatasan kognitif sehingga anak kesulitan dalam memahami makna dari suatu kata.\u0000Kata kunci: gangguan berbahasa, berbicara, berpikir, dan gugup","PeriodicalId":355747,"journal":{"name":"Jurnal Bahasa Indonesia Prima (BIP)","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131606251","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak—Bahasa Proto Austronesia merupakan nama sebuah rumpun bahasa yang mendiami wilayah daratan Asia Tenggara. Bahasa Batak merupakan bahasa yang digunakan oleh penutur asli bahasa Batak Toba. Bahasa Batak Toba termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perubahan bunyi konsonan Proto Austronesia dalam Bahasa Batak Toba. Pada penelitian ini dikemukakan refleks Proto Austronesia pada Bahasa Batak Toba. Pemerolehan data tulis menggunakan metode simak, metode ini memiliki teknik dasar berupa teknik sadap dan Pengkajian data menggunakan metode padan. Hasil penelitian ini adalah bahwa perubahan konsonan Proto Austronesia dalam Bahasa Batak Toba banyak berubah secara tidak beraturan (sporadis) dibandingkan berubah secara beraturan, seperti (1) perubahan fonem konsonan Proto Austronesia dalam Bahasa Batak Toba terjadi secara linear dan inovasi, (2) distribusi perubahan fonem konsonan Proto Austronesia */k/, */d/, */p/, */k/, */n/, */h/, */m/, */l/ dalam Bahasa Batak Toba mempunyai distribusi yang lengkap yaitu berubah dalam Bahasa Batak Toba pada posisi awal, tengah, dan akhir. Sedangkan perubahan fonem konsonan Proto Austronesia *j, */d/, dalam Bahasa Batak Toba tidak pernah terjadi pada posisi akhir, dan (3) perubahan bunyi Proto Austronesia dalam Bahasa Batak Toba lebih banyak berubah secara tidak beraturan (sporadis) dibandingkan berubah secara beraturan. Perubahan secara beraturan Proto Austronesia dalam Bahasa Batak Tobadapat dilihat pada fonem Proto Austronesia *k> h pada posisi awal, tengah, dan akhir dan pada fonem Proto Austronesia *b > /*m/ pada posisi awal dan tengah. Kata kunci: bahasa proto austronesia, bahasa batak toba, korespondensi, fonem konsonan
抽象——Austronesia语是居住在东南亚大陆的语言群的名字。巴塔克语是母语巴塔克语的母语。巴塔克语属于奥斯特罗西亚语系。本研究的目的是确定巴塔克语中Proto Austronesia辅音的变化。这项研究提出了巴塔克语的Austronesia反应。使用simak方法进行书写数据的整合,它有采用padan法进行筛选和数据研究的基本技术。研究结果是巴塔克语辅音变化Austronesia原始零星多巴许多不规则变化()变化规律,如(1)变化相比巴塔克语的辅音音素Austronesia原始多巴线性地发生变化和创新,(2)分布Austronesia原始辅音音素* / k /, / d /, * / p /, / k /, / n -, * * / m /, / h*/l/在巴塔克多巴语中,在开始、中间和结束的位置上进行完全的分布。然而,巴塔克托巴语中辅音字母的变化从来没有在最后位置发生过,(3)巴塔克托巴语原始声变化的频率比不规则变化多。在Batak tobaesia语的fonem Austronesia *k> h在开始、中间和结束的位置以及在开始和中间的位置上都可以看到。关键词:proto austronesia语,batak toba语,函件,辅音音素
{"title":"CORRESPONDENCE OF THE PROTO-AUSTRONESIAN CONSONANT PHONEMES IN TOBA BATAK LANGUAGE","authors":"Lilis Handayani Napitupulu","doi":"10.34012/bip.v3i2.1959","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/bip.v3i2.1959","url":null,"abstract":"Abstrak—Bahasa Proto Austronesia merupakan nama sebuah rumpun bahasa yang mendiami wilayah daratan Asia Tenggara. Bahasa Batak merupakan bahasa yang digunakan oleh penutur asli bahasa Batak Toba. Bahasa Batak Toba termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perubahan bunyi konsonan Proto Austronesia dalam Bahasa Batak Toba. Pada penelitian ini dikemukakan refleks Proto Austronesia pada Bahasa Batak Toba. Pemerolehan data tulis menggunakan metode simak, metode ini memiliki teknik dasar berupa teknik sadap dan Pengkajian data menggunakan metode padan. Hasil penelitian ini adalah bahwa perubahan konsonan Proto Austronesia dalam Bahasa Batak Toba banyak berubah secara tidak beraturan (sporadis) dibandingkan berubah secara beraturan, seperti (1) perubahan fonem konsonan Proto Austronesia dalam Bahasa Batak Toba terjadi secara linear dan inovasi, (2) distribusi perubahan fonem konsonan Proto Austronesia */k/, */d/, */p/, */k/, */n/, */h/, */m/, */l/ dalam Bahasa Batak Toba mempunyai distribusi yang lengkap yaitu berubah dalam Bahasa Batak Toba pada posisi awal, tengah, dan akhir. Sedangkan perubahan fonem konsonan Proto Austronesia *j, */d/, dalam Bahasa Batak Toba tidak pernah terjadi pada posisi akhir, dan (3) perubahan bunyi Proto Austronesia dalam Bahasa Batak Toba lebih banyak berubah secara tidak beraturan (sporadis) dibandingkan berubah secara beraturan. Perubahan secara beraturan Proto Austronesia dalam Bahasa Batak Tobadapat dilihat pada fonem Proto Austronesia *k> h pada posisi awal, tengah, dan akhir dan pada fonem Proto Austronesia *b > /*m/ pada posisi awal dan tengah.\u0000Kata kunci: bahasa proto austronesia, bahasa batak toba, korespondensi, fonem konsonan","PeriodicalId":355747,"journal":{"name":"Jurnal Bahasa Indonesia Prima (BIP)","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129500590","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak-Komunikasi secara virtual memainkan peran penting di era digital. Situasi pandemi ini menuntut remaja berperan aktif dalam komunikasi virtual. Kurangnya kemampuan public speaking pada remaja di Forum Anak Medan (FAM), hal ini terlihat dari video inspiratif pada laman media sosial Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Medan.Terlihat potensi kemampuan berbicara di depan umum remaja FAM yang berlum terarah secara maksimal. Kondisi ini terlepas dari menurunnya rasa kepercayaan diri remaja menghadapi perkembangan teknologi. Mengatasi masalah tersebut, diadakan pelatihan yang bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan public speaking secara virtual dengan konten edukatif dengan bantuan aplikasi TikTok. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah ceramah, diskusi, dan demonstrasi.Angket digunakan sebagai tolak ukur ketercapaian kegiatan.Hasil pelatihan menunjukan bahwa aplikasi TikTok dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan kemampuan public speaking, hal ini menambah kreativitas remaja FAM dalam menghasilkan konten edukatif yang bermanfaat.Selama kegiatan remaja FAM berperan aktif dalam pelatihanpublic speaking virtualdengan sangat baik.Hal ini diketahui dari hasil angket sebesar 88% peserta memahami teknik berkomunikasi virtual. Keaktivan para remaja diimplikasikan padalaman media sosial TikTok mereka yang menggunggah konten edukatif yang bermanfaat dengan empat tema, yakni: (1) life hack, (2) Tips do-it-your-self (3) memasak, dan (4) informasi inspiratif dengan kemampuan public speaking yang bagus. Kata Kunci: pelatihan, keterampilan, public speaking,konten edukatif, aplikasi tiktok
{"title":"PELATIHAN KETERAMPILAN PUBLIC SPEAKING DALAM KONTEN EDUKATIF MELALUI APLIKASI TIKTOK PADA REMAJA FAM (FORUM ANAK MEDAN)","authors":"Sisi Rosida","doi":"10.34012/bip.v3i2.2017","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/bip.v3i2.2017","url":null,"abstract":"Abstrak-Komunikasi secara virtual memainkan peran penting di era digital. Situasi pandemi ini menuntut remaja berperan aktif dalam komunikasi virtual. Kurangnya kemampuan public speaking pada remaja di Forum Anak Medan (FAM), hal ini terlihat dari video inspiratif pada laman media sosial Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Medan.Terlihat potensi kemampuan berbicara di depan umum remaja FAM yang berlum terarah secara maksimal. Kondisi ini terlepas dari menurunnya rasa kepercayaan diri remaja menghadapi perkembangan teknologi. Mengatasi masalah tersebut, diadakan pelatihan yang bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan public speaking secara virtual dengan konten edukatif dengan bantuan aplikasi TikTok. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah ceramah, diskusi, dan demonstrasi.Angket digunakan sebagai tolak ukur ketercapaian kegiatan.Hasil pelatihan menunjukan bahwa aplikasi TikTok dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan kemampuan public speaking, hal ini menambah kreativitas remaja FAM dalam menghasilkan konten edukatif yang bermanfaat.Selama kegiatan remaja FAM berperan aktif dalam pelatihanpublic speaking virtualdengan sangat baik.Hal ini diketahui dari hasil angket sebesar 88% peserta memahami teknik berkomunikasi virtual. Keaktivan para remaja diimplikasikan padalaman media sosial TikTok mereka yang menggunggah konten edukatif yang bermanfaat dengan empat tema, yakni: (1) life hack, (2) Tips do-it-your-self (3) memasak, dan (4) informasi inspiratif dengan kemampuan public speaking yang bagus.\u0000Kata Kunci: pelatihan, keterampilan, public speaking,konten edukatif, aplikasi tiktok","PeriodicalId":355747,"journal":{"name":"Jurnal Bahasa Indonesia Prima (BIP)","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114968083","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kreativitas digambarkan jika seseorang menghasilkan komposisi, produk, gagasan apa saja yang pada dasarnya baru. Gangguan kognitif yang mempengaruhi fungsi intelektual, mengganggu kesadaran dan dapat menyebabkan kesulitan dalam belajar. Pada tulisan ini , peneliti menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov. Kata kunci : Kognitif, Kreativitas, Uji Kolmogorov
{"title":"TERGANGGUNYA PERKEMBANGAN KOGNITIF BERPENGARUH TERHADAP KREATIVITAS SISWA XKKBT THN AJARAN 2020/2021 DENGAN UJI KOLMOGOROV SMIRNOV","authors":"G. Tarigan","doi":"10.34012/bip.v3i2.1930","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/bip.v3i2.1930","url":null,"abstract":"Kreativitas digambarkan jika seseorang menghasilkan komposisi, produk, gagasan apa saja yang pada dasarnya baru. Gangguan kognitif yang mempengaruhi fungsi intelektual, mengganggu kesadaran dan dapat menyebabkan kesulitan dalam belajar. Pada tulisan ini , peneliti menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov. \u0000Kata kunci : Kognitif, Kreativitas, Uji Kolmogorov","PeriodicalId":355747,"journal":{"name":"Jurnal Bahasa Indonesia Prima (BIP)","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116048086","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak-Proses kegiatan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari peran guru di dalamnya. Dimana guru sebagai pendidik sangat mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Tujuan pembelajaran menjadi salah satu patokan guru dalam mengajarkan peserta didik, apabila tujuan pembelajaran belum dapat tercapai maka guru harus mengevaluasi kembali proses kegiatan pembelajaran. Tentu hal ini tidaklah mudah, guru harus mengetahui dimana kesalahan saat pembelajaran berlangsung. Banyak yang menjadi faktor internal maupun eksternal dalam menghambat keberhasilan belajar peserta didik. Salah satu faktor penghambatnya adalah faktor eksternal, yaitu lingkungan belajar peserta didik. Jika keadaan disekitar tidak mendukung terjadinya proses pembelajaran, maka hal tersebut akan mempengaruhi aspek psikologis anak. Selanjutnya akan membuat peserta didik kelelahaan ataupun cenderung merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran yang disampaikan guru tidak dapat diterima dengan baik. Dari beberapa permasalahan tersebut terdapat solusi yang dianggap tepat yaitu memasukkan ice breaking di dalam proses kegiatan belajar mengajar. Artikel ini akan menjelaskan tentang pengenalan ice breaking dan bagaimana ice breaking dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar. Kata Kunci: belajar, bosan, ice breaking.
{"title":"PENGENALAN ICE BREAKING DALAM MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR SISWA","authors":"Sugito Sugito","doi":"10.34012/bip.v3i2.1717","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/bip.v3i2.1717","url":null,"abstract":"Abstrak-Proses kegiatan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari peran guru di dalamnya. Dimana guru sebagai pendidik sangat mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Tujuan pembelajaran menjadi salah satu patokan guru dalam mengajarkan peserta didik, apabila tujuan pembelajaran belum dapat tercapai maka guru harus mengevaluasi kembali proses kegiatan pembelajaran. Tentu hal ini tidaklah mudah, guru harus mengetahui dimana kesalahan saat pembelajaran berlangsung. Banyak yang menjadi faktor internal maupun eksternal dalam menghambat keberhasilan belajar peserta didik. Salah satu faktor penghambatnya adalah faktor eksternal, yaitu lingkungan belajar peserta didik. Jika keadaan disekitar tidak mendukung terjadinya proses pembelajaran, maka hal tersebut akan mempengaruhi aspek psikologis anak. Selanjutnya akan membuat peserta didik kelelahaan ataupun cenderung merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran yang disampaikan guru tidak dapat diterima dengan baik. Dari beberapa permasalahan tersebut terdapat solusi yang dianggap tepat yaitu memasukkan ice breaking di dalam proses kegiatan belajar mengajar. Artikel ini akan menjelaskan tentang pengenalan ice breaking dan bagaimana ice breaking dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar. \u0000Kata Kunci: belajar, bosan, ice breaking.","PeriodicalId":355747,"journal":{"name":"Jurnal Bahasa Indonesia Prima (BIP)","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121394795","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak-Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas proses kemampuan menulis puisi lama siswa, untuk mengetahui dan menjelaskan kualitas hasil kemampuan menulis puisi lama siswa menggunakan media audio visual di kelas VIII-1, dan untuk mengetahui dan menjelaskan peningkatan kemampuan menulis puisi lama di kelas VIII-1 SMP Pangeran Antasari menggunakan media audio visual Tahun Pembelajaran 2016/2017. Data penelitian ini adalah data deskriptif dan data kuatitatif, yang berupa hasil menulis puisi lama siswa, nilai menulis puisi lama siswa, observasi, angket serta dokumentasi secara tertulis lainnya seperti silabus, RPP, dan materi pembelajaran menulis puisi lama dengan menggunakan media audio visual. Nilai prasiklus mencapai 33.6% dan hanya satu siswa yang mencapai nilai KKM atau sebesar 4%. Karena belum ada tindakan dalam penelitian prasiklus, pada siklus I mencapai 64,3% dan terdapat tujuh siswa yang mencapai nilai KKM dengan persentase sebesar 28%. Keadaan tersebut disebabkan karena siswa banyak mengalami kesulitan dalam pemilihan kata yang tepat untuk menulis puisi lama. Pada siklus II siswa mengalami peningkatan rata-rata mencapai 82.68% yaitu terdapat 23 siswa yang mencapai nilai KKM dan melampaui dari KKM dengan persentase 92%. Terjadi peningkatan sebanyak 22.23%.Hal tersebut terjadi karena pada saat kegiatan pembelajaran peneliti memberikan pembelajaran semakin intensif sehingga pembelajaran menyenangkan dan tidak membosankan.Nilai ketuntasan belajar klasikal pada siklus II mencapai 92% atau dalam kategori sangat baik. Kata kunci: peningkatan, menulis, puisi, lama
{"title":"PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI LAMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VIII-1 SMP PANGERAN ANTASARI","authors":"Esra Perangin-angin","doi":"10.34012/bip.v3i2.1961","DOIUrl":"https://doi.org/10.34012/bip.v3i2.1961","url":null,"abstract":"Abstrak-Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas proses kemampuan menulis puisi lama siswa, untuk mengetahui dan menjelaskan kualitas hasil kemampuan menulis puisi lama siswa menggunakan media audio visual di kelas VIII-1, dan untuk mengetahui dan menjelaskan peningkatan kemampuan menulis puisi lama di kelas VIII-1 SMP Pangeran Antasari menggunakan media audio visual Tahun Pembelajaran 2016/2017. Data penelitian ini adalah data deskriptif dan data kuatitatif, yang berupa hasil menulis puisi lama siswa, nilai menulis puisi lama siswa, observasi, angket serta dokumentasi secara tertulis lainnya seperti silabus, RPP, dan materi pembelajaran menulis puisi lama dengan menggunakan media audio visual. Nilai prasiklus mencapai 33.6% dan hanya satu siswa yang mencapai nilai KKM atau sebesar 4%. Karena belum ada tindakan dalam penelitian prasiklus, pada siklus I mencapai 64,3% dan terdapat tujuh siswa yang mencapai nilai KKM dengan persentase sebesar 28%. Keadaan tersebut disebabkan karena siswa banyak mengalami kesulitan dalam pemilihan kata yang tepat untuk menulis puisi lama. Pada siklus II siswa mengalami peningkatan rata-rata mencapai 82.68% yaitu terdapat 23 siswa yang mencapai nilai KKM dan melampaui dari KKM dengan persentase 92%. Terjadi peningkatan sebanyak 22.23%.Hal tersebut terjadi karena pada saat kegiatan pembelajaran peneliti memberikan pembelajaran semakin intensif sehingga pembelajaran menyenangkan dan tidak membosankan.Nilai ketuntasan belajar klasikal pada siklus II mencapai 92% atau dalam kategori sangat baik.\u0000Kata kunci: peningkatan, menulis, puisi, lama","PeriodicalId":355747,"journal":{"name":"Jurnal Bahasa Indonesia Prima (BIP)","volume":"94 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115907500","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}