Latar belakang: Rendahnya pencapaian program keluarga berencana di Indonesia selama tahun-tahun ini membutuhkan pendekatan yang komprehensif tetapi memiliki tujuan. Salah satu eksposur informasi yang menargetkan wanita menikah usia reproduksi telah ditetapkan sebelumnya sebagai proyek percontohan di beberapa daerah di Indonesia dengan aplikasi Skata. Kabupaten Sleman sebagai populasi terbesar dan terpadat di Provinsi DIY menjadi tantangan dan peluang sementara wanita unmet need adalah yang tertinggi sebagai perhatian tentang efek samping dari metode kontrasepsi. Menerima informasi yang salah dan kurangnya sumber daya manusia / konselor keluarga berencana yang tersedia di setiap desa menjadi alasan untuk mengeksplorasi efektivitas Skata dalam mencapai indikator keluarga berencana di lapangan.Tujuan: Mengukur efektivitas intervensi kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan partisipasi dalam program keluarga berencana di kalangan wanita unmet need di Kabupaten Sleman.Metode: Penelitian eksperimental dengan desain uji terkontrol acak (RCT). Populasi penelitian adalah wanita unmet need di Kabupaten Sleman, sampel diperoleh secara acak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Ukuran sampel adalah 207 peserta menggunakan rumus Lemeshow dengan kekuatan 0,80. Variabel independen adalah intervensi kesehatan keliling. Variabel dependen adalah tingkat pengetahuan dan partisipasi dalam program keluarga berencana, yang diperoleh dengan daftar periksa instrumen penelitian melalui wawancara. Analisis data termasuk statistik deskriptif, bivariat (chi-square) dan analisis multivariat (regresi logistik).Hasil: Analisis McNemar untuk perbedaan tingkat pengetahuan pra dan posttest menunjukkan perbedaan yang signifikan (p = 0,0002). Analisis chi-square tidak menunjukkan korelasi yang signifikan antara intervensi mHealth dan tingkat pengetahuan (p = 0,1287) tetapi korelasi intervensi mHealth dan partisipasi keluarga berencana menunjukkan nilai yang signifikan (p = 0,030). Analisis regresi logistik untuk proporsi tingkat pengetahuan dalam dua kelompok tidak memiliki perbedaan yang signifikan sedangkan partisipasi keluarga berencana menunjukkan perbedaan yang signifikan antara intervensi dan kelompok kontrol dengan OR 1,85 (95% CI = 1,06-3,25)Kesimpulan: Pemanfaatan kesehatan kurang efektif dalam meningkatkan tingkat pengetahuan tetapi menunjukkan bukti yang efektif dalam meningkatkan partisipasi keluarga berencana pada wanita unmet need. Usia menunjukkan bukti yang memengaruhi partisipasi keluarga berencana di antara wanita unmet need.
{"title":"mHealth intervention to knowledge level and family planning participation of unmet need women in Sleman District: Randomized Controlled Trial (RCT)","authors":"Danila Damsyik, Lutfan Lazuardi","doi":"10.22146/jisph.46310","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.46310","url":null,"abstract":"Latar belakang: Rendahnya pencapaian program keluarga berencana di Indonesia selama tahun-tahun ini membutuhkan pendekatan yang komprehensif tetapi memiliki tujuan. Salah satu eksposur informasi yang menargetkan wanita menikah usia reproduksi telah ditetapkan sebelumnya sebagai proyek percontohan di beberapa daerah di Indonesia dengan aplikasi Skata. Kabupaten Sleman sebagai populasi terbesar dan terpadat di Provinsi DIY menjadi tantangan dan peluang sementara wanita unmet need adalah yang tertinggi sebagai perhatian tentang efek samping dari metode kontrasepsi. Menerima informasi yang salah dan kurangnya sumber daya manusia / konselor keluarga berencana yang tersedia di setiap desa menjadi alasan untuk mengeksplorasi efektivitas Skata dalam mencapai indikator keluarga berencana di lapangan.Tujuan: Mengukur efektivitas intervensi kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan partisipasi dalam program keluarga berencana di kalangan wanita unmet need di Kabupaten Sleman.Metode: Penelitian eksperimental dengan desain uji terkontrol acak (RCT). Populasi penelitian adalah wanita unmet need di Kabupaten Sleman, sampel diperoleh secara acak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Ukuran sampel adalah 207 peserta menggunakan rumus Lemeshow dengan kekuatan 0,80. Variabel independen adalah intervensi kesehatan keliling. Variabel dependen adalah tingkat pengetahuan dan partisipasi dalam program keluarga berencana, yang diperoleh dengan daftar periksa instrumen penelitian melalui wawancara. Analisis data termasuk statistik deskriptif, bivariat (chi-square) dan analisis multivariat (regresi logistik).Hasil: Analisis McNemar untuk perbedaan tingkat pengetahuan pra dan posttest menunjukkan perbedaan yang signifikan (p = 0,0002). Analisis chi-square tidak menunjukkan korelasi yang signifikan antara intervensi mHealth dan tingkat pengetahuan (p = 0,1287) tetapi korelasi intervensi mHealth dan partisipasi keluarga berencana menunjukkan nilai yang signifikan (p = 0,030). Analisis regresi logistik untuk proporsi tingkat pengetahuan dalam dua kelompok tidak memiliki perbedaan yang signifikan sedangkan partisipasi keluarga berencana menunjukkan perbedaan yang signifikan antara intervensi dan kelompok kontrol dengan OR 1,85 (95% CI = 1,06-3,25)Kesimpulan: Pemanfaatan kesehatan kurang efektif dalam meningkatkan tingkat pengetahuan tetapi menunjukkan bukti yang efektif dalam meningkatkan partisipasi keluarga berencana pada wanita unmet need. Usia menunjukkan bukti yang memengaruhi partisipasi keluarga berencana di antara wanita unmet need.","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122423825","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Background : Laboratory Information System of BBTKLPP Yogyakarta is an effort to present accurate information, timely and in accordance with needed to support the process of management functions and decision making in providing services at BBTKL Yogyakarta. With the implementation of Information System is expected to be able to improve the quality of laboratory services, and support the From the 11 variables studied, it is known that 4 variables have not significant and 7 variables have a significant effect on usage.
{"title":"Penerapan metode case-based reasoning untuk mendiagnosa penyakit gizi buruk","authors":"Muhd Agussyah Harofy, A. Abdullah, S. Samsudin","doi":"10.22146/jisph.32785","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.32785","url":null,"abstract":"Background : Laboratory Information System of BBTKLPP Yogyakarta is an effort to present accurate information, timely and in accordance with needed to support the process of management functions and decision making in providing services at BBTKL Yogyakarta. With the implementation of Information System is expected to be able to improve the quality of laboratory services, and support the From the 11 variables studied, it is known that 4 variables have not significant and 7 variables have a significant effect on usage.","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"10 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133043369","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Disintegrasi data kesehatan masih terjadi tidak hanya di tingkat pusat, melainkan juga di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota, termasuk di dinas kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Disintegrasi data bisa berdampak terhadap kualitas kebijakan kesehatan yang dihasilkan, maka perlu dilakukan integrasi data. WHO menyerukan penggunaan data repository untuk integrasi data. DHIS2 hadir sebagai data repository yang dapat memenuhi kebutuhan daerah dan pusat. Belum pernah dilakukan penelitian terkait integrasi data berbasis program kesehatan di dinas kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya menggunakan aplikasi DHIS2.Tujuan: Mengeksplorasi proses integrasi data berbasis program kesehatan di dinas kesehatan tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta.Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian action research. Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, juga termasuk dinas kesehatan kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2018 - Februari 2019.Hasil: Rangkaian kegiatan integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2 dilaksanakan dengan melibatkan pengelola program kesehatan di masing-masing dinas kesehatan dalam tiga tahapan kegiatan, meliputi: tahapan sosialisasi, pelatihan dan analisis kebutuhan, tahapan pengembangan dan tahapan diseminasi dan evaluasi. Sumber data yang terkumpulkan pada tahapan analisis kebutuhan, sosialisasi dan pelatihan meliputi KIA, Gizi, Surveilans, SDMK, Promkes, Keswa, LB1 dan LB4, Imunisasi, Diare, ISPA dan DBD. Masih ada kendala teknis yang apabila tidak diatasi, maka akan menambah waktu yang diperlukan untuk integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2, yakni tata desain formulir pelaporan rutin belum terstandar. Kendala non-teknis yang utama yakni terkait standarisasi dan regulasi tertulis yang mengatur tentang integrasi data.Kesimpulan: Integrasi data berbasis program kesehatan di Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan melalui strategi berupa pelaksanaan pertemuanpertemuan dalam rangkaian kegiatan integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2. Terdapat kendala-kendala pada pelaksanaan kegiatan integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2 yang dapat dikelompokkan menjadi kendala teknis dan kendala non-teknis. Solusi untuk masing-masing kendala pada pelaksanaan kegiatan integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2 perlu dilakukan. Diperlukan peningkatan atau perbaruan strategi integrasi data yang dapat dilakukan pada siklus selanjutnya. Kata Kunci: Integrasi, Program Kesehatan, DHIS2
{"title":"Integrasi data berbasis program kesehatan di dinas kesehatan daerah istimewa yogyakarta","authors":"N. Saputro","doi":"10.22146/jisph.44495","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.44495","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Disintegrasi data kesehatan masih terjadi tidak hanya di tingkat pusat, melainkan juga di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota, termasuk di dinas kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Disintegrasi data bisa berdampak terhadap kualitas kebijakan kesehatan yang dihasilkan, maka perlu dilakukan integrasi data. WHO menyerukan penggunaan data repository untuk integrasi data. DHIS2 hadir sebagai data repository yang dapat memenuhi kebutuhan daerah dan pusat. Belum pernah dilakukan penelitian terkait integrasi data berbasis program kesehatan di dinas kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya menggunakan aplikasi DHIS2.Tujuan: Mengeksplorasi proses integrasi data berbasis program kesehatan di dinas kesehatan tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta.Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian action research. Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, juga termasuk dinas kesehatan kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2018 - Februari 2019.Hasil: Rangkaian kegiatan integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2 dilaksanakan dengan melibatkan pengelola program kesehatan di masing-masing dinas kesehatan dalam tiga tahapan kegiatan, meliputi: tahapan sosialisasi, pelatihan dan analisis kebutuhan, tahapan pengembangan dan tahapan diseminasi dan evaluasi. Sumber data yang terkumpulkan pada tahapan analisis kebutuhan, sosialisasi dan pelatihan meliputi KIA, Gizi, Surveilans, SDMK, Promkes, Keswa, LB1 dan LB4, Imunisasi, Diare, ISPA dan DBD. Masih ada kendala teknis yang apabila tidak diatasi, maka akan menambah waktu yang diperlukan untuk integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2, yakni tata desain formulir pelaporan rutin belum terstandar. Kendala non-teknis yang utama yakni terkait standarisasi dan regulasi tertulis yang mengatur tentang integrasi data.Kesimpulan: Integrasi data berbasis program kesehatan di Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan melalui strategi berupa pelaksanaan pertemuanpertemuan dalam rangkaian kegiatan integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2. Terdapat kendala-kendala pada pelaksanaan kegiatan integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2 yang dapat dikelompokkan menjadi kendala teknis dan kendala non-teknis. Solusi untuk masing-masing kendala pada pelaksanaan kegiatan integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2 perlu dilakukan. Diperlukan peningkatan atau perbaruan strategi integrasi data yang dapat dilakukan pada siklus selanjutnya. Kata Kunci: Integrasi, Program Kesehatan, DHIS2","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128832898","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Kesehatan jiwa merupakan salah satu komponen penting dalam terwujudnya kualitas hidup bermasyarakat secara utuh. Pencegahan gangguan kesehatan jiwa dapat dilakukan dengan deteksi dini di sarana pelayanan kesehatan primer. Namun, tidak semua sarana pelayanan kesehatan primer mampu menyediakan layanan kesehatan jiwa. Perkembangan teknologi internet yang pesat saat ini dapat menjadi salah satu solusi berupa layanan deteksi dini menggunakan media internet berbasis website. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membangun prototipe deteksi dini kesehatan jiwa yang dapat digunakan masyarakat untuk deteksi kesehatan jiwa dan sebagai media Metode Penelitian: Peneliti mengidentifikasi faktor determinan (man, material, method, machine dan untuk kebutuhan metode penelitian kualitatif. sistem ABSTRACT Background: Mental health is one important component in the realization of the quality of life of society as a whole. The prevention of mental health disorders can be early detection in primary health care facilities. However, not all primary health care facilities are able to provide mental health services. The rapid development of Internet technology today can be a solution in the form of early detection services using internet-based media website. Objective: This study aims to develop a prototype early detection of mental health that can be used for detection of mental health community and media promotion. Methods: Researchers identify determinants (man, material, method, machine and market) to determine the needs of the system using qualitative research methods. The prototype system was developed using the System Development Life Cycle (SDLC) to the stages of planning, analysis, design, and implementation of the system. Results: This research resulted in a prototype website that provides information level overview of mild mental disorder website visitors as a simple portrait of mental health problems of society, media information and education. Conclusion: The prototype can be developed with the addition of online chat features as well as mapping ODMK (People With Mental Health Problems) area-based to support access community mental health services.
{"title":"Pengembangan Situs Web Deteksi Dini Kesehatan Jiwa","authors":"F. Rahmawati","doi":"10.22146/jisph.12265","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.12265","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kesehatan jiwa merupakan salah satu komponen penting dalam terwujudnya kualitas hidup bermasyarakat secara utuh. Pencegahan gangguan kesehatan jiwa dapat dilakukan dengan deteksi dini di sarana pelayanan kesehatan primer. Namun, tidak semua sarana pelayanan kesehatan primer mampu menyediakan layanan kesehatan jiwa. Perkembangan teknologi internet yang pesat saat ini dapat menjadi salah satu solusi berupa layanan deteksi dini menggunakan media internet berbasis website. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membangun prototipe deteksi dini kesehatan jiwa yang dapat digunakan masyarakat untuk deteksi kesehatan jiwa dan sebagai media Metode Penelitian: Peneliti mengidentifikasi faktor determinan (man, material, method, machine dan untuk kebutuhan metode penelitian kualitatif. sistem ABSTRACT Background: Mental health is one important component in the realization of the quality of life of society as a whole. The prevention of mental health disorders can be early detection in primary health care facilities. However, not all primary health care facilities are able to provide mental health services. The rapid development of Internet technology today can be a solution in the form of early detection services using internet-based media website. Objective: This study aims to develop a prototype early detection of mental health that can be used for detection of mental health community and media promotion. Methods: Researchers identify determinants (man, material, method, machine and market) to determine the needs of the system using qualitative research methods. The prototype system was developed using the System Development Life Cycle (SDLC) to the stages of planning, analysis, design, and implementation of the system. Results: This research resulted in a prototype website that provides information level overview of mild mental disorder website visitors as a simple portrait of mental health problems of society, media information and education. Conclusion: The prototype can be developed with the addition of online chat features as well as mapping ODMK (People With Mental Health Problems) area-based to support access community mental health services.","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116455288","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang : RSUD Abepura memiliki lokasi yang strategis di jantung Kota Jayapura, Provinsi Papua dan mempunyai peran yang vital. SIMRS yang berjalan baru dalam tahap implementasi dini, dimana belum semua ruangan menggunakan sistem ini, oleh karena itu evaluasi formatif perlu dilakukan terhadap Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Abepura Jayapura Provinsi Papua. Tujuan : Melakukan evaluasi tentang penerapan SIM RS yang sedang berjalan pada RSUD Abepura Jayapura di Provinsi Papua dengan menggunakan Metode Technology Acceptance Model (TAM) Metode Penelitian : Jenis penelitian ini deskriptif analitik yang bersifat menganalisis dan menyajikan secara sistematik. Subyek dalam penelitian berjumlah 50 orang yang merupakan total populasi. Teknik analisis data dengan SEM menggunakan Stata 13.1. Hasil :. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara perceived ease of use dengan perceived of usefulness yaitu nilai koefisien positif (0.4862), p value 0.000, CI 95% (0.329-0.642), terdapat hubungan positif dan signifikan antara perceived of usefulness dengan attitude toward using yaitu nilai koefisien positif (0.4481), p value 0.010, CI 95% (0.108-0.787), terdapat hubungan positif tetapi tidak signifikan secara statistik antara perceived ease of use dengan attitude toward using, yaitu nilai koefisien positif (0.2211), p value 0.086, CI 95% (-0.031-0.474), terdapat hubungan positif dan signifikan antara attitude toward using dengan actual usage yaitu nilai koefisien positif (0.6849), p value 0.001, CI 95% (0.2781.091. Kesimpulan : Keyakinan bahwa SIMRS dapat diaplikasikan dengan mudah atau tanpa kesulitan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap sikap terhadap penggunaan SIMRS. Hal ini menunjukkan bahwa para pengguna masih merasa kesulitan untuk mamakai SIMRS. Keyakinan bahwa SIMRS dapat diaplikasikan dengan mudah atau tanpa kesulitan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keyakinan bahwa SIMRS akan meningkatkan performa pekerjaan. Pengguna merasa SIMRS dapat memberikan manfaat untuk memudahkan pekerjaan mereka. Keyakinan bahwa SIMRS akan meningkatkan performa pekerjaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap terhadap penggunaan SIMRS. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna berkeinginan untuk menggunakan sistem tersebut. Sikap terhadap penggunaan SIMRS berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan SIMRS secara aktual. Pengguna mengaplikasikan sistem secara aktif setelah merasakan manfaat SIMRS. Background: RSUD Abepura has a strategic location in the heart of Jayapura City, Papua Province and has a vital role. SIMRS that runs in early implementation stage, in which not all rooms use this system, therefore formative evaluation needs to be done to Management Information System in Abepura Jayapura Hospital of Papua Province. Objective: To evaluate the implementation of the ongoing SIM RS in Abepura Jayapura Hospital in Papua Province using Technology Acceptance Model (TAM) Method Research Methods: This research type is desc
背景:RSUD Abepura在巴布亚省的查亚普拉中心有一个战略位置,发挥着重要作用。SIMRS在早期实施的阶段是新的,不是所有房间都使用这个系统,因此需要对巴布亚省的Abepura Jayapura医院管理信息系统进行内部评估。目的:对巴布亚省RSUD Abepura Jayapura上运行的RS SIM卡的应用进行评估,使用技术取景模型(TAM)研究:这类分析性描述性研究具有系统性的分析性。研究对象中有50人是总人口。使用Stata 13.1进行数据分析的技术。结果:。有perceived之间积极和显著减轻之用的perceived usefulness积极系数值(p 0 . 4862),价值万,95% CI(0.329-0.642),有积极而显著perceived of usefulness之间关系的态度用积极的价值系数(0。4481 toward), p value 0.010, 95% CI(0.108-0.787)之间,据统计有显著正相关,但没有perceived放松和态度toward用之用,即正效系数(0.2211),p值086,CI 95%(- 031- 074),即正效系数(0.6849)、p值0.001、CI 95%(0.27.091)之间存在积极和显著的关系。结论:相信SIMRS可以很容易地应用于积极的影响,但对使用SIMRS的态度却不重要。这表明用户仍然觉得很难使用SIMRS。相信症状可以很容易地应用,也可以毫无困难地对症状会改善工作表现产生积极而重要的影响。用户认为SIMRS可以使他们的工作更容易。相信SIMRS将提高工作表现对使用SIMRS的态度产生积极而重要的影响。这表明用户希望使用该系统。对症状的使用态度对实际使用症状有积极和重要的影响。积极应用系统用户后感觉到SIMRS得益不浅。背景:a Abepura县有战略位置在Jayapura之心城,巴布亚省和有一个至关重要的角色。在不是所有房间都使用这个系统的早期实施阶段,需要对在阿贝普拉贾普拉省的阿贝普拉医院管理信息系统作出评估。目标:研究巴布亚省亚伯普拉普拉医院(谭氏)ongoing模拟医院的实际应用(TAM)方法研究方法:该研究类型是描述分析和呈现系统的分析。研究对象是50人。技术分析数据是用Stata number 13.1进行的。论点:。有是积极和浓厚,perceived放松之间关系的过去和perceived usefulness,这是积极的第4862 coefficient价值(0 - 9)p value万,95% CI》(0.329-0.642),那里是积极和usefulness之浓厚,perceived之间关系用哪种是积极态度toward 4481 coefficient of (0 - 9), p value of 0.010, 95% CI》(0.108-0.787),那里是个积极但不是statistically浓厚,perceived放松之间关系和态度toward用之用,这是(0。2211之积极coefficient), p value of 0.086, 95% CI》(-0.031-0.474),那里是一个积极和浓厚,态度和实际usage toward用哪种之间关系是积极coefficient价值》(p 0 . 6849),冰河世纪的价值,95% CI的(0.278-1.091)。结论:认为SIMRS可以很容易地应用,也可以不困难地应用,但对SIMRS的使用影响是积极的。这种炫耀仍然觉得用SIMRS很困难。SIMRS可以很容易地申请,也可以毫不困难地应用于信念,即SIMRS将产生有效的工作表现。乌瑟斯认为西姆斯可以为他们的工作提供福利。SIMRS相信在SIMRS的使用上留下积极而有意义的影响。这个用户愿意使用这个系统的初始化。症状对症状的使用有积极和重要的影响。用户应用系统激活后感受SIMRS的好处。安装
{"title":"Evaluasi simrs menggunakan metode technology acceptance model (tam) pada bagian rawat inap rsud abepura jayapura provinsi papua","authors":"Naomi Frolinda Jober, Drs Agus Harjoko M.Sc.","doi":"10.22146/jisph.31199","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.31199","url":null,"abstract":"Latar Belakang : RSUD Abepura memiliki lokasi yang strategis di jantung Kota Jayapura, Provinsi Papua dan mempunyai peran yang vital. SIMRS yang berjalan baru dalam tahap implementasi dini, dimana belum semua ruangan menggunakan sistem ini, oleh karena itu evaluasi formatif perlu dilakukan terhadap Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Abepura Jayapura Provinsi Papua. Tujuan : Melakukan evaluasi tentang penerapan SIM RS yang sedang berjalan pada RSUD Abepura Jayapura di Provinsi Papua dengan menggunakan Metode Technology Acceptance Model (TAM) Metode Penelitian : Jenis penelitian ini deskriptif analitik yang bersifat menganalisis dan menyajikan secara sistematik. Subyek dalam penelitian berjumlah 50 orang yang merupakan total populasi. Teknik analisis data dengan SEM menggunakan Stata 13.1. Hasil :. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara perceived ease of use dengan perceived of usefulness yaitu nilai koefisien positif (0.4862), p value 0.000, CI 95% (0.329-0.642), terdapat hubungan positif dan signifikan antara perceived of usefulness dengan attitude toward using yaitu nilai koefisien positif (0.4481), p value 0.010, CI 95% (0.108-0.787), terdapat hubungan positif tetapi tidak signifikan secara statistik antara perceived ease of use dengan attitude toward using, yaitu nilai koefisien positif (0.2211), p value 0.086, CI 95% (-0.031-0.474), terdapat hubungan positif dan signifikan antara attitude toward using dengan actual usage yaitu nilai koefisien positif (0.6849), p value 0.001, CI 95% (0.2781.091. Kesimpulan : Keyakinan bahwa SIMRS dapat diaplikasikan dengan mudah atau tanpa kesulitan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap sikap terhadap penggunaan SIMRS. Hal ini menunjukkan bahwa para pengguna masih merasa kesulitan untuk mamakai SIMRS. Keyakinan bahwa SIMRS dapat diaplikasikan dengan mudah atau tanpa kesulitan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keyakinan bahwa SIMRS akan meningkatkan performa pekerjaan. Pengguna merasa SIMRS dapat memberikan manfaat untuk memudahkan pekerjaan mereka. Keyakinan bahwa SIMRS akan meningkatkan performa pekerjaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap terhadap penggunaan SIMRS. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna berkeinginan untuk menggunakan sistem tersebut. Sikap terhadap penggunaan SIMRS berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan SIMRS secara aktual. Pengguna mengaplikasikan sistem secara aktif setelah merasakan manfaat SIMRS. \u0000Background: RSUD Abepura has a strategic location in the heart of Jayapura City, Papua Province and has a vital role. SIMRS that runs in early implementation stage, in which not all rooms use this system, therefore formative evaluation needs to be done to Management Information System in Abepura Jayapura Hospital of Papua Province. Objective: To evaluate the implementation of the ongoing SIM RS in Abepura Jayapura Hospital in Papua Province using Technology Acceptance Model (TAM) Method Research Methods: This research type is desc","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"97 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114600660","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang : Kemajuan dan kemapanan SIK juga dipengaruhi oleh kontribusi dari riset-riset di bidang SIK yang ada. Jurnal menjadi alat pengukur laju pengetahuan secara berkala bersumber hasil riset terbaru, jurnal terbilang sepadan dengan evolusi sains sehingga sering dimanfaatkan sebagai sumber penelitian. Metode bibliometrik terkadang disebut scientometrics, merupakan implementasi analisis kuantitatif maupun statistik terhadap publikasi ilmiah. Sejauh ini, analisis bibliometrik terhadap publikasi ilmiah SIK di Indonesia belum pernah dilakukan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi publikasi ilmiah dan pemetaan topik riset dibidang Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Indonesia yang terindeks di Google Cendekia. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 339 artikel yang dipilih dengan metode total sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis bibliometrik. Hasil: Jenis publikasi ilmiah SIK sebagian besar (63%) dalam bentuk artikel jurnal, publikasi ilmiah SIK mengalami tren peningkatan setiap tahunnya, dan sebagian besar dipublikasikan di jurnal internasional (51%). Penulis yang produktif mempublikasikan karya ilmiah SIK di Indonesia didominasi oleh penulis-penulis yang terafiliasi dengan universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Terdapat 4 tema publikasi (1) mHealth; (2) Telmedicine; (3) SIMRS dan (4) SIMPUS. Kesimpulan: Publikasi ilmiah SIK di Indonesia yang terindeks di pangkalan data Google Cendekia dari tahun 2014-2018 mengalami tren peningkatan setiap tahunnya dengan jumlah publikasi terbanyak pada tahun 2017 untuk kedua jenis publikasi. Tren peningkatan publikasi juga diikuti oleh tren penulis publikasi. Tema publikasi ilmiah SIK di Indonesia secara keseluruhan meliputi bidang mHealth, Telemedicine, Sistem Informasi Rumah Sakit, dan Simpus. Keyword : Publikasi, SIK, Bibliometrik, Keyword Co-Occurence, VoSviewer, Google Cendekia. Background: The progress and reliability of HIS are also influenced by contributions from existing research in the HIS field. Journals are a regular measure of the pace of knowledge sourced from the latest research results, journals are comparable to the evolution of science so they are often used as research sources. Bibliometric methods are sometimes called scientometrics, which are the implementation of quantitative and statistical analyzes of scientific publications. So far, bibliometric analysis of scientific publications of HIS in Indonesia has never been done. Objective: This study aims to identify scientific publications and mapping research topics in the field of Health Information Systems (HIS) indexed in Google Scholar. Methods: The type of research used is descriptive quantitative research. The research sample totaled 339 articles selected by the total sampling method. The data analysis technique used is the bibliometric analysis technique. Results: Most types of HIS
{"title":"Pemetaan topik publikasi sistem informasi kesehatan (sik) di indonesia : analisis bibliometrik","authors":"Masry Madjido","doi":"10.22146/jisph.44122","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.44122","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Kemajuan dan kemapanan SIK juga dipengaruhi oleh kontribusi dari riset-riset di bidang SIK yang ada. Jurnal menjadi alat pengukur laju pengetahuan secara berkala bersumber hasil riset terbaru, jurnal terbilang sepadan dengan evolusi sains sehingga sering dimanfaatkan sebagai sumber penelitian. Metode bibliometrik terkadang disebut scientometrics, merupakan implementasi analisis kuantitatif maupun statistik terhadap publikasi ilmiah. Sejauh ini, analisis bibliometrik terhadap publikasi ilmiah SIK di Indonesia belum pernah dilakukan.\u0000Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi publikasi ilmiah dan pemetaan topik riset dibidang Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Indonesia yang terindeks di Google Cendekia. \u0000Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 339 artikel yang dipilih dengan metode total sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis bibliometrik. \u0000Hasil: Jenis publikasi ilmiah SIK sebagian besar (63%) dalam bentuk artikel jurnal, publikasi ilmiah SIK mengalami tren peningkatan setiap tahunnya, dan sebagian besar dipublikasikan di jurnal internasional (51%). Penulis yang produktif mempublikasikan karya ilmiah SIK di Indonesia didominasi oleh penulis-penulis yang terafiliasi dengan universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Terdapat 4 tema publikasi (1) mHealth; (2) Telmedicine; (3) SIMRS dan (4) SIMPUS.\u0000Kesimpulan: Publikasi ilmiah SIK di Indonesia yang terindeks di pangkalan data Google Cendekia dari tahun 2014-2018 mengalami tren peningkatan setiap tahunnya dengan jumlah publikasi terbanyak pada tahun 2017 untuk kedua jenis publikasi. Tren peningkatan publikasi juga diikuti oleh tren penulis publikasi. Tema publikasi ilmiah SIK di Indonesia secara keseluruhan meliputi bidang mHealth, Telemedicine, Sistem Informasi Rumah Sakit, dan Simpus.\u0000Keyword : Publikasi, SIK, Bibliometrik, Keyword Co-Occurence, VoSviewer, Google Cendekia.\u0000\u0000Background: The progress and reliability of HIS are also influenced by contributions from existing research in the HIS field. Journals are a regular measure of the pace of knowledge sourced from the latest research results, journals are comparable to the evolution of science so they are often used as research sources. Bibliometric methods are sometimes called scientometrics, which are the implementation of quantitative and statistical analyzes of scientific publications. So far, bibliometric analysis of scientific publications of HIS in Indonesia has never been done.\u0000\u0000Objective: This study aims to identify scientific publications and mapping research topics in the field of Health Information Systems (HIS) indexed in Google Scholar.\u0000\u0000Methods: The type of research used is descriptive quantitative research. The research sample totaled 339 articles selected by the total sampling method. The data analysis technique used is the bibliometric analysis technique.\u0000\u0000Results: Most types of HIS ","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133598178","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Fungsi esensial sistem informasi manajemen puskesmas (simpus) di kota yogyakarta","authors":"Bayu Kusuma Dewa Yani","doi":"10.22146/jisph.42014","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.42014","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133083754","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang : Pengisian resume medis yang lengkap menjadi hal yang sangat penting karena di dalam formulir resume medis terdapat informasi diagnosa penyakit dan tindakan yang menjadi dasar untuk menetapkan kode penyakit dan tindakan. Resume medis yang tidak lengkap akan berdampak pada kelancaran proses klaim pasien JKN. Di RSUD Dokter Soedarso Propinsi Kalimantan Barat setiap bulan rata-rata terjadi 35 kasus perbedaan pendapat terkait kode penyakit dan tindakan antara pihak rumah sakit dan BPJS Kesehatan serta resume medis yang tidak lengkap sehingga pada setiap tagihan klaim rumah sakit harus melampirkan fotokopi hasil pemeriksaan penunjang dan laporan operasi. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis kualitas resume medis ( discharge summary ) secara lengkap, akurat dan tepat waktu pada pasien rawat inap JKN. Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD). Hasil : Karakteristik responden dengan rentang usia 22-59 tahun terdiri dari 12 orang perempuan dan 11 orang laki-laki, pendidikan didominasi dokter spesialis (61 %). Hasil penelitian ditemukan kelengkapan pengisian resume medis 48 %. Komponen dalam resume medis yang paling tidak sesuai adalah diagnosa sekunder (63 %) dan tindakan (61 %). Ketepatan waktu pengisian resume medis <=24 jam 71 %. Gambaran kualitas resume medis berdasarkan analisis HOT-FIT dari faktor human : pengetahuan tentang resume medis pada level tahu dan paham, belum sampai pada level aplikasi dan memahami dampaknya. Beban kerja dokter dengan pasien yang banyak menjadi salah satu penyebab rendahnya kualitas resume medis, ditambah tidak adanya reward/punishment sehingga tidak ada dorongan semangat untuk memotivasi pengisian resume medis yang baik. Faktor organisasi : SOP belum disosialisasikan, petunjuk teknis pengisian resume medis sudah tidak relevan dengan formulir resume medis yang saat ini digunakan. Tindak lanjut atas laporan analisis kelengkapan dokumen rekam medis belum ada dan belum ada monitoring/evaluasi khusus terhadap pengisian resume medis. Kebijakan BPJS Kesehatan untuk melampirkan fotokopi hasil pemeriksaan penunjang pada berkas klaim menambah beban anggaran rumah sakit. Faktor teknologi : resume medis masih manual, formulir resume medis yang belum mudah untuk digunakan, ada kolom yang sempit dan ada variabel yang perlu ditambahkan. Kesimpulan : Kualitas resume medis di RSUD Dokter Soedarso Propinsi Kalimantan Barat masih belum lengkap dan akurat. Hal ini disebabkan oleh interaksi yang belum baik pada faktor human , faktor organisasi dan faktor teknologi. Perbaikan melalui teknologi informasi dengan menerapkan rekam medis elektronik diharapkan dapat memudahkan proses pengisian resume medis menjadi lebih lengkap, akurat dan tepat waktu. Kata Kunci : kualitas resume medis, lengkap, akurat, tepat waktu, HOT-FIT
{"title":"Kualitas resume medis (discharge summary) pada pasien rawat inap jkn di rsud dokter soedarso propinsi kalimantan barat","authors":"Ranni Murtiningrum","doi":"10.22146/jisph.45198","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.45198","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Pengisian resume medis yang lengkap menjadi hal yang sangat penting karena di dalam formulir resume medis terdapat informasi diagnosa penyakit dan tindakan yang menjadi dasar untuk menetapkan kode penyakit dan tindakan. Resume medis yang tidak lengkap akan berdampak pada kelancaran proses klaim pasien JKN. Di RSUD Dokter Soedarso Propinsi Kalimantan Barat setiap bulan rata-rata terjadi 35 kasus perbedaan pendapat terkait kode penyakit dan tindakan antara pihak rumah sakit dan BPJS Kesehatan serta resume medis yang tidak lengkap sehingga pada setiap tagihan klaim rumah sakit harus melampirkan fotokopi hasil pemeriksaan penunjang dan laporan operasi. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis kualitas resume medis ( discharge summary ) secara lengkap, akurat dan tepat waktu pada pasien rawat inap JKN. Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD). Hasil : Karakteristik responden dengan rentang usia 22-59 tahun terdiri dari 12 orang perempuan dan 11 orang laki-laki, pendidikan didominasi dokter spesialis (61 %). Hasil penelitian ditemukan kelengkapan pengisian resume medis 48 %. Komponen dalam resume medis yang paling tidak sesuai adalah diagnosa sekunder (63 %) dan tindakan (61 %). Ketepatan waktu pengisian resume medis <=24 jam 71 %. Gambaran kualitas resume medis berdasarkan analisis HOT-FIT dari faktor human : pengetahuan tentang resume medis pada level tahu dan paham, belum sampai pada level aplikasi dan memahami dampaknya. Beban kerja dokter dengan pasien yang banyak menjadi salah satu penyebab rendahnya kualitas resume medis, ditambah tidak adanya reward/punishment sehingga tidak ada dorongan semangat untuk memotivasi pengisian resume medis yang baik. Faktor organisasi : SOP belum disosialisasikan, petunjuk teknis pengisian resume medis sudah tidak relevan dengan formulir resume medis yang saat ini digunakan. Tindak lanjut atas laporan analisis kelengkapan dokumen rekam medis belum ada dan belum ada monitoring/evaluasi khusus terhadap pengisian resume medis. Kebijakan BPJS Kesehatan untuk melampirkan fotokopi hasil pemeriksaan penunjang pada berkas klaim menambah beban anggaran rumah sakit. Faktor teknologi : resume medis masih manual, formulir resume medis yang belum mudah untuk digunakan, ada kolom yang sempit dan ada variabel yang perlu ditambahkan. Kesimpulan : Kualitas resume medis di RSUD Dokter Soedarso Propinsi Kalimantan Barat masih belum lengkap dan akurat. Hal ini disebabkan oleh interaksi yang belum baik pada faktor human , faktor organisasi dan faktor teknologi. Perbaikan melalui teknologi informasi dengan menerapkan rekam medis elektronik diharapkan dapat memudahkan proses pengisian resume medis menjadi lebih lengkap, akurat dan tepat waktu. Kata Kunci : kualitas resume medis, lengkap, akurat, tepat waktu, HOT-FIT","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114683113","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang : Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi. Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi dari penyakit-penyakit menular. Salah satunya vaksin imunisasi campak. Vaksin Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, lalu Campak-2 pada usia 6 tahun. Campak merupakan penyakit infeksi yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus, pada Jurnal Kesehatan Vol 7, No 01, Mei 2019 Page 2 umumnya menyerang anak – anak serta merupakan penyakit endemis di banyak belahan dunia. Virus berdiam dalam sistem pernapasan, sehingga virus menular dengan berbagai cara, misalnya melalui batuk, bersin, atau sentuhan. Karena virus ini menyebar melalui udara, virus ini dapat bertahan hidup di luar tubuh selama 2 jam. Virus ini dapat tetap hidup pada di permukaan, gagang pintu, atau objek apapun dan menginfeksi siapa saja yang menyentuhnya. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk membuat Peta Digital Persebaran Imunisasi Campak pada bayi di Kabupaten Jember Metode : Dengan Menggunakan Aplikasi Web yang pada penelitian ini menggunakan aplikasi web Google Fusion Table dengan data yang diambil dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember yang kemudian dibuat dan dipublikasikan dalam bentuk websit. Hasil : Hasil dari penelitian ini adalah sebuah peta digital yang menampilkan data persebaran imunisasi Campak pada bayi pada setiap kecamatan di kabupaten Jember tahun 2016. Kata Kunci : Peta Digital, Imunisasi, Campak, Google Fusion Table
{"title":"Persebaran imunisasi campak pada bayi di kabupaten jember tahun 2016","authors":"Dita Pratiwi","doi":"10.22146/jisph.46259","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.46259","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi. Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi dari penyakit-penyakit menular. Salah satunya vaksin imunisasi campak. Vaksin Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, lalu Campak-2 pada usia 6 tahun. Campak merupakan penyakit infeksi yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus, pada Jurnal Kesehatan Vol 7, No 01, Mei 2019 Page 2 umumnya menyerang anak – anak serta merupakan penyakit endemis di banyak belahan dunia. Virus berdiam dalam sistem pernapasan, sehingga virus menular dengan berbagai cara, misalnya melalui batuk, bersin, atau sentuhan. Karena virus ini menyebar melalui udara, virus ini dapat bertahan hidup di luar tubuh selama 2 jam. Virus ini dapat tetap hidup pada di permukaan, gagang pintu, atau objek apapun dan menginfeksi siapa saja yang menyentuhnya. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk membuat Peta Digital Persebaran Imunisasi Campak pada bayi di Kabupaten Jember Metode : Dengan Menggunakan Aplikasi Web yang pada penelitian ini menggunakan aplikasi web Google Fusion Table dengan data yang diambil dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember yang kemudian dibuat dan dipublikasikan dalam bentuk websit. Hasil : Hasil dari penelitian ini adalah sebuah peta digital yang menampilkan data persebaran imunisasi Campak pada bayi pada setiap kecamatan di kabupaten Jember tahun 2016. Kata Kunci : Peta Digital, Imunisasi, Campak, Google Fusion Table","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133548227","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar belakang: Pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi kesehatan merupakan salah satu alternatif untuk mendukung efektivitas dan efisiensi kinerja. Sistem informasi manajemen keperawatan (SIMKEP) merupakan paket perangkat lunak yang dibuat dalam rangka memudahkan proses manajemen, proses pengambilan informasi dan mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan. RS Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta sejak tahun 2014 hingga saat ini telah mengimplementasikan SIMKEP di seluruh unit pelayanan keperawatan dan belum pernah dilakukan evaluasi. Tim pengelola SIMKEP menyatakan masih banyak ditemukan data yang tidak lengkap atau kosong, selain itu pada kolom keluhan yang tersedia di web SIMKEP terdapat beberapa perawat yang menuliskan keluhan atau kendala yang dialami pada saat menggunakan SIMKEP. Penerimaan pengguna merupakan kunci utama dalam mengukur keberhasilan sebuah sistem. Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang dianggap paling tepat dalam menjelaskan bagaimana pengguna dapat menerima sebuah sistem yang diimplementasikan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan SIMKEP, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna dalam menggunakan SIMKEP, serta menyusun rekomendasi penyempurnaan dan pengembangan SIMKEP Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode survei dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara untuk melengkapi data dari kuesioner. Sampel penelitian berjumlah 147 perawat yang menggunakan SIMKEP di seluruh unit pelayanan keperawatan. Analisis data menggunakan SEM-PLS dengan dua tahap yaitu outer model dan inner model dengan bantuan software SmartPLS versi 3.0 Hasil: Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap SIMKEP yaitu result demonstrability (RD) terhadap perceived usefulness (PU) dan faktor-faktor yang mempengaruhi perceived ease of use (PEU) antara lain sosial influence (SI), screen design (SD) dan terminology (TM). Sedangkan faktor job relevance (JR) dan output quality (OQ) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perceived usefulness (PU), user training tidak berpengaruh terhadap perceived ease of use (PEU) dan perceived ease of use (PEU) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perceived usefulness (PU). Kesimpulan: Faktor-faktor eksternal merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung keberhasilan penggunaan sistem informasi dan hal tersebut perlu di pertimbangkan oleh pihak Rumah Sakit dan pembuat kebijakan dalam memahami tantangan adopsi serta panduan praktis untuk keberhasilan implementasi sistem informasi.
{"title":"Evaluasi penggunaan sistem informasi manajemen keperawatan di rs jiwa grhasia daerah istimewa yogyakarta","authors":"Fania Sari Kinanti","doi":"10.22146/jisph.43831","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jisph.43831","url":null,"abstract":"Latar belakang: Pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi kesehatan merupakan salah satu alternatif untuk mendukung efektivitas dan efisiensi kinerja. Sistem informasi manajemen keperawatan (SIMKEP) merupakan paket perangkat lunak yang dibuat dalam rangka memudahkan proses manajemen, proses pengambilan informasi dan mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan. RS Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta sejak tahun 2014 hingga saat ini telah mengimplementasikan SIMKEP di seluruh unit pelayanan keperawatan dan belum pernah dilakukan evaluasi. Tim pengelola SIMKEP menyatakan masih banyak ditemukan data yang tidak lengkap atau kosong, selain itu pada kolom keluhan yang tersedia di web SIMKEP terdapat beberapa perawat yang menuliskan keluhan atau kendala yang dialami pada saat menggunakan SIMKEP. Penerimaan pengguna merupakan kunci utama dalam mengukur keberhasilan sebuah sistem. Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang dianggap paling tepat dalam menjelaskan bagaimana pengguna dapat menerima sebuah sistem yang diimplementasikan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan SIMKEP, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna dalam menggunakan SIMKEP, serta menyusun rekomendasi penyempurnaan dan pengembangan SIMKEP Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode survei dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara untuk melengkapi data dari kuesioner. Sampel penelitian berjumlah 147 perawat yang menggunakan SIMKEP di seluruh unit pelayanan keperawatan. Analisis data menggunakan SEM-PLS dengan dua tahap yaitu outer model dan inner model dengan bantuan software SmartPLS versi 3.0 Hasil: Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap SIMKEP yaitu result demonstrability (RD) terhadap perceived usefulness (PU) dan faktor-faktor yang mempengaruhi perceived ease of use (PEU) antara lain sosial influence (SI), screen design (SD) dan terminology (TM). Sedangkan faktor job relevance (JR) dan output quality (OQ) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perceived usefulness (PU), user training tidak berpengaruh terhadap perceived ease of use (PEU) dan perceived ease of use (PEU) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perceived usefulness (PU). Kesimpulan: Faktor-faktor eksternal merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung keberhasilan penggunaan sistem informasi dan hal tersebut perlu di pertimbangkan oleh pihak Rumah Sakit dan pembuat kebijakan dalam memahami tantangan adopsi serta panduan praktis untuk keberhasilan implementasi sistem informasi.","PeriodicalId":365453,"journal":{"name":"Journal of Information Systems for Public Health","volume":"639 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132532838","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}