Penelitian ini bertujuan mengkaji proses rebranding GoGirl! dari majalah konvensional menjadi media hibrida Playzine dan implikasinya pada pengelolaan ruang redaksi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus eksplanatoris Robert K. Yin. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan memilih strategi rebranding menjadi media hibrida Playzine berdasarkan pertimbangan para petinggi GoGirl! yakni Anita Moran, Nina Moran, dan Githa Moran dalam melihat perubahan gaya hidup target khalayak GoGirl!. Proses rebranding terdiri dari empat tahap dimulai dari repositioning melalui perubahan tagline dan bentuk media. Tahap kedua, renaming menjadi Playzine. Tahap ketiga, redesign elemen tangible dan intangible. Tahap terakhir proses rebranding adalah relaunching menggunakan akun media sosial. Rebranding GoGirl! berimplikasi pada pengelolaan ruang redaksi pada aspek penentuan konten, perubahan alur kerja, dan penambahan beban kerja wartawan.
{"title":"Rebranding Majalah Konvensional Gogirl! Menjadi Media Hibrida Playzine Dan Perubahan Manajemen Redaksi","authors":"Fadhila Auliya Widiaputri, Siti Karlinah","doi":"10.24198/jkj.v2i2.21363","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jkj.v2i2.21363","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mengkaji proses rebranding GoGirl! dari majalah konvensional menjadi media hibrida Playzine dan implikasinya pada pengelolaan ruang redaksi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus eksplanatoris Robert K. Yin. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan memilih strategi rebranding menjadi media hibrida Playzine berdasarkan pertimbangan para petinggi GoGirl! yakni Anita Moran, Nina Moran, dan Githa Moran dalam melihat perubahan gaya hidup target khalayak GoGirl!. Proses rebranding terdiri dari empat tahap dimulai dari repositioning melalui perubahan tagline dan bentuk media. Tahap kedua, renaming menjadi Playzine. Tahap ketiga, redesign elemen tangible dan intangible. Tahap terakhir proses rebranding adalah relaunching menggunakan akun media sosial. Rebranding GoGirl! berimplikasi pada pengelolaan ruang redaksi pada aspek penentuan konten, perubahan alur kerja, dan penambahan beban kerja wartawan.","PeriodicalId":365742,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Jurnalisme","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133078288","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnalisme warga memang bisa dikatakan baru jika dibandingkan dengan jurnalisme tradisional. Namun, yang disebut baru bukan berarti baru muncul satu atau dua tahun yang lalu. Setelah dikenal melalui radio, jurnalisme warga berkembang ke ranah televisi sejak dikenalkan oleh melalui video amatir yang ditayangkan pada program berita Metro TV. Saat ini NET TV melalui program NET10 dan platform Netcj.co.id juga mengusung konsep jurnalisme warga yang saling berintegrasi. Walaupun jurnalisme warga memang bukan sesuatu yang baru, tetapi platform netcj.co.id yang menampung hasil liputan jurnalis warga masih terbilang baru. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui pandangan dari jurnalis warga netcj.co.id bagaimana mereka memaknai praktik jurnalisme warga dan peran dari seorang jurnalis warga. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui motif jurnalis warga dalam mengirimkan hasil liputan ke platform netcj.co.id dan bagaimana pengalaman serta cara mereka saat melaksanakan atau memaknai tugas layaknya seorang jurnalis profesional. Ketika menjalankan aktivitas jurnalisme warga secara rutin, para informan memperoleh pengalaman, motif, dan makna jurnalisme warga, sehingga mereka memahami perannya sebagai jurnalis warga.
{"title":"Makna Jurnalisme Warga Bagi Jurnalis Warga Netcj.Co.Id","authors":"M. Iqbal, N. A. Sjafirah","doi":"10.24198/JKJ.V2I2.21364","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/JKJ.V2I2.21364","url":null,"abstract":"Jurnalisme warga memang bisa dikatakan baru jika dibandingkan dengan jurnalisme tradisional. Namun, yang disebut baru bukan berarti baru muncul satu atau dua tahun yang lalu. Setelah dikenal melalui radio, jurnalisme warga berkembang ke ranah televisi sejak dikenalkan oleh melalui video amatir yang ditayangkan pada program berita Metro TV. Saat ini NET TV melalui program NET10 dan platform Netcj.co.id juga mengusung konsep jurnalisme warga yang saling berintegrasi. Walaupun jurnalisme warga memang bukan sesuatu yang baru, tetapi platform netcj.co.id yang menampung hasil liputan jurnalis warga masih terbilang baru. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui pandangan dari jurnalis warga netcj.co.id bagaimana mereka memaknai praktik jurnalisme warga dan peran dari seorang jurnalis warga. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui motif jurnalis warga dalam mengirimkan hasil liputan ke platform netcj.co.id dan bagaimana pengalaman serta cara mereka saat melaksanakan atau memaknai tugas layaknya seorang jurnalis profesional. Ketika menjalankan aktivitas jurnalisme warga secara rutin, para informan memperoleh pengalaman, motif, dan makna jurnalisme warga, sehingga mereka memahami perannya sebagai jurnalis warga.","PeriodicalId":365742,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Jurnalisme","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125530846","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Model monetisasi content creation adalah salah satu cara dalam memperoleh pemasukan yang dilakukan dengan mengemas pesan komersial menjadi konten yang menarik dan dapat dinikmati. VICE Indonesia menjadi salah satu media massa yang menggunakan model monetisasi content creation pada konten komersialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model monetisasi content creation yang dilakukan oleh VICE Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus intrinsik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa VICE Indonesia menerapkan model monetisasi content creation berdasarkan pedoman internal dari VICE New York, mengikuti karakteristik segmentasi milenial, perubahan persepsi perusahaan mitra kerja sama. VICE Indonesia melakukan proses penerapan model monetisasi content creation dalam dua tahapan, yaitu proses penjualan yang terbagi menjadi pre-sales, sales, dan post-sales serta proses produksi konten yang terdiri dari tahapan pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi. Kesepakatan yang terjadi pada proses penjualan mempengaruhi aktivitas yang dilakukan pada proses produksi konten. Keberadaan model monetisasi content creation mengimplikasi aspek jurnalistik berupa usaha VICE Indonesia untuk menyesuaikan prinsip dan etika jurnalistik dan implikasi pada aspek bisnis di mana model monetisasi content creation menjadi sumber pemasukan terbesar VICE Indonesia untuk memenuhi kebutuhan operasional.
{"title":"Penerapan Model MonetisasiContent Creation Pada Vice Indonesia","authors":"Nadia Febriani, Efi Fadilah","doi":"10.24198/JKJ.V2I2.21360","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/JKJ.V2I2.21360","url":null,"abstract":"Model monetisasi content creation adalah salah satu cara dalam memperoleh pemasukan yang dilakukan dengan mengemas pesan komersial menjadi konten yang menarik dan dapat dinikmati. VICE Indonesia menjadi salah satu media massa yang menggunakan model monetisasi content creation pada konten komersialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model monetisasi content creation yang dilakukan oleh VICE Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus intrinsik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa VICE Indonesia menerapkan model monetisasi content creation berdasarkan pedoman internal dari VICE New York, mengikuti karakteristik segmentasi milenial, perubahan persepsi perusahaan mitra kerja sama. VICE Indonesia melakukan proses penerapan model monetisasi content creation dalam dua tahapan, yaitu proses penjualan yang terbagi menjadi pre-sales, sales, dan post-sales serta proses produksi konten yang terdiri dari tahapan pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi. Kesepakatan yang terjadi pada proses penjualan mempengaruhi aktivitas yang dilakukan pada proses produksi konten. Keberadaan model monetisasi content creation mengimplikasi aspek jurnalistik berupa usaha VICE Indonesia untuk menyesuaikan prinsip dan etika jurnalistik dan implikasi pada aspek bisnis di mana model monetisasi content creation menjadi sumber pemasukan terbesar VICE Indonesia untuk memenuhi kebutuhan operasional.","PeriodicalId":365742,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Jurnalisme","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132435063","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian dengan judul Jurnalisme Data dalam Digitalisasi Jurnalisme Investigasi Tempo ini bertujuan untuk mengetahui mengapa dan bagaimana digitalisasi media digunakan dalam jurnalisme data pada kerja jurnalisme investigasi Tempo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus eksplanatoris Robert K. Yin, serta menggunakan teori media baru, teori mediamorfosis, dan konsep jurnalisme data untuk menganalisa penelitian dan mendapatkan tujuan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan Tempo menerapkan jurnalisme data dalam investigasinya guna menegaskan diferensiasi; sejalan dengan visi digitalisasi media yang mereka canangkan, serta agar dapat memaksimalkan hasil akhir konten. Penerapan digitalisasi media dan jurnalisme data tersebut turut berpengaruh pada penyesuaian pola berpikir di jajaran redaksi. Simpulan dari penelitian ini adalah Tempo memiliki visi dalam proses digitalisasi media yang mereka lakukan. Adanya jurnalisme data ternyata sejalan dengan visi digitalisasi Tempo dan ini dipertegas dengan kehadiran aplikasi yang menawarkan ruang kreatif untuk konten investigasi berbasis olahan data. Aplikasi tersebut dapat menjadi penopang Tempo dalam menarik jumlah pembaca generasi milenial demi menunjang keberlangsungan media tersebut.
{"title":"Jurnalisme Data Dalam Digitalisasi Jurnalisme Investigasi Tempo","authors":"Adithya Asprilla, Nunik Maharani","doi":"10.24198/JKJ.V2I2.21362","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/JKJ.V2I2.21362","url":null,"abstract":"Penelitian dengan judul Jurnalisme Data dalam Digitalisasi Jurnalisme Investigasi Tempo ini bertujuan untuk mengetahui mengapa dan bagaimana digitalisasi media digunakan dalam jurnalisme data pada kerja jurnalisme investigasi Tempo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus eksplanatoris Robert K. Yin, serta menggunakan teori media baru, teori mediamorfosis, dan konsep jurnalisme data untuk menganalisa penelitian dan mendapatkan tujuan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan Tempo menerapkan jurnalisme data dalam investigasinya guna menegaskan diferensiasi; sejalan dengan visi digitalisasi media yang mereka canangkan, serta agar dapat memaksimalkan hasil akhir konten. Penerapan digitalisasi media dan jurnalisme data tersebut turut berpengaruh pada penyesuaian pola berpikir di jajaran redaksi. Simpulan dari penelitian ini adalah Tempo memiliki visi dalam proses digitalisasi media yang mereka lakukan. Adanya jurnalisme data ternyata sejalan dengan visi digitalisasi Tempo dan ini dipertegas dengan kehadiran aplikasi yang menawarkan ruang kreatif untuk konten investigasi berbasis olahan data. Aplikasi tersebut dapat menjadi penopang Tempo dalam menarik jumlah pembaca generasi milenial demi menunjang keberlangsungan media tersebut.","PeriodicalId":365742,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Jurnalisme","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127280514","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Meningkatnya konsumsi internet oleh masyarakat Indonesia berdampak pada perubahan pola pemenuhan kebutuhan akan informasi. Kini, masyarakat Indonesia lebih memanfaatkan media online ketika mencari informasi yang dibutuhkan. Hal itu berpengaruh pada penurunan jumlah khalayak yang menggunakan media massa konvensional, termasuk khalayak yang menonton tayangan televisi konvensional. Dengan demikian, Kompas TV membuat sebuah tayangan digital berbasis internet, yaitu “Eksklusif Digital” yang memanfaatkan kanal website kompas.tv dan YouTube untuk menyalurkan kontennya. Penelitian ini menggunakan metode Studi Kasus Intrinsik Robert E. Stake dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, studi dokumen, dan studi pustaka. Hasil penelitian adalah Kompas TV menggunakan website kompas.tv dan YouTube untuk penyaluran konten “Eksklusif Digital”, karena website kompas.tv merupakan platform utama Kompas TV dalam media online dan bertujuan untuk memperkenalkan website kompas.tv kepada khalayak sebagai video portal Kompas TV. Kemudian menggunakan YouTube, karena saat ini YouTube merupakan media sosial yang paling aktif digunakan di Indonesia.
由印尼社会影响日益增长的消费互联网模式的变化满足将信息需求。今天,印尼人在寻找必要的信息时,主要使用在线媒体。这导致传统大众媒体的浏览量下降,包括传统电视节目的浏览者。从而,数字电视节目做了一个基于互联网的指南针,即数字“独家”网站利用运河的指南针。电视和YouTube来播放内容。这项研究使用案例研究方法,罗伯特·E·李(Robert E .木桩和数据收集技术内在采访、观察、研究文件和文献研究。研究结果是指南针电视使用指南针网站。数字电视和YouTube内容分发的“独家”,因为指南针的网站。电视是网络媒体的主要平台,旨在介绍指南针网站。电视对受众作为电子罗盘电视门户。然后用YouTube,因为目前YouTube是印尼最活跃的社交媒体使用。
{"title":"Kebijakan Penggunaan Media Online Website Kompas TV Dan Youtube Untuk Menyalurkan Konten “Eksklusif Digital” Kompas TV","authors":"Finna Prima Handayani, Ika Merdekawati","doi":"10.24198/JKJ.V2I2.21361","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/JKJ.V2I2.21361","url":null,"abstract":"Meningkatnya konsumsi internet oleh masyarakat Indonesia berdampak pada perubahan pola pemenuhan kebutuhan akan informasi. Kini, masyarakat Indonesia lebih memanfaatkan media online ketika mencari informasi yang dibutuhkan. Hal itu berpengaruh pada penurunan jumlah khalayak yang menggunakan media massa konvensional, termasuk khalayak yang menonton tayangan televisi konvensional. Dengan demikian, Kompas TV membuat sebuah tayangan digital berbasis internet, yaitu “Eksklusif Digital” yang memanfaatkan kanal website kompas.tv dan YouTube untuk menyalurkan kontennya. Penelitian ini menggunakan metode Studi Kasus Intrinsik Robert E. Stake dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, studi dokumen, dan studi pustaka. Hasil penelitian adalah Kompas TV menggunakan website kompas.tv dan YouTube untuk penyaluran konten “Eksklusif Digital”, karena website kompas.tv merupakan platform utama Kompas TV dalam media online dan bertujuan untuk memperkenalkan website kompas.tv kepada khalayak sebagai video portal Kompas TV. Kemudian menggunakan YouTube, karena saat ini YouTube merupakan media sosial yang paling aktif digunakan di Indonesia.","PeriodicalId":365742,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Jurnalisme","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130550386","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi film eksploitasi Indonesia dalam film dokumenter Blood, Guts, and Bad Acting: Inside The Indonesia B Movies of 1980s. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan kajian semiotika Roland Barthes untukmengkaji makna denotasi, konotasi, dan mitos, yang terdapat dalam objek penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan film Blood, Guts, and Bad Acting: Inside The Indonesia B Movies of 1980s berusaha menampilkan bahwa pergerakan film eksploitasi Indonesia dilatarbelakangi kondisi ekonomi dan sosial politik Orde Baru. Terutama mengenai aturan ketat sensor film yang saat itu membatasi kebebasan berekspresi para pembuat film.
{"title":"Representasi Pergerakan Film Eksploitasi Indonesia","authors":"Muhammad Rasyid Baihaqi, Ipit Zulfan","doi":"10.24198/jkj.v2i2.21357","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jkj.v2i2.21357","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi film eksploitasi Indonesia dalam film dokumenter Blood, Guts, and Bad Acting: Inside The Indonesia B Movies of 1980s. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan kajian semiotika Roland Barthes untukmengkaji makna denotasi, konotasi, dan mitos, yang terdapat dalam objek penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan film Blood, Guts, and Bad Acting: Inside The Indonesia B Movies of 1980s berusaha menampilkan bahwa pergerakan film eksploitasi Indonesia dilatarbelakangi kondisi ekonomi dan sosial politik Orde Baru. Terutama mengenai aturan ketat sensor film yang saat itu membatasi kebebasan berekspresi para pembuat film.","PeriodicalId":365742,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Jurnalisme","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129762861","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan mendalami bagaimana Radio Republik Indonesia (RRI) mengelola program “RRI 30 Detik” yang melibatkan jurnalis warga ini dengan mengetahui latar belakang pembentukan, strategi pengelolaan, dan evaluasi program. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus ekplanatoris oleh Robert K Yin.Hasilnya menunjukkan “RRI 30 Detik” dikelola oleh orang-orang yang tergabung dalam satu sistem dan bertanggung jawab atas konten kiriman warga yang berasal dari daerah yang sama. Belum dilakukan evaluasi internal terkait program ini dan pengembangan justru dilakukan pada aspek teknologi, bukan perbaikan pada pengelolaan hubungan dengan jurnalis warga. “RRI 30 Detik” gagal berkembang karena kurangnya interaksi, koordinasi, dan monitoring dalam proses pelaksanaan dan pengontrolan program tersebut. Kegagalan itu ditandai dengan tidak tercapainya tujuan utama keberadaan “RRI 30 Detik”, yakni sebagai sarana berekspresi warga.
{"title":"Pola Pengelolaan Redaksi Pada Jurnalisme Warga Di Program “RRI 30 Detik”","authors":"Siti Rohmatulloh, Pandan Yudhapramesti","doi":"10.24198/JKJ.V2I2.21359","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/JKJ.V2I2.21359","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan mendalami bagaimana Radio Republik Indonesia (RRI) mengelola program “RRI 30 Detik” yang melibatkan jurnalis warga ini dengan mengetahui latar belakang pembentukan, strategi pengelolaan, dan evaluasi program. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus ekplanatoris oleh Robert K Yin.Hasilnya menunjukkan “RRI 30 Detik” dikelola oleh orang-orang yang tergabung dalam satu sistem dan bertanggung jawab atas konten kiriman warga yang berasal dari daerah yang sama. Belum dilakukan evaluasi internal terkait program ini dan pengembangan justru dilakukan pada aspek teknologi, bukan perbaikan pada pengelolaan hubungan dengan jurnalis warga. “RRI 30 Detik” gagal berkembang karena kurangnya interaksi, koordinasi, dan monitoring dalam proses pelaksanaan dan pengontrolan program tersebut. Kegagalan itu ditandai dengan tidak tercapainya tujuan utama keberadaan “RRI 30 Detik”, yakni sebagai sarana berekspresi warga.","PeriodicalId":365742,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Jurnalisme","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132437279","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana TV One menciptakan wacana pernikahan sesama jenis dalam program "Debat", "Nikah Sesama Jenis, Manusiawi atau Eksistensi?" episode, 6 Juli 2015. Penelitian dilakukan dengan metode Analisis Wacana Kritis model Norman Fairclough, dengan fokus analisis pada dimensi teks, praktik wacana, dan praktik sosiokultural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat teks, ideologi dari pihak yang kontra menolak wacana pernikahan sesama jenis di Indonesia sangat mendominasi program tersebut, karena mereka mendapat lebih banyak kesempatan untuk berbicara dari tuan rumah daripada yang profesional. Pada tingkat praktik wacana disimpulkan bahwa kebijakan dari tim redaksi TV One yang berlawanan dengan wacana pernikahan sesama jenis mempengaruhi proses produksi dan konsumsi teks. Pada tingkat praktik sosiokultural terungkap bahwa secara umum, masyarakat Indonesia masih sulit menentang wacana pernikahan sesama jenis untuk disetujui dan dilegalkan di negara tersebut.
{"title":"Wacana Pernikahan Sesama Jenis Di Tv One","authors":"Ardiansyah Megah Putra, Siti Karlinah","doi":"10.24198/JKJ.V1I2.21340","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/JKJ.V1I2.21340","url":null,"abstract":"Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana TV One menciptakan wacana pernikahan sesama jenis dalam program \"Debat\", \"Nikah Sesama Jenis, Manusiawi atau Eksistensi?\" episode, 6 Juli 2015. Penelitian dilakukan dengan metode Analisis Wacana Kritis model Norman Fairclough, dengan fokus analisis pada dimensi teks, praktik wacana, dan praktik sosiokultural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat teks, ideologi dari pihak yang kontra menolak wacana pernikahan sesama jenis di Indonesia sangat mendominasi program tersebut, karena mereka mendapat lebih banyak kesempatan untuk berbicara dari tuan rumah daripada yang profesional. Pada tingkat praktik wacana disimpulkan bahwa kebijakan dari tim redaksi TV One yang berlawanan dengan wacana pernikahan sesama jenis mempengaruhi proses produksi dan konsumsi teks. Pada tingkat praktik sosiokultural terungkap bahwa secara umum, masyarakat Indonesia masih sulit menentang wacana pernikahan sesama jenis untuk disetujui dan dilegalkan di negara tersebut.","PeriodicalId":365742,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Jurnalisme","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122349285","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Makalah ini membahas pengetahuan, motif, dan pengalaman wartawan dalam membangun isu-isu lingkungan, dan menafsirkan efek dari masalah lingkungan sebagai berita utama. Subjek penelitian ini adalah lima wartawan Pikiran Rakyat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan studi fenomenologi. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum menjadi jurnalis, informan mendapatkan informasi tentang masalah lingkungan melalui media massa dan pengalaman langsung. Setelah menjadi jurnalis, mereka juga membuat penyesuaian dengan dunia sosial-budaya jurnalisme, seperti informan mereka, jurnalis lain, dan pelaporan lokasi. Pengalaman membuat informan memiliki berbagai motif untuk mengarusutamakan masalah lingkungan. Setelah melakukan penyesuaian dan mendapatkan motif, informan membuat isu lingkungan menjadi berita langsung yang menjadi berita utama oleh editor. Berdasarkan hal tersebut, para informan memiliki makna pada isu-isu lingkungan dalam tajuk utama, antara lain: masalah lingkungan sangat penting, harus dipertanggungjawabkan, masalah lingkungan telah menjadi perhatian utama, kedekatan bernilai tinggi, dan berdampak.
{"title":"Konstruksi Realitas Wartawan Pikiran Rakyat Mengenai Pengarusutamaan Isu Lingkungan","authors":"Dina Aqmarina Yanuary, Gumgum Gumilar","doi":"10.24198/JKJ.V1I2.21341","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/JKJ.V1I2.21341","url":null,"abstract":"Makalah ini membahas pengetahuan, motif, dan pengalaman wartawan dalam membangun isu-isu lingkungan, dan menafsirkan efek dari masalah lingkungan sebagai berita utama. Subjek penelitian ini adalah lima wartawan Pikiran Rakyat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan studi fenomenologi. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum menjadi jurnalis, informan mendapatkan informasi tentang masalah lingkungan melalui media massa dan pengalaman langsung. Setelah menjadi jurnalis, mereka juga membuat penyesuaian dengan dunia sosial-budaya jurnalisme, seperti informan mereka, jurnalis lain, dan pelaporan lokasi. Pengalaman membuat informan memiliki berbagai motif untuk mengarusutamakan masalah lingkungan. Setelah melakukan penyesuaian dan mendapatkan motif, informan membuat isu lingkungan menjadi berita langsung yang menjadi berita utama oleh editor. Berdasarkan hal tersebut, para informan memiliki makna pada isu-isu lingkungan dalam tajuk utama, antara lain: masalah lingkungan sangat penting, harus dipertanggungjawabkan, masalah lingkungan telah menjadi perhatian utama, kedekatan bernilai tinggi, dan berdampak.","PeriodicalId":365742,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Jurnalisme","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134119562","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pendirian Poliklitik.com, mengetahui manajemen strategi media yang dibangun Poliklitik.com dan mengetahui kualitas jurnalistik yang dihasilkan oleh Poliklitik.com. Analisis strategi ini ditinjau dari aspek internal dan eksternal Poliklitik.com dengan menggunakan kerangka strategi manajemen media Sylvia M. Chan – Olmsted. Untuk menguraikannya, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus intrinsik. Hasil penelitian ini menunjukan penggunaan kartun editorial sebagai konten utamadigunakan oleh Poliklitik.com sebagai bentuk praktik jurnalisme alternatif di tengah dominasi media arus utama. Strategi tersebut diformulasikan berdasarkan aspek eksternal, yakni perkembangan teknologi dan informasi, serta aspek internal yang meliputi sumber daya utama selaku kekuatan utama Poliklitik.com. Simpulan penelitian adalah Poliklitik.com lahir sebagai sebuah media alternatif dengan menggunakan konten kartun editorial agar dapat memberi pengaruh kepada anak muda. Sementara untuk kualitas jurnalistik yang dihasilkan oleh Poliklitik.com sudah memperhatikan kaidah-kaidah jurnalistik namun belum cukup kredibel karena menggunakan teknik agregasi dan kurasi.
该研究的目的是了解poliklit.com立场的背景,了解poliklit.com构建的媒体战略管理,了解poliklit.com产生的新闻质量。通过采用媒体管理框架,Sylvia M. Chan——Olmsted,从poliklit.com的内部和外部方面进行分析。为了说明这一点,研究人员采用了一种基于内在案例研究方法的定性研究方法。研究结果表明,在主流媒体主导的环境中,波利特罗利特利网将漫画编写体用作主要内容,并将其作为一种替代新闻实践。该战略是建立在技术和信息发展的外部方面,以及包含关键资源的内部方面。研究的结论是,polyklit.com诞生时是一种替代媒体,使用卡通编辑内容来影响年轻人。虽然从poliklit.com上获得的新闻质量一直在关注新闻规则,但由于使用整合和策划技术,它仍然不够可信。
{"title":"Pengunaan Kartun Editorial oleh Poliklitik.com sebagai Bentuk Praktik Jurnalisme Alternatif","authors":"Muhammad Afandi, Aceng Abdullah","doi":"10.24198/JKJ.V1I2.21338","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/JKJ.V1I2.21338","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pendirian Poliklitik.com, mengetahui manajemen strategi media yang dibangun Poliklitik.com dan mengetahui kualitas jurnalistik yang dihasilkan oleh Poliklitik.com. Analisis strategi ini ditinjau dari aspek internal dan eksternal Poliklitik.com dengan menggunakan kerangka strategi manajemen media Sylvia M. Chan – Olmsted. Untuk menguraikannya, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus intrinsik. Hasil penelitian ini menunjukan penggunaan kartun editorial sebagai konten utamadigunakan oleh Poliklitik.com sebagai bentuk praktik jurnalisme alternatif di tengah dominasi media arus utama. Strategi tersebut diformulasikan berdasarkan aspek eksternal, yakni perkembangan teknologi dan informasi, serta aspek internal yang meliputi sumber daya utama selaku kekuatan utama Poliklitik.com. Simpulan penelitian adalah Poliklitik.com lahir sebagai sebuah media alternatif dengan menggunakan konten kartun editorial agar dapat memberi pengaruh kepada anak muda. Sementara untuk kualitas jurnalistik yang dihasilkan oleh Poliklitik.com sudah memperhatikan kaidah-kaidah jurnalistik namun belum cukup kredibel karena menggunakan teknik agregasi dan kurasi.","PeriodicalId":365742,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Jurnalisme","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115636656","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}