Pub Date : 2022-12-01DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.575
Titin Supriatin, Yani Nurhayani, Ruswati Ruswati, Yani Trihandayani, Marwati Marwati
Baby massage atau pijat bayi merupakan terapi usapan yang halus atau pemijatan pada bayi, ini merupakan stimulasi melalui rangsangan raba pijatan lembut mendekati soft and gentle massage pada permukaan kulit bayi dengan lembut, pada jaringan dan organ tubuh. Sesuai data dari Badan Kesehatan Dunia 2012, menyatakan bahwa terdapat 33% bayi mengalami masalah tidur (WHO, 2012). Sejak janin masih dalam kandungan hingga umur 2 tahun adalah masa penting yang disebut juga dengan golden age, masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, rangsangan atau stimulasi yang tepat sangat dibutuhkan untuk merangsang otak (Depkes RI, 2016). Pijat bayi ini diberikan agar dapat memberikan stimulasi pada sistem saraf dan juga system respiratory serta melancarkan peredaran darah. Pijatan dapat memberikan rangsangan pada hormon di dalam tubuh, yang dapat mempengaruhi sistem kerja tubuh seperti pola tidur dan bisa membantu bayi yang sulit tidur dengan nyenyak. Pijat bayi selain dapat meningkatkan kualitas tidur, juga memperkuat ikatan batin (Hartanti A, 2019). Tujuan kegiatan ini agar dapat mengukur efektivitas baby massage pada kualitas tidur setelah diberikan pijatan pada bayi 0-6 bulan di Lemah abang Rt 001 Rw 001 Dusun 01 Cirebon. Populasi dalam penelitian ini bayi usia 0-6 bulan di RT. 001 Rw. 001 Dusun 01 Lemah Abang Cirebon. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yakni purposive sampel dengan desain penelitian quasi experimental study pretest-posttest one group design. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 30 bayi. Pada nilai kualitas tidur setelah pijat bayi adalah 2,27 dengan standar deviasi 0,740. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,000 maka p < α dimana H0 ditolak, artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas tidur bayi saat belum diberikan terapi pijat dan setelah diberikan terapi pijat bayi. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktik untuk memfasilitasi sarana dan prasarana, khususnya di pelayanan kesehatan, memberikan pendidikan kesehatan terkait efektivitas pijat bayi kepada masyarakat, khususnya ibu dengan bayi usia 0-6 bulan.
婴儿按摩是一种轻柔的按摩或按摩婴儿,是一种通过轻柔靠近婴儿皮肤表面、组织和器官的温柔按摩刺激而刺激的刺激。根据2012年世界卫生组织(world health agency)的数据,33%的婴儿出现了睡眠问题(WHO, 2012)。从胎儿进入子宫到两岁,这是一个被称为黄金时代的重要时刻,对婴儿的成长和发育至关重要,对大脑的适当刺激或刺激是必不可少的(nhs, 2016)。这种婴儿按摩是为了刺激神经系统和呼吸系统,促进血液循环。按摩可以刺激身体内部的荷尔蒙,这些激素会影响身体的工作系统,比如睡眠模式,可以帮助有困难的婴儿入睡。婴儿按摩不仅能提高睡眠质量,还能加强精神联系(Hartanti A, 2019)。这项活动的目的是测试在01村西雷邦幼童Rt 001 Rw 001婴儿按摩后,0-6个月婴儿睡眠质量的有效性。这项研究的种群是6个月大的婴儿,住在01村001 Rw. 001。本研究采用采用实验前研究性研究设计的样本为例。这项研究采集了30个婴儿的样本。婴儿按摩后的睡眠质量值为2.27,为0.740的标准差。统计测试得到了价值p价值万p <α豪拒绝在哪里,就意味着质量之间有显著的影响,婴儿床后并没有给按摩师给婴儿按摩治疗。希望这项研究可以为土地实践提供便利设施和基础设施的输入,特别是在卫生服务中,为社区提供有关婴儿按摩效果的健康教育,特别是母亲和6个月大的婴儿。
{"title":"EFEKTIVITAS PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI USIA 0-6 BULAN DI LEMAHABANG RT 001 RW 001 DUSUN 01 CIREBON 2022","authors":"Titin Supriatin, Yani Nurhayani, Ruswati Ruswati, Yani Trihandayani, Marwati Marwati","doi":"10.34305/jikbh.v13i02.575","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v13i02.575","url":null,"abstract":"Baby massage atau pijat bayi merupakan terapi usapan yang halus atau pemijatan pada bayi, ini merupakan stimulasi melalui rangsangan raba pijatan lembut mendekati soft and gentle massage pada permukaan kulit bayi dengan lembut, pada jaringan dan organ tubuh. Sesuai data dari Badan Kesehatan Dunia 2012, menyatakan bahwa terdapat 33% bayi mengalami masalah tidur (WHO, 2012). Sejak janin masih dalam kandungan hingga umur 2 tahun adalah masa penting yang disebut juga dengan golden age, masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, rangsangan atau stimulasi yang tepat sangat dibutuhkan untuk merangsang otak (Depkes RI, 2016). Pijat bayi ini diberikan agar dapat memberikan stimulasi pada sistem saraf dan juga system respiratory serta melancarkan peredaran darah. Pijatan dapat memberikan rangsangan pada hormon di dalam tubuh, yang dapat mempengaruhi sistem kerja tubuh seperti pola tidur dan bisa membantu bayi yang sulit tidur dengan nyenyak. Pijat bayi selain dapat meningkatkan kualitas tidur, juga memperkuat ikatan batin (Hartanti A, 2019). Tujuan kegiatan ini agar dapat mengukur efektivitas baby massage pada kualitas tidur setelah diberikan pijatan pada bayi 0-6 bulan di Lemah abang Rt 001 Rw 001 Dusun 01 Cirebon. Populasi dalam penelitian ini bayi usia 0-6 bulan di RT. 001 Rw. 001 Dusun 01 Lemah Abang Cirebon. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yakni purposive sampel dengan desain penelitian quasi experimental study pretest-posttest one group design. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 30 bayi. Pada nilai kualitas tidur setelah pijat bayi adalah 2,27 dengan standar deviasi 0,740. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,000 maka p < α dimana H0 ditolak, artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas tidur bayi saat belum diberikan terapi pijat dan setelah diberikan terapi pijat bayi. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktik untuk memfasilitasi sarana dan prasarana, khususnya di pelayanan kesehatan, memberikan pendidikan kesehatan terkait efektivitas pijat bayi kepada masyarakat, khususnya ibu dengan bayi usia 0-6 bulan. ","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129346759","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-01DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.578
M. Khaerudin, Mamlukah Mamlukah, Lely Wahyuniar, Rossi Suparman
Berdasarkan data Kementerian Agama Kabupaten Kuningan, angka kejadian perkawinan di bawah usia 19 tahun atau perkawinan anak tercatat tahun 2020 terdapat 36 kasus, kemudian naik pada tahun 2021 menjadi 74 kasus. Sebesar 24% dari total kasus perkawinan anak di Kabupaten Kuningan terdapat di Kecamatan Cidahu yang merupakan kecamatan dengan penyumbang terbesar kejadian perkawinan anak sebanyak 18 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja di SMA Negeri 1 Cidahu Kabupaten Kuningan tahun 2022. Jenis penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan desain cross sectional (potong lintang). Populasi penelitian ini berjumlah 283 orang dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik disproportionate stratified random sampling sebanyak 166 responden. Instrumen penelitian mengunakan lembar kuesioner tertutup. Sumber data penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat Uji Korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan agama (p = 0,004), pengetahuan kesehatan reproduksi (p = 0,001), pengawasan orang tua (p = 0,001), kegiatan pengisi waktu luang (p = 0,026), tempat tinggal (p = 0,019) dan peran guru konseling (p = 0,012) dengan perilaku seksual pranikah pada remaja. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan terakhir ibu (p = 0,198) dan pendapatan orang tua (p = 0,373) dengan perilaku seksual pranikah pada remaja. Diharapkan remaja dapat meningkatkan pengetahuan tentang dampak seks pranikah dan pemahaman tentang agama serta guru dan orang tua sudah sewajarnya memberikan pengawasan kepadanya agar terhindar dari perilaku seksual pranikah.
{"title":"ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 CIDAHU KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2022","authors":"M. Khaerudin, Mamlukah Mamlukah, Lely Wahyuniar, Rossi Suparman","doi":"10.34305/jikbh.v13i02.578","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v13i02.578","url":null,"abstract":"Berdasarkan data Kementerian Agama Kabupaten Kuningan, angka kejadian perkawinan di bawah usia 19 tahun atau perkawinan anak tercatat tahun 2020 terdapat 36 kasus, kemudian naik pada tahun 2021 menjadi 74 kasus. Sebesar 24% dari total kasus perkawinan anak di Kabupaten Kuningan terdapat di Kecamatan Cidahu yang merupakan kecamatan dengan penyumbang terbesar kejadian perkawinan anak sebanyak 18 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja di SMA Negeri 1 Cidahu Kabupaten Kuningan tahun 2022. Jenis penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan desain cross sectional (potong lintang). Populasi penelitian ini berjumlah 283 orang dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik disproportionate stratified random sampling sebanyak 166 responden. Instrumen penelitian mengunakan lembar kuesioner tertutup. Sumber data penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat Uji Korelasi Rank Spearman. \u0000Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan agama (p = 0,004), pengetahuan kesehatan reproduksi (p = 0,001), pengawasan orang tua (p = 0,001), kegiatan pengisi waktu luang (p = 0,026), tempat tinggal (p = 0,019) dan peran guru konseling (p = 0,012) dengan perilaku seksual pranikah pada remaja. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan terakhir ibu (p = 0,198) dan pendapatan orang tua (p = 0,373) dengan perilaku seksual pranikah pada remaja. Diharapkan remaja dapat meningkatkan pengetahuan tentang dampak seks pranikah dan pemahaman tentang agama serta guru dan orang tua sudah sewajarnya memberikan pengawasan kepadanya agar terhindar dari perilaku seksual pranikah.","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130047139","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-09DOI: 10.34305/jikbh.v13i1.367
Indah Sulistyowati, T. Sukwika
Perkembangan industri yang semakin maju menjadi konsekuensi perusahaan didorong melaksanakan upaya pengendalian risiko yang optimal melalui pemanfaatan alat pelindung diri (APD) yang melindungi pekerja dari bahaya kecelakaan oleh berbagai sebab di tempat kerja. Kendala penerapan APD yaitu menggunakan APD yang tidak lengkap, rendahnya kesadaran dan atensi pada keselamatan dan kesehatan, terbatasnya ketersediaan dari perusahaan atau kurangnya pengawasan perusahaan. Tujuan penelitian menginvestigasi dan menganalisis faktor penyebab kecelakaan kerja yang berkaitan dengan alat pelindung diri menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif, sumber data berasal dari karyawan dan perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah 121 responden dengan menggunakan alat analisis Systematic Cause Analysis Technique (SCAT) dan Partial Least-square (SMART-PLS). Hasil SCAT diketahui informasi kasus-kasus penyebab kecelakan yaitu pekerja alami sakit punggung bagian bawah akibat beban barang, tangan tertusuk kape dan terjepit table lifter/tertusuk antara WIP dan rak aging room, jari tersayat silet/pisau cutter dan terjepit LLDPE/nip roll, kepala terbentur sudut cover exhause, Mata terkena cairan copper dan terkena straping band. Hasil uji statistik p-value> 0.05 pada X3 (ketersediaan) terhadap Y (perilaku) berarti tidak terdapat hubungan signifikan antara ketersediaan terhadap perilaku penggunaan alat pelindung diri, sedangkan hubungan signifikan (<0.05) ditemukan pada X1 (pengetahuan), X2 (sikap) dan X4 (pengawasan) terhadap Y (perilaku) penggunaan alat pelindung diri. Perlu ada kerjasama antara manajemen perusahaan dengan pekerja dalam kedisiplinan pemakaian alat pelindung diri agar terwujudnya lingkungan kerja yang lebih baik.
{"title":"INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA AKIBAT ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN METODE SCAT DAN SMART-PSL","authors":"Indah Sulistyowati, T. Sukwika","doi":"10.34305/jikbh.v13i1.367","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v13i1.367","url":null,"abstract":"Perkembangan industri yang semakin maju menjadi konsekuensi perusahaan didorong melaksanakan upaya pengendalian risiko yang optimal melalui pemanfaatan alat pelindung diri (APD) yang melindungi pekerja dari bahaya kecelakaan oleh berbagai sebab di tempat kerja. Kendala penerapan APD yaitu menggunakan APD yang tidak lengkap, rendahnya kesadaran dan atensi pada keselamatan dan kesehatan, terbatasnya ketersediaan dari perusahaan atau kurangnya pengawasan perusahaan. Tujuan penelitian menginvestigasi dan menganalisis faktor penyebab kecelakaan kerja yang berkaitan dengan alat pelindung diri menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif, sumber data berasal dari karyawan dan perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah 121 responden dengan menggunakan alat analisis Systematic Cause Analysis Technique (SCAT) dan Partial Least-square (SMART-PLS). Hasil SCAT diketahui informasi kasus-kasus penyebab kecelakan yaitu pekerja alami sakit punggung bagian bawah akibat beban barang, tangan tertusuk kape dan terjepit table lifter/tertusuk antara WIP dan rak aging room, jari tersayat silet/pisau cutter dan terjepit LLDPE/nip roll, kepala terbentur sudut cover exhause, Mata terkena cairan copper dan terkena straping band. Hasil uji statistik p-value> 0.05 pada X3 (ketersediaan) terhadap Y (perilaku) berarti tidak terdapat hubungan signifikan antara ketersediaan terhadap perilaku penggunaan alat pelindung diri, sedangkan hubungan signifikan (<0.05) ditemukan pada X1 (pengetahuan), X2 (sikap) dan X4 (pengawasan) terhadap Y (perilaku) penggunaan alat pelindung diri. Perlu ada kerjasama antara manajemen perusahaan dengan pekerja dalam kedisiplinan pemakaian alat pelindung diri agar terwujudnya lingkungan kerja yang lebih baik.","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124964187","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-09DOI: 10.34305/jikbh.v13i1.412
Aditiya Puspanegara
Banyaknya kunjungan pasien di rumah sakit membuat beban kerja perawat meningkat, tidak hanya itu saja tetapi hal tersebut dipengaruhi juga oleh tingkat ketergantungan pasien dan pengalaman kerja perawat sehingga mempengaruhi kualitas asuhan keperawatan. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan pengaruh working period terhadap hubungan self care deficit dengan role stress perawat rspi prof. dr sulianti saroso Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas adalah Self Care Deficit. Variabel terikat adalah Role Stress, dan Working Period sebagai variabel confounding. Jumlah populasi perawat adalah 196, data sampel yang berhasil dikumpulkan pada saat penelitian adalah 36 sampel. Penentuan sampel minimum dengan rumus slovin, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dan pengambilan sub populasi menggunakan proportionate stratified random sampling. Hasil analisis Chi-square untuk variabel Self Care Deficit dengan Role Stress, dengan Working Period sebagai variabel kontrol, tidak ada pengaruh antara Self Care Deficit dengan Role Stress pada Working Period pada kategori perawat yang baru bekerja (0,386). Tetapi sebaliknya ada pengaruh antara Self Care Deficit dengan Role Stress pada Working Period pada kategori perawat yang sudah lama bekerja kurang lebih 3 tahun bekerja di bangsal (0,005). Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Self Care Deficit Dengan Role Stress Perawat, hubungan ini juga dipengaruhi juga oleh lama kerja perawat. Tingkat ketergantungan mempengaruhi tingkat stress kerja perawat terutama pada perawat yang sudah bekerja lebih dari 3 tahun bekerja di rumah sakit. Diharapkan agar pihak manajemen RS membuat supervisi berjenjang khusus untuk perawat agar dapat lebih memahami kelebihan dan kekurangan secara periodik. Selain itu aspek kepuasan kerja, prestasi, penghargaan, dan tanggung jawab pekerjaan harus diperhatikan dan diukur berkala sehingga perawat bekerja dengan perasaan senang, tenang, nyaman sehingga stressnya menurun dan berimplikasi terhadap perbaikan layanan kepada pasien.
{"title":"PENGARUH WORKING PERIOD TERHADAP HUBUNGAN SELF CARE DEFICIT DENGAN ROLE STRESS PERAWAT RSPI PROF. DR SULIANTI SAROSO","authors":"Aditiya Puspanegara","doi":"10.34305/jikbh.v13i1.412","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v13i1.412","url":null,"abstract":"Banyaknya kunjungan pasien di rumah sakit membuat beban kerja perawat meningkat, tidak hanya itu saja tetapi hal tersebut dipengaruhi juga oleh tingkat ketergantungan pasien dan pengalaman kerja perawat sehingga mempengaruhi kualitas asuhan keperawatan. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan pengaruh working period terhadap hubungan self care deficit dengan role stress perawat rspi prof. dr sulianti saroso \u0000Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas adalah Self Care Deficit. Variabel terikat adalah Role Stress, dan Working Period sebagai variabel confounding. Jumlah populasi perawat adalah 196, data sampel yang berhasil dikumpulkan pada saat penelitian adalah 36 sampel. Penentuan sampel minimum dengan rumus slovin, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dan pengambilan sub populasi menggunakan proportionate stratified random sampling. \u0000Hasil analisis Chi-square untuk variabel Self Care Deficit dengan Role Stress, dengan Working Period sebagai variabel kontrol, tidak ada pengaruh antara Self Care Deficit dengan Role Stress pada Working Period pada kategori perawat yang baru bekerja (0,386). Tetapi sebaliknya ada pengaruh antara Self Care Deficit dengan Role Stress pada Working Period pada kategori perawat yang sudah lama bekerja kurang lebih 3 tahun bekerja di bangsal (0,005). \u0000Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Self Care Deficit Dengan Role Stress Perawat, hubungan ini juga dipengaruhi juga oleh lama kerja perawat. Tingkat ketergantungan mempengaruhi tingkat stress kerja perawat terutama pada perawat yang sudah bekerja lebih dari 3 tahun bekerja di rumah sakit. Diharapkan agar pihak manajemen RS membuat supervisi berjenjang khusus untuk perawat agar dapat lebih memahami kelebihan dan kekurangan secara periodik. Selain itu aspek kepuasan kerja, prestasi, penghargaan, dan tanggung jawab pekerjaan harus diperhatikan dan diukur berkala sehingga perawat bekerja dengan perasaan senang, tenang, nyaman sehingga stressnya menurun dan berimplikasi terhadap perbaikan layanan kepada pasien.","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"1979 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131339522","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-09DOI: 10.34305/jikbh.v13i1.438
Atika Dhiah Anggraeni, Arif Hendra Kusuma
Penyakit menular masih menjadi masalah, sehingga menyulitkan pemberantasanya. Vaksin diharapkan dapat mencegah penyakit menular yang dapat dilakukan dalam waktu yang cepat dan memberikan hasil yang efektif. Program imunisasi yang telah pemerintah galakkan bertujuan untuk menjaga kesehatan penduduk pada usia muda terutama bayi di bawah usia dua tahun. Salah satu faktor penguat status imunisasi dasar pada anak adalah adanya dukungan kader posyandu. Kader juga diharapkan mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik terkait imunisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model aplikasi Imunisasi-Q terhadap pengetahuan dan sikap kader posyandu dalam memotivasi orang tua yang mempunyai anak usia 0-9 bulan. Jenis penelitian ini penelitian kuantitatif dengan desain penelitian kuasi eksperimental dengan one group design (pretest-posttest) dan jumlah responden sebanyak 13 kader posyandu. Hasil penelitian Imunisasi-Q lebih berpengaruh dalam peningkatan pengetahuan dan sikap kader posyandu dalam memotivasi orang tua yang mempunyai anak usia 0-9 bulan.
{"title":"PENGARUH MEDIA EDUKASI “IMUNISASI-Q” TERHADAP PENGETAHUAN KADER POSYANDU DALAM MEMOTIVASI ORANG TUA PADA ANAK USIA 0-9 BULAN","authors":"Atika Dhiah Anggraeni, Arif Hendra Kusuma","doi":"10.34305/jikbh.v13i1.438","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v13i1.438","url":null,"abstract":"Penyakit menular masih menjadi masalah, sehingga menyulitkan pemberantasanya. Vaksin diharapkan dapat mencegah penyakit menular yang dapat dilakukan dalam waktu yang cepat dan memberikan hasil yang efektif. Program imunisasi yang telah pemerintah galakkan bertujuan untuk menjaga kesehatan penduduk pada usia muda terutama bayi di bawah usia dua tahun. Salah satu faktor penguat status imunisasi dasar pada anak adalah adanya dukungan kader posyandu. Kader juga diharapkan mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik terkait imunisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model aplikasi Imunisasi-Q terhadap pengetahuan dan sikap kader posyandu dalam memotivasi orang tua yang mempunyai anak usia 0-9 bulan. Jenis penelitian ini penelitian kuantitatif dengan desain penelitian kuasi eksperimental dengan one group design (pretest-posttest) dan jumlah responden sebanyak 13 kader posyandu. Hasil penelitian Imunisasi-Q lebih berpengaruh dalam peningkatan pengetahuan dan sikap kader posyandu dalam memotivasi orang tua yang mempunyai anak usia 0-9 bulan.","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"503 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120976854","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-09DOI: 10.34305/jikbh.v13i1.426
Burhanuddin Basri, Hadi Abdillah
Penyakit Coronavirus 2019 merupakan tipe baru dari virus corona yang tidak hanya berakibat pada badan, pula bisa berakibat sungguh-sungguh pada kesehatan mental warga. Fenomena yang kebanyakan terjadi ketika didapati kinerja suatu Rumah Sakit sudah dikatakan baik sewaktu-waktu bisa terganggu secara langsung maupun tidak langsung oleh sikap perawat yang bekerja di Rumah Sakit. Bentuk dari sikap perawat tersebut yaitu adanya keinginan pindah kerja (turnover) yang dikarenakan oleh beberapa hal, seperti remunerasi, kompensasi yang tidak sesuai, tidak adanya kenyaman lingkungan kerja, tingginya beban kerja, tidak adanya pengembangan karir bagi perawat dan gaya kepemimpinan kepala ruangan yang dinilai kurang baik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan peran remunerasi, kompensasi, kenyamanan lingkungan kerja, beban kerja, pengembangan karir dan gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap keinginan pindah kerja (turnover) perawat. Sampel yang digunakan sebanyak 100 orang perawat. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan rancangan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, survey serta penyebaran kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan regresi logistik (logistic regression). Hasil penelitian ini didapatkan bahwa Remunerasi, Kompensasi, Beban Kerja, Kenyamanan Lingkungan Kerja, dan Gaya Kepemimpinan memiliki hubungan yang signifikan terhadap Keinginan Pindah Kerja (Turnover) Perawat Pada Masa Pandemi COVID-19 di Rumah Sakit Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
{"title":"PERAN REMUNERASI, KOMPENSASI, KENYAMANAN LINGKUNGAN KERJA, BEBAN KERJA, PENGEMBANGAN KARIR DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP KEINGINAN PINDAH KERJA (TURNOVER) PERAWAT PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI RUMAH SAKIT SEKARWANGI KABUPATEN SUKABUMI","authors":"Burhanuddin Basri, Hadi Abdillah","doi":"10.34305/jikbh.v13i1.426","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v13i1.426","url":null,"abstract":"Penyakit Coronavirus 2019 merupakan tipe baru dari virus corona yang tidak hanya berakibat pada badan, pula bisa berakibat sungguh-sungguh pada kesehatan mental warga. Fenomena yang kebanyakan terjadi ketika didapati kinerja suatu Rumah Sakit sudah dikatakan baik sewaktu-waktu bisa terganggu secara langsung maupun tidak langsung oleh sikap perawat yang bekerja di Rumah Sakit. Bentuk dari sikap perawat tersebut yaitu adanya keinginan pindah kerja (turnover) yang dikarenakan oleh beberapa hal, seperti remunerasi, kompensasi yang tidak sesuai, tidak adanya kenyaman lingkungan kerja, tingginya beban kerja, tidak adanya pengembangan karir bagi perawat dan gaya kepemimpinan kepala ruangan yang dinilai kurang baik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan peran remunerasi, kompensasi, kenyamanan lingkungan kerja, beban kerja, pengembangan karir dan gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap keinginan pindah kerja (turnover) perawat. Sampel yang digunakan sebanyak 100 orang perawat. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan rancangan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, survey serta penyebaran kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan regresi logistik (logistic regression). Hasil penelitian ini didapatkan bahwa Remunerasi, Kompensasi, Beban Kerja, Kenyamanan Lingkungan Kerja, dan Gaya Kepemimpinan memiliki hubungan yang signifikan terhadap Keinginan Pindah Kerja (Turnover) Perawat Pada Masa Pandemi COVID-19 di Rumah Sakit Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"159 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121682122","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-09DOI: 10.34305/jikbh.v13i1.408
Wahyu Gito Putro, Nahla Jovial Nisa, Lis Sundari, Mouhamad Bigwanto, Widyastuti Soerojo, Daniel Beltsazar Jacob
Indonesia dikenal di seluruh dunia sebagai ‘Baby Smoker Country’ dan ‘Marlboro Country’ karena merupakan surga bagi industri tembakau untuk mempromosikan produknya, terutama kepada anak-anak. Sebanyak 85% sekolah di Indonesia dikelilingi oleh iklan rokok dan hal ini mempengaruhi perilaku merokok pada anak. Saat ini banyak data yang menunjukkan bahwa anak-anak terpapar iklan rokok, namun belum ada data terkait merek rokok tertentu yang disukai oleh anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang merek yang dikonsumsi oleh anak-anak dan untuk mengetahui hubungan lebih lanjut antara iklan rokok dengan konsumsinya pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan terhadap 533 responden dari berbagai kabupaten dan kota di Indonesia. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari Global Youth Tobacco Survey dan National Youth Tobacco Survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa merek rokok yang paling disukai oleh responden berasal dari merek luar negeri (53,86%) yaitu PT. HM Sampoerna (51%) dan PT. BAT (3%); Iklan rokok yang paling berkesan datang dari merek asing, yaitu PT. HM Sampoerna (40%) dan PT. BAT (10,63%). Analisis statistik lebih lanjut menunjukkan bahwa ada hubungan antara iklan rokok dan merek rokok yang paling disukai anak-anak.
印度尼西亚在世界各地被称为“小烟贩国家”和“万宝路乡村”,因为它是烟草行业推广产品的天堂,尤其是对儿童。印尼85%的学校都被烟草广告包围,这影响了儿童的吸烟行为。今天,许多数据表明,儿童接触过烟草广告,但目前还没有儿童喜欢的特定烟草品牌的数据。本研究旨在概述儿童消费的品牌,并了解香烟广告与儿童消费之间的进一步联系。这是一个多分段设计的定量研究。这项研究针对来自印尼不同地区和城市的533名受访者。这项研究采用的问卷调查改编自全球青年烟草调查和全国青年烟草调查。研究结果表明,受访者最喜欢的香烟品牌来自海外品牌(53.86%),即PT. HM Sampoerna(51%)和PT. BAT (3%);最令人难忘的烟草广告来自一个外国品牌,PT. HM Sampoerna(40%)和PT. BAT(10.63%)。进一步的统计分析表明,香烟广告和孩子们最喜欢的香烟品牌之间存在联系。
{"title":"HUBUNGAN KETERPAPARAN IKLAN ROKOK TERHADAP PREFERENSI MEREK ROKOK YANG DISUKAI ANAK","authors":"Wahyu Gito Putro, Nahla Jovial Nisa, Lis Sundari, Mouhamad Bigwanto, Widyastuti Soerojo, Daniel Beltsazar Jacob","doi":"10.34305/jikbh.v13i1.408","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v13i1.408","url":null,"abstract":"Indonesia dikenal di seluruh dunia sebagai ‘Baby Smoker Country’ dan ‘Marlboro Country’ karena merupakan surga bagi industri tembakau untuk mempromosikan produknya, terutama kepada anak-anak. Sebanyak 85% sekolah di Indonesia dikelilingi oleh iklan rokok dan hal ini mempengaruhi perilaku merokok pada anak. Saat ini banyak data yang menunjukkan bahwa anak-anak terpapar iklan rokok, namun belum ada data terkait merek rokok tertentu yang disukai oleh anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang merek yang dikonsumsi oleh anak-anak dan untuk mengetahui hubungan lebih lanjut antara iklan rokok dengan konsumsinya pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan terhadap 533 responden dari berbagai kabupaten dan kota di Indonesia. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari Global Youth Tobacco Survey dan National Youth Tobacco Survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa merek rokok yang paling disukai oleh responden berasal dari merek luar negeri (53,86%) yaitu PT. HM Sampoerna (51%) dan PT. BAT (3%); Iklan rokok yang paling berkesan datang dari merek asing, yaitu PT. HM Sampoerna (40%) dan PT. BAT (10,63%). Analisis statistik lebih lanjut menunjukkan bahwa ada hubungan antara iklan rokok dan merek rokok yang paling disukai anak-anak.","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"364 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121652155","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
COVID-19 menjadi pandemi global yang memicu kecemasan terutama pada perawat kritis (IGD dan ICU). Perawat IGD berisiko memiliki kecemasan karena menjadi lini pertama penanganan, sedangkan perawat ICU merawat pasien COVID yang berada di bawah ventilasi mekanis dan memerlukan prosedur invasif seperti suction yang meningkatkan risiko penularan COVID-19. Pengetahuan menjadi dasar perawat melakukan tindakan yang aman dan tepat bagi pasien dan perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan yang terjadi pada perawat kritis. Metode yang digunakan analitik korelasional dengan rancangan cross sectional. Sampel pada penelitian adalah perawat di ruang ICU dan IGD di Rumah Sakit Kabupaten Kuningan Sebanyak 103 perawat yang diambil secara total sampling. Kuesioner tentang pengetahuan COVID-19 dan Hamilton Anxiety Rating Scale menjadi instrumen dalam penelitian ini. Data dianalisis dengan somer’s d gamma. Hasil analisis univariat menunjukkan sebagian besar pengetahuan perawat tentang COVID-19 dalam kategori baik sebanyak 97 orang (94,2%) dengan catatan perlu adanya peningkatan pengetahuan tentang etiologi dan proses transmisi COVID-19, dan memiliki tingkat kecemasan pada kategori tidak ada kecemasan yaitu sebanyak 78 orang (75,7%). Hasil uji statistik didapatkan nilai ρ-value 0,026 dan nilai r = -0,665. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan yang dialami oleh perawat kritis yang ada di Rumah Sakit Kabupaten Kuningan. Perawat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang COVID-19 guna memiliki mekanisme koping adaptif selama pandemi.
COVID-19成为引发焦虑的全球性流行病,尤其是在关键(急诊室和重症监护室护士)。急诊室护士在治疗过程中有焦虑的危险,而重症监护室护士照顾的是COVID患者,他们在机械通风系统下,需要诸如感染等侵入性手术,从而增加了传播COVID-19的风险。基本知识成为护士对病人安全的行为,和一名护士。本研究的目的是分析智力与挑剔护士焦虑水平之间的关系。使用的方法分析korelasional分段设计的交叉。研究样本包括ICU病房的护士和金管区医院的急诊室,共有103名护士进行了完整的抽样。知识问卷COVID-19和汉密尔顿焦虑规模的收视率成为这个仪器的研究中。数据是由somer的d伽玛分析的。因式分析的结果显示大部分护士COVID-19好一类知识共有97人(94,2%)需要增加病因学的知识记录和传输过程COVID-19焦虑,焦虑水平类别没有共有78人(75,7%)。统计测试得到价值ρ-value r = -0,665 0.026和价值。在黄铜区医院,知识和焦虑程度之间存在联系。护士有望增加COVID-19知识以流行病期间有适应性应对机制。
{"title":"HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT CRITICAL CARE (IGD DAN ICU) TENTANG COVID-19 DI RS KABUPATEN KUNINGAN","authors":"Moch. Didik Nugraha, Yanny Trisyanni Wahyuni, Ristina Mirwanti","doi":"10.34305/jikbh.v13i1.406","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v13i1.406","url":null,"abstract":"COVID-19 menjadi pandemi global yang memicu kecemasan terutama pada perawat kritis (IGD dan ICU). Perawat IGD berisiko memiliki kecemasan karena menjadi lini pertama penanganan, sedangkan perawat ICU merawat pasien COVID yang berada di bawah ventilasi mekanis dan memerlukan prosedur invasif seperti suction yang meningkatkan risiko penularan COVID-19. Pengetahuan menjadi dasar perawat melakukan tindakan yang aman dan tepat bagi pasien dan perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan yang terjadi pada perawat kritis. Metode yang digunakan analitik korelasional dengan rancangan cross sectional. Sampel pada penelitian adalah perawat di ruang ICU dan IGD di Rumah Sakit Kabupaten Kuningan Sebanyak 103 perawat yang diambil secara total sampling. Kuesioner tentang pengetahuan COVID-19 dan Hamilton Anxiety Rating Scale menjadi instrumen dalam penelitian ini. Data dianalisis dengan somer’s d gamma. Hasil analisis univariat menunjukkan sebagian besar pengetahuan perawat tentang COVID-19 dalam kategori baik sebanyak 97 orang (94,2%) dengan catatan perlu adanya peningkatan pengetahuan tentang etiologi dan proses transmisi COVID-19, dan memiliki tingkat kecemasan pada kategori tidak ada kecemasan yaitu sebanyak 78 orang (75,7%). Hasil uji statistik didapatkan nilai ρ-value 0,026 dan nilai r = -0,665. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan yang dialami oleh perawat kritis yang ada di Rumah Sakit Kabupaten Kuningan. Perawat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang COVID-19 guna memiliki mekanisme koping adaptif selama pandemi.","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"89 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115071475","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-09DOI: 10.34305/jikbh.v13i1.393
Muhamad Agus Teguh Herlambang, Suci Fitriana Pramudya Wardani, Asih Yuliawati
Pengelolaan sumber daya manusia secara profesional mampu mewujudkan keseimbangan antara kebutuhan karyawan dengan kemampuan organisasi. Upaya pengelolaan sumber daya dilakukan guna meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja adalah hasil dan perilaku kerja yang diperoleh dengan cara menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dalam jangka waktu tertentu. Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lingkungan kerja, motivasi, disiplin kerja kemampuan, dan kepemimpinan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor lingkungan kerja karyawan CV. Pilar Perkasa Mandiri terhadap kinerja. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode analisis regresi linier sederhana dan juga menggunakan uji-t. penelitian ini dilakukan di CV. Pilar Perkasa Mandiri. Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh karyawan pada perusahaan tersebut atau total sampling. Hasil uji statistik diperoleh hasil bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan CV. Pilar Perkasa Mandiri. Dengan adanya upaya peningkatan kondisi lingkungan kerja perusahaan yang sudah cukup baik, diharapkan mampu menghasilkan peningkatan kinerja karyawan. Sehingga diperoleh peningkatan produktivitas perusahaan CV. Pilar Perkasa Mandiri.
{"title":"PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. PILAR PERKASA MANDIRI","authors":"Muhamad Agus Teguh Herlambang, Suci Fitriana Pramudya Wardani, Asih Yuliawati","doi":"10.34305/jikbh.v13i1.393","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v13i1.393","url":null,"abstract":"Pengelolaan sumber daya manusia secara profesional mampu mewujudkan keseimbangan antara kebutuhan karyawan dengan kemampuan organisasi. Upaya pengelolaan sumber daya dilakukan guna meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja adalah hasil dan perilaku kerja yang diperoleh dengan cara menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dalam jangka waktu tertentu. Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lingkungan kerja, motivasi, disiplin kerja kemampuan, dan kepemimpinan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor lingkungan kerja karyawan CV. Pilar Perkasa Mandiri terhadap kinerja. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode analisis regresi linier sederhana dan juga menggunakan uji-t. penelitian ini dilakukan di CV. Pilar Perkasa Mandiri. Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh karyawan pada perusahaan tersebut atau total sampling. Hasil uji statistik diperoleh hasil bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan CV. Pilar Perkasa Mandiri. Dengan adanya upaya peningkatan kondisi lingkungan kerja perusahaan yang sudah cukup baik, diharapkan mampu menghasilkan peningkatan kinerja karyawan. Sehingga diperoleh peningkatan produktivitas perusahaan CV. Pilar Perkasa Mandiri.","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"05 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128303970","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-09DOI: 10.34305/jikbh.v13i1.401
Sri Idayani, Nivia Putri
Penyakit kecacingan merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan menjangkiti banyak manusia di seluruh dunia. Cacing jarang menimbulkan penyakit serius tetapi dapat menyebabkan gangguan kesehatan kronis yang berhubungan dengan faktor ekonomis. Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan cacing golongan nematoda usus yang menginfeksi manusia yang menelan telurnya melalui rute fekal oral. Transmisi telur cacing ke manusia bisa terjadi dari tanah yang mengandung telur cacing. Pada kuku yang kotor sering terselip telur cacing. Kebersihan kuku yang tidak diperhatikan menjadi penyebab terjadinya infeksi kecacingan yaitu sebanyak 89.5% disebabkan karena dibawah kuku yang panjang dan kotor terdapat banyak bakteri dan bibit penyakit yang menyebabkan penyebaran infeksi termasuk cacing. Penelitian ini merupakan jenis deskriptif dengan jumlah responden sebanyak 17 anak usia 6-12 tahun. Identifikasi telur cacing Soil Transmitted Helminths (STH) pada kuku anak usia 6-12 tahun menggunakan metode apung (flotation method). Penelitian ini memberikan hasil bahwa semua sampel kuku anak usia 6-12 tahun tidak ditemukan adanya telur Soil Transmitted Helminths (STH). Sebagian besar anak usia 6-12 tahun sudah memiliki personal hygiene baik dan cukup. Hasil tersebut diperoleh dari hasil wawancara yang meliputi kebiasaan memotong kuku, mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum dan setelah makan serta bermain dan menggunakan alas kaki. Berdasarkan hasil identifikasi telur cacing pada seluruh sampel kuku anak usia 6-12 tahun diperoleh hasil negatif tidak ditemukan adanya telur Soil Transmitted Helminths (STH).
{"title":"IDENTIFIKASI TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA KUKU ANAK","authors":"Sri Idayani, Nivia Putri","doi":"10.34305/jikbh.v13i1.401","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v13i1.401","url":null,"abstract":"Penyakit kecacingan merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan menjangkiti banyak manusia di seluruh dunia. Cacing jarang menimbulkan penyakit serius tetapi dapat menyebabkan gangguan kesehatan kronis yang berhubungan dengan faktor ekonomis. Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan cacing golongan nematoda usus yang menginfeksi manusia yang menelan telurnya melalui rute fekal oral. Transmisi telur cacing ke manusia bisa terjadi dari tanah yang mengandung telur cacing. Pada kuku yang kotor sering terselip telur cacing. Kebersihan kuku yang tidak diperhatikan menjadi penyebab terjadinya infeksi kecacingan yaitu sebanyak 89.5% disebabkan karena dibawah kuku yang panjang dan kotor terdapat banyak bakteri dan bibit penyakit yang menyebabkan penyebaran infeksi termasuk cacing. Penelitian ini merupakan jenis deskriptif dengan jumlah responden sebanyak 17 anak usia 6-12 tahun. Identifikasi telur cacing Soil Transmitted Helminths (STH) pada kuku anak usia 6-12 tahun menggunakan metode apung (flotation method). Penelitian ini memberikan hasil bahwa semua sampel kuku anak usia 6-12 tahun tidak ditemukan adanya telur Soil Transmitted Helminths (STH). Sebagian besar anak usia 6-12 tahun sudah memiliki personal hygiene baik dan cukup. Hasil tersebut diperoleh dari hasil wawancara yang meliputi kebiasaan memotong kuku, mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum dan setelah makan serta bermain dan menggunakan alas kaki. Berdasarkan hasil identifikasi telur cacing pada seluruh sampel kuku anak usia 6-12 tahun diperoleh hasil negatif tidak ditemukan adanya telur Soil Transmitted Helminths (STH). ","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"486 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132753123","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}