Pub Date : 2023-12-01DOI: 10.34305/jikbh.v14i02.775
Frendy Fernando Pitoy, R. Mandias, Lea Andy Shintya, Kenny Julisa Manawan
ABSTRAK Latar Belakang: Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik yang menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi. Salah satu cara untuk menangani penyakit DM adalah dengan melakukan diit yang ketat. Kepatuhan menjalankan diit DM bukanlah hal yang mudah, hal ini membutuhkan usaha dan komitmen untuk dapat konsisten menjalankannya. Dukungan dari keluarga merupakan suatu kontribusi nyata dari lingkungan yang sangat berperan aktif dalam mempengaruhi penderita DM agar dapat patuh menjalankan diit. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan menjalankan diit pada pasien DM di wilayah kerja Puskesmas Ratahan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 94 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner Dukungan Keluarga dan Kuesioner Kepatuhan Diit DM Hasil: Ditemukan bahwa sebagian besar responden masuk dalam kategori dukungan keluarga baik dengan jumlah 67 (71,3%) responden dan memiliki kepatuhan diit DM dalam kategori patuh dengan jumlah 59 (62,8%) responden. Lebih lanjut, hasil analisis bivariat menggunakan rumus Spearman’s rho menunjukan nilai p=0,271. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan kepatuhan menjalankan diit DM di wilayah kerja Puskesmas Ratahan. Saran: Direkomendasikan kepada penderita DM untuk dapat mengatur jumlah, jenis, dan jadwal makan agar dapat sesuai dengan ketentuan diit yang baik, terlebih disarankan untuk mengurangi jenis makanan yang berminyak seperti santan dan gorengan. Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kepatuhan Diit, Diabetes Melitus
{"title":"Dukungan Keluarga Dan Kepatuhan Menjalankan Diit Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Ratahan","authors":"Frendy Fernando Pitoy, R. Mandias, Lea Andy Shintya, Kenny Julisa Manawan","doi":"10.34305/jikbh.v14i02.775","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v14i02.775","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Latar Belakang: Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik yang menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi. Salah satu cara untuk menangani penyakit DM adalah dengan melakukan diit yang ketat. Kepatuhan menjalankan diit DM bukanlah hal yang mudah, hal ini membutuhkan usaha dan komitmen untuk dapat konsisten menjalankannya. Dukungan dari keluarga merupakan suatu kontribusi nyata dari lingkungan yang sangat berperan aktif dalam mempengaruhi penderita DM agar dapat patuh menjalankan diit. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan menjalankan diit pada pasien DM di wilayah kerja Puskesmas Ratahan. \u0000Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 94 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner Dukungan Keluarga dan Kuesioner Kepatuhan Diit DM \u0000Hasil: Ditemukan bahwa sebagian besar responden masuk dalam kategori dukungan keluarga baik dengan jumlah 67 (71,3%) responden dan memiliki kepatuhan diit DM dalam kategori patuh dengan jumlah 59 (62,8%) responden. Lebih lanjut, hasil analisis bivariat menggunakan rumus Spearman’s rho menunjukan nilai p=0,271. \u0000Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan kepatuhan menjalankan diit DM di wilayah kerja Puskesmas Ratahan. \u0000Saran: Direkomendasikan kepada penderita DM untuk dapat mengatur jumlah, jenis, dan jadwal makan agar dapat sesuai dengan ketentuan diit yang baik, terlebih disarankan untuk mengurangi jenis makanan yang berminyak seperti santan dan gorengan. \u0000Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Kepatuhan Diit, Diabetes Melitus","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"146 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138621728","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-01DOI: 10.34305/jikbh.v14i02.769
Lela Kania Rahsa Puji, Fenita Purnama Sari Indah, N. Ismaya, Nur Hasanah
Latar Belakang: Pengendalian penyakit HIV/AIDS adalah salah satu masalah yang belum tuntas. Selain itu, ODHA dapat dipengaruhi oleh berbagai penyakit progresif, seperti infeksi oportunistik. jumlah infeksi HIV di Indonesia sebesar 46.659 kasus dengan kasus AIDS sebanyak 10.190 kasus. Terapi penanggulangan AIDS pada pencegahan kematian salah satunya dengan mengurangi infeksi oportunistik (IO). IO dapat menyebabkan kematian > 90% (6-9). Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Studi ini merupakan preeksperimen dengan desain satu kelompok preeksperimen-posteksperimen. Analisis data menggunakan Uji Paired Test dan Uji Wilcoxon untuk mencari hubungan antar variabel. Quota Sampling 30 ODHA yang terdaftar di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan dengan teknik accidental sampling. Hasil: persepsi ancaman, persepsi kerentanan, dan persepsi kepercayaan diri terdapat perbedaan antara hasil pre test dan hasil post test dengan nilai p value <0,05. Sedangkan untuk persepsi keseriusan, persepsi keuntungan, persepsi hambatan, dan sikap pencegahan terhadap infeksi oportunistik tidak ada perbedaan yang signifikan dengan nilai p value >0,05. Kesimpulan: Metode Implementasi Sains dalam pencegahan infeksi oportunistik pada ODHA memberikan kefektivitasan untuk menurunkan persepsi ancaman, kerentanan, hambatan dan meningkatkan persepsi keseriusan, keuntungan, kepercayaan diri dan sikap pencegahan.
{"title":"Analisis strategi implementasi sains untuk pengembangan sistem informasi kesehatan dalam pencegahan infeksi opportunistik pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA)","authors":"Lela Kania Rahsa Puji, Fenita Purnama Sari Indah, N. Ismaya, Nur Hasanah","doi":"10.34305/jikbh.v14i02.769","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v14i02.769","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Pengendalian penyakit HIV/AIDS adalah salah satu masalah yang belum tuntas. Selain itu, ODHA dapat dipengaruhi oleh berbagai penyakit progresif, seperti infeksi oportunistik. jumlah infeksi HIV di Indonesia sebesar 46.659 kasus dengan kasus AIDS sebanyak 10.190 kasus. Terapi penanggulangan AIDS pada pencegahan kematian salah satunya dengan mengurangi infeksi oportunistik (IO). IO dapat menyebabkan kematian > 90% (6-9).\u0000Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Studi ini merupakan preeksperimen dengan desain satu kelompok preeksperimen-posteksperimen. Analisis data menggunakan Uji Paired Test dan Uji Wilcoxon untuk mencari hubungan antar variabel. Quota Sampling 30 ODHA yang terdaftar di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan dengan teknik accidental sampling.\u0000Hasil: persepsi ancaman, persepsi kerentanan, dan persepsi kepercayaan diri terdapat perbedaan antara hasil pre test dan hasil post test dengan nilai p value <0,05. Sedangkan untuk persepsi keseriusan, persepsi keuntungan, persepsi hambatan, dan sikap pencegahan terhadap infeksi oportunistik tidak ada perbedaan yang signifikan dengan nilai p value >0,05.\u0000Kesimpulan: Metode Implementasi Sains dalam pencegahan infeksi oportunistik pada ODHA memberikan kefektivitasan untuk menurunkan persepsi ancaman, kerentanan, hambatan dan meningkatkan persepsi keseriusan, keuntungan, kepercayaan diri dan sikap pencegahan.","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"23 22","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138624286","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Tuntutan kerja yang tinggi pada disertai dengan waktu kerja yang panjang dapat menimbulkan kelelahan secara fisik dan emosional pada perawat. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan sosial terutama dari rekan kerja. Hal tersebut didasari oleh pemahaman bahwa semua perawat bekerja dalam satu tim, tidak ada yang bekerja secara individual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh dari masing-masing bentuk dukungan sosial rekan kerja terhadap burnout pada perawat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif non-eksperimental dengan desain penelitian Causal Comparative Research. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebanyak 35 perawat aktif. Teknik yang digunakan untuk pengujian data menggunakan metode regresi linier sederhana Hasil: Terdapat pengaruh negatif Emotional Support terhadap Burnout pada perawat dengan nilai kontribusi efektif sebasar 26.8%. Terdapat pengaruh negatif Tangible Support terhadap Burnout pada perawat dengan nilai kontribusi efektif sebesar 28%. Terdapat pengaruh negatif Informational Support terhadap Burnout pada perawat dengan nilai kontribusi efektif sebesar 28.9%. Terdapat pengaruh negatif Companionship Support terhadap Burnout pada perawat dengan nilai kontribusi efektif sebesar 59.2%. Kesimpulan: Seluruh bentuk Social Support memiliki pengaruh terhadap Burnout, namun dari keempat bentuk dukungan sosial, bentuk Companionship Support merupakan bentuk yang paling berkontribusi diantara ketiga bentuk lainnya. Saran: Pihak instansi bisa memberikan penyuluhan mengenai manajemen kelelahan dalam berkerja terutama bagi para perawat. Selain itu, jika memungkinkan lakukan acara kebersamaan secara rutin, agar kekeluargaan dalam organisasi semakin terbentuk, karena jika dilihat dari setiap bentuk Social Support, Companionship lah yang paling besar kontribusinya.
{"title":"PERAN DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA TERHADAP BURNOUT PADA PERAWAT","authors":"Afini Freudwi Asri, Chagi Mauluddy, Shinta Febrina","doi":"10.34305/jikbh.v14i02.790","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v14i02.790","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Tuntutan kerja yang tinggi pada disertai dengan waktu kerja yang panjang dapat menimbulkan kelelahan secara fisik dan emosional pada perawat. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan sosial terutama dari rekan kerja. Hal tersebut didasari oleh pemahaman bahwa semua perawat bekerja dalam satu tim, tidak ada yang bekerja secara individual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh dari masing-masing bentuk dukungan sosial rekan kerja terhadap burnout pada perawat. \u0000Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif non-eksperimental dengan desain penelitian Causal Comparative Research. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebanyak 35 perawat aktif. Teknik yang digunakan untuk pengujian data menggunakan metode regresi linier sederhana \u0000Hasil: Terdapat pengaruh negatif Emotional Support terhadap Burnout pada perawat dengan nilai kontribusi efektif sebasar 26.8%. Terdapat pengaruh negatif Tangible Support terhadap Burnout pada perawat dengan nilai kontribusi efektif sebesar 28%. Terdapat pengaruh negatif Informational Support terhadap Burnout pada perawat dengan nilai kontribusi efektif sebesar 28.9%. Terdapat pengaruh negatif Companionship Support terhadap Burnout pada perawat dengan nilai kontribusi efektif sebesar 59.2%. \u0000Kesimpulan: Seluruh bentuk Social Support memiliki pengaruh terhadap Burnout, namun dari keempat bentuk dukungan sosial, bentuk Companionship Support merupakan bentuk yang paling berkontribusi diantara ketiga bentuk lainnya. \u0000Saran: Pihak instansi bisa memberikan penyuluhan mengenai manajemen kelelahan dalam berkerja terutama bagi para perawat. Selain itu, jika memungkinkan lakukan acara kebersamaan secara rutin, agar kekeluargaan dalam organisasi semakin terbentuk, karena jika dilihat dari setiap bentuk Social Support, Companionship lah yang paling besar kontribusinya.","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"122 48","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138608071","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-01DOI: 10.34305/jikbh.v14i02.853
Siti Saleha, N. Nurhidayati
Anemia dapat dialami oleh individu di setiap kelompok umur, namun anak-anak dan wanita usia subur merupakan kelompok yang paling rentan. Dampak yang ditimbulkan dari anemia tidak hanya pada kesehatan saja, namun juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik, serta menghambat perkembangan kognitif pada anak-anak usia sekolah. WHO memperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia menderita anemia, dan sebagian besar di antaranya berasal dari negara berkembang. Anemia dapat dialami oleh individu di setiap kelompok umur, namun anak-anak dan wanita usia subur merupakan kelompok yang paling rentan. Anemia menyebabkan penderitanya mengalami kelelahan, letih, dan lesu sehingga akam berdampak pada kreativitas dan produktivitasnya. Selain itu anemia juga meningkatkan kerentanan penyakit pada saat dewasa serta akan melahirkan generasi yang bermasalah terkait hal gizi. Menurut Riskesdas tahun 2018, angka kejadian anemia di Indonesia sebesar 32%, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi dipengaruhi dari kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktivitas fisik. Untuk itu kesehatan dan status gizi pad remaja harus dipersiapkan sejak dini, sehingga prediksi Indonesia mendapatkan bonus demografi pada tahun 2030 mendatang dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif dan berdaya saing. Oleh karena itu tujuan penelitian ini dilakukan untuk memberikan solusi dalam pencegahan dan penanganan anemia pada remaja dan usia. Metode analisis menggunakan pendekatan penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain crosssectional. Responden merupakan mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Almuslim yang dipilih berdasarkan teknik pengambilan sampel secara non-random (consecutive sampling) dengan Jumlah responden dalam penilitian ini sebanyak 50 mahasiswa yang merupakan mahasiswa aktif prodi kebidanan Fakultas Kesehatan. Hasil penelitian: Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa nilai p value adalah 0,033, jika nilai p<0,05 berarti bahwa terdapat hubungan bermakna antara status anemia dengan status gizi (IMT) pada mahasiswa fakultas kesehatan, dan terdapat hubungan bermakna antara status anemia dengan indeks prestasi mahasiswa (IPK) pada mahasiswa fakultas kesehatan.
{"title":"ANALISIS KEJADIAN ANEMIA TERHADAP STATUS GIZI DAN KAITANNYA DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS ALMUSLIM","authors":"Siti Saleha, N. Nurhidayati","doi":"10.34305/jikbh.v14i02.853","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v14i02.853","url":null,"abstract":"Anemia dapat dialami oleh individu di setiap kelompok umur, namun anak-anak dan wanita usia subur merupakan kelompok yang paling rentan. Dampak yang ditimbulkan dari anemia tidak hanya pada kesehatan saja, namun juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik, serta menghambat perkembangan kognitif pada anak-anak usia sekolah. WHO memperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia menderita anemia, dan sebagian besar di antaranya berasal dari negara berkembang. Anemia dapat dialami oleh individu di setiap kelompok umur, namun anak-anak dan wanita usia subur merupakan kelompok yang paling rentan. Anemia menyebabkan penderitanya mengalami kelelahan, letih, dan lesu sehingga akam berdampak pada kreativitas dan produktivitasnya. Selain itu anemia juga meningkatkan kerentanan penyakit pada saat dewasa serta akan melahirkan generasi yang bermasalah terkait hal gizi. Menurut Riskesdas tahun 2018, angka kejadian anemia di Indonesia sebesar 32%, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Hal tersebut dipengaruhi dipengaruhi dari kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktivitas fisik. Untuk itu kesehatan dan status gizi pad remaja harus dipersiapkan sejak dini, sehingga prediksi Indonesia mendapatkan bonus demografi pada tahun 2030 mendatang dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif dan berdaya saing. Oleh karena itu tujuan penelitian ini dilakukan untuk memberikan solusi dalam pencegahan dan penanganan anemia pada remaja dan usia. Metode analisis menggunakan pendekatan penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain crosssectional. Responden merupakan mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Almuslim yang dipilih berdasarkan teknik pengambilan sampel secara non-random (consecutive sampling) dengan Jumlah responden dalam penilitian ini sebanyak 50 mahasiswa yang merupakan mahasiswa aktif prodi kebidanan Fakultas Kesehatan. Hasil penelitian: Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa nilai p value adalah 0,033, jika nilai p<0,05 berarti bahwa terdapat hubungan bermakna antara status anemia dengan status gizi (IMT) pada mahasiswa fakultas kesehatan, dan terdapat hubungan bermakna antara status anemia dengan indeks prestasi mahasiswa (IPK) pada mahasiswa fakultas kesehatan. \u0000 ","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":" 45","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138614098","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-01DOI: 10.34305/jikbh.v14i02.796
Yoseph Segapangamianu, S. Sugiyanto, Normila Normila
Latar Belakang: Edukasi gizi bertujuan untuk mengurangi masalah gizi yang ditargetkan pada pengetahuan dan sikap ibu balita yang berkaitan dengan pertumbuhan balita serta dengan pemenuhan gizi. Upaya yang perlu dilakukan yaitu dengan melaksanankan kegiatan pendidikan kesehatan untuk mendorong perilaku hidup sehat, salah satunya dengan memberikan edukasi menggunakan media booklet. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh edukasi gizi melalui media booklet terhadap pengetahuan dan sikap ibu balita di Posyandu Suka Maju Desa Kandui Kecamatan Gunung Timang. Metode: Desain penelitan yang digunakan Quasi Eksperimen dengan desain penelitian menggunakan One Group Pretest-Postest. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita sebanyak 25 orang, pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Hasil: Sampel sebagian besar berusia 22-33 tahun, 36 % tamat SMA/sederajat, dan 76% sebagai ibu rumah tangga. Untuk balita 52 % berusia 19-36 bulan dan 56% berjenis kelamin laki-laki. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Mc-Nemar. Kesimpulan: Ada pengaruh edukasi menggunakan booklet terhadap pengetahuan dan sikap ibu balita dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
{"title":"Pengaruh edukasi terhadap pengetahuan dan sikap ibu balita tentang PHBS di Posyandu Suka Maju Desa Kandui Kecamatan Gunung Timang","authors":"Yoseph Segapangamianu, S. Sugiyanto, Normila Normila","doi":"10.34305/jikbh.v14i02.796","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v14i02.796","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Edukasi gizi bertujuan untuk mengurangi masalah gizi yang ditargetkan pada pengetahuan dan sikap ibu balita yang berkaitan dengan pertumbuhan balita serta dengan pemenuhan gizi. Upaya yang perlu dilakukan yaitu dengan melaksanankan kegiatan pendidikan kesehatan untuk mendorong perilaku hidup sehat, salah satunya dengan memberikan edukasi menggunakan media booklet. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh edukasi gizi melalui media booklet terhadap pengetahuan dan sikap ibu balita di Posyandu Suka Maju Desa Kandui Kecamatan Gunung Timang.\u0000Metode: Desain penelitan yang digunakan Quasi Eksperimen dengan desain penelitian menggunakan One Group Pretest-Postest. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita sebanyak 25 orang, pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling.\u0000Hasil: Sampel sebagian besar berusia 22-33 tahun, 36 % tamat SMA/sederajat, dan 76% sebagai ibu rumah tangga. Untuk balita 52 % berusia 19-36 bulan dan 56% berjenis kelamin laki-laki. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Mc-Nemar.\u0000Kesimpulan: Ada pengaruh edukasi menggunakan booklet terhadap pengetahuan dan sikap ibu balita dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"115 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138623295","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-01DOI: 10.34305/jikbh.v14i02.834
Khairul Imam, Muhammad Untung, Marselina Labai Lajau
Latar Belakang: Kelincahan berkaitan dengan gerak tubuh merubah posisi secara singkat dan cepat dengan tetap seimbang. Kemampuan didukung oleh komponen fisik seperti kekuatan otot tungkai dan kecepatan. Kombinasi dari kemampuan biomotorik ini sangat diperlukan khusunya pada olahraga yang mengandalkan kecepatan, kelincahan, dan ketepatan seperti bulutangkis. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional, menggunakan rancangan penelitian analitik cross sectional yaitu pengukuran dan observasi dilakukan sekali dengan teknik total sampling. Populasi adalah seluruh anggota Persatuan Bulutangkis Metla Raya di Ngemplak, Sleman, sebanyak 16 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen Back Leg Dynamometer, pengukuran kecepatan menggunakan lari jarak 30 meter, dan pengukuran kelincahan menggunakan instrumen pengukuran Illinois Agility Test. Hasil: Hasil penelitian Menunjukkan kondisi kekuatan otot tungkai Sebagian besar tergolong kurang sekali (56,25%), kondisi kecepatan sebagian besar tergolong sedang (50%), dan kondisi keincahan Sebagian besar tergolong rata-rata(37,5%). Uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kelincagan (p-value 0,02<0,05), dan terdapat hubungan kecepatan dengan kelincahan (p-value 0,034<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan kekuatan otot tungkai dengan kelincagan dan terdapat hubungan kecepatan dengan kelincahan pada anggota persatuan bulutangkis di Ngemplak, Sleman. Saran: Penelitian selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar dalam mengembangkan penelitian terkait kelincahan dengan lebih mendalam, dengan komponen biomotorik lebih beragam, serta jumlah responden yang lebih besar
{"title":"Hubungan Kekuatan Otot Tungkai dan Kecepatan Terhadap Kelincahan pada Anggota Persatuan Bulutangkis Di Ngemplak, Sleman","authors":"Khairul Imam, Muhammad Untung, Marselina Labai Lajau","doi":"10.34305/jikbh.v14i02.834","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v14i02.834","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kelincahan berkaitan dengan gerak tubuh merubah posisi secara singkat dan cepat dengan tetap seimbang. Kemampuan didukung oleh komponen fisik seperti kekuatan otot tungkai dan kecepatan. Kombinasi dari kemampuan biomotorik ini sangat diperlukan khusunya pada olahraga yang mengandalkan kecepatan, kelincahan, dan ketepatan seperti bulutangkis. \u0000Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional, menggunakan rancangan penelitian analitik cross sectional yaitu pengukuran dan observasi dilakukan sekali dengan teknik total sampling. Populasi adalah seluruh anggota Persatuan Bulutangkis Metla Raya di Ngemplak, Sleman, sebanyak 16 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen Back Leg Dynamometer, pengukuran kecepatan menggunakan lari jarak 30 meter, dan pengukuran kelincahan menggunakan instrumen pengukuran Illinois Agility Test. \u0000Hasil: Hasil penelitian Menunjukkan kondisi kekuatan otot tungkai Sebagian besar tergolong kurang sekali (56,25%), kondisi kecepatan sebagian besar tergolong sedang (50%), dan kondisi keincahan Sebagian besar tergolong rata-rata(37,5%). Uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kelincagan (p-value 0,02<0,05), dan terdapat hubungan kecepatan dengan kelincahan (p-value 0,034<0,05). \u0000Kesimpulan: Terdapat hubungan kekuatan otot tungkai dengan kelincagan dan terdapat hubungan kecepatan dengan kelincahan pada anggota persatuan bulutangkis di Ngemplak, Sleman. \u0000Saran: Penelitian selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar dalam mengembangkan penelitian terkait kelincahan dengan lebih mendalam, dengan komponen biomotorik lebih beragam, serta jumlah responden yang lebih besar","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":" 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138609796","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-01DOI: 10.34305/jikbh.v14i02.788
Norma Farizah Fahmi, Dwi Aprilia Anggraini
Latar Belakang: Ibu hamil cenderung mengalami gangguan keputihan. Keputihan pada ibu hamil disebabkan oleh jamur . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui infeksi Candida albicans pada urine ibu hamil masa pandemi covid-19. Candida albicans yaitu salah satu jamur polimorfik yang dapat tumbuh baik pada tubuh manusia, individu dengan Candida albicans yang sudah menyebar banyak pada organ di sebut kandidiasis. Jamur ini berperan sebagai mikroorganisme dalam tubuh manusia serta dapat di temukan dalam traktus intertinal kulit dan traktus gonore urineria. Keseimbangan flora normal tergantung dari berbagai faktor predisposisi yang dapat meningkatkan jumlah populasi sehinga dapat menimbulkan penyakit yang di sebut kandidiasis. Kandidiasis adalah penyakit infeksi primer atau skunder yang disebabkan oleh jamur genus Candida albicans. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya jamur Candida albicans pada urine ibu hamil, jenis penelitian ini adalah deskriptif untuk melihat gambaran Candida Albicans pada urine ibu hamil. Hasil: Jumlah subjek 20 Responden dengan 7 responden positif jamur Candida alicans.
{"title":"Isolasi Candida albicans pada Urine Ibu Hamil dengan Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) Masa Pandemi Covid-19","authors":"Norma Farizah Fahmi, Dwi Aprilia Anggraini","doi":"10.34305/jikbh.v14i02.788","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v14i02.788","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Ibu hamil cenderung mengalami gangguan keputihan. Keputihan pada ibu hamil disebabkan oleh jamur . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui infeksi Candida albicans pada urine ibu hamil masa pandemi covid-19. Candida albicans yaitu salah satu jamur polimorfik yang dapat tumbuh baik pada tubuh manusia, individu dengan Candida albicans yang sudah menyebar banyak pada organ di sebut kandidiasis. Jamur ini berperan sebagai mikroorganisme dalam tubuh manusia serta dapat di temukan dalam traktus intertinal kulit dan traktus gonore urineria. Keseimbangan flora normal tergantung dari berbagai faktor predisposisi yang dapat meningkatkan jumlah populasi sehinga dapat menimbulkan penyakit yang di sebut kandidiasis. Kandidiasis adalah penyakit infeksi primer atau skunder yang disebabkan oleh jamur genus Candida albicans. \u0000Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya jamur Candida albicans pada urine ibu hamil, jenis penelitian ini adalah deskriptif untuk melihat gambaran Candida Albicans pada urine ibu hamil. \u0000Hasil: Jumlah subjek 20 Responden dengan 7 responden positif jamur Candida alicans.","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":" 88","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138614107","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-01DOI: 10.34305/jikbh.v14i02.850
Susianto Susianto, Dwi Nastiti Iswarawanti, Mamlukah Mamlukah, M. Khaerudin, D. Mahendra
Latar Belakang: Stunting pada balita dapat menjadi predisposisi terjadinya masalah-masalah kesehatan lain hingga dewasa. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa prevalensi balita stunting pada tahun 2022 sebanyak 149,2 juta atau sebesar 22% balita yang mengalami stunting. Salah satu program prioritas pembangunan kesehatan dalam periode tahun 2020-2024 adalah penurunan prevalensi stunting. Asupan zat gizi pada balita sangat penting dalam mendukung pertumbuhan sesuai dengan grafik pertumbuhannya agar tidak terjadi gagal tumbuh (growth faltering) yang dapat menyebabkan stunting. 43,2% balita di Indonesia mengalami defisit energi dan 31,9% balita mengalami defisit protein. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan tambahan nuget tempe terhadap peningkatan BB dan TB pada balita 24-59 bulan di Desa Karangmuncang Kecamatan Cigandamekar Kabupaten Kuningan. Metode: penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi eksperimental dengan desain pre-test and post-test control group. Pemilihan sampel menggunakan metode Consequtive Sampling. Sampel penelitian adalah balita 24-59 bulan di Desa Karangmuncang Kecamatan Cigandamekar Kabupaten Kuningan yang memenuhi kriteri inklusi. Jumlah sampel sebanyak 60 balita, 30 orang untuk kelompok intervensi dan 30 orang kelompok kontrol. Bentuk intervensi penelitan yaitu pemberian bahan makanan nuget tempe pada balita yang mengalami stunting. Kelompok kontrol balita hanya mendapatkan pelayanan kesehatan balita dari tenaga kesehatan setempat. Bentuk intervensinya yaitu kelompok intervensi diberikan nuget tempe selama 1 bulan setiap hari, jumlahnya yaitu 50 gram (balita > 12 bulan). Nuget tempe disiapkan setiap hari oleh peneliti dan diantarkan kerumah masing-masing sampel untuk dikonsumsi dan dimonitor jumlah yang tersisa karena tidak dikonsumsi. Hasil: Diperoleh nilai p value = 0,000 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan TB balita antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa pemberian makanan tambahan nuget tempe. Untuk koefisien korelasinya didapatkan nilai positif dan nilai positif 0,998 untuk TB yang berarti korelasinya sangat kuat. Kesimpulan: Terdapat Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Nuget tempe Terhadap BB dan TB Pada Balita Stunting. Saran: : Pemberian PMT Modifikasi berbasis kearifan lokal dalam hal ini nuget tempe dapat menjadi alternatif program penanggulangan stunting dan gizi kurang.
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN NUGET TEMPE SEBAGAI PANGAN LOKAL TERHADAP BERAT BADAN DAN TINGGI BADAN BALITA STUNTING","authors":"Susianto Susianto, Dwi Nastiti Iswarawanti, Mamlukah Mamlukah, M. Khaerudin, D. Mahendra","doi":"10.34305/jikbh.v14i02.850","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v14i02.850","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Stunting pada balita dapat menjadi predisposisi terjadinya masalah-masalah kesehatan lain hingga dewasa. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa prevalensi balita stunting pada tahun 2022 sebanyak 149,2 juta atau sebesar 22% balita yang mengalami stunting. Salah satu program prioritas pembangunan kesehatan dalam periode tahun 2020-2024 adalah penurunan prevalensi stunting. Asupan zat gizi pada balita sangat penting dalam mendukung pertumbuhan sesuai dengan grafik pertumbuhannya agar tidak terjadi gagal tumbuh (growth faltering) yang dapat menyebabkan stunting. 43,2% balita di Indonesia mengalami defisit energi dan 31,9% balita mengalami defisit protein. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan tambahan nuget tempe terhadap peningkatan BB dan TB pada balita 24-59 bulan di Desa Karangmuncang Kecamatan Cigandamekar Kabupaten Kuningan. \u0000Metode: penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi eksperimental dengan desain pre-test and post-test control group. Pemilihan sampel menggunakan metode Consequtive Sampling. Sampel penelitian adalah balita 24-59 bulan di Desa Karangmuncang Kecamatan Cigandamekar Kabupaten Kuningan yang memenuhi kriteri inklusi. Jumlah sampel sebanyak 60 balita, 30 orang untuk kelompok intervensi dan 30 orang kelompok kontrol. Bentuk intervensi penelitan yaitu pemberian bahan makanan nuget tempe pada balita yang mengalami stunting. Kelompok kontrol balita hanya mendapatkan pelayanan kesehatan balita dari tenaga kesehatan setempat. Bentuk intervensinya yaitu kelompok intervensi diberikan nuget tempe selama 1 bulan setiap hari, jumlahnya yaitu 50 gram (balita > 12 bulan). Nuget tempe disiapkan setiap hari oleh peneliti dan diantarkan kerumah masing-masing sampel untuk dikonsumsi dan dimonitor jumlah yang tersisa karena tidak dikonsumsi. \u0000Hasil: Diperoleh nilai p value = 0,000 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan TB balita antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa pemberian makanan tambahan nuget tempe. Untuk koefisien korelasinya didapatkan nilai positif dan nilai positif 0,998 untuk TB yang berarti korelasinya sangat kuat. \u0000Kesimpulan: Terdapat Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Nuget tempe Terhadap BB dan TB Pada Balita Stunting. \u0000Saran: : Pemberian PMT Modifikasi berbasis kearifan lokal dalam hal ini nuget tempe dapat menjadi alternatif program penanggulangan stunting dan gizi kurang.","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":" 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138620051","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-01DOI: 10.34305/jikbh.v14i02.848
R. Fitria, Suci Pramadita, Ulli Kadaria
Latar Belakang: Hal yang dapat dilakukan untuk menghindari suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi risiko dan penilaian risiko. Penilaian risiko dapat dilakukan dengan menggunakan PERMEN PUPR No. 10 Tahun 2021 untuk acuan dalam mengidentifikasi serta menganalisis nilai risiko yang terjadi. Metode: Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Penilaian terhadap risiko mengacu pada Peraturan Menteri PUPR No. 10 Tahun 2021. Hasil: Penyebaran kuesioner terhadap 46 responden menunjukkan bahwa pada pada pekerjaan struktur terdapat 5 risiko dengan tingkat rendah dan 1 risiko dengan tingkat sedang, dengan nilai terendah yaitu 2,21 dan tertinggi yaitu 5,04. Sedangkan pada pekerjaan pondasi menunjukkan terdapat 5 risiko dengan tingkat risiko rendah dan 1 tingkat risiko sedang, dengan nilai terendah yaitu 2,13 dan tertinggi yaitu 5,43. Kesimpulan: Pekerjaan struktur dan pekerjaan pondasi dalam Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum memiliki 6 risiko. Pada pekerjaan struktur dan pondasi memiliki 5 risiko tingkat rendah dan 1 risiko tingkat sedang. Pengendalian yang dapat dilakukan terhadap risiko yang terjadi secara keseluruhan adalah dengan cara melakukan pengawasan dengan sebaik mungkin, memberi rambu pada tempat yang membutuhkan, melakukan safety talk sebelum dilakukan pekerjaan, menggunakan Alat Pelindung Diri yang sesuai, tepat serta lengkap. Saran: : Pekerja lapangan diberi bimbingan mengenai metode kerja yang baik. Melakukan pelatihan khususnya terkait pentingnya Kesehatan dan Keselamatan kerja serta pentingnya Alat Pelindung Diri agar para pekerja dapat lebih waspada.
{"title":"Penilaian Risiko Pekerjaan Struktur dan Pondasi pada Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum menggunakan PERMEN PUPR No. 10 Tahun 2021","authors":"R. Fitria, Suci Pramadita, Ulli Kadaria","doi":"10.34305/jikbh.v14i02.848","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v14i02.848","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Hal yang dapat dilakukan untuk menghindari suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi risiko dan penilaian risiko. Penilaian risiko dapat dilakukan dengan menggunakan PERMEN PUPR No. 10 Tahun 2021 untuk acuan dalam mengidentifikasi serta menganalisis nilai risiko yang terjadi. \u0000Metode: Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Penilaian terhadap risiko mengacu pada Peraturan Menteri PUPR No. 10 Tahun 2021. \u0000Hasil: Penyebaran kuesioner terhadap 46 responden menunjukkan bahwa pada pada pekerjaan struktur terdapat 5 risiko dengan tingkat rendah dan 1 risiko dengan tingkat sedang, dengan nilai terendah yaitu 2,21 dan tertinggi yaitu 5,04. Sedangkan pada pekerjaan pondasi menunjukkan terdapat 5 risiko dengan tingkat risiko rendah dan 1 tingkat risiko sedang, dengan nilai terendah yaitu 2,13 dan tertinggi yaitu 5,43. \u0000 Kesimpulan: Pekerjaan struktur dan pekerjaan pondasi dalam Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum memiliki 6 risiko. Pada pekerjaan struktur dan pondasi memiliki 5 risiko tingkat rendah dan 1 risiko tingkat sedang. Pengendalian yang dapat dilakukan terhadap risiko yang terjadi secara keseluruhan adalah dengan cara melakukan pengawasan dengan sebaik mungkin, memberi rambu pada tempat yang membutuhkan, melakukan safety talk sebelum dilakukan pekerjaan, menggunakan Alat Pelindung Diri yang sesuai, tepat serta lengkap. \u0000Saran: : Pekerja lapangan diberi bimbingan mengenai metode kerja yang baik. Melakukan pelatihan khususnya terkait pentingnya Kesehatan dan Keselamatan kerja serta pentingnya Alat Pelindung Diri agar para pekerja dapat lebih waspada.","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"40 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138626742","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-01DOI: 10.34305/jikbh.v14i02.923
Ali Budiarto, Lely Wahyuniar, Mamlukah Mamlukah, Rossi Suparman
Angka kepuasan kerja rata-rata dunia hanya 72%. Angka capaian kepuasan kinerja pegawai Puskesmas di Jawa Tengah sebesar 58,1% pada 2021 kemudian meningkat menjadi 61,8% pada 2022. Angka capaian kepuasan kinerja pegawai Puskesmas di Kabupaten Brebes sebesar 53,6% pada 2021 kemudian meningkat menjadi 64,2% pada 2022. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepuasan kinerja karyawan Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas Bumiayu Kabupaten Brebes tahun 2023. Jenis penelitian ini analitik deskriptif dengan desain cross sectional (potong lintang). Populasi penelitian ini berjumlah 68 orang dan pengambilan sampel dengan teknik total sampling sebanyak 68 orang. Instrumen penelitian ini mengunakan lembar kuesioner tertutup. Sumber data penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat (Rank Spearman) dan analisis multivariat menggunakan Regresi Logistik. Hasil menunjukan terdapat hubungan antara interaksi sosial (p = 0,039), disiplin kerja (p = 0,028), gaya kepemimpinan (p = 0,040), lingkungan kerja (p = 0,047), pengembangan karir (p = 0,0028) dan penghasilan (p = 0,000) dengan kepuasan kinerja karyawan. Terdapat hubungan antara enam variabel dengan kepuasan kinerja karyawan meliputi interaksi sosial, disiplin kerja, gaya kepemimpinan, lingkungan kerja, pengembangan karir dan penghasilan. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan kinerja karyawan yaitu penghasilan dengan OR 5,117. Diharapkan dapat memonitoring dan memberikan evaluasi terhadap kepegawaian dan penilaian kinerja secara rutin sebagai dasar pemberian reward bagi karyawan yang berkinerja baik.
{"title":"ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN KINERJA KARYAWAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS BUMIAYU KABUPATEN BREBES TAHUN 2023","authors":"Ali Budiarto, Lely Wahyuniar, Mamlukah Mamlukah, Rossi Suparman","doi":"10.34305/jikbh.v14i02.923","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jikbh.v14i02.923","url":null,"abstract":"Angka kepuasan kerja rata-rata dunia hanya 72%. Angka capaian kepuasan kinerja pegawai Puskesmas di Jawa Tengah sebesar 58,1% pada 2021 kemudian meningkat menjadi 61,8% pada 2022. Angka capaian kepuasan kinerja pegawai Puskesmas di Kabupaten Brebes sebesar 53,6% pada 2021 kemudian meningkat menjadi 64,2% pada 2022. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepuasan kinerja karyawan Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas Bumiayu Kabupaten Brebes tahun 2023. Jenis penelitian ini analitik deskriptif dengan desain cross sectional (potong lintang). Populasi penelitian ini berjumlah 68 orang dan pengambilan sampel dengan teknik total sampling sebanyak 68 orang. Instrumen penelitian ini mengunakan lembar kuesioner tertutup. Sumber data penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Analisis data meliputi analisis univariat, analisis bivariat (Rank Spearman) dan analisis multivariat menggunakan Regresi Logistik. Hasil menunjukan terdapat hubungan antara interaksi sosial (p = 0,039), disiplin kerja (p = 0,028), gaya kepemimpinan (p = 0,040), lingkungan kerja (p = 0,047), pengembangan karir (p = 0,0028) dan penghasilan (p = 0,000) dengan kepuasan kinerja karyawan. Terdapat hubungan antara enam variabel dengan kepuasan kinerja karyawan meliputi interaksi sosial, disiplin kerja, gaya kepemimpinan, lingkungan kerja, pengembangan karir dan penghasilan. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan kinerja karyawan yaitu penghasilan dengan OR 5,117. Diharapkan dapat memonitoring dan memberikan evaluasi terhadap kepegawaian dan penilaian kinerja secara rutin sebagai dasar pemberian reward bagi karyawan yang berkinerja baik.","PeriodicalId":371285,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal","volume":"103 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138608978","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}