Pub Date : 2023-04-20DOI: 10.58403/annuur.v13i1.25
Siti Kafi
ABSTRAKMemperoleh pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender.Pemerintah berupaya untuk memberikan pendidikan kepada seluruh warga negara Indonesia melalui pemerataan akses pendidikan, namun terkait dengan wilayah menunjukan ketimpangan yang mana akses pendidikan di perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan.Mengingat pemerataan akses pendidikan dan pemerataan mutu pendidikan, maka Pemerintah menjalankan kebijakan zonasi pendidikan. Sistem zonasi PPDB ( Penerimaan Peserta Didik Baru ) mengatur sekolah negeri milik pemerintah daerah wajib menerima calon peserta didik yang berdomisili pada radius zona terdekat dari sekolah paling sedikit sebesar 90% dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima. Namun demikian, sekolah dapat menerima peserta didik baru dari luar zona terdekat karena alasan prestasi paling banyak 5% dan 5% untuk alasan khusus seperti perpindahan domisili orang tua/wali.Dalam praktiknya, sistem zonasi PPDB menuai pro dan kontra. Zonasi merupakan cara untuk mendorong pemerataan kualitas pendidikan. Sistem tersebut diharapkan mampu memutus ketimpangan kualitas pendidikan yang jamak dan mampu memutus sekat sekolah favorit dan sekolah pinggiran. Dapak adanya sistem zonasi , rombongan belajar akan terdiri dari peserta didik dengan variasai kemampuan belajar, yang terdiri dari peserta didik berprestasi dan tidak berprestasi yang dapat cenderung mempengaruhi prestasi mereka yang sudah baik karena merasa tidak perlu untuk mengejar prestasi lebih baik dari temannya.
{"title":"ZONASI PENDIDIKAN, PEMERATAAN PESERTA DIDIK ATAU PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN","authors":"Siti Kafi","doi":"10.58403/annuur.v13i1.25","DOIUrl":"https://doi.org/10.58403/annuur.v13i1.25","url":null,"abstract":"ABSTRAKMemperoleh pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender.Pemerintah berupaya untuk memberikan pendidikan kepada seluruh warga negara Indonesia melalui pemerataan akses pendidikan, namun terkait dengan wilayah menunjukan ketimpangan yang mana akses pendidikan di perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan.Mengingat pemerataan akses pendidikan dan pemerataan mutu pendidikan, maka Pemerintah menjalankan kebijakan zonasi pendidikan. Sistem zonasi PPDB ( Penerimaan Peserta Didik Baru ) mengatur sekolah negeri milik pemerintah daerah wajib menerima calon peserta didik yang berdomisili pada radius zona terdekat dari sekolah paling sedikit sebesar 90% dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima. Namun demikian, sekolah dapat menerima peserta didik baru dari luar zona terdekat karena alasan prestasi paling banyak 5% dan 5% untuk alasan khusus seperti perpindahan domisili orang tua/wali.Dalam praktiknya, sistem zonasi PPDB menuai pro dan kontra. Zonasi merupakan cara untuk mendorong pemerataan kualitas pendidikan. Sistem tersebut diharapkan mampu memutus ketimpangan kualitas pendidikan yang jamak dan mampu memutus sekat sekolah favorit dan sekolah pinggiran. Dapak adanya sistem zonasi , rombongan belajar akan terdiri dari peserta didik dengan variasai kemampuan belajar, yang terdiri dari peserta didik berprestasi dan tidak berprestasi yang dapat cenderung mempengaruhi prestasi mereka yang sudah baik karena merasa tidak perlu untuk mengejar prestasi lebih baik dari temannya.","PeriodicalId":373406,"journal":{"name":"An-Nuur","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130780040","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-20DOI: 10.58403/annuur.v13i1.256
Muhamad Misbahul Munir
AbstractThe Holy Quran And Sunah is the main resources in the Islamic Of Law, and the other resources of law comes from them. In the Islamic Of law has some resources of The Islamic Of Law, example is like the Islamic classic book or yellow book. In this article discuss about structures in Arabic to learn and understand the content of it. Structure in Arabic language is very complicated with many kinds of sentences and many kinds of structures and the changes on the word because of structure in one of it. The complexity is influenced by typology of Arabic language as the flektif language. Fa’il (Subject in Arabic) as the main investigating of learning Arabic Language or ilmu nahwu. This article discuss about kinds of Fa’il and the sign of it in Fiqih Wadhih Classic book part 2 created by Mahmud Yunus. This article is designed by qualitative research in library research, the data of it is about kinds of Fa’il and the sign of it , and the resources of data is from Fiqih Wadhih Classic book part 2 created by Mahmud Yunus. The method to collecting the data is documentation method and the instrument is data card and table of recapitulation card.The result of this research shows that in Fiqih Wadhih Classic book part 2 created by Mahmud Yunus, researcher found 570 kinds of fa’il. 570 data consist 546 shariḫ (explicit) dan 24 muawwal (interpreted), 112 dhāhir (apparent) dan 458 dlamir (personal pronoun), 26 muannats (feminime) dan 544 mudzakkar (masculine), 546 mufrad (singular), 1 tatsniah (duality) dan 23 jama’ (plural), dan 36 data tarkib idhafi (annexing)
摘要《古兰经》和《圣训》是伊斯兰教法的主要资源,其他法律资源来源于《古兰经》和《圣训》。在伊斯兰教法中有一些资源的伊斯兰教法,例如像伊斯兰经典书或黄书。本文探讨了阿拉伯文结构的学习和理解内容。阿拉伯语的结构非常复杂,有多种句子和多种结构,其中一种结构会对单词产生影响。其复杂性受阿拉伯语作为flektif语言的类型学影响。Fa 'il(阿拉伯语的主题)作为学习阿拉伯语或ilmu nahwu的主要调查。本文讨论了马哈茂德·尤努斯创作的斐西瓦迪经典书第二部分中法伊勒的种类及其符号。本文采用图书馆研究中的定性研究方法设计,资料来源为法伊尔的种类及其符号,资料来源为尤努斯所著的《斐齐赫·瓦迪赫经典》第二部分。数据采集方法为文献法,采集工具为数据卡和重述卡表。研究结果表明,在马哈茂德·尤努斯(Mahmud Yunus)创作的Fiqih Wadhih Classic book part 2中,研究人员发现了570种fa 'il。570个数据由546 shariul(显性)、24 muawwal(解释)、112 dhāhir(显性)、458 dlamir(人称代词)、26 muannats(女性)、544 mudzakkar(阳性)、546 mufrad(单数)、1 tatsniah(二元)、23 jama '(复数)、36 data tarkib idhafi(兼并)组成。
{"title":"PEMAHAMAN FA’IL (AGENT) DI KITAB FIQIH WADHIH JUZ 2 KARYA MAHMUD YUNUS DALAM ISLAM (ANALISIS SINTAKSIS)","authors":"Muhamad Misbahul Munir","doi":"10.58403/annuur.v13i1.256","DOIUrl":"https://doi.org/10.58403/annuur.v13i1.256","url":null,"abstract":"AbstractThe Holy Quran And Sunah is the main resources in the Islamic Of Law, and the other resources of law comes from them. In the Islamic Of law has some resources of The Islamic Of Law, example is like the Islamic classic book or yellow book. In this article discuss about structures in Arabic to learn and understand the content of it. Structure in Arabic language is very complicated with many kinds of sentences and many kinds of structures and the changes on the word because of structure in one of it. The complexity is influenced by typology of Arabic language as the flektif language. Fa’il (Subject in Arabic) as the main investigating of learning Arabic Language or ilmu nahwu. This article discuss about kinds of Fa’il and the sign of it in Fiqih Wadhih Classic book part 2 created by Mahmud Yunus. This article is designed by qualitative research in library research, the data of it is about kinds of Fa’il and the sign of it , and the resources of data is from Fiqih Wadhih Classic book part 2 created by Mahmud Yunus. The method to collecting the data is documentation method and the instrument is data card and table of recapitulation card.The result of this research shows that in Fiqih Wadhih Classic book part 2 created by Mahmud Yunus, researcher found 570 kinds of fa’il. 570 data consist 546 shariḫ (explicit) dan 24 muawwal (interpreted), 112 dhāhir (apparent) dan 458 dlamir (personal pronoun), 26 muannats (feminime) dan 544 mudzakkar (masculine), 546 mufrad (singular), 1 tatsniah (duality) dan 23 jama’ (plural), dan 36 data tarkib idhafi (annexing)","PeriodicalId":373406,"journal":{"name":"An-Nuur","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127973162","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-20DOI: 10.58403/annuur.v13i1.211
Galang Dherby
AbstrakArtikel ini berjudul : Nasi Berkah Sego Jangkrik dalam Acara Buka Luwr Haul Sunan Kudus, dengan rumusan masalah pokok dalam artikel ini adalah bagaimana mengetahui kepercayaan dan keyakinan masyarakat tentang budaya buka luwur dan sego jangkrik, serta mengetahui peningkatan minat masyarakat untuk mendapatkan sego jangkrik dalam acara buka luwur haul Sunan Kudus ?Tujuan dari susunan artikel ini iala untuk mengetahui, menelusuri, serta mengkaji bagaimana pemikiran, kepercayaan dan keyakinan masyarakat tentang sego jangkrik dan budaya buka luwur. Serta untuk mengetahui dan memahami gagasan teori social budaya islam dan direfleksikan dengan teori konsumerim. Dengan menggunakan metode kualitatif penulis dapat menulis artikel ini, bahkan bisa mengetahui dengan pendekatan historis dan deskriptif. Serta menggunakan metode pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara.Dalam artikel yang telah disusun ini penulis menemukan bahwa pemikiran, keyakina, dan kepercayaa di masyarakat Kudus tentang sego jangkrik dan budaya buka luwur. Dengan adanya media lisan dan teks kepercayaan dan keyakinan tentang sego jangkrik dan budaya buka luwur akan terus berkembang. Peneliti juga menemukan bahwa dengan berkembangnya kepercayaan dan keyakinan tersebut dapat konsumen sego jangkrik bertambah. Dimana ini dapat dikatakan bahwa konsumerisme meningkat karena budaya yang menyebar luas, dan dapat menjadi kepercayaan dan keyakinan setiap individunya. Setelah kepercayaan tentang khasiat sego jangkrik di dalam acara buka luwur Sunan Kudus menyebar luas, mereka yang sudah memercayainya akan melakukan segala cara untuk mendapatkan bungkusan sego jangkri, mulai dari membeli kartu sodaqoh, mengantri, dan bahkan jika kehabisan stok mereka akan membeli dari orang-orang yang sudah mendapatkan sego jangkrik dengan tarif yang sekiranya bisa mengikat orang tersebut. Dalam pemahamannya peneliti mengungkapkan keterkaitan dengan konsumerisme islam bahwa dengan kata halal atau berkah tingkan konsumen yang berdasarkan budaya akan meningkat seiring menyebar luasnya kepercayaan tentang budaya tersebut
{"title":"NASI BERKAH SEGO JANGKRIK DALAM ACARA BUKA LUWUR HAUL SUNAN KUDUS","authors":"Galang Dherby","doi":"10.58403/annuur.v13i1.211","DOIUrl":"https://doi.org/10.58403/annuur.v13i1.211","url":null,"abstract":"AbstrakArtikel ini berjudul : Nasi Berkah Sego Jangkrik dalam Acara Buka Luwr Haul Sunan Kudus, dengan rumusan masalah pokok dalam artikel ini adalah bagaimana mengetahui kepercayaan dan keyakinan masyarakat tentang budaya buka luwur dan sego jangkrik, serta mengetahui peningkatan minat masyarakat untuk mendapatkan sego jangkrik dalam acara buka luwur haul Sunan Kudus ?Tujuan dari susunan artikel ini iala untuk mengetahui, menelusuri, serta mengkaji bagaimana pemikiran, kepercayaan dan keyakinan masyarakat tentang sego jangkrik dan budaya buka luwur. Serta untuk mengetahui dan memahami gagasan teori social budaya islam dan direfleksikan dengan teori konsumerim. Dengan menggunakan metode kualitatif penulis dapat menulis artikel ini, bahkan bisa mengetahui dengan pendekatan historis dan deskriptif. Serta menggunakan metode pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara.Dalam artikel yang telah disusun ini penulis menemukan bahwa pemikiran, keyakina, dan kepercayaa di masyarakat Kudus tentang sego jangkrik dan budaya buka luwur. Dengan adanya media lisan dan teks kepercayaan dan keyakinan tentang sego jangkrik dan budaya buka luwur akan terus berkembang. Peneliti juga menemukan bahwa dengan berkembangnya kepercayaan dan keyakinan tersebut dapat konsumen sego jangkrik bertambah. Dimana ini dapat dikatakan bahwa konsumerisme meningkat karena budaya yang menyebar luas, dan dapat menjadi kepercayaan dan keyakinan setiap individunya. Setelah kepercayaan tentang khasiat sego jangkrik di dalam acara buka luwur Sunan Kudus menyebar luas, mereka yang sudah memercayainya akan melakukan segala cara untuk mendapatkan bungkusan sego jangkri, mulai dari membeli kartu sodaqoh, mengantri, dan bahkan jika kehabisan stok mereka akan membeli dari orang-orang yang sudah mendapatkan sego jangkrik dengan tarif yang sekiranya bisa mengikat orang tersebut. Dalam pemahamannya peneliti mengungkapkan keterkaitan dengan konsumerisme islam bahwa dengan kata halal atau berkah tingkan konsumen yang berdasarkan budaya akan meningkat seiring menyebar luasnya kepercayaan tentang budaya tersebut","PeriodicalId":373406,"journal":{"name":"An-Nuur","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130103911","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-20DOI: 10.58403/annuur.v13i1.151
Amin Mukrimun
Inti kepercayaan umat kristen adalah tritunggal, kepercayaan bahwa Allah itu tiga pribadi yang adalah satu: Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. agama Nasrani meyakini bahwa Nabi Isa atau Yesus adalah Anak Tuhan Allah. Dan meraka juga meyakini bahwa murid-murid dari Yesus adalah sebagai Rasul. Islam mengajarkan umatnya dengan mengakui keEsaan tuhan. Sayyid Qutub menegaskan dalam tafsirnya mengenai keEsaan tuhan dengan ahadiyyatul-wujud keesaan wujud. Karena itu, tidak ada hakikat kecuali hakikat-Nya dan tidak ada wujud yang hakiki kecuali wujud-Nya. Segala maujud yang lain hanyalah berkembang atau muncul dari wujud yang hakiki itu dan berkembang dari Wujud Dzatiyah.
{"title":"DISKONTRUKSI DOGMA KRITOLOGI","authors":"Amin Mukrimun","doi":"10.58403/annuur.v13i1.151","DOIUrl":"https://doi.org/10.58403/annuur.v13i1.151","url":null,"abstract":"Inti kepercayaan umat kristen adalah tritunggal, kepercayaan bahwa Allah itu tiga pribadi yang adalah satu: Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. agama Nasrani meyakini bahwa Nabi Isa atau Yesus adalah Anak Tuhan Allah. Dan meraka juga meyakini bahwa murid-murid dari Yesus adalah sebagai Rasul. Islam mengajarkan umatnya dengan mengakui keEsaan tuhan. Sayyid Qutub menegaskan dalam tafsirnya mengenai keEsaan tuhan dengan ahadiyyatul-wujud keesaan wujud. Karena itu, tidak ada hakikat kecuali hakikat-Nya dan tidak ada wujud yang hakiki kecuali wujud-Nya. Segala maujud yang lain hanyalah berkembang atau muncul dari wujud yang hakiki itu dan berkembang dari Wujud Dzatiyah.","PeriodicalId":373406,"journal":{"name":"An-Nuur","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127187255","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-20DOI: 10.58403/annuur.v13i1.23
Salam Salam
Along with the development of current education system, it is necessary to change the learning system in several institutions. One of the institutions that need these changes is the Islamic boarding school institution, where the institution needs to design the latest curriculum. Namely, Al Muhammad Cepu Islamic Boarding School-Based Curriculum Design Planning is carried out through workshops guided by the national curriculum, development of local excellence, and book study which is manifested in the structure and content of the national curriculum and Islamic religious lessons in the form of interpretation, hadith, fiqh, moral creed, the history of Islamic culture, which is taught using the Arabic language of instruction with the yellow book.
随着当前教育体制的发展,一些院校的学习体制有必要进行变革。需要这些改变的机构之一是伊斯兰寄宿学校机构,该机构需要设计最新的课程。也就是说,Al Muhammad Cepu伊斯兰寄宿学校为基础的课程设计规划是通过以国家课程为指导的研讨会,发展地方优秀学生,以及以国家课程的结构和内容为表现形式的书籍研究和伊斯兰宗教课程的解释,圣训,fiqh,道德信条,伊斯兰文化历史的形式进行的,使用阿拉伯语教学和黄皮书。
{"title":"DESAIN KURIKUM BERBASIS PONDOK PESANTREN (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al Muhammad Cepu)","authors":"Salam Salam","doi":"10.58403/annuur.v13i1.23","DOIUrl":"https://doi.org/10.58403/annuur.v13i1.23","url":null,"abstract":"Along with the development of current education system, it is necessary to change the learning system in several institutions. One of the institutions that need these changes is the Islamic boarding school institution, where the institution needs to design the latest curriculum. Namely, Al Muhammad Cepu Islamic Boarding School-Based Curriculum Design Planning is carried out through workshops guided by the national curriculum, development of local excellence, and book study which is manifested in the structure and content of the national curriculum and Islamic religious lessons in the form of interpretation, hadith, fiqh, moral creed, the history of Islamic culture, which is taught using the Arabic language of instruction with the yellow book.","PeriodicalId":373406,"journal":{"name":"An-Nuur","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122279314","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-20DOI: 10.58403/annuur.v13i1.161
Ashif Az Zafi
The development of technology in the 21st century has changed the direction of education and learning practices, therefore, educators need to respond to these technological developments by upgrading both hard skills and soft skills. Educators are required to have various kinds of skills including having digital literacy skills, of course this ability is important for 21st century educators, and faced with the current pandemic conditions, digital literacy skills are certainly a solution and innovation for educators in carrying out lessons, given the limitations of face to face. in learning. With digital literacy skills, educators are able to formulate learning in this pandemic era to keep it running as it should. The research method used by researchers is descriptive qualitative research with the type of research (field research) which studies intensively about the background of the current situation, and social interactions, individuals, groups, institutions and society. An important idea of this type of research is that the researcher goes to the field to make direct observations about a phenomenon that occurs. The object of this research study is the digital literacy ability of MI Teachers during the pandemic in Kudus Regency. The population of this study were MI teachers in Kudus Regency with a sample using a random sampling technique. The sample consisted of nine 9 MI in Kecamatan Kudus Regency with 27 teachers. The results showed that most of the teachers did not have digital literacy skills. Digital literacy competencies are based on high category internet searching aspects, medium category hypertextual navigation aspects, medium category knowledge assembly aspects and low category knowledge assembly aspects. This states that digital literacy is supported by the social competence of teachers in KKG activities. Therefore, the Teacher Working Group (KKG) can support the development of teachers' social competence in the field of digital literacy.
{"title":"Digital Literacy During a Pandemic: Learning from MI Teacher in Kudus Teaching During The Covid-19 Pandemic","authors":"Ashif Az Zafi","doi":"10.58403/annuur.v13i1.161","DOIUrl":"https://doi.org/10.58403/annuur.v13i1.161","url":null,"abstract":"The development of technology in the 21st century has changed the direction of education and learning practices, therefore, educators need to respond to these technological developments by upgrading both hard skills and soft skills. Educators are required to have various kinds of skills including having digital literacy skills, of course this ability is important for 21st century educators, and faced with the current pandemic conditions, digital literacy skills are certainly a solution and innovation for educators in carrying out lessons, given the limitations of face to face. in learning. With digital literacy skills, educators are able to formulate learning in this pandemic era to keep it running as it should. The research method used by researchers is descriptive qualitative research with the type of research (field research) which studies intensively about the background of the current situation, and social interactions, individuals, groups, institutions and society. An important idea of this type of research is that the researcher goes to the field to make direct observations about a phenomenon that occurs. The object of this research study is the digital literacy ability of MI Teachers during the pandemic in Kudus Regency. The population of this study were MI teachers in Kudus Regency with a sample using a random sampling technique. The sample consisted of nine 9 MI in Kecamatan Kudus Regency with 27 teachers. The results showed that most of the teachers did not have digital literacy skills. Digital literacy competencies are based on high category internet searching aspects, medium category hypertextual navigation aspects, medium category knowledge assembly aspects and low category knowledge assembly aspects. This states that digital literacy is supported by the social competence of teachers in KKG activities. Therefore, the Teacher Working Group (KKG) can support the development of teachers' social competence in the field of digital literacy.","PeriodicalId":373406,"journal":{"name":"An-Nuur","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131655492","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-20DOI: 10.58403/annuur.v13i1.159
Meitia Rosalina Yunita Sari
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemikiran Ibnu Khaldun terhadap pendidikan Islam dan relevansinya terhadap pendidikan modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (library research) kemudian menganalisis sumber sumber data yang diperoleh kedalam karya ilmiah ini. Hasil dari karya ilmiah ini yaitu Dalam pendidikan modern sekarang ini, kita ketahui bahwa ada beberapa hal yang masih relevan dan harus tetap dilaksanakan, yakni dengan konsep al-qurbb al-mu`ayanah yakni pendidikan yang bersifat lemah lembut dan kasih sayang, dan spesialisasi ilmu pengetahuan (profesionalisme), penerapan konsep malakah dan tadrij-nya, serta prioritas pengetahuan sesuai dengan jenjang-jenjang pendidikan tertentu (dengan memperhatikan aspek psikologis peserta didik).
{"title":"Relevansi Konsep Pendidikan Islam Ibnu Khaldun Dengan Pendidikan Modern","authors":"Meitia Rosalina Yunita Sari","doi":"10.58403/annuur.v13i1.159","DOIUrl":"https://doi.org/10.58403/annuur.v13i1.159","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemikiran Ibnu Khaldun terhadap pendidikan Islam dan relevansinya terhadap pendidikan modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (library research) kemudian menganalisis sumber sumber data yang diperoleh kedalam karya ilmiah ini. Hasil dari karya ilmiah ini yaitu Dalam pendidikan modern sekarang ini, kita ketahui bahwa ada beberapa hal yang masih relevan dan harus tetap dilaksanakan, yakni dengan konsep al-qurbb al-mu`ayanah yakni pendidikan yang bersifat lemah lembut dan kasih sayang, dan spesialisasi ilmu pengetahuan (profesionalisme), penerapan konsep malakah dan tadrij-nya, serta prioritas pengetahuan sesuai dengan jenjang-jenjang pendidikan tertentu (dengan memperhatikan aspek psikologis peserta didik).","PeriodicalId":373406,"journal":{"name":"An-Nuur","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132898562","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-26DOI: 10.58403/annuur.v12i1.92
Umi Hanik Ulfiah, Muhammad Mishbahul Munir
Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu sistem sosial. Dalam setiap komunikasi manusia saling menyampaikan informasi yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung. Di dalam masyarakat seseorang tidak lagi dipandang sebagai individu yang terpisah dari yang lain. Ia merupakan anggota dari kelompok sosialnya. Dalam perkembangannya, bahasa menjadi ciri-ciri dari suatu kebudayaan. Budaya adalah pemikiran, tuntunan hidup, keyakinan, ideologi, adat kebiasaan yang ditemukan dalam suatu komunitas masyarakat. Tujuan naskah ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi budaya dalam pembelajaran bahasa Arab non Arab?. Penulis fokus pada permasalahan 1) apakah ada korelasi budaya Arab dengan Pembalajaran bahasa Arab bagi Non Arab? 2) bagaimana korelasi itu terjadi dan dalam hal apa? Untuk membahas persoalan tersebut, penulis menggunakan metode studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan; 1) Dikatakan bahwa orang yang benar-benar ingin belajar bahasa Arab berarti belajar budaya penutur aslinya. 2) Pembelajaran bahasa Arab sendiri merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya melalui kalimat-kalimat yang dipergunakan oleh masyarakat Arab untuk mengungkapkan tujuan-tujuan (pikiran dan perasaan) mereka dan bagi non Arab tidak akan bisa memahami makna kosa kata dan susunan kalimatnya tanpa memahami budaya masyarakat Arab muslim sebagai penutur asli. Kata kunci :Bahasa, Budaya, Pembelajaran Bahasa Arab, Non Arab
{"title":"KORELASI BUDAYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BAGI NON ARAB ","authors":"Umi Hanik Ulfiah, Muhammad Mishbahul Munir","doi":"10.58403/annuur.v12i1.92","DOIUrl":"https://doi.org/10.58403/annuur.v12i1.92","url":null,"abstract":"Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu sistem sosial. Dalam setiap komunikasi manusia saling menyampaikan informasi yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung. Di dalam masyarakat seseorang tidak lagi dipandang sebagai individu yang terpisah dari yang lain. Ia merupakan anggota dari kelompok sosialnya. Dalam perkembangannya, bahasa menjadi ciri-ciri dari suatu kebudayaan. Budaya adalah pemikiran, tuntunan hidup, keyakinan, ideologi, adat kebiasaan yang ditemukan dalam suatu komunitas masyarakat. Tujuan naskah ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi budaya dalam pembelajaran bahasa Arab non Arab?. Penulis fokus pada permasalahan 1) apakah ada korelasi budaya Arab dengan Pembalajaran bahasa Arab bagi Non Arab? 2) bagaimana korelasi itu terjadi dan dalam hal apa? Untuk membahas persoalan tersebut, penulis menggunakan metode studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan; 1) Dikatakan bahwa orang yang benar-benar ingin belajar bahasa Arab berarti belajar budaya penutur aslinya. 2) Pembelajaran bahasa Arab sendiri merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya melalui kalimat-kalimat yang dipergunakan oleh masyarakat Arab untuk mengungkapkan tujuan-tujuan (pikiran dan perasaan) mereka dan bagi non Arab tidak akan bisa memahami makna kosa kata dan susunan kalimatnya tanpa memahami budaya masyarakat Arab muslim sebagai penutur asli. Kata kunci :Bahasa, Budaya, Pembelajaran Bahasa Arab, Non Arab ","PeriodicalId":373406,"journal":{"name":"An-Nuur","volume":"436 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132229438","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-11DOI: 10.58403/annuur.v12i1.135
Joko Widodo
AbstrakDalam penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah deskripsi pergaulan bebas dan bagaimana upaya pencegahan pergaulan bebas. Dalam Penulisan penelitian ini metode yang dipakai adalah metode kualitatif dengan maksud agar bisa menggali/ekploitasi lebih dalam terkait informasi dan sumber materi terkait bahasan bahasan yang diambil penulis. Hasil penelitianya yaitu: pergaulan bebas adalah tindakan atau sikap yang dilakukan oleh individua tau kelompok dengan tidak terkontrol dan tidak dibatasi oleh norma-norma atau aturan-aturan yang berlaku didalam masyarakat yang sebut sebagai pelanggaran sedangkan upaya yang lakukanya untuk pencegahanya yaitu: Membekali diri dengan bimbingan agama sedini mungkin agar mempunyai kontrol perilaku yang kuat dalam pergaulan, Sebelum keluar rumah biasakan meminta ijin dan menjelaskan tujuan kepergian, dengan siapa pergi serta pulang jam berapa agar orang tua tahu, Salurkan bakat dan minat dalam hal-hal positif, Yakinlah aturan dari orang tua atau guru bukan bermaksud mengekang tapi untuk kebaikan masa depan, Biasakan bicara dengan orang tua, ceritakan tentang kejadian yang sudah dialami, jadikan orang tua dan guru sebagai tempat mencurahkan isi hati dan Jaga diri dari pergaulan tidak sehat, jangan sampai terjadi kehamilan pada usia sekolah karena berdampak pada masa depan. Kata Kunci: Pergaulan bebas, dan upaya pencegahanya
{"title":"DAMPAK PERGAULAN BEBAS TERHADAP GENERASI MUDA/REMAJA SERTA UPAYA PENCEGAHANYA","authors":"Joko Widodo","doi":"10.58403/annuur.v12i1.135","DOIUrl":"https://doi.org/10.58403/annuur.v12i1.135","url":null,"abstract":"AbstrakDalam penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah deskripsi pergaulan bebas dan bagaimana upaya pencegahan pergaulan bebas. Dalam Penulisan penelitian ini metode yang dipakai adalah metode kualitatif dengan maksud agar bisa menggali/ekploitasi lebih dalam terkait informasi dan sumber materi terkait bahasan bahasan yang diambil penulis. Hasil penelitianya yaitu: pergaulan bebas adalah tindakan atau sikap yang dilakukan oleh individua tau kelompok dengan tidak terkontrol dan tidak dibatasi oleh norma-norma atau aturan-aturan yang berlaku didalam masyarakat yang sebut sebagai pelanggaran sedangkan upaya yang lakukanya untuk pencegahanya yaitu: Membekali diri dengan bimbingan agama sedini mungkin agar mempunyai kontrol perilaku yang kuat dalam pergaulan, Sebelum keluar rumah biasakan meminta ijin dan menjelaskan tujuan kepergian, dengan siapa pergi serta pulang jam berapa agar orang tua tahu, Salurkan bakat dan minat dalam hal-hal positif, Yakinlah aturan dari orang tua atau guru bukan bermaksud mengekang tapi untuk kebaikan masa depan, Biasakan bicara dengan orang tua, ceritakan tentang kejadian yang sudah dialami, jadikan orang tua dan guru sebagai tempat mencurahkan isi hati dan Jaga diri dari pergaulan tidak sehat, jangan sampai terjadi kehamilan pada usia sekolah karena berdampak pada masa depan. Kata Kunci: Pergaulan bebas, dan upaya pencegahanya","PeriodicalId":373406,"journal":{"name":"An-Nuur","volume":"122 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133126662","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-11DOI: 10.58403/annuur.v12i1.130
Eko Haryono
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika materi bangun datar kelas V. Jenispenelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas V MI Tarbiyatul Wildan Wates Undaan Kudus Tahun Pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 14 peserta didik.Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar yang ditandai dengan peningkatan ketentuan belajar per siklus dimana pada pra siklus tingkat ketuntasannya hanya 4 peserta didik atau 28,57%, naik pada siklus I menjadi 6 peserta didik atau 42,86%, kemudian naik lagi pada siklus II menjadi 10 peserta didik atau 71,43%, diakhir siklus III sudah menjadi 13 peserta didik atau 92.86%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Metode kontekstual dapat meningkatan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran matematika materi pokok bangun datar di kelas V MI Tarbiyatul Wildan Wates Undaan Kudus Kata Kunci: Pendekatan Kontekstual, Pembelajaran Matematika, Madrasah Ibtidaiyah, Hasil Belajar, Materi Bangun Datar.
本研究的目的是确定上下文学方法是否能提高参与者在数学课上的学习成绩,使他们的教室行为研究达到平的水平。本班行动研究的对象是V - MI Tarbiyatul Wildan Wates的圣班学者,共14名学习者。这项研究以三个周期进行。利用测试和观察来收集数据的技术。使用描述性分析的数据分析技术。研究结果表明,在增加每周期以增加规定的学习结果学习者在预ketuntasannya水平只有4个周期或周期28,57%,爬上一世成为学习者6或42,86%,然后再次上涨的周期II成为十三世周期学习者或71,43%,开盘走高已经成为13学习者或92 86%。这可能会得出结论,上下文学方法可以提高学习者在V MI Tarbiyatul Wildan Wates的基础数学学习的学习结果:上下文学方法,数学学习,马德拉斯Ibtidaiyah,学习结果,平坦的构建材料。
{"title":"PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR DI MI: APAKAH DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA?","authors":"Eko Haryono","doi":"10.58403/annuur.v12i1.130","DOIUrl":"https://doi.org/10.58403/annuur.v12i1.130","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika materi bangun datar kelas V. Jenispenelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas V MI Tarbiyatul Wildan Wates Undaan Kudus Tahun Pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 14 peserta didik.Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar yang ditandai dengan peningkatan ketentuan belajar per siklus dimana pada pra siklus tingkat ketuntasannya hanya 4 peserta didik atau 28,57%, naik pada siklus I menjadi 6 peserta didik atau 42,86%, kemudian naik lagi pada siklus II menjadi 10 peserta didik atau 71,43%, diakhir siklus III sudah menjadi 13 peserta didik atau 92.86%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Metode kontekstual dapat meningkatan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran matematika materi pokok bangun datar di kelas V MI Tarbiyatul Wildan Wates Undaan Kudus Kata Kunci: Pendekatan Kontekstual, Pembelajaran Matematika, Madrasah Ibtidaiyah, Hasil Belajar, Materi Bangun Datar.","PeriodicalId":373406,"journal":{"name":"An-Nuur","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129038795","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}