Tri Setyaningsih, Mustikasari Mustikasari, Tuti Nuraini
Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit ginjal tahap akhir (PGTA), merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah besar di dunia. Selain sulit disembuhkan karena bersifat irreversible juga dapat mengakibatkan gangguan psikososil. Penelitan ini dilakukan pada 27 responden, menggunakan desain quasi eksperimental pre-post test without control group. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh terapi CBT yang cukup bermakna terhadap tingkat harga diri baik dari segi kognitif maupun dari segi perilaku pada pasien GGK (p value <0,000) dan peluang untuk meningkatkan harga diri dari segi perilaku dengan pemberian terapi CBT adalah sebesar 43,9 %. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah terapi CBT dapat meningkatkan harga diri pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisis di unit hemodialisa RS Husada Jakarta.
{"title":"PENGARUH COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY (CBT) TERHADAP PASIEN DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK DI UNIT HEMODIALISA RUMAH SAKIT HUSADA JAKARTA","authors":"Tri Setyaningsih, Mustikasari Mustikasari, Tuti Nuraini","doi":"10.33377/JKH.V2I1.33","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/JKH.V2I1.33","url":null,"abstract":"Gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit ginjal tahap akhir (PGTA), merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah besar di dunia. Selain sulit disembuhkan karena bersifat irreversible juga dapat mengakibatkan gangguan psikososil. Penelitan ini dilakukan pada 27 responden, menggunakan desain quasi eksperimental pre-post test without control group. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh terapi CBT yang cukup bermakna terhadap tingkat harga diri baik dari segi kognitif maupun dari segi perilaku pada pasien GGK (p value <0,000) dan peluang untuk meningkatkan harga diri dari segi perilaku dengan pemberian terapi CBT adalah sebesar 43,9 %. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah terapi CBT dapat meningkatkan harga diri pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisis di unit hemodialisa RS Husada Jakarta.","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125619411","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Stunting merupakan suatu kondisi tubuh yang pendek dan sangat pendek dengan nilai defisit -2 standar devians di bawah median. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian nutrisi dengan kejadian stunting pada balita. Desain penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 218 orang melalui tehnik cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian nutrisi dengan kejadian stunting pada balita. Faktor-faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah sikap (OR=2,290) dan perilaku (OR=2,185). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan bagi keluarga, masyarakat dan instansi terkait pemberian nutrisi yang baikn untuk mengatasi masalah stunting pada balita.
{"title":"HUBUNGAN PEMBERIAN NUTRISI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG ANYAR","authors":"R. Utami","doi":"10.33377/jkh.v1i2.36","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/jkh.v1i2.36","url":null,"abstract":"Stunting merupakan suatu kondisi tubuh yang pendek dan sangat pendek dengan nilai defisit -2 standar devians di bawah median. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian nutrisi dengan kejadian stunting pada balita. Desain penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 218 orang melalui tehnik cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian nutrisi dengan kejadian stunting pada balita. Faktor-faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah sikap (OR=2,290) dan perilaku (OR=2,185). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan bagi keluarga, masyarakat dan instansi terkait pemberian nutrisi yang baikn untuk mengatasi masalah stunting pada balita.","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115565166","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pasien fraktur sering mengalami penurunan mobilitas. Pencegahan konstipasi diperlukan untuk mengurangi komplikasi dari imobilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minum air putih 2000 ml secara teratur dan terjadwal untuk mencegah terjadinya konstipasi. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan post test only non equivalent control group. Sampel penelitian adalah 28 orang, diambil dengan consecutive sampling. Kelompok intervensi diberikan minum sebanyak 1 gelas (250 ml) dalam 8 kali waktu pemberian. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan kejadian konstipasi diantara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai p = 0,023 dan konsistensi feses dengan nilai p = 0,009 (p value < 0,05). Kesimpulan: minum air putih 2000 ml per hari yang teratur dan terjadwal dapat mencegah terjadinya konstipasi dan menghasilkan konsistensi feses yang ideal. Diperlukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan tipe fraktur yang homogen.
{"title":"PEMBERIAN ASUPAN CAIRAN MENURUNKAN KEJADIAN KONSTIPASI DAN KONSISTENSI FESES PADA PASIEN IMOBILISASI AKIBAT FRAKTUR","authors":"Nia Rosliany","doi":"10.33377/jkh.v1i1.28","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/jkh.v1i1.28","url":null,"abstract":"Pasien fraktur sering mengalami penurunan mobilitas. Pencegahan konstipasi diperlukan untuk mengurangi komplikasi dari imobilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minum air putih 2000 ml secara teratur dan terjadwal untuk mencegah terjadinya konstipasi. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan post test only non equivalent control group. Sampel penelitian adalah 28 orang, diambil dengan consecutive sampling. Kelompok intervensi diberikan minum sebanyak 1 gelas (250 ml) dalam 8 kali waktu pemberian. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan kejadian konstipasi diantara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai p = 0,023 dan konsistensi feses dengan nilai p = 0,009 (p value < 0,05). Kesimpulan: minum air putih 2000 ml per hari yang teratur dan terjadwal dapat mencegah terjadinya konstipasi dan menghasilkan konsistensi feses yang ideal. Diperlukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan tipe fraktur yang homogen.","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133376115","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Peran perawat spesialis medikal bedah adalah sebagai caregiver, researcher, dan innovator yang diterapkan dalam mengelola kasus pasien kanker dengan pendekatan chronic illness trajectory model, penerapan evidence based nursing program perawatan spiritual pada pasien leukemia untuk menurunkan depresi, dan melakukan proyek inovasi tentang manajemen edukasi bagi pasien yang menjalani perawatan isolasi radioaktif Iodine 131 di Ruang Isolasi Radio Aktif (RIRA) RSK Dharmais. Konsep trajectory merupakan salah satu teori keperawatan yang akan membantu memberdayakan pasien dan caregiver karena memberikan perawatan yang sesuai dengan tahapan atau fase penyakit pasien serta berfokus pada perawatan paliatif. Perawatan paliatif merupakan salah satu area fokus perawat spesialis pada bidang perawatan kanker yang akan membantu meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup pasien. Penerapan perawatan program spiritual bersifat non-ivasif, murah, aman, dan secara tehnis praktis dalam mengelola status depresi pasien. Edukasi dapat memperbaiki pemahaman pasien tentang radioterapi dan efek sampingnya sehingga dapat meningkatkan kualitas mutu pelayanan keperawatan.
{"title":"PENERAPAN PROGRAM PERAWATAN SPIRITUAL UNTUK MENURUNKAN DEPRESI PADA PASIEN LEUKEMIA","authors":"Nia Rosliany, Dewi Irawaty, Riri Maria","doi":"10.33377/jkh.v2i1.32","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/jkh.v2i1.32","url":null,"abstract":"Peran perawat spesialis medikal bedah adalah sebagai caregiver, researcher, dan innovator yang diterapkan dalam mengelola kasus pasien kanker dengan pendekatan chronic illness trajectory model, penerapan evidence based nursing program perawatan spiritual pada pasien leukemia untuk menurunkan depresi, dan melakukan proyek inovasi tentang manajemen edukasi bagi pasien yang menjalani perawatan isolasi radioaktif Iodine 131 di Ruang Isolasi Radio Aktif (RIRA) RSK Dharmais. Konsep trajectory merupakan salah satu teori keperawatan yang akan membantu memberdayakan pasien dan caregiver karena memberikan perawatan yang sesuai dengan tahapan atau fase penyakit pasien serta berfokus pada perawatan paliatif. Perawatan paliatif merupakan salah satu area fokus perawat spesialis pada bidang perawatan kanker yang akan membantu meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup pasien. Penerapan perawatan program spiritual bersifat non-ivasif, murah, aman, dan secara tehnis praktis dalam mengelola status depresi pasien. Edukasi dapat memperbaiki pemahaman pasien tentang radioterapi dan efek sampingnya sehingga dapat meningkatkan kualitas mutu pelayanan keperawatan.","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133714749","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara temperamen bayi dengan maternal self efficacy pada ibu remaja. Penelitian cross sectional ini menggunakan tehnik consecutive sampling dengan 100 responden ibu remaja primipara. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang sudah terstruktur yaitu kuesioner demografi, Maternal Efficacy Questionnaire (MEQ), Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) dan Infant Characteristic Questionnaire (ICQ). Variabel temperamen bayi dan kepercayaan diri ibu dianalisis menggunakan chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara temperamen bayi dengan maternal self efficacy pada ibu remaja dengan nilai p 0,001. Temperamen bayi sangat memengaruhi kepercayaan diri ibu remaja. Temperamen bayi yang easy berpengaruh pada peningkatan self efficacy ibu dibandingkan temperamen bayi yang difficult.
{"title":"KORELASI TEMPERAMEN BAYI DENGAN MATERNAL SELF EFFICACY PADA IBU REMAJA DI BANGKA SELATAN","authors":"Jehan Puspasari","doi":"10.33377/jkh.v1i2.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/jkh.v1i2.35","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara temperamen bayi dengan maternal self efficacy pada ibu remaja. Penelitian cross sectional ini menggunakan tehnik consecutive sampling dengan 100 responden ibu remaja primipara. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang sudah terstruktur yaitu kuesioner demografi, Maternal Efficacy Questionnaire (MEQ), Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) dan Infant Characteristic Questionnaire (ICQ). Variabel temperamen bayi dan kepercayaan diri ibu dianalisis menggunakan chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara temperamen bayi dengan maternal self efficacy pada ibu remaja dengan nilai p 0,001. Temperamen bayi sangat memengaruhi kepercayaan diri ibu remaja. Temperamen bayi yang easy berpengaruh pada peningkatan self efficacy ibu dibandingkan temperamen bayi yang difficult.","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125400500","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perubahan fungsional pada lansia pasca stroke dapat mempengaruhi lansia dan keluarga secara fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Berfokus pada dampak stroke bagi lansia dan keluarga, maka tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi status fungsional sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia pasca stroke. Penelitian cross-sectional ini menggunakan teknik purposive sampling dengan 70 responden lansia pasca stroke yang tinggal bersama keluarga di Jakarta Selatan. Penelitian mengkaji status fungsional dengan instrumen IADL dan kualitas hidup lansia pasca stroke dengan SS-QOL12. Peneliti mengkaji faktor lain yang memiliki hubungan signifikan dengan kualitas hidup yaitu dukungan sosial dan beban pelaku rawat. Model regresi linear digunakan dalam penelitian untuk mengetahui factor yang paling mempengaruhi kualitas hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status fungsional, dukungan sosial dan beban pelaku rawat keluarga mempengaruhi kualitas hidup lansia pasca stroke. Status fungsional merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia pasca stroke. Kesimpulan penelitian adalah tingginya status fungsional lansia pasca stroke berhubungan dengan meningkatnya kualitas hidup lansia pasca stroke. Perawat komunitas dan keluarga memiliki peran penting dalam proses rehabilitasi lansia pasca stroke. Kata kunci : lansia pasca stroke, pelaku rawat keluarga, kualitas hidup, beban rawat
{"title":"STATUS FUNGSIONAL SEBAGAI FAKTOR DETERMINAN KUALITAS HIDUP LANSIA PASCA STROKE DI JAKARTA SELATAN","authors":"P. Lestari","doi":"10.33377/jkh.v1i2.24","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/jkh.v1i2.24","url":null,"abstract":"Perubahan fungsional pada lansia pasca stroke dapat mempengaruhi lansia dan keluarga secara fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Berfokus pada dampak stroke bagi lansia dan keluarga, maka tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi status fungsional sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia pasca stroke. Penelitian cross-sectional ini menggunakan teknik purposive sampling dengan 70 responden lansia pasca stroke yang tinggal bersama keluarga di Jakarta Selatan. Penelitian mengkaji status fungsional dengan instrumen IADL dan kualitas hidup lansia pasca stroke dengan SS-QOL12. Peneliti mengkaji faktor lain yang memiliki hubungan signifikan dengan kualitas hidup yaitu dukungan sosial dan beban pelaku rawat. Model regresi linear digunakan dalam penelitian untuk mengetahui factor yang paling mempengaruhi kualitas hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status fungsional, dukungan sosial dan beban pelaku rawat keluarga mempengaruhi kualitas hidup lansia pasca stroke. Status fungsional merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia pasca stroke. Kesimpulan penelitian adalah tingginya status fungsional lansia pasca stroke berhubungan dengan meningkatnya kualitas hidup lansia pasca stroke. Perawat komunitas dan keluarga memiliki peran penting dalam proses rehabilitasi lansia pasca stroke. \u0000 \u0000Kata kunci : lansia pasca stroke, pelaku rawat keluarga, kualitas hidup, beban rawat","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115405607","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Cedera menjadi ancaman kesehatan dunia karena 7% kematian diakibatkan oleh cedera. Hasil riset kesehatan dasar (2013) menunjukkan bahwa kejadian cedera yang terjadi di rumah sebanyak 36,5%. Faktor perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga terkait pencegahan cedera berpengaruh terhadap kejadian cedera pada anak usia sekolah. Strategi pencegahan cedera yang dilakukan adalah dengan Model Simbol menggunakan video animasi melibatkan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan Model Sandi (Simbol Andi) dalam pencegahan cedera pada keluarga. Desain penelitian ini adalah studi kasus. Jumlah sampel penelitian sebanyak 10 keluarga yang diambil melalui tehnik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga serta terjadi peningkatan tingkat kemandirian keluarga. Intervensi Model Sandi diharapkan dapat dijadikan salah satu pendekatan intervensi keperawatan keluarga dalam menyelesaikan permasalahan risiko cedera pada anak usia sekolah.
{"title":"Penerapan Symbolic Modeling melalui Pendekatan Asuhan Keperawatan Keluarga dalam Menurunkan Kejadian Cedera pada Anak Usia Sekolah","authors":"R. Utami, Agus Setiawan, Poppy Fitriyani","doi":"10.33377/JKH.V2I1.23","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/JKH.V2I1.23","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000 \u0000Cedera menjadi ancaman kesehatan dunia karena 7% kematian diakibatkan oleh cedera. Hasil riset kesehatan dasar (2013) menunjukkan bahwa kejadian cedera yang terjadi di rumah sebanyak 36,5%. Faktor perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga terkait pencegahan cedera berpengaruh terhadap kejadian cedera pada anak usia sekolah. Strategi pencegahan cedera yang dilakukan adalah dengan Model Simbol menggunakan video animasi melibatkan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan Model Sandi (Simbol Andi) dalam pencegahan cedera pada keluarga. Desain penelitian ini adalah studi kasus. Jumlah sampel penelitian sebanyak 10 keluarga yang diambil melalui tehnik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga serta terjadi peningkatan tingkat kemandirian keluarga. Intervensi Model Sandi diharapkan dapat dijadikan salah satu pendekatan intervensi keperawatan keluarga dalam menyelesaikan permasalahan risiko cedera pada anak usia sekolah.","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131975294","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Setiap tahun semakin terjadi peningkatan jumlah anak penderita DM tipe-1. Tanpa dukungan sosial yang mencukupi, DM tipe-1 sering mengganggu kehidupan normal penderitanya. Tujuan penelitian adalah untuk mengeksplorasi kebutuhan dukungan sosial pada remaja dengan DM tipe-1. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah sebanyak 6 orang remaja dengan DM tipe-1. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian mengidentifikasi 4 tema, yaitu ketergantungan pada orang sekitar, hidup dikontrol, kebahagiaan akan dukungan, dan keinginan seperti remaja lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan bagi perawat anak dapat berkoordinasi dengan pihak lain untuk mengembangkan inovasi pelayanan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik dan komprehensif pada remaja dengan DM tipe-1 sehingga kebutuhan dukungan sosialnya dapat terpenuhi.
{"title":"STUDI FENOMENOLOGI: KEBUTUHAN DUKUNGAN SOSIAL PADA REMAJA DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE-1","authors":"W. Dewi","doi":"10.33377/jkh.v2i2.19","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/jkh.v2i2.19","url":null,"abstract":"Setiap tahun semakin terjadi peningkatan jumlah anak penderita DM tipe-1. Tanpa dukungan sosial yang mencukupi, DM tipe-1 sering mengganggu kehidupan normal penderitanya. Tujuan penelitian adalah untuk mengeksplorasi kebutuhan dukungan sosial pada remaja dengan DM tipe-1. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah sebanyak 6 orang remaja dengan DM tipe-1. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian mengidentifikasi 4 tema, yaitu ketergantungan pada orang sekitar, hidup dikontrol, kebahagiaan akan dukungan, dan keinginan seperti remaja lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan bagi perawat anak dapat berkoordinasi dengan pihak lain untuk mengembangkan inovasi pelayanan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik dan komprehensif pada remaja dengan DM tipe-1 sehingga kebutuhan dukungan sosialnya dapat terpenuhi. \u0000 ","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125600362","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Myalgia can be occured by side effect of chemotherapy. The purpose of this study was to identify the effect of PMR against myalgia in lung cancer patients undergoing chemotherapy. This study design was a quasi experiment, used pre and post test with control group. Samples were 32 patients, recruited by consecutive sampling. Measuring pain assessment used numeric rating scale. The intervention group had been provided PMR fifteen minutes twice a day for five days post chemotherapy. The results showed significantly different reduction of pain intensity before and after providing PMR in the intervention group and control group as well (p value = 0,001). There was a significantly different reduction of myalgia intensity between both group after giving intervention with mean difference 0,81 (p value = 0,001). It can be concluded that PMR can reduce myalgia in lung cancer patients undergoing chemotherapy. Suggestion, PMR becomes one of the complementary therapies to overcome myalgia
{"title":"PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) TERHADAP MYALGIA PADA PASIEN KANKER PARU YANG MENJALANI KEMOTERAPI","authors":"Dedeh Komalawati","doi":"10.33377/jkh.v2i2.18","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/jkh.v2i2.18","url":null,"abstract":"Myalgia can be occured by side effect of chemotherapy. The purpose of this study was to identify the effect of PMR against myalgia in lung cancer patients undergoing chemotherapy. This study design was a quasi experiment, used pre and post test with control group. Samples were 32 patients, recruited by consecutive sampling. Measuring pain assessment used numeric rating scale. The intervention group had been provided PMR fifteen minutes twice a day for five days post chemotherapy. The results showed significantly different reduction of pain intensity before and after providing PMR in the intervention group and control group as well (p value = 0,001). There was a significantly different reduction of myalgia intensity between both group after giving intervention with mean difference 0,81 (p value = 0,001). It can be concluded that PMR can reduce myalgia in lung cancer patients undergoing chemotherapy. Suggestion, PMR becomes one of the complementary therapies to overcome myalgia","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124703015","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract Patient safety culture is a main fondation in implementation of patient safety. The purpose of this study was to know the effects of patient safety champion empowerment on the patient safety culture Rumah Sakit Haji Jakarta. This study was pre-experiment design : one group pretest posttest, with 81 nurses as a samples. Data were analyzed with mcnemar test. Result: implementation of patient safety culture increased not significantly 7,4 % after got a patient safety champion empowering program (p=0,451; CI= 0.084-0.928). Recommendation: Patient safety champion empowering need to developed to increase patient safety’s culture at hospital.
摘要患者安全文化是实施患者安全的重要基础。本研究的目的是了解患者安全冠军授权对患者安全文化Rumah Sakit Haji Jakarta的影响。本研究采用前测设计:一组前测后测,以81名护士为样本。采用mcnemar试验对数据进行分析。结果:实施患者安全冠军授权计划后,患者安全文化的实施率提高了7.4% (p= 0.0451;CI = 0.084 - -0.928)。建议:制定患者安全冠军授权需求,以增强医院的患者安全文化。
{"title":"PENINGKATAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN MELALUI PEMBERDAYAAN CHAMPION KESELAMATAN PASIEN","authors":"W. P. Suci","doi":"10.33377/JKH.V2I2.17","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/JKH.V2I2.17","url":null,"abstract":"\u0000Abstract \u0000Patient safety culture is a main fondation in implementation of patient safety. The purpose of this study was to know the effects of patient safety champion empowerment on the patient safety culture Rumah Sakit Haji Jakarta. This study was pre-experiment design : one group pretest posttest, with 81 nurses as a samples. Data were analyzed with mcnemar test. Result: implementation of patient safety culture increased not significantly 7,4 % after got a patient safety champion empowering program (p=0,451; CI= 0.084-0.928). Recommendation: Patient safety champion empowering need to developed to increase patient safety’s culture at hospital.","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"103 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134447914","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}