Asuhan keperawatan merupakan bentuk pelayanan perawat yang dapat membantu dalam mengatasi permasalahan kesehatan termasuk pada gay dengan HIV/AIDS. Pengkajian keperawatan dapat menjadi salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi pengkajian keperawatan yang efektif bagi gay dengan HIV/AIDS. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dengan semi struktur dan menggunakan field note kepada 14 partisipan dan dianalisa dengan analisa tematik. Penelitian ini menghasilkan dua tema yaitu fokus teknik pengkajian di awal pertemuan dan lingkup pengkajian yang koprehensif. Gay dengan HIV/AIDS membutuhkan waktu untuk menjalin kepercayaan dan kedekatan dengan perawat. Teknik pengkajian diawal pertemuan merupakan hal yang harus diperhatikan perawat dalam proses asuhan keperawatan. Sikap terbuka harus dipertimbangkan dalam melakukan pengkajian keperawatan.
{"title":"PENGKAJIAN KEPERAWATAN YANG EFEKTIF BAGI GAY DENGAN HIV/AIDS","authors":"Malianti Silalahi","doi":"10.33377/JKH.V3I2.55","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/JKH.V3I2.55","url":null,"abstract":"Asuhan keperawatan merupakan bentuk pelayanan perawat yang dapat membantu dalam mengatasi permasalahan kesehatan termasuk pada gay dengan HIV/AIDS. Pengkajian keperawatan dapat menjadi salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi pengkajian keperawatan yang efektif bagi gay dengan HIV/AIDS. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dengan semi struktur dan menggunakan field note kepada 14 partisipan dan dianalisa dengan analisa tematik. Penelitian ini menghasilkan dua tema yaitu fokus teknik pengkajian di awal pertemuan dan lingkup pengkajian yang koprehensif. Gay dengan HIV/AIDS membutuhkan waktu untuk menjalin kepercayaan dan kedekatan dengan perawat. Teknik pengkajian diawal pertemuan merupakan hal yang harus diperhatikan perawat dalam proses asuhan keperawatan. Sikap terbuka harus dipertimbangkan dalam melakukan pengkajian keperawatan.","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116362686","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hipertensi merupakan salah satu jenis penyakit degeneratif yang jumlah prevalensinya semakin meningkat seiring perkembangan zaman. Keberhasilan penatalaksanaan hipertensi dipengaruhi oleh kepatuhan penderita untuk minum obat dan menjaga pola makan atau diit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat dan kontrol diit penderita hipertensi. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional menggunakan sampel 30 penderita hipertensi di RT VIII RW X Randu Agung 1 Kecamatan Kenjeran Kelurahan Sidotopo Wetan Surabaya dengan teknik sampling simple random sampling. Analisa data penelitian ini menggunakan uji chi square. Hasil uji statistik didapatkan p<0,05 (0,00) menunjukkan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat dan kontrol diit penderita hipertensi. Kepatuhan pada program terapi dalam jangka waktu panjang menyebabkan penderita hipertensi rentan mengalami kejenuhan sehingga membutuhkan dukungan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan terdekat yang dapat memberikan pengasuhan untuk meningkatkan kenyamanan dan ketahanan fisik penderita hipertensi sehingga dapat menjadi pendukung utama dalam perawatan penyakitnya. Dukungan keluarga dapat meningkatkan semangat penderita menghadapi penyakitnya melalui pemberian motivasi untuk kontrol ke dokter dan minum obat secara teratur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran diri penderita hipertensi untuk meningkatkan kepatuhan menjalankan pengobatannya agar tekanan darahnya tetap normal dan sebagai dasar pengembangan penelitian selanjutnya.
高血压是一种退行性疾病，随着时间的推移，这些疾病的发病率一直在上升。高血压的处方成功受到患者服药和饮食习惯的影响。本研究的目的是确定家庭支持与服用降压药和控制高血压患者腿部运动的关系。该研究的设计采用了在RT VIII RW X Randu Agung 1区采用30名高血压患者的样本，采用了一种简单随机抽样技术。使用chi square测试对研究数据进行分析。统计结果显示，家庭支持与服用药物依从性和高血压性滴管控制之间存在联系。长期坚持治疗计划使高血压患者容易感到疲劳，因此需要家庭支持。家庭是附近的环境，可以为高血压患者提供舒适和健康的育儿，从而成为疾病治疗的主要倡导者。家庭支持可以通过动力控制医生和定期服药来提高患者对疾病的士气。本研究的结果预计将增加高血压患者的自我意识，以增加对治疗的服从，以保持他的血压正常，并为进一步的研究发展奠定基础。
{"title":"Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat dan Kontrol Diit Penderita Hipertensi","authors":"Caturia Sasti Sulistyana","doi":"10.33377/JKH.V3I2.51","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/JKH.V3I2.51","url":null,"abstract":"Hipertensi merupakan salah satu jenis penyakit degeneratif yang jumlah prevalensinya semakin meningkat seiring perkembangan zaman. Keberhasilan penatalaksanaan hipertensi dipengaruhi oleh kepatuhan penderita untuk minum obat dan menjaga pola makan atau diit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat dan kontrol diit penderita hipertensi. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional menggunakan sampel 30 penderita hipertensi di RT VIII RW X Randu Agung 1 Kecamatan Kenjeran Kelurahan Sidotopo Wetan Surabaya dengan teknik sampling simple random sampling. Analisa data penelitian ini menggunakan uji chi square. Hasil uji statistik didapatkan p<0,05 (0,00) menunjukkan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat dan kontrol diit penderita hipertensi. Kepatuhan pada program terapi dalam jangka waktu panjang menyebabkan penderita hipertensi rentan mengalami kejenuhan sehingga membutuhkan dukungan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan terdekat yang dapat memberikan pengasuhan untuk meningkatkan kenyamanan dan ketahanan fisik penderita hipertensi sehingga dapat menjadi pendukung utama dalam perawatan penyakitnya. Dukungan keluarga dapat meningkatkan semangat penderita menghadapi penyakitnya melalui pemberian motivasi untuk kontrol ke dokter dan minum obat secara teratur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran diri penderita hipertensi untuk meningkatkan kepatuhan menjalankan pengobatannya agar tekanan darahnya tetap normal dan sebagai dasar pengembangan penelitian selanjutnya.","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114830549","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masalah kehamilan tidak diinginkan (KTD) masih menjadi masalah di dunia. KTD sering terjadi pada remaja, dimana ketidakstabilan emosi dan fisik membuat remaja berisiko melakukan aborsi, dan dipengaruhi pengetahuan dan sikap remaja terkait KTD. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja dengan KTD. Penelitian ini merupakan cross sectional menggunakan metode total samping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap remaja tidak signifikan berhubungan dengan KTD (p>0,05). KTD tidak berhubungan dengan pengetahuan dan sikap remaja, namun satu responden yang mengalami KTD adalah remaja dengan pengetahuan kurang dan sikap negatif, sehingga perlu penelitian lebih lanjut dengan menambah jumlah sampel dan melakukan analisi faktor KTD pada remaja
{"title":"PENGETAHUAN BURUK DAN SIKAP NEGATIF REMAJA SEJALAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN","authors":"Casman Casman","doi":"10.33377/JKH.V3I2.53","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/JKH.V3I2.53","url":null,"abstract":"Masalah kehamilan tidak diinginkan (KTD) masih menjadi masalah di dunia. KTD sering terjadi pada remaja, dimana ketidakstabilan emosi dan fisik membuat remaja berisiko melakukan aborsi, dan dipengaruhi pengetahuan dan sikap remaja terkait KTD. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja dengan KTD. Penelitian ini merupakan cross sectional menggunakan metode total samping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap remaja tidak signifikan berhubungan dengan KTD (p>0,05). KTD tidak berhubungan dengan pengetahuan dan sikap remaja, namun satu responden yang mengalami KTD adalah remaja dengan pengetahuan kurang dan sikap negatif, sehingga perlu penelitian lebih lanjut dengan menambah jumlah sampel dan melakukan analisi faktor KTD pada remaja","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133175182","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia mencapai angka 1,6 juta anak. Sekitar 115 ribu anak berkebutuhan khusus bersekolah di SLB sedangkan anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di sekolah reguler pelaksana sekolah inklusi berjumlah sekitar 299 ribu. Dari hasil wawancara dengan guru SLB (Sekolah Luar Biasa) Mojosongo Surakarta di dapatkan bahwa belum pernah dilakukan pengukuran status gizi pada anak dengan kebutuhan khusus di sekolah ini, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan keluarga, pengetahuan orangtua, pola pemberian makan dan gangguan pencernaan dengan status gizi pada anak berkebutuhan khusus. Subyek penelitian ini adalah seluruh orangtua dan murid di SLB Panca Bakti Mulia Mojosongo Surakarta sebanyak 73 orang dengan menggunakan total sampling. Analisis dengan chi square diperoleh hasil untuk hubungan lingkungan keluarga dengan status gizi diperoleh p: 0,003, hubungan pengetahuan orangtua dengan status gizi diperoleh p: 0,000, hubungan pola pemberian makan dengan status gizi diperoleh p: 0,001 dan hubungan gangguan pencernaan dengan status gizi diperoleh p: 0,000. Kesimpulan penelitian ada hubungan faktor lingkungan keluarga, pengetahuan orangtua, pola pemberian makan dan gangguan pencernaan terhadap status gizi anak berkebutuhan khusus di SLB Panca Bakti Mulia Mojosongo
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS","authors":"Rahayu Setyaningsih","doi":"10.33377/JKH.V3I2.49","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/JKH.V3I2.49","url":null,"abstract":"Jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia mencapai angka 1,6 juta anak. Sekitar 115 ribu anak berkebutuhan khusus bersekolah di SLB sedangkan anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di sekolah reguler pelaksana sekolah inklusi berjumlah sekitar 299 ribu. Dari hasil wawancara dengan guru SLB (Sekolah Luar Biasa) Mojosongo Surakarta di dapatkan bahwa belum pernah dilakukan pengukuran status gizi pada anak dengan kebutuhan khusus di sekolah ini, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan keluarga, pengetahuan orangtua, pola pemberian makan dan gangguan pencernaan dengan status gizi pada anak berkebutuhan khusus. Subyek penelitian ini adalah seluruh orangtua dan murid di SLB Panca Bakti Mulia Mojosongo Surakarta sebanyak 73 orang dengan menggunakan total sampling. Analisis dengan chi square diperoleh hasil untuk hubungan lingkungan keluarga dengan status gizi diperoleh p: 0,003, hubungan pengetahuan orangtua dengan status gizi diperoleh p: 0,000, hubungan pola pemberian makan dengan status gizi diperoleh p: 0,001 dan hubungan gangguan pencernaan dengan status gizi diperoleh p: 0,000. Kesimpulan penelitian ada hubungan faktor lingkungan keluarga, pengetahuan orangtua, pola pemberian makan dan gangguan pencernaan terhadap status gizi anak berkebutuhan khusus di SLB Panca Bakti Mulia Mojosongo","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"19 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133535100","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pulmonary tuberculosis (TB) is a chronic disease that can bring about the sufferer's self-stigma and also affect his quality of life. A number of studies report that living with TB has a negative influence on the quality of life of sufferers even with or without self-stigma. The purpose of this study was to identify the quality of life of TB patients who experienced self-stigma. This research is a descriptive study, sample were 31 pulmonary TB patients. Data was collected using a questionnaire. Data analyzed by using frequency distribution and percentage. The researcher first screened TB patients who experienced self-stigma. The results showed that 25 people (80.64%) respondents experienced mild self-stigma. A total of 9 respondents (36%) had a quality of life score in the good category and as many as 16 respondents (64%) had enough category with an average quality of life score is 56.57. While respondents who had moderate self-stigma were 6 people (19.36%) with a good quality of life score was 1 person (16.67%) and enough category quality of life score were 5 people (83.33%) with an average quality of life score is 49.92.
{"title":"Kualitas Hidup Pasien Tuberkulosis Paru yang Mengalami Stigma Diri (Quality of Life Pulmonary Tuberculosis Patients With Self Stigma))","authors":"Yunita Sari","doi":"10.33377/JKH.V3I2.50","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/JKH.V3I2.50","url":null,"abstract":"Pulmonary tuberculosis (TB) is a chronic disease that can bring about the sufferer's self-stigma and also affect his quality of life. A number of studies report that living with TB has a negative influence on the quality of life of sufferers even with or without self-stigma. The purpose of this study was to identify the quality of life of TB patients who experienced self-stigma. This research is a descriptive study, sample were 31 pulmonary TB patients. Data was collected using a questionnaire. Data analyzed by using frequency distribution and percentage. The researcher first screened TB patients who experienced self-stigma. The results showed that 25 people (80.64%) respondents experienced mild self-stigma. A total of 9 respondents (36%) had a quality of life score in the good category and as many as 16 respondents (64%) had enough category with an average quality of life score is 56.57. While respondents who had moderate self-stigma were 6 people (19.36%) with a good quality of life score was 1 person (16.67%) and enough category quality of life score were 5 people (83.33%) with an average quality of life score is 49.92.","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132714173","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Penderita diabetes melitus meningkat setiap tahun, diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia, yaitu tingginya kadar gula darah. Penderita diabetes melitus biasanya mengalami stress sepanjang hidupnya. Beberapa pencegahan dapat dilakukan pada penderita untuk mencegah komplikasi, salah satunya dengan progressive muscle relaxation yang mampu meningkatkan penyerapan insulin dan mengurangi stress. Tujuan: untuk menelaah efektifitas progressive muscle relaxation dalam menurunkan kadar gula darah puasa. Metode: artikel ini merupakan bagian dari penelitian sebelumnya tentang perbedaan efektifitas progressive muscle relaxation dan latihan fisik dalam menurunkan kadar gula darah penderita diabetes mellitus tipe 2. Progressive muscle relaxation dilakukan selama 6 hari berturut-turut dengan dua sesi setiap hari, dimana satu sesi berdurasi 30 menit. Hasil: rata-rata responden berumur 50,37 tahun, dan hasilnya menunjukkan bahwa p=0,000 (p<0,05), yaitu terdapat penurunan kadar gula darah puasa pada kelompok intervensi dari 171,93 mg/dL (sebelum) menjadi 121,73 mg/dL (sesudah). Kesimpulan: progressive muscle relaxation yang dilakukan dengan durasi 30 menit efektif menurunkan kadar gula darah puasa lansia dengan diabetes mellitus tipe 2.
{"title":"MAMPUKAH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) MENURUNKAN GULA DARAH?","authors":"Casman Casman","doi":"10.33377/JKH.V3I1.46","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/JKH.V3I1.46","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Penderita diabetes melitus meningkat setiap tahun, diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia, yaitu tingginya kadar gula darah. Penderita diabetes melitus biasanya mengalami stress sepanjang hidupnya. Beberapa pencegahan dapat dilakukan pada penderita untuk mencegah komplikasi, salah satunya dengan progressive muscle relaxation yang mampu meningkatkan penyerapan insulin dan mengurangi stress. Tujuan: untuk menelaah efektifitas progressive muscle relaxation dalam menurunkan kadar gula darah puasa. Metode: artikel ini merupakan bagian dari penelitian sebelumnya tentang perbedaan efektifitas progressive muscle relaxation dan latihan fisik dalam menurunkan kadar gula darah penderita diabetes mellitus tipe 2. Progressive muscle relaxation dilakukan selama 6 hari berturut-turut dengan dua sesi setiap hari, dimana satu sesi berdurasi 30 menit. Hasil: rata-rata responden berumur 50,37 tahun, dan hasilnya menunjukkan bahwa p=0,000 (p<0,05), yaitu terdapat penurunan kadar gula darah puasa pada kelompok intervensi dari 171,93 mg/dL (sebelum) menjadi 121,73 mg/dL (sesudah). Kesimpulan: progressive muscle relaxation yang dilakukan dengan durasi 30 menit efektif menurunkan kadar gula darah puasa lansia dengan diabetes mellitus tipe 2.","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130238298","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular (PTM) merupakan faktor utama masalah morbiditas dan mortalitas. Menurut WHO (2013), 80% penderita DM berasal dari negara berkembang salah satunya Indonesia. Berdasarkan hasil data Riskesdas (2013), 5,7% di Indonesia khususnya Jakarta timur yang terkena DM dari usia 15 tahun memiliki prevalensi sebesar 2,4%. Berbagai masalah dapat timbul bila diabetes melitus tidak ditangani seperti neuropati dan retinopati. Metode yang digunakan yaitu studi kasus. Studi kasus dilakukan pada 2 pasien DM yang mengalami ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, dengan tujuannya melaksanakan asuhan keperawatan keluarga Ibu S dan Ibu M yang mengalami diabetes melitus dengan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer di Rw 03 Rt 02 dan Rw 04 Rt 06 Kelurahan Pondok Kopi I Jakarta Timur. Studi kasus ini dilakukan secara komprehensif melalui tahap wawancara data dasar keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga, dan fungsi perawatan kesehatan. Tahap observasi dan pemeriksaan fisik lingkungan, stress dan koping keluarga. Studi kasus ini dilakukan 6x kunjungan selama 6 hari dalam pengaturan pola diit DM dan senam kaki sebanyak 6 kali pada pasien I dan 8 kali pada pasien II. Hasilnya pada kasus I terjadi penurunan GDS sebesar 75 mg/dl dari 250 mg/dl dan kasus II terjadi penurunan GDS sebesar 156 mg/dl dari 346 mg/dl, hal ini menunjukkan adanya pengaruh senam kaki terhadap penurunan kadar glukosa serta peningkatan sensitivitas pada kaki pada kedua kasus. Kata kunci: Diabetes Melitus, Senam Kaki, Perfusi Jaringan Perifer, Diit
{"title":"Penerapan senam kaki dan modifikasi diit dalam pengontrolan kadar gula darah melalui metode studi kasus","authors":"Dely Maria","doi":"10.33377/jkh.v3i1.43","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/jkh.v3i1.43","url":null,"abstract":"Perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular (PTM) merupakan faktor utama masalah morbiditas dan mortalitas. Menurut WHO (2013), 80% penderita DM berasal dari negara berkembang salah satunya Indonesia. Berdasarkan hasil data Riskesdas (2013), 5,7% di Indonesia khususnya Jakarta timur yang terkena DM dari usia 15 tahun memiliki prevalensi sebesar 2,4%. Berbagai masalah dapat timbul bila diabetes melitus tidak ditangani seperti neuropati dan retinopati. Metode yang digunakan yaitu studi kasus. Studi kasus dilakukan pada 2 pasien DM yang mengalami ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, dengan tujuannya melaksanakan asuhan keperawatan keluarga Ibu S dan Ibu M yang mengalami diabetes melitus dengan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer di Rw 03 Rt 02 dan Rw 04 Rt 06 Kelurahan Pondok Kopi I Jakarta Timur. Studi kasus ini dilakukan secara komprehensif melalui tahap wawancara data dasar keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga, dan fungsi perawatan kesehatan. Tahap observasi dan pemeriksaan fisik lingkungan, stress dan koping keluarga. Studi kasus ini dilakukan 6x kunjungan selama 6 hari dalam pengaturan pola diit DM dan senam kaki sebanyak 6 kali pada pasien I dan 8 kali pada pasien II. Hasilnya pada kasus I terjadi penurunan GDS sebesar 75 mg/dl dari 250 mg/dl dan kasus II terjadi penurunan GDS sebesar 156 mg/dl dari 346 mg/dl, hal ini menunjukkan adanya pengaruh senam kaki terhadap penurunan kadar glukosa serta peningkatan sensitivitas pada kaki pada kedua kasus. \u0000Kata kunci: Diabetes Melitus, Senam Kaki, Perfusi Jaringan Perifer, Diit","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122758367","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Laparotomi merupakan tindakan pembedahan pada area abdominal untuk mengatasi masalah kesehatan. Risiko infesi dapat terjadi akibat perawatan luka yang tidak adekuat pasca operasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk mengetahui gambaran pelaksanaan perawatan luka pasien post operasi laparotomi di Kabupaten Sumedang. Sampel penelitian adalah 60 responden, diambil dengan random sampling. Pengukuran pelaksanaan perawatan luka digunakan menggunakan instrumen SOP Pelaksanaan Perawatan Luka Depkes RI menggunakan metode observasi non partisipasif. Hasil penelitian menunjukkan tahap pengkajian yang dilakukan oleh perawat dilaksanakan 44% adekuat, 35% tahap analisa data adekuat, 48% perencanaan keperawatan adekuat , 32% implementasi adekuat, dan 80% tahap evaluasi dan dokumentasi adekuat. Penelitian ini merekomendasikan untuk perawat untuk melakukan perawatan luka sesuai SOP dan pihak Rumah Sakit menyediakan fasilitas yang memadai untuk melakukan tindakan keperawatan.
{"title":"STUDI DESKRIPTIF PERAWATAN LUKA PASIEN DENGAN INFEKSI POST OP LAPAROTOMI DI KABUPATEN SUMEDANG","authors":"R. Utami","doi":"10.33377/jkh.v3i1.45","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/jkh.v3i1.45","url":null,"abstract":"Laparotomi merupakan tindakan pembedahan pada area abdominal untuk mengatasi masalah kesehatan. Risiko infesi dapat terjadi akibat perawatan luka yang tidak adekuat pasca operasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk mengetahui gambaran pelaksanaan perawatan luka pasien post operasi laparotomi di Kabupaten Sumedang. Sampel penelitian adalah 60 responden, diambil dengan random sampling. Pengukuran pelaksanaan perawatan luka digunakan menggunakan instrumen SOP Pelaksanaan Perawatan Luka Depkes RI menggunakan metode observasi non partisipasif. Hasil penelitian menunjukkan tahap pengkajian yang dilakukan oleh perawat dilaksanakan 44% adekuat, 35% tahap analisa data adekuat, 48% perencanaan keperawatan adekuat , 32% implementasi adekuat, dan 80% tahap evaluasi dan dokumentasi adekuat. Penelitian ini merekomendasikan untuk perawat untuk melakukan perawatan luka sesuai SOP dan pihak Rumah Sakit menyediakan fasilitas yang memadai untuk melakukan tindakan keperawatan.","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116723340","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan berulang-ulang dengan niat mengancam atau menakut-nakuti orang yang lebih lemah dari pelakunya. Pemberian reinforcement orangtua diharapkan mampu menekan perilaku bullying yang terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara reinforcement orangtua terhadap perilaku bullying pada siswa SMP Perguruan Ksatrya Jakarta. Metode penelitian menggunakan desain deskriptif crossectional dengan teknik accidental sampling. Jumlah sampel penelitian berdasarkan rumus sebanyak 190 responden. Penelitian ini dianalisa menggunakan distribusi frekuensi dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 83 orang (63,4%) responden yang tidak berperilaku bullying dengan jenis reinforcement positif dari orangtua dan 48 orang (36,6%) responden yang berperilaku bullying dengan jenis reinforcement positif dari orangtua. Pada uji statistik dengan derajat kepercayaan 95% dan nilai Alpha= 0,05, didapatkan nilai p value = 0,034 maka disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pemberian reinforcement orangtua terhadap perilaku bullying pada siswa SMP Perguruan Ksatrya Jakarta. Saran dari hasil penelitian orangtua perlu memberikan reinforcement positif kepada remaja untuk menekan perilaku bullying pada remaja.
{"title":"HUBUNGAN PEMBERIAN REINFORCEMENT ORANGTUA DENGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA SMP PERGURUAN KSATRYA JAKARTA PUSAT","authors":"Ika Mustafida","doi":"10.33377/JKH.V3I1.44","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/JKH.V3I1.44","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan berulang-ulang dengan niat mengancam atau menakut-nakuti orang yang lebih lemah dari pelakunya. Pemberian reinforcement orangtua diharapkan mampu menekan perilaku bullying yang terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara reinforcement orangtua terhadap perilaku bullying pada siswa SMP Perguruan Ksatrya Jakarta. Metode penelitian menggunakan desain deskriptif crossectional dengan teknik accidental sampling. Jumlah sampel penelitian berdasarkan rumus sebanyak 190 responden. Penelitian ini dianalisa menggunakan distribusi frekuensi dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 83 orang (63,4%) responden yang tidak berperilaku bullying dengan jenis reinforcement positif dari orangtua dan 48 orang (36,6%) responden yang berperilaku bullying dengan jenis reinforcement positif dari orangtua. Pada uji statistik dengan derajat kepercayaan 95% dan nilai Alpha= 0,05, didapatkan nilai p value = 0,034 maka disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pemberian reinforcement orangtua terhadap perilaku bullying pada siswa SMP Perguruan Ksatrya Jakarta. Saran dari hasil penelitian orangtua perlu memberikan reinforcement positif kepada remaja untuk menekan perilaku bullying pada remaja. \u0000 ","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129346378","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Diare merupakan suatu penyakit endemis di Indonesia yang berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian. Penanganan diare selain menggunakan teknik farmakoterapi terdapat juga terapi komplementer yang dapat digunakan yaitu dengan memberikan madu.. Manfaat madu untuk mengatasi diare karena efek antibakterinya dan kandungan nutrisinya yang mudah dicerna. Madu juga membantu dalam penggantian cairan tubuh yang hilang akibat diare. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh madu terhadap diare akut pada anak balita. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan Pretest and posttest non equivalent control group design. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengeruh madu terhadap frekuensi buang air besar (BAB) dan karakteristik feses pada anak balita dengan diare akut.. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan frekuensi BAB dan konsistensi feses sebelum dan sesudah pemberian madu (p value = 0,001) sehingga dapat disimpulkan bahwa madu berpengaruh terhadap frekuensi BAB dan konsistensi feses pada anak balita dengan diare akut.
{"title":"HONEY AS A COMPLEMENTARY THERAPY FOR CHILDREN WITH ACUTE DIARRHEA","authors":"R. Rokhaidah","doi":"10.33377/JKH.V3I1.42","DOIUrl":"https://doi.org/10.33377/JKH.V3I1.42","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000 \u0000Diare merupakan suatu penyakit endemis di Indonesia yang berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian. Penanganan diare selain menggunakan teknik farmakoterapi terdapat juga terapi komplementer yang dapat digunakan yaitu dengan memberikan madu.. Manfaat madu untuk mengatasi diare karena efek antibakterinya dan kandungan nutrisinya yang mudah dicerna. Madu juga membantu dalam penggantian cairan tubuh yang hilang akibat diare. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh madu terhadap diare akut pada anak balita. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental dengan Pretest and posttest non equivalent control group design. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengeruh madu terhadap frekuensi buang air besar (BAB) dan karakteristik feses pada anak balita dengan diare akut.. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan frekuensi BAB dan konsistensi feses sebelum dan sesudah pemberian madu (p value = 0,001) sehingga dapat disimpulkan bahwa madu berpengaruh terhadap frekuensi BAB dan konsistensi feses pada anak balita dengan diare akut. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":377897,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Holistic","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122629153","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
京公网安备 11010802042870号
京ICP备2023020795号-1
扫码关注我们
求助内容：
应助结果提醒方式：