Pub Date : 2016-12-30DOI: 10.30870/vanos.v1i2.1018
Danar Susilo Wijayanto, Indah Widiastuti
Pemanfaatan angin dan radiasi matahari sebagai sumber energi bisa mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan bahan bakar fosil, mengurangi biaya operasional dalam jangka panjang, dan mendukung konservasi sumber daya alam. Pengabdian ini menerapkan penggunaan sumber energi terbarukan untuk pompa air yang digunakan sebagai sumber irigasi tanaman buah dan sayuran pada pertanian organik di Balai Percontohan Pertanian (BPP) Ngasinan, Kelurahan Beji, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri. Teknologi hibrid menggabungkan turbin tenaga angin dan sel surya untuk memberikan pasokan listrik kepada pompa yang mengangkat air dengan Total Dynamic Head (TDH) 12 meter. Sistem hibrid turbin angin dan solar sel mampu menghidupkan pompa air, sehingga pompa bisa mengalirkan air dari sumur ke tandon air. Sistem irigasi tetes dari tandon ke tanaman buah naga menyebabkan tanaman selalu lembab, sehingga mengurangi resiko kekeringan dan penyakit tanaman.
{"title":"POMPA AIR BERTENAGA HIBRID UNTUK IRIGASI TANAMAN BUAH NAGA","authors":"Danar Susilo Wijayanto, Indah Widiastuti","doi":"10.30870/vanos.v1i2.1018","DOIUrl":"https://doi.org/10.30870/vanos.v1i2.1018","url":null,"abstract":"Pemanfaatan angin dan radiasi matahari sebagai sumber energi bisa mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan bahan bakar fosil, mengurangi biaya operasional dalam jangka panjang, dan mendukung konservasi sumber daya alam. Pengabdian ini menerapkan penggunaan sumber energi terbarukan untuk pompa air yang digunakan sebagai sumber irigasi tanaman buah dan sayuran pada pertanian organik di Balai Percontohan Pertanian (BPP) Ngasinan, Kelurahan Beji, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri. Teknologi hibrid menggabungkan turbin tenaga angin dan sel surya untuk memberikan pasokan listrik kepada pompa yang mengangkat air dengan Total Dynamic Head (TDH) 12 meter. Sistem hibrid turbin angin dan solar sel mampu menghidupkan pompa air, sehingga pompa bisa mengalirkan air dari sumur ke tandon air. Sistem irigasi tetes dari tandon ke tanaman buah naga menyebabkan tanaman selalu lembab, sehingga mengurangi resiko kekeringan dan penyakit tanaman.","PeriodicalId":389382,"journal":{"name":"Vanos: Journal of Mechanical Engineering Education","volume":"201 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127845252","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengaturan tempat duduk menentukan keberhasilan dalam penerapan model pembelajaran Kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaturan tempat duduk kelas berdasarkan mazhab McCroskey pada pembelajaran saintifik di Sekolah Menengah Kejuruan yang meliputi model traditional, horseshoe, dan modular arrangement . Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method . Populasi penelitian adalah siswa SMK Negeri 2 Wonosari. Sampel penelitian yang digunakan adalah kelas X dan XI dengan jumlah 90 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, kuesioner, dan wawancara. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bentuk modular (mengelompok) memiliki kualitas tertinggi dalam hal motivasi belajar dengan persentase 68,7% dan fleksibility sebesar 66,93%, bentuk “U” ( horsehoe ) memiliki kualitas tertinggi dalam visibility yaitu sebesar 71,37% , dan bentuk baris/tradisional memiliki persentase di bawah keduanya, (2) Keaktifan belajar siswa paling menonjol ada pada bentuk modular dengan kegiatan yang dominan visual, oral, listening, writing, drawing , motor, mental, dan emotional , dan (3) Terdapat perbedaan antara bentuk baris, bentuk “U” dan bentuk modular dilihat dari ketiga aspek yaitu motivasi, visibility , dan fleksibility .
{"title":"PERBEDAAN PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA PADA PEMBELAJARAN SAINTIFIK DI SMK","authors":"Bayu Rahmat Setiadi, Sulaeman Deni Ramdani","doi":"10.30870/VANOS.V1I1.830","DOIUrl":"https://doi.org/10.30870/VANOS.V1I1.830","url":null,"abstract":"Pengaturan tempat duduk menentukan keberhasilan dalam penerapan model pembelajaran Kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaturan tempat duduk kelas berdasarkan mazhab McCroskey pada pembelajaran saintifik di Sekolah Menengah Kejuruan yang meliputi model traditional, horseshoe, dan modular arrangement . Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method . Populasi penelitian adalah siswa SMK Negeri 2 Wonosari. Sampel penelitian yang digunakan adalah kelas X dan XI dengan jumlah 90 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, kuesioner, dan wawancara. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bentuk modular (mengelompok) memiliki kualitas tertinggi dalam hal motivasi belajar dengan persentase 68,7% dan fleksibility sebesar 66,93%, bentuk “U” ( horsehoe ) memiliki kualitas tertinggi dalam visibility yaitu sebesar 71,37% , dan bentuk baris/tradisional memiliki persentase di bawah keduanya, (2) Keaktifan belajar siswa paling menonjol ada pada bentuk modular dengan kegiatan yang dominan visual, oral, listening, writing, drawing , motor, mental, dan emotional , dan (3) Terdapat perbedaan antara bentuk baris, bentuk “U” dan bentuk modular dilihat dari ketiga aspek yaitu motivasi, visibility , dan fleksibility .","PeriodicalId":389382,"journal":{"name":"Vanos: Journal of Mechanical Engineering Education","volume":"187 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122783380","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat student self-assessment yang tepat untuk Mata Pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan SMK Teknik Kendaraan Ringan, dan untuk mengetahui karakteristik perangkat student self-assessment yang valid, reliabel, dan praktis. Penelitian pengembangan ini mengacu langkah pengembangan Borg & Gall dengan desain pengembangan terdiri dari sepuluh langkah. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Yogyakarta dan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI Kompetensi Keahlian TKR. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi, dan instrumen penilaian. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kuantitatif deskriptif dengan metode Corrected Item-Total Correlations . Peninjauan validitas isi menggunakan peninjauan konsistensi penilaian rater dengan Intraclass Correlation Coefficient . Hasil penelitian ini berupa seperangkat student self-assessment yang terdiri dari instrumen penilaian, rubrik penilaian, dan pedoman pengembangan penilaian. Perangkat student self-assessment Mata Pelajaran PKKR SMK Kompetensi Keahlian TKR dinyatakan memenuhi kriteria valid, reliabel, dan praktis.
{"title":"PENGEMBANGAN STUDENT SELF-ASSESSMENT BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMK","authors":"S. Ramdani","doi":"10.30870/VANOS.V1I1.832","DOIUrl":"https://doi.org/10.30870/VANOS.V1I1.832","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat student self-assessment yang tepat untuk Mata Pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan SMK Teknik Kendaraan Ringan, dan untuk mengetahui karakteristik perangkat student self-assessment yang valid, reliabel, dan praktis. Penelitian pengembangan ini mengacu langkah pengembangan Borg & Gall dengan desain pengembangan terdiri dari sepuluh langkah. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Yogyakarta dan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI Kompetensi Keahlian TKR. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi, dan instrumen penilaian. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kuantitatif deskriptif dengan metode Corrected Item-Total Correlations . Peninjauan validitas isi menggunakan peninjauan konsistensi penilaian rater dengan Intraclass Correlation Coefficient . Hasil penelitian ini berupa seperangkat student self-assessment yang terdiri dari instrumen penilaian, rubrik penilaian, dan pedoman pengembangan penilaian. Perangkat student self-assessment Mata Pelajaran PKKR SMK Kompetensi Keahlian TKR dinyatakan memenuhi kriteria valid, reliabel, dan praktis.","PeriodicalId":389382,"journal":{"name":"Vanos: Journal of Mechanical Engineering Education","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129646862","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat mekanis pada baja AISI 4140 dengan proses tempering dengan variasi waktu tahan dan variasi suhu pada proses self tempering . Material terlebih dahulu dipanaskan pada suhu 850°C, di tahan dengan waktu 14 dan 28 menit, media pendinginan adalah Oli SAE 20. Pada proses tempering baja dipanaskan kembali dengan suhu 200°C di tahan dengan waktu 30 dan 120 menit. Sedangkan untuk proses self tempering , baja di panaskan pada suhu 850°C di tahan dengan waktu 14 dan 28 menit kemudian didinginkan, suhu yang harus dicapai pada pendinginan adalah 200°C, 400°C dan 600°C. Proses tempering dengan variasi waktu tahan mempunyai nilai kekerasan terbesar 50,1 HRC dengan waktu tahan 120 menit, sedangkan nilai kekerasan terbesar pada proses self tempering dengan variasi suhu adalah 29,68 HRC pada suhu 200°C. Nilai ketangguhan terbesar pada saat proses tempering adalah 0,341 (J/mm 2 ) dengan waktu tahan 120 menit, sedangkan pada saat proses self tempering ketangguhan terbesar pada suhu 600°C dengan nilai 0,375 (J/mm 2 ). Laju korosi terbesar pada saat tempering adalah 0,055 (mpy) dengan waktu tahan 30 menit, sedangkan pada saat proses self tempering laju korosi terbesar pada suhu 400°C dengan nilai 0,0388 (mpy).
{"title":"PENGARUH VARIASI SUHU PADA PROSES SELF TEMPERING DAN VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA AISI 4140","authors":"S. Sunardi, Moh Fawaid, H. N. H. N. D. Desga","doi":"10.30870/vanos.v1i1.835","DOIUrl":"https://doi.org/10.30870/vanos.v1i1.835","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat mekanis pada baja AISI 4140 dengan proses tempering dengan variasi waktu tahan dan variasi suhu pada proses self tempering . Material terlebih dahulu dipanaskan pada suhu 850°C, di tahan dengan waktu 14 dan 28 menit, media pendinginan adalah Oli SAE 20. Pada proses tempering baja dipanaskan kembali dengan suhu 200°C di tahan dengan waktu 30 dan 120 menit. Sedangkan untuk proses self tempering , baja di panaskan pada suhu 850°C di tahan dengan waktu 14 dan 28 menit kemudian didinginkan, suhu yang harus dicapai pada pendinginan adalah 200°C, 400°C dan 600°C. Proses tempering dengan variasi waktu tahan mempunyai nilai kekerasan terbesar 50,1 HRC dengan waktu tahan 120 menit, sedangkan nilai kekerasan terbesar pada proses self tempering dengan variasi suhu adalah 29,68 HRC pada suhu 200°C. Nilai ketangguhan terbesar pada saat proses tempering adalah 0,341 (J/mm 2 ) dengan waktu tahan 120 menit, sedangkan pada saat proses self tempering ketangguhan terbesar pada suhu 600°C dengan nilai 0,375 (J/mm 2 ). Laju korosi terbesar pada saat tempering adalah 0,055 (mpy) dengan waktu tahan 30 menit, sedangkan pada saat proses self tempering laju korosi terbesar pada suhu 400°C dengan nilai 0,0388 (mpy).","PeriodicalId":389382,"journal":{"name":"Vanos: Journal of Mechanical Engineering Education","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126514888","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan prestasi belajar dengan kesiapan kerja, (2) hubungan persepsi dunia kerja dengan kesiapan kerja, (3) hubungan jiwa kewirausahaan dengan kesiapan kerja, dan (4) hubungan prestasi belajar, persepsi dunia kerja dan jiwa kewirausahaan secara simultan dengan kesiapan kerja mahasiswa. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi berjumlah 95 mahasiswa pendidikan teknik mesin semester v. Sampel yang dipilih 95 mahasiswa karena teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling . Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan angket, sedangkan teknik analisis datanya menggunakan regresi dengan bantuan SPSS 20.0. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) terdapat hubungan antara prestasi belajar dengan kesiapan kerja mahasiswa dengan signifikansi sebesar 0,053 atau 5,3%, (2) terdapat hubungan antara persepsi dunia kerja dengan kesiapan kerja mahasiswa dengan signifikansi sebesar 0,044 atau 4,4%, (3) terdapat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan kesiapan kerja dengan signifikansi sebesar 0,050 atau 5,0%, dan (4) terdapat hubungan antara prestasi belajar, persepsi dunia kerja, dan jiwa kewirausahaan dengan kesiapan kerja dengan signifikansi sebesar 0,146 atau 14,6%.
{"title":"HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR, PERSEPSI DUNIA KERJA, DAN JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN KESIAPAN KERJA MAHASISWA PTM","authors":"D. Ratnawati","doi":"10.30870/vanos.v1i1.828","DOIUrl":"https://doi.org/10.30870/vanos.v1i1.828","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan prestasi belajar dengan kesiapan kerja, (2) hubungan persepsi dunia kerja dengan kesiapan kerja, (3) hubungan jiwa kewirausahaan dengan kesiapan kerja, dan (4) hubungan prestasi belajar, persepsi dunia kerja dan jiwa kewirausahaan secara simultan dengan kesiapan kerja mahasiswa. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi berjumlah 95 mahasiswa pendidikan teknik mesin semester v. Sampel yang dipilih 95 mahasiswa karena teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling . Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan angket, sedangkan teknik analisis datanya menggunakan regresi dengan bantuan SPSS 20.0. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) terdapat hubungan antara prestasi belajar dengan kesiapan kerja mahasiswa dengan signifikansi sebesar 0,053 atau 5,3%, (2) terdapat hubungan antara persepsi dunia kerja dengan kesiapan kerja mahasiswa dengan signifikansi sebesar 0,044 atau 4,4%, (3) terdapat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan kesiapan kerja dengan signifikansi sebesar 0,050 atau 5,0%, dan (4) terdapat hubungan antara prestasi belajar, persepsi dunia kerja, dan jiwa kewirausahaan dengan kesiapan kerja dengan signifikansi sebesar 0,146 atau 14,6%.","PeriodicalId":389382,"journal":{"name":"Vanos: Journal of Mechanical Engineering Education","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133627932","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah multimedia pembelajaran servis sepeda motor yang telah dibuat dan dikembangkan sudah layak atau efektif berdasarkan karakteristik media pembelajaran yang baik. Pengembangan multimedia pembelajaran menggunakan model ADDIE yaitu Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluate . Validasi kelayakan media menggunakan validasi ahli dan validasi pengguna. Teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif berdasarkan perolehan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) media pembelajaran yang baik harus memenuhi karakteristik media berupa kriteria pendidikan, tampilan program dan kualitas teknis dan (2) hasil penelitian berdasarkan kriteria pendidikan, tampilan program dan kualitas teknis masing-masing diperoleh rerata secara keseluruhan sebagai berikut 89,99%; 83,34% dan 83,02%. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran yang telah dibuat dan dikembangkan telah memenuhi karakteristik media pembelajaran yang baik dengan kategori “sangat baik”.
{"title":"PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN SERVIS SEPEDA MOTOR DITINJAU DARI KRITERIA PENDIDIKAN, TAMPILAN PROGRAM DAN KUALITAS TEKNIS","authors":"Muhammad Nurtanto","doi":"10.30870/VANOS.V1I1.831","DOIUrl":"https://doi.org/10.30870/VANOS.V1I1.831","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah multimedia pembelajaran servis sepeda motor yang telah dibuat dan dikembangkan sudah layak atau efektif berdasarkan karakteristik media pembelajaran yang baik. Pengembangan multimedia pembelajaran menggunakan model ADDIE yaitu Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluate . Validasi kelayakan media menggunakan validasi ahli dan validasi pengguna. Teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif berdasarkan perolehan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) media pembelajaran yang baik harus memenuhi karakteristik media berupa kriteria pendidikan, tampilan program dan kualitas teknis dan (2) hasil penelitian berdasarkan kriteria pendidikan, tampilan program dan kualitas teknis masing-masing diperoleh rerata secara keseluruhan sebagai berikut 89,99%; 83,34% dan 83,02%. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran yang telah dibuat dan dikembangkan telah memenuhi karakteristik media pembelajaran yang baik dengan kategori “sangat baik”.","PeriodicalId":389382,"journal":{"name":"Vanos: Journal of Mechanical Engineering Education","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130626745","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk: (a) Merancang sistem tes diagnostik kesulitan belajar mahasiswa jurusan pendidikan teknik mesin, dan, dan (b) mengembangkan sistem tes diagnostik kesulitan belajar Mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development dengan perangkat lunak. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model modifikasi linear sequential yang disebut juga sebagai classic life cycle atau model waterfall yang memiliki 4 langkah. Analisis kebutuhan sistem dan perancangan sistem telah dilakukan pada tahun kedua. Implementasi dan validasi program dilakukan pada tahun keempat. Validasi sistem dilakukan dengan angket yang diberikan kepada 6 dosen yang mengampu di jurusan teknik pendidikan mesin untuk melihat aspek kinerja, rancangan, dan aksesbilitas sistem. Analisis data validasi dilakukan dengan statistik deskriptif. Langkah terakhir, evaluasi pemanfaatan sistem, akan dilaksanakan pada tahun kelima. Sistem tes diagnostik kesulitan belajar akan dikembangkan dengan arsitektur web client-server. Sistem ini memiliki tiga kelompok pengguna, yaitu admin, dosen, dan mahasiswa. Hasil analisis aspek kinerja, rancangan, dan adaptabilitas sistem secara keseluruhan akan dianalisis dari angket yang mempunyai rata-rata penilaian yang diperoleh dari skala 1–4, sehingga termasuk kategori sangat baik. Karena itu sistem yang telah dikembangkan dapat digunakan pada penelitian lebih lanjut pada tahun keenam, yaitu evaluasi pemanfaatan sistem.
{"title":"PENGEMBANGAN SISTEM TES DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR BERBASIS WEB MAHASISWA JURUSAN TEKNIK MESIN","authors":"Soffan Nurhaji","doi":"10.30870/vanos.v1i1.833","DOIUrl":"https://doi.org/10.30870/vanos.v1i1.833","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk: (a) Merancang sistem tes diagnostik kesulitan belajar mahasiswa jurusan pendidikan teknik mesin, dan, dan (b) mengembangkan sistem tes diagnostik kesulitan belajar Mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development dengan perangkat lunak. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model modifikasi linear sequential yang disebut juga sebagai classic life cycle atau model waterfall yang memiliki 4 langkah. Analisis kebutuhan sistem dan perancangan sistem telah dilakukan pada tahun kedua. Implementasi dan validasi program dilakukan pada tahun keempat. Validasi sistem dilakukan dengan angket yang diberikan kepada 6 dosen yang mengampu di jurusan teknik pendidikan mesin untuk melihat aspek kinerja, rancangan, dan aksesbilitas sistem. Analisis data validasi dilakukan dengan statistik deskriptif. Langkah terakhir, evaluasi pemanfaatan sistem, akan dilaksanakan pada tahun kelima. Sistem tes diagnostik kesulitan belajar akan dikembangkan dengan arsitektur web client-server. Sistem ini memiliki tiga kelompok pengguna, yaitu admin, dosen, dan mahasiswa. Hasil analisis aspek kinerja, rancangan, dan adaptabilitas sistem secara keseluruhan akan dianalisis dari angket yang mempunyai rata-rata penilaian yang diperoleh dari skala 1–4, sehingga termasuk kategori sangat baik. Karena itu sistem yang telah dikembangkan dapat digunakan pada penelitian lebih lanjut pada tahun keenam, yaitu evaluasi pemanfaatan sistem.","PeriodicalId":389382,"journal":{"name":"Vanos: Journal of Mechanical Engineering Education","volume":"439 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123007364","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}