Kesulitan dan hambatan saat penyelesaian skripsi yang dialami oleh mahasiswa sering dirasakan sebagai suatu beban yang berat, akibatnya berkembang menjadi sikap negatif yang akhirnya dapat menimbulkan kecemasan sehingga menyebabkan mahasiswa menunda penyusunan skripsinya bahkan ada yang memutuskan untuk tidak menyelesaikan skripsinya. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi kecemasan pada mahasiswa adalah daya juang mahasiswa tersebut untuk menyelesaikan skripsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara adversity quotient dengan kecemasan dalam menghadapi tugas akhir penyusunan skripsi pada mahasiswa/i FK UISU. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analitik, desain cross sectional dengan jumlah sampel akhir sebanyak 150 orang. Variabel adversity quotient diukur dengan kuesioner dari Stoltz dengan dimensi yaitu control, origin dan ownership, reach, dan endurance. Sedangkan variabel kecemaasan pengukurannnya mengacu pada asepek-aspek dari Greenberg & Padesky, yaitu pemikiran, perilaku, suasana hati, dan fisik. Metode analisis yang digunakan adalah korelasi. Hasil penelitian mendapatkan bahwa terdapat hubungan negatif antara adversity quotient dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi tugas akhir penyusunan skripsi pada Mahasiswa/i FK UISU dengan nilai p value 0,019.
{"title":"ADVERSITY QUOTIENT DAN KECEMASAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR","authors":"Yolanda Karina Putri, Surya Akbar","doi":"10.30743/stm.v5i1.259","DOIUrl":"https://doi.org/10.30743/stm.v5i1.259","url":null,"abstract":"Kesulitan dan hambatan saat penyelesaian skripsi yang dialami oleh mahasiswa sering dirasakan sebagai suatu beban yang berat, akibatnya berkembang menjadi sikap negatif yang akhirnya dapat menimbulkan kecemasan sehingga menyebabkan mahasiswa menunda penyusunan skripsinya bahkan ada yang memutuskan untuk tidak menyelesaikan skripsinya. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi kecemasan pada mahasiswa adalah daya juang mahasiswa tersebut untuk menyelesaikan skripsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara adversity quotient dengan kecemasan dalam menghadapi tugas akhir penyusunan skripsi pada mahasiswa/i FK UISU. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analitik, desain cross sectional dengan jumlah sampel akhir sebanyak 150 orang. Variabel adversity quotient diukur dengan kuesioner dari Stoltz dengan dimensi yaitu control, origin dan ownership, reach, dan endurance. Sedangkan variabel kecemaasan pengukurannnya mengacu pada asepek-aspek dari Greenberg & Padesky, yaitu pemikiran, perilaku, suasana hati, dan fisik. Metode analisis yang digunakan adalah korelasi. Hasil penelitian mendapatkan bahwa terdapat hubungan negatif antara adversity quotient dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi tugas akhir penyusunan skripsi pada Mahasiswa/i FK UISU dengan nilai p value 0,019.","PeriodicalId":393919,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran STM (Sains dan Teknologi Medik)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121409616","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan telah menjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan tanaman herbal pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Besar sampel yang digunakan pada peneltiian ini adalah 95 orang, dimana teknik pengambilan sampel mengggunakan teknik simple random sampling. Data yang diperoleh akan dianalisis secara univariat. Hasil penelitian ini didapatkan responden terbanyak adalah umur 26-39 tahun yaitu sebanyak 42 responden (43%), laki-laki sebanyak 49 responen (51%), lulusan SMA sebanyak 45 responen (46,9%) dan wiraswasta yaitu sebanyak 28 responden (30,2%). Penggunaan Tanaman Herbal sebanyak 87 responden (91,7%). Penggunaan tanaman herbal Jahe sebanyak 40 responden (43%), dengan pemakaian tunggal sebanyak 79 responden (91,7%) dan digunakan setiap hari sebanyak 65 responden (70%).
{"title":"PENGGUNAAN TANAMAN HERBAL PADA MASA PANDEMI VIRUS CORONA","authors":"Lina Tiara Lisma, I. Rangkuti","doi":"10.30743/stm.v4i2.147","DOIUrl":"https://doi.org/10.30743/stm.v4i2.147","url":null,"abstract":"World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan telah menjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan tanaman herbal pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Besar sampel yang digunakan pada peneltiian ini adalah 95 orang, dimana teknik pengambilan sampel mengggunakan teknik simple random sampling. Data yang diperoleh akan dianalisis secara univariat. Hasil penelitian ini didapatkan responden terbanyak adalah umur 26-39 tahun yaitu sebanyak 42 responden (43%), laki-laki sebanyak 49 responen (51%), lulusan SMA sebanyak 45 responen (46,9%) dan wiraswasta yaitu sebanyak 28 responden (30,2%). Penggunaan Tanaman Herbal sebanyak 87 responden (91,7%). Penggunaan tanaman herbal Jahe sebanyak 40 responden (43%), dengan pemakaian tunggal sebanyak 79 responden (91,7%) dan digunakan setiap hari sebanyak 65 responden (70%).","PeriodicalId":393919,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran STM (Sains dan Teknologi Medik)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126623837","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kekerasan seksual salah satu kekerasan fisik yang termasuk tindakan krimal. Pelaku tindak kekerasan seksual melakukan untuk memuaskan hasratnya secara paksa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan faktor risiko kekerasan seksual dengan angka kejadian pelecehan seksual dalam data rekam medis RSUD DR Pirngadi Medan tahun 2019. Penelitian ini memiliki desain penelitian analitik retrospektif. Sampel berjumlah 74 orang yang diambil menggunakan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Data yang diperoleh diuji menggunakan uji chi square. Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,000 (p-value <0,05) pada hubungan usia, jenis kelamin, penggunaan NAPZA (Narkotik, Psikotropika, dan Zat-Zat Adiktif), kelainan seksual dengan kejadian pelecehan seksual. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pelecehan seksual adalah usia, jenis kelamin, penggunaan NAPZA, dan kelainan seksual. Penelitian lebih lanjut untuk meneliti faktor risiko lainnya yang mempengaruhi kejadian pelecehan seksual perlu untuk dilakukan.
{"title":"HUBUNGAN FAKTOR RISIKO KEKERASAN SEKSUAL DENGAN ANGKA KEJADIAN PELECEHAN SEKSUAL DI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN 2019","authors":"Aldek Pibra, Ismurrizal","doi":"10.30743/stm.v4i2.136","DOIUrl":"https://doi.org/10.30743/stm.v4i2.136","url":null,"abstract":"Kekerasan seksual salah satu kekerasan fisik yang termasuk tindakan krimal. Pelaku tindak kekerasan seksual melakukan untuk memuaskan hasratnya secara paksa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan faktor risiko kekerasan seksual dengan angka kejadian pelecehan seksual dalam data rekam medis RSUD DR Pirngadi Medan tahun 2019. Penelitian ini memiliki desain penelitian analitik retrospektif. Sampel berjumlah 74 orang yang diambil menggunakan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Data yang diperoleh diuji menggunakan uji chi square. Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,000 (p-value <0,05) pada hubungan usia, jenis kelamin, penggunaan NAPZA (Narkotik, Psikotropika, dan Zat-Zat Adiktif), kelainan seksual dengan kejadian pelecehan seksual. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pelecehan seksual adalah usia, jenis kelamin, penggunaan NAPZA, dan kelainan seksual. Penelitian lebih lanjut untuk meneliti faktor risiko lainnya yang mempengaruhi kejadian pelecehan seksual perlu untuk dilakukan.","PeriodicalId":393919,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran STM (Sains dan Teknologi Medik)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128015051","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyakit Tidak Menular (PTM) dewasa ini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang cukup besar khususnya di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit yang sering disebut dengan transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular seperti stroke, jantung, penyakit ginjal kronik dan diabetes mellitus, Penyebab kematian tertinggi di dunia adalah penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan kejadian penyakit ginjal kronik di RS. Haji Medan pada Tahun 2020. Penelitian ini bersifat analitik, desain cross sectional. Responden penelitian berjumlah 74 orang. Hasil akan dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil uji chi square antara usia, jenis kelamin, riwayat keluarga dengan kejadian penyakit ginjal kronik diperoleh nilai p<0,05. Uji chi square antara riwayat hipertensi, diabetes melitus, infeksi saluran kemih, batu saluran kemih dan penggunaan obat-obatan dengan penyakit ginjal kronik diperoleh nilai p<0,05. Berdasarkan hasil tersbeut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga dengan kejadian penyakit ginjal kronik. Faktor risiko yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian penyakit ginjal kronik adalah riwayat hipertensi, riwayat diabetes mellitus, riwayat infeksi saluran kemih, riwayat batu saluran kemih dan riwayat obat-obatan.
{"title":"HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN ANGKA KEJADIAN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RS. HAJI MEDAN PADA TAHUN 2020","authors":"Putri Seli, Syarifah Harahap","doi":"10.30743/stm.v4i2.114","DOIUrl":"https://doi.org/10.30743/stm.v4i2.114","url":null,"abstract":"Penyakit Tidak Menular (PTM) dewasa ini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang cukup besar khususnya di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit yang sering disebut dengan transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular seperti stroke, jantung, penyakit ginjal kronik dan diabetes mellitus, Penyebab kematian tertinggi di dunia adalah penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan kejadian penyakit ginjal kronik di RS. Haji Medan pada Tahun 2020. Penelitian ini bersifat analitik, desain cross sectional. Responden penelitian berjumlah 74 orang. Hasil akan dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil uji chi square antara usia, jenis kelamin, riwayat keluarga dengan kejadian penyakit ginjal kronik diperoleh nilai p<0,05. Uji chi square antara riwayat hipertensi, diabetes melitus, infeksi saluran kemih, batu saluran kemih dan penggunaan obat-obatan dengan penyakit ginjal kronik diperoleh nilai p<0,05. Berdasarkan hasil tersbeut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga dengan kejadian penyakit ginjal kronik. Faktor risiko yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian penyakit ginjal kronik adalah riwayat hipertensi, riwayat diabetes mellitus, riwayat infeksi saluran kemih, riwayat batu saluran kemih dan riwayat obat-obatan.","PeriodicalId":393919,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran STM (Sains dan Teknologi Medik)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116592731","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tingginya kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) di Negara-negara berkembang seperti India, Cina, Pakistan, Banglades, Indonesia dan Nigeria. Di Indonesia angka kejadian ISPA dari tahun ke tahun selalu masuk kedalam 10 besar penyakit dan angka kejadianya selalu tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan kejadian ISPA pada anak di wilayah kerja puskesmas Tanjung Beringin. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan metode penelitian cross sectional, yaitu pengumpulan data baik untuk variabel sebab maupun variabel akibat dilakukan pada satu saat tertentu. Sebanyak 53 orang anak ikut dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji chi square hubungan antara usia, tinggi badan, berat badan, jenis kelamin dengan kejadian ISPA pada anak diperoleh nilai p= 0,000 (p<0,05). Kejadian ISPA dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, tinggi badan dan berat badan anak. Hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian ISPA pada anak. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menganalisis faktor risiko lainnya terhadap kejadian ISPA pada anak.
{"title":"HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG BERINGIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2020","authors":"Khairunnisa Ritonga, B. Kurniawan","doi":"10.30743/stm.v4i2.117","DOIUrl":"https://doi.org/10.30743/stm.v4i2.117","url":null,"abstract":"Tingginya kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) di Negara-negara berkembang seperti India, Cina, Pakistan, Banglades, Indonesia dan Nigeria. Di Indonesia angka kejadian ISPA dari tahun ke tahun selalu masuk kedalam 10 besar penyakit dan angka kejadianya selalu tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan kejadian ISPA pada anak di wilayah kerja puskesmas Tanjung Beringin. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan metode penelitian cross sectional, yaitu pengumpulan data baik untuk variabel sebab maupun variabel akibat dilakukan pada satu saat tertentu. Sebanyak 53 orang anak ikut dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji chi square hubungan antara usia, tinggi badan, berat badan, jenis kelamin dengan kejadian ISPA pada anak diperoleh nilai p= 0,000 (p<0,05). Kejadian ISPA dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, tinggi badan dan berat badan anak. Hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian ISPA pada anak. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menganalisis faktor risiko lainnya terhadap kejadian ISPA pada anak.","PeriodicalId":393919,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran STM (Sains dan Teknologi Medik)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128396061","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Andhyka Syahputra, Siska Anggreni, D. Handayani, M. Rahmadhani
Acne vulgaris dapat muncul pada semua usia, tetapi pengaruh hormonal yang membuat acne vulgaris muncul pada masa remaja. Selain itu banyak faktor yang dapat memicu terjadinya acne vulgaris, seperti makanan, aktifitas fisik, penggunaan kosmetik, penggunaan obat dan minuman terlarang, stres, mencuci kulit wajah (kebersihan), kondisi kulit wajah, iklim/suhu/lingkungan, infeksi bakteri, dan keturunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan makanan dengan timbulnya jerawat pada mahasiswa mahasiswi Fakultas Kedokteran UISU. Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat analitik dengan desain cross-sectional. Untuk mengambil sampel dalam penelitian ini dengan mengambil data langsung dan melihat langsung dengan purposive sampling dengan jumlah 79 orang. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji chi square. Frekuensi responden berdasarkan acne vulgaris, yang paling banyak adalah responden dengan acne ringan yaitu sebanyak 37 orang (46,8%), Responden berdasarkan makanan paling banyak adalah responden dengan menggunakan makanan yang buruk yaitu sebanyak 31 orang (39,2%). Uji hipotesis menggunakan uji chi square didapatkan nilai p= 0,000 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah makanan dapat mempengaruhi terjadinya acne vulgaris. Penelitian lebih lanjut untuk pengaruh variabel lain dalam menyebabkan kejadian acne vulgaris perlu dilakukan.
{"title":"PENGARUH MAKANAN AKIBAT TIMBULNYA ACNE VULGARIS (JERAWAT) PADA MAHASISWA MAHASISWI FK UISU TAHUN 2020","authors":"Andhyka Syahputra, Siska Anggreni, D. Handayani, M. Rahmadhani","doi":"10.30743/stm.v4i2.62","DOIUrl":"https://doi.org/10.30743/stm.v4i2.62","url":null,"abstract":"Acne vulgaris dapat muncul pada semua usia, tetapi pengaruh hormonal yang membuat acne vulgaris muncul pada masa remaja. Selain itu banyak faktor yang dapat memicu terjadinya acne vulgaris, seperti makanan, aktifitas fisik, penggunaan kosmetik, penggunaan obat dan minuman terlarang, stres, mencuci kulit wajah (kebersihan), kondisi kulit wajah, iklim/suhu/lingkungan, infeksi bakteri, dan keturunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan makanan dengan timbulnya jerawat pada mahasiswa mahasiswi Fakultas Kedokteran UISU. Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat analitik dengan desain cross-sectional. Untuk mengambil sampel dalam penelitian ini dengan mengambil data langsung dan melihat langsung dengan purposive sampling dengan jumlah 79 orang. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji chi square. Frekuensi responden berdasarkan acne vulgaris, yang paling banyak adalah responden dengan acne ringan yaitu sebanyak 37 orang (46,8%), Responden berdasarkan makanan paling banyak adalah responden dengan menggunakan makanan yang buruk yaitu sebanyak 31 orang (39,2%). Uji hipotesis menggunakan uji chi square didapatkan nilai p= 0,000 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah makanan dapat mempengaruhi terjadinya acne vulgaris. Penelitian lebih lanjut untuk pengaruh variabel lain dalam menyebabkan kejadian acne vulgaris perlu dilakukan.","PeriodicalId":393919,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran STM (Sains dan Teknologi Medik)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123005109","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu dari sepuluh penyebab kematian tertinggi di dunia, sekitar seperempat populasi dunia menderita TB. Indonesia menyumbang sebanyak 10% dari jumlah penderita TB di dunia. Propinsi Sumatera Utara menduduki peringkat enam dan Kabupaten Simalungun menduduki peringkat tiga tertinggi di Sumatera Utara. Kondisi sosial ekonomi masyarakat memiliki peran penting dalam peningkatan prevalensi penyakit TB Paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi penyakit TB Paru dan kondisi sosial masyarakat di Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain observasional, yang dilakukan di Puskesmas Pematang Bandar dan Puskesmas Kerasaan di Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun. Data diperoleh dari data rekam medik pasien penderita TB Paru tahun 2019 sebanyak 45 data rekam medik. Hasil penelitian didapati prevalensi penyakit TB Paru sebesar 0,18%. Jumlah penderita TB Paru berdasarkan karakteristik kondisi sosial seperti, umur produktif berjumlah 37 orang (82,2%), jenis kelamin laki-laki berjumlah 24 orang (53,3%), pekerjaan sebagai petani 14 orang ( 31,1% ) dan tidak bekerja berjumlah 14 orang (31,1%), tingkat pendidikan dasar (SD-SMP) berjumlah 28 orang (62,2%), dan berdasarkan IMT normal sebanyak 28 orang (62,2%).
{"title":"PREVALENSI PENYAKIT TB PARU DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT DI KECAMATAN PEMATANG BANDAR KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2019","authors":"Balqis Salsabillah, Tamsil Syafiuddin","doi":"10.30743/stm.v4i2.144","DOIUrl":"https://doi.org/10.30743/stm.v4i2.144","url":null,"abstract":"Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu dari sepuluh penyebab kematian tertinggi di dunia, sekitar seperempat populasi dunia menderita TB. Indonesia menyumbang sebanyak 10% dari jumlah penderita TB di dunia. Propinsi Sumatera Utara menduduki peringkat enam dan Kabupaten Simalungun menduduki peringkat tiga tertinggi di Sumatera Utara. Kondisi sosial ekonomi masyarakat memiliki peran penting dalam peningkatan prevalensi penyakit TB Paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi penyakit TB Paru dan kondisi sosial masyarakat di Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain observasional, yang dilakukan di Puskesmas Pematang Bandar dan Puskesmas Kerasaan di Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun. Data diperoleh dari data rekam medik pasien penderita TB Paru tahun 2019 sebanyak 45 data rekam medik. Hasil penelitian didapati prevalensi penyakit TB Paru sebesar 0,18%. Jumlah penderita TB Paru berdasarkan karakteristik kondisi sosial seperti, umur produktif berjumlah 37 orang (82,2%), jenis kelamin laki-laki berjumlah 24 orang (53,3%), pekerjaan sebagai petani 14 orang ( 31,1% ) dan tidak bekerja berjumlah 14 orang (31,1%), tingkat pendidikan dasar (SD-SMP) berjumlah 28 orang (62,2%), dan berdasarkan IMT normal sebanyak 28 orang (62,2%).","PeriodicalId":393919,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran STM (Sains dan Teknologi Medik)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132504194","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Tahun 2010 mengakibatkan kematian pada pria 13,1 %, tahun 2020 menjadi 14,3 %. Pada wanita tahun 2010 mencapai 13,6%, dan pada tahun 2020 13,9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan angka kejadian penyakit jantung koroner di Wilayah Kerja Kota Kutacane tahun 2020. Penelitian ini bersifat analitik, desain cross sectional dimana variabel independen dan variabel dependen, diukur dan dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan. Hasil penelitian ini diperoleh responden terbanyak berumur 50 tahun – 62 tahun yaitu sebanyak 32 orang (84,210%) dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 27 orang (71,052%), dimana yang memiliki riwayat penyakit hipertensi sebanyak 29 orang (76,315%) dan menderita DM tipe II sebanyak 27 orang (71,052%). Hubungan faktor risiko umur dengan angka kejadian penyakit jantung koroner diperoleh hasil p-value= 0,002. Hubungan faktor risiko jenis kelamin dengan angka kejadian penyakit jantung koroner p-value= 0,000. Hubungan faktor risiko hipertensi dengan angka kejadian penyakit jantung koroner didapatkan nilai p-value= 0,001. Hubungan faktor risiko DM tipe II dengan angka kejadian penyakit jantung koroner didapatkan nilai p-value = 0,005. Kesimpulannya faktor risiko yang mempengaruhi penyakit jantung koroner adalah umur, jenis kelamin, hipertensi dan DM tipe 2.
{"title":"HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN ANGKA KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI PUSKESMAS KOTA KUTACANE KECAMATAN BABUSALAM KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2020","authors":"Rahmayana Desky, Bambang Susanto","doi":"10.30743/stm.v4i2.97","DOIUrl":"https://doi.org/10.30743/stm.v4i2.97","url":null,"abstract":"Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Tahun 2010 mengakibatkan kematian pada pria 13,1 %, tahun 2020 menjadi 14,3 %. Pada wanita tahun 2010 mencapai 13,6%, dan pada tahun 2020 13,9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan angka kejadian penyakit jantung koroner di Wilayah Kerja Kota Kutacane tahun 2020. Penelitian ini bersifat analitik, desain cross sectional dimana variabel independen dan variabel dependen, diukur dan dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan. Hasil penelitian ini diperoleh responden terbanyak berumur 50 tahun – 62 tahun yaitu sebanyak 32 orang (84,210%) dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 27 orang (71,052%), dimana yang memiliki riwayat penyakit hipertensi sebanyak 29 orang (76,315%) dan menderita DM tipe II sebanyak 27 orang (71,052%). Hubungan faktor risiko umur dengan angka kejadian penyakit jantung koroner diperoleh hasil p-value= 0,002. Hubungan faktor risiko jenis kelamin dengan angka kejadian penyakit jantung koroner p-value= 0,000. Hubungan faktor risiko hipertensi dengan angka kejadian penyakit jantung koroner didapatkan nilai p-value= 0,001. Hubungan faktor risiko DM tipe II dengan angka kejadian penyakit jantung koroner didapatkan nilai p-value = 0,005. Kesimpulannya faktor risiko yang mempengaruhi penyakit jantung koroner adalah umur, jenis kelamin, hipertensi dan DM tipe 2.","PeriodicalId":393919,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran STM (Sains dan Teknologi Medik)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114439108","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perawatan payudara merupakan tindakan merawat payudara selama masa nifas (masa menyusui) untuk meningkatkan produksi ASI. Perawatan payudara sangat penting dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perawatan payudara yaitu berupa pijat payudara, kebersihan payudara, penggunaan bra, dan makanan bergizi pada ibu nifas dengan produksi ASI. Desain penelitian eksperimen semu (Quasi Experimen Design). Teknik pengambilan sampel dengan nonprobability sampling yaitu accidental sampling. Populasi penelitian adalah semua ibu nifas di Wilayah kerja puskesmas sibuhuan yaitu sebanyak 40 responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan analisis data mengggunakan uji Chi-Square. Hasil uji Chi-Square didapatkan nilai p-value= 0,001 < 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara massage payudara, kebersihan payudara, penggunaan Bra dan makanan bergizi dengan produksi ASI. Diharapkan pada Ibu nifas untuk melakukan perawatan payudara secara rutin dan sesuai dengan hasil penelitian.
{"title":"HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS SIBUHUAN TAHUN 2020","authors":"Febriyanthi, Zaim Anshari","doi":"10.30743/stm.v4i2.91","DOIUrl":"https://doi.org/10.30743/stm.v4i2.91","url":null,"abstract":"Perawatan payudara merupakan tindakan merawat payudara selama masa nifas (masa menyusui) untuk meningkatkan produksi ASI. Perawatan payudara sangat penting dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perawatan payudara yaitu berupa pijat payudara, kebersihan payudara, penggunaan bra, dan makanan bergizi pada ibu nifas dengan produksi ASI. Desain penelitian eksperimen semu (Quasi Experimen Design). Teknik pengambilan sampel dengan nonprobability sampling yaitu accidental sampling. Populasi penelitian adalah semua ibu nifas di Wilayah kerja puskesmas sibuhuan yaitu sebanyak 40 responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan analisis data mengggunakan uji Chi-Square. Hasil uji Chi-Square didapatkan nilai p-value= 0,001 < 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara massage payudara, kebersihan payudara, penggunaan Bra dan makanan bergizi dengan produksi ASI. Diharapkan pada Ibu nifas untuk melakukan perawatan payudara secara rutin dan sesuai dengan hasil penelitian.","PeriodicalId":393919,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran STM (Sains dan Teknologi Medik)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115227270","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Miopia adalah anomali pada mata, bayangan difokuskan di depan retina ketika mata tidak dalam berakomodasi. Miopia menduduki peringkat pertama sebagai kelainan yang paling banyak diderita oleh penduduk dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan derajat myopia di Puskesmas Kota Rantauprapat Tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian analitik menggunakan desain cross sectional retrospective untuk melihat hubungan indeks massa tubuh dengan derajat miopia di Puskesmas Kota Rantauprapat pada bulan Juli-September Tahun 2020. Data diperoleh dari hasil rekam medik. Terdapat 67orang (29,9%) usia 21-30 tahun (43,3%) usia 31-40 tahun (13,4%) usia 41-50 tahun (13,4%) usia >50 tahun, 55,2% berjenis kelamin perempuan 44,8% berjenis kelamin laki-laki. 32,8% responden dikategorikan kurus, 38,8% dikategori normal, dan 28,4% dikategorikan obesitas. 32,8% responden dikategorikan miopia ringan, 38,8% kategori miopia sedang, dan 28,4% dikategorikan miopia berat. Uji korelasi antara IMT dengan derajat myopia diperoleh nilai p= 0,002 (p<0,05). Terdapat hubungan yang signifikan anatara IMT dengan derajat myopia di Puskesmas Kota Rantauprapat.
{"title":"HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN DERAJAT MIOPIA DI PUSKESMAS KOTA RANTAU PRAPAT TAHUN 2020","authors":"Desi Armayani Siregar, Alamsyah Lukito","doi":"10.30743/stm.v4i2.124","DOIUrl":"https://doi.org/10.30743/stm.v4i2.124","url":null,"abstract":"Miopia adalah anomali pada mata, bayangan difokuskan di depan retina ketika mata tidak dalam berakomodasi. Miopia menduduki peringkat pertama sebagai kelainan yang paling banyak diderita oleh penduduk dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan derajat myopia di Puskesmas Kota Rantauprapat Tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian analitik menggunakan desain cross sectional retrospective untuk melihat hubungan indeks massa tubuh dengan derajat miopia di Puskesmas Kota Rantauprapat pada bulan Juli-September Tahun 2020. Data diperoleh dari hasil rekam medik. Terdapat 67orang (29,9%) usia 21-30 tahun (43,3%) usia 31-40 tahun (13,4%) usia 41-50 tahun (13,4%) usia >50 tahun, 55,2% berjenis kelamin perempuan 44,8% berjenis kelamin laki-laki. 32,8% responden dikategorikan kurus, 38,8% dikategori normal, dan 28,4% dikategorikan obesitas. 32,8% responden dikategorikan miopia ringan, 38,8% kategori miopia sedang, dan 28,4% dikategorikan miopia berat. Uji korelasi antara IMT dengan derajat myopia diperoleh nilai p= 0,002 (p<0,05). Terdapat hubungan yang signifikan anatara IMT dengan derajat myopia di Puskesmas Kota Rantauprapat.","PeriodicalId":393919,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran STM (Sains dan Teknologi Medik)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124065086","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}