首页 > 最新文献

Aqlam: Journal of Islam and Plurality最新文献

英文 中文
PARADIGMA TAFSIR ADIL GENDER PADA AKUN INSTAGRAM @MUBADALAH.ID INSTAGRAM账号@MUBADALAH的TAFSIR性别范例。ID
Pub Date : 2023-05-19 DOI: 10.30984/ajip.v8i1.2277
Yuliana Jamaluddin, Siti Aisa
 Abstract: The Instagram account @mubadalah.id is one of the accounts that actively colors the contestation of religious understanding on social media, especially Instagram. This Instagram account actively campaigns the gender equality within religious interpretations, which are built on a methodological basis called qiro'ah mubadalah, which was popularized by KH. Faqihuddin Abdul Kodir. Qira'ah mubadalah is a method of interpreting the Qur’an that emphasizes the aspect of mutuality, and places women and men as equal subjects addressed by religious texts, including the Qur’an. The researcher took several content samples from Instagram feeds and analyze them using interpretation analysis together with gender analysis. The selected content explicitly explains the understanding of the verses of the Qur’an that are closely related to gender issues. Based on the results of the research, it can be concluded that the paradigm of fair gender interpretation in the Instagram account @mubadalah.id has 3 basic principles, namely: interpretation of the Qur’an must benefit all parties, interpretation of the Qur’an must not perpetuate the objectification of gender certain conditions, and the interpretation of the Qur'an encourages the division of gender roles in life in an equitable manner. Keywords: Social media, Interpretation, Gender Equality, Instagram account @mubadalah.id Abstrak: Akun instagram @mubadalah.id adalah salah satu akun yang secara aktif mewarnai kontestasi pemahaman keagamaan di media sosial, khususnya instagram. Akun instagram ini secara aktif menyuarakan tafsir keagamaan yang berkeadilan gender, yang dibangun atas pijakan metodologis yang disebut qiro’ah mubaadalah, yang dipopulerkan oleh KH. Faqihuddin Abdul Kodir. Qira’ah mubadalah adalah suatu metode penafsiran al-Qur’an yang menekankan pada aspek kesalingan, dan mendudukkan perempuan dan laki-laki sebagai subjek setara yang dituju dan disapa oleh teks keagamaan, termasuk di dalamnya al-Qur’an. Peneliti mengambil beberapa sampel konten dari feed instagram untuk kemudian dianalisis secara mendalam menggunakan analisis tafsir yang dibarengkan dengan analisis gender. Konten yang dipilih secara eksplisit menjelaskan pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang erat kaitannya dengan isu gender. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa paradigma tafsir adil gender dalam akun instagram @mubadalah.id memiliki 3 prinsip dasar, yaitu: penafsiran al-Qur’an harus membawa kemaslahatan bagi semua pihak, penafsiran al-Qur’an tidak boleh melanggengkan objektivikasi terhadap gender tertentu, dan penafsiran al-Qur’an mendorong pembagian peran secara adil gender dalam kehidupan. Kata Kunci: Media sosial, Tafsir, Keadilan Gender, Akun Instagram @mubaadalah.id
摘要:Instagram账号@mubadalah。id是在社交媒体上积极渲染宗教理解争论的账户之一,尤其是Instagram。这个Instagram账号积极宣传宗教解释中的性别平等,这是建立在一种名为qiro'ah mubadalah的方法基础上的,这种方法是由KH推广的。Faqihuddin Abdul Kodir。Qira'ah mubadalah是一种解释古兰经的方法,强调相互关系的方面,并将女性和男性视为平等的主题,包括古兰经在内的宗教文本。研究人员从Instagram feed中提取了几个内容样本,并使用解释分析和性别分析对其进行了分析。所选内容明确说明了对与性别问题密切相关的古兰经经文的理解。根据研究结果,可以得出结论,Instagram账户@mubadalah中的公平性别解释范式。它有三个基本原则,即:对《古兰经》的解释必须使各方受益,对《古兰经》的解释不能使特定条件下的性别客观化永续下去,对《古兰经》的解释鼓励以公平的方式划分生活中的性别角色。关键词:社交媒体,解读,性别平等,Instagram账号@mubadalahid摘要:Akun instagram @mubadalah。Id adalah salah satu akun Yang secara aktif mewarnai kontestasi pemahaman keagamaan di media social, khususnya instagram。Akun instagram ini secara akif menyuarakan tafsir keagamaan yang berkeadilan gender, yang dibangun atas pijakan methodology yang disebut qiro 'ah mubaadalah, yang dipopulerkan oleh KH。Faqihuddin Abdul Kodir。Qira 'ah mubadalah adalah suatu meatu penafsiran al- quan an menekkankan pada, danmendudukkan perempuan danlaki -laki sebagai subjek yang dituju dan disapa oleh teks keagamaan, termasuk di dalamnya al- quan。Peneliti mengambil beberapa样本konten dari feed instagram untuk kemudian dianalis secara mendalam menggunakan analyis tafsir yang dibararengkan dengan分析性别。Konten yang dipilih secara eksplisit menjelaskan pemahaman terhadap ayat-ayat al- quan yang erat kaitannya dengan isu gender。Berdasarkan hasil penelitian, dapat dis冲动,bahwa范式,性别,dalam akun instagram @mubadalah。3 .在《古兰经》中,有一个词是:penafsian al-《古兰经》中有一个词是:penafsian al-《古兰经》中有一个词是:penafsian al-《古兰经》中有一个词是:penafsian al-《古兰经》中有一个词:penafsian《古兰经》中有一个词:penafsian《古兰经》中有一个词:penafsian《古兰经》中有一个词:penafsian《古兰经》中有一个词:penafsian《古兰经》中有一个词:penafsian《古兰经》中有一个词:penafsian《古兰经》。Kata Kunci:媒体社交,Tafsir, Keadilan Gender, Akun Instagram @mubaadalah.id
{"title":"PARADIGMA TAFSIR ADIL GENDER PADA AKUN INSTAGRAM @MUBADALAH.ID","authors":"Yuliana Jamaluddin, Siti Aisa","doi":"10.30984/ajip.v8i1.2277","DOIUrl":"https://doi.org/10.30984/ajip.v8i1.2277","url":null,"abstract":" Abstract: The Instagram account @mubadalah.id is one of the accounts that actively colors the contestation of religious understanding on social media, especially Instagram. This Instagram account actively campaigns the gender equality within religious interpretations, which are built on a methodological basis called qiro'ah mubadalah, which was popularized by KH. Faqihuddin Abdul Kodir. Qira'ah mubadalah is a method of interpreting the Qur’an that emphasizes the aspect of mutuality, and places women and men as equal subjects addressed by religious texts, including the Qur’an. The researcher took several content samples from Instagram feeds and analyze them using interpretation analysis together with gender analysis. The selected content explicitly explains the understanding of the verses of the Qur’an that are closely related to gender issues. Based on the results of the research, it can be concluded that the paradigm of fair gender interpretation in the Instagram account @mubadalah.id has 3 basic principles, namely: interpretation of the Qur’an must benefit all parties, interpretation of the Qur’an must not perpetuate the objectification of gender certain conditions, and the interpretation of the Qur'an encourages the division of gender roles in life in an equitable manner. Keywords: Social media, Interpretation, Gender Equality, Instagram account @mubadalah.id Abstrak: Akun instagram @mubadalah.id adalah salah satu akun yang secara aktif mewarnai kontestasi pemahaman keagamaan di media sosial, khususnya instagram. Akun instagram ini secara aktif menyuarakan tafsir keagamaan yang berkeadilan gender, yang dibangun atas pijakan metodologis yang disebut qiro’ah mubaadalah, yang dipopulerkan oleh KH. Faqihuddin Abdul Kodir. Qira’ah mubadalah adalah suatu metode penafsiran al-Qur’an yang menekankan pada aspek kesalingan, dan mendudukkan perempuan dan laki-laki sebagai subjek setara yang dituju dan disapa oleh teks keagamaan, termasuk di dalamnya al-Qur’an. Peneliti mengambil beberapa sampel konten dari feed instagram untuk kemudian dianalisis secara mendalam menggunakan analisis tafsir yang dibarengkan dengan analisis gender. Konten yang dipilih secara eksplisit menjelaskan pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang erat kaitannya dengan isu gender. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa paradigma tafsir adil gender dalam akun instagram @mubadalah.id memiliki 3 prinsip dasar, yaitu: penafsiran al-Qur’an harus membawa kemaslahatan bagi semua pihak, penafsiran al-Qur’an tidak boleh melanggengkan objektivikasi terhadap gender tertentu, dan penafsiran al-Qur’an mendorong pembagian peran secara adil gender dalam kehidupan. Kata Kunci: Media sosial, Tafsir, Keadilan Gender, Akun Instagram @mubaadalah.id","PeriodicalId":423995,"journal":{"name":"Aqlam: Journal of Islam and Plurality","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115672472","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
PRAKTEK TRADISI SESAJEN MENJELANG PANEN ANTARA WARGA PETANI NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH DESA KRAI LUMAJANG 在农民NAHDLATUL神职人员和KRAI LUMAJANG村MUHAMMADIYAH之间的祭祀传统
Pub Date : 2022-12-30 DOI: 10.30984/ajip.v7i2.1602
A. Mahmud, Wiwin Ainis Rahtih
Abstract; Offerings are part of the existing tradition and are often practiced by the Indonesianpeople. One of them is the practice of ritual offerings before harvest in Krai Village, Kec. Yosowilangun Kab. Lumajang East Java. Organizationally, some are associated with NU and some are Muhammadiyah. In religious beliefs, there is an intersection between offerings and religious teachings. However, people who are affiliated with NU and Muhammadiyah have different responses to this religious belief. Therefore, it is necessary to investigate the perception and impact of practicing and leaving this offering practice. This type of research is descriptive qualitative. The way it works is to find and collect data by means of interviews, observations and documentation. This type of research is categorized as phenomenological research. This is because the object of this research is an event that occurs in the community. The research findings show that there are differences in perceptions between NU and Muhammadiyah farmers. NU farmers practice offerings before harvest and are perceived as respect, while Muhammadiyah farmers reject the tradition of offerings. However, both of them can carry out social harmony without being disturbed by differences in perceptions about offerings.?Keywords: offerings, harvest, NU and Muhammadiyah, Lumajang.?Abstrak;Sesajen merupakan bagian tradisi yang ada dan sering dipraktekkan oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya praktek ritual sesajen menjelang panen di Desa Krai Kec. Yosowilangun Kab. Lumajang Jawa Timur. Masyarakat di Desa ini, mayoritas beragama Islam. Secara keorganisasisan, sebagian berasosiasi NU dan sebagian lainnya Muhammadiyah. Dalam keyakinan keberagamaan terdapat persinggungan antara sesajen dan ajaran agama. Namun, terhadap akidah keagamaan tersebut disikapi berbeda oleh masyarakat yang berafiliasi dengan NU dan Muhammadiyah. Oleh karena itu perlu penelusuran tentang persepsi dan dampak atas mengamalkan dan meninggalkan praktek sesajen ini. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Cara kerjanya adalah mencari dan mengumpulkan data dengan cara wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian fenomenologi. Sebab, objek penelitian ini merupakan kejadian yang terjadi di tengah masyarakat. Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara petani warga NU dan Muhammadiyah. Petani warga NU mengamalkan sesajen menjelang panen dan dipersepsikan sebagai penghormatan, sedangkah petani warga Muhammadiyah menolak tradisi sesajen. Namun, keduanya bisa menjalankan kerukunan sosial kemasyarakatan tanpa diganggu oleh perbedaan persepsi tentang sesajen.?Kata Kunci: sesajen, panen, NU dan Muhammadiyah, Lumajang.
抽象的;供品是现存传统的一部分,印尼人经常这样做。其中之一是Kec的Krai村收获前的祭祀仪式。Yosowilangun出租车。东爪哇Lumajang。在组织上,有些与NU有关,有些是穆罕默德派。在宗教信仰中,供品和宗教教义之间存在交集。然而,隶属于NU和Muhammadiyah的人对这种宗教信仰有不同的反应。因此,有必要调查修持和离开这个供养修持的感知和影响。这种类型的研究是描述性质的。它的工作方式是通过访谈、观察和记录来寻找和收集数据。这种类型的研究被归类为现象学研究。这是因为本研究的对象是发生在社区中的事件。研究结果表明,NU和Muhammadiyah农民在观念上存在差异。NU农民在收获前进行献祭,被认为是一种尊重,而Muhammadiyah农民拒绝献祭的传统。然而,两者都可以在不受供品观念差异干扰的情况下实现社会和谐。关键词:供品,收获,NU和Muhammadiyah, Lumajang摘要;Sesajen merupakan bagian tradisi yang ada dan sering dipraktekkan oleh masyarakat印度尼西亚Salah satunya praktek仪式sesajen menjelang panen di Desa Krai Kec。Yosowilangun出租车。Lumajang Jawa Timur。Masyarakat di Desa ini, mayoritas beragama Islam。Secara keorganisasisan, sebagian berasosiasi NU dan sebagian lainnya Muhammadiyah。Dalam keyakinan keberagamaan terdapat persinggan antara sesajen dan ajaran agama。Namun, terhadap akidah keagamaan and tersebut disikapi berbeda oleh masyarakat yang berafiliasi dengan NU dan Muhammadiyah。这是我的第一次学习,我的第一次学习,我的第一次学习,我的第一次学习。Jenis penelitian的翻译结果:卡拉kerjanya adalah menari dan mengumpulkan数据dengan卡拉wawancara, pengamatan dan dokumentasi。论penelitian的词性和词性。Sebab, objek penelitian ini merupakan kejadian yang terjadi di tengah masyarakat。Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara petani warga NU dan Muhammadiyah。我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。Namun, keduanya bisa menjalankan kerukunan social kemasyarakatan tanpa diganggu oleh perbedaan persepsi tentang sesajen ?Kata Kunci: sesajen, panen, NU dan Muhammadiyah, Lumajang。
{"title":"PRAKTEK TRADISI SESAJEN MENJELANG PANEN ANTARA WARGA PETANI NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH DESA KRAI LUMAJANG","authors":"A. Mahmud, Wiwin Ainis Rahtih","doi":"10.30984/ajip.v7i2.1602","DOIUrl":"https://doi.org/10.30984/ajip.v7i2.1602","url":null,"abstract":"Abstract; Offerings are part of the existing tradition and are often practiced by the Indonesianpeople. One of them is the practice of ritual offerings before harvest in Krai Village, Kec. Yosowilangun Kab. Lumajang East Java. Organizationally, some are associated with NU and some are Muhammadiyah. In religious beliefs, there is an intersection between offerings and religious teachings. However, people who are affiliated with NU and Muhammadiyah have different responses to this religious belief. Therefore, it is necessary to investigate the perception and impact of practicing and leaving this offering practice. This type of research is descriptive qualitative. The way it works is to find and collect data by means of interviews, observations and documentation. This type of research is categorized as phenomenological research. This is because the object of this research is an event that occurs in the community. The research findings show that there are differences in perceptions between NU and Muhammadiyah farmers. NU farmers practice offerings before harvest and are perceived as respect, while Muhammadiyah farmers reject the tradition of offerings. However, both of them can carry out social harmony without being disturbed by differences in perceptions about offerings.?Keywords: offerings, harvest, NU and Muhammadiyah, Lumajang.?Abstrak;Sesajen merupakan bagian tradisi yang ada dan sering dipraktekkan oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya praktek ritual sesajen menjelang panen di Desa Krai Kec. Yosowilangun Kab. Lumajang Jawa Timur. Masyarakat di Desa ini, mayoritas beragama Islam. Secara keorganisasisan, sebagian berasosiasi NU dan sebagian lainnya Muhammadiyah. Dalam keyakinan keberagamaan terdapat persinggungan antara sesajen dan ajaran agama. Namun, terhadap akidah keagamaan tersebut disikapi berbeda oleh masyarakat yang berafiliasi dengan NU dan Muhammadiyah. Oleh karena itu perlu penelusuran tentang persepsi dan dampak atas mengamalkan dan meninggalkan praktek sesajen ini. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Cara kerjanya adalah mencari dan mengumpulkan data dengan cara wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian fenomenologi. Sebab, objek penelitian ini merupakan kejadian yang terjadi di tengah masyarakat. Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara petani warga NU dan Muhammadiyah. Petani warga NU mengamalkan sesajen menjelang panen dan dipersepsikan sebagai penghormatan, sedangkah petani warga Muhammadiyah menolak tradisi sesajen. Namun, keduanya bisa menjalankan kerukunan sosial kemasyarakatan tanpa diganggu oleh perbedaan persepsi tentang sesajen.?Kata Kunci: sesajen, panen, NU dan Muhammadiyah, Lumajang.","PeriodicalId":423995,"journal":{"name":"Aqlam: Journal of Islam and Plurality","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131735696","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
MAJALAH ADIL DAN FRAMING ISU KRISTENISASI DI SURAKARTA TAHUN 1969-1979
Pub Date : 2022-12-29 DOI: 10.30984/ajip.v7i2.2155
A. Faidi, Adif Fahrizal Arifyadiputera
Abstract: This study attempts to trace the historical roots of Muslim-Christian relations in Solo. This research is a type of library research that uses a historical approach. The material objects of this research are articles, news, and opinions published in the magazine Adil 1969-1970. Issue Framing of Christianization in Solo by Adil Magazine is carried out by synchronizing 4 major themes, namely confusion in Christian theology, the Christianization movement is a movement that is contrary to the provisions of the Government in Indonesia, Christianization threatens the people of Indonesia. Militant Muslims, and lastly is the issue of Christian closeness with Communists.Keywords: Christianization, Adil Magazine, Issue FramingAbstrak: Penelitian ini berupaya melacak akar historis hubungan Islam-Kristen di Solo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Library research yang menggunakan pendekatan historis. Objek material dari penelitian ini adalah artikel, berita, dan opini yang diterbitkan majalan Adil 1969-1970. Framing isu Kristenisasi di Solo oleh Majalah Adil dilakukan dengan cara menerasikan 4 tema besar, yakni kerancuan dalam teologi Kristen, gerakan Kristenisasi merupakan gerakan yang bertentangan dengan ketetapan Pemerintah di Indonesia, Kristenisasi mengancam kaum Muslim Militan, dan terakhir adalah isu kedekatan Kristen dengan dengan Komunis.Kata Kunci: Kristenisasi, Majalah Adil, framing Isu
摘要:本研究试图追溯《梭罗》中穆斯林与基督教关系的历史根源。本研究是一种使用历史方法的图书馆研究。本研究的主要对象是发表在《Adil》杂志1969-1970年的文章、新闻和观点。《Adil》杂志《Solo》中基督教化的议题框架是通过同步四个主题进行的,即基督教神学的混乱,基督教化运动是与印度尼西亚政府规定相违背的运动,基督教化威胁印度尼西亚人民。好战的穆斯林,最后是基督徒与共产党的亲密关系问题。关键词:基督教化,《Adil》杂志,问题框架摘要:Penelitian ini berupaya melakakar历史,hubungan Islam-Kristen di Solo。Penelitian ini merupakan jenis Penelitian图书馆研究杨孟古纳坎penelian历史。[3]对象材料的分析与分析,分析与分析,分析与分析[1999 -1970]。这是我的第一个朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友。Kata Kunci: Kristenisasi, Majalah Adil,框架Isu
{"title":"MAJALAH ADIL DAN FRAMING ISU KRISTENISASI DI SURAKARTA TAHUN 1969-1979","authors":"A. Faidi, Adif Fahrizal Arifyadiputera","doi":"10.30984/ajip.v7i2.2155","DOIUrl":"https://doi.org/10.30984/ajip.v7i2.2155","url":null,"abstract":"Abstract: This study attempts to trace the historical roots of Muslim-Christian relations in Solo. This research is a type of library research that uses a historical approach. The material objects of this research are articles, news, and opinions published in the magazine Adil 1969-1970. Issue Framing of Christianization in Solo by Adil Magazine is carried out by synchronizing 4 major themes, namely confusion in Christian theology, the Christianization movement is a movement that is contrary to the provisions of the Government in Indonesia, Christianization threatens the people of Indonesia. Militant Muslims, and lastly is the issue of Christian closeness with Communists.Keywords: Christianization, Adil Magazine, Issue FramingAbstrak: Penelitian ini berupaya melacak akar historis hubungan Islam-Kristen di Solo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Library research yang menggunakan pendekatan historis. Objek material dari penelitian ini adalah artikel, berita, dan opini yang diterbitkan majalan Adil 1969-1970. Framing isu Kristenisasi di Solo oleh Majalah Adil dilakukan dengan cara menerasikan 4 tema besar, yakni kerancuan dalam teologi Kristen, gerakan Kristenisasi merupakan gerakan yang bertentangan dengan ketetapan Pemerintah di Indonesia, Kristenisasi mengancam kaum Muslim Militan, dan terakhir adalah isu kedekatan Kristen dengan dengan Komunis.Kata Kunci: Kristenisasi, Majalah Adil, framing Isu","PeriodicalId":423995,"journal":{"name":"Aqlam: Journal of Islam and Plurality","volume":"69 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126712615","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
FATWA JIHAD DAN RESOLUSI JIHAD: HISTORISITAS JIHAD DAN NASIONALISME DI INDONESIA 圣战的教令和圣战决议:印尼的圣战历史和民族主义
Pub Date : 2022-12-29 DOI: 10.30984/ajip.v7i2.2187
Juma' Juma'
Abstract;The arrival of allies in post-independence Indonesia raised concerns among the founding fathers and kiai of re-colonization. One of the responses to the arrival of the allied troops came from Nahdlatul Ulama (NU), which is known for its jihad fatwas and resolusi jihad. The resolusi jihad became NU's national ijtihad in order to prevent re-colonization in Indonesia (defensive jihad). This call calls on the official government of Indonesia to carry out an armed struggle, as well as calling on all people to jihad fi sabilillah. The resolusi jihad is an anti-colonial nationalism that was born out of a burst of love for an independent Indonesia, the arrival of allies, and the Orange Hotel incident. The spirit of nationalism coupled with the precarious condition of the nation gave birth to the jihad fi sabilillah movement. The principle of love for the motherland and jihad to defend an independent country is fardhu ain, obligatory for every Muslim. This spirit of jihad and nationalism swelled among students and fighters for peace against allies, colonialists, for the sake of upholding the sovereignty of the Republic of Indonesia.Keywords: Resolusi Jihad, nationalisme of jihad, anti-colonialismAbstrak; Kedatangan sekutu di indonesia pasca kemerdekaan memunculkan kekhawatiran di kalangan pendiri bangsa dan kiai akan terjadinya penjajahan kembali. Respon atas kedatangan tentara sekutu salah satunya hadir dari Nahdlatul Ulama (NU), yang dikenal dengan fatwa jihad dan resolusi jihad. Resolusi jihad menjadi ijtihad kebangsaan NU demi menghalau terjadinya penjajahan kembali di Indonesia (jihad defensive). Seruan ini menghimbau pemerintah resmi Indonesia untuk melakukan perjuangan bersenjata, sekaligus menghimbau seluruh rakyat untuk jihad fi sabilillah. Resolusi jihad merupakan nasioanlisme anticolonial yang lahir dari letupan kecintaan terhadap Indonesia merdeka, kedatangan sekutu, dan insinden hotel oranje. Semangat nasionalisme yang dibarengi dengan kondisi bangsa yang genting melahirkan gerakan jijhad fi sabilillah. Prinsip cinta tanah air dan jihad membela negara merdeka menjadi fardhu ain, wajib bagi setiap muslim. Semangat jihad dan nasionalisme ini menggelembung di kalangan santri dan pejuang untuk berperangan melawan sekutu, pejajah, demi tegaknya kedaulatan negara republik Indonesia.Keywords: Resolusi Jihad, Jiihad Nasionalisme, anti-kolonialisme
摘要:印尼独立后,盟国的到来引起了印尼开国元勋和统治者对再殖民的担忧。对联军到来的反应之一来自Nahdlatul Ulama (NU),该组织以其圣战教令和决心圣战而闻名。决议圣战成为NU的国家圣战,以防止在印度尼西亚重新殖民(防御性圣战)。这一呼吁呼吁印度尼西亚官方政府进行武装斗争,并呼吁所有人为稳定而圣战。“resolusi jihad”是一种反殖民主义的民族主义,它产生于对独立的印度尼西亚的热爱、盟国的到来和奥兰治酒店事件。民族主义精神加上国家的不稳定状况催生了圣战运动。热爱祖国的原则和捍卫独立国家的圣战是每个穆斯林的义务。为了维护印度尼西亚共和国的主权,这种圣战和民族主义精神在学生和反对盟友、殖民主义者的争取和平的战士中膨胀起来。关键词:圣战意志;圣战民族主义;反殖民主义;Kedatangan sekutu di indonesia, pasca kemerdekaan, memunculkan, kekhawatiran, kalangan, pendiri, bangsa, akan, terjadinya, penjajahan kembali。我们的回应是,我们的信仰是虔诚的,我们的信仰是虔诚的,我们是虔诚的。印度尼西亚:Resolusi jihad menjadi ijtihad kebangsaan在印尼,我们为自己的祖国而战,我们为自己的祖国而战,我们为自己的祖国而战。反殖民主义,反殖民主义,反殖民主义,反殖民主义,反殖民主义,反殖民主义民粹主义杨dibarareni dengan kondisi bangsa杨genting melahirkan gerakan jijhad fi稳定。辛塔塔王子是伊斯兰圣战组织成员,他是瓦吉布·巴吉穆斯林。我的意思是,我的民族主义,我的民族主义,我的民族主义,我的民族主义,我的民族主义,我的民族主义,我的民族主义,我的民族主义。关键词:坚决圣战,圣战民族主义,反殖民主义
{"title":"FATWA JIHAD DAN RESOLUSI JIHAD: HISTORISITAS JIHAD DAN NASIONALISME DI INDONESIA","authors":"Juma' Juma'","doi":"10.30984/ajip.v7i2.2187","DOIUrl":"https://doi.org/10.30984/ajip.v7i2.2187","url":null,"abstract":"Abstract;The arrival of allies in post-independence Indonesia raised concerns among the founding fathers and kiai of re-colonization. One of the responses to the arrival of the allied troops came from Nahdlatul Ulama (NU), which is known for its jihad fatwas and resolusi jihad. The resolusi jihad became NU's national ijtihad in order to prevent re-colonization in Indonesia (defensive jihad). This call calls on the official government of Indonesia to carry out an armed struggle, as well as calling on all people to jihad fi sabilillah. The resolusi jihad is an anti-colonial nationalism that was born out of a burst of love for an independent Indonesia, the arrival of allies, and the Orange Hotel incident. The spirit of nationalism coupled with the precarious condition of the nation gave birth to the jihad fi sabilillah movement. The principle of love for the motherland and jihad to defend an independent country is fardhu ain, obligatory for every Muslim. This spirit of jihad and nationalism swelled among students and fighters for peace against allies, colonialists, for the sake of upholding the sovereignty of the Republic of Indonesia.Keywords: Resolusi Jihad, nationalisme of jihad, anti-colonialismAbstrak; Kedatangan sekutu di indonesia pasca kemerdekaan memunculkan kekhawatiran di kalangan pendiri bangsa dan kiai akan terjadinya penjajahan kembali. Respon atas kedatangan tentara sekutu salah satunya hadir dari Nahdlatul Ulama (NU), yang dikenal dengan fatwa jihad dan resolusi jihad. Resolusi jihad menjadi ijtihad kebangsaan NU demi menghalau terjadinya penjajahan kembali di Indonesia (jihad defensive). Seruan ini menghimbau pemerintah resmi Indonesia untuk melakukan perjuangan bersenjata, sekaligus menghimbau seluruh rakyat untuk jihad fi sabilillah. Resolusi jihad merupakan nasioanlisme anticolonial yang lahir dari letupan kecintaan terhadap Indonesia merdeka, kedatangan sekutu, dan insinden hotel oranje. Semangat nasionalisme yang dibarengi dengan kondisi bangsa yang genting melahirkan gerakan jijhad fi sabilillah. Prinsip cinta tanah air dan jihad membela negara merdeka menjadi fardhu ain, wajib bagi setiap muslim. Semangat jihad dan nasionalisme ini menggelembung di kalangan santri dan pejuang untuk berperangan melawan sekutu, pejajah, demi tegaknya kedaulatan negara republik Indonesia.Keywords: Resolusi Jihad, Jiihad Nasionalisme, anti-kolonialisme","PeriodicalId":423995,"journal":{"name":"Aqlam: Journal of Islam and Plurality","volume":"82 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124689318","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
BUDAYA KHATAMAN AL-QUR?AN DI KALANGAN MUHAMMADIYAH
Pub Date : 2022-12-26 DOI: 10.30984/ajip.v7i2.1931
M. Y. Arafat, Siti Mupida, Dwi Abu Taukhid
Abstract; This article aims to describe the khataman Al-Qur?an among the Muhammadiyah community. Khataman Al-Qur?an is one of the various forms of Islamic culture at Indonesia which often held by Muslims who are attached to accomodative towards local culture, and non puritan. This study will examine the culture of khataman Al-Qur?an among the Muhammadiyah, an Islamic organization at Indonesia wich is know to be closely associated with puritanism. The data were abtained by observation, interview, and literature review. This study found that khataman Al-Qur?an among Muhammadiyah is a new culture. Khataman Al-Qur?an takes the form in the implementation of the Al-Qur?an recitation worship which only ?started? in the last two decades. Validity of this culture is still being debated in Muhammadiyah. Usually, the khataman Al-Qur?an is held in the authority of Muhammadiyah. Meanwhile, khataman Al-Qur?an among Muhammadiyah community is very quiet from the influence of local culture. However, Muhammadiyah actually made a new khataman Al-Quran culture that corresponds to the times, such as khataman in the context of birthdays.Keywords: Khataman Al-Qur?an, Muhammadiyah, New Culture.Abstrak; Artikel ini berbicara tentang budaya khataman Al-Qur?an di kalangan warga Muhammadiyah. Khataman Al-Qur?an merupakan satu di antara berbagai bentuk kebudayaan Islam di Indonesia. Hanya saja, khataman Al-Qur?an sering diadakan oleh kalangan umat Islam yang lekat dengan sikap akomodatif terhadap budaya lokal alias non-puritan. Penelitian ini akan mengkaji budaya khataman Al-Qur?an yang dilakukan oleh warga Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam di Indonesia yang dikenal lekat dengan identitas puritanisme. Data dalam penelitian ini didapatkan dengan metode observasi, wawancara, dan tinjauan kepustakaan. Penelitian ini menemukan bahwa khataman Al-Qur?an di kalangan warga Muhammadiyah masih termasuk budaya baru. Di kalangan warga Muhammadiyah, khataman Al-Qur?an mengambil bentuk dalam pelaksanaan ibadah pembacaan Al-Qur?an yang baru ?dimulai? sekitar dua dekade terakhir. Biasanya khataman Al-Qur?an digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun Muhammadiyah atau lembaga pendidikan yang berada di bawah otoritas Muhammadiyah. Sedangkan bentuk budaya khataman warga Muhammadiyah sangat sepi dari pengaruh budaya lokal.Kata kunci: Khataman Al-Qur?an, Muhammadiyah, Budaya Baru.?
抽象的;本文旨在描述哈塔曼?在默罕默迪亚群体中。Khataman Al-Qur吗?它是印度尼西亚伊斯兰文化的一种形式,通常由穆斯林持有,他们倾向于适应当地文化,非清教徒。本研究将考察哈塔曼古兰经的文化。默罕默迪亚是印度尼西亚的一个伊斯兰组织,众所周知与清教主义密切相关。资料采用观察法、访谈法和文献复习法。这项研究发现khataman Al-Qur?Muhammadiyah是一种新的文化。Khataman Al-Qur吗?并在《古兰经》的实施中采取了这种形式。一个刚刚开始的诵读崇拜?在过去的二十年里。这种文化的有效性在穆罕默迪亚仍在争论。通常,哈塔曼古兰经?伊斯兰教在穆罕默德的权威之下。与此同时,哈塔曼?受当地文化的影响,Muhammadiyah社区非常安静。然而,穆罕默迪亚实际上创造了一种与时代相对应的新的哈塔曼古兰经文化,比如生日背景下的哈塔曼。关键词:哈塔曼?an, Muhammadiyah,新文化。Artikel ini berbicara tentang budaya khataman Al-Qur?和di kalangan warga Muhammadiyah。Khataman Al-Qur吗?an merupakan satu di antara berbagai bentuk kebudayaan Islam di Indonesia。你好,khataman Al-Qur?和sering diadakan oleh kalangan umat Islam yang lekat dengan sikap akomodatif terhadap budaya当地别名非清教徒。Penelitian ini akan mengkaji budaya khataman Al-Qur?印尼伊斯兰教组织的一名成员yang dilakukan oleh warga Muhammadiyah表示,他认同清教徒主义。数据来源:didapatkan dengan方法观测站,wanancara, dantinjauan和kepustakaan。Penelitian ini menemukan bahwa khataman Al-Qur?和di kalangan warga Muhammadiyah masih termasuk budaya baru。Di kalangan warga Muhammadiyah, khataman Al-Qur?a mengbill bentuk dalam pelaksanaan ibadah pembacaan Al-Qur?安阳巴鲁?Sekitar dua decade terakhir。Biasanya khataman Al-Qur?和digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun Muhammadiyah atau lembaga pendidikan yang berada di bawah otoritas Muhammadiyah。Sedangkan bentuk budaya khataman warga Muhammadiyah sangat sepi dari pengaruh budaya local。Kata kunci: Khataman Al-Qur?穆罕默德,布达亚·巴鲁。
{"title":"BUDAYA KHATAMAN AL-QUR?AN DI KALANGAN MUHAMMADIYAH","authors":"M. Y. Arafat, Siti Mupida, Dwi Abu Taukhid","doi":"10.30984/ajip.v7i2.1931","DOIUrl":"https://doi.org/10.30984/ajip.v7i2.1931","url":null,"abstract":"Abstract; This article aims to describe the khataman Al-Qur?an among the Muhammadiyah community. Khataman Al-Qur?an is one of the various forms of Islamic culture at Indonesia which often held by Muslims who are attached to accomodative towards local culture, and non puritan. This study will examine the culture of khataman Al-Qur?an among the Muhammadiyah, an Islamic organization at Indonesia wich is know to be closely associated with puritanism. The data were abtained by observation, interview, and literature review. This study found that khataman Al-Qur?an among Muhammadiyah is a new culture. Khataman Al-Qur?an takes the form in the implementation of the Al-Qur?an recitation worship which only ?started? in the last two decades. Validity of this culture is still being debated in Muhammadiyah. Usually, the khataman Al-Qur?an is held in the authority of Muhammadiyah. Meanwhile, khataman Al-Qur?an among Muhammadiyah community is very quiet from the influence of local culture. However, Muhammadiyah actually made a new khataman Al-Quran culture that corresponds to the times, such as khataman in the context of birthdays.Keywords: Khataman Al-Qur?an, Muhammadiyah, New Culture.Abstrak; Artikel ini berbicara tentang budaya khataman Al-Qur?an di kalangan warga Muhammadiyah. Khataman Al-Qur?an merupakan satu di antara berbagai bentuk kebudayaan Islam di Indonesia. Hanya saja, khataman Al-Qur?an sering diadakan oleh kalangan umat Islam yang lekat dengan sikap akomodatif terhadap budaya lokal alias non-puritan. Penelitian ini akan mengkaji budaya khataman Al-Qur?an yang dilakukan oleh warga Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam di Indonesia yang dikenal lekat dengan identitas puritanisme. Data dalam penelitian ini didapatkan dengan metode observasi, wawancara, dan tinjauan kepustakaan. Penelitian ini menemukan bahwa khataman Al-Qur?an di kalangan warga Muhammadiyah masih termasuk budaya baru. Di kalangan warga Muhammadiyah, khataman Al-Qur?an mengambil bentuk dalam pelaksanaan ibadah pembacaan Al-Qur?an yang baru ?dimulai? sekitar dua dekade terakhir. Biasanya khataman Al-Qur?an digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun Muhammadiyah atau lembaga pendidikan yang berada di bawah otoritas Muhammadiyah. Sedangkan bentuk budaya khataman warga Muhammadiyah sangat sepi dari pengaruh budaya lokal.Kata kunci: Khataman Al-Qur?an, Muhammadiyah, Budaya Baru.?","PeriodicalId":423995,"journal":{"name":"Aqlam: Journal of Islam and Plurality","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133442578","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
GERAKAN TASAWUF NUSANTARA (STUDI PERBANDINGAN KARAKTERISTIK GAGASAN SYEKH ABDUS SHAMAD AL-PALIMBANI DAN SYEKH NAWAWI AL-BANTANI PADA ABAD 18-19)
Pub Date : 2022-12-01 DOI: 10.30984/ajip.v7i2.1846
Kariri Kariri, Diki Ahmad
Abstract: The movement of relations of the archipelago's scholars in the 18-19 centuries, especially in Sumatra and Java regions, has found its romance in the path of Sufism through a meeting of scholars who studied in Mecca. Among the Sufism figures who have traveled to the Middle East are Sheikh Abdus Shamad Palimbani and Sheikh Nawawi Banten. These two figures prove that the dynamics of Sufism became a discourse that was in great demand by Nusantara scholars in the 18-19 centuries and even today. The characteristics of the ideas of their Sufism have differences even though both of them study at Haromain. Sheikh Abdus Shamad understands Sufism as a middle way between Al Gazali and Ibn Arabi's Sufism ideas that have been processed and presented in a systematic form as a separate Sufism teaching. Abdus Shamad is clearly concerned with the characteristics of his ideas which tend to be dominated by mysticism, so he studied Sufism with Al-Sammani. While the characteristics of the ideas possessed by Sheikh Nawawi are more emphasis on the balance among sharia, tarekat, and essence. As with Sheikh Nawawi in analogizing the framework of Sufism, the Shari'a is like a sailing ship, the tarekat is like the ocean, while the essence is like the pearl.Keywords: Movement, Sufism, Nusantara.Abstrak: Pola gerakan ulama-ulama Nusantara pada abad 18-19 khususnya di wilayah Sumatra dan Jawa, telah menemukan romantismenya dalam jalur keilmuan tasawuf melalui pertemuan para ulama yang belajar di Mekah. Di antaranya tokoh tasawuf yang pernah mengembara ke Timur Tengah ialah Syekh Abdus Shamad al-Palimbani dan Syekh Nawawi al-Bantani. Dari kedua tokoh tersebut, membuktikan bahwa dinamika keilmuan tasawuf menjadi diskursus yang banyak diminati oleh para ulama-ulama Nusantara pada abad 18-19 bahkan hingga hari ini. Karakteristik gagasan tasawuf yang dimiliki kedua tokoh, memiliki karakteristik yang berbeda meskipun keduanya sama-sama menimbah ilmu di Haromain. Syekh Abdus Shamad memahami tasawuf sebagai jalan tengah antara gagasa tasawuf Al Gazali dan Ibn Arabi yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk sistematis sebagai ajaran tasasawuf tersendiri. Abdus Shamad tampak terlihat jelas atas karakteristik gagasannya yang cenderung didominasi oleh mistisme sehingga ia mempelajari tasawuf terutama dengan Al-Sammani. Sedangkan karakterik gagasan yang dimiliki Syekh Nawawi, memiliki karakteristik tasawuf yang lebih menekanan pada keseimbangan antara syariat, tarekat, dan hakikat. Seperti halnya Syekh Nawawi dalam menganalogikan kerangka tasawuf, syariat ibaratkan kapal yang berlayar, tarekat ibarat lautan, sedangkan hakikat ibarat mutiaranya.Kata kunci: Gerakan, Tasawuf, Nusantara.
摘要:18-19世纪群岛学者,特别是苏门答腊和爪哇地区的学者的关系运动,通过在麦加学习的学者的一次会议,在苏菲主义的道路上找到了它的浪漫。前往中东的苏菲派人物包括谢赫·阿卜杜勒·沙马德·帕利姆巴尼和谢赫·纳瓦维·班滕。这两个数字证明,苏菲主义的动态成为了一种话语,在18-19世纪甚至今天,努沙塔学者都非常需要这种话语。尽管他们都在哈罗曼学习,但他们的苏菲主义思想特征有所不同。谢赫·阿卜杜勒·沙马德将苏非主义理解为介于Al Gazali和伊本·阿拉比的苏非主义思想之间的中间道路,这些思想已经被处理并以系统的形式呈现为独立的苏非主义教学。很明显,Abdus Shamad很关心他的思想的特点,这些特点往往是由神秘主义主导的,所以他和Al-Sammani一起研究苏非主义。而Sheikh Nawawi所拥有的思想的特点是更强调伊斯兰教法,tarekat和本质之间的平衡。正如Sheikh Nawawi在苏菲主义的框架中所类比的那样,伊斯兰教法就像一艘帆船,tarekat就像海洋,而精髓就像珍珠。关键词:运动,苏菲主义,努桑塔拉摘要:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语:祝福语diantaranya tokoh tasawuf yang pernah mengembara ke Timur Tengah sheikh Abdus Shamad al-Palimbani和sheikh Nawawi al-Bantani。Dari kedua tokoh tersebut, membuktikan bahwa dinamika keilmuan tasawuf menjadi diskursus yang banyak diminati oleh para ulama-ulama Nusantara pada abad 18-19 bakan hingga hari ini。Karakteristik gagasan tasawuf yang dimiliki kedua tokoh, memoriliki Karakteristik yang berbeda meskipun keduya sama-sama menimbah ilmu di Haromain。Syekh Abdus Shamad memahami tasawuf sebagai道路tengah安塔拉gagasa tasawuf Al Gazali丹伊本而杨telah diolah丹disajikan dalam bentuk sistematis sebagai ajaran tasasawuf tersendiri。Abdus Shamad tampak terlihat jelas atas karakteristik gagasannya yang cenderung didominis olh mistisme sehingia mempelajari tasawu terutama dengan Al-Sammani。Sedangkan karakterik gagasan yang dimiliki Syekh Nawawi, memiliki karakteristik tasawuf yang lebih menekanan pada kesimbangan antara叙利亚,tarekat, dan hakikat。Seperti halnya Syekh Nawawi dalam menganalogikan kerangka tasawuf, syarikat ibarat kapal yang berlayar, tarekat ibarat lautan, sedangkan hakikat ibarat mutiaranya。Kata kunci:民政党,Tasawuf,努桑塔拉。
{"title":"GERAKAN TASAWUF NUSANTARA (STUDI PERBANDINGAN KARAKTERISTIK GAGASAN SYEKH ABDUS SHAMAD AL-PALIMBANI DAN SYEKH NAWAWI AL-BANTANI PADA ABAD 18-19)","authors":"Kariri Kariri, Diki Ahmad","doi":"10.30984/ajip.v7i2.1846","DOIUrl":"https://doi.org/10.30984/ajip.v7i2.1846","url":null,"abstract":"Abstract: The movement of relations of the archipelago's scholars in the 18-19 centuries, especially in Sumatra and Java regions, has found its romance in the path of Sufism through a meeting of scholars who studied in Mecca. Among the Sufism figures who have traveled to the Middle East are Sheikh Abdus Shamad Palimbani and Sheikh Nawawi Banten. These two figures prove that the dynamics of Sufism became a discourse that was in great demand by Nusantara scholars in the 18-19 centuries and even today. The characteristics of the ideas of their Sufism have differences even though both of them study at Haromain. Sheikh Abdus Shamad understands Sufism as a middle way between Al Gazali and Ibn Arabi's Sufism ideas that have been processed and presented in a systematic form as a separate Sufism teaching. Abdus Shamad is clearly concerned with the characteristics of his ideas which tend to be dominated by mysticism, so he studied Sufism with Al-Sammani. While the characteristics of the ideas possessed by Sheikh Nawawi are more emphasis on the balance among sharia, tarekat, and essence. As with Sheikh Nawawi in analogizing the framework of Sufism, the Shari'a is like a sailing ship, the tarekat is like the ocean, while the essence is like the pearl.Keywords: Movement, Sufism, Nusantara.Abstrak: Pola gerakan ulama-ulama Nusantara pada abad 18-19 khususnya di wilayah Sumatra dan Jawa, telah menemukan romantismenya dalam jalur keilmuan tasawuf melalui pertemuan para ulama yang belajar di Mekah. Di antaranya tokoh tasawuf yang pernah mengembara ke Timur Tengah ialah Syekh Abdus Shamad al-Palimbani dan Syekh Nawawi al-Bantani. Dari kedua tokoh tersebut, membuktikan bahwa dinamika keilmuan tasawuf menjadi diskursus yang banyak diminati oleh para ulama-ulama Nusantara pada abad 18-19 bahkan hingga hari ini. Karakteristik gagasan tasawuf yang dimiliki kedua tokoh, memiliki karakteristik yang berbeda meskipun keduanya sama-sama menimbah ilmu di Haromain. Syekh Abdus Shamad memahami tasawuf sebagai jalan tengah antara gagasa tasawuf Al Gazali dan Ibn Arabi yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk sistematis sebagai ajaran tasasawuf tersendiri. Abdus Shamad tampak terlihat jelas atas karakteristik gagasannya yang cenderung didominasi oleh mistisme sehingga ia mempelajari tasawuf terutama dengan Al-Sammani. Sedangkan karakterik gagasan yang dimiliki Syekh Nawawi, memiliki karakteristik tasawuf yang lebih menekanan pada keseimbangan antara syariat, tarekat, dan hakikat. Seperti halnya Syekh Nawawi dalam menganalogikan kerangka tasawuf, syariat ibaratkan kapal yang berlayar, tarekat ibarat lautan, sedangkan hakikat ibarat mutiaranya.Kata kunci: Gerakan, Tasawuf, Nusantara.","PeriodicalId":423995,"journal":{"name":"Aqlam: Journal of Islam and Plurality","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128005908","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
DISKURSUS ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN DALAM PEMIKIRAN ISMAIL RAJI AL-FARUQI DAN PARA PENGKAJINYA
Pub Date : 2022-07-01 DOI: 10.30984/ajip.v7i1.1828
Alvin Khoiron
Abstract: The idea of Islamization of Ismail Raji Al-Faruqi was triggered by the negative stigma of the emergence of western science and the beginning of the characterization of science. This dichotomy not only expands the realm of science, but also extends within the domain of religion. From the first dichotomy generates a stigma of religious and general knowledge, while from the second dichotomy, it causes a secular attitude. As a result of this dichotomy, most Muslims distance themselves from general science and government resulting in their backwardness in the development of science and technology. On the other hand, Islam itself has the concept of tawhid in its faith. This concept was used as a foundation by Ismail Raji al-Faruqi in carrying out and replacing the idea of Islamization of science to pursue the backwardness of Muslims for centuries. This article finds many arguments of the examiners of the concept of Islamization of Al-Faruqi Science, who pro-call this a sign of awakening Islam and the independence of science, whereas the contras feel this is a momentary euphoria that will not last long.Keyword: Islamization, Science, Ismail Raji Al-Faruqi, Secular, Dichotomy. Abstrak: Ide Islamisasi Ismail Raji Al-Faruqi dipicu oleh stigma negatif atas munculnya ilmu pengetahuan barat dan mulainya pendokotomian ilmu. Dikotomi ini tidak hanya memperluas ranah ilmu pengetahuan, tetapi juga meluas dalam domain agama. Dari dikotomi pertama menghasilkan stigma pengetahuan agama dan umum, sedangkan dari dikotomi kedua, itu menyebabkan sikap sekuler. Sebagai hasil dari dikotomi ini, sebagian besar umat Islam menjauhkan diri dari ilmu pengetahuan umum dan pemerintahan yang mengakibatkan keterbelakangan mereka dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sisi lain, Islam sendiri memiliki konsep tauhid dalam imannya. Konsep ini digunakan sebagai landasan oleh Ismail Raji al-Faruqi dalam menjalankan dan menggantikan gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan untuk mengejar keterbelakangan umat Islam selama berabad-abad. Artikel ini menemukan banyak argumentasi para pengkaji konsep Islamisasi Ilmu pengetahuan Al-Faruqi, yang pro menyebut ini adalah tanda kebangkitan revivalisme Islam dan kemandirian ilmu pengetahuan, sedangkan yang kontra merasa ini adalah euphoria sesaat yang tidak akan bertahan lama.Kata Kunci: Islamisasi, Ilmu, Ismail Raji Al-Faruqi, Sekuler, Dikotomi. 
摘要:伊斯梅尔·拉吉·法鲁奇的伊斯兰化思想是由西方科学出现的负面污名和科学表征的开始引发的。这种二分法不仅扩展了科学领域,也扩展到了宗教领域。从第一种二分法中产生了对宗教和一般知识的污名,而从第二种二分法中产生了世俗的态度。由于这种二分法,大多数穆斯林与一般科学和政府保持距离,导致他们在科学和技术发展方面落后。另一方面,伊斯兰教本身在其信仰中也有tawhid的概念。这个概念被Ismail Raji al-Faruqi用来作为执行和取代科学伊斯兰化的思想的基础,以追求几个世纪以来穆斯林的落后。这篇文章发现许多关于Al-Faruqi科学的伊斯兰化概念的争论,他们认为这是伊斯兰觉醒和科学独立的标志,而反对者则认为这是短暂的兴奋,不会持续太久。关键词:伊斯兰化,科学,伊斯梅尔·拉吉·法鲁奇,世俗,二分法。摘要/ abstract摘要:Ide Islamisasi Ismail Raji Al-Faruqi dipicu oleh stigma negatifatmunculnya ilmu pengetahuan barat dan mulainya pendokotomian ilmu。研究了塔里木盆地盆地的构造、构造和演化过程,并对塔里木盆地盆地的演化过程进行了分析。Dari dikotomi pertama menghasilkan stigma pengetahuan agama dan umum, sedangkan Dari dikotomi kedua, itu menyebabkan sikap sekuler。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。塞西是伊斯兰教的领袖人物,他的名字是konsep tauhid dalam imannya。在这里,我要向大家介绍一下我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友。Artikel ini menemukan banyak argumentasi对位pengkaji konsep Islamisasi Ilmu pengetahuan Al-Faruqi,杨pro menyebut ini adalah tanda kebangkitan revivalisme伊斯兰丹kemandirian Ilmu pengetahuan,而杨kontra merasa ini adalah兴奋sesaat杨有些阿坎人bertahan喇嘛。Kata Kunci: Islamisasi, Ilmu, Ismail Raji Al-Faruqi, Sekuler, Dikotomi.Â
{"title":"DISKURSUS ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN DALAM PEMIKIRAN ISMAIL RAJI AL-FARUQI DAN PARA PENGKAJINYA","authors":"Alvin Khoiron","doi":"10.30984/ajip.v7i1.1828","DOIUrl":"https://doi.org/10.30984/ajip.v7i1.1828","url":null,"abstract":"Abstract: The idea of Islamization of Ismail Raji Al-Faruqi was triggered by the negative stigma of the emergence of western science and the beginning of the characterization of science. This dichotomy not only expands the realm of science, but also extends within the domain of religion. From the first dichotomy generates a stigma of religious and general knowledge, while from the second dichotomy, it causes a secular attitude. As a result of this dichotomy, most Muslims distance themselves from general science and government resulting in their backwardness in the development of science and technology. On the other hand, Islam itself has the concept of tawhid in its faith. This concept was used as a foundation by Ismail Raji al-Faruqi in carrying out and replacing the idea of Islamization of science to pursue the backwardness of Muslims for centuries. This article finds many arguments of the examiners of the concept of Islamization of Al-Faruqi Science, who pro-call this a sign of awakening Islam and the independence of science, whereas the contras feel this is a momentary euphoria that will not last long.Keyword: Islamization, Science, Ismail Raji Al-Faruqi, Secular, Dichotomy. Abstrak: Ide Islamisasi Ismail Raji Al-Faruqi dipicu oleh stigma negatif atas munculnya ilmu pengetahuan barat dan mulainya pendokotomian ilmu. Dikotomi ini tidak hanya memperluas ranah ilmu pengetahuan, tetapi juga meluas dalam domain agama. Dari dikotomi pertama menghasilkan stigma pengetahuan agama dan umum, sedangkan dari dikotomi kedua, itu menyebabkan sikap sekuler. Sebagai hasil dari dikotomi ini, sebagian besar umat Islam menjauhkan diri dari ilmu pengetahuan umum dan pemerintahan yang mengakibatkan keterbelakangan mereka dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sisi lain, Islam sendiri memiliki konsep tauhid dalam imannya. Konsep ini digunakan sebagai landasan oleh Ismail Raji al-Faruqi dalam menjalankan dan menggantikan gagasan Islamisasi ilmu pengetahuan untuk mengejar keterbelakangan umat Islam selama berabad-abad. Artikel ini menemukan banyak argumentasi para pengkaji konsep Islamisasi Ilmu pengetahuan Al-Faruqi, yang pro menyebut ini adalah tanda kebangkitan revivalisme Islam dan kemandirian ilmu pengetahuan, sedangkan yang kontra merasa ini adalah euphoria sesaat yang tidak akan bertahan lama.Kata Kunci: Islamisasi, Ilmu, Ismail Raji Al-Faruqi, Sekuler, Dikotomi. ","PeriodicalId":423995,"journal":{"name":"Aqlam: Journal of Islam and Plurality","volume":"367 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122922475","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
EKSISTENSI AKAL DALAM AL-QUR’AN DAN PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT 事情中存在合理€™AN和包括在社会生活中的应用
Pub Date : 2022-07-01 DOI: 10.30984/ajip.v7i1.1837
Rizal Darwis
Abstract: The existence of sense in humans is a privilege given by Allah swt. Humans with their minds can think, reason, and appreciate all of Allah's creations. This article aims to examine the existence of sense in the Qur'an and its applications in the community life. The results showed that the Qur'an as a source of basic material in Islamic law provides a large portion of the use of the human mind. The mind is assisted by the senses, namely the eyes, nose, ears, tongue, and feelings (skin), so that sensory observations or empirical observations are formed. The use of sense in people's lives is something very important, namely to understand and make reasoning on issues of excavation and rechtvinding. These reasonings are reasoning of the description of text the Qur’an and hadith (al-bayani), the reasoning of cause (ta'lili), and reasoning of benefit (istishlahi).Keywords: Sense, Reasoning, RechtvindingAbstrak: Keberadaan akal pada diri manusia merupakan keistimewaan yang diberikan Allah swt. Manusia dengan akal yang dimilikinya dapat berpikir, melakukan penalaran, dan penghayatan terhadap segala ciptaan Allah swt. Artikel ini bertujuan mengkaji eksistensi akal dalam Al-Qur’an dan penerapannya dalam kehidupan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Qur’an sebagai sumber materi pokok dalam hukum Islam memberikan porsi yang besar terhadap penggunaan akal pikiran manusia. Akal pikiran tersebut dibantu oleh alat inderawi, yaitu mata, hidung, telinga, lidah, dan perasaan (kulit), sehingga terbentuk pengamatan inderawi atau pengamatan empiris. Penggunaan akal dalam kehidupan masyarakat adalah sesuatu yang sangat penting, yaitu untuk memahami dan melakukan penalaran terhadap persoalan-persoalan penggalian dan penemuan hukum. Penalaran-penalaran tersebut, yaitu penalaran al-bayani, pelanaran ta’lili dan penalaran istishlahi.Kata Kunci: Akal, , Penalaran, Penemuan Hukum
摘要:人的感官存在是真主赋予的一种特权。有头脑的人类可以思考、推理和欣赏安拉的所有创造。本文旨在探讨《古兰经》中意义的存在及其在社会生活中的应用。结果表明,古兰经作为伊斯兰教法的基本材料来源,提供了人类思想的很大一部分使用。心是由感官,即眼睛、鼻子、耳朵、舌头和感觉(皮肤)来辅助的,这样就形成了感觉观察或经验观察。在人们的生活中运用感官是一件非常重要的事情,即对挖掘和发现的问题进行理解和推理。这些推理是描述古兰经和圣训的推理(al-bayani),原因推理(ta'lili)和利益推理(istishlahi)。关键词:感官、推理、推理【原文】【原文】【原文】【原文】【原文】【原文】【原文】【原文】Artikel ini bertujuan mengkaji eksistensi akal dalam al - qur和dan penerapannya dalam kehidupan masyarakat。Hasil penelitian menunjukkan bahwa al - qur和sebagai sumber materi pokok dalam hukum Islam成员kan porsi yang besar penggunaan akal pikiran manusia。Akal pikiran tersebut dibantu oleh alat inderawi, yitu mata, hidung, telinga, lidah, dan perasaan (kulit), sehinga terbentuk pengamatan inderawi atau pengamatan imperiis。彭家南阿卡达兰,kehidupan, masyarakat, adalah, sessuatu, yang sangat penting, yitu untuk, meahami, dan melakukan, penakan, penakan,个人,彭家南丹,penemuan hukum。penalaran -penalaran tersebut, yyitu penalaran al-bayani, penalaran taistishlahi。卡塔·昆奇:阿卡尔,佩纳拉兰,佩纳曼·胡库姆
{"title":"EKSISTENSI AKAL DALAM AL-QUR’AN DAN PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT","authors":"Rizal Darwis","doi":"10.30984/ajip.v7i1.1837","DOIUrl":"https://doi.org/10.30984/ajip.v7i1.1837","url":null,"abstract":"Abstract: The existence of sense in humans is a privilege given by Allah swt. Humans with their minds can think, reason, and appreciate all of Allah's creations. This article aims to examine the existence of sense in the Qur'an and its applications in the community life. The results showed that the Qur'an as a source of basic material in Islamic law provides a large portion of the use of the human mind. The mind is assisted by the senses, namely the eyes, nose, ears, tongue, and feelings (skin), so that sensory observations or empirical observations are formed. The use of sense in people's lives is something very important, namely to understand and make reasoning on issues of excavation and rechtvinding. These reasonings are reasoning of the description of text the Qur’an and hadith (al-bayani), the reasoning of cause (ta'lili), and reasoning of benefit (istishlahi).Keywords: Sense, Reasoning, RechtvindingAbstrak: Keberadaan akal pada diri manusia merupakan keistimewaan yang diberikan Allah swt. Manusia dengan akal yang dimilikinya dapat berpikir, melakukan penalaran, dan penghayatan terhadap segala ciptaan Allah swt. Artikel ini bertujuan mengkaji eksistensi akal dalam Al-Qur’an dan penerapannya dalam kehidupan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Qur’an sebagai sumber materi pokok dalam hukum Islam memberikan porsi yang besar terhadap penggunaan akal pikiran manusia. Akal pikiran tersebut dibantu oleh alat inderawi, yaitu mata, hidung, telinga, lidah, dan perasaan (kulit), sehingga terbentuk pengamatan inderawi atau pengamatan empiris. Penggunaan akal dalam kehidupan masyarakat adalah sesuatu yang sangat penting, yaitu untuk memahami dan melakukan penalaran terhadap persoalan-persoalan penggalian dan penemuan hukum. Penalaran-penalaran tersebut, yaitu penalaran al-bayani, pelanaran ta’lili dan penalaran istishlahi.Kata Kunci: Akal, , Penalaran, Penemuan Hukum","PeriodicalId":423995,"journal":{"name":"Aqlam: Journal of Islam and Plurality","volume":"211 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116405131","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
KRITIK WACANA TAFSIR ATAS TEOLOGI KESETARAAN GENDER RIFFAT HASSAN 对哈桑RIFFAT性别平等神学的解释神学的批评
Pub Date : 2022-07-01 DOI: 10.30984/ajip.v7i1.1983
Ikrar Ikrar
Abstract: This article discuss about how theology construct worked by Riffat Hassan to realize gender equality and how the implication caused from gender equality and how the relation of women harmony in Islam. Based on the result, it can be concluded that (1) Theology construct of gender equality built by Riffat Hassan, only adopt from feminism theology concept that developed in Western. Even though in western, women have dark history because woman have been despised and treated discriminatory, and while women in Islam are glorified. The coming of Islam has eliminated dumb tradition that harmful for women, but elevate the dignity. If subordination of women in western has gained legitimacy from Bible, in Al – Qur’an women are precisely glorified. (2) In building gender equality theology, Riffat Hassan has made three steps; (a) normative-idealist approach, (b) deconstruct religious thought that he thinks there’s gender bias, (c) reconstruct religious thought that he thinks there’s no gender bias. In attempt this theology construct of gender equality, Riffat Hassan precisely proven tend to do gender bias, although he accuse travelers do gender bias. Beside that, there are some of implications that caused by him; there are rejection of authentic hadith and the implication that could change Islamic law. (3) As for in Islam, the right relation between women and men are the harmony of gender, not gender equality. Keywords: Gender Equality, Riffat HassanAbstrak: Artikel ini membehas tentang bagaimana konstruksi teologi yang dilakukan oleh Riffat Hassan untuk mewujudkan kesetaraan gender dan bagaimana implikasi yang ditimbulkan dari kesetaraan gender serta bagaimana hubungan keserasian perempuan dalam Islam. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa (1) Konstruksi teologi kesetaraan gender yang dibangun Riffat Hassan hanyalah mengadopsi konsep teologi feminisme yang berkembang di Barat. Padahal berbeda dengan perempuan di Barat yang memiliki sejarah yang kelam lantaran perempuan dipandang hina dan diperlakukan secara diskriminatif, dalam Islam perempuan justru dimuliakan. Kedatangan Islam telah mengeliminasi adat-istiadat jahiliyah yang merugikan kaum perempuan serta mengangkat  harkat dan martabat mereka. Kalau subordinasi terhadap perempuan di Barat mendapatkan legitimasi dari Bible, dalam al-Quran perempuan justru dimuliakan. (2) Dalam membangun teologi kesetaraan gender, Riffat Hassan melakukan tiga langkah, yaitu (a) pendekatan normatif-idealis dan historis-empiris, (b) melakukan dekonstruksi pemikiran keagamaan yang (menurutnya) bias gender, dan (c) melakukan rekonstruksi pemikiran keagamaan yang (menurutnya) tidak bias gender. Dalam usaha konstruksi teologi kesetaraan gender ini, Riffat Hassan justru terbukti cendrung melakukan bias gender, padahal dia menuduh para mufassir yang bias gender. Selain itu, ada beberapa implikasi yang ditimbulkan darinya, yaitu adanya penolakan terhadap hadis shahih dan terdapat implikasi syariah
摘要:本文探讨了里法特·哈桑的神学建构是如何实现性别平等的,性别平等所带来的意蕴是如何产生的,以及伊斯兰教中女性和谐的关系是如何产生的。根据研究结果,可以得出结论:(1)里法特·哈桑所构建的性别平等神学建构,只是借鉴了西方发展起来的女性主义神学概念。即使在西方,女性也有一段黑暗的历史,因为女性被鄙视和歧视,而在伊斯兰教中,女性是光荣的。伊斯兰教的到来消除了对女性有害的哑巴传统,提升了女性的尊严。如果说西方女性的从属地位从《圣经》中获得了正当性,那么在《圣经》中,女性恰恰得到了荣耀。(2)在建立性别平等神学方面,Riffat Hassan已经迈出了三步;(a)规范唯心主义方法,(b)解构他认为存在性别偏见的宗教思想,(c)重构他认为没有性别偏见的宗教思想。在尝试这种性别平等的神学建构中,里法特·哈桑准确地证明了倾向于做性别偏见的人,尽管他指责旅行者做性别偏见。除此之外,还有一些暗示是由他引起的;拒绝真正的圣训和可能改变伊斯兰法律的暗示。(3)在伊斯兰教中,正确的男女关系是性别的和谐,而不是性别的平等。关键词:性别平等,Riffat Hassan摘要:Artikel ini成员bebehas tentang bagaimana konstruksi teologi yang dilakukan oleh Riffat Hassan untuk mewujudkan kesetaran Gender dan bagaimana implikasi yang ditimbulkan dari kesetaran Gender serta bagaimana hubungan keseran asian perempuan dalam Islam。(1)女性主义,女性主义,女性主义,女性主义,女性主义,女性主义。我的意思是,我是说,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。Kedatangan Islam telah mengeliminasi adat-istiadat jahiliya yang merugikan kaum perempuan serta mengangkat  harkat dan martabat mereka。《圣经》是《古兰经》,《圣经》是《古兰经》,《圣经》是《古兰经》。(2) Dalam membangan teologi kesetaran gender, Riffat Hassan melakukan tiga langkah, yitu (a) pendekatan normatimal -idealis dan history -empiris, (b) melakukan dekonstruksi pemikiran keagaman yang (menurutnya) bias gender, dan (c) melakukan rekonstruksi pemikiran keagaman yang (menurutnya) tidak bias gender。Dalam usaha konstruksi teologi kesetaraan gender ini, Riffat Hassan just stru terbukti cendrung melakukan bias gender, padahal dia menuduh para mufassir yang bias gender。(3) Adapun dalam Islam, hubungan antara laki-laki dan perempuan yang benar adalah keserasian gender, bukan kesetaraan gender。 Kata Kunci: KesetaraanÂ性别,Riffat Hassan
{"title":"KRITIK WACANA TAFSIR ATAS TEOLOGI KESETARAAN GENDER RIFFAT HASSAN","authors":"Ikrar Ikrar","doi":"10.30984/ajip.v7i1.1983","DOIUrl":"https://doi.org/10.30984/ajip.v7i1.1983","url":null,"abstract":"Abstract: This article discuss about how theology construct worked by Riffat Hassan to realize gender equality and how the implication caused from gender equality and how the relation of women harmony in Islam. Based on the result, it can be concluded that (1) Theology construct of gender equality built by Riffat Hassan, only adopt from feminism theology concept that developed in Western. Even though in western, women have dark history because woman have been despised and treated discriminatory, and while women in Islam are glorified. The coming of Islam has eliminated dumb tradition that harmful for women, but elevate the dignity. If subordination of women in western has gained legitimacy from Bible, in Al – Qur’an women are precisely glorified. (2) In building gender equality theology, Riffat Hassan has made three steps; (a) normative-idealist approach, (b) deconstruct religious thought that he thinks there’s gender bias, (c) reconstruct religious thought that he thinks there’s no gender bias. In attempt this theology construct of gender equality, Riffat Hassan precisely proven tend to do gender bias, although he accuse travelers do gender bias. Beside that, there are some of implications that caused by him; there are rejection of authentic hadith and the implication that could change Islamic law. (3) As for in Islam, the right relation between women and men are the harmony of gender, not gender equality. Keywords: Gender Equality, Riffat HassanAbstrak: Artikel ini membehas tentang bagaimana konstruksi teologi yang dilakukan oleh Riffat Hassan untuk mewujudkan kesetaraan gender dan bagaimana implikasi yang ditimbulkan dari kesetaraan gender serta bagaimana hubungan keserasian perempuan dalam Islam. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa (1) Konstruksi teologi kesetaraan gender yang dibangun Riffat Hassan hanyalah mengadopsi konsep teologi feminisme yang berkembang di Barat. Padahal berbeda dengan perempuan di Barat yang memiliki sejarah yang kelam lantaran perempuan dipandang hina dan diperlakukan secara diskriminatif, dalam Islam perempuan justru dimuliakan. Kedatangan Islam telah mengeliminasi adat-istiadat jahiliyah yang merugikan kaum perempuan serta mengangkat  harkat dan martabat mereka. Kalau subordinasi terhadap perempuan di Barat mendapatkan legitimasi dari Bible, dalam al-Quran perempuan justru dimuliakan. (2) Dalam membangun teologi kesetaraan gender, Riffat Hassan melakukan tiga langkah, yaitu (a) pendekatan normatif-idealis dan historis-empiris, (b) melakukan dekonstruksi pemikiran keagamaan yang (menurutnya) bias gender, dan (c) melakukan rekonstruksi pemikiran keagamaan yang (menurutnya) tidak bias gender. Dalam usaha konstruksi teologi kesetaraan gender ini, Riffat Hassan justru terbukti cendrung melakukan bias gender, padahal dia menuduh para mufassir yang bias gender. Selain itu, ada beberapa implikasi yang ditimbulkan darinya, yaitu adanya penolakan terhadap hadis shahih dan terdapat implikasi syariah ","PeriodicalId":423995,"journal":{"name":"Aqlam: Journal of Islam and Plurality","volume":"163 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128259149","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
SUFISME JAWA DALAM SERAT SASTRA GENDING SULTAN AGUNG MATARAM
Pub Date : 2022-06-30 DOI: 10.30984/ajip.v7i1.1917
Muhammad Ilham Aziz, Dudung Abdurrahman
Abstract: This article discusses Sufism in the Serat Sastra Gending Sultan Agung which had an influence on Javanese literature in Mataram. Sultan Agung Sufism teaching based on this fiber describe a kings desire to convery the teachings of Islam, especially Sufisme patterned Islam to his people through a Javanese cultural approach. Therefore, it is identified through this study as “Javanese Sufism”. The main problem of this research how is the Javanese Sufism pattern reflected in Sultan Agung view? and why did Sultan Agung Sufism teaching influence Javanese literature in the Mataram area? This study was developed using the history of thought method. The findings of this study are as follows: First, the socio-religious conditions at the time of Sultan Agung wereclosely related to the pantheism that was embraced by the Javanese inland community. Second, the teachings of Sultan Agung Sufism in the serat sastra Gending show two things that are interrelated and need, which are reflected in the relationship between man and God (the creator). The concept of Sufism in describes the acculturation of three cultures: Javanese, Hindu, and Islamic. Third, the teaching of Sultan Agung Sufism are included in the syncretic teachings influenced the development of Javanese literature in Mataram. The urgency of Sufism teachings framed in the form of literature is able to explain religion and political polices until the next period after Sultan Agung.  Keyword: King’s View, Sastra Gending, Javanese Sufism. Abstrak: Artikel ini membahas sufisme dalam Serat Sastra Gending Sultan Agung yang memberi pengaruh terhadap kesusastraan Jawa di Mataram.  Ajaran tasawuf Sultan Agung ini berdasarkan serat ini menggambarkan suatu keinginan seorang raja untuk menyampaikan ajaran agama Islam, khususnya Islam bercorak tasawuf kepada rakyatnya melalui pendekatan budaya Jawa. Karena itu, teridentifikasi melalui kajian ini sebagai "Sufisme Jawa".  Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana corak sufisme-Jawa tercermin dari pandangan Sultan Agung? dan mengapa ajaran tasawuf Sultan Agung berpengaruh terhadap kesusastraan Jawa di wilayah Mataram?. Studi ini dikembangkan dengan metode sejarah pemikiran. Adapun temuan kajian ini sebagai berikut: Pertama, kondisi sosial keagamaan pada masa Sultan Agung lekat dengan panteisme yang dianut oleh masyarakat Jawa pedalaman. Kedua, ajaran tasawuf Sultan Agung dalam Serat Sastra Gending memperlihatkan dua hal yang saling berkaitan dan membutuhkan, yang tergambar dalam hubungan manusia dengan Tuhan (pencipta). Adapun konsep tasawuf di dalamnya menggambarkan akulturasi tiga budaya: Jawa, Hindu, dan Islam. Ketiga, ajaran tasawuf Sultan Agung termasuk dalam ajaran tasawuf yang sinkretis. Ajaran tersebut berpengaruh terhadap perkembangan kesusastraan Jawa di Mataram. Urgensi ajaran tasawuf yang dibingkai dalam bentuk sastra mampu menjelaskan agama dan kebijakan politik hingga masa selanjutnya pasca Sultan Agung. Kata Kunci : Pandangan Raja,
摘要:本文探讨了《苏非派》对马塔兰爪哇文学的影响。苏丹阿贡苏非主义的教学基于这个纤维描述了一个国王的愿望,传递伊斯兰教的教义,特别是苏非模式的伊斯兰教通过爪哇文化的方法给他的人民。因此,通过本研究将其确定为 - œJavanese sufism -”。本研究的主要问题是爪哇苏非主义模式如何反映在苏丹阿贡的观点中?为什么苏丹阿贡的苏非主义教义影响了马塔兰地区的爪哇文学?本研究采用思想史方法进行。研究发现:第一,苏丹阿贡时期的社会宗教状况与爪哇内陆社区所信奉的泛神论密切相关。其次,苏丹阿贡苏非主义的教义在serat sastra Gending中显示了两个相互关联和需要的东西,这反映在人与上帝(创造者)的关系中。苏非主义的概念描述了三种文化的文化适应:爪哇、印度教和伊斯兰教。第三,苏丹阿贡苏非主义的教学被纳入综合教学,影响了马塔兰爪哇文学的发展。苏非主义教义在文学形式上的紧迫性能够解释宗教和政治政策,直到苏丹阿贡之后的下一个时期。Â关键词:王的观点,禅宗,爪哇苏非主义。Â摘要:Artikel ini成员sufisme dalam Serat Sastra Gending Sultan Agung yang成员pengaruh terhadap kesusastraan Jawa di Mataram。Â阿贾兰·塔萨乌夫苏丹·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼·阿贾尼。Karena itu, teridentifikasi melalui kajian ini sebagai "Sufisme java "。Â Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana corak sufisi -爪哇tercermin dari pandangan Sultan Agung?dan mengapa ajaran tasawuf Sultan Agung berpengaruh terhadap kesusastraan Jawa di wilayah Mataram?Studi ini dikembangkan dengan mede sejarah pemikiran。这句话的意思是:“我是一个人,我是一个人,我是一个人,我是一个人。Kedua, ajaran tasawuf Sultan Agung dalam Serat Sastra Gending成员perperlihatkan dua hal yang saling berkaitan dan membutuhkan, yang tergambar dalam hubungan manusia dengan Tuhan (pcipta)。Adapun konsep tasawuf di dalamnya menggambarkan akturasi tiga budaya:爪哇,印度教,伊斯兰教。Ketiga, ajaran tasawuf Sultan Agung termasuk dalam ajaran tasawuf yang sinkretis。Ajaran tersebut berpengaruh terhadap perkembangan kesusastraan Jawa di Mataram。苏丹阿贡,苏丹阿贡,苏丹阿贡,苏丹阿贡,苏丹阿贡Â Kata Kunci: Pandangan Raja, Sastra Gending, Sufisme Jawa。
{"title":"SUFISME JAWA DALAM SERAT SASTRA GENDING SULTAN AGUNG MATARAM","authors":"Muhammad Ilham Aziz, Dudung Abdurrahman","doi":"10.30984/ajip.v7i1.1917","DOIUrl":"https://doi.org/10.30984/ajip.v7i1.1917","url":null,"abstract":"Abstract: This article discusses Sufism in the Serat Sastra Gending Sultan Agung which had an influence on Javanese literature in Mataram. Sultan Agung Sufism teaching based on this fiber describe a kings desire to convery the teachings of Islam, especially Sufisme patterned Islam to his people through a Javanese cultural approach. Therefore, it is identified through this study as “Javanese Sufism”. The main problem of this research how is the Javanese Sufism pattern reflected in Sultan Agung view? and why did Sultan Agung Sufism teaching influence Javanese literature in the Mataram area? This study was developed using the history of thought method. The findings of this study are as follows: First, the socio-religious conditions at the time of Sultan Agung wereclosely related to the pantheism that was embraced by the Javanese inland community. Second, the teachings of Sultan Agung Sufism in the serat sastra Gending show two things that are interrelated and need, which are reflected in the relationship between man and God (the creator). The concept of Sufism in describes the acculturation of three cultures: Javanese, Hindu, and Islamic. Third, the teaching of Sultan Agung Sufism are included in the syncretic teachings influenced the development of Javanese literature in Mataram. The urgency of Sufism teachings framed in the form of literature is able to explain religion and political polices until the next period after Sultan Agung.  Keyword: King’s View, Sastra Gending, Javanese Sufism. Abstrak: Artikel ini membahas sufisme dalam Serat Sastra Gending Sultan Agung yang memberi pengaruh terhadap kesusastraan Jawa di Mataram.  Ajaran tasawuf Sultan Agung ini berdasarkan serat ini menggambarkan suatu keinginan seorang raja untuk menyampaikan ajaran agama Islam, khususnya Islam bercorak tasawuf kepada rakyatnya melalui pendekatan budaya Jawa. Karena itu, teridentifikasi melalui kajian ini sebagai \"Sufisme Jawa\".  Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana corak sufisme-Jawa tercermin dari pandangan Sultan Agung? dan mengapa ajaran tasawuf Sultan Agung berpengaruh terhadap kesusastraan Jawa di wilayah Mataram?. Studi ini dikembangkan dengan metode sejarah pemikiran. Adapun temuan kajian ini sebagai berikut: Pertama, kondisi sosial keagamaan pada masa Sultan Agung lekat dengan panteisme yang dianut oleh masyarakat Jawa pedalaman. Kedua, ajaran tasawuf Sultan Agung dalam Serat Sastra Gending memperlihatkan dua hal yang saling berkaitan dan membutuhkan, yang tergambar dalam hubungan manusia dengan Tuhan (pencipta). Adapun konsep tasawuf di dalamnya menggambarkan akulturasi tiga budaya: Jawa, Hindu, dan Islam. Ketiga, ajaran tasawuf Sultan Agung termasuk dalam ajaran tasawuf yang sinkretis. Ajaran tersebut berpengaruh terhadap perkembangan kesusastraan Jawa di Mataram. Urgensi ajaran tasawuf yang dibingkai dalam bentuk sastra mampu menjelaskan agama dan kebijakan politik hingga masa selanjutnya pasca Sultan Agung. Kata Kunci : Pandangan Raja,","PeriodicalId":423995,"journal":{"name":"Aqlam: Journal of Islam and Plurality","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115569996","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
Aqlam: Journal of Islam and Plurality
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1