ABSTRAK (dalam Bahasa Indonesia)Kawasan Kota Lama Semarang merupakan suatu blok kawasan yang terletak di tepi sungai mberok. Secara administratif, Kawasan Kota Lama Semarang berada di Kelurahan Bandaharjp, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kawasan ini merupakan salah satu objek wisata bagi Kota Semarang. Sebagai salah satu objek icon wisata bagi Kota Semarang, perlu adanya penataan sarana prasarana yang salah satunya drainase. Drainase di Kawasan Kota Lama Semarang ini mayoritas jenis drainase tertutup. Penataan drainasee pada kawasan ini sudah baik, namun masih terdapat beberapa masalah yang terdapat di Kawasan Kota Lama Semarang diantaranya kurang berfungsinya kinerja sistem drainase akibat perubahan tata guna lahan, kurangnya penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan drainase. Konsep yang digunakan dalam pengembangan drainase kawasan kota lama adalah konsep sistem drainase yang berkelanjutan. Penerapan konsep ini dengan membangun beberapa sumur pada beberapa titik di Kawasan Kota Lama SemarangPada penelitian ini merupakan identifikasi mengenai kondisi dan permasalahan mengenai prasarana drainase di Kawasan Kota Lama Semarang. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi kemudian diolah menggunakan metode analisis deskriptif. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan pandangan mengenai penataan drainase yang berkelanjutan pada Kawasan kota Lama semarang. Kata Kunci : Drainase, Permsalahan, Konsep pengembangan ABSTRACT The Old Town area of Semarang is an area block located on the banks of the Berok River. Administratively, the Semarang Old Town area is included in the Tanjung Mas area, North Semarang District, Semarang City, Central Java. This area is one of the tourist attractions for the city of Semarang. As one of the tourist icon objects for the city of Semarang, it is necessary to arrange infrastructure facilities, one of which is drainage. Drainage in the Old City area of Semarang is mostly closed drainage. The drainage arrangement in this area is good, but there are still some problems in the Old City area of Semarang including the lack of functioning of the drainage system due to changes in land use, lack of counseling about the importance of maintaining clean drainage. The concept used in the development of drainage in the old city area is the concept of a sustainable drainage system. The application of this concept by building several wells at several points in the Semarang Old Town AreaThis research is an identification of the conditions and problems regarding drainage infrastructure in the Old City of Semarang. This study uses a qualitative approach with data collection techniques through observation and documentation and then processed using descriptive analysis methods. It is hoped that this research can provide views on sustainable drainage arrangements in the Old City area of Semarang Keyword: Drainage, Problems
ABSTRACT (in Bahasa Indonesia) 三宝垄旧城区是位于姆贝罗克河畔的一个街区。在行政上,三宝垄老城区位于中爪哇三宝垄市北三宝垄区的 Bandaharjp 村。该地区是三宝垄市的旅游景点之一。作为三宝垄市的标志性旅游景点之一,有必要安排基础设施,其中之一就是排水系统。三宝垄旧城区的排水系统主要是封闭式排水系统。该地区的排水系统布置良好,但在三宝垄老城仍存在一些问题,包括由于土地用途的改变而导致排水系统无法正常运行、缺乏关于保持排水系统清洁重要性的咨询等。老城区排水系统的发展理念是可持续排水系统。本研究旨在确定三宝垄老城排水基础设施的条件和问题。本研究采用定性方法,通过观察和记录收集数据,然后使用描述性分析方法进行处理。预计本研究可为三宝垄老城可持续排水系统的安排提供深入见解。 关键词三宝垄老城区是位于 Berok 河畔的一个区域。在行政管理上,三宝垄老城区隶属于中爪哇三宝垄市北三宝垄区的丹绒马斯地区。该地区是三宝垄市的旅游景点之一。作为三宝垄市的旅游标志之一,有必要安排基础设施,其中之一就是排水系统。三宝垄老城区的排水系统主要是封闭式排水系统。该地区的排水系统布置良好,但在三宝垄旧城地区仍存在一些问题,包括由于土地用途的改变导致排水系统无法正常运作、缺乏对保持排水系统清洁重要性的宣传等。老城区排水系统的发展理念是可持续排水系统。通过在三宝垄老城区的几个点修建几口水井来应用这一概念。本研究采用定性方法,通过观察和记录来收集数据,然后使用描述性分析方法进行处理。希望本研究能为三宝垄老城区的可持续排水安排提供意见:排水、问题、发展理念
{"title":"IDENTIFIKASI PENATAAN SISTEM DRAINASE BERKELANJUTAN DI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG","authors":"Riyan Hidayatur Romadhon","doi":"10.30659/jkr.v2i1.20603","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v2i1.20603","url":null,"abstract":"ABSTRAK (dalam Bahasa Indonesia)Kawasan Kota Lama Semarang merupakan suatu blok kawasan yang terletak di tepi sungai mberok. Secara administratif, Kawasan Kota Lama Semarang berada di Kelurahan Bandaharjp, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kawasan ini merupakan salah satu objek wisata bagi Kota Semarang. Sebagai salah satu objek icon wisata bagi Kota Semarang, perlu adanya penataan sarana prasarana yang salah satunya drainase. Drainase di Kawasan Kota Lama Semarang ini mayoritas jenis drainase tertutup. Penataan drainasee pada kawasan ini sudah baik, namun masih terdapat beberapa masalah yang terdapat di Kawasan Kota Lama Semarang diantaranya kurang berfungsinya kinerja sistem drainase akibat perubahan tata guna lahan, kurangnya penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan drainase. Konsep yang digunakan dalam pengembangan drainase kawasan kota lama adalah konsep sistem drainase yang berkelanjutan. Penerapan konsep ini dengan membangun beberapa sumur pada beberapa titik di Kawasan Kota Lama SemarangPada penelitian ini merupakan identifikasi mengenai kondisi dan permasalahan mengenai prasarana drainase di Kawasan Kota Lama Semarang. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi kemudian diolah menggunakan metode analisis deskriptif. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan pandangan mengenai penataan drainase yang berkelanjutan pada Kawasan kota Lama semarang. Kata Kunci : Drainase, Permsalahan, Konsep pengembangan ABSTRACT The Old Town area of Semarang is an area block located on the banks of the Berok River. Administratively, the Semarang Old Town area is included in the Tanjung Mas area, North Semarang District, Semarang City, Central Java. This area is one of the tourist attractions for the city of Semarang. As one of the tourist icon objects for the city of Semarang, it is necessary to arrange infrastructure facilities, one of which is drainage. Drainage in the Old City area of Semarang is mostly closed drainage. The drainage arrangement in this area is good, but there are still some problems in the Old City area of Semarang including the lack of functioning of the drainage system due to changes in land use, lack of counseling about the importance of maintaining clean drainage. The concept used in the development of drainage in the old city area is the concept of a sustainable drainage system. The application of this concept by building several wells at several points in the Semarang Old Town AreaThis research is an identification of the conditions and problems regarding drainage infrastructure in the Old City of Semarang. This study uses a qualitative approach with data collection techniques through observation and documentation and then processed using descriptive analysis methods. It is hoped that this research can provide views on sustainable drainage arrangements in the Old City area of Semarang Keyword: Drainage, Problems","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127920133","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Firda Puspa Yustika, M. Ridlo, Hasti Widyasamratri
Generasi milenial ialah generasi dengan populasi terbanyak di Indonesia, Generasi milenial dapat dikatakan penduduk yang lahir tenggang waktu tahun 1980 sampai tahun 2000. Berdasarkan data Survei Susenas yang bersumber dari data BPS jumlah penduduk milenial di Indonesia yaitu sebesar 33,75% dari jumlah penduduk Indonesia. Hal ini tentu saja mempengaruhi permintaan hunian. Pada penelitian ini penulis membahas mengenai preferensi generasi milenial dalam memilih hunian serta faktor-faktor apa saja yang menjadi acuan bagi generasi milenial dalam memilih hunian. Penyusunan artikel ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari jurnal, literatur serta data terkait. Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan preferensi generasi milenial dalam memilih hunian untuk studi kasus yang ada di DKI Jakarta bentuk hunian perumahan maupun apartemen secara garis besar belum sesuai dengan preferensi generasi milenial. Sedangkan untuk studi kasus yang berada di Yogyakarta dalam memilih hunian Generasi Y melihat dari ketersediaan lahan parkir, kualitas bahan bangunan, ruang privat, interior dan eksterior
{"title":"PREFERENSI GENERASI MILENIAL DALAM MEMILIH HUNIAN STUDI KASUS: DKI JAKARTA, JAKARTA BARAT, DAN YOGYAKARTA","authors":"Firda Puspa Yustika, M. Ridlo, Hasti Widyasamratri","doi":"10.30659/jkr.v2i1.20356","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v2i1.20356","url":null,"abstract":"Generasi milenial ialah generasi dengan populasi terbanyak di Indonesia, Generasi milenial dapat dikatakan penduduk yang lahir tenggang waktu tahun 1980 sampai tahun 2000. Berdasarkan data Survei Susenas yang bersumber dari data BPS jumlah penduduk milenial di Indonesia yaitu sebesar 33,75% dari jumlah penduduk Indonesia. Hal ini tentu saja mempengaruhi permintaan hunian. Pada penelitian ini penulis membahas mengenai preferensi generasi milenial dalam memilih hunian serta faktor-faktor apa saja yang menjadi acuan bagi generasi milenial dalam memilih hunian. Penyusunan artikel ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari jurnal, literatur serta data terkait. Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan preferensi generasi milenial dalam memilih hunian untuk studi kasus yang ada di DKI Jakarta bentuk hunian perumahan maupun apartemen secara garis besar belum sesuai dengan preferensi generasi milenial. Sedangkan untuk studi kasus yang berada di Yogyakarta dalam memilih hunian Generasi Y melihat dari ketersediaan lahan parkir, kualitas bahan bangunan, ruang privat, interior dan eksterior","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"132 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131985662","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Normalisasi adalah suatu tindakan mengembalikan fungsi menjadi normal kembali. Gang Dolly adalah salah satu kawasan lokalisasi yang sudah terkenal lama sejak dan termasuk lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Pemerintah kota Surabaya sudah resmi menutup kawasan lokalisasi Gang Dolly pada tahun 2014. Pelaksanaan Normalisasi menjadi aspek penting bagi banyak individu karena yang dahulunya kawasan bersifat negatif kini menjadi normal kembali karena kota merupakan pusat aktivitas penduduk yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana sebagai penunjang kebutuhan hidup penduduknya. Semakin hari kota surabaya semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Tak hanya pertumbuhan penduduknya saja, Perkembangan ekonomi semakin berkembang. Mulai banyak bermunculan kawasan kawasan wisata yang positif sehingga menuntut pemerintah kota surabaya untuk terus mengembangkan kotanya menjadi kawasan wisata yang positif. Kelurahan Putat Raya yang dulu terkenal dengan Gang Dolly nya kini sudah berubah 180◦ berbeda dengan dahulu, Kini sudah tidak ada praktek lokalisasi lagi dan ditambah pembangunan sarana dan prasarana nya yang sudah semakin baik dan dikelola baik oleh masyarakat sekitar. Kini sudah tidak terlihat kumuh namun sudah tertata dengan baik dan rapi.Penelitian ini merupakan hasil akhir terhadap kondisi kekumuhan kelurahan Putat Raya. Sehingga metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan analisa lapangan(primer). Adapun kondisi lapangan yang di analisa menyangkut 7 indikator permukiman kumuh. (Kondisi Jalan,Drainase,Persampahan,sanitasi,air bersih,rumah layak huni,kebencanaan).Kata Kunci : Normalisasi; Lokalisasi ; Surabaya ABSTRACT Normalization is an act of returning the function to normal again. Gang Dolly is one of the localization areas that has been known for a long time and is one of the largest localizations in Southeast Asia. The Surabaya city government has officially closed the Dolly Gang localization area in 2014. The implementation of normalization is an important aspect for many individuals because what was once a negative area has now become normal again because the city is the center of population activity which is equipped with various facilities and infrastructure to support the living needs of its residents. . The city of Surabaya is growing day by day along with the increasing population growth. Not only population growth, economic development is growing. Many positive tourist areas have started to appear, thus demanding the Surabaya city government to continue to develop its city into a positive tourist area.Putat Raya Village, which used to be famous for its Dolly Gang, has now changed 180◦ different from before, Now there is no more localization practice and the construction of facilities and infrastructure is getting better and well managed by the surrounding community. Now it doesn't look shabby, but it's well-organized and neat.This research is the final result of the s
抽象正常化是恢复正常功能的一种行为。多莉港是中国最著名的地区之一,也是东南亚最大的妓院之一。2014年,泗水市官方正式关闭了多莉党所在地。正常化对许多人来说是一个重要的方面,因为曾经是一个消极地区的地区现在已经恢复正常,因为城市是一个拥有各种工具和基础设施来支持居民的生活必需品的人口活动中心。随着人口的增长,泗水市日益繁荣。不仅人口增长,经济增长。积极的旅游区迅速增加,导致泗水市继续发展成为一个积极的旅游区。Kelurahan Putat先以小巷多莉的公路现在已经改变了180◦与以往不同的是,现在已经不再有妓院的习俗和另外的工具和基础设施建设已经越来越被社会和管理好身边。它看起来一点也不破旧,但却井然有序。这项研究是重大透明度条件的最终结果。因此,使用的方法是进行现场分析的定性方法。分析涉及7个贫民窟指标的现场情况。道路条件,排水,排水,卫生,淡水,住房,南迦南)。关键词:正常化;妓院;泗水反常现象是一种恢复功能的行为。多莉巷是亚洲东南部最引人注目的地区之一。2014年,泗水市政府正式关闭了多莉港地方区。normalization implementation》是一个重要的aspect很多individuals,因为曾经是a区负什么现在已成为再正常,因为人口活动之城》是中心,这是做好不同facilities和基础设施来支持它的residents之生活需要。。泗水之城与日俱增。经济发展不仅在增长,而且在增长。许多积极的旅游景点开始出现,因此要求泗水市政府继续将其城市奉献给一个积极的旅游景点。Putat村公路,哪种习惯成为著名的for its多莉小巷,现在改变了之前的180◦不同,现在那里已经不再localization实践facilities之建筑和基础设施是越来越好,嗯managed by the surrounding社区。现在看起来不太沙,但它是有序的。这项研究是研究对象流明的最终结果。原来使用的方法是一个稳定场分析的合格方法。进行现场分析的条件是对slum settlements的7个缺口进行分析。(道路条件、排水、固体废物、卫生、清洁水、可居住房屋、灾害)。Keyword: Normalization;localization;泗水
{"title":"NORMALISASI KAWASAN KUMUH EKS LOKALISASI PUTAT JAYA, KECAMATAN SAWAHAN, KOTA SURABAYA","authors":"Erlangga Zohal Saputro","doi":"10.30659/jkr.v2i1.20602","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v2i1.20602","url":null,"abstract":"ABSTRAK Normalisasi adalah suatu tindakan mengembalikan fungsi menjadi normal kembali. Gang Dolly adalah salah satu kawasan lokalisasi yang sudah terkenal lama sejak dan termasuk lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Pemerintah kota Surabaya sudah resmi menutup kawasan lokalisasi Gang Dolly pada tahun 2014. Pelaksanaan Normalisasi menjadi aspek penting bagi banyak individu karena yang dahulunya kawasan bersifat negatif kini menjadi normal kembali karena kota merupakan pusat aktivitas penduduk yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana sebagai penunjang kebutuhan hidup penduduknya. Semakin hari kota surabaya semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Tak hanya pertumbuhan penduduknya saja, Perkembangan ekonomi semakin berkembang. Mulai banyak bermunculan kawasan kawasan wisata yang positif sehingga menuntut pemerintah kota surabaya untuk terus mengembangkan kotanya menjadi kawasan wisata yang positif. Kelurahan Putat Raya yang dulu terkenal dengan Gang Dolly nya kini sudah berubah 180◦ berbeda dengan dahulu, Kini sudah tidak ada praktek lokalisasi lagi dan ditambah pembangunan sarana dan prasarana nya yang sudah semakin baik dan dikelola baik oleh masyarakat sekitar. Kini sudah tidak terlihat kumuh namun sudah tertata dengan baik dan rapi.Penelitian ini merupakan hasil akhir terhadap kondisi kekumuhan kelurahan Putat Raya. Sehingga metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan analisa lapangan(primer). Adapun kondisi lapangan yang di analisa menyangkut 7 indikator permukiman kumuh. (Kondisi Jalan,Drainase,Persampahan,sanitasi,air bersih,rumah layak huni,kebencanaan).Kata Kunci : Normalisasi; Lokalisasi ; Surabaya ABSTRACT Normalization is an act of returning the function to normal again. Gang Dolly is one of the localization areas that has been known for a long time and is one of the largest localizations in Southeast Asia. The Surabaya city government has officially closed the Dolly Gang localization area in 2014. The implementation of normalization is an important aspect for many individuals because what was once a negative area has now become normal again because the city is the center of population activity which is equipped with various facilities and infrastructure to support the living needs of its residents. . The city of Surabaya is growing day by day along with the increasing population growth. Not only population growth, economic development is growing. Many positive tourist areas have started to appear, thus demanding the Surabaya city government to continue to develop its city into a positive tourist area.Putat Raya Village, which used to be famous for its Dolly Gang, has now changed 180◦ different from before, Now there is no more localization practice and the construction of facilities and infrastructure is getting better and well managed by the surrounding community. Now it doesn't look shabby, but it's well-organized and neat.This research is the final result of the s","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117218753","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACTCultural tourism is tourism whose main attraction is culture. Cultural tourism needs to be preserved because it can be a place for future generations to stay familiar with local traditions and culture in the midst of rapid technological advances. The purpose of writing this research is to find out the strategy for developing cultural tourism that can be carried out in the region or region at the village, sub-district, or district/city scale in Indonesia so that cultural tourism can still exist. The method in this study is a qualitative descriptive method using a study literature approach. Based on studies conducted in previous studies, it can be seen that the development of cultural tourism can be a separate potential for tourism because each region must have local cultural wisdom that is unique and unique to tourists. The study area of this research is located in Lasem Chinatown, Maspati Lawas Village, and Selumbung Village. Based on the results of the research, the strategy for developing cultural tourism can be carried out, among others, by developing cultural attractions that maintain regional identity, maintaining historic buildings as cultural heritage buildings, improving infrastructure, increasing tourism supporting facilities, and involving local community participation.Keywords: culture, tourism, development, strategyABSTRAKPariwisata budaya merupakan pariwisata dengan daya tarik utama yaitu budaya. Pariwisata budaya perlu dilestarikan karena dapat menjadi wadah bagi generasi penerus untuk tetap mengenal tradisi dan budaya lokal di tengah pesatnya kemajuat teknologi. Tujuan penulisan penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi pengembangan pariwisata budaya yang dapat dilakukan di kawasan atau wilayah baik pada skala desa, kecamatan, ataupun kabupaten/kota di Indonesia agar pariwisata budaya dapat tetap eksis. Metode pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif menggunakan pendekatan literatur studi. Berdasarkan kajian yang dilakukan pada penelitian-penelitian terdahulu, dapat diketahui bahwa pengembangan pariwisata budaya dapat menjadi potensi tersendiri bagi pariwisata tersebut karena masing-masing daerah pasti memiliki kearifan budaya lokal yang khas dan unik bagi wisatawan. Wilayah studi penelitian ini terapat di Kawasan Pecinan Lasem, Kampung Lawas Maspati, dan Desa Selumbung. Berdasarkan hasil penelitian, strategi pengembangan pariwisata budaya dapat dilakukan antara lain dengan cara pengembangan atraksi budaya yang tetap mempertahankan jati diri kawasan, pemeliharaan bangunan-bangunan bersejarah menjadi bangunan cagar budaya, peningkatan infrastruktur, peningkatan fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata, serta melibatkan partisipasi masyarakat setempat.Kata kunci: budaya, pariwisata, pengembangan, strategi
摘要文化旅游是以文化为主要吸引力的旅游。文化旅游需要得到保护,因为它可以成为未来几代人在快速发展的技术中熟悉当地传统和文化的地方。撰写本研究的目的是找出发展文化旅游的策略,该策略可以在印度尼西亚的村庄,街道或地区/城市规模上进行,使文化旅游仍然可以存在。本研究采用文献研究法,采用定性描述法。根据之前的研究可以看出,文化旅游的发展可以是旅游业的一个单独的潜力,因为每个地区都必须有当地独特的文化智慧,对游客来说是独一无二的。本研究的研究区域位于Lasem唐人街,Maspati Lawas村和Selumbung村。根据研究结果,文化旅游的发展策略可以通过开发保持地域特征的文化景点、维护历史建筑作为文化遗产建筑、改善基础设施、增加旅游配套设施、吸引当地社区参与等实施。关键词:文化、旅游、开发、战略Pariwisata budaya perlu dilestarikan karena dapat menjadi wadah bagi generi penpenus untuk mentergeneral tradisi danbudaya本地diganha pesatnya kemajuat technologi。Tujuan penulisan penelitian ini yitu untuk mengetahui strategi pengembangan pariwisata budaya yang dapat dilakukan di kawasan atau wilayah baha skala desa, kecamatan, ataupun kabupaten/kota di Indonesia agar pariwisata budaya dapat tetap eksis。方法研究:方法描述、方法描述、方法描述、方法描述、方法描述、方法描述、方法描述、方法描述、方法描述、方法描述、方法描述、方法描述、方法描述、方法描述、方法描述。Berdasarkan kajian yang dilakukan padpadpenelitian -penelitian terdaawan, dapat diketahui bahwa pengembangan pariwisata budaya dapat menjadi poteni tersendiri bagi pariwisata tersebut karena masing-masing daeri memiliki kearifan budaya local yang khas dan unik bagi wisatawan。Wilayah study penelitian ini terapat di Kawasan Pecinan Lasem, Kampung Lawas Maspati, dan Desa Selumbung。Berdasarkan hasil penelitian, strategi pengembangan pariwisata budaya dapaya dilakukan antara lain dengan cara pengembangan atraksi budaya yang tetap成员pertahankan jati diri kawasan, pemeliharaan bangunan bersejarah menjadi bangunan cagar budaya, peningkatan基础设施,peningkatan fasilitas- fasilitaspenunjang pariwisata, serta melitbatkan partisipasi masyarakat setempat。Kata kunci: budaya, pariwisata, pengembangan, strategy
{"title":"STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA BUDAYA","authors":"I. Choirunnisa, Milah Karmilah","doi":"10.30659/jkr.v2i1.20446","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v2i1.20446","url":null,"abstract":"ABSTRACTCultural tourism is tourism whose main attraction is culture. Cultural tourism needs to be preserved because it can be a place for future generations to stay familiar with local traditions and culture in the midst of rapid technological advances. The purpose of writing this research is to find out the strategy for developing cultural tourism that can be carried out in the region or region at the village, sub-district, or district/city scale in Indonesia so that cultural tourism can still exist. The method in this study is a qualitative descriptive method using a study literature approach. Based on studies conducted in previous studies, it can be seen that the development of cultural tourism can be a separate potential for tourism because each region must have local cultural wisdom that is unique and unique to tourists. The study area of this research is located in Lasem Chinatown, Maspati Lawas Village, and Selumbung Village. Based on the results of the research, the strategy for developing cultural tourism can be carried out, among others, by developing cultural attractions that maintain regional identity, maintaining historic buildings as cultural heritage buildings, improving infrastructure, increasing tourism supporting facilities, and involving local community participation.Keywords: culture, tourism, development, strategyABSTRAKPariwisata budaya merupakan pariwisata dengan daya tarik utama yaitu budaya. Pariwisata budaya perlu dilestarikan karena dapat menjadi wadah bagi generasi penerus untuk tetap mengenal tradisi dan budaya lokal di tengah pesatnya kemajuat teknologi. Tujuan penulisan penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi pengembangan pariwisata budaya yang dapat dilakukan di kawasan atau wilayah baik pada skala desa, kecamatan, ataupun kabupaten/kota di Indonesia agar pariwisata budaya dapat tetap eksis. Metode pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif menggunakan pendekatan literatur studi. Berdasarkan kajian yang dilakukan pada penelitian-penelitian terdahulu, dapat diketahui bahwa pengembangan pariwisata budaya dapat menjadi potensi tersendiri bagi pariwisata tersebut karena masing-masing daerah pasti memiliki kearifan budaya lokal yang khas dan unik bagi wisatawan. Wilayah studi penelitian ini terapat di Kawasan Pecinan Lasem, Kampung Lawas Maspati, dan Desa Selumbung. Berdasarkan hasil penelitian, strategi pengembangan pariwisata budaya dapat dilakukan antara lain dengan cara pengembangan atraksi budaya yang tetap mempertahankan jati diri kawasan, pemeliharaan bangunan-bangunan bersejarah menjadi bangunan cagar budaya, peningkatan infrastruktur, peningkatan fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata, serta melibatkan partisipasi masyarakat setempat.Kata kunci: budaya, pariwisata, pengembangan, strategi","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114709184","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACTThe use of private vehicles by Indonesian citizens more than public transportation can cause urban problems. The implementation of the Transit-Oriented Development concept which has begun to be adopted by several urban areas in Indonesia and become a method to overcome urban transportation problems and can realize a sustainable transportation system. The Transit-Oriented Development concept can be realized by applying the principles of Transit-Oriented Development in accordance with applicable minimum standards. Therefore, the purpose of this research is to find out how the TOD principles can be applied in Indonesia in accordance with the minimum standards of TOD in order to realize sustainable transportation. The research used is descriptive qualitative method with a literature review approach. The case studies used are the Dukuh Atas TOD area of DKI Jakarta, the Plaza Indonesia Jakarta area, the Pal Enam Terminal of Banjarmasin City, and the Jaticempaka LRT Station of Bekasi City. Based on the results, the implementation of TOD principles in Indonesia has not been implemented optimally. Only the Plaza Indonesia area has met the minimum TOD standard category that is bronze standard. From the four case studies, only 2 of the 8 TOD principles have parameters that meet the minimum TOD standards, there are transit (public transportation) and compact (close). The application of the cycle principle (cycling) requires more attention because not all of the parameters can be implemented. Keywords : Transit-Oriented Development, TOD Principles, TOD Standards ABSTRAKPenggunaan kendaraan pribadi masyarakat Indonesia yang lebih banyak dibandingkan transportasi umum dapat menimbulkan permasalahan perkotaan. Penerapan konsep kawasan Transit-Oriented Development yang mulai diadopsi beberapa wilayah perkotaan di Indonesia menjadi salah satu metode untuk mengatasi permasalahan transportasi perkotaan dan dapat mewujudkan sistem transportasi yang berkelanjutan. Konsep kawasan berorientasi transit dapat diwujudkan dengan menerapkan prinsip-prinsip Transit-Oriented Development sesuai dengan standar minimal yang berlaku. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip-prinsip TOD di Indonesia sesuai dengan standar minimal TOD dalam rangka mewujudkan transportasi yang berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan literature review. Studi kasus yang digunakan yaitu Kawasan TOD Dukuh Atas DKI Jakarta, Kawasan Plaza Indonesia Jakarta, Terminal Pal Enam Kota Banjarmasin, dan Stasiun LRT Jaticempaka Kota Bekasi. Berdasarkan hasil analisis penerapan prinsip-prinsip TOD di Indonesia belum diimplementasikan secara maksimal. Hanya Kawasan Plaza Indonesia yang telah memenuhi kategori standar TOD minimal yaitu bronze standard. Dari keempat studi kasus hanya 2 dari 8 prinsip TOD yang parameternya telah memenuhi standar minimal TOD yaitu transit (angkutan umum) dan compact (merapa
【摘要】印尼公民私家车的使用超过公共交通,这可能会造成城市问题。实施以交通为导向的发展概念,这一概念已经开始被印度尼西亚的几个城市地区采用,成为克服城市交通问题的一种方法,可以实现可持续的交通系统。以交通为导向的发展概念可以通过按照适用的最低标准应用以交通为导向的发展原则来实现。因此,本研究的目的是找出TOD原则如何在印度尼西亚按照TOD的最低标准应用,以实现可持续交通。本研究采用描述性定性方法和文献回顾法。案例研究包括雅加达DKI的Dukuh Atas TOD区、雅加达广场区、Banjarmasin市的Pal Enam终点站和Bekasi市的Jaticempaka轻轨站。从结果来看,TOD原则在印尼的实施并没有达到最优。只有印尼广场区域达到了最低TOD标准类别,即青铜标准。从四个案例研究中,8个TOD原则中只有2个具有满足最低TOD标准的参数,即transit(公共交通)和compact(紧凑)。循环原理(cycling)的应用需要更多的关注,因为不是所有的参数都可以实现。摘要:pengunaan kendaraan pribadi masyarakat印度尼西亚yang lebih banyak dibandingkan transportasi umumdapat menimbulkan permasalahan perkotaan。【翻译】penerapapkonsep kawasan交通导向发展(Transit-Oriented Development)康普川山:面向交通的发展模式:面向交通的发展模式:面向交通的发展模式:面向交通的发展模式:面向交通的发展模式。Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip-prinsip TOD di印度尼西亚sesuaidan标准最小TOD dalam rangka mewujudkan transporti yang berkelanjutan。方法penpenlitian, yang diunakan, adalah,方法定性描述,dengan penpenkatan,文献综述。Studi kasus yang digunakan yitu Kawasan TOD Dukuh Atas DKI雅加达,Kawasan Plaza印度尼西亚雅加达,Terminal Pal Enam Kota Banjarmasin, dan Stasiun LRT Jaticempaka Kota Bekasi。Berdasarkan将分析penpenjapan的原则-印度尼西亚的原则TOD,以及实施亚洲的原则maksimal。汉雅卡山广场印尼杨特拉纪念品分类标准TOD最低雅图青铜标准。在此基础上,研究了2、8个主要TOD参数,并对标准最小TOD进行了分析,得到了yyitu transit (angkutan umum)和compact (merapatkan)。penerapepsip - cycle (bersepeda) - pal - membutukan - perhbih - karena参数- belumapua - patatter实现。Kata kunci: Kawasan Berorientasi Transit, Prinsip TOD, standard TOD
{"title":"Penerapan Prinsip Transit-Oriented Development (TOD) untuk Mewujudkan Transportasi yang Berkelanjutan","authors":"Widhi Suci Zafira, A. Puspitasari","doi":"10.30659/jkr.v2i1.20440","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v2i1.20440","url":null,"abstract":"ABSTRACTThe use of private vehicles by Indonesian citizens more than public transportation can cause urban problems. The implementation of the Transit-Oriented Development concept which has begun to be adopted by several urban areas in Indonesia and become a method to overcome urban transportation problems and can realize a sustainable transportation system. The Transit-Oriented Development concept can be realized by applying the principles of Transit-Oriented Development in accordance with applicable minimum standards. Therefore, the purpose of this research is to find out how the TOD principles can be applied in Indonesia in accordance with the minimum standards of TOD in order to realize sustainable transportation. The research used is descriptive qualitative method with a literature review approach. The case studies used are the Dukuh Atas TOD area of DKI Jakarta, the Plaza Indonesia Jakarta area, the Pal Enam Terminal of Banjarmasin City, and the Jaticempaka LRT Station of Bekasi City. Based on the results, the implementation of TOD principles in Indonesia has not been implemented optimally. Only the Plaza Indonesia area has met the minimum TOD standard category that is bronze standard. From the four case studies, only 2 of the 8 TOD principles have parameters that meet the minimum TOD standards, there are transit (public transportation) and compact (close). The application of the cycle principle (cycling) requires more attention because not all of the parameters can be implemented. Keywords : Transit-Oriented Development, TOD Principles, TOD Standards ABSTRAKPenggunaan kendaraan pribadi masyarakat Indonesia yang lebih banyak dibandingkan transportasi umum dapat menimbulkan permasalahan perkotaan. Penerapan konsep kawasan Transit-Oriented Development yang mulai diadopsi beberapa wilayah perkotaan di Indonesia menjadi salah satu metode untuk mengatasi permasalahan transportasi perkotaan dan dapat mewujudkan sistem transportasi yang berkelanjutan. Konsep kawasan berorientasi transit dapat diwujudkan dengan menerapkan prinsip-prinsip Transit-Oriented Development sesuai dengan standar minimal yang berlaku. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip-prinsip TOD di Indonesia sesuai dengan standar minimal TOD dalam rangka mewujudkan transportasi yang berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan literature review. Studi kasus yang digunakan yaitu Kawasan TOD Dukuh Atas DKI Jakarta, Kawasan Plaza Indonesia Jakarta, Terminal Pal Enam Kota Banjarmasin, dan Stasiun LRT Jaticempaka Kota Bekasi. Berdasarkan hasil analisis penerapan prinsip-prinsip TOD di Indonesia belum diimplementasikan secara maksimal. Hanya Kawasan Plaza Indonesia yang telah memenuhi kategori standar TOD minimal yaitu bronze standard. Dari keempat studi kasus hanya 2 dari 8 prinsip TOD yang parameternya telah memenuhi standar minimal TOD yaitu transit (angkutan umum) dan compact (merapa","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132382159","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nesa Azilma, Wida Oktavia Suciyani, Putri Dewi Purnama
ABSTRACTThe research entitled Quality Analysis of Urban Forest as Green Open Space Based on Determinant Factor for Quality Green Open Space was conducted in Mayasih Urban Forest Kabupaten Kuningan. Based on the results of preliminary observations, it’s known that there’re problems such as some damaged facilities and non-compliance with standards that should exist in green open spaces, thereby reducing the quality of these assets. The purpose of this study was to measure the asset quality of the Mayasih Urban Forest as a green open space based on the determinants of the quality of green open space in terms of facilities, accessibility, security, recreation & play. The research method used is descriptive method with quantitative and qualitative approaches. Data collection techniques used are observation, interviews, documentation studies, and questionnaires. Based on the results of measurement the quality urban forest that has been carried out, a value of 37.45% was obtained. This percentage indicates that the overall quality of the urban forest is poor quality.Keywords: Urban Forest, Asset Quality, Green Open SpaceABSTRAKPenelitian dengan judul Analisis Kualitas Hutan Kota Sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan Determinant Factor For Quality Green Open Space dilakukan pada Hutan Kota Mayasih Kabupaten Kuningan. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan, diketahui bahwa terdapat permasalahan seperti adanya beberapa fasilitas yang rusak dan ketidaksesuaian standar yang seharusnya ada pada ruang terbuka hijau publik, sehingga berpotensi menurunkan kualitas aset tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kualitas aset Hutan Kota Mayasih sebagai ruang terbuka hijau berdasarkan Determinant Factor for Quality of Green Open Space yang ditinjau pada aspek facilities, accessibility, Safety, recreation & play. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan kuesioner. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas hutan kota yang telah dilakukan, diperoleh nilai sebesar 37,45%. Persentase tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan kualitas Hutan Kota Mayasih memiliki kualitas yang kurang baik.Kata Kunci: Kualitas Aset, Hutan Kota, Ruang Terbuka Hijau
摘要基于绿色开放空间质量决定因素的城市森林作为绿色开放空间的质量分析研究在昆宁安市马亚西市城市森林进行。根据初步观察结果,绿色开放空间存在一些本应存在的设施损坏、不符合标准等问题,从而降低了这些资产的质量。本研究的目的是基于设施、可达性、安全性、游憩和游戏等方面的绿色开放空间质量的决定因素来衡量Mayasih城市森林作为绿色开放空间的资产质量。本研究采用定性与定量相结合的描述性研究方法。使用的数据收集技术有观察、访谈、文献研究和问卷调查。根据已开展的城市森林质量测量结果,得出的数值为37.45%。这一比例表明城市森林的整体质量较差。【关键词】城市森林,资产质量,绿色开放空间;关键词:城市森林,资产质量,绿色开放空间;关键词:城市森林,资产质量,绿色开放空间Berdasarkan hasil observasi pendahuluan, diketahui bahwa terdapat permasalahan seperti adanya beberapa fasilitas yang rusak和ketidaksesaian standard yang seharusnya ada ada ruang terbuka hijau publik, sehinga berpotensi menurunkan kualitas asset tersebut。Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kualitas aset Hutan Kota Mayasih sebagai ruang terbuka hijau berdasarkan绿色开放空间质量的决定因素yang ditinjau paas涉及设施,可达性,安全性,娱乐和游戏。方法的翻译是:方法的翻译是:方法的翻译是:方法的翻译是:方法的翻译是:北京气象台,北京气象台,北京气象台,北京气象台,北京气象台,北京气象台,北京气象台。Berdasarkan hasil pengukuran kualitas hutan kota yang telah dilakukan, diperoleh nilai sebesar 37,45%。表示简洁,但menunjukkan bahwa secara keseluruhan kualitas Hutan Kota Mayasih memoriliki kualitas yang kurang baik。Kata Kunci: Kualitas Aset, Hutan Kota, Ruang Terbuka Hijau
{"title":"ANALISIS KUALITAS HUTAN KOTA SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN DETERMINANT FACTOR FOR QUALITY GREEN OPEN SPACE","authors":"Nesa Azilma, Wida Oktavia Suciyani, Putri Dewi Purnama","doi":"10.30659/jkr.v2i1.20563","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v2i1.20563","url":null,"abstract":"ABSTRACTThe research entitled Quality Analysis of Urban Forest as Green Open Space Based on Determinant Factor for Quality Green Open Space was conducted in Mayasih Urban Forest Kabupaten Kuningan. Based on the results of preliminary observations, it’s known that there’re problems such as some damaged facilities and non-compliance with standards that should exist in green open spaces, thereby reducing the quality of these assets. The purpose of this study was to measure the asset quality of the Mayasih Urban Forest as a green open space based on the determinants of the quality of green open space in terms of facilities, accessibility, security, recreation & play. The research method used is descriptive method with quantitative and qualitative approaches. Data collection techniques used are observation, interviews, documentation studies, and questionnaires. Based on the results of measurement the quality urban forest that has been carried out, a value of 37.45% was obtained. This percentage indicates that the overall quality of the urban forest is poor quality.Keywords: Urban Forest, Asset Quality, Green Open SpaceABSTRAKPenelitian dengan judul Analisis Kualitas Hutan Kota Sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan Determinant Factor For Quality Green Open Space dilakukan pada Hutan Kota Mayasih Kabupaten Kuningan. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan, diketahui bahwa terdapat permasalahan seperti adanya beberapa fasilitas yang rusak dan ketidaksesuaian standar yang seharusnya ada pada ruang terbuka hijau publik, sehingga berpotensi menurunkan kualitas aset tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur kualitas aset Hutan Kota Mayasih sebagai ruang terbuka hijau berdasarkan Determinant Factor for Quality of Green Open Space yang ditinjau pada aspek facilities, accessibility, Safety, recreation & play. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan kuesioner. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas hutan kota yang telah dilakukan, diperoleh nilai sebesar 37,45%. Persentase tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan kualitas Hutan Kota Mayasih memiliki kualitas yang kurang baik.Kata Kunci: Kualitas Aset, Hutan Kota, Ruang Terbuka Hijau","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123481108","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Daerah di Indonesia berlomba buat memperkenalkan sektor pariwisata wilayah masing-masing. Persaingan antar wilayah tadi akhirnya mendorong setiap wilayah melakukan upaya pemasaran pariwisata atau dikenal dengan City branding, merupakan proses atau bisnis menciptakan merk berdasarkan suatu kota buat mempermudah pemilik kota tadi memperkenalkan kotanya pada sasaran pasar (investor, tourist, talent, event) menggunakan memakai kalimat positioning, slogan, icon, perunjukan & banyak sekali media lainnya.Indonesia banyak memiliki potensi dalam sektor pariwisata, Akan tetapi banyak yang masih belum mengetahui atau mengenal city branding. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas city branding dan strategi city branding dalam menarik wisatawan. Metode penelitian yang penulis digunakan yaitu literature review. Kesimpulannya bahwa pemasaran citra (Image marketing) berpengaruh terhadap strategi city branding suatu kota.
{"title":"STRATEGI CITY BRANDING DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN","authors":"Alika Fathinnah, Agus Rochani, Milah Karmilah","doi":"10.30659/jkr.v2i1.20367","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v2i1.20367","url":null,"abstract":"Daerah di Indonesia berlomba buat memperkenalkan sektor pariwisata wilayah masing-masing. Persaingan antar wilayah tadi akhirnya mendorong setiap wilayah melakukan upaya pemasaran pariwisata atau dikenal dengan City branding, merupakan proses atau bisnis menciptakan merk berdasarkan suatu kota buat mempermudah pemilik kota tadi memperkenalkan kotanya pada sasaran pasar (investor, tourist, talent, event) menggunakan memakai kalimat positioning, slogan, icon, perunjukan & banyak sekali media lainnya.Indonesia banyak memiliki potensi dalam sektor pariwisata, Akan tetapi banyak yang masih belum mengetahui atau mengenal city branding. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas city branding dan strategi city branding dalam menarik wisatawan. Metode penelitian yang penulis digunakan yaitu literature review. Kesimpulannya bahwa pemasaran citra (Image marketing) berpengaruh terhadap strategi city branding suatu kota.","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"82 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124692051","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perkembangan perkotaan sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh faktor alami maupun non alami. Kota dituntut untuk dapat mewadahi seluruh aktivitas penduduknya mulai dari bekerja, bertempat tinggal dan mencari hiburan. Sifat lahan yang statis dan angka penduduk yang dinamis membuat meningkatnya permintaan akan lahan. Penduduk akan berkompetisi untuk dapat memanfaatkan lahan dengan maksimal. Muara dari kompetisi lahan ini adalah perubahan penggunaan lahan dimana lahan hijau akan terus berkurang dan produktivitas lahan ditingkatkan. Bangunan bertingkat mendominasi wilayah perkotaan dan asap sisa pembakaran kendaraan bermotor akan berkomsentrasi di pusat perkotaan. Hal tersebut mengakibatkan masalah lingkungan berupa terganggunya pola sirkulasi atmosfer perkotaan yang ditandai dengan perbedaan suhu yang tajam antara daerah perkotaan dengan sekitarnya (Urban Heat Island).Metode yang dugunakan pada makalah ini adalah literature review dan comparation method. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pokok permasalahan atau topik dalam suatu pembahasan. Sedangkan comparation method bertujuan untuk membandingkan beberapa studi kasus untuk menarik kesimpulan. Pada makalah ini dilakukan proses studi literatur untuk mengetahui bagaimana pengaruh perkembangan perkotaan terhadap fenomena pulau panas (Urban Heat Island) dengan melakukan kajian terhadap studi kasus di Kota Semarang, Kota Medan, Kota Bitung, Kota Surabaya, Kota Jayapura dan DKI Jakarta. Pemilihan studi kasus dilakukan berdasarkan kesamaan fungsi perkotaannya yakni Pusat Kegiatan Nasional (PKN).Berdasarkan 6 Studi kasus yang dibahas dapat diketahui bahwa perkembangan perkotaan sangat berkaitan erat dengan terciptanya fenomena UHI. Urbanisasi dan aktivitas perkotaan memberikan dampak pada perubahan guna lahan dan membentuk pola- pola tertentu yang berkaitan dengan pola spasial UHI yang terbentuk. Variabel jenis material permukaan juga terbukti memberikan efek buruk bagi panas perkotaan.Kata Kunci : UHI, Guna Lahan, Perkotaan
{"title":"PENGARUH PERKEMBANGAN PERKOTAAN TERHADAP FENOMENA PULAU PANAS (URBAN HEAT ISLAND)","authors":"Annisa Larasati, Boby Rahman, Jamilla Kautsary","doi":"10.30659/jkr.v2i1.20469","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v2i1.20469","url":null,"abstract":"Perkembangan perkotaan sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh faktor alami maupun non alami. Kota dituntut untuk dapat mewadahi seluruh aktivitas penduduknya mulai dari bekerja, bertempat tinggal dan mencari hiburan. Sifat lahan yang statis dan angka penduduk yang dinamis membuat meningkatnya permintaan akan lahan. Penduduk akan berkompetisi untuk dapat memanfaatkan lahan dengan maksimal. Muara dari kompetisi lahan ini adalah perubahan penggunaan lahan dimana lahan hijau akan terus berkurang dan produktivitas lahan ditingkatkan. Bangunan bertingkat mendominasi wilayah perkotaan dan asap sisa pembakaran kendaraan bermotor akan berkomsentrasi di pusat perkotaan. Hal tersebut mengakibatkan masalah lingkungan berupa terganggunya pola sirkulasi atmosfer perkotaan yang ditandai dengan perbedaan suhu yang tajam antara daerah perkotaan dengan sekitarnya (Urban Heat Island).Metode yang dugunakan pada makalah ini adalah literature review dan comparation method. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pokok permasalahan atau topik dalam suatu pembahasan. Sedangkan comparation method bertujuan untuk membandingkan beberapa studi kasus untuk menarik kesimpulan. Pada makalah ini dilakukan proses studi literatur untuk mengetahui bagaimana pengaruh perkembangan perkotaan terhadap fenomena pulau panas (Urban Heat Island) dengan melakukan kajian terhadap studi kasus di Kota Semarang, Kota Medan, Kota Bitung, Kota Surabaya, Kota Jayapura dan DKI Jakarta. Pemilihan studi kasus dilakukan berdasarkan kesamaan fungsi perkotaannya yakni Pusat Kegiatan Nasional (PKN).Berdasarkan 6 Studi kasus yang dibahas dapat diketahui bahwa perkembangan perkotaan sangat berkaitan erat dengan terciptanya fenomena UHI. Urbanisasi dan aktivitas perkotaan memberikan dampak pada perubahan guna lahan dan membentuk pola- pola tertentu yang berkaitan dengan pola spasial UHI yang terbentuk. Variabel jenis material permukaan juga terbukti memberikan efek buruk bagi panas perkotaan.Kata Kunci : UHI, Guna Lahan, Perkotaan","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132521966","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACTThe city is the center of various human activities. Various activities are growing quite rapidly, resulting in the emergence of new residential areas around the city center, including slums. The purpose of this study was to analyze the factors that influence the development of slums, especially in urban areas. The method used in this research uses qualitative research method by conducting analysis in solving problems. There are 6 case study areas in this study, namely in Medan City, Bukittinggi City, Tanah Kalikedinding Surabaya Village, Banjarmasin City, Kapasari SubDistrict Genteng Surabaya, and Surakarta City. Based on the results of the study showed that factors that influence the development of slums in urban areas include economic factors, socio-cultural factors, population density factors, building quality factors, population factors, land availability factors, facilities and infrastructure factors, accessibility, and government policy factors. The results of this research can be used as a reference in determining efforts to alleviate slums in an urban area. Keywords: Identification, Causative Factors, Slum Settlement ABSTRAKKota merupakan pusat berbagai kegiatan manusia. Berbagai kegiatan tersebut berkembang dengan cukup pesat, sehingga menyebabkan munculnya kawasan permukiman baru di sekitar pusat kota tak terkecuali kawasan permukiman kumuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman kumuh, khususnya pada kawasan perkotaan. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan analisis dalam menyelesaikan permasalahan. Terdapat 6 Wilayah studi kasus dalam penelitian ini yaitu di Kota Medan, Kota Bukittinggi, Kelurahan Tanah Kalikedinding Surabaya, Kota Banjarmasin, Kelurahan Kapasari Kecamatan Genteng Kota Surabaya, dan Kota Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman kumuh pada kawasan perkotaan diantaranya yaitu berupa faktor ekonomi, faktor sosial budaya, faktor kepadatan jumlah penduduk, faktor kualitas bangunan, faktor kependudukan, faktor ketersediaan lahan, faktor sarana dan prasarana, aksesibilitas, dan faktor kebijakan pemerintah. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan upaya guna pengentasan permukiman kumuh disuatu kawasan perkotaan. Kata Kunci : Identifikasi, Faktor Penyebab, Permukiman Kumuh
摘要城市是人类各种活动的中心。各种活动的发展相当迅速,导致市中心周围出现了新的住宅区,包括贫民窟。本研究的目的是分析影响贫民窟发展的因素,特别是在城市地区。本研究采用定性研究的方法,在解决问题的过程中进行分析。本研究共有6个案例研究区域,分别是棉兰市、武吉丁市、Tanah Kalikedinding泗水村、Banjarmasin市、Kapasari街道geneng泗水市和泗水市。研究结果表明,影响城市贫民窟发展的因素包括经济因素、社会文化因素、人口密度因素、建筑质量因素、人口因素、土地可利用性因素、设施基础设施因素、可达性因素和政府政策因素。本研究的结果可作为确定缓解城市贫民窟的努力的参考。关键词:鉴定;致病因素;贫民窟;Berbagai kegiatan tersebut berkembang dengan cuup pesat, sehinga menyebabkan munculnya kawasan permukiman baru di sekitar pusat kotta terkecuali kawasan permukiman kumuh。Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalis factor - factor for yang mempengaruhi perkembangan permukiman kumuh, khususnya pada kawasan perkotaan。梅德扬迪古纳坎帕达佩尼拉坎,孟古纳坎佩尼拉坎,梅德甘佩尼拉坎的质量分析。Terdapat 6 Wilayah studi kasus dalam penelitian ini yitu di Kota Medan, Kota Bukittinggi, Kelurahan Tanah kalikeding Surabaya, Kota Banjarmasin, Kelurahan Kapasari Kecamatan Genteng Kota Surabaya, dan Kota Surakarta。Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman kumuh kawasan perkotaan diantaranya yitu berupa fakto kepadatan jumlah penduduk, kaliitas bangunan, kaliitas bangunan, kaliitas diantandan lahan, kaliitas danprasarana, aksesibilitas, dan fakto kebijakan peremerintah。Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acan dalam menentukan upaya guna pengentasan permukiman kumuh disuatu kawasan perkotaan。Kata Kunci: Identifikasi, Faktor Penyebab, Permukiman Kumuh
{"title":"Studi Literature : Identifikasi Faktor Penyebab Terjadinya Permukiman Kumuh Di Kawasan Perkotaan","authors":"Agistya Risna Sari Sari, M. Ridlo","doi":"10.30659/jkr.v1i2.20022","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v1i2.20022","url":null,"abstract":"ABSTRACTThe city is the center of various human activities. Various activities are growing quite rapidly, resulting in the emergence of new residential areas around the city center, including slums. The purpose of this study was to analyze the factors that influence the development of slums, especially in urban areas. The method used in this research uses qualitative research method by conducting analysis in solving problems. There are 6 case study areas in this study, namely in Medan City, Bukittinggi City, Tanah Kalikedinding Surabaya Village, Banjarmasin City, Kapasari SubDistrict Genteng Surabaya, and Surakarta City. Based on the results of the study showed that factors that influence the development of slums in urban areas include economic factors, socio-cultural factors, population density factors, building quality factors, population factors, land availability factors, facilities and infrastructure factors, accessibility, and government policy factors. The results of this research can be used as a reference in determining efforts to alleviate slums in an urban area. Keywords: Identification, Causative Factors, Slum Settlement ABSTRAKKota merupakan pusat berbagai kegiatan manusia. Berbagai kegiatan tersebut berkembang dengan cukup pesat, sehingga menyebabkan munculnya kawasan permukiman baru di sekitar pusat kota tak terkecuali kawasan permukiman kumuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman kumuh, khususnya pada kawasan perkotaan. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan analisis dalam menyelesaikan permasalahan. Terdapat 6 Wilayah studi kasus dalam penelitian ini yaitu di Kota Medan, Kota Bukittinggi, Kelurahan Tanah Kalikedinding Surabaya, Kota Banjarmasin, Kelurahan Kapasari Kecamatan Genteng Kota Surabaya, dan Kota Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman kumuh pada kawasan perkotaan diantaranya yaitu berupa faktor ekonomi, faktor sosial budaya, faktor kepadatan jumlah penduduk, faktor kualitas bangunan, faktor kependudukan, faktor ketersediaan lahan, faktor sarana dan prasarana, aksesibilitas, dan faktor kebijakan pemerintah. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan upaya guna pengentasan permukiman kumuh disuatu kawasan perkotaan. Kata Kunci : Identifikasi, Faktor Penyebab, Permukiman Kumuh","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125871485","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACTOne of the problems in a coastal or coastal area is waste management. Garbage can cause environmental problems if its existence is not handled properly. The purpose of this research is to find out the various types of waste and how to manage them. The method used is a qualitative method. In this study, prioritizing the meaning of the information obtained, including data on exiting conditions of coastal tourism attractions and data related to waste management. There are 2 types of waste produced in the coastal area, namely organic waste and inorganic waste, organic waste produced in the form of natural waste such as leaves, branches and some food scraps that have been consumed. As for inorganic waste, namely like. Drink cans, plastics, etc. that are not biodegradable. For waste management it self it can be processed such as distinguishing the types of waste, inorganic waste can be reprocessed or recycled and the results can be sold again in a different package.Keywords: Coastal Areas, Solid Waste Management, Tourist Attraction ABSTRAKSalah satu permasalahan di dalam kawasan pantai atau pesisir adalah pengelolaan sampah. Sampah dapat menimbulkan permasalahan lingkungan apabila keberadaannya tidak tertangani dengan baik. Tujuan dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu untuk mengetahui berbagai jenis sampah dan bagaimana cara pengelolaannya. Metode yang digunakan merupakan metode kualitatif. Dalam penelitian ini mengutamakan makna dari informasi yang diperoleh, meliputi data kondisi eksisting daya tarik wisata kawasan pantai dan data terkait pengelolaan sampah. Sampah yang dihasilkan dikawasan pantai ada 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik, sampah organik yang dihasilkan berupa sampah-sampah dari alam seperti dedaunan, ranting-ranting dan ada sebagian sisa-sisa makanan yang telah dikonsumsi. Sedangkan untuk sampah anorganik yaitu seperti. Kaleng minuman, plastik, dan lain sebagainya yang tidak bisa terurai. Untuk pengelolaan sampah sendiri dapat di olah seperti membedakan jenis sampahnya, sampah anorganik dapat diolah kembali atau didaur ulang dan hasilnya dapat di jual lagi dengan kemasan yang berbeda.Kata Kunci: Kawasan Pantai, Pengelolaan Sampah, Daya Tarik Wisata
摘要沿海或沿海地区面临的问题之一是废物管理。垃圾的存在如果处理不当会造成环境问题。本研究的目的是找出各种类型的废物和如何管理它们。所采用的方法是定性方法。在本研究中,优先考虑所获得的信息的意义,包括沿海旅游景点现有条件的数据和与废物管理有关的数据。沿海地区产生的废物有两种,即有机废物和无机废物,有机废物是以自然废物的形式产生的,如树叶、树枝和一些被消耗的食物残渣。对于无机废弃物,即像。不可生物降解的饮料罐、塑料等。对于废物管理本身,它可以被处理,例如区分废物的类型,无机废物可以被再处理或回收,结果可以在不同的包装中再次出售。关键词:沿海地区;固体废物管理;旅游吸引力;Sampah dapat menimbulkan permasalahan lingkungan apabila keberadaannya tidak tertangani dengan baik。图juan dalam penelitian yang akan dilakukan yituntuk mengetahui berbagai jenis sampah dan bagaimana cara penelolaannya。Metode yang diunakan merupakan Metode qualitatian。Dalam penelitian ini mengutamakan makna dari informasi yang diperoleh, meliputi data kondisi eksisting daya tarik wisata kawasan pantai dan data terkait penelolaan sampah。Sampah yang dihasilkan dikawasan pantai ada 2 jenis yitu Sampah organik dan Sampah anorganik, Sampah organik yang dihasilkan berupa Sampah - Sampah dari alam seperti dedaunan, ranting-ranting dan sebagian sisa-sisa makanan yang telah dikonsumsi。Sedangkan untuk sampah anorganik yitu seperti。Kaleng minuman, plastik, dan lain sebagainya yang tiak bisa terurai。Untuk pengelolaan sampaah sendiri dapat diolah perperi成员,sampaan janis sampahnya, sampaan anorganik dapat diolah kembali atau didaur ulang dan hasilnya dapat di jual lagi dengan kemasan yang berbeda。Kata Kunci: Kawasan Pantai, Pengelolaan Sampah, Daya Tarik Wisata
{"title":"STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PANTAI","authors":"Adinda Syalwa Jayantri, M. A. Ridlo","doi":"10.30659/jkr.v1i2.20021","DOIUrl":"https://doi.org/10.30659/jkr.v1i2.20021","url":null,"abstract":"ABSTRACTOne of the problems in a coastal or coastal area is waste management. Garbage can cause environmental problems if its existence is not handled properly. The purpose of this research is to find out the various types of waste and how to manage them. The method used is a qualitative method. In this study, prioritizing the meaning of the information obtained, including data on exiting conditions of coastal tourism attractions and data related to waste management. There are 2 types of waste produced in the coastal area, namely organic waste and inorganic waste, organic waste produced in the form of natural waste such as leaves, branches and some food scraps that have been consumed. As for inorganic waste, namely like. Drink cans, plastics, etc. that are not biodegradable. For waste management it self it can be processed such as distinguishing the types of waste, inorganic waste can be reprocessed or recycled and the results can be sold again in a different package.Keywords: Coastal Areas, Solid Waste Management, Tourist Attraction ABSTRAKSalah satu permasalahan di dalam kawasan pantai atau pesisir adalah pengelolaan sampah. Sampah dapat menimbulkan permasalahan lingkungan apabila keberadaannya tidak tertangani dengan baik. Tujuan dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu untuk mengetahui berbagai jenis sampah dan bagaimana cara pengelolaannya. Metode yang digunakan merupakan metode kualitatif. Dalam penelitian ini mengutamakan makna dari informasi yang diperoleh, meliputi data kondisi eksisting daya tarik wisata kawasan pantai dan data terkait pengelolaan sampah. Sampah yang dihasilkan dikawasan pantai ada 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik, sampah organik yang dihasilkan berupa sampah-sampah dari alam seperti dedaunan, ranting-ranting dan ada sebagian sisa-sisa makanan yang telah dikonsumsi. Sedangkan untuk sampah anorganik yaitu seperti. Kaleng minuman, plastik, dan lain sebagainya yang tidak bisa terurai. Untuk pengelolaan sampah sendiri dapat di olah seperti membedakan jenis sampahnya, sampah anorganik dapat diolah kembali atau didaur ulang dan hasilnya dapat di jual lagi dengan kemasan yang berbeda.Kata Kunci: Kawasan Pantai, Pengelolaan Sampah, Daya Tarik Wisata","PeriodicalId":436096,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Ruang","volume":"72 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131317124","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}