Buah naga merupakan sumber antioksidan alami. Bukan hanya daging buah naga saja yang bisa kita konsumsi namun kulitnya juga sangat bermanfaat bagi kesehatan namun pada kenyataannya hanya dianggap sebagai limbah yang belum dimanfaatkan secara baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi vitamin C pada buah naga putih (Hylocereus undatus) dan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dengan perbandingan metode titrasi iodimetri dan spektrofotometri UV. Tahapan penelitian meliputi dari pengambilan sari dari buah naga, skrining fitokimia, uji konsentrasi vitamin c menggunakan titrasi iodimetri, uji konsentrasi vitamin menggunakan spektrofotometri UV. Hasil penelitian didapatkan buah naga merah mengandung senyawa Alkaloid, Flavonoid, Saponin, Tanin, Triterpenoid dan Glikosida, pada buah naga putih mengandung senyawa Alkaloid, Flavonoid, Saponin dan Steroid. Penetapan konsentrasi vitamin C metode titrasi iodimetri pada kulit buah naga merah adalah sebesar 9,240±3,029 mg, pada daging buah naga merah sebesar 11,587±1,893 mg dan konsentrasi vitamin C pada kulit buah naga putih adalah sebesar 9,827±3,933 mg, pada daging buah naga putih 13,347±3,143 mg dalam 100 gram sampel. Sedangkan metode spektrofotometri didapatkan konsentrasi vitamin C daging buah naga putih yaitu 332,93 mg/100g, pada daging buah naga merah sebesar 24,99 mg/100g, sedangkan kulit buah naga merah yaitu sebesar 16,59 mg/100g pada kulit buah naga putih yaitu 10,47mg/100g
{"title":"Analisis kadar vitamin C pada buah naga putih (Hylocereus undatus) dan buah naga merah (hylocereus polyrhizus) dengan perbandingan metode spektrofotometri uv dan titrasi iodimetri","authors":"Claudy Friesta Melanie, Gabena Indrayani Dalimunthe, Ridwanto, Fathur Rahman","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.216","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.216","url":null,"abstract":"Buah naga merupakan sumber antioksidan alami. Bukan hanya daging buah naga saja yang bisa kita konsumsi namun kulitnya juga sangat bermanfaat bagi kesehatan namun pada kenyataannya hanya dianggap sebagai limbah yang belum dimanfaatkan secara baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi vitamin C pada buah naga putih (Hylocereus undatus) dan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dengan perbandingan metode titrasi iodimetri dan spektrofotometri UV. Tahapan penelitian meliputi dari pengambilan sari dari buah naga, skrining fitokimia, uji konsentrasi vitamin c menggunakan titrasi iodimetri, uji konsentrasi vitamin menggunakan spektrofotometri UV. Hasil penelitian didapatkan buah naga merah mengandung senyawa Alkaloid, Flavonoid, Saponin, Tanin, Triterpenoid dan Glikosida, pada buah naga putih mengandung senyawa Alkaloid, Flavonoid, Saponin dan Steroid. Penetapan konsentrasi vitamin C metode titrasi iodimetri pada kulit buah naga merah adalah sebesar 9,240±3,029 mg, pada daging buah naga merah sebesar 11,587±1,893 mg dan konsentrasi vitamin C pada kulit buah naga putih adalah sebesar 9,827±3,933 mg, pada daging buah naga putih 13,347±3,143 mg dalam 100 gram sampel. Sedangkan metode spektrofotometri didapatkan konsentrasi vitamin C daging buah naga putih yaitu 332,93 mg/100g, pada daging buah naga merah sebesar 24,99 mg/100g, sedangkan kulit buah naga merah yaitu sebesar 16,59 mg/100g pada kulit buah naga putih yaitu 10,47mg/100g","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87525831","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-10DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.217
Christel N. Sambou
Struktur membran dari Mycobacterium smegmatis mirip dengan spesies Mycobacterium tuberculosis, sehingga pengujian TB bisa diuji pada Mycobacterium smegmatis tanpa harus diuji langsung pada Mycobacterium tuberculosis. Pengujian antibakteri menggunakan metode kertas cakram dengan beberapa perlakuan yaitu konsentrasi ekstrak 1 µg/disc, 2 µg/disc dan 4 µg/disc serta pembanding control positif streptomycin 2 µg/disc dan kontrol negatif etanol 70%. Hasil penelitian yang diperoleh pada Konsentrasi Ekstrak 1,2 dan 4 µg/disc memiliki aktivitas antibakteri kategori sedang dilihat dari diameter zona hambat yaitu 8.73 mm, 9.17 mm dan 9,73 mm dan kontrol positif kategori kuat karena memiliki diameter zona 13,27 dan kontrol negatif tidak memberikan zona. Kesimpulan bahwa Ekstrak daun labu siam memberikan aktivitas antibakteri pada kategori sedang.
{"title":"Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Labu Siam (Sechium edule Jacq. Swartz) sebagai Antibakteri Mycobakterium smegmatis","authors":"Christel N. Sambou","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.217","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.217","url":null,"abstract":"Struktur membran dari Mycobacterium smegmatis mirip dengan spesies Mycobacterium tuberculosis, sehingga pengujian TB bisa diuji pada Mycobacterium smegmatis tanpa harus diuji langsung pada Mycobacterium tuberculosis. Pengujian antibakteri menggunakan metode kertas cakram dengan beberapa perlakuan yaitu konsentrasi ekstrak 1 µg/disc, 2 µg/disc dan 4 µg/disc serta pembanding control positif streptomycin 2 µg/disc dan kontrol negatif etanol 70%. Hasil penelitian yang diperoleh pada Konsentrasi Ekstrak 1,2 dan 4 µg/disc memiliki aktivitas antibakteri kategori sedang dilihat dari diameter zona hambat yaitu 8.73 mm, 9.17 mm dan 9,73 mm dan kontrol positif kategori kuat karena memiliki diameter zona 13,27 dan kontrol negatif tidak memberikan zona. Kesimpulan bahwa Ekstrak daun labu siam memberikan aktivitas antibakteri pada kategori sedang.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81422401","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-09DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.214
Christica Ilsanna Surbakti, A. Y. Sianipar, Cut Masyithah Thaib
Pada Umumnya Kesumba Keling merupakan salah satu tanaman tropis yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami pada batik akrena bijinya mengandung pigmen alam yang tidak dapat ditemukan pada tanaman lainnya. .Selain itu,buah kesumba keling ini juga bermanfaat sebagai sebagai melancakan pencernaan, menguatkan tuang, mencegah kerusakan tabung saraf, menurunkan panas demam dan meningkatkan kesehatan mata. .Salah satu tumbuhan yang dapat dibuat dalam pewarna bibir adalah buah kesumba keling.Salah satu produk kosmetik yang banyak digunakan adalah lipgloss.Lipgloss banyak beredar berbagai merk,harga, dan bentuk.Lipgloss dalam pemakaiannya harus mudah diaplikasikan serta memberikan kesan yang mengkilap.Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui ekstrak buah kesumba keling dapat digunakan sebagai zat pewarna alami pengganti zat warna sintetik pada sediaan pewarna bibir. Hasil pengamatan warna pada hari ke-1 sampai hari ke-30 warna sediaan tidak ada perubahan.Lipgloss dengan konsentrasi ekstrak buah kesumba keling 10% Kuning muda,12% memberikan warna kuning tua,konsentrasi 14% memberikan warna kuning kemerahan.sediaan lipgloss adalah bau khas.lipgloss ekstrak buah kesumba keling yang paling disukai panelis dengan konsentrasi 12%,karena sediaan lipgloss dari ekstrak buah kesumba keling tidak menyebabkan iritasi.Kesimpulan:Menunjukkan semakin bertambah konsentrasi ekstrak buah kesumba keling maka semakin bertambah pekat warna sediaan lipgloss yang dihasilkan.Sediaan lipgloss dengan konsentrasi 10% berwarna kuning muda.sediaan lipgloss dengan konsentrasi 12% berwarna kuning tua,sediaan lipgloss dengan konsentrasi 14% berwarna kuning kemerahan dan pada hari ke-1 sampai hari ke-30 warna sediaan tidak ada perubahan.
{"title":"Uji Aktivitas Produk Sediaan lipgloss dari buah kesumba keling (Bixa orellana L) sebagai pewarna alami","authors":"Christica Ilsanna Surbakti, A. Y. Sianipar, Cut Masyithah Thaib","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.214","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.214","url":null,"abstract":"Pada Umumnya Kesumba Keling merupakan salah satu tanaman tropis yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami pada batik akrena bijinya mengandung pigmen alam yang tidak dapat ditemukan pada tanaman lainnya. .Selain itu,buah kesumba keling ini juga bermanfaat sebagai sebagai melancakan pencernaan, menguatkan tuang, mencegah kerusakan tabung saraf, menurunkan panas demam dan meningkatkan kesehatan mata. .Salah satu tumbuhan yang dapat dibuat dalam pewarna bibir adalah buah kesumba keling.Salah satu produk kosmetik yang banyak digunakan adalah lipgloss.Lipgloss banyak beredar berbagai merk,harga, dan bentuk.Lipgloss dalam pemakaiannya harus mudah diaplikasikan serta memberikan kesan yang mengkilap.Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui ekstrak buah kesumba keling dapat digunakan sebagai zat pewarna alami pengganti zat warna sintetik pada sediaan pewarna bibir. Hasil pengamatan warna pada hari ke-1 sampai hari ke-30 warna sediaan tidak ada perubahan.Lipgloss dengan konsentrasi ekstrak buah kesumba keling 10% Kuning muda,12% memberikan warna kuning tua,konsentrasi 14% memberikan warna kuning kemerahan.sediaan lipgloss adalah bau khas.lipgloss ekstrak buah kesumba keling yang paling disukai panelis dengan konsentrasi 12%,karena sediaan lipgloss dari ekstrak buah kesumba keling tidak menyebabkan iritasi.Kesimpulan:Menunjukkan semakin bertambah konsentrasi ekstrak buah kesumba keling maka semakin bertambah pekat warna sediaan lipgloss yang dihasilkan.Sediaan lipgloss dengan konsentrasi 10% berwarna kuning muda.sediaan lipgloss dengan konsentrasi 12% berwarna kuning tua,sediaan lipgloss dengan konsentrasi 14% berwarna kuning kemerahan dan pada hari ke-1 sampai hari ke-30 warna sediaan tidak ada perubahan.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78305237","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-01DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.206
Lisda Mayanti, Yayuk Putri Rahayu, Minda Sari Lubis, Rafita Yuniarti
Saus merupakan jenis bumbu tambahan makanan yang diolah dari bahan utama cabai maupun tomat yang disajikan sebagai pelengkap makanan dan sering disajikan pada makanan jajanan. Zaman sekarang saus sangat diminati oleh semua kalangan, namun banyak pedagang yang kurang memperhatikan dagangannya baik dari penyajian dan cara pengolahannya contohnya pengenceran saus dengan air yang tidak bersih sehingga tercemar mikroba patogen. Salah satu bentuk kontaminasi biologis yang dapat terjadi pada saus adalah kehadiran bakteri kelompok coliform. Kelompok bakteri coliform ini termasuk Escherichia coli (E. coli), yang merupakan bakteri kelompok Gram negatif berbentuk seperti batang dan tidak membentuk spora. Biasanya, E. coli merupakan bagian dari flora normal usus, tetapi ketika bersifat oportunistik, bakteri ini dapat menyebabkan penyakit seperti diare. Tujuan dari penelitian ini yaitu menguji tingkat kontaminasi bakteri yang diukur berdasarkan metode Angka Lempeng Total (ALT), serta untuk mengetahui keberadaan bakteri kelompok coliform dan identifikasi bakteri E. coli pada saus-saus yang digunakan dalam berbagai jenis jajanan di sekitar SMK di kota Medan. Metode Pendekatan penelitian melibatkan penggunaan dua metode, yaitu Angka Lempeng Total (ALT) dan Most Probable Number (MPN). Berdasarkan penetapan nilai ALT < 1 x104 koloni/g dan MPN < 100/g. Hasil penelitian dari 5 sampel saus berbagai jajanan di sekitar salah satu SMK Kota Medan tidak layak dikonsumsi karena tidak memenuhi SNI No.7388:2009 dengan jumlah cemaran mikroba pada saus cabai yaitu di atas 1x10⁴ koloni/g dan melebihi batas maksimum MPN coliform pada saus cabai yaitu di atas 100 koloni/g.
{"title":"Analisis Cemaran Bakteri Coliform pada Saus Jajanan di Sekitar Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Medan","authors":"Lisda Mayanti, Yayuk Putri Rahayu, Minda Sari Lubis, Rafita Yuniarti","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.206","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.206","url":null,"abstract":"Saus merupakan jenis bumbu tambahan makanan yang diolah dari bahan utama cabai maupun tomat yang disajikan sebagai pelengkap makanan dan sering disajikan pada makanan jajanan. Zaman sekarang saus sangat diminati oleh semua kalangan, namun banyak pedagang yang kurang memperhatikan dagangannya baik dari penyajian dan cara pengolahannya contohnya pengenceran saus dengan air yang tidak bersih sehingga tercemar mikroba patogen. Salah satu bentuk kontaminasi biologis yang dapat terjadi pada saus adalah kehadiran bakteri kelompok coliform. Kelompok bakteri coliform ini termasuk Escherichia coli (E. coli), yang merupakan bakteri kelompok Gram negatif berbentuk seperti batang dan tidak membentuk spora. Biasanya, E. coli merupakan bagian dari flora normal usus, tetapi ketika bersifat oportunistik, bakteri ini dapat menyebabkan penyakit seperti diare. Tujuan dari penelitian ini yaitu menguji tingkat kontaminasi bakteri yang diukur berdasarkan metode Angka Lempeng Total (ALT), serta untuk mengetahui keberadaan bakteri kelompok coliform dan identifikasi bakteri E. coli pada saus-saus yang digunakan dalam berbagai jenis jajanan di sekitar SMK di kota Medan. Metode Pendekatan penelitian melibatkan penggunaan dua metode, yaitu Angka Lempeng Total (ALT) dan Most Probable Number (MPN). Berdasarkan penetapan nilai ALT < 1 x104 koloni/g dan MPN < 100/g. Hasil penelitian dari 5 sampel saus berbagai jajanan di sekitar salah satu SMK Kota Medan tidak layak dikonsumsi karena tidak memenuhi SNI No.7388:2009 dengan jumlah cemaran mikroba pada saus cabai yaitu di atas 1x10⁴ koloni/g dan melebihi batas maksimum MPN coliform pada saus cabai yaitu di atas 100 koloni/g.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"66 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86655423","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-01DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.209
Asyrun Alkhairi Lubis, M. Yunus, Jefri Naldi, Muhammad Andry, P. Ginting, Fira Safitri, Muhammad Amin Nasution
Latar Belakang: Daun kopasanda (Chromolaena Odorata (L.) R.M.King & H.Rob telah dikenal sebagai tumbuhan obat dan tersebar di Amerika Utara, Asia, Afrika Barat dan Australia memiliki khasiat sebagai antibakteri dan antioksidan, karena senyawa aktif yang terkandung di dalam daun Kopasanda diantaranya: alkaloid, flavonoid, steroid, kuinon saponin, dan tanin. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui aktivitas ektrak etanol daun kopasanda (Chormolaena Odorata (L.) dalam menurunkan kadar asam urat dan untuk menguji kadar antihiperurisemia dan skrining fitokimia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental laboratorium, untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun kopasanda menggunakan metode maserasi dengan memakai etanol 70%. Penelitian ini meliputi pengambilan sampel, pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak, skrining fitokimi, pembuatan suspensi, penyiapan hewan uji dan uji antihiperurisemia. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji statistik kruskal wallis test. Hasil: penelitian menunjukkan penurunan kadar asam urat pada kelompok EEDK 20 mg/BB = 0,86%, EEDK 40 mg/BB = 1,18% dan EEDK 80 mg/BB = 2,3%. Hasil uji statistik kruskal wallis pada harike9 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dengan p-value 0,000. Hasil uji beda lanjutan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada setiap perlakuan. Kesimpulan: dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol daun kopasanda (Chromolaena Odorata (L) R.M.King & H. Rob) yang paling efektif adalah 80 mg/BB hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik one way anova dengan nilai p-value 0,000 (<0,05).
{"title":"Uji aktivitas antihiperurisemia ekstrak daun kopasanda (Chromolaena Odorata (L.) R.M.King & H.Rob terhadap mencit putih jantan (Mus Musculus L.) yang diinduksi kalium oxonat","authors":"Asyrun Alkhairi Lubis, M. Yunus, Jefri Naldi, Muhammad Andry, P. Ginting, Fira Safitri, Muhammad Amin Nasution","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.209","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.209","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Daun kopasanda (Chromolaena Odorata (L.) R.M.King & H.Rob telah dikenal sebagai tumbuhan obat dan tersebar di Amerika Utara, Asia, Afrika Barat dan Australia memiliki khasiat sebagai antibakteri dan antioksidan, karena senyawa aktif yang terkandung di dalam daun Kopasanda diantaranya: alkaloid, flavonoid, steroid, kuinon saponin, dan tanin. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui aktivitas ektrak etanol daun kopasanda (Chormolaena Odorata (L.) dalam menurunkan kadar asam urat dan untuk menguji kadar antihiperurisemia dan skrining fitokimia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental laboratorium, untuk mengekstraksi kandungan kimia dalam daun kopasanda menggunakan metode maserasi dengan memakai etanol 70%. Penelitian ini meliputi pengambilan sampel, pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak, skrining fitokimi, pembuatan suspensi, penyiapan hewan uji dan uji antihiperurisemia. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji statistik kruskal wallis test. Hasil: penelitian menunjukkan penurunan kadar asam urat pada kelompok EEDK 20 mg/BB = 0,86%, EEDK 40 mg/BB = 1,18% dan EEDK 80 mg/BB = 2,3%. Hasil uji statistik kruskal wallis pada harike9 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dengan p-value 0,000. Hasil uji beda lanjutan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada setiap perlakuan. Kesimpulan: dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol daun kopasanda (Chromolaena Odorata (L) R.M.King & H. Rob) yang paling efektif adalah 80 mg/BB hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik one way anova dengan nilai p-value 0,000 (<0,05).","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75428452","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-01DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.205
Adelia Ramadani, Yayuk Putri Rahayu, M. P. Nasution, Rafita Yuniarti
Daging ayam merupakan pangan bergizi tinggi mengandung protein, lemak, mineral dan zat lainnya. Daging ayam mudah tercemar bakteri patogen Staphylococcus aureus yang dapat menyebabkan penyakit Staph Food Poisioning (SFP) atau keracunan makanan akibat terkontaminasi dari kurang higenisnya pedagang, pengolahannya, maupun lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi keberadaan bakteri patogen S. aureus pada daging ayam goreng krispy pinggir jalan dan merek fast food terkenal di daerah Teladan kota Medan dan menganalisis nilai cemaran bakteri S. aureus apakah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) < 1X102 CFU/ml. Metode penelitian mengetahui keberadaan S. aureus dalam sampel menggunakan media Baird Parker Agar Base (BPA) dan Egg Yolk. Identifikasi spesifik menggunakan uji pewarnaan Gram, uji koagulase, dan uji katalase. Penghitungan nilai cemaran S. aureus dengan Angka Lempeng Total (ALT). Hasil pada daging ayam goreng krispy pinggir jalan positif adanya keberadaan S. aureus dengan nilai cemaran melebihi ambang batas di atas 1X102 CFU/ml sehingga tidak memenuhi standar SNI. Pada daging ayam goreng krispy fast food terkenal negatif tidak adanya keberadaan bakteri patogen S. aureus sehingga memenuhi standar SNI.
{"title":"Analisis cemaran bakteri Staphylococcus aureus pada daging ayam krispy pinggir jalan dan fast food di daerah Teladan kota Medan","authors":"Adelia Ramadani, Yayuk Putri Rahayu, M. P. Nasution, Rafita Yuniarti","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.205","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.205","url":null,"abstract":"Daging ayam merupakan pangan bergizi tinggi mengandung protein, lemak, mineral dan zat lainnya. Daging ayam mudah tercemar bakteri patogen Staphylococcus aureus yang dapat menyebabkan penyakit Staph Food Poisioning (SFP) atau keracunan makanan akibat terkontaminasi dari kurang higenisnya pedagang, pengolahannya, maupun lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi keberadaan bakteri patogen S. aureus pada daging ayam goreng krispy pinggir jalan dan merek fast food terkenal di daerah Teladan kota Medan dan menganalisis nilai cemaran bakteri S. aureus apakah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) < 1X102 CFU/ml. Metode penelitian mengetahui keberadaan S. aureus dalam sampel menggunakan media Baird Parker Agar Base (BPA) dan Egg Yolk. Identifikasi spesifik menggunakan uji pewarnaan Gram, uji koagulase, dan uji katalase. Penghitungan nilai cemaran S. aureus dengan Angka Lempeng Total (ALT). Hasil pada daging ayam goreng krispy pinggir jalan positif adanya keberadaan S. aureus dengan nilai cemaran melebihi ambang batas di atas 1X102 CFU/ml sehingga tidak memenuhi standar SNI. Pada daging ayam goreng krispy fast food terkenal negatif tidak adanya keberadaan bakteri patogen S. aureus sehingga memenuhi standar SNI.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90602818","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-31DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.208
Mila Syari, Rahmi Fitria, Elvina Sari Sinaga, Novy Ramini Harahap, Yuka Oktafirnanda
Pendahuluan: Defisiensi zat besi adalah kondisi ketika seseorang memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang kurang dalam darah, sehingga menyebabkan anemia. Anemia terjadi akibat kurangnya hemoglobin, yang berarti juga kurangnya pasokan oksigen ke seluruh tubuh. Kurangnya oksigen dapat menyebabkan tubuh menjadi lemah, lesu, dan kurang bertenaga. Pada kehamilan, anemia bisa terjadi karena peningkatan volume plasma lebih besar daripada peningkatan kadar hemoglobin. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tablet Fe dalam meningkatkan kadar Hb pada ibu hamil di Puskesmas Amaliun. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif analitik dengan desain pra-eksperimen menggunakan rancangan one group pre-test dan post-test design. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan analisis data menggunakan uji T-Dependent. Sampel penelitian terdiri dari 38 ibu hamil. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan rerata kadar Hb sebelum dan sesudah diberikan tablet Fe adalah sebesar 1,5 gr% ± 0,57 gr%. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,00, yang berarti adanya efek dari tablet Fe dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa tablet Fe memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai p=0,00. Oleh karena itu, diharapkan puskesmas memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan untuk mencegah anemia pada masa kehamilan.
前期:铁缺乏是一种缺乏血液中的红细胞数量,导致贫血的情况。贫血是由于血红蛋白的缺乏,这意味着整个身体缺乏氧气供应。缺氧会导致身体虚弱、衰弱和动力不足。在怀孕期间,贫血可能是由于血浆体积的增加超过血红蛋白水平。目的:本研究旨在了解Fe平板电脑在提高Hb水平方面的有效性。方法:本研究采用一组预试验设计的定量分析方法和后试验设计。数据收集是通过运行问卷和使用T-Dependent测试进行的数据分析。研究样本包括38名孕妇。结果:研究结果表明,平均水平差异Hb前后给平板电脑大小的Fe是1.5克%±0.57 gr %。统计结果显示p= 0.00的值,这意味着Fe药片对孕妇血红蛋白水平的增加会产生影响。结论:本研究得出结论,Fe平板电脑对p= 000s具有重大影响。因此,医学界希望对孕期贫血提供教育和卫生教育。
{"title":"Efetivitas tablet Fe dalam meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil","authors":"Mila Syari, Rahmi Fitria, Elvina Sari Sinaga, Novy Ramini Harahap, Yuka Oktafirnanda","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.208","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.208","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Defisiensi zat besi adalah kondisi ketika seseorang memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang kurang dalam darah, sehingga menyebabkan anemia. Anemia terjadi akibat kurangnya hemoglobin, yang berarti juga kurangnya pasokan oksigen ke seluruh tubuh. Kurangnya oksigen dapat menyebabkan tubuh menjadi lemah, lesu, dan kurang bertenaga. Pada kehamilan, anemia bisa terjadi karena peningkatan volume plasma lebih besar daripada peningkatan kadar hemoglobin. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tablet Fe dalam meningkatkan kadar Hb pada ibu hamil di Puskesmas Amaliun. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif analitik dengan desain pra-eksperimen menggunakan rancangan one group pre-test dan post-test design. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan analisis data menggunakan uji T-Dependent. Sampel penelitian terdiri dari 38 ibu hamil. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan rerata kadar Hb sebelum dan sesudah diberikan tablet Fe adalah sebesar 1,5 gr% ± 0,57 gr%. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,00, yang berarti adanya efek dari tablet Fe dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa tablet Fe memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai p=0,00. Oleh karena itu, diharapkan puskesmas memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan untuk mencegah anemia pada masa kehamilan.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87594593","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-30DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.203
Taqiyyah Qothrunnadaa
Pertumbuhan ekonomi industri farmasi sejalan dengan pertumbuhan industri jamu atau obat tradisional Indonesia yang semakin berkembang. Minat masyarakat untuk membeli suatu produk terpengaruh oleh bermacam faktor, yaitu cara produk tersebut dipromosikan, seperti iklan. Meningkatnya peredaran obat tradisional tersebut menyebabkan meningkatnya penggunaan iklan yang berlebihan atau oknum produsen yang tidak memenuhi persyaratan, sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat melindungi masyarakat, serta memperjelas bila ikla yang dipromosikan berdasar pada ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu, dilakukan penelusuran pustaka primer dan sekunder terkait regulasi mengenai Periklanan. Regulasi yang mengatur mengenai periklanan khususnya untuk Obat Tradisional adalah Keputusan Menteri Kesehatan No. 386/MENKES/SK/IV/1994 mengenai Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan-Minuman
{"title":"Regulasi pengawasan iklan obat tradisional yang berlaku di Indonesia","authors":"Taqiyyah Qothrunnadaa","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.203","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.203","url":null,"abstract":"Pertumbuhan ekonomi industri farmasi sejalan dengan pertumbuhan industri jamu atau obat tradisional Indonesia yang semakin berkembang. Minat masyarakat untuk membeli suatu produk terpengaruh oleh bermacam faktor, yaitu cara produk tersebut dipromosikan, seperti iklan. Meningkatnya peredaran obat tradisional tersebut menyebabkan meningkatnya penggunaan iklan yang berlebihan atau oknum produsen yang tidak memenuhi persyaratan, sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat melindungi masyarakat, serta memperjelas bila ikla yang dipromosikan berdasar pada ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu, dilakukan penelusuran pustaka primer dan sekunder terkait regulasi mengenai Periklanan. Regulasi yang mengatur mengenai periklanan khususnya untuk Obat Tradisional adalah Keputusan Menteri Kesehatan No. 386/MENKES/SK/IV/1994 mengenai Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan-Minuman","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"60 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85997016","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-30DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.202
Ivanna Fauziyah Kusnadi
Produk obat tradisional terus berkembang dengan pesat, baik diproduksi oleh UMOT, UKOT, IOT, IEBA, maupun industri farmasi. Dengan berkembangnya penggunaan obat tradisional, UMK seperti UKOT dan UMOT menjadi lebih banyak terbentuk. Namun, maraknya UMK yang hadir ini tidak diikuti dengan pemenuhan ketentuan terkait pemeriksaan sarana yang dilakukan. Berdasarkan Laporan Tahunan BBPOM di Bandung, pemeriksaan sarana UMOT/UKOT dilaksanakan terhadap 21 sarana dan sebanyak 33,33% tidak memenuhi ketentuan (TMK). Hasil pemeriksaan sarana yang tidak memenuhi ketentuan tersebut salah satunya dikarenakan tidak memenuhi aspek-aspek CPOTB baik itu sanitasi higiene dan dokumentasi (42,86%). Hal tersebut dapat disebabkan karena kurangnya kesadaran dari pelaku usaha terkait dasar-dasar dalam pembuatan suatu produk obat tradisional dimulai dari awal berdirinya sarana tersebut dan juga ketidaktahuan pelaku usaha terhadap dasar hukum yang harus dianut. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan terkait tata cara sertifikasi pemenuhan aspek CPOTB dalam rangka memudahkan UMK untuk mendaftarkan sarananya kepada Balai POM.
{"title":"Tata cara sertifikasi pemenuhan aspek cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB) bertahap dalam rangka kemudahan bagi usaha mikro kecil (UMK) di Bandung Jawa Barat","authors":"Ivanna Fauziyah Kusnadi","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.202","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.202","url":null,"abstract":"Produk obat tradisional terus berkembang dengan pesat, baik diproduksi oleh UMOT, UKOT, IOT, IEBA, maupun industri farmasi. Dengan berkembangnya penggunaan obat tradisional, UMK seperti UKOT dan UMOT menjadi lebih banyak terbentuk. Namun, maraknya UMK yang hadir ini tidak diikuti dengan pemenuhan ketentuan terkait pemeriksaan sarana yang dilakukan. Berdasarkan Laporan Tahunan BBPOM di Bandung, pemeriksaan sarana UMOT/UKOT dilaksanakan terhadap 21 sarana dan sebanyak 33,33% tidak memenuhi ketentuan (TMK). Hasil pemeriksaan sarana yang tidak memenuhi ketentuan tersebut salah satunya dikarenakan tidak memenuhi aspek-aspek CPOTB baik itu sanitasi higiene dan dokumentasi (42,86%). Hal tersebut dapat disebabkan karena kurangnya kesadaran dari pelaku usaha terkait dasar-dasar dalam pembuatan suatu produk obat tradisional dimulai dari awal berdirinya sarana tersebut dan juga ketidaktahuan pelaku usaha terhadap dasar hukum yang harus dianut. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan terkait tata cara sertifikasi pemenuhan aspek CPOTB dalam rangka memudahkan UMK untuk mendaftarkan sarananya kepada Balai POM.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"50 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90825536","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-29DOI: 10.36490/journal-jps.com.v5i2.168
Lia Muslima, Seri Warzukni, Hudnah Hudnah
Latar Belakang: Penggunaan pestisida organofosfat secara luas berdampak pada meningkatnya kasus keracunan, yakni sebanyak 80% kasus keracunan pestisida merupakan kasus keracunan pestisida organofosfat. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Dengan Kejadian Pestisida Golongan Organofosfat Secara Fisik Pada Petani Di Desa Batin Baru Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah. Metode: Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang ada di Desa Batin Baru Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah yang berjumlah 370 orang. Sampel sebanyak 79 orang, didapat dengan menggunakan rumus slovin. Sampel diambil dengan teknik accidental sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi-square. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa dari keracunan organofosfat mayoritas responden tidak keracunan pestisida golongan organofosfat sebanyak 73 responden (92,4%). Dari penggunaan APD mayoritas responden sebagian menggunakan APD sebanyak 61 responden (77,2 %). Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square dan pada derajat kepercayaan 95% dilakukan untuk mengetahui Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kejadian Keracunan Peptisida Golongan Organofosfat Secara Fisik Pada Petani di Desa Batin Baru Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2020, diperoleh nilai P Value 0,003 (P ≤ 0,05). Kesimpulan: penelitian ini secara statistik bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan APD dengan kejadian keracunan pestisida golongan organofosfat. Disarankan kepada para petani agar menggunakan APD agar mencegah keracunan pestisida.
{"title":"Hubungan penggunaan alat pelindung diri (APD) dengan kejadian keracunan pestisida golongan organofosfat secara fisik pada petani di desa batin baru Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah","authors":"Lia Muslima, Seri Warzukni, Hudnah Hudnah","doi":"10.36490/journal-jps.com.v5i2.168","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v5i2.168","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Penggunaan pestisida organofosfat secara luas berdampak pada meningkatnya kasus keracunan, yakni sebanyak 80% kasus keracunan pestisida merupakan kasus keracunan pestisida organofosfat. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Dengan Kejadian Pestisida Golongan Organofosfat Secara Fisik Pada Petani Di Desa Batin Baru Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah. Metode: Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang ada di Desa Batin Baru Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah yang berjumlah 370 orang. Sampel sebanyak 79 orang, didapat dengan menggunakan rumus slovin. Sampel diambil dengan teknik accidental sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi-square. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa dari keracunan organofosfat mayoritas responden tidak keracunan pestisida golongan organofosfat sebanyak 73 responden (92,4%). Dari penggunaan APD mayoritas responden sebagian menggunakan APD sebanyak 61 responden (77,2 %). Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square dan pada derajat kepercayaan 95% dilakukan untuk mengetahui Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kejadian Keracunan Peptisida Golongan Organofosfat Secara Fisik Pada Petani di Desa Batin Baru Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Tahun 2020, diperoleh nilai P Value 0,003 (P ≤ 0,05). Kesimpulan: penelitian ini secara statistik bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan APD dengan kejadian keracunan pestisida golongan organofosfat. Disarankan kepada para petani agar menggunakan APD agar mencegah keracunan pestisida.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82956068","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}