Nyamuk merupakan vektor dari berbagai penyakit parasit dan virus, terutama di daerah tropis dan subtropis. Nyamuk adalah sejenis serangga kecil yang termasuk dalam keluarga Culicidae. Mereka dikenal karena sifat mengganggu dan menggigit manusia serta hewan lain untuk mendapatkan darah sebagai sumber makanan. Nyamuk betina membutuhkan protein yang terkandung dalam darah untuk mengembangkan dan meletakkan telur-telurnya. Penelitian ini merupakan eksperiemental laboratorium, dengan rancangan true experimental post-test only control grup design yang bertujuan untuk uji perbandingan efektivitas ekstrak daun kemangi ocimum sanctum. dan daun mint mentha arvensis. sebagai insektisida larva nyamuk Aedes aegpyti. Pada konsentrasi 5% ekstrak kemangi larva yang mati adalah 40% dan ekstrak daun mint 24% larva yang mati. Pada konsentrasi 10% ekstrak mint larva yang mati 32% sedangkan esktrak daun kemangi 56% larva yang mati. Pada konsentrasi 15% ekstrak daun mint larva yang mati 60% sedangkan ekstrak daun kemangi 60% larva yang mati, dan pada konsentrasi 25% ekstrak daun mint larva yang mati 64% sedangkan ekstrak daun kemangi 72% larva yang mati.Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun kemangi lebih efektif sebagai insektisida larva nyamuk Aedes aegpyti dari pada ekstrak daun kemangi. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun mint dan ekstrak daun kemangi semakin tinggi efektif sebagai insesktisida larva nyamuk Aedes aegpyti.
{"title":"Uji perbandingan efektivitas ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum ) dan daun mint (Mentha arvensis) sebagai insektisida larva nyamuk Aedes aegypti","authors":"Ali Napiah Nasution, Mahwina Yusari Harahap, Erika Auria Sinaga, Salsabila Bizlany Harahap","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.175","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.175","url":null,"abstract":"Nyamuk merupakan vektor dari berbagai penyakit parasit dan virus, terutama di daerah tropis dan subtropis. Nyamuk adalah sejenis serangga kecil yang termasuk dalam keluarga Culicidae. Mereka dikenal karena sifat mengganggu dan menggigit manusia serta hewan lain untuk mendapatkan darah sebagai sumber makanan. Nyamuk betina membutuhkan protein yang terkandung dalam darah untuk mengembangkan dan meletakkan telur-telurnya. Penelitian ini merupakan eksperiemental laboratorium, dengan rancangan true experimental post-test only control grup design yang bertujuan untuk uji perbandingan efektivitas ekstrak daun kemangi ocimum sanctum. dan daun mint mentha arvensis. sebagai insektisida larva nyamuk Aedes aegpyti. Pada konsentrasi 5% ekstrak kemangi larva yang mati adalah 40% dan ekstrak daun mint 24% larva yang mati. Pada konsentrasi 10% ekstrak mint larva yang mati 32% sedangkan esktrak daun kemangi 56% larva yang mati. Pada konsentrasi 15% ekstrak daun mint larva yang mati 60% sedangkan ekstrak daun kemangi 60% larva yang mati, dan pada konsentrasi 25% ekstrak daun mint larva yang mati 64% sedangkan ekstrak daun kemangi 72% larva yang mati.Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun kemangi lebih efektif sebagai insektisida larva nyamuk Aedes aegpyti dari pada ekstrak daun kemangi. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun mint dan ekstrak daun kemangi semakin tinggi efektif sebagai insesktisida larva nyamuk Aedes aegpyti.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77649533","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-12DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.174
Priska C. Londoran, Jabes Kanter, Christel N. Sambou, Hariyadi Hariyadi
Luka sayat merupakan area kulit yang tersayat dikarenakan terkena benda tajam . Masyarakat Indonesia sangat banyak menggunakan tanaman obat dalam pengobatan tradisional ataupun modern. Salah satu tanaman yang dapat menjadi bahan obat yaitu daun pandan wangi yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas yang terdapat pada sari daun pandan. Penelitian ini menggunakan tikus putih sebanyak 15 ekor yang kemudian di sayat dibagian punggungnya dengan menggunakan surgical blades sepanjang 1 cm dengan kedalaman ± 2 mm. Penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorium dengan menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 5 kelompok perlakuan, diantaranya 1 negative control, positive control (povidone iodine 10 persen) dan 3 konsentrasi bertingkat yaitu sari daun pandan konsentrasi 5, 10 hingga 15 persen dengan masing-masing 2 kali pengulangan. Hasil pengukuran panjang luka pada tikus menunjukkan bahwa sari daun pandan wangi konsentrasi 10 persen dan 15 persen memiliki efektivitas yang sama baiknya.
{"title":"Uji Efektivitas Etanol Daun Pandan (Panandus amarylifolius Roxb) Sebagai Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih (Rattus norvegicus)","authors":"Priska C. Londoran, Jabes Kanter, Christel N. Sambou, Hariyadi Hariyadi","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.174","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.174","url":null,"abstract":"Luka sayat merupakan area kulit yang tersayat dikarenakan terkena benda tajam . Masyarakat Indonesia sangat banyak menggunakan tanaman obat dalam pengobatan tradisional ataupun modern. Salah satu tanaman yang dapat menjadi bahan obat yaitu daun pandan wangi yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas yang terdapat pada sari daun pandan. Penelitian ini menggunakan tikus putih sebanyak 15 ekor yang kemudian di sayat dibagian punggungnya dengan menggunakan surgical blades sepanjang 1 cm dengan kedalaman ± 2 mm. Penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorium dengan menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 5 kelompok perlakuan, diantaranya 1 negative control, positive control (povidone iodine 10 persen) dan 3 konsentrasi bertingkat yaitu sari daun pandan konsentrasi 5, 10 hingga 15 persen dengan masing-masing 2 kali pengulangan. Hasil pengukuran panjang luka pada tikus menunjukkan bahwa sari daun pandan wangi konsentrasi 10 persen dan 15 persen memiliki efektivitas yang sama baiknya.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80112025","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-12DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.173
Anastasia Walukow, Douglas N. Pareta, Silvana L. Tumbel, J. L. Tombuku, Christel N. Sambou
Kekayaan alam memiliki berbagai macam tumbuhan herbal, tumbuhan yang tergolong kedalamnya berkhasiat sebagai obat. Obat tradisional, merupakan ramuan atau bahan yang seringkali dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan dugunakan untuk mempercepat penyembuhan penyakit, salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan untuk mempercepat penyembuhan luka yaitu daun kemangi (Ocimum basilicum L.). Penelitian ini bertujuan dalam melihat efektivitas sediaan gel daun kemangi terhadap penyembuhan luka sayatan pada tikus putih (Rattus norvegicus). Hewan untuk pengujian dipergunakan yakni tikus sebanyak 15 ekor. Luka sayat sepanjang 1 cm dibuat pada punggung tikus menggunakan pisau bedah. Metode yang dipergunakan pada penelitian berupa eksperimen laboratorium. Penelitian ini mempergunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan, antara lain 1 kontrol negatif, 1 kontrol positif (bioplacenton), dan 3 konsentrasi bertingkat yaitu gel konsentrasi 5%, gel konsentrasi 10% dan gel konsentrasi 15% dengan masing-masing 3 kali pengulangan. Perlakuan diterapkan selama 7 hari. Hasil pengukuran diameter luka pada tikus berdasar kepada hasil penelitian memperlihatkan jika gel ekstrak daun kemangi konsentrasi 15% memberikan efek penyembuhan lebih efektif daripada ektrak lainnya.
{"title":"Uji Efektitivitas Sediaan Gel Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum L) Terhadap Penyembuhan Luka Sayatan Tikus Putih (Rattus nornvegicus)","authors":"Anastasia Walukow, Douglas N. Pareta, Silvana L. Tumbel, J. L. Tombuku, Christel N. Sambou","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.173","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.173","url":null,"abstract":"Kekayaan alam memiliki berbagai macam tumbuhan herbal, tumbuhan yang tergolong kedalamnya berkhasiat sebagai obat. Obat tradisional, merupakan ramuan atau bahan yang seringkali dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan dugunakan untuk mempercepat penyembuhan penyakit, salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan untuk mempercepat penyembuhan luka yaitu daun kemangi (Ocimum basilicum L.). Penelitian ini bertujuan dalam melihat efektivitas sediaan gel daun kemangi terhadap penyembuhan luka sayatan pada tikus putih (Rattus norvegicus). Hewan untuk pengujian dipergunakan yakni tikus sebanyak 15 ekor. Luka sayat sepanjang 1 cm dibuat pada punggung tikus menggunakan pisau bedah. Metode yang dipergunakan pada penelitian berupa eksperimen laboratorium. Penelitian ini mempergunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan, antara lain 1 kontrol negatif, 1 kontrol positif (bioplacenton), dan 3 konsentrasi bertingkat yaitu gel konsentrasi 5%, gel konsentrasi 10% dan gel konsentrasi 15% dengan masing-masing 3 kali pengulangan. Perlakuan diterapkan selama 7 hari. Hasil pengukuran diameter luka pada tikus berdasar kepada hasil penelitian memperlihatkan jika gel ekstrak daun kemangi konsentrasi 15% memberikan efek penyembuhan lebih efektif daripada ektrak lainnya.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80727010","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-12DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.172
Fauziah Fauziah, N. Zakaria, A. Adriani, Nazirah Nazirah, Khamdiyah Indah Kurniasih
Sabun padat transparan merupakan salah satu sabun teksturnya padat. Sabun padat diformulasikan dengan penambahan ekstrak biji pala berfungsi sebagai pengantar obat untuk mengatasi infeksi pada kulit penyebab bakteri. Penelitian ini bertujuan mengetahui formulasi dan stabilitas sabun padat dari ekstrak biji pala. Metode penelitian merupakan metode eksperimental. Perlakuan yang digunakan dengan konsentrasi, pada formula 1 (0,5%), formula 2 (1%) dan formula 3 (1,5%). Parameter penelitian adalah uji organoleptik, uji pH, uji stabilitas busa, uji kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bentuk sabun padat transparan dari ekstrak biji pala sangat padat, warna yang bervariasi yaitu coklat bening (Formula 1), coklat (Formula 2) dan coklat pekat (Formula 3) dengan bau yang tidak terlalu bau pala. Sabun ini memiliki pH 11 dan memiliki tinggi busa yang berbeda-beda. Formula 1 dengan tinggi busa awal 6,7 cm dan tinggi busa akhir 5,5 cm (kadar air 5,17%). Formula 2 memiliki tinggi busa 7,4 cm dan tinggi busa akhir 5,8 cm (kadar air 4,99%), sedangkan formula 3 tinggi busa awal 8 cm dan tinggi busa akhir 6,3 cm (kadar air 4,96%). Kesimpulannya, sabun padat transparan yang terbuat dari ekstrak biji pala telah memenuhi persyaratan sabun sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia untuk uji stabiltas sabun (SNI 3532-2016).
{"title":"Formulasi Dan Uji Stabilitas Sabun Padat Transparan Ekstrak Biji Pala (Myristica fragrans Houtt)","authors":"Fauziah Fauziah, N. Zakaria, A. Adriani, Nazirah Nazirah, Khamdiyah Indah Kurniasih","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.172","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.172","url":null,"abstract":"Sabun padat transparan merupakan salah satu sabun teksturnya padat. Sabun padat diformulasikan dengan penambahan ekstrak biji pala berfungsi sebagai pengantar obat untuk mengatasi infeksi pada kulit penyebab bakteri. Penelitian ini bertujuan mengetahui formulasi dan stabilitas sabun padat dari ekstrak biji pala. Metode penelitian merupakan metode eksperimental. Perlakuan yang digunakan dengan konsentrasi, pada formula 1 (0,5%), formula 2 (1%) dan formula 3 (1,5%). Parameter penelitian adalah uji organoleptik, uji pH, uji stabilitas busa, uji kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bentuk sabun padat transparan dari ekstrak biji pala sangat padat, warna yang bervariasi yaitu coklat bening (Formula 1), coklat (Formula 2) dan coklat pekat (Formula 3) dengan bau yang tidak terlalu bau pala. Sabun ini memiliki pH 11 dan memiliki tinggi busa yang berbeda-beda. Formula 1 dengan tinggi busa awal 6,7 cm dan tinggi busa akhir 5,5 cm (kadar air 5,17%). Formula 2 memiliki tinggi busa 7,4 cm dan tinggi busa akhir 5,8 cm (kadar air 4,99%), sedangkan formula 3 tinggi busa awal 8 cm dan tinggi busa akhir 6,3 cm (kadar air 4,96%). Kesimpulannya, sabun padat transparan yang terbuat dari ekstrak biji pala telah memenuhi persyaratan sabun sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia untuk uji stabiltas sabun (SNI 3532-2016).","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87928882","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-12DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.159
Hanafis Sastra Winata, H. Faisal, Muhammad Andry, Nurul Aulia, Muhammad Amin Nasution, Ika Julianti Tambunan
Pendahuluan: Buah asam kandis (Garcinia xanthocymus Hook.f ex T.Anderson) merupakan tumbuhan jenis famili Clusiase dan termasud pada jumlah spesies yang cukup banyak. Buah asam kandis mempunyai variasi dalam hal aktivitas biologis dan farmakologis diantaranya sitotoksik, antiinflamasi, antimikroba, antifungi dan antioksidan. Tujuan: Untuk mengetahui kandungan dan kadar flavonoid total buah asam kandis dengan menggunakan baku pembanding kuersetin. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode KLT (Kromatografi Lapis Tipis) menggunakan analisis kualitatif dengan parameter Rf, kemudian menggunakan metode spektrofotometri dalam analisis kuantitatif dengan parameter kadar flavonoid total (Nilai mg QE/g sampel) dan Metode LCMS (Liquid Crhomatograph Mass Spectomety) dengan parameter waktu retensi (Rt). Hasil: Menunjukkan bahwa buah asam kandis memiliki nilai Rf 0,86 yang menyatakan buah asam kandis positif flavonoid dengan baku pembanding kuersetin, kadar flavonoid total sebesar 34,8364 mg QE/g sampel dengan standar devisi 0,4355 dan persentase 0,6967 % dan memiliki 5 jenis senyawa flavonoid yaitu methyl dihydro quersetin, 1,5-Dihydroxy-3- methoxy xanthone, Afzelechin, Myricetin-3-O-ß-D-galactopiranoside, dan Myricetin 7- glucoside. methyl dihydro quersetin merupakan flavonoid dengan komposisi terbesar yakni sebesar 49,57 % dengan waktu retensi menit 0,485. Kesimpulan: Total flavonoid yang teridentifikasi memiliki jenis dan kadar yang berbeda-beda.
{"title":"Penetapan kadar flavonoid total ekstrak etanol buah asam kandis (Garcinia xanthochymus) dengan metode spektrofotometri Uv-Vis dan LCMS","authors":"Hanafis Sastra Winata, H. Faisal, Muhammad Andry, Nurul Aulia, Muhammad Amin Nasution, Ika Julianti Tambunan","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.159","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.159","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Buah asam kandis (Garcinia xanthocymus Hook.f ex T.Anderson) merupakan tumbuhan jenis famili Clusiase dan termasud pada jumlah spesies yang cukup banyak. Buah asam kandis mempunyai variasi dalam hal aktivitas biologis dan farmakologis diantaranya sitotoksik, antiinflamasi, antimikroba, antifungi dan antioksidan. Tujuan: Untuk mengetahui kandungan dan kadar flavonoid total buah asam kandis dengan menggunakan baku pembanding kuersetin.\u0000Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode KLT (Kromatografi Lapis Tipis) menggunakan analisis kualitatif dengan parameter Rf, kemudian menggunakan metode spektrofotometri dalam analisis kuantitatif dengan parameter kadar flavonoid total (Nilai mg QE/g sampel) dan Metode LCMS (Liquid Crhomatograph Mass Spectomety) dengan parameter waktu retensi (Rt). Hasil: Menunjukkan bahwa buah asam kandis memiliki nilai Rf 0,86 yang menyatakan buah asam kandis positif flavonoid dengan baku pembanding kuersetin, kadar flavonoid total sebesar 34,8364 mg QE/g sampel dengan standar devisi 0,4355 dan persentase 0,6967 % dan memiliki 5 jenis senyawa flavonoid yaitu methyl dihydro quersetin, 1,5-Dihydroxy-3- methoxy xanthone, Afzelechin, Myricetin-3-O-ß-D-galactopiranoside, dan Myricetin 7- glucoside. methyl dihydro quersetin merupakan flavonoid dengan komposisi terbesar yakni sebesar 49,57 % dengan waktu retensi menit 0,485. Kesimpulan: Total flavonoid yang teridentifikasi memiliki jenis dan kadar yang berbeda-beda.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88979642","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-11DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.55
Angel Mangiwa, Mirna Maulidah, Tipalmaton R Patulen, Dhea K Kende, I. Ismail, Desy A Lestari, Maulita Indrisari, L. Muslimin
The number of patients with neurodegenerative disorders increased, especially in the productive age. The neurodegenerative disorder can be prevented by synthetic and natural antioxidants such as from plants. The herb of galling, Cayratia trifolia (L.) Domin), has long been traditionally used to prevent degenerative diseases by drinking decoction. The current study aimed to compare the antioxidant capability between infusion and decoction of galling against DPPH. The herbs were extracted with two methods, namely infusion, and decoction. This study used 7 different serial concentrations ranging 7.81 till 500 µg/mL, while the optical density was recorded at 515 nm using a spectrophotometer. The results demostrated that both infusion and decoction have antioxidant activity against DPPH with IC50 values of 87.55±1.01 (strong category) and 65.38±2.26 µg/mL (strong category), respectively. There was a statistically significant (p<0.05) between the IC50 values of infusion and decoction. In conclusion, galling is efficacious as an antioxidant source for preventing and treating degenerative diseases.
{"title":"A Comparative Study on Antioxidant Activity of Infusion and Decoction of (Cayratia trifolia (L.) Domin)","authors":"Angel Mangiwa, Mirna Maulidah, Tipalmaton R Patulen, Dhea K Kende, I. Ismail, Desy A Lestari, Maulita Indrisari, L. Muslimin","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.55","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.55","url":null,"abstract":"The number of patients with neurodegenerative disorders increased, especially in the productive age. The neurodegenerative disorder can be prevented by synthetic and natural antioxidants such as from plants. The herb of galling, Cayratia trifolia (L.) Domin), has long been traditionally used to prevent degenerative diseases by drinking decoction. The current study aimed to compare the antioxidant capability between infusion and decoction of galling against DPPH. The herbs were extracted with two methods, namely infusion, and decoction. This study used 7 different serial concentrations ranging 7.81 till 500 µg/mL, while the optical density was recorded at 515 nm using a spectrophotometer. The results demostrated that both infusion and decoction have antioxidant activity against DPPH with IC50 values of 87.55±1.01 (strong category) and 65.38±2.26 µg/mL (strong category), respectively. There was a statistically significant (p<0.05) between the IC50 values of infusion and decoction. In conclusion, galling is efficacious as an antioxidant source for preventing and treating degenerative diseases.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89829782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-07-11DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i3.168
Charly J. Watung, Christel N. Sambou, Jabes Kanter, Reky R. Palandi
Tanaman obat merujuk pada jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan obat, baik secara individu maupun dalam campuran, yang diyakini dapat mencegah dan membantu dalam penyembuhan luka. Salah satu contoh tanaman obat yang umum digunakan oleh masyarakat adalah tanaman daun labu siam (Sechium edule (Jacq.) Swartz), yang dipercaya memiliki kemampuan mempercepat penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak etanol daun labu siam (Sechium edule (Jacq.) Swartz) dalam penyembuhan luka sayat pada tikus putih (Rattus norvegicus). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 ekor tikus jantan. Luka sayat dengan panjang 1 cm dibuat pada punggung tikus menggunakan pisau bedah. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan, yaitu kontrol negatif, kontrol positif (povidone iodine 10%), dan 3 ekstrak kental dengan tingkat konsentrasi berturut-turut 5%, 10%, dan 15%, dengan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Setiap perlakuan diberikan dua kali sehari selama tujuh hari. Hasil perhitungan persentase penyembuhan luka pada tikus menunjukkan bahwa ekstrak daun labu siam dengan konsentrasi 15% menunjukkan efektivitas penyembuhan luka sayat pada tikus putih sebesar 100%.
{"title":"Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Labu Siam (Sechium edule (Jacq.) Swartz) Sebagai Penyembuh Luka Sayat pada Tikus Putih (Rattus norvegicus)","authors":"Charly J. Watung, Christel N. Sambou, Jabes Kanter, Reky R. Palandi","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i3.168","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i3.168","url":null,"abstract":"Tanaman obat merujuk pada jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan obat, baik secara individu maupun dalam campuran, yang diyakini dapat mencegah dan membantu dalam penyembuhan luka. Salah satu contoh tanaman obat yang umum digunakan oleh masyarakat adalah tanaman daun labu siam (Sechium edule (Jacq.) Swartz), yang dipercaya memiliki kemampuan mempercepat penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak etanol daun labu siam (Sechium edule (Jacq.) Swartz) dalam penyembuhan luka sayat pada tikus putih (Rattus norvegicus). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 ekor tikus jantan. Luka sayat dengan panjang 1 cm dibuat pada punggung tikus menggunakan pisau bedah. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan, yaitu kontrol negatif, kontrol positif (povidone iodine 10%), dan 3 ekstrak kental dengan tingkat konsentrasi berturut-turut 5%, 10%, dan 15%, dengan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Setiap perlakuan diberikan dua kali sehari selama tujuh hari. Hasil perhitungan persentase penyembuhan luka pada tikus menunjukkan bahwa ekstrak daun labu siam dengan konsentrasi 15% menunjukkan efektivitas penyembuhan luka sayat pada tikus putih sebesar 100%.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84609758","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Urin merupakan salah satu spesimen yang dipilih karena metabolit dan obat didalam urin keberadaannya relatif tinggi. Selain itu, sampel yang paling mudah dan stabil untuk pemeriksaan adalah sampel urin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui metode analisis yang valid untuk menganalisis senyawa obat dalam sampel biologis urin. Metode penelitian yang dilakukan yaitu studi literatur yang dilakukan pada beberapa jurnal yang kredibel dengan kriteria jurnal 10 tahun terakhir yang berkaitan dengan penentuan kadar senyawa obat urine manusia. Hasil yang telat diperoleh dari lima analit yang berbeda yaitu Trimethoprim (TMP), siprofloksasin, acetaminophen, methanol, opiate yang telah dilakukan uji validasi dengan beberapa metode validasi yaitu; KCKT dengan detektor KCKT dengan detektor Photodiode Array Detector (PDA), KCKT dengan detektor fluoresensi, elektroforesis kapiler dengan detector UV, spektrofluorometri, Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS), GC-FID, dan spektrofotodensitometri dengan urine manusia yang digunakan sebagai sampelnya dan persyaratan validasi semuanya telah terpenuhi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, sampel biologis urin manusia cukup akurat sebagai sampel yang digunakan dalam metode validasi analisis.
{"title":"Validasi Metode Analisis Senyawa Obat Dalam Sampel Biologis (Urine)","authors":"S. Dwiyanti, Diva Afiah Hanifa Irawan, Zuyyinna Alya Abbas, Marsah Rahmawati Utami, Lina Nurfadhila","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i2.165","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i2.165","url":null,"abstract":"Urin merupakan salah satu spesimen yang dipilih karena metabolit dan obat didalam urin keberadaannya relatif tinggi. Selain itu, sampel yang paling mudah dan stabil untuk pemeriksaan adalah sampel urin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui metode analisis yang valid untuk menganalisis senyawa obat dalam sampel biologis urin. Metode penelitian yang dilakukan yaitu studi literatur yang dilakukan pada beberapa jurnal yang kredibel dengan kriteria jurnal 10 tahun terakhir yang berkaitan dengan penentuan kadar senyawa obat urine manusia. Hasil yang telat diperoleh dari lima analit yang berbeda yaitu Trimethoprim (TMP), siprofloksasin, acetaminophen, methanol, opiate yang telah dilakukan uji validasi dengan beberapa metode validasi yaitu; KCKT dengan detektor KCKT dengan detektor Photodiode Array Detector (PDA), KCKT dengan detektor fluoresensi, elektroforesis kapiler dengan detector UV, spektrofluorometri, Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS), GC-FID, dan spektrofotodensitometri dengan urine manusia yang digunakan sebagai sampelnya dan persyaratan validasi semuanya telah terpenuhi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, sampel biologis urin manusia cukup akurat sebagai sampel yang digunakan dalam metode validasi analisis.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88273487","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-27DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i2.156
N. Yuniarsih, Amelia Putriana, Dyah Kharisma Ariyanti, Ina Nurunnisa, M. Gilang, Sahrul Setiawan, T. Putri, Tia Laelasari
Lipstik merupakan produk kosmetik yang berfungsi untuk mewarnai bibir, memberikan efek artistik pada wajah yang bisa memberikan tingkat estetika tata rias wajah. Selain bisa memberikan warna yang menarik, lipstik ini juga harus mengandung pewarna yang aman digunakan. Sebagai bahan alami dalam pembuatan lipstik, berbagai bahan alami dapat digunakan dalam bentuk ekstrak seperti daun, bunga, buah dan lain-lain. Metode penelitian yang digunakan terdiri dari pencarian database melalui Pubmed, Science Direct dan Google Scholar untuk berbagai artikel ilmiah yang diterbitkan antara tahun 2013 dan 2023. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui komposisi sediaan pewarna (lipstick) yang menggunakan bahan alami sebagai pewarna alami. Hasil pencarian literatur yang memenuhi kriteria tersebut menghasilkan hingga 20 referensi. Berdasarkan kajian berbagai literatur ilmiah, ekstrak dari bahan alam dapat berperan sebagai pewarna alami.
{"title":"Review Artikel: Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Alam Sebagai Pewarna Alami","authors":"N. Yuniarsih, Amelia Putriana, Dyah Kharisma Ariyanti, Ina Nurunnisa, M. Gilang, Sahrul Setiawan, T. Putri, Tia Laelasari","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i2.156","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i2.156","url":null,"abstract":"Lipstik merupakan produk kosmetik yang berfungsi untuk mewarnai bibir, memberikan efek artistik pada wajah yang bisa memberikan tingkat estetika tata rias wajah. Selain bisa memberikan warna yang menarik, lipstik ini juga harus mengandung pewarna yang aman digunakan. Sebagai bahan alami dalam pembuatan lipstik, berbagai bahan alami dapat digunakan dalam bentuk ekstrak seperti daun, bunga, buah dan lain-lain. Metode penelitian yang digunakan terdiri dari pencarian database melalui Pubmed, Science Direct dan Google Scholar untuk berbagai artikel ilmiah yang diterbitkan antara tahun 2013 dan 2023. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui komposisi sediaan pewarna (lipstick) yang menggunakan bahan alami sebagai pewarna alami. Hasil pencarian literatur yang memenuhi kriteria tersebut menghasilkan hingga 20 referensi. Berdasarkan kajian berbagai literatur ilmiah, ekstrak dari bahan alam dapat berperan sebagai pewarna alami.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77133881","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-27DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i2.160
Datu Muhammad Cordova, Shiyami Aulia Nur Darmawan, Mutiara Alfiyah, Marsah Rahmawati Utami, Lina Nurfadhila
Penyakit tuberkulosis merupakan suatu gangguan pernapasan yang menular dan penyebabnya dari adanya infeksi bakteri Mycobacterium Tuberkulosis (bakteri aerob). Pengobatan tuberculosis biasa digunakan obat lini pertama yakni isoniazid, rifampisin, etambutol dan pirazinamid. Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau efektivitas dari pengembangan metode HPLC atau UPLC dengan detektor UV dan MS untuk meninjau konsentrasi obat tuberkulosis dalam sampel biologis plasma darah. Metode pencarian penulis dalam menyusun hasil review jurnal mengenai pengembangan metode analisis obat anti tuberkulosis (OAT) dalam sampel biologis darah dengan menggunakan database dari Google Scholar dan Pubmed®. Sejumlah 26 jurnal yang relevan akan digunakan untuk pembahasan dalam review jurnal. Hasil yang diperoleh adalah metode yang paling banyak digunakan dalam analisis OAT dengan menggunakan HPLC/UPLC detektor massa dan ultaviolet dalam suatu sampel biologis, plasma darah. Dilaporkan dalam beberapa penelitian bahwa metode UPLC terjadi peningkatan sensitivitas yang ditunjukkan dengan adanya penurunan nilai LOD dan LOQ dibandingkan dengan metode HPLC.
{"title":"Review artikel: Metode Analisis obat Tuberkulosis Dalam Plasma Darah","authors":"Datu Muhammad Cordova, Shiyami Aulia Nur Darmawan, Mutiara Alfiyah, Marsah Rahmawati Utami, Lina Nurfadhila","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i2.160","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i2.160","url":null,"abstract":"Penyakit tuberkulosis merupakan suatu gangguan pernapasan yang menular dan penyebabnya dari adanya infeksi bakteri Mycobacterium Tuberkulosis (bakteri aerob). Pengobatan tuberculosis biasa digunakan obat lini pertama yakni isoniazid, rifampisin, etambutol dan pirazinamid. Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau efektivitas dari pengembangan metode HPLC atau UPLC dengan detektor UV dan MS untuk meninjau konsentrasi obat tuberkulosis dalam sampel biologis plasma darah. Metode pencarian penulis dalam menyusun hasil review jurnal mengenai pengembangan metode analisis obat anti tuberkulosis (OAT) dalam sampel biologis darah dengan menggunakan database dari Google Scholar dan Pubmed®. Sejumlah 26 jurnal yang relevan akan digunakan untuk pembahasan dalam review jurnal. Hasil yang diperoleh adalah metode yang paling banyak digunakan dalam analisis OAT dengan menggunakan HPLC/UPLC detektor massa dan ultaviolet dalam suatu sampel biologis, plasma darah. Dilaporkan dalam beberapa penelitian bahwa metode UPLC terjadi peningkatan sensitivitas yang ditunjukkan dengan adanya penurunan nilai LOD dan LOQ dibandingkan dengan metode HPLC.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74387673","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}