Pub Date : 2023-11-02DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i4.289
Ferdinan Jalung, Mila Febrina Rindayani, Meity Christiani
Latar Belakang; Indonesia memiliki ribuan tumbuhan yang tersebar di berbagai daerah. Kekayaan alam hayati yang ada dimanfaatkan sebagai bahan baku obat modern maupun tradisional. Masyarakat telah lama mengenal dan menggunakan obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit. Semakin mahalnya harga obat modern di pasaran menjadi salah satu alasan untuk menggali kembali penggunaan obat tradisional. Banyak jenis tanaman obat di Indonesia yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku obat, beberapa jenis tanaman tersebut bahkan telah teruji secara klinis kandungan fitokimia, khasiat dan keamanan penggunaannya..Tujuan; Untuk mengetahui ekstrak daun Bidara (Ziziphus spina-christi L.) memiliki aktivitas sebagai Antipiretik.Metode; Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian eksperimental. Ekstraksi dilakukan untuk menyari senyawa yang bersifat polar sehingga digunakan cairan etanol 60%. Hasil; Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan rata-tara selisih penurunan suhu rata-rata antara waktu terhadap suhu demam dari menit ke 30 hingga menit ke 120 menit. Utnuk dosis 100 mg/30 g, 150 mg/30 g BB mencit, 200mg/30 g BB mencit, NaCMC dan Paracetamol pada menit ke 30 masing-masing berturut-turut sebesar 0,27, 0,37, 0,44, 0,04 dan 0,8oC. Untuk dosis 100 mg/30 g, 150 mg/30 g BB mencit, 200 mg/30 g BB mencit, NaCMC dan Paracetamol pada menit ke 60 masing- masing berturut-turut sebesar 0,6, 0,67, 0,94, 0,07 dan 1,47oC. Untuk dosis 100 mg/30 g, 150 mg/30 g BB mencit, 200 mg/30 g BB mencit, NaCMC dan Paracetamol pada menit ke 90 masing-masing berturut-turut sebesar 1,04, 1, 1,24, 0,07 dan 2,1oC.Kesimpulan; Ekstrak daun Bidara (Ziziphus spina-christi L.) memiliki aktivitas sebagai antipiretik pada mencit.Ekstrak daun Bidara (Ziziphus spina-christi L.) yang memiliki aktivitas antipiretik yaitu dosis 100 mg, 150 mg dan 200 mg/30 gram BB mencit.
背景;印度尼西亚有成千上万的植物分布在不同的地区。现存的生物财富被用作现代和传统的药物原料。人们早就知道并使用传统药物来治疗各种疾病。现代药品在市场上的高昂价格是重新开发传统药物的原因之一。在印度尼西亚,许多植物被用作药物原料,其中一些植物甚至在临床上测试了植物的成分、其用途的有效性和安全性。了解到枣莲提取物(紫芽芽提取物)具有抗菌活性。这种研究是一种实验研究。提取是为了筛选一种化合物,使用60%的乙醇。结果;这项研究发现,平均气温从30分钟下降到120分钟。100毫克/30毫克,150毫克/30毫克BB嘴,200毫克/30 g BB嘴,200毫克剂量100毫克/30毫克,150毫克/30毫克BB嘴,200毫克/30毫克BB嘴,NaCMC和扑扑耳每分钟60毫克,为0.6、0.67、0.94、0.07和1.47毫克。剂量100毫克/30克,150毫克/30毫克BB嘴,200毫克mg/30 g BB嘴,200毫克NaCMC和扑扑耳在90分钟内分别为1.04、1、1、1、1 . 07和2.1oc结论;枣精(Ziziphus spina-christi)在小嘴中有抗尿道活性。枣莲提取物(Ziziphus spina-christi L.)有抗尿道活性,剂量为100毫克、150毫克和200毫克/30克BB嘴。
{"title":"Uji Aktivitas Antipiretik Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus Spina Christi L) Terhadap Mencit Jantan (Mus Musculus)","authors":"Ferdinan Jalung, Mila Febrina Rindayani, Meity Christiani","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i4.289","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i4.289","url":null,"abstract":"Latar Belakang; Indonesia memiliki ribuan tumbuhan yang tersebar di berbagai daerah. Kekayaan alam hayati yang ada dimanfaatkan sebagai bahan baku obat modern maupun tradisional. Masyarakat telah lama mengenal dan menggunakan obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit. Semakin mahalnya harga obat modern di pasaran menjadi salah satu alasan untuk menggali kembali penggunaan obat tradisional. Banyak jenis tanaman obat di Indonesia yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku obat, beberapa jenis tanaman tersebut bahkan telah teruji secara klinis kandungan fitokimia, khasiat dan keamanan penggunaannya..Tujuan; Untuk mengetahui ekstrak daun Bidara (Ziziphus spina-christi L.) memiliki aktivitas sebagai Antipiretik.Metode; Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian eksperimental. Ekstraksi dilakukan untuk menyari senyawa yang bersifat polar sehingga digunakan cairan etanol 60%. Hasil; Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan rata-tara selisih penurunan suhu rata-rata antara waktu terhadap suhu demam dari menit ke 30 hingga menit ke 120 menit. Utnuk dosis 100 mg/30 g, 150 mg/30 g BB mencit, 200mg/30 g BB mencit, NaCMC dan Paracetamol pada menit ke 30 masing-masing berturut-turut sebesar 0,27, 0,37, 0,44, 0,04 dan 0,8oC. Untuk dosis 100 mg/30 g, 150 mg/30 g BB mencit, 200 mg/30 g BB mencit, NaCMC dan Paracetamol pada menit ke 60 masing- masing berturut-turut sebesar 0,6, 0,67, 0,94, 0,07 dan 1,47oC. Untuk dosis 100 mg/30 g, 150 mg/30 g BB mencit, 200 mg/30 g BB mencit, NaCMC dan Paracetamol pada menit ke 90 masing-masing berturut-turut sebesar 1,04, 1, 1,24, 0,07 dan 2,1oC.Kesimpulan; Ekstrak daun Bidara (Ziziphus spina-christi L.) memiliki aktivitas sebagai antipiretik pada mencit.Ekstrak daun Bidara (Ziziphus spina-christi L.) yang memiliki aktivitas antipiretik yaitu dosis 100 mg, 150 mg dan 200 mg/30 gram BB mencit.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"66 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135975485","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-02DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i4.291
Mila Febrina Rindayani, Nur’aini Dalimunthe
Latar belakang; Penyimpanan Sediaan Farmasi merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika. Tujuan; Untuk mengetahui penyimpanan dan pemeriksaan mutu obat di Puskesmas Mutiara Kisaran. Metode; Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasi. Hasil; Puskesmas Mutiara Kisaran mempunyai gudang obat terpisah dari gedung pelayanan. Ruang didalam penyimpanan obat diatur sesuai arus U sehingga memudahkan petugas untuk bergerak. Meja kerja petugas gudang diletakan dekat pintu keluar gudang dan menyatu dengan ruang penyimpanan obat karena ruangan tidak bersekat-sekat dan tidak ada ruang kerja khusus untuk gudang, dan memiliki ventilasi yang cukup. Kesimpulan; Sistem penyimpanan obat di gudang Puskesmas Mutiara Kisaran tahun 2019 adalah termasuk kategori baik dengan nilai persentase sebesar 85% terdiri dari pengaturan tata ruang 80%, Cara penyimpanan obat sebesar 80%, pencatatan kartu stok sebesar 90%, dan pengamatan mutu sebesar 90%.
{"title":"Profil penyimpanan dan pemeriksaan mutu obat di Puskesmas Mutiara Kisaran","authors":"Mila Febrina Rindayani, Nur’aini Dalimunthe","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i4.291","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i4.291","url":null,"abstract":"Latar belakang; Penyimpanan Sediaan Farmasi merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika. Tujuan; Untuk mengetahui penyimpanan dan pemeriksaan mutu obat di Puskesmas Mutiara Kisaran. Metode; Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasi. Hasil; Puskesmas Mutiara Kisaran mempunyai gudang obat terpisah dari gedung pelayanan. Ruang didalam penyimpanan obat diatur sesuai arus U sehingga memudahkan petugas untuk bergerak. Meja kerja petugas gudang diletakan dekat pintu keluar gudang dan menyatu dengan ruang penyimpanan obat karena ruangan tidak bersekat-sekat dan tidak ada ruang kerja khusus untuk gudang, dan memiliki ventilasi yang cukup. Kesimpulan; Sistem penyimpanan obat di gudang Puskesmas Mutiara Kisaran tahun 2019 adalah termasuk kategori baik dengan nilai persentase sebesar 85% terdiri dari pengaturan tata ruang 80%, Cara penyimpanan obat sebesar 80%, pencatatan kartu stok sebesar 90%, dan pengamatan mutu sebesar 90%.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"46 9","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135975500","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-02DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i4.276
Claudya Claudya, Rena Meutia, Yolanda Eliza Putri Lubis
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan tanaman yang mengandung berbagai senyawa kimia antara lain flavanoid, saponin, tanin, polifenol dan terpenoid sebagai anti bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak etanol daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan gel antibakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis, serta mengetahui konsentrasi berapa ekstrak etanol daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan evaluasi sediaan gel serta pengujian aktivitas antibakteri terhadap konsentrasi 10 mg/ml, 15 mg/ml, 20 mg/ml, 25 mg/ml, 30 mg/ml, kontrol positif, dan kontrol negatif. Hasil penelitian pada evaluasi sediaan gel dengan konsentrasi 10 mg/ml, 15 mg/ml, 20 mg/ml, 25 mg/ml, 30 mg/ml memenuhi syarat sediaan gel serta uji aktivitas antibakteri yaitu Staphylococcus epidermidis dengan konsentrasi 10 mg/ml zona hambatnya 8 mm (Lemah),15 mg/ml zona hambat 10,9 mm (Sedang), 20 mg/ml zona hambat 16,75 mm (Kuat), 25 mg/ml zona hambat 12,1 mm (Sedang) dan 30 mg/ml zona hambat 13,4 mm (Sedang). Kesimpulan : Disimpulkan bahwa pada konsentrasi 20 mg/ml dengan diameter zona hambat paling tinggi terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis
{"title":"Aktivitas Gel Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Penyebab Jerawat Staphylococcus epidermidis","authors":"Claudya Claudya, Rena Meutia, Yolanda Eliza Putri Lubis","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i4.276","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i4.276","url":null,"abstract":"Mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan tanaman yang mengandung berbagai senyawa kimia antara lain flavanoid, saponin, tanin, polifenol dan terpenoid sebagai anti bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak etanol daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan gel antibakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis, serta mengetahui konsentrasi berapa ekstrak etanol daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan evaluasi sediaan gel serta pengujian aktivitas antibakteri terhadap konsentrasi 10 mg/ml, 15 mg/ml, 20 mg/ml, 25 mg/ml, 30 mg/ml, kontrol positif, dan kontrol negatif. Hasil penelitian pada evaluasi sediaan gel dengan konsentrasi 10 mg/ml, 15 mg/ml, 20 mg/ml, 25 mg/ml, 30 mg/ml memenuhi syarat sediaan gel serta uji aktivitas antibakteri yaitu Staphylococcus epidermidis dengan konsentrasi 10 mg/ml zona hambatnya 8 mm (Lemah),15 mg/ml zona hambat 10,9 mm (Sedang), 20 mg/ml zona hambat 16,75 mm (Kuat), 25 mg/ml zona hambat 12,1 mm (Sedang) dan 30 mg/ml zona hambat 13,4 mm (Sedang). Kesimpulan : Disimpulkan bahwa pada konsentrasi 20 mg/ml dengan diameter zona hambat paling tinggi terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis
","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135975506","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan; Salah satu bahan pengawet yang diperbolehkan digunakan dalam makanan adalah natrium benzoat. Natrium benzoat merupakan garam atau ester dari asam benzoat (C6H5COOH) yang diproduksi secara komersial melalui sintesis kimia. Natrium benzoat juga dikenal sebagai natrium benzoat atau natrium benzoat. Pengawet ini adalah garam asam natrium benzoat, lemak tak jenuh ganda yang disetujui penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan telah digunakan oleh produsen makanan dan minuman selama lebih dari 80 tahun untuk mencegah pertumbuhan mikroba. Natrium benzoat memiliki rumus molekul C7H5NaO2 dan berat molekul Tampak sebagai butiran atau bubuk kristal putih tidak berbau atau hampir tidak berbau, larut dalam 2,8 bagian air dan 90 bagian etanol (95%). Tujuan; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar benzoat yang terdapat pada Tauco yang dipasarkan di Pajak Kota Kisaran. Metode; Analisis dilakukan dengan metode kualitatif dengan tujuan untuk menentukan kandungan Tauco benzoat menggunakan uji FeCl3, uji esterifikasi dan uji sublimasi, metode kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan untuk menentukan kandungan natrium benzoat sesuai standar yang telah ditetapkan. Absorbansi diukur dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 225 nm. Hasil; penelitian menunjukkan kandungan natrium benzoat 10 sampel Tauco adalah A= 125.8555 mg/kg, B= 71.1929 mg/kg, C= 98.9557 mg/kg, D= 174.3942 mg/kg dan E = 78.9945 mg/kg.. memenuhi Persyaratan standar batas penggunaan maksimal adalah 450 mg/kg. Kesimpulan; Kesimpulan penelitian ini adalah kandungan natrium benzoat memenuhi syarat dan tidak melebihi ambang batas maksimal yang ditetapkan BPOM No 36 Tahun 2021 yaitu 450 mg/kg Tauco.
初步;食物中允许使用的防腐剂之一是苯甲钠。苯甲钠是一种由苯甲酸(C6H5COOH)商业生产的盐或酯。benzoat钠也被称为benzoat钠或benzoat钠。这种防腐剂是盐酸苯甲酸钠,一种由美国食品和食品监督机构(FDA)批准使用的多不饱和脂肪,已经被食品和饮料生产商使用了80多年,以防止微生物生长。苯甲钠有分子C7H5NaO2的公式,分子的重量似乎是一种没有气味或几乎没有气味的白色晶体粉末,溶解在2.8份水和90份乙醇中(95%)。目的;本研究的目的是确定市值市值中牛牛的含油量。方法;分析是用定性方法进行的,目的是用非化学试剂、escl3试验和升华试验、UV-Vis光谱分析和根据既定标准确定苯甲酸钠含量。吸收测量用最大波长225 nm的UV-Vis光谱测量。结果;研究表明,十种硝酸钠的含量为A= 125.8555 mg/kg, B= 71.1929 mg/kg, C= 98.9557 mg/kg, D= 174.3942 mg/kg, E = 78.99.99mg /kg满足标准使用上限要求是450 mg/kg。结论;这项研究的结论是,苯甲酸钠的含量符合资格,不超过2021年BPOM No 36设定的最大限度,即450毫克/公斤Tauco。
{"title":"Analisis kadar natrium benzoat pada tauco yang dipasarkan dipajak kota Kisaran dengan metode spektrofometri ultraviolet","authors":"Nur’aini Dalimunthe, Yulia Kusumanti, Farida Umamy","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i4.288","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i4.288","url":null,"abstract":"Pendahuluan; Salah satu bahan pengawet yang diperbolehkan digunakan dalam makanan adalah natrium benzoat. Natrium benzoat merupakan garam atau ester dari asam benzoat (C6H5COOH) yang diproduksi secara komersial melalui sintesis kimia. Natrium benzoat juga dikenal sebagai natrium benzoat atau natrium benzoat. Pengawet ini adalah garam asam natrium benzoat, lemak tak jenuh ganda yang disetujui penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan telah digunakan oleh produsen makanan dan minuman selama lebih dari 80 tahun untuk mencegah pertumbuhan mikroba. Natrium benzoat memiliki rumus molekul C7H5NaO2 dan berat molekul Tampak sebagai butiran atau bubuk kristal putih tidak berbau atau hampir tidak berbau, larut dalam 2,8 bagian air dan 90 bagian etanol (95%). Tujuan; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar benzoat yang terdapat pada Tauco yang dipasarkan di Pajak Kota Kisaran. Metode; Analisis dilakukan dengan metode kualitatif dengan tujuan untuk menentukan kandungan Tauco benzoat menggunakan uji FeCl3, uji esterifikasi dan uji sublimasi, metode kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan untuk menentukan kandungan natrium benzoat sesuai standar yang telah ditetapkan. Absorbansi diukur dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 225 nm. Hasil; penelitian menunjukkan kandungan natrium benzoat 10 sampel Tauco adalah A= 125.8555 mg/kg, B= 71.1929 mg/kg, C= 98.9557 mg/kg, D= 174.3942 mg/kg dan E = 78.9945 mg/kg.. memenuhi Persyaratan standar batas penggunaan maksimal adalah 450 mg/kg. Kesimpulan; Kesimpulan penelitian ini adalah kandungan natrium benzoat memenuhi syarat dan tidak melebihi ambang batas maksimal yang ditetapkan BPOM No 36 Tahun 2021 yaitu 450 mg/kg Tauco.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"6 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136132379","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang; Obat digunakan sebagai pendukung di dalam dunia kesehatan. Obat adalah suatu bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah,mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badania dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia. Tujuan; Melakukan validasi terhadap metode penetapan kadar Betametason Valerat menggunakan KCKT dengan fase diam C18 dan fase gerak metanol:air yang memenuhi persyaratan uji validasi metode meliputi presisi, akurasi, selektivitas, linieritas dan sensitivitas. Metode; Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasy Eksperimental dengan desain Pretest Posttest Nonequivalent Control Group yaitu pada desain ini kelompok ekperimen maupun kelompok control tidak dipilih secara random, dengan kata lain desain ini dilakukan dengan cara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Hasil; Tingkatannya ditentukan setelah metode yang digunakan terbukti pada saat uji validasi. Kadarnya ditentukan dari 5 sampel krim wajah yang masing-masing sampel berisi 3 sampel. Hasil analisis menunjukkan lima sampel tidak mengandung betametason valerat dan triamsinolon asetonida.. Kesimpulan; Metode densitometri KLT yang digunakan untuk mengukur konsentrasi kortikosteroid topikal pada krim emulsi betametason 0,1% yang diuji memenuhi parameter validasi ICH dan AOAC meliputi akurasi, presisi, spesifisitas, linearitas, LOD, LOQ.
{"title":"Penetapan Kadar Betametason Valerat Pada Sediaan Krim betametasone 0,1 % Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi","authors":"Indriati Indriati, Ferdinan Jalung, Herviza Wulandary Pane","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i4.287","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i4.287","url":null,"abstract":"Latar Belakang; Obat digunakan sebagai pendukung di dalam dunia kesehatan. Obat adalah suatu bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah,mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badania dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia. Tujuan; Melakukan validasi terhadap metode penetapan kadar Betametason Valerat menggunakan KCKT dengan fase diam C18 dan fase gerak metanol:air yang memenuhi persyaratan uji validasi metode meliputi presisi, akurasi, selektivitas, linieritas dan sensitivitas. Metode; Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasy Eksperimental dengan desain Pretest Posttest Nonequivalent Control Group yaitu pada desain ini kelompok ekperimen maupun kelompok control tidak dipilih secara random, dengan kata lain desain ini dilakukan dengan cara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Hasil; Tingkatannya ditentukan setelah metode yang digunakan terbukti pada saat uji validasi. Kadarnya ditentukan dari 5 sampel krim wajah yang masing-masing sampel berisi 3 sampel. Hasil analisis menunjukkan lima sampel tidak mengandung betametason valerat dan triamsinolon asetonida.. Kesimpulan; Metode densitometri KLT yang digunakan untuk mengukur konsentrasi kortikosteroid topikal pada krim emulsi betametason 0,1% yang diuji memenuhi parameter validasi ICH dan AOAC meliputi akurasi, presisi, spesifisitas, linearitas, LOD, LOQ.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"35 S1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136133222","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-28DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i4.284
Alfath Rusdhi, Purwo Siswoyo, Tiara Adelia
Penelitian bertujuan untuk mempelajari kualitas kimia kefir dari imbangan susu kambing dan susu sapi dengan lama fermentasi yang berbeda. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola faktorial. Faktor pertama adalah jenis susu (susu sapi 100%, susu kambing 50% + susu sapi 50%, dan susu kambing 100%), faktor kedua adalah lama permentasi (24, 36 dan 48 jam). Hasil penelitian menunjukkan jenis susu, lama permentasi dan interaksinya berpengaruh nyata terhadap kadar protein, lemak, alcohol, total padatan terlarut dan total asam laktat. kualitas kefir yang seimbang tinggi protein, rendah lemak dan alkohol terdapat pada kefir susu kambing dengan fermentasi selama 60 jam, dimana jumlah protein 4,16%, Lemak 4,27%, dan alkohol 0,59%, Total padatan terlarut 5,5667% dan Total asam laktat 0,7871%.
{"title":"Uji Kualitas Kimia Kefir Dari Imbangan Susu Kambing Dan Susu Sapi Dengan Lama Fermentasi Yang Berbeda","authors":"Alfath Rusdhi, Purwo Siswoyo, Tiara Adelia","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i4.284","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i4.284","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk mempelajari kualitas kimia kefir dari imbangan susu kambing dan susu sapi dengan lama fermentasi yang berbeda. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola faktorial. Faktor pertama adalah jenis susu (susu sapi 100%, susu kambing 50% + susu sapi 50%, dan susu kambing 100%), faktor kedua adalah lama permentasi (24, 36 dan 48 jam). Hasil penelitian menunjukkan jenis susu, lama permentasi dan interaksinya berpengaruh nyata terhadap kadar protein, lemak, alcohol, total padatan terlarut dan total asam laktat. kualitas kefir yang seimbang tinggi protein, rendah lemak dan alkohol terdapat pada kefir susu kambing dengan fermentasi selama 60 jam, dimana jumlah protein 4,16%, Lemak 4,27%, dan alkohol 0,59%, Total padatan terlarut 5,5667% dan Total asam laktat 0,7871%.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"89 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136158861","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-21DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i4.254
Dwiyarina Margarisa, Firman Rezaldi, Isti Dwi Pruschia, Muhammad Andry, M. Fariz Fadillah, Mutia Muhardiyanti, Hendra Jaya, Leni Halimatusyadiah, Muhammad Amin Nasution
Indikator kesuburan pada wanita salah satunya adalah kerja ovarium secara fungsional yang optimal. Menurunnya fungsi kerja ovarium secara kualitas dan kuantitas dipengaruhi oleh paparan asap rokok. Komponen utama yang terkandung pada asap rokok meliputi tar, nikotin, karbon monoksida, gas anorganik, logam berat, nitrosamine, karbonil, formaldehida, dan hidrokarbon aromatik polinuklir. Komponen-komponen utama yang terkandung pada asap rokok tersebut berkolerasi secara positif dalam mempengaruhi kadar hormon reproduksi wanita bahkan menurunkan fertilitas. Salah satu upaya dalam mencegah radikal bebas asap rokok dan berpotensi sebagai antioksidan secara natural adalah mengkonsumsi kombucha bunga telang. Kombucha bunga telang dari penelitian sebelumnya mengandung fitokimia yang mampu menghambat radikal bebas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari mengenai pengaruh kombucha bunga telang terhadap morfometri ovarium mencit betina yang terpapar asap rokok. Desain penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan uji yang digunakan berupa mencit betina yang berumur 10 sampai 12 minggu yang berbobot 20 sampai 20 g sejumlah 24 ekor. Kombucha bunga telang yang diberikan adalah 10 mL/L , 20 mL/L , 30 mL/L , dan 40 mL/L. Pemaparan asap rokok terhadap mencit dilakukan pada hari 1-20 sebanyak 1 batang dan diobati dengan kombucha bunga telang pada hari ke 21-40 hari. Pengawinan mencit betina dilakukan pada hari ke 40. Pengamatan morfometri ovarium seperti panjang, lebar, bobot, dan jumlah korpus luteum dilakukan pada 18 hari usia kebuntingan. ANOVA dan DMRT dengan taraf kepercayaan 1% adalah analisis data yang dilakukan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kombucha bunga telang mempunyai efek yang baik dalam memperbaiki taraf fertilitas yang dapat diamati dengan parameter uji seperti panjang, lebar, bobot, dan jumlah korpus luteum serta pemberian kombucha dengan konsentrasi 40 mL/L merupakan perlakuan yang terbaik.
{"title":"Fermentasi kombucha bunga telang (Clitoria ternatea L) sebagai produk bioteknologi sederhana dalam memberikan reaksi farmakodinamik mencit (Mus musculus L) yang terpapar asap rokok dan morfometri ovarium","authors":"Dwiyarina Margarisa, Firman Rezaldi, Isti Dwi Pruschia, Muhammad Andry, M. Fariz Fadillah, Mutia Muhardiyanti, Hendra Jaya, Leni Halimatusyadiah, Muhammad Amin Nasution","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i4.254","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i4.254","url":null,"abstract":"Indikator kesuburan pada wanita salah satunya adalah kerja ovarium secara fungsional yang optimal. Menurunnya fungsi kerja ovarium secara kualitas dan kuantitas dipengaruhi oleh paparan asap rokok. Komponen utama yang terkandung pada asap rokok meliputi tar, nikotin, karbon monoksida, gas anorganik, logam berat, nitrosamine, karbonil, formaldehida, dan hidrokarbon aromatik polinuklir. Komponen-komponen utama yang terkandung pada asap rokok tersebut berkolerasi secara positif dalam mempengaruhi kadar hormon reproduksi wanita bahkan menurunkan fertilitas. Salah satu upaya dalam mencegah radikal bebas asap rokok dan berpotensi sebagai antioksidan secara natural adalah mengkonsumsi kombucha bunga telang. Kombucha bunga telang dari penelitian sebelumnya mengandung fitokimia yang mampu menghambat radikal bebas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari mengenai pengaruh kombucha bunga telang terhadap morfometri ovarium mencit betina yang terpapar asap rokok. Desain penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan uji yang digunakan berupa mencit betina yang berumur 10 sampai 12 minggu yang berbobot 20 sampai 20 g sejumlah 24 ekor. Kombucha bunga telang yang diberikan adalah 10 mL/L , 20 mL/L , 30 mL/L , dan 40 mL/L. Pemaparan asap rokok terhadap mencit dilakukan pada hari 1-20 sebanyak 1 batang dan diobati dengan kombucha bunga telang pada hari ke 21-40 hari. Pengawinan mencit betina dilakukan pada hari ke 40. Pengamatan morfometri ovarium seperti panjang, lebar, bobot, dan jumlah korpus luteum dilakukan pada 18 hari usia kebuntingan. ANOVA dan DMRT dengan taraf kepercayaan 1% adalah analisis data yang dilakukan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kombucha bunga telang mempunyai efek yang baik dalam memperbaiki taraf fertilitas yang dapat diamati dengan parameter uji seperti panjang, lebar, bobot, dan jumlah korpus luteum serta pemberian kombucha dengan konsentrasi 40 mL/L merupakan perlakuan yang terbaik.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"53 12","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135511390","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-19DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i4.262
Indra Ginting, Singgar Ni Rudang, Muhammad Andry, Mayang Sari, Muhammad Amin Nasution
Pendahuluan; Penyakit infeksi yang banyak diderita masyarakat di antaranya infeksi Enterobacteria dari golongan E.coli dan infeksi kulit karena S.aureus. Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai antibaketri adalah pepaya seperti biji dan kulit nya. Tujuan; Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas ekstrak kombinasi kulit dan biji pepaya (Carica papaya L) terhadap S.aureus dan E.coli. Metode; Yang digunakan eksperimen. Ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etanol 80%, 60%. 40% dan 20%. Uji Aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram dan uji skrining fitokimia pada ekstrak kulit pepaya (Carica papaya L). Hasil; Orientasi keempat etanol pada konsentrasi yang diambil (60:40) paling besar menghambat bakteri S.aureus dan E.coli adalah etanol 60% dengan diameter zona hambat 14,3 mm dan 14,0 mm.Hasil Uji skrining pada ekstrak kulit pepaya (Carica papaya L) terdapat positif pada alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, dan Steroid. Hasil yang diperoleh pada etanol 60% menunjukkan bahwa ekstrak kombinasi kulit dan biji pepaya (Carica papaya L) pada S.aureus dengan konsentrasi (20:80) – (80:20) sebesar 11,9 mm - 15,6 mm. Pada E.coli dengan konsentrasi (20:80) – (80:20) sebesar 9,7 mm - 14,9 mm. Kesimpulan; Penelitian ekstrak kombinasi kulit dan biji pepaya (Carica papaya L) dari berbagai konsentrasi lebih besar menghambat bakteri S.aureus dibanding bakteri E.coli.
{"title":"Uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak kulit dan biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli","authors":"Indra Ginting, Singgar Ni Rudang, Muhammad Andry, Mayang Sari, Muhammad Amin Nasution","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i4.262","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i4.262","url":null,"abstract":"Pendahuluan; Penyakit infeksi yang banyak diderita masyarakat di antaranya infeksi Enterobacteria dari golongan E.coli dan infeksi kulit karena S.aureus. Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai antibaketri adalah pepaya seperti biji dan kulit nya. Tujuan; Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas ekstrak kombinasi kulit dan biji pepaya (Carica papaya L) terhadap S.aureus dan E.coli. Metode; Yang digunakan eksperimen. Ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etanol 80%, 60%. 40% dan 20%. Uji Aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram dan uji skrining fitokimia pada ekstrak kulit pepaya (Carica papaya L). Hasil; Orientasi keempat etanol pada konsentrasi yang diambil (60:40) paling besar menghambat bakteri S.aureus dan E.coli adalah etanol 60% dengan diameter zona hambat 14,3 mm dan 14,0 mm.Hasil Uji skrining pada ekstrak kulit pepaya (Carica papaya L) terdapat positif pada alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, dan Steroid. Hasil yang diperoleh pada etanol 60% menunjukkan bahwa ekstrak kombinasi kulit dan biji pepaya (Carica papaya L) pada S.aureus dengan konsentrasi (20:80) – (80:20) sebesar 11,9 mm - 15,6 mm. Pada E.coli dengan konsentrasi (20:80) – (80:20) sebesar 9,7 mm - 14,9 mm. Kesimpulan; Penelitian ekstrak kombinasi kulit dan biji pepaya (Carica papaya L) dari berbagai konsentrasi lebih besar menghambat bakteri S.aureus dibanding bakteri E.coli.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"182 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135729075","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-13eCollection Date: 2023-01-01DOI: 10.3389/jpps.2023.11877
Allison Wills, Arif Mitha, Winson Y Cheung
Patient support programs (PSPs) offer a unique opportunity to collect real-world data that can contribute to improving patient care and informing healthcare decision making. In this perspective article, we explore the collection of data through PSPs in Canada, current advances in data collection methods, and the potential for generating acceptable real-world evidence (RWE). With PSP infrastructure already in place for most specialized drugs in Canada, adding and strengthening data collection capacities has been a focus in recent years. However, limitations in PSP data, including challenges related to quality, bias, and trust, need to be acknowledged and addressed. Forward-thinking PSP developers have been taking steps to strengthen the PSP datasphere, such as engaging third parties for data analysis, publishing peer-reviewed studies that utilize PSPs as a data source and incorporating quality controls into data collection processes. This article illustrates the current state of PSP data collection by examining six PSP RWE studies and outlining their data characteristics and the health outcomes collected from the PSP. A framework for collecting real-world data within a PSP and a checklist to address issues of trust and bias in PSP data collection is also provided. Collaboration between drug manufacturers, PSP vendors, and data specialists will be crucial in elevating PSP data to a level acceptable to healthcare decision makers, including health technology assessors and payers, with the ultimate beneficiary being patients.
{"title":"Data collection within patient support programs in Canada and implications for real-world evidence generation: the authors' perspective.","authors":"Allison Wills, Arif Mitha, Winson Y Cheung","doi":"10.3389/jpps.2023.11877","DOIUrl":"10.3389/jpps.2023.11877","url":null,"abstract":"<p><p>Patient support programs (PSPs) offer a unique opportunity to collect real-world data that can contribute to improving patient care and informing healthcare decision making. In this perspective article, we explore the collection of data through PSPs in Canada, current advances in data collection methods, and the potential for generating acceptable real-world evidence (RWE). With PSP infrastructure already in place for most specialized drugs in Canada, adding and strengthening data collection capacities has been a focus in recent years. However, limitations in PSP data, including challenges related to quality, bias, and trust, need to be acknowledged and addressed. Forward-thinking PSP developers have been taking steps to strengthen the PSP datasphere, such as engaging third parties for data analysis, publishing peer-reviewed studies that utilize PSPs as a data source and incorporating quality controls into data collection processes. This article illustrates the current state of PSP data collection by examining six PSP RWE studies and outlining their data characteristics and the health outcomes collected from the PSP. A framework for collecting real-world data within a PSP and a checklist to address issues of trust and bias in PSP data collection is also provided. Collaboration between drug manufacturers, PSP vendors, and data specialists will be crucial in elevating PSP data to a level acceptable to healthcare decision makers, including health technology assessors and payers, with the ultimate beneficiary being patients.</p>","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"26 ","pages":"11877"},"PeriodicalIF":2.7,"publicationDate":"2023-10-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10603246/pdf/","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"71415062","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"OA","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-10DOI: 10.36490/journal-jps.com.v6i4.265
Muhammad Andry, Hanafis Sastra Winata
Background; Mangosteen leaves (Garcinia mangostana L.) have secondary metabolites, namely phenolics, flavonoids, tannins, saponins, and triterpenoids. Phenolics are one of the largest groups of compounds found in mangosteen leaves which have several pharmacological and therapeutic functions, one of which is anti-cancer. Objectives; To determine the total phenol content and profile of secondary metabolites and the type of phenolic extract of mangosteen leaves. Method; Using UV-Vis spectrophotometer Folin-Ciocalteu method with the gallic acid standard. Profile of secondary metabolites and phenolic types using LCMS. Results; Based on the research that has been done, the total phenolic content is obtained where the highest concentration is in the ethanol extract 96% (290.90 mg GAE/g extract or 29.08%), then ethyl acetate extract (161.07 mg GAE/g extract or 16, 10%). Identification of LCMS, detected 15 compounds, including 6 phenolic compounds. Phenolic compounds found were gallic acid, amarogentin, oleuropein glucoside, mandelic acid, vanillic acid, and gentisic acid.. Conclusion; Phenolic compounds can act as antioxidants by protecting body cells from damage caused by free radicals such as degenerative diseases, one of which is cancer due to free radical induction.
{"title":"Determination of Total Phenolic Content, Secondary Metabolite Profile from Mangosteen Leaf Extract and Its Potential Utilization in Herbal Tea Preparations as Anticancer","authors":"Muhammad Andry, Hanafis Sastra Winata","doi":"10.36490/journal-jps.com.v6i4.265","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v6i4.265","url":null,"abstract":"Background; Mangosteen leaves (Garcinia mangostana L.) have secondary metabolites, namely phenolics, flavonoids, tannins, saponins, and triterpenoids. Phenolics are one of the largest groups of compounds found in mangosteen leaves which have several pharmacological and therapeutic functions, one of which is anti-cancer. Objectives; To determine the total phenol content and profile of secondary metabolites and the type of phenolic extract of mangosteen leaves. Method; Using UV-Vis spectrophotometer Folin-Ciocalteu method with the gallic acid standard. Profile of secondary metabolites and phenolic types using LCMS. Results; Based on the research that has been done, the total phenolic content is obtained where the highest concentration is in the ethanol extract 96% (290.90 mg GAE/g extract or 29.08%), then ethyl acetate extract (161.07 mg GAE/g extract or 16, 10%). Identification of LCMS, detected 15 compounds, including 6 phenolic compounds. Phenolic compounds found were gallic acid, amarogentin, oleuropein glucoside, mandelic acid, vanillic acid, and gentisic acid.. Conclusion; Phenolic compounds can act as antioxidants by protecting body cells from damage caused by free radicals such as degenerative diseases, one of which is cancer due to free radical induction.","PeriodicalId":50090,"journal":{"name":"Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136356685","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":4,"RegionCategory":"医学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}