Pub Date : 2024-02-04DOI: 10.24843/mu.2024.v13.i02.p17
Ni Komang, Ayu Sri, A. Setyorini, Mestika Mayangsari, Komang Ayu Witarini, I. Gusti, Ayu Putu, E. Pratiwi, Jurnal Medika, Udayana Jurnal, M. Udayana, Sri Widiani, Komang Ayu Witarini2, G. Putu
ABSTRAK Remaja adalah periode peralihan dari masa anak menjadi dewasa. Perkembangan remaja merupakan kompleks dengan pubertas, kematangan neurokognitif, transisi peran sosial, konsekuensi peningkatan kebutuhan terhadap nutrisi. Remaja putri membutuhkan zat gizi tiga kali lebih tinggi dari pria karena setiap bulan remaja putri mengalami menstruasi. Status gizi, zat besi dan seng adalah salah satu aspek penting mikronutrient yang mempengaruhi prestasi akademik remaja putri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan status gizi, tingkat konsumsi zat besi (Fe) dan seng (Zn) dengan prestasi belajar pada remaja putri di SMP Santo Yoseph Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner sosiodemografi, form food recall 1x24 jam, nilai rapor siswi kelas IX dan status gizi dinilai melalui Indeks Massa Tubuh. Hasil penelitian ini mengungkapkan sebagian besar responden (60,4%) dengan status gizi normal, sebagian besar responden (84,9%) dengan tingkat konsumsi zat besi kurang dan paling banyak responden (71,7%) memiliki tingkat konsumsi seng kurang. Prestasi belajar sebagian besar siswi memiliki prestasi belajar tinggi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia (78,3%), Matematika (73,6%), Bahasa Inggris (80,2%) dan Ilmu Pengetahuan Alam (92,5%). Tidak ditemukan hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia (p=0,241), Matematika (p=0,288), Bahasa Inggris (p=0,690), dan IPA (p=0,327). Tingkat konsumsi zat besi tidak memiliki hubungan dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia (p=0,096), Matematika (p=0,889), Bahasa Inggris (p=0,572), dan IPA (p=0,416). Tingkat konsumsi seng tidak memiliki hubungan dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia (p=0,436), Matematika (p=0,971), Bahasa Inggris (p=0,568), dan IPA (p=0,829). Kata Kunci: Status Gizi, Zat Besi, Seng, Prestasi Belajar, Remaja Putri
{"title":"HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, ASUPAN ZAT BESI DAN SENG DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA PUTRI DI SMP SANTO YOSEPH","authors":"Ni Komang, Ayu Sri, A. Setyorini, Mestika Mayangsari, Komang Ayu Witarini, I. Gusti, Ayu Putu, E. Pratiwi, Jurnal Medika, Udayana Jurnal, M. Udayana, Sri Widiani, Komang Ayu Witarini2, G. Putu","doi":"10.24843/mu.2024.v13.i02.p17","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2024.v13.i02.p17","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000 \u0000Remaja adalah periode peralihan dari masa anak menjadi dewasa. Perkembangan remaja merupakan kompleks dengan pubertas, kematangan neurokognitif, transisi peran sosial, konsekuensi peningkatan kebutuhan terhadap nutrisi. Remaja putri membutuhkan zat gizi tiga kali lebih tinggi dari pria karena setiap bulan remaja putri mengalami menstruasi. Status gizi, zat besi dan seng adalah salah satu aspek penting mikronutrient yang mempengaruhi prestasi akademik remaja putri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan status gizi, tingkat konsumsi zat besi (Fe) dan seng (Zn) dengan prestasi belajar pada remaja putri di SMP Santo Yoseph Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner sosiodemografi, form food recall 1x24 jam, nilai rapor siswi kelas IX dan status gizi dinilai melalui Indeks Massa Tubuh. Hasil penelitian ini mengungkapkan sebagian besar responden (60,4%) dengan status gizi normal, sebagian besar responden (84,9%) dengan tingkat konsumsi zat besi kurang dan paling banyak responden (71,7%) memiliki tingkat konsumsi seng kurang. Prestasi belajar sebagian besar siswi memiliki prestasi belajar tinggi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia (78,3%), Matematika (73,6%), Bahasa Inggris (80,2%) dan Ilmu Pengetahuan Alam (92,5%). Tidak ditemukan hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia (p=0,241), Matematika (p=0,288), Bahasa Inggris (p=0,690), dan IPA (p=0,327). Tingkat konsumsi zat besi tidak memiliki hubungan dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia (p=0,096), Matematika (p=0,889), Bahasa Inggris (p=0,572), dan IPA (p=0,416). Tingkat konsumsi seng tidak memiliki hubungan dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia (p=0,436), Matematika (p=0,971), Bahasa Inggris (p=0,568), dan IPA (p=0,829). \u0000 \u0000Kata Kunci: Status Gizi, Zat Besi, Seng, Prestasi Belajar, Remaja Putri","PeriodicalId":518119,"journal":{"name":"E-Jurnal Medika Udayana","volume":"18 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140528275","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-26DOI: 10.24843/mu.2024.v13.i01.p18
Noor Dwi Indah Lestari, Sintha Nugrahini, Dian Mutiasari, Abi Bakring Balyas, Nisa Kartika Komara
Sebagian besar wanita di Desa Muara Untu masih mencuci pakaian menggunakan tangan hampir setiap hari. Kecepatan tangan, posisi tangan yang ekstrim, gerakan berulang dengan tekanan dalam waktu yang lama dan genggaman pada saat mengucek pakaian yang menggunakan kekuatan adalah salah satu faktor resiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia, Body Mass Index, dan frekuensi gerakan repetitif dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada wanita yang mencuci pakaian menggunakan tangan di Desa Muara Untu Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian ini merupakan studi korelasi yang menggunakan desain Cross Sectional. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner Boston-Carpal Tunnel Questionare (BCTQ) dan kuesioner pemeriksaan fisik Phalen’s test. Berdasarkan analisis bivariat ditemukan bahwa hubungan usia dengan Carpal Tunnel Syndrom menghasilkan koefisien korelasi 0,318 dengan probabilitas 0,001, hubungan Body Mass Index dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome menghasilkan koefisien korelasi 0,111 dengan probabilitas 0,210, dan hubungan frekuensi gerakan repetitif dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome menghasilkan koefisien korelasi 0,077 dengan probabilitas 0,385. Kesimpulannya adalah terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Body Mass Index dan frekuensi gerakan repetitif dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome.
Muara Untu 村的大多数妇女几乎每天都用手洗衣服。洗衣服时的手速、手的极端姿势、长时间的重复动作和握力是导致腕管综合症的危险因素之一。本研究旨在确定中加里曼丹省穆隆拉亚地区 Muara Untu 村手洗衣服妇女的年龄、体重指数和重复动作频率与腕管综合症发病率之间的关系。本研究是一项采用横断面设计的相关性研究。研究工具为波士顿-腕管问卷(BCTQ)和法伦测试体格检查问卷。通过双变量分析发现,年龄与腕管综合征之间的相关系数为 0.318,概率为 0.001;身体质量指数与腕管综合征发病率之间的相关系数为 0.111,概率为 0.210;重复性运动频率与腕管综合征发病率之间的相关系数为 0.077,概率为 0.385。结论是年龄与腕管综合征的发病率之间存在显著关系,而身体质量指数和重复性运动频率与腕管综合征的发病率之间没有显著关系。
{"title":"HUBUNGAN USIA, BODY MASS INDEX (BMI), DAN FREKUENSI GERAKAN REPETITIF DENGAN KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROM (CTS) PADA WANITA DENGAN KEBIASAAN MENCUCI PAKAIAN MENGGUNAKAN TANGAN DI DESA MUARA UNTU KABUPATEN MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH","authors":"Noor Dwi Indah Lestari, Sintha Nugrahini, Dian Mutiasari, Abi Bakring Balyas, Nisa Kartika Komara","doi":"10.24843/mu.2024.v13.i01.p18","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2024.v13.i01.p18","url":null,"abstract":"Sebagian besar wanita di Desa Muara Untu masih mencuci pakaian menggunakan tangan hampir setiap hari. Kecepatan tangan, posisi tangan yang ekstrim, gerakan berulang dengan tekanan dalam waktu yang lama dan genggaman pada saat mengucek pakaian yang menggunakan kekuatan adalah salah satu faktor resiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia, Body Mass Index, dan frekuensi gerakan repetitif dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada wanita yang mencuci pakaian menggunakan tangan di Desa Muara Untu Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian ini merupakan studi korelasi yang menggunakan desain Cross Sectional. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner Boston-Carpal Tunnel Questionare (BCTQ) dan kuesioner pemeriksaan fisik Phalen’s test. Berdasarkan analisis bivariat ditemukan bahwa hubungan usia dengan Carpal Tunnel Syndrom menghasilkan koefisien korelasi 0,318 dengan probabilitas 0,001, hubungan Body Mass Index dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome menghasilkan koefisien korelasi 0,111 dengan probabilitas 0,210, dan hubungan frekuensi gerakan repetitif dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome menghasilkan koefisien korelasi 0,077 dengan probabilitas 0,385. Kesimpulannya adalah terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Body Mass Index dan frekuensi gerakan repetitif dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome.","PeriodicalId":518119,"journal":{"name":"E-Jurnal Medika Udayana","volume":"51 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140530500","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-25DOI: 10.24843/mu.2024.v13.i01.p12
Pande Visca, Gayatri Prabasari, Anak Agung, Wiradewi Lestari, I. Wande, Wayan Putu, Sutirta Yasa
Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that will enter the body and infect white blood cells (lymphocytes), causing human immunity to decrease. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) is the final stage that will appear after the HIV virus attacks the immune system, causing a variety symptoms. One of the complications that can be found in HIV / AIDS is hematological abnormalities such as anemia, thrombocytopenia, leukopenia and lymphopenia which can disrupt the quality of life of people with HIV / AIDS. The aims of this study to determine the hematological profile of people with HIV / AIDS such as the prevalence of anemia, thrombocytopenia, leukopenia, and lymphopenia. This study used a descriptive method with a cross-sectional approach involving 31 people. Data collection used medical records data at Udayana University Hospital. The results obtained from 31 people diagnosed with HIV/AIDS showed the majority were male at 71%, in the age group of 18-39 years at 45,1%, and in stage IV at 83,9%. Most HIV/AIDS patients experience a decrease in hemoglobin levels by 64.5%, a decrease in lymphocyte percentages by 54.8%, a normal platelet counts of 96.8%, and a normal leukocyte counts of 71%. It can be concluded that the prevalence of anemia is 64,5%, lymphopenia is 54.8%, thrombocytopenia is 3,2%, and leukopenia is 16.1% in people with HIV / AIDS.
人类免疫缺陷病毒(HIV)是一种会进入人体并感染白细胞(淋巴细胞),导致人体免疫力下降的病毒。获得性免疫缺陷综合症(艾滋病)是 HIV 病毒攻击免疫系统后出现的最后阶段,会引起各种症状。艾滋病病毒/艾滋病的并发症之一是血液异常,如贫血、血小板减少、白细胞减少和淋巴细胞减少,这会影响艾滋病病毒/艾滋病患者的生活质量。本研究旨在确定 HIV / AIDS 感染者的血液学特征,如贫血、血小板减少症、白细胞减少症和淋巴细胞减少症的发病率。本研究采用横断面描述法,共有 31 人参与。数据收集使用了乌达亚纳大学医院的病历数据。从 31 名被诊断为艾滋病毒/艾滋病的患者中获得的结果显示,男性患者占 71%,18-39 岁年龄段的患者占 45.1%,处于 IV 期的患者占 83.9%。大多数艾滋病毒/艾滋病患者的血红蛋白水平下降了 64.5%,淋巴细胞百分比下降了 54.8%,血小板计数正常为 96.8%,白细胞计数正常为 71%。由此可以得出结论,在艾滋病毒/艾滋病患者中,贫血症的发病率为 64.5%,淋巴细胞减少率为 54.8%,血小板减少率为 3.2%,白细胞减少率为 16.1%。
{"title":"HEMATOLOGICAL PROFILE OF HIV/AIDS PATIENTS AT UDAYANA UNIVERSITY HOSPITAL","authors":"Pande Visca, Gayatri Prabasari, Anak Agung, Wiradewi Lestari, I. Wande, Wayan Putu, Sutirta Yasa","doi":"10.24843/mu.2024.v13.i01.p12","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2024.v13.i01.p12","url":null,"abstract":"Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that will enter the body and infect white blood cells (lymphocytes), causing human immunity to decrease. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) is the final stage that will appear after the HIV virus attacks the immune system, causing a variety symptoms. One of the complications that can be found in HIV / AIDS is hematological abnormalities such as anemia, thrombocytopenia, leukopenia and lymphopenia which can disrupt the quality of life of people with HIV / AIDS. The aims of this study to determine the hematological profile of people with HIV / AIDS such as the prevalence of anemia, thrombocytopenia, leukopenia, and lymphopenia. This study used a descriptive method with a cross-sectional approach involving 31 people. Data collection used medical records data at Udayana University Hospital. The results obtained from 31 people diagnosed with HIV/AIDS showed the majority were male at 71%, in the age group of 18-39 years at 45,1%, and in stage IV at 83,9%. Most HIV/AIDS patients experience a decrease in hemoglobin levels by 64.5%, a decrease in lymphocyte percentages by 54.8%, a normal platelet counts of 96.8%, and a normal leukocyte counts of 71%. It can be concluded that the prevalence of anemia is 64,5%, lymphopenia is 54.8%, thrombocytopenia is 3,2%, and leukopenia is 16.1% in people with HIV / AIDS.","PeriodicalId":518119,"journal":{"name":"E-Jurnal Medika Udayana","volume":"51 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140530697","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-25DOI: 10.24843/mu.2024.v13.i01.p17
A. A. G. Indraningrat, Komang Gede Yudha Prihantara
Faringitis atau sering dikenal sebagai radang tenggorokan merupakan penyakit yang memiliki tingkat prevalensi cukup tinggi di Indonesia. Salah satu patogen penyebab faringitis adalah bakteri Streptococcus pyogenes. Selama ini upaya pengobatan faringitis lebih difokuskan pada terapi antibiotika. Untuk mencegah timbulnya resistensi S. pyogenes terhadap antibiotika, maka salah satu upaya mengatasi faringitis adalah dengan mengembangkan obat-obatan baru yang bersumber dari alam. Pegagan merupakan salah satu jenis tanaman obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat secara empiris untuk mengatasi penyakit infeksi karena kandungan senyawa aktifnya yang bersifat antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis daya hambat ekstrak daun pegagan (Centella asiatica) terhadap pertumbuhan S. pyogenes. Penelitian yang dilakukan adalah jenis eksperimental laboratorium dengan rancangan post-test only control group design. Pembuatan ekstrak etanol pegagan dilakukan dengan menggunakan metode maserasi. Sebanyak 150 gram serbuk simplisia pegagan dimaserasi dengan etanol 75% selama 24 jam dengan kecepatan 175 rpm dan didapatkan ekstrak sebanyak 22,48 gram. Skrining antibakteri menggunakan media Mueller Hinton Agar dengan metode Kirby-Bauer pada lima konsentrasi berbeda yaitu 0%, 25%, 50%, 75%, 100%. Sebagai kontrol positif digunakan antibiotika amphicillin. Hasil penelitian ini menunjukkan konsentrasi hambat minimal yaitu 50% dengan diameter zona hambat 6,13 ± 1,02 mm. Sedangkan, rata-rata diameter daya hambat ekstrak tertinggi terhadap S. pyogenes diperoleh pada konsentrasi 100% sebesar 11,39 ± 0,25 mm. Analisis Kruskal-Wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang mengindikasikan daun pegagan mampu menghambat S. pyogenes. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat aktivitas antibakteri dari daun pegagan (Centella asiatica) terhadap S. pyogenes. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui komponen senyawa aktif dari ekstrak C. asiatica yang berperan sebagai antibakteri.
{"title":"EVALUASI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP BAKTERI Streptococcus pyogenes","authors":"A. A. G. Indraningrat, Komang Gede Yudha Prihantara","doi":"10.24843/mu.2024.v13.i01.p17","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2024.v13.i01.p17","url":null,"abstract":"Faringitis atau sering dikenal sebagai radang tenggorokan merupakan penyakit yang memiliki tingkat prevalensi cukup tinggi di Indonesia. Salah satu patogen penyebab faringitis adalah bakteri Streptococcus pyogenes. Selama ini upaya pengobatan faringitis lebih difokuskan pada terapi antibiotika. Untuk mencegah timbulnya resistensi S. pyogenes terhadap antibiotika, maka salah satu upaya mengatasi faringitis adalah dengan mengembangkan obat-obatan baru yang bersumber dari alam. Pegagan merupakan salah satu jenis tanaman obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat secara empiris untuk mengatasi penyakit infeksi karena kandungan senyawa aktifnya yang bersifat antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis daya hambat ekstrak daun pegagan (Centella asiatica) terhadap pertumbuhan S. pyogenes. Penelitian yang dilakukan adalah jenis eksperimental laboratorium dengan rancangan post-test only control group design. Pembuatan ekstrak etanol pegagan dilakukan dengan menggunakan metode maserasi. Sebanyak 150 gram serbuk simplisia pegagan dimaserasi dengan etanol 75% selama 24 jam dengan kecepatan 175 rpm dan didapatkan ekstrak sebanyak 22,48 gram. Skrining antibakteri menggunakan media Mueller Hinton Agar dengan metode Kirby-Bauer pada lima konsentrasi berbeda yaitu 0%, 25%, 50%, 75%, 100%. Sebagai kontrol positif digunakan antibiotika amphicillin. Hasil penelitian ini menunjukkan konsentrasi hambat minimal yaitu 50% dengan diameter zona hambat 6,13 ± 1,02 mm. Sedangkan, rata-rata diameter daya hambat ekstrak tertinggi terhadap S. pyogenes diperoleh pada konsentrasi 100% sebesar 11,39 ± 0,25 mm. Analisis Kruskal-Wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang mengindikasikan daun pegagan mampu menghambat S. pyogenes. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat aktivitas antibakteri dari daun pegagan (Centella asiatica) terhadap S. pyogenes. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui komponen senyawa aktif dari ekstrak C. asiatica yang berperan sebagai antibakteri.","PeriodicalId":518119,"journal":{"name":"E-Jurnal Medika Udayana","volume":"25 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140530704","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-25DOI: 10.24843/mu.2024.v13.i01.p15
Michelle Hendrayanta, I. Darmaputra
Pendahuluan: Melanosit merupakan sel penghasil pigmen pada kulit. Beberapa neoplasma jinak dapat berasal dari melanosit dan umumnya merupakan hasil dari mutasi onkogenik, dengan bentuk yang paling umum adalah nevus melanositik jinak. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan karakteristik tumor jinak melanositik pada pasien yang berkunjung ke poliklinik kulit dan kelamin RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif observasional dengan pendekatan potong lintang. Data berasal dari data sekunder rekam medis pasien tumor jinak melanositik yang berobat dan kontrol di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah, periode Januari 2020-Desember 2022. Subjek penelitian diambil dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu pasien telah terdiagnosis secara histopatologi dengan adanya nevus dan dengan data rekam medik lengkap. Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data pasien, diperoleh sebanyak 68 kasus yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Hasil: Data menunjukkan bahwa bahwa angka kejadian tumor jinak melanositik terjadi peningkatan pada tahun 2021 dan 2022. Berdasarkan jenis kelamin, lebih banyak ditemukan pada laki-laki (57,35%). Berdasarkan usia, ditemukan usia pasien terbanyak adalah 10-19 tahun (23,53%). Berdasarkan jenis nevus yang ditemukan, sebanyak 40 kasus (58,82%) merupakan nevus melanositik. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa tumor jinak melanositik sering terjadi pada populasi pria dan kelompok usia 10-19 tahun, dengan jenis yang terbanyak adalah nevus melanositik pada pasien yang berkunjung ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah dalam rentang waktu Januari 2020 hingga Desember 2022.
{"title":"KARAKTERISTIK PASIEN DENGAN TUMOR JINAK MELANOSITIK PADA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF DR IGNG NGOERAH PERIODE JANUARI 2020 – DESEMBER 2022","authors":"Michelle Hendrayanta, I. Darmaputra","doi":"10.24843/mu.2024.v13.i01.p15","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2024.v13.i01.p15","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Melanosit merupakan sel penghasil pigmen pada kulit. Beberapa neoplasma jinak dapat berasal dari melanosit dan umumnya merupakan hasil dari mutasi onkogenik, dengan bentuk yang paling umum adalah nevus melanositik jinak. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan karakteristik tumor jinak melanositik pada pasien yang berkunjung ke poliklinik kulit dan kelamin RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif observasional dengan pendekatan potong lintang. Data berasal dari data sekunder rekam medis pasien tumor jinak melanositik yang berobat dan kontrol di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah, periode Januari 2020-Desember 2022. Subjek penelitian diambil dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu pasien telah terdiagnosis secara histopatologi dengan adanya nevus dan dengan data rekam medik lengkap. Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data pasien, diperoleh sebanyak 68 kasus yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Hasil: Data menunjukkan bahwa bahwa angka kejadian tumor jinak melanositik terjadi peningkatan pada tahun 2021 dan 2022. Berdasarkan jenis kelamin, lebih banyak ditemukan pada laki-laki (57,35%). Berdasarkan usia, ditemukan usia pasien terbanyak adalah 10-19 tahun (23,53%). Berdasarkan jenis nevus yang ditemukan, sebanyak 40 kasus (58,82%) merupakan nevus melanositik. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa tumor jinak melanositik sering terjadi pada populasi pria dan kelompok usia 10-19 tahun, dengan jenis yang terbanyak adalah nevus melanositik pada pasien yang berkunjung ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah dalam rentang waktu Januari 2020 hingga Desember 2022.","PeriodicalId":518119,"journal":{"name":"E-Jurnal Medika Udayana","volume":"77 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140530912","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
According to the Data and Information Centre of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (2018), the prevalence of caries in Indonesia is 88.8%. The World Health Organisation (WHO) reports that 60-90% of school children worldwide experience caries, with the disease being most prevalent in children aged 6-12 years. Dental caries is a disease that can infect and damage tooth structure. One of the risk factors for caries is plaque accumulation, which is associated with poor oral hygiene. The Personal Hygiene Performance Modified (PHP-M) is a method used to measure plaque on mixed teeth. This research is a quasi-experiment with a one-group pretest-posttest design. The sampling technique used was purposive sampling, with a total of 27 samples meeting the inclusion and exclusion criteria. The study found a significant improvement in oral hygiene status after participants received an educational intervention using virtual reality video media. Specifically, there was a decrease in plaque scores after brushing teeth following the intervention compared to before. The statistical analysis using the Wilcoxon test showed a significant difference with a p-value of less than 0.05. The study found that the number of students with excellent oral hygiene status increased from 15 (40.5%) before the intervention to 36 (97.3%) after the intervention. These results suggest that the use of virtual reality video media is an effective method for improving oral hygiene. Keywords: Personal Hygiene Performance Modified (PHP-M)., Virtual Reality (VR)., Oral Hygiene.
{"title":"The EFFECTIVENESS OF EDUCATION USING VIRTUAL REALITY VIDEO MEDIA ON THE STATUS OF ORAL HYGIENE IN PUBLIC ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS 10 SUNGAI SAPIH PADANG CITY","authors":"Laili Rahmawati, Citra Lestari, Intan Batura Endo Mahata, Valendriyani Ningrum","doi":"10.24843/mu.2024.v13.i01.p08","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2024.v13.i01.p08","url":null,"abstract":"According to the Data and Information Centre of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (2018), the prevalence of caries in Indonesia is 88.8%. The World Health Organisation (WHO) reports that 60-90% of school children worldwide experience caries, with the disease being most prevalent in children aged 6-12 years. Dental caries is a disease that can infect and damage tooth structure. One of the risk factors for caries is plaque accumulation, which is associated with poor oral hygiene. The Personal Hygiene Performance Modified (PHP-M) is a method used to measure plaque on mixed teeth. This research is a quasi-experiment with a one-group pretest-posttest design. The sampling technique used was purposive sampling, with a total of 27 samples meeting the inclusion and exclusion criteria. The study found a significant improvement in oral hygiene status after participants received an educational intervention using virtual reality video media. Specifically, there was a decrease in plaque scores after brushing teeth following the intervention compared to before. The statistical analysis using the Wilcoxon test showed a significant difference with a p-value of less than 0.05. The study found that the number of students with excellent oral hygiene status increased from 15 (40.5%) before the intervention to 36 (97.3%) after the intervention. These results suggest that the use of virtual reality video media is an effective method for improving oral hygiene. \u0000Keywords: Personal Hygiene Performance Modified (PHP-M)., Virtual Reality (VR)., Oral Hygiene.","PeriodicalId":518119,"journal":{"name":"E-Jurnal Medika Udayana","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140530759","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-24DOI: 10.24843/mu.2024.v13.i01.p03
Reny Guspratiwi, Aprilia Indra Kartika
Kanker ovarium mengalami peningkatan insidensi dan kematian yang disebabkan oleh kesulitan dalam mendeteksi kanker pada stadium awal dan belum ada uji skrining yang efektif untuk kanker ovarium. Dibutuhkan metode deteksi yang memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi berupa biomarker yang bersirkulasi di dalam plasma darah berupa mikroRNA. Deteksi melalui mikroRNA diharapkan dapat meminimalkan rasa sakit atau minimal invasif. Penelitian analisis profil mikroRNA yang berperan dalam kanker ovarium perlu dilakukan untuk mendapatkan biomarker deteksi awal minimal invasif kanker ovarium yang tepat. Analisis profil ekspresi mikroRNA pada kanker ovarium dilakukan dengan isolasi plasma darah, sintesis cDNA, dan qRT-PCR sampel yang disatukan, dan qPCR miR-320c. Profiling mikroRNA pada kanker ovarium dilakukan dengan metode pooling sampel, kemudian dilanjutkan dengan kuantifikasi mikroRNA yang mengalami peningkatan dan penurunan paling signifikan secara individu sampel. Hasil analisis profil ekspresi mikroRNA pada kanker ovarium menunjukkan peningkatan ekspresi miR-320c baik pada serous maupun pada mucinous. Hasil kuantifikasi ekspresi individu menunjukkan penurunan ekspresi miR-320c pada stadium awal dan peningkatan yang signifikan miR-320c pada stadium lanjut kanker ovarium. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekspresi mikroRNA dapat berbeda-beda pada masing-masing orang. Kata kunci : kanker ovarium, miR-32Oc, profil ekspresi, minimal invasif
{"title":"EKSPRESI DINAMIS MIR-320C PADA KANKER OVARIUM","authors":"Reny Guspratiwi, Aprilia Indra Kartika","doi":"10.24843/mu.2024.v13.i01.p03","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2024.v13.i01.p03","url":null,"abstract":"Kanker ovarium mengalami peningkatan insidensi dan kematian yang disebabkan oleh kesulitan dalam mendeteksi kanker pada stadium awal dan belum ada uji skrining yang efektif untuk kanker ovarium. Dibutuhkan metode deteksi yang memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi berupa biomarker yang bersirkulasi di dalam plasma darah berupa mikroRNA. Deteksi melalui mikroRNA diharapkan dapat meminimalkan rasa sakit atau minimal invasif. Penelitian analisis profil mikroRNA yang berperan dalam kanker ovarium perlu dilakukan untuk mendapatkan biomarker deteksi awal minimal invasif kanker ovarium yang tepat. Analisis profil ekspresi mikroRNA pada kanker ovarium dilakukan dengan isolasi plasma darah, sintesis cDNA, dan qRT-PCR sampel yang disatukan, dan qPCR miR-320c. Profiling mikroRNA pada kanker ovarium dilakukan dengan metode pooling sampel, kemudian dilanjutkan dengan kuantifikasi mikroRNA yang mengalami peningkatan dan penurunan paling signifikan secara individu sampel. Hasil analisis profil ekspresi mikroRNA pada kanker ovarium menunjukkan peningkatan ekspresi miR-320c baik pada serous maupun pada mucinous. Hasil kuantifikasi ekspresi individu menunjukkan penurunan ekspresi miR-320c pada stadium awal dan peningkatan yang signifikan miR-320c pada stadium lanjut kanker ovarium. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekspresi mikroRNA dapat berbeda-beda pada masing-masing orang. \u0000Kata kunci : kanker ovarium, miR-32Oc, profil ekspresi, minimal invasif","PeriodicalId":518119,"journal":{"name":"E-Jurnal Medika Udayana","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140530739","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}