首页 > 最新文献

Humanisma Journal of Gender Studies最新文献

英文 中文
PEMBERDAYAAN WANITA DAN TANAH ADAT MINANG
Pub Date : 2019-01-02 DOI: 10.30983/JH.V2I2.773
A. Azima
In the Minang community, women are considered as holders of trust and all decisions related to the use of their typical land are still dependent on the decisions of the adat leaders. In another sense, a woman is justified in possessing but the property given to her is pregnant soon (Norhalim Ibrahim 2005). Indigenous women will be grouped with land ownership but in terms of power and rights to land still controlled by traditional leaders. The lack of power in the context of managing and using customary land has led to various issues that have touched indigenous lands. The issue is the issue of customary land that is not cultivated and has become widespread. Therefore, this study aims to examine how indigenous women become hindered as a result of the boundaries held by them. Therefore, in-depth interviews with customary land owners in the study area were conducted. The study found that there were a number of obstacles that hindered efforts to capture indigenous women. Because of the allocation of Enakmen Chapter 215 customary land, conflicts between trustees and tribes, it is difficult to obtain credit facilities and the location of customary land. This situation eventually pushed to the limits of efforts to wake up the economy of women. The lack of power resulting from limited property rights makes the economic empowerment of indigenous women not easy to handle. Thus some changes in the context of traditional leadership must need to think about the relevance of ownership that is more utilizing the owner, but in the same period it does not conflict with the existence of the Minang ethnic and ethnic groups.Dalam masyarakat Minang wanita dianggap sebagai pemegang amanah dan segala keputusan berkait dengan urusan pemakaian tanah khasnya masih lagi tergantung kepada keputusan pemimpin adat. Dalam erti lain, seseorang wanita itu dibenarkan memiliki tetapi hakmilik yang diberikan kepadanya adalah hamilik terhad (Norhalim Ibrahim 2005).   Wanita adat akan  diompokkan dengan pemilikan tanah tetapi dari segi kuasa dan hak terhadap tanah masih dikuasai oleh pemimpin adat.  Ketiadaan kuasa dalam konteks mengurus dan memakai tanah adat menyebabkan timbul pelbagai isu yang menyentuh tanah adat. Antaranya adalah isu tanah adat yang tidak diusahakan dan menjadi terbiar. Oleh yang demikian kajian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana pemerkasaan wanita adat menjadi terhalang akibat daripada sekatan pegangan yang dimiliki oleh mereka.  Oleh itu indepth interview dengan pemilik tanah adat  di kawasan kajian dilakukan. Dapatan kajian mendapati terdapat beberapa halangan yang menghalang usaha untuk memperkasakan wanita adat.  Antaranya peruntukan tanah adat Enakmen Bab 215, konflik antara pemegang amanah dan keberadaan suku, kesukaran mendapatkan kemudahan kredit dan lokasi tanah adat.  Keadaan ini akhirnya mendorong kepada batasan terhadap usaha membangunkan ekonomi wanita.  Ketiadaan kuasa akibat daripada hak milik yang terhad menjadikan  usaha pemberdayaan ekonom
在米南社区,妇女被认为是信托的持有人,所有与使用她们的典型土地有关的决定仍然取决于阿达特领导人的决定。在另一种意义上,一个女人拥有财产是正当的,但是给予她的财产很快就怀孕了(Norhalim Ibrahim 2005)。土著妇女将与土地所有权分组,但就土地的权力和权利而言,仍然由传统领导人控制。在管理和使用习惯土地方面缺乏权力导致了涉及土著土地的各种问题。问题是没有耕种的习惯土地的问题,这已经变得很普遍。因此,本研究的目的是研究土著妇女如何因她们所持有的界限而受到阻碍。因此,对研究地区的习惯土地所有者进行了深入访谈。研究发现,有一些障碍阻碍了捕获土著妇女的努力。由于Enakmen Chapter 215习惯土地的分配,受托人和部落之间的冲突,难以获得信贷便利和习惯土地的位置。这种情况最终将唤醒妇女经济的努力推向了极限。由于有限的财产权导致的权力缺乏,使得土著妇女的经济赋权不容易处理。因此,在传统领导背景下的一些变化必须需要考虑所有权的相关性,即更多地利用所有者,但在同一时期,它与米南族和民族群体的存在并不冲突。我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿(诺哈利姆·易卜拉欣2005)。Wanita adat akan diompokkan dengan pemilikan tanah tetapi dari segi kuasa danhak terhadap tanah masih dikuasai oleh pemimpin adh。Ketiadaan kuasa dalam konteks mengurus dan memakai tanah adat menyebabkan timbul pelbagai isu yang menyentuh tanah adat。Antaranya adalah isu tanah adat yang tidak diusahakan dan menjadi terbiar。我爱你,我爱你,我爱你,我爱你,我爱你,我爱你,我爱你,我爱你,我爱你。奥列图深度采访了登甘·佩米利克·塔纳达·迪·川山·卡坚·迪拉库坎。达巴坦·卡坚·门达巴提·门达巴提·比伯拉巴·哈兰甘·杨·孟·哈朗·乌苏尼亚·乌苏尼亚成员·卡萨坎·瓦尼塔·阿达。Antaranya peruntukan tanah adat Enakmen Bab 215, konflik antara pemegang amanah dan keberadaan suku, kesukaran mendapatkan kemudahan credit dan lokasi tanah adat。Keadaan ini akhirnya mendoong kepada batasan terhadap(印度)经济发展(印度)我想要的是,我想要的是,我想要的是,我想要的是,我想要的是,我想要的是,我想要的是,我想要的,我想要的。我在这里是说,我在这里是说,我在这里是说,我在这里是说,我在这里是说,我在这里是说,我在这里是说,我在这里是说,我在这里是说。关键词:土著妇女,赋权,土地所有权,土地所有权和怀孕
{"title":"PEMBERDAYAAN WANITA DAN TANAH ADAT MINANG","authors":"A. Azima","doi":"10.30983/JH.V2I2.773","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/JH.V2I2.773","url":null,"abstract":"In the Minang community, women are considered as holders of trust and all decisions related to the use of their typical land are still dependent on the decisions of the adat leaders. In another sense, a woman is justified in possessing but the property given to her is pregnant soon (Norhalim Ibrahim 2005). Indigenous women will be grouped with land ownership but in terms of power and rights to land still controlled by traditional leaders. The lack of power in the context of managing and using customary land has led to various issues that have touched indigenous lands. The issue is the issue of customary land that is not cultivated and has become widespread. Therefore, this study aims to examine how indigenous women become hindered as a result of the boundaries held by them. Therefore, in-depth interviews with customary land owners in the study area were conducted. The study found that there were a number of obstacles that hindered efforts to capture indigenous women. Because of the allocation of Enakmen Chapter 215 customary land, conflicts between trustees and tribes, it is difficult to obtain credit facilities and the location of customary land. This situation eventually pushed to the limits of efforts to wake up the economy of women. The lack of power resulting from limited property rights makes the economic empowerment of indigenous women not easy to handle. Thus some changes in the context of traditional leadership must need to think about the relevance of ownership that is more utilizing the owner, but in the same period it does not conflict with the existence of the Minang ethnic and ethnic groups.Dalam masyarakat Minang wanita dianggap sebagai pemegang amanah dan segala keputusan berkait dengan urusan pemakaian tanah khasnya masih lagi tergantung kepada keputusan pemimpin adat. Dalam erti lain, seseorang wanita itu dibenarkan memiliki tetapi hakmilik yang diberikan kepadanya adalah hamilik terhad (Norhalim Ibrahim 2005).   Wanita adat akan  diompokkan dengan pemilikan tanah tetapi dari segi kuasa dan hak terhadap tanah masih dikuasai oleh pemimpin adat.  Ketiadaan kuasa dalam konteks mengurus dan memakai tanah adat menyebabkan timbul pelbagai isu yang menyentuh tanah adat. Antaranya adalah isu tanah adat yang tidak diusahakan dan menjadi terbiar. Oleh yang demikian kajian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana pemerkasaan wanita adat menjadi terhalang akibat daripada sekatan pegangan yang dimiliki oleh mereka.  Oleh itu indepth interview dengan pemilik tanah adat  di kawasan kajian dilakukan. Dapatan kajian mendapati terdapat beberapa halangan yang menghalang usaha untuk memperkasakan wanita adat.  Antaranya peruntukan tanah adat Enakmen Bab 215, konflik antara pemegang amanah dan keberadaan suku, kesukaran mendapatkan kemudahan kredit dan lokasi tanah adat.  Keadaan ini akhirnya mendorong kepada batasan terhadap usaha membangunkan ekonomi wanita.  Ketiadaan kuasa akibat daripada hak milik yang terhad menjadikan  usaha pemberdayaan ekonom","PeriodicalId":52683,"journal":{"name":"Humanisma Journal of Gender Studies","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79027423","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
EMPATHY IN EARLY CHILDHOOD:A PRELIMINARY STUDY 幼儿共情:初步研究
Pub Date : 2019-01-02 DOI: 10.30983/jh.v2i2.813
Charyna Ayu Rizkiyanti, A. I. Murty
Nowadays, bullying is still becoming an unsolvable issue in Indonesia. Among students, bullying phenomenon happens started from kindergarten level untill high school level. By having empathy, children are being much more understanding, more adept at handling anger and daring to say no to commit violence, including bullying. This current research examines the preschoolers’ empathy through self-report in response to short clip. The short clip assesses the extent to which children endorsed behaviours that were regarded as showing their empathy towards others (cognitive and affective). A total of 50 preschoolers with age 4-6 year old participated in this study. By decriptive analysis, result found that all preschoolers with the exception of a few showed empathy in two components, both cognitive and affective. This study implies that in order to elevate children’s empathy, parents must be modelling how to  identify and express emotions toward them. Saat ini, intimidasi masih menjadi masalah yang tidak dapat diselesaikan di Indonesia. Di kalangan siswa, fenomena bullying terjadi mulai dari tingkat TK hingga tingkat SMA. Dengan memiliki empati, anak-anak menjadi jauh lebih pengertian, lebih mahir dalam menangani kemarahan dan berani mengatakan tidak untuk melakukan kekerasan, termasuk bullying. Penelitian saat ini meneliti empati anak-anak prasekolah melalui laporan diri sebagai tanggapan terhadap klip singkat. Klip pendek menilai sejauh mana anak-anak mendukung perilaku yang dianggap menunjukkan empati mereka terhadap orang lain (kognitif dan afektif). Sebanyak 50 anak prasekolah dengan usia 4-6 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Dengan analisis deskriptif, hasil menemukan bahwa semua anak prasekolah dengan pengecualian beberapa menunjukkan empati dalam dua komponen, baik kognitif dan afektif. Studi ini menyiratkan bahwa untuk meningkatkan empati anak, orang tua harus menjadi model bagaimana mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi terhadap mereka.Keywords: Empathy, preschooler, cognitive-affective empathy, compassionate 
如今,欺凌在印尼仍是一个无法解决的问题。在学生中,霸凌现象从幼儿园阶段一直发生到高中阶段。有了同理心,孩子们会更加理解别人,更善于处理愤怒,敢于对包括欺凌在内的暴力行为说不。本研究通过对短片的自我报告来考察学龄前儿童的共情能力。这个短片评估了孩子们在多大程度上认可了他们对他人的移情行为(认知和情感)。共有50名4-6岁的学龄前儿童参与了本研究。通过描述性分析,结果发现除少数学龄前儿童外,所有学龄前儿童在认知和情感两方面均表现出共情。本研究表明,为了提高孩子的同理心,父母必须模仿如何识别和表达对他们的情绪。印度尼西亚,印度尼西亚,印度,印度,印度,印度,印度Di kalangan siswa,霸凌现象terjadi mulai dari tingkat TK tingka tingkat SMA。邓加人,邓加人,邓加人,邓加人,邓加人,邓加人,邓加人,邓加人,邓加人,邓加人Penelitian saat ini meneliti empati anak-anak prasekolah melali laporan diri sebagai tanggapan terhadap klip singkat。Klip pendek menilai sejauh mana anak-anak mendukung peraku yang dianggap menunjukkan empati mereka terhadap orang lain (kognitif dan afektif)。塞尔维亚50个国家的人民代表大会和俄罗斯4-6个国家的人民代表大会。丹麦的分析文件,包括丹麦的分析文件、丹麦的分析文件、丹麦的分析文件、丹麦的分析文件、丹麦的分析文件、丹麦的分析文件、丹麦的分析文件、丹麦的分析文件。本文研究了脑脊液与脑脊液之间的关系,并对脑脊液与脑脊液之间的关系进行了分析。关键词:共情;学龄前儿童;认知情感共情
{"title":"EMPATHY IN EARLY CHILDHOOD:A PRELIMINARY STUDY","authors":"Charyna Ayu Rizkiyanti, A. I. Murty","doi":"10.30983/jh.v2i2.813","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/jh.v2i2.813","url":null,"abstract":"Nowadays, bullying is still becoming an unsolvable issue in Indonesia. Among students, bullying phenomenon happens started from kindergarten level untill high school level. By having empathy, children are being much more understanding, more adept at handling anger and daring to say no to commit violence, including bullying. This current research examines the preschoolers’ empathy through self-report in response to short clip. The short clip assesses the extent to which children endorsed behaviours that were regarded as showing their empathy towards others (cognitive and affective). A total of 50 preschoolers with age 4-6 year old participated in this study. By decriptive analysis, result found that all preschoolers with the exception of a few showed empathy in two components, both cognitive and affective. This study implies that in order to elevate children’s empathy, parents must be modelling how to  identify and express emotions toward them. Saat ini, intimidasi masih menjadi masalah yang tidak dapat diselesaikan di Indonesia. Di kalangan siswa, fenomena bullying terjadi mulai dari tingkat TK hingga tingkat SMA. Dengan memiliki empati, anak-anak menjadi jauh lebih pengertian, lebih mahir dalam menangani kemarahan dan berani mengatakan tidak untuk melakukan kekerasan, termasuk bullying. Penelitian saat ini meneliti empati anak-anak prasekolah melalui laporan diri sebagai tanggapan terhadap klip singkat. Klip pendek menilai sejauh mana anak-anak mendukung perilaku yang dianggap menunjukkan empati mereka terhadap orang lain (kognitif dan afektif). Sebanyak 50 anak prasekolah dengan usia 4-6 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Dengan analisis deskriptif, hasil menemukan bahwa semua anak prasekolah dengan pengecualian beberapa menunjukkan empati dalam dua komponen, baik kognitif dan afektif. Studi ini menyiratkan bahwa untuk meningkatkan empati anak, orang tua harus menjadi model bagaimana mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi terhadap mereka.Keywords: Empathy, preschooler, cognitive-affective empathy, compassionate ","PeriodicalId":52683,"journal":{"name":"Humanisma Journal of Gender Studies","volume":"416 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84904789","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
PEMAHAMAN MASYARAKAT DI KECAMATAN LINTAU BUO UTARA TENTANG HUKUM PERKAWINAN SEHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PERKAWINAN ANAK 北路布街的社区对儿童婚姻法的理解
Pub Date : 2019-01-02 DOI: 10.30983/jh.v2i2.811
Ashabul Fadhli
Adanya praktek perkawinan anak yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Lintau Buo Utara diyakini bermula dari kompleksitas persoalan yang sembraut, diantaranya adalah lemahnya pengetahuan masyarakat mengenai hukum perkawinan. Pada temuan di lapangan, pelaksanaan pernikahan yang dilansungkan oleh orang tua atau keluarga besar anak dilakukan dalam dua bentuk yaitu perkawinan yang dilakukan di Kantor Pengadilan Agama Batusangkar setelah mendapatkan penetapan hukum dispensasi kawin dan perkawinan yang tidak dilakukan melalui hukum Negara. Pada bentuk perkawinan yang kedua, perkawinan biasanya dilakukan secara diam-diam atau di bawah tangan. Temuan ini dikuatkanoleh penuturan dan informasi dari masyarakat setempat yang sekiranya sudah dianggap sebagai suatu hal yang biasa. Untuk menyikapi informasi dan kebiasaan masyarakat di atas, penelitian ini berusaha untuk mengulas dan mendalami pemahaman masyarakat terkait sejauh mana aturan hukum Negara melalui hukum perkawinan dilaksanakan.Pada akhir penelitian akan diketahui apakah pertimbangan menikahkan anak sudah terintegrasi dengan baik antara ide-ide fiqh dan isi Undang-Undang Perkawinan, atau hanya sebatas pengetahuan yang tidak dilaksanakan, dan selalu berujung pada kebiasaan menikahkan anak dengan cara-cara yang bertentangan dengan hukum negara. The existence of child marriage practices conducted by the community in Kecamatan Lintau Buo Utara is believed to stem from the complexity of unresolved issues among others is the weak knowledge of the community regarding marriage law. In the field findings, the marriage exercises carried out by the parents or the extended family of children are conducted in two forms: marriage done at the Batusangkar Religious Courts Office after obtaining the law of marriage and marriage dispensation which is not done through the law of the State. In the second form of marriage, marriage is usually done secretly or under the hands. These findings are corroborated by the narrative and information of the local community which if it has been considered as a matter of course. To address the information and habits of the community above, this research seeks to review and deepen the understanding of the people related to the extent to which the rule of law of the State through marriage law is implemented. At the end of the research will be known whether the consideration of marriage is well integrated between the ideas of fiqh and the contents of the Marriage Law, or only limited knowledge that is not implemented, and always led to the habit of marrying children in ways that contradict state law.
北路布省的社区所实行的童婚习俗被认为起源于一个混乱的问题,其中一个原因是缺乏社会对婚姻法的认识。在田野里的发现中,父母或大家庭以两种方式进行婚姻,这是在巴登古斯宗教法庭(batu一族of compend of compend of the state law)的婚姻豁免法确定后,以这种方式进行的。在第二种婚姻中,婚姻通常是秘密或在控制之下进行的。这些发现受到当地居民的口头和信息的支配,这些人可能被认为是理所当然的。为了应对上述社区的信息和习惯,本研究寻求回顾和深入了解当地社区通过婚姻法制定的法律的程度。研究结束时,我们将了解到,儿童婚嫁考虑是否已将fiqh的想法与婚姻法的内容结合得很好,或者只考虑未执行的知识,并总是导致儿童以违反国家法律的方式结婚。由社区在北路区里实施的婚姻实践的存在被认为是来自社会的未解决问题的问题在最后的战场上,父母或留任的孩子的家庭所关心的婚姻是由两方所承办的:婚姻是在婚姻和婚姻的法律规定之后在宗教法庭上所做的。在婚姻的第二阶段,婚姻通常是秘密或秘密完成的。这些结果是由当地社区的narrative和信息构成的,如果它们被认为是一个事件的话。为了确定社区的信息和观点,这项研究要求对民众进行审查,并深入了解通过婚姻法律实现的法律规定。At the end of the research将知道无论是婚姻之对价是嗯fiqh之想法之间集成和地点》婚姻法律,或只有有限的知识就是implemented音符》和marrying led总是习惯》,儿童的方式那contradict州法律。
{"title":"PEMAHAMAN MASYARAKAT DI KECAMATAN LINTAU BUO UTARA TENTANG HUKUM PERKAWINAN SEHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PERKAWINAN ANAK","authors":"Ashabul Fadhli","doi":"10.30983/jh.v2i2.811","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/jh.v2i2.811","url":null,"abstract":"Adanya praktek perkawinan anak yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Lintau Buo Utara diyakini bermula dari kompleksitas persoalan yang sembraut, diantaranya adalah lemahnya pengetahuan masyarakat mengenai hukum perkawinan. Pada temuan di lapangan, pelaksanaan pernikahan yang dilansungkan oleh orang tua atau keluarga besar anak dilakukan dalam dua bentuk yaitu perkawinan yang dilakukan di Kantor Pengadilan Agama Batusangkar setelah mendapatkan penetapan hukum dispensasi kawin dan perkawinan yang tidak dilakukan melalui hukum Negara. Pada bentuk perkawinan yang kedua, perkawinan biasanya dilakukan secara diam-diam atau di bawah tangan. Temuan ini dikuatkanoleh penuturan dan informasi dari masyarakat setempat yang sekiranya sudah dianggap sebagai suatu hal yang biasa. Untuk menyikapi informasi dan kebiasaan masyarakat di atas, penelitian ini berusaha untuk mengulas dan mendalami pemahaman masyarakat terkait sejauh mana aturan hukum Negara melalui hukum perkawinan dilaksanakan.Pada akhir penelitian akan diketahui apakah pertimbangan menikahkan anak sudah terintegrasi dengan baik antara ide-ide fiqh dan isi Undang-Undang Perkawinan, atau hanya sebatas pengetahuan yang tidak dilaksanakan, dan selalu berujung pada kebiasaan menikahkan anak dengan cara-cara yang bertentangan dengan hukum negara. The existence of child marriage practices conducted by the community in Kecamatan Lintau Buo Utara is believed to stem from the complexity of unresolved issues among others is the weak knowledge of the community regarding marriage law. In the field findings, the marriage exercises carried out by the parents or the extended family of children are conducted in two forms: marriage done at the Batusangkar Religious Courts Office after obtaining the law of marriage and marriage dispensation which is not done through the law of the State. In the second form of marriage, marriage is usually done secretly or under the hands. These findings are corroborated by the narrative and information of the local community which if it has been considered as a matter of course. To address the information and habits of the community above, this research seeks to review and deepen the understanding of the people related to the extent to which the rule of law of the State through marriage law is implemented. At the end of the research will be known whether the consideration of marriage is well integrated between the ideas of fiqh and the contents of the Marriage Law, or only limited knowledge that is not implemented, and always led to the habit of marrying children in ways that contradict state law.","PeriodicalId":52683,"journal":{"name":"Humanisma Journal of Gender Studies","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79786385","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
SJARIKAT SIMPAN-PINJAM DAN KONGSI OESAHA: RESPON ATAS MONETERISASI KOLONIAL
Pub Date : 2019-01-02 DOI: 10.30983/jh.v2i2.812
Dedi Arsa

Artikel ini menelaah moneterisasi dan respon atasnya di Nusantara, khususnya di Minangkabau. Penyusunannya menggunakan metode penyusunan yang dikenal pada umumnya dalam metode penyusunan sejarah modern: heuristik, kritik intern-ekstern; interpretasi; dan ekplanasi dalam bentuk historiografi. Dari artikel ini dihasilkan: 1). Kehadiran kolonial mengintensifkan ekonomi uang (moneterisasi) ke dalam masyarakat tradisional yang sebelumnya belum begitu terasuki secara nyata ke dalam sistem ini. Prosesnya berlangsung lewat dua periode penting kolonialisme: Sistem Tanam Paksa & Liberalisasi Ekonomi. 2). Implikasinya: ikatan kolektif merenggang dan ketergantungan baru kepada negera kolonial dengan ekonomi uangnya yang individual meningkat, serta masyarakat mengalami keterbelahan  yang menciptakan keadaan anomie, suatu masyarakat yang terguncang secara sosiologis. 3). Kondisi ini direspon dengan terbentuknya perkumpulan simpan-pinjam maupun syarikat-syarikat usaha atau kongsi-kongsi bersama. Hal ini untuk menciptakan usaha kolektif yang telah terkikis oleh sistem kapital yang cenderung individualis. Usaha ini mengeras dalam bentuk/formulasi yang lebih baku: Koperasi. Namun. sepanjang sejarah, koperasi tidak dapat tumbuh, menjadi dominan, dalam mengimbangi perkembanga ekonomi uang yang semakin mapan. 

 

这篇文章研究的是群岛上的货币供应和反应,尤其是米南卡博恩。用现代历史学中常见的编排方法来编写:启发思想、外部批评;解释;和历史学的曝光。从这篇文章中产生:1)因此,殖民地经济将货币(货币)的出现提升到一个对目前的体系几乎没有吸引力的传统社会。这一过程跨越了两个重要的殖民主义时期:强迫种植和经济自由化。2)其含义是:集体纽带逐渐形成,新的依赖于殖民地国家及其不断增长的个人经济;这种情况是由简单借贷协会或企业共享所造成的。这是为了创造一种集体的努力,这种努力已经被一种倾向于个性的资本体系所侵蚀。这种努力以更严格的形式形式加强:合作。然而。纵观历史,合作社无法通过平衡日益稳定的货币经济的发展而成长、占主导地位。
{"title":"SJARIKAT SIMPAN-PINJAM DAN KONGSI OESAHA: RESPON ATAS MONETERISASI KOLONIAL","authors":"Dedi Arsa","doi":"10.30983/jh.v2i2.812","DOIUrl":"https://doi.org/10.30983/jh.v2i2.812","url":null,"abstract":"<p><em>Artikel</em><em> ini </em><em>menelaah moneterisasi dan respon atasnya di Nusantara, khususnya di Minangkabau. </em><em>Penyusunan</em><em>nya </em><em>menggunakan metode penyusunan yang dikenal pada umumnya dalam metode penyusunan sejarah modern</em><em>: </em><em>heuristik</em><em>,</em><em> kritik intern-ekstern</em><em>;</em><em> interpretasi</em><em>;</em><em> dan ekplanasi dalam bentuk historiografi.</em><em> Dari artikel ini dihasilkan: 1). </em><em>Kehadiran kolonial mengintensifkan ekonomi uang </em><em>(moneterisasi) </em><em>ke dalam masyarakat tradisional yang sebelumnya belum begitu terasuki </em><em>secara nyata ke dalam </em><em>sistem ini</em><em>. Prosesnya berlangsung l</em><em>ewat dua periode penting kolonialisme: Sistem Tanam Paksa & Liberalisasi Ekonomi</em><em>. 2). Implikasinya: i</em><em>katan kolektif merenggang </em><em>dan </em><em>ketergantungan baru kepada negera kolonial dengan ekonomi uangnya yang individual meningkat</em><em>,</em><em> </em><em>serta masyarakat mengalami k</em><em>eterbelahan </em><em> yang </em><em>menciptakan keadaan anomie</em><em>, suatu masyarakat yang terguncang secara sosiologis. 3). Kondisi ini direspon dengan terbentuknya perkumpulan simpan-pinjam maupun syarikat-syarikat usaha atau kongsi-kongsi bersama. Hal ini untuk menciptakan usaha kolektif yang telah terkikis oleh sistem kapital yang cenderung individualis. Usaha ini mengeras dalam bentuk/formulasi yang lebih baku: Koperasi. Namun. sepanjang sejarah, koperasi tidak dapat tumbuh, menjadi dominan, dalam mengimbangi perkembanga ekonomi uang yang semakin mapan.  </em><em></em></p><p align=\"center\"> </p>","PeriodicalId":52683,"journal":{"name":"Humanisma Journal of Gender Studies","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75705503","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
Humanisma Journal of Gender Studies
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1