Pub Date : 2021-08-13DOI: 10.24198/agricore.v6i1.32297
Reo - Sambodo
Abstrak Pengembangan Agribisnis dilakukan dengan pelaksanaan berbagai program yang dapat menyentuh masyarakat pertanian secara langsung, salah satunya adalah Program Usaha Produktif yang dijalankan oleh Gabungan kelompok Tani Ngudi Rukun. Keberhasilan sebuah program dipengaruhi oleh peran dan dukungan stakeholder yang terlibat didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran dan dukungan stakeholder dalam program Usaha Produktif yang berjalan di kelompok tani “Tani Manunggal” oleh Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Gapoktan Ngudi Rukun. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Analisis data dilakukan menggunanakan metode triangulasi dimana teknik pengumpulan data bersifat mengabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam penelitian ini menggunakan tiga macam triangulasi data yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Hasil penelitian menunjukan dalam kegiatan pemberdayan melalui program Usaha Produktif masing-masing stakeholder saling bersinergi dan berkolaborasi dalam memberikan dukungan terhadap program Usaha Produktif. Dengan adanya kolaborasi antar stakeholder memberikan dampak positif bagi keberlangsungan program Usaha Produktif yang dijalankan oleh LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun.Kata kunci: Pemberdayaan, Kelompok Tani, Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis, Program Usaha Produktif Abstract Agribusiness development is carried out by implementing various programs that can directly touch agricultural communities, one of which is the Productive Business Program which is run by the Ngudi Rukun Farmer Group Association. The success of a program is influenced by the role and support of the stakeholders involved in it. This study aims to examine the role and support of stakeholders in the Productive Business program that runs in farmer groups "Tani Manunggal" by the Agribusiness Microfinance Institution, Gapoktan Ngudi Rukun. Research using a qualitative approach and descriptive methods. Data analysis was carried out using the triangulation method where the data collection technique combines various data collection techniques and existing data sources. In this study, using three kinds of data triangulation, namely triangulation of sources, triangulation of techniques and triangulation of time. The results showed that in empowerment activities through the Productive Business program, each stakeholder synergized and collaborated in providing support for the Productive Business program. The collaboration between stakeholders has a positive impact on the sustainability of the Productive Business program run by LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun.Keywords: Empowerment, Farmer Groups, Agribusiness Microfinance Institutions, Productive Business Programs
抽象的农业发展是通过实施能够直接影响农业社区的计划来实现的,其中之一是由联合农村小组(undndi union)共同实施的有生产力的努力计划。一个项目的成功受到它所涉及的利益相关者的作用和支持。本研究旨在探讨利益相关者在名为“农民- Manunggal”的农业综合企业小资企业“农民”计划中的作用和支持。采用定性方法和描述性方法进行研究。数据分析是通过一种三角法来进行的,在这种方法中,数据收集技术结合了现有的数据收集技术和数据来源。在这项研究中,使用三种数据三角法,即源三角法、工程三角法和时间三角法。研究结果显示,通过每个利益相关者项目的生产性努力项目,相互协同合作,支持生产性企业项目。随着利益相关者之间的合作,对LKM-A Gapoktan与其委员会合作的生产性努力项目产生了积极的影响。关键词:授权、农业集团、小规模农业企业金融机构、高效企业企业企业项目的实现令农业综合企业项目具有显著意义,这一目标是由经济协调小组联合会(Ngudi archmenal Group Association)实施的多种多样的农业公益项目。一个项目的成功被角色和利益相关者的支持所影响。这一研究表明,在农业小资金融机构Gapoktan联合发起的农业小资企业项目中,存在争议的利益相关者项目的利害关系。研究使用适当的同意和解释方法。数据分析是通过三角形方法进行的,数据收集技术技术收集和existsources数据集合的地方进行的。在这项研究中,使用三种数据三角法、namely三角法、技术三角法和时间三角法。结果表明,在生产业务项目的激励下,每一个被告都为生产业务提供支持。利益相关者之间的合作影响了植根于lkan - a Gapoktan running的生产商业计划。关键字:Empowerment,农夫Groups, Agribusiness微金融机构,Productive Business program
{"title":"PERAN DAN DUKUNGAN STAKEHOLDER DALAM PROGRAM USAHA PRODKTIF (STUDI KASUS KELOMPOK TANI “TANI MANUNGGAL KELURAHAN SOROSUTAN)","authors":"Reo - Sambodo","doi":"10.24198/agricore.v6i1.32297","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v6i1.32297","url":null,"abstract":"Abstrak Pengembangan Agribisnis dilakukan dengan pelaksanaan berbagai program yang dapat menyentuh masyarakat pertanian secara langsung, salah satunya adalah Program Usaha Produktif yang dijalankan oleh Gabungan kelompok Tani Ngudi Rukun. Keberhasilan sebuah program dipengaruhi oleh peran dan dukungan stakeholder yang terlibat didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran dan dukungan stakeholder dalam program Usaha Produktif yang berjalan di kelompok tani “Tani Manunggal” oleh Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Gapoktan Ngudi Rukun. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Analisis data dilakukan menggunanakan metode triangulasi dimana teknik pengumpulan data bersifat mengabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam penelitian ini menggunakan tiga macam triangulasi data yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Hasil penelitian menunjukan dalam kegiatan pemberdayan melalui program Usaha Produktif masing-masing stakeholder saling bersinergi dan berkolaborasi dalam memberikan dukungan terhadap program Usaha Produktif. Dengan adanya kolaborasi antar stakeholder memberikan dampak positif bagi keberlangsungan program Usaha Produktif yang dijalankan oleh LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun.Kata kunci: Pemberdayaan, Kelompok Tani, Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis, Program Usaha Produktif Abstract Agribusiness development is carried out by implementing various programs that can directly touch agricultural communities, one of which is the Productive Business Program which is run by the Ngudi Rukun Farmer Group Association. The success of a program is influenced by the role and support of the stakeholders involved in it. This study aims to examine the role and support of stakeholders in the Productive Business program that runs in farmer groups \"Tani Manunggal\" by the Agribusiness Microfinance Institution, Gapoktan Ngudi Rukun. Research using a qualitative approach and descriptive methods. Data analysis was carried out using the triangulation method where the data collection technique combines various data collection techniques and existing data sources. In this study, using three kinds of data triangulation, namely triangulation of sources, triangulation of techniques and triangulation of time. The results showed that in empowerment activities through the Productive Business program, each stakeholder synergized and collaborated in providing support for the Productive Business program. The collaboration between stakeholders has a positive impact on the sustainability of the Productive Business program run by LKM-A Gapoktan Ngudi Rukun.Keywords: Empowerment, Farmer Groups, Agribusiness Microfinance Institutions, Productive Business Programs","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83596385","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-13DOI: 10.24198/agricore.v6i1.29963
Mayang Jean, T. Djuharyanto, Ulfah Nurdiani
AbstrakPerkembangan luas alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bogor dari tahun ke tahun berfluktuasi. Alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bogor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu laju penduduk, jumlah industri, luas lahan perumahan dan jumlah hotel. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui perkembangan alih fungsi lahan sawah. 2) mengetahui pengaruh laju penduduk, jumlah industri, luas lahan perumahan dan jumlah hotel terhadap alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bogor. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Data yang digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bogor dengan menggunakan data sekunder dalam bentuk data deret waktu (time series) dengan periode waktu sepuluh tahun, yaitu dari tahun 2009 sampai 2018 dengan data dibuat kuartal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) peningkatan luas alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bogor berfluktuasi selama tahun 2009 sampai dengan 2018. 2) laju penduduk, jumlah industri, luas lahan perumahan dan jumlah hotel berpengaruh signifikan terhadap alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bogor. Hal ini perlu didukung dengan peran pemerintah dalam membuat kebijakan untuk mengendalikan alih fungsi lahan sawah dan penyuluh dalam mengedukasi petani pentingnya lahan sawah.Kata kunci: alih fungsi lahan sawahAbstractThe development of rice field conversion area in Bogor Regency fluctuated from year to year. The conversion of rice fields in Bogor Regency can be influenced by several factors including population rate, number of industries, residential land area and number of hotels. This study aims to 1) determine the development of the conversion of rice fields. 2) knowing the effect of population rate, number of industries, residential land area and number of hotels on the conversion of rice fields in Bogor Regency. The method of analysis used in this research is descriptive method. The data used to determine the factors that affect the conversion of rice field in Bogor Regency using secondary data in the form of time series data with a time period of the last ten years, namely from 2009 to 2018. The results show that 1) an increase in area the conversion of rice fields in Bogor Regency tends to fluctuate during the period 2009 to 2018. 2) population rate, number of industries, residential land area and number of hotels have a significant effect on the conversion of rice fields in Bogor Regency. This needs to be supported by the role of the government in making policies to control the conversion of rice fields and extension workers in educating farmers on the importance of rice fields.Keywords: The Conversion of Rice Field
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN BOGOR","authors":"Mayang Jean, T. Djuharyanto, Ulfah Nurdiani","doi":"10.24198/agricore.v6i1.29963","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v6i1.29963","url":null,"abstract":"AbstrakPerkembangan luas alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bogor dari tahun ke tahun berfluktuasi. Alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bogor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu laju penduduk, jumlah industri, luas lahan perumahan dan jumlah hotel. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui perkembangan alih fungsi lahan sawah. 2) mengetahui pengaruh laju penduduk, jumlah industri, luas lahan perumahan dan jumlah hotel terhadap alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bogor. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Data yang digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bogor dengan menggunakan data sekunder dalam bentuk data deret waktu (time series) dengan periode waktu sepuluh tahun, yaitu dari tahun 2009 sampai 2018 dengan data dibuat kuartal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) peningkatan luas alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bogor berfluktuasi selama tahun 2009 sampai dengan 2018. 2) laju penduduk, jumlah industri, luas lahan perumahan dan jumlah hotel berpengaruh signifikan terhadap alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bogor. Hal ini perlu didukung dengan peran pemerintah dalam membuat kebijakan untuk mengendalikan alih fungsi lahan sawah dan penyuluh dalam mengedukasi petani pentingnya lahan sawah.Kata kunci: alih fungsi lahan sawahAbstractThe development of rice field conversion area in Bogor Regency fluctuated from year to year. The conversion of rice fields in Bogor Regency can be influenced by several factors including population rate, number of industries, residential land area and number of hotels. This study aims to 1) determine the development of the conversion of rice fields. 2) knowing the effect of population rate, number of industries, residential land area and number of hotels on the conversion of rice fields in Bogor Regency. The method of analysis used in this research is descriptive method. The data used to determine the factors that affect the conversion of rice field in Bogor Regency using secondary data in the form of time series data with a time period of the last ten years, namely from 2009 to 2018. The results show that 1) an increase in area the conversion of rice fields in Bogor Regency tends to fluctuate during the period 2009 to 2018. 2) population rate, number of industries, residential land area and number of hotels have a significant effect on the conversion of rice fields in Bogor Regency. This needs to be supported by the role of the government in making policies to control the conversion of rice fields and extension workers in educating farmers on the importance of rice fields.Keywords: The Conversion of Rice Field","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88190234","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-13DOI: 10.24198/agricore.v6i1.33583
Aulia Agustina, M. Hidayat, Inda Ilma Ifada
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kegiatan penjualan, struktur biaya, dan efisiensi biaya pedagang buah impor di Kelurahan Handil Bakti Kabupaten Barito Kuala. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sensus dengan jumlah 10 orang responden. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan finansial. Ada 6 orang pedagang berjualan di toko dan ada 4 orang pedagang berjualan menggunakan mobil pick up. Struktur biaya yang dikeluarkan pedagang buah impor adalah sewa lahan, penyusutan alat, pembelian kantong plastik, pembelian buah impor, biaya listrik, biaya perawatan mobil pick up, tenaga kerja dalam keluarga, biaya keamanan dan kebersihan. Total biaya rata-rata pedagang buah impor yang berjualan di toko sebesar Rp 13.491.037 dan total biaya rata-rata pedagang yang berjualan di mobil pick up sebesar Rp 17.439.977, penerimaan rata-rata pedagang buah yang berjualan di toko sebesar Rp 20.010.000 dan penerimaan rata-rata pedagang yang berjualan di mobil pick up Rp 27.173.500, pendapatan rata-rata pedagang buah impor yang berjualan di toko sebesar Rp 7.488.630 dan pendapatan rata-rata pedagang yang berjualan di mobil pick up sebesar Rp 9.918.523, keuntungan rata- rata pedagang yang berjualan di toko sebesar Rp 6.519.296,7 dan keuntungan rata-rata pedagang yang berjualan di mobil pick up sebesar Rp 9.733.523.Kata Kunci: pedagang buah impor, struktur biaya, pendapatanAbstractThis study aims to determine the sales activity, cost structure, and cost efficiency of imported fruit traders in Handil Bakti Village, Barito Kuala Regency. The research method used is the census method with a total of 10 respondents. The analytical method used is to use descriptive and financial analysis methods. There were 6 traders selling at the shop and there were 4 traders selling using a pick up car. The cost structure incurred by imported fruit traders is land rent, depreciation of tools, purchase of plastic bags, purchase of imported fruit, consumption, electricity costs, maintenance costs for pick-up cars, labor in the family, security and cleaning costs. The average total cost of imported fruit traders selling in stores is IDR 13,491,037 and the average total cost of traders selling in pick-up cars is IDR 17,439,977, the average income of fruit traders selling in stores is IDR 20,010. 000 and the average income of traders selling in pick-up cars is IDR 27,173,500, the average income of imported fruit traders selling in shops is IDR 7,488,630 and the average income of traders selling in pick-up cars is IDR 9,918. 523, the average profit of traders selling in shops is IDR 6,519,296.7 and the average profit of traders selling in pick-up cars is IDR 9,733,523.Keywords: imported fruit traders, cost structure, income
{"title":"Struktur Biaya Pedagang Buah Impor Di Kelurahan Handil Bakti Kabupaten Barito Kuala","authors":"Aulia Agustina, M. Hidayat, Inda Ilma Ifada","doi":"10.24198/agricore.v6i1.33583","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v6i1.33583","url":null,"abstract":"AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kegiatan penjualan, struktur biaya, dan efisiensi biaya pedagang buah impor di Kelurahan Handil Bakti Kabupaten Barito Kuala. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sensus dengan jumlah 10 orang responden. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan finansial. Ada 6 orang pedagang berjualan di toko dan ada 4 orang pedagang berjualan menggunakan mobil pick up. Struktur biaya yang dikeluarkan pedagang buah impor adalah sewa lahan, penyusutan alat, pembelian kantong plastik, pembelian buah impor, biaya listrik, biaya perawatan mobil pick up, tenaga kerja dalam keluarga, biaya keamanan dan kebersihan. Total biaya rata-rata pedagang buah impor yang berjualan di toko sebesar Rp 13.491.037 dan total biaya rata-rata pedagang yang berjualan di mobil pick up sebesar Rp 17.439.977, penerimaan rata-rata pedagang buah yang berjualan di toko sebesar Rp 20.010.000 dan penerimaan rata-rata pedagang yang berjualan di mobil pick up Rp 27.173.500, pendapatan rata-rata pedagang buah impor yang berjualan di toko sebesar Rp 7.488.630 dan pendapatan rata-rata pedagang yang berjualan di mobil pick up sebesar Rp 9.918.523, keuntungan rata- rata pedagang yang berjualan di toko sebesar Rp 6.519.296,7 dan keuntungan rata-rata pedagang yang berjualan di mobil pick up sebesar Rp 9.733.523.Kata Kunci: pedagang buah impor, struktur biaya, pendapatanAbstractThis study aims to determine the sales activity, cost structure, and cost efficiency of imported fruit traders in Handil Bakti Village, Barito Kuala Regency. The research method used is the census method with a total of 10 respondents. The analytical method used is to use descriptive and financial analysis methods. There were 6 traders selling at the shop and there were 4 traders selling using a pick up car. The cost structure incurred by imported fruit traders is land rent, depreciation of tools, purchase of plastic bags, purchase of imported fruit, consumption, electricity costs, maintenance costs for pick-up cars, labor in the family, security and cleaning costs. The average total cost of imported fruit traders selling in stores is IDR 13,491,037 and the average total cost of traders selling in pick-up cars is IDR 17,439,977, the average income of fruit traders selling in stores is IDR 20,010. 000 and the average income of traders selling in pick-up cars is IDR 27,173,500, the average income of imported fruit traders selling in shops is IDR 7,488,630 and the average income of traders selling in pick-up cars is IDR 9,918. 523, the average profit of traders selling in shops is IDR 6,519,296.7 and the average profit of traders selling in pick-up cars is IDR 9,733,523.Keywords: imported fruit traders, cost structure, income","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85265869","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-13DOI: 10.24198/agricore.v6i1.29922
Ijah Ijah, Suslinawati Suslinawati, Gusti Khairun Ni'mah
AbstrakPenelitian memiliki tujuan untuk mengetahui besaran waktu yang dicurahkan atau dialokasikan wanita yang bekerja di PT Citra Putra Kebun Asri sebagai buruh penyadap karet untuk melakukan aktivitas, baik aktivitas produktif, aktivitas domestik rumah tangga, ataupun aktivitas sosial. Penelitian mulai pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2020. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan kriteria wanita penyadap karet aktif dengan sistem target. Hasil penelitian menunjukkan curahan waktu kerja wanita untuk yang tidak memiliki pekerjaan sampingan selain menyadap karet di PT CPKA rata-rata menghabiskan waktu 5,69 jam/hari (23,73%), aktivitas domestik rumah tangga 17,62 jam/hari (73,38%), dan aktivitas sosial 0,65 jam/hari (2,72%). Wanita yang memiliki pekerjaan sampingan menghabiskan waktu untuk kegiatan produktif rata-rata 7,37 jam/hari dengan persentase 30,70%, aktivitas domestik rumah tangga 65,63%, dan aktivitas sosial 0,88 jam/hari dengan persentase 3,67%. Kontribusi pendapatan wanita terhadap keluarganya rata-rata sebesar Rp 2.330.645.16/bulan dengan persentase 61,18% yang berarti berkontribusi tinggi. Alasan wanita bekerja sebagai penyadap di PT CPKA didominasi alasan ekonomi yang diantaranya membantu suami mencari nafkah, mengisi waktu luang, menabung, dan mendapat pembagian beras.Kata Kunci: Wanita Penyadap Karet, Curahan Waktu, Kontribusi Pendapatan AbstractThis study aims to determine the amount of time spent by women who work at PT Citra Putra Kebun Asri as rubber tappers to carry out activities, both productive activities, domestic household activities, or social activities. The research started from June to July 2020. The method used was purposive sampling method with criteria of active rubber tapping women with target system. The results showed that time spent working for women who didn’t have a side job apart from tapping rubber at PT CPKA spent an average of 5.69 hours/day (23.73%), while domestic household activities were 17.62 hours/day (73,38%), and social activities, 65 hours/day (2.72%). Women who have side jobs spend an average of 7.37 hours/day for productive activities with percentage of 30.70%, 65.63% for domestic activities, and 0.88 hours for social activities with percentage of 3.67%. The contribution of women's income to their families is an average of Rp. 2,330,645.16/month with percentage of 61.18% which means that they have a high contribution. The reasons for women working as tappers at PT CPKA are dominated by economic reasons, which include helping their husbands earn a living, fill the free time, saving money, and receiving rice distribution.Keywords: Women Rubber Tappers; Time Spent; Income Contribution
{"title":"CURAHAN WAKTU KERJA WANITA BURUH PENYADAP KARET (Studi Kasus PT Citra Putra Kebun Asri di Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut)","authors":"Ijah Ijah, Suslinawati Suslinawati, Gusti Khairun Ni'mah","doi":"10.24198/agricore.v6i1.29922","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v6i1.29922","url":null,"abstract":"AbstrakPenelitian memiliki tujuan untuk mengetahui besaran waktu yang dicurahkan atau dialokasikan wanita yang bekerja di PT Citra Putra Kebun Asri sebagai buruh penyadap karet untuk melakukan aktivitas, baik aktivitas produktif, aktivitas domestik rumah tangga, ataupun aktivitas sosial. Penelitian mulai pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2020. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan kriteria wanita penyadap karet aktif dengan sistem target. Hasil penelitian menunjukkan curahan waktu kerja wanita untuk yang tidak memiliki pekerjaan sampingan selain menyadap karet di PT CPKA rata-rata menghabiskan waktu 5,69 jam/hari (23,73%), aktivitas domestik rumah tangga 17,62 jam/hari (73,38%), dan aktivitas sosial 0,65 jam/hari (2,72%). Wanita yang memiliki pekerjaan sampingan menghabiskan waktu untuk kegiatan produktif rata-rata 7,37 jam/hari dengan persentase 30,70%, aktivitas domestik rumah tangga 65,63%, dan aktivitas sosial 0,88 jam/hari dengan persentase 3,67%. Kontribusi pendapatan wanita terhadap keluarganya rata-rata sebesar Rp 2.330.645.16/bulan dengan persentase 61,18% yang berarti berkontribusi tinggi. Alasan wanita bekerja sebagai penyadap di PT CPKA didominasi alasan ekonomi yang diantaranya membantu suami mencari nafkah, mengisi waktu luang, menabung, dan mendapat pembagian beras.Kata Kunci: Wanita Penyadap Karet, Curahan Waktu, Kontribusi Pendapatan AbstractThis study aims to determine the amount of time spent by women who work at PT Citra Putra Kebun Asri as rubber tappers to carry out activities, both productive activities, domestic household activities, or social activities. The research started from June to July 2020. The method used was purposive sampling method with criteria of active rubber tapping women with target system. The results showed that time spent working for women who didn’t have a side job apart from tapping rubber at PT CPKA spent an average of 5.69 hours/day (23.73%), while domestic household activities were 17.62 hours/day (73,38%), and social activities, 65 hours/day (2.72%). Women who have side jobs spend an average of 7.37 hours/day for productive activities with percentage of 30.70%, 65.63% for domestic activities, and 0.88 hours for social activities with percentage of 3.67%. The contribution of women's income to their families is an average of Rp. 2,330,645.16/month with percentage of 61.18% which means that they have a high contribution. The reasons for women working as tappers at PT CPKA are dominated by economic reasons, which include helping their husbands earn a living, fill the free time, saving money, and receiving rice distribution.Keywords: Women Rubber Tappers; Time Spent; Income Contribution","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85573857","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-13DOI: 10.24198/agricore.v6i1.32475
F. Kurniati, Suminah Suminah, W. Widiyanto
Abstrak Budidaya tanaman porang saat ini menjadi primadona di kalangan masyarakat umum dalam beberapa tahun terakhir. Kecamatan Saradan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Madiun yang sudah menanam porang sejak tahun 1986. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sikap petani dalam pembibitan tanaman porang, yang dilihat dari pengaruh sikap petani dan pengaruh antara faktor yang mempengaruhi sikap petani dengan sikap petani dalam pembibitan tanaman porang. Metode kuantitatif dengan teknik survei digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan lokasi secara purposive di Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Lokasi penelitian dipilih karena Kabupaten Madiun merupakan sentra produsen porang di Jawa Timur dan endemik porang Madiun 1. Kecamatan Saradan merupakan kecamatan dengan luas lahan dan produksi porang terbanyak di Kabupaten Madiun. Pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Responden sebanyak 91 petani dengan populasi 906 petani. Analisis data menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap dilihat dari aspek kognitif, afektif dan konatif ketiganya termasuk dalam kategori sikap yang baik. Terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor pengalaman pribadi dan luas lahan dengan sikap petani dalam pembibitan tanaman porang. Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara lingkungan ekonomi, pendidikan non formal dan media massa dengan sikap petani dalam pembibitan tanaman porang di Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun.Kata kunci: Petani, Porang, Pembibitan, Sikap Abstract Porang plant cultivation has become excellent among the general public in recent years. Saradan sub-district is one of the sub-districts in Madiun Regency that has planted porang since 1986. This study aims to examine farmers 'attitudes in porang plant nurseries, as seen from the influence of farmers' attitudes and the influence of factors affecting farmers 'attitudes and farmers' attitudes in porang plant nurseries. Quantitative methods with survey techniques were used in this study. The location was purposively chosenin Saradan District, Madiun Regency. The research location was chosen because Madiun Regency is the center of porang producer in East Java and is endemic to Porang Madiun 1. Saradan is a district with the largest area of land and production of porang in Madiun Regency. Sampling using proportional random sampling. Respondents were 91 farmers with a population of 906 farmers. Data analysis using multiple linear regression test. The results showed that the attitudes seen from the cognitive, affective and conative aspects were included in the good attitude category. There is a significant influence between personal experience factors and land area with the attitude of farmers in porang plant nurseries. There is an insignificant influence between the economic environment, non-formal education and mass media with the attitude of farmers in the porang plant nursery in Saradan District, Madiun Regency. Keywords: Farmers, Po
{"title":"SIKAP PETANI DALAM PEMBIBITAN TANAMAN PORANG DI KECAMATAN SARADAN KABUPATEN MADIUN","authors":"F. Kurniati, Suminah Suminah, W. Widiyanto","doi":"10.24198/agricore.v6i1.32475","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v6i1.32475","url":null,"abstract":"Abstrak Budidaya tanaman porang saat ini menjadi primadona di kalangan masyarakat umum dalam beberapa tahun terakhir. Kecamatan Saradan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Madiun yang sudah menanam porang sejak tahun 1986. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sikap petani dalam pembibitan tanaman porang, yang dilihat dari pengaruh sikap petani dan pengaruh antara faktor yang mempengaruhi sikap petani dengan sikap petani dalam pembibitan tanaman porang. Metode kuantitatif dengan teknik survei digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan lokasi secara purposive di Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Lokasi penelitian dipilih karena Kabupaten Madiun merupakan sentra produsen porang di Jawa Timur dan endemik porang Madiun 1. Kecamatan Saradan merupakan kecamatan dengan luas lahan dan produksi porang terbanyak di Kabupaten Madiun. Pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Responden sebanyak 91 petani dengan populasi 906 petani. Analisis data menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap dilihat dari aspek kognitif, afektif dan konatif ketiganya termasuk dalam kategori sikap yang baik. Terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor pengalaman pribadi dan luas lahan dengan sikap petani dalam pembibitan tanaman porang. Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara lingkungan ekonomi, pendidikan non formal dan media massa dengan sikap petani dalam pembibitan tanaman porang di Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun.Kata kunci: Petani, Porang, Pembibitan, Sikap Abstract Porang plant cultivation has become excellent among the general public in recent years. Saradan sub-district is one of the sub-districts in Madiun Regency that has planted porang since 1986. This study aims to examine farmers 'attitudes in porang plant nurseries, as seen from the influence of farmers' attitudes and the influence of factors affecting farmers 'attitudes and farmers' attitudes in porang plant nurseries. Quantitative methods with survey techniques were used in this study. The location was purposively chosenin Saradan District, Madiun Regency. The research location was chosen because Madiun Regency is the center of porang producer in East Java and is endemic to Porang Madiun 1. Saradan is a district with the largest area of land and production of porang in Madiun Regency. Sampling using proportional random sampling. Respondents were 91 farmers with a population of 906 farmers. Data analysis using multiple linear regression test. The results showed that the attitudes seen from the cognitive, affective and conative aspects were included in the good attitude category. There is a significant influence between personal experience factors and land area with the attitude of farmers in porang plant nurseries. There is an insignificant influence between the economic environment, non-formal education and mass media with the attitude of farmers in the porang plant nursery in Saradan District, Madiun Regency. Keywords: Farmers, Po","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"69 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84909825","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-13DOI: 10.24198/agricore.v6i1.28890
Muhamad Fahrul Zaini, Ait Maryani, A. Musyadar
AbstrakPeraturan Menteri Pertanian Nomor 48 Tahun 2009 mengamanatkan pelaksanaan pedoman budidaya buah dan sayur yang baik atau Good Agricultural Practices (GAP) pada tingkat petani sebagai upaya perwujudan pertanian berkelanjutan dan peningkatan produktivitas hasil. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mendeskripsikan karakteristik responden, (2) mengetahui tingkat dukungan faktor eksternal dan minat responden dan (3)mengetahui faktor eksternal yang berpengaruh terhadap minat anggota kelompoktani pada penerapan GAP cabai merah. Unit analisis adalah individu, anggota kelompoktani responden penelitian. Populasi dalam penelitian adalah semua petani yang berada di Desa Rancabango, Sirnajaya dan Panjiwangi, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut. Diambil sampel petani sebanyak 50 orang responden dengan menggunakan rumus slovin. Pengambilan sampel petani menggunakan teknik cluster random sampling method. Metode pengambilan data menggunakan metode wawancara terstruktur, pengisian kuesioner dan studi pustaka. Analisis data dalam penelitian ini mencangkup (1) analisis deskriptif, distribusi frekuensi; (2) analisis inferensial regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukan; (1) mayoritas responden berusia produktif, tingkat pendidikan rendah, cukup berpengalaman dan memiliki luas lahan sempit (2) indikator faktor eksternal dan indikator minat petani memiliki indeks rata-rata pada kategori sedang, tinggi dan sangat tinggi; (3) Analisis regresi linear berganda menunjukan indikator faktor eksternal berpengaruh nyata secara simultan dan parsial terhadap minat anggota kelompoktani dalam penerapan GAP cabai merah, dengan arah pengaruh positif.Kata Kunci: faktor eksternal, minat petani, GAPAbstractMinister of Agriculture Regulation No. 48/2009 mandates the implementation of Good Agricultural Practices (GAP) guidelines at the farm level as an effort to achieve sustainable agriculture and increase yield productivity. This research aims to; (1)describe the characteristics of respondents, (2 find out the level of support of external factors and the interests of respondents and (3) find out the external factors that affect the interest of group members in the application of the red chili GAP. The unit of analysis is the individual, group members of the respondents of the study. The population in this study were all farmers in the villages of Rancabango, Sirnajaya and Panjiwangi, District of Tarogong Kaler, Garut Regency. Samples of farmers were taken as many as 50 respondents using the Slovin formula. Farmer sampling using cluster random sampling method. The data collection method uses structured interview methods, questionnaires and literature study. Analysis of the data in this study includes (1) descriptive analysis, frequency distribution; (2) inferential analysis of multiple linear regression. The results showed (1) The majority of respondents were of productive age, low level of education, experienced enough and had narrow land (2) indicators of extern
2009年,农业部长颁布的《农民法》(abstraktion of Agricultural procture)明确指出,在农民努力实现可持续农业生产和提高生产率的同时,也实施了良好的水果和蔬菜种植(GAP)指导方针。本研究的目标是;(1)描述受访者的特征,(2)了解受访者的外部因素和兴趣的支持水平,(3)了解影响小组成员对使用红辣椒酱的兴趣的外部因素。分析单位是独立的、小组成员和研究小组。研究中的人口都是加洛特摄区Rancabango, Sirnajaya和Panjiwangi村的农民。从农民身上提取了50名受访者的样本。采用随机抽样方法采集农民样本。数据检索方法采用结构化访谈法、问卷调查和库研究。本研究的数据分析(1)描述性分析、频率分布;(2)线性多元回归推论分析。研究表明;(1)大多数受访者是有生产力的、受教育程度较低、经验较浅、拥有大片土地的(2)外部因素指标和农民利益指标的平均水平是中级、高和高;(3)线性回归分析显示,外部因素的影响,同时和部分地影响了集团成员对使用红辣椒GAP的兴趣,并对其方向产生积极影响。关键词:外部因素、农民兴趣、农业法规第48/2009年《农业实践部长报》这个研究方法;(1)描述外部反应的特点,(2找出外部反应因素和感兴趣因素,(3)找出外部因素,这些因素影响了红辣椒GAP的成员的兴趣。分析单元是个体,群体成员的研究责任。这次研究的人口都是来自遥远的拉加班戈、锡纳雅和潘吉旺的村庄。一些farmers的样本使用了Slovin公式治疗了许多50名急救人员。农民采用随机抽样方法进行抽样。收集数据的方法本研究包括数据分析(1)描述分析、频率分布;(2)多线性回归分析的探究。结果显示(1)主要负责生产的年龄、教育水平较低、土壤不够、农民感兴趣的地区均受到中等、高度和高度的限制;(3)多种线性回归分析显示
{"title":"MINAT ANGGOTA KELOMPOKTANI TERHADAP PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES (GAP) PADA KOMODITAS CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) DI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT","authors":"Muhamad Fahrul Zaini, Ait Maryani, A. Musyadar","doi":"10.24198/agricore.v6i1.28890","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v6i1.28890","url":null,"abstract":"AbstrakPeraturan Menteri Pertanian Nomor 48 Tahun 2009 mengamanatkan pelaksanaan pedoman budidaya buah dan sayur yang baik atau Good Agricultural Practices (GAP) pada tingkat petani sebagai upaya perwujudan pertanian berkelanjutan dan peningkatan produktivitas hasil. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mendeskripsikan karakteristik responden, (2) mengetahui tingkat dukungan faktor eksternal dan minat responden dan (3)mengetahui faktor eksternal yang berpengaruh terhadap minat anggota kelompoktani pada penerapan GAP cabai merah. Unit analisis adalah individu, anggota kelompoktani responden penelitian. Populasi dalam penelitian adalah semua petani yang berada di Desa Rancabango, Sirnajaya dan Panjiwangi, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut. Diambil sampel petani sebanyak 50 orang responden dengan menggunakan rumus slovin. Pengambilan sampel petani menggunakan teknik cluster random sampling method. Metode pengambilan data menggunakan metode wawancara terstruktur, pengisian kuesioner dan studi pustaka. Analisis data dalam penelitian ini mencangkup (1) analisis deskriptif, distribusi frekuensi; (2) analisis inferensial regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukan; (1) mayoritas responden berusia produktif, tingkat pendidikan rendah, cukup berpengalaman dan memiliki luas lahan sempit (2) indikator faktor eksternal dan indikator minat petani memiliki indeks rata-rata pada kategori sedang, tinggi dan sangat tinggi; (3) Analisis regresi linear berganda menunjukan indikator faktor eksternal berpengaruh nyata secara simultan dan parsial terhadap minat anggota kelompoktani dalam penerapan GAP cabai merah, dengan arah pengaruh positif.Kata Kunci: faktor eksternal, minat petani, GAPAbstractMinister of Agriculture Regulation No. 48/2009 mandates the implementation of Good Agricultural Practices (GAP) guidelines at the farm level as an effort to achieve sustainable agriculture and increase yield productivity. This research aims to; (1)describe the characteristics of respondents, (2 find out the level of support of external factors and the interests of respondents and (3) find out the external factors that affect the interest of group members in the application of the red chili GAP. The unit of analysis is the individual, group members of the respondents of the study. The population in this study were all farmers in the villages of Rancabango, Sirnajaya and Panjiwangi, District of Tarogong Kaler, Garut Regency. Samples of farmers were taken as many as 50 respondents using the Slovin formula. Farmer sampling using cluster random sampling method. The data collection method uses structured interview methods, questionnaires and literature study. Analysis of the data in this study includes (1) descriptive analysis, frequency distribution; (2) inferential analysis of multiple linear regression. The results showed (1) The majority of respondents were of productive age, low level of education, experienced enough and had narrow land (2) indicators of extern","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"59 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88954421","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-11DOI: 10.24198/agricore.v5i2.30614
Risky Al Hamdhan
AbstrakPorang menjadi komoditi ekspor unggulan Desa Klangon Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Tanaman porang memiliki harga jual yang tinggi dan merupakan komoditi utama sebagai salah satu sumber pendapatan daerah, serta kemakmuran masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak usahatani komoditas porang terhadap kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari kelembagaan dan biaya produksi, pemasaran dan penerimaan serta pendapatan petani. Objek lokasi penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan bahwasannya Desa Klangon merupakan sentral produsen porang di Kabupaten Madiun dan sekaligus endemik porang Indonesia yang diberi dengan Madiun-1. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa, ditinjau dari tingkat kesejahteraan rakyat di Desa Klangon ini mayoritas pada tingkat level sedang, dengan persentase 40,9% atau sebanyak 738 KK yang dalam kriteria menengah keatas. Dengan menggunakan analisis data deskriptif kualitatif melalui proses reduksi data dan perhitungan, maka produksi awal (investasi awal) usahatani porang dengan luas lahan satu hektar dengan biaya Rp.87.660.000, rata-rata pendapatan pertahun yang diperoleh petani ialah Rp.260.340.000. Melihat potensi dan besarnya keuntungan dalam budidaya porang terhadap kesejahteraan masyarakat desa, untuk itu perlu adanya campur tangan Pemerintah Kabupaten Madiun guna melakukan pemilihan lokasi baru untuk budidaya porang. Serta perlu adanya peningkatan investasi pada komoditas tersebut karena mengingat masih sangat mungkin untuk ditingkatkan.Kata kunci: porang, klangon, kesejahteraan masyarakat, analisis usahataniAbstractPorang is the leading export commodity in Klangon Village, Saradan District, Madiun Regency. The porang plant has a high selling price and is the main commodity as a source of regional income, as well as the people's welfare. This study aims to describe the impact of porang commodity farming on community welfare as seen from the institutional and production costs, marketing and income and farmer income. The object of the research location was chosen based on the consideration that Klangon Village is the central producer of porang in Madiun Regency and at the same time is endemic to Indonesian porang given Madiun-1. The results of the study reveal that, in terms of the welfare level of the people in Klangon Village, the majority are at the medium level, with a percentage of 40, 9% or as many as 738 households in the upper middle criteria. By using qualitative descriptive data analysis through the process of data reduction and calculation, the initial production (initial investment) of porang farming with a land area of one hectare at a cost of Rp. 87,660,000, the average annual income earned by farmers is Rp. 260,340,000. Seeing the potential and the magnitude of the benefits in cultivating porang for the welfare of the village community, it is necessary for the Madiun Regency Government to intervene in selecting a new location for porang cultivation. And there needs to be an i
{"title":"DAMPAK USAHATANI KOMODITAS PORANG TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA KLANGON, KECAMATAN SARADAN, KABUPATEN MADIUN","authors":"Risky Al Hamdhan","doi":"10.24198/agricore.v5i2.30614","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v5i2.30614","url":null,"abstract":"AbstrakPorang menjadi komoditi ekspor unggulan Desa Klangon Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Tanaman porang memiliki harga jual yang tinggi dan merupakan komoditi utama sebagai salah satu sumber pendapatan daerah, serta kemakmuran masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak usahatani komoditas porang terhadap kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari kelembagaan dan biaya produksi, pemasaran dan penerimaan serta pendapatan petani. Objek lokasi penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan bahwasannya Desa Klangon merupakan sentral produsen porang di Kabupaten Madiun dan sekaligus endemik porang Indonesia yang diberi dengan Madiun-1. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa, ditinjau dari tingkat kesejahteraan rakyat di Desa Klangon ini mayoritas pada tingkat level sedang, dengan persentase 40,9% atau sebanyak 738 KK yang dalam kriteria menengah keatas. Dengan menggunakan analisis data deskriptif kualitatif melalui proses reduksi data dan perhitungan, maka produksi awal (investasi awal) usahatani porang dengan luas lahan satu hektar dengan biaya Rp.87.660.000, rata-rata pendapatan pertahun yang diperoleh petani ialah Rp.260.340.000. Melihat potensi dan besarnya keuntungan dalam budidaya porang terhadap kesejahteraan masyarakat desa, untuk itu perlu adanya campur tangan Pemerintah Kabupaten Madiun guna melakukan pemilihan lokasi baru untuk budidaya porang. Serta perlu adanya peningkatan investasi pada komoditas tersebut karena mengingat masih sangat mungkin untuk ditingkatkan.Kata kunci: porang, klangon, kesejahteraan masyarakat, analisis usahataniAbstractPorang is the leading export commodity in Klangon Village, Saradan District, Madiun Regency. The porang plant has a high selling price and is the main commodity as a source of regional income, as well as the people's welfare. This study aims to describe the impact of porang commodity farming on community welfare as seen from the institutional and production costs, marketing and income and farmer income. The object of the research location was chosen based on the consideration that Klangon Village is the central producer of porang in Madiun Regency and at the same time is endemic to Indonesian porang given Madiun-1. The results of the study reveal that, in terms of the welfare level of the people in Klangon Village, the majority are at the medium level, with a percentage of 40, 9% or as many as 738 households in the upper middle criteria. By using qualitative descriptive data analysis through the process of data reduction and calculation, the initial production (initial investment) of porang farming with a land area of one hectare at a cost of Rp. 87,660,000, the average annual income earned by farmers is Rp. 260,340,000. Seeing the potential and the magnitude of the benefits in cultivating porang for the welfare of the village community, it is necessary for the Madiun Regency Government to intervene in selecting a new location for porang cultivation. And there needs to be an i","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90258247","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-11DOI: 10.24198/agricore.v5i2.30800
Faris Maulana Satria, Adisurya Nugraha, Eka Purna Yudha, Ernah Ernah
ABSTRAKKakao merupakan salah satu komoditas yang memiliki kontribusi terbesar terhadap perekonomian Indonesia. Kakao memiliki potensi hilirisasasi yang sangat baik, dimana produk hilir kakao sangat beragam dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pemerintah menetapkan bubuk kakao dan lemak kakao sebagai produk hilir utama yang dihasilkan Indonesia. Perkembangan dapat dilihat pada perubahan jenis produk kakao yang diekspor. Ekspor biji kakao terus mengalami penurunan, sementara ekspor bubuk kakao dan lemak kakao terus mengalami peningkatan. Perkembangan pada industri juga dapat dilihat pada peningkatan impor biji kakao oleh Indonesia yang mengindikasikan peningkatan pada konsumsi biji kakao oleh industri hilir domestik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis trend perubahan produksi biji kakao, konsumsi biji kakao oleh industri, dan produksi produk hilir dengan menggunakan analisis trend dan grafik, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan industri hilir domestik terhadap biji kakao menggunakan analisis regresi linier berganda metode Ordinary Least Square (OLS) dengan bantuan software SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi dan volume ekspor biji kakao mengalami penurunan, sementara produksi produk hilir dan konsumsi biji kakao oleh industri meningkat. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan industri hilir terhadap biji kakao secara signifikan adalah harga biji kakao, harga lemak kakao, harga bubuk kakao, dan produksi bubuk kakao.Kata Kunci: Bubuk Kakao, Lemak Kakao, Trend Perubahan, Permintaan Industri, Ordinary Least SquareABSTRACTCocoa has one of the highest contribution towards Indonesian economy among other agricultural commodities. Cocoa has huge potential in the downstream sector, reflected by the many variations of cocoa-based products with high economic value. Government of Indonesia declared cocoa powder and cocoa butter as the main product of downstream cocoa industry. Development of the cocoa industry downstream sector is indicated in the shift of cocoa based-products exported to various countries around the world, from raw cocoa seeds to cocoa powder and cocoa butter. Increase in Indonesian import of cocoa beans shows that there is an increase in the industry’s consumption of raw cocoa beans. The purpose of this research is to analyze the trend and dynamics of Indonesia’s cocoa bean production, cocoa bean export, downstream sector’s production, and downstream sector’s cocoa bean consumption, and to identify factors that affect downstream cocoa industry’s demand of cocoa beans using Ordinary Least Squares regression analysis. The result of this research shows that Indonesia’s cocoa bean export and production is trending downward, while downstream production and consumption shows a positive developing trend. Factors that affect the cocoa downstream industry’s demand are prices of cocoa bean, cocoa butter, cocoa powder, and the amount of cocoa powder produced by the industry.Key
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN INDUSTRI HILIR DOMESTIK TERHADAP BIJI KAKAO","authors":"Faris Maulana Satria, Adisurya Nugraha, Eka Purna Yudha, Ernah Ernah","doi":"10.24198/agricore.v5i2.30800","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v5i2.30800","url":null,"abstract":"ABSTRAKKakao merupakan salah satu komoditas yang memiliki kontribusi terbesar terhadap perekonomian Indonesia. Kakao memiliki potensi hilirisasasi yang sangat baik, dimana produk hilir kakao sangat beragam dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pemerintah menetapkan bubuk kakao dan lemak kakao sebagai produk hilir utama yang dihasilkan Indonesia. Perkembangan dapat dilihat pada perubahan jenis produk kakao yang diekspor. Ekspor biji kakao terus mengalami penurunan, sementara ekspor bubuk kakao dan lemak kakao terus mengalami peningkatan. Perkembangan pada industri juga dapat dilihat pada peningkatan impor biji kakao oleh Indonesia yang mengindikasikan peningkatan pada konsumsi biji kakao oleh industri hilir domestik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis trend perubahan produksi biji kakao, konsumsi biji kakao oleh industri, dan produksi produk hilir dengan menggunakan analisis trend dan grafik, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan industri hilir domestik terhadap biji kakao menggunakan analisis regresi linier berganda metode Ordinary Least Square (OLS) dengan bantuan software SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi dan volume ekspor biji kakao mengalami penurunan, sementara produksi produk hilir dan konsumsi biji kakao oleh industri meningkat. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan industri hilir terhadap biji kakao secara signifikan adalah harga biji kakao, harga lemak kakao, harga bubuk kakao, dan produksi bubuk kakao.Kata Kunci: Bubuk Kakao, Lemak Kakao, Trend Perubahan, Permintaan Industri, Ordinary Least SquareABSTRACTCocoa has one of the highest contribution towards Indonesian economy among other agricultural commodities. Cocoa has huge potential in the downstream sector, reflected by the many variations of cocoa-based products with high economic value. Government of Indonesia declared cocoa powder and cocoa butter as the main product of downstream cocoa industry. Development of the cocoa industry downstream sector is indicated in the shift of cocoa based-products exported to various countries around the world, from raw cocoa seeds to cocoa powder and cocoa butter. Increase in Indonesian import of cocoa beans shows that there is an increase in the industry’s consumption of raw cocoa beans. The purpose of this research is to analyze the trend and dynamics of Indonesia’s cocoa bean production, cocoa bean export, downstream sector’s production, and downstream sector’s cocoa bean consumption, and to identify factors that affect downstream cocoa industry’s demand of cocoa beans using Ordinary Least Squares regression analysis. The result of this research shows that Indonesia’s cocoa bean export and production is trending downward, while downstream production and consumption shows a positive developing trend. Factors that affect the cocoa downstream industry’s demand are prices of cocoa bean, cocoa butter, cocoa powder, and the amount of cocoa powder produced by the industry.Key","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"106 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80758723","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
AbstrakPengembangan ekonomi rakyat perlu diarahkan untuk mendorong perubahan nasional melalui pengembangan UMKM. UMKM emping melinjo merupakan sentra unit usaha terbanyak di Kabupaten Batang. Maka perlu analisa bisnis yang bisa diterapkan oleh wirausaha pengolahan melinjo salah satunya yaitu bisnis model kanvas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui analisa bisnis model yang tepat dan analisa orientasi kewirausahaan. Jenis penelitian menggunakan analisa deskriptif dengan pendekatan orientasi kewirausahaan dan model bisnis kanvas. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan teknik wawancara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - Desember 2019. Respondennya yaitu pengusaha pengolahan emping melinjo sebanyak 30 Orang. Analisa menggunakan metode deskripsi dan model bisnis kanvas. Hasil peneltian menunjukan bahwa bisnis pengolahan melinjo memiliki sementasi konsumen yaitu konsumen luas. Preposisi nilai yaitu berdasarkan kinerja dengan mengutamakan kualitas agar tetap eksis dari tahun ke tahun. Saluran menggunakan pemasaran langsung dan tidak langsung. Hubungan konsumen dengan cara berkomunikasi langsung antara konsumer dengan pengusaha. Aliran uang bisnis pengolahan melinjo dari penjualan produk. Aktivitas utama dengan melalukan aktivitas produksi dan pemasaran. Sumberdaya utama yaitu bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran. Mitra utama dengan pengrajin, pengusaha kemasan dan distibutor. Struktur biaya meliputi biaya variabel dan tetap.Kata kunci: bisnis model kanvas, usaha kecil menengah, orientasi wirausahaAbstractThe development of the people's economy needs to be directed to encourage national change through the development of MSMEs. MSMEs melinjo chips is the center of the largest business unit in Batang Regency. So the business analysis that can be applied by entrepreneurs processing melinjo one of them is the canvas business model. The purpose of this research is to know the right business model analysis and analysis of entrepreneurial orientation. This type of research uses descriptive analysis with an entrepreneurial orientation approach and canvas business model. The research method used is quantitative using interview and discussion techniques. The research was conducted in August-December 2019. The respondent was 30 people. Analysis using canvas description methods and business models. The results of the study show that melinjo processing business has customer segments namely mass customer. The value propositions are based on performance by prioritizing quality to remain exist from year to year. Channels use direct and indirect marketing. Customer relationship by communicating directly between consumers and entrepreneurs. Revenue streams the processing business from the sale of the product. Key activities by going through production and marketing activities. Key resources are raw materials, labor and marketing. Key partnership with craftsmen, packaging entrepreneurs and distibutors. Cost structure incl
{"title":"ANALISIS BISNIS MODEL KANVAS PADA UMKM PENGOLAHAN MELINJO DI KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG","authors":"Sunendar Sunendar, Rifki Andi Novia, Luthfi Zulkifli","doi":"10.24198/agricore.v5i2.29907","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v5i2.29907","url":null,"abstract":"AbstrakPengembangan ekonomi rakyat perlu diarahkan untuk mendorong perubahan nasional melalui pengembangan UMKM. UMKM emping melinjo merupakan sentra unit usaha terbanyak di Kabupaten Batang. Maka perlu analisa bisnis yang bisa diterapkan oleh wirausaha pengolahan melinjo salah satunya yaitu bisnis model kanvas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui analisa bisnis model yang tepat dan analisa orientasi kewirausahaan. Jenis penelitian menggunakan analisa deskriptif dengan pendekatan orientasi kewirausahaan dan model bisnis kanvas. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan teknik wawancara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - Desember 2019. Respondennya yaitu pengusaha pengolahan emping melinjo sebanyak 30 Orang. Analisa menggunakan metode deskripsi dan model bisnis kanvas. Hasil peneltian menunjukan bahwa bisnis pengolahan melinjo memiliki sementasi konsumen yaitu konsumen luas. Preposisi nilai yaitu berdasarkan kinerja dengan mengutamakan kualitas agar tetap eksis dari tahun ke tahun. Saluran menggunakan pemasaran langsung dan tidak langsung. Hubungan konsumen dengan cara berkomunikasi langsung antara konsumer dengan pengusaha. Aliran uang bisnis pengolahan melinjo dari penjualan produk. Aktivitas utama dengan melalukan aktivitas produksi dan pemasaran. Sumberdaya utama yaitu bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran. Mitra utama dengan pengrajin, pengusaha kemasan dan distibutor. Struktur biaya meliputi biaya variabel dan tetap.Kata kunci: bisnis model kanvas, usaha kecil menengah, orientasi wirausahaAbstractThe development of the people's economy needs to be directed to encourage national change through the development of MSMEs. MSMEs melinjo chips is the center of the largest business unit in Batang Regency. So the business analysis that can be applied by entrepreneurs processing melinjo one of them is the canvas business model. The purpose of this research is to know the right business model analysis and analysis of entrepreneurial orientation. This type of research uses descriptive analysis with an entrepreneurial orientation approach and canvas business model. The research method used is quantitative using interview and discussion techniques. The research was conducted in August-December 2019. The respondent was 30 people. Analysis using canvas description methods and business models. The results of the study show that melinjo processing business has customer segments namely mass customer. The value propositions are based on performance by prioritizing quality to remain exist from year to year. Channels use direct and indirect marketing. Customer relationship by communicating directly between consumers and entrepreneurs. Revenue streams the processing business from the sale of the product. Key activities by going through production and marketing activities. Key resources are raw materials, labor and marketing. Key partnership with craftsmen, packaging entrepreneurs and distibutors. Cost structure incl","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91022281","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-18DOI: 10.24198/agricore.v5i2.31092
Mochamad Rafi Chuluqy
AbstrakPenelitian ini memiliki tujuan untuk menggambarkan mekanisme sistem bagi hasil yang ada pada sektor pertanian khususnya pada tanaman jeruk siam (Citrus nobilis), dan juga manfaat mekanisme ini bagi masyarakat. Kerjasama dengan menggunakan sistem bagi hasil sudah dilakukan masyarakat daerah pedesaan sejak dulu. Dalam sistem bagi hasil, ada berbagai mekanisme kerjasama antara pemilik lahan, dan penggarap, mekanisme kerjasama itu antara lain Maro, Mertelu, dan Merpat. Penelitian dalam artikel ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan di Desa Tegalsari Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi. Teknik observasi serta wawancara digunkan untuk memperoleh data di penelitian ini. Dalam penelitian ini diperoleh hasil yang menyatakan bahwa sistem bagi hasil juga dapat menumbuhkan solidaritas dan integrasi sosial, selain menunjukan peningkatan perekonomian yang menjadi tujuan utama sistem ini. Hal itu dibuktikan dengan adanya rasa peduli, saling percaya, saling membantu antara pemilik lahan dan penggarap jika mengalami kesulitan. Meskipun demikian, peran serta pihak lain seperti pemerintah juga tetap diperlukan agar hubungan baik antara kedua belah pihak dapat tetap terjaga.Kata kunci: Pertanian, Sistem Bagi Hasil, Solidaritas, Integrasi Sosial.AbstractThis study aims to describe the production sharing system in agriculture, especially in the Citrus nobilis plant, and its benefits in community life. The profit-sharing system is a form of cooperation that has existed and been carried out by the village community for a long time. In the profit-sharing system, there are various cooperation mechanisms between landowners and tenants. The cooperation mechanisms include Maro, Mertelu, and Merpat. The research in this article is a qualitative research conducted in Tegalsari Village, Tegalsari District, Banyuwangi Regency. Data collection was carried out by interview and observation techniques. The results of this study indicate that the implementation of the cooperation agreement with the profit-sharing system not only improves the economy, but also fosters solidarity and social integration in society. This is evidenced by a sense of care, mutual trust, and mutual assistance between landowners and tenants when experiencing difficulties. Even so, the participation of other parties such as the government is still needed so that good relations between the two parties can be maintained.Keywords: Agriculture, Profit Sharing, Solidarity, Social Integration.
本研究的摘要的目的是描述农业部门特别是柑橘(Citrus nobilis)的生产系统机制,以及这些机制对社会的好处。长期以来,与农村社区利用制度进行结果合作一直是农村社区的目标。在这个系统中,土地所有者和栽培者之间有不同的合作机制,即Maro、Mertelu和Merpat。这篇文章的研究是在Tegalsari road Banyuwangi地区进行的一项定性研究。用来获取研究数据的观察和采访技术。这项研究得出的结论是,产出制度不仅可以促进社会团结和团结,而且可以显示这一制度的主要目标是经济增长。如果土地所有者遇到困难,这证明了这一点,相互信任,相互帮助。然而,为了使双方保持良好的关系,像政府这样的其他国家的参与仍然是必要的。关键词:农业,农产品系统,团结,社会融合。将这一研究成果描述为农业生产分享系统,特别是柑橘类植物及其社区生活中的福利。利润共享系统是一种存在并被乡村社区忽视了很长一段时间的合作形式。在可分享的系统中,兰德和特纳之间有各种各样的合作机制。合作机制包括Maro, Mertelu和Merpat。这篇文章的研究是在Tegalsari Village, Tegalsari选区,板鱼区的一个合格的研究顾问。数据收集是通过采访和观察技术考虑的。这项研究的结果表明,实施利润共享共享系统不仅促进经济,而且促进社会团结。这证明了在经历困难时,土地紧张和紧张之间的友好关系。事实上,这样的其他党派的参与仍然需要,两个政党之间的良好关系可以维持。基本要素:农业、利润共享、团结、社会集成。
{"title":"WUJUD INTEGRASI SOSIAL DALAM SISTEM BAGI HASIL TANAMAN JERUK SIAM DESA TEGALSARI, KECAMATAN TEGALSARI, KABUPATEN BANYUWANGI.","authors":"Mochamad Rafi Chuluqy","doi":"10.24198/agricore.v5i2.31092","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/agricore.v5i2.31092","url":null,"abstract":"AbstrakPenelitian ini memiliki tujuan untuk menggambarkan mekanisme sistem bagi hasil yang ada pada sektor pertanian khususnya pada tanaman jeruk siam (Citrus nobilis), dan juga manfaat mekanisme ini bagi masyarakat. Kerjasama dengan menggunakan sistem bagi hasil sudah dilakukan masyarakat daerah pedesaan sejak dulu. Dalam sistem bagi hasil, ada berbagai mekanisme kerjasama antara pemilik lahan, dan penggarap, mekanisme kerjasama itu antara lain Maro, Mertelu, dan Merpat. Penelitian dalam artikel ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan di Desa Tegalsari Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi. Teknik observasi serta wawancara digunkan untuk memperoleh data di penelitian ini. Dalam penelitian ini diperoleh hasil yang menyatakan bahwa sistem bagi hasil juga dapat menumbuhkan solidaritas dan integrasi sosial, selain menunjukan peningkatan perekonomian yang menjadi tujuan utama sistem ini. Hal itu dibuktikan dengan adanya rasa peduli, saling percaya, saling membantu antara pemilik lahan dan penggarap jika mengalami kesulitan. Meskipun demikian, peran serta pihak lain seperti pemerintah juga tetap diperlukan agar hubungan baik antara kedua belah pihak dapat tetap terjaga.Kata kunci: Pertanian, Sistem Bagi Hasil, Solidaritas, Integrasi Sosial.AbstractThis study aims to describe the production sharing system in agriculture, especially in the Citrus nobilis plant, and its benefits in community life. The profit-sharing system is a form of cooperation that has existed and been carried out by the village community for a long time. In the profit-sharing system, there are various cooperation mechanisms between landowners and tenants. The cooperation mechanisms include Maro, Mertelu, and Merpat. The research in this article is a qualitative research conducted in Tegalsari Village, Tegalsari District, Banyuwangi Regency. Data collection was carried out by interview and observation techniques. The results of this study indicate that the implementation of the cooperation agreement with the profit-sharing system not only improves the economy, but also fosters solidarity and social integration in society. This is evidenced by a sense of care, mutual trust, and mutual assistance between landowners and tenants when experiencing difficulties. Even so, the participation of other parties such as the government is still needed so that good relations between the two parties can be maintained.Keywords: Agriculture, Profit Sharing, Solidarity, Social Integration.","PeriodicalId":7520,"journal":{"name":"Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83116269","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}