Pub Date : 2022-01-22DOI: 10.36671/andragogi.v3i3.229
Nada Nur Aini, Andi Prastowo
Seiring berkembangnya zaman, banyak muncul keyakinan-keyakinan baru di Indonesia yang menimbulkan kontroversi. Untuk mengatasi hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberi pengetahuan kepada para pembaca bagaimana cara menumbuhkan pluralisme agama dalam pendidikan Islam. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi literatur. Sumber data yang diperoleh berupa artikel jurnal dengan jumlah 13 artikel. Kemudian penulis melakukan beberapa analisis seperti mencari judul artikel yang relevan, lalu mencari isi abstraknya yang relevan, setelah itu mencari keseluruhan isi artikel yang relevan. Selanjutnya, hasil dari penelitian ini adalah pendidikan Islam mampu menjadi wadah dan sarana untuk menanamkan pluralisme beragama
{"title":"INTERNALISASI PLURALISME AGAMA DALAM PENDIDIKAN ISLAM","authors":"Nada Nur Aini, Andi Prastowo","doi":"10.36671/andragogi.v3i3.229","DOIUrl":"https://doi.org/10.36671/andragogi.v3i3.229","url":null,"abstract":"Seiring berkembangnya zaman, banyak muncul keyakinan-keyakinan baru di Indonesia yang menimbulkan kontroversi. Untuk mengatasi hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberi pengetahuan kepada para pembaca bagaimana cara menumbuhkan pluralisme agama dalam pendidikan Islam. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi literatur. Sumber data yang diperoleh berupa artikel jurnal dengan jumlah 13 artikel. Kemudian penulis melakukan beberapa analisis seperti mencari judul artikel yang relevan, lalu mencari isi abstraknya yang relevan, setelah itu mencari keseluruhan isi artikel yang relevan. Selanjutnya, hasil dari penelitian ini adalah pendidikan Islam mampu menjadi wadah dan sarana untuk menanamkan pluralisme beragama","PeriodicalId":7839,"journal":{"name":"Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam","volume":"42 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75885417","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-22DOI: 10.36671/andragogi.v3i3.230
Abdul Rosyid, Fatkhul Mubin
Setiap anak terlahir dengan keadaan suci dan fitrah. Artinya anak dilahirkan dalam keadaan yang lemah padahal sebenarnya memiliki potensi yang besar. Tapi itu tidak berarti setiap anak dilahirkan seumpama bagaikan kertas putih yang belum ternodai, seperti pendapat oleh John Lock, dan dalam pandangan jabariyah yang menganggap tak berdaya. Kemampuan ini menganggap bahwa manusia memiliki potensi berupa keinginan-keinginan tertentu yang berkaitan dengan berbagai jenis dan tingkat kemampuan logis, mental dan psikologis. Oleh karena itu pendidikan diperlukan sebagai sarana Untuk kemungkinan yang ada pada individu untuk pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan fitrah ciptaannya. Cara mendidik anak dalam Islam yaitu; (1) Mengajarkan anak kalimat Tauhid, (2) Menyematkan nama yang baik, (3) Menlatih anak agar mau melaksanakan sholat dan Menyediakan Tempat Tidur Terpisah antara Laki-laki dan Perempuan, (4) Ajarkan anak-anakmu untuk mencintai Nabi. ahlinya dalam penangkaran dan membaca Al-Qur'an Oleh karena itu, proses pendidikan yang memenuhi kebutuhan fitrah harus segera dimulai. Di sinilah pentingnya pendidikan keluarga oleh orang tua. Sehingga, pada akhirnya, umat Islam akan menjadi sebaik-baik umat
{"title":"MENGGALI POTENSI ANAK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM","authors":"Abdul Rosyid, Fatkhul Mubin","doi":"10.36671/andragogi.v3i3.230","DOIUrl":"https://doi.org/10.36671/andragogi.v3i3.230","url":null,"abstract":"Setiap anak terlahir dengan keadaan suci dan fitrah. Artinya anak dilahirkan dalam keadaan yang lemah padahal sebenarnya memiliki potensi yang besar. Tapi itu tidak berarti setiap anak dilahirkan seumpama bagaikan kertas putih yang belum ternodai, seperti pendapat oleh John Lock, dan dalam pandangan jabariyah yang menganggap tak berdaya. Kemampuan ini menganggap bahwa manusia memiliki potensi berupa keinginan-keinginan tertentu yang berkaitan dengan berbagai jenis dan tingkat kemampuan logis, mental dan psikologis. Oleh karena itu pendidikan diperlukan sebagai sarana Untuk kemungkinan yang ada pada individu untuk pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan fitrah ciptaannya. Cara mendidik anak dalam Islam yaitu; (1) Mengajarkan anak kalimat Tauhid, (2) Menyematkan nama yang baik, (3) Menlatih anak agar mau melaksanakan sholat dan Menyediakan Tempat Tidur Terpisah antara Laki-laki dan Perempuan, (4) Ajarkan anak-anakmu untuk mencintai Nabi. ahlinya dalam penangkaran dan membaca Al-Qur'an Oleh karena itu, proses pendidikan yang memenuhi kebutuhan fitrah harus segera dimulai. Di sinilah pentingnya pendidikan keluarga oleh orang tua. Sehingga, pada akhirnya, umat Islam akan menjadi sebaik-baik umat","PeriodicalId":7839,"journal":{"name":"Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam","volume":"49 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79913818","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-22DOI: 10.36671/andragogi.v3i3.234
Heri Setiaji
Tulisan ini membahas Penerapan Metode Cerita Islami Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Kdewasaan Beragama Bagi Anak Milenial siswa kelas IX SMP. Kajian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya penggunaan metode dalam pembelajaran, salah satunya adalah penerapan metode cerita Islami pada pembelajaran PAI dalam membentuk Kedewasaan Beragama siswa sebagai wujud pengajaran yang memberikan contoh nyata kepada peserta didik melalui tokoh cerita. Metode Cerita Islami Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan kedewasaan bragama siswa kelas IX SMP Islam Al-Ikhlas tahun ajaran 2020/2021 yang diklasifikasikan pada Persiapan Penerapan Metode Cerita, Materi untuk Penerapan Metode Cerita dan Penyampaian Metode Cerita, Alat Peraga untuk Penerapan Metode Cerita dan Evaluasi Penerapan Metode Cerita. Dalam hal Persiapan untuk Penerapan Metode Cerita, pendidik SMP Islam Al-Ikhlas sudah melakukan berbagai persiapan pribadi dan teknis secara optimal. Dalam hal materi dan penyampaian, pendidik SMP Islam Al-Ikhlas mengacu pada PROTA (Program Tahunan), kemudian di bentuk PROMES (Program Semesteran), SILABUS dan sebelum pembelajaran pendidik akan merancang RPP (Rancangan Perencanaan Pembelajaran) sebagai hasil dari pengembangan kurikulum. Materi yang digunakan sudah variatif, berisi dan disampaikan dengan baik, dalam hal Alat Peraga pendidik SMP Islam Al-Ikhlas sudah menggunakan berbagai alat peraga diantaranya buku cerita, audio visual dan papan tulis
{"title":"METODE CERITA BERNUANSA ISLAMI DALAM MENUMBUHKAN KEDEWASAAN BERAGAMA BAGI ANAK MILENIAL (Studi pada Peserta Didik di di SMP Islam Al-Ikhlas Cipadu)","authors":"Heri Setiaji","doi":"10.36671/andragogi.v3i3.234","DOIUrl":"https://doi.org/10.36671/andragogi.v3i3.234","url":null,"abstract":"Tulisan ini membahas Penerapan Metode Cerita Islami Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Kdewasaan Beragama Bagi Anak Milenial siswa kelas IX SMP. Kajian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya penggunaan metode dalam pembelajaran, salah satunya adalah penerapan metode cerita Islami pada pembelajaran PAI dalam membentuk Kedewasaan Beragama siswa sebagai wujud pengajaran yang memberikan contoh nyata kepada peserta didik melalui tokoh cerita. Metode Cerita Islami Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan kedewasaan bragama siswa kelas IX SMP Islam Al-Ikhlas tahun ajaran 2020/2021 yang diklasifikasikan pada Persiapan Penerapan Metode Cerita, Materi untuk Penerapan Metode Cerita dan Penyampaian Metode Cerita, Alat Peraga untuk Penerapan Metode Cerita dan Evaluasi Penerapan Metode Cerita. Dalam hal Persiapan untuk Penerapan Metode Cerita, pendidik SMP Islam Al-Ikhlas sudah melakukan berbagai persiapan pribadi dan teknis secara optimal. Dalam hal materi dan penyampaian, pendidik SMP Islam Al-Ikhlas mengacu pada PROTA (Program Tahunan), kemudian di bentuk PROMES (Program Semesteran), SILABUS dan sebelum pembelajaran pendidik akan merancang RPP (Rancangan Perencanaan Pembelajaran) sebagai hasil dari pengembangan kurikulum. Materi yang digunakan sudah variatif, berisi dan disampaikan dengan baik, dalam hal Alat Peraga pendidik SMP Islam Al-Ikhlas sudah menggunakan berbagai alat peraga diantaranya buku cerita, audio visual dan papan tulis","PeriodicalId":7839,"journal":{"name":"Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89378166","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-22DOI: 10.36671/andragogi.v3i2.220
Taufik Taufik, Nur Komar
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam kehidupan, pengetahuan matematika sangat menunjang setiap aktivitas yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pelajaran matematika menjadi salah satu pelajaran yang sangat penting untuk dikuasai oleh siswa di sekolah, tetapi kenyataannya pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sangat tidak disukai siswa sehingga berdampak buruk pada kualitas hasil belajar siswa di sekolah. rendahnya hasil belajar matematika di sekolah dapat disebabkan oleh rendahnya keinginan, keyakinan diri siswa dalam menguasai pelajaran matematika, rendahnya dorongan dalam diri siswa menjadi salah satu pemicu rendahnya hasil belajar yang dicapai. Self-efficacy (keyakinan diri) siswa serta motivasi belajar siswa diyakini memiliki peranan dalam meningkatkan kualitas hasil belajar matematika siswa di sekolah. oleh sebab itu dalam kajian ini peneliti menkaji mengenai hubungan self-efficacy terhadap peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa di sekolah. Penelitian dilakukan terhadap siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 13 Jakarta selatan, sampel penelitian sebanyak 65 siswa, data yang dikumpulkan menggunakan angket instrumen dan di oleh dengan analisis korelasi dan regresi. Dari hasil penelitian didapati bahwa self-efficacy memiliki hubungan positif terhadap motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa di sekolah, begitu pula dengan motivasi belajar memiliki hubungan positif terhadap hasil belajar matematika siswa di sekolah. Dengan demikian bahwa dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa, maka perlu ditekankan pada pengawasan, perhatian dan strategi yang tepat untuk meningkatkan self-rfficacy siswa serta motivasi belajar siswa
{"title":"HUBUNGAN SELF EFFICACY TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SEKOLAH","authors":"Taufik Taufik, Nur Komar","doi":"10.36671/andragogi.v3i2.220","DOIUrl":"https://doi.org/10.36671/andragogi.v3i2.220","url":null,"abstract":"Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam kehidupan, pengetahuan matematika sangat menunjang setiap aktivitas yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pelajaran matematika menjadi salah satu pelajaran yang sangat penting untuk dikuasai oleh siswa di sekolah, tetapi kenyataannya pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sangat tidak disukai siswa sehingga berdampak buruk pada kualitas hasil belajar siswa di sekolah. rendahnya hasil belajar matematika di sekolah dapat disebabkan oleh rendahnya keinginan, keyakinan diri siswa dalam menguasai pelajaran matematika, rendahnya dorongan dalam diri siswa menjadi salah satu pemicu rendahnya hasil belajar yang dicapai. Self-efficacy (keyakinan diri) siswa serta motivasi belajar siswa diyakini memiliki peranan dalam meningkatkan kualitas hasil belajar matematika siswa di sekolah. oleh sebab itu dalam kajian ini peneliti menkaji mengenai hubungan self-efficacy terhadap peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa di sekolah. Penelitian dilakukan terhadap siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 13 Jakarta selatan, sampel penelitian sebanyak 65 siswa, data yang dikumpulkan menggunakan angket instrumen dan di oleh dengan analisis korelasi dan regresi. Dari hasil penelitian didapati bahwa self-efficacy memiliki hubungan positif terhadap motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa di sekolah, begitu pula dengan motivasi belajar memiliki hubungan positif terhadap hasil belajar matematika siswa di sekolah. Dengan demikian bahwa dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa, maka perlu ditekankan pada pengawasan, perhatian dan strategi yang tepat untuk meningkatkan self-rfficacy siswa serta motivasi belajar siswa","PeriodicalId":7839,"journal":{"name":"Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam","volume":"2014 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82612340","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-22DOI: 10.36671/andragogi.v3i2.227
Made Saihu
Kajian ini membahas tentang kontekstualisasi pemikiran Ibnu Sina di era kontemporer dilihat dari sudut pandang subjektif mengacu pada aspek penyucian jiwa. Ibnu Sina membagi jiwa manusia itu atas tiga bagian, yaitu: jiwa nabâtiyyah, hayawâniyyah, dan insâniyyah. Ketika manusia berada pada jiwa nabâtiyyah, pelajaran yang harus diberikan adalah pelajaran akhlak, kebersihan, dan kesenian yang harus diimplementasikan pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, sementara hayawayyah, yang berarti menanggapi dan menggerakkan melalui pengindraan, anak dalam kondisi jiwa ini harus dirangsang melalui pemahaman terhadap Al-Qur’an tidak saja terkait dengan cara membaca atau mentilawahkannya, tetapi yang lebih penting adalah anak dirangsang untuk mengkaji, menganalisis dan kritis terhadap makna-makna dari setiap firman Allah Swt. Pada jiwa insâniyyah, mengharuskan adanya integrasi kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, yang darinya akan terbangun sebuah paradigma pendidikan yang non-dikotomi (integralistik) yang mempertemukan dimensi jasa (al-‘Amilah) dan rohani (al-‘Alimah). Studi literatur ini menegaskan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, seharusnya pendidikan di Indonesia tidak didikotomi, karena dengan adanya dikotomi pendidikan, semakin membuka nilai-nilai sekuler dalam dunia pendidikan di Indonesia. Meski aspek integrasi tiga kecerdasan yang bermuara pada paradigma pendidikan non-dikotomik, tidak lantas menghilangkan tujuan akhir dari pemikiran pendidikannya yaitu pada aspek penyucian jiwa. Karena dengan jiwa yang suci anak didik akan mudah menerima segala pengetahuan dan dengan sendiri akan terbentuk pribadi-pribadi yang unggul. Sebuah perspektif pendidikan yang mendudukkan penyucian jiwa sebagai sebuah tawaran pendidikan di era kontemporer
{"title":"KONTEKSTUALISASI PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU SINA DI ERA KONTEMPORER","authors":"Made Saihu","doi":"10.36671/andragogi.v3i2.227","DOIUrl":"https://doi.org/10.36671/andragogi.v3i2.227","url":null,"abstract":"Kajian ini membahas tentang kontekstualisasi pemikiran Ibnu Sina di era kontemporer dilihat dari sudut pandang subjektif mengacu pada aspek penyucian jiwa. Ibnu Sina membagi jiwa manusia itu atas tiga bagian, yaitu: jiwa nabâtiyyah, hayawâniyyah, dan insâniyyah. Ketika manusia berada pada jiwa nabâtiyyah, pelajaran yang harus diberikan adalah pelajaran akhlak, kebersihan, dan kesenian yang harus diimplementasikan pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, sementara hayawayyah, yang berarti menanggapi dan menggerakkan melalui pengindraan, anak dalam kondisi jiwa ini harus dirangsang melalui pemahaman terhadap Al-Qur’an tidak saja terkait dengan cara membaca atau mentilawahkannya, tetapi yang lebih penting adalah anak dirangsang untuk mengkaji, menganalisis dan kritis terhadap makna-makna dari setiap firman Allah Swt. Pada jiwa insâniyyah, mengharuskan adanya integrasi kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, yang darinya akan terbangun sebuah paradigma pendidikan yang non-dikotomi (integralistik) yang mempertemukan dimensi jasa (al-‘Amilah) dan rohani (al-‘Alimah). Studi literatur ini menegaskan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, seharusnya pendidikan di Indonesia tidak didikotomi, karena dengan adanya dikotomi pendidikan, semakin membuka nilai-nilai sekuler dalam dunia pendidikan di Indonesia. Meski aspek integrasi tiga kecerdasan yang bermuara pada paradigma pendidikan non-dikotomik, tidak lantas menghilangkan tujuan akhir dari pemikiran pendidikannya yaitu pada aspek penyucian jiwa. Karena dengan jiwa yang suci anak didik akan mudah menerima segala pengetahuan dan dengan sendiri akan terbentuk pribadi-pribadi yang unggul. Sebuah perspektif pendidikan yang mendudukkan penyucian jiwa sebagai sebuah tawaran pendidikan di era kontemporer","PeriodicalId":7839,"journal":{"name":"Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82771052","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-22DOI: 10.36671/andragogi.v3i2.223
D. Umar
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teknik Kajian tracer study, dalam penelitian Tracer Study Peneliti berusaha mendeskripsikan profil lulusan dan relevansi kurikulum fakultas dakwah melalui pendekatan survei. Variabel profil lulusan, meliputi: 1) masa tunggu lulusan, 2) persentase lulusan yang sudah bekerja dan pertama kali bekerja, 3) Dukungan latar belakang pendidikan terhadap karir pekerjaan 4) Kesesuaian kemampuan dengan kebutuhan institusi tempat kerja. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat relevansi pendidikan fakultas dakwah terhadap dunia kerja termasuk dalam kategori relevan. Tingkat relevansi dilihat dari jenis pekerjaan termasuk cukup relevan Karena pendidikan yang ditempuh dengan jenjang karir yang di rasakan oleh para alumni lulusan 2017, 2018 dan 2019 fakultas dakwah PTIQ Jakarta. Mayoritas responden merasakan adanya relevansi antara pekerjaan dan bidang keahlian yaitu sebanyak 33 orang (58%). Dan yang merasakan tidak relevan pendidikan dengan pekerjaan sebanyak 20 orang atau (42 %), hal ini terjadi karena beberapa kemungkinan diantaranya, banyak nya alumni yang berada di lokasi yang kurang memadai untuk mencari tingkat pekerjaan yang relevan dengan bidang keilmuanya itu tidak ada atau jarang di temukan, atau memang banyak juga para mahasiswa yang kuliahnya masih kurang serius sehingga alumni tersebut tidak memiliki kapasitas dan kemampuan yang sesuai dengan bidangnya
{"title":"RELEVANSI SUMBER DAYA MANUSIA LULUSAN FAKULTAS DAKWAH INSTITUT PTIQ JAKARTA DENGAN KEBUTUHAN DUNIA KERJA","authors":"D. Umar","doi":"10.36671/andragogi.v3i2.223","DOIUrl":"https://doi.org/10.36671/andragogi.v3i2.223","url":null,"abstract":"Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teknik Kajian tracer study, dalam penelitian Tracer Study Peneliti berusaha mendeskripsikan profil lulusan dan relevansi kurikulum fakultas dakwah melalui pendekatan survei. Variabel profil lulusan, meliputi: 1) masa tunggu lulusan, 2) persentase lulusan yang sudah bekerja dan pertama kali bekerja, 3) Dukungan latar belakang pendidikan terhadap karir pekerjaan 4) Kesesuaian kemampuan dengan kebutuhan institusi tempat kerja. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat relevansi pendidikan fakultas dakwah terhadap dunia kerja termasuk dalam kategori relevan. Tingkat relevansi dilihat dari jenis pekerjaan termasuk cukup relevan Karena pendidikan yang ditempuh dengan jenjang karir yang di rasakan oleh para alumni lulusan 2017, 2018 dan 2019 fakultas dakwah PTIQ Jakarta. Mayoritas responden merasakan adanya relevansi antara pekerjaan dan bidang keahlian yaitu sebanyak 33 orang (58%). Dan yang merasakan tidak relevan pendidikan dengan pekerjaan sebanyak 20 orang atau (42 %), hal ini terjadi karena beberapa kemungkinan diantaranya, banyak nya alumni yang berada di lokasi yang kurang memadai untuk mencari tingkat pekerjaan yang relevan dengan bidang keilmuanya itu tidak ada atau jarang di temukan, atau memang banyak juga para mahasiswa yang kuliahnya masih kurang serius sehingga alumni tersebut tidak memiliki kapasitas dan kemampuan yang sesuai dengan bidangnya","PeriodicalId":7839,"journal":{"name":"Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82184890","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-22DOI: 10.36671/andragogi.v3i2.219
Achmad Nurholis Majid
Pelaksanaan pendidikan tidak bisa lepas dari sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan unsur penunjang penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan-rujuan pendidikan. Karenanya, UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS BAB XII Pasal 45, satuan pendidikan dituntut untuk memenuhi sarana dan prasarana pendidikan. Masalahnya, sarana prasarana berhadapan dengan kondisi finansial dan proses pengelolaannya. Lembaga pendidikan yang mandiri secara finansial dan SDM tentu tidak masalah dengan dua tantangan tersebut. Tetapi bagaimana dengan lembaga pendidikan pesantren di kepulauan? Artikel ini akan membahas manajemen sarana dan prasarana pendidikan di PP. Raudlatul Amien di kepulauan Kangean dalam mendukung proses pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis studi kasus. Data-data dikumpulkan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sementara analisis data dilakukan dengan siklus pengumpulan data, reduksi data, model data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Dalam menguji keabsahan data, dilakukan triangulasi sumber, metode, dan waktu. Simpulannya, PP. Raudlatul Amien mengelola sarpras dengan tiga tahapan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dan peningkatan berkelanjutan. Tanggung jawab utama sarana dan prasarana berada di bawah seksi sarpras dibantu kesadaran masing-masing pengguna atas keterawatan sarpras yang ada secara kohesif. Tanggung jawab yang kohesif dibangun dengan pemenuhan kesejahteraan dan pembinaan etos kerja yang islami, ma’hadi, dan tarbawi.
{"title":"MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PESANTREN KEPULAUAN","authors":"Achmad Nurholis Majid","doi":"10.36671/andragogi.v3i2.219","DOIUrl":"https://doi.org/10.36671/andragogi.v3i2.219","url":null,"abstract":"Pelaksanaan pendidikan tidak bisa lepas dari sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan unsur penunjang penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan-rujuan pendidikan. Karenanya, UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS BAB XII Pasal 45, satuan pendidikan dituntut untuk memenuhi sarana dan prasarana pendidikan. Masalahnya, sarana prasarana berhadapan dengan kondisi finansial dan proses pengelolaannya. Lembaga pendidikan yang mandiri secara finansial dan SDM tentu tidak masalah dengan dua tantangan tersebut. Tetapi bagaimana dengan lembaga pendidikan pesantren di kepulauan? Artikel ini akan membahas manajemen sarana dan prasarana pendidikan di PP. Raudlatul Amien di kepulauan Kangean dalam mendukung proses pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis studi kasus. Data-data dikumpulkan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sementara analisis data dilakukan dengan siklus pengumpulan data, reduksi data, model data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Dalam menguji keabsahan data, dilakukan triangulasi sumber, metode, dan waktu. Simpulannya, PP. Raudlatul Amien mengelola sarpras dengan tiga tahapan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dan peningkatan berkelanjutan. Tanggung jawab utama sarana dan prasarana berada di bawah seksi sarpras dibantu kesadaran masing-masing pengguna atas keterawatan sarpras yang ada secara kohesif. Tanggung jawab yang kohesif dibangun dengan pemenuhan kesejahteraan dan pembinaan etos kerja yang islami, ma’hadi, dan tarbawi.","PeriodicalId":7839,"journal":{"name":"Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79017415","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-22DOI: 10.36671/andragogi.v3i3.238
A. Masruri
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui bagaimana padangan jilbab menurut al-Imam al-Syafi’i, al-Imam Abu Hanifah, Quraish Shihab dan Yusuf al-Qardhawi. Serta apa saja dasar pemikiran (dalil al-Qur’an dan al-Sunnah) al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Abu Hanifah, Quraish Shihab dan Yusuf al-Qardhawi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library Research) dengan pendakatan deskriptif analitis. Sumber data dalam penelitian ini terbagi ke dalam dua kategori, yaitu: sumber data primer berupa karya dari al-Imam al-Syafi’i, al-Imam Hanafi, Yusuf Qardhawi dan Quraish Shihab yang berkaitan dengan jilbab dan sekunder yang merupakan sumber data selain dari karya keempat tokoh yang diangkat dalam skripsi ini. Kemudian, data-data tersebut dikumpulkan dengan teknik membaca, memahami, mengidentifikasi, menganalisis dan membandingkan data yang satu dengan data lainnya. Teknik yang digunakan untuk menganalisis adalah metode deskriptif, analisis konten dan metode induktif. Kesimpulan dari skripsi ini adalah al-Imam al-Syafi’i, al-Imam Abu Hanifah dan Yusuf Qardhawi berpendapat bahwa wanita wajib untuk berjilbab, sedangkan Quraih Shihab berpendapat bahwa wanita tidak wajib untuk memakai jilbab. Pandangan al-Imam al-Syafi’i, al-Imam Abu Hanifah dan Yusuf Qardhawi didasarkan atas ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan batas-batas aurat wanita. Sedangkan, pandangan Quraish Shihab didasarkan atas pendekatan tarjih dan pendekatan ‘illat al-hukm,serta metode istihsan bi al-‘urf
这项研究的主要目的是找出如何使用希贾布,根据al-Imam al- shafi 'i, al-Imam Abu Hanifah, Quraish Shihab和Yusuf al-Qardhawi的说法。以及其他的基本思想这是一种分析描述性研究。本研究的数据来源分为两类:al-Imam al- shafi, al-Imam Hanafi, Yusuf Qardhawi和Quraish Shihab的主要数据来源,以及除本文中提到的四个人物外的其他数据来源。然后通过阅读、理解、识别、分析和比较这些数据的技术来收集这些数据。分析方法是描述性方法、内容分析和归纳方法。这篇论文的结论是al-Imam al- shafi, al-Imam Abu Hanifah和Yusuf Qardhawi认为妇女应该戴面纱,而qugetshihab认为妇女不应该戴面纱。al-Imam al- shafi 'i、al-Imam Abu Hanifah和Yusuf Qardhawi的观点是基于古兰经中关于妇女下体边界的章节。另一方面,《古兰经》Shihab的观点是基于tarjih和' illat al-hukm,以及istihsan bi - ' urf方法
{"title":"PANDANGAN ULAMA KLASIK DAN KONTEMPORER TENTANG JILBAB","authors":"A. Masruri","doi":"10.36671/andragogi.v3i3.238","DOIUrl":"https://doi.org/10.36671/andragogi.v3i3.238","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui bagaimana padangan jilbab menurut al-Imam al-Syafi’i, al-Imam Abu Hanifah, Quraish Shihab dan Yusuf al-Qardhawi. Serta apa saja dasar pemikiran (dalil al-Qur’an dan al-Sunnah) al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Abu Hanifah, Quraish Shihab dan Yusuf al-Qardhawi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library Research) dengan pendakatan deskriptif analitis. Sumber data dalam penelitian ini terbagi ke dalam dua kategori, yaitu: sumber data primer berupa karya dari al-Imam al-Syafi’i, al-Imam Hanafi, Yusuf Qardhawi dan Quraish Shihab yang berkaitan dengan jilbab dan sekunder yang merupakan sumber data selain dari karya keempat tokoh yang diangkat dalam skripsi ini. Kemudian, data-data tersebut dikumpulkan dengan teknik membaca, memahami, mengidentifikasi, menganalisis dan membandingkan data yang satu dengan data lainnya. Teknik yang digunakan untuk menganalisis adalah metode deskriptif, analisis konten dan metode induktif. Kesimpulan dari skripsi ini adalah al-Imam al-Syafi’i, al-Imam Abu Hanifah dan Yusuf Qardhawi berpendapat bahwa wanita wajib untuk berjilbab, sedangkan Quraih Shihab berpendapat bahwa wanita tidak wajib untuk memakai jilbab. Pandangan al-Imam al-Syafi’i, al-Imam Abu Hanifah dan Yusuf Qardhawi didasarkan atas ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan batas-batas aurat wanita. Sedangkan, pandangan Quraish Shihab didasarkan atas pendekatan tarjih dan pendekatan ‘illat al-hukm,serta metode istihsan bi al-‘urf","PeriodicalId":7839,"journal":{"name":"Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85205958","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-22DOI: 10.36671/andragogi.v3i3.237
Made Saihu
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan sosial terhadap kemampuan komunikasi santri tahifiz. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif dengan desain penelitian survey disebut juga cross-sectional. Populasinya adalah seluruh santri Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an Al-Hikmah 01 Putri Brebes, dengan pengambilan sampel menggunakan random sampling sebagai responden. Untuk mengetahui variabel independen (keterampilan sosial) terhadap variabel dependen (kemampuan komunikasi) digunakan analisis regresi linier sederhana, dan untuk mengetahui pengaruh keterampilan sosial terhadap kemampuan komunikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keterampilan sosial memiliki pengaruh terhadap kemampuan komunikasi santri tahfiz. Dari koefisien determinasi didapatkan nilai R-Square sebesar 57%. Artinya variabel keterampilan sosial dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi santri tahfiz sebesar 57% sisanya 43% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
{"title":"PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SANTRI TAHFIZ DI PONDOK PESANTREN TAHFIZUL QUR’AN AL-HIKMAH 01 (PUTRI) BENDA SIRAMPOG BREBES TAHUN PELAJARAN 2019/2020","authors":"Made Saihu","doi":"10.36671/andragogi.v3i3.237","DOIUrl":"https://doi.org/10.36671/andragogi.v3i3.237","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan sosial terhadap kemampuan komunikasi santri tahifiz. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif dengan desain penelitian survey disebut juga cross-sectional. Populasinya adalah seluruh santri Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an Al-Hikmah 01 Putri Brebes, dengan pengambilan sampel menggunakan random sampling sebagai responden. Untuk mengetahui variabel independen (keterampilan sosial) terhadap variabel dependen (kemampuan komunikasi) digunakan analisis regresi linier sederhana, dan untuk mengetahui pengaruh keterampilan sosial terhadap kemampuan komunikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keterampilan sosial memiliki pengaruh terhadap kemampuan komunikasi santri tahfiz. Dari koefisien determinasi didapatkan nilai R-Square sebesar 57%. Artinya variabel keterampilan sosial dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi santri tahfiz sebesar 57% sisanya 43% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti","PeriodicalId":7839,"journal":{"name":"Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83564649","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-22DOI: 10.36671/andragogi.v3i3.232
A. Masruri, Munali Munali, Sumiati Sumiati
Salah satu sifat karakter manusia dalam kehidupan bermasyarakat adalah perbuatan baik atau buruk. Perbuatan baik atau buruk tergantung perilaku yang ada dalam diri setiap manusia. Perbuatan seperti ini disebut sebagai karakter. Pengembangan karakter seseorang dimulai sejak kecil. Pembentukan karakter lebih banyak dilakukan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Penilaian karakter siswa dapat dilakukan melalui instrumen. Mengukur penilaian siswa pada pembelajaran online sangat penting dilakukan. Fakta dilapangan terjadi penurunan karakter siswa. Tujuan penelitian adalah mengukur efektivitas penilaian karakter siswa pada pembelajaran online. Penilaian karakter siswa terdiri dari 7 dimensi, yaitu : religius, jujur, demokratis, rasa ingin tahu, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab. Pengukuran penilaian karakter siswa dilakukan di Madrasah Aliyah Jam’iyyah Islamiyyah Kota Tangerang Selatan sebanyak 281 siswa dengan 25 butir instrumen melalui google form. Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan model Rasch. Hasil penelitian, 1) 14 item valid dari 25 item, 2) kemampuan person tertinggi terdapat pada dimensi gemar membaca dan kemampuan person terendah terdapat pada dimensi jujur, 3) kemampuan person lebih dari 0.00 logit sebanyak 187 orang atau 83%, 4) nilai person measure mean 1.13 logit 0.00 logit, menunjukkan kemampuan person lebih tinggi dari tingkat kesulitan item, dan 5) nilai reliabilitas instrumen karakter siswa dengan alpha Cronbach sebesar 0.86, menujukkan konsistensi person dalam merespon item dalam kategori bagus. Hal ini dapat disimpulkan bahwa instrumen karakter siswa pada Madrasah Aliyah Jam’iyyah Islamiyyah efektif dalam menilai pendidikan karakter selama pembelajaran online
{"title":"EFEKTIVITAS PENILAIAN KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN ONLINE DI MADRASAH ALIYAH JAM’IYYAH ISLAMIYYAH KOTA TANGERANG SELATAN","authors":"A. Masruri, Munali Munali, Sumiati Sumiati","doi":"10.36671/andragogi.v3i3.232","DOIUrl":"https://doi.org/10.36671/andragogi.v3i3.232","url":null,"abstract":"Salah satu sifat karakter manusia dalam kehidupan bermasyarakat adalah perbuatan baik atau buruk. Perbuatan baik atau buruk tergantung perilaku yang ada dalam diri setiap manusia. Perbuatan seperti ini disebut sebagai karakter. Pengembangan karakter seseorang dimulai sejak kecil. Pembentukan karakter lebih banyak dilakukan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Penilaian karakter siswa dapat dilakukan melalui instrumen. Mengukur penilaian siswa pada pembelajaran online sangat penting dilakukan. Fakta dilapangan terjadi penurunan karakter siswa. Tujuan penelitian adalah mengukur efektivitas penilaian karakter siswa pada pembelajaran online. Penilaian karakter siswa terdiri dari 7 dimensi, yaitu : religius, jujur, demokratis, rasa ingin tahu, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab. Pengukuran penilaian karakter siswa dilakukan di Madrasah Aliyah Jam’iyyah Islamiyyah Kota Tangerang Selatan sebanyak 281 siswa dengan 25 butir instrumen melalui google form. Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan model Rasch. Hasil penelitian, 1) 14 item valid dari 25 item, 2) kemampuan person tertinggi terdapat pada dimensi gemar membaca dan kemampuan person terendah terdapat pada dimensi jujur, 3) kemampuan person lebih dari 0.00 logit sebanyak 187 orang atau 83%, 4) nilai person measure mean 1.13 logit 0.00 logit, menunjukkan kemampuan person lebih tinggi dari tingkat kesulitan item, dan 5) nilai reliabilitas instrumen karakter siswa dengan alpha Cronbach sebesar 0.86, menujukkan konsistensi person dalam merespon item dalam kategori bagus. Hal ini dapat disimpulkan bahwa instrumen karakter siswa pada Madrasah Aliyah Jam’iyyah Islamiyyah efektif dalam menilai pendidikan karakter selama pembelajaran online","PeriodicalId":7839,"journal":{"name":"Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam dan Manajemen Pendidikan Islam","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81492398","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}