Pub Date : 2020-12-31DOI: 10.26578/JRTI.V14I2.6590
F. Fitriani, Eldha Sampepana, Suroto Hadi Saputra
Tanaman akar Bajakah (Spatholobus littoralis Hassk) merupakan tanaman merambat pada pohon kayu Karl dari suku Phaseolea dengan ketinggian ± 50 meter, memiliki 29 spesies yang tumbuh di hutan tropis Indonesia. Akar Bajakah baru popular belakangan ini sebagai bahan pengobatan herbal karena diduga memiliki beberapa kandungan metabolit sekunder. Setiap tanaman memiliki kandungan senyawa kimia yang berbeda-beda sehingga dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan melakukan karakterisasi senyawa metabolik sekunder tanaman akar bajakah (Spatholobus littoralis Hassk) dari Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara secara kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Metode yang digunakan adalah uji rata-rata dari hasil analisa senyawa metabolik sekunder tanaman akar bajakah dengan sampel batang kayu dan kulit dari dua jenis tanaman akar bajakah yaitu tanaman akar bajakah merah dan akar bajakah putih, selanjutnya sampel dipisahkan antara batang dan kulitnya, sehingga sampel menjadi kulit bajakah merah (BKtM), batang kayu bajakah merah (BKyM), kulit bajakah putih (BKtP) dan batang kayu bajakah putih (BKyP). Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar air tanaman akar bajakah merah pada kulit sebesar 5,95% dan kadar flavonoid sebesar 32,49±3,21 ppm. Akar bajakah putih pada kulit (BKtP) memiliki kandungan fenolik sebesar 163,88±74,75 ppm, dan kadar tanin sebesar 635,63±61,69 ppm. Tanaman akar bajakah merah pada kayu (BKyM memiliki aktivitas antioksidan kategori sangat kuat yaitu 26,29 ppm. Kata kunci : akar bajakah merah, akar bajakah putih , kadar fenolik, kadar flavonoid, kadar tannin, aktivitas antioksidan
{"title":"Karakterisasi Tumbuhan Akar Bajakah (Spatholobus littoralis Hassk) Dari LOA KULU Kabupaten Kutai Kartanegara","authors":"F. Fitriani, Eldha Sampepana, Suroto Hadi Saputra","doi":"10.26578/JRTI.V14I2.6590","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V14I2.6590","url":null,"abstract":"Tanaman akar Bajakah (Spatholobus littoralis Hassk) merupakan tanaman merambat pada pohon kayu Karl dari suku Phaseolea dengan ketinggian ± 50 meter, memiliki 29 spesies yang tumbuh di hutan tropis Indonesia. Akar Bajakah baru popular belakangan ini sebagai bahan pengobatan herbal karena diduga memiliki beberapa kandungan metabolit sekunder. Setiap tanaman memiliki kandungan senyawa kimia yang berbeda-beda sehingga dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan melakukan karakterisasi senyawa metabolik sekunder tanaman akar bajakah (Spatholobus littoralis Hassk) dari Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara secara kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Metode yang digunakan adalah uji rata-rata dari hasil analisa senyawa metabolik sekunder tanaman akar bajakah dengan sampel batang kayu dan kulit dari dua jenis tanaman akar bajakah yaitu tanaman akar bajakah merah dan akar bajakah putih, selanjutnya sampel dipisahkan antara batang dan kulitnya, sehingga sampel menjadi kulit bajakah merah (BKtM), batang kayu bajakah merah (BKyM), kulit bajakah putih (BKtP) dan batang kayu bajakah putih (BKyP). Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar air tanaman akar bajakah merah pada kulit sebesar 5,95% dan kadar flavonoid sebesar 32,49±3,21 ppm. Akar bajakah putih pada kulit (BKtP) memiliki kandungan fenolik sebesar 163,88±74,75 ppm, dan kadar tanin sebesar 635,63±61,69 ppm. Tanaman akar bajakah merah pada kayu (BKyM memiliki aktivitas antioksidan kategori sangat kuat yaitu 26,29 ppm. Kata kunci : akar bajakah merah, akar bajakah putih , kadar fenolik, kadar flavonoid, kadar tannin, aktivitas antioksidan","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126504998","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-29DOI: 10.26578/JRTI.V14I2.6431
Agus Sutejo, S. Mardjan, Wawan Hermawan, Desrial Desrial, D. Sagita
Salah satu kelemahan pada proses pengolahan teh adalah tercampurnya tangkai dan daun teh sehingga proses grading dan sorting dilakukan pada produk akhir teh. Pada penelitian ini, dikembangkan suatu pendekatan baru pemisahan tangkai dan daun teh yaitu pada awal proses. Prinsip yang digunakan adalah dengan merontokan daun dari tangkai teh dan memisahkannya dengan berdasarkan perbedaan kecepatan terminal. Sebuah paket teknologi diperlukan untuk memisahkan tangkai dan daun teh sehingga keduanya dapat diproses secara terpisah untuk menghasilkan teh dengan kualitas terbaik (kelas satu) dalam pengolahan sistem teh ortodoks. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengevaluasi paket teknologi pemisah daun dan tangkai teh yang telah dilayukan. Metode penelitian terdiri dari pembuatan desain mesin, pembuatan prototipe, uji fungsional mesin dan uji kinerja mesin. Paket teknologi yang telah dibangun terdiri dari tiga unit mesin yaitu mesin perontok, mesin pengayak getar dan mesin penghisap daun teh. Hasil pengujian kinerja terbaik diperoleh pada kecepatan putar silinder perontok 480 rpm yang menghasilkan persentase daun terhisap tertinggi (91,43%) dan persentase tangkai tidak terhisap paling tinggi (86,05%). Rata-rata kecepatan udara hisap pada permukaan tray saat pengujian berada pada kecepatan terminal daun teh, yaitu 1,78-2,98 m s -1 dan kapasitas rata-rata perontokan adalah 156,71 kg jam -1 . Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa pemisahan dengan metode perontok sangat cocok untuk proses pembuatan teh hijau karena dengan prinsip ini dapat meminimalisir kerusakan pada daun teh.
茶叶加工的一个缺点是茶叶的茎和叶混合在一起,这样就完成了茶叶的最终产品。在这项研究中,开发了一种新的方法来分离茎和茶叶,也就是在这个过程的开始。使用的原则是把茶茎的叶子拔掉,然后根据不同的速度进行分类。需要一个技术包来分离茶叶的茎和叶,这样它们就可以单独处理,以便在处理正统茶系统时生产出质量最好的茶(头等舱)。这项研究的目的是开发和评估已经开发的茶叶和茎分隔技术包。研究方法包括机器设计、原型、机器功能测试和机器性能测试。建造的技术包由三个引擎组成,分别是风箱、摇筛机和吹茶机。最好的性能测试结果是通过旋转气缸的转速480转/分,从而产生最高的含水层(91.43%)和最小的茎位(86.05%)被吸收。托盘时,表面的空气吸测试的平均速度在终端速度,即公元1,78-2,98 s - 1和茶叶perontokan平均容量是156.71公斤- 1点。根据研究结果,可以看出,分离过程的剥皮的方法非常适合制作绿茶,因为茶叶的这一原则可以减少损失。
{"title":"Evaluasi Kinerja Pemisahan Tangkai dan Daun Teh Layu Berdasarkan Prinsip Perontokan dan Penghisapan","authors":"Agus Sutejo, S. Mardjan, Wawan Hermawan, Desrial Desrial, D. Sagita","doi":"10.26578/JRTI.V14I2.6431","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V14I2.6431","url":null,"abstract":"Salah satu kelemahan pada proses pengolahan teh adalah tercampurnya tangkai dan daun teh sehingga proses grading dan sorting dilakukan pada produk akhir teh. Pada penelitian ini, dikembangkan suatu pendekatan baru pemisahan tangkai dan daun teh yaitu pada awal proses. Prinsip yang digunakan adalah dengan merontokan daun dari tangkai teh dan memisahkannya dengan berdasarkan perbedaan kecepatan terminal. Sebuah paket teknologi diperlukan untuk memisahkan tangkai dan daun teh sehingga keduanya dapat diproses secara terpisah untuk menghasilkan teh dengan kualitas terbaik (kelas satu) dalam pengolahan sistem teh ortodoks. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengevaluasi paket teknologi pemisah daun dan tangkai teh yang telah dilayukan. Metode penelitian terdiri dari pembuatan desain mesin, pembuatan prototipe, uji fungsional mesin dan uji kinerja mesin. Paket teknologi yang telah dibangun terdiri dari tiga unit mesin yaitu mesin perontok, mesin pengayak getar dan mesin penghisap daun teh. Hasil pengujian kinerja terbaik diperoleh pada kecepatan putar silinder perontok 480 rpm yang menghasilkan persentase daun terhisap tertinggi (91,43%) dan persentase tangkai tidak terhisap paling tinggi (86,05%). Rata-rata kecepatan udara hisap pada permukaan tray saat pengujian berada pada kecepatan terminal daun teh, yaitu 1,78-2,98 m s -1 dan kapasitas rata-rata perontokan adalah 156,71 kg jam -1 . Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa pemisahan dengan metode perontok sangat cocok untuk proses pembuatan teh hijau karena dengan prinsip ini dapat meminimalisir kerusakan pada daun teh.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130357284","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-29DOI: 10.26578/JRTI.V14I2.6211
Sella Antesty, A. E. Tontowi
ABSTRAK Keberadaan usaha mikro kecil menengah di suatu daerah seperti kota Bontang penting bagi daerah tersebut karena dapat meningkatkan kesejahteraan penduduknya lebih cepat dibanding dengan sektor lainnya. Industri tersebut perlu dibina sehingga tumbuh sehat agar produknya diminati pasar. Namun demikian, pembinaan tersebut tidak dapat efektif karena tidak ada peta teknometrik yang dapat digunakan sebagai acuan. Dalam studi ini, peta teknometrik industri dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan peta kemampuan tingkat kontribusi teknologi yang dimiliki industri dan hasilnya didiskusikan. Usaha mikro kecil menengah berbasis pengolahan makanan yang tersebar di wilayah kota Bontang dijadikan sebagai obyek pemetaan dan metode teknometrik digunakan untuk menghitung tingkat kontribusi teknologi yang dimiliki. Hasil studi ini menunjukkan bahwa dari 4 aspek yang diteliti yang meliputi Technoware (fasilitas teknologi), Humanware (sumberdaya manusia), Infoware (kerangka kerja) dan Orgaware (manajemen) didapatkan hasil bahwa usaha mikro kecil menengah di kota Bontang masih menitik beratkan pada aspek humanware atau sumber daya manusia dengan kemampuan fasilitas teknologi produksi yang rendah.
{"title":"Analisi Kontribusi Komponen Teknologi UMKM Kota Bontang Menggunakan Metode Teknometrik","authors":"Sella Antesty, A. E. Tontowi","doi":"10.26578/JRTI.V14I2.6211","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V14I2.6211","url":null,"abstract":"ABSTRAK Keberadaan usaha mikro kecil menengah di suatu daerah seperti kota Bontang penting bagi daerah tersebut karena dapat meningkatkan kesejahteraan penduduknya lebih cepat dibanding dengan sektor lainnya. Industri tersebut perlu dibina sehingga tumbuh sehat agar produknya diminati pasar. Namun demikian, pembinaan tersebut tidak dapat efektif karena tidak ada peta teknometrik yang dapat digunakan sebagai acuan. Dalam studi ini, peta teknometrik industri dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan peta kemampuan tingkat kontribusi teknologi yang dimiliki industri dan hasilnya didiskusikan. Usaha mikro kecil menengah berbasis pengolahan makanan yang tersebar di wilayah kota Bontang dijadikan sebagai obyek pemetaan dan metode teknometrik digunakan untuk menghitung tingkat kontribusi teknologi yang dimiliki. Hasil studi ini menunjukkan bahwa dari 4 aspek yang diteliti yang meliputi Technoware (fasilitas teknologi), Humanware (sumberdaya manusia), Infoware (kerangka kerja) dan Orgaware (manajemen) didapatkan hasil bahwa usaha mikro kecil menengah di kota Bontang masih menitik beratkan pada aspek humanware atau sumber daya manusia dengan kemampuan fasilitas teknologi produksi yang rendah.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"106 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133396357","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-29DOI: 10.26578/JRTI.V14I2.6619
Ari Rahayuningtyas, Novita Dwi Susanti, E. Pramono, Yusnan Hasani Siregar, A. Sitorus, D. Sagita
Pada awal tahun 2020, telah terjadi suatu pandemi yang melanda dunia termasuk Indonesia. Pandemi ini disebabkan oleh virus jenis baru yaitu Coronavirus (COVID-19). Upaya untuk mencegah penyebaran virus ini adalah dengan menerapkan protokol kesehatan (memakai masker, menjaga jarak, dan selalu membersihkan tangan). Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengkonstruksi hand sanitizer otomatis untuk mengurangi penyebaran virus COVID-19. Metode penelitian yang digunakan terdiri dari perancangan fungsional dan struktural, analisis biaya serta uji kinerja. Alat ini dirancang menggunakan beberapa sensor yaitu sensor infra merah (IR Proximity), sensor suhu (MLX90614), dan sensor ultrasonik (HC-SR04). Pengujian karakteristik statik dilakukan pada sensor suhu dan sensor ultrasonik. Analisis karakteristik statik pada sensor dilakukan untuk mengevaluasi kinerja sensor. Hasil menunjukan bahwa nilai deviasi sensor ultrasonik adalah 1,16 cm, deviasi sensor suhu adalah 1,07 °C dengan tingkat presisi 0,12 °C serta nilai rata-rata 34,55 °C pada tiap 5 menit pengukuran. Alat ini mampu mengeluarkan cairan pembersih sekitar 0,2 gram/semprotan. Biaya dasar penyediaan semua komponen perangkat adalah Rp.1,500,000 dan total biaya untuk memproduksi setiap unitnya adalah Rp.2,375,000/unit. Perangkat ini beroperasi tanpa perlu disentuh, dan aman untuk diterapkan di area publik. Perangkat juga dibuat dengan sistem pemantauan terintegrasi dimana suhu tubuh yang diukur oleh perangkat ini dapat dimonitor dari jarak jauh, sehingga memudahkan pengguna dalam pencatatan data.
{"title":"Rancang Bangun Hand Sanitizer Otomatis dan Sistem Monitoring Jarak Jauh dalam Upaya Mengurangi Penyebaran Covid 19","authors":"Ari Rahayuningtyas, Novita Dwi Susanti, E. Pramono, Yusnan Hasani Siregar, A. Sitorus, D. Sagita","doi":"10.26578/JRTI.V14I2.6619","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V14I2.6619","url":null,"abstract":"Pada awal tahun 2020, telah terjadi suatu pandemi yang melanda dunia termasuk Indonesia. Pandemi ini disebabkan oleh virus jenis baru yaitu Coronavirus (COVID-19). Upaya untuk mencegah penyebaran virus ini adalah dengan menerapkan protokol kesehatan (memakai masker, menjaga jarak, dan selalu membersihkan tangan). Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengkonstruksi hand sanitizer otomatis untuk mengurangi penyebaran virus COVID-19. Metode penelitian yang digunakan terdiri dari perancangan fungsional dan struktural, analisis biaya serta uji kinerja. Alat ini dirancang menggunakan beberapa sensor yaitu sensor infra merah (IR Proximity), sensor suhu (MLX90614), dan sensor ultrasonik (HC-SR04). Pengujian karakteristik statik dilakukan pada sensor suhu dan sensor ultrasonik. Analisis karakteristik statik pada sensor dilakukan untuk mengevaluasi kinerja sensor. Hasil menunjukan bahwa nilai deviasi sensor ultrasonik adalah 1,16 cm, deviasi sensor suhu adalah 1,07 °C dengan tingkat presisi 0,12 °C serta nilai rata-rata 34,55 °C pada tiap 5 menit pengukuran. Alat ini mampu mengeluarkan cairan pembersih sekitar 0,2 gram/semprotan. Biaya dasar penyediaan semua komponen perangkat adalah Rp.1,500,000 dan total biaya untuk memproduksi setiap unitnya adalah Rp.2,375,000/unit. Perangkat ini beroperasi tanpa perlu disentuh, dan aman untuk diterapkan di area publik. Perangkat juga dibuat dengan sistem pemantauan terintegrasi dimana suhu tubuh yang diukur oleh perangkat ini dapat dimonitor dari jarak jauh, sehingga memudahkan pengguna dalam pencatatan data.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134636675","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-29DOI: 10.26578/JRTI.V14I2.6536
R. S. Murti, Sugihartono Sugihartono
Garam kromium merupakan bahan penyamak yang paling banyak digunakan oleh industri penyamakan kulit di dunia. Keberadaan dan jumlah Cr (VI) pada kulit samak sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pada saat pengerjaan dan penggunaan bahan penyamak kulit dan bukan merupakan faktor intrinsik kulit samak krom. Ambang batas Cr (VI) pada kulit samak krom maksimum 3 mg/kg kulit. Kromium heksavalen bersifat toksik, karsinogenik, mutagenik, nekrosis hati dan ginjal, serta merupakan penginduksi dermatitis kontak alergi. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang bahaya krom heksavalen pada kulit samak krom dan cara-cara pencegahannya. Pencegahan timbulnya kromium pada kulit samak dapat dilakukan melalui penggunaan kromium trivalen yang terbebas dari Cr (VI), dan bahan lainnya serta pengendalian pada proses penyamakan dan proses finishing.
{"title":"Bahaya Kromium Hexavalen (Cr VI) Pada Kulit Dan Produk Kulit Samak Krom Serta Upaya Pencegahannya","authors":"R. S. Murti, Sugihartono Sugihartono","doi":"10.26578/JRTI.V14I2.6536","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V14I2.6536","url":null,"abstract":"Garam kromium merupakan bahan penyamak yang paling banyak digunakan oleh industri penyamakan kulit di dunia. Keberadaan dan jumlah Cr (VI) pada kulit samak sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pada saat pengerjaan dan penggunaan bahan penyamak kulit dan bukan merupakan faktor intrinsik kulit samak krom. Ambang batas Cr (VI) pada kulit samak krom maksimum 3 mg/kg kulit. Kromium heksavalen bersifat toksik, karsinogenik, mutagenik, nekrosis hati dan ginjal, serta merupakan penginduksi dermatitis kontak alergi. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang bahaya krom heksavalen pada kulit samak krom dan cara-cara pencegahannya. Pencegahan timbulnya kromium pada kulit samak dapat dilakukan melalui penggunaan kromium trivalen yang terbebas dari Cr (VI), dan bahan lainnya serta pengendalian pada proses penyamakan dan proses finishing.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"92 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127325059","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-29DOI: 10.26578/JRTI.V14I2.6557
Judith Henny Mandei, Mariati Edam, Y. F. Assah, A. Makalalag, D. P. Silaban
Minyak kelapa murni yang telah diekstraksi senyawa minornya dapat dimanfaatkan melalui proses transesterifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan waktu transesterifikasi yang optimal terhadap metil ester yang dihasilkan dalam proses transesterifikasi menggunakan katalis NaOH. Penelitian menggunakan metode percobaan. Transesterifikasi menggunakan katalis NaOH 1,25%, dengan variabel waktu transesterifikasi yaitu 1,5, 2,0 dan 2,5 jam, reaksi dilakukan pada suhu 60 o C. Waktu transesterifikasi yang optimal dalam pembuatan metil ester (sudah dimurnikan) adalah waktu transesterifikasi 1,5 jam dengan rendemen rata-rata 57,92%. Kadar metil ester produk hasil transesterifikasi berkisar antara 97,15-97,50% memenuhi syarat mutu SNI 7182:2012 yaitu minimum 96,5%. Senyawa utama dari produk metil ester adalah metil laurat dengan kisaran 33,07-34,76%. Waktu transesterifikasi mempengaruhi jumlah senyawa dalam komposisi metil ester.
{"title":"Metil Ester Minyak Kelapa Murni yang Telah Diekstrak Senyawa Fenolik dengan Variasi Waktu Transesterifikasi","authors":"Judith Henny Mandei, Mariati Edam, Y. F. Assah, A. Makalalag, D. P. Silaban","doi":"10.26578/JRTI.V14I2.6557","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V14I2.6557","url":null,"abstract":"Minyak kelapa murni yang telah diekstraksi senyawa minornya dapat dimanfaatkan melalui proses transesterifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan waktu transesterifikasi yang optimal terhadap metil ester yang dihasilkan dalam proses transesterifikasi menggunakan katalis NaOH. Penelitian menggunakan metode percobaan. Transesterifikasi menggunakan katalis NaOH 1,25%, dengan variabel waktu transesterifikasi yaitu 1,5, 2,0 dan 2,5 jam, reaksi dilakukan pada suhu 60 o C. Waktu transesterifikasi yang optimal dalam pembuatan metil ester (sudah dimurnikan) adalah waktu transesterifikasi 1,5 jam dengan rendemen rata-rata 57,92%. Kadar metil ester produk hasil transesterifikasi berkisar antara 97,15-97,50% memenuhi syarat mutu SNI 7182:2012 yaitu minimum 96,5%. Senyawa utama dari produk metil ester adalah metil laurat dengan kisaran 33,07-34,76%. Waktu transesterifikasi mempengaruhi jumlah senyawa dalam komposisi metil ester.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"124 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125677871","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-29DOI: 10.26578/JRTI.V14I2.6182
H. Hermanto, Arba Susanty
Tepung ikan toman merupakan produk hasil samping dari proses hidrolisis protein ikan toman ( Channa micropeltes ). Tepung ikan toman dapat menjadi sumber protein pada produk pangan salah satunya biskuit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung ikan toman terhadap karakteristik fisikokimia dan sensoris biskuit. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan penambahan tepung ikan dengan lima taraf perlakuan yaitu 0%, 7%, 14%, 21% dan 28% tepung ikan terhadap total berat adonan biskuit. Hasil analisis penambahan tepung ikan toman sebanyak 28% memberikan nilai nutrisi biskuit ikan toman yang terbaik dengan kadar air 2,70%, kadar abu 8,09%, kadar protein 18,23%, kadar lemak 22,07% dan karbohidrat 48,91%. Hasil uji kesukaan menunjukkan penambahan tepung ikan toman ( Channa micropeltes ) berpengaruh terhadap persepsi rasa, aroma, teksur dan warna biskuit.
{"title":"Karakteristik Fisikokimia dan Sensoris Biskuit dengan Penambahan Tepung Ikan Toman (Channa micropletes)","authors":"H. Hermanto, Arba Susanty","doi":"10.26578/JRTI.V14I2.6182","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V14I2.6182","url":null,"abstract":"Tepung ikan toman merupakan produk hasil samping dari proses hidrolisis protein ikan toman ( Channa micropeltes ). Tepung ikan toman dapat menjadi sumber protein pada produk pangan salah satunya biskuit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung ikan toman terhadap karakteristik fisikokimia dan sensoris biskuit. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan penambahan tepung ikan dengan lima taraf perlakuan yaitu 0%, 7%, 14%, 21% dan 28% tepung ikan terhadap total berat adonan biskuit. Hasil analisis penambahan tepung ikan toman sebanyak 28% memberikan nilai nutrisi biskuit ikan toman yang terbaik dengan kadar air 2,70%, kadar abu 8,09%, kadar protein 18,23%, kadar lemak 22,07% dan karbohidrat 48,91%. Hasil uji kesukaan menunjukkan penambahan tepung ikan toman ( Channa micropeltes ) berpengaruh terhadap persepsi rasa, aroma, teksur dan warna biskuit.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128631645","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-29DOI: 10.26578/JRTI.V14I2.6518
Andi Taufan, M. Karim, Novrinaldi Novrinaldi, Satya Andika Putra, Aidil Haryanto, E. Pramono, U. Hanifah
Proses pengeringan daun kelor (Moringa Oleifera) diperlukan untuk mengurangi kandungan air sehingga dapat mencegah kerusakan dan memperpanjang umur simpan daun kelor. Pada penelitian ini telah dilakukan pengeringan daun kelor menggunakan pengeringan matahari dan pengering tipe rak. Pengeringan matahari dilakukan menggunakan pengeringan surya dan pengering efek rumah kaca, sedangkan pengering tipe rak menggunakan pemanas gas dan pemanas listrik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan perbandingan dari beberapa tipe pengeringan tersebut dan untuk mengetahui model matematis yang paling tepat untuk menggambarkan kinetika pengeringannya. Model matematis yang digunakan adalah model Newton (Lewis), Handerson dan Pabis, Page, dan Logaritmic. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan perangkat SOLVER di Microsoft Excel berdasarkan metode iterasi General Reduced Gradient (GRG). Analisis statistik untuk mengevaluasi kesesuaian data eksperimen dengan model pengeringan menggunakan koefisien determinasi (R 2 ), root mean square error (RMSE), dan reduced Chi-square (
{"title":"Studi Eksperimental dan Model Matematika Pengeringan Daun Kelor (Moringa Oleifera) dengan Empat Tipe Pengeringan","authors":"Andi Taufan, M. Karim, Novrinaldi Novrinaldi, Satya Andika Putra, Aidil Haryanto, E. Pramono, U. Hanifah","doi":"10.26578/JRTI.V14I2.6518","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V14I2.6518","url":null,"abstract":"Proses pengeringan daun kelor (Moringa Oleifera) diperlukan untuk mengurangi kandungan air sehingga dapat mencegah kerusakan dan memperpanjang umur simpan daun kelor. Pada penelitian ini telah dilakukan pengeringan daun kelor menggunakan pengeringan matahari dan pengering tipe rak. Pengeringan matahari dilakukan menggunakan pengeringan surya dan pengering efek rumah kaca, sedangkan pengering tipe rak menggunakan pemanas gas dan pemanas listrik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan perbandingan dari beberapa tipe pengeringan tersebut dan untuk mengetahui model matematis yang paling tepat untuk menggambarkan kinetika pengeringannya. Model matematis yang digunakan adalah model Newton (Lewis), Handerson dan Pabis, Page, dan Logaritmic. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan perangkat SOLVER di Microsoft Excel berdasarkan metode iterasi General Reduced Gradient (GRG). Analisis statistik untuk mengevaluasi kesesuaian data eksperimen dengan model pengeringan menggunakan koefisien determinasi (R 2 ), root mean square error (RMSE), dan reduced Chi-square (","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"2012 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130945124","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-29DOI: 10.26578/JRTI.V14I2.6606
W. A. Rizal, Ria Suryani, Satriyo Krido Wahono, Muslih Anwar, D. J. Prasetyo, Rima Zuriah Amdani, Andri Suwanto, Ndaru Februanata
Produksi tahunan biomassa kayu mencapai 1011-1012 ton di seluruh dunia, pemrosesan 100 kg kayu dengan gergaji menghasilkan 10–25 % limbah biomassa. Pengolahan limbah biomassa dengan proses pirolisis dapat menghasilkan produk berupa asap cair melalui kondensasi yang mengandung berbagai senyawa kimia aktif yang dapat dimanfaatkan untuk produk pangan maupun sebagai anti bakteri. Pada penelitian ini, pengukuran parameter pirolisis bertujuan untuk mengetahui performa reaktor pirolisis. Asap cair dianalisis untuk mengetahui komponen senyawa aktifnya melalui metode eksperimental. Komposisi lignoselulosa serbuk gergaji kayu campuran berupa hemiselulosa 17.54±3.16 %, selulosa 39.97±1.62 %, lignin 25.59±1.95 %, zat larut air 16.9±0.29 % dan kadar air 10.18±0.36 %. 3.6 kg biomassa di pirolisis pada suhu 500 °C selama 8 jam, menghasilkan asap cair 1.14 kg, arang 1.54 kg , nilai pH 3 dengan warna kuning tua, transparan, dan sedikit benda terapung. Pengamatan performa reaktor menunjukan nilai laju pemanasan 1.9±0.36 °C/min, dan pada beberapa titik terjadi kerugian panas yang tidak merata. Analisis asap cair dengan GC-MS menunjukkan tidak adanya senyawa PAH , sementara diketahui terdapat senyawa berbahaya lainnya, 2-propanone, 2 butanone, dan cyclopentanone masing-masing sebesar 2.05 %, 0.79 %, dan 1.84%.
{"title":"Pirolisis Limbah Biomassa Serbuk Gergaji Kayu Campuran : Parameter Proses dan Analisis Produk Asap Cair","authors":"W. A. Rizal, Ria Suryani, Satriyo Krido Wahono, Muslih Anwar, D. J. Prasetyo, Rima Zuriah Amdani, Andri Suwanto, Ndaru Februanata","doi":"10.26578/JRTI.V14I2.6606","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V14I2.6606","url":null,"abstract":"Produksi tahunan biomassa kayu mencapai 1011-1012 ton di seluruh dunia, pemrosesan 100 kg kayu dengan gergaji menghasilkan 10–25 % limbah biomassa. Pengolahan limbah biomassa dengan proses pirolisis dapat menghasilkan produk berupa asap cair melalui kondensasi yang mengandung berbagai senyawa kimia aktif yang dapat dimanfaatkan untuk produk pangan maupun sebagai anti bakteri. Pada penelitian ini, pengukuran parameter pirolisis bertujuan untuk mengetahui performa reaktor pirolisis. Asap cair dianalisis untuk mengetahui komponen senyawa aktifnya melalui metode eksperimental. Komposisi lignoselulosa serbuk gergaji kayu campuran berupa hemiselulosa 17.54±3.16 %, selulosa 39.97±1.62 %, lignin 25.59±1.95 %, zat larut air 16.9±0.29 % dan kadar air 10.18±0.36 %. 3.6 kg biomassa di pirolisis pada suhu 500 °C selama 8 jam, menghasilkan asap cair 1.14 kg, arang 1.54 kg , nilai pH 3 dengan warna kuning tua, transparan, dan sedikit benda terapung. Pengamatan performa reaktor menunjukan nilai laju pemanasan 1.9±0.36 °C/min, dan pada beberapa titik terjadi kerugian panas yang tidak merata. Analisis asap cair dengan GC-MS menunjukkan tidak adanya senyawa PAH , sementara diketahui terdapat senyawa berbahaya lainnya, 2-propanone, 2 butanone, dan cyclopentanone masing-masing sebesar 2.05 %, 0.79 %, dan 1.84%.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"217 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115572913","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-29DOI: 10.26578/JRTI.V14I2.6647
Paluphy Eka Yustini, Titik Nurwidayati, Wara Widyarini Endah Saptaningtyas
Pola masyarakat dalam menkonsumsi makanan fungsional berubah seiring adanya pandemi Covid-19. Kulit buah naga merah memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi pangan fungsional. Salah satu bentuk pangan fungsional yang mudah diterima oleh masyarakat adalah kukis. Tujuan penelitian adalah merancang mutu teknis kukis fungsional kulit buah naga merah. Metodologi penelitian ini menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan merancang mutu teknis produk berbasis SNI 2973-2011 tentang biskuit. Hasil penelitian menunjukkan formulasi produk terpilih memenuhi syarat mutu SNI, dan memiliki kandungan fungsional. Parameter mutu teknis yang dihasikan ada 12 parameter yaitu teknik pengayakan tepung, teknik pencampuran gula, butter dan mentega, waktu adonan istirahat, teknik pencetakan, lamanya waktu pencetakan, sisa adonan, teknik pemanggangan, suhu pemanggangan, waktu pemanggangan, penambahan bahan perasa vanila, perasa susu dan perasa butter .
{"title":"Perancangan Mutu Teknis Kulit Buah Naga Merah untuk Pangan Fungsional dengan Metode QFD Berbasis SNI 2973-2011","authors":"Paluphy Eka Yustini, Titik Nurwidayati, Wara Widyarini Endah Saptaningtyas","doi":"10.26578/JRTI.V14I2.6647","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V14I2.6647","url":null,"abstract":"Pola masyarakat dalam menkonsumsi makanan fungsional berubah seiring adanya pandemi Covid-19. Kulit buah naga merah memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi pangan fungsional. Salah satu bentuk pangan fungsional yang mudah diterima oleh masyarakat adalah kukis. Tujuan penelitian adalah merancang mutu teknis kukis fungsional kulit buah naga merah. Metodologi penelitian ini menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan merancang mutu teknis produk berbasis SNI 2973-2011 tentang biskuit. Hasil penelitian menunjukkan formulasi produk terpilih memenuhi syarat mutu SNI, dan memiliki kandungan fungsional. Parameter mutu teknis yang dihasikan ada 12 parameter yaitu teknik pengayakan tepung, teknik pencampuran gula, butter dan mentega, waktu adonan istirahat, teknik pencetakan, lamanya waktu pencetakan, sisa adonan, teknik pemanggangan, suhu pemanggangan, waktu pemanggangan, penambahan bahan perasa vanila, perasa susu dan perasa butter .","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"243 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121027633","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}