Pub Date : 2018-12-31DOI: 10.26578/jrti.v12i2.4242
A. Puspitasari, E. Wardhani
Sinar matahari memiliki banyak manfaat kesehatan tetapi juga dapat menyebabkan masalah kulit, mulai dari yang ringan hingga berat, untuk mencegah masalah tersebut upaya yang biasa dilakukan dengan memakai tabir surya. Bahan alam yang diketahui berkhasiat sebagaitabir surya alami adalah daun kersen yang memiliki kandungan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter fisika dan kimia sediaan lotion tabir surya dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun kersen serta mengetahui nilai SPF sediaan lotion tabir surya dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun kersen.Daun kersen diekstraksi dengan pelarut etanol 70% dan menggunakan metode maserasi. Pengujian karakteristik dan nilai SPF dilakukan pada 4 formula lotion yang masing-masing mengandung ekstrak konsentrasi 0 gram (Formula 1), 1 gram (Formula 2), 2 gram (Formula 3) dan 3 gram (Formula 4).Keempat formula lotion berwarna putih hingga coklat muda, beraroma khas minyak mawar dan berbentuk semi padat dengan viskositas antara 50-63,33 dPas. Lotion yang dihasilkan memenuhi semua persyaratan fisika dan kimia, serta memiliki nilai SPF berturut-turut 0,62 (tidak efektif); 8,7 (proteksi maksimal); 15,2 (proteksi ultra); 20,8 (proteksi ultra). SPF menunjukkan seberapa kuat tabir surya dapat memberikan perlindungan dari sunburn . Kata kunci : SPF, Lotion, Tabir surya , Muntingia calabura L. Besides its many benefits for health, sunlight can also cause health problem, such as mild to severe skin problem. to prevent these problems the usual effort is to use a sunscreen. One of the natural ingredients efficacious for sunscreen is the Muntingiacalabura L . leaves that contain flavonoids. This study aims to determine the physical and chemical characteristics of sunscreen lotion preparations with variations in the concentration of ethanol extract of Muntingiacalabura L . leaves and to know the SPF value of sunscreen lotion preparations with variations in the concentration of ethanol extract of Muntingiacalabura L . leaves.Extraction of Muntingiacalabura L . leaves was carried out by maceration method using 70% ethanol solvent. Characteristics and SPF values were tested on 4 lotion formulas in which each contained 0 gram (Formula 1), 1 gram (Formula 2), 2 grams (Formula 3) and 3 grams (Formula 4) of the concentration extract.The fourth formula lotion is white to light brown,it has a distinctive aroma of rose oil and is semi-solid with viscosity between 50-63.33 dPas. The resulting lotion meets all physical and chemical requirements, and has an SPF value of 0.62 (not effective); 8.7 (maximum protection); 15.2 (ultra protection); 20.8 (ultra protection). SPF is a measure of how much solar energy is required to produce sunburn on protected skin. Keywords : SPF, Lotion, Sunscreen, Muntingia calabura L.
{"title":"Evaluasi Karakteristik Fisika-Kimia dan Nilai SPF Lotion Tabir Surya Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.)","authors":"A. Puspitasari, E. Wardhani","doi":"10.26578/jrti.v12i2.4242","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/jrti.v12i2.4242","url":null,"abstract":"Sinar matahari memiliki banyak manfaat kesehatan tetapi juga dapat menyebabkan masalah kulit, mulai dari yang ringan hingga berat, untuk mencegah masalah tersebut upaya yang biasa dilakukan dengan memakai tabir surya. Bahan alam yang diketahui berkhasiat sebagaitabir surya alami adalah daun kersen yang memiliki kandungan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter fisika dan kimia sediaan lotion tabir surya dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun kersen serta mengetahui nilai SPF sediaan lotion tabir surya dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun kersen.Daun kersen diekstraksi dengan pelarut etanol 70% dan menggunakan metode maserasi. Pengujian karakteristik dan nilai SPF dilakukan pada 4 formula lotion yang masing-masing mengandung ekstrak konsentrasi 0 gram (Formula 1), 1 gram (Formula 2), 2 gram (Formula 3) dan 3 gram (Formula 4).Keempat formula lotion berwarna putih hingga coklat muda, beraroma khas minyak mawar dan berbentuk semi padat dengan viskositas antara 50-63,33 dPas. Lotion yang dihasilkan memenuhi semua persyaratan fisika dan kimia, serta memiliki nilai SPF berturut-turut 0,62 (tidak efektif); 8,7 (proteksi maksimal); 15,2 (proteksi ultra); 20,8 (proteksi ultra). SPF menunjukkan seberapa kuat tabir surya dapat memberikan perlindungan dari sunburn . Kata kunci : SPF, Lotion, Tabir surya , Muntingia calabura L. Besides its many benefits for health, sunlight can also cause health problem, such as mild to severe skin problem. to prevent these problems the usual effort is to use a sunscreen. One of the natural ingredients efficacious for sunscreen is the Muntingiacalabura L . leaves that contain flavonoids. This study aims to determine the physical and chemical characteristics of sunscreen lotion preparations with variations in the concentration of ethanol extract of Muntingiacalabura L . leaves and to know the SPF value of sunscreen lotion preparations with variations in the concentration of ethanol extract of Muntingiacalabura L . leaves.Extraction of Muntingiacalabura L . leaves was carried out by maceration method using 70% ethanol solvent. Characteristics and SPF values were tested on 4 lotion formulas in which each contained 0 gram (Formula 1), 1 gram (Formula 2), 2 grams (Formula 3) and 3 grams (Formula 4) of the concentration extract.The fourth formula lotion is white to light brown,it has a distinctive aroma of rose oil and is semi-solid with viscosity between 50-63.33 dPas. The resulting lotion meets all physical and chemical requirements, and has an SPF value of 0.62 (not effective); 8.7 (maximum protection); 15.2 (ultra protection); 20.8 (ultra protection). SPF is a measure of how much solar energy is required to produce sunburn on protected skin. Keywords : SPF, Lotion, Sunscreen, Muntingia calabura L.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"271 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115269690","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-31DOI: 10.26578/jrti.v12i2.4239
H. Hermanto, F. Fitriani
Pemanfaatan limbah ikutan tanaman singkong untuk bahan campuran pakan unggas bertujuan untuk mendapatkan karakteristik limbah ikutan tanaman singkong (Kulit dan daun Singkong) dan metode waktu fermentasi yang terbaik untuk menurunkan kadar sianida (HCN) dan kenaikan kadar protein yang terkandung dalam kulit dan daun singkong tersebut.Kulit dan daun singkong yang didapatkan dari petani atau pabrik tapioka/mocaf dibersihkan/dicuci, kemudian di cacah/dihaluskan, dianalisa kadar asam sianida (HCN), kadar protein, derajad keasaman( pH) dan kadar Serat Kasar. Hasil uji kadar asam sianida (HCN) pada kulit singkong 231 mg/kg dan daun singkong 183 mg/kg. Hasil uji tingkat keasaman (pH) kulit singkong dan daun singkong segar 6,16 dan 5,89 serta hasil uji serat kasar untuk kulit singkong 2,83 % dan daun singkong 15,35 %. Untuk menurunkan kadar asam sianida(HCN) dan menaikan kadar protein diperlukan proses fermentasi. Setelah difermentasi terjadi penurunan kadar asam sianida untuk kulit singkong menjadi 0,47 mg/kg, terjadi penurunan 99.89 % dan Daun singkong menjadi 0,46 mg/kg terjadi penurunan 99,74 %.Kenaikan kadar proteinya pada kulit singkong dari 4,58 % menjadi 10,26 % terjadi kenaikan 124,02 % sedang pada daun singkong dari 8,30 % menjadi 9,57 % terjadi kenaikan 15,30 %. Pada tingkat keasaman (pH) hasil uji kulit singkong segar 6,20, daun singkongnya 5,89, setelah difermentasi terjadi peningkatan derajad keasaman sebesar 3,74 – 4,53.Fermentasi optimal pada hari ke empat dengan konsentrasi ragi tape 0,5 % menurunkan kadar asam sianida (HCN) kulit singkong 17.091,01 % dan daun singkong 5216,46 %, sedangkan kenaikan kadar protein sebesar 48,93 % (kulit singkong) dan 43,49 % (daun singkong).Kata kunci: Fermentasi, asam sianida, kadar protein, kulit, daun singkong ABSTRACTThe utilization of waste by-product of tapioca for a blend of poultryintended to get the characterictics of waste by-product of tapioca (skin and cassava leaves ) and methods of fermentation the best to reduce levels of cyanide(HCN) and a surge of the protein contained in the skin and cassava leaves.The skin of cassava and cassava leaves are right from the farmers or mill tapioca/mocaf be cleaned, washed, then.-be refined and then analyzed levels of hydrogen cyanide (HCN), levels of protein, degrees (pH) of and levels of fiber.The test results levels of hydrogen cyanide (HCN) on the cassava 231 mg/kg and cassava leaves 183 mg/kg. The testresults were the acidity (pH) of the cassava and cassava leaves of fresh 6,16 and 5,89 as well as the results of the rough to the cassava 2,83 % and cassava leaves 15,35 %. To reduce levels of hydrogen cyanide (HCN) and raise levels of proteins necessary process of fermentation. After fermented the the acid content of cyanide (HCN), for the cassava to 0,47 mg/kg, of 99,89 % and cassava leaves to 0,46 mg/kg of 99,74 %. The protein content of those this late in the cassava of 4,58
利用加入木薯作物废料混合饲料家禽旨在让污水的特点加入木薯木薯(植物树皮和树叶)和发酵时间是最好的方法来降低氰化物(HCN)水平和增加皮肤和木薯叶中所含的蛋白质含量。从农民手中获得的树皮和树叶木薯木薯或工厂- mocaf清洗洗,然后在砍/捣碎,分析氰化物酸(HCN),蛋白质的含量水平,年代中期酸度(pH)和粗纤维水平。氰化物酸(HCN)含量测试皮肤上木薯木薯叶231 mg / kg和183 mg / kg。酸度(pH)测试皮肤木薯和新鲜的木薯叶6,16 5.89和测试皮肤的粗糙纤维木薯木薯叶2.83 %和15,35 %。降低氰化物酸(HCN)水平和提高蛋白质水平需要发酵过程。木薯发酵后皮肤发生酸的氰化物含量下降成为0,47 mg / kg,发生99下降。89 %和木薯叶成为月球毫克/公斤发生99.74 %下降。4,58 proteinya木薯的皮肤中的含量上升成为10,26 % 124.02上升发生在8.30的木薯叶%成为9.57发生增加投球%。在酸度(pH)新鲜的木薯6.20的皮肤测试,树叶singkongnya 5.89,发酵后发生年代中期3.74大小——4,53酸度的增加。第四在一天的最佳浓度为酵母发酵磁带0.5 %降低酸度氰化物(HCN)木薯木薯叶17.091,01 %和皮肤5216.46 48.93大小的增加,而蛋白质含量%(木薯木薯叶)和43,49 %(皮肤)。关键词:发酵酸氰化物,蛋白质的含量、皮革木薯叶 ABSTRACTThe utilization of木薯for a混合的浪费by-product of poultryintended characterictics》让浪费by-product的木薯(皮肤和木薯叶)》和fermentation最好的方法减少苄(HCN)的水平和百万增兵境蛋白质有趣的皮肤和木薯叶。皮肤木薯木薯叶著作百科全书》是coming right从农民或磨坊的木薯- mocaf be cleaned washed,然后。-处理然后analyzed氢苄(HCN)的水平,蛋白质的水平,度(pH)和水平》的光纤。氢苄results水平测试》(HCN)《木薯231毫克/公斤和木薯叶183 mg / kg。acidity (pH)》《testresults是木薯木薯叶的新鲜6,16和5.89 as well as The results of The rough木薯2.83》和木薯叶15,35 %。为了减少氢苄(HCN)的水平和提高水平的proteins fermentation之必要的过程。fermented《死后的酸苄(HCN)的内容,《99.89木薯到0,47 mg / kg, %和木薯叶到月球99.74 %的mg / kg。内容的蛋白质这晚》对10,26 4,58 % %的木薯》124座02 8.30木薯叶》当%到9.57 % #的投球%的增长。results》在这个级别的木薯木薯叶新鲜6.20 5.89安是fermented死后,增加在acidity 3.74——4,53《酸。最佳发酵day to four with a yeast蛋糕,0.5 %的低水平的双臀氢苄(HCN)《木薯木薯叶5216.46 17.091,01 %和%,当《蛋白质co
{"title":"Pengaruh Lama Proses Fermentasi terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) dan Kadar Protein Pada Kulit dan Daun Singkong","authors":"H. Hermanto, F. Fitriani","doi":"10.26578/jrti.v12i2.4239","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/jrti.v12i2.4239","url":null,"abstract":"Pemanfaatan limbah ikutan tanaman singkong untuk bahan campuran pakan unggas bertujuan untuk mendapatkan karakteristik limbah ikutan tanaman singkong (Kulit dan daun Singkong) dan metode waktu fermentasi yang terbaik untuk menurunkan kadar sianida (HCN) dan kenaikan kadar protein yang terkandung dalam kulit dan daun singkong tersebut.Kulit dan daun singkong yang didapatkan dari petani atau pabrik tapioka/mocaf dibersihkan/dicuci, kemudian di cacah/dihaluskan, dianalisa kadar asam sianida (HCN), kadar protein, derajad keasaman( pH) dan kadar Serat Kasar. Hasil uji kadar asam sianida (HCN) pada kulit singkong 231 mg/kg dan daun singkong 183 mg/kg. Hasil uji tingkat keasaman (pH) kulit singkong dan daun singkong segar 6,16 dan 5,89 serta hasil uji serat kasar untuk kulit singkong 2,83 % dan daun singkong 15,35 %. Untuk menurunkan kadar asam sianida(HCN) dan menaikan kadar protein diperlukan proses fermentasi. Setelah difermentasi terjadi penurunan kadar asam sianida untuk kulit singkong menjadi 0,47 mg/kg, terjadi penurunan 99.89 % dan Daun singkong menjadi 0,46 mg/kg terjadi penurunan 99,74 %.Kenaikan kadar proteinya pada kulit singkong dari 4,58 % menjadi 10,26 % terjadi kenaikan 124,02 % sedang pada daun singkong dari 8,30 % menjadi 9,57 % terjadi kenaikan 15,30 %. Pada tingkat keasaman (pH) hasil uji kulit singkong segar 6,20, daun singkongnya 5,89, setelah difermentasi terjadi peningkatan derajad keasaman sebesar 3,74 – 4,53.Fermentasi optimal pada hari ke empat dengan konsentrasi ragi tape 0,5 % menurunkan kadar asam sianida (HCN) kulit singkong 17.091,01 % dan daun singkong 5216,46 %, sedangkan kenaikan kadar protein sebesar 48,93 % (kulit singkong) dan 43,49 % (daun singkong).Kata kunci: Fermentasi, asam sianida, kadar protein, kulit, daun singkong ABSTRACTThe utilization of waste by-product of tapioca for a blend of poultryintended to get the characterictics of waste by-product of tapioca (skin and cassava leaves ) and methods of fermentation the best to reduce levels of cyanide(HCN) and a surge of the protein contained in the skin and cassava leaves.The skin of cassava and cassava leaves are right from the farmers or mill tapioca/mocaf be cleaned, washed, then.-be refined and then analyzed levels of hydrogen cyanide (HCN), levels of protein, degrees (pH) of and levels of fiber.The test results levels of hydrogen cyanide (HCN) on the cassava 231 mg/kg and cassava leaves 183 mg/kg. The testresults were the acidity (pH) of the cassava and cassava leaves of fresh 6,16 and 5,89 as well as the results of the rough to the cassava 2,83 % and cassava leaves 15,35 %. To reduce levels of hydrogen cyanide (HCN) and raise levels of proteins necessary process of fermentation. After fermented the the acid content of cyanide (HCN), for the cassava to 0,47 mg/kg, of 99,89 % and cassava leaves to 0,46 mg/kg of 99,74 %. The protein content of those this late in the cassava of 4,58","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114916245","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-30DOI: 10.26578/jrti.v12i2.4248
Fauziati Fauziati, A. Priatni, Yuni Adiningsih
Asap cair hasil pembakaran cangkang sawit pada proses pirolisis yang diperoleh pada suhu 3000C- 4000C merupakan asap cair yang terbaik yang dapat digunakan sebagai bahan penggumpal lateks. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu pembakaran cangkang sawit yang optimal melalui proses pirolisis ,sehingga dihasilkan asap cair yang dapat digunakan sebagai penggumpal lateks. Asap cair hasil pembakaran secara pirolisis pada suhu 300-4000C menghasilkan senyawa aktif yang mempunyai peranan sebagai bahan penggumpal lateks yaitu senyawa asam asetat, senyawa phenol dan pH rendah sebagai bahan anti bakteri dan jamur pada lateks.Pada suhu tersebut dihasilkan anti bakteri / anti jamur yaitu E. Colli , Staphilococus aureus dan Salmonella dengan kategori kuat dan sangat kuat. Pada suhu 300-4000C pH yang dihasilkan sebesar 2,8 dan kadar asam asetat yang dihasilkan 50,54% dan phenol yang dihasilkan sebesar 32,59% dimana kedua senyawa kimia ini sangat berpengaruh terhadap penggumpal lateks ,juga berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri .Kelebihan asap cair dibandingakan dengan asam formiat yang biasa digunakan sebagai penggumpal lateks adalah disamping senyawa asam asetat juga mengandung senyawa phenol yang berpengaruh terhadap pH dan anti jamur / bakteri sedangkan asam formiat hanya memberikan pH rendah dan waktu penggumpalan lateks yang cepat .
{"title":"Pengaruh Berbagai Suhu Pirolisis Asap Cair dari Cangkang Sawit sebagai Bahan Pengumpal Lateks","authors":"Fauziati Fauziati, A. Priatni, Yuni Adiningsih","doi":"10.26578/jrti.v12i2.4248","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/jrti.v12i2.4248","url":null,"abstract":"Asap cair hasil pembakaran cangkang sawit pada proses pirolisis yang diperoleh pada suhu 3000C- 4000C merupakan asap cair yang terbaik yang dapat digunakan sebagai bahan penggumpal lateks. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu pembakaran cangkang sawit yang optimal melalui proses pirolisis ,sehingga dihasilkan asap cair yang dapat digunakan sebagai penggumpal lateks. Asap cair hasil pembakaran secara pirolisis pada suhu 300-4000C menghasilkan senyawa aktif yang mempunyai peranan sebagai bahan penggumpal lateks yaitu senyawa asam asetat, senyawa phenol dan pH rendah sebagai bahan anti bakteri dan jamur pada lateks.Pada suhu tersebut dihasilkan anti bakteri / anti jamur yaitu E. Colli , Staphilococus aureus dan Salmonella dengan kategori kuat dan sangat kuat. Pada suhu 300-4000C pH yang dihasilkan sebesar 2,8 dan kadar asam asetat yang dihasilkan 50,54% dan phenol yang dihasilkan sebesar 32,59% dimana kedua senyawa kimia ini sangat berpengaruh terhadap penggumpal lateks ,juga berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri .Kelebihan asap cair dibandingakan dengan asam formiat yang biasa digunakan sebagai penggumpal lateks adalah disamping senyawa asam asetat juga mengandung senyawa phenol yang berpengaruh terhadap pH dan anti jamur / bakteri sedangkan asam formiat hanya memberikan pH rendah dan waktu penggumpalan lateks yang cepat .","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128945144","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-30DOI: 10.26578/JRTI.V12I2.3849
Yuni Adiningsih, Fauziati Fauziati, A. Priatni
ABSTRAK Pengemasan produk pangan menggunakan edible film merupakan salah satu teknik pengawetan pangan untuk meningkatkan daya tahan dan kualitas bahan pangan selama penyimpanan. Penelitian penggunaan karagenan untuk bahan pembuatan edible film telah banyak dilakukan namun perlu ditingkatkan terhadap daya elastisitasnya. Stearin sawit merupakan fraksi minyak sawit yang tersusun dari trigliserida jenuh, memiliki kadar Carbon lebih dari 20 sehingga memiliki sifat padat pada suhu ruang. Stearin merupakan fraksi lemak yang merupakan komponen hidrofobik pada formulasi edible film yaitu untuk memperbaiki fleksibilitas dan dapat menimbulkan efek kilap yang tidak dimiliki oleh Karagenan sebagai hidrokoloid. Edible film sebagai biopolimer yang terbuat dari protein, karbohidrat dan lemak dapat melindungi produk dari kerusakan fisika, kimia dan mikrobiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik edible film dari karagenan dengan penambahan stearin turunan kelapa sawit untuk diaplikasikan ke dodol sehingga diketahui daya tahan keawetan produk dodol terhadap cemaran mikroba. Penggunaan stearin yang optimum untuk pembuatan edible film yang diaplikasikan ke dodol sebanyak 0.4 gram dengan komposisi karagenan 0,8 gr dan gliserol 0,5% (v/v) dengan hasil uji sifat fisik mekanik tensile strength sebesar 110,67 kgf/cm 2 dan persen pemanjangan sebesar 25,03%. Hasil uji mikrobiologi penggunaan edible film lebih baik daripada dodol yang diberi kemasan plastik sampai 21 hari.
{"title":"Karakteristik Edible Film Berbasis Karagenan dan Stearin Sawit sebagai Kemasan Pangan","authors":"Yuni Adiningsih, Fauziati Fauziati, A. Priatni","doi":"10.26578/JRTI.V12I2.3849","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V12I2.3849","url":null,"abstract":"ABSTRAK Pengemasan produk pangan menggunakan edible film merupakan salah satu teknik pengawetan pangan untuk meningkatkan daya tahan dan kualitas bahan pangan selama penyimpanan. Penelitian penggunaan karagenan untuk bahan pembuatan edible film telah banyak dilakukan namun perlu ditingkatkan terhadap daya elastisitasnya. Stearin sawit merupakan fraksi minyak sawit yang tersusun dari trigliserida jenuh, memiliki kadar Carbon lebih dari 20 sehingga memiliki sifat padat pada suhu ruang. Stearin merupakan fraksi lemak yang merupakan komponen hidrofobik pada formulasi edible film yaitu untuk memperbaiki fleksibilitas dan dapat menimbulkan efek kilap yang tidak dimiliki oleh Karagenan sebagai hidrokoloid. Edible film sebagai biopolimer yang terbuat dari protein, karbohidrat dan lemak dapat melindungi produk dari kerusakan fisika, kimia dan mikrobiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik edible film dari karagenan dengan penambahan stearin turunan kelapa sawit untuk diaplikasikan ke dodol sehingga diketahui daya tahan keawetan produk dodol terhadap cemaran mikroba. Penggunaan stearin yang optimum untuk pembuatan edible film yang diaplikasikan ke dodol sebanyak 0.4 gram dengan komposisi karagenan 0,8 gr dan gliserol 0,5% (v/v) dengan hasil uji sifat fisik mekanik tensile strength sebesar 110,67 kgf/cm 2 dan persen pemanjangan sebesar 25,03%. Hasil uji mikrobiologi penggunaan edible film lebih baik daripada dodol yang diberi kemasan plastik sampai 21 hari.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133258068","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-30DOI: 10.26578/JRTI.V12I2.4192
Adhi Setiawan, A. Afiuddin, Qurrotul Aini, T. Dewi
Proses koagulasi di wastewater treatment plant (WWTP) menghasilkan produk samping berupa limbah lumpur atau sludge dalam jumlah besar serta belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi terhadap sludge , menganalisis pengaruh konsentrasi asam klorida pada proses recoveri koagulan , serta menganalisis pengaruh dosis koagulan hasil recovery sludge terhadap removal TSS, Zn, dan Fe. Metode karakterisasi sludge menggunakan SEM-EDX, XRD, dan FTIR. Proses recovery koagulan menggunakan metode pengasaman dengan menggunakan HCl pada konsentrasi 1 N hingga 3 N. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sludge memilki kandungan Fe sebesar 69,29% wt dalam bentuk Fe(OH) 3 dan Fe 2 O 3 . Konsentrasi pengasaman dengan HCl 3N menghasilkan SRP dengan kandungan koagulan Fe yang tertinggi yakni sebesar 52,3 mg/L. Hasil jar tes menunjukkan bahwa penambahan SRP 3 N pada dosis 10 mL/L menghasilkan konsentrasi residual TSS dan Zn paling rendah yakni sebesar 34 mg/L dan 0,01 mg/L. Besarnya persen removal TSS dan Zn pada SRP 3N dengan dosis 10 mL/L masing-masing sebesar 79,4% dan 9,52%. Namun, removal Fe tertinggi pada SRP 1 N dengan dosis 4 mL/L. Jenis dan dosis SRP yang direkomendasikan untuk menurunkan TSS, Fe, dan Zn antara lain SRP 1 N dengan semua dosis yaitu 4 mL/L, 6 mL/L, 8 mL/L, 10 mL/L, serta SRP 1,5 N dan SRP 2 N dengan dosis 4 mL/L.
{"title":"Recovery Koagulan dari Sludge WWTP Pembangkit Listrik Tenaga Uap sebagai Alternatif Pengolahan Air Limbah secara Kimia","authors":"Adhi Setiawan, A. Afiuddin, Qurrotul Aini, T. Dewi","doi":"10.26578/JRTI.V12I2.4192","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V12I2.4192","url":null,"abstract":"Proses koagulasi di wastewater treatment plant (WWTP) menghasilkan produk samping berupa limbah lumpur atau sludge dalam jumlah besar serta belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi terhadap sludge , menganalisis pengaruh konsentrasi asam klorida pada proses recoveri koagulan , serta menganalisis pengaruh dosis koagulan hasil recovery sludge terhadap removal TSS, Zn, dan Fe. Metode karakterisasi sludge menggunakan SEM-EDX, XRD, dan FTIR. Proses recovery koagulan menggunakan metode pengasaman dengan menggunakan HCl pada konsentrasi 1 N hingga 3 N. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sludge memilki kandungan Fe sebesar 69,29% wt dalam bentuk Fe(OH) 3 dan Fe 2 O 3 . Konsentrasi pengasaman dengan HCl 3N menghasilkan SRP dengan kandungan koagulan Fe yang tertinggi yakni sebesar 52,3 mg/L. Hasil jar tes menunjukkan bahwa penambahan SRP 3 N pada dosis 10 mL/L menghasilkan konsentrasi residual TSS dan Zn paling rendah yakni sebesar 34 mg/L dan 0,01 mg/L. Besarnya persen removal TSS dan Zn pada SRP 3N dengan dosis 10 mL/L masing-masing sebesar 79,4% dan 9,52%. Namun, removal Fe tertinggi pada SRP 1 N dengan dosis 4 mL/L. Jenis dan dosis SRP yang direkomendasikan untuk menurunkan TSS, Fe, dan Zn antara lain SRP 1 N dengan semua dosis yaitu 4 mL/L, 6 mL/L, 8 mL/L, 10 mL/L, serta SRP 1,5 N dan SRP 2 N dengan dosis 4 mL/L.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133638202","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-27DOI: 10.26578/JRTI.V12I2.3869
A. Priatni, Fauziati Fauziati, Yuni Adininngsih
Asap cair adalah salah satu asam anorganik yang dapat digunakan sebagai penggumpal lateks dimana asap cair memiliki pH 2,8 – 3,2. Asap cair dapat diperoleh melalui pembakaran cangkang kelapa sawit yang banyak mengandung hemiselulosa, selulosa serta lignin melalui proses pirolisis. P enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses dan konsentrasi asap cair cangkang kelapa sawit terhadap sifat fisik dan cemaran mikroba dari lembaran karet dengan cara menggumpalkan lateks segar dengan asap cair konsentrasi 2 %, 6 %, 10 %, 14 % dan larutan asam formiat 2 % sebagai kontrol serta perendaman. Lembaran karet yang dihasilkan kemudian dianalisa kadar airnya, nilai Po dan PRI serta cemaran mikroba (kapang dan Khamir). Penggumpal yang terbaik kemudian diaplikasikan pada pembuatan RSS dan diuji berdasarkan SNI 1903-2011. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa penggumpal terbaik adalah asap cair cangkang kelapa sawit konsentrasi 14 % dan tanpa perendaman dimana diperoleh lembaran karet dengan kadar air 1,52 %, nilai Po 47, nilai PRI 86 serta jumlah kapang 23 koloni/g dan khamir 7 koloni/g. RSS yang diperoleh dari asap cair 14 % bisa digunakan sebagai bahan baku SIR 20. Kata Kunci: Asap Cair, Cangkang Kelapa Sawit, Penggumpal, Lateks, RSS.
{"title":"Pengaruh Proses dan Konsentrasi Asap Cair Cangkang Kelapa Sawit terhadap Sifat Fisik dan Cemaran Mikroba Rubber Sheet","authors":"A. Priatni, Fauziati Fauziati, Yuni Adininngsih","doi":"10.26578/JRTI.V12I2.3869","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V12I2.3869","url":null,"abstract":"Asap cair adalah salah satu asam anorganik yang dapat digunakan sebagai penggumpal lateks dimana asap cair memiliki pH 2,8 – 3,2. Asap cair dapat diperoleh melalui pembakaran cangkang kelapa sawit yang banyak mengandung hemiselulosa, selulosa serta lignin melalui proses pirolisis. P enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses dan konsentrasi asap cair cangkang kelapa sawit terhadap sifat fisik dan cemaran mikroba dari lembaran karet dengan cara menggumpalkan lateks segar dengan asap cair konsentrasi 2 %, 6 %, 10 %, 14 % dan larutan asam formiat 2 % sebagai kontrol serta perendaman. Lembaran karet yang dihasilkan kemudian dianalisa kadar airnya, nilai Po dan PRI serta cemaran mikroba (kapang dan Khamir). Penggumpal yang terbaik kemudian diaplikasikan pada pembuatan RSS dan diuji berdasarkan SNI 1903-2011. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa penggumpal terbaik adalah asap cair cangkang kelapa sawit konsentrasi 14 % dan tanpa perendaman dimana diperoleh lembaran karet dengan kadar air 1,52 %, nilai Po 47, nilai PRI 86 serta jumlah kapang 23 koloni/g dan khamir 7 koloni/g. RSS yang diperoleh dari asap cair 14 % bisa digunakan sebagai bahan baku SIR 20. Kata Kunci: Asap Cair, Cangkang Kelapa Sawit, Penggumpal, Lateks, RSS.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131017442","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-06DOI: 10.26578/jrti.v12i2.3928
Jantri Sirait
Modifikasi alat pengasapan ikan untuk mengefisiensikan waktu pengasapan fokus terhadap tungku pemanas dan alat pemutar rotary. Tungku pemanas dari bahan plat besi 5 mm dengan ukuran P,L,T (50,50,50) cm dilengkapi dengan penutup tungku pada bagian atas. Untuk menyalurkan uap panas dan asap dari tungku ke ruang pengasapan digunakan pipa penyalur dengan ukuran 2” (inchi) dengan panjang 100 cm, dan untuk mendorong uap panas dan asap masuk kedalam ruang pengasapan mengunakan exhaust fan. Motor listrik dengan daya 125 watt, putaran 1250 rpm digunakan untuk memutar rotary, dan untuk mereduksi putaran motor listrik dipergunakan gearbox dengan rasio putaran 1 : 40 rpm. Untuk menghindari selip pada saat pengasapan ikan digunakan bevel gear sebagai penghubung putaran dari gearbox terhadap rotary. Efisiensi waktu pengasapan ikan lebih cepat dengan mengunakan alat pengasapan ikan yang dimodifikasi. Dimana pada percobaan pertama waktu yang dibutuhkan untuk mengasapkan ikan patin seberat 33 kg atau berjumlah 60 ekor dibutuhkan waktu 10 jam, sedangkan percobaan kedua untuk mengasapkan ikan lele seberat 36 kg atau berjumlah 58 ekor dibutuhkan waktu 4 jam. Kemudian percobaan ketiga pengasapan ikan lele yang diolesi bumbu perasa yaitu kunyit dan garam seberat 25 kg berjumlah 38 ekor dibutuhkan waktu pengasapan selama 6 jam. Dan pada percobaan ke empat, ikan yang diasapkan adalah ikan patin sebeart 21 kg berjumlah 34 ekor, yang diberi bumbu perasa kunyit dan garam. Waktu yang dibutuhkan untuk mengasapkan selama 8 jam. Dari hasil uji kadar air ikan asap di laboratorium, ikan yang diasapkan selama 10 jam, 6 jam dan 8 jam kadar airnya sesuai dengan SNI 2725 : 2013, Maks kadar air 60%. Sedangkan pengasapan ikan dengan waktu 4 jam, kadar air ikan asap belum susai dengan SNI ikan asap dengan pengasapan panas. Modification tool for fish smoking to efficiency smoking time focus on furnace heating and Rotator of rotary. The heater furnace of the iron plates with a size of 5 mm P, L, T (50, 50, 50) cm are fitted with a cover on top of the stove. To channel hot steam and smoke from the furnace to the space station used a pipe distributor with size 2 "(inch) with a length of 100 cm, and to push the hot steam and smoke into the space station using exhaust fans. Electric motor with power 125 watt, round 1250 rpm is used to rotate the rotary, and to reduce the rounds used electric motor gearbox with ratio 1:40 rpm spin. To avoid any slippage at the moment of bevel gear used fish station as a liaison from the gearbox against round rotary. The efficiency of the time smoking fish more quickly by using the modified fish smoking tool. Where the first experiments on the time it takes to smoking fish catfish weighing 33 kg or totaled 60 tail it takes 10 hours, while the second trial for the smoking catfish weighing 36 kg or numbered 58 tail it takes 4 hours. Then the third experiment fogging catfish taste the seasoning smeared with turmeric and salt weighing 25 kg and totaled 38 tai
{"title":"Modifikasi Alat Pengasapan Ikan untuk Mengefisiensikan Waktu Pengasapan","authors":"Jantri Sirait","doi":"10.26578/jrti.v12i2.3928","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/jrti.v12i2.3928","url":null,"abstract":"Modifikasi alat pengasapan ikan untuk mengefisiensikan waktu pengasapan fokus terhadap tungku pemanas dan alat pemutar rotary. Tungku pemanas dari bahan plat besi 5 mm dengan ukuran P,L,T (50,50,50) cm dilengkapi dengan penutup tungku pada bagian atas. Untuk menyalurkan uap panas dan asap dari tungku ke ruang pengasapan digunakan pipa penyalur dengan ukuran 2” (inchi) dengan panjang 100 cm, dan untuk mendorong uap panas dan asap masuk kedalam ruang pengasapan mengunakan exhaust fan. Motor listrik dengan daya 125 watt, putaran 1250 rpm digunakan untuk memutar rotary, dan untuk mereduksi putaran motor listrik dipergunakan gearbox dengan rasio putaran 1 : 40 rpm. Untuk menghindari selip pada saat pengasapan ikan digunakan bevel gear sebagai penghubung putaran dari gearbox terhadap rotary. Efisiensi waktu pengasapan ikan lebih cepat dengan mengunakan alat pengasapan ikan yang dimodifikasi. Dimana pada percobaan pertama waktu yang dibutuhkan untuk mengasapkan ikan patin seberat 33 kg atau berjumlah 60 ekor dibutuhkan waktu 10 jam, sedangkan percobaan kedua untuk mengasapkan ikan lele seberat 36 kg atau berjumlah 58 ekor dibutuhkan waktu 4 jam. Kemudian percobaan ketiga pengasapan ikan lele yang diolesi bumbu perasa yaitu kunyit dan garam seberat 25 kg berjumlah 38 ekor dibutuhkan waktu pengasapan selama 6 jam. Dan pada percobaan ke empat, ikan yang diasapkan adalah ikan patin sebeart 21 kg berjumlah 34 ekor, yang diberi bumbu perasa kunyit dan garam. Waktu yang dibutuhkan untuk mengasapkan selama 8 jam. Dari hasil uji kadar air ikan asap di laboratorium, ikan yang diasapkan selama 10 jam, 6 jam dan 8 jam kadar airnya sesuai dengan SNI 2725 : 2013, Maks kadar air 60%. Sedangkan pengasapan ikan dengan waktu 4 jam, kadar air ikan asap belum susai dengan SNI ikan asap dengan pengasapan panas. Modification tool for fish smoking to efficiency smoking time focus on furnace heating and Rotator of rotary. The heater furnace of the iron plates with a size of 5 mm P, L, T (50, 50, 50) cm are fitted with a cover on top of the stove. To channel hot steam and smoke from the furnace to the space station used a pipe distributor with size 2 \"(inch) with a length of 100 cm, and to push the hot steam and smoke into the space station using exhaust fans. Electric motor with power 125 watt, round 1250 rpm is used to rotate the rotary, and to reduce the rounds used electric motor gearbox with ratio 1:40 rpm spin. To avoid any slippage at the moment of bevel gear used fish station as a liaison from the gearbox against round rotary. The efficiency of the time smoking fish more quickly by using the modified fish smoking tool. Where the first experiments on the time it takes to smoking fish catfish weighing 33 kg or totaled 60 tail it takes 10 hours, while the second trial for the smoking catfish weighing 36 kg or numbered 58 tail it takes 4 hours. Then the third experiment fogging catfish taste the seasoning smeared with turmeric and salt weighing 25 kg and totaled 38 tai","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132537832","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-01DOI: 10.26578/JRTI.V12I2.4054
Sandika Kurniawan, Andi Noor Asikin, Indrati Kusumaningrum
PIkan gabus banyak ditemukan di perairan Sungai Mahakam Kalimantan Timur. Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai kandungan albumin yang cukup tinggi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara penyimpanan bahan baku terhadap karakteristik ekstrak protein ikan gabus (C. striata) serta untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap karakteristik ekstrak protein ikan gabus (C. striata). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama pada penelitian ini adalah cara penyimpanan bahan baku (pendinginan dan pembekuan) dan faktor kedua menggunakan jenis pelarut (NaCl 0,9 % dan HCl 0,1 M). Parameter pengamatan pada penelitian ini adalah rendemen, kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan cara penyimpanan bahan baku tidak berpengaruh terhadap karakteristik ekstrak protein ikan gabus (C. striata), sedangkan jenis pelarut berpengaruh terhadap karakteristik ekstrak protein ikan gabus (C. striata). Hasil terbaik dari penelitian ini diperoleh pada perlakuan cara penyimpanan pendinginan dengan jenis pelarut HCl 0,1 M yang menghasilkan nilai rendemen 3,03 %, kadar air 12,42 %, kadar protein 63,33 %, kadar lemak 1,77 % dan kadar abu 22,48 %. Kata kunci : cara penyimpanan, ekstrak protein, ikan gabus, karakteristik, pelarut ABSTRACT Snakehead fish are abundant in Mahakam river, East Kalimantan. Snakehead fish is one of the source of albumin.The aims of this study were to determine the effect of raw material storage on the characteristics of snakehead fish protein extract (C. striata) and to know the effect of solvent type on the characteristics of snakehead fish protein extract (C. striata). This research used Factorial Complete Random Design with three times repetitions. The data obtained were analyzed using ANOVA (Analysis of Variance) test. The treatment in this study was the first cold storage and frozen storage materials, the second treatment using NaCl and HCl solvent type. The parameters observed in this research include yield, water content, ash content, protein content and fat content. The results of this study indicate that raw material storage does not affect the characteristics of snakehead fish protein extract (C. striata), while the type of solvent was significant effect on the characteristics of snakehead fish protein extract (C. striata). The best result of this research that is from cold material treatment with HCl 0.1 M solvent type has a value of 3.03% yield, 12.42% moisture content, 63.33% protein content, 1.77% fat content and ash content 22.48%. Keyword : storage method, protein extract, snakehead fish, characteristic, solvent
{"title":"Pengaruh Cara Penyimpanan Bahan Baku dan Jenis Pelarut terhadap Karakteristik Ekstrak Protein Ikan Gabus (Channa Striata)","authors":"Sandika Kurniawan, Andi Noor Asikin, Indrati Kusumaningrum","doi":"10.26578/JRTI.V12I2.4054","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V12I2.4054","url":null,"abstract":"PIkan gabus banyak ditemukan di perairan Sungai Mahakam Kalimantan Timur. Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai kandungan albumin yang cukup tinggi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara penyimpanan bahan baku terhadap karakteristik ekstrak protein ikan gabus (C. striata) serta untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut terhadap karakteristik ekstrak protein ikan gabus (C. striata). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama pada penelitian ini adalah cara penyimpanan bahan baku (pendinginan dan pembekuan) dan faktor kedua menggunakan jenis pelarut (NaCl 0,9 % dan HCl 0,1 M). Parameter pengamatan pada penelitian ini adalah rendemen, kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan cara penyimpanan bahan baku tidak berpengaruh terhadap karakteristik ekstrak protein ikan gabus (C. striata), sedangkan jenis pelarut berpengaruh terhadap karakteristik ekstrak protein ikan gabus (C. striata). Hasil terbaik dari penelitian ini diperoleh pada perlakuan cara penyimpanan pendinginan dengan jenis pelarut HCl 0,1 M yang menghasilkan nilai rendemen 3,03 %, kadar air 12,42 %, kadar protein 63,33 %, kadar lemak 1,77 % dan kadar abu 22,48 %. Kata kunci : cara penyimpanan, ekstrak protein, ikan gabus, karakteristik, pelarut ABSTRACT Snakehead fish are abundant in Mahakam river, East Kalimantan. Snakehead fish is one of the source of albumin.The aims of this study were to determine the effect of raw material storage on the characteristics of snakehead fish protein extract (C. striata) and to know the effect of solvent type on the characteristics of snakehead fish protein extract (C. striata). This research used Factorial Complete Random Design with three times repetitions. The data obtained were analyzed using ANOVA (Analysis of Variance) test. The treatment in this study was the first cold storage and frozen storage materials, the second treatment using NaCl and HCl solvent type. The parameters observed in this research include yield, water content, ash content, protein content and fat content. The results of this study indicate that raw material storage does not affect the characteristics of snakehead fish protein extract (C. striata), while the type of solvent was significant effect on the characteristics of snakehead fish protein extract (C. striata). The best result of this research that is from cold material treatment with HCl 0.1 M solvent type has a value of 3.03% yield, 12.42% moisture content, 63.33% protein content, 1.77% fat content and ash content 22.48%. Keyword : storage method, protein extract, snakehead fish, characteristic, solvent","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122894272","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-11-02DOI: 10.26578/JRTI.V12I2.3804
Riyanti Ekafitri, Y. Pranoto, Ainia Herminiati, Taufik Rahman
Peningkatan mutu tepung talas dapat dilakukan dengan modifikasi secara kimia melalui proses oksidasi menggunakan hidrogen peroksida yang dikatalis dengan iradiasi UV. Tujuan penelitian ini adalah mengamati karakteristik tepung talas yang dioksidasi dengan hidrogen peroksida dan diberi perlakuan dengan dan tanpa iradiasi sinar UV selama waktu tertentu. Rancangan percoban yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 2 faktor: (1) perlakuan tanpa dan dengan iradiasi UV dan (2) waktu reaksi selama 5, 15, dan 30 menit. Analisa yang dilakukan diantaranya: proksimat, kandungan karboksil, nilai L, a, b, sifat pasting, swelling power dan baking expansion . Hasil menunjukkan bahwa komposisi kimia tepung talas bogor terbesar adalah komponen pati (84,03%). Perlakuan oksidasi tepung talas dengan hidrogen peroksida tanpa atau disertai dengan iradiasi UV mengubah sifat fisiko kimia dan baking expansion tepung talas: meningkatkan kandungan karboksil, menurunkan kecerahan warna (nilai L, a, b), meningkatkan swelling power dan baking e x pansion , meningkatkan peak viscosity, final viscosity, dan breakdown viscosity , menurunkan s etback viscosity, peak time dan peak temperature , dibandingkan dengan tepung talas alami. Perlakuan oksidasi hidrogen peroksida dengan iradiasi UV memiliki karakteristik kandungan karboksil yang lebih tinggi, nilai L,a, b yang lebih rendah, dan peak viscosity, final viscosity, serta breakdown viscosity yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan oksidasi hidrogen peroksida secara tunggal. Waktu oksidasi/oksidasi-iradiasi (5-30 menit) tidak berpengaruh signifikan pada sebagian besar parameter uji. Baking expansion tepung talas tertinggi dihasilkan pada perlakuan oksidasi dengan iradiasi UV selama 15 menit sebesar 32,46%. Kata kunci : tepung talas, oksidasi, iradiasi UV ABSTRACT To improve the quality of taro flour can be done by oxidation process using hydrogen peroxide catalyzed by UV irradiation. The objective of this study was to observe the characteristics of taro flour which was oxidized with hydrogen peroxide and treated with and without UV irradiation for a certain time. The experimental design used was a complete randomized design with 2 factors: (1) treatment without and with UV irradiation and (2) reaction time for 5, 15, and 30 minutes. Analyzes conducted include: proximate, carboxyl content, L, a, b, pasting properties, swelling power and baking expansion. The results showed that the largest chemical composition of taro flour was the starch component (84.03%). Oxidation of taro flour with hydrogen peroxide without or with UV irradiation changes the physicochemical properties and baking expansion of taro flour: increases carboxyl content, decreases color brightness (L, a, b), increases swelling power and baking expansion , increases peak viscosity, final viscosity, and breakdown viscosity, decreases setback viscosity, peak time and peak temperature compared with native taro flour. The hydrogen peroxide oxidation tre
改进芋头可以通过化学修饰淀粉氧化过程用过氧化氢dikatalis的紫外线辐射。这项研究的目的是观察用过氧化氢氧化面粉的特性,并在一段时间内接受和不含紫外线的治疗。试图使用的是随机设计设计,配有两个因素:(1)没有紫外线辐照和待遇(2)5、15和30分钟的反应时间。其中所做的分析:proksimat karboksil含量,L, a、b pasting的属性,已经电源和烘焙稍等。结果表明,茂物淀粉最大的化学成分是淀粉的成分(84.03%)。芋头粉和过氧化氢氧化没有待遇或化学伴随着紫外线辐照改变fisiko本性和烘焙面粉哦稍等芋头:提高karboksil含量,降低亮度的颜色(L, a, b),增加电源已经和烘焙e x扩张,增加峰viscosity viscosity决赛和崩溃viscosity,降低s etback viscosity时代峰,峰温度相比,天然面粉芋头。过氧化氢氧化待遇较高的紫外线辐照的特点karboksil含量较低的,L, a, b,峰viscosity viscosity决赛,以及更高的崩溃viscosity待遇相比,单一的过氧化氢的氧化。辐射氧化时间(5-30分钟)对大多数测试参数没有显著影响。最好的磨砂淀粉是在15分钟的紫外线照射下以32。46%的速度氧化而成。关键词:面粉、芋头、氧化紫外线辐照抽象To improve太郎之优质面粉用氢过氧化氢可以被oxidation做的过程catalyzed由紫外线irradiation。这项研究的目的是观察芋头的性格,这种性格是用过氧化氢和进行治疗而不经紫外线辐射的。(1)没有紫外线照射的治疗和(2)反应时间5、15和30分钟。分析结果包括:proximate, carboxyl content, L, a, b,专利属性,膨胀动力和烧烤扩展。其结果表明,最大的化学成分是芋头的共品(84.03%)。Oxidation太郎的面粉和紫外线irradiation无国界和氢过氧化氢或改变太郎之physicochemical财产和烘焙稍等面粉:increases carboxyl内容decreases颜色亮度(L, a, b), increases已经动力和烘焙稍等,increases峰viscosity viscosity决赛,和崩溃viscosity decreases setback viscosity,峰时间和峰太郎compared with本地面粉的温度。紫外线不辐射的氢氢化合物比低L, a, b,和峰的粘性,以及上部粘性,以及上部粘性的粘性比上部用不经紫外线照射的过氧化氢分解的磷更强。注意听时间(5到30分钟),几乎所有抛物线都没有意义影响。最著名的烘焙产品是用紫外线照射而成15分钟,最多可达32.46%。Keywords:氟硝安定,紫外线照射
{"title":"Tepung Talas Bogor Termodifikasi Hasil Oksidasi Menggunakan Hidrogen Peroksida dengan dan Tanpa Iradiasi Sinar UV","authors":"Riyanti Ekafitri, Y. Pranoto, Ainia Herminiati, Taufik Rahman","doi":"10.26578/JRTI.V12I2.3804","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V12I2.3804","url":null,"abstract":"Peningkatan mutu tepung talas dapat dilakukan dengan modifikasi secara kimia melalui proses oksidasi menggunakan hidrogen peroksida yang dikatalis dengan iradiasi UV. Tujuan penelitian ini adalah mengamati karakteristik tepung talas yang dioksidasi dengan hidrogen peroksida dan diberi perlakuan dengan dan tanpa iradiasi sinar UV selama waktu tertentu. Rancangan percoban yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 2 faktor: (1) perlakuan tanpa dan dengan iradiasi UV dan (2) waktu reaksi selama 5, 15, dan 30 menit. Analisa yang dilakukan diantaranya: proksimat, kandungan karboksil, nilai L, a, b, sifat pasting, swelling power dan baking expansion . Hasil menunjukkan bahwa komposisi kimia tepung talas bogor terbesar adalah komponen pati (84,03%). Perlakuan oksidasi tepung talas dengan hidrogen peroksida tanpa atau disertai dengan iradiasi UV mengubah sifat fisiko kimia dan baking expansion tepung talas: meningkatkan kandungan karboksil, menurunkan kecerahan warna (nilai L, a, b), meningkatkan swelling power dan baking e x pansion , meningkatkan peak viscosity, final viscosity, dan breakdown viscosity , menurunkan s etback viscosity, peak time dan peak temperature , dibandingkan dengan tepung talas alami. Perlakuan oksidasi hidrogen peroksida dengan iradiasi UV memiliki karakteristik kandungan karboksil yang lebih tinggi, nilai L,a, b yang lebih rendah, dan peak viscosity, final viscosity, serta breakdown viscosity yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan oksidasi hidrogen peroksida secara tunggal. Waktu oksidasi/oksidasi-iradiasi (5-30 menit) tidak berpengaruh signifikan pada sebagian besar parameter uji. Baking expansion tepung talas tertinggi dihasilkan pada perlakuan oksidasi dengan iradiasi UV selama 15 menit sebesar 32,46%. Kata kunci : tepung talas, oksidasi, iradiasi UV ABSTRACT To improve the quality of taro flour can be done by oxidation process using hydrogen peroxide catalyzed by UV irradiation. The objective of this study was to observe the characteristics of taro flour which was oxidized with hydrogen peroxide and treated with and without UV irradiation for a certain time. The experimental design used was a complete randomized design with 2 factors: (1) treatment without and with UV irradiation and (2) reaction time for 5, 15, and 30 minutes. Analyzes conducted include: proximate, carboxyl content, L, a, b, pasting properties, swelling power and baking expansion. The results showed that the largest chemical composition of taro flour was the starch component (84.03%). Oxidation of taro flour with hydrogen peroxide without or with UV irradiation changes the physicochemical properties and baking expansion of taro flour: increases carboxyl content, decreases color brightness (L, a, b), increases swelling power and baking expansion , increases peak viscosity, final viscosity, and breakdown viscosity, decreases setback viscosity, peak time and peak temperature compared with native taro flour. The hydrogen peroxide oxidation tre","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116808578","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-09-27DOI: 10.26578/JRTI.V12I2.4057
Anton Rahmadi, Farezza Afia Rohmatul Firdaus, Marwati Marwati
Mandai cempedak merupakan produk hasil fermentasi bakteri asam laktat yang berasal dari kulit bagian dalam buah cempedak (Artocarpus champeden). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan formulasi es krim berbahan puree atau bubuk mandai cempedak yang kemudian diuji penerimaan konsumennya dalam skala lab dengan jumlah panelis 35 orang pada rentang usia 17-21 tahun, dilanjutkan dengan pengamatan profil proksimat (kadar air, kadar abu, kadar protein, lemak, dan karbohidrat), antioksidan, total bakteri asam laktat (BAL), dan uji penerimaan pasar dengan jumlah respoden 60 orang. Analisis lanjutan terdiri dari antioksidan metode DPPH, daya leleh, dan angka lempeng total BAL. Formula terbaik dari kelompok bahan puree dan bubuk mandai cempedak diujikan kepada masyarakat umum dengan teknik uji konsumen dengan penilaian hedonik dengan parameter rasa, tekstur dan aroma, juga pendapat masyarakat secara umum akan kemampuan bersaing dan harga jual potensial produk ini. Penggunaan puree mandai cempedak pada konsentrasi 100g per formula merupakan pilihan konsumen yang secara hedonik mampu bersaing dengan produk komersial yang diujikan dengan daya leleh es krim mandai cempedak berkisar 16 s.d. 17 menit. Karakteristik es krim puree mandai cempedak adalah kadar air sebesar 62,25±0,07%, kadar abu sebesar 0,874±0,002%, kadar protein sebesar 5,78±0,09%, kadar lemak sebesar 10,53±0,06%, kadar karbohidrat sebesar 26,35±0,05%, total BAL sekitar 4 skala log cfu/mL, dan IC50 terhadap penghambatan DPPH sebesar 66,67±0,19 ppm. Es krim dengan cita rasa baru yang berasal dari mandai cempedak memiliki potensi untuk dipasarkan dengan harga kurang dari Rp. 20.000 per kemasan 200 mL Kata kunci : analisis proksimat,es krim, mandai cempedak, tes pasar ABSTRACT Mandai cempedak is a lactic acid bacteria fermented product originated from the inner skin of cempedak (Artocarpus champeden) fruit. The aim of this research was to produce formulations of ice cream with the addition of mandai puree or powder which were then tested by consumer acceptance in lab scale with 35 participants in the age range of 17-21 years, followed by observation of proximate (moisture, ash, protein, fat, and carbohydrate contents), antioxidant, total lactic acid bacteria (BAL), and a market acceptance test with 60 panelists. The subsequent analysis consisted of antioxidant methods of DPPH, melting duration test, and total BAL plate count. The best formula was tested to the general public by consumer test techniques with hedonic judgment on taste, texture and aroma parameters, as well as general public opinion of competitive ability and potential selling price of this product. The use of puree mandai cempedak at 100 g concentration per formula was the consumer choice which was able to compete with commercial product tested. The melting duration for ice cream mandai cempedak was from 16 to 17 minutes. Characteristics of ice cream with mandai cempedak puree were 62.25±0.07% of moisture, 0.874±0.002% of ash, 5.78±0
{"title":"Karakterisasi Sifat Sensoris, Proksimat, Antioksidan, Total BAL, dan Uji Pasar Es Krim berbahan Puree dan Bubuk Mandai Cempedak","authors":"Anton Rahmadi, Farezza Afia Rohmatul Firdaus, Marwati Marwati","doi":"10.26578/JRTI.V12I2.4057","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V12I2.4057","url":null,"abstract":"Mandai cempedak merupakan produk hasil fermentasi bakteri asam laktat yang berasal dari kulit bagian dalam buah cempedak (Artocarpus champeden). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan formulasi es krim berbahan puree atau bubuk mandai cempedak yang kemudian diuji penerimaan konsumennya dalam skala lab dengan jumlah panelis 35 orang pada rentang usia 17-21 tahun, dilanjutkan dengan pengamatan profil proksimat (kadar air, kadar abu, kadar protein, lemak, dan karbohidrat), antioksidan, total bakteri asam laktat (BAL), dan uji penerimaan pasar dengan jumlah respoden 60 orang. Analisis lanjutan terdiri dari antioksidan metode DPPH, daya leleh, dan angka lempeng total BAL. Formula terbaik dari kelompok bahan puree dan bubuk mandai cempedak diujikan kepada masyarakat umum dengan teknik uji konsumen dengan penilaian hedonik dengan parameter rasa, tekstur dan aroma, juga pendapat masyarakat secara umum akan kemampuan bersaing dan harga jual potensial produk ini. Penggunaan puree mandai cempedak pada konsentrasi 100g per formula merupakan pilihan konsumen yang secara hedonik mampu bersaing dengan produk komersial yang diujikan dengan daya leleh es krim mandai cempedak berkisar 16 s.d. 17 menit. Karakteristik es krim puree mandai cempedak adalah kadar air sebesar 62,25±0,07%, kadar abu sebesar 0,874±0,002%, kadar protein sebesar 5,78±0,09%, kadar lemak sebesar 10,53±0,06%, kadar karbohidrat sebesar 26,35±0,05%, total BAL sekitar 4 skala log cfu/mL, dan IC50 terhadap penghambatan DPPH sebesar 66,67±0,19 ppm. Es krim dengan cita rasa baru yang berasal dari mandai cempedak memiliki potensi untuk dipasarkan dengan harga kurang dari Rp. 20.000 per kemasan 200 mL Kata kunci : analisis proksimat,es krim, mandai cempedak, tes pasar ABSTRACT Mandai cempedak is a lactic acid bacteria fermented product originated from the inner skin of cempedak (Artocarpus champeden) fruit. The aim of this research was to produce formulations of ice cream with the addition of mandai puree or powder which were then tested by consumer acceptance in lab scale with 35 participants in the age range of 17-21 years, followed by observation of proximate (moisture, ash, protein, fat, and carbohydrate contents), antioxidant, total lactic acid bacteria (BAL), and a market acceptance test with 60 panelists. The subsequent analysis consisted of antioxidant methods of DPPH, melting duration test, and total BAL plate count. The best formula was tested to the general public by consumer test techniques with hedonic judgment on taste, texture and aroma parameters, as well as general public opinion of competitive ability and potential selling price of this product. The use of puree mandai cempedak at 100 g concentration per formula was the consumer choice which was able to compete with commercial product tested. The melting duration for ice cream mandai cempedak was from 16 to 17 minutes. Characteristics of ice cream with mandai cempedak puree were 62.25±0.07% of moisture, 0.874±0.002% of ash, 5.78±0","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"118 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114374857","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}