Pub Date : 2020-12-29DOI: 10.26578/JRTI.V14I2.6508
Kemas Muhammat Abdul Fatah
PVC Conduit atau pipa listrik PVC diproduksi menggunakan teknologi ekstrusi dengan bagian utamanya adalah barrel dengan setting temperatur dan kecepatan screw yang disesuaikan dengan materialnya, perubahan material akan berdampak pada perubahan setting mesin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan setting mesin yang paling optimal atas perubahan material dan mengidentifikasi parameter kritis yang mempengarui proses di dalam barrel yang berdampak pada degradasi mutu material. Metode Taguchi L27(3 5 ) dengan respon hasil uji beban kejut ( impact test ) dan desain parameter ( factor ) terdiri dari temperatur barrel area 1 (faktor A), temperatur barrel area 2 (faktor B), temperatur barrel area 3 (faktor C), temperatur barrel area 4 (faktor D), dan kecepatan screw (faktor E), dengan masing-masing terdiri 3 level. Dari perhitungan S/N ratio diperoleh parameter optimal yaitu 190 o C untuk faktor A, 200 o C untuk faktor B, 160 o C untuk faktor C, 175 o C untuk faktor D dan 15 RPM untuk faktor E, dapat disingkat menjadi A 3 B 3 C 1 D 2 E 2 . Sementara itu, dari analisis Anova dapat diidentifikasi bahwa faktor C atau temperatur barrel area 3 menjadi parameter yang kritis, perubahan pada temperatur akan berdampak pada perubahan karakteristik proses yang terjadi di dalam barrel , baik pada zona mixing atau zona metering atau pada keduanya
聚氯乙烯管道或PVC导管是用挤压技术制造的,其主要成分是桶,其温度和螺旋速度与材料的调整相适应,材料的变化将影响机器设置的变化。本研究的目的是为材料的变化找到最理想的引擎设置,并确定影响材料质量退化的生产过程的关键参数。田口L27(3 - 5)的方法,而不是反应休克(冲击负荷测试)测试和设计参数(温度因子组成)桶1区(A)因素,桶2 (B)因素,区域温度温度桶桶温度因子3 (C),区域面积4 (D),和速度的因素(E),每班三个等级的因素。从S / N ratio获得最佳参数的计算,即190 200 o C代表因素A, o C到B型,160 o C系数为因式分解因式分解,175 o是C D和E,可以缩短15 RPM的因素A 3 B C D 1 2 E。与此同时,根据分析Anova可以确定,第3区的C因子或桶温度为一个关键参数,温度的变化将影响桶内的进程特征的变化,无论是在混合区还是量表区,还是两者
{"title":"Optimasi dan Identifikasi Parameter Kritis pada Proses Extrusion Menggunakan Metode Taguchi","authors":"Kemas Muhammat Abdul Fatah","doi":"10.26578/JRTI.V14I2.6508","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V14I2.6508","url":null,"abstract":"PVC Conduit atau pipa listrik PVC diproduksi menggunakan teknologi ekstrusi dengan bagian utamanya adalah barrel dengan setting temperatur dan kecepatan screw yang disesuaikan dengan materialnya, perubahan material akan berdampak pada perubahan setting mesin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan setting mesin yang paling optimal atas perubahan material dan mengidentifikasi parameter kritis yang mempengarui proses di dalam barrel yang berdampak pada degradasi mutu material. Metode Taguchi L27(3 5 ) dengan respon hasil uji beban kejut ( impact test ) dan desain parameter ( factor ) terdiri dari temperatur barrel area 1 (faktor A), temperatur barrel area 2 (faktor B), temperatur barrel area 3 (faktor C), temperatur barrel area 4 (faktor D), dan kecepatan screw (faktor E), dengan masing-masing terdiri 3 level. Dari perhitungan S/N ratio diperoleh parameter optimal yaitu 190 o C untuk faktor A, 200 o C untuk faktor B, 160 o C untuk faktor C, 175 o C untuk faktor D dan 15 RPM untuk faktor E, dapat disingkat menjadi A 3 B 3 C 1 D 2 E 2 . Sementara itu, dari analisis Anova dapat diidentifikasi bahwa faktor C atau temperatur barrel area 3 menjadi parameter yang kritis, perubahan pada temperatur akan berdampak pada perubahan karakteristik proses yang terjadi di dalam barrel , baik pada zona mixing atau zona metering atau pada keduanya","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"111 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132881677","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-28DOI: 10.26578/JRTI.V14I2.6356
Jantri Sirait, Suroto Hadi Saputra
Indonesia memiliki sumber daya perairan dan hayati yang dapat dikembangkan, salah satu sumber daya perairan yang dapat dikembangkan adalah olahan ikan asap. Pengasapan ikan pada tingkat masyarakat masih sangat sederhana yaitu dengan menggunakan potongan drum dan proses pengasapannya diruangan terbuka. Untuk meningkatkan mutu ikan asap dan mengefisiensikan waktu pengasapan ikan telah diciptakan alat pengasapan ikan dengan tipe Kabinet, tipe EFHILINK, tipe Cakalang Grilled R3 Polnam, tipe OFC – 40H dan tipe Lemari Perokok.Waktu pengasapan ikan rata – rata 3 jam dengan suhu ruang pengasapan terkontrol antara 60 0 C – 80 0 Cdan penyebaran asap lebih merata didalam ruang pengasapan sehingga ikan asap yang dihasilkan lebih bermutu. Proses pengasapan ikan dengan menggunakan teknologi pengasapan, menghasilkan ikan asap lebih higenis dari debu dan lalat yang beterbangan disekitar pengasapan ikan dan mutu ikan asap sesuai dengan SNI IKan Asap Baru SNI 2725 : 2013 dengan parameter kadar air, kadar lemak, kadar abu, pH, protein dan untuk uji organoleptik hasil ikan asap terhadap aroma, teksturdan rasa masih disukai oleh para panelis.
{"title":"Teknologi Alat Pengasapan Ikan dan Mutu Ikan Asap","authors":"Jantri Sirait, Suroto Hadi Saputra","doi":"10.26578/JRTI.V14I2.6356","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V14I2.6356","url":null,"abstract":"Indonesia memiliki sumber daya perairan dan hayati yang dapat dikembangkan, salah satu sumber daya perairan yang dapat dikembangkan adalah olahan ikan asap. Pengasapan ikan pada tingkat masyarakat masih sangat sederhana yaitu dengan menggunakan potongan drum dan proses pengasapannya diruangan terbuka. Untuk meningkatkan mutu ikan asap dan mengefisiensikan waktu pengasapan ikan telah diciptakan alat pengasapan ikan dengan tipe Kabinet, tipe EFHILINK, tipe Cakalang Grilled R3 Polnam, tipe OFC – 40H dan tipe Lemari Perokok.Waktu pengasapan ikan rata – rata 3 jam dengan suhu ruang pengasapan terkontrol antara 60 0 C – 80 0 Cdan penyebaran asap lebih merata didalam ruang pengasapan sehingga ikan asap yang dihasilkan lebih bermutu. Proses pengasapan ikan dengan menggunakan teknologi pengasapan, menghasilkan ikan asap lebih higenis dari debu dan lalat yang beterbangan disekitar pengasapan ikan dan mutu ikan asap sesuai dengan SNI IKan Asap Baru SNI 2725 : 2013 dengan parameter kadar air, kadar lemak, kadar abu, pH, protein dan untuk uji organoleptik hasil ikan asap terhadap aroma, teksturdan rasa masih disukai oleh para panelis.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131967561","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-17DOI: 10.26578/jrti.v14i1.5839
Muhammad Amin, Mahros Darsin, A. Sanata
Material SS400 merupakan logam jenis baja karbon rendah yang biasa digunakan dalam industri kontruksi ataupun jembatan yang bersentuhan langsung dengan lingkungan sekitar. Akibatnya sifat mekanis serta mutu material SS400 akan menurun seiring waktu pemakaian. Riset lain sebelumnya membuktikan bahwa selain memperbaiki sifat tahan korosi, electroplating mampu menaikkan sifat mekanis baja yang dilapisi. Maka perlu upaya yang serupa untuk menaikkan sifat mekanis SS400 ini dengan caraelectroplating. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimasi kekuatan tarik yang diperoleh dari hasilelectroplating baja SS400 dengan pelapis nikel.Metode Taguchi L9 digunakan dengan variasi parameter kuat arus, suhu, dan waktu dengan masing-masing terdiri atas tiga level.Masingmasing kombinasi diulang tiga kali.Bahan baja dibentuk menjadi sampel uji tarik standar ASTM E8 sebelum pelapisan.Uji tarik dilakukan dengan mesin uji tarik Zwick / Roel Z100.Analisis S/N ratio dilanjutkan dengan ANOVA membuktikan bahwa suhu, arus dan waktu berpengaruh terhadap kekuatan tarik masing-masing sebesar 62,57%; 13,63%; dan 10,89%. Sedangkan kombinasi parameter electroplatingyang paling optimal adalah pada kuat arus 3 ampere, suhu 45 oC, dan waktu 15 menit dengan kekuatan tarik sebesar 610,06 MPa. Terjadi kenaikan kekuatan tarik yang sangat signifikan dari keadaantanpa pelapisan sebesar 480,04 MPa.
{"title":"OPTIMASI KEKUATAN TARIK PROSES ELECTROPLATING SS400 MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI","authors":"Muhammad Amin, Mahros Darsin, A. Sanata","doi":"10.26578/jrti.v14i1.5839","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/jrti.v14i1.5839","url":null,"abstract":"Material SS400 merupakan logam jenis baja karbon rendah yang biasa digunakan dalam industri kontruksi ataupun jembatan yang bersentuhan langsung dengan lingkungan sekitar. Akibatnya sifat mekanis serta mutu material SS400 akan menurun seiring waktu pemakaian. Riset lain sebelumnya membuktikan bahwa selain memperbaiki sifat tahan korosi, electroplating mampu menaikkan sifat mekanis baja yang dilapisi. Maka perlu upaya yang serupa untuk menaikkan sifat mekanis SS400 ini dengan caraelectroplating. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimasi kekuatan tarik yang diperoleh dari hasilelectroplating baja SS400 dengan pelapis nikel.Metode Taguchi L9 digunakan dengan variasi parameter kuat arus, suhu, dan waktu dengan masing-masing terdiri atas tiga level.Masingmasing kombinasi diulang tiga kali.Bahan baja dibentuk menjadi sampel uji tarik standar ASTM E8 sebelum pelapisan.Uji tarik dilakukan dengan mesin uji tarik Zwick / Roel Z100.Analisis S/N ratio dilanjutkan dengan ANOVA membuktikan bahwa suhu, arus dan waktu berpengaruh terhadap kekuatan tarik masing-masing sebesar 62,57%; 13,63%; dan 10,89%. Sedangkan kombinasi parameter electroplatingyang paling optimal adalah pada kuat arus 3 ampere, suhu 45 oC, dan waktu 15 menit dengan kekuatan tarik sebesar 610,06 MPa. Terjadi kenaikan kekuatan tarik yang sangat signifikan dari keadaantanpa pelapisan sebesar 480,04 MPa.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115651197","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-10DOI: 10.26578/jrti.v14i1.5551
H. B. Cahyono, Rieke Yuliastuti
Limbah cair yang dihasilkan dari proses etching di industri Printed Circuit Board (PCB) masih mengandung banyak tembaga (Cu). Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang sering digunakan sebagai bahan pelapis pada produk elektroplating. Melatarbelakangi hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai potensi kemampuan pelapisan tembaga menggunakan limbah cair etching industri PCB sebagai larutan elektrolit dengan benda kerja dari besi, tujuannya adalah limbah cair sisa proses etching PCB dapat termanfaatkan. Tipe larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan tembaga non cyanide yaitu menggunakan Tembaga clorida (CuCl2 ) sebagai pengganti tembaga sulfat (CuSO4). Variabel penelitiannya adalah durasi plating selama 30 detik, 60 detik dan 90 detik dan penggunaan Asam sulfat sebesar 45 g/l; 67,5 g/l dan 90 g/l. Dari hasil penelitian didapatkan data, hasil limbah cair proses etching PCB yang mengandung tembaga terlarut hingga 15% dapat digunakan sebagai larutan elektrolit pada proses pelapisan logam tembaga. Penambahan bobot lapisan tembaga pada benda kerja terjadi pada seluruh variabel perlakuan. Namun pada durasi plating 90 detik memberikan keretakan pada benda kerja. Warna lapisan tembaga yang dimunculkan untuk seluruh perlakuan dengan bahan limbah cair tidak secerah warna yang dimunculkan oleh larutan kontrol (CuSO4). Hal tersebut dikarenakan impurities besi terlarut dalam limbah cair sekitar 138,65 mg/l sedangkan pada larutan kontrol (CuSO4 ) hanya mengandung besi terlarut hanya sebesar 0,445 mg/L.
{"title":"PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PCB SEBAGAI LARUTAN ELEKTROLIT COPPER PLATING","authors":"H. B. Cahyono, Rieke Yuliastuti","doi":"10.26578/jrti.v14i1.5551","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/jrti.v14i1.5551","url":null,"abstract":"Limbah cair yang dihasilkan dari proses etching di industri Printed Circuit Board (PCB) masih mengandung banyak tembaga (Cu). Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang sering digunakan sebagai bahan pelapis pada produk elektroplating. Melatarbelakangi hal tersebut maka dilakukan penelitian mengenai potensi kemampuan pelapisan tembaga menggunakan limbah cair etching industri PCB sebagai larutan elektrolit dengan benda kerja dari besi, tujuannya adalah limbah cair sisa proses etching PCB dapat termanfaatkan. Tipe larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan tembaga non cyanide yaitu menggunakan Tembaga clorida (CuCl2 ) sebagai pengganti tembaga sulfat (CuSO4). Variabel penelitiannya adalah durasi plating selama 30 detik, 60 detik dan 90 detik dan penggunaan Asam sulfat sebesar 45 g/l; 67,5 g/l dan 90 g/l. Dari hasil penelitian didapatkan data, hasil limbah cair proses etching PCB yang mengandung tembaga terlarut hingga 15% dapat digunakan sebagai larutan elektrolit pada proses pelapisan logam tembaga. Penambahan bobot lapisan tembaga pada benda kerja terjadi pada seluruh variabel perlakuan. Namun pada durasi plating 90 detik memberikan keretakan pada benda kerja. Warna lapisan tembaga yang dimunculkan untuk seluruh perlakuan dengan bahan limbah cair tidak secerah warna yang dimunculkan oleh larutan kontrol (CuSO4). Hal tersebut dikarenakan impurities besi terlarut dalam limbah cair sekitar 138,65 mg/l sedangkan pada larutan kontrol (CuSO4 ) hanya mengandung besi terlarut hanya sebesar 0,445 mg/L.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"210 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123499581","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-10DOI: 10.26578/jrti.v14i1.5796
S. A. Aviandharie, Bumiarto Nugroho Jati, Rahyani Ermawati
Masalah limbah plastik meresahkan masyarakat dunia. Alternatif penanganannya antara lain dengan metode pirolisis. Pada proses pirolisis, limbah plastik akan diubah menjadi fasacair, padat, dan gas. Tujuan penelitian ini untuk memanfaatkan produk gas dari proses pirolisis limbah plastik polyethylene (PE) sebagai bahan bakar dengan metode kondensor dan metode tangki air serta aplikasinya di lapangan. Nilai kalor pada metode kondensor 1209,25BTU/ft 3 sedangkan nilai kalor metode tangki air 1548,42 BTU/ ft 3 . Jika dibandingkan dengan kualitas gas alam yang sudah diolah dan gas pipa, gas hasil pirolisis mempunyai kualitas lebih baik karena mempunyai nilai kalor lebih tinggi dan tidak menghasilkan gas H 2 S yang bersifat korosif. Dari kedua metode, metode tangki air menghasilkan kuaitas gas terbaik. Sebelum dimanfaatkan, gas pirolisis yang masih mengandung pengotor CO 2 perlu dipurifikasi. Penurunan CO 2 mencapai 99,82% setelah dipurifikasi dengan kolom purifikasi sedangkan dengan larutan Ca(OH) 2 hanya 65,05%. Gas yang sudah dipurifikasi dimasukkan ke dalam tabung untuk memudahkan dalam penyimpanan dan aplikasi di lapangan.
{"title":"PEMANFAATAN GAS HASIL PROSES PIROLISIS PLASTIK POLYETHYLENE (PE) SEBAGAI BAHAN BAKAR","authors":"S. A. Aviandharie, Bumiarto Nugroho Jati, Rahyani Ermawati","doi":"10.26578/jrti.v14i1.5796","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/jrti.v14i1.5796","url":null,"abstract":"Masalah limbah plastik meresahkan masyarakat dunia. Alternatif penanganannya antara lain dengan metode pirolisis. Pada proses pirolisis, limbah plastik akan diubah menjadi fasacair, padat, dan gas. Tujuan penelitian ini untuk memanfaatkan produk gas dari proses pirolisis limbah plastik polyethylene (PE) sebagai bahan bakar dengan metode kondensor dan metode tangki air serta aplikasinya di lapangan. Nilai kalor pada metode kondensor 1209,25BTU/ft 3 sedangkan nilai kalor metode tangki air 1548,42 BTU/ ft 3 . Jika dibandingkan dengan kualitas gas alam yang sudah diolah dan gas pipa, gas hasil pirolisis mempunyai kualitas lebih baik karena mempunyai nilai kalor lebih tinggi dan tidak menghasilkan gas H 2 S yang bersifat korosif. Dari kedua metode, metode tangki air menghasilkan kuaitas gas terbaik. Sebelum dimanfaatkan, gas pirolisis yang masih mengandung pengotor CO 2 perlu dipurifikasi. Penurunan CO 2 mencapai 99,82% setelah dipurifikasi dengan kolom purifikasi sedangkan dengan larutan Ca(OH) 2 hanya 65,05%. Gas yang sudah dipurifikasi dimasukkan ke dalam tabung untuk memudahkan dalam penyimpanan dan aplikasi di lapangan.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129477507","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-07DOI: 10.26578/JRTI.V13I2.5183
Mariati Edam, N. Kumolontang, Judith Henny Mandei
Blondo adalah protein yang terbentuk pada proses ekstraksi untuk mendapatkan minyak dengan proses basah dari krim kelapa. Blondo merupakan hasil samping dari pembuatan VCO dan minyak kelapa yang belum dimanfaatkan secara optimal. Aplikasi protein nabati pada produk pangan digunakan sebagai bahan fungional yang dapat mempertahankan, memperbaiki dan meningkatkan tekstur, stabilitas, serta mengatur sifat-sifat produk pangan dan merupakan unsur gizi. Nilai ekonomi dan fungsional blondo dapat ditingkatkan dengan mengolah lanjut menjadi konsentrat protein blondo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh metode pemecahan emulsi krim santan terhadap karakteristik kimia konsentrat protein blondo. Metode penelitian menggunakan metode eksperimental dengan rancangan percobaan yaitu menggunanakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan metode pemecahan emulsi yaitu fisik, kimia dan fermentasi sebanyak tiga kali ulangan. Parameter yang dianalisis yaitu kadar protein, lemak, air dan abu. Hasil analisis konsentrat protein blondo yaitu kadar protein (78.21-82.76%), kadar lemak (0.75-0.85%), air (4.9-4.94%) dan abu (2.30-2.38%). Metode pemecahan emulsi berpengaruh terhadap kadar protein, kadar lemak, kadar abu dan tidak berpengaruh terhadap kadar air dari konsentrat protein blondo yang dihasilkan. Konsentrat protein blondo menggunakan metode fermentasi adalah yang terbaik dengan karakteristik sebagai berikut: kadar protein 82.76%, lemak 0.75%, air 4.93% dan abu 2.30%.
{"title":"Metode Pemecahan Emulsi Krim Santan untuk Produksi Konsentrat Protein Blondo","authors":"Mariati Edam, N. Kumolontang, Judith Henny Mandei","doi":"10.26578/JRTI.V13I2.5183","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V13I2.5183","url":null,"abstract":"Blondo adalah protein yang terbentuk pada proses ekstraksi untuk mendapatkan minyak dengan proses basah dari krim kelapa. Blondo merupakan hasil samping dari pembuatan VCO dan minyak kelapa yang belum dimanfaatkan secara optimal. Aplikasi protein nabati pada produk pangan digunakan sebagai bahan fungional yang dapat mempertahankan, memperbaiki dan meningkatkan tekstur, stabilitas, serta mengatur sifat-sifat produk pangan dan merupakan unsur gizi. Nilai ekonomi dan fungsional blondo dapat ditingkatkan dengan mengolah lanjut menjadi konsentrat protein blondo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh metode pemecahan emulsi krim santan terhadap karakteristik kimia konsentrat protein blondo. Metode penelitian menggunakan metode eksperimental dengan rancangan percobaan yaitu menggunanakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan metode pemecahan emulsi yaitu fisik, kimia dan fermentasi sebanyak tiga kali ulangan. Parameter yang dianalisis yaitu kadar protein, lemak, air dan abu. Hasil analisis konsentrat protein blondo yaitu kadar protein (78.21-82.76%), kadar lemak (0.75-0.85%), air (4.9-4.94%) dan abu (2.30-2.38%). Metode pemecahan emulsi berpengaruh terhadap kadar protein, kadar lemak, kadar abu dan tidak berpengaruh terhadap kadar air dari konsentrat protein blondo yang dihasilkan. Konsentrat protein blondo menggunakan metode fermentasi adalah yang terbaik dengan karakteristik sebagai berikut: kadar protein 82.76%, lemak 0.75%, air 4.93% dan abu 2.30%.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"295 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128635246","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-11-04DOI: 10.26578/JRTI.V13I2.5095
Umi Laila, Y. Khasanah, Rifa Nurhayati, D. Ariani, L. Istiqomah, Wiwin Widiastuti, M. Kurniadi
Kacang tanah diolah oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) BIMARAM menjadi kacang tanah sangrai tanpa kulit. Proses produksi kacang sangrai belum merujuk pada suatu Prosedur Operasional Baku (POB). Hal tersebut sangat kontradiktif terhadap keinginan konsumen untuk mendapatkan produk yang konsisten dan stabil dari segi mutu dan keamanan produk. Melalui penelitian ini, disusun POB untuk produksi kacang sangrai. Karakteristik mutu yang meliputi kadar air dan sifat sensoris produk (rasa, aroma, kekerasan) serta titik kritis keamanan produk kacang yang berupa kandungan aflatoksin B1 dievaluasi. POB yang telah disusun diaplikasikan ke UKM BIMARAM, yang mencakup alur produksi beserta detail tiap titik prosesnya, spesifikasi bahan dan peralatan, serta sasaran hasil tiap titik proses. Dari penelitian ini, didapatkan bahwa POB yang disusun tidak merubah prosedur produksi yang selama ini dilakukan oleh UKM, POB hanya mencatat prosedur produksi dan menyajikannya lebih sistematis dan terukur standar. Hal ini didukung oleh data kadar air yang didapat pada kacang sangrai sebelum dan setelah diterapkannya POB yang tidak berbeda nyata (p>0,05), berturut-turut sebesar 4,31% dan 4,58%. Penerapan POB meningkatkan karakteristik sensoris produk kacang sangrai untuk rasa dan kekerasan walaupun tidak signifikan (p>0,05), kecuali aroma yang peningkatannya signifikan (p<0,05). Uji korelasi yang menggambarkan hubungan kadar air dan sifat sensoris terhadap penerapan POB menunjukkan hasil yang serupa. Sementara itu, kandungan aflatoksin B1 pada komoditas kacang mentah, kacang setengah kering, dan kacang sangrai setelah penerapan POB berada di bawah ambang batas yang dipersyaratkan BPOM dan US Food and Drug Administration , yang masing-masing adalah 4,68 ; 2,78 ; 4,42 ppb. Kata kunci : kacang tanah sangrai, prosedur operasional baku, kadar air, sensoris, aflatoksin B1
花生由中小型和坚果加工成无壳花生。烤豆的生产过程并没有提到一种原始的操作程序(POB)。这与消费者从产品质量和安全方面获得稳定、稳定的产品的愿望形成了鲜明的对比。通过这项研究,将POB用于生产烤豆。评价过水和味道(味道、气味、暴力)的产品的含水率和酒精成分,以及花生产品的硬度临界质量。提交的POB应用于UKM BIMARAM,包括生产流程的流程细节、材料和设备的规格以及工艺的目标。从这项研究中,人们发现POB组织的组织不会改变UKM的生产程序,只记录生产过程并更系统地呈现它们。这是由彻底消毒过的POB (p> 0.05)之前和之后的含水率数据支持的,连续4,31%和4.58%。POB的应用增加了花生色拉的味道和暴力特性,但除了明显改善的气味(p> 0.05)。对水水平和感觉性质与POB应用关系的相关测试也显示了类似的结果。与此同时,在POB应用后,b商品、半干坚果和谷类食品管理局(ubs)和美国食品和药物管理局(upo and Drug Administration)的非乙醇甲基苯丙胺水平水平的甲基苯酚含量低于标准水平,分别为4.68;2.78;4,42 ppb。关键词:桑格豆,原始操作程序,含水率,感官,非B1毒素
{"title":"Kontrol Konsistensi Mutu dan Kandungan Aflatoksin Produk Kacang Tanah Sangrai Melalui Standardisasi Proses Produksi","authors":"Umi Laila, Y. Khasanah, Rifa Nurhayati, D. Ariani, L. Istiqomah, Wiwin Widiastuti, M. Kurniadi","doi":"10.26578/JRTI.V13I2.5095","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V13I2.5095","url":null,"abstract":"Kacang tanah diolah oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) BIMARAM menjadi kacang tanah sangrai tanpa kulit. Proses produksi kacang sangrai belum merujuk pada suatu Prosedur Operasional Baku (POB). Hal tersebut sangat kontradiktif terhadap keinginan konsumen untuk mendapatkan produk yang konsisten dan stabil dari segi mutu dan keamanan produk. Melalui penelitian ini, disusun POB untuk produksi kacang sangrai. Karakteristik mutu yang meliputi kadar air dan sifat sensoris produk (rasa, aroma, kekerasan) serta titik kritis keamanan produk kacang yang berupa kandungan aflatoksin B1 dievaluasi. POB yang telah disusun diaplikasikan ke UKM BIMARAM, yang mencakup alur produksi beserta detail tiap titik prosesnya, spesifikasi bahan dan peralatan, serta sasaran hasil tiap titik proses. Dari penelitian ini, didapatkan bahwa POB yang disusun tidak merubah prosedur produksi yang selama ini dilakukan oleh UKM, POB hanya mencatat prosedur produksi dan menyajikannya lebih sistematis dan terukur standar. Hal ini didukung oleh data kadar air yang didapat pada kacang sangrai sebelum dan setelah diterapkannya POB yang tidak berbeda nyata (p>0,05), berturut-turut sebesar 4,31% dan 4,58%. Penerapan POB meningkatkan karakteristik sensoris produk kacang sangrai untuk rasa dan kekerasan walaupun tidak signifikan (p>0,05), kecuali aroma yang peningkatannya signifikan (p<0,05). Uji korelasi yang menggambarkan hubungan kadar air dan sifat sensoris terhadap penerapan POB menunjukkan hasil yang serupa. Sementara itu, kandungan aflatoksin B1 pada komoditas kacang mentah, kacang setengah kering, dan kacang sangrai setelah penerapan POB berada di bawah ambang batas yang dipersyaratkan BPOM dan US Food and Drug Administration , yang masing-masing adalah 4,68 ; 2,78 ; 4,42 ppb. Kata kunci : kacang tanah sangrai, prosedur operasional baku, kadar air, sensoris, aflatoksin B1","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131045636","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-11-04DOI: 10.26578/jrti.v13i2.5100
Budi Tri Cahyana, Ratri Yuli Lestari, Mohammad Listianto Raharjo
Kulit kayu bangkal (Nauclea subdita) dimanfaatkan masyarakat Kalimantan Selatan sebagai bahan baku kosmetik alami berupa bedak dingin atau pupur bangkal. Potensi ini dimanfaatkan dan diteliti lebih lanjut oleh Baristand Industri Banjarbaru yaitu berupa sebagai bahan baku kosmetika dan farmasi. Pembuatan ekstrak kulit kayu bangkal menggunakan bahan baku yang telah dihaluskan. Proses ini dilakukan secara manual dengan cara memotong dan menumbuk. Perancangan prototipe alat pencacah kulit kayu bangkal bertujuan mempermudah proses penghalusan dan meningkatkan hasil produksi. Prototipe yang telah dibuat memiliki dimensi panjang 27 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 11 cm. Motor listrik sebagai sumber putaran pisau pencacah memiliki masukan daya 186 W dan tegangan 220 V. Kapasitas maksimal alat pencacah adalah 1,855 kg/jam. Modal tetap dalam pembuatan alat pencacah kulit kayu bangkal sebesar Rp 3.025.000. Sedangkan biaya operasional yang meliputi biaya energi listrik, biaya penyusutan dan biaya perawatan adalah sebesar Rp 385,15/kg.
{"title":"Prototipe Alat Pencacah Kulit Kayu Bangkal (Nauclea subdita)","authors":"Budi Tri Cahyana, Ratri Yuli Lestari, Mohammad Listianto Raharjo","doi":"10.26578/jrti.v13i2.5100","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/jrti.v13i2.5100","url":null,"abstract":"Kulit kayu bangkal (Nauclea subdita) dimanfaatkan masyarakat Kalimantan Selatan sebagai bahan baku kosmetik alami berupa bedak dingin atau pupur bangkal. Potensi ini dimanfaatkan dan diteliti lebih lanjut oleh Baristand Industri Banjarbaru yaitu berupa sebagai bahan baku kosmetika dan farmasi. Pembuatan ekstrak kulit kayu bangkal menggunakan bahan baku yang telah dihaluskan. Proses ini dilakukan secara manual dengan cara memotong dan menumbuk. Perancangan prototipe alat pencacah kulit kayu bangkal bertujuan mempermudah proses penghalusan dan meningkatkan hasil produksi. Prototipe yang telah dibuat memiliki dimensi panjang 27 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 11 cm. Motor listrik sebagai sumber putaran pisau pencacah memiliki masukan daya 186 W dan tegangan 220 V. Kapasitas maksimal alat pencacah adalah 1,855 kg/jam. Modal tetap dalam pembuatan alat pencacah kulit kayu bangkal sebesar Rp 3.025.000. Sedangkan biaya operasional yang meliputi biaya energi listrik, biaya penyusutan dan biaya perawatan adalah sebesar Rp 385,15/kg.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126683416","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-31DOI: 10.26578/JRTI.V13I2.5269
Fitria Mentari, R. Vifta
Biji timun suri ( Cucumis melo L. var) mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder yang memiliki efek sebagai antioksidan. Senyawa metabolit sekunder bahan alam umumnya memiliki bioavalailabilitas dan kelarutan yang rendah dengan air. Pembentukan nanopartikel dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian dilakukan untuk mengetahui sifat fisika-kimia serta karakteristik antioksidan pada Ekstrak Biji Timun Suri terenkapsulasi kitosan. Ekstraksi Biji Timun Suri dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Karakterisasi fisika-kimia dilakukan dengan pengamatan persen transmitansi menggunakan Spektrofotometer UV serta penentuan ukuran partikel menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Pengujian karakteristik antioksidan secara in-vitro dengan metode metal ion chelating dengan pembanding Natrium-EDTA dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Ekstraksi Biji Timun Suri menghasilkan rendemen sebesar 9,022 % b/b. Pengamatan nilai transmitansi menghasilkan rerata % (T) sebesar 99.5% yang menunjukkan parameter kualitatif pembentukan Nano-Kitosan Biji Timun Suri. Analisis dengan Particle Size Analyzer (PSA) menunjukkan hasil bahwa nano Kitosan-Biji Timun Suri memiliki indeks polidispersi (PI) sebesar 0.677 dan rerata ukuran diameter partikel sebesar 360 nm. Uji aktivitas antioksidan Nano-Kitosan Biji Timun Suri menghasilkan daya antioksidan yang ditunjukkan dengan nilai IC 50 sebesar 95,477 ppm dengan kategori kuat lebih besar dibandingkan dengan Ekstrak Biji Timun suri yang memiliki nilai IC 50 294,404 ppm dengan kategori lemah.
西葫芦籽(Cucumis melo L. var)含有一些二级代谢化合物,具有抗氧化剂的作用。天然物质的次级代谢物质通常具有次级的生物降解性和低溶性。纳米粒子的形成可以用来解决这些问题。研究确定西葫芦籽提取物的化学生理和抗氧化剂特性。用乙醇70%溶剂提取菊苣种子。物理化学特征是通过对百分比发射机使用紫外线光谱仪的观察和对粒子大小的测量来完成的。测试UV-Vis光谱分析法,用金属离子蒸馏法测试抗氧化特性。西葫芦籽的提取产生了9.022%的b/b表盘。观察递质值产生reata % (T),为99.5%,表示黄瓜球的纳米基质形成参数。对Size分析器(PSA)的分析表明,西瓜籽纳米颗粒有10677的聚糖索引(PI),粒子直径为360 nm。抗氧化物活性测试西葫芦籽的抗氧化剂含量为95,477 ppm,其强度高于高于西葫芦种子提取物的IC值为50 294.404 ppm。
{"title":"Evaluasi Sifat Fisika-Kimia dan Karakteristik Antioksidan Ekstrak Etanol Biji Timun Suri (Cucumis melo L.var) Terenkapsulasi Kitosan","authors":"Fitria Mentari, R. Vifta","doi":"10.26578/JRTI.V13I2.5269","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V13I2.5269","url":null,"abstract":"Biji timun suri ( Cucumis melo L. var) mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder yang memiliki efek sebagai antioksidan. Senyawa metabolit sekunder bahan alam umumnya memiliki bioavalailabilitas dan kelarutan yang rendah dengan air. Pembentukan nanopartikel dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian dilakukan untuk mengetahui sifat fisika-kimia serta karakteristik antioksidan pada Ekstrak Biji Timun Suri terenkapsulasi kitosan. Ekstraksi Biji Timun Suri dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Karakterisasi fisika-kimia dilakukan dengan pengamatan persen transmitansi menggunakan Spektrofotometer UV serta penentuan ukuran partikel menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Pengujian karakteristik antioksidan secara in-vitro dengan metode metal ion chelating dengan pembanding Natrium-EDTA dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Ekstraksi Biji Timun Suri menghasilkan rendemen sebesar 9,022 % b/b. Pengamatan nilai transmitansi menghasilkan rerata % (T) sebesar 99.5% yang menunjukkan parameter kualitatif pembentukan Nano-Kitosan Biji Timun Suri. Analisis dengan Particle Size Analyzer (PSA) menunjukkan hasil bahwa nano Kitosan-Biji Timun Suri memiliki indeks polidispersi (PI) sebesar 0.677 dan rerata ukuran diameter partikel sebesar 360 nm. Uji aktivitas antioksidan Nano-Kitosan Biji Timun Suri menghasilkan daya antioksidan yang ditunjukkan dengan nilai IC 50 sebesar 95,477 ppm dengan kategori kuat lebih besar dibandingkan dengan Ekstrak Biji Timun suri yang memiliki nilai IC 50 294,404 ppm dengan kategori lemah.","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"15 2","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114031166","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-01DOI: 10.26578/JRTI.V13I1.4994
Joice P. M. Kolanus, Sugeng Hadinoto, Syarifuddin Idrus
Kolagen merupakan produk yang banyak diperlukan dalam berbagai industri, baik industri pangan maupun non pangan namun sampai saat ini masih impor dari negara lain. Untuk memenuhi kolagen dalam negeri maka sudah dilakukan penelitian tentang sumber-sumber kolagen halal terutama dari limbah perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstrak kolagen dari limbah kulit ikan tuna (Thunnus albacore.) dengan variasi konsentrasi pelarut asam asetat dan metode hidroekstraksi. Pembuatan kolagen dari kulit ikan tuna dilakukan dengan metode asam alkali melalui perendaman dalam asam asetat konsentrasi 0,05 M dan 0,1 M selama 2 jam dan metode hidroekstraksi suhu 400C selama 1 jam. Sifat-sifat kolagen yang diamati yaitu rendemen, gugus fungsi dan komposisi asam amino. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode hidroekstraksi dengan pengesktrak asam asetat 0,05 M dan 0,1 M memiliki rendemen berturut turut sebesar 1,95% dan 2,57&. Kolagen teridentifikasi dari gugus fungsi amida A, amida B, amida I, amida II dan amida III. Kadar asam amino dengan komposisi tertinggi yaitu asam glutamat, glisin, alanin, arginin dan prolin. Kata kunci :kolagen, kulit ikan tuna, hidroekstraksi
{"title":"Karakteristik Kolagen Larut Asam dari Kulit Ikan Tuna (THUNNUS albacores.) dengan Metode Hidroekstraksi","authors":"Joice P. M. Kolanus, Sugeng Hadinoto, Syarifuddin Idrus","doi":"10.26578/JRTI.V13I1.4994","DOIUrl":"https://doi.org/10.26578/JRTI.V13I1.4994","url":null,"abstract":"Kolagen merupakan produk yang banyak diperlukan dalam berbagai industri, baik industri pangan maupun non pangan namun sampai saat ini masih impor dari negara lain. Untuk memenuhi kolagen dalam negeri maka sudah dilakukan penelitian tentang sumber-sumber kolagen halal terutama dari limbah perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstrak kolagen dari limbah kulit ikan tuna (Thunnus albacore.) dengan variasi konsentrasi pelarut asam asetat dan metode hidroekstraksi. Pembuatan kolagen dari kulit ikan tuna dilakukan dengan metode asam alkali melalui perendaman dalam asam asetat konsentrasi 0,05 M dan 0,1 M selama 2 jam dan metode hidroekstraksi suhu 400C selama 1 jam. Sifat-sifat kolagen yang diamati yaitu rendemen, gugus fungsi dan komposisi asam amino. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode hidroekstraksi dengan pengesktrak asam asetat 0,05 M dan 0,1 M memiliki rendemen berturut turut sebesar 1,95% dan 2,57&. Kolagen teridentifikasi dari gugus fungsi amida A, amida B, amida I, amida II dan amida III. Kadar asam amino dengan komposisi tertinggi yaitu asam glutamat, glisin, alanin, arginin dan prolin. Kata kunci :kolagen, kulit ikan tuna, hidroekstraksi","PeriodicalId":117182,"journal":{"name":"Jurnal Riset Teknologi Industri","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123572918","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}