Pub Date : 2022-07-15DOI: 10.36456/abadimas.v6.i01.a5283
Michael Ricky Sondak, Pramesti Sanicara, Natalia Christiani, Baswara Yua Kristama
Business development in culinary area requires marketing to be well known by customers. Online marketing nowadays can help many small businesses to be well known globally. This community service aims to provide marketing training for fish cracker products at UD Himmah Jaya in Sedati District, Sidoarjo. By implementing this program, UD Himmah Jaya will be able to improve their marketing strategy that has been done so far by utilizing social media. This training provided by highlighting the uniqueness of the product, utilizing the community and connections that have been established so far to be more productive.
{"title":"PKM PELATIHAN PEMASARAN PRODUK KERUPUK IKAN PAYUS UD HIMMAH JAYA SIDOARJO","authors":"Michael Ricky Sondak, Pramesti Sanicara, Natalia Christiani, Baswara Yua Kristama","doi":"10.36456/abadimas.v6.i01.a5283","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v6.i01.a5283","url":null,"abstract":"Business development in culinary area requires marketing to be well known by customers. Online marketing nowadays can help many small businesses to be well known globally. This community service aims to provide marketing training for fish cracker products at UD Himmah Jaya in Sedati District, Sidoarjo. By implementing this program, UD Himmah Jaya will be able to improve their marketing strategy that has been done so far by utilizing social media. This training provided by highlighting the uniqueness of the product, utilizing the community and connections that have been established so far to be more productive.","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131055354","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-15DOI: 10.36456/abadimas.v6.i01.a2951
L. Andriyani, Fani Riski Arbani, Faridatul Kudsiyah, Angke Diasi Iswarianti, Nur Lailia Ulinnuha, Ilma Filiana
The potential of Gondang Village, which has natural resources, is quite good, and most of its inhabitants are farmers. Most of the farmers in Gondang village are elderly. They experience difficulties in terms of access to long distances and access to the procurement of fertilizers, mostly subsidized fertilizers, agricultural medicines, and others, and limited knowledge of farmers. Although a small number of youth farmer groups who are members of "Taruna Tani" have not run optimally, they have not solved the problem. Another benefit of forming a cooperative is for saving money. Besides being useful for providing household consumption needs, saving money is also helpful for providing capital to meet the needs of buying fertilizers, agricultural medicines, etc. The existence of cooperatives can improve the standard of life of rural communities. The activity of forming this cooperative is to create a cooperative institution with the preparation of AD_ART, including the organizational structure of the farmer cooperative in Gondang village. The initial activity was to reactivate the farming card and BRI link. This farmer card and BRI link are handy for obtaining subsidized fertilizer and providing financial convenience.
{"title":"PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT TERPADU (PPMT) PENINGKATAN POTENSI DESA GONDANG DENGAN PEMBENTUKAN KOPERASI","authors":"L. Andriyani, Fani Riski Arbani, Faridatul Kudsiyah, Angke Diasi Iswarianti, Nur Lailia Ulinnuha, Ilma Filiana","doi":"10.36456/abadimas.v6.i01.a2951","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v6.i01.a2951","url":null,"abstract":"The potential of Gondang Village, which has natural resources, is quite good, and most of its inhabitants are farmers. Most of the farmers in Gondang village are elderly. They experience difficulties in terms of access to long distances and access to the procurement of fertilizers, mostly subsidized fertilizers, agricultural medicines, and others, and limited knowledge of farmers. Although a small number of youth farmer groups who are members of \"Taruna Tani\" have not run optimally, they have not solved the problem. Another benefit of forming a cooperative is for saving money. Besides being useful for providing household consumption needs, saving money is also helpful for providing capital to meet the needs of buying fertilizers, agricultural medicines, etc. The existence of cooperatives can improve the standard of life of rural communities. The activity of forming this cooperative is to create a cooperative institution with the preparation of AD_ART, including the organizational structure of the farmer cooperative in Gondang village. The initial activity was to reactivate the farming card and BRI link. This farmer card and BRI link are handy for obtaining subsidized fertilizer and providing financial convenience. \u0000 ","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124681572","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kemasan merupakan faktor penting dalam memenangkan persaingan usaha. Kemasan dan harga sangat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Meskipun kemasan produk sangat penting untuk mendongkrak penjualan, hanya sedikit terutama pelaku usaha mikro dan kecil yang memperhatikan kemasan produknya. Sebagian besar UMKM di Indonesia masih mengemas produknya dengan tampilan yang tidak menarik.. Hal ini juga terjadi pada kelompok usaha kecil dodol Betawi di Kota Depok dan sekitarnyaa. Sebagian besar pelaku usaha memiliki kendala pada packaging kemasan yang sederhana, bahkan tanpa merk. Dodol Betawi adalah produk makanan tradisional yang dibuat dari tepung beras ketan, santan, kelapa, dan gula memilik tekstur lembek dan lengket serta tingkat pembuatan yang rumit Dodol Betawi yang dihasilkan oleh UMKM umumnya tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama. Dodol Betawi yang disimpan tanpa diberikan perlakuan dalam hal ini kemasan primer dan kemasan sekunder akan rusak dalam kurung waktu 20 hari, dan dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas. Karena kondisi tersebut, dodol Betawi membutuhkan kemasan yang lebih baik dari sekedar kemasan plastik primer saja untuk menjaga tekstur, rasa, penampilan dan menambah nilai jual. Berdasarkan uraian diatas, pada pengabdian masyarakat ini ialah melakukan pendampingan pembuatan kemasan Primer dan Sekunder pada umkm Dodol Betawi. Peserta mendapatkan kuesioner pretest dan post-test sebelum diadakan pendampingan dan sesudah diadakan pendampingan menunjukkan hasil 66 % (Pretest) dan mengalami peningkatan menjadi 83 % (post test) mengetahui proses pembuatan kemasan primer dan kemasan sekunder.
{"title":"PENDAMPINGAN PEMBUATAN KEMASAN PRIMER DAN SEKUNDER PADA UMKM DODOL BETAWI","authors":"Rachmah Rachmah Nanda Kartika, Heribertus Kusumantoro, Emmidia Djonaedi","doi":"10.36456/abadimas.v6.i01.a4717","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v6.i01.a4717","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000Kemasan merupakan faktor penting dalam memenangkan persaingan usaha. Kemasan dan harga sangat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Meskipun kemasan produk sangat penting untuk mendongkrak penjualan, hanya sedikit terutama pelaku usaha mikro dan kecil yang memperhatikan kemasan produknya. Sebagian besar UMKM di Indonesia masih mengemas produknya dengan tampilan yang tidak menarik.. Hal ini juga terjadi pada kelompok usaha kecil dodol Betawi di Kota Depok dan sekitarnyaa. Sebagian besar pelaku usaha memiliki kendala pada packaging kemasan yang sederhana, bahkan tanpa merk. Dodol Betawi adalah produk makanan tradisional yang dibuat dari tepung beras ketan, santan, kelapa, dan gula memilik tekstur lembek dan lengket serta tingkat pembuatan yang rumit Dodol Betawi yang dihasilkan oleh UMKM umumnya tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama. Dodol Betawi yang disimpan tanpa diberikan perlakuan dalam hal ini kemasan primer dan kemasan sekunder akan rusak dalam kurung waktu 20 hari, dan dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas. Karena kondisi tersebut, dodol Betawi membutuhkan kemasan yang lebih baik dari sekedar kemasan plastik primer saja untuk menjaga tekstur, rasa, penampilan dan menambah nilai jual. Berdasarkan uraian diatas, pada pengabdian masyarakat ini ialah melakukan pendampingan pembuatan kemasan Primer dan Sekunder pada umkm Dodol Betawi. Peserta mendapatkan kuesioner pretest dan post-test sebelum diadakan pendampingan dan sesudah diadakan pendampingan menunjukkan hasil 66 % (Pretest) dan mengalami peningkatan menjadi 83 % (post test) mengetahui proses pembuatan kemasan primer dan kemasan sekunder. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"57 11","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133017952","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-15DOI: 10.36456/abadimas.v6.i01.a5847
H. Wahyuni, Hasan Ubaidillah, Puspita Handayani
UMKM naik kelas merupakan konsep yang dibangun untuk mengembangkan UMKM sehingga mengalami peningkatan dari nilai asset, profil pendapatan dan klasifikasi usaha. Sertifikasi halal merupakan salah satu media untuk dapat mengimplementasikan UMKM naik kelas ini. Kurangnya informasi tentang peran penting dan proses pengajuan sertifikasi halal, mengakibatkan UMKM belum termotivasi untuk mengajukan sertifikasi halal. Oleh karena itu, sosialisasi dan pendampingan diperlukan untuk membantu UMKM mengajukan sertifikasi halal. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan pada Kecamatan Candi dan Jabon. Kegiatan yang dilaksanakan melalui koordinasi dengan Dinas Perijinan kabupaten. Hasil kegiatan adalah terlaksananya sosialisasi sertifikasi halal. Selain itu, terdapat 4 UMKM yang didampingi dalam pengajuan sertifikat halal dan telah mendapat STTD.
{"title":"SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN PROSES SERTIFIKASI HALAL UNTUK MENDORONG UMKM NAIK KELAS DI KABUPATEN SIDOARJO","authors":"H. Wahyuni, Hasan Ubaidillah, Puspita Handayani","doi":"10.36456/abadimas.v6.i01.a5847","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v6.i01.a5847","url":null,"abstract":"UMKM naik kelas merupakan konsep yang dibangun untuk mengembangkan UMKM sehingga mengalami peningkatan dari nilai asset, profil pendapatan dan klasifikasi usaha. Sertifikasi halal merupakan salah satu media untuk dapat mengimplementasikan UMKM naik kelas ini. Kurangnya informasi tentang peran penting dan proses pengajuan sertifikasi halal, mengakibatkan UMKM belum termotivasi untuk mengajukan sertifikasi halal. Oleh karena itu, sosialisasi dan pendampingan diperlukan untuk membantu UMKM mengajukan sertifikasi halal. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan pada Kecamatan Candi dan Jabon. Kegiatan yang dilaksanakan melalui koordinasi dengan Dinas Perijinan kabupaten. Hasil kegiatan adalah terlaksananya sosialisasi sertifikasi halal. Selain itu, terdapat 4 UMKM yang didampingi dalam pengajuan sertifikat halal dan telah mendapat STTD. ","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129023536","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-15DOI: 10.36456/abadimas.v6.i01.a5348
Anak Agung Sagung Alit Widyastuti, Suning Suning, Linda dwi Rohmadiani, Siti Nuurlaily Rukmana Rukmana, Mochammad Shofwan, A. B. Tribhuwaneswari
Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengurangi penularan virus Covid – 19 mempengaruhi kegiatan perekonomian masyarakat. Penetapan kebijakan berupa pengurangan kegiatan masyarakat menimbulkan beberapa kekhawatiran, yaitu kelangkaan bahan pangan dan harga pangan yang tinggi. Kelurahan Dukuh Menanggal, salah satu kelurahan di kota Surabaya yang berdampak dengan adanya PSBB. Sebagian besar jenis mata pencaharian masyarakat kelurahan adalah dibidang jasa yaitu membuka rumah kost – kostan (untuk mahasiswa yang menempuh pendidikan di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan warung makanan serta minuman. Program Work from Home (WFH) dan Study From Home (SFH) menyebabkan banyak mahasiswa yang tidak lagi kost sehingga pendapatan masyarakat turun secara signifikan. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah dengan penerapan Budikdamber (Budidaya Ikan Dalam Ember) dalam upaya ketahanan pangan keluarga di era Pandemi Covid – 19. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sempitnya lahan pekarang setiap rumah yang ada di kelurahan Dukuh Menangga. Terdapat beberapa permasalahan dihadapi terkait penerapan Budikdamber, yaitu sebagian besar masyarakat belum mengerti tentang pembuatan budikdamber dan proses penerapan Budikdamber. Metode pelaksanaan pengabdian ini berupa sosialisasi, pelatihan dan pendampingan terhadap perwakilan masyarakat sebagai pilot project pengabdian. Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengabdian Kepada Masyarakat adalah masyarakat di Kelurahan Dukuh Menanggal bisa mandiri dalam pemenuhan kebutuhan akan pangan sehingga terbentuk ketahanan pangan di masa Pandemi Covid 19
大规模的社会限制(PSBB)以减少Covid病毒的传播——19对社会经济活动的影响。对减少社区活动的政策的实施引起了一些担忧,即粮食短缺和高粮食价格。泗水市的Dukuh区是泗水市的一个社区,造成了PSBB的影响。许多社区生计类型的人是服务领域的,他们在PGRI Adi Buana泗水大学(PGRI Adi Buana university)接受教育的学生、食品和饮料。家庭工作计划(WFH)和家庭学习(SFH)导致许多学生不再接受教育,导致社区收入显著下降。在Covid - 19大流行期间,将养鱼(用桶养鱼)应用于家庭粮食安全努力。这是通过考虑城市中的每一所房子的面积来实现的。在实行民主方面存在一些问题,即大多数社会并不了解建构民主制度和实施民主制度的过程。这种执行服务的方法是社会化、培训和为社区代表执行服务项目的试点。这种对社区奉献活动的预期结果是,在科维德第19大流行期间,扫盲社区能够自给自足,实现粮食需求
{"title":"PENERAPAN BUDIKDAMBER DALAM UPAYA KETAHANAN PANGAN KELUARGA DI ERA PANDEMI COVID –19","authors":"Anak Agung Sagung Alit Widyastuti, Suning Suning, Linda dwi Rohmadiani, Siti Nuurlaily Rukmana Rukmana, Mochammad Shofwan, A. B. Tribhuwaneswari","doi":"10.36456/abadimas.v6.i01.a5348","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v6.i01.a5348","url":null,"abstract":"Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengurangi penularan virus Covid – 19 mempengaruhi kegiatan perekonomian masyarakat. Penetapan kebijakan berupa pengurangan kegiatan masyarakat menimbulkan beberapa kekhawatiran, yaitu kelangkaan bahan pangan dan harga pangan yang tinggi. Kelurahan Dukuh Menanggal, salah satu kelurahan di kota Surabaya yang berdampak dengan adanya PSBB. Sebagian besar jenis mata pencaharian masyarakat kelurahan adalah dibidang jasa yaitu membuka rumah kost – kostan (untuk mahasiswa yang menempuh pendidikan di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan warung makanan serta minuman. Program Work from Home (WFH) dan Study From Home (SFH) menyebabkan banyak mahasiswa yang tidak lagi kost sehingga pendapatan masyarakat turun secara signifikan. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah dengan penerapan Budikdamber (Budidaya Ikan Dalam Ember) dalam upaya ketahanan pangan keluarga di era Pandemi Covid – 19. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sempitnya lahan pekarang setiap rumah yang ada di kelurahan Dukuh Menangga. Terdapat beberapa permasalahan dihadapi terkait penerapan Budikdamber, yaitu sebagian besar masyarakat belum mengerti tentang pembuatan budikdamber dan proses penerapan Budikdamber. Metode pelaksanaan pengabdian ini berupa sosialisasi, pelatihan dan pendampingan terhadap perwakilan masyarakat sebagai pilot project pengabdian. Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengabdian Kepada Masyarakat adalah masyarakat di Kelurahan Dukuh Menanggal bisa mandiri dalam pemenuhan kebutuhan akan pangan sehingga terbentuk ketahanan pangan di masa Pandemi Covid 19","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130993450","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-15DOI: 10.36456/abadimas.v6.i01.a5267
Yuliati, Hadi Santosa, Julius Mulyono
Pengrajin minuman tradisional di Kelompok Tani Suryo Suroboyo Kelurahan Keputran Kecamatan Tegalsari Surabaya masih menggunakan metode pencucian dan penyikatan satu persatu secara manual di bawah kran air mengalir. Produksi minuman mereka terdiri dari 2 varian yaitu minuman sinom dan minuman beras kencur. Rata rata produksi minuman sinom adalah 30-40 liter/hari dengan kebutuhan rimpang kunyit adalah 10 kg/hari nya. Untuk minuman beras kencur, kebutuhan untuk rimpang kencur maupun jahe kurang lebih adalah 2-3 kg untuk 10-20 liter/ harinya. Oleh sebab itu, pengrajin membutuhkan waktu pencucian rata rata selama ±3 kg/jam, tergantung besar/kecilnya ukuran rimpang empon empon, serta tingkat lengketnya kotoran tanah/ tanah liat yang melekat pada kulit rimpang. Metode pencucian dan penyikatan manual ini beresiko meningkatkan kerusakan tekstur bahan rimpang sehingga dapat merangsang tumbuhnya bakteri atau mikroorganisme dan mempengaruhi mutu produk minuman dan cita rasanya. Kegiatan pengabdian masyarakat ini ditawarkan solusi bagi para pengrajin minuman herbal/ tradisional dalam bentuk implementasi teknologi tepat guna alat pencuci rimpang empon empon secara hidro elektrik mekanik yang mampu mempercepat pekerjaan pencucian rimpang empon-empon dengan kapasitas maksimum (±200kg/jam), daya listrik kecil, mudah cara pengoperasian dan pemeliharaannya. Tujuan kegiatan ini adalah diseminasi teknologi berbasis kerakyatan dalam upaya peningkatan kecepatan proses produksi pengolahan minuman tradisional.
{"title":"ALAT PENCUCI RIMPANG EMPON EMPON UNTUK PENINGKATAN KECEPATAN PROSES PRODUKSI USAHA MINUMAN TRADISIONAL BAGI KELOMPOK TANI SURYO SUROBOYO","authors":"Yuliati, Hadi Santosa, Julius Mulyono","doi":"10.36456/abadimas.v6.i01.a5267","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v6.i01.a5267","url":null,"abstract":"Pengrajin minuman tradisional di Kelompok Tani Suryo Suroboyo Kelurahan Keputran Kecamatan Tegalsari Surabaya masih menggunakan metode pencucian dan penyikatan satu persatu secara manual di bawah kran air mengalir. Produksi minuman mereka terdiri dari 2 varian yaitu minuman sinom dan minuman beras kencur. Rata rata produksi minuman sinom adalah 30-40 liter/hari dengan kebutuhan rimpang kunyit adalah 10 kg/hari nya. Untuk minuman beras kencur, kebutuhan untuk rimpang kencur maupun jahe kurang lebih adalah 2-3 kg untuk 10-20 liter/ harinya. Oleh sebab itu, pengrajin membutuhkan waktu pencucian rata rata selama ±3 kg/jam, tergantung besar/kecilnya ukuran rimpang empon empon, serta tingkat lengketnya kotoran tanah/ tanah liat yang melekat pada kulit rimpang. Metode pencucian dan penyikatan manual ini beresiko meningkatkan kerusakan tekstur bahan rimpang sehingga dapat merangsang tumbuhnya bakteri atau mikroorganisme dan mempengaruhi mutu produk minuman dan cita rasanya. Kegiatan pengabdian masyarakat ini ditawarkan solusi bagi para pengrajin minuman herbal/ tradisional dalam bentuk implementasi teknologi tepat guna alat pencuci rimpang empon empon secara hidro elektrik mekanik yang mampu mempercepat pekerjaan pencucian rimpang empon-empon dengan kapasitas maksimum (±200kg/jam), daya listrik kecil, mudah cara pengoperasian dan pemeliharaannya. Tujuan kegiatan ini adalah diseminasi teknologi berbasis kerakyatan dalam upaya peningkatan kecepatan proses produksi pengolahan minuman tradisional.","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"97 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122780342","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-15DOI: 10.36456/abadimas.v6.i01.a4886
Holy Ichda Wahyuni, A. Hariri, I. Pratama
Pendemi Covid-19 telah memberikan dampak signifikan dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat, baik sosial, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Salah satu pihak yang terimbas adalah pelaku UMKM, menurunnya penghasilan, karena omset penjualan mengalami penurunan drastis. Selain itu permasalahan juga dihadapi oleh dunia pendidikan. Pembelajaran virtual telah memicu berbagai keluhan dari orang tua siswa yang merasa keberatan. Hal tersebut dipengaruhi juga oleh latar belakang pendidikan orang tua yang tidak semuanya mampu mengenyam pendidikan tinggi. Hal ini menyebabkan ketimpangan dalam dunia pendidikan. Melalui pengabdian masyarakat kembali ke desa (back to village) diharapkan dapat menjadi upaya pemberdayaan masyarakat di masa pandemi. Mitra pengabdian adalah masyarakat Kecamatan Tambaksari yang juga megalami imbas di beberapa sector yang disebutkan di atas. Program yang direalisasikan dalam pengabdian masyarakat ini adalah meliputi; digitalisasi dalam manajemen UMKM, pendampingan pembelajarandaring, sosialisasi biopori untuk permasalahan banjir di kawasan setempat, serta sosialisasi taat protokol kesehatan. Masyarakat mitra berkomitmen untuk melanjutkan program ini baik secara kolektif maupun mandiri, sehingga diharapkan program ini mengalami berkelanjutan dan memberikan manfaat lebih besar dalam jangka panjang.
{"title":"PENGABDIAN BACK TO VILLAGE: UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KECAMATAN TAMBAKSARI SURABAYA","authors":"Holy Ichda Wahyuni, A. Hariri, I. Pratama","doi":"10.36456/abadimas.v6.i01.a4886","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v6.i01.a4886","url":null,"abstract":"Pendemi Covid-19 telah memberikan dampak signifikan dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat, baik sosial, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Salah satu pihak yang terimbas adalah pelaku UMKM, menurunnya penghasilan, karena omset penjualan mengalami penurunan drastis. Selain itu permasalahan juga dihadapi oleh dunia pendidikan. Pembelajaran virtual telah memicu berbagai keluhan dari orang tua siswa yang merasa keberatan. Hal tersebut dipengaruhi juga oleh latar belakang pendidikan orang tua yang tidak semuanya mampu mengenyam pendidikan tinggi. Hal ini menyebabkan ketimpangan dalam dunia pendidikan. Melalui pengabdian masyarakat kembali ke desa (back to village) diharapkan dapat menjadi upaya pemberdayaan masyarakat di masa pandemi. Mitra pengabdian adalah masyarakat Kecamatan Tambaksari yang juga megalami imbas di beberapa sector yang disebutkan di atas. Program yang direalisasikan dalam pengabdian masyarakat ini adalah meliputi; digitalisasi dalam manajemen UMKM, pendampingan pembelajarandaring, sosialisasi biopori untuk permasalahan banjir di kawasan setempat, serta sosialisasi taat protokol kesehatan. Masyarakat mitra berkomitmen untuk melanjutkan program ini baik secara kolektif maupun mandiri, sehingga diharapkan program ini mengalami berkelanjutan dan memberikan manfaat lebih besar dalam jangka panjang.","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129747704","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sentra Wisata Kuliner (SWK) Deles merupakan salah satu SWK yang merupakan binaan dari Pemerintah Kota Surabaya. SWK Deles berdiri sejak tahun 2015 dan berlokasi di Jalan Arief Rahman Hakim No.14, Keputih, Sukolilo, Kota Surabaya, Jawa Timur. Fasilitas yang dimiliki oleh SWK Deles terdapat kurang lebih 33 stand kios, toilet umum, mushola, tempat parkir, gazebo dan free wifi. Permasalahan yang terjadi adalah Lokasi dari SWK Deles sebenarnya sangat strategis dimana dekat dengan perkantoran dan tempat kuliah akan tetapi lokasi yang terlalu kedalam dari jalan sehingga para pengunjung akan kesusahan melihat keberadaan SWK Deles ini. Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya pendapatan para pedagang di SWK Deles. Selain itu kondisi tersebut diperparah pada Masa Pandemi yang terjadi secara global. Kondisi ini membuat SWK ini terdampak sangat besar dalam sisi penjualan. Penghasilan yang di dapat oleh para pedagang malah semakin menurun. Dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh mitra tersebut, tim pelaksana melaksanakan (1) Pendampingan terkait HPP, Manajemen Keuangan, Manaemen Kewirausahaan dan Pendampingan Media Promosi Digital (2) meningkatkan penjualan mitra dengan menggunakan food delivery online platform.
{"title":"Pendampingan Digital Marketing Dalam Upaya Pengembangan Usaha Berbasis Teknologi Pada Sentra Wisata Kuliner Deles","authors":"Hariadi Yutanto, Kadek Pranetha Prananjaya, Tatik Suryani, Dian Oktarina, Thomas Hanandry Dewanto, Harlina Meidiaswati","doi":"10.36456/abadimas.v6.i01.a6017","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v6.i01.a6017","url":null,"abstract":"Sentra Wisata Kuliner (SWK) Deles merupakan salah satu SWK yang merupakan binaan dari Pemerintah Kota Surabaya. SWK Deles berdiri sejak tahun 2015 dan berlokasi di Jalan Arief Rahman Hakim No.14, Keputih, Sukolilo, Kota Surabaya, Jawa Timur. Fasilitas yang dimiliki oleh SWK Deles terdapat kurang lebih 33 stand kios, toilet umum, mushola, tempat parkir, gazebo dan free wifi. Permasalahan yang terjadi adalah Lokasi dari SWK Deles sebenarnya sangat strategis dimana dekat dengan perkantoran dan tempat kuliah akan tetapi lokasi yang terlalu kedalam dari jalan sehingga para pengunjung akan kesusahan melihat keberadaan SWK Deles ini. Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya pendapatan para pedagang di SWK Deles. Selain itu kondisi tersebut diperparah pada Masa Pandemi yang terjadi secara global. Kondisi ini membuat SWK ini terdampak sangat besar dalam sisi penjualan. Penghasilan yang di dapat oleh para pedagang malah semakin menurun. Dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh mitra tersebut, tim pelaksana melaksanakan (1) Pendampingan terkait HPP, Manajemen Keuangan, Manaemen Kewirausahaan dan Pendampingan Media Promosi Digital (2) meningkatkan penjualan mitra dengan menggunakan food delivery online platform.","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"87 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127993227","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Peningkatan produksi ASI pada ibu nifas akan mendukung program pemberian ASI eklusif pada ibu menyusui. Kebutuhan menyusu pada seorang bayi diberikan selama 6 bulan supaya petumbuhan bayi bisa optimal. Pemberian ASI kepada bayi dapat menjadi salah satu upaya dalam memerangi angka stunting, sehingga peningkatan angka stunting dapat ditekan. Salah satu upaya dalam peningkatan produksi ASI adalah dengan terapi secara non konvensional. Terapi ini diberikan dengan alamiah, sehingga ibu nifas yang masih memberikan ASI dapat melakukannya secara mandiri. Terapi komplementer yang dimaksudkan adalah dengan memberikan pelatihan akupresure. Akupresure merupakan suatu ilmu dengan memberikan penekanan pada titik – titik akupoint yang menjadi lokasi penekanan. Dimana titik tersebut dapat mensupport dalam meningkatkan produksi ASI. Pelatihan ini dilakukan kepada ibu nifas dan menyusui di kelurahan Krembung kabupaten Sidoarjo. Sistem pelaksanannya dimulai dengan perijinan di wilayah setempat, kemudian melakukan koordinasi dengan lintas sektoral termasuk koordinasi dengan bidan desa. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan pelatihan akupresure dalam meningkatkan produksi ASI. Dalam pelaksanaan dilakukan pemberian kuesioner di langkah awal dan akhir. Langkah selanjutnya melakukan monitoring dan evaluasi dari hasil kegiatan tersebut.
{"title":"PELATIHAN AKUPRESURE UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI ASI","authors":"Setiana Andarwulan, Indria Nuraini, Annah Hubaedah, Nyna Puspita Ningrum","doi":"10.36456/abadimas.v6.i01.a6040","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v6.i01.a6040","url":null,"abstract":"Peningkatan produksi ASI pada ibu nifas akan mendukung program pemberian ASI eklusif pada ibu menyusui. Kebutuhan menyusu pada seorang bayi diberikan selama 6 bulan supaya petumbuhan bayi bisa optimal. Pemberian ASI kepada bayi dapat menjadi salah satu upaya dalam memerangi angka stunting, sehingga peningkatan angka stunting dapat ditekan. Salah satu upaya dalam peningkatan produksi ASI adalah dengan terapi secara non konvensional. Terapi ini diberikan dengan alamiah, sehingga ibu nifas yang masih memberikan ASI dapat melakukannya secara mandiri. Terapi komplementer yang dimaksudkan adalah dengan memberikan pelatihan akupresure. Akupresure merupakan suatu ilmu dengan memberikan penekanan pada titik – titik akupoint yang menjadi lokasi penekanan. Dimana titik tersebut dapat mensupport dalam meningkatkan produksi ASI. Pelatihan ini dilakukan kepada ibu nifas dan menyusui di kelurahan Krembung kabupaten Sidoarjo. Sistem pelaksanannya dimulai dengan perijinan di wilayah setempat, kemudian melakukan koordinasi dengan lintas sektoral termasuk koordinasi dengan bidan desa. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan pelatihan akupresure dalam meningkatkan produksi ASI. Dalam pelaksanaan dilakukan pemberian kuesioner di langkah awal dan akhir. Langkah selanjutnya melakukan monitoring dan evaluasi dari hasil kegiatan tersebut.","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121474067","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Desa Suwayuwo merupakan daerah di wilayah Kabupaten Pasuruan yang menjadi sentra industri pengolahan kapuk dengan produksi puluhan ton setiap tahunnya. Produk yang dihasilkan dari industri pengolahan kapuk bermacam-macam, seperti kapuk halus, biji, kulit, dan ampas. Produk samping dari pengolahan kapuk yang berupa biji kapuk hanya dijual ke industri terdekat. Hal ini dikarenakan masyarakat setempat maupun pihak industri pengolahan kapuk menganggap bahwa produk samping tersebut tersebut merupakan limbah dan tidak dapat diolah menjadi produk. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan juga sentra industri kapuk di Desa Suwayuwo, Pasuruan untuk diberikan pembinaan dan pelatihan skill agar mendapatkan pengetahuan serta keterampilan dalam mengolah produk samping berupa biji kapuk. Salah satu bentuk pelatihan keterampilan yang dapat diberikan kepada masyarakat dan juga sentra industri kapuk adalah cara pembuatan bahan bakar biodiesel dari biji kapuk. Pengabdian dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2021 dengan peserta sebanyak 10-15 peserta. Berdasarkan hasil uji kuisioner dapat diketahui bahwa nilai mean mencapai angka 3.90 dan nilai modus dari masing-masing pertanyaan adalah 4.0. Hal ini dapat diinformasikan bahwa peserta pelatihan paham, merasakan manfaat serta puas terhadap adanya pembinaan dalam pemanfaatan biji kapuk menjadi biodiesel.. Peserta pelatihan juga mendapatkan hibah sebuah mesin screw press dari tim pengabdian yang dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel secara mandiri.
{"title":"PEMBINAAN DALAM PEMANFAATAN LIMBAH BIJI KAPUK MENJADI BIODIESEL BAGI MASYARAKAT DAN SENTRA INDUSTRI KAPUK KELURAHAN SUWAYUWO, PASURUAN","authors":"Mutia Devi Hidayati, Arief Rahmatulloh, Sandra Santosa","doi":"10.36456/abadimas.v6.i01.a5146","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v6.i01.a5146","url":null,"abstract":"Desa Suwayuwo merupakan daerah di wilayah Kabupaten Pasuruan yang menjadi sentra industri pengolahan kapuk dengan produksi puluhan ton setiap tahunnya. Produk yang dihasilkan dari industri pengolahan kapuk bermacam-macam, seperti kapuk halus, biji, kulit, dan ampas. Produk samping dari pengolahan kapuk yang berupa biji kapuk hanya dijual ke industri terdekat. Hal ini dikarenakan masyarakat setempat maupun pihak industri pengolahan kapuk menganggap bahwa produk samping tersebut tersebut merupakan limbah dan tidak dapat diolah menjadi produk. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan juga sentra industri kapuk di Desa Suwayuwo, Pasuruan untuk diberikan pembinaan dan pelatihan skill agar mendapatkan pengetahuan serta keterampilan dalam mengolah produk samping berupa biji kapuk. Salah satu bentuk pelatihan keterampilan yang dapat diberikan kepada masyarakat dan juga sentra industri kapuk adalah cara pembuatan bahan bakar biodiesel dari biji kapuk. Pengabdian dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2021 dengan peserta sebanyak 10-15 peserta. Berdasarkan hasil uji kuisioner dapat diketahui bahwa nilai mean mencapai angka 3.90 dan nilai modus dari masing-masing pertanyaan adalah 4.0. Hal ini dapat diinformasikan bahwa peserta pelatihan paham, merasakan manfaat serta puas terhadap adanya pembinaan dalam pemanfaatan biji kapuk menjadi biodiesel.. Peserta pelatihan juga mendapatkan hibah sebuah mesin screw press dari tim pengabdian yang dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel secara mandiri.","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115897960","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}