Pub Date : 2021-01-15DOI: 10.36456/abadimas.v4.i2.a2863
Etha Rambung, Romauli Nainggolan, H. T. H. Silitonga
Komunitas Bu’Daya (Ibu berdaya dengan HIV-AIDS) adalah komunitas khusus ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV-AIDS di Kecamatan Tandes, Surabaya. Komunitas ini beranggotakan lima orang ibu rumah tangga (IRT) yang berdomisili di sekitar Kecamatan Tandes. Permasalahan yang didapatkan dari hasil diskusi dan observasi dengan mitra adalah masih ada anggota komunitas yang tidak minum obat teratur, memiliki perilaku berisiko penularan HIV-AIDS, dan ketidakmampuan ibu untuk menjelaskan masalahnya kepada anggota komunitas yang lain sehingga ketika ada masalah, cenderung memilih untuk menghilang dan tidak menjalani pengobatan. Setelah menganalisa masalah tersebut dan sharing dengan komunitas, maka solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan mitra adalah memberikan pendampingan pengobatan dan penguatan pengetahuan pentingnya minum obat teratur, memberikan pendampingan dan penguatan pencegahan penularan HIV, dan memberikan pedampingan dan pelatihan manajemen stress sehingga mampu menghadapi masalah yang timbul akibat kondisinya. Metode pelaksanaan yang dilakukan adalah pendampingan, penyuluhan, diskusi, dan pelatihan. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan Ibu tentang bahaya putus obat, cara pencegahan penularan, dan cara menghadapi serta menyelesaikan masalah terkait kondisinya serta peningkatan persepsi diri.
{"title":"Edukasi Pencegahan Penularan HIV-AIDS Dan Manajemen Stress Pada Komunitas IRT Dengan HIV","authors":"Etha Rambung, Romauli Nainggolan, H. T. H. Silitonga","doi":"10.36456/abadimas.v4.i2.a2863","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v4.i2.a2863","url":null,"abstract":"Komunitas Bu’Daya (Ibu berdaya dengan HIV-AIDS) adalah komunitas khusus ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV-AIDS di Kecamatan Tandes, Surabaya. Komunitas ini beranggotakan lima orang ibu rumah tangga (IRT) yang berdomisili di sekitar Kecamatan Tandes. Permasalahan yang didapatkan dari hasil diskusi dan observasi dengan mitra adalah masih ada anggota komunitas yang tidak minum obat teratur, memiliki perilaku berisiko penularan HIV-AIDS, dan ketidakmampuan ibu untuk menjelaskan masalahnya kepada anggota komunitas yang lain sehingga ketika ada masalah, cenderung memilih untuk menghilang dan tidak menjalani pengobatan. Setelah menganalisa masalah tersebut dan sharing dengan komunitas, maka solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan mitra adalah memberikan pendampingan pengobatan dan penguatan pengetahuan pentingnya minum obat teratur, memberikan pendampingan dan penguatan pencegahan penularan HIV, dan memberikan pedampingan dan pelatihan manajemen stress sehingga mampu menghadapi masalah yang timbul akibat kondisinya. Metode pelaksanaan yang dilakukan adalah pendampingan, penyuluhan, diskusi, dan pelatihan. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan Ibu tentang bahaya putus obat, cara pencegahan penularan, dan cara menghadapi serta menyelesaikan masalah terkait kondisinya serta peningkatan persepsi diri.","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126499310","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-15DOI: 10.36456/abadimas.v4.i2.a2596
P. S. Ajiningrum, I. Pramushinta, Ngadiani
Buah rambutan merupakan buah yang seringkali diminati masyarakat, biji rambutan mengandung polifenol dan senyawa golongan flavonoid yang berhasil diisolasi dari ekstrak etanol biji rambutan. Senyawa fenolik yang terdapat dalam ekstrak biji rambutan merupakan senyawa yang berperan dalam aktivitas antioksidan dan antibakteri. Pembuatan emping dari biji rambutan dengan cara diambil biji buah rambutan dan dicuci, biji rambutan disangrai matang sampai kulit mengelupas kemudian ditumbuk hingga pipih dan halus sampai membentuk bulatan pipih kemudian biji rambutan di ditumbuk dan dijemur selama 2 hari di bawah panas matahari, digoreng untuk siap dinikmati. Hasil yang dicapai dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa manfaat emping biji rambutan baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
{"title":"Pembuatan Emping Biji Rambutan","authors":"P. S. Ajiningrum, I. Pramushinta, Ngadiani","doi":"10.36456/abadimas.v4.i2.a2596","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v4.i2.a2596","url":null,"abstract":"Buah rambutan merupakan buah yang seringkali diminati masyarakat, biji rambutan mengandung polifenol dan senyawa golongan flavonoid yang berhasil diisolasi dari ekstrak etanol biji rambutan. Senyawa fenolik yang terdapat dalam ekstrak biji rambutan merupakan senyawa yang berperan dalam aktivitas antioksidan dan antibakteri. Pembuatan emping dari biji rambutan dengan cara diambil biji buah rambutan dan dicuci, biji rambutan disangrai matang sampai kulit mengelupas kemudian ditumbuk hingga pipih dan halus sampai membentuk bulatan pipih kemudian biji rambutan di ditumbuk dan dijemur selama 2 hari di bawah panas matahari, digoreng untuk siap dinikmati. Hasil yang dicapai dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa manfaat emping biji rambutan baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat.","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"445 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125770142","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-15DOI: 10.36456/abadimas.v4.i2.a2922
Tina Melinda, D. S. Kodrat, Imelda Ritunga
Desa Wage kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo adalah tempat strategis, karena dikelilingi oleh perusahaan besar. Perekonomian desa Wage mayoritas dari sektor perniagaan seperti menjual kuliner. Saat pandemic Covid-19 agar dapat tetap melakukan kegiatan perekonomian maka masyarakat harus betul-betul menjalankan Pola Hidup sehat. Untuk itu Universitas Ciputra bekerja sama dengan BUMDes Wage Bersinar melaksanakan kegiatan sebagai berikut: pertama menjadikan pengurus Bumdes sebagai role model menjalankan protokol Kesehatan dan menjadikan mayarakat desa Wage sadar akan pentingnya pola hidup sehat agar tetap dapat menjalankan perekonomian. Dalam mengelola taman budaya, maka harus menggunakan protokol Kesehatan, mengingat taman ini adalah multi fungsi selain sebagai sentra kuliner juga sebagai wadah kegiatan masyarakat seperti berolah raga dan pertemuan lain. Metode yang digunakan adalah (1) sosialisasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya 3M., (2) pelatihan dan demonstrasi mengenai cara mencuci tangan yang benar, (3) stimulan empowering dengan memberikan spanduk, poster, masker dan tangki tempat cuci tangan, dan (4) asset based community development dengan memperkuat kapasitas masyarakat mengidentifikasi prioritas, peluang untuk mendorong dan mempertahankan perubahan lingkungan yang positif. Keberhasilan gerakan mengelola Taman Budaya Dewata dengan protokol Kesehatan dan aman digunakan untuk menunjang kegiatan desa dan menjalankan ekonomi setempat, serta dapat menjadi contoh bagi lokasi lain yang memiliki sarana yang sama
{"title":"Mengelola Taman Budaya Di Lapangan Dewata Dengan Protokol Kesehatan Di Era New Normal","authors":"Tina Melinda, D. S. Kodrat, Imelda Ritunga","doi":"10.36456/abadimas.v4.i2.a2922","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v4.i2.a2922","url":null,"abstract":"Desa Wage kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo adalah tempat strategis, karena dikelilingi oleh perusahaan besar. Perekonomian desa Wage mayoritas dari sektor perniagaan seperti menjual kuliner. Saat pandemic Covid-19 agar dapat tetap melakukan kegiatan perekonomian maka masyarakat harus betul-betul menjalankan Pola Hidup sehat. Untuk itu Universitas Ciputra bekerja sama dengan BUMDes Wage Bersinar melaksanakan kegiatan sebagai berikut: pertama menjadikan pengurus Bumdes sebagai role model menjalankan protokol Kesehatan dan menjadikan mayarakat desa Wage sadar akan pentingnya pola hidup sehat agar tetap dapat menjalankan perekonomian. Dalam mengelola taman budaya, maka harus menggunakan protokol Kesehatan, mengingat taman ini adalah multi fungsi selain sebagai sentra kuliner juga sebagai wadah kegiatan masyarakat seperti berolah raga dan pertemuan lain. Metode yang digunakan adalah (1) sosialisasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya 3M., (2) pelatihan dan demonstrasi mengenai cara mencuci tangan yang benar, (3) stimulan empowering dengan memberikan spanduk, poster, masker dan tangki tempat cuci tangan, dan (4) asset based community development dengan memperkuat kapasitas masyarakat mengidentifikasi prioritas, peluang untuk mendorong dan mempertahankan perubahan lingkungan yang positif. Keberhasilan gerakan mengelola Taman Budaya Dewata dengan protokol Kesehatan dan aman digunakan untuk menunjang kegiatan desa dan menjalankan ekonomi setempat, serta dapat menjadi contoh bagi lokasi lain yang memiliki sarana yang sama","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"159 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132774404","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-15DOI: 10.36456/abadimas.v4.i2.a2721
Jatmiko Indriyanto, W. Nugroho, Nurohim
The basic problem of SMK graduates is that most are still looking for work in companies, because the number of SMK graduates is not comparable to the employment opportunities in companies, so many are unemployed. Unemployment is open at the level of SMK graduates is still high. The results of an analysis of the economic potential of the open unemployment data in 2015 showed that over one third or 36.78% of vocational school graduates were still unemployed. Education and training for job seekers has not been maximally organized by the Tegal City Government to encourage them to become new entrepreneurs (WUB). There are still many vocational students who have difficulty getting into state universities because of lack of achievement. The government has provided a path of achievement, the selection process focuses on academic and non-academic achievements during high school / equivalent Seeing the above problems, the introduction of IT-based Aeromodelling to Grow Entrepreneurial Soul and Achievement, can increase student interest to switch his mind to try entrepreneurship and achievement. The introduction of IT-based Aeromodelling for Growing an Entrepreneurial Soul and Achievement turned out to be able to, increase students' interest in entrepreneurship and achievement in non-academic fields.
{"title":"Pengenalan Aeromodelling Berbasis IT Untuk Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Dan Prestasi Di SMK NU Tarub Tegal","authors":"Jatmiko Indriyanto, W. Nugroho, Nurohim","doi":"10.36456/abadimas.v4.i2.a2721","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v4.i2.a2721","url":null,"abstract":"The basic problem of SMK graduates is that most are still looking for work in companies, because the number of SMK graduates is not comparable to the employment opportunities in companies, so many are unemployed. Unemployment is open at the level of SMK graduates is still high. The results of an analysis of the economic potential of the open unemployment data in 2015 showed that over one third or 36.78% of vocational school graduates were still unemployed. Education and training for job seekers has not been maximally organized by the Tegal City Government to encourage them to become new entrepreneurs (WUB). There are still many vocational students who have difficulty getting into state universities because of lack of achievement. The government has provided a path of achievement, the selection process focuses on academic and non-academic achievements during high school / equivalent Seeing the above problems, the introduction of IT-based Aeromodelling to Grow Entrepreneurial Soul and Achievement, can increase student interest to switch his mind to try entrepreneurship and achievement. The introduction of IT-based Aeromodelling for Growing an Entrepreneurial Soul and Achievement turned out to be able to, increase students' interest in entrepreneurship and achievement in non-academic fields.","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128240829","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-15DOI: 10.36456/abadimas.v4.i2.a2685
Krido Eko Cahyono, Okto Aditya Suryawirawan
UMKM di Indonesia khususnya di daerah yang masih tergolong terpencil seperti di Desa Pakis Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri, harus dipupuk agar dapat berkembang lebih baik lagi. Berbagai kegiatan seperti pengelolaan persediaan, strategi pemasaran dan implementasi pembukuan sederhana merupakan serangkaian elemen penting yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan UMKM khususnya di Desa Pakis. Tujuan dari dilakukannya Kegiatan Pengabdian Masyarakat melalui Pelatihan Tata Kelola Persediaan, Pemasaran dan Pembukuan Sederhana terhadap Mitra UMKM Desa Pakis adalah memberikan kesadaran akan pentingnya melakukan tata kelola persediaan, pemasaran dan pembukuan sederhana pada berbagai UMKM di beberapa sektor yang ada disana. Selain dosen dari STIESIA selaku pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat ini, penyuluhan yang dilakuan juga melibatan mitra yaitu Himpunan Mahasiswa (HIMA) Manajemen STIESIA. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pemasaran ini adalah peningkatan pemahaman mitra terhadap tata kelola persediaan, pemasaran dan pembukuan sederhana, dalam rangka meningkatkan nilai produk dan omset penjualan yang dihasilkan.
{"title":"Pelatihan Pengelolaan Persediaan, Pemasaran Dan Pembukuan Sederhana Untuk UMKM Desa Pakis Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri","authors":"Krido Eko Cahyono, Okto Aditya Suryawirawan","doi":"10.36456/abadimas.v4.i2.a2685","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v4.i2.a2685","url":null,"abstract":"UMKM di Indonesia khususnya di daerah yang masih tergolong terpencil seperti di Desa Pakis Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri, harus dipupuk agar dapat berkembang lebih baik lagi. Berbagai kegiatan seperti pengelolaan persediaan, strategi pemasaran dan implementasi pembukuan sederhana merupakan serangkaian elemen penting yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan UMKM khususnya di Desa Pakis. Tujuan dari dilakukannya Kegiatan Pengabdian Masyarakat melalui Pelatihan Tata Kelola Persediaan, Pemasaran dan Pembukuan Sederhana terhadap Mitra UMKM Desa Pakis adalah memberikan kesadaran akan pentingnya melakukan tata kelola persediaan, pemasaran dan pembukuan sederhana pada berbagai UMKM di beberapa sektor yang ada disana. Selain dosen dari STIESIA selaku pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat ini, penyuluhan yang dilakuan juga melibatan mitra yaitu Himpunan Mahasiswa (HIMA) Manajemen STIESIA. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pemasaran ini adalah peningkatan pemahaman mitra terhadap tata kelola persediaan, pemasaran dan pembukuan sederhana, dalam rangka meningkatkan nilai produk dan omset penjualan yang dihasilkan.","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122367279","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-15DOI: 10.36456/abadimas.v4.i2.a2430
Siti Nuurlaily, A. A. S. A. Widyastuty, A. B. Tribhuwaneswari
Desa Candiwatu digolongkan kawasan pedesaan di Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. permasalahan di kawasan pedesaan termasuk Desa Candiwatu yaitu pada pola pikir hidup masyarakatnya dalam menghadapi permasalahan lingkungan. Persoalan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Candiwatu salah satunya adalah persampahan. Solusi yang ditawarkan oleh tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat adalah sosialisasi pentingnya proses pemilahan sampah organic-unorganik serta pemberian sampah berdasarkan jenis sampahnya. Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengetahui presentase pengetahuan masyarakat tentang optimalisasi sampah organic-unorganik skala rumah tangga. Metode pelaksanaan adalah sosialisasi dan pemberian tempat sampah sebagai alat untuk proses pemilahan sampah. Hasil dari sosialisasi dapat diketahui bahwa pengetahuan masyarakat dalam pemilahan sampah mengalami kenaikan yang awalnya 25,6 % menjadi 65,6 %. Kata kunci: organic, Pemilahan sampah,unorganik Abstract Candiwatu village categorized as rural area at Pacet subdistrict Mojokerto Regency that has issues such as their mindset of life towards environmental problems. One particular matter was waste management. The service execution team gave solution such as advocation to the community in the consequential value in managing waste as organic and inorganic based on the waste type. The purpose of the service programme implementation was to gauge the percentage of the community knowledge about organic-inorganic waste optimalization in household scale. Methods that are utilized was socialization and giving the tools such as customized garbage disposal as a way to manage waste manually. The results of the programme was the community knowledge in managing waste went up from 25,6 % to 65,6%. Keywords: organic, waste management, unorganic
{"title":"Optimalisasi Pemilahan Sampah Organik Dan Unorganik Dalam Skala Rumah Tangga Di Desa Candiwatu","authors":"Siti Nuurlaily, A. A. S. A. Widyastuty, A. B. Tribhuwaneswari","doi":"10.36456/abadimas.v4.i2.a2430","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v4.i2.a2430","url":null,"abstract":"Desa Candiwatu digolongkan kawasan pedesaan di Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. permasalahan di kawasan pedesaan termasuk Desa Candiwatu yaitu pada pola pikir hidup masyarakatnya dalam menghadapi permasalahan lingkungan. Persoalan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Candiwatu salah satunya adalah persampahan. Solusi yang ditawarkan oleh tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat adalah sosialisasi pentingnya proses pemilahan sampah organic-unorganik serta pemberian sampah berdasarkan jenis sampahnya. Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengetahui presentase pengetahuan masyarakat tentang optimalisasi sampah organic-unorganik skala rumah tangga. Metode pelaksanaan adalah sosialisasi dan pemberian tempat sampah sebagai alat untuk proses pemilahan sampah. Hasil dari sosialisasi dapat diketahui bahwa pengetahuan masyarakat dalam pemilahan sampah mengalami kenaikan yang awalnya 25,6 % menjadi 65,6 %. \u0000 \u0000Kata kunci: organic, Pemilahan sampah,unorganik \u0000 \u0000 \u0000Abstract \u0000Candiwatu village categorized as rural area at Pacet subdistrict Mojokerto Regency that has issues such as their mindset of life towards environmental problems. One particular matter was waste management. The service execution team gave solution such as advocation to the community in the consequential value in managing waste as organic and inorganic based on the waste type. The purpose of the service programme implementation was to gauge the percentage of the community knowledge about organic-inorganic waste optimalization in household scale. Methods that are utilized was socialization and giving the tools such as customized garbage disposal as a way to manage waste manually. The results of the programme was the community knowledge in managing waste went up from 25,6 % to 65,6%. \u0000 Keywords: organic, waste management, unorganic","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134122008","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-15DOI: 10.36456/abadimas.v4.i2.a2689
Tatang Sopandi
Desa Grinting, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo is a rice farming area which in the harvest season is abundant and the rice straw is not used to generate added value economically. Farmers tend to be rice straw and often pollute the surrounding air. Cultivation of straw mushroom using straw as a growing medium is a viable option to overcome this problem. However, the people of Desa Grinting do not yet have sufficient knowledge and understanding to carry out a mushroom cultivation business. This training aims to increase the knowledge, understanding and interest of the people in Desa Grinting to carry out a straw mushroom cultivation business using rice straw as a growing medium. Training has been conducted using zoom and Whatapp applications for 2 months. The Youth Organization and GAPOKTAN members became target partners for this online training. During the training, the target partners were very active and enthusiastic about participating in the training, holding discussions and questions and answers. This courage training succeeded in increasing the knowledge, understanding and business interest of the target partners in cultivating edible mushrooms using straw as a growing medium. The real results in the form of behavior change were evident in the target partners and there were members who had done independent practice of making plant media using rice straw.
Desa Grinting, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo是一个水稻种植区,在收获季节很丰富,水稻秸秆不用于产生经济附加值。农民往往是稻草,经常污染周围的空气。利用秸秆作为培养基培养草菇是克服这一问题的可行选择。然而,德萨格林廷的人们还没有足够的知识和理解来开展蘑菇种植业务。本次培训旨在提高德萨磨亭民众对开展以稻草为生长介质的草菇种植业务的认识、了解和兴趣。使用zoom和Whatapp应用程序进行了2个月的培训。青年组织和GAPOKTAN成员成为这次在线培训的目标伙伴。在培训过程中,目标合作伙伴非常积极、热情地参与了培训,进行了讨论和问答。这次勇气培训成功地增加了目标合作伙伴对以秸秆为生长介质培育食用菌的知识、理解和商业兴趣。在目标伙伴中,行为改变形式的实际结果是明显的,并且有成员已经独立实践了使用稻草制作植物介质。
{"title":"Pelatihan Daring Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Media Tumbuh Pada Budidaya Jamur Merang","authors":"Tatang Sopandi","doi":"10.36456/abadimas.v4.i2.a2689","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v4.i2.a2689","url":null,"abstract":"Desa Grinting, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo is a rice farming area which in the harvest season is abundant and the rice straw is not used to generate added value economically. Farmers tend to be rice straw and often pollute the surrounding air. Cultivation of straw mushroom using straw as a growing medium is a viable option to overcome this problem. However, the people of Desa Grinting do not yet have sufficient knowledge and understanding to carry out a mushroom cultivation business. This training aims to increase the knowledge, understanding and interest of the people in Desa Grinting to carry out a straw mushroom cultivation business using rice straw as a growing medium. Training has been conducted using zoom and Whatapp applications for 2 months. The Youth Organization and GAPOKTAN members became target partners for this online training. During the training, the target partners were very active and enthusiastic about participating in the training, holding discussions and questions and answers. This courage training succeeded in increasing the knowledge, understanding and business interest of the target partners in cultivating edible mushrooms using straw as a growing medium. The real results in the form of behavior change were evident in the target partners and there were members who had done independent practice of making plant media using rice straw.","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131509879","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-01DOI: 10.36456/abadimas.v3.i2.a2189
A. A. S. A. Widyastuty, Atikah Atmaranti
Kaldu bukan hal asing bagi masyarakat Indonesia karena kaldu adalah salah satu jenis rasa gurihyang mengandung ekstrak tertentu dan dengan tambahan bahan makanan lain atau tanpa bahantambahan lainnya yang diizinkan. Kaldu instan komersial yang dijual di pasaran sebagian besardiberi tambahan Monosodium Glutamate. (MSG) sebagai penambah rasa. Penggunaan penguat rasaMSG masih menjadi perdebatan di masyarakat. Robert Ho Man Kwok pada tahun 1968, NewEngland Journal of Medicine Chinese Restaurant Syndrome (CRS), dan kontroversi keamananMSG yang digunakan masih berlanjut hingga hari ini meskipun Food and Drug Administration(FDA) mengeluarkan pernyataan bahwa penggunaan MSG dalam batas yang wajar batas tidakmembahayakan kesehatan manusia. Hasil diseminasi Produksi Kaldu Non MSG diikuti oleh 20 ibuPKK yang mewakili setiap dusun di Desa Kebontunggul, yaitu desa Penumpang, desa Sengon, desaJemanik dan desa Kudur. Kegiatan dimulai dari pukul 10:00 hingga 11:00. Materi yang disajikanmeliputi pengetahuan umum tentang kaldu bubuk, bahaya MSG untuk anak-anak dan orangdewasa, bahan dasar kaldu bubuk non MSG, cara membuat kaldu bubuk non MSG, dan demountuk membuat kaldu bubuk non MSG.
{"title":"PENGUATAN PEREKONOMIAN DESA MELALUI SOSIALISASI PEMBUATAN KALDU BUBUK NON MSG DI DESA KEBONTUNGGUL, GONDANG","authors":"A. A. S. A. Widyastuty, Atikah Atmaranti","doi":"10.36456/abadimas.v3.i2.a2189","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v3.i2.a2189","url":null,"abstract":"Kaldu bukan hal asing bagi masyarakat Indonesia karena kaldu adalah salah satu jenis rasa gurihyang mengandung ekstrak tertentu dan dengan tambahan bahan makanan lain atau tanpa bahantambahan lainnya yang diizinkan. Kaldu instan komersial yang dijual di pasaran sebagian besardiberi tambahan Monosodium Glutamate. (MSG) sebagai penambah rasa. Penggunaan penguat rasaMSG masih menjadi perdebatan di masyarakat. Robert Ho Man Kwok pada tahun 1968, NewEngland Journal of Medicine Chinese Restaurant Syndrome (CRS), dan kontroversi keamananMSG yang digunakan masih berlanjut hingga hari ini meskipun Food and Drug Administration(FDA) mengeluarkan pernyataan bahwa penggunaan MSG dalam batas yang wajar batas tidakmembahayakan kesehatan manusia. Hasil diseminasi Produksi Kaldu Non MSG diikuti oleh 20 ibuPKK yang mewakili setiap dusun di Desa Kebontunggul, yaitu desa Penumpang, desa Sengon, desaJemanik dan desa Kudur. Kegiatan dimulai dari pukul 10:00 hingga 11:00. Materi yang disajikanmeliputi pengetahuan umum tentang kaldu bubuk, bahaya MSG untuk anak-anak dan orangdewasa, bahan dasar kaldu bubuk non MSG, cara membuat kaldu bubuk non MSG, dan demountuk membuat kaldu bubuk non MSG.","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129117271","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-20DOI: 10.36456/abadimas.v3.i2.a2166
Tegowati Tegowati
Sebagai perwujudan salah satu tridharma perguruan tinggi, khususnya Pengabdian kepadaMasyarakat, STIESIA Surabaya memberikan pendampingan penyusunan Portofolio LombaKampung Pendidikan Kampunge Arek Suroboyo (KP-KAS) bagi Kelurahan Banyu Urip,Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Kampung (Kelurahan) yang mengikuti Lomba KP-KASdiwakili oleh Rukun Warga (RW) atau beberapa RW dengan melibatkan beberapa Rukun Tetangga(RT). Dalam Lomba KP-KAS wajib menyusun Portofolio yang telah ditetapkan oleh PemerintahKota Surabaya. Dalam penyusunan Portofolio Lomba KP-KAS, beberapa Kelurahan memandangperlu adanya pendampingan dari unsur masyarakat yang kompeten, misalnya dari LembagaSwadaya Masyarakat (LSM) atau akademisi dari Perguruan Tinggi. Kelurahan Banyu Urip,Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, adalah salah satu Kelurahan yang merasa perlu adanyapendampingan dalam penyusunan Portofolio Lomba KP-KAS tahun 2018. Hasil yang dicapai daripendampingan ini adalah: a). Tim RT, RW, dan Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahanmampu menghasilkan Portofolio Lomba KP-KAS yang tersusun sesuai dengan ketentuanPemerintah Kota Surabaya. b) Tim RT, RW, dan Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahanmampu mengeksplorasi potensi dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki, sertamengungkapkannya dalam Portofolio Lomba KP-KAS secara optimal. c) Tim RT, RW, danKelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan mampu menyelesaikan penyusunan Portofolio LombaKP-KAS tepat waktu.
{"title":"PENDAMPINGAN KAMPUNG PENDIDIKAN -KAMPUNGE AREK SUROBOYO (KP KAS) BANYU URIP KATEGORI MADYA","authors":"Tegowati Tegowati","doi":"10.36456/abadimas.v3.i2.a2166","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v3.i2.a2166","url":null,"abstract":"Sebagai perwujudan salah satu tridharma perguruan tinggi, khususnya Pengabdian kepadaMasyarakat, STIESIA Surabaya memberikan pendampingan penyusunan Portofolio LombaKampung Pendidikan Kampunge Arek Suroboyo (KP-KAS) bagi Kelurahan Banyu Urip,Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Kampung (Kelurahan) yang mengikuti Lomba KP-KASdiwakili oleh Rukun Warga (RW) atau beberapa RW dengan melibatkan beberapa Rukun Tetangga(RT). Dalam Lomba KP-KAS wajib menyusun Portofolio yang telah ditetapkan oleh PemerintahKota Surabaya. Dalam penyusunan Portofolio Lomba KP-KAS, beberapa Kelurahan memandangperlu adanya pendampingan dari unsur masyarakat yang kompeten, misalnya dari LembagaSwadaya Masyarakat (LSM) atau akademisi dari Perguruan Tinggi. Kelurahan Banyu Urip,Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, adalah salah satu Kelurahan yang merasa perlu adanyapendampingan dalam penyusunan Portofolio Lomba KP-KAS tahun 2018. Hasil yang dicapai daripendampingan ini adalah: a). Tim RT, RW, dan Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahanmampu menghasilkan Portofolio Lomba KP-KAS yang tersusun sesuai dengan ketentuanPemerintah Kota Surabaya. b) Tim RT, RW, dan Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahanmampu mengeksplorasi potensi dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki, sertamengungkapkannya dalam Portofolio Lomba KP-KAS secara optimal. c) Tim RT, RW, danKelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan mampu menyelesaikan penyusunan Portofolio LombaKP-KAS tepat waktu.","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"31 7","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114013951","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-20DOI: 10.36456/abadimas.v3.i2.a2173
Wiwin Widiasih, S. Khoiroh
Kelompok Tani Sawah Tadah Hujan Desa Jukong beranggotakan kurang lebih lima belas orangpetani. Kelompok Tani ini memiliki alamat di Balai Desa Jukong dan dikelola langsung oleh IbuSekretaris Kepala Desa, yaitu Ibu Uswatun. Pada saat musim hujan, petani menanam jagung ataupadi pada sawah yang dimilikinya. Namun pada musim kemarau petani-petani menjadi kulibangunan di Surabaya. Hal tersebut dapat meningkatkan urbanisasi dan dapat menyebabkanmenurunnya perekonomian masyarakat desa Jukong serta dapat meningkatkan pengangguran.Solusi yang ditawarkan adalah membuat/pengadaan kolam untuk budidaya lele dengan diameter3m dan ketinggian 1,2m; pengadaan bibit lele sebanyak 700 ekor; pengadaan 80 kg pakan lelesampai dengan dipanen; pelatihan keterampilan langkah-langkah budidaya lele yang efektif;pelatihan dan pendampingan pengelolaan usaha serta pengelolaan keuangan. Metode yangdigunakan adalah identifikasi permasalahan yang mendesak untuk segera diatasi; metodepartisipatif dalam pelatihan dan pendampingan; monitoring dan evaluasi terhadap hasil PKMdengan indikator budidaya lele dapat meningkatkan pendapatan kelompok tani sawah tadahhujan; keberlanjutan program dengan tim pelaksana sebagai fasilitator dilakukan dalam bentukkonsultasi, diskusi, dan pendampingan strategis.
{"title":"PKM BUDIDAYA LELE SEBAGAI ALTERNATIF MATA PENCAHARIAN PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA JUKONG","authors":"Wiwin Widiasih, S. Khoiroh","doi":"10.36456/abadimas.v3.i2.a2173","DOIUrl":"https://doi.org/10.36456/abadimas.v3.i2.a2173","url":null,"abstract":"Kelompok Tani Sawah Tadah Hujan Desa Jukong beranggotakan kurang lebih lima belas orangpetani. Kelompok Tani ini memiliki alamat di Balai Desa Jukong dan dikelola langsung oleh IbuSekretaris Kepala Desa, yaitu Ibu Uswatun. Pada saat musim hujan, petani menanam jagung ataupadi pada sawah yang dimilikinya. Namun pada musim kemarau petani-petani menjadi kulibangunan di Surabaya. Hal tersebut dapat meningkatkan urbanisasi dan dapat menyebabkanmenurunnya perekonomian masyarakat desa Jukong serta dapat meningkatkan pengangguran.Solusi yang ditawarkan adalah membuat/pengadaan kolam untuk budidaya lele dengan diameter3m dan ketinggian 1,2m; pengadaan bibit lele sebanyak 700 ekor; pengadaan 80 kg pakan lelesampai dengan dipanen; pelatihan keterampilan langkah-langkah budidaya lele yang efektif;pelatihan dan pendampingan pengelolaan usaha serta pengelolaan keuangan. Metode yangdigunakan adalah identifikasi permasalahan yang mendesak untuk segera diatasi; metodepartisipatif dalam pelatihan dan pendampingan; monitoring dan evaluasi terhadap hasil PKMdengan indikator budidaya lele dapat meningkatkan pendapatan kelompok tani sawah tadahhujan; keberlanjutan program dengan tim pelaksana sebagai fasilitator dilakukan dalam bentukkonsultasi, diskusi, dan pendampingan strategis.","PeriodicalId":118602,"journal":{"name":"Jurnal Abadimas Adi Buana","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115893851","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}