Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.14710/baf.6.2.2021.146-153
Aida Ridwanah Yusuf, S. Tana, Tyas Rini Saraswati
Ciu merupakan salah satu minuman beralkohol yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Konsumsi Ciu dapat merusak jaringan dan organ tubuh, karena hasil metabolisme alkohol merupakan molekul reaktif yang berupa Reactive Oxygen Species (ROS). Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsumsi Ciu terhadap perubahan histomorfologi ren. Penelitian menggunakan 15 ekor mencit jantan dengan Desain Rancangan Acak Lengkap dengan 3 kelompok perlakuan dan 5 ulangan, yaitu T0: mencit tidak diberikan perlakuan Ciu, T1: mencit diberi perlakuan Ciu 1 x 0,2ml/hari, dan T2: mencit diberi perlakuan Ciu 2 x 0,2ml/hari. Parameter pengukuran antara lain bobot ren, diameter glomerulus, lebar ruang Bowman, ukuran sel epitel dan diameter lumen tubulus kontortus proksimal, dan ukuran sel epitel dan diameter lumen tubulus kontortus distal. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Analysis of Variance (ANOVA), dilanjutkan dengan uji Duncanpada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Ciu memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot ren, ukuran sel epitel tubulus kontortus proksimal, dan diameter lumen tubulus kontortus distal. Kesimpulan, pemberian Ciu pada mencit dapat merubah histomorfometri dan menurunkan bobot ren. Ciu is one of an alcoholic beverages that widely consumed by Indonesian people. Ciu consumption could damage body tissues and organs, because the result of alcohol metabolism is a reactive molecule that forms Reactive Oxygen Species (ROS). The study aims to analyze the effect of Ciu consumption on ren histomorphometry changes. The study used 15 male mice with Completed Random Design with 3 treatment groups and 5 repetitions, i.e. T0: mice were not given Ciu treatment, T1: mice were treated with Ciu 1 x 0,2ml/day, T2: mice were treated with Ciu 2 x 0,2ml/day. The measurement parameters are ren weight, glomerular diameter, Bowman space width, epithelial cell size and lumen diameter of proximal tubules, and epithelial cell size and lumen diameter of distal tubules. Data obtained were analyzed using the Analysis of Variance (ANOVA) test, followed by Duncan’s test at 95% confidence level. The result of the study showed that giving Ciu had a significant effect on ren weight (P<0,05), epithelial cell size of proximal tubule, and lumen diameter of distal tubule. In conclusion, Ciu given to mice could change the histomorphometry and decrease weight of its ren.
{"title":"Pengaruh Pemberian Minuman Beralkohol (Ciu) Terhadap Histomorfometri Ren Mencit (Mus musculus L.)","authors":"Aida Ridwanah Yusuf, S. Tana, Tyas Rini Saraswati","doi":"10.14710/baf.6.2.2021.146-153","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.6.2.2021.146-153","url":null,"abstract":"Ciu merupakan salah satu minuman beralkohol yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Konsumsi Ciu dapat merusak jaringan dan organ tubuh, karena hasil metabolisme alkohol merupakan molekul reaktif yang berupa Reactive Oxygen Species (ROS). Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsumsi Ciu terhadap perubahan histomorfologi ren. Penelitian menggunakan 15 ekor mencit jantan dengan Desain Rancangan Acak Lengkap dengan 3 kelompok perlakuan dan 5 ulangan, yaitu T0: mencit tidak diberikan perlakuan Ciu, T1: mencit diberi perlakuan Ciu 1 x 0,2ml/hari, dan T2: mencit diberi perlakuan Ciu 2 x 0,2ml/hari. Parameter pengukuran antara lain bobot ren, diameter glomerulus, lebar ruang Bowman, ukuran sel epitel dan diameter lumen tubulus kontortus proksimal, dan ukuran sel epitel dan diameter lumen tubulus kontortus distal. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Analysis of Variance (ANOVA), dilanjutkan dengan uji Duncanpada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Ciu memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot ren, ukuran sel epitel tubulus kontortus proksimal, dan diameter lumen tubulus kontortus distal. Kesimpulan, pemberian Ciu pada mencit dapat merubah histomorfometri dan menurunkan bobot ren. Ciu is one of an alcoholic beverages that widely consumed by Indonesian people. Ciu consumption could damage body tissues and organs, because the result of alcohol metabolism is a reactive molecule that forms Reactive Oxygen Species (ROS). The study aims to analyze the effect of Ciu consumption on ren histomorphometry changes. The study used 15 male mice with Completed Random Design with 3 treatment groups and 5 repetitions, i.e. T0: mice were not given Ciu treatment, T1: mice were treated with Ciu 1 x 0,2ml/day, T2: mice were treated with Ciu 2 x 0,2ml/day. The measurement parameters are ren weight, glomerular diameter, Bowman space width, epithelial cell size and lumen diameter of proximal tubules, and epithelial cell size and lumen diameter of distal tubules. Data obtained were analyzed using the Analysis of Variance (ANOVA) test, followed by Duncan’s test at 95% confidence level. The result of the study showed that giving Ciu had a significant effect on ren weight (P<0,05), epithelial cell size of proximal tubule, and lumen diameter of distal tubule. In conclusion, Ciu given to mice could change the histomorphometry and decrease weight of its ren.","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"258 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116208478","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-28DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.66-73
Teguh Suprihatin, S. Rahayu, Muhaimin Rifa’i, Sri Widyarti
Kurkumin pada tanaman kunyit dapat mengaktivasi agen transkripsi yaitu Nuclear related factor 2 (Nrf2). Nrf2 berperan dalam transkripsi kelompok enzim detosifikasi fase II, seperti glutathione S-transferase (GST). Enzim GST dapat berfungsi sebagai antioksidan dengan melindungi sel dari radikal bebas terutama dari kelompok ROS. Penelitian bertujuan mengetahui distribusi Nrf2 dan enzim GST pada sel granulosa ovarium tikus putih premenopause, setelah pemberian serbuk rimpang kunyit. Hewan uji yang digunakan adalah 30 ekor tikus putih betina, strain wistar, usia 12 bulan, dengan bobot 200-250 g. Enam kelompok perlakuan, yaitu P0; kontrol negatif, diberi akuades 4 ml, P1; kontrol positif, diberi serbuk kurkumin dosis 6,75 mg/kg BB, P2; diberi serbuk rimpang kunyit dosis 100 mg/kg BB, P3; diberi serbuk rimpang kunyit dosis 200 mg/kg BB, P4; diberi serbuk rimpang kunyit dosis 400 mg/kg BB, dan P5; diberi serbuk rimpang kunyit dosis 800 mg/kg BB. Perlakuan per oral setiap hari selama 27 hari. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, data distribusi Nrf2 dan GST dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian serbuk rimpang kunyit dosis 200mg/kg BB, merupakan dosis optimal dalam meningkatkan distribusi Nrf2 dan enzim GST pada sel granulosa ovarium tikus putih premenopause.
{"title":"Distribusi Nrf2 dan Enzim GST pada Sel Granulosa Ovarium Tikus Putih Premenopause setelah Pemberian Serbuk Rimpang Kunyit","authors":"Teguh Suprihatin, S. Rahayu, Muhaimin Rifa’i, Sri Widyarti","doi":"10.14710/baf.6.1.2021.66-73","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.6.1.2021.66-73","url":null,"abstract":"Kurkumin pada tanaman kunyit dapat mengaktivasi agen transkripsi yaitu Nuclear related factor 2 (Nrf2). Nrf2 berperan dalam transkripsi kelompok enzim detosifikasi fase II, seperti glutathione S-transferase (GST). Enzim GST dapat berfungsi sebagai antioksidan dengan melindungi sel dari radikal bebas terutama dari kelompok ROS. Penelitian bertujuan mengetahui distribusi Nrf2 dan enzim GST pada sel granulosa ovarium tikus putih premenopause, setelah pemberian serbuk rimpang kunyit. Hewan uji yang digunakan adalah 30 ekor tikus putih betina, strain wistar, usia 12 bulan, dengan bobot 200-250 g. Enam kelompok perlakuan, yaitu P0; kontrol negatif, diberi akuades 4 ml, P1; kontrol positif, diberi serbuk kurkumin dosis 6,75 mg/kg BB, P2; diberi serbuk rimpang kunyit dosis 100 mg/kg BB, P3; diberi serbuk rimpang kunyit dosis 200 mg/kg BB, P4; diberi serbuk rimpang kunyit dosis 400 mg/kg BB, dan P5; diberi serbuk rimpang kunyit dosis 800 mg/kg BB. Perlakuan per oral setiap hari selama 27 hari. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, data distribusi Nrf2 dan GST dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian serbuk rimpang kunyit dosis 200mg/kg BB, merupakan dosis optimal dalam meningkatkan distribusi Nrf2 dan enzim GST pada sel granulosa ovarium tikus putih premenopause.","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122624012","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-28DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.74-80
Abdul Khafid, Yulita Nurchayati, Sri Widodo Agung Suedy
Pohon salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) merupakan salah satu tumbuhan yang daunnya sering dimanfaatkan oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia sebagai penyedap rasa dalam masakan dan obat-obatan tradisional. Daun salam umumnya dimanfaatkan dalam kondisi segar. Pemanfaatan daun segar tersebut dilakukan berdasar umur daun, yang berkaitan dengan kandungan bahan aktifnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan pigmen klorofil dan karotenoid daun salam pada umur yang berbeda. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, sampel daun diambil dari urutan daun yang berbeda berdasarkan letak duduk daun yaitu urut dari daun paling ujung (muda) merupakan daun ke-1, ke-3, ke-5, dan daun ke-7. Ulangan sebanyak 3 kali dari tangkai pohon yang berbeda. Parameter yang diamati adalah kandungan klorofil-a, klorofil-b, klorofil total dan karotenoid yang diukur secara spektrofotometri. Data dianalisis menggunakan ANOVA dilanjutkan dengan DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kandungan pigmen klorofil dan karotenoid meningkat seiring pertambahan umur daun. Kandungan klorofil-a tertinggi pada daun ke-3, sementara klorofil-b,klorofil total dan karotenoid tertinggi pada daun ke-5.
{"title":"Kandungan Klorofil dan Karotenoid Daun Salam (Syzigium polyanthum (Wight) Walp.) pada Umur yang Berbeda","authors":"Abdul Khafid, Yulita Nurchayati, Sri Widodo Agung Suedy","doi":"10.14710/baf.6.1.2021.74-80","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.6.1.2021.74-80","url":null,"abstract":"Pohon salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) merupakan salah satu tumbuhan yang daunnya sering dimanfaatkan oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia sebagai penyedap rasa dalam masakan dan obat-obatan tradisional. Daun salam umumnya dimanfaatkan dalam kondisi segar. Pemanfaatan daun segar tersebut dilakukan berdasar umur daun, yang berkaitan dengan kandungan bahan aktifnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan pigmen klorofil dan karotenoid daun salam pada umur yang berbeda. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, sampel daun diambil dari urutan daun yang berbeda berdasarkan letak duduk daun yaitu urut dari daun paling ujung (muda) merupakan daun ke-1, ke-3, ke-5, dan daun ke-7. Ulangan sebanyak 3 kali dari tangkai pohon yang berbeda. Parameter yang diamati adalah kandungan klorofil-a, klorofil-b, klorofil total dan karotenoid yang diukur secara spektrofotometri. Data dianalisis menggunakan ANOVA dilanjutkan dengan DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kandungan pigmen klorofil dan karotenoid meningkat seiring pertambahan umur daun. Kandungan klorofil-a tertinggi pada daun ke-3, sementara klorofil-b,klorofil total dan karotenoid tertinggi pada daun ke-5.","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134138852","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-28DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.56-65
RR Pascalina Raras, Endang Saptiningsih, S. Haryanti
Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya adaptasi yang cukup luas. Curah hujan tinggi di Indonesia mengakibatkan lahan tergenang sehingga mengancam produktivitas tanaman, salah satunya cabai rawit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon dan toleransi tanaman cabai rawit (C. frutescens L.) varietas Pelita F1 terhadap penggenangan. Perlakuan terdiri dari kontrol (kapasitas lapang) dan perlakuan penggenangan selama 24 jam. Perlakuan menggunakan 2 atau 3 ulangan. Desain penelitian menggunakan RAL dan analisis data menggunakan ANOVA dan uji lanjut LSD taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan persentase layu, kerusakan ujung akar, penurunan kandungan klorofil a, klorofil b, klorofil total dan karotenoid setelah penggenangan. Tanaman terlihat segar, jumlah daun dipertahankan, terjadi pertumbuhan akar, peningkatan kandungan pigmen fotosintesis, tinggi tanaman dan berat kering pada akhir fase pemulihan. Terjadinya pertumbuhan diakhir fase pemulihan menunjukkan cabai varietas Pelita F1 toleran terhadap penggenangan 24 jam. Kemampuan tanaman dalam memperbaiki sistem perakaran, mempertahankan jumlah daun dan meningkatkan kandungan pigmen fotosintesis merupakan faktor penting dalam toleransi tanaman terhadap penggenangan.
{"title":"Respon Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Pelita F1 terhadap Penggenangan","authors":"RR Pascalina Raras, Endang Saptiningsih, S. Haryanti","doi":"10.14710/baf.6.1.2021.56-65","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.6.1.2021.56-65","url":null,"abstract":"Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya adaptasi yang cukup luas. Curah hujan tinggi di Indonesia mengakibatkan lahan tergenang sehingga mengancam produktivitas tanaman, salah satunya cabai rawit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon dan toleransi tanaman cabai rawit (C. frutescens L.) varietas Pelita F1 terhadap penggenangan. Perlakuan terdiri dari kontrol (kapasitas lapang) dan perlakuan penggenangan selama 24 jam. Perlakuan menggunakan 2 atau 3 ulangan. Desain penelitian menggunakan RAL dan analisis data menggunakan ANOVA dan uji lanjut LSD taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan persentase layu, kerusakan ujung akar, penurunan kandungan klorofil a, klorofil b, klorofil total dan karotenoid setelah penggenangan. Tanaman terlihat segar, jumlah daun dipertahankan, terjadi pertumbuhan akar, peningkatan kandungan pigmen fotosintesis, tinggi tanaman dan berat kering pada akhir fase pemulihan. Terjadinya pertumbuhan diakhir fase pemulihan menunjukkan cabai varietas Pelita F1 toleran terhadap penggenangan 24 jam. Kemampuan tanaman dalam memperbaiki sistem perakaran, mempertahankan jumlah daun dan meningkatkan kandungan pigmen fotosintesis merupakan faktor penting dalam toleransi tanaman terhadap penggenangan.","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133137891","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-28DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.42-48
Rafif Zuhair Muhammad, E. Prihastanti, Rini Budihastuti
Buah sawo merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai sifat mudah rusak. Buah sawo memerlukan penanganan pascapanen yang baik untuk mengurangi kerusakan pascapanen. Penelitian ini menggunakan 24 buah sawo terdiri atas 4 perlakuan dan 6 kali ulangan. Setiap ulangan terdiri atas 3 buah sawo yang ditempatkan dalam 2 wadah. Penelitian ini menggunakan perlakuan yaitu A1: Wadah plastik yang disimpan pada suhu 15oC, B1: Wadah kardus yang disimpan pada suhu 15oC, A2: Wadah plastik yang disimpan pada suhu 27oC, B2: Wadah kardus yang disimpan pada suhu 27oC. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah warna buah, susut bobot buah, total padatan terlarut buah, dan lama penyimpanan buah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95% dan dilanjut uji Duncan dengan α = 0,005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wadah dan suhu berpengaruh terhadap lama penyimpanan dan kualitas buah sawo. Kombinasi wadah plastik dan suhu 15oC dapat meningkatkan masa simpan hingga 12 hari, sedangkan kombinasi wadah kardus dan suhu 27oC hanya dapat meningkatkan masa simpan selama 3 hari.
{"title":"Pengaruh Wadah dan Suhu Penyimpanan yang Berbeda terhadap Kematangan Buah Sawo (Manilkara zapota L.)","authors":"Rafif Zuhair Muhammad, E. Prihastanti, Rini Budihastuti","doi":"10.14710/baf.6.1.2021.42-48","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.6.1.2021.42-48","url":null,"abstract":"Buah sawo merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai sifat mudah rusak. Buah sawo memerlukan penanganan pascapanen yang baik untuk mengurangi kerusakan pascapanen. Penelitian ini menggunakan 24 buah sawo terdiri atas 4 perlakuan dan 6 kali ulangan. Setiap ulangan terdiri atas 3 buah sawo yang ditempatkan dalam 2 wadah. Penelitian ini menggunakan perlakuan yaitu A1: Wadah plastik yang disimpan pada suhu 15oC, B1: Wadah kardus yang disimpan pada suhu 15oC, A2: Wadah plastik yang disimpan pada suhu 27oC, B2: Wadah kardus yang disimpan pada suhu 27oC. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah warna buah, susut bobot buah, total padatan terlarut buah, dan lama penyimpanan buah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95% dan dilanjut uji Duncan dengan α = 0,005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wadah dan suhu berpengaruh terhadap lama penyimpanan dan kualitas buah sawo. Kombinasi wadah plastik dan suhu 15oC dapat meningkatkan masa simpan hingga 12 hari, sedangkan kombinasi wadah kardus dan suhu 27oC hanya dapat meningkatkan masa simpan selama 3 hari.","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114598156","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-28DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.17-25
Iis - Su'aidah, Endah Dwi Hastuti, Munifatul Izzati, Sri Darmanti
Fenol adalah kelompok metabolit sekunder yang dihasilkan tumbuhan. Variasi kandungan fenol dipengaruhi oleh faktor internal seperti organ tumbuhan dan faktor eksternal seperti unsur hara sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan kandungan total fenol akar dan daun A. marina dengan N, P, dan C organik sedimen. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan 3 stasiun di lokasi penelitian dan setiap stasiun memiliki 1 titik pengambilan sampel. Variabel yang diamati meliputi kandungan total fenol akar dan daun A. marina serta N, P, dan C organik sedimen. Data kuantitatif total fenol dan unsur hara dianalisis secara deskriptif sedangkan hubungan total fenol dan unsur hara dianalisis dengan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan total fenol akar dan daun masing-masing (19,5 mg GAE /g) dan (14,9 mg GAE /g). Kandungan unsur N, P, dan C organik sedimen pada ekosistem mangrove masing-masing 0,24%, 106,25 ppm, dan 2,03%. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara fenol akar dengan P dan fenol daun dengan P. Namun, tidak terdapat korelasi antara fenol daun dengan N, fenol akar dengan N, fenol daun dengan C organik, dan fenol akar dengan C organik.
苯酚是植物产生的次生代谢组。苯酚的含量的变化受到植物器官等内部因素和沉积物等外部因素的影响。本研究旨在研究A. marina总苯酚与N . P .和C .有机沉淀物的关系。这种类型的研究在研究地点有3个站,每个站都有1个抽样点。观察到的变量包括A. marina的根和叶苯酚以及N . P .和C .有机沉淀物的总含量。苯酚和营养元素的总定量数据被描述性分析,而苯酚和营养元素的总关系与相关性进行分析。研究表明,根苯酚和叶的总含量(19.5 mg /g)和(14.9 mg GAE /g)。红树林生态系统中的N、P和C有机沉积物含量分别为0.24%、106.25 ppm和2.03%。相关分析结果表明,根苯酚与叶苯酚与叶苯酚之间有关联,但叶苯酚与根茎苯酚与根茎苯酚与有机苯酚没有关系。
{"title":"Hubungan Total Fenol Akar dan Daun Mangrove Api-Api [Avicennia marina (Forsk.) Vierh] dengan N, P, dan C Organik Sedimen","authors":"Iis - Su'aidah, Endah Dwi Hastuti, Munifatul Izzati, Sri Darmanti","doi":"10.14710/baf.6.1.2021.17-25","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.6.1.2021.17-25","url":null,"abstract":"Fenol adalah kelompok metabolit sekunder yang dihasilkan tumbuhan. Variasi kandungan fenol dipengaruhi oleh faktor internal seperti organ tumbuhan dan faktor eksternal seperti unsur hara sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan kandungan total fenol akar dan daun A. marina dengan N, P, dan C organik sedimen. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan 3 stasiun di lokasi penelitian dan setiap stasiun memiliki 1 titik pengambilan sampel. Variabel yang diamati meliputi kandungan total fenol akar dan daun A. marina serta N, P, dan C organik sedimen. Data kuantitatif total fenol dan unsur hara dianalisis secara deskriptif sedangkan hubungan total fenol dan unsur hara dianalisis dengan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan total fenol akar dan daun masing-masing (19,5 mg GAE /g) dan (14,9 mg GAE /g). Kandungan unsur N, P, dan C organik sedimen pada ekosistem mangrove masing-masing 0,24%, 106,25 ppm, dan 2,03%. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara fenol akar dengan P dan fenol daun dengan P. Namun, tidak terdapat korelasi antara fenol daun dengan N, fenol akar dengan N, fenol daun dengan C organik, dan fenol akar dengan C organik.","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121643125","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-28DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.7-16
Swidy Damayanti Purba, Silvana Tana, T. Saraswati
Batang Balimo mengandung senyawa alkaloid yang mempunyai efek anti inflamasi untuk mengurangi pembengkakan pada ginjal dan mengandung antioksidan yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif yang dihasilkan dari metabolisme alkohol. Atas dasar potensi tersebut dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan, menguji dan menganalisis pengaruh air rendaman batang Balimo terhadap kerusakan glomerulus, tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal ginjal, bobot ginjal, rasio bobot ginjal terhadap bobot tubuh tikus putih menjadi normal yang sebelumnya telah diberi konsumsi ciu. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap menggunakan 20 ekor tikus yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu P0 (kelompok kontrol negatif), P1 (kelompok kontrol positif diberi ciu 2 minggu), P2(kelompok kontrol positif diberi ciu 2 minggu dan air rendaman batang Balimo 2 minggu) dan P3 (kelompok kontrol positif diberi ciu 4 minggu dan air rendaman batang Balimo 2 minggu). Hasil analisis dengan uji Anova menunjukan tidak terdapat pengaruh bermakna (p>0,05) dari pemberian air rendaman batang balimo terhadap bobot ginjal, diameter glomerulus, diameter lumen tubulus kontortus proksimal, lumen tubulus kontortus distal dan rasio bobot ginjal terhadap bobot badan tikus yang diberi ciu. Berdasarkan deskripsi histologis ginjal dapat disimpulkan bahwa batang balimo memperbaiki ginjal yang mengalami hipertropi karena konsumsi ciu.
{"title":"Pengaruh Air Rendaman Batang Balimo (Zanthoxylum nitidum) terhadap Histologis Ginjal Tikus Putih (Rattus norvegicus) Setelah Diberi Ciu.","authors":"Swidy Damayanti Purba, Silvana Tana, T. Saraswati","doi":"10.14710/baf.6.1.2021.7-16","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.6.1.2021.7-16","url":null,"abstract":"Batang Balimo mengandung senyawa alkaloid yang mempunyai efek anti inflamasi untuk mengurangi pembengkakan pada ginjal dan mengandung antioksidan yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif yang dihasilkan dari metabolisme alkohol. Atas dasar potensi tersebut dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan, menguji dan menganalisis pengaruh air rendaman batang Balimo terhadap kerusakan glomerulus, tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal ginjal, bobot ginjal, rasio bobot ginjal terhadap bobot tubuh tikus putih menjadi normal yang sebelumnya telah diberi konsumsi ciu. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap menggunakan 20 ekor tikus yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu P0 (kelompok kontrol negatif), P1 (kelompok kontrol positif diberi ciu 2 minggu), P2(kelompok kontrol positif diberi ciu 2 minggu dan air rendaman batang Balimo 2 minggu) dan P3 (kelompok kontrol positif diberi ciu 4 minggu dan air rendaman batang Balimo 2 minggu). Hasil analisis dengan uji Anova menunjukan tidak terdapat pengaruh bermakna (p>0,05) dari pemberian air rendaman batang balimo terhadap bobot ginjal, diameter glomerulus, diameter lumen tubulus kontortus proksimal, lumen tubulus kontortus distal dan rasio bobot ginjal terhadap bobot badan tikus yang diberi ciu. Berdasarkan deskripsi histologis ginjal dapat disimpulkan bahwa batang balimo memperbaiki ginjal yang mengalami hipertropi karena konsumsi ciu.","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123869746","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-28DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.35-41
Ibnu Thoriq Hidayat, Agung Janika Sitasiwi, Siti Muflichatun Mardiati
Ekstrak biji Pepaya (Carica papaya L.) mengandung saponin, alkaloid, flavonoid, dan tannin biasa digunakan sebagai bahan obat tradisional. Ekstrak ethanol biji papaya menunjukkan reaksi penghambatan pada kontraksi jejunum dan secara signifikan bersifat irreversible. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian ekstrak air biji pepaya terhadap struktur mikroanatomi intestinum mencit (Mus musculus L.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan yaitu P0 (akuades), P1 (1,4 mg/0,5 ml), P2 (3,5 mg/0,5 ml) dan P3 (7 mg/0,5 ml). Perlakuan dilakukan secara oral selama 21 hari. Pemberian pakan secara ad libitum. Intestinum tenue diisolasi sepanjang 2 cm dari lambung sepanjang 1 cm kemudian di buat sediaan histologis dengan metode parafin dengan tebal sayatan 5 µm dan pewarnaan Hemaktosilin dan Eosin (H&E). Pengukuran panjang vili dan diameter intestinum tenue dilakukan pada 3 sayatan di setiap 3 sediaan histologis intestinum tenue. Data dianalisis dengan uji Anova, dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf signifikansi 5%. Hasil analisis menunjukan paparan bahan uji tidak berpengaruh signifikan (p>0,05) terhadap panjang vili, dan bobot badan, tetapi menunjukan perbedaan yang signifikan (p,0.05) pada diameter intestinum. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak air biji pepaya selama 21 hari tidak mempengaruhi struktur intestinum tenue mencit sehingga aman digunakan sebagai bahan obat.
{"title":"Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Stuktur Mikroanatomi Intestinum Tenue Mencit (Mus musculus L.) Betina","authors":"Ibnu Thoriq Hidayat, Agung Janika Sitasiwi, Siti Muflichatun Mardiati","doi":"10.14710/baf.6.1.2021.35-41","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.6.1.2021.35-41","url":null,"abstract":"Ekstrak biji Pepaya (Carica papaya L.) mengandung saponin, alkaloid, flavonoid, dan tannin biasa digunakan sebagai bahan obat tradisional. Ekstrak ethanol biji papaya menunjukkan reaksi penghambatan pada kontraksi jejunum dan secara signifikan bersifat irreversible. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian ekstrak air biji pepaya terhadap struktur mikroanatomi intestinum mencit (Mus musculus L.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan yaitu P0 (akuades), P1 (1,4 mg/0,5 ml), P2 (3,5 mg/0,5 ml) dan P3 (7 mg/0,5 ml). Perlakuan dilakukan secara oral selama 21 hari. Pemberian pakan secara ad libitum. Intestinum tenue diisolasi sepanjang 2 cm dari lambung sepanjang 1 cm kemudian di buat sediaan histologis dengan metode parafin dengan tebal sayatan 5 µm dan pewarnaan Hemaktosilin dan Eosin (H&E). Pengukuran panjang vili dan diameter intestinum tenue dilakukan pada 3 sayatan di setiap 3 sediaan histologis intestinum tenue. Data dianalisis dengan uji Anova, dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf signifikansi 5%. Hasil analisis menunjukan paparan bahan uji tidak berpengaruh signifikan (p>0,05) terhadap panjang vili, dan bobot badan, tetapi menunjukan perbedaan yang signifikan (p,0.05) pada diameter intestinum. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak air biji pepaya selama 21 hari tidak mempengaruhi struktur intestinum tenue mencit sehingga aman digunakan sebagai bahan obat. ","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"128 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114672754","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-28DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.26-34
S. Sulistyowati, Yulita Nurchayati, Nintya Setiari
Tomat merupakan tanaman familia Solanaceae yang memiliki nilai ekonomis. Penyediaan air yang cukup selama budidaya mempengaruhi pertumbuhan dan produksi buah tomat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan dan produksi buah tomat. Penelitian dilakukan di rumah percobaan dan Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Departemen Biologi FSM UNDIP. Desain penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan yaitu frekuensi penyiraman setiap hari, frekuensi penyiraman dua hari sekali, dan frekuensi penyiraman tiga hari sekali. Percobaan dilakukan dengan lima ulangan. Data dianalisis menggunakan analisis varians (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi penyiraman berpengaruh terhadap tinggi tanaman, bobot segar tanaman, waktu muncul bunga, jumlah buah, berat buah dan kandungan karotenoid buah tomat. Semakin sering frekuensi penyiraman dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi buah tetapi semakin berkurang frekuensi penyiraman maka berdampak pada kandungan karotenoid buahnya.
{"title":"Pertumbuhan dan Produksi Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Varietas Servo pada Frekuensi Penyiraman yang Berbeda","authors":"S. Sulistyowati, Yulita Nurchayati, Nintya Setiari","doi":"10.14710/baf.6.1.2021.26-34","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.6.1.2021.26-34","url":null,"abstract":"Tomat merupakan tanaman familia Solanaceae yang memiliki nilai ekonomis. Penyediaan air yang cukup selama budidaya mempengaruhi pertumbuhan dan produksi buah tomat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan dan produksi buah tomat. Penelitian dilakukan di rumah percobaan dan Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Departemen Biologi FSM UNDIP. Desain penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan yaitu frekuensi penyiraman setiap hari, frekuensi penyiraman dua hari sekali, dan frekuensi penyiraman tiga hari sekali. Percobaan dilakukan dengan lima ulangan. Data dianalisis menggunakan analisis varians (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi penyiraman berpengaruh terhadap tinggi tanaman, bobot segar tanaman, waktu muncul bunga, jumlah buah, berat buah dan kandungan karotenoid buah tomat. Semakin sering frekuensi penyiraman dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi buah tetapi semakin berkurang frekuensi penyiraman maka berdampak pada kandungan karotenoid buahnya.","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134272669","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-28DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.1-6
Muhammad Anwar Djaelani, Kasiyati Kasiyati, Sunarno Sunarno
Penelitian ini dirancang untuk melihat pengaruh tepung daun kelor sebagai imbuhan pakan terhadap kadar kolesterol total, kadar LDL dan kadar HDL daging ayam petelur jantan. Penelitian ini bertujuan menganalisis perubahan fisiologis yang terjadi pada profil lipid daging ayam petelur jantan terkait dengan pemberian tepung daun kelor sebagai imbuhan pakan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan, terdiri atas satu perlakuan kelompok kontrol dan empat kelompok perlakuan dengan pakan basal yang diberi imbuhan berbagai kadar tepung daun kelor. Kelompok perlakuan pada penelitian ini adalah K0: Pakan basal, tanpa imbuhan tepung daun kelor (kontrol) K1: Pakan basal yang diberi imbuhan tepung daun kelor 1% K2: Pakan basal yang diberi imbuhan tepung daun kelor 2% K3: Pakan basal yang diberi imbuhan tepung daun kelor 3% K4: Pakan basal yang diberi imbuhan tepung daun kelor 4%.Variabel yang diamati adalah kadar kolesterol total daging, LDL daging, serta HDL daging ayam petelur jantan. Analisis data dilakukan dengan Anova Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan yang nyata kadar kolesterol total daging dan kadar LDL daging, serta peningkatan kadar HDL daging ayam yang nyata (P < 0.05).Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun kelor sebagai imbuhan pakan berpotensi memperbaiki performa lipid daging ayamKata kunci : Daging ayam, kelor, kolesterol, LDL ,HDL
{"title":"Pemeriksaan Kolesterol , LDL, dan HDL Daging Ayam Petelur Jantan dengan Pakan Berimbuhan Serbuk Daun Kelor","authors":"Muhammad Anwar Djaelani, Kasiyati Kasiyati, Sunarno Sunarno","doi":"10.14710/baf.6.1.2021.1-6","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.6.1.2021.1-6","url":null,"abstract":"Penelitian ini dirancang untuk melihat pengaruh tepung daun kelor sebagai imbuhan pakan terhadap kadar kolesterol total, kadar LDL dan kadar HDL daging ayam petelur jantan. Penelitian ini bertujuan menganalisis perubahan fisiologis yang terjadi pada profil lipid daging ayam petelur jantan terkait dengan pemberian tepung daun kelor sebagai imbuhan pakan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan, terdiri atas satu perlakuan kelompok kontrol dan empat kelompok perlakuan dengan pakan basal yang diberi imbuhan berbagai kadar tepung daun kelor. Kelompok perlakuan pada penelitian ini adalah K0: Pakan basal, tanpa imbuhan tepung daun kelor (kontrol) K1: Pakan basal yang diberi imbuhan tepung daun kelor 1% K2: Pakan basal yang diberi imbuhan tepung daun kelor 2% K3: Pakan basal yang diberi imbuhan tepung daun kelor 3% K4: Pakan basal yang diberi imbuhan tepung daun kelor 4%.Variabel yang diamati adalah kadar kolesterol total daging, LDL daging, serta HDL daging ayam petelur jantan. Analisis data dilakukan dengan Anova Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan yang nyata kadar kolesterol total daging dan kadar LDL daging, serta peningkatan kadar HDL daging ayam yang nyata (P < 0.05).Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun kelor sebagai imbuhan pakan berpotensi memperbaiki performa lipid daging ayamKata kunci : Daging ayam, kelor, kolesterol, LDL ,HDL","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117043450","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}