Pub Date : 2021-04-28DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.90-95
Danar Janu Adjie, Silvana Tana, T. Saraswati
ABSTRAKPuyuh merupakan salah satu komoditi peternakan yang mempunyai peran dalam pemenuhan kebutuhan akan protein hewani berupa telur dan daging. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar trigliserida daging puyuh pada keturunan F1 betina dari induk puyuh yang diberi suplemen tepung kunyit dalam pakan sebagai upaya menghasilkan anak puyuh kualitas unggul dengan kondisi fisiologis yang baik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan percobaan yang digunakan adalah 15 ekor puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica L.) betina, yang dibagi kedalam 3 kelompok perlakuan dengan 5 kali ulangan, yaitu K0: keturunan F1 betina dari induk yang tidak diberi suplemen tepung kunyit,K1: keturunan F1 betina dari induk puyuh yang diberi suplemen tepung kunyit dengan dosis 54 mg/ekor/hari sebelum masa kelamin dan K2 : keturunan F1 betina dari induk puyuh yang diberi sumplemen tepung kunyit dengan dosis 108 mg/ekor/hari sebelum masa kelamin. Data dianalisis dengan menggunakan analisis of varian (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi pakan harian, konsumsi minum harian dan kadar trigliserida daging pada keturunan F1 betina dari induk yang diberi suplemen tepung kunyit tidak berbeda nyata, sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi fisiologis pada keturunan F1 betina dalam kondisi normal.
{"title":"Kadar Trigliserida Daging Keturunan F1 Betina dari Induk Puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica L.) yang Diberi Suplemen Tepung Kunyit (Curcuma longa L.) dalam Pakan.","authors":"Danar Janu Adjie, Silvana Tana, T. Saraswati","doi":"10.14710/baf.6.1.2021.90-95","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.6.1.2021.90-95","url":null,"abstract":"ABSTRAKPuyuh merupakan salah satu komoditi peternakan yang mempunyai peran dalam pemenuhan kebutuhan akan protein hewani berupa telur dan daging. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar trigliserida daging puyuh pada keturunan F1 betina dari induk puyuh yang diberi suplemen tepung kunyit dalam pakan sebagai upaya menghasilkan anak puyuh kualitas unggul dengan kondisi fisiologis yang baik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan percobaan yang digunakan adalah 15 ekor puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica L.) betina, yang dibagi kedalam 3 kelompok perlakuan dengan 5 kali ulangan, yaitu K0: keturunan F1 betina dari induk yang tidak diberi suplemen tepung kunyit,K1: keturunan F1 betina dari induk puyuh yang diberi suplemen tepung kunyit dengan dosis 54 mg/ekor/hari sebelum masa kelamin dan K2 : keturunan F1 betina dari induk puyuh yang diberi sumplemen tepung kunyit dengan dosis 108 mg/ekor/hari sebelum masa kelamin. Data dianalisis dengan menggunakan analisis of varian (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi pakan harian, konsumsi minum harian dan kadar trigliserida daging pada keturunan F1 betina dari induk yang diberi suplemen tepung kunyit tidak berbeda nyata, sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi fisiologis pada keturunan F1 betina dalam kondisi normal. ","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114914434","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-28DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.49-55
Sri Isdadiyanto, Agung Janika Sitasiwi, Siti Muflichatun Mardiati
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica) terhadap kadar apoprotein A dan apoprotein B tikus putih (Rattus norvegicus L.) yang diberi pakan tinggi lemak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, sebanyak 24 ekor tikus putih jantan dewasa digunakan sebagai hewan uji, dibagi 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan meliputi P0 (control), P1 (pakan tinggi lemak), P2 (simvastatin 8 mg), P3; P4; dan P5 (uji dosis ekstrak etanol daun mimba 75; 100; dan 125 mg). Hari terakir perlakuan, hewan dikorbankan dan diambil darahnya untuk analisis kadar apoprotein A dan apoprotein B. Kadar apoprotein A dan apoprotein B serum darah ditentukan dengan metode colorimetric enzymatic menggunakan cobas c reagents kits. Kadar apoprotein A dan apoprotein B serum darah diukur dengan menggunakan Roche/Hitachi cobas c systems automatically calculate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan tinggi lemak berpengaruh meningkatkan kadar apoprotein B, ekstrak etanol daun mimba berpengaruh meningkatkan kadar apoprotein A dan menurunkan kadar apoprotein B.
{"title":"Kadar Apoprotein A dan Apoprotein B Serum Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) yang diinduksi Pakan Tinggi Lemak Setelah diberi Ekstrak Etanol Daun Mimba (Azadirachta indica)","authors":"Sri Isdadiyanto, Agung Janika Sitasiwi, Siti Muflichatun Mardiati","doi":"10.14710/baf.6.1.2021.49-55","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.6.1.2021.49-55","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica) terhadap kadar apoprotein A dan apoprotein B tikus putih (Rattus norvegicus L.) yang diberi pakan tinggi lemak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, sebanyak 24 ekor tikus putih jantan dewasa digunakan sebagai hewan uji, dibagi 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan meliputi P0 (control), P1 (pakan tinggi lemak), P2 (simvastatin 8 mg), P3; P4; dan P5 (uji dosis ekstrak etanol daun mimba 75; 100; dan 125 mg). Hari terakir perlakuan, hewan dikorbankan dan diambil darahnya untuk analisis kadar apoprotein A dan apoprotein B. Kadar apoprotein A dan apoprotein B serum darah ditentukan dengan metode colorimetric enzymatic menggunakan cobas c reagents kits. Kadar apoprotein A dan apoprotein B serum darah diukur dengan menggunakan Roche/Hitachi cobas c systems automatically calculate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan tinggi lemak berpengaruh meningkatkan kadar apoprotein B, ekstrak etanol daun mimba berpengaruh meningkatkan kadar apoprotein A dan menurunkan kadar apoprotein B.","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130151870","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-04-28DOI: 10.14710/baf.6.1.2021.81-89
Skolastika Dara Sabatini, Rini Budihastuti, Sri Widodo Agung Suedy, A. Subagio
Silika (Si) merupakan unsur penting yang dibutuhkan terutama pada tumbuhan kelompok Poaceae (Gramineae) dalam mendukung pertumbuhan dan produksinya, termasuk tanaman padi (Oryza sativa L.). Padi beras merah merupakan salah satu sumber pangan fungsional karena mengandung antosianin sebagai antioksidan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia. Kendala budidaya padi beras merah saat ini adalah produksi yang rendah, salah satunya disebabkan ketersediaan Silika (Si) yang terbatas dan cenderung menurun pada tanah sawah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk Nanosilika pada produksi dan kandungan antosianin padi beras merah. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yaitu konsentrasi pupuk Nanosilika yang diberikan (P0:0ml/L, P1:2,5 ml/L, P2: 5 ml/L, P3: 7,5 ml/L, P4: 10 ml/L). Paramater yang diukur: panjang malai, jumlah gabah per malai, persentase gabah berisi, persentase gabah hampa, berat gabah per rumpun, jumlah gabah per 1g, serta kandungan antosianin. Analisis data menggunakan Analysis of Variance dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test dengan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan Nanosilika (P1 sampai P4) berpengaruh pada peningkatan produksi dan kandungan antosianin padi beras merah. Perlakuan P4 (10ml/L) memberikan pengaruh yang tertinggi pada produksi dan kandungan antosianin tanaman padi beras merah.
{"title":"Pengaruh Pemberian Pupuk Nanosilika terhadap Produksi dan Kandungan Antosianin pada Padi Beras Merah","authors":"Skolastika Dara Sabatini, Rini Budihastuti, Sri Widodo Agung Suedy, A. Subagio","doi":"10.14710/baf.6.1.2021.81-89","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.6.1.2021.81-89","url":null,"abstract":"Silika (Si) merupakan unsur penting yang dibutuhkan terutama pada tumbuhan kelompok Poaceae (Gramineae) dalam mendukung pertumbuhan dan produksinya, termasuk tanaman padi (Oryza sativa L.). Padi beras merah merupakan salah satu sumber pangan fungsional karena mengandung antosianin sebagai antioksidan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia. Kendala budidaya padi beras merah saat ini adalah produksi yang rendah, salah satunya disebabkan ketersediaan Silika (Si) yang terbatas dan cenderung menurun pada tanah sawah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk Nanosilika pada produksi dan kandungan antosianin padi beras merah. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yaitu konsentrasi pupuk Nanosilika yang diberikan (P0:0ml/L, P1:2,5 ml/L, P2: 5 ml/L, P3: 7,5 ml/L, P4: 10 ml/L). Paramater yang diukur: panjang malai, jumlah gabah per malai, persentase gabah berisi, persentase gabah hampa, berat gabah per rumpun, jumlah gabah per 1g, serta kandungan antosianin. Analisis data menggunakan Analysis of Variance dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test dengan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan Nanosilika (P1 sampai P4) berpengaruh pada peningkatan produksi dan kandungan antosianin padi beras merah. Perlakuan P4 (10ml/L) memberikan pengaruh yang tertinggi pada produksi dan kandungan antosianin tanaman padi beras merah.","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114132023","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-10-10DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.90-95
Fajriyah Rizki Nazila, Tyas Rini Saraswati, S. Tana
Kurkumin dalam kunyit mengandung atioksidan yang berpotensi memperbaiki gangguan eritropoiesis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh serbuk kunyit dan kurkumin terhadap status darah mencit (Mus musculus L.) yang diberi minuman beralkohol (ciu). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 20 ekor mencit jantan berbobot seragam yaitu 0.03 kg, dibagi ke dalam 4 kelompok perlakuan dan 5 kali ulangan. R0 merupakan kontrol, R1 hanya diberi alkohol (ciu), R2 mencit yang telah diberikan alkohol (ciu) kemudian diberi serbuk kunyit, R3 mencit yang telah diberi alkohol (ciu) kemudian diberi serbuk kurkumin. Data dianalisis menggunakan uji ANNOVA, dilanjutkan uji Duncan pada taraf signifikasi 95%. Hasil penelitian berbeda nyata (P<0.05) pada bobot badan dan tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin. Berdasarkan penelitian pemberian serbuk kunyit 0.1 g dan serbuk kurkumin 0.01 g belum mampu meningkatkan bobot badan, jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin. akan tetapi berpotensi memperbaiki fungsi fisiologis dan metabolisme mencit.Kata kunci: Ciu, Mus musculus L., bobot badan, jumlah leukosit, kadar hemoglobin
{"title":"Efek Serbuk Kunyit dan Kurkumin Terhadap Status Darah (Mus musculus L.) yang Diberi Minuman Beralkohol (Ciu)","authors":"Fajriyah Rizki Nazila, Tyas Rini Saraswati, S. Tana","doi":"10.14710/baf.5.2.2020.90-95","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.2.2020.90-95","url":null,"abstract":"Kurkumin dalam kunyit mengandung atioksidan yang berpotensi memperbaiki gangguan eritropoiesis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh serbuk kunyit dan kurkumin terhadap status darah mencit (Mus musculus L.) yang diberi minuman beralkohol (ciu). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 20 ekor mencit jantan berbobot seragam yaitu 0.03 kg, dibagi ke dalam 4 kelompok perlakuan dan 5 kali ulangan. R0 merupakan kontrol, R1 hanya diberi alkohol (ciu), R2 mencit yang telah diberikan alkohol (ciu) kemudian diberi serbuk kunyit, R3 mencit yang telah diberi alkohol (ciu) kemudian diberi serbuk kurkumin. Data dianalisis menggunakan uji ANNOVA, dilanjutkan uji Duncan pada taraf signifikasi 95%. Hasil penelitian berbeda nyata (P<0.05) pada bobot badan dan tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin. Berdasarkan penelitian pemberian serbuk kunyit 0.1 g dan serbuk kurkumin 0.01 g belum mampu meningkatkan bobot badan, jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin. akan tetapi berpotensi memperbaiki fungsi fisiologis dan metabolisme mencit.Kata kunci: Ciu, Mus musculus L., bobot badan, jumlah leukosit, kadar hemoglobin","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121238961","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-10-10DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.174-182
Himmatul Ulya, Rejeki Siti Ferniah, Sri Darmanti
Cabai merah merupakan komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani, namun penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh infeksi fungi Fusarium oxysporum menjadi kendala utama dalam budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respons fisiologi tanaman cabai kultivar Lembang-1 pada umur tanaman yang berbeda terhadap infeksi F.oxysporum. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2x2. Faktor pertama adalah infeksi F.oxysporum (diinfeksi dan tidak diinfeksi) dan faktor kedua adalah umur tanaman cabai saat infeksi (35 dan 75 hari setelah tanam). Masing-masing perlakuan dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah panjang dan lebar porus stomata, kadar pigmen fotosintesis dan pertumbuhan relative tanaman cabai. Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (Anova) dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman cabai yang diinfeksi F.oxysporum pada umur 35 SHT lebih responsif dibanding dengan yang diinfeksi pada umur 75 SHT. Respon fisiologinya tanaman cabai yang diinfeksi pada hari ke 35 setelah tanam adalah penyempitan lebar porus stomata sebesar 31,2%, penurunan kadar pigmen klorofil dan karotenoid sebesar 18%, penurunan tinggi batang 10,4% dan penurunan panjang akar 15,9%.Kata Kunci: defisiensi air, infeksi fungi, stomata, xylem
{"title":"Respons Fisiologi Tanaman Cabai (Capsicum annuum) Var. Lembang 1 Terhadap Infeksi Fusarium oxysporum pada Umur Tanaman yang Berbeda","authors":"Himmatul Ulya, Rejeki Siti Ferniah, Sri Darmanti","doi":"10.14710/baf.5.2.2020.174-182","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.2.2020.174-182","url":null,"abstract":"Cabai merah merupakan komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani, namun penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh infeksi fungi Fusarium oxysporum menjadi kendala utama dalam budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respons fisiologi tanaman cabai kultivar Lembang-1 pada umur tanaman yang berbeda terhadap infeksi F.oxysporum. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2x2. Faktor pertama adalah infeksi F.oxysporum (diinfeksi dan tidak diinfeksi) dan faktor kedua adalah umur tanaman cabai saat infeksi (35 dan 75 hari setelah tanam). Masing-masing perlakuan dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah panjang dan lebar porus stomata, kadar pigmen fotosintesis dan pertumbuhan relative tanaman cabai. Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (Anova) dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman cabai yang diinfeksi F.oxysporum pada umur 35 SHT lebih responsif dibanding dengan yang diinfeksi pada umur 75 SHT. Respon fisiologinya tanaman cabai yang diinfeksi pada hari ke 35 setelah tanam adalah penyempitan lebar porus stomata sebesar 31,2%, penurunan kadar pigmen klorofil dan karotenoid sebesar 18%, penurunan tinggi batang 10,4% dan penurunan panjang akar 15,9%.Kata Kunci: defisiensi air, infeksi fungi, stomata, xylem","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116931118","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-10-10DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.183-189
Siti Umi Shofiyatin, Sri Darmanti, S. W. Suedy
Gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki kehadirannya karena berpotensi alelopati. Alelopati merupakan interaksi antar tanaman dengan perantaraan senyawa alelokimia yang dilepaskan ke lingkungan. Alelokimia dapat menghambat pertumbuhan tanaman di sekitarnya. Kirinyuh (Cromolaena odorata L.) adalah salah satu gulma yang banyak dijumpai di berbagai lahan budidaya. Kedelai [Glycine max (L.) Merr ] merupakan komoditas pertanian sumber pangan yang berprotein tinggi. Keberadaan gulma, termasuk diantaranya C. odorata merupakan salah satu kendala penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh alelokimia ekstrak daun C. odorata L. terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal berupa konsentrasi ekstrak daun C. Odorata yaitu 0%, 20%, 40%, 60% dan 80%, tiap unit perlakuan dengan lima ulangan. Data kuantitatif dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjut dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95% (α=5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alelokimia pada ekstrak daun gulma kirinyuh (C. odorata L.) berpotensi menghambat pertumbuhan vegetataif tanaman kedelai. Penurunan kandungan klorofil total dan pertumbuhan vegetatif secara efektif terjadi mulai konsentrasi ekstrak 40% dan semakin tinggi konsentrasi ekstrak, penurunan nilai parameter yang diukur semakin besar. Kata Kunci: alelopati, alelokimia, gangguan gulma.
{"title":"Pengaruh Alelokimia Ekstrak Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Kedelai [Glycine max (L.) Merr]","authors":"Siti Umi Shofiyatin, Sri Darmanti, S. W. Suedy","doi":"10.14710/baf.5.2.2020.183-189","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.2.2020.183-189","url":null,"abstract":"Gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki kehadirannya karena berpotensi alelopati. Alelopati merupakan interaksi antar tanaman dengan perantaraan senyawa alelokimia yang dilepaskan ke lingkungan. Alelokimia dapat menghambat pertumbuhan tanaman di sekitarnya. Kirinyuh (Cromolaena odorata L.) adalah salah satu gulma yang banyak dijumpai di berbagai lahan budidaya. Kedelai [Glycine max (L.) Merr ] merupakan komoditas pertanian sumber pangan yang berprotein tinggi. Keberadaan gulma, termasuk diantaranya C. odorata merupakan salah satu kendala penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh alelokimia ekstrak daun C. odorata L. terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal berupa konsentrasi ekstrak daun C. Odorata yaitu 0%, 20%, 40%, 60% dan 80%, tiap unit perlakuan dengan lima ulangan. Data kuantitatif dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjut dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95% (α=5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alelokimia pada ekstrak daun gulma kirinyuh (C. odorata L.) berpotensi menghambat pertumbuhan vegetataif tanaman kedelai. Penurunan kandungan klorofil total dan pertumbuhan vegetatif secara efektif terjadi mulai konsentrasi ekstrak 40% dan semakin tinggi konsentrasi ekstrak, penurunan nilai parameter yang diukur semakin besar. Kata Kunci: alelopati, alelokimia, gangguan gulma.","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123843394","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang berpotensi dalam diversifikasi pangan, namun perbanyakan bibit dengan umbi tidak efektif untuk persediaan bibit nasional. Solusi dari permasalahan tersebut adalah perbanyakan dengan kultur jaringan melalui teknik organogenesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis jenis eksplan dan konsentrasi TDZ yang tepat untuk meningkatkan respon viabilitas dan organogenesis eksplan. Metode yang digunakan adalah induksi organogenesis. Eksplan batang dipotong melintang dan diinisiasi dalam media MS dengan konsentrasi TDZ berbeda. Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2x4. Faktor pertama adalah jenis eksplan (batang tanpa tunas atau B0 dan batang bertunas atau B1), dan faktor kedua adalah konsentrasi TDZ (0ppm atau T0, 4,5ppm atau T4,5, 6ppm atau T6 dan 7,5ppm atau T7,5). Parameter yang diamati adalah persentase eksplan steril, persentase eksplan hidup, jumlah tunas, jumlah daun dan jumlah akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis eksplan batang bertunas cenderung meningkatkan viabilitas dan persentase eksplan hidup daripada jenis eksplan batang tanpa tunas, sedangkan peningkatan konsentrasi TDZ cenderung menurunkan viabilitas dan persentase eksplan hidup. Jenis eksplan dan konsentrasi TDZ mempengaruhi secara nyata jumlah tunas, daun dan akar. Peningkatan konsentrasi TDZ sampai 4,5ppm merupakan konsentrasi optimal dalam meningkatkan jumlah tunas dan daun. Kata kunci : Solanum tuberosum, TDZ, jenis eksplan, , viabilitas, organogenesis
{"title":"Respon Eksplan Batang Kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap Perlakuan Konsentrasi Thidiazuron (TDZ) pada Media MS secara In Vitro","authors":"Jefri Saputro, Nintya Setiari, Yulita Nurchayati, Munifatul Izzati","doi":"10.14710/baf.5.2.2020.147-156","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.2.2020.147-156","url":null,"abstract":"Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang berpotensi dalam diversifikasi pangan, namun perbanyakan bibit dengan umbi tidak efektif untuk persediaan bibit nasional. Solusi dari permasalahan tersebut adalah perbanyakan dengan kultur jaringan melalui teknik organogenesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis jenis eksplan dan konsentrasi TDZ yang tepat untuk meningkatkan respon viabilitas dan organogenesis eksplan. Metode yang digunakan adalah induksi organogenesis. Eksplan batang dipotong melintang dan diinisiasi dalam media MS dengan konsentrasi TDZ berbeda. Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2x4. Faktor pertama adalah jenis eksplan (batang tanpa tunas atau B0 dan batang bertunas atau B1), dan faktor kedua adalah konsentrasi TDZ (0ppm atau T0, 4,5ppm atau T4,5, 6ppm atau T6 dan 7,5ppm atau T7,5). Parameter yang diamati adalah persentase eksplan steril, persentase eksplan hidup, jumlah tunas, jumlah daun dan jumlah akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis eksplan batang bertunas cenderung meningkatkan viabilitas dan persentase eksplan hidup daripada jenis eksplan batang tanpa tunas, sedangkan peningkatan konsentrasi TDZ cenderung menurunkan viabilitas dan persentase eksplan hidup. Jenis eksplan dan konsentrasi TDZ mempengaruhi secara nyata jumlah tunas, daun dan akar. Peningkatan konsentrasi TDZ sampai 4,5ppm merupakan konsentrasi optimal dalam meningkatkan jumlah tunas dan daun. Kata kunci : Solanum tuberosum, TDZ, jenis eksplan, , viabilitas, organogenesis","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114234942","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-10-10DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.96-102
F. Avianti, T. Saraswati, Silvana Tana
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar protein daging dan bobot karkas puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica) setelah diberi suplemen kurkumin serta serbuk kunyit. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan uji yang digunakan sebanyak 24 ekor puyuh jepang yang dibagi dalam 3 perlakuan yang terdiri dari P0: puyuh jepang yang tidak diberi suplemen kurkumin maupun kunyit (kontrol), P1: puyuh jepang yang diberi suplemen kurkumin kasar 0,15 mg/ekor, dan P2: puyuh jepang yang diberi serbuk kunyit kadar 108 mg/ekor. Parameter yang diamati yaitu konsumsi pakan, konsumsi minum, kadar protein daging dan bobot karkas. Data yang diperoleh, dianalisis menggunakan ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemberian suplemen kurkumin serta serbuk kunyit memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan kadar protein daging, namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan konsumsi pakan, konsumsi minum dan bobot karkas puyuh jepang. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian suplemen kurkumin serta kunyit pada puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica) dapat meningkatkan metabolisme protein sehingga kadar protein daging meningkat dan mendukung performa puyuh jepang. Kata kunci: puyuh jepang, kurkumin, serbuk kunyit
{"title":"Efek Pemberian Suplemen Kurkumin serta Serbuk Kunyit terhadap Kadar Protein Daging dan Bobot Karkas Puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica)","authors":"F. Avianti, T. Saraswati, Silvana Tana","doi":"10.14710/baf.5.2.2020.96-102","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.2.2020.96-102","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar protein daging dan bobot karkas puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica) setelah diberi suplemen kurkumin serta serbuk kunyit. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan uji yang digunakan sebanyak 24 ekor puyuh jepang yang dibagi dalam 3 perlakuan yang terdiri dari P0: puyuh jepang yang tidak diberi suplemen kurkumin maupun kunyit (kontrol), P1: puyuh jepang yang diberi suplemen kurkumin kasar 0,15 mg/ekor, dan P2: puyuh jepang yang diberi serbuk kunyit kadar 108 mg/ekor. Parameter yang diamati yaitu konsumsi pakan, konsumsi minum, kadar protein daging dan bobot karkas. Data yang diperoleh, dianalisis menggunakan ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemberian suplemen kurkumin serta serbuk kunyit memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan kadar protein daging, namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan konsumsi pakan, konsumsi minum dan bobot karkas puyuh jepang. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian suplemen kurkumin serta kunyit pada puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica) dapat meningkatkan metabolisme protein sehingga kadar protein daging meningkat dan mendukung performa puyuh jepang. Kata kunci: puyuh jepang, kurkumin, serbuk kunyit","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128384525","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-10-10DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.129-137
Eka Wahyu Ningrum, Sri Isdadiyanto, Siti Muflichatun Mardiati
Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) mengandung antioksidan yang berpotensi untuk memperbaiki kerusakan pankreas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ekstrak etanol daun mimba terhadap histopatologi pankreas tikus putih (Rattus norvegicus L.) yang diberi pakan tinggi lemak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 kali pengulangan. Perlakuan meliputi kontrol (P0), pakan tinggi lemak (P1), simvastatin 8 mg (P2), dan uji dosis ekstrak etanol daun mimba 75; 100; dan 125 mg (P3; P4; dan P5). Parameter yang diukur adalah diameter dan luas pulau langerhans. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun mimba tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap diameter dan luas pulau langerhans serta tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap skoring kerusakan pulau langerhans tikus putih. Kesimpulan dari penelitian ini adalah esktrak etanol daun mimba dengan dosis 75; 100; dan 125 mg tidak dapat meningkatkan diameter dan luas pulau langerhans tikus putih yang diberi pakan tinggi lemak. Kata kunci : ekstrak etanol daun Mimba, pakan tinggi lemak, pulau langerhans, tikus putih
{"title":"Histopatologi Pankreas Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) yang Diberi Pakan Tinggi Lemak dan Paparan Ekstrak Etanol Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss)","authors":"Eka Wahyu Ningrum, Sri Isdadiyanto, Siti Muflichatun Mardiati","doi":"10.14710/baf.5.2.2020.129-137","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.2.2020.129-137","url":null,"abstract":"Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) mengandung antioksidan yang berpotensi untuk memperbaiki kerusakan pankreas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ekstrak etanol daun mimba terhadap histopatologi pankreas tikus putih (Rattus norvegicus L.) yang diberi pakan tinggi lemak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 kali pengulangan. Perlakuan meliputi kontrol (P0), pakan tinggi lemak (P1), simvastatin 8 mg (P2), dan uji dosis ekstrak etanol daun mimba 75; 100; dan 125 mg (P3; P4; dan P5). Parameter yang diukur adalah diameter dan luas pulau langerhans. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun mimba tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap diameter dan luas pulau langerhans serta tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap skoring kerusakan pulau langerhans tikus putih. Kesimpulan dari penelitian ini adalah esktrak etanol daun mimba dengan dosis 75; 100; dan 125 mg tidak dapat meningkatkan diameter dan luas pulau langerhans tikus putih yang diberi pakan tinggi lemak. Kata kunci : ekstrak etanol daun Mimba, pakan tinggi lemak, pulau langerhans, tikus putih","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133485855","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-10-10DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.198-205
Harmigita Putri Fitriani, E. Hastuti, E. Prihastanti
Kacang tanah merupakan salah satu bahan industri. Produksi kacang tanah di Indonesia meningkat namun belum dapat mengimbangi konsumsi dalam negeri. Produksi mempengaruhi penggunaan pupuk kimia yang seharusnya dikurangi karena dampak negatifnya terhadap lingkungan. Pupuk organik cair merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Salah satu bahan yang dapat dijadikan pupuk organik cair ialah air kelapa, urin sapi, dan air cucian beras. Limbah organik cair ini mengandung unsur hara yang dapat memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah sehingga mampu meningkatkan perkecambahan biji dan pertumbuhan tanaman kacang tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon perkecambahan biji dan pertumbuhan tanaman kacang tanah terhadap berbagai limbah organik cair. Penelitian dilakukan menggunakan RAL dengan 4 perlakuan, yaitu kontrol, air kelapa konsentrasi 100%, urin sapi konsentrasi 30%, dan air cucian beras konsentrasi 100% dan 5 ulangan. Parameter yang diamati ialah panjang radikula, berat basah kecambah, berat kering kecambah, tinggi tanaman, jumlah daun, umur pembungaan, jumlah bunga, berat basah tanaman, dan berat kering tanaman. Analisis data menggunakan ANOVA dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan limbah organik cair memiliki kecenderungan meningkatkan perkecambahan biji dan pertumbuhan tanaman kacang tanah. Konsentrasi urin sapi 30% memberikan pengaruh yang paling baik terhadap perkecambahan biji dan pertumbuhan tanaman kacang tanah.Kata kunci : kacang tanah, air kelapa, urin sapi, air cucian beras
{"title":"Respon Perkecambahan Biji dan Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Berbagai Limbah Organik","authors":"Harmigita Putri Fitriani, E. Hastuti, E. Prihastanti","doi":"10.14710/baf.5.2.2020.198-205","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.2.2020.198-205","url":null,"abstract":"Kacang tanah merupakan salah satu bahan industri. Produksi kacang tanah di Indonesia meningkat namun belum dapat mengimbangi konsumsi dalam negeri. Produksi mempengaruhi penggunaan pupuk kimia yang seharusnya dikurangi karena dampak negatifnya terhadap lingkungan. Pupuk organik cair merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Salah satu bahan yang dapat dijadikan pupuk organik cair ialah air kelapa, urin sapi, dan air cucian beras. Limbah organik cair ini mengandung unsur hara yang dapat memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah sehingga mampu meningkatkan perkecambahan biji dan pertumbuhan tanaman kacang tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon perkecambahan biji dan pertumbuhan tanaman kacang tanah terhadap berbagai limbah organik cair. Penelitian dilakukan menggunakan RAL dengan 4 perlakuan, yaitu kontrol, air kelapa konsentrasi 100%, urin sapi konsentrasi 30%, dan air cucian beras konsentrasi 100% dan 5 ulangan. Parameter yang diamati ialah panjang radikula, berat basah kecambah, berat kering kecambah, tinggi tanaman, jumlah daun, umur pembungaan, jumlah bunga, berat basah tanaman, dan berat kering tanaman. Analisis data menggunakan ANOVA dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan limbah organik cair memiliki kecenderungan meningkatkan perkecambahan biji dan pertumbuhan tanaman kacang tanah. Konsentrasi urin sapi 30% memberikan pengaruh yang paling baik terhadap perkecambahan biji dan pertumbuhan tanaman kacang tanah.Kata kunci : kacang tanah, air kelapa, urin sapi, air cucian beras","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114988746","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}