Pub Date : 2019-08-31DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.144-151
Lulu Fatikhatul Maryamah, F. Kusmiyati, Syaiful Anwar
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) merupakan senyawa organik yang dapat mengatur proses fisiologi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh komposisi media dan konsentrasi NAA serta kombinasi media dan NAA terhadap pertumbuhan lili pada tahap aklimatisasi. Penelitian dilakukan di rumah plastik di kecamatan Tembalang dan Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial 3 x 5 dengan ulangan 3 kali. Faktor pertama adalah berbagai komposisi media tanam yaitu arang sekam dan kompos, yang terdiri dari M1 (1 : 1), M2 (2 : 1) dan M3 (3 : 1). Faktor kedua adalah konsentrasi NAA terdiri dari D0 (0 ppm), D1 (2,5 ppm), D2 (5 ppm), D3 (7,5 ppm), D4 (10 ppm). Analisis data menggunakan uji anova dengan taraf signifikan 5%, jika ada perbedaan akan diuji lanjut dengan uji Duncan Multiple Range-Test (DMRT) pada taraf α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan berbagai komposisi media menghasilkan umur bertunas, tinggi tanaman, panjang akar dan bobot segar yang berbeda nyata, tapi jumlah akar yang tidak berbeda nyata. Komposisi terbaik didapatkan pada arang sekam dan kompos pada perbandingan 3:1. Konsentrasi NAA menghasilkan umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar dan bobot segar yang tidak berbeda nyata. Kata kunci : lili, komposisi media, konsentrasi dan NAA
{"title":"Pertumbuhan Lili (Lilium longiflorum) Pada Berbagai Komposisi Media Tanam dan Zat Pengatur Tumbuh Naphthalene Acetic Acid (NAA) pada Tahap Aklimatisasi","authors":"Lulu Fatikhatul Maryamah, F. Kusmiyati, Syaiful Anwar","doi":"10.14710/baf.4.2.2019.144-151","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.4.2.2019.144-151","url":null,"abstract":"Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) merupakan senyawa organik yang dapat mengatur proses fisiologi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh komposisi media dan konsentrasi NAA serta kombinasi media dan NAA terhadap pertumbuhan lili pada tahap aklimatisasi. Penelitian dilakukan di rumah plastik di kecamatan Tembalang dan Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial 3 x 5 dengan ulangan 3 kali. Faktor pertama adalah berbagai komposisi media tanam yaitu arang sekam dan kompos, yang terdiri dari M1 (1 : 1), M2 (2 : 1) dan M3 (3 : 1). Faktor kedua adalah konsentrasi NAA terdiri dari D0 (0 ppm), D1 (2,5 ppm), D2 (5 ppm), D3 (7,5 ppm), D4 (10 ppm). Analisis data menggunakan uji anova dengan taraf signifikan 5%, jika ada perbedaan akan diuji lanjut dengan uji Duncan Multiple Range-Test (DMRT) pada taraf α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan berbagai komposisi media menghasilkan umur bertunas, tinggi tanaman, panjang akar dan bobot segar yang berbeda nyata, tapi jumlah akar yang tidak berbeda nyata. Komposisi terbaik didapatkan pada arang sekam dan kompos pada perbandingan 3:1. Konsentrasi NAA menghasilkan umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar dan bobot segar yang tidak berbeda nyata. Kata kunci : lili, komposisi media, konsentrasi dan NAA","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116847067","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-31DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.175-181
Zul Aida Mangesti, S. Budiyanto, S. Sutarno
Gunung pati merupakan daerah di kota semarang yang mempunyai curah hujan tertinggi (2400-2600 mm/tahun). Namun, hari hujan sedikit sehingga berpengaruh terhadap ketersediaan air di dalam tanah yang berakibat pada kondisi suhu dan kelembaban tanah. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui jenis mulsa serta frekuensi penyiraman yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan produksi tomat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 4 x 2 sebanyak 3 ulangan. Faktor Pertama terdiri dari penggunaan jenis mulsa dengan 4 jenis perlakuan,yaitu M0: tanpa mulsa, M1: mulsa jerami, M2: mulsa perak, M3: mulsa hitam. Faktor kedua terdiri dari frekuensi penyiraman dengan 2 taraf perlakuan, yaitu P1: 1 hari sekali dan P2: penyiraman 2 hari sekali. Variabel yang diamati adalah komponen pertumbuhan yang terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun serta produksi tanaman tomat yang terdiri dari jumlah buah, bobot buah, serta kadar air buah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan's Multiple Range Test (DMRT). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan mulsa perak frekuensi penyiraman 1 hari sekali mampu memberikan rata- rata suhu tanah terendah yaitu 29oc, memberikan rata-rata kelembaban tanah tertinggi yaitu 41,7% serta dapat memberikan hasil tertinggi pada pertumbuhan tinggi tanaman rata-rata setinggi 107,2 cm dan pada produksi tanaman memberikan rata- rata bobot buah terbesar yaitu 37,2 gr. Kata kunci : air, suhu tanah, kelembaban tanah
淀粉山是三宝垄最大的降雨量(242600毫米/年)。然而,轻微的降雨影响了土壤中的水分供应,这导致了土壤的温度和湿度条件。研究的目的是确定哪种覆盖体以及冲水频率最适合西红柿的生长和生产。本研究采用全随机设计(拉丝)分解模式4×2到3次重复。第一个因素包括使用一种有4种治疗方法的mulsa类型,即M0:无mulsa, M1:草mulsa, M2:银mulsa, M3: black mulsa。第二个因素包括浸渍频率,治疗程度为2,即P1:一天一次,P2:一天两次。观察到的变量是由植物的高度、叶子的数量和西红柿作物的产量由水果的数量、水果的重量和水果的含水量组成的生长成分。然后对邓肯的多程测试进行了反复分析。根据研究的结果可以得出结论,使用银覆盖浇水频率一天能够提供地面平均温度最低的一次即29oc,给予最高平均土壤湿度即41,7%并可以提供高增长最高的结果平均107.2厘米高的植物和水果生产的植物给平均重量最大的就是37,2 gr。关键词:水、土壤、湿度温度
{"title":"Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat (Solanum lycopersicum) pada Berbagai Jenis Penggunaan Mulsa dan Frekuensi Penyiraman","authors":"Zul Aida Mangesti, S. Budiyanto, S. Sutarno","doi":"10.14710/baf.4.2.2019.175-181","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.4.2.2019.175-181","url":null,"abstract":"Gunung pati merupakan daerah di kota semarang yang mempunyai curah hujan tertinggi (2400-2600 mm/tahun). Namun, hari hujan sedikit sehingga berpengaruh terhadap ketersediaan air di dalam tanah yang berakibat pada kondisi suhu dan kelembaban tanah. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui jenis mulsa serta frekuensi penyiraman yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan produksi tomat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 4 x 2 sebanyak 3 ulangan. Faktor Pertama terdiri dari penggunaan jenis mulsa dengan 4 jenis perlakuan,yaitu M0: tanpa mulsa, M1: mulsa jerami, M2: mulsa perak, M3: mulsa hitam. Faktor kedua terdiri dari frekuensi penyiraman dengan 2 taraf perlakuan, yaitu P1: 1 hari sekali dan P2: penyiraman 2 hari sekali. Variabel yang diamati adalah komponen pertumbuhan yang terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun serta produksi tanaman tomat yang terdiri dari jumlah buah, bobot buah, serta kadar air buah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan's Multiple Range Test (DMRT). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan mulsa perak frekuensi penyiraman 1 hari sekali mampu memberikan rata- rata suhu tanah terendah yaitu 29oc, memberikan rata-rata kelembaban tanah tertinggi yaitu 41,7% serta dapat memberikan hasil tertinggi pada pertumbuhan tinggi tanaman rata-rata setinggi 107,2 cm dan pada produksi tanaman memberikan rata- rata bobot buah terbesar yaitu 37,2 gr. Kata kunci : air, suhu tanah, kelembaban tanah","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130117791","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-31DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.122-128
Citra Riandika, T. Saraswati, Sri Isdadiyanto
Periode kebuntingan pada hewan membutuhkan nutrisi yang banyak sebagai akibat dari pemenuhan gizi indukan dan embrio. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh suplementasi telur puyuh organik terhadap kadar glukosa darah Rattus norvegicus L saat laktasi. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Rattus norvegicus L betina terdiri atas 5 perlakuan dengan 4 kali ulangan. Perlakuan pada penelitian ini terdiri atas T0: Rattus norvegicus L kontrol; T1: Rattus norvegicus L diberi suplemen telur yang diproduksi puyuh yang diberi pakan komersial; T2: Rattus norvegicus L diberi suplemen telur yang diproduksi puyuh yang diberi pakan organik standar; T3: Rattus norvegicus L diberi suplemen telur yang diproduksi puyuh yang diberi pakan organik yang mengandung daun singkong, ikan kembung dan kunyit, dan T4: Rattus norvegicus L diberi suplemen telur yang diproduksi puyuh yang diberi pakan organic yang mengandung daun singkong, rumput laut, dan kunyit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) . Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (Anova) pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa suplementasi telur puyuh organik yang tidak memberikan pengaruh (P<0.05) terhadap kadar glukosa darah. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa darah tikus putih pada periode laktasi setelah pemberian suplemen telur puyuh organik berada pada taraf normal sehingga suplemen telur puyuh organik baik dikonsumsi pada periode laktasi. Kata kunci : laktasi, telur, glukosa
{"title":"Kadar Glukosa Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) pada Periode Laktasi Setelah Pemberian Suplemen Telur Puyuh Organik","authors":"Citra Riandika, T. Saraswati, Sri Isdadiyanto","doi":"10.14710/baf.4.2.2019.122-128","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.4.2.2019.122-128","url":null,"abstract":"Periode kebuntingan pada hewan membutuhkan nutrisi yang banyak sebagai akibat dari pemenuhan gizi indukan dan embrio. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh suplementasi telur puyuh organik terhadap kadar glukosa darah Rattus norvegicus L saat laktasi. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Rattus norvegicus L betina terdiri atas 5 perlakuan dengan 4 kali ulangan. Perlakuan pada penelitian ini terdiri atas T0: Rattus norvegicus L kontrol; T1: Rattus norvegicus L diberi suplemen telur yang diproduksi puyuh yang diberi pakan komersial; T2: Rattus norvegicus L diberi suplemen telur yang diproduksi puyuh yang diberi pakan organik standar; T3: Rattus norvegicus L diberi suplemen telur yang diproduksi puyuh yang diberi pakan organik yang mengandung daun singkong, ikan kembung dan kunyit, dan T4: Rattus norvegicus L diberi suplemen telur yang diproduksi puyuh yang diberi pakan organic yang mengandung daun singkong, rumput laut, dan kunyit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) . Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (Anova) pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa suplementasi telur puyuh organik yang tidak memberikan pengaruh (P<0.05) terhadap kadar glukosa darah. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa darah tikus putih pada periode laktasi setelah pemberian suplemen telur puyuh organik berada pada taraf normal sehingga suplemen telur puyuh organik baik dikonsumsi pada periode laktasi. Kata kunci : laktasi, telur, glukosa","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122790694","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-31DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.107-115
Susan Nuraeni, M. Djaelani, S. Sunarno, Kasiyati Kasiyati
Itik lokal banyak dibudidayakan sebagai penghasil telur. Daun kelor (Moringa oleifera) mengandung nutrisi esensial, seperti asam amino dan protein yang berpotensi meningkatkan kualitas telur, terutama telur itik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tepung daun kelor terhadap kualitas fisik telur itik pengging. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dengan 4 ulangan, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pakan basal dengan tambahan tepung daun kelor 2,5; 5; 7,5; dan 10%. Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu nilai Haugh unit (HU), indeks kuning telur (IKT), dan pH telur. Sampel diambil setiap hari kemudian dikumpulkan dan dilakukan pengukuran. Data yang diperoleh dianalisis mengunakan analysis of variance (ANOVA), apabila terdapat beda nyata antar perlakuan dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis menunjukan bahwa pemberian tepung daun kelor dalam pakan itik memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) pada nilai HU dan pH putih telur, namun tidak berpengaruh (P>0,05) pada IKT, pH kuning telur, dan bobot telur. Berdasarkan nilai HU, telur pada penelitian ini dikategorikan dalam kualitas AA, dan pH putih telur tertinggi terdapat pada perlakuan 10% dengan nilai 8,66. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun kelor 7,5% dapat meningkatkan kualitas telur tanpa merubah bobot telur. Kata kunci: Itik pengging, daun kelor, kualitas telur
{"title":"Nilai Haugh Unit (HU), Indeks Kuning Telur (IKT) dan Ph Telur Itik Pengging Setelah Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.)","authors":"Susan Nuraeni, M. Djaelani, S. Sunarno, Kasiyati Kasiyati","doi":"10.14710/baf.4.2.2019.107-115","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.4.2.2019.107-115","url":null,"abstract":"Itik lokal banyak dibudidayakan sebagai penghasil telur. Daun kelor (Moringa oleifera) mengandung nutrisi esensial, seperti asam amino dan protein yang berpotensi meningkatkan kualitas telur, terutama telur itik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tepung daun kelor terhadap kualitas fisik telur itik pengging. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dengan 4 ulangan, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pakan basal dengan tambahan tepung daun kelor 2,5; 5; 7,5; dan 10%. Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu nilai Haugh unit (HU), indeks kuning telur (IKT), dan pH telur. Sampel diambil setiap hari kemudian dikumpulkan dan dilakukan pengukuran. Data yang diperoleh dianalisis mengunakan analysis of variance (ANOVA), apabila terdapat beda nyata antar perlakuan dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis menunjukan bahwa pemberian tepung daun kelor dalam pakan itik memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) pada nilai HU dan pH putih telur, namun tidak berpengaruh (P>0,05) pada IKT, pH kuning telur, dan bobot telur. Berdasarkan nilai HU, telur pada penelitian ini dikategorikan dalam kualitas AA, dan pH putih telur tertinggi terdapat pada perlakuan 10% dengan nilai 8,66. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun kelor 7,5% dapat meningkatkan kualitas telur tanpa merubah bobot telur. Kata kunci: Itik pengging, daun kelor, kualitas telur","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"143 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131040985","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-31DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.116-121
Kuwati Kuwati, E. Prihastanti
Permintaan sayuran semakin lama semakin meningkat. Peningkatan permintaan sayuran harus diimbangi dengan produktivitas. Kangkung darat merupakan sayuran daun yang penting di kawasan Asia. Kandungan gizi kangkung cukup tinggi terutama vitamin A dan vitamin C. Saat ini teknologi plasma dapat digunakan dalam bidang pertanian. Plasma lucutan pijar korona merupakan sumber ion, elektron, dan radikal bebas. Udara bebas mengandung banyak gas yang tidak dapat terserap langsung oleh tanaman. Radiasi plasma mampu mengionisasi gas dari udara menjadi bentuk ion yang ditembakkan dalam suatu bahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu radiasi plasma terhadap viabilitas, laju perkecambahan dan laju pertumbuhan biji kangkung darat. Penelitian dilakukan di Laboratorium CPR (Center Plasma Research), Universitas Diponegoro. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), dengan perlakuan perbedaan lama radiasi waktu 0, 10 menit, dan 20 menit dan pengulangan 3 kali. Parameter yang diamati viabilitas, vigor benih, dan laju perkecambahan tanaman kangkung darat. Analisis data menggunakan uji ANOVA dan uji lanjut duncan dengan taraf signifikasi 0.05. Perlakuan radiasi selama 20 menit, 10 menit dan kontrol memberikan hasil rata – rata viabilitas 87%; 73%; dan 53%, laju perkecambahan 2,1 n/hari; 2,1 n/hari; dan 2,08 n/hari pada kangkung darat. Kata kunci : radiasi, plasma pijar korona, viabilitas, vigor benih
对蔬菜的需求越来越大。蔬菜需求的增长必须与生产力相协调。羽衣甘蓝是亚洲地区重要的叶绿素。康格营养成分很高,主要是维生素A和维生素C。今天的血浆技术可以用于农业。球状日冕等离子体是离子、电子和自由基的来源。自由空气中含有许多植物无法直接吸收的气体。等离子辐射将气体从空气中电离成离子,由一种物质发射。本研究旨在确定血浆辐射的时间变化对活化、发芽速度和农谷种子生长速度的影响。这项研究是在心肺复苏术研究实验室进行的,Diponegoro大学。使用的研究设计是完全随机的,治疗长期的辐射差0、10分钟和20分钟,重复3次。可观察的参数、种子维果和陆干草甸发芽速度。使用ANOVA测试和持续的duncan测试进行的数据分析具有0.05意义。辐射治疗20分钟、10分钟和控制给出的平均结果是87%;73%;53%的发芽率是2.1 n/ day;2.1 n /天;还有坎孔陆地上的2.08天。关键词:辐射,日冕白内障等离子体,可见性,维戈尔种子
{"title":"Pengaruh Variasi Waktu Radiasi Plasma Pijar Korona Terhadap Viabilitas, Vigor Benih, Laju Perkecambahan dan Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipomoea reptans poir)","authors":"Kuwati Kuwati, E. Prihastanti","doi":"10.14710/baf.4.2.2019.116-121","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.4.2.2019.116-121","url":null,"abstract":"Permintaan sayuran semakin lama semakin meningkat. Peningkatan permintaan sayuran harus diimbangi dengan produktivitas. Kangkung darat merupakan sayuran daun yang penting di kawasan Asia. Kandungan gizi kangkung cukup tinggi terutama vitamin A dan vitamin C. Saat ini teknologi plasma dapat digunakan dalam bidang pertanian. Plasma lucutan pijar korona merupakan sumber ion, elektron, dan radikal bebas. Udara bebas mengandung banyak gas yang tidak dapat terserap langsung oleh tanaman. Radiasi plasma mampu mengionisasi gas dari udara menjadi bentuk ion yang ditembakkan dalam suatu bahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu radiasi plasma terhadap viabilitas, laju perkecambahan dan laju pertumbuhan biji kangkung darat. Penelitian dilakukan di Laboratorium CPR (Center Plasma Research), Universitas Diponegoro. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), dengan perlakuan perbedaan lama radiasi waktu 0, 10 menit, dan 20 menit dan pengulangan 3 kali. Parameter yang diamati viabilitas, vigor benih, dan laju perkecambahan tanaman kangkung darat. Analisis data menggunakan uji ANOVA dan uji lanjut duncan dengan taraf signifikasi 0.05. Perlakuan radiasi selama 20 menit, 10 menit dan kontrol memberikan hasil rata – rata viabilitas 87%; 73%; dan 53%, laju perkecambahan 2,1 n/hari; 2,1 n/hari; dan 2,08 n/hari pada kangkung darat. Kata kunci : radiasi, plasma pijar korona, viabilitas, vigor benih","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"46 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127992182","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-31DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.97-106
E. Hastuti, Endang Saptiningsih, Munifatul Izzati
Peningkatan konsumsi berbagai jenis kacang-kacangan di Indonesia saat ini mendorong adanya upaya peningkatan produktivitas tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pematahan dominansi apikal terhadap produktivitas tanaman kacang-kacangan, meliputi waktu pembungaan, jumlah polong, jumlah biji dan berat basah dan berat kering polong, mengkaji sifat polong yang dihasilkan. Penelitian dilakukan pada Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro antara April hingga Desember 2018. Materi percobaan meliputi jenis kacang, yaitu kacang kedelai, kacang hijau, kacang tanah, kacang merah dan kacang tolok, sedangkan perlakuan berupa pematahan dominansi apikal dengan pemotongan pucuk tanaman. Analisis data dilakukan dengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi pada waktu pembungaan, jumlah polong, jumlah biji, berat basah dan berat kering polong yang dihasilkan. Perbedaan yang signifikan hanya teramati pada jumlah biji yang dihasilkan berdasarkan jenis kacang. Secara umum, produktivitas kacang merah merupakan yang paling tinggi dengan 7,8 polong/tanaman, namun berdasarkan jumlah biji yang dihasilkan kacang hijau memiliki produktivitas yang paling tinggi dengan 29 biji/tanaman. Sifat polong yang dihasilkan dari masing-masing jenis kacang menunjukkan adanya variasi terhadap rasio berat kering:berat basah yang dihasilkan. Rasio berat kacang yang dihasilkan berturut-turut 87,2%; 72,3%; 33,0%; dan 23,3% masing-masing untuk kacang hijau, kacang merah, kacang kedelai dan kacang tanah. Kata kunci: berat, kacang-kacangan, polong, produktivitas, rasio
{"title":"Pengaruh Pematahan Dominansi Apikal terhadap Produktivitas Tanaman Kacang-Kacangan","authors":"E. Hastuti, Endang Saptiningsih, Munifatul Izzati","doi":"10.14710/baf.4.2.2019.97-106","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.4.2.2019.97-106","url":null,"abstract":"Peningkatan konsumsi berbagai jenis kacang-kacangan di Indonesia saat ini mendorong adanya upaya peningkatan produktivitas tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pematahan dominansi apikal terhadap produktivitas tanaman kacang-kacangan, meliputi waktu pembungaan, jumlah polong, jumlah biji dan berat basah dan berat kering polong, mengkaji sifat polong yang dihasilkan. Penelitian dilakukan pada Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro antara April hingga Desember 2018. Materi percobaan meliputi jenis kacang, yaitu kacang kedelai, kacang hijau, kacang tanah, kacang merah dan kacang tolok, sedangkan perlakuan berupa pematahan dominansi apikal dengan pemotongan pucuk tanaman. Analisis data dilakukan dengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi pada waktu pembungaan, jumlah polong, jumlah biji, berat basah dan berat kering polong yang dihasilkan. Perbedaan yang signifikan hanya teramati pada jumlah biji yang dihasilkan berdasarkan jenis kacang. Secara umum, produktivitas kacang merah merupakan yang paling tinggi dengan 7,8 polong/tanaman, namun berdasarkan jumlah biji yang dihasilkan kacang hijau memiliki produktivitas yang paling tinggi dengan 29 biji/tanaman. Sifat polong yang dihasilkan dari masing-masing jenis kacang menunjukkan adanya variasi terhadap rasio berat kering:berat basah yang dihasilkan. Rasio berat kacang yang dihasilkan berturut-turut 87,2%; 72,3%; 33,0%; dan 23,3% masing-masing untuk kacang hijau, kacang merah, kacang kedelai dan kacang tanah. Kata kunci: berat, kacang-kacangan, polong, produktivitas, rasio","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"102 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116062000","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-31DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.160-167
Muhammad Nazif Anwary, W. Slamet, F. Kusmiyati
Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman sayuran daun yang dapat dibudidayakan dengan sistem hidroponik untuk memenuhi kebutuhan sayur pada tingkat rumah tangga. Pemberian jenis dan dosis larutan nutrisi yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian pupuk organik cair (POC) bioslurry dan larutan nutrisi komersil AB mix dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman selada merah (var. Red Rapid) dan selada hijau (var. Grand Rapids) yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik apung. Parameter penelitian adalah tinggi tanaman, jumlah daun, kadar klorofil total, kadar aktivitas nitrat reduktase (ANR), dan bobot segar tajuk tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis larutan nutrisi 52,5 mL AB mix + 17,5 mL bioslurry menghasilkan rata-rata pertumbuhan dan hasil produksi tanaman yang tertinggi pada kedua kultivar tanaman selada, diikuti oleh pemberian dosis larutan nutrisi 35 mL AB mix + 17,5 mL bioslurry. Pemberian dosis larutan nutrisi 70 mL bioslurry menghasilkan rata-rata pertumbuhan dan produksi tanaman terendah pada kedua kultivar tanaman selada. Kata Kunci: AB mix, bioslurry,. hidroponik, nutrisi, selada
生菜(Lactuca sativa L .)是植物水培蔬菜的叶子可以种植植物和系统,以满足家庭层面的蔬菜。合适的礼物类型和营养液的剂量会产生好的植物生长和产量。本研究旨在评估影响液体有机肥(POC) bioslurry礼物和商业营养液AB混合不同的剂量对植物生长的生菜生菜(var)。红快速)和绿色(var)。浮水培种植的大急流城)系统。参数的研究完全是植物,叶子的数量,叶绿素含量高硝酸盐reduktase活动水平(ANR),标题新鲜植物的重量。营养液的研究结果表明,给予剂量52,5毫升AB +混合17,5 mL bioslurry平均最高的植物生长和产量第二kultivar植物营养液的生菜,其次是给予剂量35毫升AB混合17,5 mL bioslurry +。礼物营养液70毫升的剂量bioslurry最低平均成长和植物生产两个kultivar植物的生菜。关键词:AB混合,bioslurry。水培生菜营养,
{"title":"Pertumbuhan Selada Merah (Lactuca sativa L. var. Red Rapid) dan Selada Hijau (Lactuca sativa L. Grand Rapids) dengan Sistem Hidroponik Apung dengan Pemberian Dosis Pupuk Organik Cair (POC) Bioslurry dan AB Mix yang Berbeda","authors":"Muhammad Nazif Anwary, W. Slamet, F. Kusmiyati","doi":"10.14710/baf.4.2.2019.160-167","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.4.2.2019.160-167","url":null,"abstract":"Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman sayuran daun yang dapat dibudidayakan dengan sistem hidroponik untuk memenuhi kebutuhan sayur pada tingkat rumah tangga. Pemberian jenis dan dosis larutan nutrisi yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian pupuk organik cair (POC) bioslurry dan larutan nutrisi komersil AB mix dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman selada merah (var. Red Rapid) dan selada hijau (var. Grand Rapids) yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik apung. Parameter penelitian adalah tinggi tanaman, jumlah daun, kadar klorofil total, kadar aktivitas nitrat reduktase (ANR), dan bobot segar tajuk tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis larutan nutrisi 52,5 mL AB mix + 17,5 mL bioslurry menghasilkan rata-rata pertumbuhan dan hasil produksi tanaman yang tertinggi pada kedua kultivar tanaman selada, diikuti oleh pemberian dosis larutan nutrisi 35 mL AB mix + 17,5 mL bioslurry. Pemberian dosis larutan nutrisi 70 mL bioslurry menghasilkan rata-rata pertumbuhan dan produksi tanaman terendah pada kedua kultivar tanaman selada. Kata Kunci: AB mix, bioslurry,. hidroponik, nutrisi, selada","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"118 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124568351","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-31DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.129-136
D. Ziadaturrif’ah, S. Darmanti, R. Budihastuti
Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) merupakan salah satu gulma yang memiliki senyawa alelokimia yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman yang ada disekitarya, baik yang sejenis maupun yang berbeda sejenis. Karena kemapuan yang dimiliki tersebut, diduga kirinyuh berpotensi digunakan sebagai herbisida alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak air daun kirinyuh pada konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan gulma yang sama, yaitu kirinyuh dan menentukan konsentrasi ekstrak air daun kirinyuh yang menyebabkan penghambatan pertumbuhan terbesar pada gulma kirinyuh. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal berupa konsentrasi ekstrak air daun kirinyuh yaitu 0%, 10%, 20%, 30% dan 40%. Masing-masing perlakuan dengan lima ulangan. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan vegetative meliputi : tinggi tanaman, panjang akar, bobot basah akar dan tajuk, bobot kering akar dan tajuk, luas daun, jumlah daun, kandungan klorofil a, klorofil b, klorofil total, karotenoid serta lebar mulut stomata. Data dianalisis dengan Analisys of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kirinyuh bersifat autoalelopati yaitu menghambat semua parameter pertumbuhan vegetatif yang diukur, semakin tinggi kosentrasi ekstrak dari 10% sampai 40% penghambatan pertumbuhan semakin kuat. Kata kunci: autoalelokimia, bioherbisida, gulma, kirinyuh, Chromolaena odorata L.
Kirinyuh (Chromolaena odorata L.)是一种杂草,它含有一种化合物,可以抑制周围植物的生长,一种是同类的,一种是不同类型的。由于这种能力,人们认为kirinyuh有潜力成为一种天然除草剂。这项研究的目的是确定kirinyuh叶片提取物对同一杂草生长的不同浓度的不同浓度的影响,即kirinyuh和指定kirinyuh叶片提取物的浓度,这导致了最大的增长抑制。研究使用完全随机设计的单因子kirinyuh提取物的浓度为0%、10%、20%、30%和40%。每一次治疗五次。所观察到的参数包括植物的高度、根长、泡根和头重、根干和头重、叶的宽度、叶绿素a、叶绿素b、总叶绿素、胡萝卜素和口长。数据是通过分析变量(ANOVA)并在95%的信任度进行多次测试(d捷尔测试)来分析的。研究结果表明,基里亚海提取物是自愈的,也就是说,它抑制了测量的植物人生长参数,而这种提取物从10%到40%的生长抑制率越高。关键词:autoalelochemic,生物除草剂,杂草,kirinyuh, Chromolaena ata L。
{"title":"Potensi Autoalelopati Ekstrak Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L.)","authors":"D. Ziadaturrif’ah, S. Darmanti, R. Budihastuti","doi":"10.14710/baf.4.2.2019.129-136","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.4.2.2019.129-136","url":null,"abstract":"Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) merupakan salah satu gulma yang memiliki senyawa alelokimia yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman yang ada disekitarya, baik yang sejenis maupun yang berbeda sejenis. Karena kemapuan yang dimiliki tersebut, diduga kirinyuh berpotensi digunakan sebagai herbisida alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak air daun kirinyuh pada konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan gulma yang sama, yaitu kirinyuh dan menentukan konsentrasi ekstrak air daun kirinyuh yang menyebabkan penghambatan pertumbuhan terbesar pada gulma kirinyuh. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal berupa konsentrasi ekstrak air daun kirinyuh yaitu 0%, 10%, 20%, 30% dan 40%. Masing-masing perlakuan dengan lima ulangan. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan vegetative meliputi : tinggi tanaman, panjang akar, bobot basah akar dan tajuk, bobot kering akar dan tajuk, luas daun, jumlah daun, kandungan klorofil a, klorofil b, klorofil total, karotenoid serta lebar mulut stomata. Data dianalisis dengan Analisys of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kirinyuh bersifat autoalelopati yaitu menghambat semua parameter pertumbuhan vegetatif yang diukur, semakin tinggi kosentrasi ekstrak dari 10% sampai 40% penghambatan pertumbuhan semakin kuat. Kata kunci: autoalelokimia, bioherbisida, gulma, kirinyuh, Chromolaena odorata L.","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124905930","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-31DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.182-191
Richard Dharma Anggada
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi media terbaik untuk pertumbuhan cacing tanah (L. rubellus), ditinjau dari perubahan panjang akhir, laju pertumbuhan relatif berdasarkan panjang, massa basah, dan massa kering akhir, dan mengetahui komposisi kompos yang dihasilkan dari media yang diperkaya limbah rumah makan dan limbah industri tahu. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 variasi selama 60 hari. Masing-masing perlakuan dibuat 5x ulangan. Hasil pertumbuhan cacing pada perlakuan 25% kotoran sapi : 25% limbah rumah makan : 50% limbah tahu tidak dapat diukur karena cacing 100% mati. Perlakuan dengan 50% kotoran sapi : 25 % limbah rumah makan : 25% limbah tahu menunjukkan hasil paling baik untuk mendukung pertumbuhan cacing tanah ditinjau dari panjang tubuh akhir, laju pertumbuhan relatif, massa basah akhir, dan massa kering akhir. Kompos yang dihasilkan dari ketiga perlakuan menunjukan Kadar C organik, kadar hara makro (N, P, dan K), serta pH sudah sesuai dengan standar Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 70 tahun 2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah. Kata kunci : laju pertumbuhan, C organik, hara makro
{"title":"Pertumbuhan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) dan Komposisi Kompos pada Media yang Diperkaya Limbah Rumah Makan dan Limbah Industri Tahu","authors":"Richard Dharma Anggada","doi":"10.14710/baf.4.2.2019.182-191","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.4.2.2019.182-191","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi media terbaik untuk pertumbuhan cacing tanah (L. rubellus), ditinjau dari perubahan panjang akhir, laju pertumbuhan relatif berdasarkan panjang, massa basah, dan massa kering akhir, dan mengetahui komposisi kompos yang dihasilkan dari media yang diperkaya limbah rumah makan dan limbah industri tahu. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 variasi selama 60 hari. Masing-masing perlakuan dibuat 5x ulangan. Hasil pertumbuhan cacing pada perlakuan 25% kotoran sapi : 25% limbah rumah makan : 50% limbah tahu tidak dapat diukur karena cacing 100% mati. Perlakuan dengan 50% kotoran sapi : 25 % limbah rumah makan : 25% limbah tahu menunjukkan hasil paling baik untuk mendukung pertumbuhan cacing tanah ditinjau dari panjang tubuh akhir, laju pertumbuhan relatif, massa basah akhir, dan massa kering akhir. Kompos yang dihasilkan dari ketiga perlakuan menunjukan Kadar C organik, kadar hara makro (N, P, dan K), serta pH sudah sesuai dengan standar Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 70 tahun 2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah. Kata kunci : laju pertumbuhan, C organik, hara makro","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115194989","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-04-01DOI: 10.14710/BAF.3.2.2018.223-232
Febiasasti Trias Nugraheni, S. Haryanti, E. Prihastanti
Sorgum merupakan tanaman yang dapat digunakan sumber pangan dan dapat dijadikan alternatif pengganti gandum karena memiliki kandungan karbohidrat yang sama dengan gandum sebagai bahan baku tepung terigu. Produksi sorgum di Indonesia masih rendah, sehingga untuk mendapatkan bibit sorgum yang unggul dan berkualitas perlu memperhatikan kedalaman tanam dan volume air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perbedaan kedalaman tanam dan volume air terhadap perkecambahan dan pertumbuhan sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench). Penelitian terdiri dari 2 unit, yaitu perkecambahan dan pertumbuhan sorgum yang menggunakan 9 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan kedalaman tanam terdiri dari K1 (1 cm), K2 (3 cm), K3 (5 cm) dan volume air P1 (150 ml), P2 (300 ml), P3 (600 ml). Kedua faktor dikombinasikan menjadi perlakuan K1P1, K1P2, K1P3, K2P1, K2P2, K2P3, K3P1, K3P2, K3P3. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial. Faktorial. Data penelitian dianalisis dengan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada taraf signifikasi 95%. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap persentase perkecambahan, laju perkecambahan, tinggi tanaman, dan jumlah daun, tetapi terdapat perbedaan yang nyata terhadap berat basah, berat kering, dan panjang akar sorgum. Perlakuan K3P2 menunjukkan perkecambahan dan pertumbuhan sorgum terbaik.
{"title":"Pengaruh Perbedaan Kedalaman Tanam dan Volume Air terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Benih Sorgum (Sorghum Bicolor (L.) Moench)","authors":"Febiasasti Trias Nugraheni, S. Haryanti, E. Prihastanti","doi":"10.14710/BAF.3.2.2018.223-232","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/BAF.3.2.2018.223-232","url":null,"abstract":"Sorgum merupakan tanaman yang dapat digunakan sumber pangan dan dapat dijadikan alternatif pengganti gandum karena memiliki kandungan karbohidrat yang sama dengan gandum sebagai bahan baku tepung terigu. Produksi sorgum di Indonesia masih rendah, sehingga untuk mendapatkan bibit sorgum yang unggul dan berkualitas perlu memperhatikan kedalaman tanam dan volume air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perbedaan kedalaman tanam dan volume air terhadap perkecambahan dan pertumbuhan sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench). Penelitian terdiri dari 2 unit, yaitu perkecambahan dan pertumbuhan sorgum yang menggunakan 9 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan kedalaman tanam terdiri dari K1 (1 cm), K2 (3 cm), K3 (5 cm) dan volume air P1 (150 ml), P2 (300 ml), P3 (600 ml). Kedua faktor dikombinasikan menjadi perlakuan K1P1, K1P2, K1P3, K2P1, K2P2, K2P3, K3P1, K3P2, K3P3. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial. Faktorial. Data penelitian dianalisis dengan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada taraf signifikasi 95%. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap persentase perkecambahan, laju perkecambahan, tinggi tanaman, dan jumlah daun, tetapi terdapat perbedaan yang nyata terhadap berat basah, berat kering, dan panjang akar sorgum. Perlakuan K3P2 menunjukkan perkecambahan dan pertumbuhan sorgum terbaik.","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129411509","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}