Pub Date : 2020-10-10DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.119-128
Dewi Prabawaningrum, Sri Kasmiyati, A. Mahardika
Tanaman Celosia plumosa memiliki variasi warna yang ditentukan oleh kandungan pigmen. Aktivitas antioksidan memiliki senyawa yang mampu memperlambat proses oksidasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan pigmen (klorofil, karotenoid, dan antosianin), flavonoid, fenolik, dan aktivitas antioksidan pada tanaman C.plumosa bunga merah dan kuning dengan variasi organ daun dan bunga. Analisis kandungan klorofil dan karotenoid dengan spektrofotometri, antosianin dengan pH-diferensial, flavonoid dengan AlCl3(kolorimetri), fenolik dengan Folin-ciocalteau, dan aktivitas antioksidan dengan DPPH. Kandungan klorofil tertinggi pada daun bunga kuning sebesar 128,80 µg/ml. Kandungan karotenoid tertinggi pada bunga merah sebesar 8,27 mg/ml. Kandungan antosianin tertinggi pada bunga merah sebesar 28,94 mg/gr. Flavonoid tertinggi pada bunga merah sebesar 5,60 mg/L. Fenolik tertinggi pada bunga merah sebesar 3,48 mg/L. Nilai IC50 tertinggi ditemukan pada bunga merah sebesar 2,75 ppm. Bunga merah memiliki kandungan pigmen antosianin dan karotenoid yang tinggi, dan didukung dengan metabolit sekunder flavonoid dan fenolik yang tinggi. Pada bunga merah kandungan pigmen karotenoid dengan flavonoid terdapat korelasi positif. Sedangkan pada daun bunga kuning dan merah tidak ada korelasi antara flavonoid dan pigmen. Pada daun bunga kuning terdapat korelasi positif antara pigmen antosianin dengan flavonoid yang kuat. Kata kunci : Antioksidan, Celosia plumosa, Flavonoid, Fenolik, Pigmen.
{"title":"Kandungan Pigmen dan Aktivitas Antioksidan pada Tanaman Celosia plumosa Bunga Merah dan Kuning","authors":"Dewi Prabawaningrum, Sri Kasmiyati, A. Mahardika","doi":"10.14710/baf.5.2.2020.119-128","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.2.2020.119-128","url":null,"abstract":"Tanaman Celosia plumosa memiliki variasi warna yang ditentukan oleh kandungan pigmen. Aktivitas antioksidan memiliki senyawa yang mampu memperlambat proses oksidasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan pigmen (klorofil, karotenoid, dan antosianin), flavonoid, fenolik, dan aktivitas antioksidan pada tanaman C.plumosa bunga merah dan kuning dengan variasi organ daun dan bunga. Analisis kandungan klorofil dan karotenoid dengan spektrofotometri, antosianin dengan pH-diferensial, flavonoid dengan AlCl3(kolorimetri), fenolik dengan Folin-ciocalteau, dan aktivitas antioksidan dengan DPPH. Kandungan klorofil tertinggi pada daun bunga kuning sebesar 128,80 µg/ml. Kandungan karotenoid tertinggi pada bunga merah sebesar 8,27 mg/ml. Kandungan antosianin tertinggi pada bunga merah sebesar 28,94 mg/gr. Flavonoid tertinggi pada bunga merah sebesar 5,60 mg/L. Fenolik tertinggi pada bunga merah sebesar 3,48 mg/L. Nilai IC50 tertinggi ditemukan pada bunga merah sebesar 2,75 ppm. Bunga merah memiliki kandungan pigmen antosianin dan karotenoid yang tinggi, dan didukung dengan metabolit sekunder flavonoid dan fenolik yang tinggi. Pada bunga merah kandungan pigmen karotenoid dengan flavonoid terdapat korelasi positif. Sedangkan pada daun bunga kuning dan merah tidak ada korelasi antara flavonoid dan pigmen. Pada daun bunga kuning terdapat korelasi positif antara pigmen antosianin dengan flavonoid yang kuat. Kata kunci : Antioksidan, Celosia plumosa, Flavonoid, Fenolik, Pigmen.","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127178933","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-10-10DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.109-118
Dara Puspita Jati Windoro, Kasiyati Kasiyati, Muhammad Anwar Djaelani, S. Sunarno
Daun kelor (Moringa oleifera Lam.) mengandung antioksidan, vitamin C, vitamin A, kalsium, protein, dan berbagai macam asam amino. Semua kandungan nutrien tersebut berperan penting dalam menunjang produktivitas itik pengging, baik daging maupun organ dalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh imbuhan tepung daun kelor pada pakan terhadap bobot organ dalam dan lemak abdominal itik pengging. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan, yaitu kelompok kontrol dan perlakuan pakan basal yang diberi suplemen tepung daun kelor 2,5; 5; 7,5 dan 10%. Pemberian pakan dan minum dilakukan secara ad libitum. Data dianalisis dengan pola distribusi normal dan homogenitas data, kemudian untuk mengetahui perbedaan antarkelompok, data dianalisis dengan ANOVA-satu arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbuhan suplemen tepung daun kelor pada pakan itik pengging tidak berpengaruh signifikan (P>0,05) terhadap bobot jantung, limpa, lambung, dan lemak abdominal itik pengging. Kesimpulan dari penelitin ini adalah imbuhan tepung daun kelor pada pakan tidak meningkatkan bobot jantung, limpa, dan lambung, serta tidak menurunkan lemak abdominal itik pengging. Kata kunci: daun kelor, jantung, limpa, lambung, lemak abdominal, itik pengging.
{"title":"Pengaruh Imbuhan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) pada Pakan terhadap Bobot Beberapa Organ Dalam dan Lemak Abdominal Itik Pengging (Anas platyrhyncos)","authors":"Dara Puspita Jati Windoro, Kasiyati Kasiyati, Muhammad Anwar Djaelani, S. Sunarno","doi":"10.14710/baf.5.2.2020.109-118","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.2.2020.109-118","url":null,"abstract":"Daun kelor (Moringa oleifera Lam.) mengandung antioksidan, vitamin C, vitamin A, kalsium, protein, dan berbagai macam asam amino. Semua kandungan nutrien tersebut berperan penting dalam menunjang produktivitas itik pengging, baik daging maupun organ dalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh imbuhan tepung daun kelor pada pakan terhadap bobot organ dalam dan lemak abdominal itik pengging. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan, yaitu kelompok kontrol dan perlakuan pakan basal yang diberi suplemen tepung daun kelor 2,5; 5; 7,5 dan 10%. Pemberian pakan dan minum dilakukan secara ad libitum. Data dianalisis dengan pola distribusi normal dan homogenitas data, kemudian untuk mengetahui perbedaan antarkelompok, data dianalisis dengan ANOVA-satu arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbuhan suplemen tepung daun kelor pada pakan itik pengging tidak berpengaruh signifikan (P>0,05) terhadap bobot jantung, limpa, lambung, dan lemak abdominal itik pengging. Kesimpulan dari penelitin ini adalah imbuhan tepung daun kelor pada pakan tidak meningkatkan bobot jantung, limpa, dan lambung, serta tidak menurunkan lemak abdominal itik pengging. Kata kunci: daun kelor, jantung, limpa, lambung, lemak abdominal, itik pengging.","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"227 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123994387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-10-10DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.103-108
E. Prihastanti, Sri Haryanti
Salak merupakan tanaman buah asli dari Indonesia. Varietas salak juga berbagai macam, salah satunya adalah salak pondok yang terkenal komoditas unggul dari DI Yogyakarta dan sekitarnya. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dengan satu faktor yaitu: lokasi pengamatan yang berbeda. Lokasi atau daerah tersebut adalah Salamsari, Ngablak, dan Banyuadem. Ketiga daerah tersebut berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dimana secara geografis terletak dekat DIY yang terkenal dengan salak pondohnya. Parameter yang digunakan adalah jumlah tangkai, jumlah tandan, keliling bunga dan buah, panjang bunga, serta ukuran stomata. Selain itu, diamati juga anatomi akar tanaman salak pondoh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan morfologi bunga dan anatomi akar salak pondoh pada daerah yang berbeda di Kabupaten Magelang. Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapatnya perbedaan nyata pada morfologi bunga maupun ukuran stomata yang diamati. Sedangkan, anatomi akar berbeda pada susunan sel korteks pada lahan recovery lebih rapat dan beraturan dan pada lahan unrecovery, susunan sel korteks akar lebih tidak beraturan dan banyak rongga udara. Kata kunci : keliling bunga, salak, tandan
{"title":"Struktur Morfoanatomi Bunga, Daun dan Akar Salak Pondoh (Salacca edulis Reinw.) pada Beberapa Daerah di Kabupaten Magelang","authors":"E. Prihastanti, Sri Haryanti","doi":"10.14710/baf.5.2.2020.103-108","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.2.2020.103-108","url":null,"abstract":" Salak merupakan tanaman buah asli dari Indonesia. Varietas salak juga berbagai macam, salah satunya adalah salak pondok yang terkenal komoditas unggul dari DI Yogyakarta dan sekitarnya. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dengan satu faktor yaitu: lokasi pengamatan yang berbeda. Lokasi atau daerah tersebut adalah Salamsari, Ngablak, dan Banyuadem. Ketiga daerah tersebut berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dimana secara geografis terletak dekat DIY yang terkenal dengan salak pondohnya. Parameter yang digunakan adalah jumlah tangkai, jumlah tandan, keliling bunga dan buah, panjang bunga, serta ukuran stomata. Selain itu, diamati juga anatomi akar tanaman salak pondoh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan morfologi bunga dan anatomi akar salak pondoh pada daerah yang berbeda di Kabupaten Magelang. Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapatnya perbedaan nyata pada morfologi bunga maupun ukuran stomata yang diamati. Sedangkan, anatomi akar berbeda pada susunan sel korteks pada lahan recovery lebih rapat dan beraturan dan pada lahan unrecovery, susunan sel korteks akar lebih tidak beraturan dan banyak rongga udara. Kata kunci : keliling bunga, salak, tandan","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124441719","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-10-10DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.190-197
Teguh Suprihatin, S. Rahayu, Muhaimin Rifa’i, Sri Widyarti
Penurunan jumlah folikel ovarium secara drastis karena peningkatan kadar hormon FSH adalah kondisi umum pada wanita premenopause. Penelitian bertujuan mengetahui potensi serbuk rimpang kunyit dalam menghambat laju penurunan jumlah folikel ovarium pada tikus putih premenopause. Hewan uji adalah 30 ekor tikus putih betina, galur Wistar, usia 12 bulan, bobot 200-250 g. Hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (P0), diberi perlakuan akuades 4 ml/hari; kelompok kontrol positif (P1), diberi perlakukan serbuk kurkumin 6,75 mg/kg BB; kelompok perlakuan 1 (P2), diberi perlakukan serbuk kunyit 100 mg/kg BB; kelompok perlakuan 2 (P3), diberi perlakukan serbuk kunyit 200 mg/kg BB; kelompok perlakuan 3 (P4), diberi perlakukan serbuk kunyit 400 mg/kg BB; dan kelompok perlakuan 4 (P5), diberi perlakukan serbuk kunyit 800 mg/kg BB. Perlakuan per oral setiap hari selama 27 hari. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, data jumlah folikel ovarium dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji BNJ. Kelompok perlakuan serbuk rimpang kunyit dengan dosis 200 mg/kg BB menunjukkan peningkatan jumlah folikel primer dan jumlah folikel antral tertinggi yaitu 9,7±1,52 atau sebesar 262,16% dan 6,7±0,57 atau sebesar 181,08% dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif.Kata kunci: foikel primer, folikel antral, kurkumin, FSH.
{"title":"Pengaruh Pemberian Serbuk Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.) terhadap Jumlah Folikel Ovarium Tikus Putih (Ratus norvegicus) Premenopause","authors":"Teguh Suprihatin, S. Rahayu, Muhaimin Rifa’i, Sri Widyarti","doi":"10.14710/baf.5.2.2020.190-197","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.2.2020.190-197","url":null,"abstract":"Penurunan jumlah folikel ovarium secara drastis karena peningkatan kadar hormon FSH adalah kondisi umum pada wanita premenopause. Penelitian bertujuan mengetahui potensi serbuk rimpang kunyit dalam menghambat laju penurunan jumlah folikel ovarium pada tikus putih premenopause. Hewan uji adalah 30 ekor tikus putih betina, galur Wistar, usia 12 bulan, bobot 200-250 g. Hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (P0), diberi perlakuan akuades 4 ml/hari; kelompok kontrol positif (P1), diberi perlakukan serbuk kurkumin 6,75 mg/kg BB; kelompok perlakuan 1 (P2), diberi perlakukan serbuk kunyit 100 mg/kg BB; kelompok perlakuan 2 (P3), diberi perlakukan serbuk kunyit 200 mg/kg BB; kelompok perlakuan 3 (P4), diberi perlakukan serbuk kunyit 400 mg/kg BB; dan kelompok perlakuan 4 (P5), diberi perlakukan serbuk kunyit 800 mg/kg BB. Perlakuan per oral setiap hari selama 27 hari. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap, data jumlah folikel ovarium dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji BNJ. Kelompok perlakuan serbuk rimpang kunyit dengan dosis 200 mg/kg BB menunjukkan peningkatan jumlah folikel primer dan jumlah folikel antral tertinggi yaitu 9,7±1,52 atau sebesar 262,16% dan 6,7±0,57 atau sebesar 181,08% dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif.Kata kunci: foikel primer, folikel antral, kurkumin, FSH.","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132799751","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-10-10DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.157-165
Winda Arini, Sri Isdadiyanto, Agung Janika Sitasiwi
Daun mimba mengandung senyawa bioaktif diantaranya terpenoid, alkaloid dan flavonoid yang diduga memiliki efek dalam menurunkan kolesterol. Penelitian bertujuan untuk menguji efek pemberian ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica A. Juss.) terhadap struktur ren tikus putih (Rattus norvegicus L.) yang diberi pakan tinggi lemak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang dibagi menjadi 6 kelompok dan 4 kali pengulangan, yaitu P0 (kontrol negatif), P1 (kontrol positif), P2 (simvastatin 8 mg), P3, P4 dan P5 (uji dosis ekstrak etanol daun mimba 75, 100 dan 125 mg). Variabel yang diamati yaitu bobot ginjal, diameter glomerulus, diameter kapsula Bowman dan tebal ruang Bowman. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat pengaruh bermakna (p>0,05) dari pemberian ekstrak etanol daun mimba terhadap bobot ginjal, diameter glomerulus, diameter kapsula Bowman dan tebal ruang Bowman pada ginjal tikus yang diberi pakan tinggi lemak. Kesimpulan penelitian ini yaitu ekstrak etanol daun mimba mampu memperbaiki struktur ginjal tikus hiperlipidemia. Kata kunci : pakan tinggi lemak, daun mimba, diameter glomerulus, diameter kapsula Bowman
mimba叶子中含有一种由松节油、生物碱和类黄酮组成的活性化合物,据说对降低胆固醇有影响。研究的目的是测试米巴多糖叶乙醇(Azadirachta indica A. Juss)对高脂老鼠的特性(Rattus norvegicus L.)的乙醇提取物的影响。研究采用完整的随机设计,分为6组,重复4次,即P0(负控制)、P1(正控制)、P2 (simvastatin 8毫克)、P3、P4和P5(测试mimba 75、100和125毫克的乙醇提法)。观察到的变量包括肾脏的重量,球形直径,鲍曼豌豆的直径和包曼房间的厚度。研究结果表明,从米巴叶乙醇提取物中提取的果实对肾脏、球形直径、鲍曼kapsula kapsula和以高脂肪为食的老鼠肾脏的内层和内层没有任何意义。研究的结论是,mimba的乙醇提取物可以修复鼠肾脏的毛发过多结构。关键词:高脂饲料,mimba叶,球形直径,鲍曼帽的直径
{"title":"Efek Pemberian Ekstrak Etanol Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss.) terhadap Struktur Ren Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) yang Diberi Pakan Tinggi Lemak","authors":"Winda Arini, Sri Isdadiyanto, Agung Janika Sitasiwi","doi":"10.14710/baf.5.2.2020.157-165","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.2.2020.157-165","url":null,"abstract":"Daun mimba mengandung senyawa bioaktif diantaranya terpenoid, alkaloid dan flavonoid yang diduga memiliki efek dalam menurunkan kolesterol. Penelitian bertujuan untuk menguji efek pemberian ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica A. Juss.) terhadap struktur ren tikus putih (Rattus norvegicus L.) yang diberi pakan tinggi lemak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang dibagi menjadi 6 kelompok dan 4 kali pengulangan, yaitu P0 (kontrol negatif), P1 (kontrol positif), P2 (simvastatin 8 mg), P3, P4 dan P5 (uji dosis ekstrak etanol daun mimba 75, 100 dan 125 mg). Variabel yang diamati yaitu bobot ginjal, diameter glomerulus, diameter kapsula Bowman dan tebal ruang Bowman. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat pengaruh bermakna (p>0,05) dari pemberian ekstrak etanol daun mimba terhadap bobot ginjal, diameter glomerulus, diameter kapsula Bowman dan tebal ruang Bowman pada ginjal tikus yang diberi pakan tinggi lemak. Kesimpulan penelitian ini yaitu ekstrak etanol daun mimba mampu memperbaiki struktur ginjal tikus hiperlipidemia. Kata kunci : pakan tinggi lemak, daun mimba, diameter glomerulus, diameter kapsula Bowman","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128560521","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kacang tunggak merupakan salah satu jenis kacang yang memiliki kandungan protein tertinggi kedua setelah kedelai. Pemanfaatan yang belum optimal menyebabkan kurangnya pengembangan intensif dalam produksi kacang tunggak, termasuk dalam budidayanya. Budidaya yang dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman lainnya menyebabkan kacang tunggak ternaungi. Naungan pada tanaman dapat menyebabkan perubahan lingkungan mikro yang berdampak pada pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh naungan terhadap perkecambahan benih, kandungan pigmen fotosintesis dan pertumbuhan kacang tunggak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal berupa naungan. Perlakuan terdiri dari kontrol (tanpa naungan) dan perlakuan naungan (40%). Masing-masing perlakuan dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati berupa daya perkecambahan biji, tinggi batang, jumlah daun, waktu munculnya bunga pertama, jumlah polong, berat basah, berat kering, klorofil a, klorofil b, total klorofil dan karotenoid. Data dianalisis dengan uji T pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan naungan tidak berpengaruh terhadap kandungan klorofil a, klorofil b, klorofil total dan karotenoid, namun menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap persentase perkecambahan, tinggi tanaman, jumlah daun, durasi kemunculan bunga pertama, jumlah polong, berat basah serta berat kering tanaman. Kata kunci : kacang tunggak, naungan pigmen fotosintesis, menghindar, polong
{"title":"Perkecambahan Biji, Kandungan Pigmen Fotosintesis dan Pertumbuhan Tanaman Kacang Tunggak (Vigna unguiculata L. Walp.) pada Kondisi Naungan","authors":"Nadya Aulia Azhari, Munifatul Izzati, Endang Saptiningsih","doi":"10.14710/baf.5.2.2020.166-173","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.2.2020.166-173","url":null,"abstract":"Kacang tunggak merupakan salah satu jenis kacang yang memiliki kandungan protein tertinggi kedua setelah kedelai. Pemanfaatan yang belum optimal menyebabkan kurangnya pengembangan intensif dalam produksi kacang tunggak, termasuk dalam budidayanya. Budidaya yang dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman lainnya menyebabkan kacang tunggak ternaungi. Naungan pada tanaman dapat menyebabkan perubahan lingkungan mikro yang berdampak pada pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh naungan terhadap perkecambahan benih, kandungan pigmen fotosintesis dan pertumbuhan kacang tunggak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal berupa naungan. Perlakuan terdiri dari kontrol (tanpa naungan) dan perlakuan naungan (40%). Masing-masing perlakuan dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati berupa daya perkecambahan biji, tinggi batang, jumlah daun, waktu munculnya bunga pertama, jumlah polong, berat basah, berat kering, klorofil a, klorofil b, total klorofil dan karotenoid. Data dianalisis dengan uji T pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan naungan tidak berpengaruh terhadap kandungan klorofil a, klorofil b, klorofil total dan karotenoid, namun menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap persentase perkecambahan, tinggi tanaman, jumlah daun, durasi kemunculan bunga pertama, jumlah polong, berat basah serta berat kering tanaman. Kata kunci : kacang tunggak, naungan pigmen fotosintesis, menghindar, polong","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124952641","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-10-10DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.138-146
Relita Aprisa, E. Hastuti, Sri Widodo Agung Suedy
Pembenah tanah merupakan bahan-bahan sintetis atau alami yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman. Anting-anting, bandotan dan lamtoro merupakan tumbuhan yang mengandung bahan organik > 5% sehingga dapat digunakan sebagai pembenah tanah. Penambahan pembenah tanah ini diharapkan akan meningkatkan sifat fisik tanah, kimia tanah, pertumbuhan dan produksi bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan konsentrasi dan jenis pembenah tanah terhadap sifat fisik tanah, kimia tanah, pertumbuhan dan produksi bawang merah. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Kawasan Tembalang, Laboratorium BSF Tumbuhan Jurusan Biologi FSM Universitas Diponegoro, Laboratorium Tanah Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua faktor. Faktor yang pertama yaitu konsentrasi pembenah tanah dan faktor yang kedua yaitu jenis pembenah tanah. Masing-masing perlakuan dengan 3 ulangan. Sedangkan data kualitas kimia tanah dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi dan jenis pembenah tanah berpengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah namun tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan serta produksi bawang merah. Interaksi antara konsentrasi dan jenis pembenah tanah berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas lapang tanah. Interaksi yang memberikan pengaruh yaitu jenis pembenah Lamtoro konsentrasi 25%, 50% dan 75%, pembenah Bandotan konsentrasi 50% dan 75% serta pembenah Anting-anting konsentrasi 25%. Jenis pembenah Lamtoro konsentrasi 75% memberikan pengaruh optimal terhadap kapasitas lapang tanah. Kata kunci : pembenah tanah, Anting-anting, Bandotan, Lamtoro, Bawang merah
{"title":"Perbaikan Sifat Fisik dan Kimia Tanah dengan Pembenah Tanah Anting-anting, Bandotan, dan Lamtoro untuk Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)","authors":"Relita Aprisa, E. Hastuti, Sri Widodo Agung Suedy","doi":"10.14710/baf.5.2.2020.138-146","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.2.2020.138-146","url":null,"abstract":"Pembenah tanah merupakan bahan-bahan sintetis atau alami yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman. Anting-anting, bandotan dan lamtoro merupakan tumbuhan yang mengandung bahan organik > 5% sehingga dapat digunakan sebagai pembenah tanah. Penambahan pembenah tanah ini diharapkan akan meningkatkan sifat fisik tanah, kimia tanah, pertumbuhan dan produksi bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan konsentrasi dan jenis pembenah tanah terhadap sifat fisik tanah, kimia tanah, pertumbuhan dan produksi bawang merah. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Kawasan Tembalang, Laboratorium BSF Tumbuhan Jurusan Biologi FSM Universitas Diponegoro, Laboratorium Tanah Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua faktor. Faktor yang pertama yaitu konsentrasi pembenah tanah dan faktor yang kedua yaitu jenis pembenah tanah. Masing-masing perlakuan dengan 3 ulangan. Sedangkan data kualitas kimia tanah dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi dan jenis pembenah tanah berpengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah namun tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan serta produksi bawang merah. Interaksi antara konsentrasi dan jenis pembenah tanah berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas lapang tanah. Interaksi yang memberikan pengaruh yaitu jenis pembenah Lamtoro konsentrasi 25%, 50% dan 75%, pembenah Bandotan konsentrasi 50% dan 75% serta pembenah Anting-anting konsentrasi 25%. Jenis pembenah Lamtoro konsentrasi 75% memberikan pengaruh optimal terhadap kapasitas lapang tanah. Kata kunci : pembenah tanah, Anting-anting, Bandotan, Lamtoro, Bawang merah","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133089947","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-21DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.25-34
Siti Murni Mas'adah, Kasiyati Kasiyati, M. Djaelani, S. Sunarno
Daun kelor mengandung berbagai macam asam amino esensial dan kaya akan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tepung daun kelor terhadap produksi telur itik pengging. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 4 kali ulangan dan setiap ulangan berisi 3 ekor itik, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pakan basal yang diberi imbuhan tepung daun kelor 2,5; 5; 7,5; dan 10%. Pengukuran variabel penelitian dilakukan setiap satu minggu dan diukur selama tiga minggu. Data dianalisis dengan ANOVA satu arah yang dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa imbuhan tepung daun kelor pada pakan itik pengging memberikan pengaruh yang signifikan pada produksi telur (p<0,05). Imbuhan tepung daun kelor dengan konsentrasi 2,5 dan 10% pada itik pengging mampu meningkatkan persentase produksi telur duck day, masing-masing sebesar 45,34% dan 39,71% dibandingkan kelompok kontrol (tepung daun kelor 0%). Hasil analisis kualitas kerabang telur untuk warna dan ketebalan pada setiap perlakuan tidak berbeda nyata (p>0,05), sedangkan untuk bobot kerabang menunjukan hasil yang signifikan (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah imbuhan tepung daun kelor dengan konsentrasi 2,5 dan 10% pada pakan itik pengging dapat meningkatkan produksi telur tanpa merubah kualitas kerabang telur.
{"title":"Pengaruh Suplementasi Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) untuk Mendukung Produksi Telur Itik Pengging (Anas platyrhyncos)","authors":"Siti Murni Mas'adah, Kasiyati Kasiyati, M. Djaelani, S. Sunarno","doi":"10.14710/baf.5.1.2020.25-34","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.1.2020.25-34","url":null,"abstract":"Daun kelor mengandung berbagai macam asam amino esensial dan kaya akan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tepung daun kelor terhadap produksi telur itik pengging. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 4 kali ulangan dan setiap ulangan berisi 3 ekor itik, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pakan basal yang diberi imbuhan tepung daun kelor 2,5; 5; 7,5; dan 10%. Pengukuran variabel penelitian dilakukan setiap satu minggu dan diukur selama tiga minggu. Data dianalisis dengan ANOVA satu arah yang dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa imbuhan tepung daun kelor pada pakan itik pengging memberikan pengaruh yang signifikan pada produksi telur (p<0,05). Imbuhan tepung daun kelor dengan konsentrasi 2,5 dan 10% pada itik pengging mampu meningkatkan persentase produksi telur duck day, masing-masing sebesar 45,34% dan 39,71% dibandingkan kelompok kontrol (tepung daun kelor 0%). Hasil analisis kualitas kerabang telur untuk warna dan ketebalan pada setiap perlakuan tidak berbeda nyata (p>0,05), sedangkan untuk bobot kerabang menunjukan hasil yang signifikan (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah imbuhan tepung daun kelor dengan konsentrasi 2,5 dan 10% pada pakan itik pengging dapat meningkatkan produksi telur tanpa merubah kualitas kerabang telur. ","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121953650","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-21DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.67-74
Sri Isdadiyanto, Silvana Tana
Tujuan penelitian ini untuk mengkaji potensi teh Kombucha kadar 50% dengan variasi waktu fermentasi dalam mempengaruhi jumlah sel leydig dan struktur mikroanatomi testis tikus putih (Rattus norvegicus). Penelitian ini menggunakan Tikus putih jantan sebanyak 16 ekor umur 2 bulan, dengan perlakuan Teh kombucha yang difermentasi selama 6, 9 dan 12 hari pada suhu 25oC per oral. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan (selama 28 hari) dan 4 ulangan, yaitu : P0 = kontrol, tanpa tambahan teh kombucha, P1 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 6 hari, P2 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 9 hari, P3 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 12 hari. Variabel yang diukur adalah diameter tubulus seminiferus dan jumlah sel Leydig. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA yang dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian teh kombucha fermentasi 6, 9, dan 12 hari menurunkan diameter tubulus seminiferus sehingga berpotensi mengganggu proses spermatogenesis, tetapi tidak mempengaruhi jumlah sel Leydig tikus putih (Rattus norvegicus). Kata kunci: Rattus norvegicus, teh kombucha , tubulus seminiferus, sel leydig
{"title":"Jumlah Sel Leydig dan Mikroanatomi Testis Tikus Putih (Rattus norvegicus) Setelah Pemberian Teh Kombucha Konsentrasi 50% Waktu Fermentasi 6, 9 dan 12 Hari","authors":"Sri Isdadiyanto, Silvana Tana","doi":"10.14710/baf.5.1.2020.67-74","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.1.2020.67-74","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini untuk mengkaji potensi teh Kombucha kadar 50% dengan variasi waktu fermentasi dalam mempengaruhi jumlah sel leydig dan struktur mikroanatomi testis tikus putih (Rattus norvegicus). Penelitian ini menggunakan Tikus putih jantan sebanyak 16 ekor umur 2 bulan, dengan perlakuan Teh kombucha yang difermentasi selama 6, 9 dan 12 hari pada suhu 25oC per oral. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan (selama 28 hari) dan 4 ulangan, yaitu : P0 = kontrol, tanpa tambahan teh kombucha, P1 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 6 hari, P2 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 9 hari, P3 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 12 hari. Variabel yang diukur adalah diameter tubulus seminiferus dan jumlah sel Leydig. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA yang dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian teh kombucha fermentasi 6, 9, dan 12 hari menurunkan diameter tubulus seminiferus sehingga berpotensi mengganggu proses spermatogenesis, tetapi tidak mempengaruhi jumlah sel Leydig tikus putih (Rattus norvegicus). Kata kunci: Rattus norvegicus, teh kombucha , tubulus seminiferus, sel leydig","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126897523","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-04-21DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.8-17
Puji Nur Hana, Yulita Nurchayati, Rini Budihastuti
Pertumbuhan dan profil metabolit tanaman krisan (Chrysathemum sp.) dipengaruhi umur fisiologi dan cahaya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perlakuan kombinasi naungan dan umur fisiologi tanaman terhadap pertumbuhan dan profil metabolit bunga krisan, serta mengetahui senyawa spesifik dari profil metabolit bunga krisan. Penelitian dilaksanakan di Kebun Krisan Bandungan Jawa Tengah pada bulan Maret hingga Oktober 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal 4 perlakuan dengan 10 kali ulangan, yaitu kombinasi perlakuan naungan 0% umur fisiologi tanaman 80 HST (P0 U80) dan 125 HST (P0 U125), naungan 75% umur fisiologi tanaman 80 HST (P1 U80) dan 125 HST (P1 U125). Perlakuan P0 U125 menghasilkan pertumbuhan tanaman paling tinggi yaitu 131,40 cm, dan diameter bunga yang lebih besar yaitu 6,38 cm. Perlakuan P1 U125 menghasilkan jumlah bunga terbanyak yaitu 21,40 bunga. Perlakuan naungan 0% menyebabkan waktu inisiasi bunga lebih cepat 104,1 HST dibanding naungan 75% 112,8 HST. Kesimpulkan penelitian ini adalah perlakuan kombinasi berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah bunga pada krisan. Pertumbuhan tanaman krisan tertinggi terdapat pada perlakuan P0 U125, jumlah bunga tertinggi pada perlakuan P1 U125. Terdapat senyawa spesifik etil linoleat pada perlakuan P1 U125, merupakan kelompok senyawa asam lemak pembentuk pyrethrin yang berpotensi sebagai insektisida nabati. Kata kunci: bioinsektisda, metabolit sekunder, intensitas cahaya, umur tanaman
{"title":"Efek Naungan dan Umur Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Profil Metabolit Bunga Krisan (Chrysanthemum sp.)","authors":"Puji Nur Hana, Yulita Nurchayati, Rini Budihastuti","doi":"10.14710/baf.5.1.2020.8-17","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/baf.5.1.2020.8-17","url":null,"abstract":"Pertumbuhan dan profil metabolit tanaman krisan (Chrysathemum sp.) dipengaruhi umur fisiologi dan cahaya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perlakuan kombinasi naungan dan umur fisiologi tanaman terhadap pertumbuhan dan profil metabolit bunga krisan, serta mengetahui senyawa spesifik dari profil metabolit bunga krisan. Penelitian dilaksanakan di Kebun Krisan Bandungan Jawa Tengah pada bulan Maret hingga Oktober 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal 4 perlakuan dengan 10 kali ulangan, yaitu kombinasi perlakuan naungan 0% umur fisiologi tanaman 80 HST (P0 U80) dan 125 HST (P0 U125), naungan 75% umur fisiologi tanaman 80 HST (P1 U80) dan 125 HST (P1 U125). Perlakuan P0 U125 menghasilkan pertumbuhan tanaman paling tinggi yaitu 131,40 cm, dan diameter bunga yang lebih besar yaitu 6,38 cm. Perlakuan P1 U125 menghasilkan jumlah bunga terbanyak yaitu 21,40 bunga. Perlakuan naungan 0% menyebabkan waktu inisiasi bunga lebih cepat 104,1 HST dibanding naungan 75% 112,8 HST. Kesimpulkan penelitian ini adalah perlakuan kombinasi berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah bunga pada krisan. Pertumbuhan tanaman krisan tertinggi terdapat pada perlakuan P0 U125, jumlah bunga tertinggi pada perlakuan P1 U125. Terdapat senyawa spesifik etil linoleat pada perlakuan P1 U125, merupakan kelompok senyawa asam lemak pembentuk pyrethrin yang berpotensi sebagai insektisida nabati. Kata kunci: bioinsektisda, metabolit sekunder, intensitas cahaya, umur tanaman","PeriodicalId":127406,"journal":{"name":"Buletin Anatomi dan Fisiologi","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130239270","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}