Osteosarcoma adalah neoplasma tulang yang bersifat ganas (malignant). Radiasi ionik juga dikatakan sebagai penyebab langsung osteosarcoma, yaitu sebesar 3%. Pada umumnya gejala akan muncul setelah beberapa minggu atau bulan setelah adanya penyakit. Nyeri adalah gejala awal yang biasa terjadi, nyeri yang dirasakan bisa disertai dengan adanya massa bisa juga tidak teraba adanya massa, nyeri yang dirasakan dalam dan intens. Pengobatan osteosarcoma dapat dibagi menjadi dua, yaitu dengan kemoterapi atau pembedahan. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk mengetahui metastasis osteosarkoma pada sistem digestif. Penulisan dari tinjauan ini didapatkan dari berbagai sumber yang berasal dari jurnal ilmiah dan pedoman pemerintah. Pencarian sumber dilakukan di portal online publikasi jurnal seperti PubMed, Google Scholar dan MedScap dengan kata kunci (Osteosarcoma) AND (Metastasis Digestive System). Pada studi literatur ditemukan metastasis tersering terjadi pada paru. Namun, jika terdapat metastasis pada sistem digestif dapat meningkatkan mortalitas dan memiliki prognosis yang buruk.
{"title":"Osteosarkoma dengan Metastasis pada Sistem Digestif","authors":"Tomy Dwi Refandy","doi":"10.29303/jku.v11i3.773","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jku.v11i3.773","url":null,"abstract":"Osteosarcoma adalah neoplasma tulang yang bersifat ganas (malignant). Radiasi ionik juga dikatakan sebagai penyebab langsung osteosarcoma, yaitu sebesar 3%. Pada umumnya gejala akan muncul setelah beberapa minggu atau bulan setelah adanya penyakit. Nyeri adalah gejala awal yang biasa terjadi, nyeri yang dirasakan bisa disertai dengan adanya massa bisa juga tidak teraba adanya massa, nyeri yang dirasakan dalam dan intens. Pengobatan osteosarcoma dapat dibagi menjadi dua, yaitu dengan kemoterapi atau pembedahan. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk mengetahui metastasis osteosarkoma pada sistem digestif. Penulisan dari tinjauan ini didapatkan dari berbagai sumber yang berasal dari jurnal ilmiah dan pedoman pemerintah. Pencarian sumber dilakukan di portal online publikasi jurnal seperti PubMed, Google Scholar dan MedScap dengan kata kunci (Osteosarcoma) AND (Metastasis Digestive System). Pada studi literatur ditemukan metastasis tersering terjadi pada paru. Namun, jika terdapat metastasis pada sistem digestif dapat meningkatkan mortalitas dan memiliki prognosis yang buruk.","PeriodicalId":135675,"journal":{"name":"Unram Medical Journal","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114461155","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anemia merupakan suatu kondisi menurunnya jumlah sel darah merah, volume konsentrasi hemoglobin dan hematokrit yang mengakibatkan kadar oksigen dalam tubuh tidak tercukupi. Anemia aplastik merupakan salah satu jenis anemia normositik normokrom yang didefinisikan sebagai anemia akibat kelainan primer pada sumsum tulang. Kelainan ini tergolong penyakit yang jarang dengan insiden 2-2,3 kasus/ 1 juta penduduk per tahun Penyebabnya dapat dibagi menjadi tipe primer (kongenital atau didapat) dan tipe sekunder seperti radiasi pengion, bahan kimia dan obat-obatan. Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan yaitu perdarahan, badan lemah, pusing, jantung berdebar dan demam. Penegakan diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan darah lengkap menggunakan hitung jenis leukosit, hitung retikulosit, dan aspirasi serta biopsi sumsum tulang. Prognosis atau perjalanan penyakit anemia aplastik sangat bervariasi, tetapi jika tidak dilakukan terapi pengobatan pada umumnya penyakit ini akan memberikan prognosis yang buruk.
{"title":"Anemia Aplastik: dari Awitan hingga Tatalaksana","authors":"K. D. P. Sutanegara","doi":"10.29303/jku.v11i3.768","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jku.v11i3.768","url":null,"abstract":"Anemia merupakan suatu kondisi menurunnya jumlah sel darah merah, volume konsentrasi hemoglobin dan hematokrit yang mengakibatkan kadar oksigen dalam tubuh tidak tercukupi. Anemia aplastik merupakan salah satu jenis anemia normositik normokrom yang didefinisikan sebagai anemia akibat kelainan primer pada sumsum tulang. Kelainan ini tergolong penyakit yang jarang dengan insiden 2-2,3 kasus/ 1 juta penduduk per tahun Penyebabnya dapat dibagi menjadi tipe primer (kongenital atau didapat) dan tipe sekunder seperti radiasi pengion, bahan kimia dan obat-obatan. Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan yaitu perdarahan, badan lemah, pusing, jantung berdebar dan demam. Penegakan diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan darah lengkap menggunakan hitung jenis leukosit, hitung retikulosit, dan aspirasi serta biopsi sumsum tulang. Prognosis atau perjalanan penyakit anemia aplastik sangat bervariasi, tetapi jika tidak dilakukan terapi pengobatan pada umumnya penyakit ini akan memberikan prognosis yang buruk.","PeriodicalId":135675,"journal":{"name":"Unram Medical Journal","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121714651","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Seto Priyambodo, Basuki Rahmat, Lastri Akhdani Almaesy, Silmi Chairan Andi, Diva Aulya Kemuning, Ida Ayu Eka Widiastut, Gede Wirabuanayuda
Latar Belakang : Penyakit Jantung Koroner adalah penyakit jantung yang diakibatkan oleh berkurangnya suplai oksigen ke jantung karena penyumbatan pada pembuluh darah koroner. Pada tahun 2016, jumlah diagnosis PJK terbesar, yaitu pada kelompok umur ?60 tahun sebesar 2.228 orang. Mean Platelet Volume (MPV) adalah penanda potensial yang digunakan dalam menilai reaktivitas trombosit. Peningkatan MPV telah diamati pada pasien yang berisiko dan setelah infark miokard dan infark serebral. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh forest bathing terhadap kadar MPV (Mean Platelet Volume) pada pasien PJK. Metode : Desain penelitian ini menggunakan pre-experimental design yaitu one group pretest posttest design. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik consecutive sampling dengan besar sampel sebanyak 24 sampel. Hasil : Pada uji Saphiro-Wilk didapatkan p-value untuk pre-test sebesar 0,035 dan post-test 0,050 sehingga disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Pada uji komparasi Wilcoxon didapatkan p-value 0,003 sehingga terdapat perbedaan nilai MPV setelah melakukan forest bathing. Pada uji regresi berganda tidak memiliki korelasi dengan MPV yang ditandai dengan p-value >0.05 dan CI sebesar 95%. Kesimpulan : Terdapat penurunan yang bermakna pada forest bathing terhadap kadar Mean Platelet Volume (MPV) pada pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK).
{"title":"PENGARUH FOREST BATHING TERHADAP KADAR MEAN PLATELET VOLUME PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER","authors":"Seto Priyambodo, Basuki Rahmat, Lastri Akhdani Almaesy, Silmi Chairan Andi, Diva Aulya Kemuning, Ida Ayu Eka Widiastut, Gede Wirabuanayuda","doi":"10.29303/jku.v11i3.601","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jku.v11i3.601","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Penyakit Jantung Koroner adalah penyakit jantung yang diakibatkan oleh berkurangnya suplai oksigen ke jantung karena penyumbatan pada pembuluh darah koroner. Pada tahun 2016, jumlah diagnosis PJK terbesar, yaitu pada kelompok umur ?60 tahun sebesar 2.228 orang. Mean Platelet Volume (MPV) adalah penanda potensial yang digunakan dalam menilai reaktivitas trombosit. Peningkatan MPV telah diamati pada pasien yang berisiko dan setelah infark miokard dan infark serebral. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh forest bathing terhadap kadar MPV (Mean Platelet Volume) pada pasien PJK. \u0000Metode : Desain penelitian ini menggunakan pre-experimental design yaitu one group pretest posttest design. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik consecutive sampling dengan besar sampel sebanyak 24 sampel. \u0000Hasil : Pada uji Saphiro-Wilk didapatkan p-value untuk pre-test sebesar 0,035 dan post-test 0,050 sehingga disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Pada uji komparasi Wilcoxon didapatkan p-value 0,003 sehingga terdapat perbedaan nilai MPV setelah melakukan forest bathing. Pada uji regresi berganda tidak memiliki korelasi dengan MPV yang ditandai dengan p-value >0.05 dan CI sebesar 95%. \u0000Kesimpulan : Terdapat penurunan yang bermakna pada forest bathing terhadap kadar Mean Platelet Volume (MPV) pada pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK).","PeriodicalId":135675,"journal":{"name":"Unram Medical Journal","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123918404","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Vitamin D merupakan vitamin larut lemak yang didapatkan dalam jumlah besar melalui sintesis endogen di kulit dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D memiliki peran klasik yaitu untuk membantu regulasi mineral dan metabolisme tulang. Di sisi lain, studi baru menunjukkan adanya peran vitamin D terhadap imunitas tubuh manusia. Peran ini dikarakteristikkan dari adanya presentasi vitamin D receptor (VDR) serta enzim 1-?-hidroksilase (CYP27B1) pada sel-sel imun. Melalui reseptor dan enzim tersebut vitamin D dapat memodulasi sistem imun manusia, baik bawaan maupun adaptif. Peran vitamin D dalam sistem imun bawaan melibatkan modulasi pada aktivitas monosit atau makrofag dan sel dendritik, sedangkan peran vitamin D dalam sistem imun adaptif melibatkan modulasi pada aktivitas sel limfosit B dan sel limfosit T.
{"title":"Tinjauan Pustaka: Peran Vitamin D Terhadap Imunitas","authors":"Shafira Dyah Setyawati, Ima Arum Lestarini","doi":"10.29303/jku.v11i3.720","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jku.v11i3.720","url":null,"abstract":"Vitamin D merupakan vitamin larut lemak yang didapatkan dalam jumlah besar melalui sintesis endogen di kulit dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D memiliki peran klasik yaitu untuk membantu regulasi mineral dan metabolisme tulang. Di sisi lain, studi baru menunjukkan adanya peran vitamin D terhadap imunitas tubuh manusia. Peran ini dikarakteristikkan dari adanya presentasi vitamin D receptor (VDR) serta enzim 1-?-hidroksilase (CYP27B1) pada sel-sel imun. Melalui reseptor dan enzim tersebut vitamin D dapat memodulasi sistem imun manusia, baik bawaan maupun adaptif. Peran vitamin D dalam sistem imun bawaan melibatkan modulasi pada aktivitas monosit atau makrofag dan sel dendritik, sedangkan peran vitamin D dalam sistem imun adaptif melibatkan modulasi pada aktivitas sel limfosit B dan sel limfosit T.","PeriodicalId":135675,"journal":{"name":"Unram Medical Journal","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123720048","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Basosquamous cell carcinoma (BSC) merupakan tumor kulit non melanoma yang jarang terjadi, bersifat agresif, cenderung rekuren dan metastasis. Basosquamous cell carcinoma (BSC) masih merupakan tantangan oleh karena sering menimbulkan kontroversi dalam klasifikasi, patogenesis dan penatalaksanaannya. Saat ini belum terdapat kriteria diagnostik dan penatalaksanaan BSC yang jelas, mengingat morfologi klinis dan gambaran histopatologis yang tumpang tindih antara basal cell carcinoma (BCC) dan squamous cell carcinoma (SCC). Berikut akan dilaporkan dua kasus BSC pada dua wanita berumur 60 tahun dan 53 tahun yang memiliki gambaran klinis dan dermoskopi sesuai dengan BCC serta hasil histopatologi menunjukkan BSC.
{"title":"A Basosquamous Cell Carcinoma","authors":"Betsy Yosia Nadeak","doi":"10.29303/jku.v11i3.718","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jku.v11i3.718","url":null,"abstract":"Basosquamous cell carcinoma (BSC) merupakan tumor kulit non melanoma yang jarang terjadi, bersifat agresif, cenderung rekuren dan metastasis. Basosquamous cell carcinoma (BSC) masih merupakan tantangan oleh karena sering menimbulkan kontroversi dalam klasifikasi, patogenesis dan penatalaksanaannya. Saat ini belum terdapat kriteria diagnostik dan penatalaksanaan BSC yang jelas, mengingat morfologi klinis dan gambaran histopatologis yang tumpang tindih antara basal cell carcinoma (BCC) dan squamous cell carcinoma (SCC). Berikut akan dilaporkan dua kasus BSC pada dua wanita berumur 60 tahun dan 53 tahun yang memiliki gambaran klinis dan dermoskopi sesuai dengan BCC serta hasil histopatologi menunjukkan BSC. ","PeriodicalId":135675,"journal":{"name":"Unram Medical Journal","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133575579","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan: Pedoman praktik klinis untuk evaluasi nyeri dada ini memberikan rekomendasi dan algoritma bagi dokter umum untuk menilai dan mendiagnosis nyeri dada pada pasien dewasa. Tujuan: Membantu dokter umum mengevaluasi pasien-pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada. Metode: Pencarian literatur secara komprehensif yang mencakup uji coba acak dan tidak acak, studi observasional, pendaftar, ulasan, dan bukti lain yang dilakukan pada subjek manusia yang diterbitkan dalam bahasa Inggris dari PubMed, EMBASE, Cochrane Kolaborasi, laporan Badan Penelitian dan Kualitas Kesehatan, dan database lain yang relevan. Studi tambahan yang relevan, yang diterbitkan hingga April 2021, juga dipertimbangkan. Hasil: Ditemukan 5 artikel tentang evaluasi nyeri dada pada pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada serta 13 artikel tentang pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat membantu mengevaluasi pasien dengan nyeri dada. Kesimpulan: Evaluasi nyeri dada diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik tentang gejala pasien yang untuk dapat membedakan nyeri dada kardiak atau non-kardiak yang kemudian dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan lain seperti EKG dan dipertimbangkan pemeriksaan jantung lainnya.
{"title":"Evaluasi Nyeri Dada Bagi Dokter Umum: Suatu Tinjauan Sistematis","authors":"Sidhi Laksono, Rami Pratama Putra, Ilham Roza","doi":"10.29303/jku.v11i3.745","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jku.v11i3.745","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Pedoman praktik klinis untuk evaluasi nyeri dada ini memberikan rekomendasi dan algoritma bagi dokter umum untuk menilai dan mendiagnosis nyeri dada pada pasien dewasa. Tujuan: Membantu dokter umum mengevaluasi pasien-pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada. Metode: Pencarian literatur secara komprehensif yang mencakup uji coba acak dan tidak acak, studi observasional, pendaftar, ulasan, dan bukti lain yang dilakukan pada subjek manusia yang diterbitkan dalam bahasa Inggris dari PubMed, EMBASE, Cochrane Kolaborasi, laporan Badan Penelitian dan Kualitas Kesehatan, dan database lain yang relevan. Studi tambahan yang relevan, yang diterbitkan hingga April 2021, juga dipertimbangkan. Hasil: Ditemukan 5 artikel tentang evaluasi nyeri dada pada pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada serta 13 artikel tentang pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat membantu mengevaluasi pasien dengan nyeri dada. Kesimpulan: Evaluasi nyeri dada diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik tentang gejala pasien yang untuk dapat membedakan nyeri dada kardiak atau non-kardiak yang kemudian dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan lain seperti EKG dan dipertimbangkan pemeriksaan jantung lainnya.","PeriodicalId":135675,"journal":{"name":"Unram Medical Journal","volume":"04 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126471841","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Stroke hemoragik merupakan salah satu tipe stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga terjadi pendarahan di otak. Faktor resiko utama yang dapat mempengaruhi serangan stroke adalah hipertensi. Kasus ini melaporkan pasien laki-laki usia 65 tahun yang didiagnosis stroke hemoragik dan hipertensi grade II. Pasien ini mendapatkan terapi infus manitol 0,25 cc/kgBB/jam, nicardipine IV 5 mg/jam, betahistine tab 3x6 mg per oral dalam pengobatannya.
{"title":"TATA LAKSANA TERAPI STROKE HEMORAGIK PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI : SEBUAH LAPORAN KASUS","authors":"Lily Annisa Lily Annisa","doi":"10.29303/jku.v11i3.729","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jku.v11i3.729","url":null,"abstract":"Stroke hemoragik merupakan salah satu tipe stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga terjadi pendarahan di otak. Faktor resiko utama yang dapat mempengaruhi serangan stroke adalah hipertensi. Kasus ini melaporkan pasien laki-laki usia 65 tahun yang didiagnosis stroke hemoragik dan hipertensi grade II. Pasien ini mendapatkan terapi infus manitol 0,25 cc/kgBB/jam, nicardipine IV 5 mg/jam, betahistine tab 3x6 mg per oral dalam pengobatannya.","PeriodicalId":135675,"journal":{"name":"Unram Medical Journal","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125576719","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Steve Freyssinet Karundeng, Lalu Fauzan Adi Yuliansyah, Novita Panggau, Henny Tantono, Lalu Fahril Ilham
Efusi perikardial terjadi ketika terdapat akumulasi cairan pada kantung perikardium yang mengelilingi jantung. Akumulasi ini dapat menyebabkan penekanan yang berakibat tamponade jantung. Tanda-tanda tamponade jantung dapat berupa hipotensi, distensi vena jugularis, dan suara jantung yang meredup. Kondisi ini dapat ditangani dengan pericardiocentesis. Alternatif lain adalah dengan operasi pericardial window. Pada laporan ini, kami melaporkan seorang wanita yang memiliki efusi perikardium berat dengan impending cardiac tamponade.
{"title":"EFUSI PERIKARDIUM BERAT DENGAN IMPENDING CARDIAC TAMPONADE","authors":"Steve Freyssinet Karundeng, Lalu Fauzan Adi Yuliansyah, Novita Panggau, Henny Tantono, Lalu Fahril Ilham","doi":"10.29303/jku.v11i3.853","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jku.v11i3.853","url":null,"abstract":"Efusi perikardial terjadi ketika terdapat akumulasi cairan pada kantung perikardium yang mengelilingi jantung. Akumulasi ini dapat menyebabkan penekanan yang berakibat tamponade jantung. Tanda-tanda tamponade jantung dapat berupa hipotensi, distensi vena jugularis, dan suara jantung yang meredup. Kondisi ini dapat ditangani dengan pericardiocentesis. Alternatif lain adalah dengan operasi pericardial window. Pada laporan ini, kami melaporkan seorang wanita yang memiliki efusi perikardium berat dengan impending cardiac tamponade.","PeriodicalId":135675,"journal":{"name":"Unram Medical Journal","volume":"91 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116078108","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Florence Pribadi, R. T. M. Panggabean, Angelarita Djami Raga, Ellysia Yuvena Maheswari, Berlian Ester Wakas, Almer Fathoni Syahda, Lola Adriani, Kevin Luke
Asam urat (AU) merupakan produk akhir dari metabolisme purin yang terdistribusi pada plasma dan cairan synovial. Solubilitas AU pada air sangat rendah, sehingga pada konsentrasi 6.8 mg/dL dapat membentuk kristal, yaitu monosodium urat. Kristal yang mengendap di sendi dapat memicu proses inflammasi yang disebut dengan gout artritis (GA). Penatalaksanaan GA yang tidak optimal menyebabkan penurunan kualitas hidup yang signifikan. Losartan merupakan obat hipertensi yang bekerja dengan memblokade reseptor Angiotensin I, sekaligus memiliki efek menurunkan kadar AU. Losartan diduga menghambat transporter URAT1 pada tubulus ginjal, sehingga menganggu reabsorbsi AU dan menyebabkan efek urikosurik. Tinjauan ini akan membahas potensi Losartan sebagai regimen terapi penurun AU pada penderita gout dengan hipertensi.
{"title":"Losartan sebagai Regimen Penurun Serum Asam Urat pada Penderita Gout dengan Hipertensi:","authors":"Florence Pribadi, R. T. M. Panggabean, Angelarita Djami Raga, Ellysia Yuvena Maheswari, Berlian Ester Wakas, Almer Fathoni Syahda, Lola Adriani, Kevin Luke","doi":"10.29303/jku.v11i3.739","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jku.v11i3.739","url":null,"abstract":"Asam urat (AU) merupakan produk akhir dari metabolisme purin yang terdistribusi pada plasma dan cairan synovial. Solubilitas AU pada air sangat rendah, sehingga pada konsentrasi 6.8 mg/dL dapat membentuk kristal, yaitu monosodium urat. Kristal yang mengendap di sendi dapat memicu proses inflammasi yang disebut dengan gout artritis (GA). Penatalaksanaan GA yang tidak optimal menyebabkan penurunan kualitas hidup yang signifikan. Losartan merupakan obat hipertensi yang bekerja dengan memblokade reseptor Angiotensin I, sekaligus memiliki efek menurunkan kadar AU. Losartan diduga menghambat transporter URAT1 pada tubulus ginjal, sehingga menganggu reabsorbsi AU dan menyebabkan efek urikosurik. Tinjauan ini akan membahas potensi Losartan sebagai regimen terapi penurun AU pada penderita gout dengan hipertensi. \u0000 ","PeriodicalId":135675,"journal":{"name":"Unram Medical Journal","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124479464","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Malformasi anorektal atau Anorectal malformations (ARMs) adalah kelainan kongenital langka yang sebagian besar insidennya terjadi pada bayi laki-laki baru lahir. Pasien ARM terlahir dengan lubang anus yang abnormal baik kerusakannya secara parsial maupun total. ARM dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe berdasarkan letak dari kantung rektum, di antaranya yaitu tipe rendah (low), tipe menengah (intermediate), dan tipe tinggi (high). Adapun tipe ARM yang paling umum terjadi pada laki-laki dan perempuan adalah tipe menengah (intermediate), yaitu rectourethral fistula pada laki-laki dan rectovestibular fistula pada perempuan. Diagnosis ARM dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada bayi ARM akan tampak distensi abdomen, tidak ditemukannya anus dan dapat ditemukan fistula. Pada umumnya, tatalaksana ARM dapat dilakukan melalui 3 jenis tindakan operasi, di antaranya adalah operasi perineal, posterior sagittal anorectoplasty (PSARP) dan laparoscopic assisted anorectoplasty (LAARP). Pilihan penatalaksanaan ARM bergantung pada klasifikasi dan derajat kelainannya. Posterior sagittal anorectoplasty (PSARP) adalah tindakan operatif yang umumnya digunakan sebagai tatalaksana malformasi anorektal letak tinggi. Namun, LAARP menjadi tatalaksana baru yang diadaptasi sebagai manajemen pasien ARM letak tinggi dan menengah. Walaupun demikian tindakan operasi dengan LAARP masih belum jelas terkait manfaat fungsionalnya, sehingga banyak penelitian yang sedang dilakukan sampai saat ini terkait efektivitas LAARP dibandingkan PSARP sebagai tindakan operatif pada pasien ARM. Dengan demikian, pada jurnal ini akan merangkum beberapa penelitian yang membandingkan efektivitas LAARP dengan PSARP sebagai tatalaksana ARM.
{"title":"Perbandingan Posterior Sagittal Anorectoplasty (PSARP) dengan Laparoscopy Assisted Anorectoplasty (LAARP) dalam Tatalaksana Malformasi Anorektal","authors":"A. Dewi","doi":"10.29303/jku.v11i2.746","DOIUrl":"https://doi.org/10.29303/jku.v11i2.746","url":null,"abstract":"Malformasi anorektal atau Anorectal malformations (ARMs) adalah kelainan kongenital langka yang sebagian besar insidennya terjadi pada bayi laki-laki baru lahir. Pasien ARM terlahir dengan lubang anus yang abnormal baik kerusakannya secara parsial maupun total. ARM dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe berdasarkan letak dari kantung rektum, di antaranya yaitu tipe rendah (low), tipe menengah (intermediate), dan tipe tinggi (high). Adapun tipe ARM yang paling umum terjadi pada laki-laki dan perempuan adalah tipe menengah (intermediate), yaitu rectourethral fistula pada laki-laki dan rectovestibular fistula pada perempuan. Diagnosis ARM dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada bayi ARM akan tampak distensi abdomen, tidak ditemukannya anus dan dapat ditemukan fistula. Pada umumnya, tatalaksana ARM dapat dilakukan melalui 3 jenis tindakan operasi, di antaranya adalah operasi perineal, posterior sagittal anorectoplasty (PSARP) dan laparoscopic assisted anorectoplasty (LAARP). Pilihan penatalaksanaan ARM bergantung pada klasifikasi dan derajat kelainannya. Posterior sagittal anorectoplasty (PSARP) adalah tindakan operatif yang umumnya digunakan sebagai tatalaksana malformasi anorektal letak tinggi. Namun, LAARP menjadi tatalaksana baru yang diadaptasi sebagai manajemen pasien ARM letak tinggi dan menengah. Walaupun demikian tindakan operasi dengan LAARP masih belum jelas terkait manfaat fungsionalnya, sehingga banyak penelitian yang sedang dilakukan sampai saat ini terkait efektivitas LAARP dibandingkan PSARP sebagai tindakan operatif pada pasien ARM. Dengan demikian, pada jurnal ini akan merangkum beberapa penelitian yang membandingkan efektivitas LAARP dengan PSARP sebagai tatalaksana ARM.","PeriodicalId":135675,"journal":{"name":"Unram Medical Journal","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128769044","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}