Pub Date : 2019-12-31DOI: 10.30871/jatra.v1i2.1797
Mufti Fathonah Muvariz, Nidia Yuniarsih, Sapto Wiratno Satoto, N. A. Prasetyo, N. Pamungkas
Nama lain perahu di Batam disebut dengan boat atau pancung. Masyarakat belakang padang, moda transportasi boat ini merupakan sarana utama penyebrangan menuju pulau Batam. Boat dibuat dari bahan utama kayu. Saat ini boat yang terbuat dari bahan utama kayu beralih menjadi berbahan fiberglass. Bagian perahu yang utama adalah bagian lambung. Untuk perahu tradisional, terutama untuk yang berbahan kayu, lambung perahu dibuat dengan keahlian teknis dan pengalaman dari pekerja galangan, tidak dilakukan perhitungan secara numerik untuk membangun kapal tersebut. Maka diperlukan analisa perhitungan numerik pada desain kapal dari galangan tradisional. Perahu tradisional di desain berdasarkan data survey lapangan. Pemodelan perahu, perhitungan hidrostatik, dan perhitungan hambatan menggunakan aplikasi Maxsurf. Hasil yang didapat adalah harga displacement kapal sebesar 1.814 ton. Besarnya hambatan dan powernya adalah 0.090 kN dan 0.299 kW pada saat kecepatan kapal 4.985 knots.
{"title":"Perhitungan Hambatan pada Perahu Tradisional","authors":"Mufti Fathonah Muvariz, Nidia Yuniarsih, Sapto Wiratno Satoto, N. A. Prasetyo, N. Pamungkas","doi":"10.30871/jatra.v1i2.1797","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v1i2.1797","url":null,"abstract":"Nama lain perahu di Batam disebut dengan boat atau pancung. Masyarakat belakang padang, moda transportasi boat ini merupakan sarana utama penyebrangan menuju pulau Batam. Boat dibuat dari bahan utama kayu. Saat ini boat yang terbuat dari bahan utama kayu beralih menjadi berbahan fiberglass. Bagian perahu yang utama adalah bagian lambung. Untuk perahu tradisional, terutama untuk yang berbahan kayu, lambung perahu dibuat dengan keahlian teknis dan pengalaman dari pekerja galangan, tidak dilakukan perhitungan secara numerik untuk membangun kapal tersebut. Maka diperlukan analisa perhitungan numerik pada desain kapal dari galangan tradisional. Perahu tradisional di desain berdasarkan data survey lapangan. Pemodelan perahu, perhitungan hidrostatik, dan perhitungan hambatan menggunakan aplikasi Maxsurf. Hasil yang didapat adalah harga displacement kapal sebesar 1.814 ton. Besarnya hambatan dan powernya adalah 0.090 kN dan 0.299 kW pada saat kecepatan kapal 4.985 knots.","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115800800","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-31DOI: 10.30871/jatra.v1i2.1805
Hanifah Widiastuti, Saprin Epraim Surbakti, F. Restu, Muhammad Hasan Albana, Ihsanuddin Saputra
Mold (cetakan) merupakan perkakas pada proses injection molding untuk membuat produk dari plastik. Akibat penggunaan selama proses produksinya, mold ini dapat mengalami kerusakan yang mengakibatkan terjadinya cacat pada produk. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai cacat produk yang sering terjadi akibat kerusakan pada mold serta bagian dari mold yang rusak pada proses plastic injection molding di perusahaan manufaktur Batam. Dari pengumpulan data yang dilakukan selama satu bulan, maka didapatkan bahwa cacat produk yang terjadi berkaitan dengan rusaknya mold adalah cacat flash (material sisa) dengan persentase sekitar 92% dan 8% colour streaks. Bagian mold yang mengalami kerusakan sehingga mengakibatkan cacat flash tersebut adalah sub insert (45,45%), insert (27,27%), slider (18,18%), dan ejector pin (9,09%). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa cacat produk yang sering terjadi akibat kerusakan mold adalah flash dan cacat flash banyak disebabkan oleh kerusakan mold pada bagian sub insert.
{"title":"Identifikasi Cacat Produk Dan Kerusakan Mold Pada Proses Plastic Injection Molding","authors":"Hanifah Widiastuti, Saprin Epraim Surbakti, F. Restu, Muhammad Hasan Albana, Ihsanuddin Saputra","doi":"10.30871/jatra.v1i2.1805","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v1i2.1805","url":null,"abstract":"Mold (cetakan) merupakan perkakas pada proses injection molding untuk membuat produk dari plastik. Akibat penggunaan selama proses produksinya, mold ini dapat mengalami kerusakan yang mengakibatkan terjadinya cacat pada produk. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai cacat produk yang sering terjadi akibat kerusakan pada mold serta bagian dari mold yang rusak pada proses plastic injection molding di perusahaan manufaktur Batam. Dari pengumpulan data yang dilakukan selama satu bulan, maka didapatkan bahwa cacat produk yang terjadi berkaitan dengan rusaknya mold adalah cacat flash (material sisa) dengan persentase sekitar 92% dan 8% colour streaks. Bagian mold yang mengalami kerusakan sehingga mengakibatkan cacat flash tersebut adalah sub insert (45,45%), insert (27,27%), slider (18,18%), dan ejector pin (9,09%). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa cacat produk yang sering terjadi akibat kerusakan mold adalah flash dan cacat flash banyak disebabkan oleh kerusakan mold pada bagian sub insert.","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115403733","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salah satu energi alternatif terbarukan untuk area pantai adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dalam pengembangan ketenagalistrikan nasional, khususnya pada daerah yang memiliki potensi kecepatan angin di atas 4 meter per second (m/s). Inovasi teknologi untuk pondasi turbin terapung sangat diperlukan. Identifikasi turbin angin lepas pantai terapung masih memerlukan kajian-kajian spesifik dan mendalam, salah satunya terkait aspek tali tambat. Pada saat beroperasi, seringkali terjadi gerakan yang disebabkan oleh arus, gelombang, atau pun angin. Sistem tambat (mooring) diperlukan untuk menjaga ponton pondasi pembangkit listrik tenaga bayu lepas pantai supaya relatif tetap pada posisi yang dibutuhkan, namun, gaya yang terdapat pada mooring system perlu disesuaikan terhadap karakteristik ponton. Untuk itu, dilakukan penelitian dengan tujuan, mengetahui respon gerakan dari ponton pada saat kondisi terapung bebas dan pada saat tertambat. Dalam penelitian ini digunakan software simulasi MOSES dan Maxsurf. MOSES menjadi alat untuk menganalisis hidrostatik dari ponton dan Maxsurf merupakan software untuk menganalisis desain ponton. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu RAO heaving maksimum terjadi pada sudut gelombang 900 (beam seas) dengan nilai RAO sebesar 1.0934069 (m/m). RAO roll maksimum terjadi pada sudut gelombang 900 (beam seas) dengan nilai RAO sebesar 9.454861 (rad/rad). RAO pitch maksimum terjadi pada sudut gelombang 450 (quartering seas) dengan nilai RAO sebesar 0.9103925 (rad/rad).
{"title":"Analisa Perbedaan Karakteristik Gerakan Ponton Pengapung Turbin Angin Lepas Pantai Pada Kondisi Terapung Bebas Dan Tertambat","authors":"Luh Putri Adnyani, Diana Delivia, Indira Anggriani","doi":"10.30871/jatra.v1i2.1607","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v1i2.1607","url":null,"abstract":"Salah satu energi alternatif terbarukan untuk area pantai adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dalam pengembangan ketenagalistrikan nasional, khususnya pada daerah yang memiliki potensi kecepatan angin di atas 4 meter per second (m/s). Inovasi teknologi untuk pondasi turbin terapung sangat diperlukan. Identifikasi turbin angin lepas pantai terapung masih memerlukan kajian-kajian spesifik dan mendalam, salah satunya terkait aspek tali tambat. Pada saat beroperasi, seringkali terjadi gerakan yang disebabkan oleh arus, gelombang, atau pun angin. Sistem tambat (mooring) diperlukan untuk menjaga ponton pondasi pembangkit listrik tenaga bayu lepas pantai supaya relatif tetap pada posisi yang dibutuhkan, namun, gaya yang terdapat pada mooring system perlu disesuaikan terhadap karakteristik ponton. Untuk itu, dilakukan penelitian dengan tujuan, mengetahui respon gerakan dari ponton pada saat kondisi terapung bebas dan pada saat tertambat. Dalam penelitian ini digunakan software simulasi MOSES dan Maxsurf. MOSES menjadi alat untuk menganalisis hidrostatik dari ponton dan Maxsurf merupakan software untuk menganalisis desain ponton. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu RAO heaving maksimum terjadi pada sudut gelombang 900 (beam seas) dengan nilai RAO sebesar 1.0934069 (m/m). RAO roll maksimum terjadi pada sudut gelombang 900 (beam seas) dengan nilai RAO sebesar 9.454861 (rad/rad). RAO pitch maksimum terjadi pada sudut gelombang 450 (quartering seas) dengan nilai RAO sebesar 0.9103925 (rad/rad).","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"55 3-4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131301768","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-31DOI: 10.30871/jatra.v1i2.1361
Annisa Fyona, Rahman Hakim, Afriandi Afriandi
Perkembangan industri yang sangat pesat membuat persaingan di dunia industri menuntut adanya alat yang bisa membantu proses produksi agar bisa lebih cepat dan mampu menghasilkan produk dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat serta mengurangi biaya produksi,salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan produksi diperlukan Jig & fixture yang lebih efisien. Dalam pengerjaan,maka dilakukan pengembangan terhadap jig & fixture yang telah ada di PT.SBM agar lebih efisien, dan agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pembuatan jig & fixture maka dilakukan pengambilan data dengan menggunakan Ishikawa Diagram untuk melihat pengaruh-pengaruh yang menyebabkan kualitas dan produksi yang kurang optimal,serta melakukan observasi terhadap jig & fixture yang telah ada sebelumnya.Selanjutnya dilakukan proses desain yang akan dikerjakan dengan menggunakan software Solidwork dengan cara penambahan dari 2 menjadi 3 jig. Dengan penambahan jig tersebut maka diharapkan akan ada penambahan kuantitas terhadap part break shoes tersebut.
{"title":"Desain Jig & Fixture untuk Break Shoes Sepeda Angin","authors":"Annisa Fyona, Rahman Hakim, Afriandi Afriandi","doi":"10.30871/jatra.v1i2.1361","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v1i2.1361","url":null,"abstract":"Perkembangan industri yang sangat pesat membuat persaingan di dunia industri menuntut adanya alat yang bisa membantu proses produksi agar bisa lebih cepat dan mampu menghasilkan produk dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat serta mengurangi biaya produksi,salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan produksi diperlukan Jig & fixture yang lebih efisien. Dalam pengerjaan,maka dilakukan pengembangan terhadap jig & fixture yang telah ada di PT.SBM agar lebih efisien, dan agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pembuatan jig & fixture maka dilakukan pengambilan data dengan menggunakan Ishikawa Diagram untuk melihat pengaruh-pengaruh yang menyebabkan kualitas dan produksi yang kurang optimal,serta melakukan observasi terhadap jig & fixture yang telah ada sebelumnya.Selanjutnya dilakukan proses desain yang akan dikerjakan dengan menggunakan software Solidwork dengan cara penambahan dari 2 menjadi 3 jig. Dengan penambahan jig tersebut maka diharapkan akan ada penambahan kuantitas terhadap part break shoes tersebut.","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"163 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120973601","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-31DOI: 10.30871/jatra.v1i2.1785
Intan Nur Farida, Rina Firliana, Ratih Kumalasari Niswatin
Pemberian gelar santri terbaik yang dilakukan setiap tahun masih secara subyektif. Penggunaan kriteria non akademik belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini menyebabkan kurang tepat dalam menentukan santri terbaik. Pemberian gelar yang dilakukan setiap tahun mendorong adanya perancangan sistem yang dapat membantu merekomendasikan santri terbaik. Pemodelan sistem rekomendasi ini bertujuan untuk memanfaatkan konsep sistem pendukung keputusan dengan menerapkan metode perankingan agar diperoleh rekomendasi santri terbaik. Metode yang digunakan adalah metode Multi-Objective Optimization by Ratio Analysis (MOORA) untuk kriteria nilai akademik dan non akademik. Penelitian ini menunjukkan pemodelan sistem pendukung keputusan berupa perangkingan santri terbaik.
{"title":"Pemodelan Rekomendasi Santri Terbaik Menggunakan Multi-Objective Optimization By Ratio Analysis","authors":"Intan Nur Farida, Rina Firliana, Ratih Kumalasari Niswatin","doi":"10.30871/jatra.v1i2.1785","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v1i2.1785","url":null,"abstract":"Pemberian gelar santri terbaik yang dilakukan setiap tahun masih secara subyektif. Penggunaan kriteria non akademik belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini menyebabkan kurang tepat dalam menentukan santri terbaik. Pemberian gelar yang dilakukan setiap tahun mendorong adanya perancangan sistem yang dapat membantu merekomendasikan santri terbaik. Pemodelan sistem rekomendasi ini bertujuan untuk memanfaatkan konsep sistem pendukung keputusan dengan menerapkan metode perankingan agar diperoleh rekomendasi santri terbaik. Metode yang digunakan adalah metode Multi-Objective Optimization by Ratio Analysis (MOORA) untuk kriteria nilai akademik dan non akademik. Penelitian ini menunjukkan pemodelan sistem pendukung keputusan berupa perangkingan santri terbaik.","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"104 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115717013","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-31DOI: 10.30871/jatra.v1i2.1781
Ita Wijayanti, R. Hakim, Widodo Widodo
Proses pemesinan konvensional tidak mampu mengakomodasi pembuatan produk yang memiliki desain kompleks dan membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Teknologi electrical discharge machining (EDM) merupakan proses pemesinan nonkonvensional yang mampu mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dengan EDM maka stres mekanis, chatter dan masalah getaran saat proses pemesinan dapat dikurangi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi arus listrik yang berbeda (3A, 6A dan 12A) saat pemesinan EDM terhadap nilai kekasaran (Ra) permukaan benda kerja (baja ST37). Elektroda yang digunakan yaitu berbahan baku tembaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ra terkecil (3,452 μm) diperoleh pada variasi arus 3A, sedang pada arus listrik 6A diperoleh Ra sebesar 4,789 μm dan Ra sebesar 7,313 μm pada arus listrik 12A. Semakin besar arus listrik yang digunakan selama pemesinan EDM maka semakin kasar permukaan benda kerja yang dihasilkan. Kata Kunci: EDM, Nilai Kekasaran, Tembaga, ST37
{"title":"Studi Experimen Mula: Analisa Kekasaran Permukaan Baja ST 37 Terhadap Variasi Kuat Arus Listrik","authors":"Ita Wijayanti, R. Hakim, Widodo Widodo","doi":"10.30871/jatra.v1i2.1781","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v1i2.1781","url":null,"abstract":"Proses pemesinan konvensional tidak mampu mengakomodasi pembuatan produk yang memiliki desain kompleks dan membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Teknologi electrical discharge machining (EDM) merupakan proses pemesinan nonkonvensional yang mampu mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dengan EDM maka stres mekanis, chatter dan masalah getaran saat proses pemesinan dapat dikurangi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi arus listrik yang berbeda (3A, 6A dan 12A) saat pemesinan EDM terhadap nilai kekasaran (Ra) permukaan benda kerja (baja ST37). Elektroda yang digunakan yaitu berbahan baku tembaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ra terkecil (3,452 μm) diperoleh pada variasi arus 3A, sedang pada arus listrik 6A diperoleh Ra sebesar 4,789 μm dan Ra sebesar 7,313 μm pada arus listrik 12A. Semakin besar arus listrik yang digunakan selama pemesinan EDM maka semakin kasar permukaan benda kerja yang dihasilkan. \u0000Kata Kunci: EDM, Nilai Kekasaran, Tembaga, ST37","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"106 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124694990","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-29DOI: 10.30871/jatra.v1i1.1242
R. Hakim, Ihsanuddin Saputra, Gilang Prabowo Utama, Yuris Setyoadi
3D Printing adalah sebuah printing yang menampilkan data dalam bentuk cetakan, namun berbeda dengan printing biasanya yang mencetak data dalam sebuah kertas ataupun lembaran lainnya. Dengan teknologi dari 3D printing sebuah perusahaan dapat membuat sebuah prototype tanpa harus menghabiskan bahan baku ataupun material. Dalam penelitian ini, dikaji tentang pengaruh parameter temperatur nozzle dan base plate pada material PLA terhadap kehalusan permukaan. Pada proses penelitian ini material yang dipakai adalah Poly Lactid Acid (Poly Lactic Acid ) yang kemudian akan dibentuk menjadi spesimen dengan ukuran 30x30x10 mm. Dengan menggunakan temperatur nozzle yaitu 190°C, 205°C, 220°C dan temperatur base plate 30°C dan 50°C serta menggunakan lem dan tidak menggunakan lem. Pada penelitian ini, didapatkan hasil density yang paling mendekati dengan density material adalah pada temperatur nozzle 190°C dan temperatur base plate 50°C dengan menggunakan lem ataupun tidak pada single nozzle sebesar 1.734 g/cm3
3D打印是一种打印数据以打印形式出现的打印,但不同于通常在纸或其他纸张上打印数据的打印。有了3D打印技术,公司可以在不消耗原材料或材料的情况下生产原型。在本研究中,研究了喷嘴的温度参数和底盘的底盘对其表面光滑的影响。在这个过程中,使用的材料是Poly Lactid Acid,然后将形成一个30×30x10毫米的样本。用喷嘴温度190°C、205°C温度220°C和垒板30°C和50°C,并使用胶水和不使用胶水。在这项研究,得到的材料密度最接近的密度是结果喷嘴190°C温度和温度控制在基地的盘子用胶水或没有在50°C单身1.734 g /立方厘米大小的喷嘴
{"title":"Pengaruh Temperatur Nozzle dan Base Plate Pada Material PLA Terhadap Nilai Masa Jenis dan Kekasaran Permukaan Produk Pada Mesin Leapfrog Creatr 3D Printer","authors":"R. Hakim, Ihsanuddin Saputra, Gilang Prabowo Utama, Yuris Setyoadi","doi":"10.30871/jatra.v1i1.1242","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v1i1.1242","url":null,"abstract":"3D Printing adalah sebuah printing yang menampilkan data dalam bentuk cetakan, namun berbeda dengan printing biasanya yang mencetak data dalam sebuah kertas ataupun lembaran lainnya. Dengan teknologi dari 3D printing sebuah perusahaan dapat membuat sebuah prototype tanpa harus menghabiskan bahan baku ataupun material. Dalam penelitian ini, dikaji tentang pengaruh parameter temperatur nozzle dan base plate pada material PLA terhadap kehalusan permukaan. Pada proses penelitian ini material yang dipakai adalah Poly Lactid Acid (Poly Lactic Acid ) yang kemudian akan dibentuk menjadi spesimen dengan ukuran 30x30x10 mm. Dengan menggunakan temperatur nozzle yaitu 190°C, 205°C, 220°C dan temperatur base plate 30°C dan 50°C serta menggunakan lem dan tidak menggunakan lem. Pada penelitian ini, didapatkan hasil density yang paling mendekati dengan density material adalah pada temperatur nozzle 190°C dan temperatur base plate 50°C dengan menggunakan lem ataupun tidak pada single nozzle sebesar 1.734 g/cm3","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"15 46","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114044548","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-29DOI: 10.30871/jatra.v1i1.1360
Beni Irawan., R. Hakim, Hanifah Widiastuti, Domi Kamsyah, Bambang Sahputra
Printer 3D adalah sebuah printer yang menampilkan data dalam bentuk cetakan. Dengan teknologi dari 3D printing, sebuah perusahaan dapat membuat sebuah prototype tanpa harus menghabiskan bahan baku ataupun material. Dalam penelitian ini dikaji tentang pengaruh parameter temperature nozzle dan base plate pada material ABS terhadap hasil kekasaran permukaan serta density yang paling baik. Pada proses penelitian ini menggunakan bahan Acrylonytrile Butadine Stryne yang dibentuk menjadi specimen dengan dimensi panjang 3cm, lebar 3cm dan tinggi 1cm. Penyetingan parameter temperatur nozzle yang digunakan yaitu 240ºC, 250ºC and 260ºC (single nozzle dan dual nozzle), temperatur base plate 30ºC, dan 100ºC serta adhesive type dengan lem atau tanpa lem. Dari penelitian ini akan didapat data pengaruh temperatur nozzle, temperatur base plate, pengaruh lem dan nilai density yang paling baik. Dari penelitian ini temperatur terbaik untuk mencetak material specimen dengan kekasaran permukaan yang paling rendah diperoleh sebesar 6,15 µm yang setara dengan N9 dengan parameter temperatur nozzle 260ºC dan base plate 100ºC menggunakan bahan perekat (glue) dengan metode single nozzle . Adapun parameter yang digunakan untuk memperoleh density yang paling mendekati nilai spesifikasi density material ABS yaitu pada temperatur nozzle 240ºC sedangkan base plate 100ºC dengan menggunakan bahan perekat (glue). Pada setting semua temperatur nozzle baik single nozzle ataupun dual nozzle dengan temperatur base plate 30ºC tanpa menggunakan lem semua hasilnya adalah reject.
{"title":"Pengaruh Temperatur Nozzle dan Base Plate Pada Mesin Leapfrog Creatr 3D Printer Terhadap Density dan Surface Roughness Material ABS","authors":"Beni Irawan., R. Hakim, Hanifah Widiastuti, Domi Kamsyah, Bambang Sahputra","doi":"10.30871/jatra.v1i1.1360","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v1i1.1360","url":null,"abstract":"Printer 3D adalah sebuah printer yang menampilkan data dalam bentuk cetakan. Dengan teknologi dari 3D printing, sebuah perusahaan dapat membuat sebuah prototype tanpa harus menghabiskan bahan baku ataupun material. Dalam penelitian ini dikaji tentang pengaruh parameter temperature nozzle dan base plate pada material ABS terhadap hasil kekasaran permukaan serta density yang paling baik. Pada proses penelitian ini menggunakan bahan Acrylonytrile Butadine Stryne yang dibentuk menjadi specimen dengan dimensi panjang 3cm, lebar 3cm dan tinggi 1cm. Penyetingan parameter temperatur nozzle yang digunakan yaitu 240ºC, 250ºC and 260ºC (single nozzle dan dual nozzle), temperatur base plate 30ºC, dan 100ºC serta adhesive type dengan lem atau tanpa lem. Dari penelitian ini akan didapat data pengaruh temperatur nozzle, temperatur base plate, pengaruh lem dan nilai density yang paling baik. Dari penelitian ini temperatur terbaik untuk mencetak material specimen dengan kekasaran permukaan yang paling rendah diperoleh sebesar 6,15 µm yang setara dengan N9 dengan parameter temperatur nozzle 260ºC dan base plate 100ºC menggunakan bahan perekat (glue) dengan metode single nozzle . Adapun parameter yang digunakan untuk memperoleh density yang paling mendekati nilai spesifikasi density material ABS yaitu pada temperatur nozzle 240ºC sedangkan base plate 100ºC dengan menggunakan bahan perekat (glue). Pada setting semua temperatur nozzle baik single nozzle ataupun dual nozzle dengan temperatur base plate 30ºC tanpa menggunakan lem semua hasilnya adalah reject.","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128895559","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-29DOI: 10.30871/jatra.v1i1.1359
Ghea Rizki Amelia, N. A. Prasetyo
Skid-frame adalah sebuah gabungan struktural yang terdiri dari berbagai macam ukuran atau pun dimensi profile. Skid-frame dirancang agar dapat menahan beban yang berada di atas nya. Beban ini berasal dari sebuah pressure vessel bertipe horizontal. Pressure vessel merupakan wadah yang digunakan untuk penyimpanan atau laluan fluida baik gas maupun cairan yang bertekanan. Tekanan tersebut bisa lebih besar atau lebih kecil dari tekanan udara luar pressure vessel. Pada studi ini beban dari pressure vessel yang digunakan berasal dari operating weight-nya yaitu sebesar 22000 Kg. Beban tersebut diasumsikan sebagai beban statis, baik intensitas maupun gaya kerjanya. Material yang diaplikasikan pada skid-frame dalam studi ini yaitu berjenis S275JR dengan nilai yield strength sebesar 275 N/mm2. Untuk mengetahui kemampuan skid-frame dalam menahan beban, dilakukan sebuah simulasi numerik menggunakan perangkat lunak berbasis metode elemen hingga. Hasil yang diharapkan berupa nilai stress, displacement dan safety factor. Setelah dilakukan pemodelan dan simulasi menggunakan program perangkat lunak simulasi, didapatkan nilai stress maksimum sebesar 150,795 Mpa, displacement maksimum sebesar 15,21 mm dan safety factor pada rentang nilai 1,7 – 2,28.
{"title":"Uji Kekuatan Skid-Frame Pada Horizontal Pressure Vessel Berbasis Simulasi Numerik","authors":"Ghea Rizki Amelia, N. A. Prasetyo","doi":"10.30871/jatra.v1i1.1359","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v1i1.1359","url":null,"abstract":"Skid-frame adalah sebuah gabungan struktural yang terdiri dari berbagai macam ukuran atau pun dimensi profile. Skid-frame dirancang agar dapat menahan beban yang berada di atas nya. Beban ini berasal dari sebuah pressure vessel bertipe horizontal. Pressure vessel merupakan wadah yang digunakan untuk penyimpanan atau laluan fluida baik gas maupun cairan yang bertekanan. Tekanan tersebut bisa lebih besar atau lebih kecil dari tekanan udara luar pressure vessel. Pada studi ini beban dari pressure vessel yang digunakan berasal dari operating weight-nya yaitu sebesar 22000 Kg. Beban tersebut diasumsikan sebagai beban statis, baik intensitas maupun gaya kerjanya. Material yang diaplikasikan pada skid-frame dalam studi ini yaitu berjenis S275JR dengan nilai yield strength sebesar 275 N/mm2. Untuk mengetahui kemampuan skid-frame dalam menahan beban, dilakukan sebuah simulasi numerik menggunakan perangkat lunak berbasis metode elemen hingga. Hasil yang diharapkan berupa nilai stress, displacement dan safety factor. Setelah dilakukan pemodelan dan simulasi menggunakan program perangkat lunak simulasi, didapatkan nilai stress maksimum sebesar 150,795 Mpa, displacement maksimum sebesar 15,21 mm dan safety factor pada rentang nilai 1,7 – 2,28.","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"145 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123302781","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-29DOI: 10.30871/jatra.v1i1.1336
Sapto Wiratno Satoto, P. NaufalAbdurrahman, H. Saputra
Lambung kapal wisata pulau Petong direncanakan akan dibuat dari lambung kapal Pancung lokal yang terdapat di dekitar kepulauan Batam. Alasan penggunaan lambung kapal lokal adalah untuk memunculkan kearifan lokal serta meningkatkan produksi kapal lokal di sekitar pulau Batam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lambung kapal yang ada di sekitar pulau Batam untuk kemudian disesuaikan dengan kebutuhan lambung kapal wisata. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data kapal yang terdapat di sekitar pulau Batam kemudian dibandingkan antara satu dan yang lainnya. Dari 6 kapal yang kemudian dipilih 3 kapal yang memiliki kesamaan bentuk, terdapat 1 kapal yang memiliki karakteristik yang dianggap sesuai untuk kebutuhan kapal wisata. Karakteristiknya adalah dengan ukuran kapal yang panjang, serta lebar, namun memiliki hambatan dan kebutuhan power yang walaupun nilainya tidak paling kecil maupun besar, tapi dianggap sesuai untuk memenuhi kebutuhan kapal.
{"title":"Perbandingan Teknis Ukuran Utama dan Hambatan Kapal Pada Lambung Kapal Wisata Pulau Petong","authors":"Sapto Wiratno Satoto, P. NaufalAbdurrahman, H. Saputra","doi":"10.30871/jatra.v1i1.1336","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v1i1.1336","url":null,"abstract":"Lambung kapal wisata pulau Petong direncanakan akan dibuat dari lambung kapal Pancung lokal yang terdapat di dekitar kepulauan Batam. Alasan penggunaan lambung kapal lokal adalah untuk memunculkan kearifan lokal serta meningkatkan produksi kapal lokal di sekitar pulau Batam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lambung kapal yang ada di sekitar pulau Batam untuk kemudian disesuaikan dengan kebutuhan lambung kapal wisata. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data kapal yang terdapat di sekitar pulau Batam kemudian dibandingkan antara satu dan yang lainnya. Dari 6 kapal yang kemudian dipilih 3 kapal yang memiliki kesamaan bentuk, terdapat 1 kapal yang memiliki karakteristik yang dianggap sesuai untuk kebutuhan kapal wisata. Karakteristiknya adalah dengan ukuran kapal yang panjang, serta lebar, namun memiliki hambatan dan kebutuhan power yang walaupun nilainya tidak paling kecil maupun besar, tapi dianggap sesuai untuk memenuhi kebutuhan kapal.","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126058469","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}