Pub Date : 2022-12-31DOI: 10.30871/jatra.v4i2.4345
L. Utami, Rizky Pratama Hudhajanto
Lampu portabel merupakan perangkat elektronik yang praktis digunakan di mana saja. Lampu ini diproduksi untuk dijual ke negara-negara yang sukar mendapatkan akses listrik, seperti negara-negara di kawasan benua Afrika. Salah satu produk ini diberi nama “Mobiya”, yaitu lampu portabel bertenaga baterai yang dapat diisi ulang. Proses pengisian ulang menggunakan sumber daya listrik DC dengan power inlet bertipe Universal Serial Bus (USB). Artikel ini membahas penciptaan alat uji untuk mengendalikan kualitas hasil produksi lampu portabel Mobiya. Penciptaan alat ini meliputi proses perancangan, pembuatan, dan pengujian. Selain itu, dipaparkan juga Preventive Maintenance berupa pengolahan data statistik guna mendapatkan status dan kondisi alat uji sebagai dasar melakukan perawatan. Studi ini berhasil menciptakan alat uji yang mampu melakukan pengujian terhadap lampu portabel Mobiya yang sesuai dengan standar produksi.
{"title":"Alat Uji Data Tahan Mekanik dan Elektrik Untuk \"Mobiya\" Menggunakan PLC","authors":"L. Utami, Rizky Pratama Hudhajanto","doi":"10.30871/jatra.v4i2.4345","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v4i2.4345","url":null,"abstract":"Lampu portabel merupakan perangkat elektronik yang praktis digunakan di mana saja. Lampu ini diproduksi untuk dijual ke negara-negara yang sukar mendapatkan akses listrik, seperti negara-negara di kawasan benua Afrika. Salah satu produk ini diberi nama “Mobiya”, yaitu lampu portabel bertenaga baterai yang dapat diisi ulang. Proses pengisian ulang menggunakan sumber daya listrik DC dengan power inlet bertipe Universal Serial Bus (USB). Artikel ini membahas penciptaan alat uji untuk mengendalikan kualitas hasil produksi lampu portabel Mobiya. Penciptaan alat ini meliputi proses perancangan, pembuatan, dan pengujian. Selain itu, dipaparkan juga Preventive Maintenance berupa pengolahan data statistik guna mendapatkan status dan kondisi alat uji sebagai dasar melakukan perawatan. Studi ini berhasil menciptakan alat uji yang mampu melakukan pengujian terhadap lampu portabel Mobiya yang sesuai dengan standar produksi.","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114839393","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-31DOI: 10.30871/jatra.v4i2.4786
Aulia Fajrin, Mutiarani Mutiarani, N. P. Ariyanto, Wissesa Wissesa
NDT (Non-Destructive Test) merupakan pengujian tanpa merusak material atau spesimen. Salah satu peralatan NDT yang bisa digunakan untuk mengukur tebal dari plat lambung kapal adalah Ultrasonic Thickness Gauge (UTG). Alat ini menggunakan gelombang suara yang dipantulkan dan diterima oleh probe dan diubah ke data angka, angka tersebut digunakan untuk melihat ketebalan dari material plat tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan identifikasi tebal plat lambung kapal tanker Tyche dengan Ultrasonic Thickness Gauge (UTG) agar diketahui apakah diperlukan proses replating atau tidak. Berdasarkan data dari hasil pengukuran bukaan kulit lambung kapal Tyche di bagian portside dan sideboard, tebal plat terkecil adalah 9,7 mm. Hasil tersebut masih termasuk ke dalam toleransi karena apabila dilakukan perhitungan dengan tebal plat awal 12 mm–2.4 mm, maka minimum ketebalan yang dapat diterima adalah 9,6 mm. Apabila ditemukan tebal plat di bawah 9,6 mm berdasarkan standard dari pihak klass Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), plat tersebut akan dinyatakan NG (Not Good) harus dilakukan replating. Berdasarkan tabel pengujian, pada kapal tanker Tyche tidak ditemukan hasil UTG yang berada di bawah standar ketebalan plat yang telah ditetapkan. Kapal tanker Tyche dengan kode IMO 8794891 masih aman untuk tetap beroperasi dan tidak perlu dilakukannya proses replating secara sebagian maupun menyeluruh.
{"title":"Identifikasi Tebal Plat Lambung Kapal Tanker Tyche IMO 8794891 Dengan Ultrasonic Thicness Gauge","authors":"Aulia Fajrin, Mutiarani Mutiarani, N. P. Ariyanto, Wissesa Wissesa","doi":"10.30871/jatra.v4i2.4786","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v4i2.4786","url":null,"abstract":"NDT (Non-Destructive Test) merupakan pengujian tanpa merusak material atau spesimen. Salah satu peralatan NDT yang bisa digunakan untuk mengukur tebal dari plat lambung kapal adalah Ultrasonic Thickness Gauge (UTG). Alat ini menggunakan gelombang suara yang dipantulkan dan diterima oleh probe dan diubah ke data angka, angka tersebut digunakan untuk melihat ketebalan dari material plat tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan identifikasi tebal plat lambung kapal tanker Tyche dengan Ultrasonic Thickness Gauge (UTG) agar diketahui apakah diperlukan proses replating atau tidak. Berdasarkan data dari hasil pengukuran bukaan kulit lambung kapal Tyche di bagian portside dan sideboard, tebal plat terkecil adalah 9,7 mm. Hasil tersebut masih termasuk ke dalam toleransi karena apabila dilakukan perhitungan dengan tebal plat awal 12 mm–2.4 mm, maka minimum ketebalan yang dapat diterima adalah 9,6 mm. Apabila ditemukan tebal plat di bawah 9,6 mm berdasarkan standard dari pihak klass Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), plat tersebut akan dinyatakan NG (Not Good) harus dilakukan replating. Berdasarkan tabel pengujian, pada kapal tanker Tyche tidak ditemukan hasil UTG yang berada di bawah standar ketebalan plat yang telah ditetapkan. Kapal tanker Tyche dengan kode IMO 8794891 masih aman untuk tetap beroperasi dan tidak perlu dilakukannya proses replating secara sebagian maupun menyeluruh.","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"180 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125822002","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-31DOI: 10.30871/jatra.v4i2.4951
Rivaldo Rimo, N. Arifin, Tian Havwini
Stress relieving merupakan suatu proses perlakuan panas yang bertujuan untuk menghilangkan tegangan terhadap ujung material yang telah dilakukan proses deformasi, baik deformasi internal (swaging) atau deformasi eksternal (expanding). Perlakuan ini bertujuan untuk menghilangkan tegangan sisa atau sisa kekerasan yang dihasilkan dari proses end sizing, serta mengembalikan tingkat stress pada pipa akibat proses swaging dengan cara memanaskan material sesuai suhu dan pembentukan material itu sendiri. Sedangkan swaging adalah proses penempaan pada silinder pipa untuk memperkecil ujung pipa, serta membentuk ujung pipa sesuai permintaan dari pemesan, baik proses deformasi internal maupun eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai kekerasan material pipa pada perlakuan non swaging, swaging, dan swaging + stress relieving. Pengujian ini menggunakan material carbon steel grade L80 pipa ukuran 3 ½ inci dengan panjang pipa 6 ft. Tekanan yang diberikan saat swaging yang adalah 2.850 psi selama 30 detik, dengan nilai swage stroke 118,00 mm. Sedangkan perlakuan stress relieving diberikan pemanasan pada rentang suhu 595oC – 625oC dengan soaking time 60 detik. Dari ketiga perlakuan tersebut, kekerasan tertinggi diperoleh dari proses swaging dengan nilai 19,2 HRC sedangkan kekerasan terendah ditunjukkan oleh spesimen non swaging dengan nilai 16,7 HRC.
{"title":"Pengaruh Proses Stress Relieving Terhadap Nilai Kekerasan Nilai Kekerasan Pipa Setelah Proses Swaging","authors":"Rivaldo Rimo, N. Arifin, Tian Havwini","doi":"10.30871/jatra.v4i2.4951","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v4i2.4951","url":null,"abstract":"Stress relieving merupakan suatu proses perlakuan panas yang bertujuan untuk menghilangkan tegangan terhadap ujung material yang telah dilakukan proses deformasi, baik deformasi internal (swaging) atau deformasi eksternal (expanding). Perlakuan ini bertujuan untuk menghilangkan tegangan sisa atau sisa kekerasan yang dihasilkan dari proses end sizing, serta mengembalikan tingkat stress pada pipa akibat proses swaging dengan cara memanaskan material sesuai suhu dan pembentukan material itu sendiri. Sedangkan swaging adalah proses penempaan pada silinder pipa untuk memperkecil ujung pipa, serta membentuk ujung pipa sesuai permintaan dari pemesan, baik \u0000proses deformasi internal maupun eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai kekerasan material pipa pada perlakuan non swaging, swaging, dan swaging + stress relieving. Pengujian ini menggunakan material carbon steel grade L80 pipa ukuran 3 ½ inci dengan panjang pipa 6 ft. Tekanan yang diberikan saat swaging yang adalah 2.850 psi selama 30 detik, dengan nilai swage stroke 118,00 mm. Sedangkan perlakuan stress relieving diberikan pemanasan pada rentang suhu 595oC – 625oC dengan soaking time 60 detik. Dari ketiga perlakuan tersebut, kekerasan tertinggi diperoleh dari proses swaging dengan nilai 19,2 HRC sedangkan kekerasan terendah ditunjukkan oleh spesimen non swaging dengan nilai 16,7 HRC.","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131310259","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-31DOI: 10.30871/jatra.v4i2.4665
Putri Ariani Trestiyan, Arif Roziqin
Kota Batam memiliki daerah semak belukar yang cukup luas sehingga hal ini membuat kemungkinan terjadinya kebakaran Hutan dan lahan di Kota Batam. Kota Batam memiliki cuaca yang cukup panas sehingga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kebakaran hutan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui sebaran nilai atau jumlah hotspot pada Tahun 2017-2021 di Kota Batam dan mengetahui persebaran hotspot terhadap tutupan lahan Tahun 2017-2021 di Kota Batam. Penelitian ini menggunakan beberapa data yaitu data hotspot Citra MODIS yang bersumber dari situs katalog titik panas LAPAN Tahun 2017-2021, peta sebaran penutupan lahan dan peta administrasi Kota Batam. Proses pengolahan data awal dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan konversi data hotspot Citra MODIS yang diperoleh dari dari situs katalog titik panas LAPAN dengan format .csv menjadi format .shp untuk selanjutnya dilakukan overlay dengan peta tutupan lahan, Setelah itu melakukan proses gridding yang bertujuanuntuk mendapatkan sebaran nilai atau jumlah titik panas (hotspot). Dari hasil data titik panas (hotspot) citra MODIS yang bersumber dari dari situs katalog titik panas LAPAN selama 2017-2021 terdapat 119 titik panas (hotspot) yang berada pada 22 Klaster dalam bidang luasan 1 km × 1km dan selama 2017-2021 diketahui bahwa jumlah titik panas (hotspot) pada kawasan belukar ada 8 hotspot, pada daerah hutan ada enam hotspot dan pada daerah non hutan ada 105 hotspot.
{"title":"Pemetaan Sebaran Titik Panas (Hotspot) Tahun 2017-2021 Di Kota Batam","authors":"Putri Ariani Trestiyan, Arif Roziqin","doi":"10.30871/jatra.v4i2.4665","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v4i2.4665","url":null,"abstract":"Kota Batam memiliki daerah semak belukar yang cukup luas sehingga hal ini membuat kemungkinan terjadinya kebakaran Hutan dan lahan di Kota Batam. Kota Batam memiliki cuaca yang cukup panas sehingga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kebakaran hutan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui sebaran nilai atau jumlah hotspot pada Tahun 2017-2021 di Kota Batam dan mengetahui persebaran hotspot terhadap tutupan lahan Tahun 2017-2021 di Kota Batam. Penelitian ini menggunakan beberapa data yaitu data hotspot Citra MODIS yang bersumber dari situs katalog titik panas LAPAN Tahun 2017-2021, peta sebaran penutupan lahan dan peta administrasi Kota Batam. Proses pengolahan data awal dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan konversi data hotspot Citra MODIS yang diperoleh dari dari situs katalog titik panas LAPAN dengan format .csv menjadi format .shp untuk selanjutnya dilakukan overlay dengan peta tutupan lahan, Setelah itu melakukan proses gridding yang bertujuanuntuk mendapatkan sebaran nilai atau jumlah titik panas (hotspot). Dari hasil data titik panas (hotspot) citra MODIS yang bersumber dari dari situs katalog titik panas LAPAN selama 2017-2021 terdapat 119 titik panas (hotspot) yang berada pada 22 Klaster dalam bidang luasan 1 km × 1km dan selama 2017-2021 diketahui bahwa jumlah titik panas (hotspot) pada kawasan belukar ada 8 hotspot, pada daerah hutan ada enam hotspot dan pada daerah non hutan ada 105 hotspot.","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"332 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115976354","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.30871/jatra.v4i1.4014
Parlin Siagian, N. Arifin, Nurul Ulfah, Hanifah Widiastuti
Di zaman era globalisasi ini telah banyak dibangun perusahaan industri, terutama di bidang kimia. Perusahaan industri kimia membutuhkan tangki sebagai tempat penyimpanan bahan kimia hasil produksi, namun perusahaan juga membutuhkan kerangka dengan desain dudukan tangki yang bagus dan kuat serta dapat dipindahkan dengan mudah. Material yang digunakan untuk kerangka ini ialah jenis Carbon Steel (S275JR) menggunakan proses pengelasan SMAW pada posisi pengelasan 6G dengan arus antara 59 A-134 A. Adapun jenis sambungan untuk kerangkanya ialah Butt-joint, Fillet Joint, dan Lap Joint. Pada penelitian ini agar dapat menjamin kualitas hasil pengelasan tersebut benar-benar layak maka material hasil pengelasan tersebut dilakukan pengujian Non-Destructive Testing dengan metode inspeksi menggunakan Liquid Penetrant, adapun penetrant metode adalah Solvent Removable dengan sensitivitas Visible pada tingkat intensitas cahaya 1000 lux. Mengenai hasil pengelasan tersebut ditentukan berdasarkan acceptance criteria pada AWS dengan ASME sebagai acuan yang kritikal. Hasil pengujian menunjukan tidak ada ditemukannya cacat atau diskontinuitas pada hasil pengelasan seperti garis (linear) dan bundar (rounded) dibagian pad eye dan base frame, maka seluruh hasil pengelasan tersebut diterima (accepted).
{"title":"Inspeksi Hasil Sambungan Pengelasan SMAW pada Pembuatan Frame Acid Skid dengan Metode Liquid Penetrant Testing","authors":"Parlin Siagian, N. Arifin, Nurul Ulfah, Hanifah Widiastuti","doi":"10.30871/jatra.v4i1.4014","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v4i1.4014","url":null,"abstract":"Di zaman era globalisasi ini telah banyak dibangun perusahaan industri, terutama di bidang kimia. Perusahaan industri kimia membutuhkan tangki sebagai tempat penyimpanan bahan kimia hasil produksi, namun perusahaan juga membutuhkan kerangka dengan desain dudukan tangki yang bagus dan kuat serta dapat dipindahkan dengan mudah. Material yang digunakan untuk kerangka ini ialah jenis Carbon Steel (S275JR) menggunakan proses pengelasan SMAW pada posisi pengelasan 6G dengan arus antara 59 A-134 A. Adapun jenis sambungan untuk kerangkanya ialah Butt-joint, Fillet Joint, dan Lap Joint. Pada penelitian ini agar dapat menjamin kualitas hasil pengelasan tersebut benar-benar layak maka material hasil pengelasan tersebut dilakukan pengujian Non-Destructive Testing dengan metode inspeksi menggunakan Liquid Penetrant, adapun penetrant metode adalah Solvent Removable dengan sensitivitas Visible pada tingkat intensitas cahaya 1000 lux. Mengenai hasil pengelasan tersebut ditentukan berdasarkan acceptance criteria pada AWS dengan ASME sebagai acuan yang kritikal. Hasil pengujian menunjukan tidak ada ditemukannya cacat atau diskontinuitas pada hasil pengelasan seperti garis (linear) dan bundar (rounded) dibagian pad eye dan base frame, maka seluruh hasil pengelasan tersebut diterima (accepted).","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"75 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123217963","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.30871/jatra.v4i1.4111
N. P. Ariyanto, Andy Parulian Siregar, Hanifah Widiastuti, Wowo Rossbandrio, Aulia Fajrin, C. Nugroho
Pengelasan antara stainless steel dan carbon steel rentan terhadap tegangan sisa karena perbedaan koefisien muai. Properti tahan karat dan properti mekanik sambungan juga dapat terpengaruh oleh sensitisasi stainless steel yang menghasilkan presipitasi chromium carbide dan difusi karbon pada daerah heat-affected zone carbon steel. Pengaruh post-weld heat treatment pada sambungan stainless steel 316 dan AISI 1018 dengan filler metal 309L terhadap kekerasan dan struktur mikro menjadi tujuan penelitian ini. Nilai kekerasan sambungan mengalami penurunan seiring dengan peningkatan temperatur post-weld heat treatment pada rentang 400-700℃. Struktur mikro heat affected zone juga berubah dengan dominasi butiran ferrite yang mengalami grain growth.
{"title":"Pengujian Kekerasan dan Struktur Mikro Sambungan Low-Carbon Steel dan Austenitic Stainless Steel","authors":"N. P. Ariyanto, Andy Parulian Siregar, Hanifah Widiastuti, Wowo Rossbandrio, Aulia Fajrin, C. Nugroho","doi":"10.30871/jatra.v4i1.4111","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v4i1.4111","url":null,"abstract":"Pengelasan antara stainless steel dan carbon steel rentan terhadap tegangan sisa karena perbedaan koefisien muai. Properti tahan karat dan properti mekanik sambungan juga dapat terpengaruh oleh sensitisasi stainless steel yang menghasilkan presipitasi chromium carbide dan difusi karbon pada daerah heat-affected zone carbon steel. Pengaruh post-weld heat treatment pada sambungan stainless steel 316 dan AISI 1018 dengan filler metal 309L terhadap kekerasan dan struktur mikro menjadi tujuan penelitian ini. Nilai kekerasan sambungan mengalami penurunan seiring dengan peningkatan temperatur post-weld heat treatment pada rentang 400-700℃. Struktur mikro heat affected zone juga berubah dengan dominasi butiran ferrite yang mengalami grain growth.","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122734194","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tests for determining the elemental composition of stainless steel (SS) in the weld metal and Heat Affected Zone (HAZ) were carried out using the Non-Destructive Evaluation (NDE) Positive Material Identification (PMI) method with X-ray Fluorescence (XRF) technology. This study aimed to identify the chemical composition of metals using the PMI method with XRF technology as a determinant of the feasibility of the stainless-steel materials tested, namely SS 316 and SS 2205. The results of the tests were then matched with the applicable standards, namely ASME Section II Part A for pipe materials and ASME Section II Part C for welding electrodes. The measurement results show that SS 316 with welding electrode grade ER 316 all parts of the object of inspection fall within the standard range used except for material 4, which is the connection between the flange and elbow is declared rejected because the values for Cr, Ni, and Mo do not fall within the standard range. Meanwhile, SS 2205 with a welding electrode grade of ER 2594 shows that all parts of the object being measured meet the requirements of the standard range used.
{"title":"Elemental Qualification of Welded Stainless Steels By XRF Positive Material Identification","authors":"Mutiarani Mutiarani, Afiev Ferdilla Sidiq, Adhe Aryswan, Mega Gemala, Tian Havwini","doi":"10.30871/jatra.v4i1.3699","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v4i1.3699","url":null,"abstract":"Tests for determining the elemental composition of stainless steel (SS) in the weld metal and Heat Affected Zone (HAZ) were carried out using the Non-Destructive Evaluation (NDE) Positive Material Identification (PMI) method with X-ray Fluorescence (XRF) technology. This study aimed to identify the chemical composition of metals using the PMI method with XRF technology as a determinant of the feasibility of the stainless-steel materials tested, namely SS 316 and SS 2205. The results of the tests were then matched with the applicable standards, namely ASME Section II Part A for pipe materials and ASME Section II Part C for welding electrodes. The measurement results show that SS 316 with welding electrode grade ER 316 all parts of the object of inspection fall within the standard range used except for material 4, which is the connection between the flange and elbow is declared rejected because the values for Cr, Ni, and Mo do not fall within the standard range. Meanwhile, SS 2205 with a welding electrode grade of ER 2594 shows that all parts of the object being measured meet the requirements of the standard range used.","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"88 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126453851","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.30871/jatra.v4i1.3743
Beni Irawan., Yudy Pratama, Budi Baharudin, R. Hakim, Hanifah Widiastuti, W. Widodo, Ihsanuddin Saputra, F. Restu
Coupling 3 1⁄2” Mod EU (Modified External Upset) merupakan produk API 5CT (American Petroleum Institute) yang dibuat khusus pada permintaan customer, produk ini merupakan produk yang jarang dibuat di PT ELNUSA FABRIKASI KONSTRUKSI. Pada produk API 5CT ini, ialah suatu Modified produk Coupling EU yang didesain menggunakan tambahan ring seal untuk pelindung ekstra pada pipa yang dialiri cairan minyak. Untuk membuat Coupling 3 1⁄2” Mod EU, mengunakan mesin CNC bubut dengan melalui proses Facing, Blanking ID, Threading ID dan Grooving ID. Tujuan pada pembuatan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui proses yang dilakukan dan penggunaan metode yang tepat pada pembuatan Coupling 3 1⁄2” Mod EU di PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi dan juga diharapkan agar laporan akhir mengenai pembuatan Coupling 3 1⁄2” Mod EU ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran atau pengambilan data khususnya pada saat pembuatan produk Coupling lainnya.
{"title":"Pembuatan Coupling 3 𝟏⁄𝟐” Mod EU Di PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi","authors":"Beni Irawan., Yudy Pratama, Budi Baharudin, R. Hakim, Hanifah Widiastuti, W. Widodo, Ihsanuddin Saputra, F. Restu","doi":"10.30871/jatra.v4i1.3743","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v4i1.3743","url":null,"abstract":"Coupling 3 1⁄2” Mod EU (Modified External Upset) merupakan produk API 5CT (American Petroleum Institute) yang dibuat khusus pada permintaan customer, produk ini merupakan produk yang jarang dibuat di PT ELNUSA FABRIKASI KONSTRUKSI. Pada produk API 5CT ini, ialah suatu Modified produk Coupling EU yang didesain menggunakan tambahan ring seal untuk pelindung ekstra pada pipa yang dialiri cairan minyak. Untuk membuat Coupling 3 1⁄2” Mod EU, mengunakan mesin CNC bubut dengan melalui proses Facing, Blanking ID, Threading ID dan Grooving ID. Tujuan pada pembuatan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui proses yang dilakukan dan penggunaan metode yang tepat pada pembuatan Coupling 3 1⁄2” Mod EU di PT Elnusa Fabrikasi Konstruksi dan juga diharapkan agar laporan akhir mengenai pembuatan Coupling 3 1⁄2” Mod EU ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran atau pengambilan data khususnya pada saat pembuatan produk Coupling lainnya.","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"12 5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130491645","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.30871/jatra.v4i1.3795
Annisa Fyona, Miduk Parulian Nababan, Budi Baharudin, R. Hakim
Dalam dunia industri, banyak ditemui peralatan ataupun mesin yang digunakan untuk mempermudah proses pekerjaan manusia. Salah satu jenis alat yang banyak digunakan adalah pesawat angkat. Pesawat angkat adalah pesawat atau peralatan yang dibuat, dan dipasang untuk mengangkat, menurunkan, mengatur posisi dan menahan benda kerja atau muatan. Salah satu contoh dari pesawat angkat adalah overhead crane. Kebanyakan overhead crane terpasang di bagian atap bangunan (indoor) namun tidak menutup kemungkinan juga dapat digunakan di luar ruangan (outdoor). Seiring dengan waktu penggunaan overhead crane, yang semakin lama pasti akan mengalami penurunan kualitas baik dari segi komponen maupun fungsinya, maka diperlukan pengendalian sistem manajemen kelayakan dan izin pemakaian. Sesuai dengan peraturan Kementerian Tenaga Kerja yakni Permenaker Nomor 8 Tahun 2020 tentang K3 pesawat angkat dan pesawat angkut, dimana setiap pesawat angkat dan pesawat angkut sebelum dioperasikan harus diperiksa dan diuji terlebih dahulu, serta dilaksanakan pengujian berkala sesuai dengan standar uji yang telah ditentukan. Penelitian ini menggunakan metode analisa kualitatif deskriptif, yaitu mendapatkan data dengan observasi langsung pada alat. Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian, overhead crane dinyatakan berfungsi dengan baik dan memenuhi syarat teknis K3 sehingga overhead crane tersebut akan mendapatkan surat keterangan dan izin pemakaian.
{"title":"Analisis Proses Penentuan Kelayakan dan Pengamanan Penggunaan Overhead Crane Menggunakan Metode Pemeriksaan dan Pengujian Teknis K3","authors":"Annisa Fyona, Miduk Parulian Nababan, Budi Baharudin, R. Hakim","doi":"10.30871/jatra.v4i1.3795","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v4i1.3795","url":null,"abstract":"Dalam dunia industri, banyak ditemui peralatan ataupun mesin yang digunakan untuk mempermudah proses pekerjaan manusia. Salah satu jenis alat yang banyak digunakan adalah pesawat angkat. Pesawat angkat adalah pesawat atau peralatan yang dibuat, dan dipasang untuk mengangkat, menurunkan, mengatur posisi dan menahan benda kerja atau muatan. Salah satu contoh dari pesawat angkat adalah overhead crane. Kebanyakan overhead crane terpasang di bagian atap bangunan (indoor) namun tidak menutup kemungkinan juga dapat digunakan di luar ruangan (outdoor). Seiring dengan waktu penggunaan overhead crane, yang semakin lama pasti akan mengalami penurunan kualitas baik dari segi komponen maupun fungsinya, maka diperlukan pengendalian sistem manajemen kelayakan dan izin pemakaian. Sesuai dengan peraturan Kementerian Tenaga Kerja yakni Permenaker Nomor 8 Tahun 2020 tentang K3 pesawat angkat dan pesawat angkut, dimana setiap pesawat angkat dan pesawat angkut sebelum dioperasikan harus diperiksa dan diuji terlebih dahulu, serta dilaksanakan pengujian berkala sesuai dengan standar uji yang telah ditentukan. Penelitian ini menggunakan metode analisa kualitatif deskriptif, yaitu mendapatkan data dengan observasi langsung pada alat. Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian, overhead crane dinyatakan berfungsi dengan baik dan memenuhi syarat teknis K3 sehingga overhead crane tersebut akan mendapatkan surat keterangan dan izin pemakaian.","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128632240","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salah satu pengujian yang sering dilakukan di dunia industri, adalah uji tarik. Uji tarik merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menguji dan mengetahui kekuatan suatu bahan / material dengan cara memberikan beban / gaya pada produk yang digunakan dan diletakkan sesumbu dengan berlawan arah. Pengujian ini menggunakan produk threaded bush, yang memiliki ukuran diameter luar 6,94 mm, panjang 44 mm, menggunakan tap M5 × 0,8 dengan menggunakan material Stainless Steel 316 L. Produk tersebut mengalami perbedaan ukuran pada kedalaman panjang ulir yang dihasilkan dari mesin CNC, hal ini dikarenakan terjadinya ketidakstabilan pada mesin yang digunakan sehingga menghasilkan ukuran panjang ulir yang bervariasi. Ukuran panjang ulir tersebut yaitu, dengan panjang minimum rata – rata 8,40 mm dan maksimum mulai dari 14,40 sampai 18,40 mm. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kekuatan tarik (tensile strength) dan beban maksimum yang dihasilkan. Pengujian ini menggunakan dua kelompok yaitu, kelompok kontrol dan eksperimen. Produk tanpa ulir sebagai kelompok kontrol, dan produk yang memiliki variasi kedalaman sebagai kelompok eksperimen. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil, bahwa produk tanpa ulir memiliki beban dan kekuatan tarik yang paling tinggi, yaitu sebesar 1.570 kg dan 0.4153 kN/mm2. Sedangkan pada kelompok eksperimen, produk ukuran 8,40 dan 14,40 memilki beban maksimum dan kekuatan tarik yang paling tinggi sebesar, 1.558 kg dan 0,4121 kN/mm2. Sedangkan produk ukuran 18,40 dan 14,40 memiliki beban dan kekuatan tarik yang paling rendah, sebesar 1.538 kg dan 0,4067 kN/mm2.
世界上最经常做的测试之一,工业是拉测试。拖轮测试是一种用来测试和确定某物强度的方法,方法是通过给所使用的产品增加负荷和与方向相反的方向对齐。这个测试使用产品的threaded布什,有尺寸超长6.94毫米,直径44毫米,使用敲打M5×0.8 L用316不锈钢材料。产品有不同大小的长螺纹深度由CNC机器,这是因为使用的机器上不稳定产生不同的螺纹的长度。龙眼的平均长度是8.40毫米,最大从14.40到18.40毫米。做这项研究的目的就是为了了解肌腱拉伸强度(力量)和产生的最大负担。测试用的是二组,对照组和实验。无螺纹产品作为对照组,有深度的变化作为实验组的产品。从产品所做的测试结果,没有螺纹的负担和拉伸强度,即1.570万公斤,最高的0。4153 kN / mm2。而在实验组中,8.40和14.40的产品具有最大的重量和最高的抗拉强度,1,558公斤和0.4121英寸/mm2。而尺寸为18.40和14.40的产品的重量和抗拉强度最低,为1538公斤,为0.4067 km /mm2。
{"title":"Pengaruh Kedalaman Ulir Terhadap Kekuatan Tarik Benda Pada Produk Threaded Bush Secara Aktual","authors":"Rachenja Harunni Nelvis, Ihsanuddin Saputra, Nurul Ulfah","doi":"10.30871/jatra.v4i1.3661","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/jatra.v4i1.3661","url":null,"abstract":"Salah satu pengujian yang sering dilakukan di dunia industri, adalah uji tarik. Uji tarik merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menguji dan mengetahui kekuatan suatu bahan / material dengan cara memberikan beban / gaya pada produk yang digunakan dan diletakkan sesumbu dengan berlawan arah. Pengujian ini menggunakan produk threaded bush, yang memiliki ukuran diameter luar 6,94 mm, panjang 44 mm, menggunakan tap M5 × 0,8 dengan menggunakan material Stainless Steel 316 L. Produk tersebut mengalami perbedaan ukuran pada kedalaman panjang ulir yang dihasilkan dari mesin CNC, hal ini dikarenakan terjadinya ketidakstabilan pada mesin yang digunakan sehingga menghasilkan ukuran panjang ulir yang bervariasi. Ukuran panjang ulir tersebut yaitu, dengan panjang minimum rata – rata 8,40 mm dan maksimum mulai dari 14,40 sampai 18,40 mm. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kekuatan tarik (tensile strength) dan beban maksimum yang dihasilkan. Pengujian ini menggunakan dua kelompok yaitu, kelompok kontrol dan eksperimen. Produk tanpa ulir sebagai kelompok kontrol, dan produk yang memiliki variasi kedalaman sebagai kelompok eksperimen. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil, bahwa produk tanpa ulir memiliki beban dan kekuatan tarik yang paling tinggi, yaitu sebesar 1.570 kg dan 0.4153 kN/mm2. Sedangkan pada kelompok eksperimen, produk ukuran 8,40 dan 14,40 memilki beban maksimum dan kekuatan tarik yang paling tinggi sebesar, 1.558 kg dan 0,4121 kN/mm2. Sedangkan produk ukuran 18,40 dan 14,40 memiliki beban dan kekuatan tarik yang paling rendah, sebesar 1.538 kg dan 0,4067 kN/mm2.","PeriodicalId":146905,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Riset Terapan (JATRA)","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132373262","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}