Pub Date : 2019-12-19DOI: 10.52046/biosainstek.v2i01.313
Risaldi Abas, Eri Marwati, Didik Kurniawan
Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan faktor penting dalam penentu kesehatan. Pemanfaatan pelayanan kesehatan paling erat hubungannya dengan kapan seseorang memerlukan pelayanan kesehatan dan seberapa jauh efektifitas pelayanan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat Kelurahan Rum di wilayah kerja Puskesmas Rum Balibunga Kota Tidore Kepulauan Tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, dengan informan sebanyak 6 informan. Hasil penelitian menunjukan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat Kelurahan Rum di Wilayah Kerja Puskesmas Rum Balibunga, meliputi pengetahuan dan persepsi masyarakat akan pelayanan kesehatan sudah baik, perilaku memanfaatkan pengobatan tradisional dibanding pelayanan kesehatan harus di ubah, sikap dan tindakan masyarakat akan pemanfaatan pelayanan kesehatan belum baik, sikap masyarakat biasa saja ketika melihat masyarakat melakukan pengobatan tradisional padahal tindakan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan sudah baik, fasilitas belum lengkap tetapi sudah sesuai standar kesehatan, dimana berpengaruh dan tidak berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk berkunjung, petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah ke masyarakat. Sosial budaya mempunyai pengaruh dan tidak membatasi minat masyarakat. Bahkan masyarakat tetap percaya dan butuh pelayanan kesehatan, namun ada yang masih melakukan pengobatan tradisional dan berobat ke Dukun. Diharapkan masyarakat agar lebih memanfaatkan pelayanan kesehatan sebelum melakukan pengobatan tradisional. Puskesmas Rum Balibunga dapat meningkatkan pelayanan dan melengkapi fasilitas yang belum tersedia, kegiatan kunjungan rumah atau pemberian pelayanan di luar gedung.
{"title":"Analisis Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kelurahan Rum di Wilayah Kerja Puskesmas Rum Balibunga Kota Tidore Kepulauan","authors":"Risaldi Abas, Eri Marwati, Didik Kurniawan","doi":"10.52046/biosainstek.v2i01.313","DOIUrl":"https://doi.org/10.52046/biosainstek.v2i01.313","url":null,"abstract":"Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan faktor penting dalam penentu kesehatan. Pemanfaatan pelayanan kesehatan paling erat hubungannya dengan kapan seseorang memerlukan pelayanan kesehatan dan seberapa jauh efektifitas pelayanan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat Kelurahan Rum di wilayah kerja Puskesmas Rum Balibunga Kota Tidore Kepulauan Tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, dengan informan sebanyak 6 informan. Hasil penelitian menunjukan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat Kelurahan Rum di Wilayah Kerja Puskesmas Rum Balibunga, meliputi pengetahuan dan persepsi masyarakat akan pelayanan kesehatan sudah baik, perilaku memanfaatkan pengobatan tradisional dibanding pelayanan kesehatan harus di ubah, sikap dan tindakan masyarakat akan pemanfaatan pelayanan kesehatan belum baik, sikap masyarakat biasa saja ketika melihat masyarakat melakukan pengobatan tradisional padahal tindakan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan sudah baik, fasilitas belum lengkap tetapi sudah sesuai standar kesehatan, dimana berpengaruh dan tidak berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk berkunjung, petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah ke masyarakat. Sosial budaya mempunyai pengaruh dan tidak membatasi minat masyarakat. Bahkan masyarakat tetap percaya dan butuh pelayanan kesehatan, namun ada yang masih melakukan pengobatan tradisional dan berobat ke Dukun. Diharapkan masyarakat agar lebih memanfaatkan pelayanan kesehatan sebelum melakukan pengobatan tradisional. Puskesmas Rum Balibunga dapat meningkatkan pelayanan dan melengkapi fasilitas yang belum tersedia, kegiatan kunjungan rumah atau pemberian pelayanan di luar gedung.","PeriodicalId":148806,"journal":{"name":"JURNAL BIOSAINSTEK","volume":"48 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113989150","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-11DOI: 10.52046/biosainstek.v2i01.311
Iskandar Hamid
Berdasarkan hasil Uji BNJ (Beda Nyata Jujur) pada table 1 menunjukan bahwa perlakuan NPK Mutiara P5 (180 gr/petak) diperoleh bahwa rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman jagung bervariasi. Pertumbuhan tinggi tanaman jagung memberikan nilai rata-rata pada 14 HST sebesar 40,84 cm, 28 HST sebesar 106,16 cm dan 42 HST sebesar 196,72 cm berbeda sangat nyata dengan P0 (konrol), P1 (60 gr/petak), P2 (90 gr/petak), P3 (120 gr/petak) sedangkan dengan perlakuan P4 (150 gr/petak) tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan kebutuhan tanaman masih memanfaatkan unsur hara yang tersedia di dalam tanah. Dengan adanya peningkatan dosis pupuk NPK Mutiara Semakin meningkat dosis pupuk, maka terjadi kenaikan pertumbuhan tinggi tanaman, oleh karena itu bahwa dengan semakin dewasanya tanaman, maka sistim perakaran telah berkembang dengan baik dan lengkap, sehingga tanaman semakin mampu menyerap unsur hara dalam bentuk anion dan kation yang mengandung unsur N, P dan K yang terdapat pada pupuk Mutiara tersebut.
{"title":"Pengaruh Pemberian Pupuk Npk Mutiara Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea Mayz L)","authors":"Iskandar Hamid","doi":"10.52046/biosainstek.v2i01.311","DOIUrl":"https://doi.org/10.52046/biosainstek.v2i01.311","url":null,"abstract":"Berdasarkan hasil Uji BNJ (Beda Nyata Jujur) pada table 1 menunjukan bahwa perlakuan NPK Mutiara P5 (180 gr/petak) diperoleh bahwa rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman jagung bervariasi. Pertumbuhan tinggi tanaman jagung memberikan nilai rata-rata pada 14 HST sebesar 40,84 cm, 28 HST sebesar 106,16 cm dan 42 HST sebesar 196,72 cm berbeda sangat nyata dengan P0 (konrol), P1 (60 gr/petak), P2 (90 gr/petak), P3 (120 gr/petak) sedangkan dengan perlakuan P4 (150 gr/petak) tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan kebutuhan tanaman masih memanfaatkan unsur hara yang tersedia di dalam tanah. Dengan adanya peningkatan dosis pupuk NPK Mutiara Semakin meningkat dosis pupuk, maka terjadi kenaikan pertumbuhan tinggi tanaman, oleh karena itu bahwa dengan semakin dewasanya tanaman, maka sistim perakaran telah berkembang dengan baik dan lengkap, sehingga tanaman semakin mampu menyerap unsur hara dalam bentuk anion dan kation yang mengandung unsur N, P dan K yang terdapat pada pupuk Mutiara tersebut.","PeriodicalId":148806,"journal":{"name":"JURNAL BIOSAINSTEK","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128872525","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-10DOI: 10.52046/biosainstek.v2i01.309
Ruslan A. Daeng, I. W. Laitupa
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Perikanan THP UMMU Ternate untuk uji organoleptik dan Laboratorium Ilmu Pangan IPB untuk uji Kimia, dengan tujuan untuk mengetahui mutu organoleptik dan kimia pada produk lokal ikan teri kering yang diproduksi oleh masyarakat di Desa Toniku Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara. Penggunaan analisa mutu ditinjau dari aspek organoleptik dan kimia serta rancangan percobaan yang digunakan dalam penilitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal serta analisis varian (Anova)dan hasil uji organoleptik dihitung menggunakan nilai rata-rata dan standar Deviasi dalam metode penelitian diharapkan menjawab tujuan penelitian. Hasil penelitisan didapat bahwa hasil pengujian organoleptik ikan teri kering yang dihasilkan oleh nelayan/pengusaha ikan di Desa Toniku masih sesuai dengan standar mutu organoleptik yang ditetapkan, dengan rata-rata nilai dari ke empat parameter adalah Kenampakan (8-7), Bau (8-7), Rasa (7), Konsistensi (8-7). Hasil Uji karakteristik kimiawi meliputi kadar air dengan nilai (2,08 pada penyimpanan 3 bulan, sedangkan nilai terendah adalah 1,27), kadar abu (1,83 yaitu diperoleh pada penyimpanan 3 bulan. Sedangkan nilai terendah adalah 1,01 yaitu diperoleh pada penyimpanan bulan), kadar protein (7,38 yaitu diperoleh pada penyimpanan 3 bulan. Sedangkan nilai terendah 7,36 yaitu diperoleh pada penyimpanan 1 bulan dan 2 bulan), kadar lemak (22,94 yaitu diperoleh pada penyimpanan 3 bulan. Sedangkan nilai terendah adalah 20,08 yaitu diperoleh pada penyimpanan 1 bulan) dan Karbohidrat (1,48 yaitu diperoleh pada penyimpanan 3 bulan. Sedangkan nilai terendah adalah 1,22 yaitu diperoleh pada penyimpanan 1 bulan)
这项研究是在THP UMMU Ternate用于有机试验的渔业加工实验室和食品科学实验室进行化学试验,目的是了解Toniku village Halmahera省北部省南部的人们生产的干凤尾鱼的有机和化学质量。研究中涉及的有机和化学特征以及实验设计的审查质量分析是单一随机设计(al)、变体分析(Anova)和有机测试结果,在研究方法中使用平均值和偏差标准被计算出来,以确定研究的目的。这项研究发现,Toniku村渔民/鱼类商人生产的干凤尾鱼的有机测试结果仍符合既定的有机品质标准,四种参数的平均值为正当性(8-7)、气味(8-7)、味觉(7)、一致性(8-7)。化学特征测试的结果包括3个月的含水率(2.08),最低值为1.27),含混率(1.83,即3个月的储存。最低值是在月球储存中获得的1.01,蛋白质水平(3个月储存中获得的7.38。1个月和2个月储存的最低等级是7.36,脂肪水平(22.94)是3个月储存的。最低值是20:08,即在1个月的储存中获得,碳水化合物(1.48,即3个月的储存中获得)。最低值是1.22,即在一个月的存储中获得)
{"title":"Karakteristik Kimia dan Evaluasi Sensori Produk Ikan Teri Kering Lokal di Desa Toniku","authors":"Ruslan A. Daeng, I. W. Laitupa","doi":"10.52046/biosainstek.v2i01.309","DOIUrl":"https://doi.org/10.52046/biosainstek.v2i01.309","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Perikanan THP UMMU Ternate untuk uji organoleptik dan Laboratorium Ilmu Pangan IPB untuk uji Kimia, dengan tujuan untuk mengetahui mutu organoleptik dan kimia pada produk lokal ikan teri kering yang diproduksi oleh masyarakat di Desa Toniku Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara. Penggunaan analisa mutu ditinjau dari aspek organoleptik dan kimia serta rancangan percobaan yang digunakan dalam penilitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal serta analisis varian (Anova)dan hasil uji organoleptik dihitung menggunakan nilai rata-rata dan standar Deviasi dalam metode penelitian diharapkan menjawab tujuan penelitian. Hasil penelitisan didapat bahwa hasil pengujian organoleptik ikan teri kering yang dihasilkan oleh nelayan/pengusaha ikan di Desa Toniku masih sesuai dengan standar mutu organoleptik yang ditetapkan, dengan rata-rata nilai dari ke empat parameter adalah Kenampakan (8-7), Bau (8-7), Rasa (7), Konsistensi (8-7). Hasil Uji karakteristik kimiawi meliputi kadar air dengan nilai (2,08 pada penyimpanan 3 bulan, sedangkan nilai terendah adalah 1,27), kadar abu (1,83 yaitu diperoleh pada penyimpanan 3 bulan. Sedangkan nilai terendah adalah 1,01 yaitu diperoleh pada penyimpanan bulan), kadar protein (7,38 yaitu diperoleh pada penyimpanan 3 bulan. Sedangkan nilai terendah 7,36 yaitu diperoleh pada penyimpanan 1 bulan dan 2 bulan), kadar lemak (22,94 yaitu diperoleh pada penyimpanan 3 bulan. Sedangkan nilai terendah adalah 20,08 yaitu diperoleh pada penyimpanan 1 bulan) dan Karbohidrat (1,48 yaitu diperoleh pada penyimpanan 3 bulan. Sedangkan nilai terendah adalah 1,22 yaitu diperoleh pada penyimpanan 1 bulan)","PeriodicalId":148806,"journal":{"name":"JURNAL BIOSAINSTEK","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127533540","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-11-24DOI: 10.52046/biosainstek.v1i01.306
Rosfiah A. Salasa, H. Rahman, A. Andiani
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang ditandai oleh hiperglikemia akibat gangguan produksi insulin, aksi insulin, atau keduanya. Diabetes melitus (DM) tipe 2 dikenal juga sebagai non-insulin dependent yaitu diabetes yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk secara efektif menggunakan insulin. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa faktor risiko terjadinya DM tipe 2 yaitu varian genetik (genetic varian), lingkungan (environment) dan oleh interaksi gen-lingkungan (gene-environment interaction). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendata dan mengetahui faktor risiko kejadian DM tipe 2 pada populasi Asia dengan menggunakan jenis penelitian kajian sistematik (systematic review). Publikasi yang dikaji berupa hasil penelitian yang diperoleh dari lembaga pengindeks Pubmed dengan batasan waktu publikasi 5 tahun terakhir. Dari hasil penelitian ini diperoleh sebanyak 561 artikel tentang faktor risiko DM tipe 2 pada populasi Asia yang kemudian disaring dan dieliminasi dengan beberapa alasan hingga diperoleh 72 artikel yang dinilai layak untuk dikaji. Dari hasil kajian ini diketahui bahwa faktor risiko DM tipe 2 pada populasi Asia secara garis besar yaitu karena varian genetik (genetic varian), faktor lingkungan (environment) dan adanya interaksi antara gen-lingkungan (gene-environment interaction). Terdapat 24 varian genetik yang dilaporkan pada populasi Asia sebagai gen yang rentan terhadap DM tipe 2. Terdapat pula beberapa faktor lingkungan sebagai faktor risiko DM tipe 2 antara lain gaya hidup (lifestyle) dan profil antropometri. Interaksi antara gen-lingkungan juga sebagai faktor risiko terjadinya DM tipe 2, sebagai contoh antara lain interaksi antara gen dengan obesitas dan interaksi antara gen dengan merokok. Secara keseluruhan hasil kajian sistematik ini bermanfaat untuk mengetahui faktor risiko kejadian DM tipe 2 yang dapat dimodifikasi sehingga pencegahan kejadian DM tipe 2 dapat dilakukan.
{"title":"Faktor Risiko Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Populasi Asia: A systematic Review","authors":"Rosfiah A. Salasa, H. Rahman, A. Andiani","doi":"10.52046/biosainstek.v1i01.306","DOIUrl":"https://doi.org/10.52046/biosainstek.v1i01.306","url":null,"abstract":"Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang ditandai oleh hiperglikemia akibat gangguan produksi insulin, aksi insulin, atau keduanya. Diabetes melitus (DM) tipe 2 dikenal juga sebagai non-insulin dependent yaitu diabetes yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk secara efektif menggunakan insulin. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa faktor risiko terjadinya DM tipe 2 yaitu varian genetik (genetic varian), lingkungan (environment) dan oleh interaksi gen-lingkungan (gene-environment interaction). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendata dan mengetahui faktor risiko kejadian DM tipe 2 pada populasi Asia dengan menggunakan jenis penelitian kajian sistematik (systematic review). Publikasi yang dikaji berupa hasil penelitian yang diperoleh dari lembaga pengindeks Pubmed dengan batasan waktu publikasi 5 tahun terakhir. Dari hasil penelitian ini diperoleh sebanyak 561 artikel tentang faktor risiko DM tipe 2 pada populasi Asia yang kemudian disaring dan dieliminasi dengan beberapa alasan hingga diperoleh 72 artikel yang dinilai layak untuk dikaji. Dari hasil kajian ini diketahui bahwa faktor risiko DM tipe 2 pada populasi Asia secara garis besar yaitu karena varian genetik (genetic varian), faktor lingkungan (environment) dan adanya interaksi antara gen-lingkungan (gene-environment interaction). Terdapat 24 varian genetik yang dilaporkan pada populasi Asia sebagai gen yang rentan terhadap DM tipe 2. Terdapat pula beberapa faktor lingkungan sebagai faktor risiko DM tipe 2 antara lain gaya hidup (lifestyle) dan profil antropometri. Interaksi antara gen-lingkungan juga sebagai faktor risiko terjadinya DM tipe 2, sebagai contoh antara lain interaksi antara gen dengan obesitas dan interaksi antara gen dengan merokok. Secara keseluruhan hasil kajian sistematik ini bermanfaat untuk mengetahui faktor risiko kejadian DM tipe 2 yang dapat dimodifikasi sehingga pencegahan kejadian DM tipe 2 dapat dilakukan.","PeriodicalId":148806,"journal":{"name":"JURNAL BIOSAINSTEK","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126882755","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-11-22DOI: 10.52046/biosainstek.v1i01.305
Umar Latif, Agustin Rahayu, Suryani Mansyur
Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil yang menderita Kekurangan Energi Kronis (KEK) mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah. Dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan Prevalensi KEK tertinggi berada di Puskesmas Tosa dari tahun 2015-2017 yaitu sebanyak 68 Kasus (44%) sedangkan yang terendah prevalensi KEK berada di Puskesmas Soasio yaitu sebanyak 22 kasus dari tahun 2015-2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tosa Kota Tidore Kepulauan Tahun 2018. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitaf melalui pendekatan observasional dengan rancangan Cross Sectional Study dan menggunakanTotal sampling dengan jumlah 54 sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner secara langsung, pengukuran lingkar lengan (LILA) dan recall 2x24 jam kepada responden, sedangkan penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan energi kronis (KEK) dilakukan dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan energi dan pendapatan keluarga berpengaruh signifikan dengan KEK pada ibu hamil dengan nilai P yaitu p=0,01 dan p=0,00 kurang dari 0,05 sedangkan asupan protein (p=0,29), lemak (p=0,05), pengetahuan (p=0,32), usia ibu hamil (p=1,00), dan jarak kelahiran (p=0,63) tidak berhubungan dengan KEK pada ibu hamil.
{"title":"Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tosa Kota Tidore Kepulauan Tahun 2018","authors":"Umar Latif, Agustin Rahayu, Suryani Mansyur","doi":"10.52046/biosainstek.v1i01.305","DOIUrl":"https://doi.org/10.52046/biosainstek.v1i01.305","url":null,"abstract":"Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil yang menderita Kekurangan Energi Kronis (KEK) mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah. Dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan Prevalensi KEK tertinggi berada di Puskesmas Tosa dari tahun 2015-2017 yaitu sebanyak 68 Kasus (44%) sedangkan yang terendah prevalensi KEK berada di Puskesmas Soasio yaitu sebanyak 22 kasus dari tahun 2015-2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tosa Kota Tidore Kepulauan Tahun 2018. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitaf melalui pendekatan observasional dengan rancangan Cross Sectional Study dan menggunakanTotal sampling dengan jumlah 54 sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner secara langsung, pengukuran lingkar lengan (LILA) dan recall 2x24 jam kepada responden, sedangkan penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan energi kronis (KEK) dilakukan dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan energi dan pendapatan keluarga berpengaruh signifikan dengan KEK pada ibu hamil dengan nilai P yaitu p=0,01 dan p=0,00 kurang dari 0,05 sedangkan asupan protein (p=0,29), lemak (p=0,05), pengetahuan (p=0,32), usia ibu hamil (p=1,00), dan jarak kelahiran (p=0,63) tidak berhubungan dengan KEK pada ibu hamil.","PeriodicalId":148806,"journal":{"name":"JURNAL BIOSAINSTEK","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122928363","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-06DOI: 10.52046/biosainstek.v1i01.219
Jaitun Bahmid, V. Lekahena, S. S. Titaheluw
Pengasapan ikan merupakan metode pengawetan ikan melalui penambahan senyawa kimia asap dan panas, sedangkan penggaraman ikan adalah pengawetan ikan dengan menambahkan garam pada jumlah tertentu dan dikeringkan. Kedua metode pengolahan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air pada ikan sehingga menghambat pertumbuhan mikroba. Kombinasi perlakuan pengaraman dan pengasapan akan menghasilkan produk ikan dengan daya awet yang lama, rasa dan aroma yang khas serta dapat langsung di konsumsi, perlakuan kombinasi ini jika diaplikasikan pada ikan layang akan menghasilkan produk ikan layang asin asap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan garam terhadap nilai evaluasi sensori ikan layang asin asap. Manfaat penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi pengembangan industri rumah tangga dan petani pengolahan hasil perikanan di Maluku Utara, khususnya pengolahan ikan layang asin asap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi larutan garam yang berbeda berpengaruh terhadap karakteristik sensori ikan layang asin asap pada nilai kenampakan, rasa dan konsistensi, tetapi tidak pada nilai aroma, jamur dan lendir. Berdasarkan karakteristik sensori terhadap ikan layang asin asap menunjukkan bahwa produk dengan perlakuan perendaman pada larutan garam 20% (LA4) adalah yang paling disukai dibandingkan produk lainnya baik dari nilai kenampakan, rasa dan konsistensi.
{"title":"Pengaruh Konsentrasi Larutan Garam Terhadap Karakteristik Sensori Produk Ikan Layang Asin Asap","authors":"Jaitun Bahmid, V. Lekahena, S. S. Titaheluw","doi":"10.52046/biosainstek.v1i01.219","DOIUrl":"https://doi.org/10.52046/biosainstek.v1i01.219","url":null,"abstract":"Pengasapan ikan merupakan metode pengawetan ikan melalui penambahan senyawa kimia asap dan panas, sedangkan penggaraman ikan adalah pengawetan ikan dengan menambahkan garam pada jumlah tertentu dan dikeringkan. Kedua metode pengolahan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air pada ikan sehingga menghambat pertumbuhan mikroba. Kombinasi perlakuan pengaraman dan pengasapan akan menghasilkan produk ikan dengan daya awet yang lama, rasa dan aroma yang khas serta dapat langsung di konsumsi, perlakuan kombinasi ini jika diaplikasikan pada ikan layang akan menghasilkan produk ikan layang asin asap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan garam terhadap nilai evaluasi sensori ikan layang asin asap. Manfaat penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi pengembangan industri rumah tangga dan petani pengolahan hasil perikanan di Maluku Utara, khususnya pengolahan ikan layang asin asap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi larutan garam yang berbeda berpengaruh terhadap karakteristik sensori ikan layang asin asap pada nilai kenampakan, rasa dan konsistensi, tetapi tidak pada nilai aroma, jamur dan lendir. Berdasarkan karakteristik sensori terhadap ikan layang asin asap menunjukkan bahwa produk dengan perlakuan perendaman pada larutan garam 20% (LA4) adalah yang paling disukai dibandingkan produk lainnya baik dari nilai kenampakan, rasa dan konsistensi. \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":148806,"journal":{"name":"JURNAL BIOSAINSTEK","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115478990","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-06DOI: 10.52046/biosainstek.v1i01.217
Zasendy Rehena
Meningkatnya populasi lanjut usia ini menyebabkan perlunya antisipasi meningkatnya jumlah pasien lanjut usia yang memerlukan bantuan untuk mengatasi masalah kesehatan pada lansia terutama masalah arthritis reumatoid. Artritis reumatoid merupakan penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi kronik dan progresif dengan sendi merupakan sasaran utama. berdasarkan informasi dari petugas kesehatan dipanti Sosial Tresna Werdha Inakaka Ambon penyakit arthritis reumatoid atau rematik masuk dalam 3 besar penyakit yang paling sering di alami oleh lansia. Tujuan; penelitian ini untuk mengetahui hubungan asupan makanan dan obesitas dengan penyakit Arthritis Reumatoid Di Panti Sosial Tersna Werdha Inakaka Ambon. Metode Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dengan metode total sampling. data dianalisis dengan mengunakan Uji chi square test. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan Asupan makanan dengan arthritis reumatoid, nilai ρ=0,000 dan ada hubungan antara obesitas dengan arthritis reumatoid, nilai ρ=0,003, dan. Kesimpulan bahwa asupan makanan dan obesitas berhubungan dengan arthritis reumatoid. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan lansia dipanti sosial tresna werdha inakaka ambon.
{"title":"Hubungan Asupan Makanan dan Obesitas dengan Kejadian Arthritis Reumatoid pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Inakaka","authors":"Zasendy Rehena","doi":"10.52046/biosainstek.v1i01.217","DOIUrl":"https://doi.org/10.52046/biosainstek.v1i01.217","url":null,"abstract":"Meningkatnya populasi lanjut usia ini menyebabkan perlunya antisipasi meningkatnya jumlah pasien lanjut usia yang memerlukan bantuan untuk mengatasi masalah kesehatan pada lansia terutama masalah arthritis reumatoid. Artritis reumatoid merupakan penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi kronik dan progresif dengan sendi merupakan sasaran utama. berdasarkan informasi dari petugas kesehatan dipanti Sosial Tresna Werdha Inakaka Ambon penyakit arthritis reumatoid atau rematik masuk dalam 3 besar penyakit yang paling sering di alami oleh lansia. Tujuan; penelitian ini untuk mengetahui hubungan asupan makanan dan obesitas dengan penyakit Arthritis Reumatoid Di Panti Sosial Tersna Werdha Inakaka Ambon. Metode Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dengan metode total sampling. data dianalisis dengan mengunakan Uji chi square test. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan Asupan makanan dengan arthritis reumatoid, nilai ρ=0,000 dan ada hubungan antara obesitas dengan arthritis reumatoid, nilai ρ=0,003, dan. Kesimpulan bahwa asupan makanan dan obesitas berhubungan dengan arthritis reumatoid. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan lansia dipanti sosial tresna werdha inakaka ambon.","PeriodicalId":148806,"journal":{"name":"JURNAL BIOSAINSTEK","volume":"124 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123059911","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-28DOI: 10.52046/biosainstek.v1i01.216
Dene Fries Sumah
Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit kronik yang pravalensinya tinggi di Indonesia. Kualitas tidur berperan sebagai pengendali kadar gula darah dan menurunkan resistensi insulin pada penderita diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan rancangan analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan sampel berjumlah 32 pasien diabetes melitus tipe 2 di ruang Penyakit Dalam RSUD dr. M. Haulussy Ambon yang diambil dengan teknik accidental sampling. Pengukuran kualitas tidur menggunakan The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Kadar gula darah diukur menggunakan Nesco Multicheck. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dengan nilai p < 0,05, dimana nilai p (p=0,002 dan p=0,000). Nilai ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Ruang Penyakit Dalam RSUD dr. M. Haulussy Ambon.
{"title":"Hubungan Kualitas Tidur dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD dr. M. Haulussy Ambon","authors":"Dene Fries Sumah","doi":"10.52046/biosainstek.v1i01.216","DOIUrl":"https://doi.org/10.52046/biosainstek.v1i01.216","url":null,"abstract":"Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit kronik yang pravalensinya tinggi di Indonesia. Kualitas tidur berperan sebagai pengendali kadar gula darah dan menurunkan resistensi insulin pada penderita diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan rancangan analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan sampel berjumlah 32 pasien diabetes melitus tipe 2 di ruang Penyakit Dalam RSUD dr. M. Haulussy Ambon yang diambil dengan teknik accidental sampling. Pengukuran kualitas tidur menggunakan The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Kadar gula darah diukur menggunakan Nesco Multicheck. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dengan nilai p < 0,05, dimana nilai p (p=0,002 dan p=0,000). Nilai ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Ruang Penyakit Dalam RSUD dr. M. Haulussy Ambon.","PeriodicalId":148806,"journal":{"name":"JURNAL BIOSAINSTEK","volume":"278 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123591617","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-20DOI: 10.52046/biosainstek.v1i01.206
Faibun Hi Rauf, Umar Tangke, Djabaluddin Namsa
Eksploitasi ikan teri umumnya menggunakan alat tangkap bagan perahu yang memiliki tingkat produksinya tinggi dan sifatnya aktif, sehingga eksploitasi dengan alat tangkap ini sifatnya aktif dan tingkat produksi yang tinggi dan agar pemanfaatannya dapat berlangsung terus dan kelestariannya dapat terjaga, maka diperlukan eksplorasi yang baik terhadap sumberdaya ikan teri untuk meminimalkan permasalahan penurunan stok populasi. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari sampai Maret 2019 di Lab. PHP dengan sampel didapat dari pasar Higiensi Kota Ternate dengan tujuan untuk mengetahui informasi parameter dinamika populasi ikan teri di perairan Laut Maluku yang didaratkan di Pasar Higienis Kota Ternate dengan mengukur panjang dan berat ikan teri. Hasil penelitian didapat bahwa sumberdaya ikan teri yang didaratkan di Pasar Higienis Kota Ternate memiliki parameter populasi yang masih stabil diantaranya panjang maksimum (L) adalah 71,9 mm dengan koefisien pertumbuhan (k) 0,26 per bulan, nilai t0 -0,99, nilai mortalitas total, alami, dan penangkapan masing-masing adalah 1,33; 1,12 dan 0,21 dan tingkat eksploitasi yang masih sangat rendah dengan hubungan panjang bobot bersifat alometrik positif.
{"title":"Dinamika Populasi Ikan Teri (Stolephorus sp) yang di Daratkan di Pasar Higienis Kota Ternate","authors":"Faibun Hi Rauf, Umar Tangke, Djabaluddin Namsa","doi":"10.52046/biosainstek.v1i01.206","DOIUrl":"https://doi.org/10.52046/biosainstek.v1i01.206","url":null,"abstract":"Eksploitasi ikan teri umumnya menggunakan alat tangkap bagan perahu yang memiliki tingkat produksinya tinggi dan sifatnya aktif, sehingga eksploitasi dengan alat tangkap ini sifatnya aktif dan tingkat produksi yang tinggi dan agar pemanfaatannya dapat berlangsung terus dan kelestariannya dapat terjaga, maka diperlukan eksplorasi yang baik terhadap sumberdaya ikan teri untuk meminimalkan permasalahan penurunan stok populasi. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari sampai Maret 2019 di Lab. PHP dengan sampel didapat dari pasar Higiensi Kota Ternate dengan tujuan untuk mengetahui informasi parameter dinamika populasi ikan teri di perairan Laut Maluku yang didaratkan di Pasar Higienis Kota Ternate dengan mengukur panjang dan berat ikan teri. Hasil penelitian didapat bahwa sumberdaya ikan teri yang didaratkan di Pasar Higienis Kota Ternate memiliki parameter populasi yang masih stabil diantaranya panjang maksimum (L) adalah 71,9 mm dengan koefisien pertumbuhan (k) 0,26 per bulan, nilai t0 -0,99, nilai mortalitas total, alami, dan penangkapan masing-masing adalah 1,33; 1,12 dan 0,21 dan tingkat eksploitasi yang masih sangat rendah dengan hubungan panjang bobot bersifat alometrik positif.","PeriodicalId":148806,"journal":{"name":"JURNAL BIOSAINSTEK","volume":"48 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131747079","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-20DOI: 10.52046/biosainstek.v1i01.207
Linda Umasugi
Indonesia dikenal sebagai Negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencarian maupun sebagai penompang pembangunan Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman bahan makanan, sub sektor holtikultura, subsektor perikanan, subsektor peternakan dan subsektor kehutanan. Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting karena sebagian besar anggota masyarakat di negara-negara miskn mengutamakan hidupnya pada sektor tersebut. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan penting sebagai motor penggerakan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sula pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis peranan sektor pertanian terhadap perekonomian di Kabupaten Kepulauan Sula provinsi Maluku Utara. Metode analisis menggunakan LQ dan DLQ pertanian apakah merupakan sektor basis atau non basis, serta dengan melihat kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestic Bruto (PDRB) di kabupaten kepulauan sula. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Sula dan Provinsi Maluku Utara. Hasil penelitian ini menunjukan peranan sektor di perkonomian di kabupaten kepulauan sula adalah sektor pertanian dengan nilai Luation Quantion (LQ) 1.75 serta sektor lainnya seperti sektor industri pengelolaan dan sektor kontruksi merupakan sektor basis. berdasarkan Analisis Dynamic Lucation Quotient (DLQ) , sektor pertanian di prediksi masih merupakan sektor basis di Kabupaten Kepulauan Sula pada lima tahun yang akan datang dengan nilai 5.79.
{"title":"Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian di Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara","authors":"Linda Umasugi","doi":"10.52046/biosainstek.v1i01.207","DOIUrl":"https://doi.org/10.52046/biosainstek.v1i01.207","url":null,"abstract":"Indonesia dikenal sebagai Negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencarian maupun sebagai penompang pembangunan Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman bahan makanan, sub sektor holtikultura, subsektor perikanan, subsektor peternakan dan subsektor kehutanan. Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting karena sebagian besar anggota masyarakat di negara-negara miskn mengutamakan hidupnya pada sektor tersebut. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan penting sebagai motor penggerakan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Sula pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis peranan sektor pertanian terhadap perekonomian di Kabupaten Kepulauan Sula provinsi Maluku Utara. Metode analisis menggunakan LQ dan DLQ pertanian apakah merupakan sektor basis atau non basis, serta dengan melihat kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestic Bruto (PDRB) di kabupaten kepulauan sula. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Sula dan Provinsi Maluku Utara. Hasil penelitian ini menunjukan peranan sektor di perkonomian di kabupaten kepulauan sula adalah sektor pertanian dengan nilai Luation Quantion (LQ) 1.75 serta sektor lainnya seperti sektor industri pengelolaan dan sektor kontruksi merupakan sektor basis. berdasarkan Analisis Dynamic Lucation Quotient (DLQ) , sektor pertanian di prediksi masih merupakan sektor basis di Kabupaten Kepulauan Sula pada lima tahun yang akan datang dengan nilai 5.79.","PeriodicalId":148806,"journal":{"name":"JURNAL BIOSAINSTEK","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127695357","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}