Amikasin merupakan salah satu antibiotik golongan aminoglikosida yang bersifat bakterisid dan termasuk dalam golongan obat indeks terapi sempit. Penggunaan antibiotik harus tepat agar outcome terapi tercapai maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi penggunaan antibiotik amikasin terhadap pencapian outcome terapi penurunan sesak pada pneumonia pediatrik di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode deskriptif dengan pendekatan secara retrospektif pada 20 rekam medis pasien pneumonia pediatrik yang mendapatkan amikasin dengan menggunakan teknik purposive sampling di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Berdasarkan analisis korelasi jenis kelamin dan rentang usia berkorelasi sedang dan tidak bermakna dengan outcome terapi amikasin (r=0,404 dan nilai p=0,143), (r=0,452 dan nilai p=0,274) dan tingkat keparahan pernapasan terhadap outcome terapi penggunaan amikasin didapatkan korelasi kuat dan bermakna (r= 0,675; P= 0,002). Hasil ini menunjukkan penggunaan amikasin memberikan perubahan pada outcome terapi dan outcome terapi dipengaruhi oleh tingkat keparahan pernafasan pasien.
{"title":"Analisis Outcome Terapi Amikasin Terhadap Penurunan Sesak Pada Pneumonia Pediatrik di Instalasi Rawat Inap RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau","authors":"Septi Muharni, Sulastri, Nesa Agistia, Husnawati, Fina Aryani, Meiriza Djohari","doi":"10.35617/jfionline.v12i1.29","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i1.29","url":null,"abstract":"Amikasin merupakan salah satu antibiotik golongan aminoglikosida yang bersifat bakterisid dan termasuk dalam golongan obat indeks terapi sempit. Penggunaan antibiotik harus tepat agar outcome terapi tercapai maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi penggunaan antibiotik amikasin terhadap pencapian outcome terapi penurunan sesak pada pneumonia pediatrik di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode deskriptif dengan pendekatan secara retrospektif pada 20 rekam medis pasien pneumonia pediatrik yang mendapatkan amikasin dengan menggunakan teknik purposive sampling di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Berdasarkan analisis korelasi jenis kelamin dan rentang usia berkorelasi sedang dan tidak bermakna dengan outcome terapi amikasin (r=0,404 dan nilai p=0,143), (r=0,452 dan nilai p=0,274) dan tingkat keparahan pernapasan terhadap outcome terapi penggunaan amikasin didapatkan korelasi kuat dan bermakna (r= 0,675; P= 0,002). Hasil ini menunjukkan penggunaan amikasin memberikan perubahan pada outcome terapi dan outcome terapi dipengaruhi oleh tingkat keparahan pernafasan pasien.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127664407","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-31DOI: 10.35617/jfionline.v12i1.21
I. Y. Kusuma, Yuyun Pujiarti, Galih Samodra
Diabetes Melitus (DM) dikenal sebagai gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia). Menurut data International Diabetes Federation (IDF) 2017, jumlah diabetisi mencapai 415 juta jiwa dan diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2040 sekitar 642 juta jiwa (55%). Salah satu alternatif pengobatan untuk menanggulangi penyakit diabetes yaitu tanaman herbal diantaranya daun kelor (Moringa oleifera) yang kaya akan nutrisi, seperti phytochemical, karoten, senyawa flavonoid, senyawa phenoid, kalsium, besi, protein, vitamin serta memiliki kandungan antioksidan yang dapat menstabilkan radikal bebas sehingga dapat dijadikan proteksi terhadap diabetes melitus. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi daun kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan kadar gula darah berdasarkan data ilmiah yang dikumpulkan. Metode penelitian ini menggunakan metode literatur Review dengan pencarian jurnal ilmiah secara online pada database Science Direct dan Google Scholar terbitan tahun 2010-2020 dengan teknik pengumpulan data menggunakan pendekatan PICO (Population, Intervention, Comparasion, Outcome). Hasil tinjauan literatur beberpaa jurnal, daun kelor (Moringa oleifera) berpotensi sebagai penurun kadar glukosa darah yang sangat efektif, selain itu daun kelor (moringa oleifera) menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap profil lipid, resistensi insulin, penurunan glukosa darah, dan penurunan berat badan secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa daun Moringa oleifera terbukti memiliki efek dapat menurunkan kadar gukosa dalam darah.
{"title":"POTENSI DAUN KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI AGEN ANTI-HIPERGIKEMIA : STUDI LITERATUR REVIEW","authors":"I. Y. Kusuma, Yuyun Pujiarti, Galih Samodra","doi":"10.35617/jfionline.v12i1.21","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i1.21","url":null,"abstract":"Diabetes Melitus (DM) dikenal sebagai gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia). Menurut data International Diabetes Federation (IDF) 2017, jumlah diabetisi mencapai 415 juta jiwa dan diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2040 sekitar 642 juta jiwa (55%). Salah satu alternatif pengobatan untuk menanggulangi penyakit diabetes yaitu tanaman herbal diantaranya daun kelor (Moringa oleifera) yang kaya akan nutrisi, seperti phytochemical, karoten, senyawa flavonoid, senyawa phenoid, kalsium, besi, protein, vitamin serta memiliki kandungan antioksidan yang dapat menstabilkan radikal bebas sehingga dapat dijadikan proteksi terhadap diabetes melitus. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi daun kelor (Moringa oleifera) dalam menurunkan kadar gula darah berdasarkan data ilmiah yang dikumpulkan. Metode penelitian ini menggunakan metode literatur Review dengan pencarian jurnal ilmiah secara online pada database Science Direct dan Google Scholar terbitan tahun 2010-2020 dengan teknik pengumpulan data menggunakan pendekatan PICO (Population, Intervention, Comparasion, Outcome). Hasil tinjauan literatur beberpaa jurnal, daun kelor (Moringa oleifera) berpotensi sebagai penurun kadar glukosa darah yang sangat efektif, selain itu daun kelor (moringa oleifera) menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap profil lipid, resistensi insulin, penurunan glukosa darah, dan penurunan berat badan secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa daun Moringa oleifera terbukti memiliki efek dapat menurunkan kadar gukosa dalam darah.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"120 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116357099","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-31DOI: 10.35617/jfionline.v12i1.56
M. Furi, Nursinta Al Basit, Ihsan Ikhtiarudin, Rahayu Utami
Tumbuhan kedabu (Sonneratia ovata Backer) merupakan famili Lytheraceae yang dikalangan masyarakat telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Penentuan total fenolik, total flavonoid dan uji aktivitas antioksidan telah dilakukan terhadap ekstrak dan fraksi daun kedabu yang ditentukan dengan metode kolorimetri dengan pengukuran secara fotometri. Penentuan total fenolik menggunakan baku asam galat dengan metode Folin Ciocalteu, diperoleh hasil pada fraksi etil asetat sebesar 232 mgGAE/g, fraksi n-butanol 130 mgGAE/g, fraksi n-heksan 80 mgGAE/g dan ekstrak etanol 76 mgGAE/g. Penentuan total flavonoid menggunakan baku kuersetin dengan metode pembentukan kompleks AlCl3, diperoleh hasil pada fraksi etil asetat sebesar 180 mgQE/g, fraksi n-butanol 172 mgQE/g, fraksi n-heksan 160 mgQE/g dan ekstrak etanol 76 mgQE/g. Penentuan aktivitas antioksidan ditentukan dengan uji penangkapan radikal DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), diperoleh hasil pada fraksi etil asetat dengan nilai IC50 12,47µg/mL, fraksi n-butanol IC50 15,10 µg/mL, fraksi n-heksana IC50 17,27 µg/mL dan ekstrak etanol IC50 20,86 μg/mL dengan kategori sangat kuat (< 50 µg/mL).
{"title":"PENENTUAN TOTAL FENOLIK, FLAVONOID DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN KEDABU (Sonneratia ovata Backer)","authors":"M. Furi, Nursinta Al Basit, Ihsan Ikhtiarudin, Rahayu Utami","doi":"10.35617/jfionline.v12i1.56","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i1.56","url":null,"abstract":"Tumbuhan kedabu (Sonneratia ovata Backer) merupakan famili Lytheraceae yang dikalangan masyarakat telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Penentuan total fenolik, total flavonoid dan uji aktivitas antioksidan telah dilakukan terhadap ekstrak dan fraksi daun kedabu yang ditentukan dengan metode kolorimetri dengan pengukuran secara fotometri. Penentuan total fenolik menggunakan baku asam galat dengan metode Folin Ciocalteu, diperoleh hasil pada fraksi etil asetat sebesar 232 mgGAE/g, fraksi n-butanol 130 mgGAE/g, fraksi n-heksan 80 mgGAE/g dan ekstrak etanol 76 mgGAE/g. Penentuan total flavonoid menggunakan baku kuersetin dengan metode pembentukan kompleks AlCl3, diperoleh hasil pada fraksi etil asetat sebesar 180 mgQE/g, fraksi n-butanol 172 mgQE/g, fraksi n-heksan 160 mgQE/g dan ekstrak etanol 76 mgQE/g. Penentuan aktivitas antioksidan ditentukan dengan uji penangkapan radikal DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), diperoleh hasil pada fraksi etil asetat dengan nilai IC50 12,47µg/mL, fraksi n-butanol IC50 15,10 µg/mL, fraksi n-heksana IC50 17,27 µg/mL dan ekstrak etanol IC50 20,86 μg/mL dengan kategori sangat kuat (< 50 µg/mL).","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127681530","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-30DOI: 10.35617/jfionline.v12i1.46
Fitri Herline, S. Susilowati, Dhadhang Wahyu Kurniawan
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat yang dapat digunakan untuk menurunkan demam. Selain itu parasetamol juga dapat digunakan untuk sakit kepala dan sakit ringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persyaratan fisik dan laju disolusi tablet parasetamol generik yang beredar di wilayah Purwokerto. Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan sampel tablet parasetamol generik yang beredar di wilayah Purwokerto. Evaluasi terhadap tablet parasetamol tersebut meliputi keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, penetapan kadar, dan uji disolusi. Uji disolusi dilakukan menggunakan tipe dayung pada kecepatan 50 rpm. Medium disolusi yang digunakan dapar fosfat pH 5,8 ± 0,5 sebanyak 900 mL. Sampel yang diperoleh pada menit ke 5, 10, 15, 20, 30, 45, dan 60 diukur absorbansinya pada spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum parasetamol (243 nm). Pengungkapan data disolusi dilihat melalui nilai konsentrasi pada t=30 menit dimana tablet parasetamol pada t=30 menit tidak kurang dari 85%. Analisis data dilakukan secara deskriptif, dibandingkan dengan persyaratan tablet menurut Farmakope Indonesia dan pustaka yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tablet Parasetamol generik memenuhi persyaratan sediaan tablet menurut farmakope indonesia meliputi keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, dan penetapan kadar. Uji disolusi untuk semua tablet Parasetamol generik memenuhi persyaratan 85%.
{"title":"Evaluasi Mutu Tablet Parasetamol Generik yang Beredar di Wilayah Purwokerto","authors":"Fitri Herline, S. Susilowati, Dhadhang Wahyu Kurniawan","doi":"10.35617/jfionline.v12i1.46","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i1.46","url":null,"abstract":"Parasetamol atau asetaminofen adalah obat yang dapat digunakan untuk menurunkan demam. Selain itu parasetamol juga dapat digunakan untuk sakit kepala dan sakit ringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persyaratan fisik dan laju disolusi tablet parasetamol generik yang beredar di wilayah Purwokerto. Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan sampel tablet parasetamol generik yang beredar di wilayah Purwokerto. Evaluasi terhadap tablet parasetamol tersebut meliputi keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, penetapan kadar, dan uji disolusi. Uji disolusi dilakukan menggunakan tipe dayung pada kecepatan 50 rpm. Medium disolusi yang digunakan dapar fosfat pH 5,8 ± 0,5 sebanyak 900 mL. Sampel yang diperoleh pada menit ke 5, 10, 15, 20, 30, 45, dan 60 diukur absorbansinya pada spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum parasetamol (243 nm). Pengungkapan data disolusi dilihat melalui nilai konsentrasi pada t=30 menit dimana tablet parasetamol pada t=30 menit tidak kurang dari 85%. Analisis data dilakukan secara deskriptif, dibandingkan dengan persyaratan tablet menurut Farmakope Indonesia dan pustaka yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tablet Parasetamol generik memenuhi persyaratan sediaan tablet menurut farmakope indonesia meliputi keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, dan penetapan kadar. Uji disolusi untuk semua tablet Parasetamol generik memenuhi persyaratan 85%.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133788895","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanaman bawang dayak (Eleutherine Americana (Aubl.) Merr.) merupakan tanaman obat yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Metabolit sekunder yang berkhasiat sebagai antioksidan dapat diperoleh dengan membutuhkan banyak tanaman bawang Dayak. Oleh karena itu dicari alternative lain dengan memanfaatkan mikroba endofit sebagai sumber metabolit sekunder yang akan membuat produksi bahan baku obat alam lebih efisien dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji metabolit sekunder kapang endofit daun bawang dayak yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Metode penelitian ini menggunakan teknik inokulasi tanam langsung pada permukaan media pertumbuhan PDA (Potato Dextrose Agar). Identifikasi morfologi kapang dilakukan secara makroskopik (visual) dan mikroskopik (slide culture). Hasil isolasi kapang endofit ini didapatkan 4 isolat. Isolat difermentasi dengan metode goyang kemudian diekstraksi dengan pelarut etil asetat. Ekstrak yang diperoleh, dilanjutkan dengan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH, Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa ekstrak etil asetat metabolit sekunder dari keempat isolat berpotensi sebagai antioksidan Ekstrak Etil asetat dari isolat d.IEP.1.2 memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 terendah yaitu 82,9750 µg/mL.
{"title":"Aktivitas Antioksidan Metabolit Sekunder Kapang Endofit daun tanaman Bawang Dayak (Eleutherine Americana (Aubl.) Merr.) secara In Vitro","authors":"Shirly Kumala, Gabriel Gabriel","doi":"10.35617/JFI.V11I2.673","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/JFI.V11I2.673","url":null,"abstract":"Tanaman bawang dayak (Eleutherine Americana (Aubl.) Merr.) merupakan tanaman obat yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Metabolit sekunder yang berkhasiat sebagai antioksidan dapat diperoleh dengan membutuhkan banyak tanaman bawang Dayak. Oleh karena itu dicari alternative lain dengan memanfaatkan mikroba endofit sebagai sumber metabolit sekunder yang akan membuat produksi bahan baku obat alam lebih efisien dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji metabolit sekunder kapang endofit daun bawang dayak yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Metode penelitian ini menggunakan teknik inokulasi tanam langsung pada permukaan media pertumbuhan PDA (Potato Dextrose Agar). Identifikasi morfologi kapang dilakukan secara makroskopik (visual) dan mikroskopik (slide culture). Hasil isolasi kapang endofit ini didapatkan 4 isolat. Isolat difermentasi dengan metode goyang kemudian diekstraksi dengan pelarut etil asetat. Ekstrak yang diperoleh, dilanjutkan dengan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH, Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa ekstrak etil asetat metabolit sekunder dari keempat isolat berpotensi sebagai antioksidan Ekstrak Etil asetat dari isolat d.IEP.1.2 memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 terendah yaitu 82,9750 µg/mL.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"1997 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128223168","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ani Pahriani, Fitriana Mifthahul Haq, Priyo Wahyudi
Bakteri simbion telah diketahui dapat menghasilkan metabolit sekunder yang saat ini semakin banyak dimanfaatkan untuk memeroleh senyawa bioaktif. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Mulyaningsih (2016) telah diketahui bahwa bakteri simbion dari spons laut Spheciospongia inconstans asal Pulau Harapan, Kepulauan Seribu berpotensi untuk menghasilkan senyawa antibakteri. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi spesies dari isolat bakteri simbion spons Spheciospongia inconstans penghasil antibakteri berdasarkan gen 16S rRNA. Dari penelitian sebelumnya didapatkan lima isolat bakteri simbion dan DNA kelima isolat bakteri diisolasi dengan menggunakan Wizard Genomic DNA Purification Kit, kemudian dilakukan amplifikasi gen 16S rRNA menggunakan primer 27f dan 1492r. Hasil amplifikasi kemudian disekuensing dan dilakukan penyejajaran menggunakan program BLAST. Hasil dari penelitian ini hanya berhasil mengidentifikasi isolat bakteri simbion.
{"title":"Identifikasi Molekuler Bakteri Simbion Spons Laut Haliclona (Reinera) sp. sebagai antibakteri","authors":"Ani Pahriani, Fitriana Mifthahul Haq, Priyo Wahyudi","doi":"10.35617/JFI.V11I2.674","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/JFI.V11I2.674","url":null,"abstract":"Bakteri simbion telah diketahui dapat menghasilkan metabolit sekunder yang saat ini semakin banyak dimanfaatkan untuk memeroleh senyawa bioaktif. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Mulyaningsih (2016) telah diketahui bahwa bakteri simbion dari spons laut Spheciospongia inconstans asal Pulau Harapan, Kepulauan Seribu berpotensi untuk menghasilkan senyawa antibakteri. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi spesies dari isolat bakteri simbion spons Spheciospongia inconstans penghasil antibakteri berdasarkan gen 16S rRNA. Dari penelitian sebelumnya didapatkan lima isolat bakteri simbion dan DNA kelima isolat bakteri diisolasi dengan menggunakan Wizard Genomic DNA Purification Kit, kemudian dilakukan amplifikasi gen 16S rRNA menggunakan primer 27f dan 1492r. Hasil amplifikasi kemudian disekuensing dan dilakukan penyejajaran menggunakan program BLAST. Hasil dari penelitian ini hanya berhasil mengidentifikasi isolat bakteri simbion.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"405 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122788019","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Novia Maulina, S. Sampurno, N. Andayani, Dian Ratih Laksmitawati
Data Top Brand Index tahun 2012-2018 menunjukkan grafik prosentase pertumbuhan yang stagnan dan cenderung menurun untuk beberapa produk immunomodulator. Untuk mengatasi permasalahan ini, para produsen produk immunomodulator harus gencar melakukan promosi dan memasang strategi pemasaran melalui electronic word of mouth (e-WOM) dan penguatan brand image terhadap keputusan pembelian produk immunomodulator. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pengaruh e-WOM terhadap keputusan pembelian, (2) pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian, dan (3) pengaruh e-WOM terhadap brand image produk immunomodulator (penelitian dilakukan di wilayah DKI Jakarta). Penelitian ini menggunakan metode survey dan menyebarkan kuisioner kepada 384 orang responden di wilayah DKI Jakarta yang hasilnya kemudian diolah melalui program Structural Equation Modeling (SEM)-PLS (Partial Least Square) dengan software SmartPLS. Analisa menggunakan PLS ini menunjukkan bahwa hasil penelitian memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas melalui uji outer model (model pengukuran). Hasil pengujian hipotesis penelitian ini melalui inner model (model struktural) adalah bahwa (1) e-WOM berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk immunomodulator, (2) Brand Image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk immunomodulator, dan (3) e-WOM berpengaruh signifikan terhadap Brand Image produk immunomodulator. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh e-WOM dan brand image terhadap keputusan pembelian produk immunomodulator.
{"title":"Pengaruh Electronic Word of Mouth (e-WOM) dan Brand Image terhadap keputusan pembelian produk Immunomodulator (penelitian di wilayah DKI Jakarta)","authors":"Novia Maulina, S. Sampurno, N. Andayani, Dian Ratih Laksmitawati","doi":"10.35617/JFI.V11I2.670","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/JFI.V11I2.670","url":null,"abstract":"Data Top Brand Index tahun 2012-2018 menunjukkan grafik prosentase pertumbuhan yang stagnan dan cenderung menurun untuk beberapa produk immunomodulator. Untuk mengatasi permasalahan ini, para produsen produk immunomodulator harus gencar melakukan promosi dan memasang strategi pemasaran melalui electronic word of mouth (e-WOM) dan penguatan brand image terhadap keputusan pembelian produk immunomodulator. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pengaruh e-WOM terhadap keputusan pembelian, (2) pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian, dan (3) pengaruh e-WOM terhadap brand image produk immunomodulator (penelitian dilakukan di wilayah DKI Jakarta). Penelitian ini menggunakan metode survey dan menyebarkan kuisioner kepada 384 orang responden di wilayah DKI Jakarta yang hasilnya kemudian diolah melalui program Structural Equation Modeling (SEM)-PLS (Partial Least Square) dengan software SmartPLS. Analisa menggunakan PLS ini menunjukkan bahwa hasil penelitian memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas melalui uji outer model (model pengukuran). Hasil pengujian hipotesis penelitian ini melalui inner model (model struktural) adalah bahwa (1) e-WOM berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk immunomodulator, (2) Brand Image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk immunomodulator, dan (3) e-WOM berpengaruh signifikan terhadap Brand Image produk immunomodulator. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh e-WOM dan brand image terhadap keputusan pembelian produk immunomodulator.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"309 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122112433","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Beberapa penelitian mengenai enzim elastase dan enzim hyaluronidase yang berpotensi sebagai anti-aging telah dipublikasi sebelumnya. Mengacu pada berbagai hasil penelitian tersebut, pada penelitian ini dilakukan skrining virtual 30 senyawa bahan alam yang berasal dari 10 tanaman dan elusidasi moda ikatan terhadap senyawa aktif sebagai inhibitor enzim penyebab penuaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme kerja senyawa penghambat aging pada tanaman dan memodelkan interaksinya. Berdasarkan hasil score ChemPLP dari simulasi docking pada penelitian ini, diperoleh 4 senyawa yang aktif menghambat enzim elastase yaitu dari 2 senyawa dari tanaman jeruk (Citrus aurantium subsp. Amara), 1 senyawa dari bunga lavender (Lavandula angustifolia L.) dan 1 senyawa dari tanaman lengkuas belang (Alpinia zerumbet). Sedangkan pada enzim hyaluronidase diperoleh 11 senyawa yang aktif menghambat enzim hyaluronidase yaitu 2 senyawa dari tanaman lengkuas belang (Alpinia zerumbet), 3 senyawa dari tanaman pinang (Areca catechu L.), 1 senyawa dari tanaman teh (Camellia sinensis Kuntze), 1 senyawa dari bunga mawar (Rosa centifolia L.), 2 senyawa dari tanaman jeruk (Citrus aurantium subsp. Amara), 1 senyawa dari tanaman lavender (Lavandula angustifolia L.) dan 1 senyawa dari rumput laut (Eucheuma spinosum).
{"title":"Skrining virtual dan elusidasi moda ikatan senyawa Inhibitor Enzim Elastase dan Hyaluronidase pada beberapa tanaman dengan aktivitas Anti-Aging","authors":"Esti Mumpuni, Esti Mulatsari, Tri Kumala Noerfa","doi":"10.35617/JFI.V11I2.677","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/JFI.V11I2.677","url":null,"abstract":"Beberapa penelitian mengenai enzim elastase dan enzim hyaluronidase yang berpotensi sebagai anti-aging telah dipublikasi sebelumnya. Mengacu pada berbagai hasil penelitian tersebut, pada penelitian ini dilakukan skrining virtual 30 senyawa bahan alam yang berasal dari 10 tanaman dan elusidasi moda ikatan terhadap senyawa aktif sebagai inhibitor enzim penyebab penuaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme kerja senyawa penghambat aging pada tanaman dan memodelkan interaksinya. Berdasarkan hasil score ChemPLP dari simulasi docking pada penelitian ini, diperoleh 4 senyawa yang aktif menghambat enzim elastase yaitu dari 2 senyawa dari tanaman jeruk (Citrus aurantium subsp. Amara), 1 senyawa dari bunga lavender (Lavandula angustifolia L.) dan 1 senyawa dari tanaman lengkuas belang (Alpinia zerumbet). Sedangkan pada enzim hyaluronidase diperoleh 11 senyawa yang aktif menghambat enzim hyaluronidase yaitu 2 senyawa dari tanaman lengkuas belang (Alpinia zerumbet), 3 senyawa dari tanaman pinang (Areca catechu L.), 1 senyawa dari tanaman teh (Camellia sinensis Kuntze), 1 senyawa dari bunga mawar (Rosa centifolia L.), 2 senyawa dari tanaman jeruk (Citrus aurantium subsp. Amara), 1 senyawa dari tanaman lavender (Lavandula angustifolia L.) dan 1 senyawa dari rumput laut (Eucheuma spinosum).","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126778984","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Famotidin digunakan dalam pengobatan penyakit lambung dan diperlukan waktu kerja obat yang cepat dalam penggunaan. Orally Disintegrating Tablet (ODT) merupakan suatu sediaan yang memiliki waktu hancur yang cepat, sehingga efek terapi dari famotidin dapat terjadi dengan segera. Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan karakteristik ODT dengan pengisi ODT yang dibuat dengan metode spray drying dan pengisi pembanding yang terdapat dipasaran. Pengisi ODT yang dibuat terdiri dari avicel PH 102, xylitol, manitol, dan crospovidone ( 2; 3,5; 5%). Pengisi ODT yang dihasilkan digunakan untuk pembuatan tablet ODT secara cetak langsung. Evaluasi pengisi berupa uji sifat alir, kadar air, dan kompresibilitas, sedangkan evaluasi tablet ODT terdiri dari uji waktu hancur, disolusi, kekerasan, dan friabilitas untuk melihat pengaruh perbedaan konsentrasi crospovidone yang digunakan terhadap kecepatan hancurnya ODT. Hasil penelitian menunjukkan F III dengan konsentrasi crospovidone 5% dari tablet, memiliki waktu hancur lebih cepat (44,45 detik), kekerasan yang lebih kecil (5,68 kg/cm2) dan friabilitas yang besar (0,435%) dibandingkan tablet F I dan F II. Tablet F III memiliki waktu hancur yang lebih lama (44,45 detik) dari tablet ODT pembanding (33 detik).
{"title":"Pengaruh pengisi hasil Spray Drying terhadap karakteristik Orally Disintegrating Tablet (ODT) Famotidin","authors":"Faizatun Faizatun, A. Saputra, Safira Nafisa","doi":"10.35617/JFI.V11I2.669","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/JFI.V11I2.669","url":null,"abstract":"Famotidin digunakan dalam pengobatan penyakit lambung dan diperlukan waktu kerja obat yang cepat dalam penggunaan. Orally Disintegrating Tablet (ODT) merupakan suatu sediaan yang memiliki waktu hancur yang cepat, sehingga efek terapi dari famotidin dapat terjadi dengan segera. Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan karakteristik ODT dengan pengisi ODT yang dibuat dengan metode spray drying dan pengisi pembanding yang terdapat dipasaran. Pengisi ODT yang dibuat terdiri dari avicel PH 102, xylitol, manitol, dan crospovidone ( 2; 3,5; 5%). Pengisi ODT yang dihasilkan digunakan untuk pembuatan tablet ODT secara cetak langsung. Evaluasi pengisi berupa uji sifat alir, kadar air, dan kompresibilitas, sedangkan evaluasi tablet ODT terdiri dari uji waktu hancur, disolusi, kekerasan, dan friabilitas untuk melihat pengaruh perbedaan konsentrasi crospovidone yang digunakan terhadap kecepatan hancurnya ODT. Hasil penelitian menunjukkan F III dengan konsentrasi crospovidone 5% dari tablet, memiliki waktu hancur lebih cepat (44,45 detik), kekerasan yang lebih kecil (5,68 kg/cm2) dan friabilitas yang besar (0,435%) dibandingkan tablet F I dan F II. Tablet F III memiliki waktu hancur yang lebih lama (44,45 detik) dari tablet ODT pembanding (33 detik).","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116461077","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Minuman jus bergula merupakan minuman praktis dalam budaya masyarakat perkotaan saat ini. Berbagai merek ternama dan populer banyak menjual jus buah, khususnya jus buah mangga di pasaran. Namun, banyaknya pengolahan buah yang dilakukan dari para pengusaha jus buah mangga membuat harga yang ditawarkan di pasaran cukup tinggi dengan kurangnya informasi dalam produknya. Di sisi lain, angka penyakit degeneratif di Indonesia juga semakin meningkat. Hal ini dapat diatasi salah satunya dengan mengkonsumsi antioksidan yang terdapat pada jus buah. Karenanya, pada penelitian ini dilakukan analisis aktivitas antioksidan jus mangga merek A yang dibandingkan dengan buah mangga dan jus mangga olahan sendiri untuk memberikan informasi bahwa jus mangga yang dibuat sendiri memiliki antioksidan lebih tinggi dan ekonomis sehingga dapat dimanfaatkan untuk memelihara kesehatan dan dapat digunakan sebagai salah satu sumber antioksidan yang baik. Metode pengujian yang akan digunakan untuk mengetahui aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil pemilihan panjang gelombang DPPH yang terpilih adalah 517 nm. Rata-rata IC50 vitamin C, mangga, jus mangga olahan sendiri, dan sampel jus mangga merek A berturut-turut adalah 13,95 μg/ml, 27475,18 μg/ml, 67589,40 μg/ml, 143819,93 μg/ml. Hal ini menunjukkan bahwa sampel jus mangga merek A memiliki nilai aktivitas antioksidan yang lebih kecil dibandingkan dengan jus mangga hasil olahan sendiri dan buah mangga tanpa penambahan apapun.
{"title":"Analisis aktivitas antioksidan Jus Mangga segar merek A dan olahan sendiri","authors":"Christine Kusuma, Catherine Caroline, Emi Sukarti","doi":"10.35617/JFI.V11I2.666","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/JFI.V11I2.666","url":null,"abstract":"Minuman jus bergula merupakan minuman praktis dalam budaya masyarakat perkotaan saat ini. Berbagai merek ternama dan populer banyak menjual jus buah, khususnya jus buah mangga di pasaran. Namun, banyaknya pengolahan buah yang dilakukan dari para pengusaha jus buah mangga membuat harga yang ditawarkan di pasaran cukup tinggi dengan kurangnya informasi dalam produknya. Di sisi lain, angka penyakit degeneratif di Indonesia juga semakin meningkat. Hal ini dapat diatasi salah satunya dengan mengkonsumsi antioksidan yang terdapat pada jus buah. Karenanya, pada penelitian ini dilakukan analisis aktivitas antioksidan jus mangga merek A yang dibandingkan dengan buah mangga dan jus mangga olahan sendiri untuk memberikan informasi bahwa jus mangga yang dibuat sendiri memiliki antioksidan lebih tinggi dan ekonomis sehingga dapat dimanfaatkan untuk memelihara kesehatan dan dapat digunakan sebagai salah satu sumber antioksidan yang baik. Metode pengujian yang akan digunakan untuk mengetahui aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil pemilihan panjang gelombang DPPH yang terpilih adalah 517 nm. Rata-rata IC50 vitamin C, mangga, jus mangga olahan sendiri, dan sampel jus mangga merek A berturut-turut adalah 13,95 μg/ml, 27475,18 μg/ml, 67589,40 μg/ml, 143819,93 μg/ml. Hal ini menunjukkan bahwa sampel jus mangga merek A memiliki nilai aktivitas antioksidan yang lebih kecil dibandingkan dengan jus mangga hasil olahan sendiri dan buah mangga tanpa penambahan apapun.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"87 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124906151","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}