Pub Date : 2021-01-31DOI: 10.35617/jfionline.v13i1.120
O. Yunita, I. Kohar, K. Allaf, Aris Sri Anggara
Red fruit (Pandanus conoideus Lam.) contains antioxidant compounds in high levels, including beta-carotene and tocopherol, which neutralize free radical compounds which can cause cancer. Red fruit contains 46% water so red fruit can only last 5 days in this condition. To maintain its stability, it is necessary to dry it with various methods, for example détente instantanée contrôlée (DIC) is a revolutionary pressure drop drying procedure. Every procedure for drying raw material can affect its quality and activity, for example the anticancer activity of red fruit. In-vitro cytotoxicity of DIC pre-dried red fruit extracts on HeLa cells has never been tested, so it is important to study. Red fruit which was obtained from Klamono, Sorong, a highland in Papua was extracted with ethanol or hexane which previously dried by DIC pre-drying or conventional drying methods were weighed then dissolved in DMSO. Cytotoxicity assays was conducted using method the MTT with five levels of extract concentration. Result of this research showed that cytotoxicity assay of red fruit extracts on HeLa cells showed that red fruit extract can inhibit cell viability. The conventionally dried red fruit extract shows stronger cytotoxicity against HeLa cells than the DIC pre-dried extract. Red fruit extract cytotoxicity against HeLa cells: ethanolic extract of red fruit previously dried by conventional drying technique > ethanolic extract of red fruit previously dried by DIC pre-drying process > hexane extract of red fruit previously dried by conventional drying method > hexane extract of red fruit previously dried by DIC pre-drying process.
{"title":"Cytotoxicity Assay of Dètente Instantanée Côntrolée Pre-Dried Pandanus conoideus Lam. Extracts","authors":"O. Yunita, I. Kohar, K. Allaf, Aris Sri Anggara","doi":"10.35617/jfionline.v13i1.120","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v13i1.120","url":null,"abstract":"Red fruit (Pandanus conoideus Lam.) contains antioxidant compounds in high levels, including beta-carotene and tocopherol, which neutralize free radical compounds which can cause cancer. Red fruit contains 46% water so red fruit can only last 5 days in this condition. To maintain its stability, it is necessary to dry it with various methods, for example détente instantanée contrôlée (DIC) is a revolutionary pressure drop drying procedure. Every procedure for drying raw material can affect its quality and activity, for example the anticancer activity of red fruit. In-vitro cytotoxicity of DIC pre-dried red fruit extracts on HeLa cells has never been tested, so it is important to study. Red fruit which was obtained from Klamono, Sorong, a highland in Papua was extracted with ethanol or hexane which previously dried by DIC pre-drying or conventional drying methods were weighed then dissolved in DMSO. Cytotoxicity assays was conducted using method the MTT with five levels of extract concentration. Result of this research showed that cytotoxicity assay of red fruit extracts on HeLa cells showed that red fruit extract can inhibit cell viability. The conventionally dried red fruit extract shows stronger cytotoxicity against HeLa cells than the DIC pre-dried extract. Red fruit extract cytotoxicity against HeLa cells: ethanolic extract of red fruit previously dried by conventional drying technique > ethanolic extract of red fruit previously dried by DIC pre-drying process > hexane extract of red fruit previously dried by conventional drying method > hexane extract of red fruit previously dried by DIC pre-drying process.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124779897","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-31DOI: 10.35617/jfionline.v13i1.48
Yovita Diane Titiesari, Fany Febriani
Sepsis adalah salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, dan terapi antimikroba yang sesuai adalah salah satu kunci untuk meningkatkan keselamatan pasien sepsis. Patofisiologi sepsis dan penggunaan intervensi terapetik seperti renal replacement therapy akan menyebabkan perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik antimikroba pada pasien sepsis, yang dapat menyebabkan kondisi subterapetik dan kegagalan terapi. Tinjauan literatur ini akan melihat aspek farmakokinetik dan farmakodinamik antimikroba serta perubahan aspek-aspek tersebut pada pasien sepsis dan mengaplikasikan pengetahuan ini untuk optimasi dosis antimikroba yang sering digunakan pada kondisi sepsis seperti beta-laktam, vankomisin, aminoglikosida, fluorokuinolon, tigesiklin, dan antijamur, untuk meningkatkan keselamatan pasien.
{"title":"OPTIMASI PENGGUNAAN ANTIMIKROBA BAGI PASIEN SEPSIS BERDASARKAN KARAKTERISTIK FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK OBAT: SEBUAH TINJAUAN LITERATUR","authors":"Yovita Diane Titiesari, Fany Febriani","doi":"10.35617/jfionline.v13i1.48","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v13i1.48","url":null,"abstract":"Sepsis adalah salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, dan terapi antimikroba yang sesuai adalah salah satu kunci untuk meningkatkan keselamatan pasien sepsis. Patofisiologi sepsis dan penggunaan intervensi terapetik seperti renal replacement therapy akan menyebabkan perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik antimikroba pada pasien sepsis, yang dapat menyebabkan kondisi subterapetik dan kegagalan terapi. Tinjauan literatur ini akan melihat aspek farmakokinetik dan farmakodinamik antimikroba serta perubahan aspek-aspek tersebut pada pasien sepsis dan mengaplikasikan pengetahuan ini untuk optimasi dosis antimikroba yang sering digunakan pada kondisi sepsis seperti beta-laktam, vankomisin, aminoglikosida, fluorokuinolon, tigesiklin, dan antijamur, untuk meningkatkan keselamatan pasien.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129966085","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-31DOI: 10.35617/jfionline.v13i1.26
Zulfahmidah, Imran Safei, Fajriansyah
Statin adalah keluarga obat yang digunakan untuk mengobati hiperlipidemia dengan kapasitas yang diakui untuk mencegah kejadian penyakit kardiovaskular. Pemanfaatan statin secara luas dibatasi oleh adanya toksisitas atau intoleransi terkait, yang mempengaruhi tingkat pemantauan obat. Toksisitas atau intoleransi statin bervariasi dari 10-15%. Gejala otot terkait statin adalah toksisitas statin (SAMS) yang paling umum. Dalam review ini, kami bertujuan untuk melaporkan mekanisme kerja statin yang menyebabkan gejala otot SAMS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa statin menyebabkan disfungsi mitokondria akibat adanya stress oksidatif. Mekanisme terjadinya stress oksidatif akibat statin disebabkan karena adanya inhibisi dari protein ubikuinon, aktivasi iNOS, penurunan biogenesis mitokondria, pengurangan fosforilasi oksidatif mitokondria. Secara keseluruhan, data yang dilaporkan dalam tinjauan ini menunjukkan bahwa statin mungkin memiliki efek besar pada fungsi mitokondria terkait stress oksidatif.
{"title":"Miotoksisitas Statin: Kajian Stres Oksidatif","authors":"Zulfahmidah, Imran Safei, Fajriansyah","doi":"10.35617/jfionline.v13i1.26","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v13i1.26","url":null,"abstract":"Statin adalah keluarga obat yang digunakan untuk mengobati hiperlipidemia dengan kapasitas yang diakui untuk mencegah kejadian penyakit kardiovaskular. Pemanfaatan statin secara luas dibatasi oleh adanya toksisitas atau intoleransi terkait, yang mempengaruhi tingkat pemantauan obat. Toksisitas atau intoleransi statin bervariasi dari 10-15%. Gejala otot terkait statin adalah toksisitas statin (SAMS) yang paling umum. Dalam review ini, kami bertujuan untuk melaporkan mekanisme kerja statin yang menyebabkan gejala otot SAMS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa statin menyebabkan disfungsi mitokondria akibat adanya stress oksidatif. Mekanisme terjadinya stress oksidatif akibat statin disebabkan karena adanya inhibisi dari protein ubikuinon, aktivasi iNOS, penurunan biogenesis mitokondria, pengurangan fosforilasi oksidatif mitokondria. Secara keseluruhan, data yang dilaporkan dalam tinjauan ini menunjukkan bahwa statin mungkin memiliki efek besar pada fungsi mitokondria terkait stress oksidatif.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127258767","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-31DOI: 10.35617/jfionline.v13i1.69
H. Y. Teruna, Wiwit Nur Rahayu
Tanaman nilam Aceh merupakan jenis tanaman nilam yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena kualitas minyak atsiri yang dihasilkan lebih baik dibanding jenis nilam lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengekstraksi minyak nilam lokal Pekanbaru dan membandingkan komponen kimianya dengan minyak nilam standar serta menganalisa kualitas minyak atsiri nilam lokal Pekanbaru berdasarkan komponen kimia yang terdapat di dalamnya. Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah hidrodistilasi menggunakan alat Clevenger. Uap minyak atsiri akan menguap bersama dengan uap air dan melewati kondensor. Komponen minyak yang diperoleh diidentifikasi dengan GC-MS. Hasilnya ditemukan senyawa patchouli alcohol dengan konsentrasi 31,13%, senyawa lainnya seperti α-patchoulene, β-patchoulene, seychellene, α-bulnesene, dan cyclosativene. Perbedaan minyak nilam lokal Pekanbaru dengan minyak nilam standar adalah konsentrasi senyawa patchouli alcohol pada minyak nilam lokal Pekanbaru lebih tinggi dan tidak ditemukan senyawa α-guaiene namun terdapat senyawa cyclosativene. Berdasarkan hal tersebut minyak nilam lokal Pekanbaru memiliki kualitas baik dan berpotensi untuk dikembangkan.
{"title":"Analisis komponen minyak atsiri daun nilam (Pogostemon cablin) lokal Pekanbaru menggunakan GC-MS","authors":"H. Y. Teruna, Wiwit Nur Rahayu","doi":"10.35617/jfionline.v13i1.69","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v13i1.69","url":null,"abstract":"Tanaman nilam Aceh merupakan jenis tanaman nilam yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena kualitas minyak atsiri yang dihasilkan lebih baik dibanding jenis nilam lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengekstraksi minyak nilam lokal Pekanbaru dan membandingkan komponen kimianya dengan minyak nilam standar serta menganalisa kualitas minyak atsiri nilam lokal Pekanbaru berdasarkan komponen kimia yang terdapat di dalamnya. Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah hidrodistilasi menggunakan alat Clevenger. Uap minyak atsiri akan menguap bersama dengan uap air dan melewati kondensor. Komponen minyak yang diperoleh diidentifikasi dengan GC-MS. Hasilnya ditemukan senyawa patchouli alcohol dengan konsentrasi 31,13%, senyawa lainnya seperti α-patchoulene, β-patchoulene, seychellene, α-bulnesene, dan cyclosativene. Perbedaan minyak nilam lokal Pekanbaru dengan minyak nilam standar adalah konsentrasi senyawa patchouli alcohol pada minyak nilam lokal Pekanbaru lebih tinggi dan tidak ditemukan senyawa α-guaiene namun terdapat senyawa cyclosativene. Berdasarkan hal tersebut minyak nilam lokal Pekanbaru memiliki kualitas baik dan berpotensi untuk dikembangkan.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"1910 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128005924","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-31DOI: 10.35617/jfionline.v12i2.55
Alya Andina Dasuki, Annisa Farida Muti, Hany Yusmaini
Kasus penyakit tuberkulosis terbanyak yang dilaporkan di Indonesia terdapat di provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi termasuk Jawa Tengah. Kombinasi obat antituberkulosis lini pertama yaitu pirazinamid, isoniazid, dan rifampisin berpotensi menyebabkan hepatotoksitas yang ditandai oleh peningkatan kadar transaminase. Insiden peningkatan kadar transaminase ini menyebabkan resistensi obat dan kegagalan terapi. Penting untuk mendeteksi dini peningkatan kadar transaminase oleh obat antituberkulosis dengan cara mempelajari faktor risiko predisposisinya. Tujuan penelitian adalah meneliti hubungan antara faktor resiko kejadian peningkatan kadar transaminase akibat penggunaan obat antituberkulosis pada pasien tuberkulosis paru yang ada di RST Wijayakusuma Purwokerto. Jenis penelitian ini adalah studi analitik observasional dengan desain cross-sectional. Sebanyak 80 sampel dipilih secara random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat dan mencatat di rekam medis pasien. Data dianalisis menggunakan uji Chi-squared dan uji Regresi Logistik. Hasil analisis bivariat dengan uji Chi-Square didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia lanjut (p=0,000), jenis kelamin perempuan (p= 0,035), gizi kurang (0,000), lama pengobatan (p=0,026) dan riwayat konsumsi obat lain (p=0,008). Faktor yang paling berhubungan peningkatan kadar transaminase akibat konsumsi OAT pada pasien TB paru di RST Wijayakusuma Purwokerto adalah usia (OR=8,815) diikuti oleh status gizi (OR=6,478).
{"title":"Faktor resiko kejadian peningkatan kadar transminase pada penggunaan obat antituberkulosis pasien tuberkulosis paru di RST Wijayakusuma Purwokerto","authors":"Alya Andina Dasuki, Annisa Farida Muti, Hany Yusmaini","doi":"10.35617/jfionline.v12i2.55","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i2.55","url":null,"abstract":"Kasus penyakit tuberkulosis terbanyak yang dilaporkan di Indonesia terdapat di provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi termasuk Jawa Tengah. Kombinasi obat antituberkulosis lini pertama yaitu pirazinamid, isoniazid, dan rifampisin berpotensi menyebabkan hepatotoksitas yang ditandai oleh peningkatan kadar transaminase. Insiden peningkatan kadar transaminase ini menyebabkan resistensi obat dan kegagalan terapi. Penting untuk mendeteksi dini peningkatan kadar transaminase oleh obat antituberkulosis dengan cara mempelajari faktor risiko predisposisinya. Tujuan penelitian adalah meneliti hubungan antara faktor resiko kejadian peningkatan kadar transaminase akibat penggunaan obat antituberkulosis pada pasien tuberkulosis paru yang ada di RST Wijayakusuma Purwokerto. Jenis penelitian ini adalah studi analitik observasional dengan desain cross-sectional. Sebanyak 80 sampel dipilih secara random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan melihat dan mencatat di rekam medis pasien. Data dianalisis menggunakan uji Chi-squared dan uji Regresi Logistik. Hasil analisis bivariat dengan uji Chi-Square didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia lanjut (p=0,000), jenis kelamin perempuan (p= 0,035), gizi kurang (0,000), lama pengobatan (p=0,026) dan riwayat konsumsi obat lain (p=0,008). Faktor yang paling berhubungan peningkatan kadar transaminase akibat konsumsi OAT pada pasien TB paru di RST Wijayakusuma Purwokerto adalah usia (OR=8,815) diikuti oleh status gizi (OR=6,478).","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130618533","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-31DOI: 10.35617/jfionline.v12i2.20
I. Y. Kusuma, Yuli Yuli Maesaroh
Diabetes Melitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan glukosa darah tinggi (hiperglikemia) dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein akibat efek pada sekresi insulin dan sensitivitas insulin. Antidiabetes oral merupakan salah satu pilihan terapi untuk mengontrol glukosa darah meskipun penggunaannya berpotensi munculnya efek samping dan sangat merugikan terutama dalam penggunaan jangka panjang. Terapi komplementer berbahan herbal seperti buah pare (Momordica charantia L.) menjadi aspek potensial untuk menjadi terapi alternatif karena potensi efek samping yang lebih rendah dan biaya yang terjangkau. Studi ini menjelaskan mengetahui aktivitas buah pare (Momordica charantia L.) sebagai antihiperglikemia. Jenis penelitian ini adalah penelitan kajian literatur (literature review) yang dipaparkan secara deskriptif. Metode pencarian literatur menggunakan jurnal internasional dan nasional dengan sumber data sekunder yang dilakukan secara online dan diidentifikasi menggunakan database elektronik dari PubMed, Science Direct dan Google Scholar. Proses pengumpulan data menggunakan pendekatan PICO (Population, Intervention, Compare, Outcame). Hasil penelitian ini diketahui bahwa buah pare (Momordica charantia L.) mengandung senyawa antidiabetes diantaranya charantin dan polipeptida-p. Buah pare baik dalam bentuk ekstrak maupun non-extract dan dalam sediaan tunggal maupun kombinasi terbukti menurunkan kadar glukosa darah, meningkatkan sensitivitas dan kadar insulin, menormalkan kadar HbA1c, memperbaiki profil lipid serta mengurangi stres oksidatif. kesimpulan penelitian ini adalah buah pare sangat berpotensi sebagai herbal antihiperglikemia pada kondisi diabetes
{"title":"THE PARE FRUIT ACTIVITY (Momordica charantia L.) AS HERBAL ANTI-HYPERGLYCEMIC FOR DIABETES MELLITUS CONDITIONS: LITERATURE REVIEW","authors":"I. Y. Kusuma, Yuli Yuli Maesaroh","doi":"10.35617/jfionline.v12i2.20","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i2.20","url":null,"abstract":"Diabetes Melitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan glukosa darah tinggi (hiperglikemia) dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein akibat efek pada sekresi insulin dan sensitivitas insulin. Antidiabetes oral merupakan salah satu pilihan terapi untuk mengontrol glukosa darah meskipun penggunaannya berpotensi munculnya efek samping dan sangat merugikan terutama dalam penggunaan jangka panjang. Terapi komplementer berbahan herbal seperti buah pare (Momordica charantia L.) menjadi aspek potensial untuk menjadi terapi alternatif karena potensi efek samping yang lebih rendah dan biaya yang terjangkau. Studi ini menjelaskan mengetahui aktivitas buah pare (Momordica charantia L.) sebagai antihiperglikemia. Jenis penelitian ini adalah penelitan kajian literatur (literature review) yang dipaparkan secara deskriptif. Metode pencarian literatur menggunakan jurnal internasional dan nasional dengan sumber data sekunder yang dilakukan secara online dan diidentifikasi menggunakan database elektronik dari PubMed, Science Direct dan Google Scholar. Proses pengumpulan data menggunakan pendekatan PICO (Population, Intervention, Compare, Outcame). Hasil penelitian ini diketahui bahwa buah pare (Momordica charantia L.) mengandung senyawa antidiabetes diantaranya charantin dan polipeptida-p. Buah pare baik dalam bentuk ekstrak maupun non-extract dan dalam sediaan tunggal maupun kombinasi terbukti menurunkan kadar glukosa darah, meningkatkan sensitivitas dan kadar insulin, menormalkan kadar HbA1c, memperbaiki profil lipid serta mengurangi stres oksidatif. kesimpulan penelitian ini adalah buah pare sangat berpotensi sebagai herbal antihiperglikemia pada kondisi diabetes","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132033828","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-31DOI: 10.35617/jfionline.v12i2.15
Sherly Tandi Arrang
Seorang pasien wanita usia 38 tahun mengalami keputihan dan diberikan terapi metronidazole. Pasien mengalami efek samping obat berupa warna urin menjadi gelap kemudian merah beberapa jam setelah penggunaan metronidazole oral 500 mg tablet. Hubungan antara tablet metronidazole dan perubahan warna urin dinilai menggunakan Skala Naranjo. Berdasarkan dari penilaian efek samping obat menggunakan instrumen Naranjo Scale, dari 10 pertanyaan didapatkan total skor tujuh (7), yang artinya metronidazole kemungkinan penyebab warna urin menjadi lebih gelap/merah. Perubahan warna urin menjadi gelap atau kemerahan disebabkan oleh pigmentasi dari metabolit metronidazole. Metronidazole dikaitkan dengan warna urin menjadi gelap/kemerahan, dan warna urin kembali normal setelah obat dihentikan.
{"title":"LAPORAN KASUS-METRONIDAZOLE TABLET MENYEBABKAN PERUBAHAN WARNA URINE","authors":"Sherly Tandi Arrang","doi":"10.35617/jfionline.v12i2.15","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i2.15","url":null,"abstract":"Seorang pasien wanita usia 38 tahun mengalami keputihan dan diberikan terapi metronidazole. Pasien mengalami efek samping obat berupa warna urin menjadi gelap kemudian merah beberapa jam setelah penggunaan metronidazole oral 500 mg tablet. Hubungan antara tablet metronidazole dan perubahan warna urin dinilai menggunakan Skala Naranjo. Berdasarkan dari penilaian efek samping obat menggunakan instrumen Naranjo Scale, dari 10 pertanyaan didapatkan total skor tujuh (7), yang artinya metronidazole kemungkinan penyebab warna urin menjadi lebih gelap/merah. Perubahan warna urin menjadi gelap atau kemerahan disebabkan oleh pigmentasi dari metabolit metronidazole. Metronidazole dikaitkan dengan warna urin menjadi gelap/kemerahan, dan warna urin kembali normal setelah obat dihentikan.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"135 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127376545","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Swamedikasi adalah upaya yang banyak dilakukan oleh masyarakat dalam menggunakan obat yang dibeli tanpa resep dokter untuk mengatasi keluhan. Sebuah studi menunjukkan peningkatan jumlah pencarian pengobatan sendiri di seluruh dunia sejak pandemi COVID-19 diumumkan dan ini akan menjadi indikasi meningkatnya minat dalam pengobatan mandiri di seluruh dunia. Pemberian informasi obat memiliki peranan penting dalam rangka memperbaiki kualitas hidup pasien dan menyediakan pelayanan bermutu bagi pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pemberian informasi obat swamedikasi masa pandemi COVID-19 di Kecamatan Tuah Madani kota Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat deskriptif kuantitatif terhadap 100 orang sampel masyarakat yang memenuhi kriteria inklusi dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Penilaian terhadap persepsi masyarakat mencakup 5 (lima) dimensi pelayanan yaitu reliability, responsiveness, emphaty, assurance dan tangible. Hasil penelitian didapatkan persepsi masyarakat yakni pada kehandalan (reliability) 75,20%, ketanggapan (responsiveness) 74,0%, perhatian (empaty) 83,33%, jaminan (assurance) 80,12%, dan fasilitas berwujud (tangible) 82,9% dengan hasil rata-rata keseluruhan aspek yang didapat sebanyak 79,11% dengan kategori baik. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kecamatan Tuah Madani kota Pekanbaru memiliki persepsi baik terhadap pelayanan yang didapatkan selama masa pandemi COVID-19.
{"title":"Persepsi Masyarakat Terhadap Pemberian Informasi Obat Swamedikasi Masa Pandemi Covid-19 di Kecamatan Tuah Madani Kota Pekanbaru, Indonesia","authors":"Septi Muharni, Eci Marlina, Rahayu Utami, Fina Aryani, Mustika Furi","doi":"10.35617/jfionline.v12i2.32","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i2.32","url":null,"abstract":"Swamedikasi adalah upaya yang banyak dilakukan oleh masyarakat dalam menggunakan obat yang dibeli tanpa resep dokter untuk mengatasi keluhan. Sebuah studi menunjukkan peningkatan jumlah pencarian pengobatan sendiri di seluruh dunia sejak pandemi COVID-19 diumumkan dan ini akan menjadi indikasi meningkatnya minat dalam pengobatan mandiri di seluruh dunia. Pemberian informasi obat memiliki peranan penting dalam rangka memperbaiki kualitas hidup pasien dan menyediakan pelayanan bermutu bagi pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pemberian informasi obat swamedikasi masa pandemi COVID-19 di Kecamatan Tuah Madani kota Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat deskriptif kuantitatif terhadap 100 orang sampel masyarakat yang memenuhi kriteria inklusi dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Penilaian terhadap persepsi masyarakat mencakup 5 (lima) dimensi pelayanan yaitu reliability, responsiveness, emphaty, assurance dan tangible. Hasil penelitian didapatkan persepsi masyarakat yakni pada kehandalan (reliability) 75,20%, ketanggapan (responsiveness) 74,0%, perhatian (empaty) 83,33%, jaminan (assurance) 80,12%, dan fasilitas berwujud (tangible) 82,9% dengan hasil rata-rata keseluruhan aspek yang didapat sebanyak 79,11% dengan kategori baik. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kecamatan Tuah Madani kota Pekanbaru memiliki persepsi baik terhadap pelayanan yang didapatkan selama masa pandemi COVID-19.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125923453","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-31DOI: 10.35617/jfionline.v12i2.27
A. Fitrianingsih, Rauhul Akbar Kurniawan, Ulfa Ersa Putri
Indonesia merupakan negara tropis sehingga prevalensi penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri sampai saat ini masih tetap tinggi, di sisi lain penggunaan antibakteri secara intens di Indonesia menyebabkan kecenderungan terjadinya resistensi bakteri terhadap obat antibakteri yang sudah ada. Salah satu spesies bakteri yang menyebabkan infeksi ialah Shigella dysenteriae. Tekelan (Chromolaena odorata. L) adalah salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri. Penellitian bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun tekelan (Chromolaena odorata. L) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Shigella dysenteriae. Ekstrak etanol daun tekelan dibuat dengan metode maserasi menggunakan larutan penyari etanol 95%. Penelitian dilakukan dengan metode difusi sumuran dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100% yang ditanam pada media MHA. Hasil penelitian menunjukkan adanya hambatan pada bakteri ditunjukkan dengan hasil rata-rata pengukuran dari setiap konsentrasi yaitu: 25% (23,6 mm), 50% (25,5 mm), 75% (27,6 mm) dan 100% (29,3 mm). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa daun tekelan (Chromolaena odorata. L) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Shigella dysenteriae.
{"title":"Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 95% Daun Tekelan (Chromolaena odorata. L) Terhadap Bakteri Shigella disenteriae","authors":"A. Fitrianingsih, Rauhul Akbar Kurniawan, Ulfa Ersa Putri","doi":"10.35617/jfionline.v12i2.27","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i2.27","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan negara tropis sehingga prevalensi penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri sampai saat ini masih tetap tinggi, di sisi lain penggunaan antibakteri secara intens di Indonesia menyebabkan kecenderungan terjadinya resistensi bakteri terhadap obat antibakteri yang sudah ada. Salah satu spesies bakteri yang menyebabkan infeksi ialah Shigella dysenteriae. Tekelan (Chromolaena odorata. L) adalah salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri. Penellitian bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun tekelan (Chromolaena odorata. L) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Shigella dysenteriae. \u0000Ekstrak etanol daun tekelan dibuat dengan metode maserasi menggunakan larutan penyari etanol 95%. Penelitian dilakukan dengan metode difusi sumuran dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100% yang ditanam pada media MHA. \u0000Hasil penelitian menunjukkan adanya hambatan pada bakteri ditunjukkan dengan hasil rata-rata pengukuran dari setiap konsentrasi yaitu: 25% (23,6 mm), 50% (25,5 mm), 75% (27,6 mm) dan 100% (29,3 mm). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa daun tekelan (Chromolaena odorata. L) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Shigella dysenteriae.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"127 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122493990","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-31DOI: 10.35617/jfionline.v12i2.47
Lisda Rimayani Nasution, Muchlisyam, Effendy De Lux Putra
Obat anti tuberkulosis primer sebagai standar terapi tuberculosis sering digunakan dalam bentuk kombinasi untuk memperoleh efektivitas pengobatan dan mencegah timbulnya resistensi. Salah satu bentuk kombinasi tersebut adalah kombinasi INH dan vitamin B6. Kombinasi ini bertujuan untuk untuk mencegah efek samping dari INH yaitu neuritis perifer Namun, kombinasi bahan aktif tersebut dapat menimbulkan masalah dalam analisis kuantitatif untuk kontrol kualitas sediaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode spektrofotometri UV-Vis secara mean centering of ratio spectra pada analisis isoniazid dan vitamin B6 secara simultan pada sediaan tablet tanpa adanya pemisahan. Penelitian dilakukan dengan mengembangkan metode spektrofotometri teknik mean centering of ratio spectra pada analisis simultan INH dan vitamin B6 pada sediaan tablet, kemudian dilakukan uji validitas metodenya berdasarkan parameter validasi yaitu liniearitas, akurasi, presisi, selektivitas dan sensitivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi secara mean centering of ratio spectra pada penetapan kadar INH dan vitamin B6 berhasil diterapkan untuk analisis formulasi farmasi secara simultan, tanpa gangguan dari eksipien serta hasil parameter validasi berada dalam kisaran yang dapat diterima. Kata kunci: Isoniazid (INH), Vitamin B6 (Pyridoxin HCl), Mean Centering of Ratio Spectra (MCR).
作为结核病治疗标准的初级抗药性药物经常结合使用,以获得治疗效果和预防耐药性。其中一种组合形式是INH和维生素B6的结合。这些组合的目的是防止环境环境关节炎的副作用,但它们的活性成分组合可能会在定量分析中导致问题,以控制质量问题。本研究旨在对uv - vite的光谱分析方法进行更深入的研究,以表示对isoniazid和维生素B6的同时进行无分离的筛子分析。这项研究是通过开发ratio specry技术方法ratio配以对文本界面的同时分析和维生素B6,然后根据药剂载体、准确性、精确度、选择性和敏感性等参数对其方法的有效性进行测试。研究结果表明,在确定INH和维生素B6水平的ratio centra成功地应用于对药物配方的同时分析,而不会干扰和验证参数的结果是可以接受的范围。关键词:Isoniazid (INH),维生素B6 (pyridohcl), Ratio Spectra (MCR)的调解人。
{"title":"Aplikasi Pengembangan Metode Spektrofotometri UV-Vis pada Analisis Simultan Isoniazid (INH) dan Vitamin B6 di dalam Sediaan Tablet","authors":"Lisda Rimayani Nasution, Muchlisyam, Effendy De Lux Putra","doi":"10.35617/jfionline.v12i2.47","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i2.47","url":null,"abstract":"Obat anti tuberkulosis primer sebagai standar terapi tuberculosis sering digunakan dalam bentuk kombinasi untuk memperoleh efektivitas pengobatan dan mencegah timbulnya resistensi. Salah satu bentuk kombinasi tersebut adalah kombinasi INH dan vitamin B6. Kombinasi ini bertujuan untuk untuk mencegah efek samping dari INH yaitu neuritis perifer Namun, kombinasi bahan aktif tersebut dapat menimbulkan masalah dalam analisis kuantitatif untuk kontrol kualitas sediaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode spektrofotometri UV-Vis secara mean centering of ratio spectra pada analisis isoniazid dan vitamin B6 secara simultan pada sediaan tablet tanpa adanya pemisahan. Penelitian dilakukan dengan mengembangkan metode spektrofotometri teknik mean centering of ratio spectra pada analisis simultan INH dan vitamin B6 pada sediaan tablet, kemudian dilakukan uji validitas metodenya berdasarkan parameter validasi yaitu liniearitas, akurasi, presisi, selektivitas dan sensitivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi secara mean centering of ratio spectra pada penetapan kadar INH dan vitamin B6 berhasil diterapkan untuk analisis formulasi farmasi secara simultan, tanpa gangguan dari eksipien serta hasil parameter validasi berada dalam kisaran yang dapat diterima. \u0000 \u0000Kata kunci: Isoniazid (INH), Vitamin B6 (Pyridoxin HCl), Mean Centering of Ratio Spectra (MCR).","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115424099","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}