Pub Date : 2022-07-02DOI: 10.35617/jfionline.v14i2.73
E. Widyaningrum, Farah Eka Julia Yestari, Erni Anika Sari, Indah Srihartini
Abstrak: Inovasi pelayanan informasi swamedikasi online salah satunya berbasis WhatsApp Bot sangat diperlukan untuk memudahkan masyarakat dalam mencari informasi swamedikasi bagi masyarakat. Inovasi ini perlu terus dikembangkan sehingga bisa memberikan pelayanan informasi yang memadai, dapat meningkatkan pengetahuan serta memberikan kepuasan kepada pengguna. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan swamedikasi online berbasis WhatsApp Bot dan pengaruh harapan terhadap kepuasan yang menggunakan dimensi RATER (Reliability, Assurance, Tangible, Empathy, Responsiveness) pada masyarakat Kelurahan Talun, Kabupaten Blitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan didapatkan 264 responden yang berasal dari warga Kelurahan Talun, Kabupaten Blitar. Analisis gap didapatkan sebesar -0,10 dengan tingkat kepuasan kurang puas terhadap layanan yang telah diberikan dengan rincian atribut meliputi: layout, ketiadaan kendala, informasi yang valid dan terpercaya, informasi yang lengkap, perhatian terhadap kebutuhan pengguna serta kecepatan customer service merespon, perlu diperbaiki untuk meningkatkan kepuasan pengguna. Uji Spearman rank correlation didapatkan nilai P value ≤ 0.05 dan nilai correlation coefficient sebesar 0,644. Masyarakat kurang puas terhadap layanan informasi ini serta terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan sumber informasi dengan kepuasan pada masyarakat Kelurahan Talun, Kabupaten Blitar dengan korelasi yang positif dan kekuatan korelasi yang kuat sehingga perlu dilakukan pengembangan terhadap layanan informasi swamedikasi berbasis Whatsapp Bot ini.
{"title":"Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Informasi Swamedikasi Online Berbasis Whatsapp Bot Terhadap Kepuasan Masyarakat","authors":"E. Widyaningrum, Farah Eka Julia Yestari, Erni Anika Sari, Indah Srihartini","doi":"10.35617/jfionline.v14i2.73","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i2.73","url":null,"abstract":"Abstrak: Inovasi pelayanan informasi swamedikasi online salah satunya berbasis WhatsApp Bot sangat diperlukan untuk memudahkan masyarakat dalam mencari informasi swamedikasi bagi masyarakat. Inovasi ini perlu terus dikembangkan sehingga bisa memberikan pelayanan informasi yang memadai, dapat meningkatkan pengetahuan serta memberikan kepuasan kepada pengguna. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan swamedikasi online berbasis WhatsApp Bot dan pengaruh harapan terhadap kepuasan yang menggunakan dimensi RATER (Reliability, Assurance, Tangible, Empathy, Responsiveness) pada masyarakat Kelurahan Talun, Kabupaten Blitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan didapatkan 264 responden yang berasal dari warga Kelurahan Talun, Kabupaten Blitar. Analisis gap didapatkan sebesar -0,10 dengan tingkat kepuasan kurang puas terhadap layanan yang telah diberikan dengan rincian atribut meliputi: layout, ketiadaan kendala, informasi yang valid dan terpercaya, informasi yang lengkap, perhatian terhadap kebutuhan pengguna serta kecepatan customer service merespon, perlu diperbaiki untuk meningkatkan kepuasan pengguna. Uji Spearman rank correlation didapatkan nilai P value ≤ 0.05 dan nilai correlation coefficient sebesar 0,644. Masyarakat kurang puas terhadap layanan informasi ini serta terdapat pengaruh antara kualitas pelayanan sumber informasi dengan kepuasan pada masyarakat Kelurahan Talun, Kabupaten Blitar dengan korelasi yang positif dan kekuatan korelasi yang kuat sehingga perlu dilakukan pengembangan terhadap layanan informasi swamedikasi berbasis Whatsapp Bot ini.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120954528","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-02DOI: 10.35617/jfionline.v14i2.95
Ani Anggriani, Entris Sutrisno, Puti Bela Saskia
Abstrak: COVID-19 merupakan penyakit yang dapat menular sehingga penting nya upaya untuk menekan angka kejadian . Berbagai upaya dilakukan salah satunya yaitu dilaksanakan program vaksinasi dengan tujuan dapat bekerja secara efektif dengan menghasilkan antibodi spesifik pada tubuh sehingga dapat menurunkan risiko kejadian dan memutus rantai penularan. Sikap masyarakat terhadap kesediaan diri untuk melaksanakan vaksinasi masih menimbulkan pro dan kontra. Pada 04 November 2021 tercatat Kabupaten Tasikmalaya menempati urutan petama sebagai wilayah paling rendah angka vaksinasi nya di Jawa Barat. Penelitian dilakukan bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kesediaan diri untuk vaksin COVID-19 di daerah RW 01 , Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan didapatkan sampel berjumlah 338 responden. Data dianalisis menggunakan SPSS untuk uji frekuensi dan uji kolerasi dengan Rank Spearman. Hasil yang didapatkan untuk Tingkat pengetahuan masyarakat sebesar 88,9% dan Kesediaan diri sebesar 67,8%, dan uji kolerasi yang didapat yaitu nilai signifikansi 0,000 (0,000<0,05) menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan terhadap kesediaan diri untuk melakukan vaksinasi.
{"title":"Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Kesediaan Diri Vaksinasi COVID-19 RW 01 Kecamatan Cineam","authors":"Ani Anggriani, Entris Sutrisno, Puti Bela Saskia","doi":"10.35617/jfionline.v14i2.95","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i2.95","url":null,"abstract":"Abstrak: COVID-19 merupakan penyakit yang dapat menular sehingga penting nya upaya untuk menekan angka kejadian . Berbagai upaya dilakukan salah satunya yaitu dilaksanakan program vaksinasi dengan tujuan dapat bekerja secara efektif dengan menghasilkan antibodi spesifik pada tubuh sehingga dapat menurunkan risiko kejadian dan memutus rantai penularan. Sikap masyarakat terhadap kesediaan diri untuk melaksanakan vaksinasi masih menimbulkan pro dan kontra. Pada 04 November 2021 tercatat Kabupaten Tasikmalaya menempati urutan petama sebagai wilayah paling rendah angka vaksinasi nya di Jawa Barat. Penelitian dilakukan bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kesediaan diri untuk vaksin COVID-19 di daerah RW 01 , Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan didapatkan sampel berjumlah 338 responden. Data dianalisis menggunakan SPSS untuk uji frekuensi dan uji kolerasi dengan Rank Spearman. Hasil yang didapatkan untuk Tingkat pengetahuan masyarakat sebesar 88,9% dan Kesediaan diri sebesar 67,8%, dan uji kolerasi yang didapat yaitu nilai signifikansi 0,000 (0,000<0,05) menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan terhadap kesediaan diri untuk melakukan vaksinasi.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115737295","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-02DOI: 10.35617/jfionline.v14i2.79
Y. Putri, L. Ledianasari, Farradiba Nur Aziza
Abstrak: Sediaan orally dissolving film (ODF) merupakan sebuah penemuan baru yang memungkinkan obat dapat digunakan secara nyaman dibandingkan sediaan solida oral lainnya tanpa memerlukan bantuan air minum. Pecut kuda (Stachytarpheta jamaicencis L.) merupakan salah satu tanaman herbal yang dapat dikembangkan menjadi sediaan ODF dengan keuntungan memberikan waktu hancur yang cepat dan kenyamanan pengkonsumsian terutama pada pasien yang sulit menelan tablet. Komponen utama dalam sediaan ODF adalah polimer pembentuk film. Kombinasi HPMC K100M dan maltodekstrin sebagai polimer ODF memberikan karakteristik fisik film yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi maltodekstrin sebesar 3,5 gram; 4,5 gram dan 5,5 gram terhadap karakteristik fisik ODF yang mengandung ekstrak pecut kuda (Stachytarpheta jamaicencis L). Tahapan penelitian yang dilakukan adalah formulasi basis dan sediaan kemudian dilakukan evaluasi fisik dan uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Untuk memastikan sediaan ODF yang dihasilkan ideal perlu dilakukan uji evaluasi meliputi organoleptis, pH sediaan, keragaman bobot, ketebalan film, swelling index, waktu hancur, kekuatan tarik, persen elongasi dan aktivitas antibakteri. Hasil evaluasi karakteristik fisik sediaan terbaik yaitu pada formula 2 ODF ekstrak pecut kuda (Stachytarpheta jamaicencis L.) dengan konsentrasi maltodekstrin sebesar 4,5 gram memiliki pH permukaan 6,75 ± 0,025, bobot rata-rata 0,0499 ± 0,0001 g, ketebalan 0,0997 ±0,002 mm, swelling index detik ke- 15; 30; dan 45 sebesar 257,49 ± 0,244%; 322,46 ±0,202%; dan 403,21 ± 0,197%, waktu hancur 54 detik, kekuatan tarik 12,67 ± 0,374 MPa, persen elongasi 20% dan memiliki kemampuan antibakteri terhadap Staphylococcus aureus kategori kuat yaitu 11,43 ± 1,401 mm.
摘要:Sediaan orally dissolving (ODF)是一项新发明的电影使Sediaan水相比,可以方便地使用口服药物和其他不需要帮助的饮用水。骑在马(Stachytarpheta jamaicencis L .)是一种草本植物之一,可以发展成sediaan ODF的利益献出自己的时间被快速和舒适的摄入,尤其是平板电脑难以下咽的病人。sediaan中主要成分ODF是电影形成的聚合物。HPMC组合K100M和maltodekstrin作为ODF聚合物给物理特征的好电影。这是为了研究发现maltodekstrin高达3.5克浓度变化的影响;4.5克和5.5克对生理特征的ODF开关提取物中含有一种名为马(Stachytarpheta jamaicencis L)的研究阶段。是物理公式然后sediaan基地做评估和对体内奥里斯抗菌试验活动。确保sediaan ODF产生理想的测试需要做评估包括organoleptis、pH sediaan多样性电影,厚度和重量,已经指数百分之解体时,抗拉强度的时候,拉长和抗菌活性。最好sediaan身体特征的评估结果,即在公式2 ODF骑在马提取物(Stachytarpheta jamaicencis L .)浓度为maltodekstrin表面pH 4.5克有6.75万±0,025,平均重量0.0499±0,0001 g,厚度0.0997±毫米,使已经指数秒到- 15;30;和45万257.49±0,244%;322.46±0,202%;和403.21±0,197%毁了54秒的时候,拉伸强度12.67±0,374 MPa,拉长了百分之20%和有强烈杆菌抗菌能力对奥里斯类别即11,43±1,401毫米。
{"title":"Variasi Konsentrasi Maltodekstrin Terhadap Karakteristik Fisik dan Aktivitas Antibakteri Orally Disintegrating Film Ekstrak Daun Pecut Kuda (Stachytarpheta jamaicencis L.)","authors":"Y. Putri, L. Ledianasari, Farradiba Nur Aziza","doi":"10.35617/jfionline.v14i2.79","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i2.79","url":null,"abstract":"Abstrak: Sediaan orally dissolving film (ODF) merupakan sebuah penemuan baru yang memungkinkan obat dapat digunakan secara nyaman dibandingkan sediaan solida oral lainnya tanpa memerlukan bantuan air minum. Pecut kuda (Stachytarpheta jamaicencis L.) merupakan salah satu tanaman herbal yang dapat dikembangkan menjadi sediaan ODF dengan keuntungan memberikan waktu hancur yang cepat dan kenyamanan pengkonsumsian terutama pada pasien yang sulit menelan tablet. Komponen utama dalam sediaan ODF adalah polimer pembentuk film. Kombinasi HPMC K100M dan maltodekstrin sebagai polimer ODF memberikan karakteristik fisik film yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi maltodekstrin sebesar 3,5 gram; 4,5 gram dan 5,5 gram terhadap karakteristik fisik ODF yang mengandung ekstrak pecut kuda (Stachytarpheta jamaicencis L). Tahapan penelitian yang dilakukan adalah formulasi basis dan sediaan kemudian dilakukan evaluasi fisik dan uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Untuk memastikan sediaan ODF yang dihasilkan ideal perlu dilakukan uji evaluasi meliputi organoleptis, pH sediaan, keragaman bobot, ketebalan film, swelling index, waktu hancur, kekuatan tarik, persen elongasi dan aktivitas antibakteri. Hasil evaluasi karakteristik fisik sediaan terbaik yaitu pada formula 2 ODF ekstrak pecut kuda (Stachytarpheta jamaicencis L.) dengan konsentrasi maltodekstrin sebesar 4,5 gram memiliki pH permukaan 6,75 ± 0,025, bobot rata-rata 0,0499 ± 0,0001 g, ketebalan 0,0997 ±0,002 mm, swelling index detik ke- 15; 30; dan 45 sebesar 257,49 ± 0,244%; 322,46 ±0,202%; dan 403,21 ± 0,197%, waktu hancur 54 detik, kekuatan tarik 12,67 ± 0,374 MPa, persen elongasi 20% dan memiliki kemampuan antibakteri terhadap Staphylococcus aureus kategori kuat yaitu 11,43 ± 1,401 mm.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"27 3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117230313","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-02DOI: 10.35617/jfionline.v14i2.90
Ni Made Dharma Shantini Suena, Ketut Agus Adrianta, I. Wardani, N. Antari
Abstrak: Sarang walet putih (SWP) mengandung Epidermal Growth Factor yang dapat meningkatkan imunitas serta glutation yang berfungsi sebagai antioksidan. SWP berpotensi tinggi menjadi minuman imunomodulator kaya antioksidan. Kombinasi maltodextrin dan povidon dalam formula granul dapat melindungi zat aktif dari panas dan menjaga komponen flavor. Namun konsentrasi yang tidak tepat dapat menurunkan kualitas granul yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi konsentrasi maltodextrin dan povidon dalam formulasi granul SWP yang menghasilkan granul dengan mutu dan stabilitas fisik terbaik. Metode granulasi basah dengan kombinasi konsentrasi maltodextrin-povidon digunakan untuk membuat sepuluh (kode: F1 sampai F10) formula SWP. Evaluasi mutu fisik granul (organoleptik, pH, waktu larut, kandungan lembap, indeks kompresibiltas, dan sifat alir) dilakukan pada hari ke-0, ke-7, ke-14 dan ke-21. Regresi linear digunakan untuk membuat model persamaan pengaruh formulasi terhadap parameter mutu granul. Formula F6 memiliki indeks kompresibilitas terendah dan kecepatan alir tertinggi. Tidak ada perbedaan bermakna untuk semua parameter mutu fisik semua formula selama penyimpanan (p>0,05). Pengaruh variasi konsentrasi maltodextrin berbanding terbalik dengan pengaruh variasi konsentrasi povidon terhadap mutu fisik granul SWP. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kombinasi maltodextrin (5%) dan povidon (1%) pada F6 menghasilkan granul dengan mutu fisik terbaik. Semua formula stabil selama penyimpanan.
{"title":"Formulasi Granul Sarang Walet Putih (Aerodramus fuciphagus) dengan Variasi Kombinasi Maltodextrin dan Povidon","authors":"Ni Made Dharma Shantini Suena, Ketut Agus Adrianta, I. Wardani, N. Antari","doi":"10.35617/jfionline.v14i2.90","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i2.90","url":null,"abstract":"Abstrak: Sarang walet putih (SWP) mengandung Epidermal Growth Factor yang dapat meningkatkan imunitas serta glutation yang berfungsi sebagai antioksidan. SWP berpotensi tinggi menjadi minuman imunomodulator kaya antioksidan. Kombinasi maltodextrin dan povidon dalam formula granul dapat melindungi zat aktif dari panas dan menjaga komponen flavor. Namun konsentrasi yang tidak tepat dapat menurunkan kualitas granul yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi konsentrasi maltodextrin dan povidon dalam formulasi granul SWP yang menghasilkan granul dengan mutu dan stabilitas fisik terbaik. Metode granulasi basah dengan kombinasi konsentrasi maltodextrin-povidon digunakan untuk membuat sepuluh (kode: F1 sampai F10) formula SWP. Evaluasi mutu fisik granul (organoleptik, pH, waktu larut, kandungan lembap, indeks kompresibiltas, dan sifat alir) dilakukan pada hari ke-0, ke-7, ke-14 dan ke-21. Regresi linear digunakan untuk membuat model persamaan pengaruh formulasi terhadap parameter mutu granul. Formula F6 memiliki indeks kompresibilitas terendah dan kecepatan alir tertinggi. Tidak ada perbedaan bermakna untuk semua parameter mutu fisik semua formula selama penyimpanan (p>0,05). Pengaruh variasi konsentrasi maltodextrin berbanding terbalik dengan pengaruh variasi konsentrasi povidon terhadap mutu fisik granul SWP. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kombinasi maltodextrin (5%) dan povidon (1%) pada F6 menghasilkan granul dengan mutu fisik terbaik. Semua formula stabil selama penyimpanan.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"184 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124666214","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-02DOI: 10.35617/jfionline.v14i2.97
E. S. Dasopang, Adinda Utami, Fenny Hasanah, Desy Natalia Siahaan, Niken Septriani Harefa
Abstrak: Produksi obat di era sekarang cukup pesat sehingga banyak obat memiliki nama dan pengucapannya mirip serta kemasan yang hampir sama dikenal dengan LASA (Look Alike Sound Alike). Banyaknya obat LASA yang beredar dipasaran harus diperhatikan khususnya penyimpanannya. Penyimpanan obat LASA yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien. Untuk melihat bagaimana penyimpanan obat LASA serta item obat LASA yang ada pada beberapa apotek yang berada di kota Medan. Penelitian dilakukan dengan cara observasi langsung pada apotek yang dijadikan sampel dengan menggunakan tabel form observasi melalui sistem check list, kemudian dihitung persentase standar penyimpanan LASA berdasarkan standar pelayanan kefarmasian di apotek. Penelitian ini melibatkan 14 apotek yang bersedia terlibat dalam penelitian ini dari banyaknya apotek yang ada di kota Medan, data diambil pada bulan Desember 2021 sampai dengan Maret 2022. Penelitian ini menunjukkan bahwa hanya 50% dari 14 apotek yang dijadikan sampel yang menerapkan penyimpanan obat LASA (Look Alike Sound Alike), sedangkan 50% lagi belum menerapkan sistem penyimpanan obat LASA (Look Alike Sound Alike) yang sesuai peraturan perundang-undangan yaitu Permenkes nomor 58 tahun 2014. Penerapan penyimpanan obat LASA menurut Permenkes No. 58 Tahun 2014 masih cukup rendah di kota Medan.
{"title":"Profil Penyimpanan Obat LASA (Look Alike Sound Alike) Pada Beberapa Apotek di Kota Medan","authors":"E. S. Dasopang, Adinda Utami, Fenny Hasanah, Desy Natalia Siahaan, Niken Septriani Harefa","doi":"10.35617/jfionline.v14i2.97","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i2.97","url":null,"abstract":"Abstrak: Produksi obat di era sekarang cukup pesat sehingga banyak obat memiliki nama dan pengucapannya mirip serta kemasan yang hampir sama dikenal dengan LASA (Look Alike Sound Alike). Banyaknya obat LASA yang beredar dipasaran harus diperhatikan khususnya penyimpanannya. Penyimpanan obat LASA yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien. Untuk melihat bagaimana penyimpanan obat LASA serta item obat LASA yang ada pada beberapa apotek yang berada di kota Medan. Penelitian dilakukan dengan cara observasi langsung pada apotek yang dijadikan sampel dengan menggunakan tabel form observasi melalui sistem check list, kemudian dihitung persentase standar penyimpanan LASA berdasarkan standar pelayanan kefarmasian di apotek. Penelitian ini melibatkan 14 apotek yang bersedia terlibat dalam penelitian ini dari banyaknya apotek yang ada di kota Medan, data diambil pada bulan Desember 2021 sampai dengan Maret 2022. Penelitian ini menunjukkan bahwa hanya 50% dari 14 apotek yang dijadikan sampel yang menerapkan penyimpanan obat LASA (Look Alike Sound Alike), sedangkan 50% lagi belum menerapkan sistem penyimpanan obat LASA (Look Alike Sound Alike) yang sesuai peraturan perundang-undangan yaitu Permenkes nomor 58 tahun 2014. Penerapan penyimpanan obat LASA menurut Permenkes No. 58 Tahun 2014 masih cukup rendah di kota Medan.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"220 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126839290","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Cacat lahir merupakan kelainan kondisi fisik atau genetik bawaan menyebabkan komplikasi Kesehatan dan keterlambatan perkembangan yang signifikan seperti dalam fungsi intelektual dan perilaku yang adaptif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat jenis kecacatan, kategori kecacatan dan penyebab kecacatan pada anak laki-laki dan perempuan. Cross-sectional merupakan metode yang digunakan pada penelitian ini. Teknik pengambilan sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah convenience sampling dengan membagikan questioner kepada orang tua yang bersedia menjadi responden pada sekolah luar biasa yang berada di Sumatra Selatan. Hasil pada penelitian ini melibat jumlah responden total 96 responden dengan 53 orang laki-laki dan 43 orang perempuan. Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap jenis cacat (0.49) yang diderita oleh anak laki-laki dan perempuan, tidak ditemukannya korelasi antara tingkat keparahan kecacatan (0.91) terhadap jenis kelamin serta tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap penyebab kecataan (0.35) antara anak laki-laki dan perempuan. Kecacatan intelektual (62.5%) dan kecacatan ringan (54.2%) merupakan kecacatan yang paling banyak ditemukan. Penyebab kecacatan yang utama adalah kekurangan asam folat dan mulitivitamins pada saat kehamilan yaitu 49%.
{"title":"Evaluasi Penyebab Cacat Lahir Berdasarkan Jenis Kelamin di Sumatra Selatan, Indonesia","authors":"Michael Michael, Diana Laila Ramatillah, Dwi Yunisa Dinli, Valerie Kezia, Azzahrotul Qona'ah Ibnatus Sutardi","doi":"10.35617/jfionline.v14i2.58","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i2.58","url":null,"abstract":"Abstrak: Cacat lahir merupakan kelainan kondisi fisik atau genetik bawaan menyebabkan komplikasi Kesehatan dan keterlambatan perkembangan yang signifikan seperti dalam fungsi intelektual dan perilaku yang adaptif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat jenis kecacatan, kategori kecacatan dan penyebab kecacatan pada anak laki-laki dan perempuan. Cross-sectional merupakan metode yang digunakan pada penelitian ini. Teknik pengambilan sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah convenience sampling dengan membagikan questioner kepada orang tua yang bersedia menjadi responden pada sekolah luar biasa yang berada di Sumatra Selatan. Hasil pada penelitian ini melibat jumlah responden total 96 responden dengan 53 orang laki-laki dan 43 orang perempuan. Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap jenis cacat (0.49) yang diderita oleh anak laki-laki dan perempuan, tidak ditemukannya korelasi antara tingkat keparahan kecacatan (0.91) terhadap jenis kelamin serta tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap penyebab kecataan (0.35) antara anak laki-laki dan perempuan. Kecacatan intelektual (62.5%) dan kecacatan ringan (54.2%) merupakan kecacatan yang paling banyak ditemukan. Penyebab kecacatan yang utama adalah kekurangan asam folat dan mulitivitamins pada saat kehamilan yaitu 49%.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"124 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131503129","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-02DOI: 10.35617/jfionline.v14i2.86
N. Gunarti, N. Yuniarsih, Rifqi Maulana Toni. S, Rita Khoerunnisa, Allahuddin Allahuddin, Fera Anggraeni, Tita Ruhdiana
Abstrak: Latar belakang: Kulit merupakan organ terluar dari tubuh yang melapisi tubuh manusia yang perlu dirawat untuk mencegah kerusakan kulit baik dari radikal bebas ataupun infeksi. Cara menjaga dan merawat kulit salah satunya menggunakan senyawa sintetik yang bisa membantu menjaga kesehatan kulit. Alternatif lain dalam perawatan kulit adalah menggunakan tanaman yang memiliki senyawa aktif yang bermanfaat untuk kesehatan kulit dan memiliki efek samping yang relatif rendah dibandingkan bahan kimia sintetik. Tujuan: Untuk mengetahui senyawa aktif tanaman yang dapat meningkatkan kesehatan kulit. Metode: review artikel menggunakan database Google Schoolar dengan kata kunci yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu “Senyawa Aktif, Tanaman, Kesehatan, Kulit”. Jurnal yang digunakan 10 tahun terakhir (2012-2022). Hasil: Hasil penelusuran pustaka terdapat 10 tanaman yang dapat meningkatkan kesehatan kulit yaitu bengkuang (Pachyrhizus erosus), akar manis (Glycyrrhiza glabra), ceri arceola (Malpighia emarginata), lidah buaya (Aloe vera), jambu biji (Psidium guajava L.), tomat (Solanum lycopersicum L.), daun kelor (Moringa oleifera), papaya (Carica papaya L), alpukat (Persea americana M.) dan jeruk manis (Citrus x aurantium L) Senyawa aktif pada tanaman-tanaman tersebut yang bermanfaat untuk kesehatan kulit yaitu alkaloid, terpenoid, fenolik, flavonoid, karotenoid, polifenol, tanin, steroid, triterpenoid, vitamin-C, vitamin-B, niasinamide, likopen, glabridin, saponin dan antraquinon. Kesimpulan: Senyawa aktif tanaman yang bermanfaat untuk kesehatan kulit yaitu alkaloid, terpenoid, fenolik, flavonoid, karotenoid, polifenol, tanin, steroid, triterpenoid, vitamin-C, vitamin-B, niasinamide, likopen, glabridin, saponin dan antraquinon.
{"title":"Artikel Review: Kandungan Senyawa Aktif Tanaman Untuk Kesehatan Kulit","authors":"N. Gunarti, N. Yuniarsih, Rifqi Maulana Toni. S, Rita Khoerunnisa, Allahuddin Allahuddin, Fera Anggraeni, Tita Ruhdiana","doi":"10.35617/jfionline.v14i2.86","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i2.86","url":null,"abstract":"Abstrak: Latar belakang: Kulit merupakan organ terluar dari tubuh yang melapisi tubuh manusia yang perlu dirawat untuk mencegah kerusakan kulit baik dari radikal bebas ataupun infeksi. Cara menjaga dan merawat kulit salah satunya menggunakan senyawa sintetik yang bisa membantu menjaga kesehatan kulit. Alternatif lain dalam perawatan kulit adalah menggunakan tanaman yang memiliki senyawa aktif yang bermanfaat untuk kesehatan kulit dan memiliki efek samping yang relatif rendah dibandingkan bahan kimia sintetik. Tujuan: Untuk mengetahui senyawa aktif tanaman yang dapat meningkatkan kesehatan kulit. Metode: review artikel menggunakan database Google Schoolar dengan kata kunci yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu “Senyawa Aktif, Tanaman, Kesehatan, Kulit”. Jurnal yang digunakan 10 tahun terakhir (2012-2022). Hasil: Hasil penelusuran pustaka terdapat 10 tanaman yang dapat meningkatkan kesehatan kulit yaitu bengkuang (Pachyrhizus erosus), akar manis (Glycyrrhiza glabra), ceri arceola (Malpighia emarginata), lidah buaya (Aloe vera), jambu biji (Psidium guajava L.), tomat (Solanum lycopersicum L.), daun kelor (Moringa oleifera), papaya (Carica papaya L), alpukat (Persea americana M.) dan jeruk manis (Citrus x aurantium L) Senyawa aktif pada tanaman-tanaman tersebut yang bermanfaat untuk kesehatan kulit yaitu alkaloid, terpenoid, fenolik, flavonoid, karotenoid, polifenol, tanin, steroid, triterpenoid, vitamin-C, vitamin-B, niasinamide, likopen, glabridin, saponin dan antraquinon. Kesimpulan: Senyawa aktif tanaman yang bermanfaat untuk kesehatan kulit yaitu alkaloid, terpenoid, fenolik, flavonoid, karotenoid, polifenol, tanin, steroid, triterpenoid, vitamin-C, vitamin-B, niasinamide, likopen, glabridin, saponin dan antraquinon.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"170 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123768186","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penerapan Interprofessional Education (IPE) dalam kurikulum di perguruan tinggi merupakan strategi kunci untuk menghasilkan tenaga profesional yang memiliki kemampuan kolaborasi antar profesi atau Interprofessional Collaboration (IPC) seperti Farmasi, Keperawatan, Gizi dan juga profesi yang lain yang masuk dalam rumpun ilmu-ilmu kesehatan. Kemampuan kolaborasi antar profesi menjadi penting untuk dimiliki seiring dengan perubahan peran apoteker serta layanan kesehatan yang semakin terintegrasi. Sebelum penerapan IPE, perlu dilakukan analisis tentang persepsi mahasiswa terhadap IPE sehingga dapat dapat diketahui materi IPE yang perlu diberi penekanan saat penerapannya, serta mengetahui apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa dari jurusan yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang dilakukan secara cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan responden semua mahasiswa semester 4 Fikes yaitu jurusan Farmasi (n=92), jurusan Keperawatan (n=88), jurusan Kesehatan Masyarakat (n=95), jurusan Gizi (n=66) dan jurusan Pendidikan Jasmani (n=42). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner The Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS). Kemudian dihitung skor total pada hasil kuesioner dan dilanjutkan Uji Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan skor antar jurusan. Mahasiswa disemua jurusan memiliki persepsi yang baik terhadap IPE. Jurusan Keperawatan memiliki skor yang paling tinggi (57,24/86,73% terhadap skor total) dan Jurusan Pendidikan Jasmani yang memiliki skor yang paling rendah (55,18/83,61 terhadap skor total). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa disemua jurusan memberikan persepsi yang positif terhadap IPE. Poin tentang menjadi profesi handal dan juga dapat mengandalkan kerja profesional anggota tim lain adalah hal yang perlu ditingkatkan. dalam membangun materi pembelajaran. Kedua hal ini perlu dipertimbangkan ketika menerapkan IPE pada kegiatan pembelajaran. Kata kunci: Persepsi, Farmasi, Ilmu-ilmu Kesehatan,kolaborasi, interprofesional education.
{"title":"Persepsi Mahasiswa Farmasi, Keperawatan, Kesehatan Masyarakat, Gizi Dan Pendidikan Jasmani Terhadap Interprofessional Education (IPE)","authors":"Vitis Vini Fera Ratna Utami, Satibi Satibi`, Susi Ari Kristina, Yayi Suryo Prabandari","doi":"10.35617/jfionline.v14i1.12","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i1.12","url":null,"abstract":"Penerapan Interprofessional Education (IPE) dalam kurikulum di perguruan tinggi merupakan strategi kunci untuk menghasilkan tenaga profesional yang memiliki kemampuan kolaborasi antar profesi atau Interprofessional Collaboration (IPC) seperti Farmasi, Keperawatan, Gizi dan juga profesi yang lain yang masuk dalam rumpun ilmu-ilmu kesehatan. Kemampuan kolaborasi antar profesi menjadi penting untuk dimiliki seiring dengan perubahan peran apoteker serta layanan kesehatan yang semakin terintegrasi. Sebelum penerapan IPE, perlu dilakukan analisis tentang persepsi mahasiswa terhadap IPE sehingga dapat dapat diketahui materi IPE yang perlu diberi penekanan saat penerapannya, serta mengetahui apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa dari jurusan yang berbeda. \u0000Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang dilakukan secara cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan responden semua mahasiswa semester 4 Fikes yaitu jurusan Farmasi (n=92), jurusan Keperawatan (n=88), jurusan Kesehatan Masyarakat (n=95), jurusan Gizi (n=66) dan jurusan Pendidikan Jasmani (n=42). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner The Interdisciplinary Education Perception Scale (IEPS). Kemudian dihitung skor total pada hasil kuesioner dan dilanjutkan Uji Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan skor antar jurusan. \u0000Mahasiswa disemua jurusan memiliki persepsi yang baik terhadap IPE. Jurusan Keperawatan memiliki skor yang paling tinggi (57,24/86,73% terhadap skor total) dan Jurusan Pendidikan Jasmani yang memiliki skor yang paling rendah (55,18/83,61 terhadap skor total). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa disemua jurusan memberikan persepsi yang positif terhadap IPE. Poin tentang menjadi profesi handal dan juga dapat mengandalkan kerja profesional anggota tim lain adalah hal yang perlu ditingkatkan. dalam membangun materi pembelajaran. Kedua hal ini perlu dipertimbangkan ketika menerapkan IPE pada kegiatan pembelajaran. \u0000Kata kunci: Persepsi, Farmasi, Ilmu-ilmu Kesehatan,kolaborasi, interprofesional education.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114629171","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-31DOI: 10.35617/jfionline.v14i1.63
Michael, Diana Laila Ramatillah, Silvy Hartuti
D-Dimer merupakan degrasi dari fibrin terlarut yang merupakan hasil degradasi sistematis thrombus vascular melalui mekanisme fibrinolitik. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat faktor sosiodemografi dan penyakit lain yang mempengaruhi nilai d-dimer dari pasien covid-19. Penelitian ini menggunakan metode retrospective cohort dengan pengumpulan sampling adalah convenience sampling. Terdapat 137 pasien yang memenuhi kriteria penelitian. Umur, BMI, blood pressure dan respiration rate merupakan sociodemografi yang mempengaruhi nilai lab D-dimer. Untuk penyakit penyerta yang mempengaruhi nilai lab D-dimer terdapat CKD, anemia, hipertensi dan penyakit jantung. Nilai D-dimer yang tinggi juga memiliki hubungan yang significant dengan tingkat keparahan dari infeksi covid-19 selain itu pasien yang meninggal ditemukan nilai D-dimer yang tinggi. Penggunaan antikoagulan direkomendasikan untuk pasien dengan nilai D-dimer yang tinggi.
{"title":"Hubungan Sosiodemografi dan Penyakit Penyerta Terhadap Nilai D-Dimer Pasien Covid-19","authors":"Michael, Diana Laila Ramatillah, Silvy Hartuti","doi":"10.35617/jfionline.v14i1.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i1.63","url":null,"abstract":"D-Dimer merupakan degrasi dari fibrin terlarut yang merupakan hasil degradasi sistematis thrombus vascular melalui mekanisme fibrinolitik. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat faktor sosiodemografi dan penyakit lain yang mempengaruhi nilai d-dimer dari pasien covid-19. Penelitian ini menggunakan metode retrospective cohort dengan pengumpulan sampling adalah convenience sampling. Terdapat 137 pasien yang memenuhi kriteria penelitian. Umur, BMI, blood pressure dan respiration rate merupakan sociodemografi yang mempengaruhi nilai lab D-dimer. Untuk penyakit penyerta yang mempengaruhi nilai lab D-dimer terdapat CKD, anemia, hipertensi dan penyakit jantung. Nilai D-dimer yang tinggi juga memiliki hubungan yang significant dengan tingkat keparahan dari infeksi covid-19 selain itu pasien yang meninggal ditemukan nilai D-dimer yang tinggi. Penggunaan antikoagulan direkomendasikan untuk pasien dengan nilai D-dimer yang tinggi.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126277533","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-31DOI: 10.35617/jfionline.v14i1.87
Amran Nur, Ermalyanti Fiskia, Ismail Rahman
Pembentukan radang atau inflamasi adalah suatu reaksi pertahanan tubuh untuk mengeliminasi faktor-faktor yang dapat merusak dan kemudian membangun kembali homeostasis tubuh. Obat antiinflamasi sintetik diketahui banyak menimbulkan efek samping. Oleh karena itu dilakukan pencarian obat baru dengan risiko efek samping yang minimal, umumnya bersumber dari bahan alami. Salah satu bahan alam yang memiliki potensi sebagai antiinflamasi adalah daging buah pala (Myristica fragrans Houtt.). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi dari ekstrak Etanol Daging Buah Pala (EDBP) pada model edema kaki tikus putih yang diinduksi karageenan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni menggunakan 30 ekor tikus putih jantan yang dibagi kedalam enam kelompok uji, yaitu kelompok kontrol negatif (Na.CMC), kelompok kontrol positif (natrium diklofenak 0,9mg/200gBB tikus), dan tiga tingkatan dosis ekstrak etanol daging buah pala: 2,5mg/200gBB, 5mg/200gBB dan 7,5mg/200gBB diberikan secara oral. Satu jam setelah pemberian bahan uji, telapak kaki tikus diinjeksi dengan karagenaan 1% sebanyak 0,1 ml (intraplantar). Volume pembengkakan kaki hewan uji diukur menggunakan pletismometer tiap 30 menit selama 3 jam. Daya antiinflamasi ditentukan dengan membandingkan persen proteksi inflamasi, data kemudian dianalisis dengan ANOVA satu arah untuk membandingkan aktivitas antiinflamasi antara kelompok perlakuan terhadap kelompok kontrol. Hasil menunjukkan EDBP 2,5mg, 5mg dan 7,5mg memberikan efek yang berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05). dimana EDBP 7,5mg menunjukkan aktivitas antiinflamasi yang paling tinggi.
{"title":"Aktivitas Antiinflamasi Daging Buah Pala (Myristica fragrans Houtt.) Pada Tikus Putih Yang Diinduksi Karageenan","authors":"Amran Nur, Ermalyanti Fiskia, Ismail Rahman","doi":"10.35617/jfionline.v14i1.87","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v14i1.87","url":null,"abstract":"\u0000Pembentukan radang atau inflamasi adalah suatu reaksi pertahanan tubuh untuk mengeliminasi faktor-faktor yang dapat merusak dan kemudian membangun kembali homeostasis tubuh. Obat antiinflamasi sintetik diketahui banyak menimbulkan efek samping. Oleh karena itu dilakukan pencarian obat baru dengan risiko efek samping yang minimal, umumnya bersumber dari bahan alami. Salah satu bahan alam yang memiliki potensi sebagai antiinflamasi adalah daging buah pala (Myristica fragrans Houtt.). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi dari ekstrak Etanol Daging Buah Pala (EDBP) pada model edema kaki tikus putih yang diinduksi karageenan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni menggunakan 30 ekor tikus putih jantan yang dibagi kedalam enam kelompok uji, yaitu kelompok kontrol negatif (Na.CMC), kelompok kontrol positif (natrium diklofenak 0,9mg/200gBB tikus), dan tiga tingkatan dosis ekstrak etanol daging buah pala: 2,5mg/200gBB, 5mg/200gBB dan 7,5mg/200gBB diberikan secara oral. Satu jam setelah pemberian bahan uji, telapak kaki tikus diinjeksi dengan karagenaan 1% sebanyak 0,1 ml (intraplantar). Volume pembengkakan kaki hewan uji diukur menggunakan pletismometer tiap 30 menit selama 3 jam. Daya antiinflamasi ditentukan dengan membandingkan persen proteksi inflamasi, data kemudian dianalisis dengan ANOVA satu arah untuk membandingkan aktivitas antiinflamasi antara kelompok perlakuan terhadap kelompok kontrol. Hasil menunjukkan EDBP 2,5mg, 5mg dan 7,5mg memberikan efek yang berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05). dimana EDBP 7,5mg menunjukkan aktivitas antiinflamasi yang paling tinggi. \u0000","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130666923","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}