Pub Date : 2020-07-31DOI: 10.35617/jfionline.v12i2.68
H. Y. Teruna, Kamal Rullah, Fajri Khatami
Coronavirus disease atau Covid-19 merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru yaitu SARS-CoV-2. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Wuhan, China dan saat ini telah menjadi pandemi yang sudah menyebar hampir ke seluruh negara di dunia. Salah satu enzim yang berperan penting dalam memediasi replikasi dan transkripsi pada virus SARS-CoV-2 adalah enzim protease utama (Mpro). Penelitian ini bertujuan untuk menemukan senyawa yang berpotensial menginhibisi enzim protease utama (Mpro) virus corona (PDB ID: 6LU7 dan 2GTB) melalui studi molecular docking pada senyawa turunan diterpen abieten. Studi molecular docking dilakukan menggunakan perangkat lunak Autodock4 dan divisualisasi menggunakan PyMOL dan Discovery studio. Validasi metode atau redocking menunjukkan akurasi yang baik dengan nilai Root Mean Square Deviation (RMSD) sebesar 1,85 Å pada enzim 6LU7 dan 1,92 Å pada enzim 2GTB. Studi molecular docking enzim 6LU7 pada 3 senyawa turunan diterpen abieten (6-asetil7-hidroksiroileanon, 7-hidroksiroileanon dan diterpenoid glukosida (CH-6)) menunjukkan nilai energi ikatan masing-masing sebesar -9,07; -8,22 dan 7,94 kcal/mol, pada enzim 2GTB menunjukkan nilai -9,54; -9,14; -8,26 kcal/mol. Hasil ini menunjukkan senyawa 6-asetil7-hidroksiroileanon dan 7-hidroksiroileanon memiliki afinitas lebih kuat terhadap enzim protease utama (Mpro) dan enzim peptidase utama dibandingkan dengan kontrol positif yang mempunyai energi ikatan sebesar -7.38 dan -7,97 kcal/mol. Selain itu, senyawa yang memiliki afinitas paling kuat yaitu 6-asetil7-hidroksiroileanon memiliki 6 ikatan hidrogen yang sama dengan ligan asli dalam situs aktif enzim protease utama (Mpro). Sehingga, diprediksi senyawa 6-asetil7-hidroksiroileanon mampu dijadikan sebagai inhibitor pada enzim protease utama (Mpro) Covid-19 maupun pada enzim peptidase utama SARS-CoV dari strain sebelumnya.
{"title":"Studi molecular docking senyawa diterpen abieten terhadapenzim protease utama (mpro) virus corona","authors":"H. Y. Teruna, Kamal Rullah, Fajri Khatami","doi":"10.35617/jfionline.v12i2.68","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i2.68","url":null,"abstract":"Coronavirus disease atau Covid-19 merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru yaitu SARS-CoV-2. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Wuhan, China dan saat ini telah menjadi pandemi yang sudah menyebar hampir ke seluruh negara di dunia. Salah satu enzim yang berperan penting dalam memediasi replikasi dan transkripsi pada virus SARS-CoV-2 adalah enzim protease utama (Mpro). Penelitian ini bertujuan untuk menemukan senyawa yang berpotensial menginhibisi enzim protease utama (Mpro) virus corona (PDB ID: 6LU7 dan 2GTB) melalui studi molecular docking pada senyawa turunan diterpen abieten. Studi molecular docking dilakukan menggunakan perangkat lunak Autodock4 dan divisualisasi menggunakan PyMOL dan Discovery studio. Validasi metode atau redocking menunjukkan akurasi yang baik dengan nilai Root Mean Square Deviation (RMSD) sebesar 1,85 Å pada enzim 6LU7 dan 1,92 Å pada enzim 2GTB. Studi molecular docking enzim 6LU7 pada 3 senyawa turunan diterpen abieten (6-asetil7-hidroksiroileanon, 7-hidroksiroileanon dan diterpenoid glukosida (CH-6)) menunjukkan nilai energi ikatan masing-masing sebesar -9,07; -8,22 dan 7,94 kcal/mol, pada enzim 2GTB menunjukkan nilai -9,54; -9,14; -8,26 kcal/mol. Hasil ini menunjukkan senyawa 6-asetil7-hidroksiroileanon dan 7-hidroksiroileanon memiliki afinitas lebih kuat terhadap enzim protease utama (Mpro) dan enzim peptidase utama dibandingkan dengan kontrol positif yang mempunyai energi ikatan sebesar -7.38 dan -7,97 kcal/mol. Selain itu, senyawa yang memiliki afinitas paling kuat yaitu 6-asetil7-hidroksiroileanon memiliki 6 ikatan hidrogen yang sama dengan ligan asli dalam situs aktif enzim protease utama (Mpro). Sehingga, diprediksi senyawa 6-asetil7-hidroksiroileanon mampu dijadikan sebagai inhibitor pada enzim protease utama (Mpro) Covid-19 maupun pada enzim peptidase utama SARS-CoV dari strain sebelumnya.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115030272","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-31DOI: 10.35617/jfionline.v12i2.35
Melzi Octaviani, Delvian Fikrani, Erma Susanti
Kulit buah nanas merupakan bagian dari buah nanas (Ananas comosus (L) Merr.) yang biasanya tidak dimanfaatkan. Hasil skrining fitokimia dari ekstrak etanol kulit nanas menunjukkan adanya kandungan flavonoid, alkaloid, fenolik, steroid dan saponin yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak etanol kulit nanas terhadap jamur Trichophyton mentagrophytes dan Malassezia furfur. Penelitian dilakukan dengan metode difusi cakram dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol kulit nanas yaitu 25%; 12,5%; 6,25%; 3,125% dan 1,5625% b/v dan kontrol positif yang digunakan adalah nistatin dan kontrol negatif DMSO. Diameter zona hambat yang terbentuk pada uji aktivitas antijamur ekstrak etanol kulit nanas terhadap jamur Trichophyton mentagrophytes dan Malassezia furfur pada konsentrasi 25% adalah 22,73 mm dan 24,90 mm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit nanas memiliki aktivitas antijamur terhadap jamur Trichophyton mentagrophytes dan Malassezia furfur.
{"title":"Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Kulit Buah Ananas comosus (L) Merr. terhadap Trichophyton mentagrophytes dan Malassezia furfur","authors":"Melzi Octaviani, Delvian Fikrani, Erma Susanti","doi":"10.35617/jfionline.v12i2.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i2.35","url":null,"abstract":"Kulit buah nanas merupakan bagian dari buah nanas (Ananas comosus (L) Merr.) yang biasanya tidak dimanfaatkan. Hasil skrining fitokimia dari ekstrak etanol kulit nanas menunjukkan adanya kandungan flavonoid, alkaloid, fenolik, steroid dan saponin yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak etanol kulit nanas terhadap jamur Trichophyton mentagrophytes dan Malassezia furfur. Penelitian dilakukan dengan metode difusi cakram dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol kulit nanas yaitu 25%; 12,5%; 6,25%; 3,125% dan 1,5625% b/v dan kontrol positif yang digunakan adalah nistatin dan kontrol negatif DMSO. Diameter zona hambat yang terbentuk pada uji aktivitas antijamur ekstrak etanol kulit nanas terhadap jamur Trichophyton mentagrophytes dan Malassezia furfur pada konsentrasi 25% adalah 22,73 mm dan 24,90 mm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit nanas memiliki aktivitas antijamur terhadap jamur Trichophyton mentagrophytes dan Malassezia furfur.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"96 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125684604","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-31DOI: 10.35617/jfionline.v12i2.50
Rahayu Utami, D. Winarsih, Armon Fernando, Haiyul Fadhli, Mustika Furi, Emma Susanti
Sekunyit (Fibraurea tinctoria Lour) merupakan tumbuhan yang berbentuk liana yang akar dan batangnya digunakan secara tradisional sebagai obat, salah satunya digunakan sebagai obat diare. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak dan fraksinya terhadap bakteri penyebab diare meliputi Escherichia coli, Salmonella typhii, Staphylococcus aureus dan Vibrio cholerae. Sampel akar dan batang dimaserasi dengan etanol dan selanjutnya diultrasonikasi selama 30 menit. Fraksinasi dilakukan menggunakan metode asam basa dengan pelarut n-heksana, kloroform dan butanol. Ekstrak dan fraksi kemudian diuji aktivitas antibakterinya menggunakan metode difusi agar pada konsentrasi 30; 15; 7,5; 3,75 dan 1,88%. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi kloroform A dan fraksi kloroform B dari akar dan batang sekunyit memberikan aktivitas antibakteri terhadap semua bakteri uji dengan kategori lemah sampai sedang, sedangkan fraksi butanol tidak memberikan hambatan, baik terhadap bakteri Escherichia coli, Salmonella typhii, Staphylococcus aureus maupun Vibrio cholerae.
{"title":"UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAN FRAKSI DARI AKAR DAN BATANG TUMBUHAN SEKUNYIT (Fibraurea tinctoria Lour)","authors":"Rahayu Utami, D. Winarsih, Armon Fernando, Haiyul Fadhli, Mustika Furi, Emma Susanti","doi":"10.35617/jfionline.v12i2.50","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i2.50","url":null,"abstract":"Sekunyit (Fibraurea tinctoria Lour) merupakan tumbuhan yang berbentuk liana yang akar dan batangnya digunakan secara tradisional sebagai obat, salah satunya digunakan sebagai obat diare. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak dan fraksinya terhadap bakteri penyebab diare meliputi Escherichia coli, Salmonella typhii, Staphylococcus aureus dan Vibrio cholerae. Sampel akar dan batang dimaserasi dengan etanol dan selanjutnya diultrasonikasi selama 30 menit. Fraksinasi dilakukan menggunakan metode asam basa dengan pelarut n-heksana, kloroform dan butanol. Ekstrak dan fraksi kemudian diuji aktivitas antibakterinya menggunakan metode difusi agar pada konsentrasi 30; 15; 7,5; 3,75 dan 1,88%. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi kloroform A dan fraksi kloroform B dari akar dan batang sekunyit memberikan aktivitas antibakteri terhadap semua bakteri uji dengan kategori lemah sampai sedang, sedangkan fraksi butanol tidak memberikan hambatan, baik terhadap bakteri Escherichia coli, Salmonella typhii, Staphylococcus aureus maupun Vibrio cholerae.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126240713","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Peptik ulkus merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya luka yang terdapat pada saluran gastrointestinal akibat banyaknya produksi asam dan pepsin yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori, NSAIDs dan stres, sehingga terapi yang di rekomendasikan tergantung pada penyebab dari tukak tersebut. Terapi peptik ulkus minimal selama delapan minggu dan pasien dituntut untuk taat dalam mengkonsumsi obat. Salah satu upaya untuk meningkatkan ketaatan pasien adalah penggunaan medication aids. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian medication aids terhadap tingkat ketaatan pasien peptik ulkus di Riau. Medication aids yang digunakan adalah wadah pengingat pil dan kemasan sekali pakai. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi experiment), dengan rancangan NonRandomized Control Group Pretest dan Posttest Design yang dilakukan terhadap 60 pasien yang dikelompokkan menjadi 30 pasien kelompok kontrol dan 30 pasien kelompok perlakuan selama bulan Mei - Juli 2017. Metode pengambilan sampel secara accidental sampling yang memenuhi kriteria inklusi yakni pasien peptik ulkus yang disebabkan oleh NSAIDs, berusia lebih dari 18 tahun dan bersedia menjadi responden. Pengumpulan data ketaatan menggunakan kuesioner standar yakni Morisky Medication Adherence Scale 8 (MMAS-8). Data dianalisis menggunakan uji statistik Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat pengaruh pemberian medication aids terhadap tingkat ketaatan pasien peptik ulkus.
消化道是一种疾病,其特征是胃酸和消化道由于红斑、NSAIDs和压力感染而产生的大量酸性和消化道损伤,因此推荐的治疗取决于溃疡的原因。消化性溃疡治疗至少8周,患者必须遵守服药规定。改善病人服从的一项努力是使用艾滋病医疗。这项研究的目的是确定艾滋病医疗医疗对廖内消化道病人顺从程度的影响。使用的艾滋病医疗是药片提醒和一次性包装。该研究采用了一种伪性实验方法(quasi experiment),在2017年5月至7月期间,针对60名非ranmimimized Control Group Pretest和Posttest Design进行了非ranmimized Design。顺便说一下,采样方法符合NSAIDs患者溃疡性胃药的特征,NSAIDs超过18岁,愿意作为受访者。在Morisky医疗Adherence Scale 8 (mmas8)的标准问卷中进行“服从数据收集”。数据是用惠特尼的统计数据做分析的。研究表明,p= 7000 (p< 0.05)的价值,这意味着艾滋病医疗补助对消化道病人顺从程度的影响。
{"title":"PENGARUH PENGGUNAAN MEDICATION AIDS TERHADAP TINGKAT KETAATAN PASIEN PEPTIK ULKUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU","authors":"Fina Aryani, Septi Muharni, Yudina Awaliyah Harahap","doi":"10.35617/jfionline.v12i1.91","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i1.91","url":null,"abstract":"Peptik ulkus merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya luka yang terdapat pada saluran gastrointestinal akibat banyaknya produksi asam dan pepsin yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori, NSAIDs dan stres, sehingga terapi yang di rekomendasikan tergantung pada penyebab dari tukak tersebut. Terapi peptik ulkus minimal selama delapan minggu dan pasien dituntut untuk taat dalam mengkonsumsi obat. Salah satu upaya untuk meningkatkan ketaatan pasien adalah penggunaan medication aids. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian medication aids terhadap tingkat ketaatan pasien peptik ulkus di Riau. Medication aids yang digunakan adalah wadah pengingat pil dan kemasan sekali pakai. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi experiment), dengan rancangan NonRandomized Control Group Pretest dan Posttest Design yang dilakukan terhadap 60 pasien yang dikelompokkan menjadi 30 pasien kelompok kontrol dan 30 pasien kelompok perlakuan selama bulan Mei - Juli 2017. Metode pengambilan sampel secara accidental sampling yang memenuhi kriteria inklusi yakni pasien peptik ulkus yang disebabkan oleh NSAIDs, berusia lebih dari 18 tahun dan bersedia menjadi responden. Pengumpulan data ketaatan menggunakan kuesioner standar yakni Morisky Medication Adherence Scale 8 (MMAS-8). Data dianalisis menggunakan uji statistik Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat pengaruh pemberian medication aids terhadap tingkat ketaatan pasien peptik ulkus.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"74 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121197385","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-31DOI: 10.35617/jfionline.v12i1.7
Yulia Yusrini Djabir, Farid Fani Temarwut, Peter Kabo
Penggunaan parasetamol secara berlebihan atau melebihi dosis dapat mengakibatkan peningkatan metabolit reaktif yang mengganggu integritas membran sel dan berlanjut menjadi kerusakan ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak rimpang kunyit hitam (Curcuma caesia) dalam mencegah terjadinya gangguan fungsi dan kerusakan struktur ginjal yang disebabkan oleh toksisitas paracetamol. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium yang menggunakan 20 ekor tikus yang terbagi dalam kelompok kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan plasebo, kelompok perlakuan yang diberi ekstrak dengan dosis 100 mg/kg, 200 mg/kg dan 300 mg/kg, serta kelompok kontrol positif yang diberi sediaan ekstrak curcuma. Berdasarkan pengukuran kadar ureum dan kreatinin, ekstrak kunyit hitam pada semua dosis mampu mencegah peningkatan biomarker ginjal, namun dosis 200 mg/kg yang secara signifikan mencegah kenaikan kadar kreatinin dan ureum, dimana hasil histopatologi menunjukkan kerusakan ginjal sangat minim dibandingkan dengan kelompok plasebo. Disimpulkan pemberian ekstrak etanol kunyit hitam terutama dosis 200 mg/kg-BB berpotensi mencegah kerusakan fungsi dan struktur jaringan ginjal yang diinduksi dengan parasetamol dosis toksik.
{"title":"POTENSI EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT HITAM (Curcuma caesia) DALAM MELINDUNGI FUNGSI DAN STRUKTUR GINJAL TIKUS YANG DIINDUKSI PARACETAMOL DOSIS TOKSIK","authors":"Yulia Yusrini Djabir, Farid Fani Temarwut, Peter Kabo","doi":"10.35617/jfionline.v12i1.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i1.7","url":null,"abstract":"Penggunaan parasetamol secara berlebihan atau melebihi dosis dapat mengakibatkan peningkatan metabolit reaktif yang mengganggu integritas membran sel dan berlanjut menjadi kerusakan ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak rimpang kunyit hitam (Curcuma caesia) dalam mencegah terjadinya gangguan fungsi dan kerusakan struktur ginjal yang disebabkan oleh toksisitas paracetamol. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium yang menggunakan 20 ekor tikus yang terbagi dalam kelompok kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan plasebo, kelompok perlakuan yang diberi ekstrak dengan dosis 100 mg/kg, 200 mg/kg dan 300 mg/kg, serta kelompok kontrol positif yang diberi sediaan ekstrak curcuma. Berdasarkan pengukuran kadar ureum dan kreatinin, ekstrak kunyit hitam pada semua dosis mampu mencegah peningkatan biomarker ginjal, namun dosis 200 mg/kg yang secara signifikan mencegah kenaikan kadar kreatinin dan ureum, dimana hasil histopatologi menunjukkan kerusakan ginjal sangat minim dibandingkan dengan kelompok plasebo. Disimpulkan pemberian ekstrak etanol kunyit hitam terutama dosis 200 mg/kg-BB berpotensi mencegah kerusakan fungsi dan struktur jaringan ginjal yang diinduksi dengan parasetamol dosis toksik.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"135 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117054975","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-31DOI: 10.35617/jfionline.v12i1.67
Aktsar Roskiana Ahmad, D. Puspitasari, Virsa Handayani
Rumput polygala (Polygala paniculata L.) merupakan salah satu tumbuhan yang banyak tumbuh di daerah Enrekang, Sulawesi Selatan. Rumput polygala (Polygala paniculata L.) termasuk dalam suku Polygalaceae banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat luka. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar fenolik pada ekstrak metanol rumput polygala (Polygala paniculata L.). Ekstrak metanol rumput polygala (Polygala paniculata L.) diperoleh dengan metode maserasi dengan pelarut metanol P. Analisis komponen kimia menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) yang ditandai dengan penampakan noda. Penetapan kadar fenolik ekstrak metanol rumput polygala Polygala paniculata L.) dengan menggunakan metode KLT-Densitometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian fitokimia pada ekstrak metanol rumput polygala (Polygala paniculata L.) positif mengandung senyawa fenolik sebesar 35,280 µg.
{"title":"PENETAPAN KADAR FENOLIK EKSTRAK METANOL RUMPUT POLYGALA (POLYGALA PANICULATA L.) DENGAN METODE KLT-DENSITOMETRI","authors":"Aktsar Roskiana Ahmad, D. Puspitasari, Virsa Handayani","doi":"10.35617/jfionline.v12i1.67","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i1.67","url":null,"abstract":"Rumput polygala (Polygala paniculata L.) merupakan salah satu tumbuhan yang banyak tumbuh di daerah Enrekang, Sulawesi Selatan. Rumput polygala (Polygala paniculata L.) termasuk dalam suku Polygalaceae banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat luka. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar fenolik pada ekstrak metanol rumput polygala (Polygala paniculata L.). Ekstrak metanol rumput polygala (Polygala paniculata L.) diperoleh dengan metode maserasi dengan pelarut metanol P. Analisis komponen kimia menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) yang ditandai dengan penampakan noda. Penetapan kadar fenolik ekstrak metanol rumput polygala Polygala paniculata L.) dengan menggunakan metode KLT-Densitometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian fitokimia pada ekstrak metanol rumput polygala (Polygala paniculata L.) positif mengandung senyawa fenolik sebesar 35,280 µg.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116551445","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-31DOI: 10.35617/jfionline.v12i1.51
Nadifa Kartika Dewi, Mila Citrawati, Dhigna Luthfiyani, Harli Amir Mahmudji
Phospolipase / sPLA2 type IIA is mediator that connects pathogenesis diabetes and its complications. Diabetic nephropathy is the most frequent microvascular complications, with albumin urine and changes in glomerular filtration rate. The aim was to discover the relation between sPLA2 type IIA levels in diabetic patients with glomerular filtration rate (GFR). This study used crossectional method in 62 samples in RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang. Sampling was done by total sampling and medical record used as instrument. This research conducted in patients with sPLA2 type IIA levels and has complete laboratory examination data carried out in 2016. The results showed that the level of sPLA2 type IIA was very high in diabetic patients and GFR was below normal. Pearson correlation analysis showed that there was no significant correlation between type IIA sPLA2 with GFR (p=0.318), with a positive but very weak correlation (r=0.129) with diabetic duration of 8 years. Pearson correlation analysis was conducted in 21 samples which GFR values were ≤60 (p=0.0712) resulted a negative direction (r=-0.086) with diabetes duration of 11 years. It was shown that diabetic patients with increased the level of sPLA2 type IIA and longer period of diabetes will affect the decrease in GFR value.
{"title":"The relationship of secretory phospholipase A2 type IIA levels with glomerulus filtration rate in type 2 DM patients","authors":"Nadifa Kartika Dewi, Mila Citrawati, Dhigna Luthfiyani, Harli Amir Mahmudji","doi":"10.35617/jfionline.v12i1.51","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i1.51","url":null,"abstract":"Phospolipase / sPLA2 type IIA is mediator that connects pathogenesis diabetes and its complications. Diabetic nephropathy is the most frequent microvascular complications, with albumin urine and changes in glomerular filtration rate. The aim was to discover the relation between sPLA2 type IIA levels in diabetic patients with glomerular filtration rate (GFR). This study used crossectional method in 62 samples in RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang. Sampling was done by total sampling and medical record used as instrument. This research conducted in patients with sPLA2 type IIA levels and has complete laboratory examination data carried out in 2016. The results showed that the level of sPLA2 type IIA was very high in diabetic patients and GFR was below normal. Pearson correlation analysis showed that there was no significant correlation between type IIA sPLA2 with GFR (p=0.318), with a positive but very weak correlation (r=0.129) with diabetic duration of 8 years. Pearson correlation analysis was conducted in 21 samples which GFR values were ≤60 (p=0.0712) resulted a negative direction (r=-0.086) with diabetes duration of 11 years. It was shown that diabetic patients with increased the level of sPLA2 type IIA and longer period of diabetes will affect the decrease in GFR value.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116905361","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-31DOI: 10.35617/jfionline.v12i1.31
Elza Sundhani, Diniatik, Zainur Rahman Hakim, I. Nurzijah, A. Prakoso, Nur Fajrina, Muhamad Rifki, Zaenal Arifin Misgi Candra Dasa
Penggunaan jamu sebagai Complementary and Alternative Medicine untuk mengatasi Diabetes Mellitus banyak digunakan di Indonesia. Potensi munculnya interaksi obat-jamu dengan metformin dan glibenklamid dapat mempengaruhi efektivitas menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji interaksi farmakodinamika (aktivitas farmakologi) dari metformin dan glibenklamid yang dikombinasikan dengan jamu A (Smallanthus sonchifolius) dan jamu B (Andrographis paniculata (Burm. F), Boesenbergia pandurata Roxb, Phyllanthus niruri L, Syzigii polyanthi) dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus yang diinduksi aloksan. Metode KLT-Densitometer digunakan untuk skrining fitokimia dengan membandingkan profil kromatogram (nilai Rf) dari jamu dan ekstrak etanol tanaman. Sebanyak 30 ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 10 kelompok perlakuan dengan aloksan 175 mg/Kg BB. Pengamatan kadar glukosa darah diukur pada hari ke-0,-7,-14, dan -21 setelah tikus dipuasakan 12 jam. Hasil profil kromatogram menunjukkan bahwa terdapat nilai Rf yang sama antara jamu A dan B dengan tanaman pembanding. Hasil uji kombinasi Metformin dengan Jamu A dan B menunjukkan adanya penurunan aktivitas yang diduga oleh adanya penghambatan absorbsi metforminm, namun tidak signifikan dibandingkan perlakuan tunggal (p>0,05). Sedangkan kombinasi glibenklamid dengan jamu A dan B menunjukkan adanya penurunan aktivitas yang siginifikan (p<0,05) dibandingkan perlakuan tunggal. Pengaruh senyawa aktif dalam jamu dalam mempengaruhi aktivitas enzim CYP3A4 dan CYP2C9 (enzim pemetabolisme glibenklamid) atau efek entagonis diprediksi terjadi pada kombinasi tersebut. Penelitian lanjutan diperlukan untuk memastikan mekanisme interaksi obat-jamu, namun penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan potensi interaksi penggunaan jamu A dan B dengan metformin dan glibenklamid.
{"title":"UJI INTERAKSI METFORMIN DAN GLIBENKLAMID DENGAN JAMU YANG MENGANDUNG Smallanthus sonchifolius DAN KOMBINASI Andrographis paniculata (Burm. F), Boesenbergia pandurata Roxb, Phyllanthus niruri L, Syzigii polyanthi Wight PADA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TI","authors":"Elza Sundhani, Diniatik, Zainur Rahman Hakim, I. Nurzijah, A. Prakoso, Nur Fajrina, Muhamad Rifki, Zaenal Arifin Misgi Candra Dasa","doi":"10.35617/jfionline.v12i1.31","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i1.31","url":null,"abstract":"Penggunaan jamu sebagai Complementary and Alternative Medicine untuk mengatasi Diabetes Mellitus banyak digunakan di Indonesia. Potensi munculnya interaksi obat-jamu dengan metformin dan glibenklamid dapat mempengaruhi efektivitas menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji interaksi farmakodinamika (aktivitas farmakologi) dari metformin dan glibenklamid yang dikombinasikan dengan jamu A (Smallanthus sonchifolius) dan jamu B (Andrographis paniculata (Burm. F), Boesenbergia pandurata Roxb, Phyllanthus niruri L, Syzigii polyanthi) dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus yang diinduksi aloksan. Metode KLT-Densitometer digunakan untuk skrining fitokimia dengan membandingkan profil kromatogram (nilai Rf) dari jamu dan ekstrak etanol tanaman. Sebanyak 30 ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 10 kelompok perlakuan dengan aloksan 175 mg/Kg BB. Pengamatan kadar glukosa darah diukur pada hari ke-0,-7,-14, dan -21 setelah tikus dipuasakan 12 jam. Hasil profil kromatogram menunjukkan bahwa terdapat nilai Rf yang sama antara jamu A dan B dengan tanaman pembanding. Hasil uji kombinasi Metformin dengan Jamu A dan B menunjukkan adanya penurunan aktivitas yang diduga oleh adanya penghambatan absorbsi metforminm, namun tidak signifikan dibandingkan perlakuan tunggal (p>0,05). Sedangkan kombinasi glibenklamid dengan jamu A dan B menunjukkan adanya penurunan aktivitas yang siginifikan (p<0,05) dibandingkan perlakuan tunggal. Pengaruh senyawa aktif dalam jamu dalam mempengaruhi aktivitas enzim CYP3A4 dan CYP2C9 (enzim pemetabolisme glibenklamid) atau efek entagonis diprediksi terjadi pada kombinasi tersebut. Penelitian lanjutan diperlukan untuk memastikan mekanisme interaksi obat-jamu, namun penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan potensi interaksi penggunaan jamu A dan B dengan metformin dan glibenklamid.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129439317","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-31DOI: 10.35617/jfionline.v12i1.22
Ikhwan Yuda Kusuma, Noryana, Peppy Octaviani
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efek ekstrak eksokarp buah semangka (citrullus lanatus (thunb.)) dengan ekstrak daun salam (syzygium polyanthum) serta kombinasi keduanya dalam menurunkan kadar kolesterol. Induksi hiperkolesterolemia dilakukan dengan pemberian suspensi propiltiourasil (PTU). Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan rancangan Pre-test dan Post-test with control group. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok perlakuan (1, 2, dan 3) dan kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+), dan kontrol normal. Dosis yang digunakan yaitu K1 ekstrak eksokarp buah semangka 500 mg/kgBB, K2 ekstrak daun salam 400 mg/kgBB, dan K3 kombinasi ekstrak eksokarp buah semangka dan ekstrak daun salam 500;400 mg/kgBB. Sedangkan kelompok K- diberikan Na-CMC 1%, K+ diberikan Simvastatin 10 mg/kgBB, dan kontrol normal tanpa perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan pada kelompok kontrol positif menunjukkan penurunan kadar kolesterol total mencit yaitu 50.67± 35.82mg/dL, kontrol negatif menunjukkan penurunan kadar kolesterol hanya 2.67±1.89mg/dL, sedangkan pada kelompok normal (tanpa perlakuan) menunjukan peningkatan kadar kolesterol yaitu 6,66±4.70mg/dL. K1 menunjukan penurunan kadar kolesterol yaitu 51±36.06 mg/Dl, sementara K2 menunjukan penurunan kadar kolesterol sebesar 50.33±35.59 mg/dL, dan K3 menunjukan penurunan kadar kolesterol sebesar 86.67±61.28mg/dL. Berdasarkan hasil dari tiga kelompok tersebut menunjukkan adanya pengaruh dalam menurunkan kadarr kolesterol total pada mencit.
{"title":"AKTIVITAS ANTIKOLESTEROL KOMBINASI EKSTRAK EKSOKARP BUAH SEMANGKA (Citrullus Lanatus (Thunb.)) DAN EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) PADA MENCIT JANTAN GALUR balb/c","authors":"Ikhwan Yuda Kusuma, Noryana, Peppy Octaviani","doi":"10.35617/jfionline.v12i1.22","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i1.22","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efek ekstrak eksokarp buah semangka (citrullus lanatus (thunb.)) dengan ekstrak daun salam (syzygium polyanthum) serta kombinasi keduanya dalam menurunkan kadar kolesterol. Induksi hiperkolesterolemia dilakukan dengan pemberian suspensi propiltiourasil (PTU). Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan rancangan Pre-test dan Post-test with control group. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok perlakuan (1, 2, dan 3) dan kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+), dan kontrol normal. Dosis yang digunakan yaitu K1 ekstrak eksokarp buah semangka 500 mg/kgBB, K2 ekstrak daun salam 400 mg/kgBB, dan K3 kombinasi ekstrak eksokarp buah semangka dan ekstrak daun salam 500;400 mg/kgBB. Sedangkan kelompok K- diberikan Na-CMC 1%, K+ diberikan Simvastatin 10 mg/kgBB, dan kontrol normal tanpa perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan pada kelompok kontrol positif menunjukkan penurunan kadar kolesterol total mencit yaitu 50.67± 35.82mg/dL, kontrol negatif menunjukkan penurunan kadar kolesterol hanya 2.67±1.89mg/dL, sedangkan pada kelompok normal (tanpa perlakuan) menunjukan peningkatan kadar kolesterol yaitu 6,66±4.70mg/dL. K1 menunjukan penurunan kadar kolesterol yaitu 51±36.06 mg/Dl, sementara K2 menunjukan penurunan kadar kolesterol sebesar 50.33±35.59 mg/dL, dan K3 menunjukan penurunan kadar kolesterol sebesar 86.67±61.28mg/dL. Berdasarkan hasil dari tiga kelompok tersebut menunjukkan adanya pengaruh dalam menurunkan kadarr kolesterol total pada mencit.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124374992","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pemerintah telah memberikan secara gratis hematinik yang mengandung 200 gram fero sulfat dan 0.25 gram asam folat sejak tahun 1970, namun prevalensi anemia pada pasien hamil di Puskesmas Kecamatan Matraman masih relatif tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi efektivitas dari hematinik yang dikonsumsi oleh pasien hamil di Puskesmas Kecamatan Matraman. Metode penelitian menggunakan rancangan studi cross-sectional dengan teknik pengambilan data purposive sampling. Data diperoleh dari hasil pemeriksaan kadar hemoglobin pasien dan hasil wawancara pasien dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Responden adalah pasien hamil yang mengonsumsi hematinik dari pemerintah dan telah melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin minimal 2 kali. Jumlah sampel yang masuk kriteria inklusi pada penelitian sebanyak 85 pasien. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan bermakna antara pengaruh kebiasaan konsumsi teh dengan kadar hemoglobin pasien (p=0,000) dan pengaruh keteraturan konsumsi hematinik dengan kadar hemoglobin pasien (p=0,004). Namun tidak ada hubungan yang bermakna antara pengaruh pola makan dengan kadar hemoglobin pasien (p=0,105) dan pengaruh cara mengonsumsi hematinik dengan kadar hemoglobin pasien (p=0,684). Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas hematinik adalah kebiasaan konsumsi teh dan keteraturan konsumsi hematinik.
{"title":"Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efektivitas Hematinik pada Pasien Hamil di Puskesmas Kecamatan Matraman","authors":"Nadia Farhanah Syafhan, Meiliani Shara Suria L, Azizahwati","doi":"10.35617/jfionline.v12i1.61","DOIUrl":"https://doi.org/10.35617/jfionline.v12i1.61","url":null,"abstract":"Pemerintah telah memberikan secara gratis hematinik yang mengandung 200 gram fero sulfat dan 0.25 gram asam folat sejak tahun 1970, namun prevalensi anemia pada pasien hamil di Puskesmas Kecamatan Matraman masih relatif tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi efektivitas dari hematinik yang dikonsumsi oleh pasien hamil di Puskesmas Kecamatan Matraman. Metode penelitian menggunakan rancangan studi cross-sectional dengan teknik pengambilan data purposive sampling. Data diperoleh dari hasil pemeriksaan kadar hemoglobin pasien dan hasil wawancara pasien dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Responden adalah pasien hamil yang mengonsumsi hematinik dari pemerintah dan telah melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin minimal 2 kali. Jumlah sampel yang masuk kriteria inklusi pada penelitian sebanyak 85 pasien. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan bermakna antara pengaruh kebiasaan konsumsi teh dengan kadar hemoglobin pasien (p=0,000) dan pengaruh keteraturan konsumsi hematinik dengan kadar hemoglobin pasien (p=0,004). Namun tidak ada hubungan yang bermakna antara pengaruh pola makan dengan kadar hemoglobin pasien (p=0,105) dan pengaruh cara mengonsumsi hematinik dengan kadar hemoglobin pasien (p=0,684). Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas hematinik adalah kebiasaan konsumsi teh dan keteraturan konsumsi hematinik.","PeriodicalId":170986,"journal":{"name":"JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X","volume":"89 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125116969","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}