Pendugaan kedalaman air tanah di Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen menggunakan metode Geolistrik konfigurasi Schlumberger telah dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2015. Pengukuran geolistrik dilaksanakan dengan cara menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dan mengukur beda potensial yang terjadi di tiga titik lokasi yaitu Bojongsari 01, Bojongsari 02, dan Bojongsari 03. Pengolahan data dan pemodelan dilakukan hingga diperoleh data resistivitas yang merepresentasikan jenis-jenis lapisan batuan bawah permukaan di daerah penelitian. Pada titik Bojongsari 01 lapisan akuiferair tanah dangkal diperkirakan tersusun atas pasir berbutir halus (0,85 Wm) dengan kedalaman 7,35–10,78 m dan lempung pasiran (13,25 Wm) dengan kedalaman 10,78–29,44 m, sedangkan lapisanakuifer dalam tersusun atas pasir berbutir halus (0,44 Wm) pada kedalaman 33,72 – 85,76 m. Pada titik Bojongsari 02 lapisan akuifer dangkal diperkirakan tersusun atas lempung pasiran (19,43 Wm) pada kedalaman 7,61–26,65 m dan pasir lempungan (3,18 Wm) pada kedalaman 26,65–43,32 m, sedangkan lapisan akuifer dalam tersusun atas pasir lempungan (5,97 Wm) pada kedalaman 53,94 m. Pada titik Bojongsari 03 lapisan akuifer dangkal diperkirakan tersusun atas pasir berbutir halus (1,18 Wm) dengan kedalaman 11,28–38,25 m, sedangkan lapisan akuifer dalam tersusun atas lempungpasiran berbutir kasar (28,02 Wm) dengan kedalaman 77,25 m. Berdasarkan hasil pemodelan di atas, lapisan akuifer yang diperkirakan paling cocok dimanfaatkan untuk proyek pengadaan air bersih di Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen adalah lapisan akuiferair tanah dalam untuk titik Bojongsari 01.
{"title":"Pendugaan Kedalaman Air Tanah Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Di Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen","authors":"Sehah Sehah, Abdullah Nur Aziz","doi":"10.18860/NEU.V8I2.3239","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V8I2.3239","url":null,"abstract":"Pendugaan kedalaman air tanah di Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen menggunakan metode Geolistrik konfigurasi Schlumberger telah dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2015. Pengukuran geolistrik dilaksanakan dengan cara menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dan mengukur beda potensial yang terjadi di tiga titik lokasi yaitu Bojongsari 01, Bojongsari 02, dan Bojongsari 03. Pengolahan data dan pemodelan dilakukan hingga diperoleh data resistivitas yang merepresentasikan jenis-jenis lapisan batuan bawah permukaan di daerah penelitian. Pada titik Bojongsari 01 lapisan akuiferair tanah dangkal diperkirakan tersusun atas pasir berbutir halus (0,85 Wm) dengan kedalaman 7,35–10,78 m dan lempung pasiran (13,25 Wm) dengan kedalaman 10,78–29,44 m, sedangkan lapisanakuifer dalam tersusun atas pasir berbutir halus (0,44 Wm) pada kedalaman 33,72 – 85,76 m. Pada titik Bojongsari 02 lapisan akuifer dangkal diperkirakan tersusun atas lempung pasiran (19,43 Wm) pada kedalaman 7,61–26,65 m dan pasir lempungan (3,18 Wm) pada kedalaman 26,65–43,32 m, sedangkan lapisan akuifer dalam tersusun atas pasir lempungan (5,97 Wm) pada kedalaman 53,94 m. Pada titik Bojongsari 03 lapisan akuifer dangkal diperkirakan tersusun atas pasir berbutir halus (1,18 Wm) dengan kedalaman 11,28–38,25 m, sedangkan lapisan akuifer dalam tersusun atas lempungpasiran berbutir kasar (28,02 Wm) dengan kedalaman 77,25 m. Berdasarkan hasil pemodelan di atas, lapisan akuifer yang diperkirakan paling cocok dimanfaatkan untuk proyek pengadaan air bersih di Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen adalah lapisan akuiferair tanah dalam untuk titik Bojongsari 01.","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"37 1","pages":"41-49"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82986742","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Struktur bawah permukaan memiliki perlapisan yang sangat komplek, sehingga memungkinkan penjalaran gelombang seismik memiliki kecepatan yang berbeda tergantung arah rambatnya. Hal inilah yang mendasari perlunya proses pengolahan data dengan melibatkan parameter anisotropi ( η ). Umumnya data seismik memiliki nilai anisotropi dengan presentase tertentu, sehingga tidak semua data harus diproses dengan proses anisotropi. Ketepatan metode migrasi yang digunakan dapat menghasilkan gambar penampang struktur bawah permukaan dengan resolusi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan struktur bawah permukaan dengan menggunakan metode PSTM isotopi (lapisan isotropi) sedangkan untuk lapisan anisotropi dimodelkan dengan metode PSTM anisotropi HOM. Hasil dari metode PSTM isotropi berupa citra, dimana lapisan pertama pada CMP 2073-CMP 2413 hasilnya jelek (beresolusi rendah), tetapi untuk lapisan kedua dan ketiga tampak bagus (beresolusi tinggi). Pada saat diproses dengan PSTM anisotropi, peneliti menggunakan nilai ( η) sekitar 0,25 pada lapisan pertama. Berdasarkan hasil PSTM anisotropi pada CMP 2073-CMP 2413 model lapisan pertama menghasilkan citra beresolusi lebih tinggi (lebih bagus), sedangkan model lapisan kedua dan ketiga tidak mengalami kenaikan resolusi yang signifikan. Hal ini karena rasio far offset dan kedalaman lapisan pertama besar menyebabkan lapisan pertama mengalami efek anisotropi, sedangkan lapisan kedua dan ketiga tidak mengalami efek anisotropi
{"title":"PEMODELAN BAWAH PERMUKAAN METODE PRE-STACK TIME MIGRATION (PSTM) ISOTROPY DAN METODE PSTM ANISOTROPY HIGH ORDER MOVEOUT (HOM)","authors":"Ahmad Luthfin, Adi Susilo, Teguh Suroso","doi":"10.18860/NEU.V8I2.3265","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V8I2.3265","url":null,"abstract":"Struktur bawah permukaan memiliki perlapisan yang sangat komplek, sehingga memungkinkan penjalaran gelombang seismik memiliki kecepatan yang berbeda tergantung arah rambatnya. Hal inilah yang mendasari perlunya proses pengolahan data dengan melibatkan parameter anisotropi ( η ). Umumnya data seismik memiliki nilai anisotropi dengan presentase tertentu, sehingga tidak semua data harus diproses dengan proses anisotropi. Ketepatan metode migrasi yang digunakan dapat menghasilkan gambar penampang struktur bawah permukaan dengan resolusi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan struktur bawah permukaan dengan menggunakan metode PSTM isotopi (lapisan isotropi) sedangkan untuk lapisan anisotropi dimodelkan dengan metode PSTM anisotropi HOM. Hasil dari metode PSTM isotropi berupa citra, dimana lapisan pertama pada CMP 2073-CMP 2413 hasilnya jelek (beresolusi rendah), tetapi untuk lapisan kedua dan ketiga tampak bagus (beresolusi tinggi). Pada saat diproses dengan PSTM anisotropi, peneliti menggunakan nilai ( η) sekitar 0,25 pada lapisan pertama. Berdasarkan hasil PSTM anisotropi pada CMP 2073-CMP 2413 model lapisan pertama menghasilkan citra beresolusi lebih tinggi (lebih bagus), sedangkan model lapisan kedua dan ketiga tidak mengalami kenaikan resolusi yang signifikan. Hal ini karena rasio far offset dan kedalaman lapisan pertama besar menyebabkan lapisan pertama mengalami efek anisotropi, sedangkan lapisan kedua dan ketiga tidak mengalami efek anisotropi","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"23 1","pages":"58-66"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81978287","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tingkat produksi susu sapi perah di Indonesia lebih rendah daripada tingkat konsumsi susu sapi perah. Sehingga perlu secara professional pengembangan peternakan sapi perah termasuk pembibitannya. Secara umum permasalahan pembibitan sapi adalah kegagalam bunting, dan 70% penyebab kegagalan kebuntingan sapi adalah deteksi birahi ( estrus) yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mebuat aplikasi deteksi siklus estrus sapi menggunakan learning vector quantization (LVQ), dan untuk mengetahui akurasi keberhasilan metode LVQ dalam mendeteksi siklus estrus sapi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai suhu dan cirri dari citra vulva sapi estrus, metestrus, diestrus, dan proestrus . Tahapan penelitian ini meliputi: pengukuran suhu vulva sapi, pengambilan citra vulva sapi, analisis tekstur dan warna citra vulva sapi, dan klasifikasi citra vulva sapi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metode LVQ tidak dapat mengenali citra vulva sapi metestrus dengan akurasi keberhasilan 0%. Akan tetapi metode LVQ dapat digunakan untuk mengklasifikasi citra vulva sapi estrus, diestrus, proestrus , dengan akurasi keberhasilan estrus 100%, diestrus 100%, proestrus 60%.
{"title":"ANALISIS TEKSTUR DAN WARNA CITRA VULVA SAPI UNTUK DETEKSI MASA KAWIN SAPI MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION","authors":"Agus Mulyono, Aminatul Mukarromah","doi":"10.18860/NEU.V0I0.3131","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V0I0.3131","url":null,"abstract":"Tingkat produksi susu sapi perah di Indonesia lebih rendah daripada tingkat konsumsi susu sapi perah. Sehingga perlu secara professional pengembangan peternakan sapi perah termasuk pembibitannya. Secara umum permasalahan pembibitan sapi adalah kegagalam bunting, dan 70% penyebab kegagalan kebuntingan sapi adalah deteksi birahi ( estrus) yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mebuat aplikasi deteksi siklus estrus sapi menggunakan learning vector quantization (LVQ), dan untuk mengetahui akurasi keberhasilan metode LVQ dalam mendeteksi siklus estrus sapi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai suhu dan cirri dari citra vulva sapi estrus, metestrus, diestrus, dan proestrus . Tahapan penelitian ini meliputi: pengukuran suhu vulva sapi, pengambilan citra vulva sapi, analisis tekstur dan warna citra vulva sapi, dan klasifikasi citra vulva sapi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metode LVQ tidak dapat mengenali citra vulva sapi metestrus dengan akurasi keberhasilan 0%. Akan tetapi metode LVQ dapat digunakan untuk mengklasifikasi citra vulva sapi estrus, diestrus, proestrus , dengan akurasi keberhasilan estrus 100%, diestrus 100%, proestrus 60%.","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"33 1","pages":"21-30"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83104993","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jurnal ini menyajikan sebuah model empiris untuk mensimulasikan karakteristik system pendingin untuk jamur merang. Model matematika didasarkan pada hasil pengukuran suhu. Parameter, seperti, Gain (K), waktu tunda (θ), dan waktu konstan (τ) diperoleh dari nilai-nilai eksperimental. System pendingin dirancang dengan menggunakan metode kurva reaksi proses, sedangkan pengontrol PID dengan metode korelasi Ciancone. Kontrol PID berhasil diterapkan, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya kesalahan tunak, respon sistem yang lebih cepat mencapai set-point, overshoot dan undershoot tidak terlalu jauh dari nilai masukan.
{"title":"PERANCANGAN KENDALI PID DENGAN MODEL PROCESS REACTION CURVE PADA SHOWCASE JAMUR MERANG","authors":"Karsid Karsid, R. Aziz","doi":"10.18860/NEU.V0I0.3101","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V0I0.3101","url":null,"abstract":"Jurnal ini menyajikan sebuah model empiris untuk mensimulasikan karakteristik system pendingin untuk jamur merang. Model matematika didasarkan pada hasil pengukuran suhu. Parameter, seperti, Gain (K), waktu tunda (θ), dan waktu konstan (τ) diperoleh dari nilai-nilai eksperimental. System pendingin dirancang dengan menggunakan metode kurva reaksi proses, sedangkan pengontrol PID dengan metode korelasi Ciancone. Kontrol PID berhasil diterapkan, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya kesalahan tunak, respon sistem yang lebih cepat mencapai set-point, overshoot dan undershoot tidak terlalu jauh dari nilai masukan.","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"51 1","pages":"1-10"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72694182","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Sujito, Richard R Lokollo, S. Supadi, S.Psi. Samian, P. EraBudi
Telah dilakukan visualisasi pola medan elektromagnetik 4 moda terendah pada pandu gelombang persegi untuk moda berorde tinggi, yaitu moda TE 00 , TE 01 , TE 10 dan TE 11 . Konstanta propagasi sebagai salah satu parameter yang digunakan untuk mengkarakter moda gelombang optik diformulasikan secara semi analitik. Hal ini dikarenakan formulasi konstanta propagasi efektif moda gelombang tidak dapat diturunkan secara eksak. Beberapa bagian dipecahkan menggunakan penyelesaian analitik, sedangkan beberapa bagian diselesaikan melalui analisa numerik secara komputasional dengan menggunakan perangkat lunak Matlab. Analisis karakter pola medan dilakukan dengan menggunakan prinsip Variasional fungsi trial polinom Hypergeometri, sedangkan profil indeks bias berbentuk secant hyperbolik. Analisis menunjukkan bahwa penggunaan berbagai orde moda menunjukkan kesesuaian terhadap metode indeks efektif dan mampu mendeskripsikan pola medan.
已完成可视化模式电磁场4个最小的方波波导对于高级订单moda TE 0100 TE 10和TE 11。一个宽泛常数,作为用来描述光波模式的参数之一,这是因为有效的传播常数常数常数不能通过体外移除。有些部分是用分析解析解决的,而有些部分是通过使用Matlab软件的计算数字分析解决的。分析地形模式模式的方法是采用三阶多线式多线式函数的原理进行的,而形式偏向索引配置为超bolik。分析表明,不同类型的模式的使用表明它们与有效的索引方法兼容,并能够描述地形模式。
{"title":"SIMULASI POLA MEDAN ELEKTROMAGNET PADA PANDU GELOMBANG PERSEGI DENGAN DUA PARAMETER","authors":"S. Sujito, Richard R Lokollo, S. Supadi, S.Psi. Samian, P. EraBudi","doi":"10.18860/NEU.V0I0.3113","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V0I0.3113","url":null,"abstract":"Telah dilakukan visualisasi pola medan elektromagnetik 4 moda terendah pada pandu gelombang persegi untuk moda berorde tinggi, yaitu moda TE 00 , TE 01 , TE 10 dan TE 11 . Konstanta propagasi sebagai salah satu parameter yang digunakan untuk mengkarakter moda gelombang optik diformulasikan secara semi analitik. Hal ini dikarenakan formulasi konstanta propagasi efektif moda gelombang tidak dapat diturunkan secara eksak. Beberapa bagian dipecahkan menggunakan penyelesaian analitik, sedangkan beberapa bagian diselesaikan melalui analisa numerik secara komputasional dengan menggunakan perangkat lunak Matlab. Analisis karakter pola medan dilakukan dengan menggunakan prinsip Variasional fungsi trial polinom Hypergeometri, sedangkan profil indeks bias berbentuk secant hyperbolik. Analisis menunjukkan bahwa penggunaan berbagai orde moda menunjukkan kesesuaian terhadap metode indeks efektif dan mampu mendeskripsikan pola medan.","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"19 1","pages":"31-40"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78703560","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Iwan Sugriwan, Adi Rachmattulah, O. Soesanto, A. A. Harnawan
Fokus penelitian ini adalah pembuatan sistem alat ukur kadar gas CH 4 dan pengukuran kadar gas CH 4 di lahan gambut. Sistem alat ukur terdiri dari rangkaian catu daya, sensor TGS2611, voltage follower , mikrokontoler ATMega8535, LCD karakter 16x2 dan komputer. Sensor TGS2611 dikalibrasi dengan gas metana yang dihasilkan dari reactor biogas, sehingga diperoleh proporsi konsentrasi gas metana dan tegangan. Microkontroler ATMega 8535 merupakan perangkat yang mengendalikan semua bagian dalam sistem alat ukur ini. Basic Compiler merupakan perangkat lunak yang bertanggung jawab untuk ambil data sensor, menghitung persamaan karakteristik, mengirim data ke LCD 16 x 2. Untuk mengartar muka antara sistem alat ukur dengan komputer menggunakan bahasa pemrograman Delphi.7. Hasil pengukuran dapat ditunjukkan secara terus menenrus, waktu nyata dan pencatatan otomatis. Pengukuran kadar gas CH 4 pada lahan gambut menggunakan c hamber berukuran 60 x 50 x 40 cm. Chamber berfungsi untuk memerangkap emisi gas CH 4 pada lahan gambut. Pengukuran dilakukan selama 2 jam menghasilkan perubahan konsentrasi gas CH 4 dari rentang 237 ppm sampai 295 ppm. Data hasil pengukuran disimpan dalam file dengan format *.xlsx.
{"title":"DESAIN DAN FABRIKASI ALAT UKUR KADAR GAS METANA (CH4) PADA LAHAN GAMBUT MENGGUNAKAN SENSOR TGS2611 BERBASIS ATMEGA8535","authors":"Iwan Sugriwan, Adi Rachmattulah, O. Soesanto, A. A. Harnawan","doi":"10.18860/NEU.V0I0.3165","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V0I0.3165","url":null,"abstract":"Fokus penelitian ini adalah pembuatan sistem alat ukur kadar gas CH 4 dan pengukuran kadar gas CH 4 di lahan gambut. Sistem alat ukur terdiri dari rangkaian catu daya, sensor TGS2611, voltage follower , mikrokontoler ATMega8535, LCD karakter 16x2 dan komputer. Sensor TGS2611 dikalibrasi dengan gas metana yang dihasilkan dari reactor biogas, sehingga diperoleh proporsi konsentrasi gas metana dan tegangan. Microkontroler ATMega 8535 merupakan perangkat yang mengendalikan semua bagian dalam sistem alat ukur ini. Basic Compiler merupakan perangkat lunak yang bertanggung jawab untuk ambil data sensor, menghitung persamaan karakteristik, mengirim data ke LCD 16 x 2. Untuk mengartar muka antara sistem alat ukur dengan komputer menggunakan bahasa pemrograman Delphi.7. Hasil pengukuran dapat ditunjukkan secara terus menenrus, waktu nyata dan pencatatan otomatis. Pengukuran kadar gas CH 4 pada lahan gambut menggunakan c hamber berukuran 60 x 50 x 40 cm. Chamber berfungsi untuk memerangkap emisi gas CH 4 pada lahan gambut. Pengukuran dilakukan selama 2 jam menghasilkan perubahan konsentrasi gas CH 4 dari rentang 237 ppm sampai 295 ppm. Data hasil pengukuran disimpan dalam file dengan format *.xlsx.","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"62 1","pages":"11-20"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-03-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90330254","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengembangan plastik biodegradable adalah salah satu upaya untuk menangani kerusakan lingkungan akibat limbah sampah plastik yang terjadi di masyarakat. Plastik sintetis sulit terdegradasi di alam sehingga diperlukan bahan utama yang ramah lingkungan dan ekonomis berupa pati. Pati yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari bonggol pisang, tongkol jagung,dan enceng gondok. Ditambahkan pula gliserol yang terbuat dari minyak bekas yang didaur ulang sebagai pemlastis, sehingga diperoleh plastik yang lebih elastis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gugus fungsi, sifat fisis dan mekanis plastik biodegrdable .Variasi konsentrasi antara pati dan gliserol yang digunakan yaitu 100:0; 85:15; 70:30 (b/v). Pada konsentrasi gliserol 15% jenis pati bonggol pisang memiliki nilai terbaik untuk kuat tarik sebesar 5,77 MPa dan enceng gondok memiliki modulus young yaitu 0,14 MPa. Uji titik leleh terbaik pada sampel bonggol pisang yang tidak ditambahkan gliserol yaitu 201,110 o C . Nilai elongasi dan swelling terbesar pada sampel tanpa gliserol yaitu enceng gondok sebesar 5,17 %, dan 95,77 %. Pada uji FTIR terdapat gugus fungsi berupa O-H alkohol fenol, N-H dan C-H asam karboksilat dan ammonium, C≡C asetilen, C-O eter, sehingga bahan tersebut mudah terdegradasi oleh bakteri EM4 pada hari ke-8 karena penyusunnya merupakan senyawa organik. Pada sampel tongkol jagung tanpa penambahan gliserol mudah terdegradasi sehingga jumlah koloni yang tumbuh sangat banyak yaitu 33,67 X 10 1 . Sehingga plastik yang dihasilkan memenuhi standart plastik PLA.
{"title":"PENGARUH VARIASI KOMPOSISI GLISEROL DENGAN PATI DARI BONGGOL PISANG, TONGKOL JAGUNG, DAN ENCENG GONDOK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PLASTIK BIODEGRADABLE","authors":"Inayatul Wardah, E. Hastuti","doi":"10.18860/NEU.V0I0.2994","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V0I0.2994","url":null,"abstract":"Pengembangan plastik biodegradable adalah salah satu upaya untuk menangani kerusakan lingkungan akibat limbah sampah plastik yang terjadi di masyarakat. Plastik sintetis sulit terdegradasi di alam sehingga diperlukan bahan utama yang ramah lingkungan dan ekonomis berupa pati. Pati yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari bonggol pisang, tongkol jagung,dan enceng gondok. Ditambahkan pula gliserol yang terbuat dari minyak bekas yang didaur ulang sebagai pemlastis, sehingga diperoleh plastik yang lebih elastis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gugus fungsi, sifat fisis dan mekanis plastik biodegrdable .Variasi konsentrasi antara pati dan gliserol yang digunakan yaitu 100:0; 85:15; 70:30 (b/v). Pada konsentrasi gliserol 15% jenis pati bonggol pisang memiliki nilai terbaik untuk kuat tarik sebesar 5,77 MPa dan enceng gondok memiliki modulus young yaitu 0,14 MPa. Uji titik leleh terbaik pada sampel bonggol pisang yang tidak ditambahkan gliserol yaitu 201,110 o C . Nilai elongasi dan swelling terbesar pada sampel tanpa gliserol yaitu enceng gondok sebesar 5,17 %, dan 95,77 %. Pada uji FTIR terdapat gugus fungsi berupa O-H alkohol fenol, N-H dan C-H asam karboksilat dan ammonium, C≡C asetilen, C-O eter, sehingga bahan tersebut mudah terdegradasi oleh bakteri EM4 pada hari ke-8 karena penyusunnya merupakan senyawa organik. Pada sampel tongkol jagung tanpa penambahan gliserol mudah terdegradasi sehingga jumlah koloni yang tumbuh sangat banyak yaitu 33,67 X 10 1 . Sehingga plastik yang dihasilkan memenuhi standart plastik PLA.","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"34 1","pages":"77-85"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-08-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90023787","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Intensitas cahaya yang menyinari permukaan sel surya meningkatkan temperatur permukaan sel surya. Peningkatan temperatur meningkatkan daya keluaran sel surya dan didapatkan hubungan yang linier antara temperatur dan daya keluaran sel surya. Daya keluaran sel surya berbanding lurus dengan temperatur permukaan panel sel surya dan didapatkan peningkatan daya keluaran sebbesar 0,4377 per derajat celcius.
{"title":"PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN PENINGKATAN TEMPERATUR PERMUKAAN SEL SURYA","authors":"Budhi Priyanto","doi":"10.18860/NEU.V7I1.2639","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V7I1.2639","url":null,"abstract":"Intensitas cahaya yang menyinari permukaan sel surya meningkatkan temperatur permukaan sel surya. Peningkatan temperatur meningkatkan daya keluaran sel surya dan didapatkan hubungan yang linier antara temperatur dan daya keluaran sel surya. Daya keluaran sel surya berbanding lurus dengan temperatur permukaan panel sel surya dan didapatkan peningkatan daya keluaran sebbesar 0,4377 per derajat celcius.","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"58 5","pages":"49-56"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2014-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91468404","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Meningkatnya kebutuhan energi listrik, berkurangnya produksi dan meningkatnya harga minyak, memacu banyak negara, termasuk Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi. Dari hasil survey dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 217 prospek panasbumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai dari bagian Barat Sumatera, terus ke Pulau Jawa, Bali, Nusatenggara dan kemudian membelok ke arah utara melalui Maluku dan Sulawesi. Jika dihitung potensi daya yang dihasilkan mencapai ±27.000 MWe. Daya sebesar ini membuat Indonesia merupakan Negara yang memiliki 40% potensi panas bumi dunia, tetapi baru 3%. dari potensi panas bumi tersebut dimanfaatkan. Salah satu penelitian untuk mengetahui potensi sebaran panas bumi dilakukan di Desa Lombang Kecamatan Batang Batang Kabupaten Sumenep dengan menggunakan metode Geolistrik konfigurasi dipole-dipole dan Self Potensial (SP). Hasil penelitian dengan metode Geolistrik konfigurasi dipole-dipole menunjukkan bahwa letak air tanah berada pada kedalaman + 15 dan + 20 m di bawah permukaan tanah. Menurut teori gradient geothermal, semakin ke dalam pusat bumi, maka temperaturnya semakin tinggi pula. Demikian dengan prinsip hidrotermal yang seharusnya semakin ke bawah nilai resistivitas air semakin kecil karena konduktivitas air semakin besar . Dengan metode SP diperoleh sebaran data potensial daerah penelitian dengan nilai tertinggi mencapai 90 mV dan terendah -100 mV serta rata-ratanya 0,47 mV. Berdasarkan peta kontur isopotensial yang diperoleh dapat diinterpretasi bahwa daerah penelitian merupakan zona konduktif, yang diduga berasal dari mineral sulfida dalam fluida panas. Hal ini terindikasi dengan rendahnya nilai potensial yang terukur, yang secara numerik bernilai negatif dan aliran air panas dari reservoir cenderung mengalir dari barat ke timur. Dari kajian geologi, lokasi penelitian sama sekali tidak berhubungan dengan aktivitas geologi vulkanik. Panas bumi yang ada di area penelitian diklasifikasikan panas bumi low temperature karena suhunya tidak mencapai 125 °C. Panas bumi yang dihasilkan diduga disebabkan oleh adanya system geopressure .
{"title":"PENDUGAAN RESERVOIR SISTEM PANAS BUMI DENGAN MENGGUNAKAN SURVEY GEOLISTRIK, RESISTIVITAS DAN SELF POTENSIAL (Studi Kasus: Daerah Manifestasi Panas Bumi di Desa Lombang, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep)","authors":"Abdul Basid, Nita Andrini, Sofi Arfiyaningsih","doi":"10.18860/NEU.V7I1.2640","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V7I1.2640","url":null,"abstract":"Meningkatnya kebutuhan energi listrik, berkurangnya produksi dan meningkatnya harga minyak, memacu banyak negara, termasuk Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi. Dari hasil survey dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 217 prospek panasbumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai dari bagian Barat Sumatera, terus ke Pulau Jawa, Bali, Nusatenggara dan kemudian membelok ke arah utara melalui Maluku dan Sulawesi. Jika dihitung potensi daya yang dihasilkan mencapai ±27.000 MWe. Daya sebesar ini membuat Indonesia merupakan Negara yang memiliki 40% potensi panas bumi dunia, tetapi baru 3%. dari potensi panas bumi tersebut dimanfaatkan. Salah satu penelitian untuk mengetahui potensi sebaran panas bumi dilakukan di Desa Lombang Kecamatan Batang Batang Kabupaten Sumenep dengan menggunakan metode Geolistrik konfigurasi dipole-dipole dan Self Potensial (SP). Hasil penelitian dengan metode Geolistrik konfigurasi dipole-dipole menunjukkan bahwa letak air tanah berada pada kedalaman + 15 dan + 20 m di bawah permukaan tanah. Menurut teori gradient geothermal, semakin ke dalam pusat bumi, maka temperaturnya semakin tinggi pula. Demikian dengan prinsip hidrotermal yang seharusnya semakin ke bawah nilai resistivitas air semakin kecil karena konduktivitas air semakin besar . Dengan metode SP diperoleh sebaran data potensial daerah penelitian dengan nilai tertinggi mencapai 90 mV dan terendah -100 mV serta rata-ratanya 0,47 mV. Berdasarkan peta kontur isopotensial yang diperoleh dapat diinterpretasi bahwa daerah penelitian merupakan zona konduktif, yang diduga berasal dari mineral sulfida dalam fluida panas. Hal ini terindikasi dengan rendahnya nilai potensial yang terukur, yang secara numerik bernilai negatif dan aliran air panas dari reservoir cenderung mengalir dari barat ke timur. Dari kajian geologi, lokasi penelitian sama sekali tidak berhubungan dengan aktivitas geologi vulkanik. Panas bumi yang ada di area penelitian diklasifikasikan panas bumi low temperature karena suhunya tidak mencapai 125 °C. Panas bumi yang dihasilkan diduga disebabkan oleh adanya system geopressure .","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"16 1","pages":"57-70"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2014-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78936793","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Energi terbarukan sangatlah diperlukan karena semakin meluasnya krisis energi sehingga memerlukan alternatif selain penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan bioethanol merupakan alternatif yang baik karena banyak kelebihanya. Lemna minor merupakan salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai bioethanol, hal ini dapat dilihat dari kandungan glukosanya yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan waktu dan suhu pada proses hidrolisis terhadap nilai kadar glukosa serta mengetahui hubungan densitas terhadap kadar etanol. Proses ekstrasi glukosa menggunakan perbandingan volume HCl dengan kosentrasi 0,1 N, berat serbuk Lemna minor dan volume aquades yaitu 1:10:100 dengan variasi waktu ekstrasi 60, 90, dan 120 menit pada variasi suhu 60, 70, 80 °C dengan ukuran serbuk 60 mesh. Hasil penelitian ekstrasi hidrolisis terbaik pada menit ke-90 didapatkan panjang gelombang tertinggi 415 nm. Semua glukosa pada ekstrasi 90 menit difermentasi menggunakan bakteri Saccharomiches cerevisiae sebanyak 10% dari volume glukosa dengan waktu 144 jam, setelah fermentasi selesai sampel didestilasi untuk menghilangkan kadar air dan dihasilkan kadar ethanol terbaik 0,47% dengan densitas 0,9345 gr/ml 3 pada panjang gelombang larutan glukosa 316 nm.
{"title":"ANALISIS PENGARUH VARIASI SUHU dan WAKTU PADA PROSES HIDROLISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DALAM PEMANFAATAN Lemna minor SEBAGAI BIOETANOL","authors":"Vivi Mayangsari, Ahmad Abtokhi","doi":"10.18860/neu.v7i1.2635","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/neu.v7i1.2635","url":null,"abstract":"Energi terbarukan sangatlah diperlukan karena semakin meluasnya krisis energi sehingga memerlukan alternatif selain penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan bioethanol merupakan alternatif yang baik karena banyak kelebihanya. Lemna minor merupakan salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai bioethanol, hal ini dapat dilihat dari kandungan glukosanya yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan waktu dan suhu pada proses hidrolisis terhadap nilai kadar glukosa serta mengetahui hubungan densitas terhadap kadar etanol. Proses ekstrasi glukosa menggunakan perbandingan volume HCl dengan kosentrasi 0,1 N, berat serbuk Lemna minor dan volume aquades yaitu 1:10:100 dengan variasi waktu ekstrasi 60, 90, dan 120 menit pada variasi suhu 60, 70, 80 °C dengan ukuran serbuk 60 mesh. Hasil penelitian ekstrasi hidrolisis terbaik pada menit ke-90 didapatkan panjang gelombang tertinggi 415 nm. Semua glukosa pada ekstrasi 90 menit difermentasi menggunakan bakteri Saccharomiches cerevisiae sebanyak 10% dari volume glukosa dengan waktu 144 jam, setelah fermentasi selesai sampel didestilasi untuk menghilangkan kadar air dan dihasilkan kadar ethanol terbaik 0,47% dengan densitas 0,9345 gr/ml 3 pada panjang gelombang larutan glukosa 316 nm.","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"32 1","pages":"16-22"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2014-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86818127","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}