Minyak kemiri sering digunakan sebagai obat tradisional yang digunakan secara topikal, umumnya digunakan untuk merawat rambut dan mengobati luka bakar. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji aktivitas anti luka bakar dari minyak kemiri yang telah diformulasikan dalam bentuk gel. Metode yang digunakan merupakan eksperimental laboratorium dimana minyak kemiri diformulasikan dalam bentuk gel yang mengandung variasi konsentrasi zat aktif 15, 20 dan 25%, kemudian diuji aktivitas anti luka bakar pada tikus yang diinduksi plat panas. Pengamatan waktu penyembuhan luka dilakukan selama 21 hari setiap minggu. Hasil menunjukkan gel minyak kemiri 25% memberikan hasil penyembuhan luka bakar yang hampir sebanding dengan kontrol positif Burnazin®. Seluruh formula gel minyak kemiri memenuhi syarat uji formula dan memiliki aktivitas dalam mengobati luka bakar dan menunjukkan hasil yang signifikan terhadap kelompok uji kontrol negatif. Kata kunci: Aleurites moluccana, aktivitas anti luka bakar, gel
{"title":"Aktivitas Anti Luka Bakar dari Gel Minyak Kemiri (Aleurites moluccana L.) terhadap Tikus Putih (Rattus novergicus)","authors":"Leny Leny, Evi Ekayanti Ginting, Warnus Laia, Ihsanul Hafiz, Jacub Tarigan","doi":"10.24843/jfu.2021.v10.i02.p01","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2021.v10.i02.p01","url":null,"abstract":"Minyak kemiri sering digunakan sebagai obat tradisional yang digunakan secara topikal, umumnya digunakan untuk merawat rambut dan mengobati luka bakar. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji aktivitas anti luka bakar dari minyak kemiri yang telah diformulasikan dalam bentuk gel. Metode yang digunakan merupakan eksperimental laboratorium dimana minyak kemiri diformulasikan dalam bentuk gel yang mengandung variasi konsentrasi zat aktif 15, 20 dan 25%, kemudian diuji aktivitas anti luka bakar pada tikus yang diinduksi plat panas. Pengamatan waktu penyembuhan luka dilakukan selama 21 hari setiap minggu. Hasil menunjukkan gel minyak kemiri 25% memberikan hasil penyembuhan luka bakar yang hampir sebanding dengan kontrol positif Burnazin®. Seluruh formula gel minyak kemiri memenuhi syarat uji formula dan memiliki aktivitas dalam mengobati luka bakar dan menunjukkan hasil yang signifikan terhadap kelompok uji kontrol negatif. \u0000Kata kunci: Aleurites moluccana, aktivitas anti luka bakar, gel","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"52 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77448402","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.24843/jfu.2021.v10.i02.p12
I. M. Kusuma, Samha Aunillah, Yayah Siti Djuhariah
Umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam.) dan beras putih (Oryza sativa L.) diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan krim lulur scrub dari ekstrak etanol ubi jalar ungu dan mengetahui formula yang paling disukai. Umbi ubi jalar ungu diekstraksi dengan pelarut etanol 70% hingga menjadi ekstrak kental. Ekstrak kental tersebut kemudian diformulasikan menjadi sediaan krim lulur scrub yang terbagi atas 3 formula dengan variasi konsentrasi ekstrak yaitu konsentrasi 2% (FI), 4% (FII) dan 6% (FIII) yang masing masing formula ditambahkan serbuk beras putih sebagai bahan scrub. Evaluasi krim lulur scrub meliputi evaluasi mutu fisik (uji organoleptis, homogenitas, tipe krim, daya sebar, viskositas, sifat alir), uji pH, uji stabilitas dipercepat dengan metode cycling test dan uji hedonik (aroma, tekstur, warna, kesan lengket). Hasil evaluasi mutu fisik dan uji stabilitas menunjukkan krim lulur scrub yang diperoleh memiliki mutu dan stabilitas fisik yang baik. Hasil uji hedonik menunjukkan formula I merupakan formula yang paling disukai.
{"title":"Formulasi Krim Lulur Scrub dari Ekstrak Etanol Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam.) dan Serbuk Beras Putih (Oryza sativa L.)","authors":"I. M. Kusuma, Samha Aunillah, Yayah Siti Djuhariah","doi":"10.24843/jfu.2021.v10.i02.p12","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2021.v10.i02.p12","url":null,"abstract":"Umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam.) dan beras putih (Oryza sativa L.) diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan krim lulur scrub dari ekstrak etanol ubi jalar ungu dan mengetahui formula yang paling disukai. Umbi ubi jalar ungu diekstraksi dengan pelarut etanol 70% hingga menjadi ekstrak kental. Ekstrak kental tersebut kemudian diformulasikan menjadi sediaan krim lulur scrub yang terbagi atas 3 formula dengan variasi konsentrasi ekstrak yaitu konsentrasi 2% (FI), 4% (FII) dan 6% (FIII) yang masing masing formula ditambahkan serbuk beras putih sebagai bahan scrub. Evaluasi krim lulur scrub meliputi evaluasi mutu fisik (uji organoleptis, homogenitas, tipe krim, daya sebar, viskositas, sifat alir), uji pH, uji stabilitas dipercepat dengan metode cycling test dan uji hedonik (aroma, tekstur, warna, kesan lengket). Hasil evaluasi mutu fisik dan uji stabilitas menunjukkan krim lulur scrub yang diperoleh memiliki mutu dan stabilitas fisik yang baik. Hasil uji hedonik menunjukkan formula I merupakan formula yang paling disukai.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75107119","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.24843/jfu.2021.v10.i02.p06
Muhammad Alib Batistuta, Annisa Aulia, Paula Mariana Kustiawan
Up to present, many deadly diseases are caused by viral infections. Herbal therapy is a preventive effort made by the community to overcome diseases that come from viruses. Antiviral drug resistance is also the reason people consume herbs from natural ingredients. One of the natural products has the potential to come from kelulut bee products consisting of propolis, pollen, and honey. The kelulut bee or stingless bee is a type of bee that is commonly found in countries with tropical climates such as Indonesia, but there is still little scientific information that examines its potential as an antiviral. This study aims to analyze data on the potential antiviral activity of kelulut bee products through the collection of related articles. The research conducted is a literature review, so the research method is carried out by collecting related articles using search engines such as NCBI, Sciencedirect, and Google Schoolar. Kelulut bee products such as propolis, pollen and honey have potential pharmacological activity as antiviral. This anti-viral activity is due to the presence of compounds such as alkaloids, flavones, apigenin derivatives and other compounds which will be discussed further. Natural products from kelulut bees have potential as an alternative to antiviral therapy. It is also recommended to conduct more in-depth research on the potential of kelulut bee natural products to obtain these therapeutic products.
{"title":"Review : Potensi Aktivitas Anti Virus Dari Produk Alami Lebah Kelulut","authors":"Muhammad Alib Batistuta, Annisa Aulia, Paula Mariana Kustiawan","doi":"10.24843/jfu.2021.v10.i02.p06","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2021.v10.i02.p06","url":null,"abstract":"Up to present, many deadly diseases are caused by viral infections. Herbal therapy is a preventive effort made by the community to overcome diseases that come from viruses. Antiviral drug resistance is also the reason people consume herbs from natural ingredients. One of the natural products has the potential to come from kelulut bee products consisting of propolis, pollen, and honey. The kelulut bee or stingless bee is a type of bee that is commonly found in countries with tropical climates such as Indonesia, but there is still little scientific information that examines its potential as an antiviral. This study aims to analyze data on the potential antiviral activity of kelulut bee products through the collection of related articles. The research conducted is a literature review, so the research method is carried out by collecting related articles using search engines such as NCBI, Sciencedirect, and Google Schoolar. Kelulut bee products such as propolis, pollen and honey have potential pharmacological activity as antiviral. This anti-viral activity is due to the presence of compounds such as alkaloids, flavones, apigenin derivatives and other compounds which will be discussed further. Natural products from kelulut bees have potential as an alternative to antiviral therapy. It is also recommended to conduct more in-depth research on the potential of kelulut bee natural products to obtain these therapeutic products.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82147131","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.24843/jfu.2021.v10.i02.p10
F. Fauziah, Ifora Ifora, Silvi Karlila Sari
Hyperuricemia is a condition where there is an increase in uric acid levels above normal. An increase in the number of leukocytes is also a biological marker of hyperuricemia. The leaves of bilimbi (Averrhoa bilimbi L.) are one of the traditional medicinal plants which contain alkaloids, tannins, steroids, and flavonoid compounds. Flavonoid compounds are thought to inhibit the formation of uric acid in the body. This study investigates the antihyperuricemia activity of the ethyl acetate fraction of bilimbi leaves. The animals were male white mice grouped into six groups: the normal group, negative control, positive control (allopurinol), and the group was given the ethyl acetate fraction of bilimbi leaves at doses of 100, 200, and 400 mg/kg BW. Hyperuricemia induction is by giving high-purine diets and potassium oxonate. The results showed that the variation of the ethyl acetate fraction of bilimbi leaves significantly reduce uric acid levels and the number of leukocyte cells (sig <0.05). Giving ethyl acetate fraction at a dose of 400 mg/kg BW showed the best reduction in uric acid and leukocyte levels.
{"title":"Antihyperuricemia Activity of the Ethyl Acetate Fraction of Bilimbi Leaves (Averrhoa bilimbi L.)","authors":"F. Fauziah, Ifora Ifora, Silvi Karlila Sari","doi":"10.24843/jfu.2021.v10.i02.p10","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2021.v10.i02.p10","url":null,"abstract":"Hyperuricemia is a condition where there is an increase in uric acid levels above normal. An increase in the number of leukocytes is also a biological marker of hyperuricemia. The leaves of bilimbi (Averrhoa bilimbi L.) are one of the traditional medicinal plants which contain alkaloids, tannins, steroids, and flavonoid compounds. Flavonoid compounds are thought to inhibit the formation of uric acid in the body. This study investigates the antihyperuricemia activity of the ethyl acetate fraction of bilimbi leaves. The animals were male white mice grouped into six groups: the normal group, negative control, positive control (allopurinol), and the group was given the ethyl acetate fraction of bilimbi leaves at doses of 100, 200, and 400 mg/kg BW. Hyperuricemia induction is by giving high-purine diets and potassium oxonate. The results showed that the variation of the ethyl acetate fraction of bilimbi leaves significantly reduce uric acid levels and the number of leukocyte cells (sig <0.05). Giving ethyl acetate fraction at a dose of 400 mg/kg BW showed the best reduction in uric acid and leukocyte levels.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90916122","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.24843/jfu.2021.v10.i02.p03
W. Safitri, Rasmala Dewi, Deny Sutrisno
Penyakit hipertensi dalam kehamilan atau preeklampsia merupakan salah satu dari penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada janin dan ibu hamil. Pengobatan untuk hipertensi pada ibu hamil harus aman dan tepat, sehingga pengobatan pada preeklampsia memerlukan perhatian khusus untuk mendapatkan terapi yang efektif dengan biaya yang lebih rasional. Salah satu metodologi yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian farmakoekonomi adalah analisis efektivitas biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan obat yang paling efektif antara metildopa dengan nifedipine secara biaya dan manfaat (outcome) yang dihasilkan pada pasien preeklampsia rawat inap di RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi. Penelitian ini dirancang secara deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif, dengan mengambil data dari rekam medik pasien rawat inap di RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 67 pasien. Dari 67 sampel menunjukkan bahwa penggunaan antihipertensi nifedipine lebih efektif (cost effective) dari penggunaan antihipertensi metildopa pada tahun 2016-2018 di RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi. Dilihat dari nilai ACER pada tahun 2016-2018 secara berurut nifedipine memiliki nilai ACER lebih rendah yaitu tahun 2016 Rp. 6.948, tahun 2017 Rp. 7.035, dan tahun 2018 Rp. 8.572.
妊娠或子痫前期高血压是胎儿和孕妇发病率和死亡率的主要原因之一。产前高血压的治疗必须是安全可靠的,因此子痫前期的治疗需要特别注意以更合理的成本获得有效的治疗。可以用于药理学研究的方法之一是成本效益分析。这项研究的目的是确定在Jambi镇产前住院门诊门诊病人的成本和收益(结果)中最有效的药物使用。这项研究的目的是描述性地通过回溯数据进行研究,从Jambi镇Abdul Manap的住院病人记录中提取数据。这项研究的样本数量为67名患者。在67个样本中,有证据表明,2018年至2018年在Jambi镇prosud H. metildopa使用nifedipine抗高血压更有效。根据2014年至2018年的ACER值计算,nifedipine的ACER分数较低,即2016年6948卢比,2017年7035卢比,2018年8572卢比。
{"title":"Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Metildopa Dibandingkan Dengan Nifedipine Pada Pasien Preeklampsia Rawat Inap Di RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi","authors":"W. Safitri, Rasmala Dewi, Deny Sutrisno","doi":"10.24843/jfu.2021.v10.i02.p03","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2021.v10.i02.p03","url":null,"abstract":"Penyakit hipertensi dalam kehamilan atau preeklampsia merupakan salah satu dari penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada janin dan ibu hamil. Pengobatan untuk hipertensi pada ibu hamil harus aman dan tepat, sehingga pengobatan pada preeklampsia memerlukan perhatian khusus untuk mendapatkan terapi yang efektif dengan biaya yang lebih rasional. Salah satu metodologi yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian farmakoekonomi adalah analisis efektivitas biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan obat yang paling efektif antara metildopa dengan nifedipine secara biaya dan manfaat (outcome) yang dihasilkan pada pasien preeklampsia rawat inap di RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi. Penelitian ini dirancang secara deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif, dengan mengambil data dari rekam medik pasien rawat inap di RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 67 pasien. Dari 67 sampel menunjukkan bahwa penggunaan antihipertensi nifedipine lebih efektif (cost effective) dari penggunaan antihipertensi metildopa pada tahun 2016-2018 di RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi. Dilihat dari nilai ACER pada tahun 2016-2018 secara berurut nifedipine memiliki nilai ACER lebih rendah yaitu tahun 2016 Rp. 6.948, tahun 2017 Rp. 7.035, dan tahun 2018 Rp. 8.572.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90571641","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.24843/jfu.2021.v10.i02.p07
Anita Dewi Permatasari Komarudin, Muhammad Fadhil Ghassani Purnama, Almanita Sari, Elma Nadhifa Mahmada Rizka Sahila, A. Izzati
Kanker payudara merupakan suatu jenis tumor ganas yang berkembang pada sel-sel payudara yang tumbuh secara abnormal. Salah satu agen kemoterapi yang digunakan adalah paclitaxel, namun penggunaannya menimbulkan berbagai efek samping. Maka dari itu, dilakukan pencarian senyawa lain yang dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan dengan efek samping seminimal mungkin. Senyawa oleandrin, oleandrigenin, dan odorosida A yang berasal dari daun tanaman Nerium oleander memiliki potensi menghambat aktivasi fosforilasi melalui jalur yang dimediasi oleh fosfo-STAT-3. Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan senyawa terbaik melalui interaksi molekular dan farmakokinetik senyawa tanaman Nerium oleander. Studi interaksi dilakukan dengan metode penambatan molekuler secara in silico. Selain itu dilakukan juga prediksi absorpsi, distribusi, metabolisme dan toksisitas melalui web PreADMET, serta kesesuaian aturan Lipinski. Senyawa oleandrin memiliki aktivitas farmakokinetik yang baik dengan nilai absorpsi HIA dan Caco2 sebesar 94,293% dan 25,490 nm/s, nilai PPB dan BBB sebesar 82,203% dan 0,046%. Oleandrin memiliki energi ikat sebesar -7,22 kkal/mol dengan konstanta inhibisi sebesar 5,07 µM. Oleandrin tidak memiliki potensi mutagenik tetapi memiliki potensi karsinogenik. Namun, sudah terdapat penelitian secara in vitro yang membuktikan bahwa oleandrin memiliki kemampuan untuk menghambat proliferasi sel tumor dan menstimulasi apoptosis sel tumor.
{"title":"STUDI IN SILICO SENYAWA TANAMAN Nerium oleander TERHADAP STAT-3 PADA KANKER PAYUDARA","authors":"Anita Dewi Permatasari Komarudin, Muhammad Fadhil Ghassani Purnama, Almanita Sari, Elma Nadhifa Mahmada Rizka Sahila, A. Izzati","doi":"10.24843/jfu.2021.v10.i02.p07","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2021.v10.i02.p07","url":null,"abstract":"Kanker payudara merupakan suatu jenis tumor ganas yang berkembang pada sel-sel payudara yang tumbuh secara abnormal. Salah satu agen kemoterapi yang digunakan adalah paclitaxel, namun penggunaannya menimbulkan berbagai efek samping. Maka dari itu, dilakukan pencarian senyawa lain yang dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan dengan efek samping seminimal mungkin. Senyawa oleandrin, oleandrigenin, dan odorosida A yang berasal dari daun tanaman Nerium oleander memiliki potensi menghambat aktivasi fosforilasi melalui jalur yang dimediasi oleh fosfo-STAT-3. Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan senyawa terbaik melalui interaksi molekular dan farmakokinetik senyawa tanaman Nerium oleander. Studi interaksi dilakukan dengan metode penambatan molekuler secara in silico. Selain itu dilakukan juga prediksi absorpsi, distribusi, metabolisme dan toksisitas melalui web PreADMET, serta kesesuaian aturan Lipinski. Senyawa oleandrin memiliki aktivitas farmakokinetik yang baik dengan nilai absorpsi HIA dan Caco2 sebesar 94,293% dan 25,490 nm/s, nilai PPB dan BBB sebesar 82,203% dan 0,046%. Oleandrin memiliki energi ikat sebesar -7,22 kkal/mol dengan konstanta inhibisi sebesar 5,07 µM. Oleandrin tidak memiliki potensi mutagenik tetapi memiliki potensi karsinogenik. Namun, sudah terdapat penelitian secara in vitro yang membuktikan bahwa oleandrin memiliki kemampuan untuk menghambat proliferasi sel tumor dan menstimulasi apoptosis sel tumor.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73814501","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.24843/jfu.2021.v10.i02.p05
Ratu Wifaira Azzahra, Niky Murdaya, Adnan Aly Al Shofwan, Erlangga Ramadan, Savira Dwi Utami
Inflamasi merupakan reaksi alami tubuh untuk melindungi diri dari patogen menyebab penyakit. Interleukin-6 (IL-6) berperan sebagai sitokin pro-inflamasi dan antiinflamasi yang dikeluarkan oleh sel T dan makrofag untuk merangsang respon imun saat terjadi infeksi. Pada penelitian ini, dilakukan studi in silico ekstrak etanol daun kenikir (Cosmos caudatus) sebagai anti-inflamasi yang didasarkan pada afinitas terhadap Interleukin-6 (IL-6) dengan menggunakan metode molecular docking secara in silico. Penelitian ini meliputi simulasi penambatan molekuler kandungan senyawa ekstrak etanol daun kenikir terhadap reseptor IL-6 (PDB ID : 1ALU) dan prediksi profil farmakokinetik dan toksisitas menggunakan server Pre-ADMET. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh empat senyawa potensial, yaitu C1 (Kaempferol), C2 (1-Caffeoylquinic acid, C3 (Procyanidin B1), dan C5 (Quercetin-3-O-pentoside).Keempat senyawa tersebut memiliki nilai ?G dan Ki yang lebih baik dibandingkan dengan ligan alami. Nilai ?G; Ki senyawa uji tersebut, yaitu berturut-turut (-5,29 Kkal/mol; 133,31 uM), (-6,02 Kkal/mol; 38,44 uM), (-5,38 Kkal/mol; 114,24 uM), dan (-5,46 Kkal/mol; 99,50 uM). Hasil PreADMET keempat senyawa tersebut memiliki daya adsorpsi yang baik sehingga dapat dipertimbangkan dalam pembuatan sediaan rute oral. Hasil ames test menunjukkan bahwa C1 dan C2 bersifat mutagenik, sedangkan C3 dan C4 non mutagenik.
{"title":"Molecular Docking Senyawa Ekstrak Etanol Daun Kenikir (Cosmos caudatus) Sebagai Inhibitor Il-6 Dalam Respon Inflamasi","authors":"Ratu Wifaira Azzahra, Niky Murdaya, Adnan Aly Al Shofwan, Erlangga Ramadan, Savira Dwi Utami","doi":"10.24843/jfu.2021.v10.i02.p05","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2021.v10.i02.p05","url":null,"abstract":"Inflamasi merupakan reaksi alami tubuh untuk melindungi diri dari patogen menyebab penyakit. Interleukin-6 (IL-6) berperan sebagai sitokin pro-inflamasi dan antiinflamasi yang dikeluarkan oleh sel T dan makrofag untuk merangsang respon imun saat terjadi infeksi. Pada penelitian ini, dilakukan studi in silico ekstrak etanol daun kenikir (Cosmos caudatus) sebagai anti-inflamasi yang didasarkan pada afinitas terhadap Interleukin-6 (IL-6) dengan menggunakan metode molecular docking secara in silico. Penelitian ini meliputi simulasi penambatan molekuler kandungan senyawa ekstrak etanol daun kenikir terhadap reseptor IL-6 (PDB ID : 1ALU) dan prediksi profil farmakokinetik dan toksisitas menggunakan server Pre-ADMET. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh empat senyawa potensial, yaitu C1 (Kaempferol), C2 (1-Caffeoylquinic acid, C3 (Procyanidin B1), dan C5 (Quercetin-3-O-pentoside).Keempat senyawa tersebut memiliki nilai ?G dan Ki yang lebih baik dibandingkan dengan ligan alami. Nilai ?G; Ki senyawa uji tersebut, yaitu berturut-turut (-5,29 Kkal/mol; 133,31 uM), (-6,02 Kkal/mol; 38,44 uM), (-5,38 Kkal/mol; 114,24 uM), dan (-5,46 Kkal/mol; 99,50 uM). Hasil PreADMET keempat senyawa tersebut memiliki daya adsorpsi yang baik sehingga dapat dipertimbangkan dalam pembuatan sediaan rute oral. Hasil ames test menunjukkan bahwa C1 dan C2 bersifat mutagenik, sedangkan C3 dan C4 non mutagenik.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"64 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75149330","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.24843/jfu.2021.v10.i02.p14
Munawarohthus Sholikha, Nur M, R., M. A.R.
Tyrosinase is an enzyme that plays a role in the formation of skin pigments from a person because it is involved in the process of melanogenesis. Tyrosinase plays a very important role in the skin depigmentation process, there are several attempts to inhibit the skin depigmentation process, one of which is by inhibiting tyrosinase. Research on the leaves and roots of singawalang (Petiveria alliacea) was conducted to determine the potential as a tyrosinase inhibitor. Leaves and root extracts of singawalang were macerated with ethanol, then tested for identification of secondary metabolites. Singawalang leaves extract contains alkaloids, tannins and terpenoids while singawalang root extract contains alkaloids, flavonoids, tannins and terpenoids. Tyrosinase inhibitory activity used the microplate reader ELISA technique at a wavelength of 492 nm. Tests were carried out on kojic acid as a comparison and L-DOPA as a substrate. The results of the tyrosinase inhibition activity test for the extracts of singawalang leaves, singawalang roots and kojic acid, IC50 were 9.817 mg / mL, 4.987 mg / mL and 0.092 mg / mL, respectively.
{"title":"Uji Aktivitas Ekstrak Daun Dan Akar Singawalang (Petiveria alliaceae) Terhadap Penghambatan Tirosinase","authors":"Munawarohthus Sholikha, Nur M, R., M. A.R.","doi":"10.24843/jfu.2021.v10.i02.p14","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2021.v10.i02.p14","url":null,"abstract":"Tyrosinase is an enzyme that plays a role in the formation of skin pigments from a person because it is involved in the process of melanogenesis. Tyrosinase plays a very important role in the skin depigmentation process, there are several attempts to inhibit the skin depigmentation process, one of which is by inhibiting tyrosinase. Research on the leaves and roots of singawalang (Petiveria alliacea) was conducted to determine the potential as a tyrosinase inhibitor. Leaves and root extracts of singawalang were macerated with ethanol, then tested for identification of secondary metabolites. Singawalang leaves extract contains alkaloids, tannins and terpenoids while singawalang root extract contains alkaloids, flavonoids, tannins and terpenoids. Tyrosinase inhibitory activity used the microplate reader ELISA technique at a wavelength of 492 nm. Tests were carried out on kojic acid as a comparison and L-DOPA as a substrate. The results of the tyrosinase inhibition activity test for the extracts of singawalang leaves, singawalang roots and kojic acid, IC50 were 9.817 mg / mL, 4.987 mg / mL and 0.092 mg / mL, respectively.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89951547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.24843/jfu.2021.v10.i02.p15
Riga Riga, E. H. Hakim
Artocarpus heterophyllus merupakan salah satu tumbuhan yang dilaporkan menghasilkan beragam senyawa yang bersifat sitotoksik dan antibakteri. Selain melakukan studi kimia terhadap tumbuhan alaminya, eksplorasi terkait kajian fitokimia tumbuhan ini dapat dilakukan terhadap jamur endofitik yang berkolonisasi dengan tumbuhan A. heterophyllus. Tujuan penelitian ini adalah melakukan uji aktivitas antibakteri dan sitotoksik ekstrak EtOAC jamur endofitik yang berkolonisasi dengan daun A. heterophyllus. Tahapan dari penelitian ini terdiri dari inokulasi, sub-kultur, kultivasi jamur endofitik yang dilanjutkan dengan ekstraksi, uji aktivitas biologi dan uji kandungan kimia dari ekstrak etil asetat jamur Colletotrichum gloeosporioides yang diisolasi dari daun A. heterophyllus. Hasil uji sitotoksik menunjukkan bahwa ekstrak EtOAc jamur bersifat aktif terhadap sel murin leukemia P-388 dengan nilai IC50 18,97 µg/mL. Hasil uji antibakteri juga menunjukkan bahwa ekstrak EtOAc mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan keempat bakteri uji dengan rentang zona hambat 4,3 – 14,3 mm. Untuk infomasi bagi kita semua bahwa penelitian terkait kajian sifat antibakteri dan sitotoksik dari jamur yang hidup pada daun A. heterophyllus baru pertama kali dilakukan pada kesempatan ini.
{"title":"Aktivitas Sitotoksik dan Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Jamur Endofitik Colletotrichum gloeosporioides","authors":"Riga Riga, E. H. Hakim","doi":"10.24843/jfu.2021.v10.i02.p15","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2021.v10.i02.p15","url":null,"abstract":"Artocarpus heterophyllus merupakan salah satu tumbuhan yang dilaporkan menghasilkan beragam senyawa yang bersifat sitotoksik dan antibakteri. Selain melakukan studi kimia terhadap tumbuhan alaminya, eksplorasi terkait kajian fitokimia tumbuhan ini dapat dilakukan terhadap jamur endofitik yang berkolonisasi dengan tumbuhan A. heterophyllus. Tujuan penelitian ini adalah melakukan uji aktivitas antibakteri dan sitotoksik ekstrak EtOAC jamur endofitik yang berkolonisasi dengan daun A. heterophyllus. Tahapan dari penelitian ini terdiri dari inokulasi, sub-kultur, kultivasi jamur endofitik yang dilanjutkan dengan ekstraksi, uji aktivitas biologi dan uji kandungan kimia dari ekstrak etil asetat jamur Colletotrichum gloeosporioides yang diisolasi dari daun A. heterophyllus. Hasil uji sitotoksik menunjukkan bahwa ekstrak EtOAc jamur bersifat aktif terhadap sel murin leukemia P-388 dengan nilai IC50 18,97 µg/mL. Hasil uji antibakteri juga menunjukkan bahwa ekstrak EtOAc mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan keempat bakteri uji dengan rentang zona hambat 4,3 – 14,3 mm. Untuk infomasi bagi kita semua bahwa penelitian terkait kajian sifat antibakteri dan sitotoksik dari jamur yang hidup pada daun A. heterophyllus baru pertama kali dilakukan pada kesempatan ini.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86362345","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-04DOI: 10.24843/jfu.2021.v10.i02.p13
Putu Rika rika Veryanti, I. M. Kusuma, E. Ramadhina
Shigella dysenteriae dan Salmonella thypi merupakan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran cerna. Kawista banyak ditemui di Indonesia dan dapat dijadikan terapi alternatif untuk mengatasi diare. Kandungan kimia yang terdapat pada kulit buah kawista diduga dapat berkhasiat sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah kawista (Limonia acidissima) terhadap bakteri Shigella dysenteriae dan Salmonella thypi. Tahap penelitian diawali dengan proses ekstrasi kulit buah kawista melalui metode maserasi, menggunakan pelarut metanol. Selanjutnya, dilakukan penapisan fitokimia dan pengujian aktivitas antibakteri. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah kawista menggunakan metode difusi cakram dalam berbagai konsentrasi, yaitu 5%, 10%, 20%, 40% dan 80% ekstrak. Uji aktivitas antibakteri diukur berdasarkan diameter daerah hambat (DDH) yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah kawista, semakin kuat aktivitas antibakteri yang diberikan. Pada konsentrasi 5%, rata-rata DDH untuk bakteri Shigella dysenteriae dan Salmonella thypi masing-masing adalah 7,91 mm dan 7,73 mm. Pada konsentrasi 80%, ekstrak memiliki aktivitas antibakteri yang paling kuat dengan rata-rata DDH 21,42 mm pada Shigella dysenteriae dan 20,93 mm pada Salmonella thypi. Ekstrak kulit buah kawista (Limonia acidissima) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Shigella dysenteriae dan Salmonella thypi.
{"title":"Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Kulit Buah Kawista (Limonia acidissima) terhadap Shigella dysenteriae dan Salmonella thypi","authors":"Putu Rika rika Veryanti, I. M. Kusuma, E. Ramadhina","doi":"10.24843/jfu.2021.v10.i02.p13","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2021.v10.i02.p13","url":null,"abstract":"Shigella dysenteriae dan Salmonella thypi merupakan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran cerna. Kawista banyak ditemui di Indonesia dan dapat dijadikan terapi alternatif untuk mengatasi diare. Kandungan kimia yang terdapat pada kulit buah kawista diduga dapat berkhasiat sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah kawista (Limonia acidissima) terhadap bakteri Shigella dysenteriae dan Salmonella thypi. Tahap penelitian diawali dengan proses ekstrasi kulit buah kawista melalui metode maserasi, menggunakan pelarut metanol. Selanjutnya, dilakukan penapisan fitokimia dan pengujian aktivitas antibakteri. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah kawista menggunakan metode difusi cakram dalam berbagai konsentrasi, yaitu 5%, 10%, 20%, 40% dan 80% ekstrak. Uji aktivitas antibakteri diukur berdasarkan diameter daerah hambat (DDH) yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah kawista, semakin kuat aktivitas antibakteri yang diberikan. Pada konsentrasi 5%, rata-rata DDH untuk bakteri Shigella dysenteriae dan Salmonella thypi masing-masing adalah 7,91 mm dan 7,73 mm. Pada konsentrasi 80%, ekstrak memiliki aktivitas antibakteri yang paling kuat dengan rata-rata DDH 21,42 mm pada Shigella dysenteriae dan 20,93 mm pada Salmonella thypi. Ekstrak kulit buah kawista (Limonia acidissima) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Shigella dysenteriae dan Salmonella thypi.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87509308","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}