Pub Date : 2020-12-27DOI: 10.24843/jfu.2020.v09.i02.p04
Burhan Maarif
ABSTRACT Neuroinflamation is a neurodegenerative disease caused by estrogen deficiency. Marsilea crenata Presl. is a plant that contains phytoestrogens, which are compounds that can replace the function of estrogen in maintaining cell homeostasis in the brain. The purpose of this study was to predict the antineuroinflammatory effect of 96% ethanol extract of cultivated Marsilea crenata Presl. leaves in HMC3 microglia cells through activated ER measurements, and observed using the immunocytochemistry method. IFN? is induced into cells 24 hours before treatment to cause an inflammatory condition. 96% ethanol extract of cultivated Marsilea crenata Presl. leaves is given at a dose of 62.5; 125; and 250 ?g/ml. Genistein 50 ?m was used as a positive control. The results showed that 96% ethanol extract of cultivated Marsilea crenata Presl. leaves at doses of 125 and 250 ?g/ml can decrease free ER? expression with values ??of 814,216 and 573,190 AU at p <0.05, and shows an increase in the amount of activated ER?. From these results it can be concluded that the 96% ethanol extract of cultivated Marsilea crenata Presl. leaves provides a potential antineuroinflammatory effect shown by the decreasing of free ER? expression on HMC3 microglia cells with 250 ?g/ml as the best dose. Keywords: antineuroinflammation; ER?; phytoestrogens; Marsilea crenata Presl.; HMC3 microglia cells ABSTRAK Neuroinflamasi merupakan penyakit neurodegeneratif yang disebabkan defisiensi estrogen. Marsilea crenata Presl. merupakan tumbuhan yang mengandung fitoestrogen, yaitu senyawa yang dapat menggantikan fungsi estrogen dalam menjaga homeostasis sel di dalam otak. Tujuan penelitian ini adalah untuk memprediksi efek antineuroinflamasi dari ekstrak etanol 96% daun Marsilea crenata Presl. budidaya pada sel mikroglia HMC3 melalui pengukuran ER teraktivasi, dan diamati menggunakan metode immunocytochemistry. IFN? diinduksikan ke dalam sel 24 jam sebelum perlakuan untuk menimbulkan kondisi inflamasi. Ekstrak etanol 96% daun Marsilea crenata Presl. budidaya diberikan dengan dosis 62.5; 125; dan 250 ?g/ml. Genistein 50 ?m digunakan sebagai kontrol positif. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% daun Marsilea crenata Presl. budidaya dengan dosis 125 dan 250 ?g/ml dapat menurunkan ekspresi ER? bebas dengan nilai 814.216 dan 573.190 AU pada p<0.05, serta menunjukkan peningkatan jumlah ER? teraktivasi. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 96% daun Marsilea crenata Presl. budidaya memberikan efek antineuroinflamasi yang potensial ditunjukkan dengan penurunan ekspresi ER? bebas pada sel mikroglia HMC3 dengan 250 ?g/ml sebagai dosis terbaik. Kata kunci: antineuroinflamasi, ER?, fitoestrogen, Marsilea crenata Presl., sel mikroglia HMC3
神经炎症是一种由雌激素缺乏引起的神经退行性疾病。马氏菌。是一种含有植物雌激素的植物,这种化合物可以取代雌激素在维持大脑细胞稳态中的作用。本研究的目的是预测96%乙醇提取物的抗神经炎作用。通过活化内质网测量HMC3小胶质细胞中的叶片,并用免疫细胞化学方法观察。干扰素吗?在治疗前24小时被诱导进入细胞引起炎症。96%乙醇提取液。叶子的剂量为62.5;125;250g /ml。染料木黄酮50 μ m作为阳性对照。结果表明,96%乙醇提取液中含有丰富的黄芪多糖。125g /ml和250g /ml剂量可降低游离ER?有值的表达式??814,216和573,190 AU (p <0.05),活化ER?的数量增加。结果表明,96%乙醇提取液的提取效果较好。叶提供了一种潜在的抗神经炎症作用,通过减少游离ER?以250 μ g/ml为最佳剂量,在HMC3小胶质细胞上表达。关键词:antineuroinflammation;呃?;植物雌激素;马蹄莲;【摘要】神经性炎症、神经退行性阳痿、糖尿病和雌激素缺乏。马氏菌。Merupakan tumbuhan Yang mengandung fitestrogen, yitu senyawa Yang dapat menggantikan funsi estrogen, dalam menjaga稳态seldi dalam otaak。杜鹃白藜芦醇对神经炎症的抗炎作用为96%。budidaya pada selmikglia HMC3 melalui penguin ererteraktivasi, dan diamati menggunakan方法免疫细胞化学。干扰素吗?Diinduksikan ke dalam sel 24 jam sebelum perlakuan untuk menmenbulkan kondisi inflamasi。estrak乙醇96%,Marsilea crenatata Presl。Budidaya diberikan dengan dosis 62.5;125;丹250g /ml。染料木黄酮50 ?哈西尔梅农朱克根巴瓦ekstrak乙醇96%黎明马氏菌。budidaya dengan剂量125丹250 ?g/ml达帕特孟努伦坎咖啡ER?bebas dengan nilai 814.216和573.190,p<0.05, serta menunjukkan peningkatan jumlah ER?teraktivasi。Dari hasil ini dapat dispulpulkan bahwa ekstrak etanol 96% daum silea crenatata Presl。budidaya成员抗神经炎症阳潜能双竹酮,丹参,丹参,丹参?贝贝斯帕达尔·米克罗利亚HMC3登甘250 ?g/ml塞巴加伊剂量。Kata kunci:抗神经炎症,ER?,雌性激素,马蹄莲。,小胶质细胞HMC3
{"title":"Efek Antineuroinflamasi Ekstrak Etanol 96% Daun Marsilea crenata Presl. Budidaya Papda Sel Mikroglia HMC3","authors":"Burhan Maarif","doi":"10.24843/jfu.2020.v09.i02.p04","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2020.v09.i02.p04","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Neuroinflamation is a neurodegenerative disease caused by estrogen deficiency. Marsilea crenata Presl. is a plant that contains phytoestrogens, which are compounds that can replace the function of estrogen in maintaining cell homeostasis in the brain. The purpose of this study was to predict the antineuroinflammatory effect of 96% ethanol extract of cultivated Marsilea crenata Presl. leaves in HMC3 microglia cells through activated ER measurements, and observed using the immunocytochemistry method. IFN? is induced into cells 24 hours before treatment to cause an inflammatory condition. 96% ethanol extract of cultivated Marsilea crenata Presl. leaves is given at a dose of 62.5; 125; and 250 ?g/ml. Genistein 50 ?m was used as a positive control. The results showed that 96% ethanol extract of cultivated Marsilea crenata Presl. leaves at doses of 125 and 250 ?g/ml can decrease free ER? expression with values ??of 814,216 and 573,190 AU at p <0.05, and shows an increase in the amount of activated ER?. From these results it can be concluded that the 96% ethanol extract of cultivated Marsilea crenata Presl. leaves provides a potential antineuroinflammatory effect shown by the decreasing of free ER? expression on HMC3 microglia cells with 250 ?g/ml as the best dose. \u0000Keywords: antineuroinflammation; ER?; phytoestrogens; Marsilea crenata Presl.; HMC3 microglia cells \u0000ABSTRAK \u0000Neuroinflamasi merupakan penyakit neurodegeneratif yang disebabkan defisiensi estrogen. Marsilea crenata Presl. merupakan tumbuhan yang mengandung fitoestrogen, yaitu senyawa yang dapat menggantikan fungsi estrogen dalam menjaga homeostasis sel di dalam otak. Tujuan penelitian ini adalah untuk memprediksi efek antineuroinflamasi dari ekstrak etanol 96% daun Marsilea crenata Presl. budidaya pada sel mikroglia HMC3 melalui pengukuran ER teraktivasi, dan diamati menggunakan metode immunocytochemistry. IFN? diinduksikan ke dalam sel 24 jam sebelum perlakuan untuk menimbulkan kondisi inflamasi. Ekstrak etanol 96% daun Marsilea crenata Presl. budidaya diberikan dengan dosis 62.5; 125; dan 250 ?g/ml. Genistein 50 ?m digunakan sebagai kontrol positif. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% daun Marsilea crenata Presl. budidaya dengan dosis 125 dan 250 ?g/ml dapat menurunkan ekspresi ER? bebas dengan nilai 814.216 dan 573.190 AU pada p<0.05, serta menunjukkan peningkatan jumlah ER? teraktivasi. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 96% daun Marsilea crenata Presl. budidaya memberikan efek antineuroinflamasi yang potensial ditunjukkan dengan penurunan ekspresi ER? bebas pada sel mikroglia HMC3 dengan 250 ?g/ml sebagai dosis terbaik. \u0000Kata kunci: antineuroinflamasi, ER?, fitoestrogen, Marsilea crenata Presl., sel mikroglia HMC3","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"62 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85753627","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-27DOI: 10.24843/jfu.2020.v09.i02.p05
Arie Dharma Putra Nugraha
Bau dapat dibedakan menjadi dua yaitu bau enak dan tidak sedap, bau yang tidak diharapkan tentunya bau tidak sedap, yang dapat memberikan dampak buruk yaitu terganggunya penciuman dan bersifat menyesakkan. Bau yang tidak sedap dapat berasal dari tempat lembab.Tingginya kekayaan hayati di Indonesia, memiliki peluang besar untuk memanfaatkannya sebagai produk pewangi alami. Salah satu produk pewangi dan penyerap bau tidak sedap (absorbent) yaitu memanfaatkan biji kopi robusta (Coffea robusta). Salah satu komponen biji kopi robusta yang jarang dimanfaatkan yaitu kulit ari kopi yang didapatkan saat proses sangrai. Seluruh komponen biji kopi terbukti memiliki kandungan volatile yang tinggi dan beragam, melihat kulit ari kopi yang jarang dimanfaatkan, maka dilakukan ekstraksi minyak atsiri dari kulit ari kopi robusta dengan pelarut metanol. Analisis minyak atsiri yang digunakan yaitu dengan metode GC-MS, menyatakan bahwa dalam ekstrak kulit ari biji kopi robusta komponen volatile yang terdapat dalam ekstrak kulit ari biji kopi robusta yaitu trans-Caryophyllene (1,4.56%), Germacrene D (2, 3.59%), alpha-Farnesene (3, 4.35%) dan Pentan-1,3-dioldiisobutyrate (4, 10.22%). Banyaknya komponen volatile, menunjukan bahwa kulit ari kopi robusta dapat potensial dimanfaatkan massal di masyarakat.
气味可以被定义为一种令人愉快和不愉快的气味,一种意想不到的气味,当然是一种不愉快的气味,它会产生一种可怕的气味,也就是气味的麻痹和过度疲劳。不愉快的气味可能来自潮湿的地方。印度尼西亚丰富的生物财富,有很大的机会将其作为一种天然香水产品。一种使用罗布斯塔咖啡种子(咖啡)的香水和难闻的吸收剂。罗布斯塔咖啡豆中很少使用的一种成分是烘焙过程中获得的咖啡皮。咖啡豆的所有成分都被证明是高度不稳定的,因为咖啡的皮很少被利用,所以从罗布塔咖啡皮中提取挥发性油与甲醇溶剂。即使用的精油用GC-MS方法,分析指出,阿里皮提取物中罗布斯塔咖啡豆提取物中不稳定的成分阿里罗布斯塔咖啡豆的皮肤trans-Caryophyllene(1.4。(56%),Germacrene D (2, 3 . 59%), alpha-Farnesene(3、4 . 35%)和Pentan-1,3-dioldiisobutyrate(22%) 4、10。易挥发性成分的丰富表明,罗布斯塔咖啡的表皮有可能被广泛利用。
{"title":"Identifikasi Komponen Volatile Kulit Ari Biji Kopi (Coffea robusta) Guna Optimalisasi Kebermanfaatan","authors":"Arie Dharma Putra Nugraha","doi":"10.24843/jfu.2020.v09.i02.p05","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2020.v09.i02.p05","url":null,"abstract":"Bau dapat dibedakan menjadi dua yaitu bau enak dan tidak sedap, bau yang tidak diharapkan tentunya bau tidak sedap, yang dapat memberikan dampak buruk yaitu terganggunya penciuman dan bersifat menyesakkan. Bau yang tidak sedap dapat berasal dari tempat lembab.Tingginya kekayaan hayati di Indonesia, memiliki peluang besar untuk memanfaatkannya sebagai produk pewangi alami. Salah satu produk pewangi dan penyerap bau tidak sedap (absorbent) yaitu memanfaatkan biji kopi robusta (Coffea robusta). Salah satu komponen biji kopi robusta yang jarang dimanfaatkan yaitu kulit ari kopi yang didapatkan saat proses sangrai. Seluruh komponen biji kopi terbukti memiliki kandungan volatile yang tinggi dan beragam, melihat kulit ari kopi yang jarang dimanfaatkan, maka dilakukan ekstraksi minyak atsiri dari kulit ari kopi robusta dengan pelarut metanol. Analisis minyak atsiri yang digunakan yaitu dengan metode GC-MS, menyatakan bahwa dalam ekstrak kulit ari biji kopi robusta komponen volatile yang terdapat dalam ekstrak kulit ari biji kopi robusta yaitu trans-Caryophyllene (1,4.56%), Germacrene D (2, 3.59%), alpha-Farnesene (3, 4.35%) dan Pentan-1,3-dioldiisobutyrate (4, 10.22%). Banyaknya komponen volatile, menunjukan bahwa kulit ari kopi robusta dapat potensial dimanfaatkan massal di masyarakat.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77820924","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-27DOI: 10.24843/jfu.2020.v09.i02.p02
Rini Meliawati
Drug shortages has been global problem since 2000s until now, and it become in serious condition by the presence of the pandemic COVID-19. The main causes of drug shortages were economic and regulation, business problem, manufacture and supply chain. During this pandemic, the main causes of drug shortages are many pharmaceutical industries closures due to quarantine, logistical problems caused by border closure, export bans, quarantine of exporting active subtances and drugs’countries, increased demand and pilling up. However, this problem has been overcome by making policies and good cooperation between governments, regulatory institution and the pharmaceutical industry throughout the world. Several policies like increasing production capacity, restrict quantity of drugs purchased by the public, facilitate the process of industrial license and making a systems such as i-SPOC (Industry Single Point of Contact). It is expected to reduce drugs shortages problem during this pandemic.
{"title":"Kebijakan Industri Farmasi pada Masa Pandemi COVID-19","authors":"Rini Meliawati","doi":"10.24843/jfu.2020.v09.i02.p02","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2020.v09.i02.p02","url":null,"abstract":"Drug shortages has been global problem since 2000s until now, and it become in serious condition by the presence of the pandemic COVID-19. The main causes of drug shortages were economic and regulation, business problem, manufacture and supply chain. During this pandemic, the main causes of drug shortages are many pharmaceutical industries closures due to quarantine, logistical problems caused by border closure, export bans, quarantine of exporting active subtances and drugs’countries, increased demand and pilling up. However, this problem has been overcome by making policies and good cooperation between governments, regulatory institution and the pharmaceutical industry throughout the world. Several policies like increasing production capacity, restrict quantity of drugs purchased by the public, facilitate the process of industrial license and making a systems such as i-SPOC (Industry Single Point of Contact). It is expected to reduce drugs shortages problem during this pandemic.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"67 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80038827","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-27DOI: 10.24843/jfu.2020.v09.i02.p01
Andi Tendriani Safitri
Kulit durian (Durio zibethinus Murr) merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai pengobatan. Kulit durian memiliki kandungan metabolit sekunder yaitu flavonoid yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Bakteri yang menjadi penyebab terjadinya jerawat adalah Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus. Ekstrak diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak etanol kulit durian yang diperoleh dibuat dalam 3 seri konsentrasi 10%, 15% dan 25% kemudian diujikan pada bakteri propionibacterium acnes dan staphylococcus aureus. Nilai KHM pada bakteri Propionibacterium acnes yang diperoleh adalah 10% dengan luas zona hambat yang terbentuk sebesar 7,5 mm ± 0,4 mm. 15% dengan luas zona hambat yang terbentuk sebesar 7,7 mm ± 0,3 mm. 25% dengan luas zona hambat yang terbentuk sebesar 8,4 mm ± 0,2 mm sedangkan Nilai KHM pada bakteri Staphylococcus aureus yang diperoleh adalah 10% dengan luas zona hambat yang terbentuk sebesar 8,11 mm ± 0,4 mm. 15% dengan luas zona hambat yang terbentuk sebesar 8,11 mm ± 0,3 mm. 25% dengan luas zona hambat yang terbentuk sebesar 8,8 mm ± 0,5 mm. berdasarkan hasil penelitian ekstrak etanol kulit durian memiliki aktivitas terhadap Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus. Kata kunci: Durio zibethinus Murr , Acne, Propionibacterium acnes,Staphylococcus aureus
{"title":"Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Kulit Durian (Durio zibethinus Murr.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus","authors":"Andi Tendriani Safitri","doi":"10.24843/jfu.2020.v09.i02.p01","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2020.v09.i02.p01","url":null,"abstract":"Kulit durian (Durio zibethinus Murr) merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai pengobatan. Kulit durian memiliki kandungan metabolit sekunder yaitu flavonoid yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Bakteri yang menjadi penyebab terjadinya jerawat adalah Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus. Ekstrak diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak etanol kulit durian yang diperoleh dibuat dalam 3 seri konsentrasi 10%, 15% dan 25% kemudian diujikan pada bakteri propionibacterium acnes dan staphylococcus aureus. Nilai KHM pada bakteri Propionibacterium acnes yang diperoleh adalah 10% dengan luas zona hambat yang terbentuk sebesar 7,5 mm ± 0,4 mm. 15% dengan luas zona hambat yang terbentuk sebesar 7,7 mm ± 0,3 mm. 25% dengan luas zona hambat yang terbentuk sebesar 8,4 mm ± 0,2 mm sedangkan Nilai KHM pada bakteri Staphylococcus aureus yang diperoleh adalah 10% dengan luas zona hambat yang terbentuk sebesar 8,11 mm ± 0,4 mm. 15% dengan luas zona hambat yang terbentuk sebesar 8,11 mm ± 0,3 mm. 25% dengan luas zona hambat yang terbentuk sebesar 8,8 mm ± 0,5 mm. berdasarkan hasil penelitian ekstrak etanol kulit durian memiliki aktivitas terhadap Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus. \u0000Kata kunci: Durio zibethinus Murr , Acne, Propionibacterium acnes,Staphylococcus aureus","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84259322","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-27DOI: 10.24843/jfu.2020.v09.i02.p06
M. Jaya
Background: Drugs crushed using mortar is indeed already assessed according the procedure and maintained stability of the cure. But this process requires a relatively long that made some pharmacies preparing medications using a tablet crusher machine. There is a possibility of crushed using a tablet crusher will reduce the stability of certain types of drugs if direct contact with the metal blender machine. Purpose: the variable examined was the stability of the region, namely drug comparison of levels of a drug that dipreparasi uses a tablet crusher and mortar in the primary health care facility pharmacies. Methods: UV-VIS spectrophotometry. Results: the maximum wavelength of klorfeniramine maleate acquired was 261.5 nm and paracetamol is 247.7 nm. % recovery of klorfeniramine maleate raw is ± 2.8% whereas 99.82 on paracetamol is 2.09% ± 100.17. The result of the calculation precision value was obtained by tests at on klorfeniramine maleate is 0.76% whereas on paracetamol is 1.13%. LOD and LOQ of klorfeniramine maleate is 3.20 ± 0.05 and 0.15 ± 9.7 while the LOD and LOQ of paracetamol is 0.38 ± 0.22 and 1.16 ± 0.56. Preparation of comparative test results time crushed with a levels has been made aware that the value of significance test of the Mann Whitney absence of difference levels of drugs that are dipreparasi using mortars and tablet crusher. Conclusion: Drug Crushed with tablet crusher and with mortar does not have the difference statistically. Keyword: blender, crusher, mortars, stability
{"title":"Perbandingan Stabilitas Obat Racikan Yang Dipreparasi Menggunakan Mortir Dan Tablet Crusher Di Apotek Sarana Pelayanan Kesehatan Primer","authors":"M. Jaya","doi":"10.24843/jfu.2020.v09.i02.p06","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2020.v09.i02.p06","url":null,"abstract":"Background: Drugs crushed using mortar is indeed already assessed according the procedure and maintained stability of the cure. But this process requires a relatively long that made some pharmacies preparing medications using a tablet crusher machine. There is a possibility of crushed using a tablet crusher will reduce the stability of certain types of drugs if direct contact with the metal blender machine. Purpose: the variable examined was the stability of the region, namely drug comparison of levels of a drug that dipreparasi uses a tablet crusher and mortar in the primary health care facility pharmacies. Methods: UV-VIS spectrophotometry. Results: the maximum wavelength of klorfeniramine maleate acquired was 261.5 nm and paracetamol is 247.7 nm. % recovery of klorfeniramine maleate raw is ± 2.8% whereas 99.82 on paracetamol is 2.09% ± 100.17. The result of the calculation precision value was obtained by tests at on klorfeniramine maleate is 0.76% whereas on paracetamol is 1.13%. LOD and LOQ of klorfeniramine maleate is 3.20 ± 0.05 and 0.15 ± 9.7 while the LOD and LOQ of paracetamol is 0.38 ± 0.22 and 1.16 ± 0.56. Preparation of comparative test results time crushed with a levels has been made aware that the value of significance test of the Mann Whitney absence of difference levels of drugs that are dipreparasi using mortars and tablet crusher. Conclusion: Drug Crushed with tablet crusher and with mortar does not have the difference statistically. \u0000Keyword: blender, crusher, mortars, stability","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"155 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91549935","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kapas (Gossypium barbadense L.) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi dapat dikembangkan menjadi agen antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan antibakteri senyawa kimia di dalam ekstrak etanol daun kapas terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes yang ditandai dengan terbentuknya zona hambat. Ekstraksi daun kapas dilakukan secara maserasi menggunakan etanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar dengan teknik sumuran dan ekstrak uji dibuat seri konsentrasi. Kromatografi lapis tipis (KLT) bioautografi dan pereaksi kromogenik digunakan dalam identifikasi golongan senyawa yang mempunyai aktivitas antibakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kapas dengan konsentrasi 50% memberikan daya hambat terbesar terhadap Staphylococcus epidermidis dengan diameter 12,28±0,63 mm sedangkan ekstrak etanol 70% memberikan aktivitas terbesar terhadap Propionibacterium acnes dengan diameter 11,40±0,32 mm. Golongan senyawa yang diduga bertanggung jawab terhadap aktivitas antibakteri yaitu golongan flavonoid. Kata kunci: Antibakteri, Daun Kapas (Gossypium barbadense L.), Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis
{"title":"Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Kapas (Gossypium barbadense L.) terhadap Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes","authors":"Akhmad Khumaidi, Arsa Wahyu Nugrahani, Febriani Gunawan","doi":"10.24843/jfu.2020.v09.i01.p08","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2020.v09.i01.p08","url":null,"abstract":"Kapas (Gossypium barbadense L.) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi dapat dikembangkan menjadi agen antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan antibakteri senyawa kimia di dalam ekstrak etanol daun kapas terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes yang ditandai dengan terbentuknya zona hambat. Ekstraksi daun kapas dilakukan secara maserasi menggunakan etanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar dengan teknik sumuran dan ekstrak uji dibuat seri konsentrasi. Kromatografi lapis tipis (KLT) bioautografi dan pereaksi kromogenik digunakan dalam identifikasi golongan senyawa yang mempunyai aktivitas antibakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kapas dengan konsentrasi 50% memberikan daya hambat terbesar terhadap Staphylococcus epidermidis dengan diameter 12,28±0,63 mm sedangkan ekstrak etanol 70% memberikan aktivitas terbesar terhadap Propionibacterium acnes dengan diameter 11,40±0,32 mm. Golongan senyawa yang diduga bertanggung jawab terhadap aktivitas antibakteri yaitu golongan flavonoid. \u0000Kata kunci: Antibakteri, Daun Kapas (Gossypium barbadense L.), Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis ","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73743820","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-26DOI: 10.24843/jfu.2020.v09.i01.p06
I. Sukmawati, Made Krisna Adi Jaya, D. A. Swastini
Typhoid is a global health problem especially in developing countries, one of which is in Indonesia. The incidence of antibiotic resistance in typhoid therapy can occur due to inappropriate use of antibiotics. This study aims to determine patterns of antibiotic use as well as the quality and quantity of antibiotic use in typhoid therapy in one of the provincial government hospitals in Bali. This study was an observational study conducted retrospectively which was analyzed using the Gyssens and ATC/DDD methods. The research data were taken from the medical records of patients in the January-December 2019 period that met the inclusion criteria. The results showed that of the 40 total antibiotics prescribing, ceftriaxone was the most widely used antibiotic for typhoid therapy. The quality of antibiotic use as much as 40% is stated rational (category 0), while the other 60% is irrational (categories I-VI) which includes the use of antibiotics with incorrect interval of administration (IIB; 5%), the use of antibiotics that is too long (IIIA; 40%), the use of antibiotics that are too short (IIIB; 5%), there are other antibiotics that are more effective (IVA; 5%), and there are other antibiotics that are less toxic/safer (IVB; 5%). The quantity of antibiotic use was stated more than WHO standards which includes the use of ceftriaxone at 83.80 DDD/100 patient days; levofloxacin at 27.47 DDD/100 patient days; and azithromycin at 3.52 DDD/100 patient days. The results of this study are expected to be a consideration for the hospital as a material for evaluation and improvement in order to improve the rationality of antibiotic use.
{"title":"Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Tifoid Rawat Inap di Salah Satu Rumah Sakit Pemerintah Provinsi Bali dengan Metode Gyssens dan ATC/DDD","authors":"I. Sukmawati, Made Krisna Adi Jaya, D. A. Swastini","doi":"10.24843/jfu.2020.v09.i01.p06","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2020.v09.i01.p06","url":null,"abstract":"Typhoid is a global health problem especially in developing countries, one of which is in Indonesia. The incidence of antibiotic resistance in typhoid therapy can occur due to inappropriate use of antibiotics. This study aims to determine patterns of antibiotic use as well as the quality and quantity of antibiotic use in typhoid therapy in one of the provincial government hospitals in Bali. This study was an observational study conducted retrospectively which was analyzed using the Gyssens and ATC/DDD methods. The research data were taken from the medical records of patients in the January-December 2019 period that met the inclusion criteria. The results showed that of the 40 total antibiotics prescribing, ceftriaxone was the most widely used antibiotic for typhoid therapy. The quality of antibiotic use as much as 40% is stated rational (category 0), while the other 60% is irrational (categories I-VI) which includes the use of antibiotics with incorrect interval of administration (IIB; 5%), the use of antibiotics that is too long (IIIA; 40%), the use of antibiotics that are too short (IIIB; 5%), there are other antibiotics that are more effective (IVA; 5%), and there are other antibiotics that are less toxic/safer (IVB; 5%). The quantity of antibiotic use was stated more than WHO standards which includes the use of ceftriaxone at 83.80 DDD/100 patient days; levofloxacin at 27.47 DDD/100 patient days; and azithromycin at 3.52 DDD/100 patient days. The results of this study are expected to be a consideration for the hospital as a material for evaluation and improvement in order to improve the rationality of antibiotic use.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78573040","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-27DOI: 10.24843/jfu.2019.v08.i01.p04
I. Subagia
Penyakit maag atau gastritis merupakan suatu keadaan pendarahan atau peradangan mukosa lambung yang bersifat akut maupun kronis. Pengembangan sediaan emulsi ekstrak kunyit sebagai obat maag karena kandungan kurkumin pada ekstrak kunyit bersifat tidak larut dalam air dan kunyit memiliki rasa yang agak pahit. Penggunaan Pulvis Gummi Arabicum (PGA) sebagai emulgator karena dapat menghasilkan emulsi yang sangat stabil. Variasi konsentrasi PGA yaitu 25% dan 30%. Kedua formula yang dibuat memiliki warna coklat, berbau khas aroma mint, dan bertekstur kental. Nilai rheologi dan viskositas mengikuti Pseudoplastis. Pengujian redispersi pada formula 1 dan formula 2 menunjukkan 3 kali pengocokan pada formula 1 dan 2 kali pengocokan pada formula 2 untuk sediaan dapat terdispersi kembali secara homogen. Pada pengukuran pH Formula F1 memiliki pH 4,7, sedangkan formula F2 memiliki pH 4,79. Pengujian tipe emulsi dilakukan dengan metode pengenceran pada kedua formula menunjukkan tipe minyak dalam air. Pada penelitian ini konsentrasi 30% menghasilkan emulsi yang baik dengan waktu terdispersi kembali lebih cepat dibandingkan konsentrasi 25%. Berdasarkan hasil penelitian, bertambahnya konsentrasi emulgator PGA menghasilkan emulsi yang lebih baik.
{"title":"Optimasi Konsentrasi Pulvis Gummi Arabicum (PGA) sebagai Emulgator Formulasi Emulsi Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma longa)","authors":"I. Subagia","doi":"10.24843/jfu.2019.v08.i01.p04","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2019.v08.i01.p04","url":null,"abstract":"Penyakit maag atau gastritis merupakan suatu keadaan pendarahan atau peradangan mukosa lambung yang bersifat akut maupun kronis. Pengembangan sediaan emulsi ekstrak kunyit sebagai obat maag karena kandungan kurkumin pada ekstrak kunyit bersifat tidak larut dalam air dan kunyit memiliki rasa yang agak pahit. Penggunaan Pulvis Gummi Arabicum (PGA) sebagai emulgator karena dapat menghasilkan emulsi yang sangat stabil. Variasi konsentrasi PGA yaitu 25% dan 30%. Kedua formula yang dibuat memiliki warna coklat, berbau khas aroma mint, dan bertekstur kental. Nilai rheologi dan viskositas mengikuti Pseudoplastis. Pengujian redispersi pada formula 1 dan formula 2 menunjukkan 3 kali pengocokan pada formula 1 dan 2 kali pengocokan pada formula 2 untuk sediaan dapat terdispersi kembali secara homogen. Pada pengukuran pH Formula F1 memiliki pH 4,7, sedangkan formula F2 memiliki pH 4,79. Pengujian tipe emulsi dilakukan dengan metode pengenceran pada kedua formula menunjukkan tipe minyak dalam air. Pada penelitian ini konsentrasi 30% menghasilkan emulsi yang baik dengan waktu terdispersi kembali lebih cepat dibandingkan konsentrasi 25%. Berdasarkan hasil penelitian, bertambahnya konsentrasi emulgator PGA menghasilkan emulsi yang lebih baik.","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"50 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76638903","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-27DOI: 10.24843/jfu.2019.v08.i01.p03
Dede Jerry Sartika Putra
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Granul dengan bahan pengikat PVP memiliki sifat alir yang baik, sudut diam yang minimum, menghasilkan fines lebih sedikit dan daya kompaktibilitasnya lebih baik. Variasi konsentrasi polivinil pirolidon (PVP) yang digunakan yaitu 1%, 3%, 5%. Pembuatan tablet menggunakan metode granulasi basah. Uji kelembapan menujukkan bahwa ketiga formula memenuhi persyaratan dengan rentang 2- 5%. Distribusi ukuran partikel ketiga formula baik karena keseragaman ukuran granul telah seragam. Uji laju alir menunjukkan bahwa ketiga formula memenuhi persyaratan yaitu >10 gram/detik. Uji sudut diam hanya dipenuhi oleh formula 1 yaitu kurang dari ?30o. Uji kompresibilitas granul memenuhi persyaratan yakni kurang dari 20%. Tablet yang dihasilkan berbentuk bundar cembung, bau aromatik, dan warna coklat kehitaman. Uji kerapuhan ketiga formula sudah memenuhi syarat yaitu dibawah 1%. Uji keseragaman bobot dalam sediaan tablet ketiga formula yang dibuat telah memenuhi syarat. Waktu hancur yang diperoleh tidak memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 15 menit. Penggunaan bahan pengikat polivinil pirolidon (PVP) konsentrasi 1% menghasilkan granul pada konsentrasi tersebut telah menghasilkan granul yang terstandar dan memiliki waktu hancur paling kecil.
{"title":"Penggunaan Polivinill Pirolidon (PVP) Sebagai Bahan Pengikat Pada Formulasi Tablet Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.)","authors":"Dede Jerry Sartika Putra","doi":"10.24843/jfu.2019.v08.i01.p03","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2019.v08.i01.p03","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Granul dengan bahan pengikat PVP memiliki sifat alir yang baik, sudut diam yang minimum, menghasilkan fines lebih sedikit dan daya kompaktibilitasnya lebih baik. Variasi konsentrasi polivinil pirolidon (PVP) yang digunakan yaitu 1%, 3%, 5%. Pembuatan tablet menggunakan metode granulasi basah. Uji kelembapan menujukkan bahwa ketiga formula memenuhi persyaratan dengan rentang 2- 5%. Distribusi ukuran partikel ketiga formula baik karena keseragaman ukuran granul telah seragam. Uji laju alir menunjukkan bahwa ketiga formula memenuhi persyaratan yaitu >10 gram/detik. Uji sudut diam hanya dipenuhi oleh formula 1 yaitu kurang dari ?30o. Uji kompresibilitas granul memenuhi persyaratan yakni kurang dari 20%. Tablet yang dihasilkan berbentuk bundar cembung, bau aromatik, dan warna coklat kehitaman. Uji kerapuhan ketiga formula sudah memenuhi syarat yaitu dibawah 1%. Uji keseragaman bobot dalam sediaan tablet ketiga formula yang dibuat telah memenuhi syarat. Waktu hancur yang diperoleh tidak memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 15 menit. Penggunaan bahan pengikat polivinil pirolidon (PVP) konsentrasi 1% menghasilkan granul pada konsentrasi tersebut telah menghasilkan granul yang terstandar dan memiliki waktu hancur paling kecil. \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78922761","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-27DOI: 10.24843/jfu.2019.v08.i01.p07
P. P. P. Dewi
ABSTRACT Atherosclerosis is a chronic inflammatory disease that begins with endothelial dysfunction, it caused fat accumulation and plaque growth in the inner arteries walls. Endothelial dysfunction will activate the Nuclear Factor Kappa B (NF-kB) pathway involving IKK proteins. Terpinen4-ol is constituent found in the bangle (Zingiber cassumunar) rhizome. The purpose of this study were to determine the affinity and mechanisms of terpinen-4-ol against IKK protein as anti-inflammatory in atherosclerosis performed using molecular docking method. The docking result are assessed from the binding energy and hydrogen bonds formed between terpinen-4-ol and protein. The result showed that terpinen-4-ol has activity in inhibiting the inflammatory process because it is able to disturb IKK protein with bond energy values -4.89 kcal/mol. The molecular mechanism in inhibiting the activity of IKK protein through the formation of hydrogen bonds in these proteins. These result show that terpinen-4-ol has the potential to inhibiting inflammatory process and it caused the formation of atherosclerotic plaque can be obstructed. Keywords: Atherosclerosis, Terpinen-4-ol, Molecular Docking, In Silico
动脉粥样硬化是一种始于内皮功能障碍的慢性炎症性疾病,它引起动脉内壁脂肪堆积和斑块生长。内皮功能障碍会激活涉及IKK蛋白的核因子κ B (NF-kB)通路。松油烯醇是在生姜根茎中发现的成分。本研究的目的是通过分子对接方法确定松油烯-4-醇对动脉粥样硬化中IKK蛋白的亲和力及其抗炎机制。根据松油烯-4-醇与蛋白质之间形成的结合能和氢键来评价对接结果。结果表明,松油烯-4-醇能够干扰IKK蛋白,其键能为-4.89 kcal/mol,具有抑制炎症过程的活性。通过形成氢键抑制IKK蛋白活性的分子机制。这些结果表明,松油烯-4-醇具有抑制炎症过程的潜力,它所引起的动脉粥样硬化斑块的形成可以被阻塞。关键词:动脉粥样硬化;松油烯-4-醇;分子对接
{"title":"Molecular Docking Terpinen-4-ol pada Protein IKK sebagai Antiinflamasi pada Aterosklerosis secara In Silico","authors":"P. P. P. Dewi","doi":"10.24843/jfu.2019.v08.i01.p07","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jfu.2019.v08.i01.p07","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000 \u0000Atherosclerosis is a chronic inflammatory disease that begins with endothelial dysfunction, it caused fat accumulation and plaque growth in the inner arteries walls. Endothelial dysfunction will activate the Nuclear Factor Kappa B (NF-kB) pathway involving IKK proteins. Terpinen4-ol is constituent found in the bangle (Zingiber cassumunar) rhizome. The purpose of this study were to determine the affinity and mechanisms of terpinen-4-ol against IKK protein as anti-inflammatory in atherosclerosis performed using molecular docking method. The docking result are assessed from the binding energy and hydrogen bonds formed between terpinen-4-ol and protein. The result showed that terpinen-4-ol has activity in inhibiting the inflammatory process because it is able to disturb IKK protein with bond energy values -4.89 kcal/mol. The molecular mechanism in inhibiting the activity of IKK protein through the formation of hydrogen bonds in these proteins. These result show that terpinen-4-ol has the potential to inhibiting inflammatory process and it caused the formation of atherosclerotic plaque can be obstructed. \u0000 \u0000Keywords: Atherosclerosis, Terpinen-4-ol, Molecular Docking, In Silico","PeriodicalId":17752,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Udayana","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84045136","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}